Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS"

Transkripsi

1 SIFA-SIFA GAS Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul yang lain atau dengan dinding bejana. umbukan terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan. olume dari molekul-molekul gas sangat kecil bila dibandingkan dengan volume yang ditempati oleh gas tersebut, sehingga sebenarnya banyak ruang yang kosong antara molekul-molekulnya. Hal ini yang menyebabkan gas mempunyai rapat yang lebih kecil daripada cairan atau zat padat. Hal ini juga yang menyebabkan gas bersifat kompresibel atau mudah ditekan. Sebagian besar gas tidak berwarna, kecuali gas fluorin, klorin berwarna hijau kekuningan, bromine berwarna merah coklat, iodine berwarna violet, nitrogen dioksida, nitrogen trioksida merah coklat. Gas dapat memberikan perlawanan terhadap gaya kepadanya sehingga akan berdifusi cepat didalam ruangan dan dapat melewati penghalang yang porous(berpori). Gas dapat mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila pengurangan tekanan. Besaran sifat gas dan satuannya : Sifat gas yang dapat diukur adalah volume, suhu, tekanan dan massa. olume gas selalu sama dengan volume tempatnya berada, karena mobilitas gas yang sangat tinggi. Satuan volume gas adalah liter, mililiter atau m 3. ekanan Gaya per satuan luas disebut tekanan. Gaya adalah segala sesuatu yang menyebabkan benda berubah gerakannya atau arahnya. Gaya yang sangat penting adalah gaya grafitasi. Gaya grafitasi yang menarik udara menciptakan pengaruh udara yang menekan bumi dikenal dengan tekanan atmosfir. Satuan gaya dalam system cgs adalah dyne yang didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan oleh massa gram untuk memperoleh percepatan sebesar cm sekon -. dyne = gr cm s -. Dalam satuan SI satuan gaya adalah Newton (N) yang didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk memberikan massa kg percepatan sebesar m sekon -. newton = kg m s -. Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

2 = 0 5 dyne Maka satuan tekanan adalah dyne cm - atau N m -. Alat untuk mengukur tekanan udara (tekanan atmosfir) adalah barometer torricelli, sesuai penemunya Evenge orricelli ( ). inggi kolom raksa barometer tergantung pada lokasi barometer dan suhu. Pada suhu biasa di permukaan laut kolom raksa tingginya 760 mm. Satu mmhg adalah tekanan yang diberikan oleh kolom raksa dengan ketinggian mm. Oleh karena tekanan udara tergantung pada letak geografis dan suhu maka dinyatakan dengan konsep atmosfer standar. Satu () atmosfer standar adalah tekanan yang diakibatkan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm pada suhu 0 o C. atm = 760 mmhg (pada 0 o C) torr = / 760 atm = 33,34 N m -. atm dengan sistem cgs : atm =, g cm - s -. =, dyne cm -. atm dalam SI : atm =, kg m - s -. =, N m -. Pa = N m -. bar = 0 6 dyne cm - = 0,987 atm Alat untuk mengukur tekanan gas dalam system tertutup disebut manometer. Ada jenis yaitu manometer ujung terbuka dan manometer ujung tertutup. P atm P atm P atm Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

3 3 Pada manometer ujung terbuka, apabila tinggi air raksa pada kedua kolom sama berarti P gas = P atm. Apabila tinggi raksa pada kolom sebelah kanan lebih tinggi daripada sebelah kiri, berarti P gas > P atm maka : P gas = P atm + P Hg. Pada saat tinggi kolom raksa sebelah kiri lebih tinggi berarti P gas < P atm maka : P gas = P atm- P Hg. Manometer ujung-tertutup, umumnya digunakan untuk mengukur tekanan gas yang bertekanan rendah, lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Pada saat tekanan gas sama dengan tekanan atmosfer, kolom raksa pada kolom sebelah kanan akan penuh. Apabila tekanan gas di dalam sistem dikurangi, maka Pgas = PHg karena tekanan di atas raksa pada kolom sebelah kanan adalah nol. Latihan Berapa tekanan pada sistem yang ditunjukkan oleh manometer tertutup dan manometer terbuka. Hitunglah dalam satuan SI. Cairan yang dipakai Hg! Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

4 4 emperatur Skala temperatur yang umum digunakan adalah skala derajat celcius dan sakla farenheit. Skala celcius didasarkan pada titik beku air, yaitu 0 o C dan titik didih air 00 o C. Harga yang sama pada skala Fahrenheit adalah 3 o F dan o F. Nol derajat pada skala farenheit adalah titik beku larutan jenuh NaCl dalam air. Hubungan antara kedua skala tersebut adalah C 3 F (.5) 5 9 dimana C dan F adalah temperatur pada kedua skala. Skala absolute temperatur atau umumnya dikenal dengan skala Kelvin (K). Hubungan antara skala absolut dan skala celcius dapat diperoleh : (K) = ( o C) + 73,5 (.6) Latihan emperatur badan normal dari manusia sehat adalah 98,4 o F. Berapakah harga tersebut dalam skala celcius? Gas dibagi menjadi dua jenis : a. Gas Ideal Yaitu gas yang mengikuti secara sempurna hukum-hukum gas (Boyle, Gay Lussac dsb) b. Gas Non Ideal/ Nyata Yaitu gas yang hanya mengikuti hukum-hukum gas pada tekanan rendah. Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

5 5 Gas ideal sebenarnya tidak ada, jadi hanya merupakan gas hipotesis. Semua gas sebenarnya tidak ideal. Pada gas ideal, bahwa molekul-molekulnya tidak tarik menarik dan volume molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau ruang yang ditempati. Sifat gas ideal ini hanya didekati oleh gas beratom pada tekanan rendah dan pada temperatur yang tinggi. Hukum-hukum Gas Ideal. Hukum Boyle ekanan berbanding terbalik dengan volume pada temperatur tetap dan untuk sejumlah tertentu gas, yaitu : P = P (.7) Latihan 3 Hitung tekanan yang diperlukan untuk menekan 4,4 dm 3 gas pada 4 torr menjadi,56 dm 3 pada keadaan isotermis. Ubahlah tekanan dalam satuan SI! Latihan 4 Sejumlah tertentu gas diekspansi dari tekanan 760 torr menjadi 50 torr pada temperatur tetap. Bila volume mula-mula adalah 0 dm 3, Hitung volume akhir!. Hukum Charles atau Gay Lussac Sejumlah tertentu gas pada tekanan tetap (dalam keadaan isobar), volume () berbanding lurus dengan temperature (). Hubungannya adalah (.8) 3. Hukum Gas ideal Hukum Boyle dan hukum Charles atau hukum Gay Lussac dapat digabungkan bersama, yaitu untuk sejumlah massa tertentu dari gas, P konstan (.9) Kondisi sejumlah massa tertentu dapat dihilangkan dengan bantuan hipotesis Avogadro yang menyatakan bahwa pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, gas-gas dengan volume sama akan mengandung jumlah molekul yang sama. Maka persamaan menjadi : Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

6 6 P R n (.0) dimana : n = banyaknya mol R = konstanta gas Untuk mol gas, persamaan idealnya adalah : P = R (.) dimana adalah volume mol gas. abel Harga ipe satuan Harga Satuan Mekanik 0,08054 dm 3 atm mol - K - Mekanik 8,054 ml atm mol - K - Cgs 8,344 erg mol - K - Listrik 8,344 Joule mol - K - Panas,987 Kal mol - K - 4. Hukum Dalton tentang ekanan Parsial ekanan total dari sebuah campuran gas ideal adalah jumlah dari tekanan parsial masing-masing gas, yaitu : P total = P gas + P gas + P gas3 +.+ Pi. = Pi (.) dimana Pi adalah tekanan parsial dari gas dalam campuran. ekanan parsial dari semua komponen dalam suatu campuran gas ideal dapat dihubungkan dengan tekanan totalnya dengan persamaan : pi = xi. P (.3) Xi Latihan 5 = fraksi mol dari gas ke i = jumlah mol gas ke i jumlah seluruh mol sistem (.4) Sebuah bejana mempunyai kapasitas 4 dm 3. Bila 4 gr O dan 0 gr N pada 7 o C dimasukkan. Hitung : a. Fraksi mol dari masing-masing gas b. ekanan parsial Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

7 7 c. ekanan total 5. eori Efusi Graham Menurut teori efusi Graham, laju efusi (atau keluarnya gas melalui suatu lubang) dari gas-gas pada tekanan dan temperatur yang sama berbanding terbalik dengan akar kuadrat kerapatannya, yaitu bila dan adalah laju efusi dari kedua macam gas, d dan d adalah kerapatan, maka d / d (.5) d M (.6) d M Persamaan umum ini diturunkan dengan bantuan persamaan (.6) yaitu pada temperature dan tekanan yang sama, kerapatan masing-masing gas sebanding dengan berat molekulnya. Sehingga : M / M (.7) Persamaan umum untuk laju efusi bila kedua gas mempunyai tekanan yang berlainan adalah p (.8) M / M p Latihan 6 Gas oksigen ( dm 3 pada atm) membutuhkan waktu menit untuk berefusi melalui sebuah lubang. Berapa waktu yang dibutuhkan gas He, N dan uap SF 6 untuk berefusi pada kondisi yang sama? 6. Berat molekul Gas Ideal Persamaan gas ideal untuk n mol gas adalah P = n R W = R M M = WR R d (.9) P P Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

8 8 Dimana : M = berat molekul gas d = density gas W = berat gas Pada tekanan dan temperatur tertentu, suatu gas dengan volume tertentu ditimbang, beratnya = W. Dengan menggunakan rumus gas ideal diatas BM gas dapat dihitung. Latihan 7 dm 3 udara sample pada tekanan atm dan 7 o C mempunyai berat 0,00 kg. Hitung berat molekul efektif udara bila udara bersifat seperti gas ideal! 7. Gas Nyata Sifat gas nyata dapat dinyatakan dengan berbagai macam persamaan keadaan yang hanya berlaku pada keadaan temperatur dan tekanan tertentu. Beberapa persamaan tersebut : a. Persamaan an der Waals n a (P + )( n b) = n R (.0) dimana : a dan b adalah konstanta a = koreksi untuk gaya tarik menarik antara molekul-molekul b = koreksi untuk ukuran efektif (volume excluded) Latihan 8 Hitung tekanan yang dihasilkan oleh dm 3 mol - etana pada 7 o C bila mengikuti persamaan van der waals. (a= 5,489 dm 6 atm mol - dan b = 0,0638 dm 3 mol - ). Bandingkan harganya bila gas adalah ideal! b. Persamaan irial Persamaan virial dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi tekanan atau volume, yaitu : - B C D p R (...) (.) 3 - B C D 3 p R ( p P p...) (.) 3 R ( R ) ( R ) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

9 9 dimana B,C,D,. Adalah koefisien virial kedua, ketiga, keempat dan dapat ditentukan dengan bantuan mekanika statistika, hasil percobaan atau dari persamaan van der waals. Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

10 0 HUKUM-HUKUM HERMODINAMIKA A. HUKUM HERMODINAMIKA I Dalam memulai belajar termodinamika, sangat perlu untuk memahami istilahistilah yang terdapat dalam termodinamika. Istilah-istilah tersebut :. Sistem: boundary dan lingkungan Sistem adalah bagian dari semesta fisik, yang sifat-sifatnya sedang diamati. Sistem juga didefinisikan sebagai suatu tempat di dalam ruangan yang oleh boundary dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan adalah daerah di luar sistem yang masih mempunyai kemungkinan berinteraksi dengan sistem Boundary adalah batas antara sistem dengan lingkungan.. Sistem tertutup dan sistem terbuka Sistem tertutup, jika boundary melindungi sistem itu dari interaksi dengan lingkungan. Sistem terbuka, jika massa dapat menyeberangi boundary dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya Kerja, Panas/ Kalor dan Energi Kerja adalah kuantitas yang mengalir melalui boundary suatu sistem selama terjadinya perubahan keadaan dan ini berpengaruh langsung terhadap gaya berat sistem dalam lingkungan. Kalor atau panas adalah kuantitas yang mengalir melalui boundary suatu sistem selama terjadinya perubahan keadaan dan ini terjadi karena perbedaan temperatur. anda yang digunakan disini, yaitu Q (panas) adalah positif jika panas diabsorbsi oleh sistem dari sekelilingnya. Dan negatif jika panas dilkepaskan dari sistem ke lingkungan. Kesamaan lainnya dengan kerja panas yang diserap atau dilepaskan juga tergantung pada jalannya sistem. Sistem memiliki sejumlah derajat kebebasan atau pergerakan, dan energi internal merupakan jumlah dari hal-hal yang berhubungan dengan model tersebut. Pembagian energi secara umum adalah enerrgi kinetik dan energi potensial, namun dapat juga merupakan jumlah dari energi translasi, rotasi, vibrasi, elektron, nuklir, posisi dan gravitasi. Karena dalam termodinamika sulit untuk memperoleh nilai absolut Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

11 energi, maka sering dinyatakan sebagai perbedaan keadaan awal dan akhir sistem, yaitu : E = E - E (.) Berbeda dengan kerja atau panas, energi internal merupakan besaran yang pasti, tidak tergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya pada keadaan awal dan akhir sistem, maka disebut sebagai besaran pasti atau fungsi keadaan. Hukum Pertama ermodinamika Secara matematika, hukum pertama termodinamika dapat dituliskan sebagai berikut : E = Q W (.) dimana : Q = panas total yang diserap W = kerja yang dilakukan sistem E = perubahan energi yang terjadi dalam bentuk deferensial : de = dq dw (.3) selanjutnya persamaan -3 dapat ditulis dalam kondisi yang berbeda sebagai, de = dq dw = 0 (.4) de = dw dq = 0 (adiabatis) (.5) Pada proses adiabatis, tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan. Proses Reversibel dan Irreversibel Suatu proses disebut irreversibel jika tidak dapat balik, dan jika dapat balik tidak dapat dilakukan tanpa meninggalkan perubahan yang tetap pada sekeliling. Suatu proses disebut reversibel jika sistem dan sekelilingnya berada dalam kesetimbangan dan tetap demikian selama proses berlangsung. Suatu proses reversibel harus memenuhi persyaratan berikut :. Semua bagian sistem berada dalam kesetimbangan termodinamika, dalam hal ini setiap bagian memiliki temperatur yang sama (kesetimbangan termal), setiap bagian memperoleh tekanan yang sama (kesetimbangan mekanik) dan setiap bagian sistem berada dalam kesetimbangan kimia.. Sistem dan sekelilingnya bebas saling menukarkan energi dalam berbagai bentuk, namun tetap dalam kesetimbangan satu dengan yang lain selama proses, jika sistem dan lingkungan mempertukarkan energi panas, harus tetap dalam Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

12 kesetimbangan termal. Jika pertukaran bebas dalam bentuk kerja mekanik, tekanan yang diterima sistem harus sama dengan sekelilingnya selama proses berlangsung dan demikian selanjutnya dengan pertukaran berbagai bentuk energi secara bebas dengan sekelilingnya. Proses pada olume Konstan Jika sistem hanya memperlihatkan kerja ekspansi, maka : W = P. (.6) Karena = 0 dalam hal ini proses isokorik, maka hukum pertama termodinamika menjadi : E v = Q v (.7) yakni panas yang diserap atau dilepaskan sistem pada volume konstan merupakan ukuran langsung dari perubahan dalam energi sistem. Contoh dari proses ini adalah reaksi yang berlangsung dalam kalorimeter bom. Q v adalah fungsi keadaan. Entalpi dan Proses pada ekanan etap Entalpi didefinisikan sebagai, H = E + p (.8) Dan perubahan dalam entalpi, H = E + (p) (.9) Dalam bentuk deferensial dh = d E + d (p ) (.0) = d E + pd + dp (.) Jika proses dilakukan pada tekanan konstan, yaitu dalam kondisi isobarik dp = P = 0 sehingga, dh = de + p d (.) Menurut Hukum I ermodinamika : de = dq dw (.3) Dan jika ekspansi merupakan satu-satunya kerja : dw = p d (.4) Dengan substitusi persamaan.3 &.4 ke dalam persamaan. dh = dq pd + p d = dq p (.5) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

13 3 maka perubahan panas dalam kondisi isobarik merupakan ukuran langsung dari perubahan entalpi sistem. Hubungan antara Entalpi dan Energi Untuk gas ideal, hubungan antara perubahan entalpi dan energi dapat diturunkan sebagai : H = E + (p) (.6) dengan (p) = n R (.7) dimana n = perubahan dalam jumlah mol reaksi. n = ni (hasil ) n j(reaktan) (.8) i j H = E + n R (.9) Kapasitas Panas Kapasitas panas adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur sistem sebesar satu derajat. Simbol dari kapasitas panas adalah C, dimana : Q dq C (.0) d Kapasitas molar adalah kapasitas panas dari mol zat dan panas spesifik adalah kapasitas panas per gram zat. Dimana C = - n c = w c (.) n = jumlah mol w = berat zat - c = kapasitas panas molar c = kapasitas panas spesifik Q = panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur zat sebesar derajat Kapasitas panas pada tekanan konstan (C p) dan pada volume konstan (C ) dapat didefinisikan sbb : C p = H p (.) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

14 4 Dimana C v = E v C p = kapasitas panas pada tekanan konstan C v = kapasitas panas pada volume konstan (.3) Hubungan antara C p dan C v Hubungan antara C p dan C v dapat diturunkan sebagai berikut : C p C v = E p (.4) p H p C p C v = v p (.5) v Untuk gas ideal : E H p 0 (.6) p nr P (.7) p v nr sehingga persamaan -4 dan -5 menjadi : (.8) C p C v = n R (.9) Untuk padatan dan cairan : C p C v = (.30) Dimana (.3) p - (.3) P Pemanasan pada volume konstan hanya menaikkan temperatur, sedangkan pemanasan pada tekanan konstan :. Menaikkan temperatur Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

15 5. Dilakukan kerja untuk mengembalikan lingkungan 3. Pengembangan zat akibat gaya antarmolekul Efek ke- dan 3 yang menyebabkan perbedaan antara C p & C v. Aplikasi Hukum Pertama ermodinamika erhadap Gas Ideal Ekspansi Isotermal Reversibel Karena energi internal dari gas ideal hanya merupakan fungsi temperatur, maka pada temperatur konstan, E = H = 0 (.33) Dengan menggabungkan persamaan -3 dan -6 diperoleh : Q = W = pd nr ln (.34) Ekspansi Isobarik Isotermal dari Gas Ideal E = H = 0 Q = W = pd p (.35) Ekspansi Adiabatis Reversibel dari Gas Ideal Pada kondisi ini Q = 0 E = - W = n C d (.36) H = n Cpd (.37) Untuk menghitung perubahan total energi internal atau entalpi, perlu diketahui temperatur awal dan akhir. Hal ini dapat dihitung dengan persamaan sbb : R/Cv R/Cv = (.38) p (.39) p C p (.40) C Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

16 6 Ekspansi Adiabatis Isobarik dari Gas Ideal Pada kondisi ini Q = 0 E = n C d (.4) v H = n Cpd (.4) W = p (.43) emperatur akhir dapat dihitung dengan bantuan hukum pertama termodinamika, yaitu : - p = n C d (.44) v = nc v ( ) (.45) dengan mengasumsikan C v tidak tergantung pada temperatur. B. HUKUM ERMODINAMIKA KEDUA & KEIGA Hukum ermodinamika Kedua dapat dinyatakan dalam berbagai cara :. Menurut Kelvin, tidak mungkin menggunakan proses siklis untuk memindahkan panas dari benda panas dan mengubahnya menjadi kerja tanpa memindahkan sebagian panas kepada benda dingin pada saat yang sama.. Menurut Clausius, tidak mungkin memindahkan panas dari benda dingin ke benda panas tanpa melakukan sejumlah kerja. 3. dalam bentuk entropi, perubahan kecil dalam bentuk entropi dapat sama dengan, atau lebih besar daripada dq/ untuk tiap proses yang kecil sekali, yaitu : dq ds (.46) anda kesamaan adalah bentuk untuk proses reversibel, dan tanda lebih besar adalah untuk proses reversibel. Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

17 7 Siklus Carnot Siklus Carnot adalah mesin bakar hipotesis dan ideal yang mengabsorbsi panas pada temperatur tinggi, melakukan kerja dan mengembalikan sisa panas ke reservoar lain pada temperatur rendah. Siklus ini terlihat dalam Gambar - :. Ekspansi isoterm dan reversibel,, p,, p ( > dan p < p ) E = 0, W = Q = n R ln. Ekspansi adiabatis dan reversibel,, p 3,, p 3 ( 3 >, >, p < p ) (.47) Q = 0 E = - W = C d (.48) v 3. Kompresi isoterm dan reversibel 3,, p 3 4,, p 4 ( 3 > 4 dan p 4 < p 3) E = 0, W = Q = n R ln 4 3 (.49) 4. Kompresi adiabatis dan reversibel 4,, p 4,, p (p < p 4, >, > 4) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

18 8 Q = 0, E = - W = C d (.50) v Efisiensi Mesin Bakar Efisiensi mesin bakar didefinisikan sebagai perbandingan jumlah total kerja yang dilakukan terhadap jumlah total panas, yaitu : W (.5) Q Dalam siklus carnot, Q = Q dan W = Q + Q Q Q Q = Q (.5) Q yaitu efisiensi, harganya tidak lebih dari satu dan Q yaitu panas yang dilepaskan oleh sistem pada reservoar dingin adalah negatif. Sehingga persamaan.5 dapat ditulis : = (.53) dimana : = temperatur reservoar panas = temperatur reservoar dingin Pompa Panas dan Alat Pendingin Perbedaan antara pompa panas dan alat pendingin adalah pada pompa panas, panas dipasok ke dalam pompa pada temperatur rendah dengan melakukan kerja pada sistem. Sedangkan pada alat pendingin, panas dihilangkan dari alat pada temperatur rendah. Koefien penampilan / Coefficient of performance (COF) untuk masing-masing dapat didefinisikan sebagai : Pompa panas : Q - W (.54) Q = - (Q Q ) (.55) Alat Pendingin : Q - W (.56) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

19 9 Entropi Q = - (Q Q ) Dalam mesin carnot, efisiensi dberikan sebagai berikut : Q Q Q = Apabila semua proses reversibel, maka : Q Q Q Q ( rev) ( rev) i Q ( rev) ( rev) (.57) ; > (.58) Q( rev) (.59) Q ( rev) ( rev) 0 0 (.60) Untuk setiap siklus proses reversibel, perbandingan panas yang diabsorbsi terhadap temperatur reservoar adalah nol, dan perbandingan ini disebut Entropi, yaitu : ds dqrev (.6) S = S - S = dqrev (.6) Menurut persamaan.60 untuk siklus carnot, perubahan bersih entropi adalah nol tetapi dapat diperluas sampai setiap sistem siklus lain, sehingga merupakan fungsi keadaan. Persamaan.6 mengharuskan perubahan panas yang reversibel dalam proses yaitu entropi hanya bisa dihitung jika prosesnya reversibel. Jika proses tidak reversibel diantara dua titik, kemudian menghasilkan proses reversibel hipotesis diantara titiktitik tersebut, carilah perubahan panas sepanjang proses ini dan hitung perubahan entropi diantara dua titik. Proses Reversibel : S sistem = - S sekeliling (.63) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

20 0 S keseluruhan = - S sistem + S sekeliling (.64) Proses Irreversibel : = 0 S keseluruhan > 0 (.65) Entropi pada ekanan etap Proses tekanan tetap berarti besaran-besaran termodinamika dipengaruhi oleh U dan. Dengan demikian : Maka dq = du + p d (.66) ds = du P d (.67) Jika p/ = n maka p = n sehingga dp = n d, jadi (p/)= n. Dengan demikian p/ = P ( ) sehingga : maka, P ds = du d v (.68) ds = C d + d (.69) Entropi pada olume etap Jika volumenya yang tetap, maka besaran-besaran termnodinamika dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Dari persamaan hukum I untuk volume tetap diperoleh : dq = du (.70) etapi persamaan tersebut belum memperlihatkan adanya pengaruh tekanan. Untuk itu digunakan : U = H p (.7) Maka, du = dh pd dp (.7) sehingga, dq = dh p d dp + p d atau : dq = dh dp Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

21 dengan demikian, = C p d d p (.73) dq = = C p d dp (.74) Entropi pada emperatur etap Entropi pada temperatur tetap, berarti du = 0 jadi : dq = p d (.75) ds = p d Karena p d = - dp, maka untuk temperatur tetap, juga boleh dinyatakan : Maka, (.76) dq = - dp (.77) ds = dp (.78) Entropi Standar Gas ideal Yang dimaksud entropi standar gas ideal adalah entropi suatu gas pada tekanan p dibandingkan dengan entropi gas pada tekanan atm diukur pada temperatur tetap 5 o C. Untuk temperatur tetap : ds = p d Untuk gas Ideal : (.79) P = R - (.80) dp = - R - d (.8) Jadi d = dp R sehingga d = ds = p dp R dp R p = dp R (.8) (.83) (.84) (.85) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

22 R = dp p (.86) S P = - R ln P (.87) Jika P = atm, maka S nya disebut S standar atau S o S o = - R ln p (.88) Hukum ermodinamika III Hukum ermodinamika III membicarakan harga entropi zat padat dapa 0 Kelvin. Pengembangan hukum ini adalah pembicaraan mengenai entropi zat padat pada temperatur, dimana > 0 Kelvin Untuk mempelajari hukum III, marilah kita amati perubahan entropi padatan dari 0 Kelvin sampai ( < titik leburnya) pada tekanan tetap. Untuk kasus tekanan tetap berlaku : dq = dh = Cp d (0 - )K (.89) maka, ds = C p d (.90) sehingga : S = C p 0 d (.9) dimana S = selisih S pada dan S pada 0 Kelvin, sehingga dapat ditulis : S S 0 = C p 0 d (.9) S = S 0 + C p 0 d (.93) Karena C p harganya selalu positif, maka nilai integral pada persamaan diatas, harus positif. Jadi harga entropi akan makin besar seiring dengan naiknya temperatur. Dengan demikian entropi padatan paling kecil pada 0 kelvin. Oleh karena itu persamaan.93 dapat ditulis : S = C p 0 d (Hukum ermodinamika III) (.94) Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

23 3 ERMOKIMIA Panas Reaksi Panas reaksi dinyatakan sebagai perubahan energi produk dan reaktan pada volume konstan ( E) atau pada tekanan konstan ( H). Contoh reaksi, Pada temperatur konstan dan volume konstan : Reaktan produk E = E produk E reaktan Pada temperatur konstan dan tekanan konstan : H = H produk H reaktan Satuan SI untuk E dan H adalah joule, satuan umum lain adalah kalori. Umumnya harga E dan H untuk tiap reaktan atau produk dinyatakan joule mol - (J mol - ) atau KJ mol -+ pada temperatur konstan tertentu yaitu 98 K. Jika E atau H positif reaksi dikatakan endotermis dan jika E atau H negatif reaksi dikatakan eksotermis. Suatu reaksi kimia sempurna jika selain menuliskan persamaan keseimbangan dan harga energi, dituliskan juga keadaan reaktan dan produk. Simbol untuk padatan (s), untuk cairan (l) dan untuk gas (g). Jika wujud padat memiliki lebih dari satu struktur, maka sifat struktur padat disebutkan juga. Sebagai contoh, karbon dapat berbentuk intan atau grafit dan sulfur dalam bentuk rombis atau monoklinis. Di sebelah kanan atas tulisan E dan H menunjukkan harga pada keadaan standar. Keadaan standar untuk zat padat adalah keadaan kristalin khusus pada atm pada temperatur tertentu (misalnya karbon grafit dan sulfur adalah rombis). Untuk cairan bentuk murninya adalah cairan pada atm pada temperatur tertentu dan untuk gas adalah gas ideal tekanan atm pada temperatur tertentu. Contoh soal : Hitung H o untuk reaksi berikut ini : CaC (s) + H O(l) Ca(OH) (s) + C H (g) H o f CaC (s) =-6,76 KJ/mol H o f H O (l)= -85,84 KJ/mol H o f Ca(OH) (s) = -986,59 KJ/mol H o f C H (g) = 6,75 KJ/mol Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

24 4 Pengukuran Panas Reaksi Panas reaksi diukur dengan kalorimeter, harga E diperoleh apabila reaksi dilakukan dalam kalorimeter bom yaitu pada volume konstan. Sedangkan H adalah panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan dalam gelas piala atau labu yang terisolasi. Hubungan antara H dan E H = E + (P) Bentuk (P) sangat kecil untuk padatan dan cairan sehingga dapat diabaikan. Jadi H = E untuk padatan dan cairan. Dalam gas ideal pada temperatur konstan, persamaan di atas disederhanakan menjadi, H = E + n R dimana n adalah jumlah mol gas produk dikurangi reaktan. Dari contoh soal : Hitung E! Hukum Hess Suatu reaksi kimia dapat ditulis sebagai rangkaian dari banyak reaksi kimia. Jika panas reaksi dari masing-masing tahap diketahui, maka panas reaksi yang diinginkan dapat dihitung dengan menambahkan atau mengurangi panas reaksi dari masing-masing tahap. Prinsip ini dikenal dengan Hukum Hess. Dasar hukum ini adalah entalpi atau energi internal adalah suatu besaran yang tidak tergantung pada jalannya reaksi. Contoh soal : Hitung H untuk reaksi berikut : C (grafit) + H O (g) H (g) + CO (g) Diketahui data : C (grafit) + ½ O (g) CO (g) H = -0,50 KJ H (g) + ½ O (g) H O (g) H = -4,84 KJ Panas Pembentukan Panas pembentukan dari setiap senyawa adalah entalpi reaksi yang menunjukkan pembentukan mol senyawa dari unsur-unsurnya. Jika semua spesies dari reaksi kimia diatas berada dalam keadaan standarnya, panas pembentukan ( H o f) disebut panas pembentukan standar. Panas pembentukan standar dari unsur-unsur Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

25 5 dalam keadaan paling stabil dianggap nol. Jika panas pembentukan reaktan dan produk dari suatu reaksi kimia diketahui, panas reaksi dapat dihitung dari hubungan : H o 98 = i ni H o f (produk) - nj H o f (reaktan) j dimana ni dan nj = jumlah mol spesies produk dan spesies reaktan, Contoh soal : H o f = panas pembentukan molar Hitung H o untuk reaksi berikut : Diketahui : CH 3OH (l) + 3/ O (g) H o f CH 3OH (l) = -38,57 KJ/mol H o f H O (g) = -4,84 KJ/mol H o f CO (g) = -393,55 KJ/mol CO (g) + H O (g) Panas Pembakaran Panas pembakaran adalah panas reaksi dimana mol zat dioksidasi secara sempurna. Jika senyawa berisi C, H, O dan N produk teroksidasi adalah CO, H O(l) dan N dan persamaannya dapat diseimbangkan. Untuk senyawa yang mengandung halogen, sulfur, fosfor dan lain-lain persamaan reaksi sulit diseimbangkan karena unsur-unsur ini membentuk banyak oksida. Energi Ikatan Panas reaksi yang dihubungkan dengan pemecahan ikatan kimia dari molekul gas menjadi bagian-bagian gas, disebut juga entalpi ikatan. Energi disosiasi ikatan (BE) dapat digunakan untuk menghitung panas reaksi dengan hubungan : o H produk i nibei reak tan j njbej dimana : BE = energi disosiasi ikatan per mol ikatan Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

26 6 nj dan ni = jumlah mol ikatan yang pecah atau terbentuk dalam reaktan atau produk Data panas reaksi dapat juga digunakan untuk menghitung energi disosiasi ikatan dari setiap ikatan tertentu, asal saja data lain diketahui. Lingkungan sekeliling atom sangat mempengaruhi energi ikatan dari ikatan tertentu, oleh karena itu harga yang duperoleh adalah rata-rata. Energi ikatan adalah untuk molekul fase gas, untuk fase terkondensasi yaitu keadaan cair atau padat dapat dikoreksi jika panas penguapan, panas sublimasi diketahui. Panas Netralisasi Panas reaksi yang melibatkan netralisasi asam oleh basa. Panas reaksi untuk asam kuat dan basa kuat adalah konstan yaitu -55,9 KJ mol -. etapi panas netralisasi asam lemah dan basa lemah < -55,9 KJ mol -, karena asam atau basa ini terlibat dalam disosiasi asam menjadi ion-ion H + dan anion sedangkan basa menjadi ion-ion OH - dan kation. Asam kuat dan basa kuat berdisosiasi sempurna reaksinya, H (dalam air) + OH- (dalam air) H O Sehingga, H o = H o ionisasi + H o netralisasi Panas Pelarutan Panas pelarutan ada yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Panas pelarutan integral didefinisikan perubahan entalpi jika mol zat dilarutkan dalam n mol pelarut. Sedangkan panas pelarutan diferensial sebagai perubahan entalpi jika mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tidak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan mol zat terlarut. Secara matematik didefinisikan d ( mh ) dm yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut, dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan kurva pada setiap konsentrasi. Jadi panas pelarutan diferensial tergantung pada konsentrasi larutan. Prodi eknik Kimia S-Fakultas eknik UNNES

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari PV Work Irreversible (Pressure External Constant) Kompresi ireversibel: Kerja = Gaya x Jarak perpindahan W = F x l dimana F = P ex x A W = P ex x A x l W = - P ex x

Lebih terperinci

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil WUJUD ZAT (GAS) SP-Pertemuan 2 Gas : Jarak antar partikel jauh > ukuran partikel Sifat Gas Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil Laju-nya selalu berubah-ubah karena adanya tumbukan dengan wadah

Lebih terperinci

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Chapter 6 Gas Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Beberapa zat yang berwujud gas pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 Atm 5.1 1 5.1 Sifat-sifat fisis yang

Lebih terperinci

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3)

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3) eori Kinetik Gas Pengertian Gas Ideal Istilah gas ideal digunakan menyederhanakan permasalahan tentang gas. Karena partikel-partikel gas dapat bergerak sangat bebas dan dapat mengisi seluruh ruangan yang

Lebih terperinci

HUKUM TERMODINAMIKA I

HUKUM TERMODINAMIKA I HUKUM TERMODINAMIKA I Pertemuan 3 Sistem Isotermal: Suhu-nya tetap Adiabatik: Tidak terjadi perpindahan panas antara sistem dan lingkungan Tertutup: Tidak terjadi pertukaran materi dengan lingkungan Terisolasi:

Lebih terperinci

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal eori Kinetik Gas eori Kinetik Gas adalah konsep yang mempelajari sifat-sifat gas berdasarkan kelakuan partikel/molekul penyusun gas yang bergerak acak. Setiap benda, baik cairan, padatan, maupun gas tersusun

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari Pokok Bahasan/Materi 1. Sifat-sifat gas ideal 2. Teori kinetik gas 3. Hukum termodinamika 4. Energi bebas dan potensial kimia 5. Kesetimbangan kimia 6. Kinetika

Lebih terperinci

Semua zat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu padat, cair, dan gas. Berikut adalah sifat-sifat dari ketiga kelompok zat tersebut.

Semua zat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu padat, cair, dan gas. Berikut adalah sifat-sifat dari ketiga kelompok zat tersebut. Oleh : Rully Afis Hardiani Kelas : 1 D GAS IDEAL dan GAS NYATA Semua zat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu padat, cair, dan gas. Berikut adalah sifat-sifat dari ketiga kelompok zat tersebut. Berikut adalah

Lebih terperinci

Bab VIII Teori Kinetik Gas

Bab VIII Teori Kinetik Gas Bab VIII Teori Kinetik Gas Sumber : Internet : www.nonemigas.com. Balon udara yang diisi dengan gas massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara mengakibatkan balon udara mengapung. 249 Peta Konsep

Lebih terperinci

BAB I GAS DAN SIFAT-SIFATNYA

BAB I GAS DAN SIFAT-SIFATNYA BAB I GAS DAN SIFA-SIFANYA ujuan Pembelajaran Setelah proses perkulian berlangsung, diharapkan para mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Gas Sempurna. Menerapkan hukum-hukum gas dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS Pertemuan ke 7 BAB V: GAS Zat-Zat yang Berwujud Gas Di dalam atmosfir normal terdapat sebanyak 11 unsur dalam bentuk gas dan beberapa senyawa di atmosfir juga ditemukan dalam wujud gas. Sifat fisik gas

Lebih terperinci

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari Kenapa Mempelajari Termodinamika? Konversi Energi Reaksi-reaksi kimia dikaitkan dengan perubahan energi. Perubahan energi bisa dalam bentuk energi kalor, energi cahaya,

Lebih terperinci

Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Bab 5 Gas Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Beberapa zat yang berwujud gas pada suhu 25 0 C dan tekanan 1At Atm 5.1 5.1 Sifat-sifat fisis yang khas

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 1 TUGAS KIMIA DASAR II TERMODINAMIKA Disusun Oleh NAMA : NIM : JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Lebih terperinci

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8.

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8. BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8. DIAGRAM FASA WUJUD ZAT: GAS CAIRAN PADATAN PERMEN (sukrosa) C 12

Lebih terperinci

10/18/2012. James Prescoutt Joule. Konsep dasar : Kerja. Kerja. Konsep dasar : Kerja. TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama

10/18/2012. James Prescoutt Joule. Konsep dasar : Kerja. Kerja. Konsep dasar : Kerja. TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN DADANG SUPRIATMAN STT - JAWA BARAT 2013 DAFTAR ISI JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan Hukum III termodinamika Hukum termodinamika terkait dengan temperature nol absolute. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol absolute, semua proses akan berhenti dan

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,

Lebih terperinci

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep BAB II ENERGETIKA I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep Sistem : Bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian kita dengan batasbatas yang jelas Lingkungan : Bagian di luar sistem Antara sistem

Lebih terperinci

Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama.

Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama. 1. KONSEP TEMPERATUR 2 Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama. Kalor (heat) adalah energi yang mengalir dari benda

Lebih terperinci

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum

Lebih terperinci

Panas dan Hukum Termodinamika I

Panas dan Hukum Termodinamika I Panas dan Hukum Termodinamika I Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor (panas) dengan usaha. Kalor (panas) disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Kalor akan berpindah dari tempat

Lebih terperinci

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain Jika sistem mengalami perubahan, maka : ΔH = H 2 H 1 ΔH = ( U 2 + p

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

Bab 4 Termodinamika Kimia

Bab 4 Termodinamika Kimia Bab 4 Termodinamika Kimia Kimia Dasar II, Dept. Kimia, FMIPA-UI, 2009 Keseimbangan Pada keseimbangan Tidak stabil Stabil secara lokal Lebih stabil 2 2 Hukum Termodinamika Pertama Energi tidak dapat diciptakan

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan energi yang menyertai

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas WUJUD ZAT 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas 1.1 Jumlah Fasa (P) Fasa adalah bagian dari sistem yang bersifat homogen, dan dipisahkan dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas. Jumlah Fasa

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar! Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Fahrenheit C. Henry D. Kelvin E. Reamur 2. Dalam teori kinetik gas ideal, partikel-partikel

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) BAB 6 (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. HUKUM KEKEKALAN ENERGI 2. PENGERTIAN KERJA DAN KALOR 3. PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN 4. HUKUM PERTAMA

Lebih terperinci

GAS. Sifat-sifat gas

GAS. Sifat-sifat gas GAS Sifat-sifat gas Volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya. Mudah dimampatkan. Bercampur dengan segera dan merata. Kerapatannya lebih rendah dibandingkan dengan cairan dan padatan. Sebagian tidak berwarna.

Lebih terperinci

WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA

WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA Binyamin Mechanical Engineering Muhammadiyah University Of Surakarta Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor Xpedia Fisika Soal Zat dan Kalor Doc. Name: XPPHY0399 Version: 2013-04 halaman 1 01. Jika 400 g air pada suhu 40 C dicampur dengan 100 g air pada 30 C, suhu akhir adalah... (A) 13 C (B) 26 C (C) 36 C (D)

Lebih terperinci

NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD TEKNIK PERTAMBANGAN TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA

NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD TEKNIK PERTAMBANGAN TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD 111 0022 TEKNIK PERTAMBANGAN TUGAS KIMIA DASAR 2 TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN FAHMI YAHYA TUGAS TERMODINAMIKA

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (1) Dr. Ifa Puspasari Apa itu Teori Kinetik? Teori kinetik menjelaskan tentang perilaku gas yang didasarkan pada pendapat bahwa gas terdiri dari

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

TEMPERATUR. dihubungkan oleh 49 50 o F. Temperatur pada skala Fahrenheit dan Celcius TEMPERATUR 1. Teori atom zat mendalilkan bahwa semua zat terdiri dari kesatuan kecil yang disebut atom, yang biasanya berdiameter 10-10 m.. Massa

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 TERMODINAMIKA. K e l a s. A. Pengertian Termodinamika

FIsika KTSP & K-13 TERMODINAMIKA. K e l a s. A. Pengertian Termodinamika KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI TERMODINAMIKA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian termodinamika.. Memahami perbedaan sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA ENERGI & KERJA Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.

Lebih terperinci

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)

Lebih terperinci

II. Persamaan Keadaan

II. Persamaan Keadaan II. ersamaan Keadaan Bahasan entang:.1. ersamaan keadaan gas ideal dan diagram -v-.. endekatan persamaan keadaan gas real.3. Ekspansi dan Kompresibilitas.4. Konstanta kritis gas van der Waals.5. Hubungan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan

Lebih terperinci

1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Reamur C. Kelvin D. Fahrenheit E. Henry

1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Reamur C. Kelvin D. Fahrenheit E. Henry 1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Reamur C. Kelvin D. Fahrenheit E. Henry 2. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu gas sebesar 1 ºC, disebut...

Lebih terperinci

IV. Entropi dan Hukum Termodinamika II

IV. Entropi dan Hukum Termodinamika II IV. Entropi dan Hukum ermodinamika II Perhatikan peristiwa sehari-hari di bawah ini: Juga perhatikan peristiwa yang dapat dilakukan di laboratorium: :: 2 (a) (b) (c) Peristiwa (a): benda pada suhu dalam

Lebih terperinci

Termodinamika Usaha Luar Energi Dalam

Termodinamika Usaha Luar Energi Dalam Termodinamika Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA TERMOKIMIA

KIMIA FISIKA TERMOKIMIA KIMIA FISIKA TERMOKIMIA Nama: 1. Hasni Kesuma Ratih (0612 3040 0321) 2. Iis Meilinda Sari (061430401991) 3. Meishe puspitasari (061430401992) 4. Yuniar rachmawati (061430401996) Kelas : 1 KD Dosen pengajar

Lebih terperinci

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

KALOR. hogasaragih.wordpress.com KALOR Ketika satu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu (Aziz, dkk, 2009). Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. Cakupan Perubahan energi yang menyertai reaksi kimia Reaksi kimia yang

Lebih terperinci

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. 2. 3. HUKUM KEKEKALAN ENERGI PENGERTIAN KERJA DAN KALOR PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 4. 5. 6. ENERGI

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom Hukum Termodinamika 1 Adhi Harmoko S,M.Kom Apa yang dapat anda banyangkan dengan peristiwa ini Balon dicelupkan ke dalam nitrogen cair Sistem & Lingkungan Sistem: sebuah atau sekumpulan obyek yang ditinjau

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK I

TERMODINAMIKA TEKNIK I DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK I FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2007 DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK I Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini Hukum Termodinamika Usaha dan Kalor Mesin Kalor Mesin Carnot Entropi Hukum Termodinamika Usaha dalam Proses Termodinamika Variabel Keadaan Keadaan Sebuah Sistem Gambaran

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal

Lebih terperinci

KOMANG SUARDIKA; ;JURUSAN P. FISIKA; UNDIKSHA

KOMANG SUARDIKA; ;JURUSAN P. FISIKA; UNDIKSHA PERCOBAAN HUKUM HUKUM GAS I. ujuan Percobaan ujuan dari dari percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Memahami prinsip persamaan gas ideal. 2. Mempelajari persamaan gas ideal. 3. Membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Bambang (2016) dalam perancangan tentang modifikasi sebuah prototipe kalorimeter bahan bakar untuk meningkatkan akurasi pengukuran nilai

Lebih terperinci

Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termo

Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termo Tinjauan Singkat Termodinamika Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termodinamika merupakan sains

Lebih terperinci

I. Hukum Kedua Termodinamika

I. Hukum Kedua Termodinamika I. Hukum Kedua Termodinamika Hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa kondisi-kondisi alam selalu mengarah kepada ketidak aturan atau hilangnya informasi.hukum ini juga dikenalsebagai Hukum Entropi.Entropi

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom KIMIA XI SMA 3 S OAL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Elektron dengan bilangan kuantum yang tidak diizinkan n = 3, l = 0, m = 0, s = - / n = 3, l =, m =, s = / c. n = 3, l =, m =

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. Tujuan 1. Menentukan berat molekul senyawa CHCl 3 dan zat unknown X berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen

Lebih terperinci

Soal Teori Kinetik Gas

Soal Teori Kinetik Gas Soal Teori Kinetik Gas Tahun Ajaran 203-204 FISIKA KELAS XI November, 203 Oleh Ayu Surya Agustin Soal Teori Kinetik Gas Tahun Ajaran 203-204 A. SOAL PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika I Proses-proses Persamaan Keadaan Gas Usaha

Hukum Termodinamika I Proses-proses Persamaan Keadaan Gas Usaha Contoh Soal dan tentang Termodinamika, Materi Fisika kelas 2 (XI) SMA. Mencakup Usaha, Proses-Proses Termodinamika, Hukum Termodinamika I dan Mesin Carnot. Rumus Rumus Minimal Hukum Termodinamika I ΔU

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL Bagian I

FISIKA TERMAL Bagian I FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.

Lebih terperinci

γ = = γ = konstanta Laplace. c c dipanaskan (pada tekanan tetap) ; maka volume akan bertambah dengan V. D.TERMODINAMIKA

γ = = γ = konstanta Laplace. c c dipanaskan (pada tekanan tetap) ; maka volume akan bertambah dengan V. D.TERMODINAMIKA D.ERMODINAMIKA. Kalor Jenis Gas Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. olumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat dirubah-rubah sesuai dengan kehendak

Lebih terperinci

BAB TEORI KINETIK GAS

BAB TEORI KINETIK GAS 1 BAB TEORI KINETIK GAS Contoh 13.1 Sebuah tabung silinder dengan tinggi 0,0 m dan luas penampang 0,04 m memiliki pengisap yang bebas bergerak seperti pada gambar. Udara yang bertekanan 1,01 x 10 5 N/m

Lebih terperinci

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1 FI-1101: Kuliah 13 TEORI KINETIK GAS Teori Kinetik Gas Suhu Mutlak Hukum Boyle-Gay y Lussac Gas Ideal Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1 FISIKA TERMAL Cabang

Lebih terperinci

sifat-sifat gas ideal Hukum tentang gas 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor

sifat-sifat gas ideal Hukum tentang gas 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor teori kinetik gas mempelajari sifat makroskopis dan sifat mikroskopis gas. TEORI KINETIK GAS sifat-sifat gas ideal 1. terdiri atas molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah antar molekul lebih

Lebih terperinci

Teori Kinetik Zat. 1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya. 2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.

Teori Kinetik Zat. 1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya. 2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil. Teori Kinetik Zat Teori Kinetik Zat Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi

Lebih terperinci

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda VOLUME MOLAR GAS I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda II. DASAR TEORI 1. Penggolongan Benda Benda-benda di bumi sangat banyak jenis dan jumlahnya. Contohnya Air, oksigen,

Lebih terperinci

FIsika TEORI KINETIK GAS

FIsika TEORI KINETIK GAS KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI TEORI KINETIK GAS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi gas ideal dan sifat-sifatnya.. Memahami

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Contoh: S + O 2 SO 2 2 gr 32 gr 64 gr b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 5) Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C,

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

Termokimia. Abdul Wahid Surhim 2014

Termokimia. Abdul Wahid Surhim 2014 UNIVERSITY OF INDONESIA Termokimia Abdul Wahid Surhim 2014 Pengantar Bab ini berkenaan dengan ENERGI dan PANAS (KALOR, HEAT) Istilah umumnya = TENAGA DAN DAYA TAHAN (VITALITAS) langsung membayangkan DAPUR

Lebih terperinci

HUKUM TERMODINAMIKA II Thermodynamics: An Engineering Approach, 5th edition by Yunus A. Çengel and Michael A. Boles

HUKUM TERMODINAMIKA II Thermodynamics: An Engineering Approach, 5th edition by Yunus A. Çengel and Michael A. Boles HUKUM ERMODINAMIKA II hermodynamics: An Engineering Approach, 5th edition by Yunus A. Çengel and Michael A. Boles Hukum ermodinamika II Sistem a. Suatu benda pada temperatur tinggi, yang mengalami sentuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN OLEH: NAMA : MUH. YAMIN A. STAMBUK : F1C1 08 049 KELOMPOK ASISTEN PEMBIMBING : III : IMA ISMAIL JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

KELOMPOK 3: Alfiyyah Azhar Ulfah Baby Putri Azahra Dede Fansuri Enggar triyasto pambudi Umi zulia.b Waisul kurni

KELOMPOK 3: Alfiyyah Azhar Ulfah Baby Putri Azahra Dede Fansuri Enggar triyasto pambudi Umi zulia.b Waisul kurni KELOMPOK 3: Alfiyyah Azhar Ulfah Baby Putri Azahra Dede Fansuri Enggar triyasto pambudi Umi zulia.b Waisul kurni Entalpi dan perubahan entalpi entalpi Perubahan entalpi Jenis perubahan entalpi Penentu

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas. Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas. A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Partikel-partikel gas ideal memiliki sifat-sifat

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Energetika dalam sistem kimia

Energetika dalam sistem kimia Thermodinamika - kajian sainstifik tentang panas dan kerja. Energetika dalam sistem kimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@ugm.ac.id I. Energi: prinsip dasar A. Energi Kapasitas untuk melakukan kerja Ada

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA SOAL KIMIA KELAS : XI IPA PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

Heat and the Second Law of Thermodynamics

Heat and the Second Law of Thermodynamics Heat and the Second Law of Thermodynamics 1 KU1101 Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bab 04 Great Idea: Kalor (heat) adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 22 Oktober

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS Oleh: NI PUTU WIDIASTI NI PUTU MERRY YUNITHASARI I DEWA GEDE ABI DARMA (1113031049)/D (1113031059)/D (1113031064)/D

Lebih terperinci

Sifat-sifat Gas. Modul 1 PENDAHULUAN

Sifat-sifat Gas. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sifat-sifat Gas Dr. Omay Sumarna, M.Si. M PENDAHULUAN odul pertama dari mata kuliah Kimia Fisika I ini akan membahas sifatsifat gas, baik gas ideal maupun gas nyata. Materi sifat-sifat gas yang

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA HUKUM KE-0 HUKUM KE-1 HUKUM KE-2 NK /9

TERMODINAMIKA HUKUM KE-0 HUKUM KE-1 HUKUM KE-2 NK /9 ERMODINAMIKA HUKUM KE-0 HUKUM KE- HUKUM KE-2 NK..04 /9 SISEM DAN LINGKUNGAN Sistem adalah sekumpulan benda yang menjadi perhatian Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem Keadaan suatu sistem dapat

Lebih terperinci

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia tercapai jika: Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi TERMOKIMIA almair amrulloh 12:04:00 AM 11 IPAKimia 11 IPA Asas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain

Lebih terperinci