PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM MILL) DI KABUPATEN JEMBER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM MILL) DI KABUPATEN JEMBER"

Transkripsi

1 PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM MILL) DI KABUPATEN JEMBER Bagus Rangga Sta dan Syamsul Had Alumn Fakultas Pertanan, Unverstas Muhammadyah Jemer Staf Pengajar Fakultas Pertanan, Unverstas Muhammadyah Jemer Emal: ABSTRACT The purpose of ths study nclude: ) measurng the level of farm productvty and comparng among the tomato usness scale, and ) to dentfy factors that nfluence the tomato farm producton n Jemer. Ths research has een conducted n Jemer, coverng fve Dstrct of samples, namely: Ledokomo, Sumerjame, Ajung, Pant and Umulsar. The data used are prmary data and secondary data. Prmary data were otaned from ntervews wth tomato farmers are guded y a lst of questons that had een developed prevously. Whle the secondary data otaned from the lterature and agences assocated wth ths research. Analyss of the data used nclude quanttatve descrptve analyss and regresson naturally assumng that the relatonshp etween the ndependent varales () and dependent varale (Y) s a Co- Douglas producton functon. The fnal concluson s that: ) The average productvty of farmng tomatoes n Jemer dstrct, whch conssts of land productvty amounted to ku / ha, laor productvty of Kg / JKP, and productvty costs y Kg / USD. Based strata land area, dd not show any dfferences n laor productvty and costs and ut on land productvty among usness scale narrow and wde, showed a hghly sgnfcant dfference n the confdence level of 99%, and ) the factors that affect sgnfcantly to namely the producton of land, laor and seed, whle the fertlzers, pestcdes and pestcde effect no sgnfcant effect on farm producton of tomatoes n Jemer. Keywords: Productvty, Producton, and comparsons etween the scale of farmng PENDAHULUAN Sektor pertanan mencakup su sektor tanaman ahan makanan, perkeunan, pertanan, perkanan dan kehutanan, d mana saat n sektor n menyumang penyerapan tenaga kerja aru setap tahunnya (40%) dan mash menjad tumpuan hdup ag seagan esar angkatan kerja d Indonesa, ahkan keutuhan akan pangan nasonal mash menumpukan harapan pada sektor pertanan (BIN, 0). Seaga negara yang memlk dua musm, seenarnya potens Indonesa seaga penghasl produk-produk unggulan hortkultura hampr tdak memlk pesang. Artnya Indonesa memlk kekayaan sumerdaya komodtas pertanan yang tngg serta ketersedaan lahan pertanan yang leh luas. Besarnya potens sektor pertanan dtunjukkan oleh kontrusnya terhadap PDB Nasonal pada tahun 00 sektor pertanan erkontrus sektar mlar rupah dan terus menngkat hngga pada tahun 04 yatu seesar Rp mlar. Konds n mengndkaskan ahwa nla PDB Indonesa selama perode tahun mengalam penngkatan yang sgnfkan seagmana yang tampak pada Gamar. dengan rata-rata nla PDB konstan d Indonesa tahun dasar 00 mencapa Rp mlar rupah per tahun. JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06 67

2 Produktvtas (ton/ha) 03 produktvtas tomat kemal menngkat menjad 6,6 ton/ha, akan tetap pada tahun 04 mengalam penurunan menjad 5,5 ton/ha dengan tngkat pertumuhan setap tahunnya seesar,93% seagamana yang tampak pada Gamar.. Ket: *) angka sementara ; **) angka sangat sementara Gamar. PDB Atas Dasar Harga Konstan d Indonesa Tahun Tahun Dasar 00 (Mlar Rupah) Sementara tu, kontrus tanaman hortkultura terhadap sektor pertanan selama perode tahun mengalam fluktuatf, dmana pada tahun 00 yatu sektar,55% terhadap sektor pertanan dan menngkat pada tahun 0 yatu seesar,08%, nla kontrus tanaman hortkultura termasuk tomat (Lycoperscon esculentum Mll.) terhadap sektor pertanan palng rendah, terjad pada tahun 03 dan 04 yatu seesar 0,9%, dengan rata-rata kontrus seesar,35 per tahun%. Tomat (Lycoperscon esculentum Mll.) adalah komodtas unggulan hortkultura yang mempunya nla ekonoms pentng d Indonesa (Drektorat Jenderal Hortkultura, 03). Buah tomat anyak dmanfaatkan seaga sayuran, umu masak, uah meja, mnuman, dan seaga ahan aku ndustr msalnya duat saus, ahan pewarna makanan, dan kosmetk. Tomat juga seaga sumer gz. Nla gz setap 00 gram uah tomat masak mengandung 0 kalor, g proten,0,3 g lemak, 4, g karohdrat, 500 SI (satuan nternasonal) vtamn A, 0,06 mg vtamn B, 40 mg vtamn C, 5 mg kalsum, 6 mg fosfor, 0,5 mg es, dan 94 g ar (Cahyono, 008). Produktvtas tomat d Indonesa mengalam fenomena yang erfluktuatf, dmana pada tahun 00 mencapa 4,58 ton/ha dan pada tahun 0 menngkat seesar 6,65 ton/ha, namun pada tahun 0 produktvtas tomat mengalam penurunan menjad seesar 5,75 ton/ha dan pada tahun Tahun Gamar. Perkemangan Produktvtas Tanaman Tomat d Indonesa Tahun (BPS, 05) Ternyata yang mengalam perkemanga yang fluktuatf ukan sekedar produktf tomat, tetap perkemangan luas lahan dan produksnya mengalam fenomana yang sama pada perode tahun (BPS, 05). Hal n dtunjukkan luas panen tanaman tomat pada tahun 00 yatu seesar 6.54 ha mengalam penurunan penurunan seesar -,6% pada tahun 04 yatu seluas ha. Adapun produks tomat pada tahun 00 seesar ton, kemudan mengalam penurunan seesar -6,35% pada tahun 04. Selama perode n, Indonesa harus melakukan mpor tomat dar Negara Malaysa, Thaland dan Sngapura rata-rata seesar 0,9% (94 ton) dan Indonesa menjad nportr tomat teresar keenam d ASEAN, sedang Sngapura menempat urutan pertama. Tetap pada perode yang sama, Indonesa juga menjad negara eksportr tomat d ASEAN meskpun memerkan kontrus seesar 3,05% dar total volume ekspor tomat, dan Malaysa menjad negara eksportr tomat nomor pertama d ASEAN yang kontrusnya mencapa 94,54% (8.448 ton) (Deptan, 05). 68 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06

3 Tael. Perandngan Luas Panen, Produks, Produktvtas Tanaman Tomat D Kaupaten Jemer Tahun Tahun Luas Panen Pertumuhan Produks (ku) Pertumuhan Produktvta s (ku/ha) Pertumuhan (%) (ha) (%) (%) , , ,57,64-3, , ,8 30,4 34, , ,0 68,83 6, , ,64 86,58 5,80 Rata-rata 3-8, ,77 47,76 38,74 Sumer: Dnas Pertanan Ka. Jemer, 05 Sejalan dengan fenoemana d atas ketersedaan pangan tomat tdak terlalu menjad hal yang perlu dkhawatrkan meskpun serngkal terjad kenakan harga tomat cukup sgnfkan akat kekurangan stok produks. Tetap yang terjad pada tahun 06 harga tomat d tngkat petan mengalam penururan drasts dar Rp / kg hngga menjad Rp 500 Rp 000 per klogram dalam htungan eerapa mnggu. Konds nlah yang patut dkhawatrkan akan erdampak pada lemahnya motvas petan untuk kemal menanam tomat pada lahanya, sehngga dapat menguranya luas tanam dan produks tomat. Fenomena turunnya harga tomat d tngkat petan n terjad hampr seluruh pelosok d Indonesa termasuk d Kaupaten Jemer. Menurut Dnas Pertanan Kaupaten Jemer (05) ahwa areal pertanaman tomat d Kaupaten Jemer selama kurun waktu mencapa luas.5 ha yang tersear d 8 wlayah kecamatan dar 3 kecamatan yang ada d Kaupaten Jemer dengan rata-rata produks seanyak 0.04 kw per tahun dan rata-rata produktvtas seesar 47,76 kw/ha tap tahunnya. Pada Tael. menunjukkan ahwa perkemangan produks dan produktvtas tomat d Kaupaten Jemer mengalam fluktuas, sedangkan perkemangan luas panen setap tahunnya cenderung mengalam penurunan selama perode yang sama. Tael pada prnspnya tdak perlu dkhawatrkan secara erlehan akan menurunnya produks tomat d Kaupaten Jemer. Penggunaan teknolog yang tepat dan ketersedaan dan harga nput yang terjangkau serta proteks harga produk yang terjamn dengan penetapan harga dasar (floor prce), maka supplay tomat d Kaupaten Jemer akan memenuh keutuhan lokal. Hal n dseakan petan mash cenderung memutuskan untuk tetap mengusahakan lahannya untuk dtanam tomat dengan asums sejumlah luas tanam tetap sepert pada musm atau tahun seelumnya. Berdasarkan latar elakang d atas maka dapat drumuskan masalah seaga erkut: ) Seerapa esar tngkat produktvtas usahatan tomat d Kaupaten Jemer dan adakah ada peredaan produktvtas usahatan tomat d antara skala usahatan?, dan ) Faktor-faktor apa yang mempengaruh produks usahatan tomat d Kaupaten Jemer?. Oleh karena tu, tujuan peneltan n adalah ) Mengetahu tngkat produktvtas usahatan tomat dan peredaan produktvtas usahatan tomat antar skala usahatan, dan ) Menentukan faktor-faktor yang mempengaruh produks usahatan tomat d Kaupaten Jemer. METODE PENELITIAN Jens yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf kuanttatf dengan pendekatan teknk surve (Nazr, 985). Peneltan n telah dlaksanakan d Kaupaten Jemer yang terhadap lma Kecamatan sampel, yatu: Ledokomo, Sumerjame, Ajung, Pant dan Umulsar secara purposve samplng erdasarkan pertmangan d wlayah kecamatan terseut merupakan sentra produks tomat terluas pertama hngga kelma d Kaupaten Jemer. Data yang dgunakan adalah data prmer dan data sekunder, dmana data prmer dperoleh dar wawancara langsung dengan petan tomat yang erpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dsusun seelumnya. JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06 69

4 H 0: Ha: Sementara data sekunder dperoleh dar eraga lteratur dan nstans yang erkatan dengan peneltan n. Waktu peneltan mengena analss usahatan tomat akan dlaksanakan pada ulan Feruar, tahun 06. Sampel dtentukan menggunakan metode proportoned random samplng yatu pengamlan sampel secara acak dan proposonal seesar 0 % petan tomat dar setap kecamatan dengan total sampel seanyak 60 orang responden (Sngarmun, 987). Selan tu untuk menentukan responden strateg pengemangan menggunakan key nforman, yatu seseorang yang danggap ahl dalam melakukan uddaya dan pemasaran tomat. Untuk menjawa tujuan pertama tentang esernya tngkat produkstvtas dan peredaan produktvtas antar skala usahatan tomat dgunakan dgunakan pendekatan Average Physcal Product (APP) dan uj eda rata-rata menggunakan uj t dengan formulas (Boedono, 98): d mana: APP = produks rata-rata per satuan nput TPP = produks total Y = output = nput yang dgunakan Dalam peneltan n, produktvtas yang duj terdr dar produktvtas lahan, produktvtas tenaga kerja, dan produktvtas aya dan secara matemats dformulaskan seaga erkut: APP TPP APP Q Y, APP, APP 3 3 d mana: APP x = produktvtas untuk nput = nput yang dgunakan, dmana = lahan, = tenaga kerja, 3 = aya produks Dalam Pengujan hpotess n, secara umum hpotess yang dajukan adalah: Tdak ada peredaan tngkat produktvtas antar strata luas lahan usahatan tomat, atau μ = μ Ada peredaan tngkat produktvtas antar strata luas lahan usahatan tomat, atau μ μ Apala H 0 enar, maka krtera pengamlan keputusan adalah: Q f ( ) Q Jka t htung t tael, maka dapat dnyatakan ahwa peredaan antar kedua kelompok skala usahatan terseut secara statstk tdak sgnfkan. Akan tetap, apala terukt ahwa t htung t tael, maka dar uj t terseut dhaslkan kesmpulan memutuskan ahwa H 0 dtolak. Untuk mengetahu kelompok manakah yang ereda secara sgnfkan, maka perlu dlakukan pengujan leh lanjut dengan Uj Least Sgnfcance Dfferent (LSD). Hal n dseakan, pengertan secara statstk menggunakan uj t tdak memerkan seerapa esar derajat eda antara rata-rata kelompok yang satu dengan rata-rata kelompok lannya dan manakah yang menunjukkan peredaan. Untuk tu, dgunakan uj t dua arah. Pengujan dlakukan dengan mempergunakan rumus seaga erkut : ( ) ( x x) t ( n ) S ( n ) S n n n n d mana : S dan = jumlah grup (kelompok yang dperandngkan = total pengamatan = derajat eas antara grup = (k-) Menurut Supranto (00) untuk mengetahu perandngan produktvtas dengan ndkator tertentu (yatu produktvtas aktual yang dcapa petan dandngkan dengan produktvtas nasonal, produktvtas d tngkat Jawa Tmur, dan produktvtas d Kaupaten Jemer) dgunakan metode uj-z satu rata-rata dengan rumus seaga erkut : d mana : N Z = harga yang dhtung dan x 0 thtung S n dan n x dan x htung > ttael, maka: Ho dtolak ttael, maka: Ho dterma x Z 0 htung menunjukkan nla standar devas pada dstrus normal (tael Z) = rata-rata nla yang dperoleh dar hasl pengumpulan data = rata-rata nla yang dhpotesskan 70 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06

5 = standar devas populas yang telah dketahu N = jumlah populas peneltan Untuk menguj hpotess kedua, tentang faktor-faktor yang erpengaruh terhadap produks usahatan tomat, dgunakan pendekatan analss regres erganda dengan asums ahwa entuk huungan antara varael eas ( ) dengan varael terkat (Y ) merupakan fungs produks Co-Douglas. Huungan antara varael dan Y terseut secara matematk drumuskan seaga erkut (Sutarso, 00) : k Y 0 k e Dduga faktor-faktor yang erpengaruh terhadap produks usahatan tomat adalah luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah t, jumlah pupuk, jumlah pestsda, dan pengalaman petan ertan tomat. Secara matematk, persamaan taksran fungs produks dengan model regres adalah: ˆ Y 0 d mana : Ŷ = estmator dar Y = produks usahatan tomat (ku) = luas lahan (ha) = tenaga kerja (JKP) 3 = jumlah t (atang) 4 = jumlah pupuk (kg) 5 = Jumlah pestsda (Rp) 6 = Manajeral (th) 0 = konstanta (ntersep).,,, 6 = koefsen regres varael eas Untuk memudahkan pendugaan persamaan terseut d atas, maka persamaan terseut duah menjad entuk lner erganda dengan cara melogartmakan. Persamaan regres dnyatakan dalam entuk persamaan logartma dengan langan natural e =,788, sehngga persamaannya menjad : ln Y In 0 In... kin k In e d mana: Y = varael terkat (dependent varael) = varael eas (ndependent varael) β 0,,, k = koefsen regres =,,, n = nomor oservas j =,,, k = nomor varael Estmas terhadap entuk huungan datas adalah: ln Yˆ ln 0 ln ln k In k d mana: Ŷ = estmator dar Y 0 = estmator dar,,, k masng-masng adalah estmator dar,,, k 0 u = In Y In Ŷ = estmator dar kesalahan pengganggu (u) Pengujan terhadap hpotess yang dajukan dalam analss untuk kepentngan estmas dan nterprestasnya melput : a) Pengujan keerartan koefsen regres parsal secara keseluruhan H 0: semua koefsen regres dar faktorfaktor yang erpengaruh terhadap produks tdak ereda nyata dengan nol, atau Ha: palng tdak salah satu koefsen regres dar faktor-faktor yang erpengaruh terhadap produks ereda nyata dengan nol, atau j 0 Pengujan hpotess dlakukan secara statstk menggunakan uj F dengan formulas seaga erkut : F htung Jka F ht kuadrat tengah regres kuadrat tengah ssa F > F ( ; n k ), ( ; n k ), d mana : n = jumlah oservas k = jumlah varael eas maka H maka H 0 dterma 0 dtolak ) Pengujan keerartan koefsen regres parsal secara ndvdual Untuk faktor yang erpengaruh postf terhadap produks yang dajukan hpotess statstk seaga erkut : H 0: Koefsen regres dar faktor produks yang erpengaruh terhadap produks tdak ereda atau sama dengan nol, atau β j = 0. Ha: Koefsen regres dar faktor produks yang erpengaruh terhadap produks tdak sama dengan nol, atau β j 0. JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06 7

6 c) Untuk faktor yang erpengaruh negatf terhadap produks yang dajukan hpotess statstk seaga erkut: H 0: Koefsen regres dar faktor produks yang erpengaruh terhadap produks tdak ereda atau sama dengan nol, atau β j 0. Ha: Koefsen regres dar faktor produks yang erpengaruh terhadap produks tdak sama dengan nol, atau β j < 0. d) Pengujan hpotess dlakukan secara statstk dengan uj-t seaga erkut : t htung d mana j * j S * j j adalah j dengan hpotess nol, dan standar eror dar j. yang sesua S j t, maka H ( ;n k ) 0 Jka t ht >t adalah HASIL DAN PEMBAHASAN Produktvtas Usahatan Tomat d Kaupaten Dalam proses produks usahatan tomat pada akhrnya harus dlhat dar produktvtas yang dperoleh petan, hal n dmaksudkan untuk melhat tngkat produktvtas tomat. Untuk mengetahu ratarata produktvtas usahatan tomat dapat dlhat pada Tael. Tael menunjukkan ahwa rata-rata produktvtas lahan usahatan tomat pada musm tanam tahun 06 d Kaupaten Jemer seesar 53,6 ku/ha. Sementara, untuk rata-rata produktvtas tenaga kerja dan produktvtas aya masng-masng adalah seesar 4,906 kg/jkp dan 0,00047 kg/rupah aya yang dkeluarkan. Dtnjau dar skala usahatan menunjukkan ahwa produktvtas lahan rata-rata yang dhaslkan oleh petan dengan skala usahatan sempt relatf leh tngg jka dandngkan dengan petan luas. Produktvtas lahan usahatan tomat golongan petan sempt seesar 8,43 ku/ha, sedangkan golongan petan luas seesar 5,76 ku/ha. Konds n dseakan karena petan dengan skala usahatan sempt dapat mengalokaskan nput produksnya sesua dengan keutuhan tanaman ahkan rata-rata d awah anjuran. Artnya petan dengan skala usahatan sempt leh terampl dalam pengelolaan usahatan tomat dandngkan dengan skala usahatan luas. Terukt pada Tael ahwa produktvtas tenaga kerja skala usahatan sempt relatf leh tngg dandngkan dengan golongan skala usatan luas masng-masng seesar 4,998 kg/jkp dan 4,84 kg/jkp. Demkan pula rata-rata produktvtas aya usahatan tomat menunjukkan ahwa skala usahatan luas leh efsen yatu seesar 0,00046 kg/rp dandng dengan skala usahatan sempt yatu seesar 0,00048 kg/rp. Hasl peneltan Nento, Hald, dan Indran (03) d Kaupaten Bone Bolango ahwa produktvtas tomat mencapa 9,0 ha/ha. Tael.Rata-rata Produktvtas Lahan, Tenaga Kerja dan Baya per Hektar Usahatan Tomat d Kaupaten Jemer Tahun 06 No. ( ;n k ), maka H 0dtolak Produktvtas dterma Skala Usahatan Sempt Luas Rata-rata Total Lahan (ku/ha) 8,48 5,76 53,6 Tenaga Kerja (kg/jkp) 4,998 4,80 4,906 3 Baya (kg/rp) 0, , ,00047 Sumer: Data prmer Dolah, tahun 06 Artnya jka dandngkan dengan hasl peneltan n, tngkat produktvtas usahatan tomat d daerah peneltan n jauh leh rendah. Tetap jka dandngkan dengan hasl peneltan Fadl (04) tentang usahatan tomat d Kelurahan Boyaoge Kecamatan Tatanga Kota Palu, maka produktvtas lahan d daerah peneltan n mash leh tngg, dmana tngkat produktvtas usahatan tomat hasl rset oleh Fadl hanya mencapa 3,5 ton/ha. Untuk mengetahu peredaan produktvtas antar skala usahatan tomat d 7 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06

7 Kaupaten Jemer yang menggunakan uj t dua arah tersaj pada Tael 3. Berdasarkan uj t dua arah yang dtunjukkan pada Tael 3, dapat dketahu ahwa perandngan produktvtas antar skala luas usahatan tomat antara lan: ) Perandngan produktvtas lahan tomat d antara skala usatan menunjukkan ahwa peredaan sangat sgnfkan pada taraf kepercayaan 99% antara golongan petan sempt dengan luas. Adanya peredaan antar golongan terseut dseakan karena jumlah nput yang dgunakan relatf tdak sama dalam erusahatan tomat. Produktvtas lahan untuk skala usahatan sempt leh esar dandngkan dengan skala usahatan luas. Hal n kemungknan dseakan skala usahatan leh ntensf dalam mengatur jarak tanam, penggunaan sarana produks dan penggunaan tenaga kerjanya, ) Berdasarkan produktvtas tenaga kerja antar skala usahatan menunjukkan ahwa skala usahatan sempt leh esar dalam penggunaan tenaga kerja, yatu sektar 4,998 kg/jkp, sementara untuk skala usahatan luas sektar 4,80 kg/jkp. Produktvtas tenaga kerja d antara strata petan menunjukkan peredaan yang tdak sgnfkan pada taraf uj 0% antar skala usaha, dan 3) Bahwa pengguunaan aya produks oleh petan erskala sempt leh esar dandngkan dengan skala luas yatu masng-masng seesar Rp /ha dan Rp ,- /ha. Artnya esarnya aya produks usahatan tomat d daerah peneltan n jauh leh tngg dandngkan dengan hasl rset oleh Fadl (04) d Kota Palu yatu seanyak Rp ,7/ha. Tael 3.Hasl Analss Uj Beda LSD Terhadap Produktvtas Usahatan Tomat No. Produktvtas Strata Sgnfkans Dfference. Lahan (ku/ha) Sempt Luas 0,000 *** 55,7303. Tenaga Kerja (kg/jkp) Sempt Luas 0,584 ns 0, Baya (kg/rp) Sempt Luas 0,309 ns -0, Keterangan: Pengujan hpotess menggunakan uj-t dua arah, d mana *** menyatakan sgnfkan masng-masng pada tngkat kepercayaan 99%, dan ns: tdak sgnfkan pada taraf kepercayaan 90% Sumer: Data Prmer Dolah, Tahun 06 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06 73

8 Tael 4. Hasl Analss Regres Fungs Produks Co-Douglas Usahatan Tomat Varael Parameter Koefsen Regres T Konstanta β 0-5,933,48 ** Luas Lahan ( ) β -0,483,87 ** Tenaga Kerja ( ) β 0,647 4,78 *** Bt ( 3) β 3 0,539 4,890 *** Pupuk ( 4) β 4 0,063 0,83 ns Pestsda ( 5) β 5-0,045 0,76 ns Manajeral ( 6) β 6-0,66 0,838 ns Std. Error Estmas Se 0,08 R Square R 0,786 Adjusted R Square 0,76 R Berganda R 0,886 F-Rato 3,494 *** j R 0,555 n 60 Keterangan: Pengujan hpotess menggunakan uj-t dua arah, d mana **, *** menyatakan sgnfkan masng-masng pada tngkat kepercayaan 95%, 99%, dan ns: tdak sgnfkan pada taraf kepercayaan 90% Sumer: Data prmer dolah, tahun 06 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produks Usahatan Tomat Pada proses produks merupakan proses mengolah nput untuk menghaslkan arang (output), dmana jumlah output akan dpengaruh oleh esar atau keclnya nput dan teknolog yang dgunakan. Huungan antara jumlah penggunaan nput dan jumlah output yang dhaslkan, dengan tngkat teknolog tertentu dseut fungs produks. Faktor Produks serng pula dseut dengan koranan produks, karena faktor produks terseut dkorankan untuk menghaslkan produks. Untuk menghaslkan suatu produk, maka dperlukan pengetahuan huungan antara faktor produks (nput) dan produk (output). Dalam usahatan tomat faktor-faktor produks dduga erupa luas lahan, tenaga kerja, t, pupuk, pestsda dan manajeral. Berdasarkan hasl analss regres fungs produks maka, persamaan fungs produks lner usahatan tomat dapat drumuskan : ln Y 5,933 0,483 ln 0,647 ln 0,539 ln 3 0,063 ln 4 0,045 ln 5 0,66 ln 6 Persamaan lner terseut dmasukkan sehngga fungs produks codouglas usahatan tomat seaga erkut: Y,003 0,483 0,647 0, ,063 0,045 0, Faktor-faktor yang dduga erpengaruh terhadap produks tomat dsajkan pada Tael 4. Dar tael terseut menggamarkan ahwa produks dalam usahatan tomat dasumskan dpengaruh oleh faktor: () luas lahan; () tenaga kerja; (3) t; (4) pupuk; (5) pestsda; (6) manajeral. Faktor luas lahan, tenaga kerja, t, pupuk, pestsda, dan manajeral secara ersama-sama erpengaruh secara sgnfkan terhadap produks usahatan tomat. Hal n dapat dlhat dar nla F- htung (=3,494) yang sangat sgnfkan pada taraf uj %. Dlhat dar nla koefsen determnas ( R ) yang seesar 0,76 menunjukkan ahwa varael eas yang dmasukkan ke dalam model dapat mengdentfkaskan varas varael dependen (produks) secara ak sektar 76,%. Hanya 3,8% yang djelaskan oleh faktor lan yang tdak masuk ke dalam model d antaranya adalah curah hujan dan klm. Apala dlhat dar nla koefsen regres parsal yang menggunakan full-model, maka faktor produks luas lahan, tenaga kerja dan t erpengaruh secara sgnfkan terhadap produks usahatan tomat. Sementara pengaruh dar varael pupuk, pestsda dan manajeral erpengaruh tdak sgnfkan seagamana durakan secara detal dalam pemahasan erkut. 74 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06

9 Dalam fungs produks tomat, luas lahan mempunya pengaruh yang negatf dan sgnfkan pada uj taraf 5%. Artnya semakn luas lahan garapan usahatan tomat yang dkelola, maka semakn menurun produks yang dperolehnya. Hal n mengndkaskan ahwa penggunaan varael luas lahan pada proses produks erada pada daerah tdak rasonal karena secara tekns penggunaan lahan terlalu luas sehngga petan kurang dapat mengontrol dengan ak. Adapun secara ekonoms dapat dnterpretaskan ahwa jka luas lahan dtamah seesar % akan mengakatkan tngkat produks petan justru mengalam penurunan seesar 0,483% dan sealknya dengan asums caters parus. Hal n sejalan dengan hasl peneltan tentang Analss Usahatan Tomat d Kecamatan Tawal Kaupaten Donggala oleh Lamusa (004) ahwa faktor produks lahan erpengaruh nyata terhadap usahatan tomat pada taraf nyata %, namun erpengaruh postf. Pengaruh faktor tenaga kerja erpengaruh postf terhadap produks usahatan tomat secara sgnfkan pada taraf uj %. Artnya semakn anyak tenaga kerja yang dgunakan petan seesar %, maka semakn tngg produks yang dperoleh nantnya, yatu seesar 0,647% dan sealknya dengan asums caters parus. Adapun secara tekns rata-rata penggunaan tenaga kerja oleh petan sudah erada pada daerah rasonal atau sudah tergolong efsen. Konds n sesua dengan hasl peneltan tentang Analss Usahatan Tomat d Kecamatan Tawal Kaupaten Donggala oleh Lamusa (004) ahwa faktor produks tenaga kerja erpengaruh nyata terhadap usahatan tomat pada taraf nyata 5%, namun erpengaruh negatf. Selanjutnya jka drujuk kepada hasl peneltan Sujana (00) tentang Analss Pendapatan dan Faktor-Faktor Produks yang Mempengaruh Usahatan Tomat d Desa Leak Muncang, Kecamatan Cwdey, Kaupaten Bandung, maka konds n relatf sejalan. Hasl rset Sujana terseut ahwa penaga kerja erpengaruh postf terhadap produks tomat, pada fungs produks petan tomat anggota kelompok tan tenaga kerja memlk nla koefsen seesar 0,58, yang erart setap penamahan penggunaan tenaga kerja seesar satu persen akan menngkatkan jumlah produks seesar 0,58 persen caters parus. Sedangkan untuk petan non kelompok tan nla koefsen tenaga kerja adalah,56, erart setap penamahan tenaga kerja seesar satu persen, maka akan menyeakan kenakan peroduks seesar,56 persen. Berdasarkan hasl peneltan d lapangan, ahwa tenaga kerja memlk peranan yang pentng terkat dengan aktvtas pemelharaan tanaman tomat yang memang memutuhkan perhatan khusus terutama pada saat pemotongan tunas, penalan atang tomat, pemerantasan hama serta panen, karena pada aktvtas terseut penggunaan tenaga kerja cukup ntensf. Faktor produks t erpengaruh postf dan secara tekns erada pada daerah rasonal atau sudah efsen dengan nla koefsen regres 0,539 dan sgnfkan pada taraf uj %. Meskpun demkan d daerah peneltan n mash sa dmungknkan untuk menngkatkan penggunaan t sesua dengan anjuran pemerntah untuk mencapa produks optmum dan proft yang maksmum. Secara ekonoms dapat dartkan ahwa setap penamahan jumlah t tomat seesar %, maka produks yang dperoleh petan akan menngkat rata-rata sektar 0,539% dan sealknya denga asums caters parus. Konds penggunaan t d daerah peneltan n sejalan dengan konds hasl peneltan Sujana (00) d Desa Leak Muncang, Kecamatan Cwdey, Kaupaten Bandung. Hal n dtunjukkan ahwa nla koefsen regres enh adalah 0,33, dmana nla n nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Benh memlk nla koefsen yang postf serta erpengaruh nyata pada produks tomat, artnya apala penggunaan enh seaga salah satu faktor produks dtamahkan seanyak satu persen, maka produks tomat tomat akan menngkat seesar 0,33 persen dengan asums caters parus. Tngkat kesalahan dar pendugaan n adalah seesar lma persen, dmana penggunaan enh n dapat dkatakan cukup responsf terhadap produks tomat yang dhaslkan. Tetap hasl peneltan d daerah n konds pengaruh penggunaan t tomat terhadap produks tomat ereda JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06 75

10 dengan hasl rset d wlayah Kecamatan Tawal Kaupaten Donggala oleh Lamusa (004) dmana penggunaan t tdak erpengaruh nyata terhadap produks usahatan tomat pada taraf nyata 0%. Pengaruh faktor penggunaan pupuk erpengaruh postf, akan tetap secara statstk tdak sgnfkan pada taraf uj 0%. Artnya apala penggunaan pupuk dtamah seesar %, maka menngkatkan produks tomat seesar 0,063% dan sealknya dengan asums caters parus meskpun pengarunya tdak nyata. Secara tekns pengguaan faktor produks pupuk sudah efsen (erada d daerah rasonal), namun mash sa dmungknkan untuk menngkatkan penggunaan pupuk untuk mencapa produks optmum dan proft maksmum. Jka merujuk pada hasl peneltan Lamusa (004) d wlayah Kecamatan Tawal Kaupaten Donggala, maka ada peredaan dan persamaanya. Persamaannya poenggunaan pupuk sama-sama erdampak postf, sedangkan peredaannya adalah hasl peneltan d daerah n dampaknya non sgnfkan dan hasl rset Lamusa justru sgnfkan pada taraf nyata 0%. Selanjutnya jka merujuk pada hasl peneltan Sujana (00) d Desa Leak Muncang, Kecamatan Cwdey, Kaupaten Bandung menunjukkan ahwa penggunaan pupuk N, P dan K erdampak sgnfkan pada produks usahatan tomat pada taraf nyata masngmasng α = 99%, α = 95%, dan α = 99%, tetap koefsen regresnya masng-masng ertanda postf, postf dan negatf. Faktor penggunaan pestsda erpengaruh negatf dan tdak sgnfkan pada taraf uj 0% esar koefsen regres seesar -0,045 terhadap produks tomat. Artnya semakn anyak petsda yang dgunakan terhadap usahatan tomat seesar %, maka produks tomat cenderung menurun seesar 0,045% dan sealknya dengan asusm caters parus. Koefsen regres pada faktor produks pestsda juga menggamarkan elaststas produks, sehngga hal n mengndkaskan ahwa penggunaan varael pestsda pada fungs produks erada pada daerah tdak rasonal atau sudah tdak efsen lag karena rata-rata petan menggunakan pestsda jauh meleh rekomendas. Pada poss penggunaan faktor produks pestsda terseut telah erlaku The Law of Dmnshng Returns, sehngga jka petan mash menamah penggunaan jens nput n, maka total produksnya (TPP) justru semakn erkurang, apalag produk margnalnya (MPP) dapat dpastkan negatf (< 0). Selanjutnya jka dkomparas dengan hasl peneltan Sujana (00) d Desa Leak Muncang, Kecamatan Cwdey, Kaupaten Bandung dapat dtunjukkan ahwa nla koefsen regres pestsda car adalah -0,333, dmana nla n nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Pestsda car memlk nla koefsen yang negatf serta erpengaruh nyata pada produks tomat, artnya apala penggunaan pestsda car seaga salah satu faktor produks dtamahkan seanyak satu persen, maka produks tomat tomat akan menurun seesar 0,33 persen caters parus, dan tngkat kesalahan dar pendugaan n adalah seesar lma persen. Konds d lapangan menunjukkan ahwa pestsda n sangat pentng dalam kegatan uddaya tanaman tomat. Pestsda car n terdr dar nsektsda dan fungsda dalam entuk car, dengan satuan lter. Selan tu, hasl peneltan Sujana (00) d Desa Leak Muncang, Kecamatan Cwdey, Kaupaten Bandung dtunjukkan ahwa nla koefsen regres dar pestsda padat adalah 0,036, dan nla n tdak erpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Nla koefsen regres n tdak erpengaruh nyata, erart ahwa walaupun penggunaan pestsda padat dtamahkan ataupun dkurangkan dalam penggunaannya, maka tdak akan erpengaruh sama sekal terhadap jumlah produks tomat. Konds d lapangan menunjukkan ahwa petan tomat anggota kelompok tan leh anyak menggunakan pestsda car dandngkan dengan pestsda padat, karena pestsda leh anyak yang erentuk car dandngkan dengan erentuk padat. Faktor manajemen (kemampuan petan dalam mengelola usahatannya) erpengaruh negatf dengan nla koefsen regres -0,66 dan tdak sgnfkan pada taraf uj 0% terhadap produks usahatan tomat. Konds n dseakan karena tdak ada peredaan 76 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06

11 umur, tngkat penddkan, dan pengalaman erusahatan yang sgnfkan dantara petan tomat. Padahal secara teor menurut pendapat Muhyarto (994) dan Soekartaw (005) ahwa faktor manajemen dapat erpengaruh terhadap produks usahatan karena faktor n menunjukkan tngkat keteramplan petan dalam mengelola usahatanya. Selan faktor manajemen dapat ddekat dengan umur, tngkat penddkan, dan pengalaman erusahatan, juga dapat menggunakan pendekatan jumlah frekuens tngkat kehadran petan dalam pelathan, penyuluhan, stud andng, magang, ntenstas kehadran PPL dan lan-lan. Faktanya eerapa varael yang dseutkan terakhr ternayata memang tdak dukur dalam peneltan n karena memang d lapangan tdak ada data yang dapat dgal dalam eerapa dekade terakhr n. Kelemagaan petan (kelompok/gapoktan dan PPl tdak pernah ada nteraks dengan kegatan usahatan tomat. Jka nteraks dmaksud enar-enar terjad d lapangan, maka faktor manajemen cenderung sgnfkan pengaruhnya terhadap produks usahatan tomat. Adapun dalam peneltan n pengaruh varael n erdampak negatf terhadap produks usahatan tomat, hal n dseakan semakn tngg tngkat manajemen yang dmlk, petan d daerah peneltan semakn anyak melakukan tral and error untuk menerapkan eraga varasa teknolog, sehngga mengakatkan justru produksnya cenderun semakn menurun. Dalam fungs produks Co-Douglas dkenal dengan stlah return to scale yang menunjukkan esarnya peruahan output akat peruahan secara proporsonal dar fungs produks yang dgunakan untuk mengetahu apakah kegatan dar suatu usaha yang dtelt terseut mengkut kadah Increasng, Constant atau Decreasng return to scale. Besaran elaststas menunjukkan esaran return to scale yatu penjumlahan koefsen regres dar fungs produks Co- Douglas. Dengan demkan dapat dnyatakan ahwa fungs produks usahatan tomat d Kaupaten Jemer Decreasng Return to Scale karena jumlah koefsen regres kurang dar satu (= 0,56). Artnya, apala propors penggunaan faktor produks nak seesar % maka produks akan turun kurang dar seesar %. SIMPULAN. Produktvtas lahan usahatan tomat d Kaupaten Jemer adalah 53,66 ku/ha dan produktvtas tenaga kerja seesar 4,906 kg/jkp sedangkan produktvtas aya seesar.5 Rp/kg. Tdak ada peredaan produktvtas tenaga kerja maupun aya produks antara petan erskala usahatan sempt dengan petan luas. Akan tetap, produktvtas lahan antara erskala usahatan sempt dengan petan luas, menunjukkan adanya peredaan yang sangat sgnfkan pada taraf kepercayaan 99%.. Faktor-faktor yang erpengaruh sgnfkan terhadap produks adalah luas lahan, tenaga kerja dan t, sedangkan faktor pupuk dan pestsda erpengaruh tdak nyata terhadap produks usahatan tomat d Kaupaten Jemer. DAFTAR PUSTAKA Badan Inteljen Negara, 0. Predks dan Tantangan Sektor Pertanan Indonesa Tahun Dakses tanggal 0 Novemer 05. BPS. 05. Luas Panen dan Produks Tomat. Badan Pusat Statstk Indonesa, Jakarta. Boedono. 98. Ekonom Mkro. Yogyakarta: BPFE. Cahyono, B Tomat Buddaya dan Analss Usaha Tan. Yogyakarta: Kansus. Dnas Pertanan Kaupaten Jemer, 05. Produks Sayuran d Kaupaten Jemer. Kantor Dnas Pertanan Kaupaten Jemer, Jemer. Dakses Tanggal 5 Agustus 06. Fadl, S., 04. Analss pendapatan dan kelayakan Usahatan Tomat d Kelurahan Boyaoge Kecamatan JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06 77

12 Tatanga Kota Palu. Jurnal AGROLAND. (0): Hal Kementeran Pertanan RI, 05. Rencana Strategs Kementeran Pertanan 05-09, Jakarta Dakses Tanggal Agustus 06. Insttut Pertanan Bogor. ream. Dakses pada tanggal 5 Feruar 06. Lamusa, A., 004. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Produks Tomat (Suatu Kasus d Wlayah Keun Kop) Kecamatan Tawal Kaupaten Donggala. J-Agrsans. 5 (): Hal Muyarto Pengantar Ekonom Pertanan. Jakarta: LP3ES. Nazr, M., 985. Metode Peneltan. Jakarta: Ghala. Nento, V.Z., Hald, A., dan Indran, R., 03. Analss Keuntungan usahatan Tomat d Kecamatan Tlongkala Kaupaten Bone Bolango. Dakses pada tanggal 4 Feruar 06. Sngarmun dan Effend, S., 987. Metode Peneltan Surve. Jakarta: LP3ES. Soekartaw, 005. Agrsns Teor dan Aplkas. Eds Revs. Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada. Supranto, J., 00. Statstk Teor dan Aplkasnya. Jakarta: Erlangga. Sutarso, E., 00. Analss Regres Sederhana, Jurusan Sosal Ekonom Pertanan, Fakultas Pertanan, Unverstas Muhammadyah Jemer, Jemer. Sujana, W., 00. Analss Pendapatan dan Faktor-Faktor Produks yang Mempengaruh Usahatan Tomat d Desa Leak Muncang, Kecamatan Cwdey, Kaupaten Bandung. Skrps. Departemen Agrsns, Fakultas Ekonom dan Manajemen, 78 JSEP Vol. 9 No.3 Novemer 06

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Ba n mengurakan proses pengolahan data dengan program yang akan dgunakan yatu SPSS yang memantu dalam menyelesakan permasalahan dalan penulsan. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB LANDASAN TEORI Unverstas Sumatera Utara . Pengertan Regres Istlah regres pertama kal dperkenalkan oleh Francs Galtom. Menurut Galtom, analss regres erkenaan dengan stud ketergantungan dar satu varael

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan seaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (8 9). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, ang selanjutna dnamakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumer daya kelautan dan perkanan adalah salah satu sumer daya alamyang merupakan aset negara dan dapat memerkan sumangan yang erharga ag keseahteraan suatu angsa termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda Model Regres Berganda Huungan lnear (dlm parameter) antara peuah tak eas & atau leh peuah eas Intersep-Y Populas Slope Populas Random Error Y 0 p p Ŷ 0 p p e Peuah tak eas (Respons) utk sampel Peuah eas

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMETRIK DENGAN METODE THEIL S

PENYELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMETRIK DENGAN METODE THEIL S LPPM Polteknk Bengkals PENELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMERIK DENGAN MEODE HEIL S Darsono Staff pengaar Program Stud eknolog Informas Jl. Batn alam Sunga Alam Bengkals darsono@poleng.ac.d Astrak

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan

Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-234 Pola patal Persearan Pusat Perelanjaan Modern d uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan Achmad Mftahur Rozak dan Putu Gde Arastta

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan

Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 1, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pola patal Persearan Pusat Perelanjaan Modern D uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan Achmad Mftahur Rozak dan Putu Gde Arastta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP EFEKTIVITAS VOLUME PENJUALAN SAYURAN HIDROPONIK

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP EFEKTIVITAS VOLUME PENJUALAN SAYURAN HIDROPONIK AGRISE Volume VIII No. Bulan Me 008 ISSN: 141-145 PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP EFEKTIVITAS VOLUME PENJUALAN SAYURAN HIDROPONIK (THE INFLUENCE OF MARKETING MIX STRATEGY TO

Lebih terperinci

Percobaan Faktor Tunggal (RAL, RAKL, RBSL)

Percobaan Faktor Tunggal (RAL, RAKL, RBSL) Percoaan Faktor Tunggal RAL, RAKL, RBSL Faktor Tunggal Dalam RAKL Rancangan Acak Kelompok Lengkap Karakterstk Rancangan Perlakuan yang dcoakan merupakan taraftaraf dar satu faktor tertentu Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

Optimasi Penampang Persegi Panjang pada Elemen Balok Prategang (Studi Kasus pada Hotel Alila Surakarta)

Optimasi Penampang Persegi Panjang pada Elemen Balok Prategang (Studi Kasus pada Hotel Alila Surakarta) Optmas Penampang Perseg Panjang pada Elemen Balok Prategang Stud Kasus pada Hotel Alla Surakarta) Dweky Anugerah 1), Steanus Ad Krstawan 2), Edy Purwanto 3) 1) Mahasswa Program Stud Teknk Spl, Fakultas

Lebih terperinci