PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Integral dan Persamaan Diferensial

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Analisis Model dan Contoh Numerik

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB II TEORI DASAR ANTENA

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

B a b 1 I s y a r a t

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Analisa Struktur Atas Jembatan Kutai Kartanegara Sebelum Mengalami Keruntuhan

Bab IV Pengembangan Model

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara koefesien konsolidasi arah horizontal dan vertikal

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

Xpedia Fisika. Mekanika 01

IV. METODE PENELITIAN

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

B a b. Aplikasi Dioda

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

IV. METODE PENELITIAN

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

IV. METODE PENELITIAN

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

Darpublic Nopember 2013

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

Transkripsi:

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik Fisika Fakulas Teknologi Indusri Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Kepuih Sukolilo Surabaya 6 ABSTRAK Perlindungan srukur bangunan dari gearan anah harus diperhaikan unuk mengurangi banyaknya ingka kerusakan bangunan saa erjadi gearan anah. Salah sau hal yang dapa dilakukan adalah penggunaan dynamic absorber sebagai konrol gearan yang dipasang di anara pondasi dan srukur bangunan. Meningkakan fleksibilias bangunan dan menyerap gaya eksiasi merupakan prinsip kerja dynamic absorber unuk memperkecil ampliudo gearan yang dierima oleh srukur bangunan. Meode keseimbangan dinamis digunakan dalam proses perhiungan pada simulasi unuk mengeahui besarnya ampliudo respon maksimum yang dierima oleh bangunan dengan menggunakan sisem peredam dinamis. Simulasi dilakukan pada bangunan berlanai sau dengan massa 75 kn menggunakan beberapa kombinasi dimensi diameer dan keebalan rubber bearing sof, rubber bearing normal, dan high damping rubber bearing sof. Hasil dari simulasi dikeahui bahwa peredam yang paling baik digunakan pada bangunan ersebu adalah jenis high damping rubber bearing sof dengan diameer 3 mm, keebalan 96 mm, kekakuan.29 kn/mm, dan koefisien redaman 27982. yang dapa meredam gearan anah horizonal 2.6 m menjadi.82 m dan mencapai keadaan unak. m selama 5 deik.. PENDAHULUAN. Laar Belakang Gerakan anah adalah guncangan aau gearan pada permukaan bumi yang erjadi akiba kerunuhan maerial paahan, yaiu peremuan dari lempeng ekonik yang menyusun kuli bumi. Kerunuhan maerial paahan ersebu berbenuk gelombang gempa yang meramba ke semua arah dan menghasilkan gearan di semua permukaan anah. Fenomena ini menjadi ancaman bagi rakya Indonesia dalam kurun waku beberapa ahun belakangan. Seiap gearan anah yang erjadi menyebabkan kerusakan pada pemukiman penduduk, bangunan pemerinahan, maupun bangunan yang difungsikan sebagai prasarana umum. Kerusakan uama pada suau bangunan diakibakan oleh idak mampunya srukur bangunan ersebu merespon gearan yang diimbulkan oleh gerakan anah. Pengaruh gerakan anah yang sanga merusak srukur bangunan adalah komponen gearan horizonal. Gearan ersebu dapa menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan pada puncak bangunan dapa berlipa hingga mendekai dua kalinya. Oleh sebab iu apabila gearan horizonal yang sampai pada bangunan ersebu lebih besar dari kekuaan srukur maka bangunan ersebu akan rusak. Berdasarkan keadaan ersebu maka perlu dilakukan suau perancangan peredam gearan yang dipasang pada pondasi suau bangunan unuk mengurangi sebagian gaya reaksi yang sampai pada bangunan. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh suau peredam ahan gempa dicapai melalui penyerapan gaya eksiasi oleh peredam, meningkakan fleksibilias bangunan dan memperkecil ampliudo gearan yang dierima oleh srukur. Berdasarkan prinsip kerja peredam gearan yang akan digunakan, dapa dilakukan simulasi unuk mengeahui besarnya mpliudo yang akan dierima oleh srukur bangunan dengan menggunakan suau jenis peredam gearan..2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang diangka dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah : Bagaimana melakukan analisis gearan dinamis arah horizonal pada suau bangunan? Bagaimana merancang peredam gearan pada suau bangunan berdasarkan analisis gearan dinamis pada arah horizonal yang elah dilakukan sesuai dengan karakerisik bangunan ersebu?.3 Tujuan Tujuan yang akan dicapai dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai beriku : Melakukan analisis gearan dinamis arah horizonal pada suau bangunan Merancang peredam gearan pada suau bangunan berdasarkan analisis gearan dinamis

pada arah horizonal yang elah dilakukan sesuai dengan karakerisik bangunan ersebu..4 Baasan Masalah Unuk menghindari meluasnya permasalahan maka dalam pengerjaan Tugas Akhir ini erdapa baasan masalah beriku : Perhiungan dilakukan dengan analisis gearan dinamis menggunakan meode keseimbangan dinamis. Komponen gearan diinjau pada arah horizonal. Bangunan yang digunakan adalah bangunan sau lanai.5 Manfaa Jika semua ujuan dari ugas akhir ini ercapai maka akan diperoleh sebuah rancangan peredam gearan unuk suau bangunan sehingga bangunan ersebu idak mengalami kerusakan secara srukural maupun non srukural pada saa erjadi gerakan bawah anah. 2. Teori Penunjang 2. Gerakan Tanah Arah Horizonal dan Respon Bangunan Terdapa dua jenis komponen gearan dari gerakan anah, yaiu gearan pada arah horisonal dan arah verikal. Komponen gearan gerakan anah yang dominan erhadap respon bangunan adalah komponen gearan pada arah horisonal, sedangkan komponen gearan verikal bisa berpengaruh pada komponen-komponen srukur erenu dan bendabenda non srukural yang ada di dalam bangunan. Seiap bangunan memberikan respon yang berbeda erhadap gearan yang diimbulkan oleh gerakan anah. Respon ersebu dipengaruhi oleh berbagai fakor, salah saunya adalah srukur dan maerial penyusun bangunan ersebu. Perbedaan respon dari bangunan yang dibangun dengan menggunakan absorber sebagai pengendali gearan gerakan anah dan yang idak menggunakan absorber dapa diliha pada gambar 2. beriku 2.2 Gearan Dinamis Pada saa erjadi gerakan anah, kerusakan uama pada suau bangunan diakibakan oleh idak mampunya srukur merespon gearan yang diimbulkan oleh gerakan anah ersebu. Analisis srukur yang paling efekif digunakan adalah analisis dengan beban dinamis karena beban akiba suau gearan akan direspon menuru perubahan wakunya. Peredam gearan dinamis dimodelkan serupa dengan nilai frekuensi naural dari sisem diluar frekuensi yang dibangkikan sehingga ampliudo dari gerakan anah dapa direduksi dengan penambahan peredam gearan dinamis. Gambar 2.2 Sisem Peredam Gearan Dinamis pada Arah Horizonal Dari gambar 2.2 di aas dapa diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada sisem, yaiu : Gaya Inersia : F i = m x (2.) Gaya Pegas : F p = k x (2.2) Gaya Redaman : F c = c x (2.3) Dengan persamaan keseimbangan dinamis akan diperoleh solusi komplemener dan solusi parikulir dari sisem. Persamaan keseimbangan ersebu diampilkan sebagai beriku : F = m x + cx + k x (2.4) 2.3 Deraja Kebebasan Tunggal Gearan Dinamis Sisem gearan dengan sau deraja kebebasan adalah sisem yang mempunyai sau pegas dan sau beban dalam seiap arah gaya aau modus yang ada. Gearan bebas dari sisem dengan sau deraja kebebasan dengan penambahan peredam dapa diilusrasikan dengan gambar 2.3 di bawah ini a. bangunan anpa absorber b. bangunan dengan absorber Gambar 2. Respon Bangunan Terhadap Gearan Gerakan Tanah Arah Horizonal Gambar 2.3 Sisem Gearan dengan Sau Deraja Kebebasan

Pada sisem gearan di aas erdapa gaya eksiasi yang bekerja pada sisem. Persamaan gerak massa (m) sebagai respon dari adanya gaya ersebu dapa dienukan dari analisis gaya-gaya yang bekerja pada massa (m) keika posisinya ersimpang sejauh x dari posisi seimbang sais. Persamaan diferensial dalam kondisi keseimbangan dinamis dapa disusun sebagai beriku : 3.2 Pemodelan bangunan Bangunan ahan gempa pada peneliian ugas akhir ini merupakan bangunan sau lanai dengan massa 75 kn. Pemasangan dynamic absorber pada bangunan ersebu dimodelkan pada gambar 3.2 beriku ini mx + cx + kx = f() (2.5) dimana : mx = Gaya inersia massa cx = Gaya redaman kx = Gaya pegas Misalkan gaya eksiasi yang bekerja pada gambar 2.4 merupakan fungsi sinus dengan ampliudo F dan frekuensi ω, maka persamaan diferensial akan dinyaakan sebagai : mx + cx + kx = F sin ω (2.6) Dari persamaan (2.6) di aas dapa diperoleh ampliudo respon dan kondisi seady dari sisem gearan yang digunakan. 3. Meodologi Peneliian 3. Flow Char Peneliian Peneliian ugas akhir ini dilaksanakan sebagaimana flow char di bawah ini Mulai Sudi Lieraur Pengumpulan Daa Gambar 3.2 Sisem Peredaman pada Bangunan Persamaan keseimbangan dari sisem peredaman di aas dinyaakan sebagai : Mx +cx +kx = cy +ky (3.) dengan M = massa bangunan (kg) c = koefisien redaman dynamic absorber k = kekakuan redaman (N/m) y = gearan anah (gearan pengganggu) x = respon sisem Base Isolaion yang digunakan sebagai dynamic absorber pada bangunan di aas ersusun dari lapisan kare dan baja yang dipasang sebagai penghubung anara pondasi dan bangunan, seperi pada gambar 3.2 beriku ini : Pemodelan Sisem Peredam pada Bangunan Menenukaan Persamaan Gerak Sisem Menenukan Parameer Peredam Gearan Dinamik Menenukan Respon Sisem Respon Sisem < Respon Bangunan? Selesai ya idak Gambar 3.3 Pemasangan Dynamic Absorber pada Bangunan Pemasangan peredam dinamik pada bangunan di aas akan memberikan respon erhadap gearan anah pada arah horizonal. Respon peredam dinamik ersebu sesuai dengan gambar 3.4 beriku Gambar 3. Flow Char Peneliian

ampliudo respon (m) 3.4 Perubahan Kecepaan Gerakan Tanah dan Ampliudo Gambar 3.4 Respon Peredam Dinamik erhadap Gearan Horizonal 3.3 Dynamic absorber Base isolaion yang sering digunakan pada bangunan ahan gempa adalah jenis rubber bearing dan High Damping Rubber Bearing (HDRB). Kedua jenis base isolaion ersebu akan digunakan sebagai perbandingan pada peneliian ugas akhir ini. Benuk fisik dari kedua jenis base isolaion ersebu dapa diliha pada gambar beriku Gambar 3.5 Peredam Dinamik Baik rubber bearing maupun high damping rubber bearing merupakan suau banalan yang erdiri dari lapisan kare dan baja dan disusun berganian hingga keinggian erenu. Banalan kare ersebu dirancang dengan sanga kaku dan kua dalam arah verikal, eapi eap fleksibel dalam arah horizonal [2]. Rubber bearing dan high damping rubber bearing dibedakan menjadi beberapa ipe berdasarkan perbedaan nilai modulus elasisias dari masing-masing kare penyusun. perbedaan ersebu dapa diliha pada abel 3. di dawah ini Tabel 3. Karakerisik Kare Penyusun Base Isolaor Jenis Base Isolaor Modulus elasisias (N/mm 2 ) Rubber Sof.4 Rubber Normal.9 High Dampig Sof.4 High Damping Normal.8 High Damping Hard.4 Magniudo gempa adalah besaran yang menyaakan besarnya energi seismik yang dilepaskan dari suau sumber gempa []. Besaran ini akan berharga sama meskipun diukur pada iik yang berbeda. Ada beberapa rumusan unuk mencari nilai magniude ini. Skala yang sering digunakan unuk menyaakan magniude ini adalah skala Richer, yang didefinisikan sebagai beriku : M = log A (3.3) Dengan M = magniude skala Richer A = ampliudo maksimum (mikro meer) Dari persamaan di aas, ampliudo maksimum ercaa dengan seismograf pada jarak km dari sumber gempa. 4. Simulasi dan Analisa Daa 4. Simulasi Ampliudo Respon Dynamic absorber yang digunakan pada perhiungan ini erdiri dari iga jenis, yaiu Rubber Sof, Rubber Normal, dan High Damping Rubber Sof dengan perbandingan beberapa ragam yang diklasifikasikan berdasarkan dimensi yang disarankan. Hasil perhiungan dari keiga jenis dynamic absorber yang digunakan akan dibandingkan ingka keberhasilannya berdasarkan ampliudo respon yang diredam dari ampliudo awal pada gambar 4. di bawah ini y( ) 2 2 2 4 6 8 waku (deik) Gambar 4. Respon Awal Bangunan Tanpa Dynamic Absorber Dari Gambar 4. dapa dikeahui bahwa nilai ampliudo awal yang digunakan yaiu sebesar 2.6 m. Nilai ini diperoleh dari perhiungan ampliudo yang diimbulkan oleh gearan anah sebesar 7. pada skala Richer.

ampliudo respon (m) ampliudo respon (m) a. rubber Sof Ragam spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.3 m, keebalan.96 m, kekakuan 4x 5 N/m, dan koef redaman 32863. Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : x( ).5.5.5 x( ) 5 5 2 periode (s).5 5 5 2 periode (s) Gambar 4.2 Respon Bangunan b. High Damping Sof Ragam spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.3 m, keebalan.72 m, kekakuan 3.9x 5 N/m, dan koef redaman 3245. Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : Gambar 4.4 Respon Bangunan d. High Damping Sof Ragam 2 spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.35 m, keebalan.96 m, kekakuan 3.9x 5 N/m, dan koef redaman 3245. Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : x( ).5.5.5 x( ) 5 5 2 Gambar 4.5 Respon Bangunan.5 5 5 2 Gambar 4.3 Respon Bangunan c. High Damping Sof ragam spesifikasi dari rubber ini adalah : diameer.3 m, keebalan.96 m, kekakuan 2.9x 5 N/m, dan koef redaman 27982.. Respon sisem bangunan dari penggunaan rubber ini adalah : 4.2 Analisa Hasil Simulasi Parameer keberhasilan penggunaan dynamic absorber pada suau bangunan dapa diliha dari besarnya ampliudo gearan penggaggu yang dapa diredam dengan pemasangan dynamic absorber ersebu. Dari beberapa jenis peredam yang disimulasikan pada sub bab 4. erdapa 4 macam dynamic absorber dengan ampliudo respon maksimum paling rendah seperi yang diampilkan pada abel 4.3 beriku ini

Tabel 4. Nilai Respon Terbaik Dynamic Absorber Jenis absorber Rubber sof (ragam ) High damping sof (ragam ) High damping sof (ragam ) High damping sof (ragam 2) Tebal Ampliudo Keadaan (m) respon max (m) unak (m).96.95.2.72.95.2.96.82..96.95.2 Dari abel di aas dapa dikeahui bahwa jenis dynamic absorber yang paling baik digunakan pada bangunan yang diinjau pada peneliian ugas akhir ini adalah high damping sof dengan diameer 3 mm, keebalan 96 mm, kekakuan.29 kn/mm, dan koefisien redaman 27982.. Jenis dynamic absorber ini dapa meredam gearan anah 2.6 m menjadi.82 m dan mencapai keadaan unak. m selama 5 deik. Penggunaan dynamic absorber pada bangunan harus memperhaikan karakerisik bangunan ersebu. Nilai kekakuan (K) dan koefisien redaman (C) dari masing-masing dynamic absorber yang akan digunakan harus disesuaikan dengan massa bangunan. Dynamic absorber yang digunakan pada peneliian ini hanya berlaku unuk bangunan yang memiliki massa 75 kn. Unuk massa bangunan yang lebih kecil, kombinasi-kombinasi di aas idak menghasilkan aenuasi ampliudo yang signifikan bahkan gearan eksiasi idak dapa diredam. Dynamic absorber yang digunakan pada peneliian ini idak berlaku unuk bangunan ringan karena idak akan menghasilkan aenuasi ampliudo yang signifikan. BIODATA PENULIS Nama : Asrie Ivo TTL : Polewali, 23 Okober 986 Alama : Jln. G.Tamengundur no 85 Polewali Email : ivho_cue@yahoo.co.id 5. Penuup 5. Kesimpulan Dari hasil simulasi dan analisa daa pada peneliian ugas akhir ini dapa disimpulkan bahwa dapa rancang suau bangunan ahan gempa dengan massa 75 kn yang dapa meredam gearan anah hingga 7. pada skala Richer. Hasil dari simulasi dan analisa daa adalah sebagai beriku : Jenis dynamic absorber yang paling baik digunakan pada bangunan ersebu adalah high damping sof dengan diameer 3 mm, keebalan 96 mm, kekakuan.29 kn/mm, dan koefisien redaman 27982.. Jenis dynamic absorber ini dapa meredam gearan anah 2.6 m menjadi.82 m dan mencapai keadaan unak. m selama 5 deik.