PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Unnes Science Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Indah Nursuprianah, Darsono

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

IV. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

Muhammad Firdaus, Ph.D

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

IV. METODE PENELITIAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT

BAB 3 LANDASAN TEORI

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

III. METODE PENELITIAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

B a b 1 I s y a r a t

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

Bagian 7. Jawab. Uji Hipotesis. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Parametrik. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Nonparametrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

Fungsi Representasi dalam Mengakses Penguasaan Konsep Fisika Mahasiswa

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

Transkripsi:

JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan Maemaika FKIP Universias Singaperbangsa Karawang mrizki.fahoni82@gmail.com ABSTRACT Reasoning in mahemaics is a very imporan abiliy, is because in any resolve he problem requires a good reasoning. Sudens wih good reasoning will be easier o find soluions righ up o he final desinaion is reached. This sudy aimed o deermine he applicaion of aciviy-based learning model o improve he reasoning abiliy of suden eachers. In addiion, his sudy also dig suden opinion on aciviy-based learning model. The sudy populaion was sixh semeser suden of Mahemaics Universiy Prodi Singaperbangsa Karawang. The sample of he sudy VI Semeser sudens seleced wo of he six classes randomly. Of he wo classes were seleced, randomly seleced also an experimenal class and conrol class. The insrumen consiss of ess in he form of descripions ha require reasoning abou he selemen and non-es in he form of a scale of aiudes in he form of Liker scale, he scale dig suden opinion on aspecs of ineres, seriousness and aspecs of he beneficial aspecs of he aciviybased learning. This research was experimenal wih prees-poses design-conrol group design. The independen variables in his sudy was based learning aciviies while he dependen variable mahemaical reasoning skills and suden opinion. The resuls showed ha he learning abiliy of sudens reasoning derived from aciviy-based learning model is beer han learning in he normal way. In addiion, mos sudens found posiive o he implemenaion of aciviy-based learning model. Keywords: Aciviy Based Learning, Mahemaical Reasoning ABSTRAK Penalaran dalam maemaika merupakan kemampuan yang sanga pening, ini dikarenakan dalam seiap menyelesaikan masalah memerlukan suau penalaran yang baik. Dengan penalaran yang baik mahasiswa akan lebih mudah menemukan solusi-solusi yang epa hingga ujuan akhir ercapai. Peneliian ini dimaksudkan unuk mengeahui penerapan model pembelajaran berbasis akivias unuk meningkakan kemampuan penalaran mahasiswa calon guru. Di samping iu peneliian ini menggali pula pendapa mahasiswa erhadap model pembelajaran berbasis akivias. Populasi peneliian ini adalah mahasiswa semeser VI Prodi Maemaika Universias Singaperbangsa Karawang. Dengan subyek sampel peneliian mahasiswa Semeser VI yang dipilih dua dari enam kelas secara acak. Dari dua kelas yang dipilih, secara acak dipilih juga kelas eksperimen dan kelas konrol. Insrumen erdiri dari es berupa soal uraian yang memerlukan penalaran dalam penyelesaiannya dan non es berupa skala sikap dalam benuk skala Liker, Skala ersebu menggali pendapa siswa pada aspek mina, aspek kesungguhan dan aspek manfaa erhadap pembelajaran berbasis akivias. Peneliian ini ermasuk peneliian eksperimen dengan disain prees-poses-conrol group design. Variabel bebas dalam peneliian ini adalah pembelajaran berbasis akivias sedangkan variabel erikanya kemampuan penalaran maemaika dan pendapa mahasiswa. Hasil peneliian menunjukan kemampuan penalaran mahasiswa yang pembelajarannya diperoleh dari model pembelajaran berbasis akivias lebih baik daripada pembelajarannya dengan cara biasa. Selain iu, sebagian besar siswa berpendapa posiif erhadap penerapan model pembelajaran berbasis akivias. Kaa kunci: Pembelajaran Berbasis Akivias, Penalaran Maemaik. 283

Rika Mulyai Musika Sari A. PENDAHULUAN Pengembangan kemampuan berpikir maemais elah menjadi perhaian uama dalam pembelajaran maemaika di Indonesia saa ini. Bahkan di negara maju seperi Jepang, Ausralia, Inggris dan Amerika pengembangan kemampuan berpikir maemais menjadi isu uama dalam menghadapi perkembangan ilmu pengeahuan, eknologi dan seni (Wijaya, 2012: 16). Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003: 8) dinyaakan bahwa seelah pembelajaran siswa harus memiliki seperangka kompeensi maemaika yang harus diunjukan pada hasil belajarnya dalam maa pelajaran maemaika (sandar kompeensi). Adapun salah sau kecakapan aau kemahiran maemaika yang diharapkan dapa ercapai dalam belajar maemaika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA yang berkaian dengan peneliian ini adalah menggunakan penalaran pada pola, sifa aau melakukan manipulasi maemaika dalam membua generalisasi, menyusun buki, aau menjelaskan gagasan dan pernyaaan maemaika. Berdasarkan sandar kompeensi yang ermua dalam kurikulum ersebu, aspek penalaran adalah suau kemampuan yang harus dimiliki siswa sebagai sandar yang harus dikembangkan dalam belajar maemaika. Oleh karena iu dalam akifias maemaika yang dikembangkan oleh guru dapa dipahami secara rasional, logis dan mudah dimengeri siswa, sehingga menghasilkan kemampuan penalaran yang maksimal. Proses Penalaran, pengambilan kepuusan, dan pemecahan masalah merupakan akivias menal yang membenuk ini berfikir. Keiga proses ersebu merupakan kegiaan berpikir aau proses kogniif. Proses kogniif iu saling berhubungan sau dengan yang lainnya (Malin, 1994). Kenyaaan dilapangan berdasarkan hasil peneliian enang kompeensi profesional guru maemaika menunjukkan bahwa: 1) penguasaan guru erhadap pengembangan peranyaan unuk meningkakan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang, 2) pengeahuan guru enang menenukan ala peraga yang epa unuk menanamkan konsep belum memadai, 3) kemampuan guru dalam mengembangkan sraegi aau jenis penugasan yang epa unuk meningkakan pemahaman siswa dinilai secara raa-raa masih rendah. Guru kurang mampu melakukan prakek pembelajaran yang mengarah pada keerampilan proses pembelajaran maemaika (Erwin, 2013). Rendahnya kualias guru ersebu merupakan salah sau fakor perlunya penaaan pada lembaga pendidikan guru. Hasil peneliian mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa calon guru mengalami kesulian dalam hal: (1) memahami konsep-konsep maemaika; (2) membaca grafik dan menafsirkannya; (3) menginerpreasikan persamaan maemaika yang merepresenasikan hubungan anara besaran; (4) membaca daa; dan (5) mengaikan suau konsep dengan konsep lainnya (Hendiana, 2012). Berdasarkan sudi pendahuluan, dari pengalaman penulis dalam mengajar beberapa ahun erakhir ada beberapa karakerisik pembelajaran maemaika eruama pada maa kuliah maemaika diskri yaiu: 1) kuliah dilaksanakan dengan meode pembelajaran yang digunakan pada umumnya ceramah, 2) mahasiswa kurang dilibakan dalam proses membangun konsep, menurunkan persamaan maemaika, dan pembuaan grafik, 3) maeri perkuliahan cukup pada, sehingga dalam proses perkuliahan mahasiswa dibebani ugas-ugas dari buku eks seiap peremuan, 4) maeri perkuliahan kurang mengkaikan konsepkonsep yang diperoleh di SMA, hampir idak ada konsep yang berangka dari pengalaman langsung, 5) kegiaan responsi kurang melibakan mahasiswa dalam proses pemecahan masalah secara sisemais. 284

Penerapan Program Pembelajaran Maemaika Penguasaan konsep yang rendah dapa diakibakan oleh beberapa hal, dianaranya adalah karena pembelajaran di dalam kelas kurang berkualias. Ini erjadi pada maa kuliah maemaika diskri dimana hasil dari penguasaan konsep yang kurang opimal, hal ini erliha dari hasil UAS hanya 45% dari seluruh kelas yang hanya mampu menjawab benar sebanyak 60% dan sisanya erdapa pada kisaran 59%-20%. (Sumber: dokumenasi nilai geomeri mahasiswa Unsika 2013/2014). Faka di aas menunjukkan masih perlu diupayakan pembenahan erhadap perkuliahan bagi calon guru maemaika. Salah sau upaya yang dapa dilakukan adalah melalui peningkaan kualias pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemampuan. Maonde (2004) menyaakan bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional secara dominan bersikap pasif, mendengarkan, dan membua caaan enang penjelasan dari pengajar. Oleh sebab iu dalam pembelajaran maemaika yang maerinya memerlukan penalaran diperlukan suau model pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh pesera didik. Berdasarkan hal ersebu, maka perlu dierapkan suau model pembelajaran yang dapa meningkakan moivasi belajar siswa. Diduga dengan Pembelajaran Berbasis Akivias yang lebih lanju disebu PBA dapa memberikan moivasi semanga belajar dan merangsang berpikir ingka inggi dalam siuasi berorienasi berbasis masalah ermasuk belajar bagaimana belajar, dan dapa mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan erjadinya perukaran ide secara erbuka adalah Pembelajaran Berbasis Akivias (PBA). PBA memungkinkan dapa meningkakan akivias siswa dalam proses berpikir sehingga menghasilkan daya nalar yang baik. PBA merupakan suau sraegi yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada masalah keseharian yang nyaa (auhenic) aau masalah yang disimulasikan, sehingga siswa diunu unuk berfikir kriis dan menempakan siswa sebagai problem solver, dalam proses ersebu jelas diunu penalaran yang baik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Berdasarkan laar belakang yang dikemukakan di aas, maka secara umum permasalahan dalam peneliian ini adalah: Apakah pembelajaran berbasis Akivias dapa meningkakan kemampuan penalaran maemaik Mahasiswa calon guru? Unuk menjawabnya masalah ersebu dijabarkan sebagai beriku: 1. Apakah peningkaan penalaran maemaik mahasiswa calon guru menggunakan pembelajaran berbasis akivias lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran biasa? 2. Bagaimana sikap mahasiswa erhadap pembelajaran berbasis akivias? B. METODE PENELITIAN Peneliian ini merupakan peneliian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel idak secara random, eapi menerima O X O O O Keerangan: O : Tes awal dan es akhir yaiu es berupa kemampuan penalaran X : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis akivias Populasi dari peneliian ini adalah mahasiswa semeser VI program sudi 285 keadaan sampel apa adanya. Adapun desain peneliiannya adalah sebagai beriku: pendidikan maemaika. Peneliian dilakukan di Universias Singaperbangsa Karawang. Pembagian kelas pada program sudi maemaika ersebu di dalam belajarnya idak dibedakan dengan adanya kelas unggulan dan kelas rendah. Maka dapa disimpulkan bahwa kelas-kelas yang

Rika Mulyai Musika Sari ada menyebar secara seimbang. Berdasarkan pembagian kelas ersebu, Sampel dalam peneliian ini dipilih secara acak dua kelas dari populasi enam kelas mahasiswa semeser VI paralel. Dari dua kelas yang dipilih, secara acak dipilih secara acak juga kelas eksperimen dan kelas konrol. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil peneliian ini Beriku gambaran umum raaan berdasarkan pada fakor-fakor yang kemampuan penalaran maemais dari diamai dan diemukan dalam peneliian. masing-masing kelas. Daa hasil es awal 1. Analisis Hasil Prees Kemampuan Berpikir Kriis Maemais pada kelompok eksperimen ringkasannya disajikan pada Tabel 1 Tabel 1. Rekapiulasi Daa Hasil Tes Awal Penalaran Maemaika Kelompok Eksperimen 1 13 17 4 0 25 2 18 16 0 0 16 3 20 11 3 0 17 4 28 6 0 0 6 5 11 17 6 0 29 Reraa 2,73 Deviasi Sandar 2,44 % Skor Ideal 18,2 Skor es awal dalam keseluruhan kelompok eksperimen berada pada kisaran 0 8. Skor eringgi hanya dicapai 53,33% dari skor idealnya dengan reraa 2,73 dengan deviasi sandar sebesar 2,44. Reraa skor ersebu jika dibandingkan dengan skor idealnya hanya mencapai 18,2%. Skor Tes Awal Kelompok Konrol. Dalam hasil es awal pada kelompok konrol ringkasannya disajikan pada abel 2. Tabel 2. Rekapiulasi Daa Hasil Tes Awal Penalaran Maemaika Kelompok Konrol 1 23 11 2 0 15 2 23 13 0 0 13 3 11 14 1 0 16 4 28 8 0 0 8 5 16 11 9 0 29 Reraa 2,30 Deviasi Sandar 2,48 % Skor Ideal 15,33 Unuk kelompok konrol, skor es awal berada pada kisaran 0 8. Skor eringgi dicapai 53,33% dari skor idealnya dengan reraa 2,30 dengan deviasi sandar sebesar 2,48. Reraa skor ersebu jika dibandingkan dengan skor idealnya hanya mencapai 15,33%. 286 Uji kesamaan reraa es awal Syara daa berdisribusi normal dan variansnya homogen elah erpenuhi. Sehingga unuk menguji kesamaan reraa es awal kelompok eksperimen dan kelompok konrol dapa digunakan uji-. Tabel 3. Analisis Uji Kesamaan Reraa Tes Awal Kelompok n x S Dk hiung Eksperimen Konrol 34 36 2,73 2,30 2,44 2,48 34+36-2=68 0,7309

Penerapan Program Pembelajaran Maemaika Nilai pada araf keberarian kelompok eksperimen dan kelompok abel konrol. 0,05 dengan deraja kebebasan 68 adalah Jadi = 2. Analisis Daa Poses Kemampuan abel =1,6567. Dengan 0,975 Penalaran Maemais demikian abel hiung Daa hasil es akhir pada kelompok abel eksperimen ringkasannya disajikan 0,7309 1,6567, maka H o dierima. Oleh pada abel 4. karena iu disimpulkan secara signifikan idak ada perbedaan reraa skor es awal Tabel 4. Rekapiulasi Daa Hasil Tes Akhir Penalaran Maemaika Kelompok Eksperimen 1 0 5 20 9 72 2 4 11 15 4 53 3 0 0 13 21 89 4 10 12 9 3 39 5 0 4 6 24 88 Reraa 10,03 Deviasi Sandar 2,94 % Skor Ideal 66,87 Pada kelompok eksperimen unuk skor es akhir nilai erendah 5 dan nilai eringgi 15. Skor eringgi mencapai 100% dari skor idealnya dengan reraa 10,03 dengan deviasi sandar sebesar 2,94. Reraa skor ersebu jika dibandingkan dengan skor idealnya mencapai 66,87%. Daa hasil es akhir pada kelompok konrol ringkasannya disajikan pada abel 5 Tabel 5. Rekapiulasi Daa Hasil Tes Akhir Penalaran Maemaika Kelompok Konrol 1 0 10 12 4 46 2 7 22 7 0 36 3 0 4 25 7 50 4 11 18 7 0 32 5 0 2 18 16 80 Reraa 7,8 Deviasi Sandar 2,75 % Skor Ideal 52 Skor es akhir dalam kelompok konrol berada pada kisaran 3 sampai 13. Nilai eringgi dicapai 86,67% dari skor idealnya dengan reraa 7,8 dengan deviasi sandar sebesar 2,75. Jika dibandingkan dengan skor idealnya mencapai 52%. Analisis perbedaan Reraa Tes Akhir Daa ersebu merupakan hasil belajar yang diperoleh seelah perlakuan baik erhadap kelompok eksperimen maupun kelompok konrol. Konsekuensi dalam pengujian perbedaan reraa sebagaimana analisis daa 287 pada skor es awal, skor es akhirpun akan menguji normalias daa, homogenias daa, dan perbedaan reraa. Uji perbedaan reraa es akhir Syara daa berdisribusi normal dan variansnya homogen elah erpenuhi. Sehingga unuk menguji kesamaan reraa es awal kelompok eksperimen dan kelompok konrol dapa digunakan uji-. Daa saisik yang diperlukan dalam pengujian kesamaan reraa ini, erangkum dalam Tabel 6.

Rika Mulyai Musika Sari Tabel 6. Analisis Uji Perbedaan Reraa Tes Akhir Kelompok n x s dk hiung Eksperimen Konrol Nilai abel 34 35 10,03 7,8 pada araf keberarian 0,05 dengan deraja kebebasan 68 adalah Jadi = (68) abel =1,6567. Karena 0,95 hiung abel ; 3,2828 > 1,6567, maka H o 2,94 2,75 34+36-2=68 3,2828 mengeahui apakah peningkaan ersebu berbeda secara signifikan, dilakukan uji perbedaan reraa perolehan belajar kelompok eksperimen dan kelompok konrol. Dikarenakan populasi perolehan belajar kelompok eksperimen berdisribusi normal eapi kelompok konrol idak berdisribusi normal. Oleh karena iu idak perlu lagi dilakukan uji homogenias. Unuk melakukan pengujiannya digunakan uji-. Hasil perhiungan dalam pengujian perbedaan reraa ini, erangkum dalam Tabel 7. diolak dan menerima H a. Jadi secara signifikan kemampuan penalaran kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok konrol. 3. Analisis Daa Peningkaan Kemampuan Penalaran Maemais Berdasarkan daa reraa skor es awal dan es akhir kelompok eksperimen, seelah perlakuan mengalami peningkaan kemampuan penalaran maemaika. Unuk Tabel 7. Analisis Uji Perbedaan Reraa Peningkaan Kemampuan Penalaran Kelompok n x s dk hiung Eksperimen Konrol 34 35 0,6 0,45 0,2 0,16 34+36-2=68 3,333 Nilai abel pada araf keberarian 0,05 dengan deraja kebebasan 68 adalah Jadi = (68) abel =1,6567. Karena 0,95 ' ; 3,3333 > 1,6567, maka H o hiung abel diolak dan menerima H a. Jadi erdapa perbedaan reraa yang signifikan skor peningkaan kemampuan penalaran D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis daa dan emuan peneliian yang dikemukakan erdahulu, maka dapa diambil kesimpulan sebagai beriku: 1. Peningkaan kemampuan penalaran maemaik mahasiswa yang memperoleh pembelajaran berbasis akivias lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran biasa. 2. Secara umum mahasiswa yang memperoleh pembelajaran berbasis akivias memiliki sikap posiif 288 kelompok eksperimen dan kelompok konrol pada ahap keberarian α = 0,05. Oleh karena iu disimpulkan bahwa peningkaan kemampuan penalaran perolehan belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada peningkaan belajar kelompok konrol. erhadap pembelajaran maemaika diskri. Berdasarkan kesimpulan dari peneliian yang penulis lakukan ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis akivias dapa meningkakan kemampuan penalaran maemaika mahasiswa yang lebih baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran biasa. Unuk pengembangan pembelajaran dan peneliian selanjunya penulis menyampaikan beberapa saran sebagai beriku:

Penerapan Program Pembelajaran Maemaika 1. Pembelajaran berbasis akivias dapa dijadikan salah sau alernaif dalam pembelajaran maemaika dalam upaya meningkakan kemapuan penalaran maemaik mahasiswa. 2. Bagi penelii selanjunya disarankan unuk melakukan peneliian yang memanfaakan model pembelajaran berbasis akivias unuk meningkakan kemampuan selain penalaran, misalnya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi. DAFTAR PUSTAKA Deparemen Pendidikan Nasional Direkora Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direkora Pendidikan Lanjuan Perama (2003). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Perama. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompeensi Sekolah Menengah Perama Maa Pelajaran Maemaika. Jakara: Direkora Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas. Maonde, F. (2004) Evaluasi Kualias Soal Maemaika SLTP pada EBTANAS di Koa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Jakara, Badan Peneliian dan Pengembangan Deperemen Pendidikan Nasional. Malin, M. W. (1994). Cogniion Orlando; Hardcour Publisher. Suriasumanri, J. S. (1998). Filsafa Ilmu Sebuah Penganar Populer. Jakara; Sinar Harapan. Uno. H.B (2007). Model Pembelajaran Mencipakan Proses Belajar Mengajar yang Kreaif dan Efisien. Bumi Aksara. 289