BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Budi Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die casing umumnya berdasarkan besarnya jumlah ekanan yang bisa diinjeksikan ke dalam dies. Ukuran mesin berkisar anara 400 ons sampai 4000 ons. Selain dari ukuran, perbedaan yang paling mendasar dalam mesin die casing adalah meode yang digunakan unuk menginjeksikan logam cair ke dalam dies (hp://afrisujarwano.web.id/2007/09/28/casing).keunungan Die casing : - Ukuran dan benuk benda sanga epa. - Jarang menggunakan proses finishing. - Baik unuk produksi massal. - Wase maerial rendah. Kerugian Die casing : - Harga mesin dan ceakan mahal. - Benuk benda kerja sederhana. - Benda kerja harus segera dikeluarkan. - Bera dan ukuran produk erbaas. - Umur ceakan menurun.
2 13 Berdasarkan prosesnya, die casing dikelompokkan menjadi dua jenis, yaiu ho chamber dan cold chamber. 1. Ho Chamber Machine Ho Chamber Machine umumnya digunakan unuk maerial seng, embaga, magnesium, dan maerial lainnya yang memiliki iik lebur rendah yang idak merusak dan mengikis ceakan, silinder, dan plunger. Mekanisme injeksi dari Ho Chamber Machine adalah ungku pencair logam jadi sau dengan mesin ceak dan silinder injeksi erendam dalam logam cair. Silinder injeksi digerakkan secara pneumaic aau hydrolik. Tungku dihubungkan ke mesin dengan model yang disebu gooseneck aau leher angsa (hp://ashwinooldesigner.blogspo.com/2009/02/ho-and-cold-chamber-diecasing.hml) Gambar 2.1 Ho Chamber Die Casing
3 14 2. Cold Chamber Machine Cold Chamber Machine digunakan unuk maerial alloy yang memiliki iik lebur inggi seperi alumunium. Logam cair diuangkan ke dalam sysem cold chamber aau yang biasa disebu cylinder sleeve aau plunger sleeve dengan menggunakan gayung manual aaupun oomais. Kerja hydrolic mendorng plunger ip dan mendorong maerial masuk ke dalam ceakan dengan ekanan yang inggi. Beriku ini diunjukkan ipe cold chamber die casing (hp:// Gambar 2.2 Cold Chamber Die Casing Keunungan Cold Chamber Die Casing : - Produk yang dibua Ho Chamber bisa dibua disini. - Tidak erjadi serangan logam panas dari logam cair pada bagian mesin. - Bapa dioperasikan pada ekanan inggi. - Kualias benda kerja dapa dikonrol. Kerugian Cold Chamber Die Casing : - Diperlukan ala banu. - Siklus kerja cukup lama.
4 15 - Kemungkinan caca cukup besar. Di PT. AHM jenis alumunium casing yang digunakan ada 3 macam, anara lain : 1. High Pressure Die Casing ( HPDC ) Dalam proses ini maerial alumunium diinjeksikan melalui ekanan inggi. Tekanan yang digunakan anara 350 on sampai 4000 on. Di PT. AHM sendiri hanya ada 3 kapasias mesin yaiu 350 on, 650 on, dan 800 on dengan ipe cold chamber. High Pressure Die Casing ( HPDC ) ini digunakan unuk membua komponen crank case, cover crank case, cylinder comp, hub, flange driven, plae oil sparaor, sep holder, dan holder cam shaf. Beriku ini diunjukkan konsruksi high pressure die casing (hp:// : Gambar 2.3 High Pressure Die Casing Proses 2. Low Pressure Die Casing ( LPDC ) Dalam proses ini maerial alumunium diinjeksikan dengan ekanan rendah. Hal ini dilakukan unuk membua komponen alumunium casing yang
5 16 memiliki benukan suli. Di AHM, Low Pressure Die Casing ini digunakan unuk memproduksi komponen Cylinder Head. Beriku ini diunjukkan konsruksi low pressure die casing (hp:// : Gambar 2.4 Low Pressure Die Casing Proses 3. Graviy Die Casing ( GDC ) Dinamakan Graviy Die Casing karena dalam menginjeksikan maerial alumunium ke dalam ceakan memanfaakan gaya graviasi dengan sediki ekanan. Di AHM, Graviy Die Casing ini digunakan unuk membua komponen pison. Gambar 2.5 Graviy Die Casing Proses
6 Karakerisik Dies High Pressure Saa ini kia akan membahas enang die casing ipe cold chamber karena modifikasi sisem monoblok dilakukan pada dies ipe cold chamber yang dipakai unuk menceak komponen komponen sepeda moor berbahan alumunium. Beriku ini diunjukkan konsruksi dasar dan bagian bagian uama dari ceakan alumunium Gambar 2.6 Konsruksi Dies
7 18 Beriku ini adalah bagian bagian dari dies secara garis besar : 1. Die sleeve / gae sleeve Komponen yang digunakan sebagai pinu / gae masuk casing. 2. Fix Caviy Block yang akan menceak produk, dibenuk sesuai benuk produk. Dipasangkan pada body fix. 3. Fix body Block yang akan menjaga susunan daripada die yang dipasangkan, menyusun komponen yang dipasangkan ke caviy. Dipasang di sisi fix M/C. 4. Move body Block yang akan menjaga susunan daripada die yang dipasangkan, menyusun komponen yang dipasangkan ke caviy. Dipasang di sisi move M/C. 5. Cooling manifold Pipa saluran unuk membagi aau mengumpulkan air pendingin. 6. Move caviy Block yang akan menceak produk, dibenuk sesuai benuk produk. Dipasangkan pada body move. 7. Plae ejecor Plae empa dipasangkannya ejecor pin. 8. Ejecor pin Pin yang mendorong keluar produk hasil casing dari die. 9. Disribuor
8 19 Menenukan arah runner menggunakan core yang dipasangkan dan runner sleeve Proses pada Die Casing High Pressure Tahap ahap pokok proses dalam pembenukan par high pressure die casing, dapa digambarkan secara garis besar sebagai beriku (hp:// : Gambar 2.7 Siklus Kerja High Pressure Die Casing 1. Dies erpasang di mesin injeksi dan siap unuk produksi. Dies dalam kondisi erbuka ( die open ).
9 20 2. Move plaen mesin bergerak maju sehingga menyebabkan dies menyau anara fix dan move ( die close ). Alumunium cair diuang ke dalam plunger sleeve dengan menggunakan pouring. 3. Pison ( plunger ip ) bergerak maju mendorong alumunium cair ke dalam caviy secara perlahan kemudian diembakkan dengan ekanan inggi pada jarak erenu. 4. Alumunium cair mengisi ruang di caviy dengan ekanan inggi. 5. Alumunium mengisi penuh ruang kosong yang ada dalam caviy membenuk produk sesuai dengan benukan caviy kemudian diunggu sampai beberapa saa hingga produk membeku. 6. Dies membuka dan produk didorong oleh ejecor di move sehingga mudah diambil. 7. Dies disempro dengan cooling dari luar unuk membersihkan kooran sekaligus menurunkan suhu di caviy. 8. Dies siap unuk siklus berikunya. 2.2 Konsep Produk Konsep produk adalah sebuah gambaran aau perkiraan mengenai eknologi, prinsip kerja, dan benuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singka bagaimana produk memuaskan kebuuhan pelanggan. Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah skesa aau sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali diserai oleh sebuah uraian gambar. Sebuah produk dapa
10 21 memuaskan pelanggan dan dapa sukses dipasarkan berganung pada nilai yang inggi unuk ukuran kualias yang mendasari konsep. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebuuhan pelanggan dan spesifikasi arge, dan diakhiri dengan ercipanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. 2.3 Arsiekur Produk Arsiekur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk erhadap kumpulan bangunan fisik produk. Sebuah produk dianggap erdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen elemen fungsional dari sebuah produk erdiri aas operasi dan ransformasi yang menyumbang erhadap kinerja keseluruhan produk. Elemen elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian bagian produk (par), komponen, dan sub rakian yang pada akhirnya diimplemenasikan erhadap fungsi produk Perubahan Produk Beberapa ipe dan alasan perubahan produk adalah : 1. Upgrade Keika kapabilias eknologi aau kebuuhan pengguna berubah, beberapa produk dapa mengakomodasi perubahan ini melalui peningkaan kemampuan (upgrade). Conohnya, perubahan papan prosesor dalam priner kompuer aau pengganian pompa pada sisem pendinginan dengan jenis yang mempunyai daya pompa lebih kua. 2. Penambahan (Added-ons)
11 22 Beberapa produk dijual oleh produsennya dalam benuk eknologi dasar, dimana pengguna kemudian dapa menambahkan componen, aau diproduksi lagi oleh pihak keiga sesuai dengan kebuuhan pengguna. 3. Adapasi Beberapa produk yang berumur panjang dan digunakan pada beberapa lingkungan penggunaan yang berbeda membuuhkan adapasi. Sebagai conoh, peralaan mesin mungkin perlu dikonversi dari 220 vol ke 110 vol. 4. Pemakaian Beberapa eleven fisik produk yang kondisinya memburuk karena pemakaian membuuhkan pengganian componen unuk kelangsungan hidup produk. Misalnya, peralaan cukur membuuhkan pengganian maa pisau. 5. Konsumsi Beberapa produk mengkonsumsi maerial yang dapa dengan mudah diperbarui. Misalnya, ala fookopi dan priner menggunakan ina. 6. Fleksibilias dalam penggunaan Beberapa produk dapa disusun sendiri oleh pengguna unuk menghasilkan kapabilias yang berbeda beda. 7. Pemakaian ulang (Reuse) Dalam mencipakan produk baru, preusan mungkin hanya ingin mengubah sediki elemen fungsional dan memperahankan bagian produk lanilla yang eap uuh.
12 Kinerja Produk Kinerja produk didefinisikan dengan seberaa baik produk dapa mengimplemenasikan fungsi fungsi yang diugaskan erhadap produk. Karakerisik kinerja sau produk, anara lain kecepaan, efisiensi, umur pakai, akurasi, dan ingka kebisingan. 2.4 Desain unuk Proses Manufakur Meode DFM (Design for Manufacuring) erdiri dari 5 langkah : 1. Memperkirakan biaya manufakur. 2. Mengurangi biaya komponen. 3. Mengurangi biaya perakian. 4. Mengurangi biaya pendukung produksi. 5. Memperimbangkan pengaruh kepuusan DFM pada fakor fakor lainnya. 2.5 Meode Analisis Capial Budgeing Penenuan invesasi dalam benuk fixed asse ini dienukan oleh pendapaan yang akan diperoleh pada masa yang akan daang, oleh karena iu kegagalan dalam melakukan perkiraan ersebu akan mengakibakan kelebihan aau kekurangan invesasi. Jika suau perusahaan melakukan invesasi yang erlalu besar, akan menimbulkan biaya yang idak berguna dan jika perusahaan idak melakukan invesasi yang cukup, maka ada kemungkinan kelangsungan perusahaan ersebu erancam sebagai akiba persaingan yang semakin ajam.
13 24 Salah sau persoalan yang dihadapi perusahaan adalah masalah alokasi sumber dana yang dimilikinya. Perusahaan akan dihadapkan pada suau pilihan mana yang paling epa aas penggunaan dana yang dimilikinya dari banyak kemungkinan invesasi. Oleh karena iu, pihak manajemen suau perusahaan harus memiliki ala analisis yang dapa digunakan sebagai krieria penilaian dalam pengambilan kepuusan unuk suau invesasi baru. Capial budgeing merupakan suau ala analisis yang dapa digunakan oleh pihak manajemen dalam rangka membanu pengambilan kepuusan unuk invesasi. Dalam membahas capial budgeing, penilaian erhadap suau invesasi didasarkan aas cash flows, yakni cash inflow dan cash ouflow pada saa proyek ersebu berjalan maupun seelah proyek ersebu selesai. Adapun operaing cash flow dapa dibedakan menjadi dua kaegori, yaiu : - Cash inflow, yaiu pemasukan yang disebabkan adanya peningkaan jumlah penjualan aau pengurangan biaya operasi karena menggunakan peralaan baru. - Cash ouflow, yaiu pengeluaran yang disebabkan adanya peningkaan biaya buruh, maerial, dan penjualan. Dalam menilai apakah invesasi dalam suau proyek mengunungkan aau idak, erdapa beberapa meode yang sering digunakan dalam capial budgeing (hp:// anara lain : 1. Payback Period 2. Ne Presen Value 3. Inernal Rae of Reurn
14 Meode Payback Period Payback period adalah jumlah ahun yang dibuuhkan unuk mengembalikan invesasi yang elah dikeluarkan. Dengan kaa lain, payback period merupakan lamanya waku dalam ahun yang diperlukan unuk mengembalikan ongkos invesasi awal dengan ingka pengembalian erenu (I Nyoman Pujawan. Ekonomi Teknik (Edisi Perama Ceakan Keiga) 2004, p112). Misalnya unuk invesasi yang membuuhkan dana $ dan menghasilkan keunungan $ seiap ahunnya, maka akan mempunyai payback period : Payback = / = 5 ahun Semakin cepa waku yang dibuuhkan unuk pengembalian biaya invesasi awal ersebu, maka semakin baik invesasi ersebu dilakukan dan sebaliknya. Hal ini didasarkan aas perimbangan bahwa semakin cepa biaya invesasi ersebu kembali, maka akan semakin kecil resikonya. Meode payback period ini sanga sederhana dan mudah digunakan eruama unuk proyek proyek yang kelanjuannya idak pasi. Adapun meode ini mempunyai beberapa kelemahan seperi mengabaikan konsep nilai waku dari uang dan idak memperhiungkan aliran kas yang masuk seelah periode pengembalian ercapai. Dengan adanya kelemahan ime value of money dari payback period ini, maka imbul discouned payback yang sudah memperhiungkan konsep nilai waku dari uang. Discouned payback adalah jumlah ahun yang dibuuhkan sampai oal komulaif presen value dari cash flow berjumlah 0
15 26 hp:// Misalnya unuk invesasi yang membuuhkan dana $2.000 dan menghasilkan keunungan sebesar $1.000 pada seiap akhir ahunnya, maka discouned payback dengan fakor bunga 10% dapa diliha pada perhiungan di bawah ini. Tahun Keunungan Fakor PV PV Jumlah Komulaif PV , ,1 909, , , , , , ,8 Berdasarkan perhiungan di aas jumlah komulaif presen value akan mencapai $2.000 pada sekiar ahun keiga, yakni jumlah yang dibuuhkan unuk mencapai presen value sejumlah $2.000 pada akhir ahun kedua adalah $ $1.753,50 = $264,50. Sehingga proporsi pada ahun keiga dari presen value ini sebesar $264,50 / $751,30 = 0,35 dan nilai discouned payback adalah 2,35 ahun Meode Ne Presen Value (NPV) Ne presen value adalah jumlah presen value dari cash inflow yang dihasilkan oleh invesasi dikurangi dengan nilai presen value dari biaya invesasi ersebu. Adapun ne presen value dapa dirumuskan sebagai beriku (hp:// : Dimana : NPV C = (1 + i =1 ) Co NPV : Nilai Sekarang Neo ( Ne Presen Value ) (C) (Co) : Aliran kas masuk ahun ke- : Aliran kas keluar ahun ke-
16 27 n : Umur uni usaha hasil invesasi i : Arus pengembalian ( rae of reurn ) : Waku Meode ini lebih sering dipergunakan dalam melakukan analisis erhadap suau proyek dibandingkan dengan meode payback period karena meode ini memberikan krieria yang lebih baik. Hal ini dikarenakan meode ini uru memperhiungkan nilai uang erhadap waku, yaiu uang pada masa yang akan daang akan mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan uang pada saa sekarang ini unuk jumlah uang yang sama. Oleh karena iu, maka didalam menilai suau invesasi, aliran kas yang erjadi pada masa yang akan daang perlu didiskonokan erlebih dahulu dengan discoun rae erenu agar menjadi presen value, sehingga semua aliran kas yang erjadi dapa dianalisis pada saa waku erenu yang sama. Dengan menggunakan rumus di aas, maka akan dihasilkan suau nilai ne presen value. Jika ne presen value-nya bernilai posiif berari invesasi ini mengunungkan dan sebaliknya jika ne presen value-nya negaif, maka invesasi ini idak mengunungkan Meode Inernal Rae of Reurn Inernal Rae of Reurn adalah rae yang menyebabkan jumlah nilai presen value dari cash inflow yang dihasilkan oleh invesasi sama dengan nilai presen value dari biaya invesasi ersebu aau dengan kaa lain rae of reurn yang menyebabkan nilai ne presen value sama dengan nol. Nilai presen value dari
17 28 cash inflow sama dengan presen value dari cash ouflow. Adapun inernal rae of reurn dapa dicari dengan menggunakan rumus sebagai beriku : NPV = 0 n ( C) (1 + i) = 0 = 0 n ( Co) (1 + i) = 0 Dimana : (C) (Co) n : Aliran kas masuk ahun ke- : Aliran kas keluar ahun ke- : Umur uni usaha hasil invesasi i : Arus pengembalian ( Inernal rae of reurn ) : Waku Karena aliran kas keluar proyek merupakan biaya awal invesasi (Cf), maka persamaan di aas menjadi : n = 0 ( C) (1 + i) ( Cf ) = 0 Dengan menggunakan rumus di aas, maka akan didapakan suau nilai inernal rae of reurn. Jika inernal rae of reurn-nya lebih besar dari arus pengembalian (i) yang dipergunakan aau rae of reurn yang diinginkan berari invesasi ini mengunungkan. Dan sebaliknya jika inernal rae of reurn-nya lebih kecil, maka invesasi ini idak mengunungkan. Cara lain unuk menafsirkan IRR adalah melalui inerpolasi sampai nilai i% diperoleh. (I Nyoman Pujawan. Ekonomi Teknik (Edisi Perama Ceakan Keiga) 2004, p123). Dalam penyelesaian menggunakan konversi umum dari anda + unuk kas masuk dan anda - unuk arus kas keluar, IRR adalah nilai i% pada :
18 29 n Dimana : R( P / F, i%, k) = k = 0 k = 0 n E ( P / F, i%, k) k Rk Ek N : Penghasilan aau penghemaan neo unuk ahun ke-k : Pengeluaran neo ermasuk iap biaya invesasi unuk ahun ke-k : Umur proyek 2.6 Meode Profiabiliy Index Meode ini menghiung perbandingan anara nilai sekarang penerimaan di masa daang dengan nilai sekarang invesasi (Suad Husnan, Suwarsono Muhammad. Sudi Kelayakan Proyek (Edisi Keempa) 2000, p211. Kalau Profiabiliy Index (PI) lebih besar dari sau, maka proyek dikaakan mengunungkan, eapi jika kurang dari sau, dikaakan idak mengunungkan. Dimana : Pr ofiabiliyindex n = 0 = n = 0 ( C) (1 + i) ( Co) (1 + i) (C) (Co) n : Aliran kas masuk ahun ke- : Aliran kas keluar ahun ke- : Umur uni usaha hasil invesasi i : Arus pengembalian ( Inernal rae of reurn ) : Waku
Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR
RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:
Lebih terperinciBAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi
Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)
B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciLATIHAN SOAL KWU XII
LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciEFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT
Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinci