Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 10 TEOREMA NORTON

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

Analisis Rangkaian Listrik

Pertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

BAB 2 LANDASAN TEORI

UKURAN GEJALA PUSAT &

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

TEORI KESALAHAN (GALAT)

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

EL2005 Elektronika PR#01

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

APLIKASI INTEGRAL TENTU

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

Pertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI )

AMPERMETER-VOLTMETER-AVOMETER

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

Transkripsi:

BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya adalah melhat bahwa besar arus yang mengalr pada tap cabang merupakan penjumlahan dar tap-tap arus yang dhaslkan oleh masng-masng sumber tegangan atau sumber arus yang terpasang pada rangkaan tersebut. Msalkan dalam sebuah rangkaan ada sumber. Kta ngn menghtung besar arus I yang melewat pada salah satu cabang rangkaan. Caranya adalah, pertama kta plh salah satu sumber kta paka sebaga sumber tunggal. Untuk sumber yang lan berlaku ketentuan berkut: Jka sumber lannya berupa sumber tegangan, maka dlakukan hubung sngkat. Jka sumber lannya berupa sumber arus, maka sumber arus dputus (rangkaan terbuka). Kemudan kta htung besar arus yang melewat cabang yang dtanyakan untuk sumber pertama, msalnya I. Dengan cara yang sama kta kerjakan untuk sumber yang lan, msalnya dperoleh I 2, I 3, I. Maka besar arus yang melewat cabang tersebut adalah : I = I + I 2 + I 3 +..+ I. Teorema n hanya berlaku untuk rangkaan yang bersfat lner, yatu rangkaan yang memenuh persamaan f(x) = k x, dmana k = konstanta dan x = varable, dengan beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus. Contoh 5. Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema superposs. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL

Jawab: Pertama kta plh sumber tegangan 2V kta paka sebaga sumber tunggal. Sedangkan sumber yang lan berupa sumber arus A, dgant dengan rangkaan terbuka (dputus). Maka dperoleh gambar berkut Berdasarkan Gambar datas maka: Selanjutnya kta plh sumber arus A sebaga sumber tunggal. Maka sumber yang lan yatu sumber tegangan 2V, dgant dengan hubung sngkat, dperoleh Gambar berkut. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2

Besar arus 2 adalah: Sehngga, besar arus adalah : Contoh 5.2 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema superposs. Jawab: Sumber tegangan 7V dplh sebaga sumber tunggal. Sumber lannya 6V dhubung sngkat, sedangkan arus 2A dputus, dperoleh Gambar berkut. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 3

Sehngga dperoleh: Plh sumber tegangan 6V dpaka sebaga sumber tunggal. Sumber lannya 7V dhubung sngkat, dan arus 2A dputus, dperoleh Gambar berkut. Maka besar 2 dapat dhtung dengan cara berkut Sumber arus 2A dpaka sebaga sumber tunggal, sumber lannya 7V dan 6V dhubung sngkat, dperoleh Gambar berkut FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 4

Maka besar 3 dapat dhtung dengan cara berkut Sehngga besar adalah Contoh 5.3 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema superposs. Jawab: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 5

angkaan datas hanya mengandung 2 (dua) sumber arus bebas. Karena tu dengan superposs keadaan yang bsa danalss hanya ada dua. Plh arus 8A sebaga sumber tunggal, dperoleh Gambar berkut Besar dhtung dengan cara berkut Plh arus 4A sebaga sumber tunggal, dperoleh Gambar berkut Besar 2 dhtung dengan cara berkut Sehngga besar adalah: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 6

5.2 Teorema Thevenn Jka dketahu sebuah rangkaan aktf memlk satu sumber atau lebh dan terdr dar susunan tahanan, maka rangkaan tersebut dapat dsederhanakan menggunakan Teorema Thevenn. Teorema Thevenn dgunakan untuk menyederhanakan analss rangkaan, dengan cara menggant rangkaan menjad sebuah rangkaan yang hanya terdr dar sebuah sumber tegangan tunggal yang dhubungkan secara ser dengan sebuah tahanan tunggal. Teorema n menyatakan bahwa Sebuah rangkaan bsa dsederhanakan menjad sebuah sumber tegangan yang dhubungkan ser dengan tahanan penggantnya. Berkut adalah langkah-langkah untuk menentukan besarnya arus dan tegangan dalam suatu rangkaan menggunakan metode Thevenn. Msalkan dketahu rangkaan sepert Gambar 5-(a).. Berdasarkan rangkaan yang dketahu, pertama dcar dahulu Tegangan Thevenn (V TH ), yatu, tegangan yang dperoleh dengan cara melepaskan komponen yang akan dcar besar arus atau tegangannya. 2. Selanjutnya mencar nla tahanan penggant ( TH ) yatu, tahanan yang dperoleh dengan cara berkut: a. Jka semua sumber merupakan sumber bebas, maka sumber tegangan dhubung sngkat sedangkan sumber arus dlepas (rangkaan terbuka). b. Jka ada sumber tak bebas, maka dcar dahulu I TH, kemudan T dcar menggunakan hukum Ohm: TH = V TH /I TH. 3. Gambar rangkaan penggant Thevenn (Gambar 5-(b)) dan pasangkan kompenen yang telah dlepaskan. Dengan menggunakan hukum Ohm dapat dperoleh besar tegangan drop dan kuat arus yang mengalr pada komponen tersebut. angkaan Aktf (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V TH V TH + (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V (a) Gambar 5-: (a) angkaan aktf (b) (b) angkaan penggant Thevenn FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 7

Contoh 5.4 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan = 4Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. VTH Vab 5 4.6 9 V Karena rangkaan hanya mengandung sumber bebas, maka untuk mencar TH, semua sumber d nonaktfkan. TH ab 8x 4 4 8 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 8

Sehngga besar arus pada rangkaan adalah : 9 4 4 9 8 A Contoh 5.5 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan = 6Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. Dalam hal n V ab lebh mudah dhtung menggunakan analss node. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 9

Lhat node v (KC): v 6 v v 2 2 6V 3 Maka : V ab.3 v 2 6 28V 4 Karena rangkaan hanya mengandung sumber bebas, maka untuk mencar TH, semua sumber d nonaktfkan. TH ab 6.2 6 2 4 8 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah Sehngga besar arus pada rangkaan adalah : 28 2A 8 6 Contoh 5.5 Tentukan besar V ab pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: V ab pada rangkaan terletak pada sumber arus 2A. Ber tanda termnal a-b pada sumber arus tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL

Menggunakan konsep pembag tegangan: 24 48 V Vab Vax Vxb.( 24).24 24 24 48 24 TH 4 Karena rangkaan hanya mengandung sumber bebas, maka untuk mencar TH, semua sumber d nonaktfkan. V TH ab 24.24 24 24 24.28 24 28 28 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah Sehngga V ab 4 28.2 52 V Contoh 5.6 Tentukan besar tegangan V pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL

Jawab: V pada rangkaan terletak pada tahanan 3Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. V TH V ab 2. 2 3 2 Kta lhat pada Gambar datas bahwa = 6A, sehngga VTH Vab 3 2 3( 6) 2 3 V Karena pada rangkaan terdapat sumber tak bebas, maka untuk menghtung TH tdak bsa langsung menonaktfkan semua sumber. Karena tu TH dcar dengan cara menghtung I TH terlebh dahulu, yatu arus yang dperoleh saat termnal a-b dhubung sngkat. TH sc 2 6 Hukum KVL: 2 2. 4A 2 2. 2 Sehngga, ITH sc 2 6 4 6 A Maka TH VTH 3 ITH 3 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2

Dengan menggunakan konsep ppembag tegangan, maka besar tegangan V adalah: 3 V.3V 5V 3 3 Contoh 5.7 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. VTH Vab 2 3( 6) 6V Karena pada rangkaan terdapat sumber tak bebas, maka TH dcar dengan cara menghtung I TH terlebh dahulu, yatu arus yang dperoleh saat termnal a-b dhubung sngkat. Hukum KVL: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 3

2 sc sc 3( sc 6 A 5 6) Dalam hal n, 2 I TH sc VTH 6 Jad, TH 5 ITH 6/5 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah 6 Jad, A 5 5.3 Teorema orton Teorema orton dgunakan untuk menentukan besar arus yang melewat sebuah komponen yang terdapat dalam rangkaan. Dengan teorema n kta bsa menyederhanakan rangkaan hngga menjad rangkaan yang hanya terdr dar sebuah sumber arus I (arus orton) yang dhubungkan secara paralel dengan tahanan ekvelennya (Tahanan orton). Arus orton adalah arus yang mengalr pada komponen, saat komponen tersebut dhubung sngkat. Sehngga arus orton dsebut sebaga arus hubung sngkat. Tahanan orton adalah tahanan penggant rangkaan setelah menonaktfkan semua sumber yang terdapat dalam rangkaan. Gambar 5-2 menunjukkan skema rangkaan ekvalen orton. angkaan Aktf (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V I (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V (a) (b) Gambar 5-2: (a) angkaan aktf (b) angkaan penggant orton FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 4

Langkah-langkah penyelesaan dengan teorema orton:. Car dan tentukan ttk termnal a-b dmana parameter yang dtanyakan. 2. Lepaskan komponen pada ttk a-b tersebut, short crcut kan pada termnal a-b kemudan htung nla arus dttk a-b tersebut (I ab = I sc = I ). 3. Jka semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nla tahanan dukur pada ttk a-b tersebut saat semua sumber d non aktfkan dengan cara dgant dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas dgant rangkaan short crcut dan untuk sumber arus bebas dgant dengan rangkaan open crcut) ( ab = = th ). 4. Jka terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar nla tahanan penggant ortonnya ddapatkan dengan cara V I OC 5. Untuk mencar V oc pada termnal ttk a-b tersebut dbuka dan dcar tegangan pada ttk tersebut (V ab = V oc ). 6. Gambarkan kembal rangkaan penggant ortonnya, kemudan pasangkan kembal komponen yang tad dlepas dan htung parameter yang dtanyakan. Contoh 5.8. Dengan mempergunakan teorema orton carlah bag jarngan pada Gambar. 2 kω 3 kω 4 V + 2 ma kω Gambar : Lhat contoh soal. Jawab: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 5

Untuk mencar arus orton ( SC ) kta gant rangkaan tahanan kω dengan rangkaan hubung sngkat 2 kω 3 kω 4 V + 2 ma Gambar 2: Gambar dmana kω dgant dengan rangkaan hubung sngkat. dengan mempergunakan superposs yatu pertama jka sumber tegangan 4 V bekerja maka sumber arus 2 ma dgant dengan rangkaan hubung terbuka, 2 kω 3 kω 4 V + ( SC ) 4V (a) Gambar 3a: Gambar dmana sumber arus 2 ma dhubung terbuka. ( ) 4 4 2 3 SC V, 8 ma dan kedua yatu dengan menggant sumber tegangan 4 V dengan rangkaan hubung sngkat. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 6

2 kω 3 kω ( SC ) 2mA 2 ma (b) Gambar 3b: Gambar dmana sumber tegangan 4 V dhubung sngkat. ( ) 2 2 2 3 4 5 SC ma 2, 8 ma maka ( SC ) total,8,8, 6 ma Sehngga rangkaan ekvalen orton untuk Gambar 3 adalah,6 ma 5 kω kω (c) Gambar 3c: Ekvalen orton untuk Gambar. 5 5,6 5 6,6 3 ma FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 7

2. Tentukan nla dengan teorema orton! Jawab: Gambar 4: Lhat contoh soal 2. Superposs : Sumber Arus dpaka sebaga sumber Mencar sc : 6 A 4 A 2 A sc 2 A 4 A Gambar 5. Arus hubung sngkat pada Gambar 4. I I 48 2 24 48 24 24 24 2 6 6 2 A 4 A sehngga: SC 2 I 48 4 2 2 A FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 8

Mencar : Sumber tegangan dpaka sebaga sumber + Gambar 6: Mencar tahanan orton pada Gambar 4. S S 2 24 24 S S 48 2 S 2 S 2 72 36 72 72 36 36 24 24 A 24 Sehngga rangkaan penggant orton: Gambar 7: angkaan ekvalen orton Gambar 4. Sehngga : 2 3 A FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 9

3. Tentukan rangkaan ekvalen Thevenn dan orton sebagamana terlhat dar termnal a b bag jarngan pada Gambar 8. 2 Ω 4 Ω a + + 5 V b Gambar 8: Lhat Contoh Soal 3. Jawab: Pertama-tama kta car tegangan Thevennnya, langkahnya dengan terlebh dahulu mencar besar arus pada loop tunggal : Dengan mempergunakan KVL pada Loop tunggal n n 2 4 5 5 5 A Kemudan mencar tegangan Thevenn pada salah satu loop : 2 Ω 4 Ω + a + + 5 V b Gambar 9: Tegangan Thevenn FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2

Dengan mempergunakan KVL pada salah satu Loop n n TH OC 4 4 4 V 5 5 5 atau pada loop yang satunya lag, n n TH OC 2 2 2 V Kemudan kta mencar arus ortonnya ( SC ), dengan menghubung sngkatkan termnal a b, sebagamana terlhat pada Gambar, 2 Ω 4 Ω SC + 2 + 5 V Gambar : Arus orton. KVL pada loop, n n FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2

4 5 4 5,25 A KVL pada loop 2, n n (,25) 2,5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,5,625 A Sehngga arus ortonnya adalah SC 2,625,625,625 A (,25,25) Dkarenakan terdapatnya sumber tegangan tak bebas pada Gambar 8 menghambat kta untuk mencar tahanan Thevenn atau tahanan ortonnya, sehngga cara yang memungknkan adalah dengan persamaan v oc = th sc, TH OC SC,625 6 FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 22

maka angkaan Ekvalen Thevennnya adalah 6 Ω a V + b Gambar : angkaan Ekvalen Thevenn Gambar 8. dan angkaan Ekvalen ortonnya adalah a,625 A 6 Ω b Gambar 2: angkaan Ekvalen orton Gambar 8. Contoh 5.8 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema orton. Jawab: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 23

arus pada rangkaan terletak pada tahanan 4Ω. Ber tanda termnal a-b pada sumber tahanan tersebut, kemudan hubung-sngkatkan. Htung arus orton dttk a-b pada saat konds terhubung sngkat. v I sc 4v 3V 2A sc 6 sc 2A Karena dalam rangkaan mengandung sumber tak bebas, maka kta harus menghtung besar tegangan Thevenn dahulu. v V ab 3V 2 x4v 2 6 Vab 8 4 I 2 2 x2 8 8V angkaan penggant ortonnya adalah Sehngga besar arus pada tahanan 4Ω adalah : FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 24

4 x2a A 4 4 Contoh 5.9 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema orton. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan Ω. Ber tanda termnal a-b pada sumber tahanan tersebut, kemudan hubung-sngkatkan. Htung arus orton dttk a-b pada saat konds terhubung sngkat. 2 I sc sc 3( 6 5 sc sc A 6) 6 5 A 2 Karena dalam rangkaan mengandung sumber tak bebas, maka kta harus menghtung besar tegangan Thevenn dahulu. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 25

V ab 2 V I ab 3.6 6 6 / 5 6V angkaan penggant ortonnya adalah 5 Sehngga : 5 6 x( ) A A 5 5 FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 26