EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS
|
|
- Suryadi Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran ABSTRAK. Tngkat penddkan masyarakat d Indonesa perlu terus-menerus dtngkatkan. Dalam hal efektvtas pelaksanaannya, perlu adanya target khusus daerah mana yang tngkat penddkannya mash kurang dan perlu dlakukan pennjauan khusus kedaerah tersebut. Beberapa karakterstk yang akan damat adalah tngkat penddkan anak, tngkat penddkan orang tua (ayah dan bu), lokas sekolah, dan jens kelamn. Peneltan n dkhususkan dlakukan pada wlayah Jawa Barat dengan melbatkan 1050 sampel masyarakat d wlayah n. Frst Order Confgural Frequency Analyss adalah salah satu metode yang tepat dgunakan untuk melhat karakterstk masyarakat dengan tngkat penddkan tertentu sehngga nantnya akan terlhat cr-cr atau karakterstk masyarakat mana yang perlu lebh dtngkatkan level penddkannya. Kelebhan dar analss n adalah dapat menemukan konfguras mana yang menympang dar model sehngga dapat dtemukan karakterstk masyarakat mana yang menympang dar base model yatu model log lnear dtanda dengan munculnya anttype, dan sebalknya yang benarbenar mendukung model atau muncul type. Dengan kata lan, dharapkan target tdak salah sasaran. Hasl dar peneltan n adalah bahwa ternyata masyarakat dengan karakterstk sekolah d perkotaan, dengan tngkat penddkan kedua orang tua tamat berjens kelamn perempuan dan lak-lak cenderung tamat, sedangkan yang bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat. Kata Kunc: Confgural Frequency Analyss; Tngkat Penddkan Kabupaten Bandung; Analss Data Kategor 1. PENDAHULUAN Tngkat penddkan masyarakat d Indonesa perlu terus-menerus dtngkatkan.dalam hal efektvtas pelaksanaannya, perlu adanya target khusus daerah mana yang tngkat penddkannya mash kurang dan perlu dlakukan pennjauan khusus kedaerah tersebut. Beberapa karakterstk yang akan damat adalah tngkat penddkan anak, tngkat penddkan orang tua (ayah dan bu), lokas sekolah, dan jens kelamn. Peneltan n dkhususkan dlakukan pada Provns jawa Barat dengan melbatkan 1050 sampel masyarakat d Provns Jawa Barat. Confgural Frequency Analyss (CFA) merupakanmetode statstka yang memungknkan seseorang untuk menentukan apakah kejadan yang tak terduga secara sgnfkan berbeda dar yang dharapkan. Idenya adalah bahwa untuk setap perstwa frekuens yang dharapkan dtentukan, kemudan dbandngkan dengan frekuens yang damat apakah berbeda dar apa yang dperkrakan secara acak. CFA (Lenert dalam Von Eye 2002) adalah sebuah metode dar analss data eksploras. Tujuan dar Confgural Frequency Analyss adalah untuk mendeteks pola konfguras dalam data yang terjad secara sgnfkan lebh atau kurang dar yang dekspektaskan (dharapkan). Selan tu, CFA (Von Eye, [3]) merupakan metode untuk mengdentfkas konfguras dar varabel Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
2 kategor dalam tabel slang multdmens. CFA memlk beberapa kelebhan dbandngkan dengan metode lan, yatu: 1. CFA dapat melhat konfguras dar kategor dalam varabelnya. 2. Dengan CFA kta dapat melhat penympangan dar base model yang terbentuk. Jens data yang dgunakan dalam CFA adalah pasangan kategor.hal n ddasarkan atas pengertan dar konfguras (Lenert dalam Von Eye [3]) yatu pasangan kategor yang menjelaskan suatu sel dar suatu tabel slang. Frst Order Confgural Frequency Analyss adalah salah satu metode yang tepat dgunakan untuk melhat karakterstk masyarakat dengan tngkat penddkan tertentu sehngga nantnyaakan terlhat cr-cr atau karakterstk masyarakat mana yang perlu lebh dtngkatkan level penddkannya. Kelebhan dar analss n adalah dapat menemukan konfguras mana yang menympang dar model sehngga dapat dtemukan karakterstk masyarakat mana yang menympang dar base model yatu model log lnear dtanda dengan munculnya anttype, dan sebalknya yang benar-benar mendukung model atau muncul type.dengan kata lan, dharapkan target tdak salah sasaran. 2. METODE PENELITIAN Data yang akan dgunakan adalah data sekunder PenddkanProvns Jawa Barat dengan varabel-varabel peneltan sebaga berkut: 1. Tngkat Penddkan Anak; (1) dan (2), 2. Jens Kelamn; Pra (1) dan Wanta (2), 3. Tngkat Penddkan Ibu; (1) dan (2), 4. Tngkat Penddkan Ayah; (1) dan (2), 5. Lokas; (1) dan (2) Confgural Frequency Analyss (CFA)adalahsuatu metode yang dgunakan untuk mengdentfkas pola (konfguras) dar varabel kategor apakah terjad ketdakcocokan (dscrepances) dengan apa yang telah dekspektaskan sebelumnya, ketdakcocokan (dscrepances) terjad jka: 1. Suatu perstwa yang terjad lebh besar dar yang dekspektaskan atau dengan kata lan lebh serng terjad (CFAtype), dan 2. Suatu perstwa yang terjad lebh kecl dar yang dekspektaskan atau dengan kata lan lebh jarang terjad (CFAanttype). Pada dasarnya, metode CFA tdak memfokuskan apakah suatu model akan cocok dengan data. Karena pada analss n hanya ngn dperlhatkan fenomena atau konfguras yang memang secara sgnfkan kejadannya jauh dar apa yang telah dharapkan dar model yang terbentuk. Beberapa tahapan pada pengujan CFA adalh sebaga berkut: 1. Pemlhanbase model dan pengestmasan nla frekuens ekspektas dar suatu sel. 2. Melakukan tes sgnfkans dan pengdentfkasan apakah konfguras masuk ke dalam type dan anttype. 3. Melakukan nterpretas type dan anttype. 2.1 Penentuan Base ModelCFA Dalam CFA,base model dgunakan untuk mereflekskan asums teorkal mengena sfat dar varabel apakah memlk status yang sama atau terbag menjad predktor dan krtera. Base model juga dgunakan untuk mempertmbangkan skema pengamblan sampel bagamana data dperoleh. Base modelcfa memperhtungkan semua efek yang tdak menjad perhatan bag penelt dan dasumskan bahwa base model gagal untuk Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
3 menggambarkan data dengan bak. Jka type dan anttype muncul, menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara base model dan data. CFA base model harus memenuh tga krtera berkut: 1. Palng tdak ada satu alasan untuk dscrepances (ketdakcocokan) antara frekuens observas dan frekuens ekspektas (dharapkan) yang dtanda dengan munculnya type atau anttype. 2. Parsmon: model-model dasar harus sesederhana mungkn dan order serendah mungkn. 3. Pertmbangan skema pengamblan sampel: skema pengamblan sampel dar seluruh varabel harus dpertmbangkan. Skema pengamblan sampel dapat mempengaruh base model yang dplh. Data yang dambl dasumskan telah dambl dar suatu populas dmana base model memberkan gambaran yang vald dar dstrbus frekuens dalam tabel slang tersebut. Skema pengamblan sampel dgunakan untuk menentukan estmas nla frekuens ekspektas suatu sel (Von Eye, [3]). Berkut n akan djelaskan beberapa contoh model log lner yang basa dgunakan. Jka tdak ada varabel yang mempengaruh model (zero order), model log lner (Von Eye, [3]) secara umum adalah sebaga berkut: LogE( Y ) (1) dmana EY ( ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum Jka semua varabel mempunya status yang sama, dan hanya man effect yang dgunakan (frst order), model log lner (Von Eye, 2002) secara umum adalah sebaga berkut: LogE( Y ) A B... j... j dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama faktor A pada kategor ke- B = Efek utama faktor B pada kategor ke-j j Jka varabel yang akan dtelt terbag menjad predktor dan krtera, msal terdapat dua predktor A dan B dan dua krtera C dan D maka, model log lner (Von Eye, 2002) yang dgunakan adalah sebaga berkut: LogE( Y ) A B AB C D CD jkl j j k l kl dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama faktor A pada kategor ke- B j C k D l AB j = Efek utama faktor B pada kategor ke-j = Efek utama faktor C pada kategor ke-k = Efek utama faktor D pada kategor ke-l = Interaks faktor A dan B pada kategor ke- dan ke-j CD = Interaks faktor C dan D pada kategor ke-k dan ke-l kl Model log lner tersebut dasumskan bahwa penelt tdak mengngnkan adanya nteraks antar predktor dan krtera. Apabla penelt mengngnkan tdak adanya (2) (3) Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
4 nteraks antar predktor tetap terdapat nteraks antar krtera, model log lner (Von Eye, [3]) yang dgunakan adalah sebaga berkut: LogE( Y ) A B AB C D jkl j j k l dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama faktor A pada kategor ke- B j C k D l AB j = Efek utama faktor B pada kategor ke-j = Efek utama faktor C pada kategor ke-k = Efek utama faktor D pada kategor ke-l = Interaks faktor A dan B pada kategor ke- dan ke-j 2.2 Samplng Scheme (Skema Pengamblan Sampel) Terdapat dua skema pengamblan sampel yang dapat dgunakan yatu Multnomal Samplngdan ProductMultnomal Samplng yang berguna untuk menentukan estmas nla dar frekuens harapan suatu sel (Von Eye,[3]). Pada peneltan n akan dgunakan Multnomal Samplng. Multnomal Samplng dgunakan apabla jumlah sampel dtentukan terlebh dahulu baru kemudan dmasukan ke dalam sel tabel slang berdasarkan pengamatan yang telah dlakukan. Suatu dstrbus multnomal dengan frekuens sel Y 1,...,Y N dengan peluang tap sel adalah θ 1,...,θ N dengan nla n yang telah dtentukan sebelumnya (Dobson, [2]) adalah sebaga berkut: N y f ( y; n) n! y! 1 (5) (4) N n y 1 dmana 1 dan 1 N 2.3 Base Model Log Lner dan Pengestmasan Expected Frequency Base model Log Lner dapat menjelaskan asums teorkal bahwa pada Model Log Lner terdapat suatu asums bahwa model tersebut mengasumskan semua varabel mempunya status yang sama sebaga suatu respon (Agrest, [1]). Tetap apabla suatu peneltan mengasumskan varabel-varabel tersebut terbag menjad predktor dan krtera maka terdapat beberapa hal yang harus dperhatkan (Von Eye, [2] Jka penelt tdak mengngnkan adanya efek yang menghubungkan antar predktor dan antar krtera maka dapat dbuat nteraks antar predktor dan antar krtera pada base model. Jka terdapattype dan anttype, menjelaskan bahwa adanya hubungan antar predktor dan antar krtera tetap bukan antar predktor dan krtera Type dan anttype dapat muncul hanya jka ada hubungan yang bukan bagan dar base model. Jka penelt berharap bahwa type dan anttype mencermnkan kejadan selan asosas varabel, efek utama harus menjad bagan dar base model. Model Log Lner untuk Predktor Untuk melhat adanya nteraks antar predktor, dapat dlakukan dengan menggunakan pengujan man effect antar predktor. Jka terdapat type atau anttype artnya memang terdapat nteraks antar predktor. Model Log Lner untuk melhat ada atau tdaknya nteraks antarpredktor(von Eye, [3])adalah sebaga berkut: Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
5 ( ) (6) dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama Faktor Tngkat penddkan anak pada kategor ke- B j C k D l = Efek utama Faktor Jens kelamn pada kategor ke-j = Efek utama Faktor Penddkan Ibu pada kategor ke-k = Efek utama Faktor Penddkan Ayah pada kategor ke-l Model Log Lner dengan Interaks Predktor dan Krtera Apabla terdapat nteraks antar predktornya maka model log lner untuk data (Von Eye, [3]) adalah sebaga berkut: ( ) (7) 2.4 Pengestmasan Frekuens Ekspektas Penaksran terhadap ekspektas frekuens konfguras (E(Y jkl )) dgunakan dengn menggunakan metode Maksmum Lkelhood. Fungs dar dstrbus multnomal dengan frekuens sel Y 1,...,Y N dengan peluang tap sel adalah θ 1,...,θ N dengan nla n yang telah dtentukan sebelumnya (Dobson, [2]) adalah sebaga berkut: N y f ( y; n) n! (8) y! Dmana n N y dan N Maxmum Lkelhood Estmator dar parameter θ untuk E(Y ) yatu: t Y n 0 n 1 Y (9) Sehngga dperoleh ( ) dan ( ) Uj Independens Predktor Untuk menguj ndependens dar predktor, menggunakan man effect dengan hpotess (Dobson, 1983)adalah sebaga berkut: H 0 : ( ) (tdak terdapat asosas antar varabel predktor) H 1 : ( ) (terdapat asosas antar varabel predktor) Apabla pada uj ndependens secara parsal antar predktor muncul type dan anttype artnya terdapat asosas d antara predktor. Dengan demkan dbuat nteraks antar predktor. Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
6 Uj Independens Interaks Predktor dan Krtera Untuk menguj ndependens nteraks predktor dan krtera, menggunakan man effect dengan hpotess (Dobson, [3]) adalah sebaga berkut: H 0 : ( ) (tdak terdapat nteraks antar varabel predktor dan krtera) H 1 : ( ) (terdapat nteraks antar varabel predktor dan krtera) Apabla pada uj ndependens secara parsal antara predktor dan krtera muncul type dan anttype artnya terdapat asosas d antarakeduanya. 2.5 Metode Bonferron untuk Melhat Sgnfkans Konfguras Metode Bonferron merupakan metode penyesuaan untuk α. Karena nla α untuk setap konfguras berbeda dengan α keseluruhan maka perlu dlakukan penyesuaan untuk menetapkan sgnfkans nomnal α terhadap kesalahan pengujan. Jka α adalah kesalahan α dar test untuk konfguras ke- dan T adalah jumlah konfguras, maka α* merupakan probabltas bahwa setdaknya satu tes mengarah pada penolakan H 0 (Von Eye, [2]). Penyesuaan dapat dlakukan dengan rumusan sebaga berkut: * T (10) dmana: T= banyaknya konfguras Untuk melhat sgnfkans konfguras apakah terdapat penympangan dar base model yang terbentuk maka dlakukan pengujan dengan hpotess sebaga berkut: H 0 : E(N) = E (nla frekuens observas sama dengan nla frekuens ekspektas) H 1 : E(N) E (nla frekuens observas tdak sama dengan nla frekuens ekspektas) Statstk uj: N E z E (11) dmana: = konfguras ke- N = frekuens observas konfguras ke- E = frekuens ekspektas konfguras ke- Krtera uj: Tolak H 0 jka p-value α* Terma H 0 jka p-value >α* 2.6 Identfkas Hasl Tes Sgnfkans Pada langkah n dlakukan pengdentfkasan hasl dar tes sgnfkans konfguras apakah konfguras merupakan type, anttype, atau telah sesua dengan base model. Eksploras dalamcfa melbatkan tes sgnfkans untuk setap sel dalam tabel slang. Prosedur n dapat menyebabkan kesalahan pengujan α oleh karena tu, setelah melakukan tes sgnfkans dan sebelum pengdentfkasan konfguras sebaga type atau anttype, perlu dlakukan penyesuaan untuk α. Setelah dlakukan pengujan sgnfkans konfguras menggunakan Bonferron, dlakukan pengdentfkasan apaka konfguras termasuk ke dalam type atau anttype. Jka p-value lebh besar dar pada α* (α yang dsesuakan) berart tdak munculnya type atau anttype dengan kata lan konfguras tersebut sudah sesua dengan base model yang Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
7 terbentuk. Sedangkan jka p-value lebh kecl sama dengan dar α* maka akan muncul type atau anttype yang berart terjad penympangan dar base model yang terbentuk. 2.7 Interpretas Type dan Anttype Pada tahap n dlakukan penentuan dar model CFA yang dajukan berdasarkan hasl uj sgnfkans konfguras. Apakah model menghaslkan type atau anttype. Interpretas dfokuskan pada masng-masng konfguras yang menghaslkan type atau anttype. Interpretastype dan anttype bergantung pada art dar konfguras tu sendr. Type menunjukan bahwa konfguras tersebut terjad lebh serng dar yang dekspektaskan. Sedangkan anttype menunjukan konfguras tertentu lebh jarang terjad dar yang telah dekspektaskan. Dengan kata lan, karena dalam peneltan n data varabel dbag menjad predktor dan krtera maka type menunjukan bahwa konfguras predktor tertentu memungknkan untuk terjadnya krtera tertentu. Sedangkan anttype menunjukan bahwa konfguras predktor tertentu tdak memungknkan terjadnya krtera tertentu. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah pertama akan dlakukan analss untuk melhat ndependens d antara predktor. Setelah tu akan dlakukan analss antara predktor dan krtera. Analss Predktor Untuk uj ndependens predktor secara parsal djelaskan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Tabel Hasl Analss Predktor Berdasarkan tabel 3.1, asosas d antara varabel dtanda dengan munculnya typeatauanttype, dalam hal n munculnya keduanya yang menjelaskan bahwa terdapat asosas d antara varabel predktor artnya dapat dlanjutkan pada analss antara predktor dan krtera. Analss Antara Predktor dan Krtera Analss antara predktor dan krtera dlakukan untuk melhat penympangan yang terjad sepert djelaskan pada tabel 3.2. Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
8 Tabel 3.2 Tabel Hasl Analss antara Predktor dan Krtera Berdasarkan tabel d atas dapat dlhat munculnya type menunjukan bahwa terdapat penympangan dar base model yang terbentuk. Penympangan n merupakanhasl konfguras dar varabel. Kolom ketga menunjukan varabel krtera yatu tngkat penddkan anak. Dua dgt angka pertama menunjukan konfguras varabel predktor. Interpretas Konfguras DalamCFA dfokuskan terhadap konfguras hasl analss yang dtanda dengan munculnya type atauanttype, hasl analss tersebut menunjukan bahwa model konfguras tersebut sgnfkan. Sedangkan untuk konfguras yang tdak muncul type atauanttype menjelaskan bahwa konfguras tersebut sudah sesua dengan base model. Berdasarkan hasl analss data, type muncul pada: 2 1 : Seorang anak lak-lak dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, 3 2 : Seorang anak lak-lak dengan bu tdak tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, 7 2 : Seorang anak lak-lak dengan bu tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, 10 1 : Seorang anak perempuan dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, 15 2 : Seorang anak perempuan dengan bu tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, Berdasarkan hasl analss data, anttype muncul pada: 2 4 : Seorang anak lak-lak dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
9 7 1 : Seorang anak lak-lak dengan bu tdak tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, 10 2 : Seorang anak perempuan dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, 15 1 : Seorang anak perempuan dengan bu tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat. Tabel 3.3 menjelaskan konfguras dar tabel frekuens. Tabel 3.3. Tabel Kontngens Jens Kelamn Pra Penddkan Ibu Penddkan Ayah Lokas Sekolah Penddkan Anak Observed Expected Count Count Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
10 Wanta SIMPULAN Berdasarkan analss yang telah dlakukan, dapat dsmpulkan bahwa hasl type dan anttype salng mendukung. Terlhat bahwa penddkan orang tua dan lokas sekolah d perkotaan cenderung memacu seorang anak untuk dapat lulus dar. Hal n Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
11 mengndkaskan bahwa sekolah d pedesaan perlu dlakukan penngkatan bak dalam segala bdang dan perlu adanya sosalsas khususnya bag para orang tua yang tdak tamat untuk dapat mendukung anak-anaknya bersekolah palng tdak sampa dengan. DAFTAR PUSTAKA [1] Agrest, A An Introductonal to Categorcal Analyss. John Wlley & Sons, Inc. New York. [2] Dobson, A. J Introducton to Statstcal Modellng. Chapman and Hall Ltd: London [3] Von Eye, A Confgural Frequency Analyss: Methods, Models, and Aplcatons. Lawrence Erlbaum Assocates: London. Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng
Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA
Lebih terperinciPEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR
PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,
Lebih terperinciPENERAPAN CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (CFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI KOTA CIREBON (Studi Kasus PT.
Jurnal Ilmah Matematka dan Penddkan Matematka (JMP) Vol. 9 No. 2, Desember 2017, hal. 75-86 ISSN (Cetak) : 2085-1456; ISSN (Onlne) : 2550-0422; https://jmpunsoed.com/ PENERAPAN CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa
BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciUJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD
UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi
LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciUKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a
UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5
33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciMULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari
MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan
Lebih terperinciKecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi
Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciPost test (Treatment) Y 1 X Y 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN
AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah
Lebih terperinciSOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II
SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode
34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER
UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan
Lebih terperinciV ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI
Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciKORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /
KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciPemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes
Jurnal Matematka, Statstka & Komputas 1 Vol. 4 No. Januar 008 Pemetaan Penyakt Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Emprcal Bayes Ansa Abstrak Peneltan n mengkaj penggunaan model Emprcal Bayes
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciPROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI
JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324
JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper
Lebih terperinciHubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya
Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes
Lebih terperinciI. PENGANTAR STATISTIKA
1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciPEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.
PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinci(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot)
(DS.) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Stud kasus untuk Desan Splt Plot) Sr Mulyan Sanro Dra, M.Stat, Enny Supartn Dra, MS. Jurusan Statstka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau
Lebih terperinci