KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

Persamaan Diferensial

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Pertemuan Kesatu. Matematika III. Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si. Page 1.

Persamaan Diferensial Biasa

BAB 2 PDB Linier Order Satu 2.1 PDB Linier Order Satu Homogen PDB order satu dapat dinyatakan dalam atau dalam bentuk derivatif = f(x y) dx M(x y)dx +

TINJAUAN PUSTAKA. Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

BAB VI PENYELESAIAN DERET UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

BAB 2 PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA

Persamaan Diferensial

Sagita Charolina Sihombing 1, Agus Dahlia Pendahuluan

PROSIDING ISBN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif

PD Orde 2 Lecture 3. Rudy Dikairono

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

Persamaan Diferensial

RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester) Program Studi : S1 Matematika Jurusan/Fakultas : Matematika/FMIPA

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO. Mohamad Sidiq

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel

disebut Persamaan Diferensial Parsial (PDP).

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde II

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I

BAB III PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

Persamaan Differensial Biasa

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

Persamaan Diferensial

BAB II LANDASAN TEORI

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

SILABUS MATA KULIAH KALKULUS II

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN

Metode Koefisien Tak Tentu untuk Penyelesaian PD Linier Homogen Tak Homogen orde-2 Matematika Teknik I_SIGIT KUSMARYANTO

FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

Bab 2 Fungsi Analitik

TRANSFORMASI LAPLACE. Matematika Lanjut 2. Achmad Fahrurozi-Universitas Gunadarma

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

Teknik pengintegralan: Integral fungsi pecah rasional (bagian 1)

Kuliah PD. Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu.

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017

Persamaan Di erensial Orde-2

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

BAB I PENGERTIAN DASAR

Pengantar Persamaan Differensial (1)

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

Persamaan Diferensial Orde Satu

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

Jurusan Matematika FMIPA-IPB

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - II

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

Teknik Pengintegralan

HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG JURUSAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL 2014/2015 RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS)

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

Transkripsi:

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai contoh, derivative dari fungsi berturut-turut diberikan oleh Dimana dan seterusnya. Kita juga telah diperkenalkan dengan aturan dan metode mendiferensialkan fungsi dari dua variable atau lebih. Derivatifnya disebut derivative parsial. Persamaan yang memuat derivative parsial disebut persamaan diferensial parsial. Misalkan oleh dst, derivatifnya terhadap x dan y berturut-turut diberikan Pengertian: Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang menyatakan hubungan fungsi yang tidak di ketahui dan turunan-turunannya. Definisi 1: Misalkan mendefinisikan sebuah fungsi dari x pada suatu interval [ ]. Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivative dari. Definisi 2: Orde dari suatu persamaan diferensial adalah orde tertinggi derivative yang termuat dalam persamaan itu. Pada kuliah kalkulus, kita telah belajar bagaimana menentukan derivative (turunan) dari suatu fungsi. Misalkan, jika Ingat!!! maka

Atau jika diberikan persamaan dalam bentuk dengan konstanta, kita dapat mendiferensialkan secara implisit untuk memperoleh. Misalkan dipunyai fungsi implisit Maka akan diperoleh Atau Persamaan (1) dan (2) diatas merupakan contoh persamaan diferensial. (2) B. PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) Jika hanya ada satu peubah bebas, maka disebut Persamaan Diferensial Biasa (PDB). Contoh PDB adalah sebagai berikut: Sedangkan jika persamaan memuat dua atau lebih peubah bebas, maka disebut Persamaan Diferensial Parsial (PDP). Misalkan :

BENTUK PDB : dy dx f x y di mana solusi atau penyelesaian dari eksplisit. Bentuk PDB orde n : y n n 1 f x y y y y PD tersebut merupakan suatu fungsi (3) yang menyatakan adanya keterkaitan antara peubah bebas x dan peubah tak bebas y beserta turunan-turunannya dalam bentuk persamaan yang identic nol. Beberapa buku menuliskan persamaan ini dalam bentuk : Order dari persamaan diferensial adalah order tertinggi dari turunan yang ada dalam persamaan. Misalkan Adalah persamaan diferensial order satu, sedangkan Merupakan persamaan diferensial order dua. PENYELESAIAN PDB Masalah kita selanjutnya adalah bagaimana menemukan penyelesaian PDB, yaitu suatu fungsi yang memenuhi PDB tersebut. Definisi : suatu fungsi yang didefinisikan pada suatu interval disebut penyelesaian PDB jika secara identic memenuhi persamaan (3) pada interval yang diberikan. Contoh 1:Fungsi adalah penyelesaian persamaan diferensial pada interval, karena. Jadi jika disubstitusikan ke dalam persamaan diperoleh berlaku untuk semua x., yang

Tidak semua penyelesaian PDB dapat disajikan secara eksplisit seperti contoh 1. Beberapa kasus ditemukan penyelesaian yang disajikan dalam bentuk implisit, seperti pada contoh 2 berikut : Contoh 2 : Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial Jawab : Jadi penyelesaian dari adalah jadi solusi umum PDB adalah MASALAH NILAI AWAL Misalkan kita akan mencari penyelesaian dari dari PDB orde satu Yang memenuhi Contoh : a. Jawab :

.,ingat karena syarat awal maka sehingga solusi umum PDB dengan syarat awal : ( ) b. Latihan : 1. Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini: a. Jawab

Integral dari : Misal : u = 1-y Jadi penyelesaian PD diatas adalah b. Jawab :

y t dy Misal : u y t du dy du dy Sehingga : y t dy u du u C y t C 2. Tunjukkan bahwa fungsi yang diberikan merupakan penyelesaian dari persamaan diferensial : Jawab :

( ) Jawab : Syarat awal, maka

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU Pada bagian ini, kita akan membahas teknik-teknik penyelesaian Persamaan Diferensial Biasa (PDB) orde satu. Untuk PDB orde satu yang berbentuk, dimana fungsi kontinu dari satu peubah bebas x, maka kita dapat mengintegralkan secara langsung kedua ruas untuk memperoleh penyelesainnya. Selanjutnya akan dicari penyelesaian PDB order satu Bentuk umum :...(1) Dimana fungsi kontinu dari dua peubah bebas x dan y. Penyelesainnya tidak dapat diperoleh dengan mengintegralkan secara langsung. Untuk meyelesaikan PDB orde satu ada beberapa langkah : 1. PD dengan peubah terpisah Untuk mencari penyelesaian umum dari persamaan (1), terlebih dahulu kita pisahkan peubah x dan y, sehingga kita peroleh fungsi Persamaan (1) berubah menjadi Atau dapat di tulis Sehingga maka akan ditemukan solusi umum PD tersebut Contoh 1: Selesaikan Penyelesaian :dengan memisahkan peubahnya Integralkan kedua ruas:

Sehingga kita peroleh penyelesaian umumnya adalah latihan Selesaikan soal berikut dengan pemisah peubah. a. Jawab : b. Ingat!!! Jawab : x x dx Misalkan : u cos x du dx du sin x sin x dx Sehingga : sin x cos x dx u du u C cos x C

c. Jawab: Langkah 1. Memisahkan variabelnya Ingat : x e x dx Langkah 2. Kedua ruas diintegralkan Misalkan : u x du dx x du xdx du x dx Sehingga x e x dx e u du e u C Sehingga solusi PD diatas adalah e x C d. e. Lanjutkan sebagai latihan mahasiswa

2. Masalah Syarat Awal dan Eksistensi Solusi Persamaan Diferensial Orde Satu Definisi 2.1. Misal Persamaan diferensial orde satu dengan bentuk derivatif (2.1) dengan f kontinu pada domain dan. Masalah mencari penyelesaian yang terdefinisi pada interval I yang memuat dari persamaan (2.1) dan memenuhi syarat awal disebut masalah syarat awal dan ditulis sebagai berikut : Contoh 1: Selesaikan masalah syarat awal PD biasa berikut ini: Penyelesaian : Persamaan diferensial tersebut mempunyai solusi umum..(1)

Dengan memberikat syarat maka diperoleh syarat awalnya disubstitusikan pada penyelesaian umum, atau c 2 = 25. Jadi diperoleh penyelesaian masalah Teorema 2.1. Jika persamaan diferensial (2.2) memenuhi : a. Fungsi f kontinu pada domain b. Derivatif partial kontinu pada domain D. dan, maka terdapat penyelesaian tunggal dari persamaan (2.2) yang terdefinisi pada suatu interval [ ] dimana h cukup kecil dan memenuhi syarat. Contoh 2: Pandang masalah syarat awal Dari masalah ini diperoleh dan kontinu pada domain Karena syarat awal berarti titik (1,3) pasti termuat pada domain D tadi. Dengan teorema 2.1 diperoleh suatu penyelesaian tunggal dari persamaan diferensial yang terdefinisi pada interval [1-h, 1+h] dan memenuhi Contoh 3: Jawab : Langkah 1. Kita pisahkan variable-variabelnya

Langkah 2. Bersama-sama diintegralkan ( ) Karena syarat awal, maka Jadi solusi umum PD diatas dengan masalah syarat awalnya : Contoh 4: Jawab : Karena syarat awal :

Maka : Jadi solusi umum PD Biasa orde satu dengan masalah syarat awal : Contoh 5: ( ) Selesaikan PDB orde satu dengan masalah syarat awal berikut ini: Penyelesaian : Bentuk penyelesaian integral : Dengan syarat awal maka Sehingga solusi umum PD dengan syarat awal adalah :

LATIHAN 1. Selesaikan PDB dengan masalah MNA berikut a. b. c. d. e. ( ) f. 2. Solve the initial value problem And determine where the solution attains its maximum value.

PERSAMAAN DIFERENSIAL EKSAK DAN FAKTOR INTEGRASI a. Persamaan Diferensial Eksak Definisi : Misalkan F fungsi dua variabel yang mempunyai derivatif partial orde satu kontinu pada Domain D. Diferensial total df dari fungsi F di definisikan : df x y F x y x dx F x y y dy Untuk setiap Contoh : Misal F fungsi dua variabel dengan rumus : Maka mempunyai diferensial total : Bentuk persamaan diferensial eksak : M x y dx N x y dy Disebut diferensial eksak pada domain D jika terdapat fungsi dua variabel F sehingga diferensial diatas merupakan diferensial total F untuk setiap. Dengan kata lain terdapat fungsi F sehingga dan. Jika orde satu merupakan diferensial eksak maka persamaan diferensial disebut persamaan diferensial eksak. Teorema 3.1. misalkan persamaan diferensial (persamaan 2.3).Jika dan mempunyai derivatif parsial orde satu kontinu pada D. Persamaan diferensial (2.3) eksak pada D jika dan hanya jika M x y y N x y x

Bukti : Jika persamaan diferensial (2.3) adalah eksak, maka terdapat suatu fungsi diferensial sehingga [ ]. Dipunyai dan. Sebagai suatu syarat keeksakan. (sebagai latihan mahasiswa) Contoh : Persamaan Diferensial Merupakan persamaan diferensial eksak karena diperoleh ( ( )) (1.1) ( ) Sehingga Karena maka Persamaan diferensial (1.1) memenuhi persamaan diferensial eksak. Teorema 3.2. Misalkan persamaan diferensial eksak pada D fungsi dua variabel F memenuhi : dan untuk setiap, maka penyelesaian umum persamaan diferensial eksak tersebut adalah dan C konstanta sembarang. Adapun langkah-langkah untuk menyelesaikan PD Eksak adalah sebagai berikut: Langkah 1 : Tuliskan PD dalam bentuk diferensial : Langkah 2 : Tes ke-eksakan PD ; apakah

Langkah 3 : jika eksak, integralkan terhadap atau terhadap. Misal dipilih, maka : Langkah 4 : Turunkan terhadap y dan samakan hasilnya dengan ( ) Langkah 5 : integralkan untuk memperoleh Langkah 6 : tuliskan penyelesaian umum dalam bentuk implisit : Langkah 7 : tentukan nilai jika diberikan masalah syarat awal Contoh : Selesaikan PD Penyelesaian : Langkah 1. Bentuk diferensial PD adalah Langkah 2. PD ini eksak, karena Langkah 3. Misal kan dipilih untuk diintegralkan, maka:

Langkah 4. Samakan dengan ( ) Langkah 5 : integralkan untuk memperoleh ( ) ( ) Langkah 6 : tuliskan penyelesaian umum dalam bentuk implisit : Langkah 7 : tentukan nilai jika diberikan masalah syarat awal, maka Maka solusi umum PD eksak dengan masalah syarat awal : atau

Latihan soal : 1. Persamaan diferensial Apakah merupakan persamaan diferensial eksak? Jika ya, maka selesaikan persamaan diferensial tersebut Jawab : Karena Maka bukan PD eksak. ( )

2. Selesaikan persamaan diferensial 3. Selesaikan masalah syarat awal : dengan y(0) = 2 4. Selesaikan PD 5. Tentukan masalah syarat awal berikut:, y(0) = 1 b. Persamaan Diferensial Non Eksak Dalam persamaan diferensial bentuk...(1) yang memenuhi persamaan diferensial eksak. Apabila syarat awal persamaan diferensial eksak tidak terpenuhi, dimana M x y dy N x y dx Maka perlu adanya faktor tambahan yang biasa di sebut dengan faktor integrasi μ x e P x dx, dimana P x 1 M x y ( N x y x M x y y ) atau P x 1 N x y ( M x y y N x y x ) Sehingga bentuk persamaan (1) akan berubah menjadi: Untuk langkah mencari solusi umumnya sama dengan PD eksak. Contoh 1 : Selesaikan persamaan diferensial berikut...(1) Answer:

Jika dilihat dari bentuk persamaan diferensial tersebut mengarah ke persamaan diferensial eksak bentuk: Tetapi untuk menguji persamaan diatas eksak atau bukan harus memnuhi syarat awal 1 dan 2 karena maka perlu adanya faktor integrasi dimana sehingga sehingga persamaan (1) di ubah menjadi: Setelah menemukan faktor integrasi lakukan uji ulang untuk membuktikan eksak atau bukan. (bukti sebagai latihan mahasiswa) Contoh 2 Selesaikan persamaan diferensial Apakah merupakan Persamaan Diferensial Eksak? a. Jika ya tentukan solusi umumnya b. Jika tidak carilah faktor integrasinya. c. Tentukan solusi umum dari PD di atas. Jawab : a. dan karena maka perlu adanya faktor integrasi b. Factor integrasi :

c. Faktor integrasi dikalikan ke bentuk persamaan diferensial awal : Diteruskan sebagai latihan mahasiswa Latihan soal 1. Kerjakan nomor 10 untuk x> 0 2. Nomor 19 dimana pada buku Elementary Differential Equations & boundary value Problems hal 100. PERSAMAAN DIFERENSIAL SEPARABEL DAN HOMOGEN A. Persamaan Diferensial Separabel Definisi. Persamaan diferensial dengan bentuk:...persamaan (4.1) F x G y dx f x g y dy disebut persamaan separabel. Secara umum persamaan diferensial separabel tidak eksak, tetapi mempunyai faktor integrasi yang jelas yaitu: sehingga persamaan (4.1) menjadi...(4.2) Persamaan (4.2) merupakan persamaan diferensial eksak karena

( ) ( ) Persamaan (4.2) terlihat bahwa variabel-variabel x dan y dapat dipisahkan sehingga mengelompok. Oleh karena itu penyelesaian persamaan diferensial (4.1) adalah...(4.3) Contoh : Selesaikan persamaan diferensial Penyelesaian : Persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial separabel dengan mengkalikan diperoleh Ingat definisi integral : ( )

Dengan mengintegralkan diperoleh penyelesaian umum Latihan. Selesaikan persamaan dengan syarat awal Penyelesaian : Persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial separabel karena dengan membagi diperoleh Dengan mengintegralkan diperoleh Sehingga solusi umum persamaan diferensialnya adalah Dengan memberikan dan diperoleh C= 2. Jadi penyelesaian masalah syarat awalnya Latihan soal a. Selesaikan masalah syarat awal,

b. Selesaikan masalah syarat awal, Selesaikan. B. Persamaan Diferensial Homogen. Definisi. Persamaan diferensial dapat ditulis dalam bentuk derivatif disebut homogen jika, maka terdapat fungsi g sehingga. Contoh 1. Persamaan diferensial ditulis dalam bentuk derivatif =0 homogen, karena apabila ( ) ( ) Yang ruas kanan berbentuk fungsi. Contoh 2. Persamaan diferensial ( ) homogen, karena apabila ditulis dalam bentuk derivatif ( )

( ) ( ) ( ) Yang ruas kanan berbentuk fungsi ( ) Teorema. Jika persamaan diferensial...(5.1) Homogen, maka dengan memisalkan y=vx persamaan diferensial (5.1) berubah menjadi persamaan diferensial separabel. Contoh 3. Selesaikan persamaan diferensial =0 Penyelesaian Telah ditunjukkan bahwa persamaan tersebut homogen dan dapat ditulis dalam bentuk derivatif ( ) ( ) Misalkan, di peroleh dan ( ) sehingga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Merupakan persamaan diferensial separabel dan diintegralkan diperoleh

Di kembalikan ke variabel semula diperoleh ( ) Jika dapat ditulis menjadi Contoh : Selesaikan persamaan diferensial ( ) Dengan syarat awal Penyelesaian : ( ) Misalkan, sehingga diperoleh Merupakan persamaan diferensial separabel dan diintegralkan diperoleh

Dikembalikan ke variabel semula diperoleh ( ) Jika syarat awal untuk, maka diperoleh. Jadi penyelesaian masalah syarat awal adalah C. Persamaan Teorema 6. Misal persamaan diferensial Dengan konstanta di R...(6.1) 1. Jika, maka dengan transformasi Dimana (h,k)merupakan penyelesaian dari sistem: Persamaan (6.1) menjadi persamaan homogen dalam variabel u dan v sebagai berikut: 2. Jika, maka dengan transformazi persamaan (6.1) menjadi persamaan separabel dalam variabel x dan z 3. Jika, maka persamaan (6.1) merupakan persamaan diferensial dengan penyelesaian, untuk sembarang konstanta C. Contoh: Selesaikan persamaan diferensial...(6.2) Penyelesaian Dari persamaan diferensial (6.2) diperoleh Sehingga merupakan kasus 1 dari teorema 6. Penyelesaian dari sistem

Adalah dengan transformasi, persamaan (6.2) menjadi persamaan homogen dalam variabel u dan v sebagai berikut Persamaan tersebut dapat di tulis dalam bentuk derivatif menjadi ( ) Misalkan dan diperoleh Sehingga ( ) ( )

Ingat peyelesaian integral dengan substitusi fungsi trigonometri atau metode substitusi Misal maka Latihan 1. Selesaikan persamaan diferensial Dengan syarat awal y(-2) = 2 2. Selesaikan persamaan diferensial berikut ini : a. dengan syarat awal. b.

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE SATU Definisi 7.1. Persamaan diferensial linier orde satu dengan variabel tak bebas y dan variabel bebas x, dapat di tulis dalam bentuk : dy dx P x y Q x Contoh : persamaan Dapat ditulis menjadi ( )

Persamaan diferensial linier orde satu dapat ditulis dalam bentuk diferensial menjadi Sehingga di peroleh ( ) Maka Jadi persamaan diferensial linier orde satu bukan persamaan diferensial eksak dan karena pada persamaan terakhir memuat hanya variabel x saja, maka dapat diasumsikan mempunyai faktor integral yang hanya tergantung x saja, misalkan, maka diperoleh ( ) Dengan mengingat definisi faktor integral diperoleh [ ( )] Persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial separabel yang penyelesaiannya adalah Jelas, sehingga merupakan faktor integral dari persamaan diferensial linier orde satu sehingga ( )

Dari uraian diatas dapat disimpulkan dalam suatu teorema berikut : Teorema. Persamaan diferensial linier orde satu Mempunyai faktor integral Penyelesaian umum persamaan diferensialnya Adapun langkah-langkah untuk menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Orde satu adalah sebagai berikut : Langkah 1 : tuliskan bentuk Persamaan Diferensial linier orde satu tersebut dalam bentuk standar Langkah 2. Tentukan faktor integralnya. Langkah 3. Kalikan Q(x) dengan dan integralkan Langkah 4. Tuliskan penyelesaian umum Atau Contoh : 1. Selesaikan PD dibawah ini

Penyelesaian : Langkah 1 : tuliskan bentuk Persamaan Diferensial linier orde satu tersebut dalam bentuk standar dengan dibagi x Dimana dan Langkah 2. Tentukan faktor integralnya. Dimana Sehingga Langkah 3. Kalikan Q(x) dengan dan integralkan Langkah 4. Tuliskan penyelesaian umum ( ( ) ) 2. Carilah penyelesaian umum persamaan diferensial

Penyelesaiannya : Dari persamaan diferensial tersebut diperoleh Dan bentuk persamaan diferensialnya ( ) Sehingga dengan teorema diatas faktor integralnya Cara I : Kalikan dengan dan integralkan, sehingga diperoleh Jadi penyelesaian umumnya adalah = atau Cara II : Diperoleh persamaan diferensial eksaknya Yang mempunyai penyelesaian umum dengan metode pengelompokkan Latihan : Selesaikan Persamaan diferensial linier orde satu berikut a. ( )

b. c.. Selesaikan Masalah Nilai Awal berikut a. b. c. ( ) PERSAMAAN DIFERENSIAL BERNAULLI DAN RICCATI A. Persamaan Diferensial Bernaulli Definisi 8.1. Persamaan diferensial yang dapat ditulis dalam bentuk Disebut persamaan diferensial bernaulli. Teorema. 8.1. Apabila, maka dengan transformasi persamaan bernaulli berubah menjadi PD linier tingkat satu Dengan penyelesaian umum berbentuk

Contoh : Selesaikan Dimana dan Penyelesaian Dengan substitusi diperoleh Sehingga penyelesaian umumnya adalah Dimana ( ) Sehingga diperoleh ( ( )) ( ). ( ) Jadi penyelesaian umum PD adalah ( ) Latihan : a. b. c.

d. e. B. Persamaan Diferensial Riccati Persamaan Riccati berbentuk Jika adalah fungsi yang memenuhi persamaan Riccati, dapat dibuktikan bahwa dengan substitusi akan diperoleh PD linier tingkat satu [ ] Dengan penyelesaian umum berbentuk [ ] Atau Secara jelas, jika, maka persamaan menjadi persamaan Bernoulli. Jika, penyelesaian umum dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut : Langkah 1. Jika satu penyelesaian khusus yang sudah diketahui, misal, dank arena itu dipunyai Langkah 2. Disubstitusikan dengan derivatifnya ( ) Kepersamaan Riccati diperoleh : ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) Diperoleh persamaan diferensial tingkat satu z : ( ) Langkah 3. Disubstitusikan penyelesaian z ke Contoh : Selesaikan PD Riccati dibawah ini Penyelesaian : Jika, maka dengan substitusi diperoleh Sehingga penyelesaian umumnya adalah Latihan : Selesaikan Persamaan Riccati berikut :

PERSAMAAN DIFERENSIAL HOMOGEN 1. Persamaan Diferensial Homogen Banyak Permasalahan di bidang teknik, Fisika, pemodelan matematika yang melibatkan Persamaan Diferensial Homogen Orde 2. Oleh sebab itu mengetahui mekanisme pemecahan masalah Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 sangatlah membantu kita untuk mencari solusinya. Bentuk Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 : pertama mari kita misalkan f(x) = 0, dengan nilai a, b, dan c konstan, maka Pers.1 menjadi

Persamaan (2) adalah bentuk umum Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 dimana ruas kanannya sama dengan 0. Apabila ruas kanan tidak sama dengan 0 maka, persamaan itu dikatakan Persamaan diferensial inhomogen orde 2. Misalkan y = u dan y = v (dimana u dan v adalah fungsi x yang menjadi dua solusi dari persaman dan tambahkan Persamaan (3) dan (4) dimana ( ) ( ) dan jadi dapat ditulis maka substitusikan (gantikan) y = u+v dan y = u+v jika a = 0, maka Pers. 1 menjadi Pers differential liniar orde satu (PDL01)

dimana integralkan persamaan diatas kita dapatkan kita gantikan -k dengan m, maka Pers.(5) tidak hanya solusi untuk PDL01 tetapi juga bisa menjadi solusi untuk Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 dimana Pers.2 dapat ditulis bagi dengan kita dapat...(6)

yang merupakan persamaan kuadrat, yang akar-akar kuadratnya dan dimana kita sudah lihat jika y = u dan y = v adalah dua solusi untuk Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 dan juga y = u+v. Jika dan, maka solusi untuk Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 dapat ditulis +...(7) persamaan kuadrat ini dikatakan persamaan tambahan (Auxiliary Equation) solusi Persamaan Diferensial Homogen Orde 2 sangat tergantung dari jenis akarakar persamaan tambahan. Ada tiga jenis solusi untuk Persamaan Diferensial Homogen Orde 2, yaitu : a. Akar real dan berbeda (Determinan > 0) b. Akar real dan sama (Determinan = 0) c. Akar kompleks (Determinan < 0) Dimana determinan D b ac jadi solusi untuk persamaan diferensial homogen orde 2 kita adalah + a. Akar real dan Berbeda. Untuk akar sama atau kembar solusinya adalah + Contoh : persamaan tambahannya adalah faktorkan persamaan diatas m = -2 dan m = -3

maka akarnya real dan berbeda. Jadi homogen orde 2 kita adalah + solusi untuk persamaan diferensial b. Akar real dan sama Untuk akar sama atau kembar solusinya adalah Contoh : + persamaan tambahannya adalah faktorkan persamaan diatas dan maka akarnya sama atau kembar jadi solusi untuk persamaan diferensial homogen orde 2 kita adalah atau + c. Akar kompleks/imaginer Rumus untuk akar kompleks atau imaginer adalah akar kompleks adalah akar yang didalamnya terdapat tanda negativ. Untuk lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini. Persamaan tambahannya adalah

persamaan kuadrat diatas tidak bisa diselesaikan dengan pemfaktoran. Maka digunakan rumus ABC sebagai solusinya maka α=-2 dan β= maka solusinya adalah coba kerjakan contoh ini sebagai latihan di samping 3 bentuk akar diatas, ada beberapa bentuk khusus Persamaan Diferensial Homogen Orde 2. Ada dua bentuk khusus yaitu maka solusinya y = A Cosh nx + B Sinh nx maka solusinya Contoh : y = A Cos nx + B Sin nx

maka solusinya Latihan soal 1. 2. 3. 4. 5. PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE 2 NON HOMOGEN Definisi : Persamaan Diferensial Orde 2 Non Homogen Jika maka substitusi + akan membuat sisi kiri diatas sama dengan nol. Maka : +, X = fungsi tambahan. + fungsi komplementer integral khusus Contoh : Selesaikan persamaan diferensial Penyelesaian :

- Fungsi komplemen sehingga f(x) = 0 Maka akar-akar karakteristiknya : m = 2 dan m = 3 Sehingga - Integral khusus fungsi derajat dua Misal Substitusikan ke persamaan Penyelesaian Umum = fungsi komplemen + Integral Khusus = Jika Menentukan nilai-nilai konstanta Asumsikan atau atau Latihan soal

1. Selesaikan persamaan diferensial 2. Tentukan nilai A dan B jika dan PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN. Bentuk Persamaan diferensial orde dua ( ) Dimana f adalah suatu fungsi, sehingga persamaan diferensial (1) merupakan persamaan diferensial linier orde dua 1. Metode Penyelesaian a. Metode Koefisien tak tentu b. Metode Variasi Parameter. PERSAMAAN DIFERENSIAL TINGKAT TINGGI Pada Bab ini, dibicarakan beberapa tipe persamaan diferensial linier orde tinggi dan beberapa metode untuk menyelesaikannya. Hal-hal yang dibahas adalah

reduksi order, persamaan diferensial linier homogen dengan koefisien konstan, metode variasi parameter, dan persamaan Cauchy- Euler. Untuk membahas ini semua diperlukan beberapa teori dasar tentang persamaan diferensial linier orde tinggi, yang akan disajikan tanpa disertai bukti. PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TRANSFORMASI LAPLACE. KONTRAK BELAJAR NO KOMPONEN PERSENTASE KETERANGAN (%) 1 Kehadiran 10 2 Ujian Sisipan 10 Sifat ujian close book dilakukan 2 kali (1 kali sebelum UTS dan 1 kali sesudah UTS) 3 Tugas 25 4 kali (pertemuan ke 4, 6, 10, 12) 4 UTS 25 Sifat ujian close book 5 UAS 30 Sifat ujian open book Jumlah 100