ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016

2 HALAMAN PERSETUJUAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM Artikel ini berdasarkan Skripsi yang berjudul PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG untuk persyaratan wisuda Agustus Menyetujui: Pembimbing I Padang, Juni 2016 Pembimbing II Dr. Erman Har, M.Si. Erwinsyah Satria, M.Si., M.Pd.

3 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG 1) Ranti Efrizal, 2) Erman Har, 1) Erwinsyah Satria 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT The purpose of this study to describe the increase in activity and learning outcomes of students in learning science by using a model of Discovery Learning in Elementary School fourth grade 37 Alang Laweh Padang. This research is a classroom action research. This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings and one final test cycle. The subjects were fourth grade students of SD Negeri 37 Alang Laweh Padang, totaling 30 people. The research instrument used is the observation of student activity sheets, observation sheets aspects of teacher and student learning outcomes test sheet. Based on the results of student learning activity observation sheet in cycle I and II, obtained an average score of student activity percentage expressing their opinions on the first cycle of 73% increased to 86.6% in the second cycle. Activities students conduct experiments on the first cycle of 70% increasing to 85% in the second cycle. Based on the results of the study, the percentage of students who achieve mastery cognitive learning level of knowledge and understanding in the first cycle by 60% and increased in the second cycle to 80%. This means learning science by using a model of Discovery Learning can increase the activity and learning outcomes of the fourth grade students of SD Negeri 37 Alang Laweh Padang. Based on these results, the researchers suggested that teachers can use the model of Discovery Learning in learning to improve the activity and student learning outcomes. Keywords: Activities, Results Learning, Science, Discovery Learning Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian baik itu di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Salah satu cara memperoleh pendidikan itu ialah melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan. Salah satunya adalah proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang ada di Sekolah Dasar (SD). IPA atau sains merupakan suatu mata pelajaran yang harus diajarkan pada siswa SD. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis, untuk mengembangkan kompetensi dasar agar siswa dapat memahami alam sekitar secara ilmiah. Proses perolehan pengetahuan IPA tidak hanya didapatkan dari kegiatan menerima materi pembelajaran yang

4 sudah ada, tetapi dalam pembelajaran IPA siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa melakukan percobaan-percobaan untuk menemukan kebenaran suatu fakta atau konsep-konsep dari materi pelajaran yang dipelajari. Peneliti melakukan observasi proses pembelajaran di kelas IV pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2015 bersama Ibu Thisa Liana selaku guru kelas IV di SD Negeri 37 Alang Laweh Padang. Hasil observasi menunjukkan bahwa setelah guru menjelaskan materi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, hanya 5 orang siswa yang bertanya kepada guru, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, namun hanya 6 orang siswa yang mampu menjawab pertanyaan, kemudian ketika guru meminta siswa untuk mengemukakan pendapat, hanya 5 orang siswa yang mau untuk mengemukakan pendapatnya, juga terlihat bahwa saat memberikan tugas kepada siswa dan meminta siswa mengerjakan di buku latihannya masing-masing, siswa malah asik bermain dan berjalan-jalan tanpa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Siswa yang mengerjakan tugas dengan baik hanya 17 orang siswa sedangkan 13 orang siswa yang lainnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, diperoleh informasi bahwa pada saat proses pembelajaran guru jarang melakukan percobaan tentang materi pelajaran bersama siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang sedang dipelajari. Guru juga masih dominan menggunakan metode ceramah. Kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat dan menarik, menyebabkan siswa merasa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan guru, dan siswa merasa pembelajaran menjadi monoton. Pengamatan juga dilakukan terhadap nilai Ulangan Harian (UH) 3 semester 1 tahun ajaran 2015/2016 siswa (lihat pada Lampiran I, halaman 94), terlihat banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran IPA yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Dari 30 orang jumlah siswa kelas IV hanya 7 (23,3 %) orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 23 (76,7%) orang siswa nilainya berada di bawah KKM. Nilai tertinggi yang mampu diperoleh oleh siswa yaitu 90 dan nilai terendah adalah 30. Rata-rata nilai UH 3 semester 1 tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV adalah 59,3. Kurang maksimalnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru memegang peranan penting untuk melakukan

5 peningkatan pembelajaran. Di sini, peneliti memberikan solusi terhadap masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model Discovery Learning. Sani (2014:97-98) menyatakan, Model Discovery Learning adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Model Discovery Learning merupakan model pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Menurut Sardiman (2011:95), Aktivitas pada prinsipnya adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Susanto (2014:5) menyatakan, Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dengan ini diharapkan melalui model pembelajaran Discovery Learning diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas IV SD Negeri 37 Alang Laweh Padang, yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA. Metodologi Penelitian A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2012:104), PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan peneliti. B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 37 Alang Laweh Padang pada tahun ajaran 2015/2016. Sekolah ini terletak di jalan Bagindo Aziz Chan No. 4, Kecamatan Padang Selatan. 2. Subjek Peneleitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 37 Alang Laweh Padang yang berjumlah 30 orang. Terdiri dari 20 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian. Sedangkan pelaksanaan tindakan dimulai tanggal 1 Maret sampai 30 Maret 2016.

6 C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desaian PTK dirumuskan Arikunto, dkk (2012 :16) yang terdiri dari empat komponen yaitu: Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Tahap Perencanaan a. Mengkaji silabus mata pelajaran IPA semester genap. b. Menyiapkan perangkat pembelajaran. c. Menyiapkan perlengkapan (media atau alat dan bahan untuk melakukan percobaan) pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran. d. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa. e. Menyusun lembar observasi pelaksanaan pembelajaran kegiatan guru. f. Membuat Lembar Diskusi Siswa (LDS), kunci jawaban LDS, soal tes akhir siklus, serta kunci jawaban tes. g. Menentukan observer dan memberi penjelasan apa saja yang harus dilakukannya. 2. Tahap Pelaksanaan a. Guru memberikan stimulasi atau rangsangan kepada siswa melalui media gambar. b. Guru meminta siswa mengidentifikasi masalah yang ada berdasarkan materi yang dipelajari pada hari itu dalam kelompok masing-masing yang terdiri dari 6 kelompok (anggota masing - masing kelompok adalah 5 orang). c. Guru meminta masing-masing kelompok mengumpulkan data dari berbagai sumber dan melakukan percobaan berdasarkan yang ditentukan oleh guru. d. Guru meminta masing-masing kelompok mengolah data yang diperolehnya dari pengumpulan data. e. Guru dan siswa melakukan pembuktian benar atau tidaknya data yang sudah diolah oleh siswa dalam kelompok masing-masing. f. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran pada hari itu. 3. Tahap Pengamatan Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan melalui lembar observasi pada tahap ini adalah data tindakan dan perilaku yang dimunculkan siswa (aktivitas siswa) dalam pembelajaran yang diamati oleh teman sebagai observer kedua serta pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti yang diamati oleh guru kelas (observer pertama). 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dari hasil pengamatan siklus I apakah perlu tindak lanjut atau tidak pada siklus II. Dalam proses pengkajian data ini, refleksi dilakukan pada akhir siklus. Peneliti juga

7 melibatkan pengamat ( observer) untuk membantu, seperti pada tahap observasi, agar hasil refleksi dan evaluasinya lebih baik. Proses refleksi mempunyai peran penting dalam keberhasilan penelitian. Dengan suatu refleksi yang baik dan terencana, ada masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan tindakan pada siklus II. D. Indikator Keberhasilan 1. Aktivitas siswa kelas IV mengemukakan pendapat pada pembelajaran IPA setelah dilakukan tindakan dengan model Discovery Learning meningkat mencapai skor rata-rata sama atau lebih besar 75%. 2. Aktivitas siswa kelas IV melakukan percobaan pada pembelajaran IPA setelah dilakukan tindakan dengan model Discovery Learning meningkat mencapai skor rata-rata sama atau lebih besar 75%. 3. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif tingkat pengetahuan dan pemahaman setelah dilakukan tindakan dengan model Discovery Learning meningkat mencapai skor rata-rata sama atau lebih besar 75%. E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Riduwan (2008:106) menyatakan, data menurut sumbernya ada dua, yaitu data kualitatif dan dan data kuantitatif sebagai berikut: a. Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategori, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata b. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka. 2. Sumber Data Penelitian Secara umum sumber data penelitian ini adalah proses kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model Discovery Learning. Kegiatan guru bersumber dari kegiatan selama proses pembelajaran dengan model Discovery Learning yang datanya peniliti dapat dari guru sebagai observer, sedangkan kegiatan siswa bersumber dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar bersumber dari tes akhir siklus I dan siklus II. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi 2. Tes 3. Dokumentasi G. Intrumen Penelitian 1. Lembar Observasi a. Lembar Observasi Kegiatan Guru b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 2. Lembar Tes Hasil Belajar 3. Kamera H. Tenik Analisis Data Pada dasarnya teknik analisis data ini berupa analisis data kegiatan guru yang mana kegiatan guru diamati oleh observer pertama selama proses pembelajaran. Analisis data kegiatan siswa diamati oleh observer kedua

8 dengan cara melihat kegiatan siswa dalam setiap proses pembelajaran, dan analisis data hasil belajar siswa dari hasil tes akhir pada siklus I dan siklus II dari soal tes yang diberikan. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 37 Alang Laweh Padang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran IPA melalui model Discovery Learning pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 Maret 2016, dan tes akhir siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Maret Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Maret 2016, dan tes akhir siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Maret Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan hasil belajar siswa. Observasi ini dilaksanakan untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, dan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. 1. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Keberhasilan siswa dalam pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada persentase kegiatan guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Persentase kegiatan guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1 : Persentase Kegiatan Guru pada Siklus I dan Siklus II Siklus Rata-rata Siklus I 74,9% II 89,6% Rata-rata 82,2% Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa aspek kegiatan guru rata-rata persentase siklus I yaitu 74,9% dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 89,6%. Pada siklus I kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan baik. Sedangkan di siklus II peneliti atau guru sudah melakukan indikator-indikator yang sudah direncanakan dengan sangat baik. Hal ini lah yang menyebabkan kegiatan guru meningkat pada siklus II. 2. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, dapat diperoleh persentase tentang aktivitas siswa kelas IV dalam mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas siswa kelas IV dalam mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan pada pembelajaran IPA dengan model Discovery Learning. Rangkuman hasil

9 analisis observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat disajikan dalam Tabel 2 berikut: Tabel 2: Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Model Discovery Learning pada Siklus I dan Siklus II Indikator Mengemu kakan Pendapat Melakukan Percobaan Rata-rata Persentase Siklus I Siklus II Peningka tan 73,0 86,6 13,6% 70,0 85,0 15% Rata-rata 71,5 85,8 14,3% Berdasarkan Tabel 2, disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang dilaksanakan dengan menggunakan model Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV dalam mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan. Hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata persentase untuk masing-masing indikator keberhasilan peningkatan aktivitas belajar siswa yang telah ditetapkan. Peningkatan aktivitas belajar siswa untuk indikator mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan, dikategorikan siswa sudah mulai baik pada siklus I. Hal ini karena pembelajaran yang menggunakan model Discovery Learning merupakan hal baru bagi siswa. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa sudah dalam kategori sangat baik, siswa sudah banyak melakukan indikator mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan serta mengalami peningkatan untuk setiap kali pertemuan. 3. Hasil Belajar Siswa Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar di akhir siklus. Dalam hal ini terlihat perbedaan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa ranah kognitif tingkat pengetahuan dan pemahaman pada siklus I dan siklus II seperti tertera pada Tabel 3. Tabel 3 : Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman dalam Pembelajaran IPA dengan Model Discovery Learning pada Siklus I dan Siklus II Siswa Tidak Siklus Tuntas Nilai 75 I 12 orang = 40% II 6 orang = 20% Siswa Tuntas Nilai orang = 60% 24 orang = 80% Target (75%) Belum mencapai target Sudah mencapai target Berdasarkan Tabel 3 tentang hasil belajar siswa ranah kognitif tingkat pengetahuan dan pemahaman dalam 2 siklus, terlihat bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 18 (60%) orang dan yang belum tuntas belajar ada 12 (40%) orang. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar ada 24 (80 %) orang dan yang belum tuntas belajar hanya 6 (20 %) orang. Dengan demikian, dapat dibuat kesimpulan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus

10 I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 20%. B. Pembahasan PTK ini terdiri dari dua siklus, yang setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali tes hasil belajar pada setiap akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model Discovery Learning. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi kegiatan guru, tes hasil belajar siswa berupa tes akhir siklus, dan kamera. Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning merupakan hal yang baru bagi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti menemui berbagai masalah terutama dalam pengelolaan kelas, yang disebabkan oleh siswa yang mengganggu temannya, meribut, melamun, dan keluar masuk kelas. Untuk mengatasi hal ini, peneliti melakukan tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning. Akan tetapi, penggunaan model Discovery Learning ini juga menyebabkan perubahan cara belajar bagi siswa. Biasanya hanya beberapa orang siswa yang aktif, setelah menggunakan model Discovery Learning dapat menunjukkan aktivitas yang baik terutama pada aktivitas mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan, yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Terjadi peningkatan aktivitas mengemukakan pendapat siswa kelas IV pada siklus I sebesar 73% meningkat menjadi 86,6% pada siklus II. 2. Terjadi peningkatan aktivitas melakukan percobaan siswa kelas IV pada siklus I sebesar 70% meningkat menjadi 85% pada siklus II. 3. Terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar ranah kognitif tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa kelas IV pada siklus I dari 60% dengan nilai rata-rata adalah 68,8 menjadi 80% dengan nilai rata-rata 83 pada siklus II. B. Saran 1. Bagi siswa, diharapkan aktif mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan dalam proses pembelajaran, karena sangat menunjang terhadap penguasaan materi pelajaran. 2. Bagi guru, pelaksanaan pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat dijadikan salah satu alternatif variasi dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA, karena dengan menggunakan model Discovery Learning ini, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

11 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan untuk menggunakan model Discovery Learning dalam pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Bandung. Sani, Ridwan Abdullah Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Susanto, Ahmad Pembelajaran Teori Belajar & di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.