IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Katarina Tiara Dewantari NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

2 ii

3 iii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Almarhum dan Almarhumah Orangtuaku Kakak-kakakku Saudara-saudaraku Sahabat-sahabatku Dosen Pembimbingku Universitas Sanata Dharma iv

5 HALAMAN MOTTO Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab Tuhan Allahmu menyertai kamu kemanapun kamu pergi. (Yosua 1: 9) Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4: 6) Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10: 13) v

6 vi

7 vii

8 ABSTRAK IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN Katarina Tiara Dewantari Universitas Sanata Dharma 2016 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan agar siswa tidak hanya terampil matematika namun juga memberikan bekal pada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika perlu menggunakan benda konkret untuk membantu siswa memahami konsep matematika sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa yaitu pada tahap operasional konkret. Penjumlahan dan pengurangan bilangan merupakan salah satu materi pelajaran matematika. Seringkali siswa kesulitan dalam mempelajari materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Penggunaan media pembelajaran berupa benda konkret sangat membantu dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu decanomial bead bar box. Media ini merupakan salah satu media berbasis Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman dan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada implementasi media decanomial bead bar box materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data berupa soal tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini berupa deskripsi pengimplementasian media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Hasil belajar siswa menggunakan media decanomial bead bar box menunjukkan rata-rata nilai tes 79,09, rata-rata nilai sikap 83,33, dan rata-rata nilai penggunaan media decanomial bead bar box 84,72. Kata kunci: implementasi, decanomial bead bar box, penjumlahan dan pengurangan bilangan. viii

9 ABSTRACT IMPLEMENTATION OF DECANOMIAL BEAD BAR BOX FOR ADDITION AND SUBTRACTION OF NUMBERS FOR STUDENT AT THE SECOND GRADE OF CATURTUNGGAL 1 SLEMAN ELEMENTARY PUBLIC SCHOOL Katarina Tiara Dewantari Sanata Dharma University 2016 Mathematics is one of the lesson that have purpose, so student is not just can use mathematics but can give the experience then they can apply mathematics in their life. Mathematics learning need used the real material to help student understand the mathematics concepts appropriate with student learning development stage that was in operational real stage. Addition and substraction of numbers was one of the mathematics lesson. Sometimes is hard for student to learn about addition with keeping technique and substraction with borrowed technique. Using learning tools as real material was very helpful for learned the addition and substraction of numbers. One of the learning tools that can used is decanomial bead bar box. This tool was one of the Montessori based tools. The purpose of this research was describe the implementation of decanomial bead bar box tool for addition and substraction of numbers for student at second grade of Caturtunggal 1 Sleman Elementary Public School and to describe the student learning result on implementation decanomial bead bar box tool for addition and substraction of numbers for student at second grade of Caturtunggal 1 Sleman Elementary Public School. This research used the descriptive qualitative method. The subjects of this research were 22 students at the second grade of Caturtunggal 1 Sleman Elementary Public School. The instruments of the research was learning instruments and instruments of collecting data such as test, observation sheet, and the manual of interview. The result from this research was description of the implementation of decanomial bead bar box tool for addition and subtraction of numbers. The result from student learning by used decanomial bead bar box show the score average was 79,09. The result of attitude showed the score average was 83,33, and the score average from using decanomial bead bar box tool was 84,72. Key words: implementation, decanomial bead bar box, addition and substraction of numbers. ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan. Sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Decanomial Bead Bar Box untuk Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan memberi dukungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD. 5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., dosen pembimbing I yang dengan sabar dan bijaksana telah memberikan bimbingan dan dukungan. 6. Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II yang dengan sabar dan bijaksana telah memberikan bimbingan dan dukungan. 7. Widodo S.Pd., Kepala SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. 8. Dra. Murtini, guru kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah. 9. Seluruh siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penelitian berlangsung. x

11 xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR BAGAN... xv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Asumsi Penelitian Definisi Operasional... 9 BAB II LANDASAN TEORI Kajian Pustaka Hakekat Belajar xii

13 2.1.2 Hasil Belajar Pembelajaran Matematika Metode Montessori Media Pembelajaran Decanomial Bead Bar Box Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Setting Penelitian Tempat Penelitian Subjek Penelitian Waktu Penelitian Rancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data Wawancara Observasi Dokumentasi Tes Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara Pedoman Observasi Soal Tes Kredibilitas dan Transferabilitas Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Pertemuan II xiii

14 Pertemuan III Pertemuan IV Penggunaan Media Decanomial Bead Bar Box Pembahasan Hasil Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box Hasil Belajar pada Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box BAB V PENUTUP Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Saran DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN CURRICULUM VITAE xiv

15 DAFTAR BAGAN Halaman Bagan Tahapan Penelitian Kualitatif menurut Bogdan xv

16 DAFTAR TABEL Halaman Tabel Klasifikasi Manik-Manik Media Decanomial Bead Bar Box 17 Tabel Pedoman Wawancara Guru Tabel Pedoman Wawancara Siswa Tabel Pedoman Observasi Tabel Kisi-kisi Soal Tes Tabel Kriteria Penilaian Hasil Tes Tabel Kriteria Penilaian Observasi Tabel Wawancara Penggunaan Media oleh Siswa Tabel Hasil Observasi Penggunaan Media oleh Siswa Tabel Hasil Belajar Siswa Tabel Penilaian Sikap Siswa Tabel Penilaian Keterampilan Siswa xvi

17 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Media Decanomial Bead Bar Box Gambar Siswa diperkenalkan Media Decanomial Bead Bar Box Gambar Perwakilan Kelompok Mengambil Media Gambar Siswa Mengambil Manik-Manik Gambar Siswa Menghitung Jumlah Manik-Manik Gambar Siswa Mengambil Manik-Manik Bilangan Pertama Gambar Siswa Menghitung Jumlah Manik-Manik Gambar Siswa Mengambil Manik-Manik Bilangan Kedua Gambar Siswa Menghitung Manik-Manik Bilangan Pertama dan Kedua Gambar Siswa Mendapat Arahan dari Guru Gambar Siswa Mengambil Manik-Manik Gambar Siswa Mengurangkan Manik-Manik Gambar Siswa Mengambil Manik-Manik Gambar Siswa Mengurangkan Manik-Manik xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 3 LKS Lampiran 4 Soal Tes Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli RPP oleh Dosen Lampiran 6 Lembar Validasi RPP oleh Guru Lampiran 7 Lembar Validasi Ahli Wawancara oleh Dosen Lampiran 8 Soal Tes Kondisi awal yang telah dikerjakan Siswa Lampiran 9 Soal Tes yang dikerjakan Siswa sesudah Menggunakan Media Lampiran 10 Lembar Observasi Pertemuan I Lampiran 11 Lembar Observasi Pertemuan II Lampiran 12 Lembar Observasi Pertemuan III Lampiran 13 Lembar Observasi Pertemuan IV Lampiran 14 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I Lampiran 15 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan II Lampiran 16 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan III Lampiran 17 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan IV Lampiran 18 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan I Lampiran 19 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan II Lampiran 20 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan III Lampiran 21 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan IV Lampiran 22 Transkripsi Wawancara Guru dan Siswa Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian Lampiran 24 Surat Ijin Penelitian Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian xviii

19 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini akan menguraikan tentang 1.1 latar belakang masalah, 1.2 identifikasi masalah, 1.3 pembatasan masalah, 1.4 rumusan masalah, 1.5 tujuan penelitian, 1.6 manfaat penelitian, 1.7 asumsi penelitian, dan 1.8 definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia berhak untuk mendapat pendidikan dalam hidupnya. Sekolah adalah salah satu sarana untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan di sekolah dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar. Winkel (2014: 29) mengatakan bahwa pendidikan di sekolah mengarahkan belajar siswa supaya siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang semuanya menunjang perkembangannya. Salah satu cara siswa dapat memperoleh pendidikan yaitu dengan belajar di sekolah. Siswa belajar guna menambah ilmu pengetahuan dan dapat mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari. Susanto (2013: 183) menegaskan bahwa siswa belajar supaya tidak hanya terampil namun juga dapat menerapkan apa yang ia pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai mata pelajaran diajarkan pada siswa untuk dapat mewujudkan tujuan dari belajar itu. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa di sekolah yaitu matematika. Dari hasil observasi, 1

20 2 dengan belajar matematika siswa dapat memperoleh pengetahuan, salah satunya yaitu berhitung. Berhitung digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, siswa perlu menghitung berapa uang yang harus siswa keluarkan untuk membeli sebuah barang. Ismunamto (2011: 18-19) menegaskan bahwa kehadiran matematika dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari sangat bermanfaat, karena dapat digunakan untuk berhitung, mengolah data, berdagang, dan dapat membantu bidang studi lainnya seperti akuntansi, perpajakan, kimia, fisika, dan farmasi. Salah satu materi pelajaran penting dalam matematika adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan. Goenawan dan Alexander (2014: 14) menjelaskan bila siswa tidak dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan maka siswa akan kesulitan untuk memahami materi pelajaran matematika pada tahap selanjutnya. Sebagai contoh, siswa yang kurang memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan akan kesulitan mempelajari materi perkalian dan pembagian. Oleh karena itu penting bagi siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan ini, karena materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ini menjadi dasar bagi operasi dasar bilangan yang lain. Uno dan Nurdin (2011: 265) menegaskan bahwa pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan perkembangan belajarnya. Dengan demikian, pembelajaran yang diberikan kepada siswa Sekolah Dasar disesuaikan dengan tahap perkembangan belajar siswa Sekolah Dasar.

21 3 Piaget (dalam Santrock, 2014: 49) mengungkapkan terdapat empat tahapan perkembangan belajar siswa. Empat tahapan tersebut diantaranya, tahap sensorimotor (lahir sampai 2 tahun), tahap praoperasional (2 sampai 7 tahun), tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun sampai dewasa). Siswa usia Sekolah Dasar berada pada tahapan operasional konkret. Santrock (2014: 49) menegaskan pada tahap operasional konkret anak berpikir secara operasional, dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif tetapi hanya dalam situasi konkret. Oleh karena itu Uno dan Nurdin (2011: 265) menegaskan bahwa pembelajaran untuk siswa pada tahap operasional konkret hendaknya menggunakan bendabenda konkret sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dengan cara penyajian matematika menggunakan benda konkret yang sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa, siswa yang belajar akan siap menerima pelajaran. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman pada tanggal 29 Maret 2016 menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum menguasai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas II pada tanggal 9 Mei 2016 menunjukkan bahwa terdapat 12 siswa yang mendapat nilai di bawah 60. Guru mengatakan bahwa siswa masih kesulitan dalam materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama melakukan program

22 4 pengakraban lingkungan di SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman ini, diketahui bahwa penggunaan media dalam pembelajaran di kelas masih belum maksimal. Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak selalu menggunakan media dalam pembelajarannya. Penggunaan media pembelajaran masih terbatas pada pengenalan materi pembelajarannya saja. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, guru menggunakan lidi untuk memperkenalkan materi penjumlahan dan pengurangan kepada siswa. Pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dan lebih, guru tidak lagi menggunakan lidi dalam pembelajaran melainkan menerapkan teknik ceramah dalam pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk membantu siswa memahami materi yang sedang diajarkan. Kustandi dan Sutjipto (2013: 8) menegaskan bahwa media pmbelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan sarana meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Anitah (2010: 5) media dapat berupa orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Salah satu media pembelajaran yang dapat memungkinkan siswa menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap adalah media pembelajaran decanomial bead bar box. Media decanomial bead bar box ini merupakan salah satu media berbasis Montessori. Media berbasis Montessori mempunyai empat ciri-ciri. Ciri-ciri media Montessori yaitu auto-education, autocorrection, menarik, dan bergradasi (Montessori, 2002: 169, 171). Prasetya

23 5 (2014: 18) menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual. Dengan menggunakan media decanomial bead bar box, siswa dapat menambah pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam menggunakan media tersebut dan membantunya memahami materi pembelajaran. Media decanomial bead bar box adalah kumpulan manik-manik yang berwarna-warni. Manik-manik berwarna merah mengindikasikan bilangan satu dengan jumlah manik-manik satu. Manik-manik berwarna hijau mengindikasikan bilangan dua dengan jumlah manik-manik dua. Begitu seterusnya hingga bilangan sepuluh. Media decanomial bead bar box ini memberikan pengetahuan baru pada siswa karena siswa sendiri yang menggunakan media ini sehingga siswa dapat mengetahui cara menggunakan media ini. Montessori (dalam Magini, 2013: 55) mengatakan bahwa dengan mengalami dan melakukannya sendiri, siswa akan mendapat pengalaman belajar. Media decanomial bead bar box ini merangsang indera penglihatan dan peraba siswa supaya mampu membedakan berbagai macam warna manikmanik dan mengetahui jumlah manik-manik dalam satu rangkaian. Media ini juga dapat memberikan pengaruh terhadap sikap siswa karena siswa diajarkan untuk bersikap disiplin dalam menggunakan media. Montessori (2013: 173) mengatakan bahwa disiplin terletak pada penguasaan diri dan pengaturan perilaku untuk mengikuti sejumlah peraturan dalam kehidupan. Montessori (dalam Magini, 2013: 54) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, siswa dapat memilih sendiri materi yang ingin mereka pelajari dan mengembalikan media ke tempat semula. Kegiatan tersebut merupakan salah satu sikap

24 6 disiplin dalam pembelajaran Montessori. Selain itu media decanomial bead bar box ini dapat membantu siswa untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Media ini juga menarik bagi siswa karena berwarnawarni. Rasa ingin tahu siswa akan muncul sehingga siswa ingin bereksplorasi dengan media decanomial bead bar box ini. Berdasarkan penjelasan di atas, media decanomial bead bar box sesuai dengan tahapan perkembangan belajar siswa yaitu tahap operasional konkret di mana siswa membutuhkan bendabenda konkret untuk membantunya mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Implementasi Decanomial Bead Bar Box untuk Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut Siswa masih kesulitan memahami materi penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan dan pengurangan bilangan dengan teknik meminjam Hasil belajar siswa yang masih kurang Penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal.

25 7 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas II SD. Masalah penelitian dibatasi pada penggunaan media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dengan standar kompetensi 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada kompetensi dasar 1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Bagaimana implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman? Bagaimana hasil belajar pada implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut Mendeskripsikan implementasi media decanomial bead bar box pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.

26 Mendeskripsikan hasil belajar pada implementasi media decanomial bead bar box pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberi wawasan tentang media pembelajaran berbasis Montessori dalam penggunaannya di sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia Manfaat Praktis Bagi Siswa Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan media decanomial bead bar box sehingga dapat menjadi bekal ketika menjadi guru kelak Bagi Sekolah

27 9 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk menggunakan fasilitas media guna meningkatkan pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan. 1.7 Asumsi Penelitian Asumsi dari penelitian ini yaitu: Implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman berjalan dengan lancar Semua siswa di kelas sekurang-kurangnya sudah mempelajari mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada penjumlahan tanpa menyimpan dan pengurangan tanpa meminjam. 1.8 Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini yaitu: Pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Media adalah suatu alat yang membantu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru Media decanomial bead bar box adalah salah satu media berbasis Montessori berupa kotak yang berisi manik-manik dan memiliki karakteristik menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.

28 Penjumlahan adalah kegiatan menjumlahkan dua bilangan Pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama.

29 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai 2.1 kajian pustaka, 2.2 penelitian yang relevan, dan 2.3 kerangka berpikir. 2.1 Kajian Pustaka Hal-hal yang akan diuraikan dalam kajian pustaka yaitu tentang hakekat belajar, hasil belajar, pembelajaran matematika, metode Montessori, media pembelajaran, media decanomial bead bar box, serta penjumlahan dan pengurangan bilangan Hakekat Belajar Uno dan Nurdin (2011: 139) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya Suryabrata (dalam Rahyubi, 2014: 3) menambahkan bahwa belajar merupakan upaya yang sengaja dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan atau keterampilan. Menurut Mayer (dalam Rahyubi, 2014: 4), belajar diartikan sebagai perubahan perilaku sebagai hasil dari latihan atau pengalaman yang dialami siswa. Selain perubahan tingkah laku berupa pengetahuan atau keterampilan yang di dapat dari hasil latihan atau pengalaman, Hamalik (2011: 27-29) menegaskan belajar sebagai suatu perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan 11

30 12 pengalaman. Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Susanto (2013: 4-5) menegaskan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang memungkinkan perubahan perilaku yang relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat disimpulkan belajar yaitu kegiatan yang dilakukan guna mendapat pengetahuan dan keterampilan yang belum didapat sebelumnya melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman Hasil Belajar Susanto (2013: 5) mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor itulah yang dimaknai sebagai hasil dari kegiatan belajar (hasil belajar). Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Suprijono (2009: 5-7) juga mengatakan hal yang serupa dengan Susanto. Menurutnya hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang dapat berupa nilai-nilai, sikap, dan keterampilan. Widoyoko (2009: 25) juga mengartikan hasil belajar sebagai perubahan pada diri siswa yang berupa perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan. Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

31 13 mempelajari materi pelajaran di sekolah. Tingkat keberhasilan tersebut dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian tentang hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang menyangkut aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat dinyatakan dalam skor Pembelajaran Matematika Pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Susanto, 2013: 19). Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya (Susanto, 2013: 89). Siregar dan Hartini (2011: 13) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, serta pelaksanaannya terkendali. Salah satu pembelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yaitu matematika. Susanto (2013: 183) mengatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar siswa tidak hanya terampil menggunakan matematika namun juga dapat memberikan bekal dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2013: 186) mengatakan

32 14 bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru terhadap materi matematika. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Metode Montessori Montessori (2013: 1-7) lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, provinsi Ancona, Italia. Montessori adalah anak tunggal dari seorang manajer perusahaan, Alessandro Montessori. Montessori bersekolah di sebuah sekolah menengah teknik dan melanjutkan ke sekolah kedokteran di Universitas Roma. Pada tahun 1896, Montessori menjadi perempuan Italia pertama yang meraih gelar doktor di bidang kedokteran. Montessori menjadi wakil dari Italia pada Kongres Perempuan Internasional di Berlin tahun Dalam sambutannya, Montessori menyerukan peningkatan status sosial dan ekonomi dari perempuan Italia. Montessori juga mendorong kaum perempuan untuk mengambil posisi di depan dalam reformasi pendidikan dan untuk bekerja sebagai sukarelawan pengentasan buta huruf di kalangan masyarakat miskin. Montessori (2013: 12) mengatakan bahwa metode Montessori mendasarkan pembelajaran pada tahap-tahap perkembangan dengan menggunakan bahan-bahan pembelajaran dan melatih siswa-siswa untuk

33 15 membangun keterampilan-keterampilan praktis sehingga mereka dapat mencapai sebagian derajat kemandirian. Magini (2013: 54-55) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media berbasis Montessori diawali dengan (1) direktris mengambil media berbasis Montessori yang akan digunakan, (2) direktris menunjukkan pada siswa cara menggunakan media berbasis Montessori tersebut, dan diakhiri dengan (3) siswa bekerja menggunakan media Montessori tersebut sesuai dengan cara yang ditunjukkan oleh direktris. Dalam rangka menjamin karakteristik Montessori yaitu auto-education dan auto-correction, direktris mengevaluasi kesesuaian tindakan siswa dalam menggunakan media dengan arahan sebelumnya. Jika tindakan siswa sudah sesuai dengan arahan sebelumnya maka siswa sudah bisa bekerja sendiri menggunakan media tersebut di lain waktu. Jika tindakan siswa belum sesuai dengan arahan sebelumnya maka direktris akan memberikan bimbingan kembali. Montessori (dalam Magini, 2013: 55) mengatakan bahwa dengan mengalami dan melakukannya sendiri, siswa akan mendapat pengalaman belajar. Oleh karena itu, Montessori (2002: xvii) membela hak anak untuk aktif, untuk mengeksplorasi lingkungannya dan mengembangkan sumber daya sendiri melalui setiap penyelidikan dan usaha kreatif. Dengan demikian, Magini (2013: 54) mengatakan bahwa tujuan Montessori untuk membuat siswa-siswa mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri dapat tercapai Media Pembelajaran Hamdani (2011: 88) mengatakan bahwa media merupakan kegiatan

34 16 yang menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan media pembelajaran menurut Hamdani (2011: 90) adalah alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan Hamdani, Anitah (2010: 5) juga mengemukakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Lain hal nya dengan Anitah, Munadi (2010: 7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sedangkan Kustandi dan Sutjipto (2013: 8) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan atau sarana meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Berdasarkan uraian diatas maka media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai suatu alat yang membantu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru Decanomial Bead Bar Box Decanomial Bead Bar Box adalah salah satu media berbasis Montessori. Media ini berupa kotak yang di dalamnya terdapat 10 kotak kecil yang berisi manik-manik. Setiap kotak kecil berisi manik-manik dengan

35 17 warna yang berbeda. Berikut adalah tabel klasifikasi manik-manik media decanomial bead bar box. Tabel Klasifikasi manik-manik media decanomial bead bar box. Kotak Kecil Rangkaian Warna Bilangan Pertama -0- Merah 1 Kedua -00- Hijau 2 Ketiga Merah jambu 3 Keempat Kuning 4 Kelima Biru muda 5 Keenam Ungu 6 Ketujuh Putih 7 Kedelapan Cokelat 8 Kesembilan Biru tua 9 Kesepuluh Emas 10 Selain tabel klasifikasi manik-manik media decanomial bead bar box, berikut merupakan gambar media decanomial bead bar box. Gambar Media decanomial bead bar box.

36 18 Decanomial Bead Bar Box memiliki karakteristik media Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction. Montessori, 2002: 169) menjelaskan ciri media yang menarik berarti media tersebut menimbulkan reaksi dari siswa yang membuat pembelajaran dapat terlaksana nantinya. Media berupa rangkaian manik-manik yang berwarna-warni ini dapat menarik perhatian siswa untuk menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Prasetya (2014: 18) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bergradasi dalam media Montessori berarti media tersebut mempunyai perbedaan warna yang menonjol agar siswa mudah membedakan media tersebut saat menggunakannya. Dengan kata lain, perbedaan warna pada setiap rangkaian manik-manik memudahkan siswa dalam membedakan jumlah bilangan berdasarkan warna manik-manik tersebut saat menggunakannya. Karakteristik media Montessori yang ketiga yaitu autoeducation. Montessori (2002: 169) menjelaskan auto-education yang dimaksud adalah media tersebut dapat mendorong siswa untuk mempelajarinya sendiri berdasarkan pengamatan dan kebebasan. Media decanomial bead bar box ini memberikan pengetahuan baru dan pengalaman belajar pada siswa karena siswa sendiri yang menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Karakteristik media Montessori yang selanjutnya adalah autocorrection. Montessori (2002: 171) mengatakan auto-correction yaitu ketika siswa menemukan kesalahan dalam penggunaan media dalam berbagai cara. Magini (2013: 54) menambahkan bahwa setiap media Montessori memiliki

37 19 unsur pengendali kesalahan. Dalam hal ini pengendali kesalahan decanomial bead bar box terletak pada jawaban dibalik kartu soal. Prasetya (2014: 18) menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual. Lillard (2005: 32) mengatakan bahwa prinsip pembelajaran Montessori yaitu disesuaikan pada konteks dan material. Siswa dalam pembelajaran Montessori belajar dari melakukan sesuatu sesuai dengan konteks. Prasetya (2014: 20) menambahkan bahwa ciri kontekstual merujuk pada pemanfaatan benda-benda atau barangbarang yang merupakan potensi lokal sebagai bahan dasar dalam pembuatan media. Dalam hal ini yaitu penggunaan benda konkret dalam pembelajaran siswa usia Sekolah Dasar sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa dan bahan pembuatan media yang terdapat di lingkungan sekitar. Dari uraian yang telah disebutkan, media decanomial bead bar box memberikan pengetahuan baru dan pengalaman belajar pada siswa. Media tersebut juga merangsang indera penglihatan dan peraba siswa sehingga memudahkan siswa dalam membedakan jumlah bilangan dalam rangkaian manik-manik berdasarkan warna manik-maniknya. Oleh sebab itu, media ini dapat membantu siswa mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media Decanomial Bead Bar Box merupakan salah satu media berbasis Montessori berupa kotak yang berisi manik-manik dan memiliki karakteristik menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Penjumlahan dan pengurangan bilangan merupakan salah satu materi

38 20 matematika yang diajarkan di sekolah. Runtukahu dan Selpius (2014: 111) mengatakan bahwa urutan pembelajaran terkait dengan operasi penjumlahan maupun operasi pengurangan harus diperkenalkan dengan pengalaman konkret. Kemudian pembelajaran didasarkan pada tingkat kesulitan yang harus dikerjakan oleh siswa yaitu berdasarkan jumlah digit bilangan yang terlibat (menggunakan simbol). Tung (2015: 285) mengatakan bahwa siswa perlu belajar sistem perhitungan berbasis sepuluh. Kata sepuluh mempresentasikan satu entitas tunggal atau sepuluh unit terpisah (10 satuan). Representasi ini dapat ditukarkan, artinya sepuluh unit terpisah (10 satuan) dapat ditukarkan dengan satu puluhan (sepuluh). Oleh karena itu Goenawan dan Alexander, (2014: 15) mengatakan bahwa dalam belajar penjumlahan bilangan, siswa belajar mulai dari penjumlahan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Siswa perlu berlatih secara terus-menerus dan atau berulang-ulang pada penjumlahan salah satu bilangan agar nantinya siswa dapat menguasai dengan mahir. Barulah siswa dapat belajar pada penjumlahan dengan tingkat yang lebih tinggi. Negoro dan Harahap (2010: 260) mengatakan bahwa penjumlahan adalah operasi yang dipergunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Schwartzman (1994:19) menegaskan bahwa penjumlahan yaitu ketika kita menambahkan suatu bilangan ke sesuatu, kita memberi lebih pada sesuatu tersebut. Dengan kata lain penjumlahan adalah ketika kita menambahkan suatu bilangan ke bilangan lain, maka kita memberi lebih pada bilangan lain tersebut. Goenawan dan Alexander (2014: 16) mengatakan

39 21 bahwa dalam belajar penjumlahan, siswa juga mempelajari masa transisi dari bentuk pembelajaran verbal (dengan kata-kata) ke bentuk pembelajaran tertulis. Contohnya yaitu pada pengucapan dua (2) ditambah (+) enam (6) sama dengan (=) delapan (8). Bentuk yang ditulis dari pengucapan tersebut yaitu = 8. Bentuk pembelajaran ini akan terus dipakai pada penjumlahan di tingkat selanjutnya. Schwartzman (1994: 2011) mengatakan bahwa pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama. Pengurangan ditulis dengan simbol pengurangan (-). Goenawan dan Alexander (2014: 23-24) menjelaskan bahwa urutan pembelajaran terkait dengan pengurangan sama halnya dengan penjumlahan yaitu berdasarkan banyaknya digit bilangan yang terlibat. Oleh karena itu dalam pengurangan bilangan, siswa diajarkan mulai dari pengurangan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan merupakan kegiatan menjumlahkan dua bilangan. Pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama. 2.2 Penelitian yang Relevan Berikut akan dipaparkan mengenai penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) mengenai peningkatan kemampuan berhitung dan keaktifan siswa melakukan penjumlahan dan pengurangan menggunakan media manikmanik kelas I, Prasetya (2014) mengenai pengembangan alat peraga Montessori untuk penjumlahan dan pengurangan kelas I, dan Pamungkas

40 22 (2014) tentang penggunaan media manik-manik melalui demonstrasi dalam mengalikan bilangan kelas II. Penelitian pertama ditulis oleh Yosephine Purwanti Astuti (2011). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung dan keaktifan siswa kelas I dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilan gan cacah di SD Kanisius Bantul pada semester ganjil 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Bantul dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas I SD yang berjumlah 36 siswa. Dalam penelitiannya, Astuti berperan sebagai pengamat sedangkan yang melaksanakan pembelajaran menggunakan media manik-manik adalah guru kelas I. Hasil penelitian yang dilakukan Astuti menunjukkan bahwa pada siklus I, siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal yaitu 63,89% dan setelah itu meningkat mencapai 86,11%. Sedangkan siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 100%, sehingga dapat ditarik kesimpulan peningkatan banyaknya siswa yang mencapai KKM sebesar 13,89%. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus I mencapai 72,86% dari kondisi awal yaitu 70,21%. Pada siklus II peningkatan keaktifan mencapai 76,06%. Skor rata-rata kelas dari siklus I yaitu 85,00 dan pada siklus II menjadi 93,61. Penelitian yang kedua ditulis oleh Andreas Erwin Prasetya (2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan untuk penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Kanisius Pugeran Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran dengan subjek penelitian

41 23 yaitu siswa kelas I SD. Pengembangan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan mengarah pada ciri, kualitas, dan dampak penggunaan alat peraga yang berbasis pada metode Montessori. Hasil penelitian Prasetya menunjukkan bahwa alat peraga penjumlahan dan pengurangan (1) memiliki lima ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual; (2) memiliki kualitas sangat baik ; (3) dan memberikan dampak afektif berupa minat dan konsentrasi belajar anak. Hal ini terbukti dengan penggunaan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan yang mampu membantu anak memahami materi dengan rerata peningkatan pretest ke posttest sebesar 114,6%. Penelitian yang ketiga ditulis oleh Margareta Putri Pamungkas (2014). Penelitian Pamungkas ini bertujuan untuk meningkatkan serta mendeskripsikan aktivitas siswa dan kemampuan mengalikan bilangan siswa kelas II SD Kanisius Notoyudan dengan penggunaan media manik-manik melalui metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Notoyudan dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas II SD yang berjumlah 19 siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Pamungkas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan kemampuan dalam mengalikan bilangan dengan bantuan media manik-manik melalui metode demonstrasi. Hasil aktivitas siswa seperti mengamati orang lain bekerja pada kondisi awal sebesar 40,12%. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitianpenelitian tersebut di atas adalah penggunaan media dalam pembelajaran

42 24 penjumlahan dan pengurangan bilangan dan melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran tersebut. 2.3 Kerangka Berpikir Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Salah satu materi pelajaran yang dipelajari dalam matematika yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan. Seringkali siswa masih kesulitan dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan. Hal yang menjadi kesulitan mereka yaitu ketika materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Ketika menjumlahkan bilangan, mereka lupa untuk menambahkan suatu bilangan ke bilangan yang berada di depannya. Ketika mengurangkan bilangan, mereka lupa untuk mengurangkan bilangan yang sudah dipinjam. Guru dalam melaksanakan pembelajaran di Sekolah Dasar lebih banyak melakukan kegiatan atau aktivitas dibandingkan dengan siswanya. Guru lebih banyak menjelaskan dan siswa pasif selama pembelajaran. Hal yang siswa lakukan yaitu memperhatikan guru dan mencatat catatan terkait materi yang diajarkan. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan. Pembelajaran yang demikian membuat siswa kurang dapat memahami materi yang sedang diajarkan. Pemberian materi penjumlahan dan pengurangan harus sesuai dengan tahap perkembangan siswa supaya tidak terjadi salah konsep yang nantinya akan berdampak pada kesulitan siswa untuk mempelajari materi matematika

43 25 selanjutnya. Tahap perkembangan siswa usia Sekolah Dasar berada pada penggunaan benda konkret. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika hendaknya menggunakan benda konkret. Dengan penggunaan benda konkret, siswa tidak hanya membayangkannya saja namun juga dapat melihatnya dan memegangnya. Siswa dapat mengalami sendiri menggunakan benda konkret sebagai media belajar. Pengalaman yang didapat oleh siswa akan lebih lama tertanam dalam diri mereka bila mereka mengalaminya sendiri. Dengan demikian, materi yang disampaikan akan lebih mudah untuk ditangkap oleh siswa. Oleh karena itu, penting bagi pembelajaran dengan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi kepada siswa. Untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan, media yang dapat digunakan yaitu media decanomial bead bar box. Media decanomial bead bar box merupakan salah satu media Montessori. Media ini memiliki ciri-ciri diantaranya menarik, yang dapat membuat siswa ingin mencoba menggunakannya; bergradasi, dapat dilihat dari manik-manik yang berwarna-warni; auto-education, di mana siswa dapat belajar sendiri menggunakan media ini; auto-correction, di mana siswa akan dapat menyadari kesalahannya sendiri dengan melihat jawaban di balik kartu soal; dan kontekstual, yaitu kesesuaian pada konteks siswa yang dapat dilihat dari penggunaan benda konkret sesuai dengan tahapan perkembangan belajar siswa dan bahan pembuatan media ada di lingkungan sekitar serta kemudahan siswa untuk membawa media tersebut. Media ini menitikberatkan pada pengalaman indera siswa. Penggunaan media ini sederhana dan dapat melatih

44 26 keaktifan siswa. Media decanomial bead bar box ini digunakan oleh siswa itu sendiri. Siswa akan berlatih secara mandiri untuk mencoba menjumlahkan dan mengurangkan bilangan dengan berbagai manik-manik yang berwarnawarni. Dengan demikian, siswa tidak lagi hanya menerima pembelajaran dari guru dan duduk diam mendengarkan guru menjelaskan materi namun juga dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan bantuan media decanomial bead bar box ini. Berdasarkan fakta yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti berinisiatif melakukan implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Media ini diharapkan dapat membantu guru menyampaikan materi pembelajaran dan membantu siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan. Peneliti juga melihat hasil belajar siswa dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengimplementasian media decanomial bead bar box ini.

45 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai 3.1 jenis penelitian, 3.2 setting penelitian, 3.3 rancangan penelitian, 3.4 teknik pengumpulan data, 3.5 instrumen penelitian, 3.6 kredibilitas dan transferabilitas, dan 3.7 teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Basrowi dan Suwandi (2008: 22) menjelaskan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sama sekali belum diketahui. Nawawi dan Mimi (2005: 73) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan keadaan pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang Nampak atau sebagaimana adanya. Darmadi (2014: 186) mengatakan bahwa penelitian deskriptif juga dapat dilakukan dengan mendeskripsikan suatu fenomena menggunakan interpretasi dari angka-angka. Penelitian ini dilakukan guna mengungkap fenomena dengan mendeskripsikannya menggunakan interpretasi angka-angka dari data yang didapat. Dengan kata lain, penelitian ini mendeskripsikan hasil implementasi media decanomial bead bar box pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. 27

46 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, subjek penelitian, dan waktu penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Caturtunggal 1. Sekolah Dasar ini beralamat di jalan Pandega Marga 1, Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 tahun ajaran 2015/2016. Siswa kelas II di SD Negeri Caturtunggal 1 ini berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan Februari hingga bulan Juli Kegiatan yang dilakukan yaitu dari pembuatan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri Caturtunggal 1 hingga penulisan laporan. 3.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan. Tahapan penelitian tersebut yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data (Basrowi dan Suwandi, 2008: 84-92). Tahapan ini dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut.

47 29 Bagan Tahapan penelitian kualitatif menurut Bogdan Tahap penelitian yang pertama yaitu pralapangan. Basrowi dan Suwandi (2008: 84-87) mengatakan bahwa pada tahap ini kegiatan yang harus peneliti lakukan yaitu menyusun rancangan penelitian, menentukan tempat penelitian, mengurus perijinan, menilai keadaan lapangan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun rancangan penelitian atau proposal penelitian berisi bab pendahuluan, landasan teori, dan metode penelitian. Selanjutnya peneliti menentukan tempat atau lokasi penelitian yaitu SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman sebagai tempat penelitian. Selain itu, peneliti melakukan observasi tempat atau lokasi penelitian yang peneliti lakukan selama mengikuti program PPL (Program Pengakraban Lingkungan). Observasi tersebut dilakukan guna mengetahui keadaan atau kondisi lokasi penelitian agar peneliti dapat mempersiapkan diri secara fisik maupun mental sebelum melakukan penelitian. Peneliti juga menyiapkan media decanomial bead bar box yang nantinya digunakan selama pembelajaran dan menyusun instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran serta melakukan validasi terhadap instrumen-instrumen yang telah dibuat. Instrumen pembelajaran yang disusun diantaranya silabus pembelajaran, RPP, LKS, dan soal evaluasi. Instrumen penelitian yang disusun yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Validasi instrumen dalam penelitian ini dilakukan oleh ahli dan guru. Hal ini

48 30 dilakukan guna mengetahui kelayakan instrumen penelitian sebelum digunakan saat penelitian. Tahap penelitian yang kedua yaitu tahap pekerjaan lapangan. Basrowi dan Suwandi (2008: 88-90) mengatakan bahwa kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap ini yaitu melakukan penelitian dan mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Penelitian yang dilakukan berupa implementasi menggunakan media pembelajaran Montessori yaitu decanomial bead bar box terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II. Peneliti melakukan implementasi menggunakan media decanomial bead bar box di kelas. Implementasi dilakukan selama empat hari. Selama penelitian berlangsung, peneliti mengumpulkan data berupa foto selama pembelajaran, melakukan observasi dan wawancara kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang didapatkan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap penelitian yang ketiga adalah analisis data. Basrowi dan Suwandi (2008: 91-92) mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu menganalisis data yang telah didapatkan selama penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori. Data berupa hasil wawancara ditranskripsikan ke dalam percakapan wawancara. Sugiyono (2014: 89) menjelaskan nantinya data-data yang telah disusun secara sistematis dibuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

49 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting dilakukan dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan guna mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan peneliti demi tercapainya tujuan dari penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, jenis data yang dihasilkan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Uraian tentang teknik pengumpulan data akan dijelaskan sebagai berikut Wawancara Wawancara menurut Arikunto (2013: 198) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber. Peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur. Peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur ini karena jawaban yang diberikan kepada pewawancara tidak dibatasi sehingga subjek dapat lebih bebas mengemukakan jawaban sepanjang tidak keluar dari konteks. Herdiansyah (2013: 66-67) menegaskan bahwa wawancara semi terstruktur memberikan kebebasan pada subjek untuk menjawab pertanyaan selama tidak keluar dari konteks dan kontrol terhadap bahan pembicaraan yang dipegang peneliti yaitu pedoman wawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan guru kelas II. Hal yang dibahas dalam wawancara dengan guru kelas yaitu mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Wawancara juga dilakukan pada siswa kelas II. Wawancara yang dilakukan pada siswa kelas II bertujuan untuk mendapat

50 32 informasi terkait dengan pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box Observasi Sanjaya (2013: 270) berpendapat bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang halhal yang diamati. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box. Observasi dilakukan dengan melengkapi format yang berisi itemitem tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen berarti barang-barang tertulis. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, notulen rapat, dan lain-lain (Arikunto, 2013: ). Dalam hal ini, dokumentasi dalam penelitian berupa transkripsi wawancara dengan guru dan siswa Tes Tes menurut Arikunto (2013: 193) merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Salah satu tes yang dapat dilakukan yaitu tes prestasi (achievement test). Tes prestasi menurut Arikunto (2013: 194) yaitu tes yang digunakan

51 33 untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Pemberian tes ini dilakukan setelah orang yang dimaksud sudah mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan membagikan soal tes kepada siswa. Pembagian soal tes dilakukan sebelum siswa menggunakan media. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Pembagian soal tes juga dilakukan di akhir pertemuan terakhir. Hal ini dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box. 3.5 Instrumen Penelitian Menurut Siregar (dalam Adayu, 2014: 60) instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan nontes. Sugiyono (2010: 148) mengatakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu perangkat pembelajaran berupa silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, 20 pertanyaan soal evaluasi, pedoman wawancara dengan guru dan siswa, serta pedoman observasi. Sebelum digunakan, instrumen-instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli dan guru kelas II. Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

52 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan guru dan empat siswa kelas II. Wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika di kelas dan penggunaan media di dalam kelas. Berikut tabel pedoman wawancara guru. Tabel Pedoman wawancara guru. No Garis Besar Wawancara Pembelajaran Matematika di kelas II. Kesulitan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran Matematika. Media pendukung dalam kegiatan pembelajaran Matematika. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika. Aspek yang ditanyakan 1. Proses pembelajaran Matematika di kelas. 2. Proses pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan 1. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran Matematika. 2. Materi yang sulit disampaikan kepada siswa. 3. Penyebab kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. 1. Ketersediaan media pendukung di kelas untuk pelajaran matematika. 2. Pengadaan media pendukung buatan guru. 3. Pengadaan media pendukung bukan buatan guru. 4. Media pendukung yang pernah digunakan guru dalam pembelajaran Matematika. 5. Penggunaan media pendukung oleh siswa. 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika. 2. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Matematika. Wawancara yang dilakukan berfokus untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Selain itu, wawancara dilakukan guna mengetahui penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, khususnya pada mata pelajaran matematika materi

53 35 penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berikut tabel pedoman wawancara siswa. Tabel Pedoman wawancara siswa. No Garis Besar Wawancara 1. Auto education 2. Menarik 3. Gradasi 4. Auto correction 5. Kontekstual Aspek yang ditanyakan 1. Penggunaan media decanomial bead bar box secara mandiri oleh siswa. 2. Pemahaman siswa akan materi pembelajaran dengan menggunakan media decanomial bead bar box. 1. Ketertarikan siswa belajar Matematika karena warna media decanomial bead bar box. 2. Ketertarikan siswa pada bentuk media decanomial bead bar box. 3. Penggunaan media decanomial bead bar box membuat siswa merasa senang. 1. Kemudahan siswa membawa/memindahkan media decanomial bead bar box. 2. Kemudahan siswa mengetahui angka berdasarkan warna media decanomial bead bar box. 1. Kesadaran siswa mengetahui kesalahan dalam menggunakan media decanomial bead bar box. 2. Kemudahan siswa menemukan jawaban ketika menggunakan media decanomial bead bar box. 1. Kemudahan menemukan bahan pembuatan media decanomial bead bar box di lingkungan sekitar. 2. Pembuatan media decanomial bead bar box oleh Bapak/Ibu guru atau orang lain. Wawancara yang dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa terkait penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan di kelas Pedoman Observasi Observasi yang dilakukan peneliti digunakan untuk melihat penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut adalah tabel lembar observasi yang digunakan peneliti.

54 36 Tabel Pedoman observasi. No. Indikator Deskripsi 1 Menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan 3. Siswa selalu menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 2. Siswa sesekali menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. penjumlahan dan 1. Siswa tidak pernah menggunakan media decanomial pengurangan bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan 2 Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 3 Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas. pengurangan. 3. Siswa menggunakan media decanomial bead bar box sesuai dengan cara penggunaanya, menaruh manik-manik media decanomial bead bar box sesuai dengan tempatnya, mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 2. Siswa memenuhi 2 dari 3 kriteria. 1. Siswa memenuhi 1 dari 3 kriteria. 3. Siswa berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan tugas. 2. Siswa mau berbagi menggunakan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan tugas. 1. Siswa tidak mau berbagi menggunakan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan tugas. Observasi dilakukan selama empat pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. observasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa dan sikap siswa selama menggunakan media decanomial bead bar box tersebut Soal Tes Lembar soal tes pada instrumen penelitian ini memuat 20 pertanyaan terkait materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan media decanomial bead bar box. Kisi-kisi soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (lihat lampiran 4). Tabel Kisi-kisi soal tes. Materi Pelajaran Indikator Nomor Soal Penjumlahan bilangan dua Menentukan hasil penjumlahan 2, 6, 9, 14, 20 angka dengan bilangan dua bilangan dua angka dengan

55 37 angka tanpa teknik menyimpan. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. 3, 5, 10, 15, 17 1, 4, 11, 16, 18 7, 8, 12, 13, 19 Berdasarkan tabel kisi-kisi soal tes tersebut, dalam penelitian ini siswa mengerjakan 20 soal penjumlahan dan pengurangan bilangan yang terdiri dari 5 soal penjumlahan bilangan dua angka dan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan, 5 soal penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan, 5 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam, dan 5 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. 3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas Hasil dari penelitian yang telah dilakukan berupa data-data dari lapangan memerlukan pengecekan data agar dapat mengetahui keabsahan data yang didapat. Keabsahan data dapat diperoleh dengan cara (Darmadi, 2014: 294): Kredibilitas Tohirin (2012: 71) mengatakan bahwa kredibilitas digunakan untuk memastikan sejauh mana data yang diperoleh dapat diterima dan dapat

56 38 menjawab rumusan masalah penelitian. Cara yang dilakukan yaitu dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian dilakukan secara tekun dan terus menerus supaya data yang diperoleh lengkap dan sesuai fokus penelitian. Ketekunan dalam pengamatan membuat peneliti memahami masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Cara yang kedua yaitu dengan triangulasi. Darmadi (2014: 295) mengatakan bahwa triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pembanding terhadap data tersebut. Tohirin (2012: 76) mengatakan bahwa triangulasi dapat dilakukan dengan membandingkan data dengan sumber, metode, maupun teori. Triangulasi dalam penelitian ini yaitu membandingkan data yang telah diperoleh dengan hasil wawancara dan hasil observasi Transferabilitas Darmadi (2014: 295) berpendapat bahwa transferabilitas berarti mempertanyakan apakah hasil penelitian yang dilakukan dapat diterapkan pada waktu dan situasi yang lain. Siregar (2010: 216) menjelaskan bahwa tujuan dari transferabilitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan pada situasi lain. Berdasarkan penjelasan tersebut maka, transferabilitas dalam penelitian ini dilakukan guna melihat kemungkinan penggunaan hasil penelitian di tempat lain pada waktu dan situasi yang berbeda.

57 39 Tingkat transferabilitas hasil penelitian tentang implementasi media decanomial bead bar box materi penjumlahan dan pengurangan bilangan siswa kelas II SD Caturtunggal 1 Sleman yaitu dapat diterapkan di tempat lain selama sesuai dengan permasalahan dan situasi yang dialami. Dengan kata lain implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dapat diterapkan di tempat lain pada waktu yang berbeda dengan mempertimbangkan kesesuaian permasalahan yang dialami dan karakteristik yang dimiliki siswa. 3.7 Analisis Data Data-data yang telah dikumpulkan peneliti selama penelitian kemudian dianalisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Penskoran Soal Tes Soal tes yang diberikan kepada siswa berupa soal tes esai. Soal tes esai yang digunakan dalam penelitian yaitu soal tes dengan jawaban terbatas. Peneliti menggunakan pedoman jawaban sebagai petunjuk. Pedoman jawaban ditulis untuk setiap soal. Peneliti juga menentukan nilai skor yang di kenakan pada soal (Purwanto, 2009: 207). Oleh karena itu, peneliti menggunakan rumus penskoran soal tes sebagai berikut.

58 40 Kriteria penilaian hasil tes dalam penelitian ini diadaptasi dari Widoyoko (2009: 242). Berikut tabel kriteria penilaian hasil tes. Tabel Kriteria penilaian hasil tes. Nilai 80>x >x 80 40>x 60 20>x 40 0 x 20 Keterangan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Penskoran Observasi Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan daftar isian yang di dalamnya telah tercantum jenis-jenis aspek kegiatan yang harus dinilai. Oleh karena itu penskoran hasil observasi menggunakan rumus sebagai berikut (Purwanto, 2009: 207). Skor yang telah diperoleh, dihitung dengan kriteria penilaian yang diadaptasi dari Widoyoko (2009: 242) Berikut tabel kriteria penilaian observasi. Tabel Kriteria penilaian observasi. Nilai 80>x >x 80 40>x 60 20>x 40 0 x 20 Keterangan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Untuk data kualitatif berupa hasil wawancara dianalisis menggunakan transkripsi data yaitu mentranskripsikan hasil wawancara ke dalam bentuk percakapan wawancara (Herdiansyah, 2013: 338).

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai 4.1 hasil penelitian dan Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian akan dijelaskan mengenai pelaksanaan pembelajaran dan penggunaan media decanomial bead bar box Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan implementasi media decanomial bead bar box pada pembelajaran matematika kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Waktu pelaksanaan implementasi media di kelas dilakukan pada tanggal 10 Mei hingga 13 Mei Sebelumnya, pada tanggal 9 Mei 2016 peneliti melakukan tes kepada siswa kelas II berupa pengerjaan soal tes yang memuat 20 pertanyaan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Soal tes diberikan untuk mengumpulkan data kemampuan berhitung siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Hasil pengerjaan tes oleh siswa dijadikan data awal sebelum pelaksanaan implementasi media oleh peneliti di kelas. Pada tanggal 14 Mei 2016, peneliti juga memberikan soal tes kepada siswa kelas II. Pemberian soal tes ini untuk melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar 41

60 42 box. Uraian mengenai pelaksanaan implementasi di kelas II selama empat pertemuan adalah sebagai berikut Pertemuan 1 Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Materi pembelajaran yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah penjumlahan bilangan dua angka tanpa menyimpan. Siswa membantu guru membawa media decanomial bead bar box masuk ke dalam kelas. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam antara guru dan siswa. Kemudian guru menanyakan kabar siswa dan siswa menjawabnya. Salah satu siswa memimpin doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Untuk menambah semangat siswa dalam belajar, siswa bersama dengan guru melakukan tepuk semangat dan menyanyikan lagu satu ditambah satu. Lagu tersebut dipilih sekaligus untuk mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi penjumlahan bilangan. Siswa dengan arahan guru membahas lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama. Siswa kemudian menyampaikan materi pelajaran yang dapat siswa pelajari dari lagu tersebut. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. Siswa juga diberitahu bahwa hari ini siswa akan belajar dengan menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa membantu guru membagikan LKS kepada setiap siswa di kelas. Setelah semua LKS dibagikan, siswa diminta untuk mengisi nama dan no.absen siswa pada lembar LKS. Kemudian, guru menanyakan kepada siswa

61 43 perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas. Siswa secara bergiliran menyebutkan perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas. Jawaban siswa ditulis pada papan tulis oleh guru. Siswa bersama dengan guru membahas perilaku-perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi yang telah siswa sebutkan dan mengaitkannya pada penggunaan media dalam belajar secara berkelompok. Setelah itu, guru mengulang kembali sedikit tentang materi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan menggunakan cara bersusun pendek dan cara bersusun panjang. Kemudian, siswa pun diperkenalkan pada media decanomial bead bar box. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai nama dan kegunaan media decanomial bead bar box. Kemudian, siswa mengamati cara penggunaan media yang diperagakan oleh guru dengan contoh soal penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Gambar Siswa diperkenalkan media decanomial bead bar box. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa. Kegiatan tersebut adalah pembagian kelompok belajar dan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dalam setiap kelompok. Kemudian, siswa berkumpul

62 44 bersama dengan kelompoknya. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal yang ada di depan kelas. Gambar Perwakilan kelompok mengambil media. Terdapat satu kelompok di mana salah satu siswanya enggan berbagi media decanomial bead bar box dengan salah satu teman kelompoknya. Guru pun berusaha menyakinkan siswa tersebut agar mau berbagi dalam menggunakan media, namun siswa tersebut bersikeras enggan berbagi media. Akhirnya salah satu siswa dalam kelompok tersebut bersedia bergabung dengan kelompok lain dan kelompok lain menerimanya. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa bersama dengan kelompoknya mulai mengerjakan soal penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa secara bersama-sama dengan kelompoknya membaca soal yang ada pada kartu soal. Soal yang dikerjakan siswa yaitu: Santi mengumpulkan 42 baju bekas. Kemudian Santi mendapat 13 baju bekas dari Doni. Berapa jumlah baju bekas yang Santi punya? Untuk menjawab soal tersebut, siswa menuliskan terlebih dahulu soal tersebut pada lembar jawaban. Siswa diberi kebebasan untuk menuliskan

63 45 dalam cara bersusun pendek maupun bersusun panjang. Kemudian, siswa mulai mengambil manik-manik sejumlah dengan bilangan pada kartu soal (42). Gambar Siswa mengambil manik-manik. Siswa memastikan jumlah manik-manik yang mereka ambil sesuai dengan bilangan yang ada pada kartu soal dengan menghitung manik-manik tersebut. Setelah itu, siswa mengambil manik-manik lagi sejumlah bilangan yang tertulis pada kartu soal (13). Semua manik-manik yang siswa ambil kemudian siswa hitung. Jumlah semua manik-manik yang siswa hitung adalah jawaban dari soal tersebut. Gambar Siswa menghitung jumlah manik-manik.

64 46 Sembari siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan, guru berkeliling memantau kinerja siswa dalam mengerjakan tugas. Beberapa siswa bertanya kepada guru tentang cara penggunaan media. Guru pun menjelaskan kembali cara penggunaan media kepada siswa tersebut. Sembari guru berkeliling kelas, guru juga melakukan observasi terkait penggunaan media oleh siswa. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, siswa bersama dengan guru membahas jawaban dari soal yang telah dikerjakan oleh siswa. Siswa diberitahu oleh guru untuk melihat tulisan di balik kartu soal. Angka yang terdapat pada balik kartu soal merupakan jawaban dari soal tersebut. Kemudian siswa secara serentak memeriksa jawaban mereka. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami pada hari ini. Setelah itu, siswa membereskan media decanomial bead bar box dan mengembalikannya pada meja guru. Siswa merapikan kembali tempat duduk dan duduk di tempat duduk masing-masing. Kemudian, siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah kesimpulan disampaikan, siswa diberi waktu untuk mengisi lembar refleksi yang terdapat pada LKS. Siswa yang telah selesai mengisi lembar refleksi, mengumpulkan LKS pada guru. Guru menyampaikan kepada siswa untuk belajar mengenai penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Kemudian, guru dan siswa saling mengucapkan salam.

65 Pertemuan 2 Implementasi media pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Materi pembelajaran hari kedua yaitu penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar siswa dan siswa menjawabnya. Salah satu siswa memimpin doa. Guru melakukan presensi terhadap siswa. Siswa bersama dengan guru menyanyikan lagu satu dua tiga empat untuk menambah semangat siswa sebelum belajar. Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini dan membagikan LKS pada siswa. Salah seorang siswa diminta untuk mengambil media decanomial bead bar box dan menaruhnya di meja yang ada di depan kelas. Kemudian, guru memberikan contoh soal penjumlahan di papan tulis (Hari Senin Pak Sam menjual 22 ekor ayam. Hari Selasa Pak Sam menjual 15 ekor ayam. Berapa banyak ayam yang Pak Sam jual selama 2 hari?). Salah satu siswa memperagakan penggunaan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan soal penjumlahan yang ada di papan tulis. Kemudian, guru memberi satu soal penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Siswa dengan arahan guru memperagakan cara penggunaan media untuk menyelesaikan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan. Guru mengulangi cara penggunaan media untuk menyelesaikan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan.

66 48 Siswa dibagi dalam 6 kelompok lagi. Setiap kelompok diminta mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal. Kemudian, siswa mengerjakan soal penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan bersama dengan kelompoknya menggunakan media decanomial bead bar box. Hal pertama yang mereka lakukan adalah membaca soal yang telah mereka ambil dari kartu soal. Kemudian, siswa mengambil manikmanik sejumlah bilangan pertama yang ada pada kartu soal. Gambar Siswa mengambil manik-manik bilangan pertama. Setelah mengambil manik-manik sejumlah bilangan pertama pada soal, siswa memastikan jumlah tersebut dengan menghitung manik-manik yang telah mereka ambil. Gambar Siswa menghitung jumlah manik-manik.

67 49 Kemudian siswa kembali mengambil manik-manik sejumlah dengan bilangan kedua yang tertera pada soal. Gambar Siswa mengambil manik-manik bilangan kedua. Setelah mengambil manik-manik, kemudian siswa menghitung jumlah manik-manik bilangan pertama dan manik-manik bilangan kedua. Rangkaian manik-manik yang jika dijumlahkan hasilnya sepuluh ditukarkan dengan rangkaian manik-manik bilangan sepuluh atau rangkaian manik-manik berwarna emas (rangkaian manik-manik yang dijumlahkan misalnya rangkaian manik-manik bilangan enam dan rangkaian manik-manik bilangan empat). Bagi rangkaian manik-manik yang jika dijumlahkan hasilnya melebihi sepuluh (misalnya penjumlahan rangkaian manik-manik bilangan enam dan bilangan enam yang menghasilkan bilangan dua belas) maka manik-manik tersebut ditukarkan dengan satu rangkaian manik-manik bilangan sepuluh atau emas dan satu rangkaian manik-manik bilangan dua atau hijau. Dapat pula ditukarkan dengan satu rangkaian manik-manik bilangan sepuluh atau emas dan dua manik-manik bilangan satu atau merah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam menghitung jumlah

68 50 rangkaian manik-manik. Jumlah manik-manik yang telah dihitung kemudian ditulis pada lembar jawaban siswa. Gambar Siswa menghitung manik-manik bilangan pertama dan kedua. Guru memantau pekerjaan siswa selama siswa melaksanakan tugas dari guru. Siswa yang masih kesulitan menggunakan media decanomial bead bar box bertanya kepada guru. Guru pun memberikan arahan dalam menggunakan media decanomial bead bar box pada siswa tersebut. Siswa melakukan penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan menggunakan media decanomial bead bar box sesuai dengan arahan guru. Gambar Siswa mendapat arahan dari guru. Guru dan siswa membahas soal penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan bersama-sama. Siswa menuliskan hasil pekerjaan

69 51 siswa pada papan tulis. Siswa bersama dengan guru mencocokkan jawaban dari soal dengan jawaban yang ada di balik kartu soal. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang kurang dipahami hari ini. Kemudian siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada meja guru. Siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Kesimpulan yang disampaikan siswa kemudian di tulis di papan tulis oleh guru. Kemudian, siswa menuliskan refleksi pada lembar yang ada di LKS. Siswa yang telah selesai menuliskan refleksi kemudian mengumpulkan LKS pada guru. Guru dan siswa mengucapkan salam untuk mengakhiri pembelajaran Pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Pada pertemuan kali ini, guru dan siswa membahas tentang materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Pembelajaran dibuka dengan ucapan salam guru pada siswa. Kemudian, guru melakukan presensi terhadap siswa dan berdoa bersamasama dengan siswa. Siswa menerima LKS yang dibagikan oleh guru. Setelah itu, siswa bersama dengan guru melakukan yel-yel mana semangatmu dan tepuk fokus. Guru menanyakan materi pelajaran yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan siswa menjawabnya. Kemudian, siswa mendengarkan guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada pembelajaran kali ini.

70 52 Siswa memperhatikan guru yang sedang memperagakan cara penggunaan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan soal pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Siswa dibagi dalam 6 kelompok. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal. Setiap kelompok mengerjakan soal yang terdapat pada kartu soal bersama teman kelompoknya. Dalam kelompok, siswa membaca soal yang ada pada kartu soal. Soal yang dikerjakan siswa yaitu: Mema membawa 38 permen ke sekolah. Di sekolah, Mema membagikan 15 permen miliknya pada teman-temannya. Berapa sisa permen Mema? Siswa mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang tertera pada kartu soal (38 manik-manik). Gambar Siswa mengambil manik-manik Kemudian siswa mengurangkan 13 manik-manik dari 38 manik-manik. Siswa mengganti rangkaian manik-manik untuk memudahkan mereka mengurangi manik-manik sebanyak 13 buah manik-manik. Sisa manik-manik yang telah dikurangkan merupakan jawabannya. Jawaban tersebut kemudian ditulis pada lembar jawaban.

71 53 Gambar Siswa mengurangkan manik-manik. Guru mengamati kegiatan siswa selama mengerjakan tugas. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menghitung soal mendapat pengarahan dari guru dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal, melihat jawaban yang ada di balik kartu soal. Kemudian, siswa bersama-sama dengan guru membahas soal yang telah dikerjakan dan perwakilan dari setiap kelompok bergiliran menuliskan jawaban soal pada papan tulis dengan cara bersusun panjang atau cara bersusun pendek. Siswa merapikan kembali media decanomial bead bar box serta mengembalikannya pada meja guru. Siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing. Kemudian, siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang baru saja dilakukan. Kesimpulan yang disampaikan oleh siswa ditulis oleh guru pada papan tulis. Setelah itu, siswa menjawab pertanyaan refleksi yang terdapat pada LKS. Selesai mengisi refleksi, LKS siswa dikumpulkan di meja guru. Guru memberi tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi pengurangan

72 54 bilangan dengan teknik meminjam. Pembelajaran diakhiri dengan ucapan salam dari guru dan siswa Pertemuan 4 Pembelajaran pada pertemuan ke-empat dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini yaitu pengurangan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Kegiatan pada pertemuan kali ini diawali dengan ucapan salam dari guru dan siswa. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi terhadap siswa. Untuk menambah semangat belajar siswa, siswa bersama dengan guru melakukan yel-yel mana semangatmu dan tepuk semangat. Guru menanyakan kepada siswa apakah siswa sudah mempelajari tentang pengurangan dengan teknik meminjam atau belum? Kemudian, siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh guru. Siswa memperhatikan guru yang sedang memperagakan cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk mengerjakan soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Setelah itu, siswa dibentuk dalam 6 kelompok. Perwakilan siswa dari setiap kelompok mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal di meja guru. Setiap siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam kartu soal bersama dengan teman kelompoknya menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Soal yang dikerjakan siswa yaitu: hari Senin Pak Dodo

73 55 membeli 80 paku. Hari Selasa Pak Dodo menggunakan 28 paku miliknya. Berapa paku yang tidak Pak Dodo pakai? Setelah siswa membaca soal yang terdapat pada kartu soal, siswa mengambil manik-manik sejumlah bilangan pertama yang disebutkan pada soal (80). Gambar Siswa mengambil manik-manik. Langkah selanjutnya yang siswa lakukan yaitu melihat bilangan kedua yang tertera pada soal. Bilangan kedua yang tertera pada soal yaitu (28). Lalu, siswa mengurangkan manik-manik yang telah diambil tadi sejumlah bilangan kedua yang disebutkan pada soal (28). Siswa meminjam satu puluhan (rangkaian manik-manik berwarna emas) untuk dikurangkan dengan bilangan delapan. Pengurangan satu puluhan (10) dengan bilangan delapan (8) menghasilkan bilangan dua (2). Kemudian satu puluhan (10) yang dipinjamkan tadi ditukar dengan rangkaian manik-manik berjumlah dua (berwarna hijau). Langkah selanjutnya yaitu mengurangkan sisa rangkaian manik-manik berwarna emas (sisanya ada 70) dengan bilangan dua puluh (20). Hasil dari pengurangan tersebut yaitu lima puluh (lima rangkaian manik-manik berwarna emas). Sisa manik-manik yang telah dikurangkan tadi

74 56 yaitu 52 manik-manik. Jawaban tersebut kemudian siswa tuliskan pada lembar jawaban siswa. Gambar Siswa mengurangkan manik-manik Guru berkeliling dan mengamati kegiatan siswa selama mengerjakan soal latihan. Siswa bersama dengan guru membahas soal bersama-sama. Siswa menuliskan jawaban dari soal pada papan tulis. Kemudian, siswa mencocokkan jawaban mereka dengan jawaban yang ada di balik kartu soal. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait pelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan yaitu membuat kesimpulan. Siswa menyampaikan kesimpulan mereka pada guru terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Kesimpulan yang siswa sampaikan ditulis pada papan tulis oleh guru. Kemudian, siswa mengisi lembar refleksi yang ada pada LKS. Refleksi yang telah selesai diisi, dikumpulkan pada meja guru oleh siswa. Siswa tidak lupa merapikan kembali media decanomial bead bar box dan kartu soal kemudian mengembalikannya pada meja guru. Pembelajaran diakhiri dengan ucapan salam dari guru dan siswa. Kemudian, siswa diperbolehkan istirahat.

75 Penggunaan Media Decanomial Bead Bar Box Penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa kelas II dilakukan selama empat hari dalam empat pertemuan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box dimulai dari hari Selasa, 10 Mei 2016 hingga Jumat, 13 Mei Media decanomial bead bar box ini digunakan dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Pertemuan pertama, media decanomial bead bar box digunakan pada materi penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Pertemuan kedua, media decanomial bead bar box digunakan pada materi penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Pertemuan ketiga, media decanomial bead bar box digunakan pada materi pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Pertemuan keempat, media decanomial bead bar box digunakan pada materi pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Respon siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media decanomial bead bar box sangat baik. Siswa sangat antusias pertama kali melihat media decanomial bead bar box di dalam kelas. Mereka bertanyatanya media apa yang peneliti bawa di dalam kelas. Siswa memperhatikan saat peneliti menjelaskan tentang media decanomial bead bar box di depan kelas. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas II SD

76 58 Negeri Caturtunggal 1 Sleman terhadap penggunaan media decanomial bead bar box. Garis besar wawancara Auto education Menarik Gradasi Auto correction Tabel Wawancara penggunaan media oleh siswa. Tanggapan Siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box secara mandiri dan memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Siswa tertarik belajar terkait materi pembelajaran yang diajarkan menggunakan media decanomial bead bar box karena warna manikmanik media decanomial bead bar box. Siswa juga tertarik pada bentuk media decanomial bead bar box. Penggunaan media decanomial bead bar box membuat siswa merasa senang. Secara keseluruhan, siswa mudah membawa atau memindahkan media decanomial bead bar box dan mudah mengetahui jumlah bilangan berdasarkan warna manik-manik media decanomial bead bar box. Siswa dapat mengetahui kesalahan dalam menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa juga mudah menemukan jawaban ketika menggunakan media decanomial bead bar box. Kontekstual Bahan pembuatan media decanomial bead bar box dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar. Media decanomial bead bar box dapat dibuat oleh orang lain. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box dengan baik. Karakteristik media berbasis Montessori yang diimplementasikan kepada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman terlihat dalam pembelajaran. Siswa antusias dan tertarik untuk belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Siswa mengatakan bahwa ketertarikan mereka belajar menggunakan media decanomial bead bar box dikarenakan bentuk media tersebut yang terdiri dari berbagai rangkaian manik-manik yang berwarnawarni. Rangkaian manik-manik yang berwarna-warni memudahkan mereka mengambil rangkaian manik-manik sesuai dengan bilangan yang diinginkan.

77 59 Siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman kelompoknya masing-masing dalam belajar kelompok menggunakan media tersebut. Siswa juga saling membantu satu sama lain dalam belajar menggunakan media selama belajar kelompok. Siswa mengatakan bahwa mereka merasa nyaman untuk berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box secara bersama-sama saat belajar dalam kelompok. Selama mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box, siswa mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan saat membawa media decanomial bead bar box. Selain itu, peneliti juga menilai penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa. Penilaian ini berupa hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama melaksanakan implementasi media decanomial bead bar box di kelas. Berikut hasil pengamatan penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa: Tabel Hasil observasi penggunaan media oleh siswa. Pertemuan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Rata-rata Skor 70,73 81,48 88,89 94,44 83,88 Sangat Sangat Sangat Sangat Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Berdasarkan tabel , hasil observasi pada pertemuan pertama menunjukkan skor 70,73. Pada pertemuan ini beberapa siswa tidak selalu menggunakan media decanomial bead bar box dalam menjumlakan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan

78 60 cara penggunaan media tersebut, sehingga siswa kurang mengetahui cara menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Pada pertemuan ini siswa juga masih harus diingatkan untuk mengembalikan media decanomial bead bar box ke tempat semula dan terdapat siswa yang enggan berbagi media dengan teman satu kelompoknya. Oleh karena itu, guru mengambil tindakan memindahkan salah satu siswa dalam kelompok tersebut ke kelompok lain. Hal ini dilakukan karena siswa yang enggan berbagi tetap bersikeras untuk tidak berbagi media decanomial bead bar box dengan salah satu teman satu kelompoknya tersebut. Skor observasi pada pertemuan kedua meningkat menjadi 81,48. Siswa pada pertemuan ini sudah mau berbagi menggunakan media decanomial bead bar box dengan teman satu kelompoknya. Terdapat beberapa kelompok yang tidak selalu menggunakan media dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, namun tidak sebanyak pada pertemuan pertama. Beberapa kelompok masih perlu diingatkan untuk mengembalikan media decanomial bed bar box pada tempat semula. Hasil observasi pada pertemuan ketiga menunjukkan skor observasi 88,89. Siswa pada pertemuan ini dapat berbagi menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya. Tidak ada lagi siswa yang enggan berbagi menggunakan media decanomial bead bar box. Terdapat dua kelompok belajar siswa yang tidak selalu menggunakan media dalam mengerjakan soal. Ini dikarenakan materi pembelajaran yang diajarkan beralih dari penjumlahan bilangan ke

79 61 pengurangan bilangan. Cara menggunakan media decanomial bead bar box pada materi pengurangan sedikit berbeda, sehingga siswa membutuhkan waktu untuk mempelajari cara penggunaannya. Siswa yang kurang mengetahui cara menggunakan media bertanya kepada guru. Hasil observasi pada pertemuan keempat menunjukkan skor 94,44. Siswa pada pertemuan ini berbagi penggunaan media bersama dengan teman satu kelompoknya. Siswa juga telah menggunakan media dalam mengerjakan soal dan siswa dapat menggunakan media dengan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box dalam menjumlahkan maupun mengurangkan bilangan dan menunjukkan sikap berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box. 4.2 Pembahasan Dalam pembahasan akan diuraikan mengenai hasil implementasi media decanomial bead bar box dan hasil belajar pada implementasi media decanomial bead bar box Hasil Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box Hasil implementasi media decanomial bead bar box terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman menunjukkan bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Dalam pelaksanaan implementasi, siswa dibentuk ke dalam enam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang

80 62 siswa. Setiap kelompok mendapat satu set media decanomial bead bar box beserta kartu soalnya. Pada pembelajaran pertama, siswa masih kesulitan dalam menggunakan media untuk mengitung dan menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran pertama ini, guru masih memberi contoh cara menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Pada pembelajaran kedua, siswa menunjukkan keberanian siswa dalam mencoba menggunakan media untuk menghitung soal. Beberapa siswa sudah bisa menggunakan media. Siswa yang mengalami kesulitan secara aktif bertanya kepada guru. Siswa yang masih kesulitan menggunakan media decanomial bead bar box mendapat arahan dari guru. Cara yang dilakukan guru yaitu guru memberitahukan arahan yang harus siswa lakukan, dan siswa yang melakukannya. Guru hanya menuntun siswa untuk menggunakan media dalam mengerjakan soal. Guru juga memancing siswa terkait pemecahan masalah untuk menyelesaikan soal menggunakan media. Siswa yang sudah bisa menggunakan media membantu siswa yang belum bisa menggunakan media. Siswa menunjukkan usaha dan semangat mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa juga dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama-sama dengan teman satu kelompoknya selama pembelajaran. Selain itu, siswa dapat membawa media decanomial bead bar

81 63 box tanpa mengalami kesulitan. Selesai menggunakan media, siswa merapikan kembali media yang telah digunakan. Siswa mengembalikan manik-manik sesuai dengan tempat dan urutan manik-manik tersebut ke dalam kotak. Siswa juga mengembalikan kartu soal yang telah digunakan ke dalam kotak soal. Setelah itu, siswa mengembalikan media decanomial bead bar box tersebut ke tempat semula. Secara keseluruhan, pembelajaran berlangsung dengan baik. Seluruh siswa mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik Hasil Belajar pada Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box dapat dilihat pada tabel Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box selama empat pertemuan mengalami perubahan. Perubahan terlihat dari nilai pretest ke posttest. Rata-rata kelas sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box yaitu 57,72. Sedangkan rata-rata kelas setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box yaitu 79,09. Berikut adalah tabel hasil belajar siswa. Tabel Hasil belajar siswa. Siswa Pretest Posttest Perubahan AFF FHI RVI CEA BNA AGL FDL

82 64 FRL DFN IBL BTA MCA PTI RCL RSY RVD AYH SRA RIO RKA ASA DNS Berdasarkan tabel , dapat dilihat bahwa sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box terdapat 12 siswa yang memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 60. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box, kedua belas siswa tersebut mengalami perubahan dalam hasil belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Sembilan siswa diantaranya mendapat nilai di atas 60. Perubahan tersebut dapat dilihat pada nilai posttest. Seluruh nilai posttest siswa mencapai KKM, yaitu 60. Sebesar 45,45% siswa mengalami perubahan nilai pretest ke posttest di atas 30. Dengan demikian, implementasi media decanomial bead bar box terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman berdampak terhadap hasil belajar siswa, yaitu membantu siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Selain hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal tes penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka, peneliti

83 65 juga menilai sikap dan keterampilan siswa selama menggunakan media decanomial bead bar box dalam implementasi media decanomial bead bar box di kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Berikut tabel hasil penilaian sikap siswa dalam implementasi media decanomial bead bar box. Tabel Penilaian sikap siswa Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata I II III IV Skor 66,67 80,55 88,88 97,22 83,33 Sangat Sangat Sangat Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Berdasarkan tabel , diketahui bahwa sikap siswa pada pertemuan pertama menunjukkan skor 66,67. Pada pertemuan pertama masih terdapat siswa yang kurang menunjukkan sikap berbagi dan sikap disiplin dalam menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa menunjukkan perkembangan pada setiap pertemuannya. Pada pertemuan ketiga dan keempat, seluruh siswa menunjukkan sikap berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa menunjukkan sikap saling berbagi dan disiplin dalam menggunakan media decanomial bead bar box dengan skor 83,33. Berikut tabel hasil penilaian keterampilan siswa selama implementasi media decanomial bead bar box. Tabel Penilaian keterampilan siswa Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata I II III IV Skor 77,78 83,33 88,89 88,89 84,72 Kategori Sangat Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Baik Baik

84 66 Berdasarkan tabel , diketahui bahwa pada setiap pertemuan siswa menunjukkan kemajuan dalam menggunakan media decanomial bead bar box untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Nilai keterampilan siswa pada pertemuan ketiga dan keempat menunjukkan skor yang sama yaitu 88,89. Hal ini dikarenakan masih ditemukan beberapa kelompok belajar siswa yang tidak selalu menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan pengurangan bilangan tanpa teknik meminjam maupun dengan teknik meminjam. Meskipun demikian, skor ratarata siswa dalam menggunakan media decanomial bead bar box termasuk dalam kategori sangat baik yaitu 84,72. Dengan demikian, siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya.

85 BAB V PENUTUP Bab ini akan membahas tentang 5.1 kesimpulan, 5.2 keterbatasan penelitian, dan 5.3 saran dalam penelitian. 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut Implementasi media decanomial bead bar box untuk pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman dilakukan dengan cara 1) membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa, 2) setiap kelompok mengerjakan tugas menggunakan media decanomial bead bar box sesuai langkah-langkah penggunaannya, 3) menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas, dan 4) mencocokkan jawaban dengan jawaban yang ada di balik kartu soal. Implementasi menggunakan media decanomial bead bar box dalam pembelajaran berjalan dengan baik yang menunjukkan skor rata-rata penggunaan media decanomial bead bar box sebesar 83,88, di mana siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box selama pembelajaran dan siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya Hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 pada implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan 67

86 68 dan pengurangan bilangan dua angka memberikan hasil skor yang lebih baik dengan menunjukkan rata-rata penilaian pengetahuan siswa setelah menggunakan media decanomial bead bar box yaitu 79,09, rata-rata penilaian sikap siswa sebesar 83,33, dan rata-rata penilaian keterampilan siswa sebesar 84, Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan memiliki keterbatasan sebagai berikut Waktu pelaksanaan penelitian menggunakan media decanomial bead bar box masih terbatas yaitu, empat kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 80 menit Manajemen kelompok belajar siswa kurang terkondisikan dengan baik sehingga guru kurang maksimal dalam memfasilitasi siswa. 5.3 Saran Berdasarkan implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya dapat menambah waktu pelaksanaan pembelajaran dalam penelitiannya, sehingga siswa mempunyai lebih banyak waktu untuk belajar menggunakan media.

87 Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan manajemen kelompok belajar siswa.

88 70 DAFTAR REFERENSI Adayu, Linata Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi Kelas IV SDK Minggir (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Anitah, Sri Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Yosephine Purwanti Peningkatan Kemampuan Berhitung dan Keaktifan SIswa Kelas I dalam Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah Menggunakan Media Manik-Manik di SD Kanisius Bantul (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Goenawan, Stephanus Ivan dan Alexander Agung Santoso Metode Horisontal (Metris) Penjumlahan dan Pengurangan Ajaib. Jakarta: PT. Gramedia. Hamalik, O Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Herdiansyah, Haris Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ismunamto, A., dkk Ensiklopedia Matematika Jilid 1. Jakarta: PT. Lentera Abadi. Kusdinar, Iwan dan Zikri Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.

89 71 Kustandi, Cecep dan Sutjipto Bambang Media Pembelajaran; Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Lillard, Angeline Stoll Montessori The Science Behind The Genius. New York: Oxford University Press, Inc. Magini, Agustina Prasetyo Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Montessori, Maria The Montessori Method. New York: Dover Publications, Inc. Montessori, Maria Metode Montessori, Panduan Wajib untuk Guru dan Orangtua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munadi, Y Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Mustoha, Amin, dkk Senang Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Nawawi, Hadari dan Mimi Martini Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Negoro, ST., dan B. Harahap Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indoensia. Nurlaili, Lili Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pamungkas, Margareta Putri Penggunaan Media Manik-Manik Melalui Demonstrasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Kemampuan Mengalikan Bilangan di Kelas II SD Kanisius Notoyudan Yogyakarta (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prasetya, Andreas Erwin Pengembangan Alat Peraga Matematika Untuk Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rahyubi, Heri Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.

90 72 Runtukahu, J. Tombokan dan Selpius Kandou Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sanjaya, Wina Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, John W Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Schwartzman, Steven The Words of Mathemathics, An Etymological Dictionary of Mathematical Terms Used in English. Washington: The Mathematical Association of America. Siregar, Eveline dan Hartini Nara Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Siregar, Syofian Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumarmi, Mas Titing dan Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Suprijono, Agus Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, A Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Tohirin Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tung, Khoe Yao Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: PT Indeks. Uno, Hamzah B., dan Nurdin Mohamad Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

91 73 Widoyoko, Eko Putro Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Winkel, W.S Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.

92 LAMPIRAN 74

93 Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SD Negeri Caturtunggal 1 Kelas/Semester Mata Pelajaran Terkait Alokasi Waktu : II/1 : Matematika, PPKn : 8 x 40 menit (4 pertemuan) Mata Standar Pelajaran Kompetensi Matematika 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Materi Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber dan Media 1. Pengetahuan Pertemuan 1 Tes tertulis - Kusdinar, Iwan Penjumlahan Menentukan Eksplorasi (soal dan dan Zikri bilangan dua hasil penjumlahan - Siswa menyebutkan kunci Pintar angka dengan bilangan dua angka perilaku yang jawaban Matematika 2 bilangan dua dengan bilangan dua menunjukkan sikap terlampir) untuk SD/MI angka tanpa angka tanpa teknik saling berbagi di dalam dan Kelas 2. teknik menyimpan. kelas. observasi Jakarta: Pusat menyimpan Menentukan - Siswa mengamati cara (lembar Perbukuan, 2. hasil penjumlahan penggunaan media observasi Depdiknas. Penjumlahan bilangan dua angka decanomial bead bar terlampir) bilangan dua dengan bilangan dua box. - Standar isi angka dengan angka dengan teknik Elaborasi KTSP bilangan dua menyimpan. 75

94 PPKn 1. Mengenal 1.1 Mengenal angka dengan teknik menyimpan. 3. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 4. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. 1. Sikap saling berbagi Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Keterampilan Menggunakan media bead decamonial Montessori dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. Sikap Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. Pengetahuan Menyebutkan - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan 1 set media decanomial bead bar box. - Siswa dengan bimbingan guru menyelesaikan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Pertemuan 2 Eksplorasi - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa memperagakan cara menggunakan - Mustoha, Amin, dkk Senang Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. - Nurlaili, Lili Pendidikan Kewarganegara an untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. - Media decanomial bead bar box. 76

95 pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong. pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong. di lingkungan sekolah. contoh sikap saling berbagi di lingkungan kelas. Sikap Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas. media decanomial bead bar box. Elaborasi - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal penjumlahan dengan teknik menyimpan. - Siswa dengan didampingi guru mengerjakan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Pertemuan 3 Eksplorasi - Siswa memperagakan cara menggunakan media decanomial bead bar box Montessori. 77

96 Elaborasi - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal cerita pengurangan tanpa teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa dengan didampingi guru mengerjakan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Pertemuan 4 Eksplorasi - Siswa mendemonstrasikan cara menggunakan media 78

97 decanomial bead bar box. Elaborasi - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal pengurangan dengan teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa dengan didampingi guru mengerjakan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 79

98 80 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SD Negeri Caturtunggal 1 Mata Pelajaran : Matematika, PPKn Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 8x40 menit (4 pertemuan) I. Standar Kompetensi Matematika 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. PPKn 1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong. II. Kompetensi Dasar Matematika 1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. PPKn 1.1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong. III. Indikator Matematika Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.

99 Menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. PPKn Menyebutkan contoh sikap saling berbagi di lingkungan kelas Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas. IV. Tujuan Pembelajaran Matematika Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal penjumlahan bilangan dua angka dengan dua angka dengan teknik menyimpan Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam Siswa mampu menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan Siswa mampu menunjukkan minimal 2 kriteria disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. PPKn Siswa mampu menyebutkan minimal 2 contoh sikap saling berbagi dalam diskusi kelas Siswa mampu menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran berlangsung.

100 82 V. Materi Pembelajaran - Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. - Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. - Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. - Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. - Sikap saling berbagi. VI. Metode Metode : demonstrasi, tanya jawab, diskusi, penugasan. VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Pertemuan 1 1 Pendahuluan - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. - Guru menanyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa melakukan tepuk semangat dan menyanyikan lagu Satu ditambah Satu. Apersepsi - Siswa menyampaikan materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Orientasi Alokasi Waktu 10 menit Metode Tanya jawab

101 83 - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. 2 Kegiatan Inti Eksplorasi - Guru memberikan arahan kegiatan yang akan siswa lakukan. - Siswa menyebutkan perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas (hal-hal yang nantinya terwujud dalam melakukan kerja kelompok). - Siswa mengamati cara penggunaan media decanomial bead bar box. Elaborasi - Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal cerita penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan 1 set media decanomial bead bar box. - Siswa dengan bimbingan guru menyelesaikan soal cerita menggunakan media decanomial bead bar box. - Guru mengamati kegiatan siswa. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami. - Guru meluruskan bahasan terkait materi pelajaran yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead 55 menit Demonstrasi, diskusi, penugasan,

102 84 bar box pada meja yang telah disediakan. 3 Penutup - Siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. - Kesimpulan yang disampaikan siswa ditulis di papan tulis. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Lembar refleksi dikumpulkan pada guru. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Pertemuan 2 1 Pendahuluan - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. - Guru menyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa menyanyikan lagu Satu Dua Tiga Empat. Apersepsi - Siswa menyampaikan materi pembelajaran yang dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Orientasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. 2 Kegiatan Inti Eksplorasi - Guru memberikan arahan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. - Siswa memperagakan cara menggunakan 15 menit 10 menit 55 menit Tanya jawab, penugasan Tanya jawab Demonstrasi, diskusi, penugasan

103 85 media decanomial bead bar box untuk soal penjumlahan. Elaborasi - Siswa memperhatikan arahan kegiatan yang disampaikan guru. - Siswa duduk bersama kelompoknya. - Siswa dibagikan lembar soal penjumlahan dengan teknik menyimpan. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa dengan didampingi oleh guru mencoba mengerjakan soal penjumlahan dengan menggunakan media decanomial bead bar box. - Setiap kelompok mengerjakan soal penjumlahan yang diberikan oleh guru menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya perihal kegiatan yang telah dilakukan. - Guru meluruskan bahasan yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 3 Penutup - Siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Lembar refleksi dikumpulkan pada guru. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. 15 menit Tanya jawab, penugasan

104 86 - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Pertemuan 3 1 Pendahuluan - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. - Guru menanyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa melakukan yel-yel mana semangatmu, dan tepuk fokus. Apersepsi - Guru menanyakan materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Orientasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. 2 Kegiatan Inti Eksplorasi - Guru memberikan arahan kegiatan yang akan siswa lakukan. - Siswa memperagakan cara penggunaan media decanomial bead bar box. Elaborasi - Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. - Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal cerita pengurangan tanpa teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar 10 menit 55 menit Tanya jawab demonstrasi, diskusi, penugasan

105 87 box. - Setiap kelompok menyelesaikan soal yang dibagikan menggunakan media decanomial bead bar box. - Guru mengamati kegiatan siswa. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami. - Guru meluruskan bahasan terkait materi pelajaran yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 3 Penutup - Siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. - Kesimpulan yang disampaikan siswa ditulis di papan tulis. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Lembar refleksi dikumpulkan pada guru. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Pertemuan 4 1 Pendahuluan - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. - Guru menanyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa melakukan yel-yel mana semangatmu 15 menit 10 menit Tanya jawab, penugasan Tanya jawab

106 88 dan tepuk semangat. Apersepsi - Guru menanyakan materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Orientasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan. 2 Kegiatan Inti Eksplorasi - Siswa mendemonstrasikan media decanomial bead bar box. Elaborasi - Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. - Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal pengurangan dengan teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Setiap kelompok menyelesaikan soal yang dibagikan menggunakan media decanomial bead bar box. - Guru mengamati kegiatan siswa. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami. - Guru meluruskan bahasan terkait materi pelajaran yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 55 menit Demonstrasi, diskusi, penugasan

107 89 3 Penutup - Siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. 15 menit Tanya jawab, penugasan VIII. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber : Mustoha, Amin, dkk Senang Matematika 2 untuk SD/MI kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Kusdinar, Iwan dan Zikri Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Nurlaili, Lili Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Media Pembelajaran : decanomial bead bar box

108 90

109 91 LAMPIRAN Tepuk semangat (prok prok prok) SE (prok prok prok) MA (prok prok prok) NGAT (prok prok prok) SEMANGAT Mana semangatmu? Ini semangatku Mana semangatmu? Ini semangatku Tepuk fokus (prok prok prok) melihat (prok prok prok) mendengar (prok prok prok) sungguh-sungguh (prok prok prok) fokus Lagu Satu Dua Tiga Empat Satu dua tiga empat Lima enam tujuh delapan Siapa rajin bersekolah Cari ilmu sampai dapat Sungguh senang, amat senang Belajar bersama sungguh senang Lagu Satu ditambah Satu Satu ditambah satu sama dengan dua Dua ditambah dua sama dengan empat Empat ditambah empat sama dengan delapan Delapan ditambah delapan sama dengan enam belas

110 92 RINGKASAN MATERI a. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa menyimpan

111 93 b. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan menyimpan

112 94

113 95

114 96

115 97 c. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa meminjam contoh

116 98 d. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan meminjam

117 99

118 100 Sikap saling berbagi, dalam kehidupan sehari-hari: 1. Memberi pinjaman alat tulis, kepada teman yang tidak membawa alat tulis. 2. Memberi bantuan, kepada masyarakat yang terkena bencana. Baik bencana banjir, longsor, gunung meletus dan lainnya. 3. Memberi bantuan, pada teman yang tertimpa musibah. 4. Memberi bantuan, pada teman yang mendapat kecelakaan. 5. Memberi bantuan pada anak yatim piatu. 6. Memberi bantuan, pada yayasan sosial, yang mengurus anak cacat. 7. Mengunjungi dan menghibur teman yang sedang sakit.

119 101 Matematika Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan PENILAIAN Mentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Tes tertulis Soal dan kunci jawaban Selesaikan soal penjumlahan berikut menggunakan media decanomial bead bar box! Selesaikan soal penjumlahan berikut menggunakan media decanomial bead bar box Montessori! 1. Tuti membuat kue kering sebanyak 18 kue. Kemudian ia membuat 21 kue kering lagi. Berapa jumlah kue yang Tuti buat? 2. Siswa kelas 2 yang berada di dalam kelas ada 20 orang. Siswa kelas 2 yang berada di luar kelas ada 27. Berapa jumlah siswa kelas 2? = = =. +. =. 4. Berapa jumlah 28 kelereng ditambah 11 kelereng? 5. Berapa jumlah 33 permen lollipop ditambah 26 permen lollipop? Kunci jawaban: = = = = = 59 Pedoman penskoran Nilai =

120 102 Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Tes tertulis Soal dan kunci jawaban Selesaikan soal penjumlahan berikut menggunakan media decanomial bead bar box! Selesaikan soal di bawah ini menggunakan media decanomial bead bar box! 1. Berapa jumlah 29 balon ditambah 33 balon? 2. Berapa jumlah 32 sepeda ditambah 39 sepeda? 3. Bina mempunyai 48 manik-manik. Bina membeli 28 manik-manik di warung. Berapa jumlah manik-manik Bina sekarang? 4. Lampu hias di taman sekolah berwarna merah dan putih. Lampu warna merah ada 29. Lampu warna putih ada 56. Berapa jumlah lampu hias di taman sekolah? 5. Pagi hari Tina membeli tomat di warung sebanyak 53 buah. Ternyata tomat yang Tina beli kurang. Tina kembali pergi ke warung dan membeli 37 buah tomat. Berapa jumlah tomat yang Tina beli? Kunci jawaban: = = = = = 90 Pedoman penskoran Nilai =

121 103 Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Tes tertulis Soal dan kunci jawaban Selesaikan soal pengurangan berikut menggunakan media bead decanomial! Selesaikan soal di bawah ini menggunakan media decanomial bead bar box! 1. Ayah memiliki 44 butir telur ayam. Telur ayam itu kemudian dijual kepada Bu Tari sebanyak 23 butir. Berapa banyak telur ayam Ayah sekarang? 2. Pak Dede merawat 39 kelinci. 11 kelinci Pak Dede mati keesokan harinya. Berapa banyak kelinci Pak Dede sekarang? 3. Selmi memiliki kolam lele. Kolam tersebut berisi 50 lele. Selmi menangkap 20 ikan lele untuk dibakar. Berapa sisa ikan lele di kolam Selmi? 4. Berapa hasil 38 duku dikurangi 27 duku? =. Kunci jawaban: = = = = = 20 Pedoman penskoran Nilai =

122 104 Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Tes tertulis Soal dan kunci jawaban Selesaikan soal pengurangan berikut menggunakan media bead decanomial! Selesaikan soal berikut menggunakan media decanomial bead bar box! 1. Pak Zoni mempunyai 48 bibit cabai. Pak Zoni menjualnya pada Wawan sebanyak 29 bibit cabai. Berapa sisa cabai Pak Zoni yang belum terjual? 2. Sebuah gedung direncanakan selesai diperbaiki dalam waktu 73 hari. Sampai saat ini perbaikan gedung telah dilaksanakan selama 49 hari. Berapa hari lagi gedung selesai diperbaiki? 3. Berapa hasil pengurangan 84 kursi dikurangi 58 kursi? 4. Candra memiliki 85 bola bekel. Jada meminjam 48 bola bekel Candra. Berapa banyak bola bekel yang tidak dipinjam Jada? =. Kunci jawaban: = = = = = 19 Pedoman penskoran Nilai =

123 105 Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi Menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. Observasi Lembar observasi Berilah tanda centang ( ) pada kolom di bawah ini! Lembar pengamatan Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia! Kelompok Saling berbagi Total skor Nilai Kriteria Aspek yang dinilai Saling berbagi Skor Siswa selalu Siswa sesekali Siswa tidak pernah menggunakan media menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan penjumlahan dan pengurangan. pengurangan. menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. Nilai =

124 106 Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. Observasi Lembar pengamatan Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia! Lembar pengamatan Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia! Kelompok Disiplin Total skor Nilai Kriteria Aspek Skor yang dinilai Disiplin Siswa menggunakan media Siswa memenuhi Siswa memenuhi decanomial bead bar box sesuai 2 dari 3 kriteria. 1 dari 3 kriteria. dengan cara penggunaannya, menaruh manik-manik media decanomial bead bar box sesuai dengan tempatnya, mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Nilai =

125 107 PPKn Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan Menyebutkan contoh sikap saling berbagi di lingkungan kelas. Tes tertulis Soal dan kunci jawaban Sebutkan contoh sikap saling berbagi! Soal : Sebutkan contoh sikap saling berbagi! Kunci jawaban : - Memberikan sebagian bekal yang saya bawa pada teman yang tidak membawa bekal ke sekolah. - Meminjamkan barang kepunyaan milik saya pada teman yang membutuhkan. - Menggunakan meja sekolah secara bersama-sama. - Menggunakan media dalam belajar secara bersama-sama. - Meminjamkan pensil pada teman. Nilai = Indikator Teknik penilaian Instrumen penilaian Kisi-kisi pertanyaan Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas Non tes Lembar pengamatan Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia! Lembar pengamatan Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia! Kelompok 1 Saling berbagi Total skor Nilai

126 Kriteria Aspek yang dinilai Saling berbagi Skor Siswa berbagi dalam Siswa mau berbagi Siswa tidak mau menggunakan media menggunakan media berbagi decanomial bead bar decanomial bead bar menggunakan media box untuk box untuk decanomial bead bar menyelesaikan tugas. menyelesaikan tugas. box untuk menyelesaikan tugas. Nilai =

127 109 MEDIA DECANOMIAL BEAD BAR BOX DAN LANGKAH- LANGKAH PENGGUNAANNYA Setiap warna manik-manik menyimbolkan bilangan yang berbeda-beda. Manik-Manik Bilangan Warna manik-manik -0-1 Merah Hijau Merah jambu Kuning Biru muda Ungu Putih Cokelat Biru tua Emas Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk penjumlahan: (contoh soal ) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal dari kotak media (20).*

128 Mengambil kembali manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (13) dari kotak media. 7. Menghitung jumlah keseluruhan manik-manik yang telah diambil. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan. Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk pengurangan: (contoh soal 45 25) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (45) dari kotak media.* 6. Mengurangkan manik-manik yang telah diambil (45) sejumlah bilangan kedua yang ditunjukkan pada kartu soal (25). 7. Menghitung jumlah sisa manik-manik yang tidak dikurangkan. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan. *catatan : manik-manik yang diambil dapat dikreasikan dari berbagai warna (jumlahnya harus sesuai dengan yang ada di kartu soal)

129 111 Lampiran 3 LKS Nama : No. urut : Kelas : II Sekolah : SD Negeri Caturtunggal 1 Tepuk Semangat (prok prok prok) SE (prok prok prok) MA (prok prok prok) NGAT (prok prok prok) SEMANGAT Lagu Satu ditambah Satu Satu ditambah satu sama dengan dua Dua ditambah dua sama dengan empat Empat ditambah empat sama dengan delapan Delapan ditambah delapan sama dengan enam belas Diskusikan bersama dengan temanmu tentang perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi! Tuliskan hasil diskusimu di kotak di bawah ini! Diskusikan dengan teman dan gurumu tentang sikap yang harus dilakukan bila kamu sedang belajar menggunakan media bersama dengan temanmu! Tuliskan hasil diskusimu di kotak di bawah ini!

130 112 Media Decanomial Bead Bar Box Setiap warna manik-manik menyimbolkan bilangan yang berbeda-beda. Manik-Manik Bilangan Warna manik-manik -0-1 Merah Hijau Merah jambu Kuning Biru muda Ungu Putih Cokelat Biru tua Emas Amati dengan seksama cara menggunakan media decanomial bead bar box Montessori yang diperagakan oleh gurumu! Contoh soal: Pada hari Sabtu, Didit diminta Ibu pergi ke pasar untuk membeli cabai. Didit membeli 20 cabai. Ternyata cabai yang dibeli Didit kurang. Didit kembali membeli cabai di pasar sebanyak 13 cabai. Berapa jumlah cabai yang dibeli Didit? Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk penjumlahan:

131 113 (contoh soal ) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal dari kotak media (20).* 6. Mengambil kembali manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (13) dari kotak media. 7. Menghitung jumlah keseluruhan manik-manik yang telah diambil. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan. *catatan : manik-manik yang diambil dapat dikreasikan dari berbagai warna (jumlahnya harus sesuai dengan yang ada di kartu soal) Ambillah 1 set media decanomial bead bar box dan coba kerjakan soal penjumlahan tanpa teknik menyimpan yang ada di kotak soal! Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Apa yang belum kamu pahami selama belajar hari ini? 2. Apakah kamu senang belajar menggunakan media decanomial bead bar box? 3. Hal apa yang membuatmu senang belajar menggunakan media decanomial bead bar box?

132 114 Lagu Satu Dua Tiga Empat Satu dua tiga empat Lima enam tujuh delapan Siapa rajin bersekolah Cari ilmu sampai dapat Sungguh senang, amat senang Belajar bersama sungguh senang Masih ingatkah kamu cara menggunakan media decanomial bead bar box? Peragakan cara menggunakan media decanomial bead bar box Montessori di depan teman-temanmu! Ambillah 1 set media decanomial bead bar box Montessori dan kerjakan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan yang ada di kotak soal!

133 115 Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Apa yang sudah kamu pahami selama belajar hari ini? 2. Apakah kamu sudah bisa menggunakan media decanomial bead bar box? 3. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini! Yel-Yel Mana semangatmu? Ini semangatku Mana semangatmu? Ini semangatku

134 116 Tepuk Fokus (prok prok prok) melihat (prok prok prok) mendengar (prok prok prok) sungguh-sungguh (prok prok prok) fokus Amati dengan seksama cara menggunakan media decanomial bead bar box yang diperagakan oleh gurumu! Contoh soal: Bilbo mempunyai 45 belimbing. Bilbo pergi ke lapangan dengan membawa belimbing miliknya. Sesampainya di lapangan, Bilbo membagikan 25 belimbingnya kepada teman-temannya. Berapa sisa belimbing yang Bilbo miliki? Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk pengurangan: (contoh soal 45 25) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (45) dari kotak media.* 6. Mengurangkan manik-manik yang telah diambil sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (25). 7. Menghitung jumlah sisa manik-manik yang tidak diambil. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan.

135 117 *catatan : manik-manik yang diambil dapat dikreasikan dari berbagai warna (jumlahnya harus sesuai dengan yang ada di kartu soal) Ambillah 1 set media decanomial bead bar box dan coba kerjakan soal tanpa teknik meminjam yang ada di kotak soal! Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini? 2. Apakah kamu sudah bisa menggunakan media decanomial bead bar box untuk soal pengurangan? 3. Apakah media decanomial bead bar box menarik?

136 118 Yel-Yel Mana semangatmu? Ini semangatku Mana semangatmu? Ini semangatku Tepuk Semangat (prok prok prok) SE (prok prok prok) MA (prok prok prok) NGAT (prok prok prok) SEMANGAT Masih ingatkah kamu cara menggunakan media decanomial bead bar box? Peragakan cara menggunakan media decanomial bead bar box di depan temantemanmu! Ambillah 1 set media decanomial bead bar box dan kerjakan soal pengurangan dengan teknik meminjam yang ada di kotak soal! Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini? 2. Apakah kamu merasa nyaman berbagi media decanomial bead bar box Montessori dengan temanmu?

137 Apakah media decanomial bead bar box membantumu memahami materi pelajaran?

138 120 Lampiran 4 Mata Pelajaran : Matematika Kelas : II Jenis Aitem : Esai Standar Kompetensi : 1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Kompetensi Dasar : 1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Indikator : Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Materi : - Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. - Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. - Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. - Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.

139 121 A. Kajian Teori

140 122

141 123

142 124

143 125

144 126 Daftar Pustaka Kusdinar, Iwan dan Zikri Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Sumarmi, Mas Titing dan Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. B. Kisi-Kisi Instrumen Tes Esai Indikator Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Jenis Soal Esai Aitem/Soal mangkuk + 33 mangkuk =. 2. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! =. 3. Tentukan hasil penjumlahan berikut! =. 4. Hari Kamis bunga Pak Budi terjual 44. Hari Jumat terjual 21. Berapa jumlah bunga Pak Budi yang sudah terjual? 5. Penjahit mempunyai 84 butir kancing. Ia diberi 14 butir kancing lagi oleh pelanggannya. Berapa jumlah kancing penjahit? bola + 65 bola =. 2. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang =. 3. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek =. 4. Hari ini angkot makmur mengantar 55 penumpang. Kemarin mengantar 17 penumpang. Berapa jumlah penumpang yang diantar angkot makmur selama 2 hari? 5. Wina menggambar 43 mobil merah dan 57 mobil biru. Berapa jumlah mobil yang Wina gambar? Urutan Soal Jumlah Aitem 5 5

145 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 1. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek! 2. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. 3. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang! =. 4. Pak Sakri mempunyai 89 apel. Sebanyak 54 apel dibagikan pada warga desa. 18 Berapa banyak apel yang tidak dibagikan pada warga desa? 5. Ranti membawa 97 kue kecil. Di sekolah 16 ia membaginya sebanyak 62 kue. Berapa sisa kue Ranti? 1. Frida memiliki 87 baju bekas. Ia menyumbangkan 69 baju bekasnya. 12 Berapa baju bekas yang tidak disumbangkan? 2. Terjadi bencana banjir di Jakarta. Korban banjir ada 78 orang. Krisna sebagai relawan telah mengangkut orang. Berapa orang yang belum Krisna angkut? 5 3. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! =. 4. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! =. 5. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! =. Total Aitem 20

146 128 Nama : No. Absen : Kelas : 1. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek!... Kerjakan 2 soal di bawah ini dengan cara bersusun panjang! mangkuk + 33 mangkuk =. 25 = = = = bola + 65 bola =. 25 = = = =.. 4. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang! =. 87 = 50 = = =

147 Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Wina menggambar 43 mobil merah dan 57 mobil biru. Berapa jumlah mobil yang Wina gambar? 6. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang pada kotak! Penjahit mempunyai 84 butir kancing. Ia diberi 14 butir kancing lagi oleh pelanggannya. Berapa jumlah butir kancing penjahit? 7. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! = Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! =.

148 Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang pada kotak! Hari Kamis bunga Pak Budi terjual 44 tangkai. Hari Jumat terjual 21 tangkai. Berapa jumlah tangkai bunga Pak Budi yang sudah terjual? 10. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! = Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! 12. Kerjakan soal di bawah ini dengan cara bersusun pendek pada kotak! Frida memiliki 87 baju bekas. Ia menyumbangkan 69 baju bekasnya. Berapa baju bekas yang tidak disumbangkan?

149 Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! = Tentukan hasil penjumlahan berikut! 33 = = = = Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang pada kotak! Hari ini angkot makmur mengantar 55 penumpang. Kemarin mengantar 17 penumpang. Berapa jumlah penumpang yang diantar angkot makmur selama 2 hari? 16. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Ranti membawa 97 kue kecil. Di sekolah ia membaginya sebanyak 62 kue. Berapa sisa kue Ranti?

150 Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang! 45 = = = = Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Pak Sakri mempunyai 89 buah apel. Sebanyak 54 buah apel dibagikan pada warga desa. Berapa banyak buah apel yang tidak dibagikan pada warga desa? 19. Kerjakan soal di bawah ini dengan cara bersusun pendek! Terjadi bencana banjir di Jakarta. Korban banjir ada 78 orang. Krisna sebagai relawan telah mengangkut 49 orang. Berapa orang yang belum Krisna angkut? 20. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! =.

151 133 Lampiran 5

152 134

153 135

154 136

155 137 Lampiran 6

156 138

157 139

158 140

159 141 Lampiran 7

160 142

161 143

162 144

163 145

164 146 Lampiran 8

165 147

166 148

167 149

168 150

169 151

170 152

171 153

172 154

173 155

174 156 Lampiran 9

175 157

176 158

177 159

178 160

179 161

180 162

181 163

182 164

183 165

184 166 Lampiran 10

185 167 Lampiran 11

186 168 Lampiran 12

187 169 Lampiran 13

188 170 Lampiran 14

189 171 Lampiran 15

190 172 Lampiran 16

191 173 Lampiran 17

192 174 Lampiran 18

193 175 Lampiran 19

194 176 Lampiran 20

195 177 Lampiran 21

196 178 Lampiran 22 Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Transkripsi Wawancara Guru Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 : Selamat pagi bu. : Iya mbak. : Saya mau tanya tentang proses pembelajaran penjumlahan di kelas itu seperti apa. : Mau penjumlahan lagi? : Iya, masih mau penjumlahan lagi. : Pake nganu mbak. Saya dulu pake lidi. : Oh pake lidi.. itu yang pake lidi itu siswa? : Iya Siswa bawa satu satu : Ibu kira kira masih ada berapa siswa yang belum bisa penjumlahan : itu Y, Z, ya masih ada mbak : sebabnya kesulitan penyampaian materinya itu apa bu? : ya mereka masih kurang fokus. Kayak Y sama beberapa anak lain. : bu, kalo media yang dari sekolah itu ada tidak ya bu? Ada pengadaan media dari sekolah untuk matematika? : ada. Adanya manik-manik apa itu? Yang angka, deka-deka. Yang puluhan satuan. Yang kayak gini gak ada. Anak-anak kadangkadang bawa lidi kemaren. Yang kelas 2 dulu sedotan, kerikil. Itu saya suruh bawa sendiri-sendiri. Kadang saya bersama-sama cari yang di pasir-pasir sana itu ngitung 100. : oh ya ya. Bu sebenarnya kalo buat anak-anak yang ini, yang belum bisa penjumlahan itu mereka kesulitannya yang menyimpan itu bu? : iya, heem. Menyimpan dan meminjam itu mbak. Kadang masih lupa belum dikurangi depannya, jadi bikin keliru. : terus kalau pakai medianya, keaktifan siswanya bagaimana bu?

197 179 Guru Peneliti Guru Peneliti Guru : oh ya senang kalo itu. Semua ngitung sendiri-sendiri. : kemudian ibu sudah pernah liat belum media Montessori? : belum-belum. : oh belum pernah? : heem. Saya biasanya pake itu. Dulu gak ada kok. Anak-anak bawa lidi sendiri-sendiri. Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 1 : R, menurutmu bentuk medianya itu bagus tidak? : bagus bu. : R jadi senang tidak belajar karena pakai medianya? : senang. : kemarin bawa medianya bisa tidak? Mengangkat sama memindahkannya? : bisa bu. : R jadi tau tidak angkanya (bilangan) dilihat dari warna manikmaniknya? : iya tau. : saat pakai medianya, R kadang sadar gak kalo R salah ngitungnya, harusnya pakai manik-manik yang ini terus diganti? : heem (sambil menganggukkan kepala). : R pakai medianya itu jadi mudah menemukan jawabannya gak? : mudah bu, lebih asyik lagi belajarnya. : R bisa pakai medianya sendiri gak? Atau masih dibantu sama teman? : bisa pakai sendiri bu. : menurut R, bahan untuk membuat medianya ada gak di lingkungan sekitar? : ada. : kira-kira orang lain bisa tidak membuat medianya itu? : bisa bu.

198 180 Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 2 : A kemarin menggunakan medianya sudah bisa menggunakan sendiri belum? : udah bisa. : kemudian, A jadi paham gak penjumlahan pengurangan lewat medianya itu? : paham bu. Lebih asyik juga belajarnya. : kamu tertarik gak belajar matematika karena lihat medianya? : tertarik bu, : bentuk medianya membuatmu tertarik tidak buat belajar pakai media itu? : iya bu, apalagi yang manik warna-warninya itu. : A senang tidak menggunakan medianya? : senang bu. : A kesusahan tidak untuk memindahkan medianya? : gak kesusahan. : A jadi tau bilangan berapa itu dilihat dari warna manik-maniknya tidak? : iya, tau. Jadi cepat bu menghitungnya. : A saat menggunakan medianya jadi tau tidak kalau salah mengitung? : iya jadi tau. Pas liat warna manik-maniknya. : A jadi lebih mudah menemukan jawabannya karena pakai medianya itu tidak? : iya, jadi lebih mudah dan lebih asyik. : menurut A, bahan pembuatan media ini mudah dicari tidak? : iya, mudah. Bisa dicari. : kira-kira orang lain bisa tidak membuat media ini? : iya, bisa.

199 181 Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 3 : B, kemarin B bisa menggunakan medianya sendiri tidak? : iya bisa bu, tapi awalnya dibantuin sama teman dulu terus udah bisa. : kemarin lihat medianya jadi tertarik untuk belajar tidak? : iya tertarik. Jadi penasaran pengin nyoba pakai medianya. : B tertarik tidak melihat bentuk medianya? : tertarik bu, apalagi yang manik-maniknya itu. : B senang tidak menggunakan media itu? Bagaimana rasanya memakai media itu bersama teman? : senang bu, jadi lebih semangat belajarnya. Hmm rasanya senang juga, bisa belajar bareng-bareng. : bisa bawa medianya? : bisa bu. Itu mudah dibawa kok. : B jadi lebih mudah tahu bilangannya karena warna manikmaniknya tidak? : iya, jadi lebih mudah mudah mudah. : B sadar tidak kalau saat pakai medianya salah ngitung atau salah ambil manik-maniknya? Oh harusnya aku ambil manik-manik yang itu bukan yang ini? : iya bu, sadar karena liat warna manik-maniknya. : B jadi lebih mudah menemukan jawabannya karena pakai media itu tidak? : iya mudah cari jawabannya. : menurut B, bahan untuk membuat medianya mudah dicari tidak? : iya, mudah kok bu : orang lain bisa tidak kira-kira kalau membuat media ini? : iya, bisa. Saya juga punya lho bu di rumah, tapi gak kayak gini, Cuma manik-maniknya aja, buat mainan.

200 182 Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 4 : S, kemarin sudah bisa belum menggunakan medianya sendiri? : iya, sudah bisa dong bu. : terus S jadi paham tidak belajar materinya pakai medianya itu? : iya paham. : cara menggunakan medianya sudah tau? : iya udah tau bu. Ambil manik-maniknya lalu nanti dijumlahin jadi satu. : saat ibu bawa medianya ke kelas, S jadi ingin belajar tidak? : hooh, pengin bu. Jadi semangat. : S tertarik tidak dengan medianya itu? : iya, tertarik bu. Bagus medinya. : kenapa S tertarik dengan medianya? : soalnya waktu liat medianya jadi penasaran terus pengin nyoba. : S senang tidak menggunakan medianya? : senang bu. Belajarnya jadi lebih enak. : S bisa bawa medianya? : iya bisa bu. : bawa medianya susah tidak? : gak, gak susah bu. Gampang bawanya. : S jadi lebih mudah tau manik-maniknya bilangan berapa karena warnanya bukan? : iya, karena warna manik-maniknya. Jadi cepet gitu bu ambilnya. : kemarin saat menggunakan media, S sadar tidak kalau salah gunain medianya? : iya, sadar. Pas liat jawaban di belakang soalnya. : S lebih mudah menemukan jawaban dari soal saat pakai medianya tidak? : iya lebih mudah, lebih cepat. Tinggal jumlahin manik-maniknya kalau gak ngurangin manik-maniknya. : menurut S, bahan untuk membuat medianya mudah dicari gak?

201 183 Siswa Peneliti Siswa : iya, mudah bu. Kayu kan ada di mana-mana : orang lain bisa tidak membuat medianya itu? : oh ya bisa. bisa-bisa

202 184 Lampiran 23

203 185 Lampiran 24

204 186 Lampiran 25

205 187 CURRICULUM VITAE Katarina Tiara Dewantari merupakan anak keempat dari empat bersaudara yang lahir di Purworejo, 9 April Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Pius Bakti Utama Kutoarjo, tamat pada tahun Pendidikan Menengah Pertama di SMP Pius Bakti Utama Kutoarjo, tamat pada tahun Pendidikan Menengah Atas di SMA Pius Bakti Utama Bayan, tamat pada tahun Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di PGSD, penulis mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis. 1. Bendahara dalam Inisiasi Prodi PGSD tahun Peserta dalam Live Show Karawitan di TVRI tahun Anggota Divisi Acara dalam Parade Gamelan Anak Se-Jawa tahun Anggota PGSD Choir tahun ajaran 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyusun skripsi yang berjudul Implementasi Decanomial Bead Bar Box untuk Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGGUNAAN ALAT PERAGA MONTESSORI PAPAN PEMBAGIAN DALAM MEMBANTU KESULITAN SISWA PADA PEMAHAMAN KONSEP PEMBAGIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA Oleh: ROFIQOH AWATISYAHARA NIM. 13321659 Skripsi ini ditulis untuk

Lebih terperinci

: AYU PERDANASARI K

: AYU PERDANASARI K UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh : AYU PERDANASARI K7413024

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013. PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

: ARNIKA ANDRIANI K

: ARNIKA ANDRIANI K PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAJASTO 02 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ARNIKA ANDRIANI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA ASPEK KOGNITIF MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: Maida Khoirina

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI MARIA R. GRANSIANA

PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI MARIA R. GRANSIANA PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI MARIA R. GRANSIANA 131 12 055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA SDN NGADIROYO 2012/2013 SKRIPSI Oleh: HARYANI K7109090 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR UNDER THE BASKET SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG

IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KONSEP PECAHAN SEDERHANA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGWUNI I GUNUNGKIDUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP IMPLEMENTASI METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS V DI SDN 01 JATIWARNO JATIPURO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN Oleh : JUNITA SARI NIM 12321583 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Dua Angka Dengan Mengunakan Media Manik-Manik Suharni ABSTRACT - Suharni, 2017. "Improving Mathematics Learning Outcomes

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHEKS

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHEKS 1 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHEKS KELAS VIII C SMP NEGERI 2 CILONGOK SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Esa Dhuhur Putra Akbar

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Esa Dhuhur Putra Akbar PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOREJO LOR 05 KECAMATAN SIDOREJO KOTA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI RECIPROCAL TEACHING

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI RECIPROCAL TEACHING i PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII D MTs MUHAMMADIYAH 03 BANDINGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS V SLB C IMMANUEL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : TRI ESTU HAYUNINGTYAS

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER i DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IMPLEMENTASI MEDIA PEGS FOR THE ALGEBRAIC PEG BOARD TERHADAP MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SISWA KELAS I SD KANISIUS GANJURAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Imanuel Nugroho Puji Hartono

SKRIPSI. untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Imanuel Nugroho Puji Hartono UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA MATERI POKOK MENENTUKAN JARING-JARING BERBAGAI BANGUN RUANG SEDERHANA KELAS V SD NEGERI NGIJO 01 SEMARANG SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V DI SD KANISIUS CUNGKUP KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 PIYUNGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI Oleh DWI PUJIASTUTI 12321570 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM 1210013411035 PROGRAM

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAGIAN-KESELURUHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURUHKALANG 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Isna Rahmiyati

SKRIPSI. Oleh: Isna Rahmiyati UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Isna Rahmiyati 10144600106

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI JARAK DAN KECEPATAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN NGEGOT DEMAK TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI JARAK DAN KECEPATAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN NGEGOT DEMAK TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI JARAK DAN KECEPATAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN NGEGOT DEMAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh VIKA WIJAYANTI NIM 201033268 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD KECANDRAN 01 SALATIGA 2015/2016 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BANGUN DATAR DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDLB C Hj. SOEMIYATI HIMAWAN SEMARANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

oleh Aleng

oleh Aleng UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUH 03 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEMBARAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEMBARAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEMBARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN KENITEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN KENITEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN KENITEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERHADAP OPERASI PERKALIAN BILANGAN MELALUI MEDIA BENDA KONGKRIT SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 06 KABUPATEN TEGAL Noviana Kusumawati

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTETHIC

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTETHIC UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTETHIC (VAK) SISWA KELAS V SD 1 PEDES SEDAYU BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh Freyda Dwi Hapsari NPM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN MEDIA ANIMASI POWTOON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK 2 SMK NEGERI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V Ikhwan Pamuji 1, Imam Suyanto 2, Ngatman 3 PGSD FKIP, Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67 A

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 Peningkatan Hasil Belajar... (Lilik Endang Dewani) 1.353 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 IMPROVING MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KARANGANYAR SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMPN 2 BADEGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD NEGERI AMPEL 03 KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER

Lebih terperinci

TESIS SAKAT S.A. NIM

TESIS SAKAT S.A. NIM PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 3 SDN SALERO 1 KOTA TERNATE MALUKU UTARA TESIS SAKAT S.A. NIM. 10712251016

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Penggunaan Pendekatan... (Yuni Riawati) 865 PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA THE EFFECT OF USING REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I Upaya Meningkatkan Hasil... (Wahyu Marfungah Maharini) 1.771 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I THE IMPROVEMENT OF LEARNING ACHIEVEMENT

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MANGKUYUDAN NO.2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN

PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN Denik Nugraheni, Usada, Siti Kamsiyati PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Slamet Riyadi No. 449,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS 4 SD NEGERI KUTOWINANGUN 11 SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PESANTREN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RIAS ANJANI K7110138 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 1 KROBOKAN JUWANGI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Antonius Hari Suharto X7109126 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG Oleh: IIS INDAH WIJAYANTI NIM. 13321698 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 PURWOKERTO SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: K

SKRIPSI. Oleh: K PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN MEDIA FLASH CARD AKSARA JAWA PADAA ANAK TUNALARAS KELAS III SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: RISNA PRIMANINGTYAS

Lebih terperinci

Oleh: JANNATUN NA IM. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: JANNATUN NA IM. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMP NEGERI 2 KAUMAN KELAS VIII G TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XII IPA SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XII IPA SKRIPSI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XII IPA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS POKOK BAHASAN FLUIDA DINAMIS UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MENINGKATKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 PURWOKERTO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 PURWOKERTO PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI MIA 5 SMA NEGERI 3 SURAKARTA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL Skripsi Oleh: Lia Aristiyaningsih

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS DUA BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS VI SLB ABC GIRI WIYATA DARMA WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI i PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA 8 Surakarta

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013

Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013 Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOCK DIENES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: RISA AMALIA A

Diajukan Oleh: RISA AMALIA A PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 7 JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: AKROUN NAFIANI NIM Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: AKROUN NAFIANI NIM Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINAT KELAS VIII MTSN SAMPUNG Oleh: AKROUN NAFIANI NIM. 13321747 Skripsi ini

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: APRIANA SRI HARTANTI K

SKRIPSI. Oleh: APRIANA SRI HARTANTI K PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TIMBANGAN BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III C SLB NEGERI KARANGANYAR TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) PADA SISWA KELAS III B SD NEGERI GAMOL SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Setara Satu (S.1) oleh: Efa Kurniasih

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Setara Satu (S.1) oleh: Efa Kurniasih 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Henggar Dimas Pradiva K8411035

Lebih terperinci

Skripsi. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Skripsi. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS 5 SDN BLOTONGAN 03 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Skripsi Untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci