ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)"

Transkripsi

1 ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning abraranjung_1970@yahoo.co.id ABSTRAK Sisem penanahan peralaan gardu induk menggunakan kisi (Grid) dan gabungan anara sisem penanahan Grid dan Rod. Keiga model sisem penanahan ini sisem Grid-Rod paling sering digunakan unuk Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 kv. Unuk pembangunan gardu induk yang baru dibuuhkan disain yang baru pula. Disain dilakukan dengan membua kombinasi anara jumlah mesh dan rod-nya, kedalaman penanaman kondukor dengan memperimbangkan nilai dari ahanan jenis anah, pengaruh ahanan jenis anah unuk beberapa jenis anah yang berbeda dengan kedalaman yang sama sera dimensi area penanahan yang akan digunakan sehingga menghasilkan nilai ahanan penanahan (R), egangan senuh (Em) dan egangan langkah (Es) yang lebih baik dan lebih aman. Sisem penanahan pada Gardu Induk merupakan perlengkapan yang ama pening unuk menghindari bahaya-bahaya erhadap orang yang sedang berada didalam aau didaerah Gardu Induk ersebu. Ada beberapa meode dalam ugas akhir ini diuraikan, eapi akhirnya dapa dipilih sesuai dengan kebuuhan keeliian dalam perencanaannya. Perencanaan dan analisa unuk Gardu Induk ini dapa dihiung dengan biaya dan maerial, jadi dipilih meoda yang cukup prakis. Sisem penanahan unuk keamanan idak cukup hanya dengan persyaraan ahanan penanahan yang kecil saja, eapi harus dapa membaasi gradien egangan yang erjadi akiba arus kesalahan yang mengalir dalam anah. Keyword : penanahan, gardu induk 1. Pendahuluan Pengaman dari pengguna enaga lisrik ini ada bermacam-macam dan salah saunya adalah dengan penanahan peralaan, guna melindungi bahaya arus lisrik erhadap manusia, peralaan dan bangunan. Penanahan merupakan salah sau cara pengurangan pengaruh arus lisrik yang dapa erjadi oleh beberapa macam penyebab, seperi erdapanya arus bocor aau hubungan singka akiba kegagalan isolasi dan bencana alam sera akiba adanya surja peir. Pengeanahan peralaan merupakan benuk unuk membaasi egangan anara bagian ala-ala yang idak dilalui arus dan anara bagian ala-ala ini dengan anah sampai didapanya suau harga erenu, maksudnya ahanan yang aman bagi semua kondisi operasional baik berbenuk normal maupun idak normal. Demi ercipanya benuk ahanan yang aman seperi yang ersebu diaas maka diperlukan adanya penanahan peralaan aau insalasi iu sendiri. Sisem penanahan ini gunanya adalah unuk memperoleh poensial yang meraa (uniform) dalam semua bagian srukur dan peralaan, dan juga unuk menjaga agar operaor aau orang yang berada di daerah insalasi iu berada pada poensial yang sama dan idak berbahaya dalam seiap waku. Tujuan lain dari penanahan peralaan ini ialah unuk memperoleh impendansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubungan singka ke anah. Kecelakaan pada personil imbul pada saa hubungan singka ke anah erjadi. Jadi bila ada arus hubungan singka ke anah iu dipaksakan mengalir melalui

2 impedansi anah yang inggi, ini akan menimbulkan perbedaan poensial yang besar dan berbahaya. Juga impedansi yang besar pada sambungan-sambungan rangkaian penanahan dapa menimbulkan busur lisrik dan pemanasan yang besarnya cukup unuk menyalakan maerial yang mudah erbakar. Penanahan peralaan berujuan unuk: a. Mengaasi erjadinya egangan keju lisrik yang berbahaya unuk orang didalam daerah iu. b. Unuk mecegah imbulnya arus gangguan baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan anah anpa menimbulkan kebakaran aau ledakan pada bangunan aau isinya. c. Unuk memperbaiki kinerja dari sisem. 2. Bahaya Senuhan-Senuhan Lisrik Tubuh manusia merupakan penghanar, maka berlakunya hukum ohm keerangan besarnya arus yang lewa dalam ubuh manusia erganung dari besarnya egangan senuh dan impedansi ubuh aau dapa diulis sebagai beriku : E I =... amper (1) Z I = Arus keju (Amp) E = Tegangan senuh (Vol) Z = Impedensi Toal Tubuh (Ohm) 3. Pengaruh Besaran Lisrik Terhadap Tubuh Manusia Dari penyelidikan dikeahui bahwa ubuh manusia bersifa penghanar, yang mempunyai impendansi berkisar anara ohm, oleh sebab iu bila erjadi konak langsung salah sau bagian ubuh dengan bodi peralaan yang menjadi beregangan karena kegagalan isolasi, maka akan ada arus yang mengalir pada ubuh. Salah sau indakan pengaman unuk menghindari dari bahaya akiba senuhan adalah dengan mengupayakan ahanan peralaan serendahnya. 3.1 Arus Persepsi Pada Elecrical Tesing Laboraory New York ahun 1933 elah dilakukan pengujian erhadap 40 orang laki-laki dan perempuan, dan dapa arus raa-raa yang disebu hreshold of percepion curren sebagai beriku : a. Unuk laki-laki : 1,1 ma b. Unuk perempuan : 0,7 ma 3.2 Arus Mempengaruhi Oo Tegangan yang menyebabkan ingka arus persepsi naik, maka orang akan merasa saki dan kalau erus dinaikkan oo-oo akan kaku sehingga orang ersebu idak berdaya lagi unuk melepaskan kondukor yang dipegangnya iu. Di Universiy Of California Medical School elah dilakukan penyelidikan erhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh angka raa-raa dari arus yang dipengaruhi oo sebagai beriku: a. Unuk laki-laki : 16 ma b. Unuk Perempuan : 10,5 ma 3.3 Arus Reaksi Arus reaksi adalah arus erkecil yang dapa mengakibakan orang menjadi erkeju, hal ini cukup berbahaya karena dapa mengakibakan kecelakaan sampingan. Karena erkeju orang dapa jauh dari angga, melempar peralaan yang sedang dipegang yang dapa mengenai bagian-bagian insalasi beregangan inggi sehingga erjadi kecelakaan yang lebih faal. 3.4 Arus Fibrilasi Apabila yang melewai ubuh manusia lebih besar dari arus yang berpengaruh oo dapa mengakibakan orang menjadi pingsan bahkan sampai mai. Hal ini disebabkan arus lisrik ersebu mempengaruhi janung yang disebu venricular Febrilaion yang menyebabkan janung berheni bekerja dan peredaran darah idak jalan sehingga segera akan mai. Percobaan Daziel menyaakan bahwa 99,5% dari semua orang yang beranya lebih kurang 50 kg masih dapa berahan erhadap

3 arus lisrik dan waku yang dienukan oleh Jadi : I 2 k. = 0,0135 unuk bera persamaan sebagai beriku : badan 50 kg 0,116 Dan : I k k = Ik. = k aau Ik = (2) I k = Besar arus lewa ubuh manusia (A) = Waku arus lewa ubuh manusia aau k = k lama gangguan anah (deik) k = 0,0133 unuk manusia dengan bera 50 Dari keerangan diaas maka lama kg senuhan, arus keju arus persepsi, arus k = 0,0246 unuk manusia dengan bera 70 mempengaruhi oo, arus reaksi, arus fibrilasi kg sera pengaruhnya erhadap ubuh manusia Maka : dapa diringkas dalam abel sebagai beriku : k 80 = 0,116 Amper. k 70 = 0,157 Amper. Tabel - 1 Baasan-baasan Arus dan Pengaruhnya Pada Manusia BESAR ARUS PENGARUH PADA TUBUH MANUSIA 0-0,9 ma Belum dirasakan pengaruhnya, idak menimbulkan reaksi apa-apa. 0,9 1,2 ma Baru erasa adanya arus lisrik, eapi idak menimbulkan akiba kejang, konraksi aau kehilangan konrol. 1,2 1,6 ma Mulai erasa seakan-akan ada yang merayap didalam angan. 1,6 6,0 ma Tegangan sampai kesiku, erasa sampai kesemuan 6,0 8,0 ma Tegangan mulai kaku, rasa kesemuan ma Rasa saki idak erahankan, penghanar masih dapa melepas dengan gaya yang besar sekali ma Oo idak sanggup lagi melepaskan penghanar ma Dapa mengakibakan kerusakan pada ubuh manusia ma Baas arus yang dapa,menyebabkan kemaian. 3.5 Tegangan Senuh Tegangan senuh adalah egangan yang erdapa dianara suau objek yang disenuh dan sau iik berjarak 1 meer, dengan asumsi bahwa objek yang disenuh dihubungkan dengan kisi-kisi pengeanahan yang berada dibawahnya.besar arus gangguan dibaasi oleh ahanan konak keanah dari kaki orang ersebu. Unuk lebih jelasnya dapa diliha pada gambar 1. Gambar 1. Tegangan senuh dengan rangkaian pengganinya Dari rangkaian penggani dapa diliha hubungan sebagai beriku : E s = (R k + R F /2). I k (3) E s = Tegangan senuh (vol). R f = Tahanan konak ke anah dari sau kaki pada anah yang diberi lapisan koral 10 cm 9 = 3000 ohm) I k = Besarnya arus yang melalui badan (dalam amper). Tahanan badan orang elah diselidiki oleh beberapa ahli dan sebagai harga pendekaan diambil R k = 1000 ohm. Tahanan R f mendekai harga 3 ρ s keerangan ρ s adalah ahanan jenis anah disekiar permukaan. Arus I k = 0,116/

4 Dengan demikian egangan senuh menjadi : E s = ( ρ s /2) 0,116/ ρ s = Tahanan jenis anah disekiar permukaan anah (ohm-meer) = 3000 ohm-meer unuk permukaan anah yang dilapisi koral 10 cm. T = Waku keju (deik) aau lama gangguan anah. Tabel - 2 Tegangan Senuh yang Diizinkan dan Lama Gangguan Lama Gangguan (, deik) Tegangan Senuh yang Diizinkan (Vol) 0, , , , , , , , Tegangan Langkah ,696.ρ Tegangan langkah adalah egangan E 1 = s yang imbul dianara dua kaki orang yang sedang berdiri diaas anah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan keanah. Unuk lebih E 1 = Tegangan langkah (Vol) jelasnya dapa diliha pada gambar 2. Dalam R k = Tahanan badan (orang ohm) = 1000 hal ini dimisalkan jarak anara kedua kaki ohm. orang adalah 1 meer dan diameer kaki R f = Tahanan konak keanah dari sau kaki dimisalkan 8 cm dalam keadaan idak (dalam ohm) = 3 ρ s memakai sepau. = Waku keju (dalam deik) Dengan mengunakan rangkaian ρ s = Tahanan jenis anah disekiar penggani dapa dienukan egangan langkah permukaan anah (dalam ohm-meer) sebagai beriku : = 3000 ohm-meer unuk permukaan E 1 = ( R k + 2 R f ). I k (4) anah yang dilapisi koral 10 cm. = ( ρ s ) x 0,116/ Tabel - 3 Tegangan Langkah yang Diizinkan dan Lama Gangguan Lama Gangguan (, deik) Tegangan Langkah yang Diizinkan (Vol) 0,1 7,000 0,2 4,950 0,3 4,040 0,4 3,500 0,5 3,140 1,0 2,216 2,0 1,560 3,0 1,280

5 Gambar 2. Tegangan langkah deka peralaan yang dikeanahkan 4. Impedansi Tubuh Manusia Tubuh manusia erdiri dari unsurunsur air, garam, mineral dan lain-lain yang dalam keseluruhan merupakan impedansi ubuh yang mempunyai nilai anara 500 sampai ohm, keerangan nilai eringgi adalah kuli ari (za anduk) dan nilai errendah adalah daging dan bagian ubuh lainnya (misalnya janung dan lain-lain), disebabkan karena sifa selnya dan keadaannya yang selalu basah. Pada egangan dibawah 240 Vol, kuli arilah yang merupakan fakor uama dalam membaasi besarnya arus pada senuhan dengan penghanar beregangan. Adapun Pengaruh Keadaan Tubuh Terhadap Impedansi : a. Keadaan Oo Keadaan yang aleis berari banyak oo-oonya yang berari sel ubuhnya pada dan merupakan penghanar yang baik (impedensinya rendah). Pada umumnya oo pria lebih banyak dari pada wania dan berari impedensi ubuh pria lebih rendah dari wania. b. Kelembaban kuli karena keringa aau basah oleh air menyebabkan nilai impedansi sanga menurun. c. Bera badan yang besar aau orang gemuk mempunyai permukaan yang besar dan kepadaan sel yang inggi yang berari impedansi rendah. 5. Analisis Penanahan Gardu Induk Teluk Lembu PT. PLN (Persero) Sekor Pekanbaru Dengan Menggunakan Sisem Grid Luas darah disekiar swich yard 150 KV unuk perluasan Gardu Induk Teluk Lembu adalah 40 m x 70 m dengan leak peralaan seperi dalam gambar 3. Dengan memperhaikan luas dan siuasi leak peralaan pada Gardu Induk, maka dapa diperkirakan susunan penanahan grid yang akan dipasangkan. Arus hubungan singka keanah dikeahui unuk menenukan besarnya arus maksimum yang mungkin mengalir dalam anah akiba erjadinya hubungan singka keanah. Perencanaan sisem penanahan, maka harga arus hubungan singka keanah maksimum yang mungkin erjadi unuk daerah Gardu Induk Teluk Lembu 150 kv elah menghiung arus hubungan singka akan erjadi pada Bus Bar unuk iap Gardu Induk Teluk Lembu, Arus hubungan singka adalah 8280 Ampere.

6 Perencanaan sisem penanahan pada gardu induk didasarkan pada sandar IEEE 80, dengan ukuran/langkah-langkah sebagai beriku: a. Pemeriksaan ahanan jenis anah. b. Perencanaan pendahuluan aa leak (layou). c. Perhiungan arus fibrilasi. d. Menghiung jumlah baang penanahan yang diperlukan e. Menenukan Panjang Penghanar Penanahan f. Menghiung Besar Tahanan Sisem Penanahan g. Menghiung egangan senuh yang diizinkan. h. Menghiung egangan langkah yang di izinkan. a. Tahanan Jenis Tanah Tahanan jenis anah harganya berfariasi sesuai dengan komposisi anah. Unuk mendapakan harga ahanan jenis anah yang lebih elii perlu diadakan pengukuran seempa dan dalam masa priode musim yang berbeda-beda unuk mendapakan ahanan jenis anah didaerah Teluk Lembu. Dilakukan pengukuran lokasi Gardu Induk dengan meode wenner 2. Pengukuran ahanan jenis anah pada lokasi gardu induk diambil pada berapa lokasi pada areal, unuk menghiung ahanan jenis anah dapa dihiung dengan mengunakan persamaan beriku : ρ = 2. π. ar (5) ρ = Tahanan jenis raa-raa anah. a = Jarak anara baang elekroda yang deka R = Besar Tahanan yang erukur. Pengukuran dilokasi gardu induk ersebu diperoleh besar ahanan jenis anah raa-raa : ρ = 750 ohm b. Arus Fibrilasi Besarnya arus fibrilasi yang mengalir pada ubuh manusia keerangan arus lisrik dapa menyebabkan janung mulai fibrilasi dapa dihiung berdasarkan persamaan 6 : K 50 = 0,116 amper 0,116 I k = (6) I k = Arus fibrilasi (Amp) = Lama waku gangguan (deik) = 0,75 deik. Lama waku gangguan erganung dari berapa fakor, anara lain sailias, ipe swichyard dan ipe relay dan pemuusan daya yang digunakan. Sebegiu jauh belum ada sandard mengenai lama waku gangguan. Waku yang dianggap realisis berkisar anara 0,5 deik sampai 1,0 deik. Pengambilan waku 0,75 deik dianggap sudah memenuhi persyaraan dan cukup realisis. Bila harga-harga ersebu dimasukkan pada persamaan diaas maka : I k = 0,134 Amper c. Taa Leak (Layou) Kisi-kisi (grid) penanahan menggunakan kondukor embaga bula yang dianam pada seluruh baas gardu induk. Pengauran aa leak sisem penanahan pada suau gardu induk dapa diliha pada gambar beriku ini. Pada gambar ersebu diberikan panjang kondukor ermasuk baang penanahan = 1600 meer. 70 m 40 m 10 m 5 m 2,5 m Gambar 1. Taa Leak Sisem Penanahan 3 m

7 d. Jumlah Baang Penanahan Yang Diperlukan. Pada waku arus gangguan mengalir anara baang penanahan dan anah akan menjadi panas akiba arus I 2. Suhu anah harus eap dibawah 100 c, unuk menjaga jangan sampai erjadi penguapan air kandungan dalam anah dan kenaikan ahanan jenis. Seluruh panjang baang penanahan yang diperlukan dihiung dari pembagian arus gangguan keanah dengan kerapaan arus yang diizinkan, sedangkan jumlah baang penanahan yang di anahkan diperlukan dari pembagian panjang sau baang. Jadi bila besar arus gangguan keanah (1200) amper maka jumlah baang penanahan minimum dengan panjang (3,5 meer) : 1200 = 19 Baang 3,5x100x0,186 e. Menenukan Panjang Penghanar Penanahan. Dari daa-daa diaas yang elah didapakan maka panjang kondukor penanahan perluasan swichyard Gardu Induk Teluk Lembu dapa dienukan. Daa-daa yang elah didapa unuk perencanaan ini adalah sebagai beriku : 1. Luas daerah penanahan = 40 x 70 m 2. Tahanan jenis anah pada permukaan = Ohm-meer 3. Tahanan raa-raa = Ohm-meer 4. Arus kesalahan maksimum = 8280 Amp 5. Waku Pembukaan sisem proeksi = 0,4 deik 6. Ukuran penampang kondukor = 70 mm 2 dan 95 mm 2 Berdasarkan luas daerah penanahan dan siuasi leak peralaan yang kira-kira perlu dianahkan, maka kia dapa enukan ukuran dan benuk sisem penanahan grid yang akan kia pasangkan. Unuk mendapakan perhiungan yang sederhana dan sesuai dengan siuasi leak peralaan pada Gardu Induk ersebu, maka dapa di asumsikan dengan jumlah n = 9 (jumlah kondukor yang sejajar dengan ukuran grid yang dapa dienukan sesuai dengan leak peralaan Gardu Induk). Rumus yang dipakai K m. K i. ρi E m = (7) L E m = Tegangan Mesh. K I = Fakor koreksi unuk keidak meraaan kerapaan arus yang didapa dari hasil percobaan adalah sebagai beriku : K i = n N = Jumlah kondukor paralel dalam kisikisi uama L = Adalah oal panjang kondukor yang dianam, meer I = Besar arus gangguan keanah. Unuk menghiung egangan langkah : ρ E Langkah = s Tabel - 4 Perhiungan Panjang Toal Kondukor Minimum Kedalaman (m) A = 70 mm 2.L (m) A = 95 mm 2.L (m)

8 f. Menghiung Besar Tahanan Sisem penanahan. Unuk sisem penanahan Grid dengan memakai rumus pendekaan dari rumus Leuren R ρ ρ + r L = (8) ρ = Ohm-meer r = 30 Meer L = 930 Meer 39,55 39,55 R = R = Ohm g. Perhiungan Tegangan Senuh yang diizinkan Tegangan senuh yang mungkin erjadi akiba arus hubungan singka keanah dapa dihiung unuk sisem penanahan. K m = K I = I = 8280 A ρ = Maka didapa egangan senuh maksimum E m = 187 Vol keerangan egangan senuh yang diizinkan dapa dihiung menuru rumus. I k = A R k = Tahanan Badan Manusia = 1000 Ohm/meer. ρ s = Tahanan jenis permukaan anah yang dilapisi bau kerikil keerangan orang berdiri = 3000 Ohm-meer. Maka didapa egangan senuh yang diizinkan = 1006,45 Vol. h. Perhiungan Tegangan Langkah Maksimum Tegangan langkah adalah perbedaan agangan yang erjadi dianara kedua kaki manusia berjalan diaas sisem dihiung dengan rumus : K s. K i. ρ. I E i = L (9) K i = I = Arus hubungan singka keanah = 8280 A L = Panjang oal kondukor = 930 m ρ = Tahanan jenis raa-raa = Ohm-meer K s = Maka didapa egangan langkah maksimum E 1 =334 Vol, keerangan egangan langkah yang diizinkan adalah : I k = A R k = Tahanan badan manusia = 1000 Ohm ρ = Tahanan jenis Permukaan anah yang dilapisi bau kerikil keerangan orang berdiri = 3000 Ohm/meer. Maka didapa egangan langkah yang diizinkan = 3477 Vol. 6. Kesimpulan 1. Diameer hanaran pengaman yang disyarakan idak diliha dari sifa lisriknya saja eapi lebih diiik berakan pada kekuaan mekanisnya demi keamanan. 2. Fakor jarak kondukor yang membenuk grid sanga berpengaruh erhadap besarnya perbedaan egangan yang erjadi pada permukaan anah, maka unuk meraakan egangan ersebu jarak-jarak kondukor ini dapa diaur. Pada empaempa yang mempunyai perbedaan egangan yang lebih besar jarak kondukor dapa diperkecil anpa menambah jumlah panjang oal kondukor yang dipergunakan unuk membenuk ahanan grid ersebu. 3. Fakor keamanan lebih erjamin lagi jika permukaan anah didaerah gardu induk ersebu diimbuni dengan bau kerikil. Timbunan ini dimaksudkan unuk memperbesar ahanan Rf dan memperkecil ahanan senuh yang erjadi. 4. Dari hasil perhiungan ahanan penanahan unuk perencanaan penanahan grid perluasan swichyard 150 kv gardu induk Teluk Lembu adalah = ohm. Harga penanahan lebih kecil dari persyaraan

9 yang diinginkan yaiu : 0.5 ohm, eapi dalam perencanaan yang dijadikan persyaraan adalah baas egangan senuh yang erjadi akiba arus hubung singka. Jadi lebih erliha bahwa dengan ahanan yang kecil belum enu keamanan erjamin unuk arus hubung singka yang besar, sebaiknya unuk arus hubung singka yang kecil dapa erjamin walaupun ahanan penahanan cukup besar. 5. Unuk kondisi anah didaerah ropis ahanan jenis anahnya uniform dan cukup kecil. Sisem penanahan baang verikal masih dapa dipergunakan, eapi sisem penanahan grid eap lebih baik. 7. Dafar Pusaka [1]. Arono Arismunandar, DR.M.A.Sc, 1997, Teknik Tenaga Lisrik, Pradnya Paramia, Jakara [2]. IEEE, 1980, Transacions on Power Apparaur And Sysem, Vol 99 [3]. PT. PLN (Persero) Sekor Pekanbaru, Gardu Induk Teluk Lembu. [4]. Suryamo.F, 1990, Teknik Lisrik Insalasi Gaya, Tarsio, Bandung, [5]. TS. Huauruk.Ir.MSc, 1999, Pengeanahan Neral Sisem Tenaga, Erlangga, Jakara Biodaa : Abrar Tanjung, lahir di Pekanbaru 20 Nopember Lulus Sarjana Teknik Elekro pada Jurusan Teknik Elekro Universias Lancang Kuning Pekanbaru ahun 1998 dan Program Magiser Pascasarjana pada Fakulas Teknologi Indusri Jurusan Teknik Elekro Program Sudi Sisem Tenaga Lisrik Insiu Teknologi Surabaya (ITS) Surabaya ahun Dosen Teap pada Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning Pekanbaru.

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi)

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi) Analisis Sisem Penanahan Gardu Induk Bagan Bau Dengan Benuk Konsruksi Grid (Kisi-Kisi) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik, Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera

Lebih terperinci

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL BATAG GADA DEGA PLAT KOPEL. Baasan-baasan Pela kopel digunakan jika jarak kosong a sebagai beriku : b a 6b Pla kopel dipasang pada jarak yang sau sama lain sebesar L. Pemasangannya harus seangkup (simeris)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI Renha L. Daalok (1, Ir. Syahrawardi ( Konsenrasi Teknik Energi Lisrik, Deparemen Teknik Elekro

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC BERDAYA RENDAH. 2. Untai DC Chopper untuk motor DC berdaya rendah

HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC BERDAYA RENDAH. 2. Untai DC Chopper untuk motor DC berdaya rendah Hal Hal Prakis dalam Perancangan DC Chopper unuk Pengauran Puaran Moor DC erdaya Rendah (Okki Doku) HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC ERDAYA RENDAH Okki Doku

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC BAB III POWE MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK POSES PENEKUKAN ACYLIC 3.1. Gaya Usaha Dan Daya Lisrik Mesin Tekuk Acrylic Bila kia hendak memindahkan suau benda dari sau empa keempa yang lain, aau mengangkanya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK Frandy Ferdian, Amelia Makmur, S.T., M.T. Binus Universiy, Jl.

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci