EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS"

Transkripsi

1 EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran ABSTRAK. Tngkat penddkan masyarakat d Indonesa perlu terus-menerus dtngkatkan. Dalam hal efektvtas pelaksanaannya, perlu adanya target khusus daerah mana yang tngkat penddkannya mash kurang dan perlu dlakukan pennjauan khusus kedaerah tersebut. Beberapa karakterstk yang akan damat adalah tngkat penddkan anak, tngkat penddkan orang tua (ayah dan bu), lokas sekolah, dan jens kelamn. Peneltan n dkhususkan dlakukan pada wlayah Jawa Barat dengan melbatkan 1050 sampel masyarakat d wlayah n. Frst Order Confgural Frequency Analyss adalah salah satu metode yang tepat dgunakan untuk melhat karakterstk masyarakat dengan tngkat penddkan tertentu sehngga nantnya akan terlhat cr-cr atau karakterstk masyarakat mana yang perlu lebh dtngkatkan level penddkannya. Kelebhan dar analss n adalah dapat menemukan konfguras mana yang menympang dar model sehngga dapat dtemukan karakterstk masyarakat mana yang menympang dar base model yatu model log lnear dtanda dengan munculnya anttype, dan sebalknya yang benarbenar mendukung model atau muncul type. Dengan kata lan, dharapkan target tdak salah sasaran. Hasl dar peneltan n adalah bahwa ternyata masyarakat dengan karakterstk sekolah d perkotaan, dengan tngkat penddkan kedua orang tua tamat berjens kelamn perempuan dan lak-lak cenderung tamat, sedangkan yang bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat. Kata Kunc: Confgural Frequency Analyss; Tngkat Penddkan Kabupaten Bandung; Analss Data Kategor 1. PENDAHULUAN Tngkat penddkan masyarakat d Indonesa perlu terus-menerus dtngkatkan.dalam hal efektvtas pelaksanaannya, perlu adanya target khusus daerah mana yang tngkat penddkannya mash kurang dan perlu dlakukan pennjauan khusus kedaerah tersebut. Beberapa karakterstk yang akan damat adalah tngkat penddkan anak, tngkat penddkan orang tua (ayah dan bu), lokas sekolah, dan jens kelamn. Peneltan n dkhususkan dlakukan pada Provns jawa Barat dengan melbatkan 1050 sampel masyarakat d Provns Jawa Barat. Confgural Frequency Analyss (CFA) merupakanmetode statstka yang memungknkan seseorang untuk menentukan apakah kejadan yang tak terduga secara sgnfkan berbeda dar yang dharapkan. Idenya adalah bahwa untuk setap perstwa frekuens yang dharapkan dtentukan, kemudan dbandngkan dengan frekuens yang damat apakah berbeda dar apa yang dperkrakan secara acak. CFA (Lenert dalam Von Eye 2002) adalah sebuah metode dar analss data eksploras. Tujuan dar Confgural Frequency Analyss adalah untuk mendeteks pola konfguras dalam data yang terjad secara sgnfkan lebh atau kurang dar yang dekspektaskan (dharapkan). Selan tu, CFA (Von Eye, [3]) merupakan metode untuk mengdentfkas konfguras dar varabel Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

2 kategor dalam tabel slang multdmens. CFA memlk beberapa kelebhan dbandngkan dengan metode lan, yatu: 1. CFA dapat melhat konfguras dar kategor dalam varabelnya. 2. Dengan CFA kta dapat melhat penympangan dar base model yang terbentuk. Jens data yang dgunakan dalam CFA adalah pasangan kategor.hal n ddasarkan atas pengertan dar konfguras (Lenert dalam Von Eye [3]) yatu pasangan kategor yang menjelaskan suatu sel dar suatu tabel slang. Frst Order Confgural Frequency Analyss adalah salah satu metode yang tepat dgunakan untuk melhat karakterstk masyarakat dengan tngkat penddkan tertentu sehngga nantnyaakan terlhat cr-cr atau karakterstk masyarakat mana yang perlu lebh dtngkatkan level penddkannya. Kelebhan dar analss n adalah dapat menemukan konfguras mana yang menympang dar model sehngga dapat dtemukan karakterstk masyarakat mana yang menympang dar base model yatu model log lnear dtanda dengan munculnya anttype, dan sebalknya yang benar-benar mendukung model atau muncul type.dengan kata lan, dharapkan target tdak salah sasaran. 2. METODE PENELITIAN Data yang akan dgunakan adalah data sekunder PenddkanProvns Jawa Barat dengan varabel-varabel peneltan sebaga berkut: 1. Tngkat Penddkan Anak; (1) dan (2), 2. Jens Kelamn; Pra (1) dan Wanta (2), 3. Tngkat Penddkan Ibu; (1) dan (2), 4. Tngkat Penddkan Ayah; (1) dan (2), 5. Lokas; (1) dan (2) Confgural Frequency Analyss (CFA)adalahsuatu metode yang dgunakan untuk mengdentfkas pola (konfguras) dar varabel kategor apakah terjad ketdakcocokan (dscrepances) dengan apa yang telah dekspektaskan sebelumnya, ketdakcocokan (dscrepances) terjad jka: 1. Suatu perstwa yang terjad lebh besar dar yang dekspektaskan atau dengan kata lan lebh serng terjad (CFAtype), dan 2. Suatu perstwa yang terjad lebh kecl dar yang dekspektaskan atau dengan kata lan lebh jarang terjad (CFAanttype). Pada dasarnya, metode CFA tdak memfokuskan apakah suatu model akan cocok dengan data. Karena pada analss n hanya ngn dperlhatkan fenomena atau konfguras yang memang secara sgnfkan kejadannya jauh dar apa yang telah dharapkan dar model yang terbentuk. Beberapa tahapan pada pengujan CFA adalh sebaga berkut: 1. Pemlhanbase model dan pengestmasan nla frekuens ekspektas dar suatu sel. 2. Melakukan tes sgnfkans dan pengdentfkasan apakah konfguras masuk ke dalam type dan anttype. 3. Melakukan nterpretas type dan anttype. 2.1 Penentuan Base ModelCFA Dalam CFA,base model dgunakan untuk mereflekskan asums teorkal mengena sfat dar varabel apakah memlk status yang sama atau terbag menjad predktor dan krtera. Base model juga dgunakan untuk mempertmbangkan skema pengamblan sampel bagamana data dperoleh. Base modelcfa memperhtungkan semua efek yang tdak menjad perhatan bag penelt dan dasumskan bahwa base model gagal untuk Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

3 menggambarkan data dengan bak. Jka type dan anttype muncul, menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara base model dan data. CFA base model harus memenuh tga krtera berkut: 1. Palng tdak ada satu alasan untuk dscrepances (ketdakcocokan) antara frekuens observas dan frekuens ekspektas (dharapkan) yang dtanda dengan munculnya type atau anttype. 2. Parsmon: model-model dasar harus sesederhana mungkn dan order serendah mungkn. 3. Pertmbangan skema pengamblan sampel: skema pengamblan sampel dar seluruh varabel harus dpertmbangkan. Skema pengamblan sampel dapat mempengaruh base model yang dplh. Data yang dambl dasumskan telah dambl dar suatu populas dmana base model memberkan gambaran yang vald dar dstrbus frekuens dalam tabel slang tersebut. Skema pengamblan sampel dgunakan untuk menentukan estmas nla frekuens ekspektas suatu sel (Von Eye, [3]). Berkut n akan djelaskan beberapa contoh model log lner yang basa dgunakan. Jka tdak ada varabel yang mempengaruh model (zero order), model log lner (Von Eye, [3]) secara umum adalah sebaga berkut: LogE( Y ) (1) dmana EY ( ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum Jka semua varabel mempunya status yang sama, dan hanya man effect yang dgunakan (frst order), model log lner (Von Eye, 2002) secara umum adalah sebaga berkut: LogE( Y ) A B... j... j dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama faktor A pada kategor ke- B = Efek utama faktor B pada kategor ke-j j Jka varabel yang akan dtelt terbag menjad predktor dan krtera, msal terdapat dua predktor A dan B dan dua krtera C dan D maka, model log lner (Von Eye, 2002) yang dgunakan adalah sebaga berkut: LogE( Y ) A B AB C D CD jkl j j k l kl dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama faktor A pada kategor ke- B j C k D l AB j = Efek utama faktor B pada kategor ke-j = Efek utama faktor C pada kategor ke-k = Efek utama faktor D pada kategor ke-l = Interaks faktor A dan B pada kategor ke- dan ke-j CD = Interaks faktor C dan D pada kategor ke-k dan ke-l kl Model log lner tersebut dasumskan bahwa penelt tdak mengngnkan adanya nteraks antar predktor dan krtera. Apabla penelt mengngnkan tdak adanya (2) (3) Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

4 nteraks antar predktor tetap terdapat nteraks antar krtera, model log lner (Von Eye, [3]) yang dgunakan adalah sebaga berkut: LogE( Y ) A B AB C D jkl j j k l dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama faktor A pada kategor ke- B j C k D l AB j = Efek utama faktor B pada kategor ke-j = Efek utama faktor C pada kategor ke-k = Efek utama faktor D pada kategor ke-l = Interaks faktor A dan B pada kategor ke- dan ke-j 2.2 Samplng Scheme (Skema Pengamblan Sampel) Terdapat dua skema pengamblan sampel yang dapat dgunakan yatu Multnomal Samplngdan ProductMultnomal Samplng yang berguna untuk menentukan estmas nla dar frekuens harapan suatu sel (Von Eye,[3]). Pada peneltan n akan dgunakan Multnomal Samplng. Multnomal Samplng dgunakan apabla jumlah sampel dtentukan terlebh dahulu baru kemudan dmasukan ke dalam sel tabel slang berdasarkan pengamatan yang telah dlakukan. Suatu dstrbus multnomal dengan frekuens sel Y 1,...,Y N dengan peluang tap sel adalah θ 1,...,θ N dengan nla n yang telah dtentukan sebelumnya (Dobson, [2]) adalah sebaga berkut: N y f ( y; n) n! y! 1 (5) (4) N n y 1 dmana 1 dan 1 N 2.3 Base Model Log Lner dan Pengestmasan Expected Frequency Base model Log Lner dapat menjelaskan asums teorkal bahwa pada Model Log Lner terdapat suatu asums bahwa model tersebut mengasumskan semua varabel mempunya status yang sama sebaga suatu respon (Agrest, [1]). Tetap apabla suatu peneltan mengasumskan varabel-varabel tersebut terbag menjad predktor dan krtera maka terdapat beberapa hal yang harus dperhatkan (Von Eye, [2] Jka penelt tdak mengngnkan adanya efek yang menghubungkan antar predktor dan antar krtera maka dapat dbuat nteraks antar predktor dan antar krtera pada base model. Jka terdapattype dan anttype, menjelaskan bahwa adanya hubungan antar predktor dan antar krtera tetap bukan antar predktor dan krtera Type dan anttype dapat muncul hanya jka ada hubungan yang bukan bagan dar base model. Jka penelt berharap bahwa type dan anttype mencermnkan kejadan selan asosas varabel, efek utama harus menjad bagan dar base model. Model Log Lner untuk Predktor Untuk melhat adanya nteraks antar predktor, dapat dlakukan dengan menggunakan pengujan man effect antar predktor. Jka terdapat type atau anttype artnya memang terdapat nteraks antar predktor. Model Log Lner untuk melhat ada atau tdaknya nteraks antarpredktor(von Eye, [3])adalah sebaga berkut: Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

5 ( ) (6) dmana EY ( jk ) = frekuens dharapkan setap sel. = ntercept atau constant atau rata-rata umum A = Efek utama Faktor Tngkat penddkan anak pada kategor ke- B j C k D l = Efek utama Faktor Jens kelamn pada kategor ke-j = Efek utama Faktor Penddkan Ibu pada kategor ke-k = Efek utama Faktor Penddkan Ayah pada kategor ke-l Model Log Lner dengan Interaks Predktor dan Krtera Apabla terdapat nteraks antar predktornya maka model log lner untuk data (Von Eye, [3]) adalah sebaga berkut: ( ) (7) 2.4 Pengestmasan Frekuens Ekspektas Penaksran terhadap ekspektas frekuens konfguras (E(Y jkl )) dgunakan dengn menggunakan metode Maksmum Lkelhood. Fungs dar dstrbus multnomal dengan frekuens sel Y 1,...,Y N dengan peluang tap sel adalah θ 1,...,θ N dengan nla n yang telah dtentukan sebelumnya (Dobson, [2]) adalah sebaga berkut: N y f ( y; n) n! (8) y! Dmana n N y dan N Maxmum Lkelhood Estmator dar parameter θ untuk E(Y ) yatu: t Y n 0 n 1 Y (9) Sehngga dperoleh ( ) dan ( ) Uj Independens Predktor Untuk menguj ndependens dar predktor, menggunakan man effect dengan hpotess (Dobson, 1983)adalah sebaga berkut: H 0 : ( ) (tdak terdapat asosas antar varabel predktor) H 1 : ( ) (terdapat asosas antar varabel predktor) Apabla pada uj ndependens secara parsal antar predktor muncul type dan anttype artnya terdapat asosas d antara predktor. Dengan demkan dbuat nteraks antar predktor. Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

6 Uj Independens Interaks Predktor dan Krtera Untuk menguj ndependens nteraks predktor dan krtera, menggunakan man effect dengan hpotess (Dobson, [3]) adalah sebaga berkut: H 0 : ( ) (tdak terdapat nteraks antar varabel predktor dan krtera) H 1 : ( ) (terdapat nteraks antar varabel predktor dan krtera) Apabla pada uj ndependens secara parsal antara predktor dan krtera muncul type dan anttype artnya terdapat asosas d antarakeduanya. 2.5 Metode Bonferron untuk Melhat Sgnfkans Konfguras Metode Bonferron merupakan metode penyesuaan untuk α. Karena nla α untuk setap konfguras berbeda dengan α keseluruhan maka perlu dlakukan penyesuaan untuk menetapkan sgnfkans nomnal α terhadap kesalahan pengujan. Jka α adalah kesalahan α dar test untuk konfguras ke- dan T adalah jumlah konfguras, maka α* merupakan probabltas bahwa setdaknya satu tes mengarah pada penolakan H 0 (Von Eye, [2]). Penyesuaan dapat dlakukan dengan rumusan sebaga berkut: * T (10) dmana: T= banyaknya konfguras Untuk melhat sgnfkans konfguras apakah terdapat penympangan dar base model yang terbentuk maka dlakukan pengujan dengan hpotess sebaga berkut: H 0 : E(N) = E (nla frekuens observas sama dengan nla frekuens ekspektas) H 1 : E(N) E (nla frekuens observas tdak sama dengan nla frekuens ekspektas) Statstk uj: N E z E (11) dmana: = konfguras ke- N = frekuens observas konfguras ke- E = frekuens ekspektas konfguras ke- Krtera uj: Tolak H 0 jka p-value α* Terma H 0 jka p-value >α* 2.6 Identfkas Hasl Tes Sgnfkans Pada langkah n dlakukan pengdentfkasan hasl dar tes sgnfkans konfguras apakah konfguras merupakan type, anttype, atau telah sesua dengan base model. Eksploras dalamcfa melbatkan tes sgnfkans untuk setap sel dalam tabel slang. Prosedur n dapat menyebabkan kesalahan pengujan α oleh karena tu, setelah melakukan tes sgnfkans dan sebelum pengdentfkasan konfguras sebaga type atau anttype, perlu dlakukan penyesuaan untuk α. Setelah dlakukan pengujan sgnfkans konfguras menggunakan Bonferron, dlakukan pengdentfkasan apaka konfguras termasuk ke dalam type atau anttype. Jka p-value lebh besar dar pada α* (α yang dsesuakan) berart tdak munculnya type atau anttype dengan kata lan konfguras tersebut sudah sesua dengan base model yang Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

7 terbentuk. Sedangkan jka p-value lebh kecl sama dengan dar α* maka akan muncul type atau anttype yang berart terjad penympangan dar base model yang terbentuk. 2.7 Interpretas Type dan Anttype Pada tahap n dlakukan penentuan dar model CFA yang dajukan berdasarkan hasl uj sgnfkans konfguras. Apakah model menghaslkan type atau anttype. Interpretas dfokuskan pada masng-masng konfguras yang menghaslkan type atau anttype. Interpretastype dan anttype bergantung pada art dar konfguras tu sendr. Type menunjukan bahwa konfguras tersebut terjad lebh serng dar yang dekspektaskan. Sedangkan anttype menunjukan konfguras tertentu lebh jarang terjad dar yang telah dekspektaskan. Dengan kata lan, karena dalam peneltan n data varabel dbag menjad predktor dan krtera maka type menunjukan bahwa konfguras predktor tertentu memungknkan untuk terjadnya krtera tertentu. Sedangkan anttype menunjukan bahwa konfguras predktor tertentu tdak memungknkan terjadnya krtera tertentu. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah pertama akan dlakukan analss untuk melhat ndependens d antara predktor. Setelah tu akan dlakukan analss antara predktor dan krtera. Analss Predktor Untuk uj ndependens predktor secara parsal djelaskan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Tabel Hasl Analss Predktor Berdasarkan tabel 3.1, asosas d antara varabel dtanda dengan munculnya typeatauanttype, dalam hal n munculnya keduanya yang menjelaskan bahwa terdapat asosas d antara varabel predktor artnya dapat dlanjutkan pada analss antara predktor dan krtera. Analss Antara Predktor dan Krtera Analss antara predktor dan krtera dlakukan untuk melhat penympangan yang terjad sepert djelaskan pada tabel 3.2. Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

8 Tabel 3.2 Tabel Hasl Analss antara Predktor dan Krtera Berdasarkan tabel d atas dapat dlhat munculnya type menunjukan bahwa terdapat penympangan dar base model yang terbentuk. Penympangan n merupakanhasl konfguras dar varabel. Kolom ketga menunjukan varabel krtera yatu tngkat penddkan anak. Dua dgt angka pertama menunjukan konfguras varabel predktor. Interpretas Konfguras DalamCFA dfokuskan terhadap konfguras hasl analss yang dtanda dengan munculnya type atauanttype, hasl analss tersebut menunjukan bahwa model konfguras tersebut sgnfkan. Sedangkan untuk konfguras yang tdak muncul type atauanttype menjelaskan bahwa konfguras tersebut sudah sesua dengan base model. Berdasarkan hasl analss data, type muncul pada: 2 1 : Seorang anak lak-lak dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, 3 2 : Seorang anak lak-lak dengan bu tdak tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, 7 2 : Seorang anak lak-lak dengan bu tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, 10 1 : Seorang anak perempuan dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, 15 2 : Seorang anak perempuan dengan bu tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, Berdasarkan hasl analss data, anttype muncul pada: 2 4 : Seorang anak lak-lak dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

9 7 1 : Seorang anak lak-lak dengan bu tdak tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat, 10 2 : Seorang anak perempuan dengan bu dan ayah yang tdak tamat serta bersekolah d pedesaan cenderung tdak tamat, 15 1 : Seorang anak perempuan dengan bu tamat dan ayah yang tamat serta bersekolah d perkotaan cenderung tamat. Tabel 3.3 menjelaskan konfguras dar tabel frekuens. Tabel 3.3. Tabel Kontngens Jens Kelamn Pra Penddkan Ibu Penddkan Ayah Lokas Sekolah Penddkan Anak Observed Expected Count Count Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

10 Wanta SIMPULAN Berdasarkan analss yang telah dlakukan, dapat dsmpulkan bahwa hasl type dan anttype salng mendukung. Terlhat bahwa penddkan orang tua dan lokas sekolah d perkotaan cenderung memacu seorang anak untuk dapat lulus dar. Hal n Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

11 mengndkaskan bahwa sekolah d pedesaan perlu dlakukan penngkatan bak dalam segala bdang dan perlu adanya sosalsas khususnya bag para orang tua yang tdak tamat untuk dapat mendukung anak-anaknya bersekolah palng tdak sampa dengan. DAFTAR PUSTAKA [1] Agrest, A An Introductonal to Categorcal Analyss. John Wlley & Sons, Inc. New York. [2] Dobson, A. J Introducton to Statstcal Modellng. Chapman and Hall Ltd: London [3] Von Eye, A Confgural Frequency Analyss: Methods, Models, and Aplcatons. Lawrence Erlbaum Assocates: London. Semnar Nasonal Penddkan Matematka Prosdng

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

PENERAPAN CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (CFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI KOTA CIREBON (Studi Kasus PT.

PENERAPAN CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (CFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI KOTA CIREBON (Studi Kasus PT. Jurnal Ilmah Matematka dan Penddkan Matematka (JMP) Vol. 9 No. 2, Desember 2017, hal. 75-86 ISSN (Cetak) : 2085-1456; ISSN (Onlne) : 2550-0422; https://jmpunsoed.com/ PENERAPAN CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes Jurnal Matematka, Statstka & Komputas 1 Vol. 4 No. Januar 008 Pemetaan Penyakt Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Emprcal Bayes Ansa Abstrak Peneltan n mengkaj penggunaan model Emprcal Bayes

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot)

(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot) (DS.) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Stud kasus untuk Desan Splt Plot) Sr Mulyan Sanro Dra, M.Stat, Enny Supartn Dra, MS. Jurusan Statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci