DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS"

Transkripsi

1 Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan pada bab V. Dengan mengetahui letak pole-pole (lup tertutup) yang diinginkan, dapatlah dengan mudah diketahui melalui oot Lou apakah peifikai waktu yang dinyatakan dalam poii pole-pole terebut dapat diapai hanya dengan mengatur penguatan item lup terbukanya. Peranangan melalui gain adjutment ini eringkali tidak dapat memenuhi peifikai emula. Untuk mengatai hal ini, maka perlu ditambahkan kompenator pada item yang dapat mengubah letak pole ke poii yang diinginkan. Pada bab ini akan dibaha metoda kompenai faa maju, faa mundur dan kombinai keduanya. 6. Pendahuluan Sitem kendali diranang untuk melakukan tuga-tuga tertentu. ebutuhankebutuhan pada uatu item kendali biaanya dinyatakan dalam peifikai unjuk kerja (elanjutnya akan diebut peifikai aja), yang umumnya terkait dengan akurai, ketabilan relatif dan keepatan tanggap. Speifikai terebut adakalnya dinyatakan dalam angka-angka yang tetap, adakalanya ebagian dinyatakan dalam angka-angka yang tetap dan lainnya dalam pernyataan kualitatif. Untuk kau yang terakhir, maka peifikai item dapat aja berubah elama proe deain karena peifikainya tak pernah dapat diapai akibat aling berbenturan peryaratan atau terlalu mahal untuk direaliaikan. Seara umum, peifikai item ebaiknya tidak terlalu ketat bila memungkinkan. Suatu item yang memerlukan ketelitian tinggi (pada keadaan tunak) dalam operainya, maka ebaiknya peifikai tanggapan tranient nya jangan terlalu ketat mengingat hal ini akanmemerlukan komponen-komponen yang mahal. Speifikai 58

2 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 59 item haru dinyatakan eara jela dan tepat agar peranangannya menghailkan item kendali yang optimal untuk tuganya. Langkah pertama dalam mengubah karakteritik item agar peifikai dapat diapai adalah melalui pengaturan penguatan (gain adjutment). Pada kebanyakan kau prakti, ara ini tidak menghailkan perubahan perilaku item yang euai dengan peifikainya. Umumnya, memperbear penguatan item akan meningkatkan akurai keadaan tunaknya, tetapi hal terebut akan memperburuk ketabilan atau bahkan membuat item tak tabil. Dalam hal ini, maka item perlu diranang ulang melalui perubahan truktur atau dengan menambahkan komponen ehingga perilaku item eara keeluruhan memenuhi peifikainya. omponen yang perlu ditambahkan terebut diebut kompenator, yang berfungi untuk mengkompenai kekurangan unjuk kerja item emula. Seuai dengan penempatannya, maka kompenai dapat dilakukan eara eri maupun eara paralel (terhadap plant nya) ebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6-. Pemilihan kompenai eri atau paralel angat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain adalah Sifat-ifat inyal dalam item, keterediaan komponen, faktor ekonomi, pengalaman peranang dan level daya pada beberapa bagian item. Gambar 6-: ompenai eri dan paralel

3 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 6 Seara umum kompenai eri akan lebih ederhana daripada kompenai paralel. Mekipun demikian, kompenai eri eringkali memerlukan penambahan amplifier untuk memperkuat gain item dan / atau membuat iolai. Untuk menghindari diipai daya, kompenai eri haru diletakkan pada titik dengan daya terendah pada lintaan maju. Dipihak lain, epanjang inyal yang euai teredia, kompenai paralel akan memerlukan komponen lebih edikit (amplifier tambahan tak diperlukan) karena terjadi pada tranfer energi dari level daya tinggi ke level daya rendah. Apabila kompenator diperlukan untuk memenuhi peifikai item, maka peranang haru mengimplementaikannya kedalam divai fiik dengan fungi alih yang diperlukan. Seara fiik, kompenator dapat direaliaikan eara mekanik, hidraulik, pneumatik, elektrik, elektronik atau kombinai diantaranya. Pemilihan realiai kompenator angat ditentukan oleh ifat plant yang dikendalikan. Bila pada item terlibat airan yang mudah terbakar, maka baik kompenator maupun aktuator haru menggunakan komponen pneumatik untuk menghindari perikan api. Sebaliknya, bila kemungkinan terebut tidak munul, maka komponen elektronik lah yang umumnya digunakan mengingat kemudahan dalam tranmii, peningkatan ketelitian, peningkatan keandalan, kemudahan kompenai dan ebagainya. Seuai dengan jeninya, kompenator angat beragam. Sebagian diantaranya adalah kompenator faa maju (Faa Maju), faa mundur (Faa Mundur), faa mundurmaju (Faa Mundur-Faa Maju), dan kompenator umpanbalik keepatan (tahometer). Jeni kompenai yang diebut terakhir ini tidak dibaha pada bab ini. 6. ahap Awal Deain Suatu ara termudah untuk menapai peifikai yang diinginkan adalah bila dinamika plant dapat dimodifikai. Hanya aja ara ini tidak mungkin umumnya pada prakteknya, karena plant udah tetap atau tidak bia diubah. Dengan demikian, parameter-parameter lainlah yang haru diubah. Pada bab ini diaumikan bahwa plant tidak dapat diubah, ehingga maalah deain berubah menjadi perbaikan unjuk kerja item dengan menambahkan kompenator. Dalam kawaan frekueni, hal ini berarti bahwa kita meranang uatu filter yang memiliki karakteritik yang dapat mengkompenai karakteritik plant yang tak diinginkan dan yang tak dapat diubah.

4 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 6 Seperti telah dibaha pada bab V, oot lou dapat digunakan untuk menunjukkan pergerakan pole-pole lup tertutup ebagi akibat perubahan penguatan item. Dengan demikian, root lou dapat digunakan untuk menguji apakah unjuk kerja yang diinginkan dapat diapai hanya melalui gain adjutment. Pada kenyataannya, dalam beberapa kau, item tidak elalu tabil untuk emua nilai penguatan, ehingga root lou nya haru diubah agar peifikai emula terapai. Hal ini dapat dilakukan dengan menyiipkan kompenator yang memiliki atu (atau dua) pole dan atu (atau dua) zero. Dengan memahami pengaruh penambahan pole dan zero ini, maka peranang dapat menentukan letak pole dan zero kompenator eara tepat agar pole-pole dominan item terkompenai terletak pada poii yang diinginkan. Speifikai dalam kawaan waktu (mialnya waktu punak, impangan punak, dan eterunya) elalu dapat dinyatakan dalam faktor redaman dan frekueni natural tak teredam, yang menentukan letak pole-pole dominan item terkompenai. Dengan demikian, peifikai yang diinginkan dapat dinyatakan dalam letak pole dominan yang diinginkan. Gambar 6-: Pengaruh penambahan pole pada fungi alih lup terbuka. Gambar 6- menunjukkan pengaruh penambahan pole lup terbuka pada root lou item. erlihat bahwa root lou enderung tertarik kekanan, ehingga menurunkan ketabilan item dan ekaligu memperlambat item menuju keadaan tunak. Sebaliknya, penambahan zero akan menghailkan efek ebaliknya ebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6-3. oot lou item tertarik ke kiri, ehingga item lebih tabil dan lebih epat menuju kekeadaan tunak (karena pengaruh komponen derivatif dari penambahan zero).

5 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 6 Gambar 6-3 : Pengaruh penambahan zero pada fungi alih lup terbuka 6.3 ompenai Faa Maju ompenator ini digunakan untuk memperbaiki tanggapan tranient item tanpa banyak mempengaruhi tanggapan tunak item. Diamping itu, kompenator ini dapat digunakan untuk mentabilkan item yang emula tak tabil mutlak. Speifikai item diberikan dalam domain waktu (,,% M, t, t ). n p r ompenator ini dapat direaliaikan eara mekanik, elektrik ataupun eara elektronik. Gambar 6-4 menunjukkan realiai kompenaator eara elektronik menggunakan OpAm. Gambar 6-4 : ealiai ompenator menggunakan OpAm.

6 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 63 E E o i ( ) ( ) C C 4 3 C C (6-) dengan: = C ; = C ; = 4 C / 3 C ; = C / C (6-) ompenator Faa Maju : bila < ( C > C ) (6-3) ompenator Faa Mundur : bila > ( C < C ) (6-4) 6.3. arakteritik ompenator Faa Maju Dengan mengau kembali Peramaan (6-) dan (6-4), maka fungi alih kompenator faa maju dapat ditulikan eperti Peramaan (6-5). G ( ) ( ) (6-5) Dengan memperhatikan lagi Peramaan (6-), maka letak pole dan zero kompenator dapat dilihat pada Gambar 6-5. Gambar 6-5 : onfigurai pole-zero kompenator Faa Maju. Bila <<, maka pole akan terletak jauh di kiri, ehingga pengaruhnya angat keil terhadap karakteritik item. Dengan demikian, efek penambahan kopenator ini mirip dengan efek penambahan zero yang telah dibaha pada Bab 6.. Umumnya nilai

7 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 64 dibatai minimum,7 (yang berarti memberikan faa maju max 6 o ), karena alaan prakti agar kompenator dapat direaliaikan dengan mudah Proedur Deain ompenai Faa Maju. entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan dari peifikai unjuk kerja.. Gambar oot Lou item emula. Patikan bahwa letak pole pada butir tak dapat diapai dengan gain adjutment. Hitung udut defiieny (udut yang dikontribuikan oleh kompenator Faa Maju agar oot Lou baru melalui pole-pole pada butir ). 3. Anggap kompenator memiliki fungi alih: G ( ) ( ) dan ditentukan dari udut defiieny. ditentukan dari kebutuhan gain lup terbuka. 4. Bila kontanta galat tatik tak ditentukan, maka tentukan lokai pole & zero kompenator bb: dan Bila kontanta galat tatik ditentukan, maka gunakan pendekatan tanggapan frekueni. 5. Penguatan dapat ditentukan dengan menentukan gain lup terbuka item terkompenai dari yarat magnitude. 6. eliti apakah emua peifikai unjuk kerja terapai. Bila tidak, ulangi proedur dengan mengatur letak pole & zero kompenator. Bila kontanta galat tatik diperlukan bear, tambahkan kompenator Faa Mundur atau ganti dengan kompenator Faa Mundur-Faa Maju.

8 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 65 Contoh 6-: Suatu item balikan atuan dengan 4 G(), diinginkan agar frekueni natural ( ) tak teredamnya 4 rad/detik dan koefiien redaman tetap =,5. n Solui : ) entukan apakah melalui gain adjutment peifikai terebut dapat dipenuhi. oot Lou item emula ditunjukkan pada gambar berikut ini. Sitem yang diinginkan memiliki, 5 dan 4 tertutup yang diinginkan adalah : n, ehingga pole-pole lup j n j 3 n erlihat bahwa pole-pole terebut tak terletak pada oot Lou item emula, ehingga item perlu dikompenai.. Anggap kompenator maju yang diperlukan dengan fungi alih : G () ; ehingga dapat fungi alih lup terbuka item terkompenai menjadi G ()G(). 3. entukan faa maju yang haru dikontribuikan oleh kompenator.

9 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 66 Sudut faa G() pada pole lup tertutup yang diinginkan adalah : 4 ( ) j 3 Mengingat yarat udut untuk oot Lou adalah 8, maka udut yang haru diberikan oleh kompenator maju adalah Penentuan pole dan zero kompenator. Salah atu ara penentuan hal terebut dijelakan melalui gambar berikut ini. Buat gari bagi PB pada udut yang dibentuk oleh gari OPA, dengan P = pole lup tertutup yang diinginkan ( j 3). Selanjutnya tarik gari PC dan PD yang maing-maing membentuk udut terhadap gari PB. itik D merupakan zero kompenator itik C merupakan pole kompenator dan Seara analii, diperoleh zero pada = -,9 dan pole pada = -5,4, ehingga diperoleh =,345 dan, Penentuan nilai Sitem terkompenai menjadi 4 (,9) G () G() ( )( 5,4) 4 (,9) Dengan menggunakan yarat magnitude : ( )( 5,4) j 3

10 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 67 akan diperoleh = 4, Plot oot Lou item terkompenai dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sitem terkompenai memiliki fungi alih lup terbuka ()G() G 8,7(,9) ( )( 5,4) Sedang rangkaian kompenatornya dapat dilihat pada gambar dibawah ini dengan mengingat bahwa :,9,34 4 G () 4,68,5 5,4,85 3 C C 7. Pengeekan ulang v : v item emula = 4 lim G() lim ( ) det ik v item terkompenai = lim G ( ) G( ) 5, det ik erlihat bahwa tanggapan keadaan tunak item terkompenai lebih baik pula.

11 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 68 Pole ketiga item terkompenai akan diperoleh pada = -3,4. erlihat bahwa pole ini berdekatan dengan zero kompenator pada = -,9, ehingga pengaruh pole terebut pada tanggapan peralihan relatif keil. 8. Ada beberapa alternatif penentuan pole dan zero komponen atuan, tidak hanya eperti pada butir 4. Pada prinipnya ukup udut CPD pada Gambar 7-9 aja yang dibuat 3, ehingga letak pole dan zero kompenator dapat digeer-geer epanjang umbu nyata. Salah atu alternatif adalah dengan meletakkan zero kompenator pada = - (dan pole pada = -4), ehingga item terkompenai memiliki orde tetap = (bukan 3) akibat pole item emula pada = - dihilangkan oleh zero kompenator terebut. Pada keadaan ini v yang diperoleh adalah 4 detik ompenai Faa Mundur ompenator ini digunakan untuk memperbaiki tanggapan tunak item tanpa banyak mengubah karakteritik tanggapan tranient nya. Dengan demikian, kompenai ini apat diterapkan pada item yang telah memiliki tanggapan tranient yang memuakan (melalui gain adjutment), tetapi akurai keadaan tunaknya maih buruk. Perbaikan unjuk kerja keadaan tunak dilakukan dengan memperbear penguatan lup terbuka item, tetapi tanpa banyak mempengaruhi bentuk root lou diekitar pole-pole dominan nya (yang menentukan karakteritik tranient nya). Hal ini hanya dapat diapai dengan menempatkan pole dan zero kompenator faa mundur berdekatan atu ama lain dan dekat dengan titik aal pada bidang-. Dengan memperhatikan kembali Peramaan (6-) dan (6-4), maka fungi alih kompenator mundur dapat ditulikan pada Peramaan (6- ). E o ( ) E ( ) i ; (6-6)

12 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 69 dengan: = C ; = C ; = C / C > 6.4. arakteritik ompenator Faa Mundur Dengan memperhatikan Peramaan (6-6), maka letak pole dan zero kompenator ini dapat dilihat pada Gambar 6-6. Bila diambil <<, maka pole dan zero kompenator akan aling berdekatan dan kedua-duanya berada angat dekat dengan titik aal. Dengan membuat pole dan zero berdekatan atu dengan lainnya, maka pengaruh keduanya aling meniadakan. Hal ini pada akhirnya menyebabkan karakteritik peralihan item emula tidak banyak berubah. Diii lain, kompenator memberikan tambahan penguatan loop terbuka pada item yang dikompenainya, ehingga galat keadaan tunak item mengeil. Dengan alaan prakti, umumnya nilai penguatan dibatai dalam akupan antara hingga 5. ompenator ini digunakan bila tanggapan tranient item emula memuakan (melalui gain adjutment), tetapi karakteritik keadaan tunaknya tidak memenuhi. elah diketahui pada pembahaan tentang karakteritik keadaan tunak pada Bab 4.3, bahwa galat keadaan tunak akan mengeil dengan membearnya penguatan lup terbuka. Dengan demikian, perbaikan+ item dapat dilakukan dengan memperbear penguatan terebut. Mekipun demikian, bila hal ini dilakukan hanya dengan memperbear penguatan aja, maka karakteritik peralihan item akan berubah, bahkan item mungkin menjadi tidak tabil ebagaimana telah diketahui pada pembahaan oot Lou pada Bab 5. Dengan menggunakan kompenator faa mundur, maka penguatan lup terbuka dapat ditingkatkan, ementara bentuk oot Lou diekitar polepole dominannya tidak banyak berubah.

13 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 7 Gambar 6-6: onfigurai pole-zero kompenator Faa Mundur Perubahan bentuk oot Lou diekitar pole-pole dominan ini dapat diketahui dari udut yang dikontribuikan kompenator. Sudut ini haru ukup keil ( kurang dari 5 o ), agar perubahan karakteritik peralihan (yang ditandai dengan perubahan bentuk oot Lou diekitar pole-pole dominan) maih dalam bata tolerani ranangan. Dengan menempatkan pole dan zero kompenator berdekatan dan dekat dengan titik aal, maka udut kontribui yang keil dapat diapai. Perhatikan kembali Peramaan (6-6). Bila diambil atu pole lup tertutup dominan, maka: dan = alah G ( ) (6-7) Bila =, maka tanggapan tranient tak berubah, tetapi penguatan total lup terbuka item terkompenai pada Peramaan (6-8) meningkat dengan faktor. Dengan demikian, kontanta galat tatik membear dengan faktor, ehingga galat keadaan tunak mengeil. G ( ) G( ) G( ) ; (6-8)

14 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou Proedur Deain ompenai Faa Mundur bb: Adapun langkah-langkah peranangan item dengan kompenator ini adalah. Gambar oot Lou item emula G(). - entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan dari peifikai tranientnya. - Anggap kompenator memiliki fungi alih eperti pada Peramaan (6-6) yang ditulikan kembali dibawah ini. G ( ) ; ehingga fungi alih lup terbuka item terkompenai menjadi: G ()G(). Hitung kontanta galat tatik item emula G(). entukan faktor penguatan yang perlu ditambahkan melalui: kontanta galat tatik baru kontanta galat tatik lama 3. entukan letak pole dan zero kompenator dengan memutukan nilai. 4. Gambar oot Lou item terkompenai. - entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan. - (oot Lou lama dan baru akan hampir berhimpitan bila udut yang dikontribuikan oleh kompenator ukup keil). 5. entukan dari yarat magnitude untuk pole-pole lup tertutup dominan. Contoh 6-: Sitem emula : G( ) H( ) dengan, 6 ( ) ( )

15 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 7 Diinginkan v = 5 e - tanpa banyak mempengaruhi karakteritik tanggapan tranientnya. ananglah kompenator yang diperlukan Solui :. Menentukan karakteritik keadaan tunak dan peralihan item emula : lim v G( ) H( ) lim, 6, 53 ( ) ( ) v yang diinginkan = 5 - perlu kompenator Faa Mundur. Peramaan karakteritik item : + G()H() = (+) (+) +,6 = ( +,33) ( +,33-j,58) ( +,33 + j,58) = Pole-pole dominan lup tertutupnya : = -,33 j,58 atau :, 5 n, 67 rad / Gambar oot Lou item emula : Anggap kompenator Faa Mundur yang diperlukan memiliki fungi alih : G ( ) ehingga fungi alih lup terbuka item terkompenai menjadi G()G()

16 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 73 - Menentukan : v yang diinginkan v emula 5 ~, 53 - Menentukan : Nilai haru dipilih ukup bear agar pole dan zero kompenator berdekatan dan dekat titik aal, ehingga karakteritik tranient tak banyak berubah (oot Lou item terkompenai hanya tergeer edikit dari oot Lou item emula). olok ukur bearnya perubahan karakteritik tranient dapat dilihat dari udut faa yang dikontribuikan oleh kompenator. Makin keil udut ini (katakan antara ampai ), makin keil pula perubahan karakteritik tranient item. Mial : =, maka G () =,, Sudut yang dikontribuikan oleh G () pada = -,33 ±j,58 adalah : G( ),3,3 j,58 j,58 33 j,58, 58, 58 tan tan, 3, 3, 63 8, 88 7, 5 Untuk =, diperoleh = -3,5 Untuk =, diperoleh = -,76 Dengan anggapan bahwa = dapat direaliaikan dan udut ukup keil, pilih =. Sehingga fungi alih lup terbuka item terkompenai menjadi bb: G, 6 G (, ) ( ) ( ) ( )( )(, )

17 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 74 oot Lounya : - Menentukan diari dari yarat magnitude oot Lou item terkompenai : G ( ) G ( ) Pole do min an lup tertutup Pole dominan Lup tertutup haru diari dengan menganggap bahwa tetap eperti emula : =,5. Pole dominan :, n j n untuk =,5 atau :,,5, j j,5 3 3 n ehingga :, 6 (, ( )( )(, j 3 Diperoleh peramaan :

18 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 75 Atau : dan :, 6, j 3 j 4 3 4, 6 4( ) 5, 8, a, 8 a, 6 tak dipakai Sehingga pole-pole dominan lup tertutup S,, 8 j, 48 dan =,88. Diperoleh : G, ( ), 88, - Pengeekan ulang hail kompenai : Pole lup tertutup dominan emula S,, 33 j, 58 dengan, 5 ; n, 67 rad / Pole lup tertutup dominan item terkompenai S,, 8 j, 48 dengan =,5 dan n =,56 rad/detik. erlihat bahwa terjadi penurunan pada n ebear 6 %, ehingga tanggapan item terkompenai lebih lambat. v yang diperoleh : v lim G( ) G( ), 6x, 88 (, ) 4, 7 ( ) ( ) (, ) 6.5 ompenai Faa Mundur-Maju Dari pembahaan kompenai faa maju dan faa mundur, terlihat bahwa kompenator Faa Maju memberikan pengaruh pada item emula dalam bentuk memperbear lebar bidang frekueni, yang pada akhirnya memperepat tanggapan, dan memperkeil impangan punak item pada tanggapan undak. Dilain pihak,

19 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 76 kompenator Faa Mundur memperbear penguatan pada frekueni rendah yang pada akhirnya memperbaiki akurai keadaan tunak, dan memperlambat tanggapan akibat mengeilnya lebar bidang frekueni. Dengan menggabungkan kedua kompenator terebut, maka akan diperoleh perbaikan karakteritik item baik pada daerah peralihan maupun pada keadaan tunak. Dalam realiainya menggunakan rangkaian elektronik, kompenator ini tetap hanya membutuhkan tingkat OpAm ebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6-8. Gambar 6-8: ealiai kompenator Faa Mundur-Faa Maju menggunakan OpAm Fungi alih kompenator ini adalah bb: ) ( ; ; ; ) ( : ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( C C C C Ambil C C C C Z Z E E i o (6-9) Sehingga:

20 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 77 Eo ( ) E ( ) i dengan: ; 3 4 (6-) 6.5. Proedur Deain ompenator Faa Mundur-Maju Pada prinipnya, proedur peranangan ini merupakan kombinai proedur peranangan untuk kompenator Faa Maju dan untuk kompenator Faa Mundur. Mekipun demikian, mengingat ada parameter yang terlibat dalam kompenai ini, maka proedur peranangannya dibedakan antara untuk kau dan untuk kau. Langkah-langkah Peranangan untuk au adalah bb:. entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan (dari peifikai).. Ambil fungi alih lup terbuka item emula G() dan kompenator G () eperti peramaan ebelumnya. entukan udut defiieny yang haru dikontribuikan oleh bagian Faa Maju kompenator. 3. Anggap dipilih ukup bear, ehingga entukan dan melalui: ; = alah atu pole lup tertutup dominan.

21 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 78 (Ingat : olui tak unik) entukan dari yarat magnitude: G ( ) 4. Bila v ditentukan pada peifikai, tentukan melalui: G G G G v lim ( ) ( ) lim ( ) lim ( ) entukan ehingga: ; dan 5 o o Langkah-langkah Peranangan untuk au adalah bb:. entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan (dari peifikai).. Ambil OLF item emula G() dan kompenator G () eperti peramaan ebelumnya. Bila v ditentukan, maka dapat diari melalui:

22 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 79 G G G G v lim ( ) ( ) lim ( ) lim ( ) 3. entukan udut defiieny yang haru dikontribuikan oleh bagian Faa Maju kompenator. 4. entukan dan melalui yarat magnitude dan udut faa: G ( ) ; (Ingat : olui tak unik) 5. Pilih (ukup bear) ehingga: ; dan 5 o o dengan : = alah atu pole lup tertutup dominan. Catatan: tak boleh terlalu bear agar dapat direaliir. Contoh 6-3: Suatu item kendali balikan atuan dengan,5) ( 4 G() diinginkan memiliki koefiien redaman dari pole-pole lup tertutup dominannya ebear,5, menaikkan frekueni natural tak teredamnya hingga 5 rad/detik, dan kontanta keepatan tatiknya 8 detik -.

23 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 8 Solui : ). Pengeekan melalui gain adjutment Peramaan karakteritik item emula : G ( ), atau:,5 4 Pole-pole lup tertutupnya :,5 j, 9843 Bentuk umumnya adalah : n jn, ehingga diperoleh, 5 dan rad/detik. n v lim G() 8det ik oot Lou item emula : j -,5 Speifikai tranient yang diinginkan :,5; n 5 rad/detik, ehingga pole-pole lup tertutup dominannya adalah :,5 j4, 33. erlihat bahwa pole terebut tak terletak pada oot Lou item emula, ehingga peifikai tranienya tak dapat dipenuhi melalui gain adjutment.. Anggap bahwa item memerlukan kompenator mundur-maju dengan fungi alih : G() ; ( ; ) Fungi alih lup terbuka item terkompenai menjadi : G () 4 G() (,5) 3. Menghitung udut defiieny :

24 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 8 Sudut faa item emula untuk pole-pole yang diinginkan adalah 4 (,5),5 j4,33 35 Dengan demikian faa maju yang haru diberikan oleh bagian faa maju dan kompenator adalah Menentukan pole dan zero bagian faa maju kompenator. Seara grafi, hal ini dapat dilakukan eperti pada gambar berikut ini : j 55 o P j5 j4 j3 j -6 B A x o j -j -j -j3 Diini zero kompenator bagian faa majunya dipilih pada = -,5 untuk menghilangkan pole item emula pada = -,5. Sedang pole kompenator dapat dihitung dengan memperhatikan udut APB adalah 55 ; diperoleh = -5,. Dengan demikian bagian kompenator ini adalah :,5 5, Diperoleh = ; =,4 5. ditentukan dari yarat magnitude : () G() G,5 5, 4 (,5),5 j4,33 Diperoleh = 6,6 [Catatan : bagian faa mundur tak diertakan dalam yarat magnitude karena magnitude kompenator bagian faa mundur ini mendekati ]

25 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou 8 6. Penentuan bagian faa mundur kompenator. Nilai dihitung dari kriteria v. v lim G 8 lim ()G() G() 4 8 lim (6,6),4 (,5) 8 4,988, diperoleh 6,4 Nilai kontanta waktu haru dipilih ukup bear ehingga : 6,4,5 j 4,33 dan 6,4 5,5 j4,33 Nilai = 5 udah memenuhi kedua yarat terebut. Dengan demikian fungi alih bagian faa mundur kompenator menjadi : 5,,47 6,4x5 Fungi alih kompenator menjadi : () G,5, 6,6 5,,47 Fungi alih lup terbuka item menjadi : ()G() G 5,4(,) ( 5,)(,47) Perhatikan bahwa item berorde 3, bukan 4, karena penghilangan atu pole item emula oleh alah atu zero kompenator.

26 Bab 6 : Deain Sitem endali melalui oot Lou Pengeekan Ulang oot Lou item terkompenai ditunjukkan pada gambar diata. Bila dihitung, maka letak pole lup tertutup dominan (yang emula diinginkan pada,5 j4,33 hanya tergeer edikit ke,43 j4, 756 (dengan =,49) akibat pengaruh bagian faa mundur kompenator, edang letak pole ketiga item terkompenai pada = -,78. Mengingat pole ini dekat ekali dengan zero pada = -,, maka pengaruh pole ini pada tanggapan peralihan keil. Sedang perbandingan tanggapan undak atuan dan lereng atuan item emula dan item terkompenai dapat dilihat pada gambar berikut ini :

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI Pendahuluan Tahap Awal Desain Kompensasi Lead Kompensasi Lag Kompensasi Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID Hubungan antara Kompensator Lead, Lag & Lag-Lead

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT

PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT Kinemati modeling of miile aiming ytem ha been done for a moing target with the alulation

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik,

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, ALAT ALAT OPTIK. 8.4.1 MATA DAN KACA MATA. M A T A Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, karena mata dapat dipandang ebagai alat optik maka pembahaan kita tentang

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Waktu Riil

Sistem Pengaturan Waktu Riil Sitem Pengaturan Waktu Riil eknik Akuii Data 4 Ir. Jo Pramudijanto, M.Eng. Juruan eknik Elektro FI IS elp. 594730 Fax.59337 Email: jo@ee.it.a.id Sitem Pengaturan Waktu Riil - 0 77 Preproeing Amplifikai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG

BAB VII PERENCANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG GROUP BAB VII PERENANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG 7. Perenanaan Balok Induk Portal Melintang Perenanaan balok induk meliputi perhitungan tulangan utama, tulangan geer/ engkang, tulangan badan, dan

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan POTNSOMT Metode poteniometer adalah uatu metode yang membandingkan dalam keadaan etimbang dari uatu rangkaian jembatan Pengukuran tahanan S t t G angkah kerja :. Atur heotat ehingga aru tetap, ehingga

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN LKTROMAGNTIKA I Modul 7 GLOMBANG DATAR PADA BAAN 1 LKTROMAGNTIKA I Materi : 7.1 Pendahuluan 7. Review Gel Datar Serbaama di udara 7.3 Gelombang Datar Serbaama di dielektrik 7.4 Gelombang Datar Serbaama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN Oleh Muh. Tawil * & Dominggu Tahya Abtrak Penerapan medan magnet dalam metode S-UHF dapat digunakan untuk mendekripikan kekuatan ikatan

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci