Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

Jl. Tamansari No.1 Bandung

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

Unnes Science Education Journal

Analisis Model dan Contoh Numerik

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi.

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

IV. METODE PENELITIAN

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Indah Nursuprianah, Darsono

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id Absrac The purpose of his sudy is o deermine he increase in inensive reading skills hrough he implemenaion of he sraegy KWL (Know-Wan o know-learned) Class III suden learning disabiliies, SD N Manahan Surakara, academic year 2011/2012. The research use approaches Classroom Acion Research / Acion Research. Subjecs who obained he sudens' classroom learning disabiliies of class III SD Negeri Manahan Surakara, amouning o 4 sudens. Daa collecion echniques used were observaion echnique, inerview, es and documen review. To es he validiy of he daa, he auhors use he riangulaion mehod, riangulaion of daa (source) and review informan.technic analysis used is a criical analysis and comparaive descripive analysis. Qualiaive daa were analyzed wih he echniques of criical analysis of he daa while he es is classified as a form of quaniaive daa. Daa were analyzed using descripive comparaive, ie, comparing es scores beween cycles wih indicaors of achievemen. The resuls showed an increase in reading abiliy is significanly inensified by applying he sraegy KWL (Know-Wan o know-learned), from he iniial condiions which amouned o 75% in cycle I and cycle II by 25% of cycle I. Based on he research resuls can be concluded ha he implemenaion of he sraegy KWL (Know-Wan o know-learned) can improve he reading skills of sudens disabiliies inensively sudied class III of SD Negeri Manahan Surakara in he academic year 2011/2012. Key word:kwl, Inensive reading,learning disabiliy ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk mengeahui peningkaan kemampuan membaca inensif melalui penerapan sraegi KWL (Know-Wan o know-learned) siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. Peneliian ini menggunakan pendekaan Classroom Acion Research/ Peneliian Tindakan Kelas. Subyek yang memperoleh perlakuan adalah siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara yang berjumlah 4 siswa. Teknik pengumpulan daa yang digunakan adalah eknik observasi, wawancara, es dan kajian dokumen. Unuk menguji validias daa, penulis menggunakan riangulasi meode, riangulasi daa (sumber) dan review informan.teknik analisis yang digunakan adalah analisis kriis dan analisis deskripif komparaif. Daa kualiaif dianalisis dengan eknik analisis kriis sedangkan daa yang berupa es diklasifikasikan sebagai daa kuaniaif. Daa ersebu dianalisis secara deskripif komparaif, yakni membandingkan nilai es anar siklus dengan indikaor pencapaian. Hasil peneliian menunjukkan peningkaan kemampuan membaca inensif yang signifikan dengan menerapkan sraegi KWL (Know-Wan o know-learned),dari kondisi awal yakni sebesar 75 % pada siklus I dan pada siklus II sebesar 25 % dari siklus I. Berdasarkan hasil peneliian dapa disimpulkan bahwa penerapan sraegi KWL (Know-Wan o know-learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012.

Kaa Kunci: Sraegi KWL, Membaca Inensif, Siswa Berkesulian Belajar PENDAHULUAN Keerampilan membaca dan menulis merupakan modal uama bagi pesera didik. Dengan berbekal kemampuan membaca dan menulis, siswa dapa mempelajari ilmu lain. Oleh karena iu, kegagalan dalam penguasaan keerampilan ini akan mengakibakan masalah yang faal, baik unuk melanjukan pendidikan ke jenjang yang lebih inggi maupun unuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakaan. Tujuan akhir membaca adalah unuk memahami isi bacaan, ujuan semacam iu ernyaa belum dapa sepenuhnya dicapai oleh siswa. Banyak siswa yang dapa membaca secara lancar suau bahan bacaan eapi idak memahami isi bahan bacaan ersebu. Membaca pemahaman merupakan bagian dari membaca inensif, sedangkan membaca inensif adalah membaca dengan sungguh-sungguh unuk menemukan dan mendapakan informasi pening dari sebuah bacaan. Berdasarkan kenyaaan di lapangan, kemampuan membaca inensif siswa di sekolah dasar masih diemukan permasalahan. Hal ini dapa erliha pada kegiaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Manahan Surakara, erdapa beberapa siswa yang belum baik dalam menjawab peranyaan, menyaakan pendapa aau perasaan yang berkaian dengan isi eks dan menyimpulkan isi eks dalam beberapa kalima, sehingga menyebabkan siswa memiliki nilai yang rendah aau dibawah KKM (Krieria Keunasan Minimal) yang elah di eapkan SD Negeri Manahan Surakara yaiu 70 dari jumlah seluruh siswa yaiu 47 siswa, siswa yang nilainya di bawah KKM berjumlah 4 siswa aau 8,5% sedangkan 43 siswa aau 91,5% siswa memperoleh nilai di aas KKM. Selain iu, dalam penerapan sraegi pembelajaran guru masih menggunakan sraegi pembelajaran yang konvensional, misalnya siswa diberikan maeri pelajaran berupa bacaan kemudian siswa disuruh membaca dalam hai, seelah siswa selesai membaca guru memberikan beberapa peranyaan kepada siswa. Sraegi yang digunakan guru ersebu idak menggunakan sraegi membaca yang dapa menganarkan siswa memahami bacaan. Sehingga hasil belajar aau presasi belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa mengalami kesulian belajar. Anak berkesulian belajar adalah anak yang secara nyaa mengalami kesulian dalam ugas-ugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga presasi belajarnya rendah dan anak ersebu beresiko inggal kelas. Unuk mengaasi permasalahan ersebu perlu dicarikan alernaif pemecahan masalah, salah saunya dengan sraegi membaca KWL (Know - Wan o Know Learned) yang sesuai dengan karakerisik siswa dan karakerisik maa pelajaran. KWL adalah singkaan dari Know (yang dikeahui), Wha o Know (yang ingin di keahui), dan Learned (yang di peroleh). KWL (Know - Wan o Know Learned) merupakan suau sraegi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran social sudies unuk mengaasi kejenuhan dan keluasan maeri yang harus dipahami oleh pesera didik. Berdasarkan laar belakang ersebu, masalah yang dapa dirumuskan adalah Apakah penerapan sraegi KWL (Know-Wan o know- Learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012? Tujuan peneliian ini adalah unuk mengeahui peningkaan kemampuan membaca inensif melalui penerapan sraegi KWL (Know- Wan o know-learned) siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. Kesulian belajar merupakan erjemahan dari isilah bahasa Inggris yaiu learning disabiliy. Kesulian belajar ini muncul akiba adanya disfungsi neurologis dan proses psikologi dasar. The Naional Join Commiee for Learning Disabiliies (NJCLD) yang dikuip oleh Abdurrahman (2003: 6) mengemukakan bahwa: kesulian belajar menunjuk pada sekelompok kesulian yang dimanifesasikan dalam benuk kesulian yang nyaa dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar aau kemampuan dalam bidang sudi maemaika. Gangguan ersebu inrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi

sisem syaraf pusa. Meskipun suau kesulian belajar mungkin erjadi bersamaan dengan kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensoris, una grahia, hambaan sosial dan emosional) aau berbagai pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang idak epa, fakor-fakor psikogenik) berbagai hambaan ersebu bukan penyebab aau pengaruh langsung. Kesulian belajar bisa membawa akiba presasi belajar anak menjadi dibawah yang seharusnya bisa diperoleh. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yusuf (2005: 7) menyaakan bahwa: Anak dengan Problema Belajar adalah anak yang karena sau dan lain hal secara signifikan menunjukkan kesulian dalam mengikui pendidikan pada umumnya, idak mampu mengembangkan poensinya secara opimum, presasi belajar yang dicapai berada di bawah poensinya sehingga mereka memerlukan perhaian dan pelayanan khusus unuk mendapakan hasil erbaik sesuai dengan baka dan kemampuannya. Dari beberapa definisi ersebu dapa diambil kesimpulan bahwa kesulian belajar adalah gangguan yang disebabkan karena disfungsi neurologis dan bermanifesasi dalam benuk kesulian ugas ugas akademik sehingga muncul kesenjangan anara presasi belajar dan poensi. Membaca inensif adalah kegiaan membaca yang berusaha menemukan dan mendapakan informasi pening dari sebuah bacaan. Menuru Tarigan (2008: 36) membaca inensif aau inensive reading adalah sudi seksama, elaah elii, dan penanganan erperinci yang dilaksanakan dalam kelas erhadap suau ugas yang pendek kira-kira dua sampai empa halaman seiap hari. Membaca inensif menuru Wajuanna (2011) menyaakan bahwa membaca inensif aau inensive reading adalah membaca dengan penuh penghayaan unuk menyerap apa yang seharusnya kia kuasai. Berdasarkan uraian diaas dapa diambil kesimpulan bahwa membaca inensif merupakan membaca secara cerma unuk memahamii suau eks secara epa dan akura. KWL (Know - Wan o Know Learned) merupakan suau sraegi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran social sudies unuk mengaasi kejenuhan dan keluasan maeri yang harus dipahami oleh pesera didik (Purayasa, 2003). Menuru Rahim (2008: 41) menyaakan bahwa Sraegi KWL memberikan kepada siswa ujuan membaca dan memberikan suau peran akif siswa sebelum, saa dan sesudah membaca. Sraegi ini membanu mereka memikirkan informasi baru yang dierimanya. Sraegi ini juga bisa memperkua kemampuan siswa mengembangkan peranyaan enang berbagai opik. Beriku ini adalah conoh lembaran panduan belajar sraegi KWL (Yang dikeahui-apa yang ingin dikeahui-apa yang dipelajari). Apa yang Dikeahui (K) Apa yang ingin Dikeahui (W) Yang Telah Dipelajari (L) Dari beberapa pendapa ersebu dapa disimpulkan bahwa, sraegi KWL adalah sraegi yang menghanarkan siswa pada ujuan membaca yakni memahami bacaan, sraegi KWL erdiri dari iga langkah dasar yaiu Know(yang dikeahui), Wha o Know (yang ingin di keahui), dan Learned (yang di peroleh). METODE PENELITIAN Meode Peneliian dengan menggunakan pendekaan Peneliian Tindakan Kelas (classroom acion research). Dengan Subyek peneliian indakan kelas ini adalah siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara. Siswa ersebu berjumlah 4 siswa laki-laki. Peneliian ini dilakukan dalam pull ou, sehingga dalam peneliian ini penelii berindak sebagai guru. Meode pengumpulan daa dalam peneliian ini menggunakan:(1) observasi, observasi dalam peneliian ini dilakukan unuk mengamai dan mengeahui kinerja guru dan akivias siswa dalam pembelajaran membaca inensif dengan menerapkan sraegi KWL. Pengamaan erhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiaan guru dalam menjelaskan pelajaran, memoivasi siswa, mengajukan peranyaan dan menanggapi

jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan laihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian erhadap hasil belajar siswa. Semenara iu, pengamaan erhadap siswa dalam mengikui pelajaran, seperi erliha pada keakifan beranya dan menanggapi simuli yang daang dari guru aau eman lainnya. Keakifan siswa dalam mengerjakan ugas dan sebagainya. (2) wawancara,wawancara dilakukan seelah dan aas dasar hasil pengamaan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dengan siswa dilaksanakan seelah melakukan pengamaan erhadap kegiaan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan unuk memperoleh informasi enang hambaandan kesulian sera kesankesan selama proses pembelajaran berlangsung seelah menerapkan sraegi KWL. (3) kajian dokumen, kajian dokumen dilakukan erhadap berbagai dokumen aau arsip yang ada seperi kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibua guru buku aau maeri pelajaran, hasil pekerjaan siswa, dan nilai yang diberikan guru. (4) Tes, pemberian es dimaksudkan unuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa seelah kegiaan aau pemberian indakan. Tes membaca inensif diberikan pada awal kegiaan peneliian unuk mengidenifikasi kekurangan dan kelemahan siswa dalam membaca inensif dan di seiap akhir siklus unuk mengeahui peningkaan kemampuan membaca inensif siswa. Validias daa dalam peneliian ini menggunakan eknik-eknik sebagai beriku: (1) Triangulasi daa (sumber), yaiu menggali daa yang sejenis dari berbagai sumber daa yang berbeda. (2) Triangulasi meode, yaiu menggali daa yang sama dengan menggunakan meode pengumpulan daa yang berbeda. (3) Review informan, daa yang sudah diperoleh mulai disusun sajian daanya, walaupun mungkin masih belum uuh dan menyeluruh kemudian dikomunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informan). Teknik analisis daa yang digunakan unuk menganalis daa-daa yang elah berhasil dikumpulkan anara lain dengan eknik deskripif komparaif (saisik deskripif komparaif) dan eknik analisis kriis. Teknik saisik deskripif komparaif digunakan unuk daa kuaniaif, yakni dengan membandingkan anar-siklus. Aspek yang Diukur Keakifan siswa dalam kegiaan pembelaja ran aau pada saa penerapan sraegi KWL Kemampu an siswa dalam memahami isi bacaan Persenas e Siswa yang Cara Mengukur Diargeka n 60 % Diamai saa pembelajaran dan dihiung dari jumlah siswa yang akif dalam mengikui kegiaan pembelajaran. 60 % Diukur dari hasil es membaca dan dihiung dari jumlah siswa yang dapa mencapai KKM, yaiu 70. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil peneliian ersebu melipui: peningkaan kemampuan membaca inensif sera peningkaan keakifan siswa saa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know- Learned) pada siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara Tahun Ajaran 2011/2012. Peneliian indakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, seiap siklus dilaksanakan dalam empa ahapan, yakni (1) ahap perencanaan indakan, (2) ahap pelaksanaan indakan, (3) ahap observasi, dan (4) ahap refleksi. Pada siklus I erdapa kekurangan pada lembar KWL (Know-Wan o Know-Learned) sehingga siswa bingung dalam menyusun peranyaan pada kolom W (apa yang ingin dikeahui) dan menulis jawaban pada kolom L (apa yang elah dipelajari). Permasalahan yang muncul pada siklus I ersebu, dapa diperoleh solusi pada siklus II dengan perbaikan pada lembar KWL (Know-Wan o Know-Learned) yakni pada kolom W (apa yang ingin dikeahui) diberikan beberapa pancingan peranyaan, hal ini dengan maksud peranyaan siswa idak erlalu luas aau berada di luar eks bacaan sehingga siswa idak mengalami kebingungan dalam menuliskan

jawaban pada kolom L (apa yang elah dipelajari). Pada siklus II menunjukkan peningkaan yang signifikan pada kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara Tahun Ajaran 2011/2012, apabila diliha dimulai dari nilai awal sampai indak lanju pada siklus I, dan siklus II yang elah dilaksanakan penelii. Adapun daa diperoleh penelii seperi pada abel beriku ini : Tabel 1 Nama Kemampuan Awal I II Rd 60 70 70 Rg 50 70 80 Ak 60 70 90 Af 30 60 80 % Tunas 0% 75 % 100 % % Peningkaan 75 % 25 % Daa pada abel di aas merupakan rekapiulasi hasil es membaca inensif dimulai dari nilai awal aau kemampuan awal siswa, siklus I, dan siklus II. Pada abel ersebu erliha adanya peningkaan sejak diadakan siklus I dan silkus II. Dari hasil nilai es awal yang digunakan sebagai acuan dalam penenuan kemampuan awal, erliha bahwa dari semua siswa belum ada yang mencapai keunasan aau keunasan baru mencapai 0%. Pada hasil es membaca inensif siklus I, prosenase unas mencapai 75% aau erjadi peningkaan 75% bila dibandingkan dengan kemampuan awal. Pada hasil es siklus II, prosenase unas sebesar 100% aau erjadi peningkaan bila dibandingkan siklus I sebesar 25%. Bila membandingkan siklus II dengan kemampuan awal, maka peningkaan hasil adalah 100%. Peningkaan keakifan siswa berkesulian belajar saa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) dapa diliha pada abel di bawah ini: Tabel. 2 Nam a Kondi si Awal I II Ke Rd 25 % 50 % 70 % Meningka Rg 40 % 70 % 80 % Meningka Ak 50 % 60 % 70 % Meningka Af 40 % 50 % 60 % Meningka Daa abel di aas merupakan rekapiulasi keakifan observasi keakifan siswa saa pembelajaran Bahasa Indonesia, dimulai dari kondisi awal siswa, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil peneliian menunjukkan bahwa kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara mengalami peningkaan seelah mengikui pembelajaran dengan menerapkan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned). Hasil ersebu relevan dengan pendapa Rahim (2008: 41) yang menyaakan bahwa Sraegi KWL memberikan kepada siswa ujuan membaca dan memberikan suau peran akif siswa sebelum, saa dan sesudah membaca. Sraegi KWL ini dapa mendorong siswa berperan akif selama mengikui pembelajaran dengan cara, guru memoivasi siswa unuk menyampaikan apa saja yang mereka keahui enang suau opik. Selain unuk meningkakan keakifan siswa selama mengikui pembelajaran, sraegi KWL juga dapa digunakan unuk memoivasi siswa dalam membaca inensif. Membaca inensif adalah kegiaan membaca yang berusaha menemukan dan mendapakan informasi pening dari sebuah bacaan. Menuru Tarigan (2008: 36) membaca inensif aau inensive reading adalah sudi seksama, elaah elii, dan penanganan erperinci yang dilaksanakan dalam kelas erhadap suau ugas yang pendek kira-kira dua sampai empa halaman seiap hari. Pembelajaran membaca inensif di sekolah dasar, biasanya dilakukan guru dengan sraegi pembelajaran yang konvensional. Misalnya dengan memberikan eks bacaan, kemudian siswa membaca dalam hai, seelah siswa selesai membaca guru memberikan peranyaan aau soal yang berkaian dengan isi eks ersebu. Kondisi seperi ini akan menimbulkan kejenuhan pada siswa, siswa cenderung pasif dan idak erliba langsung dalam pembelajaran. Bagi siswa berkesulian belajar mereka mengalami kesulian dalam pembelajaran membaca inensif, karena siswa kesulian dalam memproses informasi

yang dierima di oak sehingga mereka idak dapa memahami bacaan yang mereka baca. Hal ini menyebabkan mereka memiliki hasil belajar yang rendah idak sesuai dengan poensi yang mereka miliki. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yusuf (2005: 7) menyaakan bahwa: Anak dengan Problema Belajar adalah anak yang karena sau dan lain hal secara signifikan menunjukkan kesulian dalam mengikui pendidikan pada umumnya, idak mampu mengembangkan poensinya secara opimum, presasi belajar yang dicapai berada di bawah poensinya sehingga mereka memerlukan perhaian dan pelayanan khusus unuk mendapakan hasil erbaik sesuai dengan baka dan kemampuannya. Penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) pada pembelajaran membaca inensif dapa membanu siswa berkesulian belajar dalam menghubungkan pengeahuan yang mereka miliki dengan informasi yang baru dierimanya. Selain iu sraegi KWL (Know- Wan o Know-Learned) juga bermanfaa dalam meningkakan peran akif siswa berkesulian belajar sehingga dapa mengaasi kejenuhan siswa erhadap maeri Bahasa Indonesia yang sanga luas. Hal ini relevan dengan pendapa (Purayasa, 2003) KWL (Know - Wan o Know Learned) merupakan suau sraegi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran social sudies unuk mengaasi kejenuhan dan keluasan maeri yang harus dipahami oleh pesera didik. Selain iu hasil peneliian yang dilakukan oleh Rasyid dan Asrori ahun 2008 menunjukkan bahwa model pembelajaran KWL sanga efekif unuk menambah kapasias dan kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam membaca dan memahami eks bacaan pada maa pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengeahuan Sosial, eapi kurang efekif unuk maa pelajaran Maemaika dan Sains Dasar. Berdasarkan hasil peneliian dalam skripsi ini, maka sraegi KWL (Know- Wan o Know-Learned) idak hanya dapa dierapkan bagi siswa normal, namun sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) juga efekif dalam meningkakan kemampuan membaca inensif bagi siswa berkesulian belajar. Dengan demikian dapa disimpulkan bahwa penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know- Learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil peneliian ersebu, erliha adanya peningkaan yang signifikan pada kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar dengan menggunakan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned). Maka dapa disimpulkan bahwa penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. Berkaian dengan simpulan di aas, maka penelii dapa mengajukan saran-saran sebagai beriku: (1) Saran kepada Guru; guru sebaiknya lebih berusaha mencipakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik sehingga siswa merasa nyaman dan akif mengikui pembelajaran, guru sebaiknya lebih mengefekifkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berupaya mengopimalkan kemampuan mengelola kelas, guru sebaiknya selalu berfikir kreaif dalam mengembangkan inovasi pembelajaran, salah saunya dengan sraegi pembelajaran.(2) Saran kepada siswa; siswa hendaknya selalu erliba secara akif saa kegiaan belajar mengajar, siswa sebaiknya fokus dan memperhaikan guru selama mengikui pembelajaran, siswa sebaiknya mampu mengekspresikan diri dengan berani dan iku berparisipasi dalam kegiaan belajar mengajar yang diadakan oleh guru. (3) Saran kepada Penelii selanjunya: diharapkan ada peneliian lanjuan yang membahas enang kaian sraegi KWL (Know-Wan o Know- Learned) dengan kemampuan membaca inensif pada aspek membaca kriis.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulian Belajar. Jakara: Depdikbud. Purayasa, Ida Bagus. 2003. Pengembangan Model Konsrukivis dengan Pendekaan KWL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar (Sudi Pembelajaran unuk Meningkakan Pemahaman Maeri Bahasa Indonesia dan Keerampilan Berpikir Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kabupaen Daerah Tingka II Buleleng Provinsi Bali). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 h. XXXVI Okober 2003. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakara: PT.Bumi Aksara. Rasyid, Harun dan Asrori. 2008. Efekivias Sraegi Pembelajaran K-W-L Teaching Model Unuk Meningkakan Kemampuan Memahami Teks Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Peneliian dan Evaluasi, Nomor 1, ahun XI. Tarigan, Henry Gunur, 2008. Memnaca Sebagai Suau Keerampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa. Wajuanna, Aulia. 2011. Membaca Inensif, dalam (hp://auliawajuanna. blogspo.com/2011/06/membaca-inensif.hml, diakses pada (hari Kamis anggal 26 Januari 2012 pukul 14.17 WIB). Yusuf, Munawir. 2005. Pendidikan Bagi Anak dengan Problem belajar. Surakara: PT. Tiga Serangkai Pusaka Mandiri.