l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana ini bisa erjadi? Sdr. Sriua Arif (Kompas, 10 April 1995) sudah menjelaskan kedua kemungkinan ersebu. Hubungan dapa negaif apabila huang luar negeri jusru meningkakan konsumsi. Kalau ini erjadi, maka huang luar negeri dikaakan bersifa subsiusi erhadap abungan nasional. Dalam jangka panjang invesasi akan menurun dan pada gilirannya akan memperlamba perfumbuhan. Dalam jangka pendek mungkin perumbuhan akan sediki meningka karena dorongan perminaan agrega sebagai akiba dari naiknya konsumsi. Yang lebih parah, apabila huang ersebu digunakan unuk impor barang-barang yang idak produkif. Dampak erhadap perminaan agrega di dalam negeri menjadi idak ada dan neraca ransaksi berjalan dapa erpengaruh karenanya. Di lain pihak, hubungan dapa juga menjadi posiif yairu apabila huang luar negeri benar-benar digunakan unuk meningkakan kapasias produksi nasional. Arinya pemanfaaannya benar-benar didasarkan pada perimbangan ekonomi yang maang. mplisi di dalamnya ercakup adanya mekanisme pemanfaaan pinjaman yang selekif, priorias yang inggi, dan sisem pemanauan yang inensif. Jelas bahwa hubungan anara huang luar negeri dengan perumbuhan adalah melalui pengaruhnya erhadap abungan domesik. Beberapa waku yang lalu, isu mengenai huang luar negeri muncul kembali. Suau srudi empiris ekonomerik menyaakan bahwa huang luar negeri memberi dampak negaif erhadap perumbuhan, api dengan dua caaan pening. Perama, hubungannya idak robus karena begiu diempakan lag variabel unuk menangka performance yang lampau, hubungan yang negaif kemudian menjadi posiif. Kedua, hubunga negaif yang dihasilkan eap idak signifikan meskipun digunakan error correcion model (ECM). ECM dalam sfudi ersebu anara lain digunakan unfrk meliha adanya unsur random walk dalam peubah yang digunakan. Dengan demikian, meskipun hubungannya negaif, api secara saisik idak kua. Perlu Kehai-haian dalam penggunaan El<onomerik Sudi empiris sebagian dilakukan secara ekonomerik. Apa sebenarnya ekonomerik iu? Menuru he Economeric SoQiey, disiplin ekonomerik
sebenarny adalah kombinasi dari iga disiplin ilmu, yaiu eori yang berkaian dengan obyek sfudi yang diamai, saisik dan maemaik (Green, 1993). Dukungan keiga disiplin ilmu ini, eruama laar belakang eoriisnya, dalam ekonomerik sanga pening agar dapa dipilah peubah (variabel) mana yang mempengaruhi dan mana yang dipengaruhi. Termasuk apabila erdapa hubungan di anara peubah-peubah yang digunakan aau anar peubah iu sendiri. ninya, hasil dari pengujian masih perlu disimak secara seksama dan diinerpreasikan secara hai-hai. Bagi yang mendalami ekonomerik akan didapai bahwa banyak kondisi yang dapa mengurangi aau memperkecil keabsahan dari hasil uji ekonomerik. Sebagai conoh, apabila ada sau daa saja yang berperilaku menyimpang dari lainnya, direcion (arah) dari hubungan anar variabel yang digunakan bisa berubah. Meskipun mungkin ingka hubungannya kurang. Pada keadaan seperi ini, ahli ekonomerik diuji confidence-nya, apakah daa yang menyimpang ersebu dapa diperanggungjawabkan sebagai daa yang absah aau idak. Apabila idak, maka ia dibenarkan unuk menghapusnya dari pengamaan. ni hanyalah salah sau conoh bahwa banyak hal yang dapa mengurangi keabsahan suau hasil sfudi ekonomerik. Conoh di aas hanyalah sau aspek kecil dan hanya dalam pengumpulan daa. Belum lagi masalah kecermaan dalam menspesifikasikan modelnya anara lain dalam pemilihan dan penempaan berbagai peubah yang digunakan, sera dalam meliha perilaku masing-masing peubah (misalnya kemungkinan adanya korelasi anar peubah, anar waku, adanya random walk dan sebagainya). Keraguan Ada beberapa keraguan saya enang hasil suau sudi empiris yang menyebukan bahwa hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ndonesia adalah negaif, meskipun sudah dinyaakan idak bersifa robus dan idak signifikan. Perama, kemungkinan daa yang digunakan idak konsisen. Seahu saya, daa perumbuhan yang biasa digunakan oleh ahli-ahli empiris biasanya bersumber dari daa yang dikembangkan oleh Rober Summers dan Alan Heson. Daa ini mencakup berbagai peubah anara lain pendapaan per kapia, berbagai rasio perminaan agrega erhadap PDB, ingka keerbukaan ekonomi dan beberapa daa mengenai sok kapial. Seahu saya daa-daa ersebu elah disesuaikan dengan harga inernasional (baik dalam curren maupun riil inernaional price) dan fakorfakor lain, seperi nilai ukar perdagangan (erm of rade). Tujuannya adalah unuk mendapakan keseragaman daa secara inernasional dari beberapa indikaor pokok di 138 negara yang diamai. Daa ini biasanya digunakan unruk 2
l,' keperluan cross secion analysis. Tapi pada daa ersebu, seahu saya' idak ada daia mengenai huang luar negeri. Mungkin daa huang yang digunakan masih belum disesuaikan dingan fakor-fakor erenu seperi yang digunakan oleh Summers dan Heson. Masih dalam kaian daa, mana yang sebenarnya lebih represenaif unuk menggambarkan Perumbuhanekonomi suaru negara? Daa perumbuhan aas dasar harga inernasional aauharga domesik? Kalau yang lebih represenaif adalah daa perumbuhan aas dasar harga domesik, mungkin hasilnya akan berbeda. Kedua, barangkali model yang dibua idak menggunakan lag aau mungkin lagnya erlalu pendek. Masalah lag menjadi perhaian dalam disiplin ilmu ekono*.ik karena pengaruh suau variabel mungkin idak dapa diliha pada ahun iu, api baru diliha seelah beberapa ahun berselang. Dampak banuan luar negeii, idak mungkin dapa diliha pada ahun bersangkuan, kecuali apabila binruan ersebu digunakan unuk keperluan konsumsi. Apabila banuan ersebu digunakan unuk keperluan invesasi, dampaknya mungkin baru dapa diliha dalam 3-5 ahun sesudahnya. Masalah memang akan imbul upuuiu lag yang diambil erlalu jauh. Jumlah daa pengamaan akan berkurang karena daa banuan luar negeri ahun ini harus dihubungkan dengan penampilan ekonomi misalnya 3-5 ahun sesudahnya. Secara saisik, pembuaan lag yang erlalu panjang memang sanga cosly. Meskipun demikian, langkah ini kadang harus dilakukan unuk mendapakan direcion yang benar. Keiga, dengan panjang lag yang barangkali kurang epa dan dengan kondisi daia yangiguna<an, dalam periode yang diamai Q97A-1,990) dapa saja dihasilkan hubungan anara huang luar negeri dengan perumbuhan ekonomi yang negaif. Sebagaimana dikeahui, perumbuhan ekonomi ndonesia pernah *Lnguluni penurunan yaiu keika harga minyak menurun ajam anara iahun 1981 - qso- pemerinah pada waku iu kemudian melakukan berbagai penyesuaian srukural anara lain melalui kebijaksanaan deregulasi dan debirokraisasi. Penyesuaian juga dilakukan di sisi penerimaa negara. Namun reformasi di bidang fiskal ersebu adalah kebijakan jangka panjang, yang manfaanya idak dapa diliha dalam saru aau dua ahun saja. Pemerinah selanjunya melakukan penjadwalan proyek-proyek besar. Ternyaa penjadwalan proy" saja idak cukup karena pemerinah harus membiayai kegiaan-kegiaan pembangunan yang memang harus dilakukan. Sehingga solusi jangka pendeknya uouur uung luui negeri. Oleh sebab iu, huang baru luar negeri relaif meningkar cukup besai pada anara ahun 1983-1987. Tujuannya sekali lagi ugu p..erinah dapa menyediakan prasarana dasar dan melaksanakan kegiaankegiaan yang mampu mensimulir kegiaan-kegiaan di sekor swasa. Dengan momenum daa yang demikian, jelas apabila idak diambil lag yang rn.n.uk rpi, maka sanga besar kemungkinan hubungan anara banuan luar
1,. T negeri dan perumbuhan menjadi negaif. Keempa adalah problem agregasi. Masalah agregasi banyak imbul dalam sudi ekonomerik. Krueger dan Tuncer (1982) pernah melakukan sudi mengenai dampak dari proeksi erhadap produkivias indusri di Turki. Hasilnya negaif. nerpreasinya, apabila proeksi makin diingkakan, maka produkivias perekonomian akan urun. Tapi apakah ini benar unuk semua indusri. Belum enu (Lucas, 1984). Unuk indusri-indusri erenu, ada kemungkinan proeksi akan memberi dampak peningkaan produkivias. Dalam kaian sudi mengenai dampak huang luar negeri erhadap perumbuhan, akan lebih akura apabila dipisahkan perumbuhan anara sekor migas dan sekor nonmigas. Seahu saya, sekor migas relaif hanya sediki mendapa banuan luar negeri pemerinah. Kelima, error corecion model (ECM), dalam isilah ekonomerik, lebih banyak berfungsi unuk meningkakan efisiensi dari disribusinya saja, api kurang mampu mengkoreksi direcion (arah) dari hubungan peubah-peubah yang digunakan. Kalau memang ECM idak dapa mampu mengkoreksi direcion dari suau peubah, bagaimana kia bisa mendapakan direcion yang benar. Caranya adalah dengan memperpanjang daa observasi. Dengan memperpanjang daa observasi dan meneapkan lag yang epa, barangkali akan didapakan hubungan yang posiif. Tapi ini juga masih puzzle. Perpanjangan daa observasi idak berari akan membua direcion menjadi posiif. Misalnya dengan keinginan kia unuk maju dan mandiri sera di dalam pembiayaan pembangunan diunu rasio banuan luar negeri yang makin menurun erhadap PDB, maka seandainya perumbuhan kia eap berlangsung cukup inggi, hubungan anara banuan luar negeri dan perumbuhan ekonomi mungkin eap negaif. Kalau hubungan anara huang luar negeri dengan perrumbuhan dapa mempunyai ari yang berbeda, mana yang sebenarnya berpengaruh erhadap perumbuhan ekonomi? Jawabnya adalah invesasi. nvesasi meningka hasra masyaraka unfuk menabung eap inggi dan iklim usaha memang mendorong masyaraka unuk berusaha, berkreasi dan berinisiaif. Keenam, seperi yang sudah disinggung di depan, huang luar negeri dapa mempengaruhi perumbuhan apabila ia bersifa subsiusi erhadap abungan dalam negeri. Dengan demikian, apabila abungan dalam negeri menurun, maka kegiaan invesasi juga akan menurun yang pada gilirannya akan memperlamba perumbuhan ekonomi. Kalau kia liha, abungan dalam negeri kia relaif erhadap PDB raa-raa di aas 20 persen sejak ahun 1981. ni saja dengan asumsi perubahan sok kapial yang rendah. Bahkan sejak ahun 1986, rasion abungan dalam negeri erhadap PDB raa-raa di aas 25 persen. Apa arinya? Uang luar negeri kia idak bersifa subsiusi erhadap abungan domesik. ni bisa erjadi karena banuan luar negeri benar-benar disesuaikan A-
l: r - T r dengan priorias. Di samping iru, insiruional reform yang dilakukan melalui derjgulasi dan debirokraisasi adalah credible dalam ari mendapa respon yang sanga posiif dari masyaraka. Jelas seharusnya ada hubungan yang posiif anara banuan luar negeri dengan perumbuhan unuk periode 1970-1990. Keujuh, indikaor keberhasilan pembangunan sebenarnya, kalau kia mau jujur idaklah hanya perumbuhan ekonomi, api lebih luas adalah peningkaan kualias hidup manusia. Sebagian besar indikaor kesejaheraan kia selama 25 hhun ini menunjukkan peningkaan yang cukup berari baik iu unuk pembangunan pendidikan, kesehaan, ermasuk juga pengenasan kemiskinan absolu. Saya kira ada pengaruh posiif anara banuan luar negeri dengan peningkaan kesejaheraan hidup masyaraka kia, baik secara langsung maupun ddak langsung. Dan saya kira manajemen pemanfaaan banuan luar negeri kia sudah berada pada arah yang benar. Penulis adalah pengana ekonomi dan saf pengajar FE-U.