Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

dokumen-dokumen yang mirip
ISBN:

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT

A-10 OPTIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN SISTEM LINEAR MAX-PLUS WAKTU INVARIANT

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

APLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DALAM MENGOPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan. Makanan khas dan barang-barang kerajinan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

IV. METODE PENELITIAN

SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR

BAB II LANDASAN TEORI

Model Produksi dan Distribusi Energi

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

SISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN. Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME

TERMODINAMIKA TEKNIK II

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

KETERBAGIAN TAK HINGGA DISTRIBUSI LOG-GAMMA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBUKTIAN RUMUS PERKALIAN GAUSS DAN RUMUS LEGENDRE

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

Bilangan Kromatik Lokasi n Amalgamasi Bintang yang dihubungkan oleh suatu Lintasan

Transkripsi:

Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah dibahas siste linear -plus waktu invariant (SLMI), di ana waktu aktifitasnya berupa bilangan real. Dala siste linear -plus interval waktu invariant (SLMII), ada ketidakpastian dala waktu aktifitasnya, sehingga waktu aktifitas ini diodelkan sebagai interval bilangan real. Artikel ini ebahas tentang generalisasi SLMI enjadi SLMII dan analisis input-output SLMII. Dapat ditunjukkan bahwa SLMII berupa suatu siste persaaan linear -plus interval dan analisa input-output SLMII terkait asalah input paling labat dapat dibahas elalui penyelesaian suatu siste persaaan linear -plus interval. Diberikan juga ilustrasi penerapannya dala siste produksi sederhana. Kata-kata kunci: Siste Linear, Max-Plus, Interval, Waktu Invariant, Input-Output. 1. Pendahuluan Dala asalah peodelan dan analisa suatu jaringan, kadang-kadang waktu aktifitasnya tidak diketahui dengan pasti. Hal ini isalkan karena jaringan asih pada tahap perancangan, data-data engenai waktu aktifitas belu diketahui secara pasti. Ketidakpastian waktu aktifitas jaringan ini dapat diodelkan dala suatu interval, yang selanjutnya di sebut waktu aktifitas interval. Aljabar -plus (hipunan seua bilangan real dilengkapi dengan operasi dan plus) telah dapat digunakan dengan baik untuk eodelkan dan enganalisis secara aljabar asalah-asalah jaringan, seperti asalah: penjadwalan (proyek) dan siste antrian, lebih detailnya dapat dilihat pada Bacelli, et al. (2001), udhito, A. (2003). Dala Schutter (1996) dan udhito, A. (2003) telah dibahas peodelan dinaika siste produksi sederhana dengan pendekatan aljabar -plus. Secara uu odel ini berupa siste linear -plus waktu invariant. Konsep aljabar -plus interval yang erupakan perluasan konsep aljabar -plus, di ana eleen-eleen yang dibicarakan berupa interval telah dibahas dala udhito, dkk (2008). Pebahasan engenai atriks atas aljabar -plus telah dibahas dala udhito, dkk (2011a). Dala udhito, dkk (2011b) telah dibahas eksistensi penyelesaian siste persaaan linear -plus interval. Sejalan dengan cara peodelan dan pebahasan input-output siste linear plus waktu invariant seperti dala Schutter (1996) dan udhito, A. (2003), dan dengan Makalah dipresentasikan dala dengan tea Mateatika dan Pendidikan Karakter dala Pebelajaran pada tanggal 3 Deseber 2011 di Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY

eperhatikan hasil-hasil pada aljabar -plus interval, akalah ini akan ebahas peodelan dan analisa input-output siste linear -plus waktu invarian dengan waktu aktifitas interval, dengan enggunakan aljabar -plus interval. 2. Aljabar Max-Plus Dala bagian ini dibahas konsep dasar aljabar -plus dan siste persaaan linear input-output -plus A x = b. Pebahasan selengkapnya dapat dilihat pada Bacelli, et al. (2001), udhito, A. (2003). Diberikan := { } dengan adalah hipunan seua bilangan real dan : =. Pada didefinisikan operasi berikut: a, b, a b := (a, b) dan a b : = a + b. Keudian (,, ) disebut aljabar -plus, yang selanjutnya cukup dituliskan dengan. elasi p pada didefinisikan dengan x y. Operasi dan pada dapat diperluas untuk operasi-operasi atriks dala p y x y = : = {A = (A ij ) A ij, untuk i = 1, 2,..., dan j = 1, 2,..., n}. Untuk α, dan A, B didefinisikan α A, dengan (α A) ij = α A ij dan A B, dengan (A B) ij = A ij B ij untuk i = 1, 2,..., dan j = 1, 2,..., n. Untuk A, p n B didefinisikan A B, dengan (A B) ij = A ik B kj. Didefinisikan atriks p k=1 p E, (E ) ij : = n n 0,, jika i = j jika i j dan atriks, ( ) ij := untuk setiap i dan j. elasi p pada didefinisikan dengan A p B A B = B. Didefinisikan n := {x = [ x 1, x 2,..., x n ] x i, i = 1, 2,..., n}. Unsur-unsur dala n disebur vektor atas. Diberikan A dan b. Vektor x siste persaaan linear A x = b jika eenuhi A x disebut subpenyelesaian p b. Suatu subpenyelesaian xˆ dari siste A x = b disebut subpenyelesaian terbesar siste A x = b jika x xˆ untuk setiap subpenyelesaian x dari siste A x = b. Diberikan A dengan p Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 105

unsur-unsur setiap kolonya tidak seuanya saa dengan dan b n. Subpenyelesaian terbesar A x = b ada dan diberikan oleh xˆ = (A ( b)). 3. Aljabar Max-Plus Interval Bagian ini ebahas konsep dasar aljabar -plus interval dan teknik pengoperasian atriks atas aljabar -plus interval. Pebahasan lebih lengkap dapat dilihat pada udhito, dkk (2011a). Interval (tertutup) x dala adalah suatu hipunan bagian dari yang berbentuk x = [ x, x] = {x x p x p x }. Interval x dala di atas disebut interval -plus, yang selanjutnya akan cukup disebut interval. Suatu bilangan x dapat dinyatakan sebagai interval [x, x]. Didefinisikan I() := { x = [ x, x ] x, x, p x p x} {}, dengan := [, ]. Pada I() didefinisikan operasi dan dengan: x y = [ x y, x y ] dan x y = [ x y, x y], x, y I( ). Keudian (I(),, ) disebut dengan aljabar -plus interval yang dilabangkan dengan I(). n Didefinisikan I() := {A = (A ij) A ij I( ), untuk i = 1, 2,..., dan j = n 1, 2,..., n}. Matriks anggota I() disebut atriks interval -plus. Selanjutnya atriks interval -plus cukup disebut dengan atriks interval. Untuk α I(), A, B I(), didefinisikan α A, dengan (α A) ij = α A ij dan A B, dengan p (A B) ij = A ij B ij untuk i = 1, 2,..., dan j = 1, 2,..., n. Untuk A I(), B p n I(), didefinisikan A B dengan (A B) ij = p k= 1 A ik B kj untuk i = 1, 2,..., dan j = 1, 2,..., n. Operasi konsisten terhadap urutan aka A C A p I, yaitu jika A pi B, p I B C. Operasi juga konsisten terhadap urutan p I pi B, aka A C pi B C. n Untuk A I() didefinisikan atriks A = ( A ij), yaitu jika dan A= (A ij ) n yang berturut-turut disebut atriks batas bawah dan atriks batas atas dari atriks interval A. Didefinisikan interval atriks dari A, yaitu [ A, A ] = {A n Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 106

A p A p A }. Dapat ditunjukkan untuk setiap atriks interval A selalu dapat ditentukan interval atriks [ A, A ] dan sebaliknya. Matriks interval A I() dapat dipandang sebagai interval atriks [ A, A ]. Interval atriks [ A, A ]disebut interval atriks yang bersesuaian dengan atriks interval A dan dilabangkan dengan A [ A, A]. Didefinisikan I() n := {x = [x 1,..., x n ] x i I(), i = 1,..., n }. Unsurunsur dala I() n n disebut vektor interval atas I(). Diberikan A I() dan b I(). Suatu vektor interval x* I() disebut penyelesaian interval siste interval A x = b jika berlaku A x * n = b. Diberikan A I() dan b I(). Suatu vektor interval x I() disebut subpenyelesaian interval siste A x = b jika berlaku A x pi n b. Diberikan A I() dan b I(). Suatu vektor interval xˆ I() disebut subpenyelesaian terbesar interval siste interval A x = b jika x pi xˆ untuk setiap subpenyelesaian interval x dari siste A x = b. eorea berikut eberikan eksistensi subpenyelesaian terbesar interval siste interval A x = b. eorea 1 n Jika A I() dengan unsur-unsur setiap kolonya tidak seuanya saa dengan dan b I(), di ana A [ A, A] dan b [b, b ], aka vektor interval xˆ [ xˆ, xˆ ], dengan xˆ i = in{ ( A ( b )) i, ( erupakan subpenyelesaian terbesar siste A x = b. A ( b )) i } dan xˆ = ( A ( b )) 4. Peodelan Siste Produksi Sederhana dengan Waktu Aktifitas Interval Diperhatikan suatu siste produksi sederhana (Schutter, 1996) yang disajikan dala Gabar 1 berikut: Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 107

d 1 = [5, 7] u(k) t 1 = [2, 3] t 3 = [1, 2] t 2 = [0, 0] P 1 d 2 = [6, 8] t 4 = [0, 0] P 2 d 3 = [3, 4] P 3 t 5 = [0, 0] y(k) Gabar 1 Siste ini terdiri dari 3 unit perosesan P 1, P 2, P 3. Bahan baku diasukkan ke P 1 dan P 2, diproses dan dikirikan ke P 3. Interval waktu perosesan untuk P 1, P 2 dan P 3 berturut-turut adalah d 1 = [5, 6] d 2 = [6, 8] dan d 3 = [3, 4] satuan waktu. Diasusikan bahwa bahan baku eerlukan t 1 = [2, 3] satuan waktu untuk dapat asuk dari input ke P 1 dan eerlukan t 3 = [1, 2] satuan waktu dari produk yang telah diselesaikan di P 1 untuk sapai di P 3, sedangkan waktu transportasi yang lain diabaikan. Pada input siste dan antara unit perosesan terdapat penyangga (buffer), yang berturut-turut disebut buffer input dan buffer internal, dengan kapasitas yang cukup besar untuk enjain tidak ada penyangga yang eluap (overflow). Suatu unit perosesan hanya dapat ulai bekerja untuk suatu produk baru jika ia telah enyelesaikan perosesan produk sebelunya. Diasusikan bahwa setiap unit perosesan ulai bekerja segera setelah bahan tersedia. Misalkan u(k+1) : interval waktu saat bahan baku diasukkan ke siste untuk perosesan ke- (k+1), x i (k) : interval waktu saat unit perosesan ke-i ulai bekerja untuk perosesan ke-k, y(k) : interval waktu saat produk ke-k yang diselesaikan eninggalkan siste. Waktu saat P 1 ulai bekerja untuk perosesan ke-(k+1) dapat ditentukan sebagai berikut. Jika bahan entah diasukkan ke siste untuk perosesan ke-(k+1), aka bahan entah ini tersedia pada input unit perosesan P 1 pada interval waktu t = u(k+1) [2, 3]. Akan tetapi P 1 hanya dapat ulai bekerja pada sejulah bahan baku baru segera setelah enyelesaikan perosesan sebelunya, yaitu sejulah bahan baku untuk perosesan ke-k. Karena interval waktu perosesan pada P 1 adalah d 1 = [5, 7] Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 108

satuan waktu, aka produk setengah-jadi ke-k akan eninggalkan P 1 pada saat interval t = x 1 (k) [5, 7]. Dengan enggunakan operasi aljabar -plus interval diperoleh: x 1 (k+1) = [5, 7] x 1 (k) [2, 3] u(k+1) untuk k = 1, 2, 3,.... Dengan alasan yang saa untuk P 2, P 3 dan waktu saat produk ke-k yang diselesaikan eninggalkan siste, diperoleh: x 2 (k+1) = [6, 8] x 2 (k) u(k+1) x 3 (k+1) = [11,16] x 1 (k) [12,16] x 2 (k) [3, 4] x 3 (k) [8,11] u(k+1) y(k) = [3, 4] x 3 (k), untuk k = 1, 2, 3,.... Jika dituliskan dala persaaan atriks dala aljabar -plus, persaaan-persaaan di atas enjadi [5, 7] [2, 3] x(k+1) = [6, 8] x(k) [0, 0] u(k+1) [11,16] [12,16] [3, 4] [8,11] y(k) = [ [3, 4] ] x(k) untuk k = 1, 2, 3,... dan x(k) = [x 1 (k), x 2 (k), x 3 (k)]. Hasil di atas dapat juga dituliskan dengan x(k+1) = A x(k) B u(k+1) y(k) = C x(k) untuk k = 1, 2, 3,..., dengan x(k) = [x 1 (k), x 2 (k), x 3 (k)] I() 3, keadaan awal x(0) = x 0, A = [5, 7] [11,16] dan C = [ [3, 4] ] I() [6, 8] [12,16] 1 3. [3, 4] I() [2, 3], B = [0, 0] I() 3 [8,11] 3 3 5. Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Matriks dala persaaan sistenya erupakan atriks konstan, yaitu tidak tergantung pada paraeter k, sehingga sistenya erupakan siste waktu-invariant. Siste seperti dala contoh di atas erupakan suatu contoh siste linear -plus interval waktu-invariant (SLMII) seperti yang diberikan dala definisi berikut. Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 109

Definisi 1 (SLMII) Siste Linear Max-Plus Interval Waktu-Invariant adalah Siste Kejadian Diskrit yang dapat dinyatakan dengan persaaan berikut: x(k+1) = A x(k) B u(k+1) y(k) = C x(k) n n untuk k = 1, 2, 3,..., dengan kondisi awal x(0) = x 0, A I(), B I() n dan 1 n C I(). Vektor interval x(k) I() n enyatakan interval keadaan (state), (1) u(k) I() adalah vektor interval input dan y(k) I() 1 adalah vektor interval output siste saat waktu ke-k. SLMII seperti dala definisi di atas secara singkat akan dituliskan dengan SLMII(A, B, C, x 0 ). Jika kondisi awal dan suatu barisan input diberikan untuk suatu SLMII(A, B, C, x 0 ), aka secara rekursif dapat ditentukan suatu barisan vektor keadaan siste dan barisan output siste. Secara uu sifat input-output SLMII(A, B, C, x 0 ) diberikan dala teorea berikut. eorea 2 (Input-Output SLMII (A, B, C, x 0 )) Diberikan bilangan bulat positip p. Jika vektor interval output y = [y(1), y(2),..., y(p)] dan vektor interval input u = [u(1), u(2),..., u(p)] pada SLMI(A, B, C, x 0 ), aka y = K x 0 H u dengan K = C A C A M C A 2 p C B dan H = C A B M p 1 C A B C A C B M p 2 B L L O L. M C B Bukti: Pebuktian analog dengan kasus waktu aktifitas yang berupa bilangan real, dengan engingat bahwa operasi penjulahan dan perkalian atriks interval konsisten terhadap urutan yang telah didefinisikan di atas. Bukti untuk kasus waktu aktifitas yang berupa bilangan real dapat dilihat dala udhito(2003: hal 56-58). Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 110

Dala siste produksi, eorea 2 berarti bahwa jika diketahui kondisi awal siste dan barisan waktu saat bahan entah diasukkan ke siste, aka dapat ditentukan barisan interval waktu saat produk selesai diproses dan eninggalkan siste. Berikut dibahas asalah input paling labat pada SLMII(A, B, C, x 0 ). Masalah input paling labat pada SLMII(A, B, C, x 0 ) adalah sebagai berikut: Diberikan suatu bilangan bulat positip p. Diketahui vektor interval output y = [y(1),..., y(p)]. Misalkan vektor interval u = [u(1),..., u(p)] adalah vektor interval input. Perasalahannya adalah enentukan vektor interval input u terbesar (vektor interval waktu paling labat) sehingga eenuhi K x 0 H u p I y, dengan K dan H seperti dala eorea 2. Dala siste produksi, asalah ini epunyai interpretasi sebagai berikut. Misalkan diketahui vektor interval y adalah vektor interval waktu paling labat agar produk harus eninggalkan siste. Perasalahannya adalah enentukan vektor interval u yaitu vektor interval waktu paling labat saat bahan baku harus diasukkan ke dala siste. Penyelesaian asalah ini diberikan dala eorea 3 berikut. eorea 3 Diberikan SLMII(A, B, C, x 0 ) dengan C B (atriks interval yang seua eleennya ). Jika K x 0 pi y, aka penyelesaian asalah input paling labat pada SLMII(A, B, C, x 0 ) diberikan oleh û [û, û ], dengan û i = in{ ( H ( y )) i, ( H ( y )) i } danû = ( H ( y )). Bukti: Karena K x 0 p I y, aka K x 0 H u = y H u = y. Akibatnya asalah interval input paling labat pada SLMII(A, B, C, x 0 ) enjadi asalah enentukan vektor interval input u terbesar yang eenuhi H u p I y. Masalah ini erupakan asalah enentukan subpenyelesaian terbesar siste persaaan linear -plus interval H u = y. Karena C B, aka koponen setiap kolo atriks interval H tidak seuanya saa dengan. Menurut eorea 1 subpenyelesaian terbesar Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 111

siste persaaan linear -plus interval H u = y adalah û [û, û ], dengan û i = in{ ( H ( y )) i, ( H ( y )) i } dan û = ( H ( y )). Contoh 1 Diperhatikan siste produksi sederhana dala subjudul 4 di atas. Misalkan kondisi awal siste x(0) = [[0, 0], [1, 1], [, ]], yang berarti unit perosesan P 1 dan P 2 berturut-turut eulai aktifitasnya saat waktu 0 dan 1 seentara unit perosesan P 3 asih kosong dan harus enunggu datangnya input dari P 1 dan P 2. Diinginkan penyelesaian produk sebelu y(1) = [25, 25], y(2) = [30, 30], y(3) = [40, 40] dan y(4) = [50, 50], dala hal ini waktu dapat ditentukan dengan pasti. Selanjutnya akan ditentukan waktu peasukkan bahan baku ke dala siste yang selabat ungkin. Perhatikan bahwa K x 0 = [[16, 21], [22, 29], [28, 37], [34, 45] ] p I y, sehingga eorea 3 dapat digunakan. Subpenyelesaian terbesar siste persaaan linear plus interval H u = y atau [11,15] [16, 23] [21, 30] [27, 37] [11,15] [16, 23] [21, 30] [11,15] [16, 23] [11,15] u(1) u(2) = u(3) u(4) [25, 25] [30, 30] [40, 40] [50, 50] adalah û [û, û ] = [[7, 7], [15, 15], [27, 27], [35, 35]]. Diperoleh waktu peasukkan bahan baku ke dala siste dengan pasti. Jadi bahan baku harus diasukkan ke siste paling labat pada saat waktu û (1) = 7, û (2) = 15, û (3) = 27 dan û (4) = 35. Daftar Pustaka Baccelli, F., Cohen, G., Olsder, G.J. and Quadrat, J.P. 2001. Synchronization and Linearity. New York: John Wiley & Sons. udhito, Andy. 2003. Siste Linear Max-Plus Waktu-Invariant. esis: Progra Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. udhito, Andy. Wahyuni, Sri. Suparwanto, Ari dan Susilo, F. 2008. Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur. Berkala Iliah MIPA Majalah Iliah Mateatika & Ilu Pengetahuan Ala. Vol. 18 (2): pp. 153-164 Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 112

udhito, Andy. Wahyuni, Sri. Suparwanto, Ari dan Susilo, F. 2011a. Matriks atas Aljabar Max-Plus Interval. Jurnal Natur Indonesia. Vol. 13 No. 2. pp. 94-99. udhito, Andy. Wahyuni, Sri. Suparwanto, Ari dan Susilo, F. 2011b. Systes of Fuzzy Nuber Max-Plus Linear Equations. Journal of the Indonesian Matheatical Society Vol. 17 No. 1 Schutter, B. De., 1996. Max-Algebraic Syste heory for Discrete Event Systes, PhD thesis Departeent of Electrical Enginering Katholieke Universiteit Leuven, Leuven. Yogyakarta, 3 Deseber 2011 MA 113