1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN

dokumen-dokumen yang mirip
OVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU

Model Regresi Berganda

COURSE NOTE : Sistem Persamaan Liniear

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

4. Mononom dan Polinom

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

HUKUM TERMODINAMIKA II Thermodynamics: An Engineering Approach, 5th edition by Yunus A. Çengel and Michael A. Boles

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan

E-LEARNING MATEMATIKA

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

Analisis Kestabilan Titik Keseimbangan Model Perilaku Jumlah Pelaku Narkoba dengan Faktor Rehabilitasi

DETERMINAN, INVERS, PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. Potensial Termodinamika

II. Persamaan Keadaan

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

KULIAH - XIV TERMODINAMIKA TEKNIK I TKM 203 (4 SKS) SEMESTER III DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2006 MHZ 1

BAB 10 SPONTANITAS DAN KESETIMBANGAN Kondisi Umum untuk Kesetimbangan dan untuk Spontanitas

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PHYSICAL CHEMISTRY I

IV. Entropi dan Hukum Termodinamika II

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

4. Hukum-hukum Termodinamika dan Proses

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

BAB VI DEFLEKSI BALOK

Persamaan Diferensial

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR

Materi Bahasan. Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis) Analisis Sensitivitas. 1 Pengertian Analisis Sensitivitas

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Kuliah PD. Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu.

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

Tata Bahasa Bebas Konteks

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jawaban. atau 1 xkt. h c = = = atau. 4,965k

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

IV.3. Kegunaan Hukum Termodinámika II

A. Kajian ulang tentang fungsi Pada gambar di bawah ini diberikan diagram panah suatu relasi dari himpunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

TINJAUAN PUSTAKA. Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. Model Gravitasi

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Kalkulus Multivariabel I

Metode Simpleks Diperbaiki (Revised Simplex Method) Materi Bahasan

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan

1. 1 APA TERMODINAMIKA ITU

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termo

SISTEM DAN LINGKUNGAN

1. Jika p dan q akar-akar persamaan. x 2 bx c 0 dan k konstanta real, maka

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari-

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

ANALISIS PLASTIS STRUKTUR

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

INSTRUMEN PENELITIAN LPTK TAHUN 2003

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA

TERMODINAMIKA HUKUM KE-0 HUKUM KE-1 HUKUM KE-2 NK /9

disebut Persamaan Diferensial Parsial (PDP).

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

peroleh. SEcara statistika entropi didefinisikan sebagai

Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS

Aplikasi Model Shoaling dan Breaking pada Perencanaan Perlindungan Pantai dengan Metoda Headland Control

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA ANALISA DENGAN KURVA IS, LM DAN BP

ANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA MICHAELIS- MENTEN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI MANGSA HANDANU DWARADI

Kalor dan Hukum Termodinamika

Fisika Statistik. Jumlah SKS : 3. Oleh : Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

Bab 4 Termodinamika Kimia

Transkripsi:

BAB II

. SISEM EUU HOMOGEN Sistem tertutup adalah sistem yang tidak ada transfer massa antara sistem dan sekeliling W Sistem n out = 0 dn i = 0 (2.) i =, 2, 3,... n in = 0 Q

idak ada perpindahan internal energi melewati oundary. Semua pertukaran energi antara sistem dan sekeliling adalah dalam entuk panas dan usaha/kerja/work. otal peruahan energi sekeliling sama dengan netto dari energi yang ditransfer dari atau ke sekeliling seagai panas dan usaha

Hukum I dan II ermodinamika: du ds d (2.2) Untuk proses reversiel: du = ds d (2.3) Dengan ds = dq rev : panas yang diserap sistem d = dw rev : usaha yang dilakukan sistem Jika interaksi erlangsung secara irreversiel: du < ds d (2.4)

eruahan internal energi dapat dihitung dengan mengintegralkan pers. (2.2): U U 2 U S 2 S ds 2 d (5) Jika proses erlangsung pada S dan konstan: du S, 0 (2.6) roses nyata selalu menuju ke keadaan kesetimangan. roses nyata selalu disertai dengan pengurangan U ers. (6) merupakan kriteria keseimangan untuk sistem tertutup

Definisi: H U + (2.7) ers. (2.7) dideferensialkan: du = ds d dh = du + d + d Jika daung dengan pers. (2.3): dh = ( ds d) + d + d dh = ds + d (2.8) Untuk sistem tertutup pada S dan konstan: dh,s 0 (2.9)

Helmholtz free energy (A) adalah energi termodinamik dari suatu sistem yang dapat diuah menjadi usaha/kerja pada dan konstan. A = jumlah maksimum usaha/kerja yang dapat diperoleh dari suatu proses termodinamik yang erlangsung pada dan konstan. Besarnya usaha/kerja terseut mencapai minimum pada kondisi keseimangan.

Definisi: A = U S Diferensial: da = du d(s) = dq + dw ds S d = ds d ds S d da = S d d (2.) Untuk sistem tertutup pada dan konstan: da, 0 (2.2)

Definisti: G A + (2.3) Gis free energy (G) adalah energi termodinamik dari suatu sistem yang dapat diuah menjadi usaha/kerja pada dan konstan. Gis free energy mencapai nilai maksimum jika prosesnya erupa reversile process.

G = A + Diferensial: dg = da + d() = S d d + d + d dg = S d + d (2.4) Untuk sistem tertutup pada dan konstan: dg, 0 (2.5)

Jika F = F(x,y), maka diferensial total dari F adalah: dy y F dx x F df x y dengan y x F M x y F N (2.6) dy N M dx F

Diferensial leih lanjut: y x F y M x 2 y x F x N y 2 y x x N y M (2.7) Jadi dari persamaan: dy N M dx F Diperoleh: y x x N y M (2.7) (2.6)

ersamaan yang sudah diperoleh: du = ds d (2.3) dh = ds + d (2.8) da = S d d (2.) dg = S d + d (2.4) Menurut persamaan (2.7): S S S S S S (2.8) (2.2) (2.20) (2.9)

ers. untuk H dan S untuk fasa homogen yang paling anyak dunakan adalah jika keduanya dinyatakan seagai fungsi dari dan erlu diketahui agaimana H dan S eruah karena peruahan dan H S H S Informasi ini ada dalam derivatif:

DEIA EHADA ENHALY Derivat enthalpy terhadap diperoleh dari definisi dari C : H C (2.22)

Jika daung dengan pers. (2.22): C S (2.23) ENOY Derivat S terhadap diperoleh dengan cara memagi pers. (2.8) dengan d pada konstan: dh = ds + d (2.8) S H C H

DEIA EHADA ENOY Derivat S terhadap diperoleh dari pers. (2.2) S (2.2)

ENHALY Derivat H terhadap diperoleh dengan cara memagi pers. (2.8) dh = ds + d (2.8) dengan d pada konstan: S H Jika daung dengan pers. (2.2): H (2.24)

Enthalpy seagai fungsi dan : H = H(, ) Jika dideferensialkan: dh H d H d Masukkan pers. (2.22) dan (2.24) dh C d d (2.25)

Enthalpy seagai fungsi dan : S = S(, ) Jika dideferensialkan: ds S d S d Masukkan pers. (2.2) dan (2.23) ds C d d (2.26)

Untuk gas ideal: = ers. (2.25): dh C d d dh C d d dh C d (2.27)

ers. (2.26): d d C d d C ds d d C ds (2.28)

Informasi ini ada dalam derivatif: U U S S Bagaimana U dan S eruah karena peruahan dan?

DEIA EHADA INENAL ENEGY Derivat U terhadap diperoleh dari definisi dari C : U C (2.29)

ENOY Derivat S terhadap diperoleh dengan cara memagi pers. (2.3) du = ds d (2.3) dengan d pada konstan: S U Jika daung dengan pers. (2.29): C S (2.30)

DEIA EHADA INENAL ENEGY Derivat U terhadap diperoleh dengan cara memagi pers. (2.3) dengan d pada konstan: S U Jika daung dengan pers. (2.20): U (2.3)

ENOY Derivat entropy terhadap diperoleh dengan cara memagi pers. (2.3) dengan d pada konstan: S U U S (2.32) ers. (2.3)

INENAL ENEGY U seagai fungsi dari dan U = U(, ) Jika dideferensialkan: du U d U d Masukkan pers. (2.30) dan (2.3) du C d d (2.33)

ENOY S seagai fungsi dari dan S = S(, ) Jika dideferensialkan: ds S d S d Masukkan pers. (2.29) dan (2.20) ds C d d (2.34)

Untuk gas ideal: = ers. (33): du C d d du C d d du C d (2.35)

ers. (2.34): d d C ds (2.36) d d C ds d d C ds

ersamaan yang sudah diperoleh: du = ds d (2.3) U = U(S, ) dh = ds + d (2.8) H = H(S, ) da = S d d (2.) A = A(, ) dg = S d + d (2.4) G = G(, ) Karena variael dan merupakan variael yang dapat diukur secara langsung dan mudah dikontrol, maka energi eas Gis menjadi satu property termodinamik yang paling anyak dunakan.

Besaran yang erhuungan dengan G yang anyak dunakan adalah (G/). Jika dideferensialkan: d G G dg 2 d Dengan memasukkan pers. (2.3) dan (2.4): G H S d Sd d d 2 S H d d 2 d S d

G H d d 2 d (2.37) Keuntungan: Setiap suku tak erdimensi Yg di ruas kanan H, ukan S ers. (2.37) dan (2.4): dg = S d + d (2.4) masih terlalu umum untuk dunakan dalam praktek.

Dari pers. (2.37): G (2.38) H G (2.39) Jika G/ diketahui seagai fungsi dari dan, maka / dan H/ dapat dihitung dengan diferensiasi sederhana.

idak ada metoda eksperimen untuk pengukuran G atau G/!! Definisi dari residual Gis energy: G = G G Sedangkan untuk esaran yang lain: (2.40)

Secara umum: M = M M (2.4) M adalah extensive thermodynamic property seperti, U, H, S atau G ers. (2.37) untuk gas ideal: G H d d 2 d d G d H 2 d

Dari pers. (2.42) dapat diturunkan: G G H (2.43) (2.44) esidual roperty: d H d G d 2 (2.42)

esidual Gis energy: G = H S esidual entropy diturunkan dari pers. terseut: S H G (2.45) Untuk konstan, pers. (2.42) menjadi: d G d H 2 d (2.42) d G d ( konstan)

Integrasi dari = 0 sampai = : G 0 d ( konstan) Batas awah untuk integrasi G / adalah = 0, karena ini merupakan kondisi untuk gas ideal. Dengan memasukkan pers. (2.40): G 0 d ( konstan) (2.46)

Dengan menggaung pers. (2.46) dengan (2.44): d H 0 ( konstan) (2.47) esidual entropy diperoleh dengan memasukkan pers. (2.46) dan (2.47) ke pers. (2.45): p d d S 0 0 ( konstan) (2.48) G H (2.44)

ENHALY DAN ENOY UNUK GAS NYAA H = H + H S = S + S H H 0 0 C d S d S0 C ln 0 0 H H H 0 0 C d S S d S0 C ln 0 0 (2.49) (2.50)

4.. ESIDUAL OEY DAI ES. IIAL Untuk pers. virial 2 suku: B Dari pers. (2.46): G 0 d ( konstan) G B Diperoleh: (2.5)

Jika pers. (2.5) dimasukkan ke pers. (2.44): H akan diperoleh: G (2.44) H db B 2 d H B db d Sustitusi pers. (2.5) dan (2.52) ke pers. (2.45) S db d (2.52) (2.53)

4.2. ESIDUAL OEY DAI ES. KUBIK ers. (2.46), (2.47) dan (2.48) tidak isa dunakan untuk persamaan keadaan dengan eksplisit. Oleh karena itu harus diuah entuknya agar menjadi variael integrasi. d d 2 d ( konstan) d d 2 d ( konstan) d d d ( konstan) (2.54)

Jika pers. (2.54) dimasukkan ke (2.46): G 0 d d ada persamaan di atas, atas awah integrasi adalah = 0. Ini merupakan kondisi gas ideal: = 0 = = G d d

d d G (2.55) d G ln Yang harus diingat adalah ahwa integrasi ini dievaluasi pada kondisi konstan.

ersamaan untuk H diturunkan dari pers. (2.42): d G d H 2 d (2.42) H 2 d d d G Selanjutnya pers. (2.40) dimasukkan, maka akan diperoleh: H 2 d d G d

ersamaan terakhir diagi dengan d dengan konstan: G H 2 (2.56) yang erada di suku pertama ruas kanan pers. (2.56) diturunkan dari persamaan:

(2.56a)

Suku terakhir di ruas kanan pers. (2.56) merupakan hasil penurunan pers. (2.55) terhadap pada konstan: (2.55) d G ln d G d G (2.56)

ers. (2.56a) dan (2.56) dimasukkan ke pers. (2.56): H 2 d d H 2 d H (2.57)

a d G ln (2.55) d G ln ersamaan keadaan entuk kuik: a

d a G ln a Untuk suku-suku yang erada dalam integral: a Jika diintegralkan akan diperoleh: (2.58)

d a a ln ln ln a ln ln a ln ln

Jika pers. terakhir dimasukkan ke pers. (2.58): G ln ln a ln (2.59) ers. (2.59) ini merupakan pers. untuk G yang diturunkan dari pers. keadaan kuik.

Untuk menghitung H dunakan pers. (2.57): d H (2.57) yang erada di dalam tanda integrasi dievaluasi dengan menggunakan persamaan: a a 2 a 2

a 2 Integrasi pada pers. (2.57): d a d a ln

Jika persamaan terakhir dimasukkan ke pers. (2.57): (2.60) H a ln ers. (2.60) ini merupakan pers. untuk H yang diturunkan dari pers. keadaan kuik.

G H S (2.45) S dihitung dengan menggunakan persamaan (2.45): a ln ln a ln ln a S ln ln ln (2.6)

UGAS II Hitung G gas n-utana pada 500K dan 50 ar dengan menggunakan persamaan K.