LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990
RINGKASAN Populas yang dambl untuk peneltan n adalah soal-soal ujan matakulahmatakulah pada program stud Statstka Terapan dan Matematka FMIPA yang mempunya tpe D - melengkap berganda. Dugaan semula bahwa ada kecenderungan penuls soal meletakkan kunc jawaban soal d tengah-tcngah (menurut Dorothy C. Adkns), setelah melalu peneltan n kecenderungan tersebut ternyata bahxva penuls lebh tertark menempatkan kunc jawaban pada opton 1, dan 3 benar atau kunc jawaban D.
PENDAHULUAN Penulsan soal tes/ujan adalah bagan dar fungs Penddkan. Intsar fungs Penddkan dapat dspesfkas menjad fungs selektfdan fungs pengembangan. Yang dmaksud dengan fungs selcktfadalah bahwa tugas penddkan antara lan mengdentfkas anggota populas kelas yang djnkan untuk meneruskan pcnddkannya ke jenjang yang lebh tngg. Dengan fungs pcngembangan dmaksud bahwa tugas penddkan antara lan untuk mengembangkan efektvtas pengalaman belajarnya. Soal tes/ujan sebaga salah satu alat pengukuran penddkan dsusun untuk tujuan mengukur sampa seberapa jauh kedua fungs penddkan terscbut berhasl dcapa. Bcntuk soal ujan yang dpaka oleh Unverstas Terbuka pada umumnya plhan berganda, hanya sebagan saja dalam bentuk essay (uraan). Dalam hal n FMIPA Unverstas Terbuka sampa dengan masa ujan 90.1 telah mengembangkan sebanyak 61 matakulah, sebagan besar soal ujan dalam bentuk plhan berganda kecual 1 matakulah yang bentuk soal ujannya adalah essay (uraan). Unverstas Terbuka, dalam penyelenggaraan ujannya, mcnctapkan 5 (lma) macarn tpe soal ujan yatu: 1. melengkap empat plhan dsebut soal tpe A. analss hubungan antar hal dsebut soal tpe B 3. analss kasus dsebut soal tpe C 4. melengkap berganda dsebut soal tpe D 5. analss dagram/grafk dsebut soal tpe E. Adapun banyaknya plhan setap butr soal dtetapkan sebanyak empat plhan. Dalam membuat soal ujan para penuls soal, khususnya FMIPA basanya lebh suka membuat soal dengan tpe A, C, D atau E. Namun yang akan dbcarakan d sn adalah mengena soal tpe D yatu melengkap berganda.
TUJUAN PENELITIAN Sepert sudah dsebutkan pada pendahuluan, bahwa penulsan soal tes/ujan adalah bagan dar fungs selektf dan fungs pengembangan. Oleh karena tu dalam penulsan soal pllan berganda perlu dperhatkan beberapa hal antara lan, persyaratan sebaga ala pengukur penddkan, format sesua dengan maksud pengukuran, jenjang kemampuan, derajat kesukaran, kejelasan bahasa dan juga apakah soal dapat memsahkan kemampuan menjad golongan panda, kurang panda dan bodoh. Tetap d lan phak, meskpun hal-hal d atas sudah kta penuh, ada yang berpendapat bahwa soal ujan plhan berganda mempunya banyak kelemahan. Salah satu kelemahan tersebut adalah jawabannya "dapat dterka". Jka soal ujan plhan berganda tersebut terdr dar empat opton (plhan), maka kcmungknan untuk menempatkan jawaban yang benar dengan cara menerka adalah 5%, dengan asums bahwa setap opton ataupun stem soal tdak memberkan "petunjuk" ke arah pemlhan suatu jawaban tertentu (far). Asums lan tentunya adalah tdak adanya kecenderungan dar penuls soal untuk meletakkan kunc jawaban soal untuk suatu tpe soal tertentu pada tempat-tempat tertentu. Jka asums yang terakhr n tdak dapat dpenuh maka kemungknan untuk menerka jawaban yang benar akan semakn tngg (> 5%). Menurut Dorothy C. Atkns (1974)": " Many people would tend to use the thrd poston too often for the answer n fve choce tems and to under use the frst poston and, perhaps to a lesser, the ffth poston". (p.94). Dengan demkan perlu dlhat bagamana kecenderungan seorang penuls soal (dalam hal n soal tpe D) membuat jawaban yang benar. Jka kunc jawaban soal tpe D n mempunya pola Wrtentu, maka dkhawatrkan bahwa seorang mahasswa mengcrjakan soal akan menjawab soal-soal dengan jawaban sesua pola tersebut. Untuk tulah, apabla peneltan n menemukan suatu pola tertentu mengena penempatan kunc jawaban pada soal tpe D, maka kta harus membertahu agar penuls sebaknya tdak menggunakan pola tertentu dalam menempatkan kunc jawaban.
DATA DAN METODE DATA Peneltan n menggunakan sampel yang dambl dar soal-soal ujan FMIPA-UT yang sudah dujkan pada masa ujan 89.1 dan 89.. Soal-soal ujan yangdambl adalah soal-soal ujan yang belum pcmah drevu oleh penuls lan, sehngga kunc jawabannya pun belum drubah. Matakulah yang dujkan pada masa ujan 89.adalah 57 matakulah sedang pada masa ujan 89. adalah 61 matakulah. Sedang jumlah soal-soal yang dujkan pada dua masa ujan tersebut adalah 3540 butr dan 3butr atau 6,55% d antaranya adalah butr-butr soal bertpe D. Ssanya sejumlah 3308 butr atau 93,5% adalah butr-butr soal bertpe A, B, C, dan E. METODE Sebelum kta sampa pada analss data, perlu djelaskan lebh dulu apa yang dsebut soal dcngan tpe D tersebut. Bentuk soal tpe D n hampr sama dengan bentuk soal tpe A (melengkap empat plhan), yatu satu pemyataan yang tdak lengkap yang dkut dengan beberapa kemungknan. Perbedaannya adalah jawaban yang benar bsa satu, dua atau tga, sehngga jawaban akan mempunya kategor sebaga berkut: jawaban A jka 1 dan benar B jka 1 dan 3 benar C jka dan 3 benar D jka 1, dan 3 benar Analss yang dgunakan adalah membuat dstrbus frekuens dar plhan kunc jawaban A, B, C dan D atau dstrbus frekuens dar yang menjawab 1 dan benar, 1 dan 3 benar, dan 3 benar dan 1, dan 3 benar. Kemudan kta uj hpotess yang menyatakan bahwa tdak ada kecenderungan penuls soal dalam menempatkan kunc jawaban pada plhan tertentu, artnya kta uj seberapa cocok frekuens kunc jawaban yang dobservas dar sampel dengan frekuens yang dharapkan. Pada peneltan n, ukuran sampel yang dambl adalah 3 butr soal, sehngga frekuens yang dharapkan untuk setap kunc jawaban adalah 58 butr soal. Untuk menguj kecocokan antara frekuens yang dobservas dengan frekuens yang dharapkan, dgunakan uj kebakan saat (=Goodness of ft), dengan statstk pengujnya adalah
W = k = 1 ( O E ) E d mana O =frekuens jawaban ke- yang dobservas E =frekuens jawaban ke- yang dharapkan W mempunya dstrbus X dengan derajat kebebasan k-1; k = 4 Jka frekuens yang dobservas cukup dekat dengan frekuens yang dharapkan, maka nla W akan kecl, dan W < X ( k 1; α), sehngga hpotess dterma artnya kecocokan antara frekuens yang dobservas dcngan frekuens yang dharapkan cukup bagus. Sedangkan kalau frekuens yang dobservas jauh berbeda dengan frekuens yang dharapkan, maka nla W akan besar dan W > X ( k 1; α), sehngga hpotess dtolak, art nya tdak ada kecocokan sama sekal antara frekuens yang dobservas dengan frekuens yang dharapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dar hasl pengamatan dar sampel berukuran 3 butr soal dperoleh dstrbus frekuens kunc jawaban sebaga berkut: Tabel 1. Dstrbus Frekuens Kunc Jawaban Kunc Jawaban Frekuens A B C D Dobservas 56 53 3 91 Dharapkan 58 58 58 58 Tabel. Propors Kunc Jawaban Kunc Jawaban A B C D Frekuens Dobservas 0,41 0,8 0,138 0,39 Dharapkan 0,5 0,5 0,5 0,5 Dar tabel 1 clan terlhat bahwa kunc jawaban D mempunya propors palng besar yatu 39,% (= 91 butr) dkut kunc jawaban A sebesar 4,1% (= 56 butr), kunc jawaban B sebesar,8 61c (= 53 butr) terakhr kunc jawaban C sebesar 13,8% (= 3 butr). In berart bahwa penuls soal lebh cenderung membuat soal dengan opton jawabannya 1, clan 3 benar, kemudan dkut dengan opton 1 clan benar, lalu 1 clan 3 benar clan terakhr opton clan 3 benar. Karena soal tpe D - melengkap berganda, kemungknan opton yang benar bsa satu, 15ua atau tga, maka pcrlu dperhatkan hal-hal sepert berkut n: - jka pertanyaan terdapat pada stem soal, maka plhan (opton) yang terdr dar 3 (tga) jawaban, dua atau tga pernyataannya harus merupakan kesatuan atau jawaban yang utuh. - Jka pertanyaan terdapat pada plhan (opton) jawaban l, clan 3, maka atau 3 plhan (opton) tersebut boleh tdak merupakan kesatuan, tetap harus berasal dar satu TIK. Kembal kepada kesmpulan deskrptf sepert yang dsebutkan d atas, walaupun sudah dketahu, tetap untuk memperkuatnya harus dlakukan uj secara statstk, apakah kesmpulan tersebut betul-betul sgnfkan.
Uj Hpotess Sepert dketahu, bahwa tujuan peneltan n adalah untuk melhat kecenderungan penuls soal dalam membuat kunc jawaban, apakah mereka cenderung memlh/meletakkan jawaban pada plhan A, B, C ataupun D. Oleh karena tu Hpotess Ho-nya adalah tdak ada kecenderungan penuls soal dalam meletakkan jawaban pada plhan (opton) tertentu, dengan perkataan lan dstrbus frekuens kunc jawaban yang dobservas cocok dengan dstrbus frekuens jawaban yang Dharapkan. Untuk n harus dhtung dulu statstk penguj W = k = 1 ( O E ) E dmana: O = O O O O 1 3 4 1 = O = O C = O A B D E A = 56 = 53 = 3 = 91 B 4 + 5 + 676 + 1089 1794 = = = 30,93 58 58 3 C 4 D = 58 Statstk W berdstrbus X (Ch Kuadrat) dengan dk = n - 1 jka dpaka taraf kepercayaan a = 5% (sgnfkan), maka X (n - 1; a ) = X (4-1; 0,05) = 7,815 (lhat tabel dsbrbus X dengan a = 0,05 dan d.k = v = 4-1 = 3. D sn terlhat bahwa statstk W > X (3 ; 0,05), berart Hpotess Ho dtolak secara sgnfkan, dengan perkataan lan secara sgnfkan tdak ada kecocokan antara frekuens jawaban yang dobservas dengan frekuens jawaban yang dharapkan, atau dapat pula dsmpulkan bahwa ada kecenderungan penuls soal untuk menempatkan jawaban pada plhan tertentu. Artnya pola yang dpaka penuls, menurut tabel 1 dan serta uj statstk adalah - bahwa penuls soal cenderung membuat soal d mana opton l, dan 3 benar, yang kunc jawabannya D. - bahwa penuls soal tdak tertark membuat soal d mana opton dan 3 benar yang kunc jawabannya C.
KESIAIPULAN DAN SARAN 1. Pola kecenderungan penempatan kunc jawaban soal tpe D melengkap berganda adalah memlh opton 1, dan 3 benar, dengan kata lan cenderung memlh kunc D.. Pola kecenderungan bahwa penuls tdak tertark membuat soal dengan kunc ja%vaban C, yatu memlh opton dan 3 benar 3. Hasl peneltan n bertentangan dengan apa yang dkemukakan oleh Dorothy C. Adkns (1974) yang menyatakan bahwa penuls cenderung menempatkan kunc jawaban d tengah (kunc B atau C). 4. Kesmpulan peneltan n sebaknya perlu dnformaskan kepada penuls.
DAFTAR PUSTAKA ADKINS, C.D., "Test Constructon development nterpretaton of achevment tests" nd ed. Columbus, Oho 4316, Charles E. Herrll Publshng Co., 1974 BHATTACHARYYA, GK and JOHNSON, RA, "Statstcal Concepts and Methods", J. Wley 1977.