BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

IV. METODE PENELITIAN

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

Indah Nursuprianah, Darsono

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

III. METODE PENELITIAN

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Metode Regresi Linier

BAB 3 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

III METODE PENELITIAN

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

B a b 1 I s y a r a t

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

Transkripsi:

III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan dan dierapkan dalam usaha pengumpulan daaa dan analisis unuk memecahkan masalah. adi secara sederhana meode peneliian adalah cara yang digunakan dalam melakukan peneliian yang melipui prosedur dan ekniknya. Dalam meodologi peneliian ini akan diuraikan ujuan peneliian, waku dan empa peneliian, variabel peneliian, populasi, sampel dan eknik pengambilan sampel, eknik pengumpulan daa, dan eknik analisa daa.. Tujuan Peneliian Tujuan yang ingin dicapai dalam peneliian yang berjudul Kualias Insrumen Tes Pendidikan gama Islam uaan Guru MGMP Pendidikan gama Islam di SMPN 1 Demak ini adalah unuk mengeahui kualias insrumen es Pendidikan gama Islam buaan guru MGMP Pendidikan gama Islam kelas VII semeser genap di SMPN 1 Demak ahun 004/005 diinjau dari ingka validias, reliabilias, Tingka Kesukaran (TK), Daya eda (D) dan efekivias fungsi pengecoh (disrakor).. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian lapangan ini mengambil lokasi di SMPN 1 Demak yang beralama di l. Kaonsari no. 79 Demak. Kegiaan peneliian ini dilaksanakan pada semeser /genap ahun ajaran 004/005 dengan ahapan: 1. Melakukan survey awal pada anggal 6 pril 005. survey perama ini berujuan unuk memperoleh informasi enang kapan pelaksanaan ujian 1 Husaini Usman dan Purnomo Seiadi kbar, Meodologi Sosial, (akara: umi ksara, 1996), hlm. 4. Daulad Unaradjan, Penganar Meode Peneliian Ilmu Sosial, (akara: Grasindo, 000), hlm. 1. 48

49 akhir semeser dilakukan. Unuk ujian akhir semeser dilaksanakan anggal 14 uni 005.. Melakukan pendekaan kepada kepala sekolah SMPN 1 Demak dan khususnya guru maa pelajaran Pendidikan gama Islam unuk memberikan informasi dan memberikan ijin dalam peneliian. 3. Pengumpulan daa lapangan dengan cara mengambil seluruh lembar jawaban siswa yang mengikui ujian maa pelajaran Pendidikan gama Islam unuk dianalisis. 4. Melakukan analisis daa yang elah erkumpul mulai anggal 5 uni 005 sampai selesai. C. Variabel Peneliian dan Pengukurannya Variabel adalah objek peneliian aau apa yang menjadi iik perhaian suau peneliian. 3 Dalam peneliian ini, erdapa sau variabel pokok yaiu hasil es pendidikan gama Islam buaan guru MGMP Pendidikan gama Islam kelas VII semeser ahun ajaran 004/005 di SMPN 1 Demak dengan indikaor: 1. Validias. Reliabilias 3. Tingka Kesukaran (TK) 4. Daya eda (D) 5. Efekivias fungsi pengecoh (disrakor) Tes maa pelajaran Pendidikan gama Islam pada semeser /genap ahun ajaran 004/005 yang diselenggarakan oleh SMPN 1 Demak erdiri dari 55 soal. enis soal yang digunakan pada semeser ini adalah es benuk objekif dan es benuk subjekif. enuk soal objekif erdiri dari 50 soal dengan menggunakan model muliple choice (pilihan ganda) sebanyak 30 soal dan model fill-in (mengisi iik-iik dalam kalima yang dikosongkan) sebanyak 0 soal, dan benuk soal pada es subjekif erdiri dari 5 soal. kan 3 Suharsimi rikuno, Prosedur Peneliian; Suau Pendekaan Prakek, (akara: Rineka Cipa, 00), hlm. 96.

50 eapi yang menjadi fokus dalam peneliian ini adalah jenis soal yang berbenuk objekif saja, yaiu erdiri dari 50 buir soal, di mana penskoran idak dipengaruhi oleh pendapa penilai, eapi lebih diekankan oleh ingka kemampuan esee. Karena iu, bila penskoran dilakukan oleh orang yang berbeda, esee yang memiliki kemampuan yang sama akan memperoleh skor yang sama pula. dapun soal es Pendidikan gama Islam kelas VII sebagaimana erlampir. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek peneliian. 4 Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Demak ahun ajaran 004/005 yang berjumlah 317 siswa.. Sampel Sampel adalah sebagian aau wakil populasi yang dielii. 5 Unuk menenukan besar kecilnya sampel idak ada keenuan yang mulak. Suharsimi rikuno berpendapa bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga peneliiannya merupakan peneliian populasi, selanjunya jika jumlah subjeknya besar dapa diambil anara 10 15% aau 0 5% aau lebih. 6 erdasarkan pendapa ersebu, maka dari populasi yang ada penelii mengambil sampel 35% yaiu 110,95 dibulakan menjadi 111 siswa. Dalam peneliian ini yang diambil adalah 3 kelas erdiri dari 113 siswa. 3. Teknik Pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang dierapkan adalah sampling klaser, 7 karena dalam menenukan kelas di SMPN 1 Demak dipilih secara acak dan idak dibeda-bedakan anara siswa yang pandai dengan yang 4 Ibid., hlm. 108. 5 Ibid., hlm. 109. 6 Ibid., hlm. 11. 7 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Meodologi Peneliian Kuaniaif dalam Pendidikan, (akara: Rajawali Press, 1999), hlm. 143.

51 bodoh. Dengan cara mengacak seluruh pesera, sebagai langkah pemilihan sampel, penelii mengacak kelas pesera dan penelii memilih secara acak 3 (iga) kelas dan selanjunya seluruh pesera dari kelas erpilih ersebu dijadikan sebagai sampel. Dengan eknik ersebu diharapkan sampel yang diperoleh cukup represenaif dan idak bias unuk mewakili seluruh pesera sehingga cukup alasan unuk menggeneralisasikan hasilnya pada seluruh populasi. E. Teknik Pengumpulan Daa Dalam proses memperoleh daa yang diperlukan dalam peneliian ini, maka penelii menggunakan sau meode yaiu meode dokumenasi. Meode dokumenasi adalah cara mengumpulkan daa yang diperlukan dengan kaegorisasi dan klasifikasi bahan-bahan erulis yang berhubungan dengan masalah peneliian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain. 8 Meode ini digunakan unuk mengumpulkan daa-daa dengan meliha bahan-bahan dokumenasi yang ada di SMPN 1 Demak. Khususnya yang berkaian dengan soal dan hasil es maa pelajaran Pendidikan gama Islam kelas VII semeser dua yang dibua oleh Tim MGMP Pendidikan gama Islam ahun ajaran 004/005. hasil ersebu daanya penelii peroleh secara langsung dari dokumenasi yang mengampu maa pelajaran Pendidikan gama Islam. F. Teknik nalisa Daa Seelah daa erkumpul dari proses pengumpulan daa, selanjunya dianalisis secara saisik deskripif. Unuk es objekif benuk muliple choice digunakan unuk mencari validias buir soal, reliabilias, ingka kesukaran, daya beda, dan efekifias fungsi pengecoh. Sedangkan es objekif benuk fillin digunakan unuk mencari ingka kesukaran dan daya beda. 8 Hadari Nawawi, Meode Peneliian idang Sosial, (Yogyakara: Gajah Mada Universiy Press, 1993), hlm. 95.

dapun ahapan-ahapan dalam pengolahan dan penganalisisan es objekif benuk muliple choice adalah sebagai beriku: 1. nalisis Validias uir Soal Pada dasarnya analisis buir soal ini digunakan unuk menenukan dapa idaknya suau soal ersebu membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok iu. Validias soal adalah indeks diskriminasi dalam membedakan anara pesera es yang berkemampuan inggi dengan pesera es yang berkemampuan rendah. Sebagaimana ala ukur lainnya, korelasi di dalam validias soal memiliki predikor dan krierium. Predikor dalam validias soal adalah skor soal sedangkan krieriumnya adalah skor oal es. Menuru eori yang ada, apabila variabel I berupa daa diskre murni aau daa dikoomik (skor buir iem), sedangkan variabel II berupa daa koninu (skor oal buir iem), maka eknik yang epa digunakan dalam mencari korelasi anara variabel I dengan variabel II adalah Teknik Korelasi Poin iserial (r pbis ). dapun langkah-langkahnya adalah sebagai beriku: 9 a. Menyiapkan abel perhiungan dalam rangka analisis validias buir soal nomor 1 sampai nomor 30. b. Mencari mean dari skor oal, yaiu M, dengan menggunakan rumus: X M = N c. Mencari deviasi sandar oal, yaiu SD, dengan menggunakan rumus: X = X SD N N d. Mencari (menghiung) M p unuk buir soal nomor 1 sampai dengan 30 umlah skor oal esee yang jawab benar M p = umlah esee yang menjawab benar 5 9 nas Sudijono, Penganar Evaluasi Pendidikan, (akara: Raja Grafindo Persada, 003), hlm. 187-189.

e. Mencari (menghiung) koefisien korelasi r pbis dari nomor 1 sampai dengan nomor 30, dengan menggunakan rumus: r p bis M p M = SD p q Keerangan: r pbis = koefisien korelasi poin bisherial yang melambangkan kekuaan korelasi anara variabel 1 dengan variabel, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validias iem. M p = skor raa-raa hiung yang dimiliki oleh esee, yang unuk buir es yang bersangkuan elah dijawab dengan beul. M = skor raa-raa dari skor oal SD = deviasi sandar dari skor oal p = proporsi esee yang menjawab beul erhadap buir iem yang sedang diuji validias iemnya q = proporsi esee yang menjawab salah erhadap buir iem yang sedang diuji validias iemnya. Dalam pemberian inerpreasi erhadap (r pbis ) digunakan db sebesar (N - nr), 10 yaiu 113 = 111. dengan memeriksa abel nilai r ernyaa db sebesar 100 idak erdapa dalam abel, sehingga kia gunakan db (deraja kebebasan) yang erdeka dengan 111, yaiu db sebesar 100. dengan demikian db (deraja kebebasan) sebesar 100 diperoleh harga r abel aau r adalah sebagai beriku: a. Pada araf signifikansi 5% (r ) = 0,195 b. Pada araf signifikansi 1% (r ) = 0,54 pabila nilai (r pbis ) hasil koefisiensi korelasi lebih besar (>) dari nilai abel (r ) = 0,195 unuk araf 5%, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, arinya buir soal es dinyaakan valid. pabila nilai (r pbis ) hasil koefisien korelasi lebih kecil (<) dari nilai abel (r ) = 0,195 unuk araf 5%, maka araf yang diperoleh adalah non signifikan. rinya buir soal es dinyaakan invalid. 53 10 Ibid., hlm. 190.

. nalisis Reliabilias Tes Penelii dalam menenukan reliabilias es adalah lebih epa apabila dilakukan secara langsung erhadap buir-buir iem es yang bersangkuan. dapun formula yang diajukan oleh Kuder Richardson ada dua buah yang masing-masing diberi kode KR 0 dan KR 1, eapi yang penelii gunakan adalah rumus KR 0. dapun langkah-langkah yang diempuh dalam rangka uji reliabilias es adalah sebagai beriku: 11 a. Menyiapkan abel perhiungan dalam rangka uji reliabilias es dengan menampilkan 30 buir soal muliple choice. b. Mencari varian oal (S ), dengan menggunakan rumus: ( ΣX ) ΣX S N = N c. Meneapkan perhiungan unuk mengeahui reliabiliasnya dengan menggunakan rumus KR 0. n S piq i r 11 = n 1 S Dimana: r 11 = koefisien Reliabilias es n = banyaknya buir iem yang valid 1 = bilangan konsana S = varian oal p i = proporsi esee yang menjawab dengan beul buir iem yang bersangkuan q i = proporsi esee yang jawabannya salah aau pi = 1-p i Σp i q i = jumlah dari hasil perkalian anara p i dengan q i 54 11 Ibid., hlm. 54.

55 Selanjunya dalam pemberian inerpreasi erhadap angka korelasi koefisien (r) pada umumnya digunakan paokan sebagai beriku: 1 Tabel 3.1 Pemberian Inerpreasi erhadap ngka Koerlasi Koefisien (r) Inerval Inerpreasi 0,90 1,00 Sanga inggi 0,70 0,90 Tinggi 0,40 0,70 Cukup inggi/sedang 0,0 0,40 Rendah 0,00 0 0 Sanga rendah 3. nalisis Tingka Kesukaran uir Soal nalisis ingka kesukaran buir soal ini digunakan unuk menunjukkan kemampuan esee dalam menjawab buir soal es dengan benar. Melalui kegiaan analisis ini akan dikeahui buir soal mana yang idak erlalu suli dan idak erlalu mudah. dapun langkah-langkah unuk mencari ingka kesukaran buir soal ini adalah: a. Menghimpun es yang dikerjakan siswa b. Menskor es yang dikerjakan siswa dengan kunci yang elah dienukan c. Menghiung jumlah jawaban yang beul unuk semua buir soal d. Menghiung indeks kesukaran unuk seiap buir soal dengan rumus: 13 P = S m X N di mana: P = Proporsi menjawab benar aau ingka kesukaran ΣX = anyaknya pesera es yang menjawab benar S m = Skor Maksimum N = umlah pesera es 1 Ngalim Purwano, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (andung: Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 139. 13 Sumarna Surapranaa, nalisis, Validias, Reliabilias dan Inepreasi Hasil Tes Implemenasi Kurikulum 004, (andung: Remaja Rosdakarya, 004, hlm. 1.

56 Mengenai cara memberikan penafsiran (inerpreasi) erhadap angka kesukaran buir Sumarna Surapranaa memberikan paokan sebagai beriku: Tabel 3. Penafsiran erhadap ngka Kesukaran uir Nilai Kaegori P < 0,30 Sukar 0,30 < P < 0,70 Sedang P > 0,70 Mudah 4. nalisis Daya eda uir Soal nalisis Daya eda buir soal ini mengkaji enang buir-buir soal, unuk mengeahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang mampu (inggi presasinya) dengan siswa yang kurang mampu (lemah presasinya), dengan kaa lain, bila soal ersebu diberikan pada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan presasi siswa yang inggi, dan bila diberikan pada siswa yang lemah hasilnya rendah. Insrumen es idak memiliki daya beda apabila es ersebu diberikan pada siswa yang pandai namun hasilnya rendah dan sebaliknya bila diberikan pada siswa yang lemah hasilnya inggi, aau bila diberikan pada keduanya maka hasilnya sama saja. dapun cara unuk menghiung daya beda dengan menempuh langkah-langkah sebagai beriku: a. Seelah lembar soal dikoreksi, selanjunya membagi (mengelompokkan) esee menjadi dua kelompok yaiu kelompok aas dan kelompok bawah, arinya kelompok aas adalah esee yang mempunyai skor inggi sedangkan kelompok bawah adalah esee yang memiliki skor rendah. b. Skor unuk esee kelompok aas dijumlahkan sendiri, demikian pula dengan skor esee kelompok bawah.

paokan sebagai beriku: 15 Tabel 3.3 c. Mencari,, P, P, kemudian menghiung daya beda unuk seiap buir soal dengan rumus: 14 D = Di mana: = P P 57 = umlah pesera es = anyaknya pesera kelompok aas = anyaknya pesera kelompok bawah = anyaknya pesera kelompok aas yang menjawab soal dengan benar = anyaknya pesera kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P = = Proporsi pesera kelompok aas yang menjawab benar (inga, p sebagai indeks kesukaran) P = = Proporsi pesera kelompok bawah yang menjawab dengan benar Mengenai cara bagaimana memberikan inerpreasi/penafsiran erhadap indeks Daya Pembeda buir, Suharsimi rikuno memberikan Inerpreasi Indeks Daya Pembeda uir Indeks Daya Pembeda Inerpreasi eranda negaif (-) Lemah sekali 0,00 0,0 Lemah/jelek 0,0 0,40 Cukup/sedang 0,40 0,70 aik 0,70 1,00 aik sekali 14 Suharsimi rikuno, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. ci., hlm. 13-14. 15 Ibid., hlm. 18.

5. nalisis Efekivias Fungsi Pengecoh (disrakor) nalisis ini dimaksudkan unuk mengeahui apakah opion aau alernaif jawaban yang erdapa pada seiap buir soal iu dapa berfungsi mengecoh esee aau idak, karena dianara opion iu hanya ada sau kunci jawaban yang benar. Unuk menghiung efekivias fungsi pengecoh iu dapa diempuh dengan cara: a. Menghiung banyaknya esee yang menjawab opion b. Menghiung efekivias fungsi pengecoh (disrakor) dengan rumus: 16 anyaknya esee yang menjawab opion x100% umlah esee yang mengikui es Unuk mengeahui apakah suau disrakor elah dapa menjalankan fungsinya dengan baik apabila disrakor ersebu sekurang-kurangnya elah dipilih oleh 5% dari seluruh pesera es. 17 Sedangkan ahapan-ahapan dalam pengolahan dan penganalisisan es objekif benuk fill-in adalah sebagai beriku: 1. nalisis Tingka Kesukaran uir Soal nalisis ngka kesukaran buir soal ini digunakan unuk menunjukkan kemampuan esee dalam menjawab buir soal es dengan benar. Melalui kegiaan analisis ini akan dikeahui buir soal mana yang idak erlalu suli dan idak erlalu mudah. dapun langkah-langkah unuk mencari ingka kesukaran buir soal ini adalah: a. Menghimpun es yang dikerjakan siswa b. Menskor es yang dikerjakan siswa dengan kunci yang elah dienukan c. Menghiung jumlah jawaban yang beul unuk semua buir soal d. Menghiung indeks kesukaran unuk seiap buir soal dengan rumus: 18 P = S m X N 58 16 nas Sudijono, op. ci., hlm. 41. 17 Ibid., hlm. 411. 18 Sumarna Surapranaa, nalisis, Validias, Reliabilias dan Inepreasi Hasil Tes Implemenasi Kurikulum 004, (andung: Remaja Rosdakarya, 004, hlm. 1.

59 dimana: P = Proporsi menjawab benar aau ingka kesukaran ΣX = anyaknya pesera es yang menjawab benar S m = Skor Maksimum N = umlah pesera es Mengenai cara memberikan penafsiran (inerpreasi) erhadap angka kesukaran buir Sumarna Surapranaa memberikan paokan sebagai beriku: Tabel 3.4 Penafsiran erhadap ngka Ksukaran uir Nilai P < 0,30 0,30 < P < 0,70 P > 0,70 Kaegori Sukar Sedang Mudah. nalisis Daya eda uir Soal nalisis Daya eda buir soal ini mengkaji enang buir-buir soal, unuk mengeahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang mampu (inggi presasinya) dengan siswa yang kurang mampu (lemah presasinya), denga kaa lain, bila soal ersebu diberikan pada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan presasi siswa yang inggi, dan bila diberikan pada siswa yang lemah hasilnya rendah. Insrumen es idak memiliki daya beda apabila es ersebu diberikan pada siswa yang pandai namun haislnya rendah dan sebaliknya bila diberikan pada siswa yang lemah hasilnya inggi, aau bila diberikan pada keduanya maka hasilnya sama saja. dapun cara unuk menghiung daya beda dengan menempuh langkah-langkah sebagai beriku: a. Seelah lembar soal dikoreksi, selanjunya membagi (mengelompokkan) esee menjadi dua kelompok yaiu kelompok aas dan kelompok bawah, arinya kelompok aas adalah esee yang

paokan sebagai beriku: 0 Tabel 3.5 mempunyai skor inggi sedangkan kelompok bawah adalah esee yang memiliki skor rendah. b. Skor unuk esee kelompok aas dijumlahkan sendiri, demikian pula dengan skor esee kelompok bawah. c. Mencari,, P, P, kemudian menghiung daya beda unuk seiap buir soal dengan rumus: 19 D = Di mana: = P P 60 = jumlah pesera es = banyaknya pesera kelompok aas = banyaknya pesera kelompok bawah = banyaknya pesera kelompok aas yang menjawab soal dengan benar = banyaknya pesera kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P = = proporsi pesera kelompok aas yang menjawab benar (inga, p sebagai indeks kesukaran) P = = proporsi pesera kelompok bawah yang menjawab dengan benar Mengenai cara bagaimana memberikan inerpreasi/penafsiran erhadap indeks Daya Pembeda buir, Suharsimi rikuno memberikan Inerpreasi Indeks Daya Pembeda uir Indeks Daya Pembeda Inerpreasi eranda negaif (-) 0,00 0,0 0,0 0,40 0,40 0,70 0,70 1,00 Lemah sekali Lemah/jelek Cukup/sedang aik aik sekali 19 Suharsimi rikuno, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. ci., hlm. 13-14. 0 Ibid., hlm. 18.