KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

BAB III METODE PENELITIAN

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Bala Keselamatan di Indonesia

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

Pendidikan Sistem Ganda

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

BAB III METODE PENELITIAN

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB III METODE PENELITIAN

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kasus pada Perpustakaan UNIKA St.

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT TESIS Diuun Dalam angka Memenuhi Salah Satu Peryaratan Program Magiter Teknik Sipil Oleh UMMI CHASANAH NIM LA9 MAGISTE TEKNIK SIPIL KONSENTASI MANAJEMEN KONSTUKSI UNIVESITAS DIPNEGOO SEMAANG i

LEMBA PENGESAHAN KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT Diuun Oleh : UMMI CHASANAH LA9 Dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal Pebruari Tei ini telah diterima ebagai alah atu prayarat untuk memperoleh gelar Magiter Teknik Sipil Tim Penguji : Ketua : Ir M Agung Wibowo MM MSc Ph D : Sekretari : Ir Bambang Purwanggono M Eng : Anggota : Jati Utomo DH ST MM M Sc Ph D : Anggota : Dr Ir Suharyanto M Sc : Semarang Pebruari Univerita Diponegoro Program Pacaarjana Magiter Teknik Sipil Dr Ir Bambang iyanto DEA NIP 96 987 ii

LEMBA PENGESAHAN KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT TESIS Diuun Oleh : UMMI CHASANAH LA9 Tei ini telah diterima untuk dieminarkan pada tanggal Pebruari Pembimbing I Pembimbing II Ir MAgung WibowoMMMScPhD Ir Bambang Purwanggono M Eng iii

PENYATAAN KEASLIAN KAYA ILMIAH Dengan ini aya Ummi Chaanah menyatakan bahwa Karya Ilmiah Tei ini adalah ali hail karya aya dan Karya Ilmiah Tei ini belum pernah diajukan ebagai pemenuhan peryaratan untuk memperoleh gelar Magiter Strata Dua (S) dari Univerita Diponegoro maupun perguruan tinggi lainnya Semua informai yang dimuat dalam Karya Ilmiah Tei ini yang beraal dari penuli lain baik yang dipublikaikan atau tidak telah diberikan penghargaan dengan mengutip nama umber ecara benar dan emua ii dari Karya Ilmiah Tei ini epenuhnya menjadi tanggung jawab aya ebagai penuli Semarang Pebruari Penuli Ummi Chaanah LA9 iv

ABSTAK Pemilihan pelakanaan proyek kontruki dengan cara kontraktual maupun pemberdayaan mayarakat diharapkan mempertimbangkan berbagai kriteria ub kriteria dan dapat dilakanakan ecara efektif dan efiien Sedangkan kriteria yang dipertimbangkan dalam pelakanaan proyek kontruki antara lain adalah waktu biaya mutu partiipai mayarakat dan adminitrai Permaalahan penelitian ini adalah pemilihan pelakanaan proyek kontruki yang tepat dengan harapan tidak menimbulkan permaalahan di kemudian hari Makud penelitian ini adalah untuk mengevaluai proyek kontruki kontraktual dan proyek kontruki berbai pemberdayaan mayarakat Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk ) untuk menentukan faktor faktor penting dalam memilih pelakanaan proyek kontruki ) menentukan bobot kriteria dan ub kriteria diantara ejumlah alternatif dengan metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) ) memilih pelakanaan proyek kontruki dengan cara kontraktual atau cara pemberdayaan mayarakat dengan metode AHP Data primer yang digunakan diambil dengan metode wawancara dan kuiioner yang kemudian diolah dengan metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) Analii dengan menggunakan metode AHP dilakukan dengan perhitungan eigen vector value dan uji koniteni ehingga diketahui raio koniteni (C) dengan ketentuan nilai C lebih kecil dari atau % Analii dengan metode AHP dilakukan untuk eluruh reponden dari tiap kriteria ub kriteria dan alternatif yang menjadi pilihan pelakanaan proyek kontruki Dari hail analii yang diperoleh kemudian dilakukan validai hail analii AHP dengan metode wawancara dari perwakilan reponden Keimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya berbagai kriteria yang dipertimbangkan antara lain adalah waktu biaya mutu partiipai mayarakat dan admintrai Dengan beberapa ub kriteria yang telah diajikan diantara kriteria terebut erta dengan pilihan alternatif yang ada antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat Dari hail analii kriteria yang ada maka diketahui bobot kriteria yang menjadi pertimbangan pemilihan pelakanaan kontruki Hail dari urutan bobot kriteria adalah ebagai berikut kriteria biaya dengan bobot 6 kemudian kriteria mutu dengan bobot elanjutnya kriteria waktu dengan bobot dan kriteria partiipai mayarakat dengan bobot erta kriteria adminitrai dengan bobot dengan bobot-bobot dari ub kriteria yang ada Setelah itu diketahui juga bobot alternatif antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat Kemudian diketahui bobot kontraktual adalah 69 dan bobot pemberdayaan mayarakat adalah Selanjutnya dilakukan perhitungan bobot alternatif antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat dari tiap-tiap kriteria yang dipertimbangkan Dengan hail analii bahwa yang memilih pelakanaan proyek kontruki ecara kontraktual ada kriteria yaitu kriteria biaya kriteria mutu dan kriteria adminitrai Sedangkan yang memilih pelakanaan proyek kontruki ecara pemberdayaan mayarakat ada kriteria yaitu kriteria waktu dan kriteria partiipai mayarakat Validai hail analii menunjukkan bahwa pelakanaan proyek kontruki lebih baik dilakukan dengan cara kontraktual Walaupun antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat ama ama melakukan kontrak namun kontraktual lebih adanya tanggung jawab yang jela dan berbadan hukum Kata Kunci: kontraktual pemberdayaan mayarakat takeholder Analytical Hierarchy Proce (AHP) validai v

ABSTACT Selection of project implementation and contruction by way of contractual empowerment i expected to conider a variety of criteria ub-criteria and can be carried out effectictively and efficiently While the criteria conidered in the implementation of contruction project include the time cot quality community participation and adminitration The problem of the tudy i the election of the proper implementation of the contruction project with the hope of not caue problem later on The purpoe of thi tudy wa to evaluate the contractual contruction project and contruction project baed on community While the purpoe of thi tudy wa to ) determine the factor an important factor in chooing the implementation of contruction project ) determine the weight of criteria and ub-criteria among a number of alternative to the method of Analytical Hierarchy Proce (AHP) ) electing the implementation of contruction project by way of contractual or how to empower people with AHP Primary data ued are taken by interview and quetionnaire were then proceed by the method of Analytical Hierarchy Proce (AHP) Analyi uing AHP method i done by calculating eigen value vector and tet conitency o know conitency ratio (C) provided the value of C i le than or % Analyi by the method of AHP done for all repondent of each criteria ub-criteria and alternative i the choice of the implantation of contruction project From the analyi reult obtained and validated reult of the AHP analyi by interview of repreentative repondent The concluion from thi tudy howed a range of criteria conidered include time cot quality community participation and adminitration With ome ub-criteria that have been preented between thee criteria and the alternative that exit between contractual and empowerment From the analyi of the exiting criteria the know weight of the election criteria to be conidered contruction The reult of equence weighting criteria era a follow cot criteria weighting 6 then quality criteria with weight then the criteria when weighting and community participation criteria with weight and with weight adminitrative criteria with the weight of ub-criteria After that the weight i alo know to alternate between contractual and empowerment Then know contractual weight i 69 and the weight i empowerment Further calculation of alternative weighting between contractual and empowerment of each criteria conidered With the reult f the analyi are chooing contractual implementation of contruction project there are three criteria : the criteria of cot quality criteria and adminitrative criteria While chooing the project of contruction of community there are criteria : the criteria of time and participation criteria Validation of the reult of the analyi indicate that the implementation of the contruction project i done by contractual Although the contractual and community alikethe ame contract but over the contractual reponibilitie are clear and to legal entitie Keyword : Contractual community takeholder Analytical Hierarchy Proce (AHP) Validation vi

KATA PENGANTA Puji yukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufiq dan hidayah-nya dalam menyeleaikan tei ini dengan judul Komparai Proyek Kontruki Kontraktual dengan Proyek Kontruki Berbai Pemberdayaan Mayarakat dengan Pendekatan Metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) ehingga tei ini dapat dieleaikan dengan baik Pemilihan pelakanaan proyek kontruki oleh para takeholder yang terlibat dalam proyek kontruki antara lain penyedia jaa pengguna anggaran pejabat pembuat komitmen tim pelakana pekerjaan umum dan failitator Maing maing takeholder akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap pelakanaan proyek kontruki Pada tei ini dibaha mengenai pemilihan pelakanaan proyek kontruki antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat Pada keempatan ini penuli ingin mengucapkan terima kaih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam penyeleaian tei ini Oleh karena itu penuli mengucapkan terima kaih yang ebear-bearnya kepada : Dr Ir Bambang iyanto DEA Ketua Program Studi Magiter Teknik Sipil Univerita Diponegoro Semarang Ir M Agung Wibowo MMMScPhD Doen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyuunan tei ini Ir Bambang Purwanggono MEng Doen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyuunan tei ini Teman teman Program Pacaarjana Teknik Sipil Konentrai Manajemen Kontruki angkatan 9 Semua pihak yang tidak dapat aya ebutkan atu peratu yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyuunan tei ini Penuli menyadari bahwa tei ini tidak empurna ehingga penuli berterima kaih ata kritik dan aran untuk membuat tei ini lebih baik Semoga tei ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawaan para pembaca budiman Semarang Pebruari Ummi Chaanah vii

DAFTA ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii ABSTAK iii ABSTACT iv KATA PENGANTA v DAFTA ISI vi DAFTA TABEL ix DAFTA GAMBA xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang umuan Maalah Makud dan Tujuan Penelitian Bataan Penelitian Manfaat Penelitian 6 Sitematika Penulian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kontruki 7 Pengertian Proyek Kontruki 9 Jeni Proyek Kontruki Tahapan - Tahapan Pelakanaan Proyek Kontruki Pengertian Pemberdayaan Mayarakat 6 Pendekatan Pemberdayaan Mayarakat 8 7 Tahapan Tahapan Pelakanaan Pemberdayaan 8 Pengaruh antara Kualita Waktu dan Biaya dalam Pelakanaan Pemba ngunan 9 Metode AHP (Analytical Hierarchy Proce) 8 9 Prinip Daar Metode AHP 9 Perbandingan Berpaangan (Pairwie Comparion) 9 Koniteni Metode AHP viii

9 Proe AHP BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian 6 Tahapan Penelitian 6 Sumber Data 8 Data Primer 8 Data Sekunder Objek Penelitian Pengumpulan Data dan Pembahaan Data Pengumpulan Data Pembahaan Data Tahapan Analii Data Validai Hail Analii AHP (Analythical Hierarchy Proce) BAB IV DATA DAN ANALISIS Dikripi eponden Penelitian a Pendidikan eponden b Pengalaman eponden Project Life Cycle 7 Analii Hirarki Metode Evaluai Proyek Kontruki (Kontraktual dan Pemberdayaan Mayarakat) a Decompoition b Perbandingan Berpaangan (Pairwie Comparion) Hail Interview Data Hail Analii pada Pemangku Kepentingan (Stakeholder) BAB V PEMBAHASAN Tahapan tahapan Pelakanaan Proyek Kontruki Skala Priorita dari eponden Validai Metode Analii Analythical Hierarchy Proce (AHP) ix

BAB VI KESIMPULAN DAN SAAN 6 Keimpulan 6 Saran 6 DAFTA PUSTAKA 7 x

DAFTA TABEL Tabel Skala Fundamental Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel Nilai Pembangkit andom (I) Tabel Pendidikan eponden Tabel Pengalaman eponden 6 Tabel Daftar eponden Penyedia BarangJaa 6 Tabel Faktor-Faktor Kriteria dan Sub Kriteria Model AHP Pada Pelakanaan Proyek Kontruki Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan 8 Tabel 6 Normaliai Matrik Perbandingan Berpaangan 9 Tabel 7 Hail Geomean Kriteria dari Pelakanaan Proyek Kontruki 6 Tabel 8 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan 6 Tabel 9 Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 6 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 6 Tabel Hail Geomean pada Sub Kriteria Waktu 66 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Waktu 66 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 69 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 7 Tabel Hail Geomean pada Sub Kriteria Biaya 7 Tabel 6 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Biaya 7 Tabel 7 Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 7 Tabel 8 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 77 Tabel 9 Hail Geomean pada Sub Kriteria Mutu 78 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Mutu 78 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 8 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 8 Tabel Hail Geomean pada Sub Kriteria Partiipai Mayarakat 8 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Partii pai Mayarakat 8 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 87 xi

Tabel 6 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 8 Tabel 7 Hail Geomean pada Sub Kriteria Adminitrai 8 Tabel 8 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Admi nitrai 89 Tabel 9 Matrik Perbandingan Berpaangan 9 Tabel Normaliai Matrik Perbandingan 9 Tabel Hail Geomean Alternatif 9 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Alternatif 9 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan 97 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 97 Tabel Hail Geomean Waktu 98 Tabel 6 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan pada Waktu 98 Tabel 7 Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel 8 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan Tabel 9 Hail Geomean Biaya Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Biaya Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan Tabel Hail Geomean Mutu 6 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Mutu 6 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan 9 Tabel 6 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan pada Partiipai Mayara kat 9 Tabel 7 Hail Geomean Partiipai Mayarakat Tabel 8 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada partiipai maya kat 6 Tabel 9 Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan Tabel Hail Geomean Adminitrai Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Adminitrai Tabel Hail Interview eponden 7 Tabel incian tahapan tahapan pelakanaan Proyek Kontruki Tabel Bobot Kriteria dari 9 eponden dengan Menggunakan Metode Analythical xii

Hierarki Proce (AHP) Tabel Urutan bobot kriteria dan ub kriteria dari 9 reponden dengan menggu nakan metode Analythical Hierarchy Proce (AHP) 6 Tabel Urutan bobot alternatif dari 9 repoden dengan menggunakan metode Analythical Hierarchy Proce (AHP) 9 Tabel Urutan Bobot dari 9 eponden Secara Detail dari Kriteria dengan Menggu nakan Metode Analythical Hierarchy Proce xiii

DAFTA GAMBA Gambar Three Dimentional Objective Gambar Triple Contraint Gambar Skema Analii Model AHP Gambar Tahapan Penelitian 7 Gambar Diagram Alir AHP Gambar Pendidikan eponden Gambar Siklu Kehidupan Proyek Kontruki 8 Gambar Hierarki Model AHP Metode Pelakanaan Proyek Kontruki Gambar Bagan Alir Analii pelakanaan proyek kontruki dengan Metode Analythical Hierarchy Proce 7 Gambar Urutan Bobot Krieria dari eponden 6 Gambar Urutan Bobot Sub Kriteria dari eponden 8 Gambar Alternatif Pelakanaan Proyek Kontruki 9 Gambar Urutan Bobot Secara Detail xiv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pembangunan di berbagai bidang yang berada di Indoneia Pelakanaan pembangunan kontruki yang elalu melibatkan penyedia jaa dalam hal ini kontraktor Pemahaman mengenai kontruki dapat dibagi dua kelompok yaitu teknologi kontruki (contruction technologi) dan manajemen kontruki (contruction management) Pada umumnya dari berbagai jeni pembangunan kontruki yang berada di Indoneia dilakanakan ecara kontraktual Dengan kontraktual pelakanaan pembangunan dapat dilakanakan ecara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan baik egi kualita dan adminitrai Secara kontraktual proyek kontruki yang elama pembangunan yang berifat dinami dengan menunjukkan uatu perubahan yang dibutuhkan baik jeni maupun jumlahnya Pelakanaan pembangunan yang teru berjalan eiring dengan kebutuhan mayarakat Pelakanaan kontruki yang dilakukan euai dengan tahapan mulai dari perencanaan perancangan pelelangan pelakanaan dan operaional Dengan kontraktual pelakanaan proyek kontruki terebut berorientai pada penyeleaian proyek edemikian rupa euai dengan aturan-aturan yang ada dalam encana Kerja dan Syarat (KS) Proyek kontruki yang merupakan uatu rangkaian kegiatan yang hanya atu kali dilakanakan dan berjangka waktu pendek Dalam kegiatan proyek kontruki perencanaan dipergunakan ebagai bahan acuan bagi pelakana pekerjaan dan menjadi tandar pelakanaan proyek meliputi: peifikai teknik jadwal dan anggaran biaya Sehingga proe terebut melibatkan pihak pihak terkait baik itu ecara langung maupun tak langung Kegiatan proyek pembangunan dapat diartikan ebagai atu kegiatan ementara yang berlangung dalam jangka waktu terbata dengan alokai umber daya tertentu dan dimakudkan untuk menghailkan produk yang kriteria mutunya telah digarikan dengan jela Prayarat keberhailan proyek pembangunan adalah tercapainya aaran proyek yaitu tepat biaya tepat mutu dan tepat waktu Sedangkan eluruh rencana proyek baik dari tahapan demi tahapan kontruki dapat berjalan dengan baik Sehingga pelakanaan pembangunan fiik rancangan pemeliharaan dan pengembangan (peningkatan) terhadap proyek yang telah dibangun merupakan tuga (tanggung jawab) dan wewenang pemerintah yang menangani proyek terebut

Dengan adanya perkembangan pembangunan yang berifat top-down mengakibatkan ikap apati dari mayarakat Sehingga pemerintah menumbuhkan gagaan bahwa pembangunan yang ada terebut melibatkan partiipai mayarakat atau yang biaa di ebut pemberdayaan mayarakat Pada daarnya perkembangan pembangunan di mayarakat yang melalui uatu program pemberdayaan mayarakat dan adanya tandart pedoman yang menjadi acuan bagi para pelakana program dari tingkat puat provini kabupaten bahkan ampai dea-dea aaran dalam menyelenggarakan program Salah atu program pemberdayaan yang ada ampai aat ini adalah PPIP (Program Pembangunan Infratruktur Perdeaan) yang dielenggarakan ecara berjenjang dan berurutan mulai dari tahap periapan perencanaan pelakanaan pengawaan dan pengendalian erta ampai tahap pemanfaatan dan pemeliharaannya Dalam pelakanaan tahapan program haru mengikuti kaidah-kaidah yang ada pada Pedoman Umum dan Pedoman Pelakanaan dan dilengkapi dengan berbagai buku petunjuk tekni yang menjadi acuan dalam perencanaan dan pelakanaan fiik di lapangan Di Indoneia maih terdapat dea dea yang membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk penanggulangan kemikinan Hal ini meliputi penanggulangan kemikinan yang terdiri dari beberapa bidang yang haru ditangani diantaranya adalah : penanggulangan kemikinan bidang ekonomi penanggulangan kemikinan bidang oial erta penanggulangan kemikinan bidang infratrukturnya Sehingga program program pemberdayaan yang ada dalam hal pengentaan kemikinan di etiap kabupaten di Indoneia antara lain adalah : PNPM Mandiri Perkotaan PNPM PPIP PAMSIMAS SANIMAS PPK dan program lainnya Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengentaan kemikinan di wilayah perdeaan dan untuk meningkatkan keejahteraan mayarakat erta memberikan peluang keempatan kerja bagi mayarakat mikin Program pemberdayaan terebut merupakan upaya pemerintah untuk pengentaan kemikinan di daerah perdeaan ehingga Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakanakan berbagai program pemberdayaan Sedangkan dalam pembiayaan BLM terebut beraal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang pelakanaannya dieuaikan dengan prinip prinip makud dan tujuan dari program terebut Sedangkan prinip prinip dari pemberdayaan khuunya PNPM PPIP adalah pemilihan kegiatan yang dilakukan dengan muyawarah dea dan di terima oleh mayarakat ecara lua (Acceptable) penyelenggarakan kegiatan dilakukan ecara terbuka ehingga diketahui emua unur mayarakat (Tranparent) kegiatan yang dilakukan

mayarakat dapat dipertanggungjawabkan (Accountable) kegiatan yang dilakukan dapat bermanfaat ecara berkelanjutan (Sutainable) Sedangkan dalam program pemberdayaan dilakukan adanya pendekatan pendekatan antara lain : pemberdayaan mayarakat keberpihakan kepada yang mikin otonomi dan deentraliai partiipatif kewadayaan keterpaduan program pembangunan penguatan kapaita kelembagaan keetaraan dan keadilan gender Sedangkan makud dari program PNPM PPIP ini adalah untuk mengurangi kemikinan dan memperkuat implementai tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di tingkat pemerintah daerah Selanjutnya tujuan dari program pemberdayaan khuunya PPIP antara lain adalah : untuk mewujudkan peningkatan ake mayarakat mikin hampir mikin dan kaum perempuan termauk kaum minorita terhadap pelayanan infratruktur daar perdeaan berbai pemberdayaan mayarakat dalam tata kelola pemerintahan yang baik (Pedoman Pelakanaan ) Infratruktur daar perdeaan antara lain adalah : tranportai jalan dan arana pendukungnya arana penyediaan irigai pengairan erta arana penyediaan air berih Pada pelakanaan program pemberdayaan mayarakat terutama program PPIP oleh Departemen Pekerjaan Umum (DPU) yang dalam hal ini elaku unur pemerintah daerah dalam melakanakan pembangunan Pelakanaan program pemberdayaan dengan keterlibatan mayarakat yang dicanangkan pemerintah ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi kemikinan yang ada di wilayah perdeaan Hal ini dikarenakan maih tingginya tingkat kemikinan dan kurang layaknya pelayanan di bidang infratruktur dea ehingga ini merupakan tantangan dalam pembangunan naional Untuk itu peran erta mayarakat aktif dalam etiap tahapan kegiatan yang berlangung angat diperlukan ehingga makud tujuan dan aaran program dapat tercapai PNPM PPIP yang merupakan alah atu program pemberdayaan dan berupaya meningkatkan kualita mayarakat dan peran takeholder Sedangkan hal-hal terebut dilakukan dengan cara antara lain: Peningkatan kepekaan dan keadaran di emua tingkatan melalui pelakanaan Public Awarene Campaign (PAC) yang optimal Peningkatan kapaita untuk penyelenggara melalui pelatihan yang akan diintegraikan ke dalam item penyelenggaraan program Pemantauan kinerja yang akan dilakukan ecara berjenjang dari tingkat puat propini kabupaten ampai ke tingkat terendah di dea ecara continue

Peningkatan partiipai mayarakat ecara aktif dalam pelakanaan program khuunya peran erta kaum perempuan dan mayarakat kelompok mikin terutama dalam proe pengambilan keputuan untuk jeni infratruktur terbangun Penilaian kinerja yang dikaitkan dengan item penghargaan dan anki bagi penyelenggara program dari tingkat provini kabupaten ampai tingkat dea berdaarkan kinerja dalam pelakanaan program 6 Penguatan mekanime erta implementai penanganan terhadap pengaduan - pengaduan yang ada umuan Maalah Dengan penjabaran di ata maka pelakanaan proyek kontruki dapat dibedakan menjadi cara yaitu pelakanaan proyek kontruki ecara kontraktual dan ecara pemberdayaan mayarakat Dalam pemilihan pelakanaan proyek kontruki antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat perlu adanya faktor-faktor yang dipertimbangkan Hal ini dilakukan agar mendapatkan hail yang makimal efektif dan efiien Sehingga angat penting bagi pemangku kepentingan (takeholder) untuk memilih pelakanaan kontruki yang akan dilakanakan berdaarkan pengalaman dan faktor pertimbangan lain Makud dan Tujuan Penelitian Makud dari penelitian ini adalah untuk mengevaluai proyek kontruki berbai kontraktual dan proyek kontruki berbai pemberdayaan mayarakat Dalam tujuan penelitian ini antara lain adalah ebagai berikut : Menentukan faktor-faktor penting dalam memilih pelakanaan proyek kontruki Menentukan bobot kriteria dan ub kriteria di antara ejumlah alternatif dengan metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) Memilih pelakanaan proyek kontruki dengan cara kontraktual atau cara pemberdayaan mayarakat dengan metode AHP Bataan Penelitian Pada penelitian ini terfokukan pada pada hal hal ebagai berikut antara lain : Penelitian yang dilakukan ini dibatai pada proyek kontruki ecara kontrak dan proyek kontruki yang berbai pemberdayaan mayarakat

Penelitian ini dibatai pada proyek kontruki yang berbai pemberdayaan mayarakat yang telah dicanangkan dari tahun 7 ampai dengan proyek kontruki pada tahun yang ama I Manfaat Penelitian Hail penelitian ini diharapkan dapat berguna ebagai : Memberikan gambaran evaluai kinerja proyek kontruki yang dilakukan ecara kontraktual dan proyek kontruki ecara pemberdayaan mayarakat Sebagai bahan pembanding dalam pelakanaan proyek kontruki yang akan dilakukan 6 Sitematika Penulian ancangan itematika penulian pada tei ini terdiri dari 6 bab dimana uraian untuk maing-maing bab antara lain adalah : BAB I BAB II BAB III BAB IV : PENDAHULUAN Bab ini berii tentang latar belakang pengambilan tema penelitian rumuan maalah makud dan tujuan penelitian bataan penelitian manfaat penelitian dan itematika penulian laporan penelitian : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berii tentang landaan teoriti yang berkaitan dengan maalah proyek kontruki ecara kontraktual dengan proyek kontruki ecara pemberdayaan mayarakat AHP (Analythical Hierarchy Proce) : METODE PENELITIAN Bab ini berii tentang metode penelitian tahapan penelitian umber data objek penelitian pengumpulan data dan pembahaan data dan tahapan analii data dan validai hail analii AHP (Analythical Hierarchy Proce) : DATA DAN ANALISIS Bab ini berii tentang dikripi reponden penelitian yang mencakup pendidikan reponden dan pengalaman reponden Project Life Cycle analii hierarki metode evaluai proyek kontruki yang mencakup decompiian dan perbandingan berpaangan (Pairwae Comparion)

BAB V BAB VI hail interview data hail analii pada pemangku kepentingan (Stakeholder) : PEMBAHASAN Bab ini berii tentang tahapan tahapan pelakanaan proyek kontruki kala priorita dari reponden dan validai metode analii Analythical Hierarki Proce (AHP) : KESIMPILAN DAN SAAN Bab ini berii tentang keimpulan dari pembahaan yang ada dan aran aran 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tei ini akan diuraikan beberapa tinjauan putaka yang akan digunakan ebagai acuan analia baik analia yang dapat berhubungan langung maupun analia yang tidak dapat berhubungan langung dalam penulian propoal ini antara lain : kontruki pengertian proyek kontruki jeni proyek kontruki tahapan tahapan pelakanaan proyek kontruki pengertian pemberdayaan mayarakat pendekatan pemberdayaan mayarakat tahapan tahapan pelakanaan pemberdayaan Pengaruh antara Kualita Waktu dan Biaya dalam Pelakanaan Pembangunan metode Analytical Hierarchy Proe (AHP) Kontruki Pengertian "kontruki" adalah uatu kegiatan membangun arana maupun praarana yang meliputi pembangunan gedung (building contruction) pembangunan praarana ipil (Civil Engineer) dan intalai mekanikal dan elektrikal Trianto (:) Mekipun kegiatan kontruki terebut yang dikenal ebagai uatu pekerjaan namun pada kenyataannya kontruki merupakan uatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda beda yang kemudian dirangkai menjadi atu unit bangunan itulah ebabnya ada bidangub bidang yang dikenal ebagai klaifikai Dalam melakukan uatu pekerjaan kontruki terlebih dahulu dilakukan kegiatan perencanaan Hal terebut terkait dengan adanya penentuan bearnya biaya yang diperlukan rancangan bangunan dan kemungkinan lain yang akan terjadi aat pelakanaan kontruki terebut dilakanakan Dengan adanya ebuah jadwal perencanaan yang baik terarah akan menentukan ukenya ebuah bangunan yang terkait dengan pendanaan dampak lingkungan keamanan lingkungan keterediaan material logitik ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan kontruki periapan dokumen tender dan lain ebagainya Trianto (:) Menurut Undang-undang tentang Jaa kontruki "Jaa Kontruki" adalah layanan jaa konultani perencanaan pekerjaan kontruki layanan jaa pelakanaan pekerjaan kontruki dan layanan jaa konultan pengawaan pekerjaan kontruki Sehingga Pekerjaan Kontruki adalah keeluruhan maupun ebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan pelakanaan beerta pengawaan yang mencakup pekerjaan aritektural ipil mekanikal elektrikal dan tata lingkungan maing-maing beerta kelengkapannya 7

untuk mewujudkan uatu bangunan atau bentuk fiik lain Trianto (:) Kegiatan kontruki (contruction) merupakan pekerjaan yang mendirikan maupun membangun uatu bangunan intalai dengan cara eefiien mungkin berdaarkan pada euatu yang telah diputukan pada aat tahapan deain (engineering) Sehingga ecara gari bear pekerjaan kontruki adalah uatu upaya membangun failita ementara memperiapkan lahan menyiapkan infratructure mendirikan bangunan dan pekerjaan ipil lainnya dengan berbagai peralatan yang dibutuhkan Untuk itu pekerjaan kontruki terdiri dari berbagai di iplin dan dibuat untuk mengikuti uatu rangkaian item dalam mempermudah perencanaan pelakanaan dan monitoring erta controlling elama pekerjaan kontruki terebut berlangung dan kontruki terebut eleai Menurut Trianto (:) pada daarnya kegiatan kontruki terebut dimulai dari adanya perencanaan yang dilakukan oleh konultan perencana yang elanjutnya dilakanakan oleh kontraktor kontruki yang manager proyekkepala proyek Orang-orang terebut merupakan orang orang yang bekerja di dalam kantor edangkan langkah elanjutnya ada pada pelakanaan di lapangan yang dilakukan dan adanya mandor proyek yang mengawai buruh bangunan tukang dan ahli bangunan lainnya untuk menyeleaikan fiik ebuah kontruki Sedangkan tranfer perintah terebut dilakukan oleh Pelakana Lapangan Dalam pelakanaan bangunan kontruki juga diawai oleh konultan pengawa (Superviion Engineer) Menurut (Gould ) proyek kontruki dapat didefiniikan ebagai uatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan adanya uatu bangunan yang mencakup kebutuhan umber daya biaya tenaga kerja material dan peralatan yang digunakan untuk kontruki ecara detail dan jela Dalam kontruki ada tahapan pengelompokan kontruki meliputi : Perencanaan kontruki Merupakan penyedia jaa orangperorangan ataupun badan uaha yang dinyatakan ahli profeional dalam hal perencanaan jaa kontruki yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan maupun bentuk fiik lainnya Pelakanaan kontruki Merupakan penyedia jaa orangperorangan ataupun badan uaha yang dinyatakan ahli profeional di bidang pelakana jaa kontruki yang mampu menyelenggarakan kegiatan untuk mewujudkan uatau hail dari perencanaan bangunan menjadi uatu bentuk bangunan atau bentuk fiik lainnya 8

Pengawaan kontruki Merupakan penyedia jaa orangperorangan ataupun badan uaha yang dinyatakan ahli profeional di bidang pengawaan jaa kontruki yang mampu melakanakan uatu pekerjaan pengawaan jaa kontruki ejak awal pelakanaan pekerjaan kontruki ampai dengan tereleainya pekerjaan kontruki dan dierahterimakan Suatu kegiatan bia dikategorikan ebagai proyek kontruki jika memenuhi beberapa ciri ebagai berikut (J Wei 99 p) [8]: a Memiliki awal dan akhir kegiatan dari uatu rangkaian kegiatan b Jangka waktu kegiatan terbata c angkaian kegiatan yang terjadi tidak berulang ehingga menghailkan produk yang unik d Memiliki tujuan yang peifik produk akhir atau hail kerja akhir Pengertian Proyek Kontruki Pada daarnya proyek kontruki merupakan uatu rangkaian kegiatan dalam proyek yang dilakukan hanya atu kali dan pelakanaannya dilakukan dalam waktu yang cukup pendek Sehingga dalam rangkaian uatu kegiatan terebut akan terdapat uatu proe dalam mengolah uatu umber daya yang ada dalam proyek yang akan menjadi hail kegiatan yang berbentuk bangunan jadi Menurut Cleland dan Wr King (987) definii proyek dapat diartikan bahwa proyek merupakan gabungan dari berbagai umber daya yang ada dan dihimpun dalam uatu organiai ementara untuk mendapatkan uatu tujuan tertentu Menurut Dipohuodo (996) bahwa proyek merupakan uatu proe umber daya dan adanya dana tertentu ecara terorganiai untuk menjadi hail pembangunan yang mantap euai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan menggunakan anggaran dana erta ari proyek terebut ehingga menjadi umber daya yang teredia dalam jangka waktu tertentu yang euai dengan funginya Karakteritik dalam proyek kontruki antara lain adalah : Proyek kontruki berifat unik Keunikan yang ada dalam uatu proyek kontruki terebut tidak pernah ada uatu rangkaian kegiatan yang ama peri ehingga proyek berifat ementara dan elalu melibatkan pekerja yang berbeda beda tuganya 9

Proyek kontruki membutuhkan adanya umber daya (reource) Dalam etiap proyek kontruki yang ada akan elalu membutuhkan umber daya yang diperlukan dalam etiap penyeleaian proyek eperti pekerja dan bahanmaterial erta peralatan yang diperlukan Untuk itu egala pengorganiaian emua umber daya dilakukan oleh manager proyek Namun dalam kenyataannya mengorganiaikan pekerja akan lebih ulit dibandingkan mengorganiaikan umber daya yang lain Sehingga manager proyek haru mampu mengendalikan proyek dan memimpin proyek yang ada Proyek kontruki membutuhkan organiai Dalam proyek dibutuhkan uatu organiai yang mempunyai tujuan keragaman tertentu dengan melibatkan ejumlah individu yang beraneka ragam keahlian ketertarikan kepribadian ketidakpatian Untuk itu manager proyek perlu menyatukan vii untuk menjadi atu tujuan yang telah ditetapkan dalam truktur organiai Sedangkan ciri ciri proyek pada umumnya adalah ebagai berikut Adanya bataan proyek yang diawali dengan awal proyek dan di akhiri dengan akhir proyek Proyek kontruki terebut mempunyai jangka waktu yang terbata angkaian kegiatan proyek hanya berifat atu kali dan tidak terdapat adanya produk yang berifat unik Saaran dalam proyek kontruki terebut jela dan biaanya diarahkan untuk uatu perubahan maupun pembaharuan Penentuan tanggung jawab dibatai untuk merealiaikan proyek dengan adanya bataan anggaran yang digunakan terhadap bataan biaya biaya 6 Proyek terebut berifat diiplin dengan adanya bataan pekerja yang teredia Jumlah biaya kriteria mutu dalam proe kontruki mencapai tujuan yang telah ditentukan ebelumnya Jeni Proyek Kontruki Pada proyek kontruki yang berkembang ekarang ini elalu ejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada Sedangkan kebutuhan manuia dalam hal kontruki angat beragam ehingga membutuhkan jaa jaa

dalam bidang kontruki untuk membangun dan memenuhi kebutuhan proyek proyek kontruki yang euai dengan kebutuhan terebut Proyek kontruki yang dibutuhkan diantaranya untuk bangunan gedung perkantoran ekolahan perumahan pabrik dan kontruki jembatan jalan bendungan dan ebagainya Pada daarnya proyek kontruki dibedakan menjadi antara lain ; a Bangunan gedung Seperti perkantoran perumahan pabrik Bangunan gedung ini biaanya dengan ciri ciri ebagai berikut : - Bangunan proyek kontruki terebut biaanya menghailkan tempat orang bekerja maupun tempat tinggal - Pekerjaan dilakukan pada lokai yang relatif empit dan kondii pondai terebut umumnya udah diketahui - Manajemen dibutuhkan biaanya untuk progreing pekerjaan b Bangunan ipil Seperti : Bangunan jembatan bangunan jalan bangunan bendungan dan bangunan infratruktur lainnya Bangunan ipil ini biaanya dengan ciri ciri ebagai berikut : - Proyek kontruki terebut dilakanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan umum maupun kepentingan manuia - Pekerjaan kontruki dilakukan pada lokai maupun lahan yang lua dan dengan kondii pondai yang berbeda atu ama lain dalam uatu proyek - Manajemen dibutuhkan guna pemecahan permaalahan Tahapan Tahapan Pelakanaan Proyek Kontruki Dalam proyek kontruki tahapan yang ada haru melalui proe yang panjang yang mungkin terdapat adanya uatu permaalahan yang haru dieleaikan dan adanya uatu kontruki yang berurutan dan aling keterkaitan Biaanya rangkaian kegiatan terebut ada karena adanya uatu gagaan yang muncul karena uatu kebutuhan ehingga terirat pemikiran yang kemungkinan untuk terlakananya yang akhirnya muncul keputuan untuk membungun dan adanya penjabaran dari keputuan terebut

Sehingga dalam proyek kontruki perlu adanya rincian tentang gagaan terebut diantaranya eperti: Adanya penuangan dalam bentuk rancangan awal (preliminary deign) Pembuatan rancangan yang lebih rinci dan pati (deign development dan detail deign) Adanya periapan adminitrai untuk pelakanaan pembangunan dengan memilih calon pelakana (procurement) Adanya pelakanaan pembangunan dengan lokai yang telah diediakan (contruction) Adanya rancangan pemeliharaan dan periapan penggunaan bangunan terebut (maintenance tart up dan implementation) ehingga kegiatan membangun terebut berakhir pada aat bangunan terebut akan digunakan Tahapan pelakanaan dalam proyek kontruki bertujuan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan bangunan terebut udah dirancang oleh konultan perencana dalam bataan biaya dan waktu yang telah diepakati dan dengan peryaratan mutu yang telah ditentukan Proyek kontruki terebut dilakukan dalam merencanakan mengoordinai dan mengendalikan emua operaional kontruki yang ada di lapangan Secara rinci kegiatan kontruki dalam merencanakan dan mengendalikan proyek antara lain meliputi : Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelakanaan Perencanaan dan pengedalian organiai lapangan Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja Perencanaan dan pengedalian peralatan dan material yang digunakan Sedangkan kegiatan koordinai dalam proyek kontruki yang dilakukan antara lain adalah: Mengkoordinaikan eluruh kegiatan pembangunan baik itu pembangunan ementara maupun pembangunan permanen erta emua failita dan perlengkapan yang terpaang Mengkordinai para ub kontraktor Mengkoordinai penyeleaian proyek ecara umum

Dalam tahapan proyek kontruki ecara berurutan diperlukan adanya beberapa hal antara lain: Tahap perencanaan Dalam tahap ini terdapat adanya gagaan maupun ide yang timbul karena uatu kebutuhan ehingga perlu adanya tindak lanjut dari gagaan terebut Selanjutnya dilakukan tudi kelayakan yang merupakan kelayakan mengenai apek tekni apek ekonomi apek lingkungan dan lain lain Studi kelayakan ini bertujuan untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek kontruki yang diuulkan layak untuk dilakanakan Kegiatan yang dilakukan dalam tudi kelayakan adalah : a Menyuun rancangan proyek ecara kaar dan membuat etimai biaya yang diperlukan untuk menyeleaikan kontruki proyek terebut b Memperkirakan manfaat yang akan di peroleh jika proyek terebut dilakanakan baik manfaat ecara ekonomi maupun manfaat ecara fungi oial c Menyuun analii kelayakan proyek baik ecara ekonomi maupun finanial d Menganalia dampak lingkungan yang ungkin terjadi bila proyek terebut dilakanakan Untuk itu pemilik proyek dalam melakukan tudi kelayakan dapat di bantu oleh konultan maupun konultan manajemen kontruki (MK) Tahap perancangan Pada tahap ini bertujuan untuk melengkapi penjelaan proyek kontruki dan menentukan tata letak rancangan metode kontruki dan takiran biaya agar mendapat peretujuan pemilik proyek dan pihak pihak yang terkait dalam proyek terebut Dalam tahap ini mencakup beberapa hal eperti : a Adanya kriteria deain kematik deain etimai biaya koneptual b Adanya tahap pengembangan rancangan yang merupakan rancangan etimai biaya ecara rinci

c Adanya deain akhir yamg merupakan hail gambar detail peifikai daftar volume AB yarat yarat adminitrai bahkan peraturan peraturan umum yang berlaku Untuk tahap ini dapat melibatkan konultan perencana konultan MK konultan rekayaa nilai atau konultan quality urveyor Tahap pelelangan Pada tahap ini bertujuan untuk menunjuk kontraktor atau ejumlah kontraktor ebagai pelakana yang akan melakanakan proyek kontruki terebut Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a Prakualifikai b Dokumen kontrak Sedangkan pihak yang terlibat diantaranya adalah pemilik pelakana jaa kontruki konultan MK Tahap pelakanaan Pada tahap ini bertujuan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan pemilik proyek yang telah dirancang oleh konultan perencana dengan bataan biaya dan waktu yang telah diepakati dan mutu yang telah diperyaratkan Sehingga tahap ini merupakan pelakanaan dari erangkaian hail rancangan yang telah teruun ebelumnya yang dilengkapi dengan adanya SPK dan kontrak Sedangkan pihak yang terlibat adalah konultan pengawa konulta MK kontraktor ub kontraktor upplier dan intani terkait Tahap tet operaional Pada tahap ini merupakan ujian dari fungi fungi bagian bangunan yang jadi terebut dan bangunan terebut iap untuk dioperionalkan euai dengan rancangan maupun gagaan awal Untuk tahap ini yang terlibat adalah konultan pengawa pemilik kontraktor konultan MK bahkan upplier ub kontraktor

6 Tahap operaional dan pemeliharaan Pada tahap ini bertujuan untuk menjamin keeuaian bangunan proyek kontruki yang telah dieleaikan dengan dokumen kontrak dan kinerja failita ebagaimana metinya dengan rincian ebagai berikut : a Pada tahap ini merupakan etelah dilakukan pembayaran ebear 9% dari nilai kontrak yang di epakati b Pemeliharaan pada umumnya elama bulan dengan jaminan pemeliharan yang ditangguhkan oleh pemilik proyek Dalam tahap ini juga dibuat uatu catatan mengenai kontruki dan petunjuk operainya erta petunjuk penggunaan failita yang teredia Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah : a Memperiapkan catatan pelakanaan yang berupa data data pelakanaan maupun gambar pelakanaan b Meneliti kondii bangunan ecara cermat dan memperbaiki keruakan keruakan yang terjadi c Memperiapkan petunjuk operaional erta pedoman pemeliharaan d Melatih taf dalam pelakanaan pemeliharaan Sedangkan yang terlibat dalam tahap ini adalah pemilik proyek konultan MK konultan pengawa dan pemakai bangunan terebut Pengertian Pemberdayaan Mayarakat Pada daarnya pengertian pemberdayaan mayarakat yang ebenarnya mengacu pada kata Empowerment yaitu ebagai upaya untuk mengaktualiaikan poteni yang ada maupun yang udah dimiliki oleh mayarakat Hal ini merupakan pendekatan terhadap pemberdayaan mayarakat dalam upaya pengembangan mayarakat yang berkenaan pada penekanan akan pentingnya mayarakat lokal yang mandiri ebagai uatu item dalam mengorganiir diri mereka endiri Pendekatan pemberdayaan mayarakat yang demikian akan memberikan peranan kepada individu yang bukan ebagai obyek tetapi ebagai pelaku atau aktor mayarakat dalam menentukan hidup mereka endiri Lebih lanjut payne (997 : 66) mengatakan bahwa Pemberdayaan dipandang untuk menolong klien dengan membangkitkan tenaga dalam mengambil keputuan

dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan epanjang hidup termauk mengurangi efek atau akibat dari gejala- gejala pada mayarakat atau individu untuk melatih agar kekuatan itu tumbuh dengan meningkatkan kapaita percaya diri antara lain melalui tranfer daya dari lingkungannya (Sumber : httpf: PemberdayaanPemberdayaanhtm) Pemberdayaan Mayarakat menurut Moelyarto (999: 7-8) mengemukakan ciri-ciri pendekatan pengelolaan umber daya lokal yang berbai mayarakat meliputi : Keputuan dan iniiatif untuk memenuhi mayarakat etempat dibuat ditingkat lokal oleh mayarakat yang memiliki identita yang diakui peranannya ebagai partiipan dalam proe pengambilan keputuan Foku utama pengelolaan umber daya lokal adalah memperkuat kemampuan mayarakat mikin dalam mengarahkan aet- aet yang ada dalam mayarakat etempat untuk memenuhi kebutuhannya Tolerani yang bear terhadap adanya variai Oleh karena itu mengakui makna pilihan individual dan mengakui proe pengambilan keputuan yang dengan entralitik Budaya kelembagaannya ditandai oleh adanya organiai- organiai yang otonom dan mandiri yang aling berinteraki memberikan umpan balik pelakanaan untuk mengoreki diri pada etiap jenjang organiai Adanya jaringan koalii dan komunikai antara para pelaku dan organiai lokal yang otonom dan mandiri yang mencakup kelompok penerima manfaat pemerintah lokal lokal dan ebagainya yang menjadi daar bagi emua kegiatan yang ditujukan untuk memperkuat pengawaan dan penguaaan mayarakat ata berbagai umber yang ada erta kemampuan mayarakat untuk mengelola umber daya etempat (Sumber : httpf: PemberdayaanPemberdayaanhtm) Pemberdayaan mayarakat menurut Cook (99) menyatakan bahwa pembangunan mayarakat yang merupakan konep yang berkaitan erat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mayarakat menuju ke arah yang poitif Sedangkan Giarci () menyatakan bahwa dengan memandang community development ebagai uatu hal yang memiliki puat perhatian untuk mewujudkan mayarakat dalam berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai failitai dan dukungan agar mereka mampu memutukan merencanakan dan 6

mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fiiknya erta keejahteraan oialnya Proe ini berlangung dengan dukungan collective action dan networking yang dikembangkan mayarakat Pemberdayaan mayarakat menurut Bartle () menyatakan bahwa community development ebagai alat ataupun praarana yang digunakan mayarakat ecara komplek dan kuat hal ini upaya yang dilakukan untuk perubahan oial dimana mayarakat menjadi lebih komplek intitui lokal tumbuh collective power-nya meningkat erta diharapkan terjadi adanya perubahan ecara kualitatif pada organiainya Sedangkan pemberdayaan mayarakat menurut Subejo dan Supriyanto () menyatakan bahwa pemberdayaan mayarakat merupakan upaya yang di engaja dilakukan untuk memfailitai mayarakat lokal dalam proe merencanakan memutukan dan mengelola umber daya lokal yang dimiliki mayarakat terebut melalui collective action dan networking ehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian ecara ekonomi ekologi dan oial Sedangkan menurut Deliveri () pemberdayaan mayarakat merupakan proe pemberdayaan mayarakat yang eharunya didampingi oleh uatu tim failitator yang berifat multi diplin Untuk itu tim pendamping ataupun failitator yang merupakan alah atu external faktor dalam pemberdayaan mayarakat erta tim pendamping berperan pada awal proe ecara aktif namun peran terebut akan mulai berkurang ecara bertahap elama proe berjalan ampai mayarakat meraa udah mampu melanjutkan kegiatannnya ecara mandiri erta pengoperaionalnya ecara iniiatif tim Pemberdayaan Mayarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan pada akhirnya berhenti Peran tim Pemberdayaan Mayarakat (PM) ebagai failitator akan dipenuhi oleh penguru kelompok atau pihak lain yang dianggap mampu oleh mayarakat Sedangkan Pemberdayaan Mayarakat menurut Chamber dalam Anholt () menyatakan bahwa pemberdayaan mayarakat merupakan alah atu tema entral dalam pembangunan mayarakat yang eharunya diletakkan dan dipriorientakan earah dan elangkah dengan paradigma baru mengenai pendekatan terhadap pembangunan mayarakat edangkan paradigma pembangunan lama yang berifat top-down terebut perlu direorientaikan menuju pendekatan bottom-up dengan menempatkan mayarakat atau petani di wilayah pedeaan ebagai puat 7

pembangunan Seperti emboyan Chamber dalam Anholt () ering dikenal dengan emboyan put the farmer firt Sedangkan menurut Naikun (:7) pemberdayaan mayarakat merupakan paradigma pembangunan yang mengupayakan prinip bahwa pembangunan haru pertama-tama dan terutama dilakukan ata iniitaif dan dorongan erta kepentingan - kepentingan dari mayarakat edangkan mayarakat haru diberi keempatan untuk terlibat di dalam keeluruhan proe perencanaan dan pelakanaan pembangunannya mulai dari awal ampai akhir termauk pemilikan erta penguaaan aet infratruktur yang penditribuian keuntungan dan manfaat yang adil bagi mayarakat etempat (Sumber : http :F:PemberdayaanPemberdayaanhtm) 6 Pendekatan Pemberdayaan Mayarakat Menurut Boothroyd (98 ; ) menyatakan bahwa pendekatan dapat memberikan kontribui pada pendekatan pembangunan mayarakat dalam dua hal antara lain : Pendekatan dalam hal informai yang diperlukan untuk pembangunan mayarakat yang maih memerlukan informai dengan kualita yang cukup tinggi Untuk itu pendekatan pembangunan mayarakat dapat dengan menggunakan data data yang diajikan ecara tekni maupun pendekatan ecara tekni dengan literatur yang relevan dengan umber umber data bahkan dengan alat alat analia Pendekatan oial yang dapat menjadi embrio munculnya proe politik menuju kearah pendekatan pembangunan mayarakat Dengan hal ini merupakan pendekatan yang dapat menciptakan keadaran umum mayarakat tentang tidak adanya perencanaan lokal maupun regional yang dapat berdampak pada mayarakat lokal yang dapat diprediki dengan baik melalui perencanaan perepi lokal Sehingga perencanaan terebut hanya dapat melalui pendekatan mayarakat Menurut Friedmen (99) menyatakan pendekatan pemberdayaan merupakan kekurangtepatan pemilihan dalam trategi pembangunan terhadap negara dan mayarakat telah menghailkan paradok dan tragedi pembangunan mayarakat eperti yang terjadi pada negara edang berkembang ebagai berikut : Pembangunan tidak menghailkan kemajuan melainkan jutru emakin meningkatkan keterbelakangan (the development of underdevelopment) 8

Melahirkan ketergantungan (dependency) negara edang berkembang terhadap negara maju Melahirkan ketergantungan (dependency) pheriphery terhadap center Melahirkan ketergantungan (dependency) mayarakat terhadap Negara pemerintah Melahirkan ketergantungan (dependency) mayarakat kecil (buruh uaha kecil tani nelayan dll ) terhadap pemilik modal Menurut Buku Pedoman Pelakanaan (PPIP) pendekatan antara lain adalah : PPIP adalah program pembangunan melalui pendekatan ebagai berikut: Pemberdayaan Mayarakat dengan makud eluruh proe implementai kegiatan (tahap periapan perencanaan pelakanaan pengendalian dan pemeliharaan) dengan melibatkan peran aktif mayarakat etempat Keberpihakan kepada yang mikin dengan makud bahwa orientai kegiatan baik dalam proe perencanaan pelakanaan ampai dengan pemanfaatan kegiatan dimana hail diupayakan dapat berdampak langung bagi penduduk terutama kaum mikin Otonomi dan deentraliai artinya pemerintah daerah dan mayarakat akan bertanggung jawab ecara penuh dalam penyelenggaraan program kegiatan dan keberlanjutan dari infratruktur terbangun Partiipatif artinya mayarakat terlibat ecara aktif dalam kegiatan etiap tahapan kegiatan mulai dari proe perencanaan pelakanaan pengawaan pemeliharaan dan pemanfaatan erta dapat memberikan keempatan ecara lua dalam partiipai aktif dari kelompok mikin dan kaum perempuan erta kaum minorita dari mayarakat terebut Kewadayaan artinya bahwa mayarakat menjadi faktor utama dalam keberhailan pembangunan di deanya baik melalui keterlibatan dalam perencanaan pelakanaan maupun pengawaan kegiatan dan pemeliharaan kegiatan dari infratruktur yang terbangun 6 Keterpaduan program pembangunan merupakan program yang dilakanakan dengan memiliki inergi yang ada dalam program pembangunan perdeaan lainnya 9