Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT X Tjahjo Purtomo

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

IV. METODE PENELITIAN

Monitoring Uji Stabilitas Jenis Tablet Antibiotik Pada Masa Kadaluarsa Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat (Studi Kasus : PT X )

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI BISKUIT GO! RIORIO DI PT. SIANTAR TOP, TBK

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

TERMODINAMIKA TEKNIK II

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

BAB III ANALISA TEORETIK

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

PIPA PVC PUTU WITRI DEWAYANTI Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri, MT. Co Pembimbing: Wibawati, S.Si, M.Si. Kamis, 7 Juli 2011

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Diagram ARL W i & W Ri. Varian

BAB III METODE ANALISIS

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-290

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp)

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz Fitra Aksioa Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber (ITS) Jl. Arief Rahan Haki, Surabaya 60111 Indonesia e-ail: haryono@statistika.its.ac.id, diaz_fa@statistika.its.ac.id, qulsudwi@gail.co Abstrak PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Serah Kencong erupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang budidaya hasil perkebunan salah satunya teh hita. Pengendalian kualitas yang dilakukan hanya berupa pencatatan hasil secara deskriptif sehingga hasilnya tidak apu enunjukkan kebaikan suatu proses produksi. Pada kenyataannya pabrik sering engalai asalah pada volue density yang enyebabkan perubahan kualitas dari rasa dan kepekatan warna. Density seringkali elebihi batas spesifikasi yang telah ditentukan yang ebuat kualitas teh hita enurun. Pada penelitian ini, pengendalian kualitas dilakukan secara ultivariat karena density eberikan pengaruh terhadap karakteristik yang lain yaitu kepekatan warna dan rasa. Peta kendali yang digunakan adalah MEWMV dan MEWMA yang dinilai lebih sensitif terhadap pergeseran proses daripada peta kendali ultivariat yang lainnya. Diperoleh hasil pebobot yang optial adalah 0,9 untuk MEWMV dan MEWMA. Dari pebobot tersebut proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Serah Kencong XII belu terkendali secara statistik. Indeks kapabilitas ultivariat MP p yang diperoleh adalah sebesar,0. Sehingga ada kecenderungan kinerja proses telah kapabel pada ketiga variabel. Nilai MP pk yang diperoleh adalah -0,53 diana nilai tersebut lebih kecil dari 1 sehingga kinerja proses ultivariat belu kapabel. Kata Kunci Kapabilitas, MEWMA, MEWMV, Peta Kendali, Teh Hita. T I. PENDAHULUAN eh erupakan inuan yang populer di asyarakat Indonesia. Teh adalah inuan yang paling banyak dikonsusi oleh anusia dengan julah sekitar 10 l perkapita perhari. Menurut Statistik Perkebunan Indonesia 013-015 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan [1], ekspor teh Indonesia didoinasi oleh jenis teh hita yang encapai 75%, dan sisanya erupakan teh hijau. PT. Perkebunan Nusantara XII adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dala bidang perkebunan. Salah satu kebun teh yang berada dala wilayah PT. Perkebunan Nusantara XII yaitu kebun Sirah Kencong Blitar. Proses pengolahan teh hita di kebun Sirah Kencong diulai dari peetikan daun teh hingga pengeasan. Pengendalian utu yang dilakukan oleh PTPN XII kebin Sirah Kencong terbagi enjadi beberapa tahapan. Pengujian bulk density dilakukan untuk engetahui volue density dari teh. Selain itu pengendalian utu dengan enggunakan indrawi berupa indra pengecap dan indra penglihatan yaitu rasa dan warna. Ketiga pengendalian utu ini enentukan suatu produk dapat direlease. Dari ketiga karakteristik diatas, PT. Perkebunan Nusantara Unit Sirah Kencong sering eneukan volue density yang elebihi batas spesifikasi yang telah ditentukan. Hal ini epengaruhi kualitas karakteristik lainnya yang enyebabkan turunnya penjualan ekspor. Sehingga digunakan peta kendali ultivariat untuk engetahui kestabilan proses dari produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII yang selanjutnya akan dianalisis kapabilitas proses produksinya. Peta kendali apu enggabarkan akurasi dan presisi suatu produksi barang. Selanjutnya akan dilakukan analisis lebih lanjut dengan enghitung kapabilitas proses yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XII. Dengan engetahui kestabilan prosesnya, dapat dianalisis penyebab utaa dari ketidakstabilan proses. Peta kendali yang akan digunakan dala penelitian ini adalah peta kendali MEWMA dan MEWMV yang dinilai lebih sensitif terhadap pergeseran proses daripada peta kendali ultivariat lainnya. Penelitian sebelunya engenai proses produksi teh hita pernah dilakukan untuk engetahui pengendalian utu yang dilakukan selaa proses produksi. Menurut penelitian tersebut, pengendalian utu yang dilakukan dala proses produksi teh hita terbagi enjadi tiga tahapan yaitu pengendalian bahan baku, utu proses, dan utu produk akhir []. Selain itu terdapat penelitian engenai pengeringan serbuk teh hita dengan etode Six Siga yang eperoleh kesipulan proses pengeringan serbuk teh hita eiliki tingkat six siga kapabilitas jangka pendek sebesaar,8 dan kapabilitas jangka panjang sebesar,41 [3]. II. Uji Korelasi TINJAUAN PUSTAKA Uji korelasi adalah salah satu pengujian dala statistik yang digunakan untuk encari hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Untuk data ultivariat digunakan pengujian Bartlett s test. Hipotesis : H 0 :ρ = I (tidak ada korelasi antar variabel) H 1 :ρ I (ada korelasi antar variabel) Statistik uji sebagai berikut : χ hitung = ln R { 1 p+5 } (1) 6 Dari pengujian diatasa akan dihasilkan nilai χ hitung diana akan tolak H 0 jika nilai χ hitung > χ p(p 1) yang artinya terdapat korelasi antar variabel.

D-38 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) Peta Kendali MEWMV Peta kendali MEWMV adalah peta kendali yang digunakan untuk eonitoring sebuah proses untuk endeteksi pergeseran variabilitas proses yang kecil[4]. V = ω(x y )(x y ) T + (1 ω)v 1 () Diana nilai pebobot adalah 0 < < 1, 0 < < 1, dan V 0 = (x 1 y 1 )(x 1 y 1 ) T. Nilai estiasi dari y dapat dilihat dari persaaan berikut. y = λx + (1 λ)y 1 (3) Dengan y erupakan estiasi natural untuk proses rata-rata pada waktu ke- dari MEWMA dan nilai y 0 = 0. x 1 y 1 y x X = [ ] ; Y = [ ] (4) x y Diana erupakan total banyaknya sapel pengaatan yang dilakukan. Nilai x akan dicari sebanyak p karakteristik yang diaati. (1 ω) 1 0 0 0 0 ω(1 ω) 0 0 C = 0 0 0 (5) 0 ω(1 ω) 0 [ 0 0 0 ω] Selanjutnya dilakukan subtitusi persaaan hingga diperoleh hasil persaaan berikut y = λ(1 λ) i x i i=1 x i y i = (1 λ)x i λ(1 λ)x i 1 λ(1 λ) i 1 x 1 ; i = 1,,, (6) Keudian dari persaaan (6) dilakukan perhitungan nilai atriks berikut. (X 1 y 1 ) T (X Y) = (X y ) T [ (X t y t ) T ] = (I M)X (7) dengan I adalah atriks identitas berukuran x dan M adalah atriks segitiga bawah berukuran x dengan erupakan bobot yang telah ditetapkan. λ 0 0 λ(1 λ) λ M = [ 0 ] (8) 0 λ(1 λ) 1 λ(1 λ) λ berdasarkan persaaan (7), aka dapat diperoleh. V = X T QX (9) Diana Q adalah atriks bujur sangkar dengan ukuran x. Q = (I M) T C(I M) (10) Berdasarkan persaaan (9) diperoleh tr(v ) = tr(x T QX) = tr(qxx T ) Oleh karena itu didapatkan, p tr(v ) = i=1 j=1 q ij ( k=1 x ik x jk ) (11) Saat p =1 persaaan tr(v) akan enjadi bentuk diagra kontrol EWMV. Saat proses dala keadaan terkontrol dapat ditunjukkan perhitungan untuk endapatkan E(tr(V)). E[tr(V )] = p i=1 q ii = p tr(q) (1) Nilai E[tr(V)] pada persaaan (1) akan kovergen untuk E(V ) = ap(1 λ) dengan dan perhitungan λ Var[tr(V)] sebagai berikut. Var[tr(V )] = p i=1 j=1 q ij (13) Persaaan (13) akan enjadi batas yang eungkinkan untuk setiap. Berdasakan persaaan (1) pula didapatkan batas diagra kontrol berdasarkan tr(v) yaitu. E[tr(V )] ± L Var[tr(V )] = p tr(q) ± L p i=1 j=1 q ij (14) diana L erupakan konstanta yang bergantung pada p (banyak karakteristik kualitas), nilai (soothing constant) dan (pebobot) yang telah ditentukan sebelunya. Peta Kendali MEWMA Peta kendali MEWMA erupakan perluasan dari peta kendali EWMA yang digunakan untuk endeteksi terjadinya ean proses yang kecil secara ultivariat. Salah satu kelebihan peta kendali MEWMA adalah robust terhadap asusi distribusi noral, artinya apabila data tidak eenuhi asusi distribusi noral ultivariat aka pebuatan diagra kendali MEWMA asih dapat dilakukan [5]. Berikut adalah vektor observasi pada peta kendali MEWMA. Z i = λx i + (1 λ)z i 1 (15) Diana nilai 0 < λ < 1 dengan, i=1,,3,..., = banyaknya subgrup yang diaati λ= besarnya pebobot Data yang akan diplot pada diagra kontrol adalah sebagai berikut. T i = Z t i [Σ Zi ] 1 Z i (16) Dengan atriks kovarian sebagai berikut, λ Σ Zi = [1 (1 λ λ)i ] (17) i= 1,,..., j= 1,,...,p p= banyaknya variabel karakteristik kualitas yang diaati = banyaknya data yang diaati Nilai batas kendali atas dala diagra kontrol MEWMA dinyatakan dala nilai H. Nilai H diperoleh berdasarkan nilai λ yang telah ditentukan dan julah karakteristik kualitas yang diteliti Analisis Kapabilitas Proses Kapabilitas proses adalah keapuan suatu proses untuk enghasilkan suatu produk/ jasa sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Analisis kapabilitas proses erupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan progra peningkatan kualitas. Dala penelitian ini pengaatan yang dilakukan pada karaketristik variabel erupakan kasus ultivariat, aka perhitungan indeks kapabilitasnya adalah sebagai berikut [6]. MP p = ( 1 p i p i=1 P p ) 1 p i i=1 P pk ) p MP pk = ( (18) Keterangan : i = 1,,.., p p = julah karakteristik kualitas Nilai dari P p dapat dicari dengan ruus sebagai berikut. P p = USL LSL 6s (19)

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-39 Sedangkan ruus dari P pk adalah P pk = in {P pu ; P pl } USL X P pu = 3s P pl = X LSL (0) 3s Keterangan : USL = Upper Specification Liits (Batas Spesifikasi Atas) LSL = Lower Specification Liits (Batas Spesifikasi Bawah) X = rata-rata proses Nilai P p dan P pk erupakan nilai pengukuran yang ewakili bagaiana proses berjalan sehubungan dengan kebutuhan konsuen selaa periode waktu yang laa. P pk ewakili apa adanya yang dibuat oleh produsen. Kriteria penilaian MP pk yaitu apabila nilai MP pk yang didapatkan kurang dari 1 aka kinerja proses tidak bagus atau tidak kapabel secara ultivariat, jika lebih dari 1 aka kinerja proses tersebut utlak bagus atau kapabel. Apabila nilai MP pk lebih kecil dari nilai MP p enunjukkan bahwa proses pada kedua variabel ini tidak terpusat dan tidak encapai kapabilitas potensial. Proses Produksi Teh Hita Secara uu, pengolahan teh terbagi enjadi dua siste, yaitu siste Ortodox dan CTC (Crushing Tearing Curling). Pada proses produksi di PT Perkebunan Nusantara XII, digunakan siste CTC. Tahapan proses yang dilakukan adalah peetikan daun segar, analisis hasil petikan, pelayuan, penggulungan, oksidasi enziatis, pengeringan, sortasi kering, pengendalian utu, pengeasan, dan pengirian [7]. III. Suber Data METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari PT. X. Data tersebut erupakan data hasil pengaatan karakteristik utu berupa density, kepekatan warna, dan rasa teh hita yang dilakukan oleh divisi Quality Control PT. X. Data yang digunakan ulai bulan Januari 016 hingga Maret 016. Pada penelitian ini, terdapat 80 data individual dengan enggunakan hari sebagai subgrupnya [9]. Variabel Penelitian Variabel yang akan digunakan dala penelitian ini adalah karakteristik utu yang enentukan kualitas dari teh hita yaitu density, rasa, dan warna teh. Pengujian density dilakukan dengan cara easukkan bubuk teh ke dala gelas ukur sebanyak 100 gra, keudian dilihat voluenya. Untuk pengujian warna dan rasa, bubuk teh kering ditibang sebanyak 5,6 gra keudian diasukkan dala cangkir penyeduh utuk diseduh dengan air endidih. Setelah dibiarkan selaa 5 enit, air disaring dan apas seduhan dipisahkan. Warna dari apas seduhan akan dinilai. Apas yang baik berwarna cerah irip tebaga. Air seduhan akan dicicipi oleh seorang yang bertugas encicipi rasa teh. TABEL 1. VARIABEL PENELITIAN Variabel Karakteristik Keterangan Spesifikasi X 1 Density Kerapatan Massa 50-95 l Bubuk Teh Hita X Kepekatan warna Warna yang dihasilkan setelah teh diseduh X 3 Rasa Rasa dari seduhan teh tanpa diberi tabahan rasa lain Langkah Analisis 1-5 1-5 Metode analisis yang digunakan dala pengendalian kualitas di PT Perkebunan Nusantara XII pada produk teh adalah sebagai berikut. 1. Melakukan uji korelasi terhadap variabel karakteristik kualitas yang diaati.. Melakukan pengendalian proses produksi dengan ebuat peta kendali MEWMV. a. Mebuat atrik C dengan diagonal utaa erupakan nilai pebobot ω dan atrik M berupa atrik segitiga bawah dengan eleen λ. b. Menghitung nilai Q untuk endapatkan nilai tr(v ). c. Menghitung nilai tr(v ). d. Menghitung nilai E(tr(V )). e. Menentukan nilai batas kendali setiap pengaatan. 3. Mebuat peta kendali MEWMA untuk pengendalian proses ean, a. Menghitung nilai statistik T i pada setiap pengaatan untuk ebuat peta kendali MEWMA. b. Mebuat plot T i dengan UCL=H dan LCL=0 berdasarkan nilai λ. c. Meilih nilai λ yang optiu untuk peta kendali MEWMA. 4. Menghitung indeks kapabilitas proses. 5. Melakukan analisis dan ebahas kapabilitas proses berdasarkan hasil yang sudah diperoleh. 6. Mebuat kesipulan dan saran dari hasil analisis yang telah dilakukan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter kualitas yang diaati di PT. Perkebunan Nusantara XII unit Sirah Kencong ada tiga hal yaitu rasa, kepekatan warna, dan density teh. Uji Dependensi Pengujian dilakukan enggunakan uji korelasi Bartlett. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai χ hitung sebesar 3,36 dengan p-value sebesar 0,339. Karena nilai p-value 0,339>0,05 aka H 0 gagal ditolak dengan α 0,05. Selain itu jika dibandingkan dengan nilai χ tabel diperoleh hasil nilai χ hitung yang lebih lebih kecil. Nilai χ tabel dengan df = 3 adalah 7,815. Dengan deikian dapat disipulkan bahwa secara statistik volue density, kepekatan warna, dan rasa, saling independen atau tidak eiliki hubungan. Naun, secara konsep antar karakteristik kualitas tersebut eiliki hubungan. Peta Kendali MEWMV Pada penelitian ini akan dicobakan nilai λ dan ω ulai 0,1 hingga 0,9. Seakin besar nilai pebobot yang diberikan akan epengaruhi nilai L yang digunakan. Peilihan pebobot terbaik pada penelitian ini enggunakan prinsip selisih paling iniu dari nilai ax tr(v ) BKA. Selisih paling iniu dari nilai ax tr(v ) BKA adalah pebobot terbaik untuk endeteksi data out of control yang enunjukkan error terkecil. Seakin kecil selisihnya, keungkinan titik

D-330 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) jatuh diluar batas kendali padahal tidak ada assignable causes akan lebih kecil, begitu pula sebaliknya. Pada Tabel terlihat bahwa nilai dari ax tr(v ) BKA paling iniu adalah 19,574 ketika nilai = 0,9 dan λ =0,9. Batas kendali yang diperoleh dari pebobot tersebut adalah 0,39 untuk BKA dan -0.08019 atau saa dengan 0 untuk BKB. Selisih iniu yang dihasilkan enunjukkan pebobot akan enghasilkan error yang iniu. TABEL. HASIL PERHITUNGAN NILAI MAX TR(VM) BKA λ L ax tr(v ) BKA Selisih 0,1 0,1.7900 1604.885 7.966 1596.9 0, 0, 3.3086 168.057 7.107 160.95 0,3 0,3 3.660 970.857 5.863 964.993 0,4 0,4 3.919 713.8 4.538 708.744 0,5 0,5 4.1191 495.335 3.7 49.063 0.6 0.6 4.715 317.014.310 314.704 0.7 0.7 4.3836 178.31 1.547 176.664 0.8 0.8 4.4590 79.56 0.813 78.440 0.9 0.9 4.4984 19.8134 0.39 19.574 Nilai iniu selisih ax tr(v ) BKA dipengaruhi oleh pebobot yang digunakan diana ketika nilai pebobot seakin tinggi akan enghasilkan nilai tr(v ) yang seakin kecil. Dengan enggunakan pebobot 0,9 diperoleh peta kendali seperti pada Gabar 1. Pada Gabar 1 tidak terdapat titik yang berada di luar batas kendali terhitung sejak proses stabil. Pada titik awal peta kendali terdapat titik yang berada di luar batas kendali. Naun titik ini erupakan tahap persiapan. Sehingga dapat dikatakan dengan enggunakan pebobot 0,9 variabilitas proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong telah terkendali secara statistik. Gabar 1. Peta Kendali MEWMV stabil dengan = 0,9 dan 0,9 Peta Kendali MEWMA Pengendalian rata-rata proses produksi teh hita dilakukan dengan enggunakan peta kendali MEWMA. Pada penelitian ini titik yang akan di plot adalah nilai yang sudah diboboti dengan pebobot atau yang telah ditentukan sebelunya. Nilai pebobot yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,1 sapai 0,9 dengan selisih 0,1 tiap pebobotnya. Pebobot yang digunakan dala peta kendali MEWMA ulai dari 0,1 hingga 0,9. Hasil dari pebobotan selanjutnya akan ditapilkan pada Tabel 3. Peilihan pebobot terbaik diperhitungkan dengan encari selisih iniu dari titik pengaatan aksiu dan batas kendali atas (BKA) yang diperoleh. Hasil batas kendali, julah titik out of control, dan titik aksiu yang dihasilkan dari setiap pebobotan selanjutnya akan ditapilkan pada Tabel 3. TABEL 3. HASIL PETA KENDALI MEWMA = 0,4 SAMPAI 0,9 Batas Kendali Julah Titik Out Of Control Titik Maksiu 0,1 1,41 1,798 0, 13,39 18 5,914 0,3 13,79 13 31,018 0,4 13,99 13 36,68 0,5 14,10 9 41,690 0,6 14,16 6 46,097 0,7 14,19 5 49,738 0,8 14,1 5 5,530 0,9 14,1 4 54,405 Dari Tabel 3 terlihat bahwa seakin tinggi nilai pebobot yang digunakan akan enghasilkan batas kendali atas yang seakin tinggi pula. Melebarnya batas kendali yang dihasilkan enyebabkan julah titik yang keluar dari batas seakin kecil. Akan tetapi nilai titik aksiu yang dihasilkan eningkat. Lebarnya batas kendali yang dihasilkan ebuat peluang suatu titik berada di luar batas kendali padahal seharusnya proses in of control seakin kecil. Pertibangan peilihan pebobot terbaik juga didasarkan pada lebarnya batas kendali. Seakin lebar batas kendali aka akan eperbesar resiko yang diperoleh konsuen. Akan tetapi engurangi resiko produsen. TABEL 4. SELISIH TITIK MAKSIMUM DAN BKA Batas Kendali Atas Titik Maksiu Selisih 0,1 1,40,798 10,388 0, 13,39 5,914 1,914 0,3 13,79 31,018 17,8 0,4 13,99 36,68,637 0,5 14,10 41,689 7,589 0,6 14,15 46,097 31,937 0,7 14,19 49,738 35,548 0,8 14,06 5,530 38,30 0,9 14,13 54,405 40,195 Resiko konsuen lebih kecil jika selisih batas kendali atas dan titik aksiunya seinial ungkin. Selain itu, peilihan pebobot terbaik juga harus konsisten dengan peta kendali MEWMV yang digunakan untuk pengontrolan variabilitas. Maka berdasarkan pertibangan tersebut, peta kendali yang optial adalah peta kendali MEWMA dengan pebobot 0,9. Terlihat pada Tabel 3 julah titik yang keluar dari batas kendali sebanyak 4 titik. Berdasarkan pertibangan penelitian engenai pengendalian proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong baru pertaa kali dilakukan sehingga tidak disarakan enggunakan nilai pebobot yang terlalu sensitif terhadap proses out of control. Selain itu pebobot yang digunakan dala peta kendali MEWMV dan MEWMA harus konsisten agar inforasi yang diperoleh seibang, pebobot optial yang dianggap paling sensitif untuk pengendalian rata-rata proses dengan peta kendali MEWMA adalah 0,9. Selain itu,. Dengan pebobotan 0,9 diperoleh batas kendali atas (BKA) yang lebar. Dengan deikian peluang suatu proses out of control akan seakin kecil. Hasil peta kendali dengan pebobot 0,9 tertera pada Gabar.

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-331 MEWMA 60 50 40 30 0 10 0 1 Gabar. Peta Kendali MEWMA dengan = 0,9 Identifikasi Penyebab Proses Tidak Terkendali Pebobot terbaik yang dianggap paling optiu untuk proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong pada peta kendali MEWMA adalah 0,9. Dari peta kendali yang dihasilkan enunjukkan proses asih dala keadaan tidak terkendali. Penyebab adanya karakteristik kualitas yang berada di luar batas kendali ditunjukkan pada Gabar 3. Berdasarkan brainstoring yang dilakukan dengan pihak perusahaan, penyebab terbesar yang sering terjadi selaa proses produksi adalah ketidaksesuaian bahan baku dengan standar yang seharusnya. Untuk eperoleh teh hita dengan kualitas tinggi, diperlukan bahan baku berupa daun pucuk teh yang berkualitas. Kurangnya pelatihan terhadap karyawan engenai pentingnya ketepatan petikan pucuk daun teh erupakan salah satu penyebab asalah. Kondisi lingkungan pabrik teh yang berada di desa juga epengaruhi tingkat pendidikan asyarakatnya. Measureents Environent Gabar 3. Peta Ishikawa Proses Produksi Teh Hita Selain itu, PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong dikenal sebagai salah satu perusahaan teh tertua di Indonesia. Mesin yang digunakan dala pengolahan teh hita dengan teknik CTC sudah berusia laa. Dari total lia jenis esin yang beroperasi, hanya dua esin yang eiliki esin cadangan yaitu esin sortasi dan pengoksidasi. Naun keduanya jarang digunakan secara bersaaan karena kondisi esin yang tidak eungkinkan. Kapabilitas Proses 9 17 tidak ada patokan pengukuran haa gula 5 cuaca yang tidak sesuai Material Methods 33 41 Observasi ke- Kapabilitas proses digunakan untuk engetahui kinerja proses secara keseluruhan yang diukur dari keseragaan produk yang dihasilkan. Proses dikatakan kapabel jika produk yang dihasilkan berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. Jika proses belu terkendali secara statistik, indeks yang digunakan adalah P p dan P pk. Perhitungan kapabilitas proses dilakukan secara univariat dan ultivariat. Pengukuran kapablitas proses untuk asing-asing karakteristik density, rasa, dan kepekatan warna erupakan kapabilitas proses univariat. 49 kualitas bahan baku 57 Huan julah pucuk yg salah Machines 65 73 kurangnya pelatihan pegawai UCL=14.1 berbedanya pegawai uji indrawi usia esin Karakteristik out of control Dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses secara univariat diperoleh hasil yang tertera pada Tabel 5. TABEL 5. KAPABILITAS PROSES UNIVARIAT Variabel P p P pk Density,9-0,06 Warna 1,53 1,40 Rasa,35 1,80 Berdasarkan perhitungan kapabilitas proses secara univariat untuk fase satu dengan karakteristik density, diperoleh nilai P p sebesar,9 dan P pk sebesar -0,06. Nilai ini enunjukkan bahwa proses telah kapabel naun kinerja proses tidak baik. Hal ini enunjukkan bahwa presisi dan akurasi proses belu baik. Variabilitas proses juga belu berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk karakteristik kepekatan warna, diperoleh nilai P p sebesar 1,53 dan P pk sebesar 1,40. Nilai ini enunjukkan bahwa proses telah kapabel dan kinerja proses telah baik. Hal ini enunjukkan bahwa presisi dan akurasi proses jika dilihat secara univariat sudah baik. Variabilitas proses juga telah berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. Karakteristik rasa teh hita, diperoleh nilai P p sebesar,35 dan P pk sebesar 1,80. Nilai ini enunjukkan bahwa proses telah kapabel dan kinerja proses telah baik. Hal ini enunjukkan bahwa presisi dan akurasi proses jika dilihat secara univariat sudah baik. Variabilitas proses juga telah berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. TABEL 6. KAPABILITAS PROSES MULTIVARIAT MP p MP pk,0-0,53 Berdasarkan Tabel 6 diperoleh inforasi bahwa hasil perhitungan indeks kapabilitas ultivariat MP p adalah sebesar,0. Nilai tersebut lebih dari 1 sehingga ada kecenderungan kinerja proses telah kapabel pada ketiga variabel. Nilai MP p hanya enjelaskan indeks saja, untuk enentukan apakah secara ultivariat kinerja prosesnya utlak kapabel, dapat enggunakan nilai MP pk. Nilai MP pk yang diperoleh adalah -0,53 diana nilai tersebut lebih kecil dari 1 dan negative. Dari nilai tersebut terlihat bahwa kinerja proses ultivariat berada di luar batas spesifikasi. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesipulan Variabilitas proses produksi teh hita tipe PF di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong dengan pebobot yang diberikan secara uu telah terkendali secara statistik. Ketika pebobot sebesar 0, terdapat titik yang out of control setelah proses stabil. Naun hal serupa tidak diteukan ketika peta kendali dicobakan dengan pebobot lainnya. Hal ini enunjukkan bahwa variabilitas proses produksi tidak terkendali secara statistik hanya ketika besar pebobot adalah 0,. Karena penelitian ini baru dilaksanakan untuk pertaa kalinya, aka pebobot optiu yang digunakan untuk engontrol variabilitas proses adalah 0,9. Rata-rata proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Serah Kencong ketika diberi pebobot yang saa, enghasilkan titik out of control di setiap pebobotnya. Peta kendali MEWMA yang digunakan enerapkan ARL

D-33 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) 370 yang setara dengan 3σ. Pebobot yang paling optial adalah 0,9 diana diteukan titik yang keluar dari batas kendali sebanyak epat titik. Indeks kapabilitas ultivariat MP p yang diperoleh adalah sebesar,0. Sehingga ada kecenderungan kinerja proses potensial kapabel pada ketiga variabel. Naun jika indeks kapabilitas P p dilihat secara univariat, ketiga variabel telah kapabel. Nilai MP pk yang diperoleh -0,53 diana nilai tersebut bernilai negative yang artinya ratarata kinerja proses berada di luar batas spesifikasi. Saran Saran yang diberikan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan adalah. 1. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan peta kendali dan kapabilitas proses lain agar dapat digunakan sebagai pebanding dengan etode yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian yang dilakukan sebaiknya dilakukan dala julah yang lebih dari sekali dala satu harinya dengan harapan kualitas yang diperoleh lebih baik. 3. Menerapkan pebobot yang lebih sensitif untuk eningkatkan kualitas teh hita yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Direktorat Jenderal Perkebunan. 015. Statistik Perkebunan Indonesia Teh. Laporan Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta [] Yunitasari, L. 010. Quality Control Pngolahan Teh Hita di Unit Perkebunan Tabu, PT. Perkebuanan Tabi Wonosobo. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakart [3] Januar, M. 01. Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Pengeringan Teh Hita Dengan Metode Six Siga (Studi Kasus di PTPN XII Wonosari, Malang). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya: Malang [4] Huwang, L., Yeh, A., & Wu, C. 007. Monitoring Multivariate Process Variability for Individual Observation. Journal of Quality Technology, vol 39,3, pp.58. [5] Montgoery, D. C. 009. Introduction to Statistical Quality Control Sixth Edition. United States of Aerica. John Wiley & Sons, Inc. [6] Werner, L. 011. Desepenho de Indices de Capacidade de Processos Multivariados: Ua Coparacao de Indices Via Siulacao. Roberto de France Moreira Junior. Porto Alegre. [7] Dewi, A.S. 015. Proses Pengeringan Bubuk Teh Pada Pengolahan Teh Hita CTC di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kertowono Luajang Jawa Tiur. Laporan Kerja Lapang Jurusan Keteknikan Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.