Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan. Dalam peneliian ini, invesasi merupakan modal yang dibuuhkan unuk mengaplikasikan sisem penyediaan air panas dan aa udara disrik di kawasan Baununggal Indah secara komersial sehingga menghasilkan keunungan bagi pihak penyedia. Karena idak semua invesasi mengunungkan, maka harus diadakan suau uji kelayakan erhadap proyek yang diusulkan. Hal yang perlu dilakukan perama kali adalah mengevaluasi awaran proyek dengan cos and benefi analysis [4]. Sesuai dengan namanya, analisis ini menilai dua komponen dari pengaplikasian sisem yaiu komponen biaya dan komponen manfaa. 2.1.1 Komponen Biaya Komponen biaya yang berhubungan dengan proyek pengadaan sisem aa udara dan penyediaan air panas disrik melipui: Biaya pengadaan (procuremen cos), yaiu biaya yang dikeluarkan berkaian dengan penyediaan peralaan seperi pipa, fiing, chiller, cooling ower, pompa, fan coil uni (FU), boiler, penukar panas, angki penyimpan dan angki ekan. Biaya pengadaan bangunan juga ermasuk dalam procuremen cos. Biaya persiapan operasional (sar-up cos), yaiu biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membua sisem siap unuk dijalankan, melipui biaya pemasangan peralaan dan penggalian saluran pipa. Biaya operasional (ongoing cos), yaiu biaya unuk mengoperasikan sisem agar dapa bekerja dengan baik, dalam hal ini merupakan biaya 6
konsumsi energi lisrik oleh perangka peralaan sera bahan bakar yang digunakan unuk boiler. Biaya perawaan (mainenance cos), yaiu biaya unuk merawa sisem dalam masa operasionalnya. Biaya lain-lain seperi biaya penyusuan, biaya personil, biaya adminisrasi dan komunikasi. 2.1.2 Komponen Manfaa Komponen manfaa, aau dapa juga disebu sebagai keunungan, pada proyek pengadaan sisem aa udara dan penyediaan air panas disrik melipui: o Manfaa berwujud (angible benefi), yaiu keunungan penghemaan aau peningkaan dalam perusahaan yang dapa diukur secara kuaniaif dalam benuk sauan nilai uang, misalnya keunungan dari penghemaan biaya operasional dan penjualan energi dingin besera air panas. o Manfaa ak berwujud (inangible benefi), yaiu keunungan yang suli aau idak mungkin diukur dalam sauan nilai uang, misalnya keunungan akiba pelayanan yang baik kepada pelanggan. Inangible benefi memang idak ermasuk dalam perhiungan aliran kas, namun secara idak langsung kepuasan pelanggan akan berpengaruh pada nilai penjualan. Apabila kualias pelayanan idak cukup memuaskan pelanggan, maka dapa diaksir bahwa nilai penjualan akan menurun. 2.2 Meode Analisis Kelayakan Invesasi Seelah komponen biaya dan manfaa dikeahui, maka kelayakan proyek dapa dievaluasi. Terdapa beberapa meode yang lazim digunakan dalam menganalisis kelayakan invesasi suau proyek. 2.2.1 Meode Payback Period Periode payback menunjukkan berapa lama (dalam beberapa ahun) suau invesasi akan dapa kembali. Penilaian proyek invesasi menggunakan meode ini didasarkan pada lamanya invesasi ersebu dapa eruup dengan aliran kas ahunan dan idak memasukkan fakor bunga dalam perhiungannya. 7
2.2.2 Meode Ne Presen Value Nilai sekarang bersih aau Ne Presen Value (NPV) adalah meode sandar penaksiran finansial bagi proyek jangka panjang. Meode ini menggunakan ingka bunga diskono yang akan mempengaruhi aliran kas. Tingka bunga diskono yaiu ingka bunga yang dieapkan oleh pemerinah aas bank-bank umum. Berbeda dengan payback period yang idak memperhaikan nilai waku dari uang, dalam meode ini nilai uang sekarang lebih berharga dari nilai uang di kemudian hari, karena uang ersebu dapa diinvesasikan, diabung, aau dideposiokan dalam jangka waku erenu dan akan mendapakan ambahan keunungan dari bunga. NPV dapa dihiung dari selisih nilai awal proyek pada awal ahun dikurangi dengan ingka bunga diskono, dengan rumus umum: NPV n = = 1 1 ( + r) (2.1) dengan = ahun proyek invesasi n = umur proyek invesasi r = ingka suku bunga = aliran kas bersih pada ahun ke- o = modal awal invesasi pada ahun ke- Bila NPV >, maka invesasi dinilai mengunungkan dan layak dierima. 2.2.3 Meode Inernal Rae Reurn Selain menggunakan meode NPV, meode Inernal Rae Reurn (IRR) juga digunakan sebagai sandar unuk menilai kelayakan invesasi proyek jangka panjang. Jika pada meode NPV ingka bunga elah dieapkan sebelumnya, IRR jusru menghiung ingka bunga ersebu. IRR didefinisikan sebagai besarnya ingka bunga diskono pada saa NPV sama dengan nol. Dengan kaa lain, IRR merupakan ingka bunga pada saa nilai invesasi awal sama dengan nilai di masa depan aliran kas selama umur proyek, dengan rumus: 8
NPV = = + n ( 1 IRR) = 1 + (2.2) dengan = ahun proyek invesasi n = umur proyek invesasi = aliran kas bersih pada ahun ke- o = modal awal invesasi pada ahun ke- Apabila IRR pada akhir ahun umur proyek lebih besar dari suku bunga diskono, proyek dinyaakan dapa dierima. Semakin besar nilai IRR maka semakin besar pula keunungan proyek ersebu. 2.2.4 Meode Profiabiliy Index Profiabiliy Index (PI) adalah perbandingan anara nilai sekarang aliran kas masuk di masa yang akan daang dengan nilai invesasi, dirumuskan sebagai: NPV + PI = (2.3) dengan o = modal awal invesasi pada ahun ke- Apabila nilai PI >1, maka proyek dapa dierima. 2.3 Meode Peneapan Tarif Jual Energi kepada Konsumen Dengan pengaplikasian sisem ini, konsumen memiliki dua alernaif, yaiu menggunakan sisem konvensional aau sisem aa udara dan penyediaan air panas disrik. Penenuan arif jual energi didasarkan pada penghemaan energi yang didapa konsumen dengan memakai sisem disrik bila dibandingkan dengan sisem konvensional. Agar sisem disrik menjadi pilihan konsumen, arif jual energi pada sisem ini idak boleh melebihi arif jual energi pada sisem konvensional. Fakor lain yang harus diperhaikan adalah biaya ahunan yang dibuuhkan unuk menjalankan sisem dengan baik. Aliran kas ahunan harus dapa menuupi 9
biaya ersebu. Karena iu, arif jual energi harus di aas biaya yang dikeluarkan namun di bawah arif energi dengan sisem konvensional. 1