POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN
|
|
- Adi Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013
2 BAB I PENDAHULUAN Fenomena pembangunan pusat perbelanjaan sebagai akibat pertumbuhan penduduk Sebagai kota besar, perkembangan pusat perbelanjaan di Surabaya mulai padat Perkembangan tersebut berpengaruh terhadap perubahan perilaku berbelanja Pendekatan beberapa teori penentuan lokasi belum cukup maksimal dalam penentuan pusat perbelanjaan modern Dilihat dari perkembangannya maka dibutuhkan arahan pola persebaran pusat perbelanjaan modern dengan pendekatan model Huff serta preferensi penduduk
3 Rumusan Masalah Persaingan antar pusat perbelanjaan modern kurang memperhatikan kemungkinan pasar Perlu diketahui bagaimana pola persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan Mencari pola spasial persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan Tujuan
4 Sasaran Mencari pola persebaran lokasi pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan Mengidentifikasi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan jangkauan pelayanan Merumuskan tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan dan jangkauan pelayanan Ruang Lingkup
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Lokasi Terkait pusat perbelanjaan modern Jarak (range) dalam biaya waktu Ambang (threshold), penduduk minimal yang diperlukan. Teori Central Place Biaya transportasi Upah tenaga kerja Aglomerasi / deaglomerasi Teori Biaya Minimum webber Pendekatan terhadap permintaan (pasar) Teori Losch Pendekatan terhadap permintaan pasar dengan faktor jarak Dapat diketahui probabilitas pasar terhadap pusat perbelanjaan modern tersebut Model Huff
6 Model Huff Keterangan : P S i T i S j T j = probabilitas penduduk yang tinggal di daerah I = luas pusat perbelanjaan i = jarak antara daerah I ke pusat perbelanjaan i = luas pusat perbelanjaan di daerah I = jarak antara daerah I ke masing-masing pusat perbelanjaan b = eksponensial bernilai 2
7 Model Huff Model ini dapat digunakan untuk beberapa hal: Untuk menggambarkan probabilitas berbasis pasar untuk lokasi toko di daerah penelitian. Untuk model dampak ekonomi dari penambahan lokasi baru toko yang kompetitif. Untuk memperkirakan daerah potensi penjualan yang tinggi dan rendah, yang dapat menjadi acuan dalam penempatan lokasi baru, pemasaran, ataupun inisiatif iklan.
8 Pusat perbelanjaan modern PP No.112 Tahun 2007 Menurut Chiara Internatioanal Council Shopping Center Menurut Beddington (1982) Area tertentu terdiri dari satu atau beberapa bangunan untuk kegiatan perdagangan Kelompok bangunan pertokoan eceran/komersil yang direncanakan sebagai satu kesatuan untuk kenyamanan Himpunan pedagang eceran ataupun kegiatan komersil lainnya yang dioperasikan oleh unit bisnis Sarana perbelanjaan lengkap, toko yang ada saling mendukung sehingga menarik pengunjung Hasil Sintesa KRITERIA PENJELASAN Luas bangunan Bangunan skala besar minimal m 2 Barang yang di jual Skala pelayanan Keperluan sehari-hari seperti yang umumnya dijual oleh pedagang eceran Pelayanan distrik dan regional
9 Faktor pemilihan lokasi pusat perbelanjaan Menurut Klimert (dalam Setyawarman 2006) Menurut Neo dan Wing Menurut Simmons Karakteristik penduduk Lokasi Luas jangkauan Lokasi dan jarak Akses Karakteristik penduduk Bentuk Visibilitas Perubahan temporal Akses Bangunan Persaingan Luas Parkir Visibilitas Visibilitas Topografi Akses Utilitas Batasan lokasi Kebisingan Atraksi terdekat Zonasi Dampak lingkungan Keuntungan bagi masyarakat
10 Indikator Pada Penelitian Tingkat Aksesibilitas Penarikan variabel Kondisi Bangunan Persaingan No Sasaran penelitian Indikator Variabel 1. Mencari pola persebaran lokasi pusat Tingkat Jarak perbelanjaan modern di Surabaya aksesibilitas berdasarkan probabilitas kunjungan Kondisi bangunan Luas lantai bangunan 2. Mengidentifikasi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan jangkauan pelayanan Jangkauan pelayanan Luas bangunan 3. Merumuskan tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan dan jangkauan pelayanan Indikator sasaran 1 dan 2 Probabilitas penduduk tiap kecamatan
11 BAB III METODE PENELITIAN Definisi operasional No Sasaran penelitian Indikator Variabel Definisi Operasional 1. Mencari pola persebaran Tingkat Jarak Jarak dari masing-masing pusat lokasi pusat perbelanjaan aksesibilitas perbelanjaan modern terhadap penduduk modern di Surabaya di masing-masing kecamatan di Surabaya. berdasarkan probabilitas Jarak ini dihitung dari titik pusat tiap kunjungan kecamatan. Pada tiap kecamatan akan ditarik titik koordinat konsentrasi kecamatan tersebut sebagai acuan. Kondisi bangunan Luas lantai bangunan Luasan total lantai bangunan dari bangunan utama hingga parkir 2. Mengidentifikasi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan jangkauan pelayanan 3. Merumuskan tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan dan jangkauan pelayanan Jangkauan pelayanan Indikator sasaran 1 dan 2 Luas bangunan Probabilitas penduduk tiap kecamatan Luasan total lantai bangunan dari bangunan utama hingga parkir Nilai probabilitas tiap kecamatan secara spasial yang didapatkan dari hasil overlay sasaran 1 dan 2
12 Teknik analisa No Sasaran Penelitian Variabel Teknik Analisa 1 Mencari pola persebaran lokasi Jarak Analisa pusat perbelanjaan modern di Luas bangunan Permodelan Surabaya berdasarkan pusat Huff probabilitas kunjungan perbelanjaan 2 Mengidentifikasi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan jangkauan pelayanan 3 Merumuskan tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas kunjungan dan jangkauan pelayanan Luas total lantai bangunan Peta probabilitas dari pendekatan model Huff serta buffering berdasarkan jangkauan pelayanan Analisa Buffering berdasarkan Jangkauan Pelayanan Analisa Deskriptif Kualitatif Tipologi Pusat Perbelanjaan Output Diketahuinya pola sebaran pusat perbelanjaan modern yang ada serta nilai probabilitas dari pusat perbelanjaan modern Didapatkan persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan jangkauan pelayanannya Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya berdasarkan probabilitas dan jangkauan pelayanan pusat perbelanjaan modern
13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum No. Kecamatan Jumlah Desa Luas (km 2 ) 1 Asemrowo 5 16,10 2 Benowo 5 25,12 3 Bubutan 5 3,73 4 Bulak 5 5,80 5 Dukuh Pakis 4 9,40 6 Gayungan 4 5,83 7 Genteng 5 4,01 8 Gubeng 6 7,85 9 Gunung Anyar 4 10,24 10 Jambangan 4 4,48 11 Karang Pilang 4 9,47 12 Kenjeran 4 8,72 13 Krembangan 5 8,36 14 Lakarsantri 6 20,54 15 Mulyorejo 6 16,89 16 Pabean Cantikan 5 5,66 17 Pakal 5 19,16 18 Rungkut 6 22,78 19 Sambikerep 4 14,94 20 Sawahan 5 7,26 21 Semampir 5 8,78 22 Simokerto 5 2,80 23 Sukolilo 7 29,99 24 Sukomanunggal 5 9,43 25 Tambaksari 6 9,67 26 Tandes 12 11,35 27 Tegalsari 5 4,46 28 Tenggilis Mejoyo 5 5,81 29 Wiyung 4 11,89 30 Wonocolo 5 6,31 31 Wonokromo 6 8,33
14 Proporsi penggunaan lahan Sumber: RTRW Surabaya 2013
15
16
17
18 Persebaran pusat perbelanjaan modern di Wilayah Penelitian No Nama Pusat Koordinat Alamat Luas Total Perbelanjaan Modern X Y 1 BG Junction Jl.Praban Tunjungan Plaza Jl. Basuki Rahmat Delta Plaza Jl. Pemuda Surabaya TEC Jl. Tunjunan No Jembatan Merah Plaza Jl. Rajawali, Surabaya ITC Jl. Gembong No Darmo Trade Center Jl. Raya Wonokromo Royal Plaza Jl. A. Yani No Giant Hypermarket Jl. Ahmad Yani No Carefour Ngagel Jl. Ngagel No Grand City Jl. Gubeng Pojok Pasar Atum Jl. Bunguran 45 SBY Kapas Krampung Plaza Jl. Kapas Krampung No East Coast Jl. Kejawan Putih Mutiara No Galaxy Mall Jl. Dharmahusada Indah Timur 35-37, Surabaya 16 Sutos Jl. Adityawarman No Golden City Jl Abd Wahab Siamen Carefour Rungkut Jl. Kali Rungkut No City of Tomorrow Jl. Ahmad Yani No Lenmarc Jl Raya Lontar Bukit Darmo Golf Ciputra World Surabaya Jl. Citra Raya Utama Dukuh Pakis Pakuwon Trade Center Jl. Puncak Indah Lontar
19
20 Jarak Tiap Kecamatan terhadap pusat perbelanjaan modern No Kecamatan BG Junction TP Delta TEC JMP ITC DTC Royal Giant Car. Ngagel Grand 1 Asemrowo Benowo Bubutan Bulak Dukuh Pakis Gayungan Genteng Gubeng Gunung Anyar Jambangan Karang Pilang Kenjeran Krembangan Lakarsantri Mulyorejo Pabean Cantikan Pakal Rungkut Sambikerep Sawahan Semampir Simokerto Sukolilo Sukomanunggal Tambaksari Tandes Tegalsari Tenggilis Mejoyo Wiyung Wonocolo Wonokromo
21 Jarak Tiap Kecamatan terhadap pusat perbelanjaan modern No Kecamatan Atom Kaza East GM Sutos Goci Car. CITO Lenmarc CWS PTC Rungkut 1 Asemrowo Benowo Bubutan Bulak Dukuh Pakis Gayungan Genteng Gubeng Gunung Anyar Jambangan Karang Pilang Kenjeran Krembangan Lakarsantri Mulyorejo Pabean Cantikan Pakal Rungkut Sambikerep Sawahan Semampir Simokerto Sukolilo Sukomanunggal Tambaksari Tandes Tegalsari Tenggilis Mejoyo Wiyung Wonocolo Wonokromo
22 Hasil Analisa Model Huff Analisa mengenai pola persebaran hypermarket yang ada di Surabaya dapat diketahui dengan pendekatan model Huff. = Diketahui bahwa dari 31 kecamatan yang ada 5 kecamatan dengan nilai probabilitas total rendah yaitu Simokerto, Mulyorejo, Wonokromo, Dukuh Pakis, dan Kecamatan Gayungan. Sedangkan kecamatan dengan nilai probabilitas sedang terdapat 24 kecamatan serta 2 kecamatan dengan nilai probabilitas paling tinggi terhadap seluruh pusat perbelanjaan modern yang ada di Surabaya yakni kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dan peta berikut
23 Hasil hitung model Huff No Kecamatan P BG Junction P TP P Delta P TEC P JMP P ITC P DTC P Royal P Giant P Car. Ngagel P Grand 1 Asemrowo Benowo Bubutan Bulak Dukuh Pakis Gayungan Genteng Gubeng Gunung Anyar Jambangan Karang Pilang Kenjeran Krembangan Lakarsantri Mulyorejo Pabean Cantikan Pakal Rungkut Sambikerep Sawahan Semampir Simokerto Sukolilo Sukomanunggal Tambaksari Tandes Tegalsari Tenggilis Mejoyo Wiyung Wonocolo Wonokromo
24 Hasil hitung model Huff No Kecamatan P Atom P Kaza P East P GM P Sutos P Goci P Car. Rungkut P CITO P Lenmarc P CWS P PTC 1 Asemrowo Benowo Bubutan Bulak Dukuh Pakis Gayungan Genteng Gubeng Gunung Anyar Jambangan Karang Pilang Kenjeran Krembangan Lakarsantri Mulyorejo Pabean Cantikan Pakal Rungkut Sambikerep Sawahan Semampir Simokerto Sukolilo Sukomanunggal Tambaksari Tandes Tegalsari Tenggilis Mejoyo Wiyung Wonocolo Wonokromo
25
26
27
28
29
30
31 Hasil permodelan Huff Pada 5 kecamatan dengan nilai probabilitas rendah tersebut terdapat 11 pusat perbelanjaan dari total 22 pusat pebelanjaan yang ada di Surabaya. Kecamatan dengan nilai probabilitas sedang pada umumnya mempunyai jarak yang relatif sedang terhadap pusat perbelanjaan sekitar dengan luas yang cukup untuk menjangkau kecamatan tersebut. Meskipun pada kecamatan tersebut sudah terdapat pusat perbelanjaan tetapi tidak begitu mendominasi terhadap keseluruhan pusat perbelanjaan yang ada. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor jarak maupun luas pusat perbelanjaan itu sendiri terhadap seluruh pusat perbelanjaan yang ada. Sedangkan kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar merupakan kecamatan dengan nilai probabilitas tinggi karena kurangnya dominasi (dilihat dari luas) dari pusat perbelanjaan yang ada di sekitar 2 kecamatan tersebut.
32 Analisa buffering berdasarkan skala pelayanan Jangkauan pelayanan pada masing-masing pusat perbelanjaan ini didasarkan pada luasan masingmasing pusat perbelanjaan yang ada. Berdasarkan luasannya jangkauan pelayanan ini dibedakan menjadi dua yaitu pusat perbelanjaan skala distrik (17,72 km 2 atau radius 2,37 km), dan regional (42,27 km 2 atau radius 3,9 km). Berdasarkan hasil identifikasi dari total luas pusat perbelanjaan diketahui ada 3 pusat perbelanjaan skala distrik dan 19 pusat perbelanjaan skala regional
33
34 Analisa buffering berdasarkan skala pelayanan Belum seluruh area kota Surabaya terjangkau oleh pelayanan pusat perbelanjaan modern yang ada. Masih terdapat 2 kecamatan yang belum masuk dalam jangkauan pelayanan yakni kecamatan Pakal dan Benowo. Pada beberapa lokasi terjadi penumpukan jangkauan pelayanan seperti kecamatan Genteng dan Wonokromo. Hal ini mengarah kepada tingkat persaingan yang tinggi didalamnya yang akan berpengaruh langsung terhadap pilihan masyarakat. Bahkan kecamatan wonokromo mempunyai nilai probabilitas rendah
35 Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan probabilitas kujungan dan jangkauan pelayanan Tipologi ini didapatkan dari identifikasi hasil analisa permodelan Huff dan jangkauan pelayanan masing-masing pusat perbelanjaan. Perbandingan antara permodelan Huff serta buffering berdasarkan jangkauan pelayanan masing-masing pusat perbelanjaan digunakan untuk mengetahui tipologi tiap kecamatan terhadap pusat perbelanjaan di Surabaya.
36
37 Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan probabilitas kujungan dan jangkauan pelayanan Semakin berhimpit jangkauan pelayanan masingmasing pusat perbelanjaan akan menjadikan probabilitas penduduk untuk berkunjung semakin kecil terhadap keseluruhan pusat perbelanjaan yang ada di Surabaya. Ini ditunjukkan dengan 5 kecamatan yang mempunyai nilai probabilitas rendah adalah kecamatan dengan jumlah pusat perbelanjaan yang dominan Pada kecamatan yang masih terjangkau oleh jangkauan pelayanan masing-masing pusat perbelanjaan namun mempunyai nilai probabilitas sedang dipengaruhi oleh faktor jarak terhadap lokasi pusat perbelanjaan serta luasannya Terdapat 4 bentuk tipologi yang dari hasil komparasi analisa di atas dengan kriteria yang masing-masing berbeda
38 Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan probabilitas kujungan dan jangkauan pelayanan Rendah Sedang Tinggi Terjangkau Kategori 1 (5 kecamatan) Kategori 2 (22 kecamatan) Kategori 3 (2 kecamatan) Belum terjangkau - Kategori 4 (2 kecamatan) - Kategori 1 terdapat 5 kecamatan yang termasuk dalam kategori ini yakni kecamatan Dukuh Pakis, Wonokromo, Bubutan, Simokerto, dan kecamatan mulyorejo. Lokasi yang saling berdekatan dan terjangkau dan mendominasi dari luas bangunan hingga 56% dari total luas bangunan yang ada. Faktor yang mempengaruhi kategori ini adalah faktor luas serta jarak dalam hal ini jangkauan pelayanan
39 Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan probabilitas kujungan dan jangkauan pelayanan Rendah Sedang Tinggi Terjangkau Kategori 1 (5 kecamatan) Kategori 2 (22 kecamatan) Kategori 3 (2 kecamatan) Belum terjangkau - Kategori 4 (2 kecamatan) - Kategori 2 terdapat 22 kecamatan serta 10 pusat perbelanjaan modern. Jarak yang relatif sama terhadap seluruh pusat perbelanjaan. Jangkauan pelayanan yang banyak berhimpit menjadikan kemungkinan terhadap pusat perbelanjaan yang ada disekitarnya semakin tinggi karena kemudahan untuk menjagkauanya. Sehingga faktor yang mempengaruhi kategori ini adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap keseluruhan pusat perbelanjaan yang ada
40 Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan probabilitas kujungan dan jangkauan pelayanan Rendah Sedang Tinggi Terjangkau Kategori 1 (5 kecamatan) Kategori 2 (22 kecamatan) Kategori 3 (2 kecamatan) Belum terjangkau - Kategori 4 (2 kecamatan) - Kategori 3 terdapat 2 kecamatan (Rungkut dan Gunung Anyar) serta 1 pusat perbelanjaan modern. Carefour Rungkut yang berada pada daerah ini masih kalah dominan dibandingkan tempat lain. Hal ini disebabkan luasan carefour Rungkut yang tidak terlalu luas, hanya skala distrik. Meskipun jarak 2 kecamatan ini terhadap keseluruhan pusat perbelanjaan yang ada relatif jauh namun tidak mempengaruhi minat kunjungan. Sehingga dapat diketahui pada kategori ini faktor yang mempengaruhi kategori ini adalah luas dari pusat perbelanjaan yang ada.
41 Tipologi persebaran pusat perbelanjaan modern berdasarkan probabilitas kujungan dan jangkauan pelayanan Rendah Sedang Tinggi Terjangkau Kategori 1 (5 kecamatan) Kategori 2 (22 kecamatan) Kategori 3 (2 kecamatan) Belum terjangkau - Kategori 4 (2 kecamatan) - Kategori 4, dua kecamatan (Pakal dan Benowo) dengan nilai probabilitas sedang namun dilihat dari jangkauan pelayanan belum terjangkau. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pusat perbelanjaan di sekitar kecamatan tersebut yang mendominasi (dalam hal ini luas) yakni Pakuwon Trade Center dan Lenmarc, lebih jauh lagi Golden City Mall serta Jembatan Merah Plaza. Hal ini dikarenakan luasan dari pusat perbelanjaan disekitarnya sudah cukup memadai dan cukup mampu menarik minat kunjungan. Faktor yang mempengaruhi kategori ini adalah luas dari pusat perbelanjaan yang ada.
42
43 Kesimpulan Persebaran pusat perbelanjaan modern di Surabaya menjadikan probabilitas kunjungan tiap kecamatan berbeda-beda pada masing-masing kecamatannya. Terdapat kecamatan yang belum terjangkau pelayanan, namun juga terdapat penumpukan jangkauan pelayanan. Hal ini mendorong tiap pusat perbelanjaan yang ada untuk lebih kompetitif dalam menarik minat pengunjung. Tipologi yang dihasilkan dari perhitungan model Huff serta analisa jangkauan pelayanan menghasilkan 4 kategori yaitu kecamatan dengan probabilitas rendah dan terjangkau, probabilitas sedang dan terjangkau, probabilitas tinggi dan terjangkau, serta probabilitas sedang dan tidak terjangkau
44 Kesimpulan Kategori 1 faktor yang dominan adalah luas total bangunan serta jarak tiap pusat perbelanjaan dalam hal ini berpengaruh terhadap himpitan jangkauan pelayanan. Kategori 2 faktor yang berpengaruh adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap keseluruhan pusat perbelanjaan yang ada. Pada kategori 3 dan 4 faktor yang mempengaruhi adalah luas dari pusat perbelanjaan yang ada namun pada dua kategori ini faktor ini saling bertolak belakang. Pusat perbelanjaan terdekat dengan kecamatan pada kategori 3 mempunyai luas bangunan yang paling kecil sedangkan pusat perbelanjaan terdekat dengan kecamatan kategori 4 mempunyai luas yang cukup besar
45 Saran Diperlukan studi lanjutan dengan memperdalam tidak hanya berdasarkan probabilitas kunjungan namun dapat ditambahkan beberapa faktor lain sebagai penunjang seperti aspek sosial demografi (kepadatan serta kondisi ekonomi), serta unit analisis sehingga probabilitas yang ada semakin jelas (tingkat kelurahan) Diperlukan perbandingan hasil dengan kondisi realita yang ada saat ini (survey primer). Hal ini digunakan untuk mencari masukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas kunjungan masyarakat.
46 Terima Kasih
BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012
Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36
Lebih terperinciBAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup
BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI
Lebih terperinci,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.
vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012
Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciIdentifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya
E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinci2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes
Tabel : 04.01.16 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Ruang Belajar dan Guru pada Madrasah Tsanawiyah*) Number of School, Classes, Pupils, Classrooms and Teachers on Madrasah
Lebih terperinciPersentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah
Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman
Lebih terperinciDistribusi Spasial Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Pusat TUGAS AKHIR RP Anang Rubyanto Asnar ( )
Distribusi Spasial Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Pusat TUGAS AKHIR RP 09-1333 Anang Rubyanto Asnar (3607.100.046) Outline BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian
Lebih terperinciRuang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by
Lebih terperinciTENTANG WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006
1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)
Lebih terperinciArrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324
Arrowiyah 1307 100 070 Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si Seminar Tugas Akhir SS091324 1 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Seminar
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciRuang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG
1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT KERJA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Lebih terperinciSTUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian tentang Motif Pemirsa Surabaya dalam Menonton Serial Komedi OK-JEK di NET TV, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motif yang mendorong sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang strip center mall Strip center mall
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat perbelanjaan modern adalah fenomena yang dapat ditemui baik di kota kecil maupun kota besar di Indonesia, keberadaan dari pusat perbelanjaan memiliki
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinci1,526 1, ,024 Sumber : Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya Source : Scout Associations, Branch of Surabaya City
Tabel : 04.01.31 Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District 2011 Gugus Kecamatan/ Depan/ Sumber - Didik/Source of Trainer
Lebih terperinciKenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%
Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya termasuk kebutuhan masyarakat lansia, dalam hal taman bagi lansia. Taman lansia sangat diperlukan dalam sebuah perkotaan karena
Lebih terperinciKECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN
NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL
Lebih terperinciJenis Industri/Type of Industries Sub-District
Tabel : 06.01.09 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Golongan Industri per Kecamatan Number of Large and Medium Scale Industries by Industrial Categories by Sub District 2011 Sub-District 10 12
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/130/436.2/2016 TENTANG TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016-2021 WALIKOTA
Lebih terperinciBanyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors
Tabel : 06.01.01 Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2005-2011 Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka/ Tahun/
Lebih terperinciBanyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District ###
Tabel : 04.01.31 Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District ### Gugus Kecamatan/ Depan/ Sumber - Didik/Source of Trainer
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
.3578 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 8.002 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciDaftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya
Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Berikut dibawah ini adalah daftar nama, alamat dan no telpon SMP dan SMA Negeri yang ada di surabaya. SMP Negeri 1 Surabaya o Alamat : Jl Pacar No 4-6 Surabaya
Lebih terperinciTENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :
Lebih terperinciTabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3)
Tabel : 06.01.01Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2004-2010 Tahun/ Year Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )
SIDANG TUGAS AKHIR Oleh : Herry Purnama Sandy (2507 100 110) Dosen Pembimbing 1 : Dr. Maria Anityasari, ST.,ME. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA
PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA Oleh: Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027 Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Surabaya
Lebih terperinciOleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D
Analisis Korespondensi Pengguna Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Terhadap Kecamatan di Kota Surabaya Oleh : Fanial Farida 1311030064 Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D
Lebih terperinciREKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 0 Anggaran 6 = ++ 0 = ++ = 0-6 URUSAN WAJIB 0
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan
Lebih terperinciPESERTA PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MANDIRI JENJANG SD THN 2016 ( Guru kelas I, IV dan Agama )
Lampiran Undangan Pelatihan Implementasi K - 13 Sekolah Mandiri Jenjang SD Nomor : 005/9157/436.6.4/2016 Tanggal : 4 Oktober 2016 PESERTA PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MANDIRI 1 SD YPPI
Lebih terperinciKONSEP COMPACT CITY SEBAGAI SALAH SATU KONSEP INOVATIF PERENCANAAN TATA RUANG DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA DI SURABAYA
KONSEP COMPACT CITY SEBAGAI SALAH SATU KONSEP INOVATIF PERENCANAAN TATA RUANG DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA DI SURABAYA Ardy Maulidy Navastara 1*, Muhd. Zia Mahriyar 2, Cihe Aprilia
Lebih terperinciWanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila
Tabel : 04.04.01 Banyaknya Lokalisasi, Mucikari dan Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes 1999 Lokalisasi/ T a h u n/ Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila Y
Lebih terperinciDATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN
BIDANG : SEKRETARIAT DATA POS PIN POLIO TAHUN 216 SURABAYA SELATAN NO KECAMATAN KELURAHAN PUSKESMAS / PUSTU PKM TTU POSYANDU TK/PAUD RS JUMLAH POS PIN TARGET PIN REALISASI PIN KET Pustu MALL PASAR STASIUN
Lebih terperinciJADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL
JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinci8, ,403 Sumber : Kantor BAPEMAS dan KB Kota Surabaya Source : National Family Planning Coordinating Board Office of Surabaya City
Tabel : 03.03.01 Banyaknya Paguyuban dan Petugas Keluarga Berencana per Kecamatan Number of Family Planning Association and Workers per Sub District Paguyuban KB Pengawas PLKB/ PLKB/KK Kecamatan/ Family
Lebih terperinciPemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-135 Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial Defi Mustika Sari, Dwi Endah Kusrini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu
LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA
Lebih terperinciFINAL PROJECT RESEARCH
FINAL PROJECT RESEARCH PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI LPG 3KG DI KOTA SURABAYA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERTUMBUHAN DEMAND Oleh : Muchlis 2508.100.162 Dosen Pembimbing : Stefanus Eko Wiratno,ST.MT INDUSTRIAL
Lebih terperinciPola Distribusi Hujan Kota Surabaya
Volume 14, Nomor 1, Pebruari 16 Pola Distribusi Hujan Kota Surabaya S. Kamilia Aziz, Ismail Sa ud Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Email: kamiliaharis@gmail.com Abstract Surabaya city experienced
Lebih terperinciTENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/262 /436.1.2/2014 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1845/184/432/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1845/48/432/2017 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG
WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45 / 357 / 436.1.2 / 2008 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRendra Suprobo aji
Rendra Suprobo aji 3605100009 Kota Surabaya merupakan kota Metropolis dengan jumlah penduduk 2.830.466 jiwa serta memiliki luas wilayah sebesar 32.637,75 Ha (BPS-Surabaya Dalam Angka, 2008) Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Omzet ritel modern pada 2011, secara total diprediksi mencapai Rp 115 triliun- Rp 120 triliun atau naik 15-20 persen dibandingkan 2010. Hal ini
Lebih terperinciBanyaknya Hotel, Kamar, Tempat Tidur dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Hotel Number of Hotel, Room, Bed and Employee by Hotel Classification 2011
Tabel : 08.05.01 Banyaknya Hotel, Kamar, Tempat Tidur dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Hotel Number of Hotel, Room, Bed and Employee by Hotel Classification Tenaga Kerja/Employee Kecamatan/ Kamar/
Lebih terperinciPERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)
PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar
Lebih terperinciPEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono
1 PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciWanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes
Tabel : 04.04.01 Banyaknya Lokalisasi, Mucikari dan Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes 2000 - Lokalisasi/ T a h u n/ Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila
Lebih terperinciTENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/334/436.1.2/2014 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1
BAB II GAMBARAN UMUM 7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7.1. Batas Wilayah Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/3/436.1.2/2017 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN
Lebih terperinciPemetaan Wilayah Berdasarkan Tindak Kriminalitas Dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya
Pemetaan Wilayah Berdasarkan Tindak Kriminalitas Dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya Oleh Putri Ayu Sekar Karimah : (1313 030 004) Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si Dosen
Lebih terperinciBanyaknya Pasar, Pedagang dan Luas Pasar Menurut Jenisnya *) Number of Markets, Merchants and Marked Areas by Type of Markets *)
Tabel : 07.01.01 Banyaknya Pasar, Pedagang dan Luas Pasar Menurut Jenisnya *) Number of Markets, Merchants and Marked Areas by Type of Markets *) 2006 - Rincian/Discriptions 2006 2007 2008 2009 **) 1.
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 31/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
1 PUTUSAN Nomor 31/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat
Lebih terperinciDAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013
DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 /436.7.6/2013 Tanggal : 2 JULI 2013 PUKUL/WAKTU SDN AIRLANGGA I/198 HARI : Kamis SDN AIRLANGGA III/200 TANGGAL : 04 Juli
Lebih terperinciLahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA)
Tabel Lahan-1. Proporsi Kegiatan Terbangun Terhadap Luas Lahan No. Kecamatan Luas wilayah (HA) Lahan Terbangun (HA) Proporsi keg. Terbangun dengan Luas Lahan (%) Klasifikasi 1 2 3 4 5=4/5*100 6 Surabaya
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :
Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya
Lebih terperinciKOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis
KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Surabaya adalah 33.048 Ha dan luas wilayah laut yang dikelolah oleh Pemerintah Kota Surabaya sebesar 19.039 Ha.Kota Surabaya berbatasan
Lebih terperinciPerancangan Sistem Distribusi LPG 3Kg di Kota Surabaya Dengan Mempertimbangkan Pertumbuhan Demand
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Perancangan Sistem Distribusi LPG 3Kg di Kota Surabaya Dengan Mempertimbangkan Pertumbuhan Demand Muchlis, Stefanus Eko Wiratno Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI. Arif Kurniadhi ( )
STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI Arif Kurniadhi (2209 105 025) Dosen Pembimbing : Ir. Syariffudin Mahmudsyah, M. Eng Ir. Teguh Yuwono
Lebih terperinciANALISIS PEMETAAN DAERAH RAWAN PETIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DI WILAYAH SURABAYA
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI) Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, hal 25-32 ANALISIS PEMETAAN DAERAH RAWAN PETIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DI WILAYAH SURABAYA Umaya,
Lebih terperinciSpatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya
Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya Arrowiyah 1, Sutikno 2 Mahasiswa S1 Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya 1 Dosen
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK JUAL BELI ROTI SEMI KEDALUWARSA DI CV. SURYA GLOBAL SURABAYA. berikut akan dipaparkan profil CV. Surya Global sebagai berikut:
BAB III PRAKTIK JUAL BELI ROTI SEMI KEDALUWARSA DI CV. SURYA GLOBAL SURABAYA A. Deskripsi Lokasi Penelitian Untuk mengetahui lebih jelas mengenai gambaran umum objek penelitian, berikut akan dipaparkan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1845/48/432/2017 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM KAJIAN PENELITIAN. masyarakat. Pasar berasal dari kata Parsi bazar berdasarkan bahasa Arab
BAB 2 GAMBARAN UMUM KAJIAN PENELITIAN 2.1 Pasar Tradisional Pasar adalah tempat untuk tukar menukar surplus produksi warga masyarakat. Pasar berasal dari kata Parsi bazar berdasarkan bahasa Arab adalah
Lebih terperinciBAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA
BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA 1 Amanat. KEGIATAN INI DILATAR BELAKANGI OLEH UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik pasal 38 berbunyi penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menilai kinerja pelayanan
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA
WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA Nomor : 188.45/631/436.1.2/2011 TENTANG BATAS KELURAHAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap
Lebih terperinciPERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA
Tabel Permukiman-1. Keluarga Dengan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2006 PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA Ummi Fadlilah Kurniawati, Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009
KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 188.45/ 217 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA BERUPA SEKOLAH OLEH DINAS PENDIDIKAN KOTA WALIKOTA, Menimbang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH (RSDK) DI KELURAHAN TAMBAKSARI KOTA SURABAYA
IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH (RSDK) DI KELURAHAN TAMBAKSARI KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN
BAB III HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang akan menjadi sampel penelitian adalah seorang remaja yang berdomisili di lima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakkan hak asasi
Lebih terperinci1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA
1 SD NEGERI KEBONSARI I 200 0 0 2 SDN ALON-ALON CONTONG I/87 120 0 0 3 SDN Asemrowo 120 0 0 4 SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 80 0 0 5 SDN BABATAN I/456 80 0 0 6 SDN BABATAN IV/459 80 0 0 7 SDN BANGKINGAN
Lebih terperinci