BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN KALKULUS

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB II MACAM-MACAM FUNGSI

SRI REDJEKI KALKULUS I

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

III. FUNGSI POLINOMIAL

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

fungsi Dan Grafik fungsi

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

PERSAMAAN GARIS LURUS

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

x X dapat dipetakan ke setiap y Y. hanya jika (jikka) satu x X dapat dipetakan ke satu y Y. RELASI : F: X Y menghasilkan himpunan pasangan berurut:

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

Darpublic Nopember 2013

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan.

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

PTE 4109, Agribisnis UB

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Tugas individu.

BAB II LANDASAN TEORI

Modul Matematika 2012

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 2A TAHUN 2010

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

Menurut jenisnya, fungsi dapat dibedakan menjadi (1) Fungsi aljabar (2) Fungsi transenden

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

Matematika Semester IV

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI.

Rchmd: rls&fngs-smk2004 1

BAB VI. INTEGRAL TAK TENTU (ANTI TURUNAN)

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

Solusi Pengayaan Matematika

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK SOAL UJIAN MASUK PROGRAM D-IV TAHUN AKADEMIK 2011/2012 MINGGU, 5 JUNI 2011 MATEMATIKA 90 MENIT

2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):

= definit postif untuk konstanta p yang = 0 mempunyai dua akar postif,

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

1 Sistem Bilangan Real

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

KALKULUS INTEGRAL 2013

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN LINEAR/GARIS LURUS

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif

BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

Pertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER )

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Matematika Teknik 1, Bab 3 BAB III LIMIT. (Pertemuan ke 4)

A. Menentukan Letak Titik

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

MA5032 ANALISIS REAL

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT

Bagian 1 Sistem Bilangan

kkkk EKSPONEN 1. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 A. 4 2 B. 3 2 C. 2 D. 1 E. 0 Solusi: [B] 2. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 Jika x1

Matematika EBTANAS Tahun 1991

Transkripsi:

BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan dalam matematika, fungsi dan grafik. Selain itu dibicarakan juga tentang tipe-tipe fungsi serta operasi aljabar. Manfaat Pengertian-pengertian dasar ang berkaitan dengan kalkulus sangat diperlukan untuk dipahami lebih dulu, sebelum lebih lanjut belajar tentang kalkulus. Relevansi Berbicara tentang kalkulus tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang sistem bilangan. Setiap fungsi pasti berkaitan dengan pengertian tentang peubah, ang meliputi peubah bebas dan tak bebas. Banak notasi-notasi ang harus dimengerti sebelum lebih jauh mempelajari tentang macam-macam fungsi serta lebih lanjut tentang kalkulus. perasi aljabar sangat penting di dalam hitung kalkulus,, di sini sifatna hana mengulang hal-hal ang pokok. Learning utcomes Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam sistem bilangan, notasi-notasi ang sering digunakan, sistem koordinat ang sering digunakkan dalam bidang teknik. Serta mahasiswa paham tentang macam-macam fungsi, terutama ang berkaitan dengan bidang mesin. s. johanes, dtm sv ugm 1

PENYAJIAN 1.1. Bilangan Riil (Nata) Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatna. Untuk mengetahui bilangan riil, dimulai dengan sistem bilangan ang lebih sederhana. 1. Bilangan asli, aitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6,.... Sistem bilangan ang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli, bilangan ini hana dapat digunakan untuk menghitung jumlah buku, orang, uang, dsb. Jika digandengkan dengan negatifna dan nol, maka diperoleh bilangan-bilangan bulat. 2. Bilangan-bilangan bulat, aitu:...., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,.... Bila untuk mengukur panjang, berat atau tegangan listrik, bilangan bulat tidak memadai, bilangan ini terlalu kurang untuk memberikan ketelitian ang cukup, maka diperlukan bilangan rasional. 3. Bilangan rasional, bentukna a/b, contohna aitu: 3/4, -7/8, 21/5, 19/-2, 16/2, dan -17/1 a = pembilang (numerator) dan b = penebut (denominator) 0 (tidak boleh sama dengan nol). Bilangan rasional dapat ditulis: a. Tipe desimal berakhir (terminating). Contoh: 5/2 = 2,5; 3/4 = 0,75; 5/8 = 0,625 b. Tipe berulang (repeating). Contoh: 2/3 = 0,66666, 3/7 = 0,428571428571428571.., 22/7 = 3,142857142857142857142857142857142857. Ternata bilangan rasional belum berfungsi mengukur semua panjang. Seorang Yunani pada beberapa abad sebelum Masehi menemukan angka, merupakan panjang sebuah segitiga siku-siku samakaki ang panjang sisina satu. Bilangan Ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dari dua bilangan bulat. Jadi adalah bilangan tak-rasional (irasional). 4. Bilangan irasional, mempunai desimal ang tak berakhir dan tidak berulang. Contohna: π 3,1415926535897932384626433832795, Keliling lingkaran = π d 1,4142135623730950488016887242097 5. Dalam bidang teknik, sering digunakan konstanta, e (bilangan Napier = transendental): e = 2,7182818284590452353602874713 s. johanes, dtm sv ugm 2

bilangan basis (pokok) = 10 bilangan basis (pokok) = e Bilangan-bilangan riil adalah sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) ang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifna dan nol. Bilangan-bilangan riil dapat dipandang sebagai pengenal (label) untuk titik-titik sepanjang sebuah garis mendatar. Di sana bilangan-bilangan ini, ang mengukur jarak ke kiri dan ke kanan dari suatu titik tetap ang disebut titik asal dan diberi label 0 (lihat Gambar 1-1). -3-2 -1 0 1 2 3 4 Gambar 1-1 π 1.2. Koordinat Cartesius Koordinat ang lazim digunakan dalam bidang teknik adalah koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Koordinat Cartesius diwakili dengan dua atau tiga sumbu ang saling berpotongan tegak lurus (, atau, dan z), sedangkan koordianat kutub (koodinat poler) diwakili dengan jejari kelengkungan dan sudut (r, ). A(a,b) Gambar 1-2 Koordinat Cartesius bidang, disajikan oleh dua sumbu mendatar dan sumbu tegak. Sumbu mendatar (horizontal), aitu sumbu disebut absis (absisca) dan sumbu tegak disebut ordinat. disebut titik asal (origen), merupakan perpotongan antara sumbu dan sumbu. Contoh: titik A, disebut mempunai koordinat (a,b), maka a adalah absis dan b adalah ordinat titik A. Perjanjian : dari ke kanan adalah positif, sebalikna negatif, dan dari ke atas adalah positif dan sebalikna negatif. (+) (-) (+) (-) Gambar 1-3 s. johanes, dtm sv ugm 3

Perubahan dan jarak Ada dua macam perubahan, aitu pertambahan (increment) dan perkurangan (decrement). Lazimna, setiap perubahan disebut pertambahan. Perubahan dari 1 ke 2 : increment dan dari 2 ke 1 : decrement. Perubahan dari 1 ke 2, ditulis Δ, maka Δ = 2-1 Perubahan dari 1 ke 3, ditulis Δ, maka Δ = 3-1 Perubahan pada arah, juga ditulis dengan cara ang sama. Perubahan dari 1 ke 2, ditulis Δ, maka Δ = 2-1 X 3 X 1 X 2 Gambar 1-4 X Jarak dari 1 ke 2, merupakan harga mutlak dari perubahan, maka = harga mutlak = harga absolut. B( 2, 2 ) Δ Jarak AB adalah merupakan sisi miring segitiga ang dua sisi siku-sikuna adalah Δ & Δ. Berdasar rumus Phtagoras, maka A( 1, 1 ) Δ Gambar 1-5 Misalna titik A & B, masing-masing mempunai koordinat A( 1, 1 ) & B( 2, 2 ). 1.3. Notasi-notasi Interval Jika diketahui dua bilangan a dan b dengan b>a, maka himpunan semua bilangan antara a dan b disebut interval terbuka dan ditulis a < < b atau (a, b). Bila nilai termasuk a dan b, disebut interval tertutup dan ditulis a b atau [a, b]. a < b, interval terbuka kiri dan tertutup kanan, atau (a, b] s. johanes, dtm sv ugm 4

a < b, interval tertutup kiri dan terbuka kanan, atau [a, b). Simbul jumlahan Simbul jumlahan ditulis dengan notasi Σ atau sigma. Digunakan untuk menjumlah bilangan-bilangan ang berurutan. Contoh: a) 1 + 2 + 3 + 4 ditulis b) 4 + 5 + 6 + 7 ditulis Fakulteit Simbul fakulteit atau faktorial atau fakultas ditulis dengan simbul (!), digunakan untuk menajikan perkalian angka-angka berurutan. Misalna: a) 1.2.3.4 ditulis 4! b) 4.5.6.7 ditulis Kombinasi Simbul kombinasi adalah C. jika disediakan empat huruf: a, b, c dan d. Dari keempat huruf tersebut akan dibuat pasangan-pasangan, tiap pasangan terdiri dua huruf, dan tidak saling dipertukarkan (pasangan ab = ba). Maka pasangan ang akan terjadi adalah ab,, ac, ad, bc, bd, dan cd. Dikatakan, mengambil dua huruf untuk dipasangkan dari empat huruf ang tersedia, cara ini dikenal dengan kombinasi. Dari contoh di atas, terdapat 6 pasang huruf ang tidak sama dan tidak saling dipertukarkan posina, dan harga 6 diperoleh dari: Rumus kombinasi: Binomium Newton Dari segitiga Pascal: s. johanes, dtm sv ugm 5

.... dst..... Hana mudah didapat dan diingat bila pangkatna positif dan kecil. Bila pangkatna besar, bentuk di atas dapat dijabarkan dengan rumus: Bentuk ini disebut: Binomium Newton. Sedangkan disebut koefisien Binomium. Contoh: carilah koefisien a 7 b 5 dari bentuk (a+b) 12? Penelesaian: Dari keterangan soal, maka dapat diketahui bahwa n = 12, dan I = 5, sehingga koefisien a 7 b 5 adalah kombinasi, 1.4. Fungsi & Grafik Definisi: suatu peubah disebut fungsi dari peubah, bila diantara dan terdapat suatu aturan ang menatakan hubungan (korespondensi) antara dan, sehingga untuk setiap harga ang dimungkinkan terdapat suatu harga. Hubungan antara dan sebagai fungsi digunakan simbul = f(), = g() atau = (). nilai fungsi Domain (daerah asal) fungsi Gambar 1-6 Range (wilaah hasil) fungsi dan adalah himpunan bilangan. Peubah atau variabel adalah simbul ang mewakili salah satu bilangan dari sekumpulan bilangan-bilangan. s. johanes, dtm sv ugm 6

Fungsi dengan satu variabel bebas Simbul fungsi Variabel tak bebas (dependent variable) atau Variabel bebas (independent variable) G dipilih d Gambar 1-7 Fungsi: aturan ang menghubungkan antara variabel ang dipilih dengan nilai tertentu. Contoh. 1. Luas lingkaran,, dengan R = jari-jari lingkaran, maka 2. Volume bola,, dengan R = jari-jari bola, maka 3. Volume benda,, dengan t = temperatur benda, maka 4. Jarak tempuh benda ang bergerak dengan kecepatan konstan v,, dengan t adalah waktu tempuh benda, maka. 5. Gaa untuk menggerakkan suatu massa tetap m, dengan percepatan a, aitu, maka. Fungsi dengan lebih dari satu variabel bebas Variabel bebasna,, dst. Contoh 1. Luas segi empat,, dengan = panjang dan = lebar, maka 2. Momen maksimum balok di atas tumpuan sederhana dengan variasi bentang l dan beban merata q, aitu:, maka. s. johanes, dtm sv ugm 7

1.5. Tipe -Tipe Fungsi Fungsi suku banak (polinomial) Bentuk fungsi polinomial : Dimana koefisien adalah bilangan riil, pangkat adalah bilangan bulat positif. Pangkat tertinggi adalah, maka disebut polinomial derajat n. Macam-macam fungsi polinomial a. Fungsi konstanta,, polinomial derajat nol b. Fungsi linier,,, polinomial derajat satu (berupa garis lurus) c. Fungsi kuadratik,,, polinomial derajat dua (bentuk parabola) d. Fungsi polinomial derajat tiga (3) atau lebih:, polinomial derajat tiga (3) Fungsi rasional Bentuk fungsi rasional: P() = polinomial derajat n Q() = polinomial derajat m, Q() 0 Fungsi komposit (bersusun) Jika : atau ditulis : u dalam domain f dalam domain g f dan g adalah fungsi Contoh: jika diketahui: dan. Maka:. s. johanes, dtm sv ugm 8

Sedangkan: Fungsi invers Disebut fungsi invers :, jika dan hana jika f merupakan fungsi satu-satu, satu hubungan tertentu dengan (dalam daerah asal fungsi). maka setiap elemen (dalam wilaah fungsi) hana mempunai dan Contoh: tentukan fungsi invers dari: f() = 2 + 6 Penelesaian: misal = 2 + 6, maka 2 = 6 dengan demikian: atau Fungsi kontinu Jika merupakan fungsi ang terdefinisi pada interval terbuka ang memuat c, dan dipenuhi sarat-sarat: a. ada, limit kiri = limit kanan b. c. terdefinisi 1. Fungsi linier (Garis Lurus) Persamaan garis melalui titik P 1 dan P 2 P 2 (-1, 2) Gambar 1-8 P 1 (2,-1) Kemiringan suatu garis s. johanes, dtm sv ugm 9

Jika diketahui suatu garis l, seperti pada gambar di bawah ini. l Q( 2, 2 ) Pada garis l, ditentuan dua titik sembarang, P( 1, 1 ) & Q( 2, 2 ). Pertambahan searah sumbu, aitu Δ α P( 1, 1 ) Gambar 1-9 R( 2, 1 ) = 2 1, sedangkan pertambahan searah sumbu, aitu Δ = 2 1. Δ = lari (run) dan Δ = naik (rise) Definisi: kemiringan garis, Pandang Δ PQR, siku-siku di R. bila α adalah sudut antara garis l dengan sumbu positif, maka :, atau Persamaan umum garis l: kemiringan (disebut juga slope/gradient/koefisien arah garis). titik potong garis dengan sumbu di bawah ini. Penunjukan slope: berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam, lihat dua garis l & k l k α α Gambar 1-10 Bila sejajar sumbu, maka α = 90 o dan tan α = 0. Jadi persamaanna menjadi: s. johanes, dtm sv ugm 10

b = konstanta Bila tegak lurus sumbu, maka α = 90 o dan tan α =, maka (tak tentu). Jadi persamaan garis tegak lurus sumbu, atau sejajar sumbu adalah: c = konstanta Gradien dua garis saling sejajar Sudut kemiringan garis k adalah α 1, dan garis l adalah α 2. Jika dua garis k dan l saling sejajar. maka α 1 = α 2, k l dan. Jadi sarat perlu dan cukup agar dua garis saling sejajar: atau Gambar 1-11 Gradien dua garis saling tegak lurus Garis k berpotongan tegak lurus terhadap garis l. Dari gambar:, maka l k α 1 α 2 Gambar 1-12 Sarat perlu dan cukup agar dua garis saling berpotongan tegak lurus adalah: atau s. johanes, dtm sv ugm 11

Persamaan garis dengan koefisien arah m, dan melalui suatu titik. Pandang garis k, titik P dan Q terletak pada garis tersebut. Dari titik P menuju Q, maka: k Δ = 1 Δ = 1 α P ( 1, 1 ) Q(, ) Maka: adalah persamaan ggaris dengan koefisien arah m, dan melalui titik P( 1, 1 ). Gambar 1-13 2. Fungsi Kuadratik (parabola) a. Persamaan umum : parabola membuka ke atas parabola membuka ke bawah c = titik potong parabola dengan sumbu Contoh persamaan parabola: -3-2 -1 0 1 2 3 5 0-3 -4-3 0 5 Gambar 1-14 (-2,0) (2,0) P(0,-4) Gambar 1-15 b. Persamaan umum : parabola membuka ke kanan parabola membuka ke kiri c = titik potong parabola dengan sumbu Contoh: Persamaan parabola: Gambar 1-16 P(2,0) Y -3-2 -1 0 1 2 3-7 -2 1 2 1-2 -7 Gambar 1-17 s. johanes, dtm sv ugm 12

3. Fungsi Pangkat Tiga Contoh: -3-2 -1 0 1 2 3-27 -8-1 0 1 8 27 Contoh: 0 1 2 3 4 9 2 1 0-7 Gambar 1-18 Gambar 1-19 Contoh: Y -3-2 -1 0 1 2 3-27 -8-1 0 1 8 27 Contoh: Y -4-3 -2-1 0 7 0-1 -2-9 Gambar 1-20 Gambar 1-21 4. Kurva Lingkaran Lingkaran berpusat di titik (0,0): r b P r Lingkaran berpusat di titik P(a,b): Gambar 1-22 a Gambar 1-23 s. johanes, dtm sv ugm 13

5. Kurva Ellips Persamaan ellips: b a Gambar 1-24 1.6. perasi aljabar (review) Aturan pembagian 0 : a = 0, untukk setiap bilangan riil a 0 a : 0 = tidak terdefinisi, untuk setiap bilangan riil a. Eksponen,,,,, Akar-akar fungsi kuadrat,, Atau dengan faktorisasi: & s. johanes, dtm sv ugm 14