IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh: Anastasia Putranti Sidharta NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

2 ii

3 iii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Orangtuaku Saudara-saudaraku Dosen Pembimbingku Sahabat-sahabatku Universitas Sanata Dharma iv

5 HALAMAN MOTTO Therefore I tell you, whatever you ask for in prayer, believe that you have received it, and it will be yours (Mark 11:24) I am the Lord s servant; Let it be to me according to your word (Luke 1:38) Come to Me, all of you who are weary and carry heavy burdened and I will give you rest (Matthew 11:28) v

6 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 16 Juni 2016 Penulis Anastasia Putranti Sidharta vi

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anastasia Putranti Sidharta Nomor Induk Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya,memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 16 Juni 2016 Yang menyatakan, Anastasia Putranti Sidharta vii

8 ABSTRAK Anastasia Putranti Sidharta Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori pada Pembelajaran Matematika Materi Pembagian Kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Skripsi. Yogyakarta: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Matematika merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara logis pada siswa. Pembelajaran matematika membutuhkan alat peraga guna memudahkan siswa memahami konsep matematika sesuai dengan kebutuhan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Pembagian seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang paling sulit dimengerti oleh siswa dan pengajarannya jarang menggunakan alat peraga. Salah satu alat peraga yang dapat membantu siswa memahami konsep pembagian adalah alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dari segi hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data berupa, soal tes, angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian berupa deskripsi pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika. Dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori menunjukkan dampak yang positif, yaitu hasil belajar siswa yang baik, dengan rata-rata nilai tes 86, motivasi belajar siswa yang tinggi dengan rata-rata hasil angket dan hasil observasi Kata kunci: implementasi, alat peraga pembagian berbasis metode Montessori, pembagian viii

9 ABSTRACT Anastasia Putranti Sidharta The Implementation of Division Tools Based on Montessori Method for Division Material in Mathematics Learning at the Second Grade of Kanisius Kenalan Magelang Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. Mathematics aims to develop students logical thinking skills. Students in the operational concrete development phase need mathematics tools on mathematics learning to help them understand the mathematics concepts. Many students usually consider the division material as one of the most difficult material to understand and the teachers rarely used matemathics tools to help the students. One of the mathematics tools that can help students is the division tool based on Montessori method. This research was aimed to describe the effect of the implementation of division tool based on Montessori method for division and to describe the effect of the implementation of division tool based on Montessori method for students learning result and students learning motivation. This research used the descriptive qualitative method. The subjects of this research were 10 students at the second grade of Kanisius Kenalan Magelang Elementary School. The instruments of the research was learning instruments and instruments for collecting data: test, questionnaires, observation sheet, and the manual of interview. The result of this research was the description of the implementation of division tool based on Montessori method for division material in mathematics learning. The other results of this research were the description of the effect of the implementation of division tool based on Montessori method in the students learning result and students learning motivation. The students learning result showed a good result, the score average is 86, and the students learning motivation result showed a high result with the questionnaires score average and score of observation was Keyword: implementation, division tools based on Montessori method, division ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan. Sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori pada Pembelajaran Matematika Materi Pembagian SD Kanisius Kenalan Magelang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan memberi dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd. selaku Kaprodi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S. S., M. Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan dengan sabar dan bijaksana. 5. Maria Melani Ika Susanti, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan dengan sabar dan bijaksana. x

11 6. H. Suroto, A. MaPd. selaku Kepala SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SD Kanisius Kenalan Magelang. 7. Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, S. Pd selaku guru kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah. 8. Fransiskus Xaverius Fri Harna selaku guru di SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah. 9. Seluruh siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penilitian berlangsung. 10. Orangtua saya, Elisabeth Purwanti, Heribertus Ponimin dan Santri Sidharta yang tanpa lelah memberikan doa, dukungan, bimbingan dan kasih sayang kepada saya. 11. Segenap keluarga saya yang selalu mendoakan, dan memberi dukungan pada saya. 12. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2012, Sr. Nining Dwi Susilowati, Elisabeth Riris Kusumawati, Monica Nugraheni Sulistya, Regina Riskha Gustanti, Monica Putri Handayani, Susanna Nur Widyaningrum, Maria Nike, dan semuanya yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan. Sebuah berkat yang indah bisa berjuang bersama kalian. xi

12 13. Sahabat-sahabat saya yang selalu mendukung dan mendoakan dari jauh, Lendy Setadianar, Kinanti Ajeng Drastyana, dan Vonia Lucky. Mengenal kalian dan bersama kalian adalah salah satu anugerah yang indah. 14. Teman-teman guru SD Kanisius Gowongan yang memberikan doa dan dukungan. 15. Teman-teman OMK Seyegan yang memberi semangat dan dukungan. 16. Teman-teman PGSD Montessori Club; Mbak Mido, Susan, Bayu, Stefi, Mas Noi, Mbak Fetra, Mas Andre, Mbak Charla, Mbak Danik, Mas Bowo, Mbak Dina, Mba Rindi, Dani, Dea, Adi, Siska Estri, Tri, Angel, Aster, Siska, Sr. Ika, Pipit, Desty, Dewi, dan Oki. 17. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan, doa dan dukungan selama ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi seluruh pihak yang membaca. Yogyakarta, 01 Juni 2016 Penulis Anastasia Putranti Sidharta xii

13 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR BAGAN... xvii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Masalah... 7 C. Rumusan Masalah... 7 D. Tujuan Penelitian... 8 E. Manfaat Penelitian... 8 xiii

14 F. Asumsi Penelitian... 9 G. Definisi Operasional BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang mendukung Teori Perkembangan Anak Metode Montessori Alat Peraga Berbasis Metode Montessori a. Pengertian Alat Peraga b. Alat Peraga Montessori c. Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori Pembelajaran Matematika di Kelas a. Hakikat Pembelajaran Matematika di Kelas b. Materi Pembagian di Kelas II Sekolah Dasar Hakikat Motivasi Belajar Hasil Belajar B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Rancangan Penelitian C. Setting Penelitian Tempat Penelitian Subjek Penelitian xiv

15 3. Waktu Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian Instrumen Pembelajaran Instrumen Pengumpulan Data F. Kredibilitas dan Transferabilitas Kredibilitas (Credibility) Transferabilitas (Transferability) G. Teknik Analisis Data Data Kuantitatif Data Kualitatif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori a. Pertemuan I b. Pertemuan II c. Pertemuan III d. Pertemuan IV Hasil Belajar Siswa Hasil Analisis Kemunculan Indikator Motivasi Belajar Siswa Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa xv

16 6. Hasil Wawancara Guru terkait Pengimplementasian Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori B. Pembahasan Hasil Implementasi Dampak Pengimplementasian Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori a. Dampak bagi Hasil Belajar b. Dampak bagi Motivasi Belajar Siswa BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN CURRICULUM VITAE xvi

17 DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 3.1 Tahapan Penelitian Kualitatif menurut Bogdan xvii

18 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3. 1 Hasil Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran Tabel 3. 2 Kisi-kisi Soal Tes Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Tabel 3. 4 Hasil Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa Tabel 3. 5 Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Tabel 3. 6 Hasil Validasi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Tabel 3. 7 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Tabel 3. 8 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Tabel 3. 9 Klasifikasi Hasil Validasi Ahli Tabel Kriteria Penilaian Observasi dan Hasil Tes Tabel Klasifikasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Tabel 4. 1 Hasil Belajar Siswa Tabel 4. 2 Hasil Analisis Kemunculan Indikator Motivasi Belajar Siswa Tabel 4. 3 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Tabel 4. 4 Paparan Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Tabel 4. 5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Tabel 4. 6 Garis Besar Wawancara xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 RPP Pertemuan I Lampiran 2 RPP Pertemuan II Lampiran 3 RPP Pertemuan III Lampiran 4 RPP Pertemuan IV Lampiran 5 LKS Pertemuan I Lampiran 6 LKS Pertemuan II Lampiran 7 LKS Pertemuan III Lampiran 8 LKS Pertemuan IV Lampiran 9 Soal Tes Lampiran 10 Angket Siswa Lampiran 11 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Lampiran 12 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Dosen Lampiran 13 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Kepala Sekolah Lampiran 14 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Guru Lampiran 15 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pengumpulan Data oleh Dosen I Lampiran 16 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pengumpulan Data oleh Dosen II xix

20 Lampiran 17 Hasil Kerja Siswa Pertemuan I Lampiran 18 Hasil Kerja Siswa Pertemuan II Lampiran 19 Hasil Kerja Siswa Pertemuan III Lampiran 20 Hasil Kerja Siswa Pertemuan IV Lampiran 21 Angket Siswa yang telah diisi Siswa Lampiran 22 Soal Tes yang telah dikerjakan Siswa Lampiran 23 Lembar Observasi Pertemuan I Lampiran 24 Lembar Observasi Pertemuan II Lampiran 25 Lembar Observasi Pertemuan III Lampiran 26 Lembar Observasi Pertemuan IV Lampiran 27 Transkrip Video Pertemuan I Lampiran 28 Transkrip Video Pertemuan II Lampiran 29 Transkrip Video Pertemuan III Lampiran 30 Transkrip Video Pertemuan IV Lampiran 31 Transkrip Wawancara Guru Lampiran 32 Dokumentasi Foto Saat Penelitian Lampiran 33 Surat Ijin Penelitian Lampiran 34 Surat Keterangan Penelitian xx

21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mendikbud, 2012:1). Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan Negara Indonesia yang tercantumkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Pendidikan yang baik merupakan sebuah awal yang baik bagi kemajuan sebuah bangsa. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, penyelenggaraan pendidikan hendaknya mewujudkan perkembangan kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia (Mendikbud, 2012:2). Kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang terjadi di sekolah, baik dari sekolah dasar hingga menengah. Proses pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dan siswa dalam memperoleh ilmu. Pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas siswa yang baik dari sisi hasil belajar maupun perkembangan sosial pribadi siswa. Susetyo (2012:24) mengatakan bahwa guru bertanggung jawab merencanakan aktivitas pembelajaran berdasarkan berbagai pertimbangan dari sisi siswa, dari segi materi ajar, kemampuan guru, maupun fasilitas yang ada. 1

22 2 Salah satu pembelajaran yang disampaikan pada siswa di sekolah adalah Matematika. Matematika merupakan pelajaran yang mengajarkan anak tentang kemampuan berhitung, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pembagian adalah pengurangan berulang dan merupakan salah satu materi dalam pelajaran matematika yang dipelajari siswa dari SD hingga SMA. Siswa harus memahami konsep dari pembagian dari awal agar tidak mengalami kesulitan pada tahap berikutnya. Namun konsep pembagian masih bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa Suwarsono (dalam Jaeng, 2004:3) mengatakan bahwa pelajaran matematika sering dianggap oleh sebagian besar siswa sebagai pelajaran yang sulit dan masih banyak siswa memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsepkonsep matematika. Penyebab lainnya, yaitu adanya keterbatasan alat peraga matematika yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Penggunaan alat peraga merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran pada siswa. Sudono (2010:5) mengatakan bahwa alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan suatu materi pelajaran tertentu dalam pembelajaran. Melalui alat peraga, siswa dapat membangun pengetahuan dari pengalaman mereka sendiri.

23 3 Hal berikut sesuai dengan tahap perkembangan anak usia 7-11 tahun yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, proses pembelajaran membutuhkan alat peraga yang konkret dan didukung oleh metode yang tepat agar anak dapat mudah memahami materi yang disampaikan. Anak-anak dalam tahap ini telah mampu merumuskan dan menggunakan konsep dengan benar, namun masih kesulitan dalam berpikir secara abstrak. Konsep pembagian masih bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Penyampaian materi pembagian memerlukan adanya alat peraga yang dapat membantu siswa memahami konsep pembagian. Salah satu metode pembelajaran yang dalam pelaksanaannya banyak menggunakan alat peraga adalah metode Montessori. Metode Montessori merupakan metode yang cocok digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep matematika. Hal tersebut berdasarkan dari beberapa penelitian yang relevan mengenai alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Penelitian tersebut diantaranya yaitu, penelitian pengembangan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dan persepsi guru terhadap penggunaan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dalam menyampaikan pembelajaran. Metode Montessori pertama kali dikembangkan oleh dr. Maria Montessori yang berasal dari Italia dengan menerapkannya di sekolah.

24 4 Alat peraga Montessori memiliki beberapa karakteristik, yaitu menarik, bergradasi, auto education atau merangsang siswa untuk mendidik diri sendiri, memiliki auto correction sebagai pengendali kesalahan dalam pemakaian dan kontekstual (Montessori, 2002:170). SD Kanisius Kenalan Magelang adalah sekolah yang berada di daerah kaki pegunungan Menoreh, sekolah ini merupakan sekolah bersubsidi dengan mayoritas siswa dari keluarga kurang mampu. Keadaan sekolah yang kurang mampu berdampak pada penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika masih sangat minim di SD Kanisius Kenalan Magelang. Hal tersebut diperoleh berdasarkan observasi pembelajaran di kelas dan wawancara yang dilakukan dengan guru. Guru berpendapat bahwa alat peraga matematika masih minim dan jarang digunakan. Guru juga berpendapat bahwa penggunaan alat peraga menyebabkan pembelajaran berlangsung lama. Penyampaian materi pembagian tanpa menggunakan alat peraga membuat siswa kesulitan memahami konsep dari pembagian, mengingat bahwa konsep pembagian masih bersifat abstrak. 70% siswa tidak paham akan konsep pembagian dan hanya menghafalkan hasilnya saja tanpa mengetahui proses dari pemerolehan hasil pembagian tersebut. Siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang yang berjumlah 10 siswa memiliki hasil belajar matematika yang rendah, dengan rata-rata nilai Nilai tersebut belum mencukupi KKM mata pelajaran matematika, yaitu 60.

25 5 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, dalam proses pembelajaran di temukan adanya masalah lain selain kurangnya alat peraga dalam penyampaian pembelajaran. Guru cenderung menggunakan metode ceramah selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang mengeluh saat diminta untuk mengerjakan tugas dan beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru kelas II yang mengatakan bahwa siswa kurang antusias, sering merasa bosan dan cenderung tidak selesai dalam mengerjakan tugas serta kurang memperhatikan guru saat pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan bahwa motivasi siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi yang rendah terlihat dari rendahnya kemunculan indikator motivasi belajar. Observasi yang dilakukan berdasarkan pada indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23), yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar; (2) adanya dorongan dalam belajar; (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (4) adanya lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan permasalahan di atas, penggunaan alat peraga berbasis Montessori dapat dijadikan alternatif untuk membantu siswa paham akan pembelajaran matematika materi pembagian. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang menarik dapat membuat siswa tidak cepat

26 6 bosan dan tertarik akan pembelajaran. Alat peraga juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian pengembangan sebelumnya, yaitu penelitian pengembangan alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori. Selain dari permasalahan yang ada di sekolah, peneliti berinisiatif untuk mengimplementasikan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan ke dalam pembelajaran dengan skala kelas. Hal tersebut dikarenakan, alat peraga berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan tersebut sebelumnya masih diterapkan untuk individu dan belum diterapkan ke dalam pembelajaran berskala kelas. Alat peraga pembagian berbasis metode Montessori tersebut merupakan alat peraga yang terbuat dari kayu berupa papan pembagian dan dilengkapi dengan papan balok kecil warna-warni. Alat peraga juga memenuhi karakteristik alat peraga Montessori yang telah disampaikan di atas. Alat peraga tersebut peneliti implementasikan dalam pembelajaran berskala kelas, yakni di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Penelitian yang dilakukan berjudul Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori pada Pembelajaran Matematika Materi Pembagian Kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang.

27 7 B. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Penelitian ini berfokus pada Standar Kompetensi 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka dengan Kompetensi Dasar 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka. Hasil belajar hanya terbatas pada hasil tes siswa pada akhir pembelajaran. Motivasi belajar siswa yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23), yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar, (2) adanya dorongan dalam belajar; (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (4) adanya lingkungan belajar yang kondusif. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang? 2. Bagaimana dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa?

28 8 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. 2. Mendeskripsikan dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa. E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Hasil penelitian dapat menambah wawasan dalam bidang pendidikan mengenai alat peraga berbasis metode Montessori, yang dapat dijadikan acuan untuk mengembangkannya sebagai upaya memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. 2. Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini dapat membantu siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang untuk meningkatkan pemahaman konsep pembagian melalui alat peraga pembagian berbasis metode Montessori.

29 9 b. Bagi Guru Guru mendapatkan informasi dan memperoleh pengalaman tentang alat peraga berbasis metode Montessori. Guru juga mengetahui alat peraga yang dapat digunakan untuk penyampaian materi pembagian pada siswa. c. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan alatalat peraga matematika yang baik untuk membantu siswa dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. d. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti, peneliti dapat mengenal lingkungan baru, membantu siswa di daerah yang membutuhkan, dan mengimplementasikan alat peraga berbasis metode Montessori di sekolah. F. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Proses implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori berjalan dengan baik. 2. Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori berdampak positif pada hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

30 10 G. Definisi Operasional 1. Alat peraga adalah alat yang berfungsi menerangkan suatu materi pelajaran tertentu dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. 2. Alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto education, auto correction dan kontekstual. 3. Alat peraga pembagian berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori yang digunakan untuk membantu penyampaian konsep atau materi pembagian. 4. Pelajaran Matematika adalah suatu pelajaran yang mengajarkan anak tentang kemampuan berhitung dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. 5. Pembagian merupakan pengurangan berulang dengan bilangan yang sama. 6. Motivasi belajar siswa adalah adalah segala sesuatu yang mendorong siswa untuk belajar. 7. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar.

31 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang mendukung 1. Teori Perkembangan Anak Jean Piaget adalah seorang ahli psikologi yang sangat terkenal dengan teori konstruktivisme (Suparno, 2001:5). Piaget mengungkapkan bahwa dalam perkembangan kognitif anak, terdapat empat tahap perkembangan. Tahap tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Tahap Sensorimotor (Umur 0-2 tahun) Tahap ini merupakan tahapan awal perkembangan kognitif pada anak. Pada tahap ini, anak memperoleh pengetahuan melalui interaksinya dengan orang lain dan dari benda yang ada di sekitarnya. Selama tahap ini, anak menjajaki dunia mereka dengan menggunakan indera dan kemampuan motorik yang dimiliki (Slavin, 2011:45). b. Tahap Praoperasional (umur 3-7 tahun) Pada tahapan ini anak sudah mulai menggunakan simbol untuk menggambarkan sebuah objek maupun peristiwa. Simbol yang digunakan berupa kata-kata dan gambaran. Pada tahap ini, konsep dan bahasa anak berkembang secara luar biasa (Slavin, 2011:46). Anak juga mulai menyukai kegiatan menggambar dan mulai berbicara. Saat mengalami tahapan ini, anak memiliki sifat egosentris dalam pemikiran 11

32 12 mereka, yaitu percaya bahwa semua orang melihat dunia ini seperti apa yang ia lihat (Slavin, 2011:49). c. Tahap Operasional Konkret (umur 7-11 tahun) Anak yang berada pada tahap ini sudah mulai berpikir secara logis. Anak yang berkembang dengan sistem berpikir logis dapat menggunakan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah konkret (Suparno, 2001:69). Anak memang sudah berpikir secara logis, namun masih memiliki keterbatasan pada hal bersifat konkret yaitu kesulitan dalam bepikir secara abstrak. d. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas) Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Anak dapat memecahkan masalah melalui penggunaan eksperimentasi sistematik (Slavin, 2011:45). Selain itu, anak juga telah mampu menyimpulkan pengalaman yang diperolehnya. Berdasarkan teori perkembangan Piaget, siswa SD berada pada rentang 7-11 tahun, sehingga berada pada tahap operasional konkret. Anak senang menggunakan objek-objek untuk belajar, yang merupakan dasar dari tahapan operasional konkret. Anak sudah mulai dapat berpikir logis, namun masih memiliki kesulitan dalam bepikir secara abstrak. Oleh karena itu, proses pembelajaran diharapkan mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar melalui benda-benda konkret. Penggunaan bendabenda konkret dapat membantu siswa membentuk konsep, melihat

33 13 hubungan dan memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan pada tahap perkembangannya (Slavin, 2011:50). 2. Metode Montessori Metode Montessori merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Maria Montessori ( ) dengan konsep belajar sambil bermain (Holt, 2008:xi). Maria Montessori adalah seorang dokter wanita di Italia yang mendirikan Casa dei Bambini atau Children s House. Casa dei Bambini merupakan sekolah untuk anak-anak dari lingkungan pinggiran di Roma. Montessori menemukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak melalui observasi yang ia lakukan selama ia mengajar di Casa dei Bambini. Montessori menciptakan lingkungan belajar yang dipersiapkan. Lingkungan yang dipersiapkan dapat mengembangkan kepribadian, pengetahuan, dan kemandiriannya semaksimal mungkin. Anak-anak dalam kelas Montessori, bebas memilih apa yang akan mereka kerjakan, anak juga dapat bekerja dalam kelompok berbeda usia yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan bebas dan lepas. Montessori mengungkapkan bahwa anak berhasil bukan karena diajarkan oleh guru melainkan oleh pengalaman mereka sendiri (Magini, 2013:55). Montessori melihat kemandirian sebagai unsur penting dalam pembelajaran. Montessori berpendapat bahwa pendidikan semestinya membantu anak untuk melakukan sendiri segala sesuatu yang berguna untuk kelangsungan hidupnya. Melalui pendidikan juga, anak diharapkan

34 14 menjadi individu yang dapat mengembangkan begitu banyak kemampuan untuk masa depannya. 3. Alat Peraga Berbasis Metode Montessori a. Pengertian Alat Peraga Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan alat sebagai benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan peraga adalah alat media pengajaran untuk memperagakan suatu pengajaran (KBBI, 2005). Selain itu, Sudono (2010:5) mengungkapkan bahwa alat peraga merupakan alat yang berfungsi untuk menerangkan materi pelajaran tertentu dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut diperkuat oleh Anitah (2010:10) yang berpendapat bahwa alat peraga sebaiknya digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut fungsinya, Munadi (dalam Metasari, 2014:11) mengatakan bahwa fungsi utama alat peraga adalah menjadi sumber belajar yang akan menuntun siswa mencapai konsep pembelajaran hingga sampai pada tujuan pembelajaran dengan batasanbatasan tertentu. Melalui alat peraga, hal-hal yang bersifat abstrak dapat disajikan dengan alat peraga yang konkret sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menerangkan materi

35 15 pelajaran tertentu dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. b. Alat Peraga Montessori Alat peraga Montessori merupakan alat peraga yang digunakan untuk mengajar anak dengan rancangan yang sederhana, indah, dan memungkinkan mereka untuk menggali pengetahuan, merepresentasikan konsep dan juga mengkoreksi kesalahannya sendiri (Lillard, 2011:11). Alat peraga yang didesain Montessori disebut sebagai alat peraga didaktis yang memiliki unsur pengendali kesalahan (Magini, 2013:54). Lillard (2011:137) mengatakan bahwa alat peraga matematika Montessori tidak dirancang untuk mengajar matematika tetapi untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematika, meliputi: memahami perintah, mengurutkan, mengabstraksikan, dan kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuan-pengetahuan menjadi suatu konsep baru. Alat peraga Montessori hendaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Montessori, 2002: ): 1) Secara spontan menarik perhatian anak. Alat peraga dalam pembelajaran hendaknya memiliki keindahan baik dari segi warna dan kecerahannya. Alat-alat peraga Montessori dirancang dengan warna yang terang dan lembut. Alatalat peraga dibuat semenarik mungkin untuk membangkitkan keinginan anak untuk menyentuh, meraba, dan menggunakan alat tersebut ketika belajar. Landasan tersebut merupakan dasar yang

36 16 digunakan Montessori untuk menciptakan alat peraga sensorial yang mengarahkan pada pengaktifan dan pemekaan seluruh indera manusia (Montessori, 2002:174). 2) Mengandung gradasi rangsangan yang rasional Penekanan gradasi dalam pembelajaran Montessori didasarkan pada rasional anak. Rasional anak terbentuk secara bertahap ketika anak bekerja dengan alat peraga. Gradasi dibedakan menjadi dua yakni gradasi umur dan gradasi rangsangan rasional. 3) Auto-correction Alat peraga Montessori memiliki pengendali kesalahan (auto-correction). Pengendali kesalahan dapat menunjukkan sendiri setiap kesalahan sehingga anak menyadari apabila telah melakukan kekeliruan. Tanpa ada orang lain yang mengkoreksi, alat peraga sudah mampu menjawab letak kesalahan anak (Magini, 2013:54-55). 4) Auto-education Alat peraga Montessori dirancang untuk memungkinkan anak melakukan pendidikan diri. Anak membawa dan mempergunakan alat peraga sendiri, sehingga mampu menyerap pemahaman yang ia peroleh sendiri tanpa diberitahu orang lain. Campur tangan pendidik pun semakin diminimalisir, pendidik lebih

37 17 berperan sebagai pengamat yang memberikan arahan pada anak ketika belajar. 5) Kontekstual Lillard (2005:32) mengungkapkan bahwa salah satu prinsip pembelajaran Montessori adalah belajar sesuai dengam konteks. Konteks dalam hal ini diartikan sebagai lingkungan sekitar. Pembuatan alat peraga oleh Montessori menggunakan bahan yang didapat dari lingkungan sekitar. Ciri kontekstual pada alat perga Montessori ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan. Pengembangan tersebut didasari oleh Montessori sendiri yang memanfaatkan lingkungan sebagai konteks pembelajaran tanpa batas. Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dirancang untuk mengajar anak yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto education, auto correction dan kontekstual. c. Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori Alat peraga pembagian berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori yang digunakan untuk membantu penyampaian konsep atau materi pembagian. Alat peraga pembagian berbasis metode Montessori yang

38 18 digunakan di dalam penelitian ini adalah alat peraga yang telah dikembangkan sebelumnya. Pengembangan alat peraga disesuaikan dengan kebutuhan alat, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar di kelas II. Alat peraga pembagian ini diadopsi dari alat peraga stamp games. Alat peraga yang telah dikembangkan terdiri dari (1) kotak balok, (2) papan pembagian, (3) kartu soal, (4) balok satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan, (5) pion, dan (6) album penggunaan alat peraga. Alat peraga dibuat berdasarkan dari karakeristik alat peraga Montessori, yaitu: 1) Menarik, terlihat dari warna alat peraga yang memiliki warnawarna yang cerah. 2) Bergradasi, terlihat dari bentuk alat peraga yang berupa balok dengan papan yang berlubang sehingga mampu merangsang dan melatih sensorial anak. 3) Auto-education, alat dapat membantu siswa memahami sendiri konsep yang ia temukan melalui alat peraga tanpa bantuan orang lain. 4) Auto-correction, alat memiliki pengendali kesalahan berupa jawaban di balik kartu soal, dan kesesuaian letak balok dengan pion dan lubang pada papan pembagian. 5) Kontekstual, alat terbuat dari bahan yang terdapat di lingkungan sekitar, yaitu kayu.

39 19 4. Pembelajaran Matematika di Kelas a. Hakikat Pembelajaran Matematika di Kelas Matematika merupakan suatu ilmu umum yang mendasari perkembangan teknologi, disiplin ilmu, dan mampu meningkatkan kemampuan pikir manusia (KTSP, 2006:153). Selain itu, Hudojo (2001:45) juga mengatakan bahwa matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Oleh karena itu, matematika hendaknya diberikan kepada peserta didik karena diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika diberikan kepada siswa untuk membekali siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara logis, analisis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain (Rahayu, 2014:19). Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pelajaran matematika adalah suatu pelajaran yang mengajarkan anak tentang kemampuan berhitung dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. b. Materi Pembagian di Kelas II Sekolah Dasar Pembagian merupakan pengurangan berulang dengan bilangan yang sama (Buchori, 2008:155). Materi pembagian dalam penelitian ini berdasarkan pada Standar Kompetensi 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka dan Kompetensi Dasar 3.2 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan dua angka dan pembagian bilangan dua angka. Materi pembagian bilangan dua angka

40 20 di kelas II terdiri dari: 1) pembagian sebagai pengurangan berulang dan 2) pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka. Berikut contoh materi pembagian yang diajarkan pada kelas II SD. 1) Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka menggunakan cara pengurangan berulang bersusun ke samping 21:7 = = 0, pengurangan 7 sebanyak 3 kali. Jadi, 21:7= 3. 2) Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka menggunakan cara pengurangan berulang bersusun ke bawah. 9:3 = Materi soal pembagian di kelas II juga disajikan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita yang disajikan biasanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. 5. Hakikat Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang ada pada diri, yang menyebabkan seseorang bertindak atau berbuat (Uno, 2008:3). Woodwort (dalam Sanjaya, 2009:148) mengatakan bahwa suatu motif adalah sesuatu yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Selain itu, Siregar dan Nara (2011:51)

41 21 mengungkapkan bahwa motivasi belajar merupakan penggerak psikis dari dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar serta menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan. Berdasarkan pendapatpendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Uno (2008:4) membagi motif menjadi dua menurut sumbernya, yaitu: a) Motif intrinsik, motif yang timbul tanpa memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yakni sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. b) Motif ekstrinsik, motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan. Seseorang dapat dikatakan termotivasi, apabila seseorang tersebut memiliki daya dorong dari dalam dirinya. Daya dorong tersebut dapat bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Uno (2008:23) mengatakan terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat memicu timbulnya motivasi dalam belajar. Faktor intrinsik dapat berupa hasrat atau keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita yang dimiliki. Faktor intrinsik berasal dari dalam diri siswa sendiri, sesuai dengan kebutuhan siswa. Faktor ekstrinsik yang dapat mendorong adanya motivasi, antara lain: adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Faktor ekstrinsik berasal dari luar diri

42 22 siswa, misal dari kegiatan-kegiatan selama pembelajaran, dan suasana belajar di kelas. Berdasarkan faktor pendorong motivasi di atas, Uno (2008:23) menyimpulkan bahwa terdapat beberapa indikator akan adanya motivasi belajar siswa saat pembelajaran, yaitu sebagai berikut. a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar, ditandai dengan siswa menyelesaikan tugas dengan baik, siswa bertanya apabila mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung, siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. b) Adanya dorongan dalam belajar, ditandai dengan siswa terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas dan siswa tidak mengeluh dalam mengerjakan tugas. c) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, ditandai dengan siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran, siswa berperan serta aktif dalam kegiatan kerjasama kelompok, dan siswa dengan senang membantu teman lain yang kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal. d) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, ditandai dengan siswa tidak mengganggu teman lain ketika mengikuti pembelajaran, siswa tidak gaduh ketika mengikuti pembelajaran, dan siswa mendengarkan ketika teman yang lainnya mengungkapkan pendapat di kelas.

43 23 6. Hasil Belajar Belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu objek, misalnya berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu (Uno, 2008:25). Sudjana (dalam Nurcholis, 2013:1) mengartikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Driscoll (dalam Uno, 2008:16) mengungkapkan dua hal, yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan (2) hasil belajar yang muncul dari diri siswa adalah akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan perubahan perilaku sebagai kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar. Mustamin (dalam Nurcholis, 2013:1) mengatakan bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan tes, yaitu mengukur dan menilai dalam hal ini adalah menilai hasil kinerja siswa. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang diajarkan melalui pengukuran hasil kerja siswa. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar.

44 24 B. Penelitian yang Relevan Rahayu (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengembangkan alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan ciri alat peraga Montessori, alat peraga yang dikembangkan berkualitas baik dengan skor rata-rata validitas 3.47, dan alat peraga juga meningkatkan hasil belajar siswa dengan kenaikan 78.06%. Penelitian pengembangan ini memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan. Alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori yang dikembangkan merupakan alat peraga yang diimplementasikan dalam penelitian yang peneliti lakukan. Selain itu, penelitian ini juga melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Metasari (2014) melakukan penelitian mengenai persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori. Penelitian tersebut merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori. Hasil penelitian tersebut adalah kesimpulan bahwa alat peraga memberikan pengalaman yang positif, yaitu membuat siswa aktif dan membantu dalam memahami konsep pembagian karena memperoleh gambaran yang konkret. Penelitian kualitatif oleh Metasari ini merupakan lanjutan dari penelitian pengembangan oleh Rahayu, karena menggunakan

45 25 alat peraga yang sama. Penelitian Metasari relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan karena memakai alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori yang sama dan membahas tentang pembagian di kelas II. Arjanggi (2012) melakukan penelitian mengenai peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengkaji peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika kelas VI. Hasil dari penelitian ini yaitu kesimpulan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi sebesar 25%, dan hasil belajar siswa sebesar 26%. Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan karena penelitian menggunakan alat peraga dan melihat hasil setelah penggunaan alat peraga dari segi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. C. Kerangka Berpikir Rata-rata usia Sekolah Dasar (SD) adalah 7-12 tahun. Pada usia tersebut, anak berada pada tahap operasional konkret, berdasarkan pada teori perkembangan oleh Piaget. Pada tahapan ini anak sudah dapat berpikir logis dan menggunakan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah konkret

46 26 namun masih memiliki keterbatasan dan belum bisa bepikir secara abstrak. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SD. Matematika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara logis pada siswa. Pembelajaran matematika pada pelaksanaannya membutuhkan alat peraga untuk memberikan gambaran nyata atau konkret pada siswa. Penggunaan alat peraga dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep matematika karena sesuai dengan kebutuhan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Siswa yang berada pada tahapan ini memerlukan benda ataupun hal yang bersifat konkret untuk membantu mereka dalam memahami konsep yang bersifat abstrak. Pembagian bilangan dua angka adalah salah satu materi pelajaran matematika yang mulai diajarkan pada kelas II. Pembagian seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang paling sulit dimengerti oleh siswa dan pengajarannya jarang menggunakan alat peraga. Banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang kurang dalam pembagian, karena kurangnya keterampilan siswa dalam operasi hitung pembagian. Salah satu metode pembelajaran yang banyak menggunakan alat peraga adalah metode Montessori. Alat peraga pembagian berbasis metode Montessori cocok digunakan oleh guru untuk membantu siswa memahami konsep pembagian sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Melalui alat peraga berbasis metode Montessori, siswa dapat menemukan sendiri konsep pembagian dan apabila ada kesalahan, siswa dapat mengkoreksi sendiri kesalahan yang dilakukannya. Alat peraga berbasis

47 27 metode Montessori dibuat sesuai dengan karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction,dan kontekstual. Penggunaan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori membuat siswa menjadi tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika. Motivasi belajar siswa dapat terlihat oleh adanya kemunculan-kemunculan indikatorindikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23), yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar; (2) adanya dorongan dalam belajar; (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (4) adanya lingkungan belajar yang kondusif, pada saat pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Berdasarkan alasan di atas, peneliti berinisiatif untuk mengimplementasikan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Alat peraga yang diimplementasikan diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam menyampaikan serta memahami konsep matematika. Peneliti juga ingin melihat dampak dari pengimplementasian alat peraga dari segi hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011:72). Penelitian deskriptif yang dilakukan mengacu pada penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu fenomena. B. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang ke dalam tiga tahapan. Rancangan penelitian ini berdasarkan pada rancangan penelitian yang dikemukakan oleh Bogdan (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:84-92). Tiga tahapan penelitian dapat dilihat pada bagan berikut. Bagan 3.1 Tahapan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen Pralapangan Pekerjaan Lapangan Analisis Data Tahapan yang pertama yaitu, tahapan pralapangan. Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan, diantaranya yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lokasi penelitian, mengurus perijinan 28

49 29 penelitian, menilai keadaan lapangan, dan menyusun instrumen penelitian serta melakukan validasi instrumen penelitian. Validasi instrumen penelitian oleh ahli dilakukan guna mengetahui kelayakan dari instrumen yang telah disusun sebelum digunakan di lapangan. Instrumen penelitian divalidasi oleh ahli, yaitu tiga dosen dari Universitas Sanata Dharma, satu Kepala Sekolah, dan satu guru kelas. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Tahap penelitian yang kedua adalah tahapan pekerjaan lapangan. Pada tahapan ini, peneliti melakukan implementasi pembelajaran menggunakan alat peraga pembagian di kelas. Implementasi dilakukan dalam empat kali pertemuan dengan materi pembagian. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengumpulkan data dengan merekam kegiatan pembelajaran serta melakukan observasi. Peneliti juga memberikan angket kepada siswa dan melakukan wawancara kepada guru. Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi dan memperdalam data yang diperoleh tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap penelitian yang ketiga adalah analisis data. Data-data yang telah diambil dianalisis sesuai dengan jenis data. Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil dan bahan yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman serta kemampuan menyajikan apa yang telah ditemukan (Bogdan dan Biklen dalam Gunawan, 2013:210). Pada tahap ini peneliti mengolah data-data yang telah dikumpulkan dan menganalisis data-data tersebut hingga menghasilkan kesimpulan.

50 30 C. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Kanisius Kenalan Magelang yang beralamatkan di jalan Jagalan-Suroloyo KM. 4, Wonolelo, Kenalan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian dari penelitian ini adalah siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Kelas II berjumlah 10 orang siswa dengan rincian sebanyak 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. 3. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dan berlangsung selama 3 bulan, yaitu pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Februari D. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan guna memperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif yang digunakan adalah:

51 31 1. Tes Teknik pengumpulan data melalui lembar soal tes dilakukan dengan membagikan soal tes pada akhir pertemuan terakhir. Tes dimaksudkan untuk melihat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. 2. Pengisian Angket Arifin (2011:228) menyatakan bahwa angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkan informasi dari responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden (Noor, 2011:139). Angket yang digunakan adalah angket motivasi berbentuk jawaban tertutup dengan berbagai alternatif jawaban. Penyusunan angket didasarkan pada indikator-indikator motivasi menurut Uno (2008:23). Angket dalam penelitian ini menggunakan teknik pengukuran skala Likert. Skala Likert merupakan teknik mengukur sikap dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2011:128). Skala Likert terdiri dari sejumlah pernyataan positif dan negatif mengenai suatu objek sikap (Darmadi, 2014:81). Angket motivasi diisi oleh siswa pada setelah pertemuan akhir.

52 32 3. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis, logis, objektif, dan rasional (Arifin, 2011:231). Pada penelitian ini, observasi yang dilakukan merupakan observasi secara langsung yang dilakukan selama pembelajaran. Pengamat dari observasi yang dilakukan memiliki peran sebagai pengamat partisipan. Pengamat partisipan ikut berada di tengah keberadaan subyek penelitian tetapi bukan bagian dari subyek (Sedarmayanti, 2011:76). Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen observasi dibuat berdasarkan indikator-indikator motivasi oleh Uno (2008:23). Data kuantitatif yang diperoleh melalui observasi didapatkan dari penghitungan skor observasi yang diisi oleh pengamat. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan adalah: 1. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data seperti; video pembelajaran, foto-foto kegiatan pembelajaran, dan rekaman wawancara dengan guru. 2. Wawancara Arifin (2011:233) menyatakan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanyajawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden

53 33 untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung, merekonstruksi kejadian dan pengalaman yang telah lalu dan memproyeksikan suatu kemungkinan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang serta untuk mempengaruhi situasi atau orang tertentu (Arifin, 2011:233). Wawancara dilakukan kepada guru kelas kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. 3. Observasi Data kualitatif dari observasi yang telah dilakukan diperoleh dari penjabaran keterangan yang diisi oleh pengamat pada lembar observasi. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Instrumen Pembelajaran Penelitian yang dilakukan menggunakan instrumen pembelajaran yang digunakan pada saat implementasi dilakukan. Instrumen pembelajaran tersebut adalah perangkat pembelajaran berupa alat peraga berbasis metode Montessori, empat buah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), empat buah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi tentang soal-soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari siswa serta soal tes. Instrumen pembelajaran sebelum digunakan telah melalui proses validasi oleh para ahli, yaitu dosen matematika, kepala sekolah, dan juga guru kelas. Hasil validasi instrumen pembelajaran adalah sebagai berikut.

54 34 No. Tabel 3.1 Hasil validasi ahli instrumen pembelajaran Instrumen Validator Penelitian Dosen Guru Kepala Rata- rata Kategori Sekolah No. 1 1 RPP Sangat Layak 2 LKS Sangat Layak 3 Soal Evaluasi Sangat Layak Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil validasi dari ketiga instrumen termasuk dalam kategori sangat layak. Penafsiran hasil instrumen mengikuti aturan pemberian skor beserta klasifikasi hasil penilaian oleh Widoyoko (2014:144). 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut. a. Lembar soal tes Lembar soal tes yang digunakan merupakan instrumen pembelajaran sekaligus instrumen pengumpulan data. Kisi-kisi soal tes yang digunakan adalah sebagai berikut. Kompetensi Dasar 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka Tabel 3.2 Kisi-kisi soal tes Indikator Soal Kunci Jawaban Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka Melakukan pembagian 40 : 4 = 50 : 2 = 42 : 7 = 72 : 9 = 80 : 8 = Fika membeli 9 tangkai bunga untuk menghias ruangan. Bunga-bunga tersebut akan ia No. Soal 6, 7, 8, 9, , 2, 3, 4, 5

55 35 bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dari soal cerita masukkan pada sebuah vas bunga di ruang tamu. Berapa banyak bunga dalam vas? 1 Pak Budi mempunyai 7 burung dan 7 sangkar. Setiap burung akan dimasukkan dalam sangkar. Berapa jumlah burung dalam setiap sangkar? 5 Nenek memiliki 15 manggis. Seluruh manggis itu dibagikan kepada 3 orang cucunya. Setiap anak mendapat bagian yang sama. Berapa banyak manggis yang diterima setiap anak? 9 Endro memiliki 45 kelereng. Kelereng itu akan ia bagikan kepada 5 anak. Setiap anak mendapat kelereng yang sama. Berapa banyak keleremg yang diterima setiap anak? Ada 28 siswa mengikuti lomba cerdas cermat. Cerdas cermat adalah lomba beregu. Setiap regu terdiri dari 4 siswa. Berapa regu yang mengikuti lomba cerdas cermat?

56 36 Lembar soal tes digunakan untuk melihat hasil belajar atau mengukur kemampuan siswa pada akhir pembelajaran menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. b. Angket Angket yang dibuat bertujuan untuk mengetahui pernyataan siswa berkaitan dengan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Kisi-kisi angket motivasi yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa No. Indikator No. Aitem Positif Negatif Jumlah 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar 1,2,3, Adanya dorongan dalam belajar 6,7,8, Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 11,12,13, Adanya lingkungan belajar yang 16,17, kondusif,19 Pernyataan dalam tersusun dengan jumlah total sebanyak 20 pernyataan berupa pertanyaan positif dan negatif. Angket yang digunakan, sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli dengan rincian berikut. No. Tabel 3.4 Hasil validasi angket motivasi belajar siswa Instrumen Validator Penelitian Dosen I Dosen II Rata- rata Kategori 1 Angket Sangat Layak Hasil validasi para ahli menunjukkan bahwa angket sangat layak untuk digunakan.

57 37 c. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan peneliti untuk membantu peneliti untuk melihat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Berikut adalah kisi-kisi lembar pengamatan motivasi yang digunakan. Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar siswa No. Indikator Deskripsi 1 Adanya 1. Siswa mengerjakan soal dengan hasrat dan sungguh-sungguh keinginan 2. Siswa bertanya apabila mengalami berhasil kesulitan saat mengerjakan soal dalam maupun saat pembelajaran melakukan berlangsung aktivitas 3. Siswa berkonsentrasi dalam mengikuti belajar 2 Adanya dorongan dalam belajar 3 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 4 Adanya lingkungan belajar yang kondusif pembelajaran a. Siswa terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran b. Siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas c. Siswa tidak mengeluh dalam mengerjakan tugas a. Siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran b. Siswa berperan serta aktif dalam kegiatan kerjasama kelompok c. Siswa dengan senang membantu teman lain yang kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal a. Siswa tidak mengganggu teman lain ketika mengikuti pembelajaran b. Siswa tidak gaduh ketika mengikuti pembelajaran c. Siswa mendengarkan ketika teman yang lainnya mengungkapkan pendapat di kelas Nampak(1) / Tidak(0)

58 38 Lembar observasi yang digunakan, sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli dengan rincian berikut. No. Tabel 3.6 Hasil validasi lembar observasi motivasi belajar siswa Instrumen Validator Penelitian Dosen I Dosen II Rata- rata Kategori 1 Lembar Observasi Sangat Layak Hasil validasi para ahli menujukkan bahwa lembar observasi sangat layak untuk digunakan. d. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan peneliti sebagai pedoman ketika wawancara guru dilakukan. Pedoman wawancara yang dibuat adalah lembar pedoman wawancara untuk guru. Pedoman wawancara berkaitan dengan motivasi siswa dan proses belajar mengajar yang telah dilakukan dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Berikut adalah pedoman wawancara yang digunakan. Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman wawancara guru No. Aspek Pertanyaan Pertanyaan 1 Proses belajar 1. Bagaimana keterlibatan siswa dalam kegiatan mengajar pembelajaran? 2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori? 2 Motivasi belajar siswa 3. Apakah siswa nampak senang mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori? 4. Bagaimana konsentrasi dan perhatian siswa saat mengikuti mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori? 5. Apakah siswa nampak antusias dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan saat mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori?

59 39 6. Apakah siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan saat mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori? 7. Bagaimana keaktifan siswa untuk bertanya saat mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori? Pedoman wawancara dalam penelitian ini, peneliti buat berdasarkan langkah-langkah yaitu: a) merumuskan tujuan wawancara, b) membuat kisi-kisi wawancara, c) menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan diinginkan. Pedoman wawancara yang digunakan, sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli dengan rincian berikut. Tabel 3.8 Hasil validasi pedoman wawancara guru No. Instrumen Penelitian Validator Dosen I Dosen II Rata- rata Kategori 1 Pedoman Wawancara Layak Hasil validasi para ahli menujukkan bahwa pedoman wawancara layak untuk digunakan. e. Lembar Validasi Ahli Lembar validasi ahli digunakan sebagai pedoman bagi para ahli ketika melakukan validasi terhadap instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen pembelajaran yang divalidasi berupa RPP, LKS, dan soal tes. Instrumen penelitian yang divalidasi adalah angket, lembar observasi dan pedoman wawancara guru.

60 40 F. Kredibilitas dan Transferabilitas Hasil penelitian berupa data yang telah dikumpulkan dari lapangan, memerlukan pengecekan data untuk memastikan apakah data yang diperoleh sudah dapat dipercaya dan dapat menjawab rumusan masalah (Tohirin, 2012:71). Kebenaran data penelitian dapat ditentukan dari: 1. Kredibilitas (credibility) Kredibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran atau keabsahan hasil penelitian dapat mengungkapkan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Strategi untuk menjamin dan meningkatkan kredibilitas hasil penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan adalah mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan tentatif (Tohirin, 2012:72). Peneliti diharuskan lebih fokus, melakukan pengamatan lebih rinci, terusmenerus atau berkesinambungan sampai menemukan penjelasan yang mendalam terhadap gejala atau fenomena yang muncul (Putra, 2011:173). Ketekunan pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap, akurat, dan sesuai dengan fokus penelitian. Ketekunan pengamatan oleh peneliti dilakukan dengan mencermati data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan penyusunan transkrip video dan wawancara. Ketekunan pengamatan membuat

61 41 peneliti memahami masalah yang diteliti secara menyeluruh dan mendalam, sehingga hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. b. Triangulasi Menurut Lexy dalam Tohirin (2012:76), Triangulasi berarti membandingkan dan meninjau kembali derajat kepercayaan/kebenaran suatu informasi yang telah diperoleh melalui alat yang berbeda. Melalui triangulasi peneliti dapat mengecek kembali data yang ditemukan dengan jalan membandingkannya dengan sumber, metode dan teori (Tohirin, 2012:74). Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dengan mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data (dokumentasi, observasi, angket dan wawancara). Triangulasi sumber juga dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil penelitian dengan teori yang berkaitan. 2. Tranferabilitas (transferability) Transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks yang lain. Peneliti dapat meningkatkan transferabilitas dengan mendeskripsikan secara rinci hasil penelitian dan asumsi-asumsi sentral pada penelitian tersebut. Nasution (dalam Tohirin, 2012:71) berpendapat bahwa peneliti tidak dapat menjamin transferabilitas dan

62 42 hanya melihat transferabilitas sebagai kemungkinan. Transferabilitas bergantung pada orang yang ingin mentransfer hasil penelitian pada konteks yang berbeda, orang tersebut bertanggung jawab untuk membuat keputusan tentang bagaimana transfer dilakukan sesuai dengan situasi atau keadaan masing-masing (Emzir, 2010:80). Dari penjelasan di atas, tingkat transferabilitas hasil penelitian tentang implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang, yaitu dapat diterapkan di tempat lain, selama sesuai dengan permasalahan dan keadaan yang ada. G. Teknik Analisis Data Data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut. 1. Data Kuantitantif Data kuantitatif diperoleh dari lembar validasi ahli, lembar observasi, hasil tes siswa, dan hasil analisis angket. Berikut adalah pedoman penghitungan skor yang digunakan. a. Lembar validasi ahli Lembar validasi dihitung dengan menggunakan rumus: Skor akhir = Klasifikasi hasil penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut.

63 43 Tabel 3.9 Klasifikasi hasil validasi ahli Skor Akhir Klasifikasi 3.25 < χ 4.00 Sangat Baik (SB) 2.50< χ 3.25 Baik (B) 1.75 < χ 2.50 Cukup (C) 1.00 χ 1.75 Kurang (K) χ = skor akhir hasil validasi Klasifikasi yang digunakan diadaptasi dari klasifikasi dalam buku Widoyoko (2014:144). b. Lembar observasi dan hasil tes siswa Lembar observasi dan hasil tes siswa dihitung dengan menggunakan rumus: Skor akhir = Skor yang telah didapat dihitung dengan kriteria penilaian sebagai berikut. Tabel 3.10 Kriteria penilaian observasi dan hasil tes Nilai Keterangan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah 0-20 Sangat rendah Kriteria penilaian di atas diadaptasi dari disertasi oleh Setiani (2011:4). c. Hasil analisis angket Penghitungan hasil angket dilakukan dengan menggunakan rumus: Skor akhir =

64 44 Klasifikasi hasil penilaian angket yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.11 Klasifikasi hasil angket motivasi belajar siswa Skor Akhir Klasifikasi 4.20 < χ 5.00 Sangat Tinggi 3.40 < χ 4.20 Tinggi 2.60 < χ 3.40 Cukup 1.80 < χ 2.60 Kurang 1.00 χ 1.80 Sangat Kurang χ = skor akhir angket Klasifikasi yang digunakan mengikuti aturan dari klasifikasi penilaian oleh Widoyoko (2014:144). 2. Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Transkripsi Data Dalam tahap ini, hasil perekaman video dan rekaman wawancara ditranskripsikan serta mendeskripsikan observasi pembelajaran yang telah dilakukan. Transkripsi video menyajikan kembali segala sesuatu yang terjadi selama dalam proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan ke dalam bentuk narasi tertulis. Transkripsi wawancara menyajikan percakapan yang terjadi selama wawancara dengan guru ke dalam bentuk narasi tertulis (Emzir, 2014:73). Deskripsi observasi pembelajaran menyajikan deskripsi hasil observasi yang telah dilakukan selama pembelajaran. 2. Penentuan Topik Data

65 45 Topik data merupakan kumpulan bagian data yang mengandung makna yang sedang diteliti. Interpretasi data dari hasil transkripsi data dilakukan untuk menentukan topik-topik data. Data yang memiliki kandungan yang sama atau hampir sama dijadikan satu topik, sedangkan kandungan makna yang berbeda menjadi sebuah topik baru. 3. Penentuan Kategori Data Penentuan kategori data dilakukan dengan membandingkan topik-topik data satu sama lain. Kategori data adalah gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang terkandung dalam sekelompok topik data (Purwitaningsih, 2014:55). 4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan fenomena yang diteliti dengan cara menemukan dan mensitesakan hubungan antar kategori-kategori data.

66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 27 dan 28 Januari 2016 serta tanggal 3 dan 4 Februari Deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama empat pertemuan tersebut dijabarkan sebagai berikut. a. Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Januari 2016 dengan alokasi waktu 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran dimulai pada pukul WIB hingga pukul WIB. Materi pembelajaran yang disampaikan adalah pembagian bilangan dua angka tanpa menukar. Guru memulai pembelajaran dengan menyapa siswa. Guru membagikan LKS pada siswa. Guru menanyakan pada siswa tentang materi pembelajaran minggu lalu. Siswa menjawab guru bahwa minggu lalu materi pelajaran yang dipelajari adalah perkalian. Siswa kemudian menyanyikan lagu Anak Kelas II dan Tek Kotek-kotek bersama sesuai dengan 46

67 47 arahan guru. Guru bersama siswa membahas lagu Tek Kotek-kotek yang telah dinyanyikan dan menyampaikan pada siswa materi pelajaran yang akan dipelajari. Guru memberitahu siswa bahwa mereka akan belajar pembagian dengan menggunakan alat peraga. Guru memastikan siswa sudah duduk bersama kelompoknya masing-masing. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok berisi tiga sampai empat orang siswa. Siswa diminta mengambil alat peraga yang disediakan di depan kelas. Siswa membuka alat peraga dan melihat-lihat alat peraga. Guru mengkondisikan siswa dan mengarahkan siswa untuk memperhatikan penjelasan guru. Guru memperkenalkan alat peraga kepada siswa. Siswa diberi contoh soal pembagian oleh guru. Siswa diarahkan untuk menghitung soal menggunakan alat peraga. Guru menuliskan soal pada papan tulis. Siswa menghitung soal yang diberikan dan guru berkeliling kelas untuk membantu mengarahkan siswa. Siswa menuliskan cara beserta jawaban di lembar jawaban pada LKS sesuai dengan arahan guru. Siswa dan guru menghitung bersama hasil jawaban dari soal yang diberikan. Guru bertanya untuk memastikan siswa mengerti cara penggunaan alat peraga. Siswa kemudian diminta untuk mengerjakan soal yang ada di LKS dalam kelompok. Siswa mengerjakan soal dengan menggunakan alat peraga dan bertanya pada guru apabila mengalami kesulitan.

68 48 Siswa mengerjakan soal latihan dalam kelompok, sedangkan guru berkeliling untuk melihat kinerja siswa dalam kelompok. Siswa bertanya kepada guru mengenai cara menghitung soal pembagian menggunakan alat. Guru berkeliling untuk membantu mengarahkan siswa memecahkan soal dengan menggunakan alat. Guru menjelaskan kembali cara menghitung pembagian menggunakan alat peraga, karena masih ada siswa yang kesulitan menggunakan alat peraga. Siswa kemudian melanjutkan mengerjakan soal setelah melihat contoh yang diberikan oleh guru. Guru kembali berkeliling dan membantu mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal pada LKS kemuudian mengecek jawaban dengan kartu sesuai dengan arahan guru. Seusai mengecek jawaban, siswa membereskan alat peraga yang telah digunakan. Siswa mengembalikan alat peraga ke depan kelas. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan kepada guru. Guru menutup pembelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk berdoa. Siswa berdoa bersama. Setelah berdoa siswa memasuki jam istirahat. Guru dan siswa saling mengucapkan salam. b. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Januari 2016 dengan alokasi waktu 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran dimulai pada pukul WIB hingga pukul WIB. Materi pembelajaran yang disampaikan adalah pembagian bilangan

69 49 dua angka tanpa menukar berbentuk soal cerita. Guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Siswa diarahkan untuk mengambil alat peraga yang ada di depan kelas. Guru memberitahukan pada siswa materi yang akan dipelajari. Guru membagikan LKS pada seluruh siswa. Setelah LKS dibagikan, siswa diajak untuk bermain tepuk bersama. Siswa mengikuti permainan tepuk bersama guru. Siswa kemudian membuka alat peraga dan mengambil kartu yang ada di dalam kotak sesuai dengan arahan guru. Siswa diberi contoh soal dalam bentuk cerita. Siswa mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru. Guru menanyakan kepada siswa mengenai soal yang telah dibacakan. Siswa menyederhanakan soal cerita sesuai dengan arahan guru. Setelah menyederhanakan soal, siswa diminta untuk menghitung soal tersebut menggunakan alat peraga. Siswa menghitung soal menggunakan alat peraga dan siswa yang masih mengalami kesulitan bertanya kepada guru. Guru membantu mengarahkan siswa yang kesulitan. Siswa mengeluhkan bahwa mereka ingin segera menyelesaikan pembelajaran di kelas karena ingin bergabung dengan kelas I yang sedang mengikuti kegiatan dari pihak luar sekolah, yaitu oleh mahasiswa KKN yang memutarkan film di kelas I. Siswa yang telah selesai menghitung diarahkan guru untuk mengecek jawaban mereka. Siswa mengecek jawaban dengan kartu yang telah diambil dari kotak. Siswa diberi soal cerita lagi dan

70 50 mencari jawaban menggunakan alat peraga. Siswa yang sudah menemukan jawaban mengecek dengan kartu. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada LKS. Guru mengarahkan siswa untuk membacakan soal cerita dan menyederhanakannya. Siswa mengajukan diri untuk membacakan soal cerita secara bergiliran. Siswa menyederhanakan soal cerita secara bersama-sama. Guru menuliskan soal yang telah disederhanakan di papan tulis. Siswa menulis soal yang telah disederhanakan pada LKS dan menjawab soal tersebut. Siswa mengerjakan soal latihan dengan menggunakan alat peraga dalam kelompok. Guru berkeliling melihat kinerja siswa. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. Guru berkeliling dan mengarahkan siswa yang memiliki kesulitan dalam memecahkan soal. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, siswa mengecek jawaban menggunakan kartu yang telah disediakan. Seusai mengecek jawaban soal dengan kartu, siswa mengungkapkan hasil pekerjaan mereka kepada guru. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. Setelah itu, siswa diarahkan guru untuk membereskan alat peraga yang telah digunakan dan mengembalikannya di depan kelas. Guru menutup pembelajaran. Salah satu siswa memimpin doa sebelum istirahat. Siswa dan guru berdoa bersama dan saling mengucapkan salam.

71 51 c. Pertemuan III Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 03 Februari 2016 dengan alokasi waktu 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pelaksanaan pembelajaran dimulai pada pukul WIB sampai pukul WIB. Materi pembelajaran yang disampaikan adalah pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan menukar. Guru memulai pelajaran dengan menyapa siswa. Guru menanyakan pada siswa tentang materi pembelajaran minggu lalu. Siswa mengungkapkan materi pelajaran minggu lalu, yaitu pembagian. Guru mengungkapkan bahwa siswa akan belajar lebih banyak mengenai materi pembagian bilangan dua angka terhadap bilangan satu angka menggunakan alat peraga pembagian. Guru memastikan siswa sudah duduk dalam kelompok dan membagikan LKS pada seluruh siswa. Siswa diajak untuk menyanyikan lagu Mari Berhitung. Guru memberi contoh, kemudian siswa menyanyikan lagu bersama-sama. Guru dan siswa membahas lagu yang telah dinyanyikan. Siswa mengambil alat peraga yang ada di depan kelas. Siswa mengambil alat peraga dan meletakkannya pada meja kelompok masing-masing. Guru memberikan soal pada siswa untuk membantu siswa mengingat cara membagi menggunakan alat peraga pembagian. Guru memberikan contoh pengerjaan soal menggunakan alat peraga dengan menukar balok puluhan dengan balok satuan. Siswa menghitung

72 52 bersama guru. Setelah selesai mencari jawaban, siswa mengecek hasil jawaban dengan kartu. Siswa diberi contoh beberapa kali karena masih mengalami kesulitan saat menghitung. Siswa diminta untuk membuka LKS dan mengerjakan soal yang ada di LKS. Siswa mengerjakan soal latihan dalam kelompok. Guru berkeliling melihat kinerja siswa. Siswa yang mengalami kesulitan bertanya pada guru. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menghitung soal latihan diarahkan oleh guru untuk memecahkan soal. Pada satu kelompok siswa, terdapat dua orang siswa yang tidak menghitung jawaban menggunakan alat peraga. Siswa yang telah selesai mengerjakan latihan soal mengecek jawaban menggunakan kartu. Siswa yang telah mengecek jawaban dengan kartu, diarahkan untuk membereskan alat peraga yang telah digunakan. Siswa mengungkapkan hasil jawaban siswa di depan kelas. Guru menuliskan jawaban siswa di papan tulis. Guru memberikan konfirmasi dan refleksi pembelajaran pada siswa. Siswa kemudian mengembalikan alat peraga pembagian ke depan kelas. Guru mengajak siswa untuk bermain Tepuk Semangat sebelum menutup pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dan meminta siswa menyiapkan diri untuk pembelajaran selanjutnya, yaitu pelajaran IPS.

73 53 d. Pertemuan IV Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 04 Februari 2016 dengan alokasi waktu 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran dimulai pada pukul WIB hingga pukul WIB. Materi pembelajaran yang disampaikan adalah pembagian bilangan dua angka dengan menukar berbentuk soal cerita. Guru memberi salam pada siswa. Siswa kemudian diajak untuk melakukan Tepuk Beat agar menambah semangat siswa untuk belajar. Guru memberitahukan pada siswa materi yang akan siswa pelajari. Guru memastikan siswa sudah duduk dalam kelompok. Siswa mengambil alat peraga yang ada di depan dan meletakannya di meja kelompok masing-masing. Guru membagikan LKS pada seluruh siswa. Guru mengecek ingatan siswa akan penggunaan alat peraga dengan memberikan soal cerita. Siswa menyimak soal cerita yang dibacakan oleh guru. Siswa menyederhanakan soal cerita yang guru berikan. Guru mengarahkan siswa untuk menghitung menggunakan alat peraga bersama-sama. Siswa mengungkapkan hasil di depan kelas. Seusai memberi contoh soal, guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal latihan berbentuk cerita di LKS. Siswa membacakan soal cerita secara bergiliran. Siswa mengajukan diri dan membaca soal cerita satu persatu. Siswa diminta untuk menyederhanakan soal cerita yang dibacakan. Guru menuliskan soal cerita yang telah disederhanakan siswa di papan tulis. Guru mempersilahkan siswa

74 54 untuk mengerjakan soal dengan menggunakan alat peraga dalam kelompok. Siswa mengerjakan soal dalam kelompok. Guru berkeliling untuk melihat kinerja siswa dalam kelompok. Siswa yang memiliki kesulitan dipersilahkan untuk bertanya pada guru. Guru membantu mengarahkan siswa yang kesulitan dalam menghitung menggunakan alat peraga. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal, langsung mengecek hasil pada kartu. Siswa kemudian membereskan alat peraga yang telah digunakan dalam kelompok. Siswa mengungkapkan jawaban dari soal yang telah dikerjakan secara bergantian. Guru menuliskan jawaban siswa di papan tulis. Guru memberikan konfirmasi pada siswa. Siswa mengumpulkan LKS dan mengembalikan alat peraga ke depan kelas. Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dan meminta siswa menyiapkan diri untuk pembelajaran selanjutnya, yaitu Bahasa Jawa. 2. Hasil Belajar Siswa Pada akhir penelitian, peneliti memberikan soal tes digunakan untuk melihat hasil belajar atau mengukur kemampuan siswa pada akhir pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut. Tabel. 4.1 Hasil belajar siswa No. Nama Nilai 1 R R Y R E P 80

75 55 3 Y A C A T R M D N 90 5 M A S N R W 90 7 A B W 90 8 M C G P A 70 9 A R I L A R P 80 Rata-rata Nilai 86 Nilai siswa yang tertinggi adalah 100 dan yang terendah mencapai 60, sesuai dengan KKM, yaitu 60. Sebanyak 90% siswa mampu mendapatkan nilai melampaui KKM yang berlaku dan 10% siswa mencapai nilai sesuai atau tepat pada KKM. Rata-rata nilai kelas melampaui KKM, yaitu mencapai Hasil Analisis Kemunculan Indikator Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran dilihat dari adanya kemunculan indikator motivasi belajar siswa menurut Uno (2008:23) ketika pembelajaran berlangsung. Kemunculan indikator tersebut dilihat melalui video yang diambil saat pembelajaran berlangsung. Video yang telah diambil diolah ke dalam bentuk transkrip video. Peneliti menganalisis kemunculan indikator motivasi belajar melalui transkrip video pembelajaran. Hasil analisis kemunculan indikator motivasi belajar pada tiap pertemuan dapat dilihat dalam tabel berikut.

76 56 No. Tabel Hasil analisis kemunculan indikator motivasi belajar siswa Deskripsi dari Transkripsi sesuai Deskripsi Indikator Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar 1 Siswa mengajukan Pertemuan I: 259. S 9 = Bu, sini bu. Ini gimana bu? pertanyaan 274. S 8 = Bu, nomor 8 gimana? kepada guru Transkripsi yang lain: 75, 127, 180, 198, 218, 224, 226, 232, 243. Pertemuan II: 220. S 3 = Yang tadi bu, 8 : 1 gimana? Saya belum mengerti S 5 = Yang ini bu nomor 5 gimana? Transkripsi yang lain: 190, 192. Pertemuan III: 123. S 9 = Nomor 4 gimana bu? 170. S 4 = Ini gimana bu? 10-annya tinggal 1. Transkripsi yang lain: 27, 67, 71. Pertemuan IV: 38. S 3 = Bu, semuanya jadi 24? 49. S 6 = Bu, mau tanya ini nanti misale langsung 16 dibagi lapan gitu bu? 132. S 6 = Bu ini ditukar 20 tho bu? Transkrip yang lain : 24, 96, 104, 110, 144, 167.

77 57 2 Siswa menjawab pertanyaan di depan kelas Pertemuan I: 60. S 4 = Satunya ada delapan S 4 = Sisanya lima bu. Transkripsi yang lain: 6, 7, 16, 24, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44, 46, 57, 60, 83, 85, 91, 93, 97, 105, 109, 117, 119, 127, 131, 135, 144, 146, 161, 163, 165, 167, 174, 176 Pertemuan II: 102. S 5 = Empat, empat, empat S 3 = 50 dibagi 5. Transkripsi yang lain: 29, 31, 34, 44, 53, 78, 83, 91, 100, 106, 120, 126, 128, 132, 138, 140, 147, 154, 156, 162, 164, 176, 186, 197, 199, 201, 203, 207, 209 Pertemuan III: 23. S 5 = Tiga. 49. S 5 = Dua puluh. Transkripsi yang lain: 31, 33, 35, 39, 45, 47, 55, 57, 61 Pertemuan IV: 42. BS = 3 bu. 65. S 6 = 18:9 Transkripsi yang lain: 20, 22, 37, 56, 58, 60, 70, 75, 80, 85, 89, 94 3 Siswa menyatakan keinginan belajar 4 Siswa menunjukkan hasil pekerjaan kepada guru Pertemuan II : 229. S 3 = Bu, aku mau membagi. Transkripsi yang lain : 68 Pertemuan III = 43 Pertemuan I: Transkripsi yang lain: 78, 88, 95, 101, 124, 132, 137, 170, 172, 291 Pertemuan II: 211. S 4 = Bu, ini sudah ketemu S 5 = Ini seperti ini? 33 : S 4 = Bu, sudah sampai nomor 8. Transkripsi yang lain: 211, 250, 256, 261, 268, 272, 277, 280 Pertemuan III: 110. S 4 = Tapi ini kok kurang bu. (S 4 menunjukkan balok yang telah dibagi) 131. S 5 = Sudah dapat 4. Transkripsi yang lain: 108, 200, 194, 202, 203, 204, 206, 208, 210, 211, 215, 220, 221 Pertemuan IV: 118. S 9 = Sudah sampai nomor S 5 = Ini sisa satu yang 10. Ditukar bu? Transkripsi yang lain: 118, 182, 184, 200

78 58 Adanya dorongan dalam belajar 1 Siswa mengambil alat peraga Pertemuan I: 52 Pertemuan II: 6 Pertemuan III: 18 2 Siswa mengungkapkan pendapat atau ide Pertemuan IV: 14 Pertemuan I: 149. S 5 = Bu berarti caranya lima dikurangi lima ya? 153. S 1 = Sudah tahu bu, ambil tujuh warna biru. Transkripsi yang lain: 6, 7, 48, 49, 121, 127, 149, 153 Pertemuan II: 141. S 3 = Bu, berarti 8 : 4? 322. SS = Sudah lumayan bisa SS = Senang bu. Transkripsi yang lain: 70, 74, 98, 141, 148, 158, 318, 320, 322, 333 Pertemuan III: 86. S 6 = 10 dan 6, sama 2 pion. 96. S 3 = Jadi baloknya ada S 4 = Lumayan mudah bu. Transkripsi yang lain: 15, 29, 76, 84, 88, 90, 110, 139, 246, Siswa mengajukan diri membaca soal 4 Siswa mengungkapkan hasil kerja di depan kelas Pertemuan IV: 46. S 6 = Bu urut ya, urut bacanya S 9 = Gini bu. Ini menghitungnya banyak banget S 5 = Lumayan gampang bu. Transkripsi yang lain: 6, 26, 30, 101, 113, 120, 122, 146, 153, 160, 173, 188, 209 Pertemuan II: 115, 122, 134, 143, 150, 172, 178, 182 Pertemuan IV: 53, 62, 67, 72, 77, 82, 91 Pertemuan I: 131. S 6 = Bu, sudah. Lima S 9 = Ini sudah habis bu. Terus bu? Pertemuan II: 49. S 5 = Ho o bu. Sepuluh tambah tiga, tiga belas. Tiga belas kan? Transkripsi yang lain: 49, 289, 292, 294, 296, 298, 300, 302, 304, 306, 308 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 1 Siswa bernyanyi bersama guru Pertemuan I: 18, 26 Pertemuan II: 12 Pertemuan III: 99. S 6 = Sudah. Hasilnya 8. Transkripsi yang lain: 88, 228, 230, 232, 234, 236, 238, 240, 242, Pertemuan IV: 171. S 1 = Bisa. Hasilnya 17. Transkripsi yang lain: 118, 182, 184, 201

79 59 2 Siswa bermain tepuk bersama guru 3 Siswa menunjukkan ekspresi senang saat pembelajaran Pertemuan II: 16-22, 324 Pertemuan IV: 7 Pertemuan I: 179. S 3 = (S 3 mendatangi guru dan menunjukkan jawabannya, guru melihat dan mengangguk). Hore, aku betul, aku betul BS = Hore, hore benar semua. Transkripsi yang lain: 107, 179, 292 Pertemuan II: 64. S 5 = Tiga belas ye ye tiga belas S 7 = Benar semua bu. Yes! Transkripsi yang lain: 213, 266, 312, 333 Pertemuan III: 207. S 7 = Hore! Benar semua S 6, S 3, S 8 = Benar semua bu, yes benar semua S 4 = Sudah, benar semua bu, yee. Transkripsi yang lain: 41, 63, 194, 195, 196 Pertemuan IV: 200. S 5 = Uwis rampung, uwis rampung. Bu, Tos! Transkripsi yang lain: 201, 230, 234 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 1 Siswa Pertemuan I: 304 membereskan dan Pertemuan II: 276, 327 mengembalikan alat peraga Pertemuan III: 225, 250 Pertemuan IV: 210. S 6 = Sudah bu, sekarang kami membereskan ini dulu. 2 Siswa memberikan saran kepada teman Transkripsi yang lain: 207, 231 Pertemuan II: 274. S 7 = Kalau sudah selesai, dicek nganggo kartu. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa keempat indikator motivasi siswa muncul pada saat pembelajaran. Siswa menunjukkan adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar dengan beberapa kali mengajukan pertanyaan saat mengalami kesulitan ataupun ingin mengetahui akan suatu hal. Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan yang guru ajukan di kelas serta menyatakan keinginan mereka

80 60 untuk belajar dan mengetahui akan suatu hal. Selain itu, siswa juga menunjukkan hasil pekerjaan mereka kepada guru untuk memastikan dan mengusahakan hasil pekerjaan mereka baik. Siswa juga menunjukkan adanya dorongan dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa yang mau mengambil alat peraga untuk mereka belajar. Siswa mengungkapkan pendapat dan ide mereka di kelas. Selain itu, siswa juga berani mengajukan diri mereka untuk membacakan soal dan mengungkapkan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. Kegiatan menarik dalam belajar dapat dilihat dari siswa yang ikut serta aktif dalam bernyanyi bersama, bermain tepuk bersama guru. Selain itu siswa juga menunjukkan ekspresi senang mereka pada saat pembelajaran berlangsung. Lingkungan belajar yang kondusif juga tercipta dalam pembelajaran. Siswa mau membereskan dan mengembalikan alat peraga yang telah mereka gunakan. Siswa juga mau memberikan saran maupun bantuan pada teman mereka. 4. Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Pengambilan data angket motivasi belajar siswa dilakukan pada akhir penelitian. Hasil analisis angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil analisis angket motivasi belajar siswa Nama Nilai Klasifikasi Nilai R R Sangat Tinggi Y R E P Tinggi

81 61 Y A C A T Tinggi R M D N Tinggi M A S Sangat Tinggi N R W Tinggi A B W Sangat Tinggi M C G P A Tinggi A R I L Tinggi A R P Sangat Tinggi Rata-rata Tinggi Hasil analisis data angket menunjukkan enam orang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan empat orang siswa memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Rata-rata skor motivasi belajar siswa yang diperoleh adalah dan termasuk dalam kategori tinggi. 5. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Observasi dilakukan pada setiap pembelajaran untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Data observasi yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Berikut paparan hasil observasi berbentuk kualitatif oleh observer. Tabel 4. 4 Paparan hasil observasi motivasi belajar siswa Pertemuan I Pada pertemuan pertama, beberapa siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal, tetapi mereka tetap mengerjakan dan berusaha menyelesaikan tugas. Siswa terlihat senang ketika menggunakan alat peraga. Pertemuan II Pada saat pembelajaran, siswa yang mengalami kesulitan langsung bertanya kepada guru. Beberapa siswa tidak aktif dalam kelompok. Pertemuan III Siswa beberapa kali mengeluh saat kesulitan. Siswa sudah terlihat bekerjasama dengan baik dan mendengarkan teman lain yang sedang berbicara di depan kelas.

82 62 Peremuan IV Siswa sudah terlihat lancar menggunakan alat peraga. Siswa membereskan alat peraga dengan inisiatif sendiri dan terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain paparan hasil observasi berbentuk kualitatif, terdapat pula hasil observasi secara kuantitatif. Hasil penghitungan motivasi belajar siswa melalui observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil observasi motivasi belajar siswa Pertemuan I II III IV Rata-rata Skor Kategori Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Hasil observasi pada pertemuan kedua mengalami penurunan, hal tersebut dikarenakan adanya kegiatan di sekolah yang tidak terduga dan di luar kuasa peneliti, sehingga siswa tidak fokus mengikuti pembelajaran dan ingin segera mengakhiri pembelajaran. Hasil rata-rata observasi mencapai Nilai yang telah dicapai tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi. 6. Hasil Wawancara Guru terkait Pengimplementasian Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori Wawancara yang telah dilakukan diubah ke dalam bentuk transkrip wawancara. Berikut adalah garis besar wawancara yang telah dilakukan. Tabel 4.6 Garis besar wawancara No. Aspek Tanggapan 1 Proses Secara keseluruhan siswa terlibat aktif dalam mengikuti Belajar pembelajaran dan menggunakan alat peraga. Mengajar 2 Motivasi Belajar Siswa terlihat aktif dalam bertanya saat mengalami kesulitan. Siswa terlihat antusias dan bergembira saat menggunakan alat. Secara

83 63 Siswa keseluruhan siswa memiliki motivasi tinggi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa menurut pendapat guru, siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan memiliki motivasi yang tinggi serta mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. B. Pembahasan 1. Hasil Implementasi Hasil implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori di SD Kanisius Kenalan Magelang menunjukkan bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok kecil yang beranggotakan 3-4 orang siswa. Setiap kelompok siswa menggunakan seperangkat alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Pada pertemuan pertama dan kedua siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami maupun menghitung soal, sehingga guru memberikan materi dan contoh secara berulang. Siswa yang memiliki kesulitan secara aktif bertanya kepada guru. Siswa juga secara aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang guru berikan. Siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Beberapa kali siswa terlihat mengobrol saat mengerjakan tugas ataupun saat mendengarkan penjelasan guru. Namun, setelah diingatkan oleh guru, mereka kembali memperhatikan guru dan melanjutkan pekerjaan masingmasing. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu

84 64 menyelesaikan tugas yang guru berikan dan mampu bekerja dalam kelompok. Siswa menunjukkan usaha dan semangat mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat di depan kelas. Pada pertemuan pertama dan kedua, terdapat dua orang siswa yang kurang aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang guru berikan. Pada pertemuan ketiga dan keempat, dua orang siswa tersebut mulai aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat mereka di depan kelas. Selama pembelajaran berlangsung, siswa mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam pembelajaran dengan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Selain itu siswa juga mengambil alat peraga di tempat yang telah disediakan dan setelah selesai menggunakan siswa membereskan alat peraga, lalu mengembalikannya ke tempat semula. Secara keseluruhan, pembelajaran berlangsung dengan baik dan seluruh siswa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. 2. Dampak Pengimplementasian Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori a. Dampak bagi Hasil Belajar Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori

85 65 dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel tersebut menunjukkan rata-rata nilai kelas sebesar 86 dan telah melampaui nilai KKM SD Kanisius Kenalan, yaitu 60. Sebanyak 90% siswa berhasil melampaui nilai KKM dan 10% siswa berhasil mencapai nilai KKM. Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian memberi dampak positif bagi hasil belajar siswa, yaitu membantu siswa mencapai hasil belajar yang baik dengan melampaui KKM yang berlaku. b. Dampak bagi Motivasi Belajar Siswa Pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori terjadi kemunculan indikator motivasi belajar siswa. Kemunculan indikator motivasi belajar siswa terjadi pada setiap pertemuan. Hampir seluruh indikator muncul pada setiap pertemuan, namun adapula indikator yang kemunculannya hanya dalam satu atau beberapa pertemuan. Indikator yang paling sering muncul adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar dan adanya dorongan dalam belajar. Sedangkan indikator yang lainnya adalah adanya kegiatan belajar yang menarik dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar menjadi yang paling sering muncul, dilihat dari frekuensi siswa melakukan kegiatan yang mencerminkan indikator tersebut, yaitu mengajukan pertanyaan pada guru, menjawab

86 66 pertanyaan di depan kelas, dan siswa menunjukkan hasil pekerjaan pada guru. Sedangkan untuk indikator adanya dorongan dalam belajar dicerminkan oleh siswa yang sering mengungkapkan pendapat atau ide, dan mengungkapkan hasil belajar di depan kelas. Motivasi belajar siswa juga diukur melalui angket yang diisi oleh siswa setelah pembelajaran. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dengan rata-rata skor sebesar Selain itu, hasil observasi motivasi belajar siswa selama pembelajaran menunjukkan bahwa motivasi belajar yang dimiliki siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan skor mencapai Pada saat wawancara dengan guru, guru juga berpendapat bahwa siswa aktif terlibat dan menunjukkan motivasi yang tinggi ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Berdasarkan seluruh hasil analisis motivasi belajar di atas, dapat dilihat bahwa pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori memiliki dampak positif bagi motivasi belajar siswa, yaitu mampu memberikan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa.

87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang dilakukan dengan membagi siswa ke dalam 3 kelompok kecil (3-4 orang) dan kelompok mengerjakan tugas dengan bantuan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Implementasi berjalan dengan baik tampak dari keterlibatan aktif siswa, ketercapaian tujuan pembelajaran dan sikap bertanggung jawab siswa (mengambil, membereskan dan mengembalikan alat peraga) pada saat pembelajaran. 2. Pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori memberikan dampak positif bagi hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar siswa yang mampu melampaui KKM dengan persentase 90% dan adanya motivasi belajar siswa yang tinggi dengan skor hasil angket dan skor hasil observasi

88 68 B. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilaksanakan memiliki keterbatasan penelitian sebagai berikut. 1. Waktu yang disediakan peneliti untuk penggunaan alat peraga masih terbatas. 2. Adanya kejadian situasional yang terjadi diluar kuasa peneliti sehingga mempengaruhi efektivitas pelaksanaan penelitian. C. Saran Berdasarkan implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan yang telah dilakukan, peneliti memberikan saransaran berikut. 1. Alat peraga yang diimplementasikan dapat pula diimplementasikan di lokasi lain, tidak hanya terbatas pada satu SD saja, selama permasalahan yang ditemui sama dengan penelitian ini. 2. Alat peraga dapat pula dikembangkan kembali dengan memperhatikan analisis kebutuhan siswa di lapangan.

89 DAFTAR REFERENSI Anitah, S Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arifin, Z Penelitian Pendidikan:Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arjanggi Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Alat Peraga Bangun Ruang pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Universitas Tanjung Pura. Diakses pada tanggal 27 September, dari untan.ac.id/index.php/jpdpb/issue/download/207 Badan Standar Nasional Pendidikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Buchori, dkk Aku Senang Matematika:untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Darmadi, H Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta. Emzir Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Gunawan, I Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Holt, H The Absorbent Mind, Pikiran yang Mudah Menyerap. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hudojo Common Textbook Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: JICA-Universitas Negeri Malang. Jaeng, M Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Cara Pembelajaran Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK). Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Pusat Bahasa- Departemen Pendidikan Nasional. Lillard, P. P Montessori in The Classroom. New York: Schocken Books. Magini, A. P Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius. 69

90 70 Mendikbud Dokumen Kurikulum Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Metasari, R Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Alat Peraga Pembagian Bilangan Dua Angka Berbasis Metode Montessori. (Skripsi: Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Montessori, M The Montessori Method. New York: Schocken Books. Noor, J Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Nurcholis Implementasi Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 01(01), Diakses pada tanggal 27 September 2015, dari jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jepmt/article/download/1707/1124. Purwitaningsih, C. H Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik yang Memanfaatkan Program Cabri 3D pada Pokok Bahasan Jarak pada Bangun Ruang di Kelas X PMIIA-4 SMA N 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. (Skripsi: Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Putra, N Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks. Rahayu, M Pengembangan Alat Peraga Matematika untuk Pembagian Bilangan Dua Angka Berbasis Metode Montessori. (Skripsi: Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sanjaya, W Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Sedarmayanti Metodologi Penelitian. Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju. Setiani, F Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar. Disertasi: Universitas Negeri Yogyakarta. Siregar dan Nara Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slavin, R. E Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks. Sudono, A Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo. Sukmadinata, N. S Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

91 71 Suparno, P Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Susetyo, Y. F Rahasia Sukses Menjadi Motivator Siswa: Panduan Guru Memotivasi Siswa di Kelas. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Tohirin Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling: Panduan Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkrip Hasil Wawancara serta Model Penyajian Data. Jakarta: Rajawali Pers. Uno, H. B Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Widoyoko, E. P Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

92 LAMPIRAN 72

93 73 Lampiran 1 RPP Pertemuan I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) MATEMATIKA Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kenalan Kelas/ Semester : II/ I Pertemuan : 1 x pertemuan Alokasi Waktu : 2x40 menit A. STANDAR KOMPETENSI 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka B. KOMPETENSI DASAR 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka C. INDIKATOR Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) D. TUJUAN Pengetahuan Siswa mampu melakukan minimal 3 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Sikap

94 Siswa mampu menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian selama pembelajaran berlangsung Keterampilan Siswa mampu menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) E. MATERI POKOK Operasi hitung pembagian dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model : Pembelajaran Kelompok Metode : Montessori, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa serta melakukan absensi. Apersepsi: - Guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Motivasi: - Siswa diajak untuk menyanyikan lagu berjudul Anak Ayam Berkotek. - Siswa menggali makna dari lagu yang telah dinyanyikan. Orientasi: - Guru menyampaikan materi dan tujuan Alokasi Waktu 8 menit

95 75 pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai siswa Inti Guru memperagakan penggunaan alat peraga pembagian (Eksplorasi) : - Siswa diajak guru untuk mengambil alat peraga. - Guru memberikan lembar kerja. - Guru mengambil kartu soal, misalnya 8 : 2. - Siswa menuliskan soal di lembar kerja. - Guru mengambil dua pion berwarna merah dan diletakkan ke lubang lingkaran papan pembagian. - Guru mengambil delapan balok satuan dan memasukkan balok ke dalam lubang persegi sesuai dengan jumlah pion merah. - Guru menuliskan 8-2 pada lembar kerja siswa 65 menit - Siswa diminta menghitung balok satuan yang tersisa dan menuliskan hasilnya pada lembar kerja - Siswa diminta meneruskan seperti yang telah dicontohkan oleh guru hingga balok satuan habis. - Guru menanyakan kepada siswa berapakah hasil 8 : 2. - Siswa menjawab dan guru mengecek jawaban siswa menggunakan kunci jawaban yang ada di balik kartu soal. Elaborasi : - Siswa secara berkelompok diberikan soal oleh guru - Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru

96 76 dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian. - Siswa mengungkapkan hasil kelompok Konfirmasi : - Guru memberikan penguatan atas hasil kerja siswa. - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum jelas. Penutup - Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran. - Guru dan siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran. - Siswa mengembalikan alat ke tempat semula. - Guru menutup pembelajaran. 7 Menit H. SUMBER DAN MEDIA Sumber : Anam, Fatkul, dkk Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Media : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Alat peraga pembagian berbasis Montessori, berupa papan pembagian, pion, serta balok-balok satuan,puluhan, ratusan dan ribuan.

97 77 I. PENILAIAN Ranah Penilaian Indikator Jenis Penilaian Teknik Instrumen Pengetahuan Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dari soal cerita Sikap Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Keterampilan Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Tes Tertulis Soal dan Kunci Jawaban Non tes Pengamatan Tugas dan Rubrik Penilaian Nontes Penilaian diri Tugas dan Rubrik Penilaian

98 78 LAMPIRAN RPP 1. Materi Pembelajaran Pembagian Bilangan Dua Angka dengan Bilangan Satu Angka (tanpa menukar) Pembagian merupakan pengurangan secara berulang. Bilangan yang dikurangi untuk membagi adalah bilangan pembagi. Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) yaitu pembagian bilangan dua angka menggunakan alat peraga pembagian tanpa adanya penukaran balok puluhan ke balok satuan, misalnya : a. 8: 2 = Siswa mengambil delapan buah balok satuan (1) dan di bagikan ke dalam dua pion pembagi hingga habis tanpa menukarkan balok. b. 33 : 3 Siswa mengambil tiga buah balok puluhan (10) dan tiga buah balok satuan (1) dan masing-masing dibagikan ke dalam tiga pion pembagi hingga habis tanpa menukarkan balok. 2. Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Indikator Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Teknik Penilaian Tertulis Instrumen Soal dan Kunci Jawaban Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Latihan Soal Kerjakan soal berikut ini dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian! 1. 5 : 5 = 2. 7 : 1 = 3. 6 : 2 =

99 : 3 = : 2 = : 3 = : 3 = : 2 = : 4 = : 8 = Kunci Jawaban 1. Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok satuan = 1. Jadi, 5:5 = 1 2. Pada pion pembagi terdapat 7 balok satuan = 7. Jadi, 7:1 = Pada pion pembagi terdapat 3 balok satuan =3. Jadi, 6:2 = Pada pion pembagi terdapat 3 balok satuan 5. Pada setiap pion pembagi terdapat 2 balok puluhan = 20. Jadi, 20:2 = 10.

100 80 6. Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan = 10. Jadi, 30 : 3 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan, dan 3 balok satuan = 13. Jadi, 39 : 3 = Pada setiap pion pembagi terdapat 2 balok puluhan, dan 2 balok satuan = 22. Jadi, 44 : 2 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan dan 2 balok satuan = 12. Jadi, 48 : 4 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan = 10. Jadi, 80 : 8 = 10 Pedoman Skor dan Penilaian : Setiap soal memiliki skor 1 Nilai = Jumlah skor x 100 Total skor b. Penilaian Sikap Indikator Menunjukan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Teknik Penilaian Pengamatan Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian

101 81 Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Format Pengamatan Berilah tanda cek ( ) apabila sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa atau tanda (-) apabila tidak sesuai! Aspek yang dinilai Mengambil alat Menggunakan Membereskan Mengembalikan No Nama di tempat yang alat sesuai alat yang telah alat ke tempat telah disediakan dengan digunakan semula prosedur dengan rapi Total Skor Pedoman skor : tanda ( ) bernilai 1, dan tanda (-) bernilai 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) Baik (B) Cukup (C) Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu memenuhi 4 aspek memenuhi 3 memenuhi 2 penilaian aspek penilaian aspek penilaian Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa hanya mampu memenuhi 1 aspek penilaian c. Penilaian Keterampilan Indikator Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Teknik Penilaian Penilaian diri Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian

102 82 Format Penilaian Diri Nama : Kelas/No. Absen : Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu! No Aspek Penilaian Ya Tidak 1 Saya mampu mengerjakan 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) 2 Saya mampu mengerti cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) 3 Saya menggunakan alat peraga pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) 4 Saya mampu menjelaskan cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Keterangan : Jawaban ya = skor 1 jawaban tidak = skor 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) 4 Siswa mampu memenuhi 4 aspek penilaian Baik (B) 3 Siswa mampu memenuhi 3 aspek penilaian Cukup (C) 2 Siswa mampu memenuhi 2 aspek penilaian Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa hanya mampu memenuhi 1 aspek penilaian

103 83 Lampiran 2 RPP Pertemuan II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) MATEMATIKA Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kenalan Kelas/ Semester : II/ I Pertemuan : 1 x pertemuan Alokasi Waktu : 2x40 menit A. STANDAR KOMPETENSI 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka B. KOMPETENSI DASAR 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka C. INDIKATOR Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) berbentuk soal cerita D. TUJUAN Pengetahuan Siswa mampu melakukan minimal 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita melalui pembelajaran di kelas Sikap

104 Siswa mampu menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian selama pembelajaran berlangsung Keterampilan Siswa mampu menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) berbentuk soal cerita E. MATERI POKOK Operasi hitung pembagian dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) berbentuk soal cerita. F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model : Pembelajaran Kelompok Metode : Montessori, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa serta melakukan absensi. Apersepsi: - Guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Motivasi: - Siswa diajak untuk melakukan tepuk semangat dan bermain tepuk beat serta bernyanyi lagu anak kelas II. Orientasi: - Guru menyampaikan materi dan tujuan Alokasi Waktu 8 menit

105 85 Inti pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai siswa Guru memperagakan penggunaan alat peraga pembagian (Eksplorasi) : - Siswa diajak guru untuk mengambil alat peraga. - Guru memberikan lembar kerja. - Guru membacakan soal cerita. - Siswa menuliskan soal di lembar kerja. - Guru mengambil dua pion berwarna merah dan diletakkan ke lubang lingkaran papan pembagian. - Guru mengambil delapan balok satuan dan memasukkan balok ke dalam lubang persegi sesuai dengan jumlah pion merah. - Guru menuliskan 8-2 pada lembar kerja siswa 65 menit - Siswa diminta menghitung balok satuan yang tersisa dan menuliskan hasilnya pada lembar kerja - Siswa diminta meneruskan seperti yang telah dicontohkan oleh guru hingga balok satuan habis. - Guru menanyakan kepada siswa berapakah hasil 8:2. - Siswa menjawab dan guru mengecek jawaban siswa menggunakan kunci jawaban yang ada di balik kartu soal. Elaborasi :

106 86 - Siswa secara berkelompok diberikan soal oleh guru - Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian. - Siswa mengungkapkan hasil kerja kelompok. Konfirmasi : - Guru memberikan penguatan atas hasil kerja siswa. - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum jelas. Penutup - Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran. - Guru dan siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran. - Siswa mengembalikan alat ke tempat semula. - Guru menutup pembelajaran. 7 menit H. SUMBER DAN MEDIA Sumber : Anam, Fatkul, dkk Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Media : - Alat peraga pembagian berbasis Montessori, berupa papan pembagian, pion, serta balok-balok satuan,puluhan, ratusan dan ribuan.

107 87 I. PENILAIAN Ranah Indikator Penilaian Pengetahuan Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dari soal cerita Sikap Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Keterampilan Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Jenis Penilaian Teknik Instrumen Tes Tertulis Soal dan Kunci Jawaban Non tes Pengamatan Tugas dan Rubrik Penilaian Nontes Penilaian diri Tugas dan Rubrik Penilaian

108 88 LAMPIRAN RPP 1. Materi Pembelajaran Pembagian Bilangan Dua Angka dengan Bilangan Satu Angka (tanpa menukar) Pembagian merupakan pengurangan secara berulang. Bilangan yang dikurangi untuk membagi adalah bilangan pembagi. Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) yaitu pembagian bilangan dua angka menggunakan alat peraga pembagian tanpa adanya penukaran balok puluhan ke balok satuan. Bentuk soal dalam pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka yang akan diajarkan adalah soal cerita misalnya : a. Devon membeli 8 buah kelereng. Devon memberikan kelereng tersebut kepada kedua adiknya. Berapakah kelereng yang diterima oleh setiap adik Devon? Siswa menganalisa soal cerita dan menyederhanakannya menjadi 8:2. Siswa mengambil delapan buah balok satuan (1) dan di bagikan ke dalam dua pion pembagi hingga habis tanpa menukarkan balok. b. Kelas V akan mengadakan lomba makan kerupuk. Jumlah siswa kelas V adalah 22 siswa. Siswa kelas V akan dibagi ke dalam 2 kelompok. Berapakah jumlah siswa setiap kelompok? Siswa mengambil dua buah balok puluhan (10) dan dua buah balok satuan (1) dan masing-masing dibagikan ke dalam dua pion pembagi hingga habis tanpa menukarkan balok. 2. Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Indikator Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita Teknik Penilaian Tertulis Instrumen Soal dan Kunci Jawaban

109 89 Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Latihan Soal Kerjakan soal berikut ini dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian! 1. fika membeli 8 tangkai bunga untuk menghias ruangan bunga-bunga tersebut akan ia masukkan pada sebuah vas bunga di ruang tamu berapa banyak bunga dalam vas 2. pak budi mempunyai 6 burung dan 6 sangkar setiap burung akan dimasukkan dalam sangkar berapa jumlah burung dalam setiap sangkar 3. rahmat membeli 11 buah mobil mainan rahmat memberikan semua mobil mainan itu kepada seorang temannya berapakah mobil yang diterima teman rahmat 4. bu sinta membeli 8 buah apel di toko buah apel-apel itu ia berikan kepada 4 orang anaknya setiap anak menerima sama banyak berapa banyak apel yang diterima setiap anak 5. pak roni mempunyai 24 ekor ayam ia membuat 2 buah kandang untuk ayam di belakang rumahnya berapa banyak ayam dalam setiap kandang 6. ibu ani membuat sebanyak 33 kue kue akan dikemas menjadi 3 bungkus setiap kemasan berisi sama banyak berapa banyak kue dalam setiap kemasan 7. wina mempunyai 36 buah permen wina ingin membagikan permennya kepada 3 orang temannya berapakah permen yang diterima oleh tiap orang 8. rika membuat 40 buah kue rika akan membaginya ke dalam 4 toples

110 90 berapakah isi kue pada setiap toples siswa akan mengikuti lomba gerak jalan peserta lomba dibagi ke dalam 5 kelompok berapa jumlah siswa di setiap kelompok 10. sekolah budaya akan mengadakan pariwisata jumlah seluruh murid adalah 90 siswa seluruh siswa akan dibagi ke dalam 3 bus berapakah jumlah siswa dalam tiap bus Kunci Jawaban = 0, bilangan 8 apabila dikurangi 1 ada 8 kali pengurangan. Jadi 8 : 1 = = 0, bilangan 6 apabila dikurangi 6 ada 1 kali pengurangan. Jadi 6 : 6 = = 0, bilangan 8 apabila dikurangi 4 ada 2 kali pengurangan. Jadi 8:4= =0, bilangan 11 apabila dikurangi 1 ada 11 kali pengurangan. Jadi, 11 : 1 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan, dan 2 balok satuan = 12. Jadi, 24 : 2 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan, dan 1 balok satuan =11.Jadi, 33:3= Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan dan 2 balok satuan = 12. Jadi, 36:3 = 12.

111 91 8. Pada setiap pion pembagi terdapat 1balok puluhan= 40. Jadi, 40:4 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan= 50. Jadi, 50:5 = Pada setiap pion pembagi terdapat 1 balok puluhan= 90. Jadi, 90:3 = 30. Pedoman Skor dan Penilaian : Setiap soal memiliki skor 1 b. Penilaian Sikap Indikator Teknik Penilaian Instrumen Nilai = Jumlah skor x 100 Total skor Menunjukan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Pengamatan Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Format Pengamatan Berilah tanda cek ( ) apabila sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa atau tanda (-) apabila tidak sesuai! Aspek yang dinilai Mengambil Menggunakan Membereskan Mengembalikan Total No Nama alat di tempat alat sesuai alat yang telah alat ke tempat Skor yang telah dengan digunakan semula disediakan prosedur dengan rapi

112 92 Pedoman skor : tanda ( ) bernilai 1, dan tanda (-) bernilai 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) 4 Siswa mampu memenuhi 4 aspek penilaian Siswa Baik (B) 3 mampu memenuhi 3 aspek penilaian Siswa Cukup (C) 2 mampu memenuhi 2 aspek penilaian Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa hanya mampu memenuhi 1 aspek penilaian c. Penilaian Keterampilan Indikator Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) berbentuk soal cerita Teknik Penilaian Penilaian diri Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Format Penilaian Diri Nama : Kelas/No. Absen : Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu! No Aspek Penilaian 1 Saya mampu mengerjakan 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita 2 Saya mampu mengerti cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita 3 Saya menggunakan alat peraga pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita 4 Saya mampu menjelaskan cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) dari soal cerita Keterangan : Jawaban ya = skor 1 jawaban tidak = skor 0 Ya Tidak

113 93 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) 4 Siswa mampu memenuhi 4 aspek penilaian Siswa Baik (B) 3 mampu memenuhi 3 aspek penilaian Siswa Cukup (C) 2 mampu memenuhi 2 aspek penilaian Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa hanya mampu memenuhi 1 aspek penilaian

114 94 Lampiran 3 RPP Pertemuan III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) MATEMATIKA Satuan Pendidikan Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu : SD Kanisius Kenalan : II/ I : 1 x pertemuan : 2x40 menit A. STANDAR KOMPETENSI 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka B. KOMPETENSI DASAR 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka C. INDIKATOR Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) D. TUJUAN Pengetahuan Siswa mampu melakukan minimal 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Sikap

115 Siswa mampu menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian selama pembelajaran berlangsung Keterampilan Siswa mampu menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) E. MATERI POKOK Operasi hitung pembagian dengan bilangan satu angka (dengan menukar) F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model : Pembelajaran Kelompok Metode : Montessori, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa serta melakukan absensi. Apersepsi: - Guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Motivasi: - Siswa diajak untuk menyanyikan lagu berjudul Mari Berhitung! dengan irama lagu Menanam Jagung. - Siswa menggali makna dari lagu yang telah dinyanyikan. Orientasi: - Guru menyampaikan materi dan tujuan Alokasi Waktu 8 menit

116 96 pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai siswa Inti Guru memperagakan penggunaan alat peraga pembagian (Eksplorasi) : - Siswa diajak guru untuk mengambil alat peraga. - Guru memberikan lembar kerja. - Guru mengambil kartu soal, misalnya 15 : 5. - Siswa menuliskan soal di lembar kerja. - Guru mengambil lima pion berwarna merah dan diletakkan ke lubang lingkaran papan pembagian. - Guru mengambil satu balok puluhan dan lima balok satuan. - Guru mengambil satu balok puluhan dan membagikannya pada masing-masing pion. Karena balok puluhan jumlahnya hanya satu dan tidak bisa dibagikan ke lima pion, guru menukarkan satu balok puluhan dengan sepuluh balok satuan. - Guru membagikan lima balok yang telah ditukarkan ke dalam lubang sampai batas pion pembagi. - Guru menuliskan 15-5 pada lembar kerja siswa. - Siswa diminta menghitung balok satuan yang tersisa dan menuliskan hasilnya pada lembar kerja - Siswa diminta meneruskan seperti yang telah dicontohkan oleh guru hingga balok satuan habis. - Guru menanyakan kepada siswa berapakah hasil 15 : 5. - Siswa menjawab dan guru mengecek jawaban siswa menggunakan kunci jawaban yang ada di balik kartu soal. Elaborasi : - Siswa secara berkelompok diberikan soal oleh guru 65 menit

117 97 - Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian. - Siswa mengungkapkan hasil kerja kelompok Konfirmasi : - Guru memberikan penguatan atas hasil kerja siswa. - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum jelas. Penutup - Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran. - Guru dan siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran. - Siswa mengembalikan alat ke tempat semula. - Guru menutup pembelajaran. 7 menit H. SUMBER DAN MEDIA Sumber : Anam, Fatkul, dkk Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mustaqim, Burhan, dkk Ayo Belajar Matematika 2: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Buchori, dkk Aku Senang Matematika: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Media : - Alat peraga pembagian berbasis Montessori, berupa papan pembagian, pion, serta balok-balok satuan,puluhan, ratusan dan ribuan.

118 98 I. PENILAIAN Ranah Indikator Jenis Penilaian Penilaian Teknik Pengetahuan Melakukan pembagian Tertulis bilangan dua angka dengan Tes bilangan satu angka (dengan menukar) Sikap Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam Non tes Pengamatan menggunakan alat peraga pembagian Keterampilan Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung Nontes Penilaian pembagian bilangan dua diri angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Instrumen Soal dan Kunci Jawaban Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas dan Rubrik Penilaian

119 99 LAMPIRAN RPP 1. Materi Pembelajaran Pembagian Bilangan Dua Angka dengan Bilangan Satu Angka (dengan menukar) Pembagian merupakan pengurangan secara berulang. Bilangan yang dikurangi untuk membagi adalah bilangan pembagi. Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) yaitu pembagian bilangan dua angka menggunakan alat peraga pembagian dengan adanya penukaran balok puluhan ke balok satuan, misalnya : c. 15: 5 = Siswa mengambil satu buah balok puluhan (10) dan lima buah balok satuan (1). Siswa harus menukarkan satu buah balok puluhan dengan sepuluh buah balok satuan agar dapat di bagikan ke dalam dua pion pembagi. Jadi, keseluruhan balok yang akan dibagikan oleh siswa menjadi lima belas buah balok satuan. d. 30 : 5 Siswa mengambil tiga buah balok puluhan (10). Masing-masing balok puluhan dibagikan ke dalam tiga pion hingga habis. Namun, sebelumnya siswa harus menukarkan tiga balok puluhan tersebut ke balok satuan, sehingga menjadi tiga puluh balok satuan agar dapat dibagi ke dalam pion pembagi. 2. Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Indikator Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Teknik Penilaian Tertulis Instrumen Soal dan Kunci Jawaban Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian

120 100 Latihan Soal kerjakan soal berikut ini dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian : 2 = : 8 = : 9 = : 8 = : 7 = : 3 = : 2 = : 6 = Kunci Jawaban = 0, bilangan 16 apabila dikurangi 2 ada 8 kali pengurangan. Jadi, 16 : 2 = = 0, bilangan 24 apabila dikurangi 8 ada 3 kali pengurangan. Jadi, 24 : 8 = = 0, bilangan 40 dikurangi 9 ada 5 kali pengurangan. Jadi, 36 : 9 = = 0, bilangan 32 apabila dikurangi 8 ada 4 kali pengurangan. Jadi 32 : 8 = = 0, bilangan 42 apabila dikurangi 7 ada 6 kali pengurangan. Jadi, 42 : 7 = = 0, bilangan 48 apabila dikurangi 3 ada 16 kali pengurangan = 0, bilangan 50 apabila dikurangi 2 ada 25 kali pengurangan. Jadi, 50 : 2 = = 0. bilangan 72 apabila dikurangi 6 ada 12 kali pengurangan. Jadi, 72 : 6 = 12.

121 101 Pedoman Skor dan Penilaian : Setiap soal memiliki skor 1 Nilai = Jumlah skor x 100 Total skor b. Penilaian Sikap Indikator Menunjukan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Teknik Penilaian Pengamatan Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Format Pengamatan Berilah tanda cek ( ) apabila sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa atau tanda (-) apabila tidak sesuai! Aspek yang dinilai Mengambil Menggunakan No Nama alat di tempat alat sesuai yang telah dengan disediakan prosedur Membereskan Mengembalikan alat ke Skor Total alat yang telah digunakan tempat semula dengan rapi Pedoman skor : tanda ( ) bernilai 1, dan tanda (-) bernilai 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) Baik (B) Cukup (C) Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu memenuhi 4 aspek memenuhi 3 memenuhi 2 penilaian aspek penilaian aspek penilaian Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa hanya mampu memenuhi 1 aspek penilaian

122 102 c. Penilaian Keterampilan Indikator Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Teknik Penilaian Penilaian diri Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Format Penilaian Diri Nama : Kelas/No. Absen : Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu! No Aspek Penilaian Ya Tidak 1 Saya mampu mengerjakan 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) 2 Saya mampu mengerti cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) 3 Saya menggunakan alat peraga pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) 4 Saya mampu menjelaskan cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Keterangan : Jawaban ya = skor 1 jawaban tidak = skor 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) Baik (B) Cukup (C) Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa hanya memenuhi 4 memenuhi 3 memenuhi 2 aspek mampu memenuhi aspek penilaian aspek penilaian penilaian 1 aspek penilaian

123 103 Lampiran 4 RPP Pertemuan IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) MATEMATIKA Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kenalan Kelas/ Semester : II/ I Pertemuan : 1 x pertemuan Alokasi Waktu : 2x40 menit A. STANDAR KOMPETENSI 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka B. KOMPETENSI DASAR 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka C. INDIKATOR Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) D. TUJUAN Pengetahuan Siswa mampu melakukan minimal 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita Sikap

124 Siswa mampu menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian selama pembelajaran berlangsung Keterampilan Siswa mampu menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) E. MATERI POKOK Operasi hitung pembagian dengan bilangan satu angka (dengan menukar). F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model : Pembelajaran Kelompok Metode : Montessori, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa serta melakukan absensi. Apersepsi: - Guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Motivasi: - Siswa diajak untuk bermain tepuk beat bersama-sama. Orientasi: - Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai siswa Inti Guru memperagakan penggunaan alat peraga pembagian Alokasi Waktu 8 menit

125 105 (Eksplorasi) : - Siswa diajak guru untuk mengambil alat peraga. - Guru memberikan lembar kerja. - Guru membacakan soal cerita - Siswa diajak untuk menyederhanakan soal cerita, misalnya menjadi 15 : 5. - Siswa mengambil kartu soal yang sesuai. - Siswa menuliskan soal di lembar kerja. - Guru mengambil lima pion berwarna merah dan diletakkan ke lubang lingkaran papan pembagian. - Guru mengambil satu balok puluhan dan lima balok satuan. - Guru mengambil satu balok puluhan dan membagikannya pada masing-masing pion. Karena balok puluhan jumlahnya hanya satu dan tidak bisa dibagikan ke lima pion, guru menukarkan satu balok puluhan dengan sepuluh balok satuan. - Guru membagikan lima balok yang telah ditukarkan ke dalam lubang sampai batas pion pembagi. - Guru menuliskan 15-5 pada lembar kerja siswa. - Siswa diminta menghitung balok satuan yang tersisa dan menuliskan hasilnya pada lembar kerja - Siswa diminta meneruskan seperti yang telah dicontohkan oleh guru hingga balok satuan habis. - Guru menanyakan kepada siswa berapakah hasil 15:5. - Siswa menjawab dan guru mengecek jawaban siswa menggunakan kunci jawaban yang ada di balik kartu soal. Elaborasi : - Siswa secara berkelompok diberikan soal oleh guru - Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru dalam 65 menit

126 106 kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian. - Siswa mengungkapkan hasil kerja kelompok Konfirmasi : - Guru memberikan penguatan atas hasil kerja siswa. - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum jelas. Penutup - Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran. - Guru dan siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran. - Siswa mengembalikan alat ke tempat semula. - Guru menutup pembelajaran. 9 menit H. SUMBER DAN MEDIA Sumber : Anam, Fatkul, dkk Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mustaqim, Burhan, dkk Ayo Belajar Matematika 2: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Buchori, dkk Aku Senang Matematika: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Media : Alat peraga pembagian berbasis Montessori, berupa papan pembagian, pion, serta balok-balok satuan,puluhan, ratusan dan ribuan.

127 107 I. PENILAIAN Ranah Indikator Penilaian Pengetahuan Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita Sikap Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Keterampilan Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) Jenis Penilaian Tes Non tes Nontes Teknik Instrumen Soal dan Tertulis Kunci Jawaban Pengama- Tugas tan dan Rubrik Penilaian Tugas Penilaian dan diri Rubrik Penilaian

128 108 LAMPIRAN RPP 1. Materi Pembelajaran Pembagian Bilangan Dua Angka dengan Bilangan Satu Angka (dengan menukar) Pembagian merupakan pengurangan secara berulang. Bilangan yang dikurangi untuk membagi adalah bilangan pembagi. Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) yaitu pembagian bilangan dua angka menggunakan alat peraga pembagian dengan adanya penukaran balok puluhan ke balok satuan, misalnya : a. Suatu hari Nanda membeli 15 ekor ayam, Nanda ingin memberikan ayamnya kepada 5 temannya. Berapa ayam yang diterima masingmasing teman Nanda? Siswa mengambil satu buah balok puluhan (10) dan lima buah balok satuan (1). Siswa harus menukarkan satu buah balok puluhan dengan sepuluh buah balok satuan agar dapat di bagikan ke dalam dua pion pembagi. Jadi, keseluruhan balok yang akan dibagikan oleh siswa menjadi lima belas buah balok satuan. b. Tika menjual 30 buah pensil, ia menjualnya kepada 10 orang sama rata. Berapakah pensil yang dibeli oleh masing-masing orang? Siswa mengambil tiga buah balok puluhan (10). Masing-masing balok puluhan dibagikan ke dalam tiga pion hingga habis. Namun, sebelumnya siswa harus menukarkan tiga balok puluhan tersebut ke balok satuan, sehingga menjadi tiga puluh balok satuan agar dapat dibagi ke dalam pion pembagi. 2. Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Indikator Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita

129 109 Teknik Penilaian Tertulis Instrumen Soal dan Kunci Jawaban Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian Latihan Soal kerjakan soal berikut ini dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pembagian 1. niki mempunyai 16 buah permen permennya ia bagikan kepada 8 orang temannya berapakah permen yang didapatkan oleh masing-masing temannya 2. nenek memiliki 18 manggis seluruh manggis itu dibagikan kepada 9 orang cucunya setiap anak mendapat bagian yang sama berapa banyak manggis yang diterima setiap anak 3. ada 24 siswa mengikuti lomba cerdas cermat cerdas tangkas adalah lomba beregu setiap regu terdiri dari 3 siswa berapa regu yang mengikuti lomba cerdas cermat 4. elsa ingin membagikan 34 buah mainannya ia akan memberikan mainannya kepada kedua adiknya berapa buah mainan yang diterima oleh tiap adiknya 5. endro memiliki 35 kelereng kelereng itu akan ia bagikan kepada 5 anak setiap anak mendapat kelereng yang sama berapa banyak kelereng yang diterima setiap anak 6. jumlah siswa kelas dua ada 45 orang. akan dibentuk kelompok kerja setiap 9 orang membentuk 1 kelompok kerja berapa kelompok yang terbentuk 7. marbun dan abid memetik 48 buah mangga mangga-mangga itu dimasukkan ke dalam 8 keranjang tiap keranjang berisi buah mangga yang sama banyak berapa banyaknya buah mangga dalam setiap keranjang 8. nana membeli 56 ekor kelinci kelinci tersebut akan ditempatkan ke dalam 4 kandang berapa kelinci yang terdapat dalam masing-masing kandang Kunci Jawaban

130 = 0, bilangan 16 apabila dikurangi 8 ada 2 kali pengurangan. Jadi 16 : 8 = = 0, bilangan 18 apabila dikurangi 9 ada 2 kali pengurangan. Jadi 18 : 9 = = 0, bilangan 24 apabila dikurangi 4 ada 6 kali pengurangan. Jadi 24 : 4 = = 0, bilangan 34 apabila dikurangi 2 ada 17 kali pengurangan. Jadi 34 : 2 = = 0, bilangan 35 apabila dikurangi 5 ada 7 kali pengurangan. Jadi 35 : 5 = = 0, bilangan 45 apabila dikurangi 9 ada 5 kali pengurangan. Jadi, 45 : 9 = = 0, bilangan 48 apabila dikurangi 8 ada 6 kali pengurangan. Jadi, 48 : 8 = = 0, bilangan 56 apabila dikurangi 4 ada 14 kali pengurangan. Jadi 56 : 4 = 14. Pedoman Skor dan Penilaian : Setiap soal memiliki skor 1 Nilai = Jumlah skor x 100 Total skor b. Penilaian Sikap Indikator Menunjukan sikap bertanggungjawab dalam menggunakan alat peraga pembagian Teknik Penilaian Pengamatan Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian

131 111 Format Pengamatan Berilah tanda cek ( ) apabila sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa atau tanda (-) apabila tidak sesuai! Aspek yang dinilai Mengambil Menggunakan Membereskan Mengembalikan Total No Nama alat di alat sesuai alat yang telah alat ke tempat Skor tempat yang dengan digunakan semula telah prosedur dengan rapi disediakan Pedoman skor : tanda ( ) bernilai 1, dan tanda (-) bernilai 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) Baik (B) Cukup (C) Perlu Bimbingan (D) Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa hanya mampu memenuhi 4 memenuhi 3 memenuhi 2 memenuhi 1 aspek aspek penilaian aspek penilaian aspek penilaian penilaian c. Penilaian Keterampilan Indikator Menggunakan alat peraga pembagian berbasis Montessori dalam menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita Teknik Penilaian Penilaian diri Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian Tugas : menjawab soal dengan menggunakan alat peraga pembagian

132 112 Format Penilaian Diri Nama : Kelas/No. Absen : Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu! No Aspek Penilaian Ya Tidak 1 Saya mampu mengerjakan 6 soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita 2 Saya mampu mengerti cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita 3 Saya menggunakan alat peraga pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita 4 Saya mampu menjelaskan cara mengerjakan soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (dengan menukar) dari soal cerita Keterangan : Jawaban ya = skor 1 jawaban tidak = skor 0 Kriteria Penilaian : Baik Sekali (A) 4 Baik (B) 3 Cukup (C) 2 Perlu Bimbingan (D) 1 Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa hanya memenuhi 4 memenuhi 3 memenuhi 2 mampu memenuhi aspek penilaian aspek penilaian aspek penilaian 1 aspek penilaian

133 113 Lampiran 5 LKS Pertemuan 1 Mata Pelajaran : Matematika Materi : Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) nama :... kelas : II (dua) ayo bernyanyi anak ayam berkotek tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek anak ayam turunlah lima mati satu tinggalah empat anak ayam turunlah empat mati satu tinggalah tiga tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek anak ayam turunlah tiga mati satu tinggalah dua anak ayam turunlah dua mati satu tinggalah satu tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek anak ayam turunlah satu mati satu habislah sudah

134 114 ayo amati dan cobalah amatilah cara membagi bilangan dua angka di depan kelas cobalah berhitung dengan cara yang sama ayo kerjakan kerjakanlah soal-soal di bawah ini dalam kelompok menggunakan alat peraga pembagian 1. 5 : 5 = 2. 7 : 1 = 3. 6 : 2 = 4. 9 : 3 = : 2 = : 3 = : : 2 = : 4 = : 8 =

135 115 lembar jawaban

136 116 lembar jawaban bertanyalah pada guru kalau kamu kesulitan tetap semangat ya

137 117 Lampiran 6 LKS Pertemuan II Mata Pelajaran : Matematika Materi : Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (tanpa menukar) Berbentuk Soal cerita ayo bermain dan bernyanyi nama :... kelas : II (dua) everybody beat one beat two beat three tepuk beat ayo amati dan cobalah amatilah cara membagi bilangan dua angka di depan kelas cobalah berhitung dengan cara yang sama

138 118 ayo kerjakan kerjakanlah soal-soal di bawah ini dalam kelompok menggunakan alat peraga pembagian 1. fika membeli 8 tangkai bunga untuk menghias ruangan bunga-bunga tersebut akan ia masukkan pada sebuah vas bunga berapa banyak bunga dalam vas 2. pak budi mempunyai 6 burung dan 6 sangkar setiap burung akan dimasukkan dalam sangkar berapa jumlah burung dalam setiap sangkar 3. rahmat membeli 11 buah mobil mainan rahmat memberikan semua mobil mainan itu kepada seorang temannya berapakah mobil yang diterima teman rahmat 4. bu sinta membeli 8 buah apel di toko buah apel-apel itu ia berikan kepada 4 orang anaknya setiap anak menerima sama banyak berapa banyak apel yang diterima setiap anak 5. pak roni mempunyai 24 ekor ayam ia membuat 2 buah kandang untuk ayam di belakang rumahnya berapa banyak ayam dalam setiap kandang 6. ibu ani membuat sebanyak 33 kue kue akan dikemas menjadi 3 bungkus setiap kemasan berisi sama banyak berapa banyak kue dalam setiap kemasan 7. wina mempunyai 36 buah permen wina ingin membagikan permennya kepada 3 orang temannya berapakah permen yang diterima oleh tiap orang 8. rika membuat 40 buah kue rika akan membaginya ke dalam 4 toples

139 119 berapakah isi kue pada setiap toples siswa akan mengikuti lomba gerak jalan peserta lomba dibagi ke dalam 5 kelompok berapa jumlah siswa di setiap kelompok 10. sekolah budaya akan mengadakan pariwisata jumlah seluruh murid adalah 90 siswa seluruh siswa akan dibagi ke dalam 3 bus berapakah jumlah siswa dalam tiap bus lembar jawaban

140 120 lembar jawaban bertanyalah pada guru kalau kamu kesulitan tetap semangat ya

141 121 Lampiran 7 LKS Pertemuan III Mata Pelajaran : Matematika Materi : Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (DENGAN menukar) nama :... kelas : II (dua) ayo bernyanyi mari berhitung (irama lagu menanam jagung) mari kawan kita belajar belajar bersama tentang pembagian ambil bukumu siapkan pensilmu berhitung itu menyenangkan mari mari kita berhitung mari berhitung bersama sama ayo amati dan cobalah amatilah cara membagi bilangan dua angka di depan kelas cobalah berhitung dengan cara yang sama

142 122 ayo kerjakan kerjakanlah soal-soal di bawah ini dalam kelompok menggunakan alat peraga pembagian : 2 = : 8 = : 9 = : 8 = : 7 = : 3 = : 2 = : 6 = lembar jawaban

143 123 lembar jawaban janganlah malu untuk bertanya apabila kamu kesulitan semangat

144 124 Lampiran 8 LKS Pertemuan IV Mata Pelajaran : Matematika Materi : Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka (DENGAN menukar) dari soal nama :... kelas : II (dua) ayo bernyanyi everybody beat one beat two beat three tepuk beat ayo amati dan cobalah amatilah cara membagi bilangan dua angka di depan kelas cobalah berhitung dengan cara yang sama

145 125 ayo kerjakan kerjakanlah soal-soal di bawah ini dalam kelompok menggunakan alat peraga pembagian 1. niki mempunyai 16 buah permen permennya ia bagikan kepada 8 orang temannya berapakah permen yang didapatkan oleh masing-masing temannya 2. nenek memiliki 18 manggis seluruh manggis itu dibagikan kepada 9 orang cucunya setiap anak mendapat bagian yang sama berapa banyak manggis yang diterima setiap anak 3. ada 24 siswa mengikuti lomba cerdas cermat cerdas tangkas adalah lomba beregu setiap regu terdiri dari 3 siswa berapa regu yang mengikuti lomba cerdas cermat 4. elsa ingin membagikan 34 buah mainannya ia akan memberikan mainannya kepada kedua adiknya berapa buah mainan yang diterima oleh tiap adiknya 5. endro memiliki 35 kelereng kelereng itu akan ia bagikan kepada 5 anak setiap anak mendapat kelereng yang sama berapa banyak kelereng yang diterima setiap anak 6. jumlah siswa kelas dua ada 45 orang. akan dibentuk kelompok kerja setiap 9 orang membentuk 1 kelompok kerja berapa kelompok yang terbentuk 7. marbun dan abid memetik 48 buah mangga mangga-mangga itu dimasukkan ke dalam 8 keranjang tiap keranjang berisi buah mangga yang sama banyak berapa banyaknya buah mangga dalam setiap keranjang 8. nana membeli 56 ekor kelinci kelinci tersebut akan ditempatkan ke dalam 4 kandang berapa kelinci yang terdapat dalam masing-masing kandang

146 126 lembar jawaban

147 127 lembar jawaban janganlah malu untuk bertanya apabila kamu kesulitan semangat

148 128 Lampiran 9 Soal Tes SOAL TES Kerjakan soal pembagian di bawah ini! : 4 = : 2 = : 7 = : 9 = : 8 = 6. fika membeli 9 tangkai bunga untuk menghias ruangan bunga-bunga tersebut akan ia masukkan pada sebuah vas bunga di ruang tamu berapa banyak bunga dalam vas 7. pak budi mempunyai 7 burung dan 7 sangkar setiap burung akan dimasukkan dalam sangkar berapa jumlah burung dalam setiap sangkar

149 nenek memiliki 15 manggis seluruh manggis itu dibagikan kepada 3 orang cucunya setiap anak mendapat bagian yang sama berapa banyak manggis yang diterima setiap anak 9. endro memiliki 45 kelereng kelereng itu akan ia bagikan kepada 5 anak setiap anak mendapat kelereng yang sama berapa banyak kelereng yang diterima setiap anak 10. ada 28 siswa mengikuti lomba cerdas cermat cerdas tangkas adalah lomba beregu setiap regu terdiri dari 4 siswa berapa regu yang mengikuti lomba cerdas cermat Pedoman Skor dan Penilaian : Setiap soal memiliki skor 2 Nilai = Jumlah skor x 100 Total skor Skor =

150 130 Lampiran 10 Angket Siswa ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD KANISIUS KENALAN A. Identitas Siswa Nama : No. Presensi : Hari, tanggal : Peneliti : Anastasia Putranti Sidharta B. Aturan menjawab angket: 1. Pada angket ini terdapat 20 pernyataan. Pilihlah jawaban yang benarbenar sesuai dengan kenyataan dan pilihanmu. 2. Jangan terpengaruh oleh jawaban dari teman lain. 3. Berilah tanda check ( ) pada pilihan jawabanmu. Setiap pilihan jawaban memiliki skor sesuai dengan keterangan. C. Keterangan pilihan jawaban 5 = SS = Sangat Setuju 4 = S = Setuju 3 = R = Tidak Berpendapat (Ragu-ragu) 2 = TS = Tidak Setuju 1 = STS = Sangat Tidak Setuju D. Angket Motivasi Belajar Siswa No Pernyataan. Hasrat dan keinginan berhasil 1 Saya rajin mengikuti pelajaran di kelas Pilihan Jawaban SS S R TS STS

151 131 2 Saya bertanya kepada guru ataupun teman saat saya kurang mengerti 3 Saya terus berusaha mencari jawaban dari soal apabila jawabannya belum bisa saya temukan 4 Saya berusaha mencari jawaban dengan cepat ketika guru melakukan tanya jawab 5 Saya malas membawa buku matematika Dorongan dalam belajar 6 Saya sering bertanya di kelas 7 Saya sering membaca buku agar lebih paham materi 8 Saya sering mengerjakan latihan soal dengan keinginan saya sendiri 9 Saya memperhatikan guru ketika menerangkan di kelas 10 Saya mengeluh ketika mengerjakan tugas matematika Kegiatan yang menarik dalam belajar 11 Saya senang mengikuti pelajaran matematika 12 Saya mengerjakan soal dengan teliti 13 Saya senang saat menemukan jawaban dari soal-soal matematika 14 Saya sering menanggapi jawaban atau pendapat teman di kelas 15 Saya bosan mengerjakan tugas matematika Lingkungan belajar yang kondusif 16 Saya dapat berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran 17 Saya membantu teman yang kesulitan dalam memahami dan mengerjakan tugas 18 Saya mendengarkan ketika teman mengungkapkan

152 132 pendapat di kelas 19 Saya mengikuti pembelajaran dengan tertib 20 Saya mengganggu teman lain ketika sedang belajar Total Skor Per Pilihan Jawaban Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Pedoman Penilaian : Skor akhir motivasi belajar siswa = Keterangan klasifikasi penilaian motivasi belajar siswa: Skor Akhir Klasifikasi > 4,20-5,00 Sangat Baik > 3,40-4,20 Baik > 2,60-3,40 Cukup > 1,80-2,60 Kurang > 1,00-1,80 Sangat Kurang Skor akhir motivasi belajar siswa :

153 133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 11 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II SD KANISIUS KENALAN Nama Pengamat : Tanggal, hari : Pukul : Berilah tanda ( ) apabila deskripsi sesuai dengan keadaan pada saat pembelajaran atau tanda (-) apabila deskripsi tidak sesuai dengan keadaan pada saat pembelajaran pada kolom tanda! No Indikator Deskripsi Tanda Keterangan 1 Adanya hasrat dan keinginan a. Siswa mengerjakan soal dengan berhasil dalam melakukan sungguh-sungguh aktivitas belajar b. Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan saat mengerjakan soal maupun saat pembelajaran berlangsung

154 134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Adanya dorongan dalam belajar 3 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 4 Adanya lingkungan belajar yang kondusif c. Siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran a. Siswa terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran b. Siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas c. Siswa tidak mengeluh dalam mengerjakan tugas a. Siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran b. Siswa berperan serta aktif dalam kegiatan kerjasama kelompok c. Siswa dengan senang membantu teman lain yang kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal a. Siswa tidak mengganggu teman lain ketika mengikuti pembelajaran

155 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Siswa tidak gaduh ketika mengikuti pembelajaran c. Siswa mendengarkan ketika teman yang lainnya mengungkapkan pendapat di kelas

156 136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pedoman Penilaian : Tanda ( ) = nampak = 1 Tanda (-) = tidak nampak = 0 Nilai motivasi belajar siswa = Nilai motivasi belajar siswa : Nilai Keterangan 0-20 Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi

157 137 Lampiran 12 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Dosen

158 138

159 139

160 140

161 141

162 142 Lampiran 13 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Kepala Sekolah

163 143

164 144

165 145

166 146

167 147 Lampiran 14 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Guru

168 148

169 149

170 150

171 151

172 152 Lampiran 15 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pengumpulan Data oleh Dosen I

173 153

174 154

175 155

176 156

177 157 Lampiran 16 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pengumpulan Data oleh Dosen II

178 158

179 159

180 160

181 161

182 162 Lampiran 17 Hasil Kerja Siswa Pertemuan I

183 163

184 164

185 165 Lampiran 18 Hasil Kerja Siswa Pertemuan II

186 166

187 167

188 168 Lampiran 19 Hasil Kerja Siswa Pertemuan III

189 169

190 170 Lampiran 20 Hasil Kerja Siswa Pertemuan IV

191 171

192 172

193 173 Lampiran 21 Angket Siswa yang telah diisi Siswa

194 174

195 175

196 176

197 177

198 178

199 179 Lampiran 22 Soal Tes yang telah dikerjakan Siswa

200 180

201 181

202 182

203 183 Lampiran 23 Lembar Observasi Pertemuan I

204 184

205 185

206 186 Lampiran 24 Lembar Observasi Pertemuan II

207 187

208 188

209 189 Lampiran 25 Lembar Observasi Pertemuan III

210 190

211 191

212 192 Lampiran 26 Lembar Observasi Pertemuan IV

213 193

214 194

215 195 Lampiran 27 Transkrip Video Pertemuan I TRANSKRIP VIDEO PERTEMUAN I Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016 Keterangan : G = Guru S = Siswa S n = Siswa ke-n : 1, 2, 3,..., 10 SS = Semua siswa BS = Beberapa siswa 1. G = Selamat Pagi! 2. SS = Selamat Pagi! 3. G = Semangat sekali, Ibu mau tanya tadi sudah sarapan? 4. SS = Sudah. 5. G = Sarapan dengan apa? 6. S 1 = Sayur dan Bakso. 7. S 2 = Tahu. 8. S 3 = Ngapusi, ngapusi. 9. G = Sebelum kita belajar bu guru akan membagikan LKS dulu, setiap orang mendapat satu. 10. S 4 = Ini buat apa? 11. G = Buat kalian nulis. 12. S5 = Saya, saya, saya 13. G = Sabar. 14. ( Guru membagikan seluruh LKS kepada siswa) 15. G = Ssstt. Bu guru mau tanya, Kamis yang lalu kalian belajar apa? Masih ingat tidak? 16. S 6 = Perkalian 17. G = Iya perkalian. Sekarang kita mau bernyanyi dulu. Ibu mau mendengar kalian bernyanyi lagu Anak Kelas II. Ayo semuanya berdiri dulu, ayo semua berdiri. 18. (Seluruh siswa berdiri dan bersiap untuk bernyanyi) 19. G = Siap untuk bernyanyi? Kita mulai ya 1, 2, 3! 20. (Seluruh siswa bernyanyi lagu Anak Kelas II bersama-sama) 21. G = Ya bagus, sekarang kita nyanyi lagi bersama-sama lagu Tek-Kotek- Kotek. Judul lagunya apa anak-anak? 22. S 7 = Tek Kotek-kotek. 23. G = Apakah semuanya sudah bisa? 24. S 1 = Bisa. 25. G = Siap? 1, 2, (Seluruh siswa menyanyikan lagu Tek Kotek-kotek bersama-sama) 27. G = Mati satu? 28. S 8 = Habislah sudah. 29. G = Habislah sudah. Tadi ayamnya awalnya ada berapa? 30. SS = Lima. 31. G = Awalnya 5, terus mati berapa? (Guru menuliskan angka 5 di papan tulis) 32. BS = Satu. 33. G = Jadi tinggal berapa? (Guru menuliskan -1 disamping kanan 5) 34. SS = Empat.

216 G = Iya tinggal empat (Guru memberi tanda di bawah angka 5-1 bahwa hasilnya 4), terus mati lagi tidak? 36. BS = Iya, mati satu. 37. G = Iya, berarti tinggal? (Guru menuliskan kembali -1). 38. SS = Tiga. 39. G = Ya (Guru menuliskan 3 dibawah -1). Lalu mati berapa lagi ya? Tinggal berapa? 40. BS = Satu, tinggal dua. 41. G = Ya (Guru menuliskan lagi -1 dan menuliskan angka 2 di bawahnya). Mati lagi berapa? 42. SS = Satu, jadi tinggal satu. 43. G = Iya tinggal 1 (Guru menuliskan -1 dan angka 1 di bawahnya). Mati lagi tidak? 44. SS = Mati lagi satu. 45. G = Jadi sekarang ayamnya tinggal berapa? (Guru menuliskan -1 lagi). 46. SS = Habis. 47. G = Habis? Iya ayamnya habis. (Guru menuliskan 0). 48. S 3 = Kasihan. 49. SS = Kasihan. 50. G = Nah, sekarang kita akan belajar pembagian menggunakan alat ini. 51. G = Sekarang masing masing kan sudah duduk di kelompok. Alatnya diambil bersama yuk. 52. (Siswa mengambil alat yang sudah disediakan di depan kelas, lalu kembali duduk di tempatnya masing-masing). 53. G = Ya, kalo sudah di ambil semua alatnya di buka. Kita akan belajar menggunakan alat peraga papan pembagian. 54. (Siswa membuka alat dan melihat-lihat alat peraga) 55. G = Sekarang perhatikan bu guru dulu ya, bu guru akan memberi contoh. Misalnya 8 : 2 (Guru menuliskannya di papan tulis). Nah kan di sini ada 8 dibagi G = Sekarang kalian lihat di kotak kalian itu ada pion yang berwarna merah, pion itu adalah pembagi (Guru melingkari angka 2). Jadi kalian ambil berapa pion? 57. BS = Dua. 58. G = Ya dua, sekarang kalian ambil dua pion. Ditaruh di lubang ke dua dan ke empat. Dikasih jarak satu per-pionnya (Guru memberikan contoh dengan berkeliling). Ya, jarak satu benar! (Guru melihat hasil kerja siswa) 59. G = Lalu, kalian mengambil delapan balok berwarna biru yang ada angka Nah, kalo itu 8 berarti satunya ada berapa? 60. S 4 = Satunya ada delapan. 61. G = Iya, satunya ada delapan. Semuanya ambil satunya ada delapan. Setelah itu, kalian tulis dulu di kertas 8 : (Guru menggambar dua pion di papan dan delapan kotak bertuliskan 1). 63. S 7 = Kertas mana bu? Kertas ini? 64. G = Ya, di kertas itu di tulis. Lalu, nanti kita membagi bersama. Apakah sudah siap? 65. S3 = Dimana tho bu? (S 3 maju ke depan membawa LKS). 66. G = Di sini (Guru menunjukkan lembar jawaban untuk menulis). 67. S 3 = Sebentar bu (S 3 menulis di kertas). 68. G = Yo, ditunggu. 69. S3 = Sudah. 70. G = Sudah? (Guru bertanya ke seluruh siswa).

217 SS = Sudah. 72. G = Yuk, semuanya lihat ke sini. Sekarang kita coba bagi delapannya ke dua. Kita taruh satu balok ke sini. (Guru memindahkan gambar satu kotak ke bawah gambar pion). 73. G = Ini yang balok biru kita bagi ke dua pion. 74. (Guru berkeliling menunjukkan secara langsung cara membagi balok pada pion). 75. S 7 = Gimana tho bu? 76. G = Ini lho seperti ini lho (Guru menunjukkan cara menggunakan alat). 77. S 7 = Oh yang ini. 78. S 3 = Bu ini dikek ke sini? (S 3 menaruh balok biru ke bawah pion semuanya) 79. G = Oh ini, ditaruh satu dulu ya bukan semuanya di taruh. (Guru membetulkan). 80. G = Nah, kan kita punya delapan balok, tadi sudah satu balok ditaruh lalu kita bagi lagi satu balok kita taruh di pion sampingnya. Sudah? 81. SS = Sudah. 82. G = Kalau sudah di hitung sisanya ada berapa? Kan tadi ada 8 balok sudah di taruh dua, nah sisanya tinggal berapa? (Guru menuliskan 8:2 = 8-2) 83. S 3 = Lima. 84. G = Lima? Yakin? Yang lain sisanya ada berapa? Coba dihitung. 85. BS = Enam. 86. G = Ya, enam (Guru menuliskan angka enam di bawah antara 8-2). 87. G = Nah sisanya kita bagikan lagi seperti tadi. Di taruh di bawahnya pion ya. Yuk, dicoba. Nanti kita bagi sampai habis. Sudah dibagi lagi? 88. S 4 = Bu, gini bu? 89. G = Ya, pintar (Guru berkeliling kelas mendatangi siswa dalam kelompok). 90. G =Ya, sekarang sisanya tinggal berapa? (Guru bertanya kepada seluruh siswa). 91. S 4 = Empat. 92. G = Sisanya tinggal 4 (Guru melanjutkan menulis di papan tulis -2 lagi dan angka 4 di bawahnya). Masih ada lagi kan? Belum habis? 93. BS = Belum 94. G = Nah, kita bagi lagi ke dua pion. Seperti yang tadi. 95. S1 = Gini tho bu? 96. G = He eh kayak tadi. Sekarang sisanya tinggal berapa? 97. S 4 = Dua 98. G = Dua, masih ada belum habiskan? (Guru menuliskan -2 dan angka 2 di bawahnya). 99. SS = Belum 100. G = Kalau belum habis, sekarang kita bagi lagi ke dua pion. Masih seperti yang tadi S 6 = Sudah habis. Sudah G = Sudah habis. (Guru menuliskan -2 dan angka 0 dibawahnya) G = Sekarang coba kita lihat di papan tulis ada berapa kali pengurangan? 1, 2, 3, 4 (Guru menghitung bersama siswa) G = Ya, untuk lebih jelasnya sekarang kalian lihat di bawah masing-masing pion ada berapa balok? 105. SS = Empat G = Iya ada empat S 5 = Oh yes! wis genah genah G = Sudah mengerti caranya?

218 BS = Sudah S 7 = Ini gimana bu? 111. G = (Guru mendekati kelompok S 7 ) Ini coba kita hitung setiap pionnya punya berapa balok. 1, 2, 3, 4 (Guru menghitung bersama kelompok S 7 ).Jadi, jawabannya? 112. S 7 = Empat G = Sudah mengerti? S 6 sudah? S 7 sudah? S 1 sudah? S 8 sudah mengerti? S 2 sudah mengerti belum? (Siswa menjawab dengan mengangguk) G = Nah, karena kalian sudah mengerti, coba sekarang di buka LKSnya. Di situ kan ada soal S 9 = Ini bu? 116. G = Iya. Soalnya dibuka. Nah, soalnya di jawab. Caranya jawabnya seperti itu, pengurangannya di tulis (Guru menunjuk papan tulis). Kalau misal ada kesulitan boleh bertanya sama ibu. Menghitungnya dengan menggunakan alat papan pembagian ya S 5 = Pakai pensil? 118. G = Ya boleh S 4 = Jawabnya di mana bu? 120. G = Ini lho, di sini kan ada lembar jawaban, kalian jawabnya nanti di situ ya. (Guru menunjukkan lembar jawaban kepada siswa) S 6 = Oo iki ditulis nang mburi G = Ya, ditulis di belakang sini (Seluruh siswa mengerjakan soal, beberapa siswa terkadang mengobrol) S 4 = Bu, ini ditaruh sini kan? (S 4 menunjukkan balok yang ia bagi ke dalam pion) G = Iya benar. Ayo, S 2, S 10 berhitung bersama teman yang lain ( S 2 dan S 10 tidak ikut berhitung menggunakan alat. Guru berkeliling melihat kinerja siswa) S 7 = Bu, ini gimana? Aku bingung bu G = Ya, sebentar ibu terangkan lagi ya. (Guru menerangkan kembali cara membagi menggunakan papan pembagian). Lihat nomor 1, berapa soalnya? 129. S 4 = 5 : G = Iya 5 : 5. sekarang kita coba bersama menghitungnya. Kalian harus mengambil lima satuan. Lima satuan gimana lima satuan? Coba di ambil yang lima satuan. Sudah? 131. S 6 = Bu, sudah. Lima S 4 = Bu, gini? (S 4 menunjukkan papan pembagian) G = Ini belum dibagi dulu ya, tadi kan kita baru ambil lima satuan. Coba dikeluarkan dulu dari papan G = Lalu kita sekarang ambil berapa pion pembagi? 135. S 7 = Lima pion G = Ya, sekarang kita ambil lima pion. Pionnya ditaruh di papan. Jangan lupa dikasih jarak satu. Dijaraki dijaraki S 3 = Gini tho bu? 138. G = Iya pintar, dikasih jarak. Berarti kita punya lima satuan dibagi ke lima pion. Yuk, sekarang lima balok itu kita bagikan ke lima pion setiap pion dikasih satu (Siswa membagi balok ke dalam pion, guru berkeliling) G = Dibage ke kayak tadi lho, ya benar. Nah, tadi birunya sudah habis belum? 141. S 1 = Sudah G = Nah tadi kalian punya lima (Guru menuliskan 5 di papan tulis). Lalu, kalian bagikan ke dalam lima pion (Guru menuliskan -5). Lima di kurang lima

219 199 hasilnya Nol. Pengurangannya ada satu kali. Seperti balok kalian tadi jadinya sudah habis (Guru menuliskan = 0) G = Coba lihat di papan kalian, setiap pion mendapatkan berapa? 144. S 6 = Satu G = Ya lima balok dibagi ke dalam lima pion, setiap pionnya akan mendapatkan satu. Berarti 5 dibagi 5, jawabannya adalah? 146. S 1 = Satu G = Satu, karena setiap pion Cuma punya satu. Nah seperti itu ya caranya, sudah lebih mengerti? 148. S 3 = Sudah S 5 = Bu berarti caranya lima dikurangi lima ya? 150. G = Iya, lima dikurangi lima sama dengan nol, nah pengurangannya ada satu kali. Berarti jawabannya satu seperti yang kamu hitung di papan setiap pionnya mendapat satu (Siswa menulis jawaban di LKS) G = Sekarang, soal nomor dua berapa? 7 : S 1 = Sudah tahu bu, ambil tujuh warna biru G = Ya, berarti kita ambil tujuh warna biru. Kalau pionnya ada berapa? Ya, Satu (Siswa mengambil balok biru dan pion. Beberapa siswa mengobrol) G = Nah anak-anak, coba sekarang perhatikan ke sini dulu. Sekarang kita belajar pelan-pelan. Kita tulis 7 : 1 dulu di kertas kalian. Sudah? Sudah ditulis? 7 di bagi 1 sudah di tulis? (Guru menuliskan 7:1 di papan tulis) SS = Sudah G = Nah, kita kan punya tujuh satuan dan satu pion pembagi. Yang tujuh ini balok satuan yang satu ini adalah pion. Sekarang kita bagi, tujuh satuan ini ke satu pion, satu-satu. Ayo, kita bagi satu balok ke satu pion, berarti tujuh dikurangi satu (Guru menuliskan 7-1 dan berkeliling ke kelompok untuk mengarahkan) G = Sisanya ada berapa? 161. SS = Enam G = Enam (Guru menuliskan angka 6 dibawah 7-1). Yuk sekarang enamnya di bagi lagi ke dalam satu pion. Berarti dikurangi? 163. S 6 = Satu G = Satu (Guru menuliskan-1 di sebelah 7-1). Sisanya ada? 165. S 4 = Lima G = Lima (Guru menuliskan 5 dibawah antara -1dan -1). Kita bagi lagi yuk ke satu pion (Guru menuliskan -1). Pengurangannya ditulis ya. Setiap kita membagi ke satu pion berarti dikurang 1. Sisanya berapa? 167. S 5 = Empat G = Empat. Empat dikurangi lagi satu (Guru menuliskan -1). Sisanya berapa di situ? Ayo ini dibagi (Guru mengajak kelompok S 4 ) 169. (S1, S6 dan S10 menghampiri guru untuk meminta izin ke toilet) S 3 = Bu, ini begini? 171. G = Ya. Ini dibagi satu. Setiap di bagi satu sisanya di hitung. Yuk, diterusin S 4 = Bu, ini begini? 173. G = Ya, ini di bagi satu-satu gini ya. Oh ternyata masih ada sisa, masih ada berapa? 174. S 4 = Enam G = Karena masih ada enam sekarang kita bagi lagi ke satu pion. Sisanya? 176. S 4 = Sisanya lima bu G = Ya, sudah mengertikan? Sekarang coba dilanjutkan sampai habis.

220 (Guru berkeliling melihat kinerja siswa dalam kelompok) S 3 = (S 3 mendatangi guru dan menunjukkan jawabannya, guru melihat dan mengangguk). Hore, aku betul, aku betul S 9 = Bu ini gimana? 181. G = (Guru mendatangi kelompok S 9 ) Nomor tiga? Sekarang, kamu ambil berapa satuan? 182. S 5 = Enam G = Ya, 6 satuan. Setelah itu kita ambil pion pembaginya. Pion pembaginya berapa? 184. S 9 = Dua G = Ya dua. Sekarang, kalian coba bagikan 6 satuan ini ke dua pion. Ya selanjutnya kalian tulis dulu 6:2 = 6 di kurang? Tadi dibagi ke berapa pion? 186. S 7 = Dua G = Iya, berarti enam dikurangi dua. Sisanya ada? 188. S 7 = Empat G = Kan masih ada empat, sekarang dibagi lagi sampai habis. Coba di bagi. Ya, berarti dikurangi berapa lagi? 190. S 9 = Dua G = Iya. Masih ada lagi? Kalo ada kita bagi lagi. Sekarang tinggal berapa? 192. S 5 = Habis G = Ya, habis. Berarti di kurang dua lagi itu ada tiga kali pengurangan. Setiap pion dapat berapa? 194. S 9 = Tiga G = Ya jawabannya juga bisa dilihat dari berapa jumlah yang ada ditiap pionnya. Sudah mengerti? S 5 sudah mengerti? 196. S 5 = Sudah G = Kalau sudah temannya boleh diajari. Bareng-bareng S 4 = Bu nomor tiga gimana bu? 199. G = Ya sebentar (Guru menuju ke kelompok S 4 ) G = Sini, kita punya 6 satuan yang akan dibagikan ke dua? 201. S 4 = Pion 202. G =Ya, sekarang pionnya kita taruh di papan dikasih jarak satu. Kita tulis di kertas yuk 6:2= 6, ini belum selesai ya. Sekarang 6 satuannya kita bagi ke pionnya. Ada berapa pion? 203. S 2 = Dua G = Ya, berarti enam dikurang? 205. S 1 = Dua G = Sisanya ada berapa? 207. S 4 = Empat G = Ya, sekarang dibagi ke dua lagi. Berarti 4 dikurangi 2. Berapa sisanya? 209. S 2 = Dua G = Iya dua. Kan masih belum habis, sekarang dibagi ke dua pion lagi. Berarti dua dikurangi? 211. S 1 = Dua G = Sisanya berapa? 213. S 10 = Habis G = Habis, sekarang kita lihat di papan. 6:2 hasilnya setiap pion mempunyai berapa? 215. S 4 = Tiga G = Ya ada tiga, 6 dikurangi 2 nya ada tiga kali. Sudah mengerti ya, sekarang dilanjutkan (Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok, guru berkeliling).

221 S 5 = Bu, ini gimana? 219. G = (Guru menghampiri kelompok S 5 untuk melihat) Wah kalian sekarang sudah nomor 5, soalnya 20 : 2. Nah ini, kamu ambil balok bertuliskan sepuluh atau puluhan yang ungu. Kalo dua puluh berarti ambil berapa balok sepuluh? 220. S 5 = Dua G = Ya, ambil dua balok puluhan yang ungu. Lalu dibagi ke berapa pion? 222. S 7 = Dua G = Ya, sekarang coba dua balok puluhannya kita bagikan ke dua pion sampai habis. Berarti 20 dikurangi S 9 = Ini sudah habis bu. Terus bu? 225. G = Nah, coba dihitung setiap pion dapat berapa? 226. S 7 = Satu. Berarti hasilnya satu? 227. G = Bukan, memang cuma satu tapi baloknya nilainya berapa ini? Sepu? 228. S 7 = luh. Oh sepuluh G = Iya, kan ini satu baloknya ada tulisan 10 berarti dia nilainya 10. Nah, ini berarti 20 dibagi dua ada sepuluh kali pengurangan dua. Sudah bisa? Temannya di ajari ya S 5 = Ya (SS mengerjakan soal yang diberikan. Guru berkeliling untuk mengawasi hasil kerja anak dan mengarahkan mereka. Beberapa siswa mengobrol saat mengerjakan soal.) 232. S 4 = Bu, yang ini gimana bu? 233. G = (Guru mendatangi kelompok S 4 dan duduk diantara mereka) Berarti kita punya 9 di bagi ke dalam tiga pion G = Nah sekarang ambil 9 pion lalu kalian bagikan ke tiga pion itu (Kelompok S 4 mengerjakan soal di papan, guru memperhatikan) G = Sudah habis? Berarti 9 dibagi 3 hasilnya berapa? 237. S 4 = Tiga G = Ya, tiga. Ada berapa kali pengurangan? 239. S 4 = Tiga G = Ya sekarang ditulis (G melanjutkan berkeliling kelas melihat kinerja siswa) 242. G = Kalau misalnya kalian sudah sampai puluhan, boleh langsung menulis hasilnya saja, karena kalau memakai cara terlalu panjang. Yuk, semuanya dilanjutkan mengerjakannya S 3 = Bu, gimana bu? 244. G = Ya, yuk coba ambil 39 gimana? Ada tiga puluh dan sembilan (S 3 mengambil tiga puluhan dan 9 satuan) G = Ya benar, lalu kita bagikan ke berapa pion? 247. S 6 = 3 pion 248. G = Ya, ayo kita taruh pion ke papan (S 3 menaruh pion ke papan, S 6 dan S 8 memperhatikan) G = Ya, sekarang kita bagi yang puluhan dulu. Semua pion mendapatkan sama rata satu-satu dulu (S 4 membagikan balok puluhan hingga habis) G = Jika sudah habis, sekarang coba bagikan yang satuan hingga habis. Di sampingnya ya (S 3 membagikan balok satuan hingga habis) G = Ya habis, 39:3. Kita lihat sekarang satu pion isinya berapasepuluh sama? 255. S 6 = Tiga G = Ya, berarti 10 ditambah 3 ada?

222 S 4 = G = Iya, 39 : 3 itu berarti hasilnya 13. Ya, sekarang di tulis S 9 = Bu, sini bu. Ini gimana bu? 260. (Guru mendatangi kelompok anak dan membantu mengarahkan siswa untuk menjawab soal) G = Ya, sekarang kan 39 :3. Berarti kita ambil berapa? Tiga puluh sembilan, tiga puluh dan sembilan. Pionnya ada? 262. S 7 = Tiga (S 7 dan S 9 mengambil balok tiga puluhan dan sembilan satuan serta tiga pion) G = Pionnya ditaruh di papan yuk. Coba sekarang membagi ke tiga pion. Satusatu semua mendapat bagian yang rata sampai habis. Membagikannya jangan melebihi batas pion ya. Kalau tidak muat ditaruh di bawahnya dibuat selajur ya, yang puluhan dengan puluhan, yang satuan dengan satuan (S 7 membagikan balok pada pion) G = Ya benar kayak gitu, dilanjutkan sampai habis S 9 = Sudah habis bu G = Ya, berarti hasinya berapa? Kita hitung yuk 10 (menunjuk balok 10), 11, 12, 13 (Guru menunjuk balok satuan satu-satu). Jadi, hasilnya berapa? 269. S 9 = Tiga belas G = Ya benar. Nah sudah lumayan bisa? 271. S 9 = Sudah G = Dilanjutkan ya tinggal sedikit lagi kok (Guru melanjutkan berkeliling) S 8 = Bu, nomor 8 gimana? 275. G = Ya, coba sekarang kita ambil dan 4. Pionnya berapa? 276. S 6 = Dua G = Ya, yuk diambil sekarang. Terus pionnya ditaruh papan (Kelompok S 6 mengambil balok puluhan dan satuan masing-masing empat) G = Sesudah pion di taruh. Sekarang, saatnya kita bagi deh yang puluhan dulu sampai habis ya. Tidak melebihi batas pion ya S 3 = Sudah bu G = Kalau sudah kita bagi yang satuan S 6 = Ini sudah habis bu G = Ya. Kita lihat masing-masing pion mendapatkan berapa? 284. S 8 = Empat bu G = Pintar. Nah sekarang dilanjut sendiri ya (SS mengerjakan soal masing-masing dalam kelompok. G berkeliling melihat kinerja siswa) G = Sudah anak-anak? 288. SS = Sudah bu G = Kalau sudah sekarang saatnya kita mengecek jawaban kalian dengan kartu yang ada di kotak. Di kartu itu ada soal dan jawabannya ada di baliknya. Nanti yang salah diberi tanda ya anak-anak (Siswa mengecek jawaban dengan kartu) BS = Sudah bu, benar semua BS = Hore, hore benar semua G = Ya hebat. Sekarang tugas kalian membereskan alat yang sudah kita pakai bersama-sama. Terus, nanti kalo sudah dibereskan ditaruh di depan ya. Di bereskan yang rapi ya (Siswa membereskan alat dan menaruhnya di depan kelas).

223 G = LKSnya dikumpulkan ke bu guru ya. Yang sudah mengumpulkan duduk ya SS = Ya (Beberapa maju mengumpulkan LKS) G = Sebelum istirahat, kita tutup dengan doa yuk. S 9 yang memimpin doa ya S 9 = Teman-teman sebelum kita istirahat kita berdoa. (Seluruh siswa berdoa) 299. SS = Selamat makan teman-teman. Selamat makan bu guru G = Selamat makan anak-anak.

224 204 Lampiran 28 Transkrip Video Pertemuan II TRANSKRIP VIDEO PERTEMUAN II Hari, tanggal :Kamis, 28 Januari 2016 Keterangan : G = Guru S = Siswa S n = Siswa ke-n : 1, 2, 3,..., 10 SS = Semua siswa BS = Beberapa siswa 1. G = Selamat Pagi! 2. SS = Selamat Pagi! 3. G = Ya, sudah siap belajar bersama bu guru? 4. SS = Sudah. 5. G = Semuanya sudah dalam kelompok? Kalau sudah sekarang kita ambil alat peraga pembagian yang ada di depan sini yuk. 6. (Siswa mengambil alat, S 1 berlari dan jatuh terpeleset). 7. G = S 1, ayo bangun! (Guru membantu S 1 berdiri). 8. G = Semua sudah memegang alat? 9. S 5 = Sudah. 10. S 1 = Iki kepiye, kewalik. 11. S 4 = lho kepiye. (S 4 memutar-mutar papan pembagian, Guru menghampiri dan membetulkan letak papan). 12. S 4 = oh ngene. 13. G = Anak -anak hari ini, kita akan belajar mengenai pembagian dengan mengunakan alat peraga pembagian lagi ya. 14. G = Sekarang Ibu akan membagikan LKS. (Guru berkeliling membagikan LKS). 15. G = Anak-anak, biar tambah semangat. Sekarang kita tepuk semangat terlebih dahulu. Tepuk Semangat! 16. SS = Se ma ngat. Semangat yess! 17. G = Lagi yang lebih semangat. Tepuk semangat! 18. SS = Se ma ngat. Semangat yess! 19. G = Semangat sekali. Tepuk sambal! 20. SS = Ulek-ulek, duat-dulit, jilat-jilat, huhah-huhah. 21. G = Everybody beat one, beat two, beat three, beat four, beat five. (Siswa melakukan tepuk beat) 22. G = Tepuk diam! 23. SS = Ssst, ssst, diam. 24. G = Nah, karena sekarang sudah diam. Bu guru mau memberikan contoh lagi, seperti kemarin. Coba alatnya dibuka! Nah, di situ kan ada kartu ya di ambil. Sekarang bu guru mau cerita. 25. S 5 = Ini? 26. G = Ya. Bu guru mau cerita, Bu guru mempunyai 26 buah kelereng. Bu guru punya kelereng berapa? 27. S 2 = G = Ya, 26 kelereng. Bu guru ingin memberikan 26 kelereng itu kepada Putra dan Riko. Putra dan Riko ada berapa orang? 29. S 5 = Dua.

225 G = Ya dua. Kelereng itu akan dibagikan ke dua orang. Bu Guru mau tanya, kira-kira satu orang dapat berapa kelereng ya? 31. S 1 = Tiga. 32. G = Tiga? Kok bisa tiga? (S 1 tidak menjawab). 33. G = Kan dua puluh enam di bagi ke dua (Guru menuliskan di papan tulis 26 : 2). 34. S 6 = Tiga belas. 35. G = Tiga belas? Kok bisa tau tiga belas gimana S 6? 36. S 6 = Ya tau. 37. S 3 = Ah, tek nurun kuwi (S 3 menunjuk kartu yang di pegang S 6 ). 38. (Beberapa siswa menyoraki S 6 ). 39. G = Ssst! Sudah, sekarang biar kita tahu jawabannya S 6 benar atau tidak. Kita coba hitung bareng-bareng pakai alat peraga pembagian. 40. (Siswa bersiap untuk menghitung bersama menggunakan alat peraga). 41. G = Dua puluh enam dibagi dua, nah yang ada di depan tanda bagi adalah balok yang kita ambil dan yang dibelakangnya adalah pion pembagi. sekarang kita ambil 26 yuk. 26 itu 20 dan 6. Ayo diambil. 42. (Siswa mengambil balok bersama-sama dalam kelompok). 43. G = Kalau sudah, kita ambil pionnya juga ada berapa tadi? 44. S 5 = Dua. 45. G = Ya ada dua pion. Ayo di ambil lalu ditaruh di papan. 46. S 6 = Dikasih jarak bu? 47. G = Iya dikasih jarak seperti kemarin. Lalu, 26nya kita bagi ke dua pion, yang puluhan dulu dibagi sampai habis. 48. G = Eh, ini seperti ini ya, tidak boleh melebihi batas pion (Guru mengarahkan kelompok S 6 ). 49. S 5 = Ho o bu. Sepuluh tambah tiga, tiga belas. Tiga belas kan? 50. G = (Guru menghampiri kelompok S 5 ) Ya. Ini naruhnya di sini ya put. (Guru membetulkan letak balok pada papan). 51. S 5 = Ya. 52. G = Nah, sekarang semuanya mendapat berapa? Masing-masing pion mendapat berapa? 53. SS = Tiga belas. 54. G = Ya. Sebentar anak-anak, kalian naruh baloknya begini ya, yang sebelah kiri yang sepuluhan nah yang kanan yang satuan. Tadi masing-masing pion mendapat berapa? 55. BS = Tiga belas. 56. G = Iya. Berarti 26 : 3 hasinya? 57. SS = Tiga belas. 58. G = Coba sekarang kalian temukan kartu 26 : 3. Ada? 59. BS = Ada bu. 60. G = Sekarang kita balik kartunya. Dibaliknya ada angka? 61. BS = Tiga belas. 62. G = Ada angka tiga belas. Berarti jawaban kita be? 63. SS = tul. 64. S 5 = Tiga belas ye ye tiga belas. 65. G = Sudah mengerti? 66. SS = Sudah. 67. G = Ya, mau bu guru beri contoh lagi? 68. SS = Mau. 69. G = Oke. Bu guru... (Guru memberi jeda saat berbicara). 70. S 6 = Mempunyai harimau (S 6 tiba-tiba melanjutkan cerita guru).

226 G = (Guru tertawa) Masa, bu guru punya harimau takut dong. 72. (Semua siswa tertawa) 73. G = Oh ya Sekarang ganti deh, bukan bu guru lagi. 74. S 3 = Bu Ratih 75. G = Ya, Bu Ratih adalah penjual apel. Bu Ratih mempunyai 44 buah apel. 76. S 8 = 44 apel? 77. G = Iya, banyak banget ya? 44 (Guru menulis angka 44 di papan tulis). Bu Ratih, ingin membaginya ke dua keranjang. Nah berapakah apel pada setiap keranjang? 78. S 6 = S 5 = 22 (S 5 mengangkat kartu). 80. G = Tidak boleh lihat di situ langsung ya. Eh, ssst kalau kalian langsung lihat di kartu berarti curang. Sekarang kita belajar dengan jujur yuk, kita hitung menggunakan alat agar tahu caranya. 81. SS = Ya. 82. G = Yuk, coba kayak tadi menghitungnya. 44 berarti ada 40 dan 4, lalu pionnya ada berapa? 83. S 4 = Dua. 84. G = Ayo dihitung yuk, 44 : (Siswa menghitung dengan alat). 86. G =Ayo, S 6 dihitung, jangan hanya lihat kartunya. Hayo, kalau kalian nanti langsung lihat kartu kalian tidak tahu caranya. Ayo sekarang kartunya ditaruh di bawah papan terlebih dahulu, belum boleh dibuka kalau belum ketemu jawabannya. Nanti kartunya untuk melihat jawaban kita benar atau salah. Begitu ya? 87. SS = Ya. 88. G = Ya, sekarang kalian hitung 44 : SS = Sudah bu. 90. G = Ya, ada berapa? 91. SS = 22. (Beberapa siswa menunjukkan hasilnya) 92. G = Hasilnya sama dengan yang ada di kartu tadi ya. Berarti jawabannya benar 22. Sekarang karena kalian sudah mengerti, kita kerjakan soal yang ada di LKS ya. Dibuka LKS nya, jangan lupa diberi nama. 93. S 6 = Uwis. Wis tak kei nama. Ini jawabnya di mana bu? 94. G = Di belakangnya (Guru menunjukkan lembar jawab pada siswa). 95. G = Anak-anak, kita tulis angkanya nanti bersama-sama ya. Bu guru akan membacakan nomor 1 dulu. 96. G = Sebentar (Guru menghapus papan tulis). 97. G = Nah, Bu guru akan bacakan pelan pelan. Nomor 1, Fika membeli delapan tangkai bunga untuk menghias ruangan. Bunga-bunga tersebut akan ia masukkan ke dalam sebuah vas bunga. Berapa banyak bunga dalam vas? 98. S 5 = Oh berarti delapan dibagi empat. 99. G = Fika tadi membeli berapa bunga? 100. S 5 = Delapan G = Delapan tangkai akan dibagikan kepada sebuah vas. Sebuah berati ada berapa? Kalau sebuah itu berarti ada berapa? 102. S 5 = Empat, empat, empat G = Yakin? Kalau sebuah ada berapa? 104. S 6 = Satu? 105. G = Satu. Kalau sebuah vas berarti vasnya ada? 106. SS = Satu G = Ya. Berarti soalnya delapan dibagi?

227 SS = Satu S 1 = Ditulis? 110. G = Ya. Kalau sudah ditulis, nanti kita lanjut ke nomor dua S 3 = Ini di jawab? 112. G = Belum. Ini kita menulis soal dalam bentuk angka dulu. Dijawabnya nanti ya, nomor 1 dan dua dikasih jarak untuk tempat jawabannya S 6 = Sudah G = Sudah. Sekarang kita lanjut ke nomor dua ya kita baca bersama lagi. Yuk, kita baca nomor dua. Ada yang bisa membaca? 115. S 1 = Saya G = Ya, S S 1 = Pak Budi mempunyai 6 burung dan 6 sangkar. Setiap burung akan dimasukkan dalam sangkar. Berapa jumlah burung dalam setiap sangkar? 118. G = Terimakasih S 1. Nah, Pak Budi mempunyai 6 burung yang akan ia masukkan pada 6 sangkar G = Tadi kan ada enam burung yang akan dimasukkan ke enam sangkar. Berarti enam burung dibagi ke? 120. SS = Enam sangkar G = Ya. Ditulis. Sekarang lanjut ke nomor 3. Siapa yang ingin membaca? 122. S 5 = Saya 123. G = Ya 124. S 5 = Rahmat membeli 11 buah mobil mainan. Rahmat memberikan semua mobil mainan itu kepada seorang temannya. Berapakah mobil yang diterima teman Rahmat? 125. G = Terimakasih S 5. Rahmat punya berapa mobil? 126. S 1 = Sebelas G = Ya sebelas mobil yang akan di bagikan kepada seorang teman. Seorang tu berarti orangnya ada berapa? Seorang teman. Berarti ada berapa temannnya? Seorang guru, berarti ada berapa guru? 128. S 1 = Satu G = Satu. Ya seorang itu berarti satu. Kalau misalnya ada seorang, seekor, sebuah, itu berarti ada S 7 = Oalah G = Berarti tadi soalnya 11 dibagi? 132. SS = G = Satu. Nomor 4. Siapa yang ingin membaca? Belajar membaca agar lancar membacanya S 8 = Saya? 135. G = Ya, dibaca S 8 = Bu Sinta membeli 8 buah apel di toko buah. Apel-apel itu ia berikan kepada 4 orang anaknya. Setiap anak menerima sama banyak. Berapa banyak apel yang diterima setiap anak? 137. G = Terimakasih S 8. Ada yang tau soalnya berapa? Bu Sinta membeli berapa apel? 138. S 6 = Delapan 139. G = Ya delapan apel, akan dibagikan kepada berapa anak? 140. SS = Empat S 3 = Bu, berarti 8 : 4? 142. G = Ya. Sekarang nomor 5. Siapa yang ingin membaca? 143. S 6 = Saya G = Ya, S 6 akan membaca nomor 5.

228 S 6 = Pak Roni mempunyai 24 ekor ayam. Ia membuat 2 buah kandang untuk ayam di belakang rumahnya. Berapa banyak ayam dalam setiap kandang? 146. G = Ya, Terimakasih S 6. Pak Roni mempunyai berapa ayam? 147. SS = S 5 = dibagi dua G = Ya, 24 :2. Nomor selanjutnya. Siapa yang ingin membacakan? 150. (S 7 mengangkat tangan) 151. G = Ya, S S 7 = Ibu Ani membuat sebanyak tiga puluh tiga kue. Kue akan dikemas menjadi 3 bungkus. Setiap kemasan berisi sama banyak. Berapa banyak kue dalam setiap kemasan? 153. G = Terimakasih S 7. Kuenya tadi ada berapa? 154. SS = 33 kue 155. G = Jadi 33 kue dibagikan ke dalam berapa kemasan? 156. BS = 33 : G = Nomor 7. Siapa yang mau baca? 158. BS = S G = Ya, S 10. Ayo membaca biar lancar membacanya S 10 = Ya, Wina ingin membagikan permennya kepada 3 orang temannya. Berapakah permen yang diterima oleh tiap orang? 161. G = Terimakasih S 10. Jadi, di sini Wina punya 36 buah permen yang akan ia bagikan kepada temannya. Ada berapa teman S 6? S 3? Ada berapa teman? (S 6 diberi pertanyaan karena mengobrol dengan S 3 ) 162. S 3, S 6 = Tiga G = Berarti soalnya? 164. SS = 36 : G = Ya, sebentar, bu guru ingin memberitahu sesuatu dulu. Kelas 2 kan memiliki peraturan, yang ada di poster kuning itu ditempel di lemari. Hayo, siapa yang tidak mengikuti perataturan? Walaupun kalian tidak belajar dengan wali kelas, misalnya seperti sekarang atau pada saat pelajaran menari, Kalian harus tetap mengikuti peraturan ya. Lihat peraturan ke dua, mendengarkan guru dan teman yang sedang berbicara di depan kelas. Kalau temannya sedang membaca ya didengarkan. Kalau kalian sedang membaca terus teman kalian berisik dan tidak mendengarkan, kalian mau? 166. SS = Tidak G = Ya sudah, makanya kita saling mendengarkan. Ingat ya? 168. SS = Ya G = Selanjutnya, nomor 8 siapa yang mau membaca? 170. BS = Saya G = Yang tadi belum baca? 172. S 2 = Saya G = Ya, S S 2 = Rika membuat 40 buah kue. Rika akan membaginya ke dalam 4 toples Berapakah isi kue pada setiap toples? 175. G = Terimakasih S 2. Ada yang tau soalnya berapa? 176. S 8 = 40 : G = Ya. 40 :4. Nomor 9. Siapa yang mau baca? 178. S 3 = Saya. 50 siswa akan mengikuti lomba gerak jalan. Peserta lomba dibagi ke dalam 5 kelompok. Berapa jumlah siswa di setiap kelompok? 179. G = Terimakasih S 3. Soalnya jadinya berapa?

229 S 3 = 50 dibagi G = Iya 50 : 5. Selanjutnya, yang belum baca? 182. S 4 = Saya G = Ya S 4 = Sekolah budaya akan mengadakan pariwisata. Jumlah seluruh murid adalah 90 siswa. Seluruh siswa akan dibagi ke dalam 3 bus. Berapakah jumlah siswa dalam tiap bus? 185. G = Ya terimakasih, berarti soalnya berapa? 186. S 4 = 90 dibagi G = Ya, 90: S 5 = Bu, bu? 189. G = Kenapa? 190. S 6 = Ngerjainnya pakai ini gak? (S 4 menunjuk alat peraga pembagian) G = Pakai S 8 = Bu, kalo gak bisa boleh tanya? 193. G = Boleh. Harus tanya malah biar bisa S 5 = Bu, ini kartunya tak taruh sini ya (S 5 menaruh kartu dibawah alat peraga pembagian) G = Ya, boleh. Oh ya, kartunya boleh kalian lihat kalau semuanya sudah selesai untuk mengecek jawaban kita benar atau tidak. (Guru menunjukkan kartu soal) 196. G =Kalian masih ingat kan angka yang disebelah kiri tanda bagi adalah balok warna yang diambil, nah kalo yang sebelah kanan adalah? 197. SS = Pion G = Ya. Benar, kalau sebelah kanannya adalah pion. Coba bu guru ingin melihat kalau menggunakan alat seperti apa? 199. S 6 = 8 : G = kalau 8 : 1, pionnya ada berapa? 201. S 6 = Satu G = Satu, kalau yang di depan balok warnanya ada berapa? 203. S 8 = Delapan G = Ya, sekarang pion pembaginya ditaruh di papan. Kita bagi delapan balok ke satu pion. Nah ini kan sudah dibagi 1, masih ada sisa 7 lagi dibagikan lagi dibuat sejalur di bawahnya karena batasnya kan hanya 1 pion. Sampai habis ya. (Guru mengarahkan siswa membagi ke pion) S 6 = Sudah habis bu G = Ya, sekarang dihitung 1 pion mendapat berapa balok? 207. S 6 = Delapan G =Ya. Berarti 8 balok dibagikan kepada 1 pion hasilnya adalah? 209. BS = Delapan G = Ya benar S 4 = Bu, ini sudah ketemu G = (Guru menghampiri kelompok S 4 dan melihat hasil kerja mereka) Ya, pintar. Sudah bisa, benar S 4 = Yey 214. S 3 = Bu guru, kesini bu G = Ya. Kelompok S 5 sudah bisa? (Guru melihat pekerjaan siswa) S 5 = Sudah G = Wah pintar, sip! (Guru mengacungkan jempol kepada kelompok S 5 ) 218. (Guru lalu menghampiri kelompok S 3 ) 219. G = Gimana S 3? 220. S 3 = Yang tadi bu, 8 : 1 gimana? Saya belum mengerti.

230 G = Ya. Nah ini kan soalnya 8 : 1. Berarti kamu kan punya delapan balok dibagikan ke satu pion. Coba S 6 membantu mengajari S 3, S 8 juga ikut yuk. Kita ambil delapan balok dan satu pion pembagi. Satu pionnya kita taruh di papan pembagi. Pionnya ini juga batas untuk membagi ya. Setelah ini, kita bagi baloknya satu-satu sampai habis ditaruh di bawahnya (Siswa membagi balok ke pion) 223. S 3 = Sudah habis G = Karena sudah habis, sekarang kita hitung setiap pion mendapatkan berapa? 225. S 6 = Delapan G = Jadi jawabannya berapa? 227. S 3, S 6 = Delapan G = Sudah bisa ya? Sekarang kerjakan nomor dua S 3 = Bu, aku mau membagi G = Ya, gantian dengan Riko. Riko, nanti gantian dengan temannya juga ya, biar adil. Ya? 231. S 6 = Ya bu S 9 = Bu, kesini bu? 233. G = (Guru menghampiri kelompok S 9 ) Ya, gimana? 234. S 5 = Yang ini bu nomor 5 gimana? 235. G = 24 : 2? Kita ambil pionnya berapa? 236. S 5 = Dua G = Coba diambil (S 9 mengambil pion). Terus baloknya? Kan ini 24 berarti dua puluh dan empat. Dua puluhnya gimana? 238. (S 5 mengambil balok puluhan dua buah) G = Ya benar, empatnya? 240. (S 9 mengambil empat balok satuan) 241. G = Ya benar. Pionnya kita taruh dipapan S 5 = Sudah G = Kalau sudah kita bagi baloknya. Mulai dari yang puluhan baru nanti yang satuan. Yang di sebelah kiri pion untuk menaruh puluhan nah yang dibawah pionnya ini untuk yang satuan ya. satu lajur, satu lajur. (Guru memberikan contoh, siswa melanjutkan). Sudah dibagikan semua? 244. S 9 = Sudah G = Ya, satu pion ada berapa? Kita hitung bersama, 10, 11, 12 (Guru berkata sambil menunjuk balok) berarti 24: 2 ada? 246. S 5 = Dua belas G = Ya. Dilanjutkan ya S 8 = Bu, nomor (Guru mendatangi kelompok S 8 ) 250. S 6 = Bu, ini 8 balok dibagi ke 4 pion seperti ini? 251. G = Iya. Sudah bisa? 252. S 6 = Sudah. Hasilnya dua G = Ya 254. S 5 = Bu, kesini G = Ya. (Guru menghampiri kelompok S 5 ) Gimana? 256. S 5 = Ini seperti ini? 33 : G = Ya, tinggal dihitung hasilnya ada berapa ini? 258. S 5 = 10, bu 259. G = Ya benar. Berarti 33: 3 hasilnya? 260. S 5, S 9 = Sebelas S 4 = Bu, seperti ini? (Guru melihat pekerjaan kelompok S 4 ).

231 G = Ya, benar (Siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling kelas melihat kinerja siswa dalam kelompok.) 264. S 5 = Bu? 265. G = Ya 266. S 5 = Sudah selesai. Yeye sudah selesai G = Hebat. Tos dulu! (Guru melakukan tos dengan S 5, S 7 dan S 9 ) Sekarang boleh dicek dengan kartunya S 4 = Bu, sudah sampai nomor G = Ya dilanjutkan ya S 7 = Benar semua bu. Yes! 271. G = Ya bagus, nanti pekerjaannya dikumpulkan S 6 = Bu, sudah selesai G = Sudah? S 8 sudah? 274. S 7 = Kalau sudah selesai, dicek nganggo kartu G = Ya dicek pakai kartu. Yang sudah selesai dan sudah mencek dengan kartu, alatnya dibereskan, dirapikan kembali yuk (Kelompok S 5 membereskan alat, kelompok S 6 mengecek hasil jawaban, dan guru melihat kelompok S 4 yang belum selesai) S 6 = Bu, sudah benar semua G = Sudah? Ya kita tos dulu, yang sudah sini kita tos dulu yuk 279. (Guru melakukan tos dengan S 6, S 3 dan S 8 ) 280. S 4, S 2 = Kami juga sudah bu G = Ya, tos dulu. Jangan lupa dicek hasilnya S 6 = Lho kok S 10 sama S 1 belum selesai? 283. G = Ya gak papa, namanya juga belajar S 10 = Iya bu G = Kalau sudah, langsung dicek ya G = Yang sudah selesai, sekarang tenang dulu. LKSnya masih dipegang? 287. SS = Masih G = Nomor 1 hasilnya berapa? 289. S 6 = Delapan (Guru menuliskan jawaban siswa dipapan tulis) 291. G = Ya. Nomor 2? 292. S 9 = Satu G = Ya. Nomor 3? 294. S 1 = Sebelas G = 11. Nomor 4? 296. S 9 = Dua G =2. Nomor 5? 298. S 5 = Duabelas G = Nomor 6? 300. S 4 = Sebelas G = Nomor 7? 302. S 10 = Duabelas G = Nomor 8? 304. S 7 = Sepuluh G = Nomor 9? 306. S 5 = Sepuluh G = Nomor 10? 308. S 3 = Sepuluh G = Semuanya benar?

232 SS = Benar G = Kalian luar biasa. Tos dulu semua tos sama bu guru. (Guru melakukan tos dengan seluruh siswa) SS = Yeeey 313. G = Ya, mantap! Gimana, sekarang kalian sudah mengerti dengan menggunakan alat ini? 314. SS = Ya G = Cara menghitungnya sudah mengerti? 316. SS = Ya, sudah G = Mudah atau susah? 318. BS = Mudah, kadang susah bu G = Kemarin kalian masih kesulitan? 320. BS = Iya kemarin sulit G = Kalau sekarang? 322. SS = Sudah lumayan bisa G = Ya, sudah lumayan bisa. Bagus, sekarang LKSnya dikumpulkan ke Bu guru ya. (Siswa mengumpulkan LKS ke depan kelas) G = Ssst! Tepuk diam! (Seluruh siswa melakukan tepuk diam) 325. G = Sekarang semua alatnya kita kembalikan ke depan kelas S 7 = Ayo dikembalikan ke depan (Siswa mengembalikan alat peraga ke depan kelas) 328. G = Ya, semuanya ditaruh disini. Terimakasih G = Sebelum kita istirahat, bu guru ingin mendengar kalian menyanyikan lagu Aku Kelas 2. Semuanya bernyanyi dengan semangat ya SS = Ya. (Siswa bernyanyi ) 331. G = Tepuk tangan untuk kita semua. (Guru dan siswa bertepuk tangan) 332. G = Hari ini belajarnya gimana? 333. SS = Senang bu G = Ya, tadi kalian sudah belajar matematika dengan baik. Setelah ini kalian akan istirahat. Sekarang kita berdoa dulu yuk S 7 = Teman-teman sebelum kita istirahat mari kita berdoa. (Seluruh siswa berdoa) 336. SS = Selamat makan teman-teman. Selamat makan bu guru G = Selamat makan anak-anak.

233 213 Lampiran 29 Transkrip Video Pertemuan III TRANSKRIP VIDEO PERTEMUAN III Hari, tanggal : Rabu, 03 Februari 2016 Keterangan : G = Guru S = Siswa S n = Siswa ke-n : 1, 2, 3,..., 10 SS = Semua siswa BS = Beberapa siswa 1. G = Selamat pagi! 2. SS = Selamat pagi bu guru! 3. G = Sudahkah kalian berdoa sebelum belajar? 4. BS = Sudah tadi bu bersama-sama di halaman sekolah. 5. G = Ya bagus. Kalau sudah berarti kita harus siap dan semangat untuk belajar ya. Minggu kemarin kita Matematikanya belajar tentang apa? Masih ingat? 6. SS = Masih bu, pembagian. 7. G = Iya, hari ini kita masih akan belajar lebih lagi tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga. Semua sudah duduk dalam kelompok seperti kemarin? 8. SS = Sudah. 9. G = Ya, ini ibu bagikan LKSnya. (Guru membagikan LKS). 10. G = Semua sudah mendapat LKS? Sekarang agar tambah semangat kita bernyanyi bersama ya. Lagunya berjudul Mari Berhitung nadanya sama seperti lagu Menanam Jagung. Bisa dibaca di LKSnya ada. Bu guru mencontohkan dulu nanti setelah itu kita nyanyi bersama ya? 11. SS = Ya. 12. (Guru mencontohkan lagu Mari Berhitung kemudian diikuti oleh siswa). 13. G = Wah suaranya bagus-bagus nih kelas 2. Lagunya tadi menceritakan bahwa belajar matematika itu susah atau menyenangkan? 14. SS = Menyenangkan. 15. G = Kalian suka belajar matematika? 16. BS = Suka. 17. G = Ya bagus. Sekarang perkelompok mengambil alat peraga yang ada di depan yuk, dibawa ke meja kelompok masing-masing. 18. (Siswa mengambil alat peraga dan membawanya ke dalam kelompok). 19. G = Kalian masih ingat tidak cara membagi menggunakan alat? 20. SS = Masih. 21. G = Bagus, sekarang kita coba hitung bersama yuk 15:3 (Guru menulis di papan tulis). 22. G = Kita ambil berapa balok? 1 balok sepuluh dan lima balok satuan. Nah, pion pembaginya ada berapa? 23. S 5 = Tiga. 24. G = Ya tiga. Sekarang kita coba bagi bersama ya. Puluhannya dulu. 25. S 4 = Bu, puluhannya cuma satu yang satunya pionnya gak dapet. 26. G = Ya, karena tidak dapat maka kita harus menukarnya. 27. S 3 = Menukar gimana bu? 28. G = Kan ini balok 10, kita tukar ke balok satuan. 10 itu ada berapa satuan? 29. S 7 = Bingung bu.

234 G = 10 itu ada berapa satuan? Kita hitung pakai jari, sepuluh kan begini (Guru merentangkan 10 jari) kita hitung, 1, 2, 3, 4,5,6,7,8,9,10(Guru menunjuk dan menghitung satu-persatu jari). Ada berapa? 31. SS = Sepuluh. 32. G = Berarti balok 10 ditukar berapa balok satuan? 33. SS = Sepuluh. 34. G = Ya seperti itu ya, sekarang diambil 10 balok satuannya. Yang balok puluhannya dikembalikan. Jadi sekarang kalian punya berapa balok satuan? 35. SS = Sepuluh. 36. G = Ya, itu sesudah ditukar, tadi sebelumnya kan kalian punya 5 balok satuan jadi ada 15. Tadi kalian mengambil satu balok 10 dan 5 balok satuan, terus yang balok puluhannya ditukar jadi 10 balok satuan, nah ditambah 5 yang kalian punya dari tadi jadi semuanya ada 15 balok satuan. Karena sudah ditukar sekarang kita bagi satu-satu ke pion. 37. (Siswa membagi balok ke dalam pion, guru membantu mengarahkan) 38. G = Sudah? Setiap pion mendapat berapa? 39. SS = Lima. 40. G = Mari kita cek di kartu, 15 : 3 adalah 5 (Guru mengecek kartu bersama siswa di depan kelas). 41. SS = Yee G = Sudah bisa, mau diberi contoh lagi? 43. SS = Mau. 44. G = Oke, kalau begitu kita hitung 20:5. Semuanya mengambil 20 yuk, lalu dibagi ke berapa pion? 45. SS = Lima. (Siswa mengambil balok dan pion). 46. G = Sekarang baloknya kita bagi ke pion. Apakah semua pion mendapat balok? 47. S 6 = Gak bisa bu 48. G = Ya, maka sekarang kita haru menukarnya, kalau 20 berarti dapat berapa satuan? 49. S 5 = Dua puluh. 50. G = Ya, ayo kita tukar ke 20 satuan, balok satuannya kita ambil (Siswa mengambil balok satuan sebanyak 20 buah). 52. G = Kalau sudah boleh langsung dibagi ke pion. 53. (Siswa membagi balok ke pion, guru mengarahkan siswa). 54. G = Cara membaginya seperti tadi ya, semuanya mendapat sama rata. Sudah belum? 55. S 5 = Empat bu. 56. G = Kelompok S 5 sudah hasilnya 4, kelompok yang lain apakah sudah? 57. S 5 = Empat juga bu. 58. S 3 = Sek bu, sek bu. 59. G = Ya, tunggu kelompok S 6 sebentar ya. 60. (Guru meminta siswa kelompok lain untuk menunggu kelompok yang belum selesai). 61. S 6 = Bu selesai, G = Ya, kita cek bersama lewat kartu yuk. 20 : 5 adalah SS = Yeey. 64. G = Sudah bisa ya? sekarang dikerjakan soal yang ada di LKSnya. Nanti kalau ada kesulitan boleh bertanya. 65. (Siswa mengerjakan soal dalam kelompok, guru berkeliling melihat kinerja siswa dalam kelompok) 66. G = Gimana, sudah bisa kan? (Guru bertanya ke kelompok Monic).

235 S 1 = Bu, ini ditukar? 68. G = Iya, kan balok sepuluhnya cuma ada satu kalau dibagi ke dua pion tidak cukup jadi di tukar, dapat berapa balok satuan? 69. S 1 = Sepuluh. 70. G = Ya, lalu dibagi, jangan lupa balok yang satuan yang tadi sudah kalian punya di tambahkan, jangan dikembalikan. 71. S 4 = Yang mana? 72. G = Yang tadi lho, kan kalian punya balok 10 dan 6, nah yang 6 disimpan, yang balok 10 ditukar setelah ditukar ditambahkan balok simpanannya, jadi ada 16 balok satuan (sambil memperagakan dengan balok). Ngerti? 73. S 1 = Ooh ya. 74. G = Nah, sekarang dibagi, yuk. Tiap pion nanti dapat berapa? 75. S 4 = Sudah. Delapan bu. 76. S 1 = Berarti 16 : 2, dikurangi duanya ada delapan kan bu? 77. G = Iya, pintar. Seperti itu ya caranya, ayo dilanjutkan. 78. (Guru mendatangi kelompok lain). 79. G = S 7, S 5 dan S 9 sudah bisa? 80. S 5 = Sudah bu. 81. G = Ya, S 5 temannya juga diajari ya kalau masih bingung. 82. (Guru lalu mendatangi kelompok lain). 83. G = S 3 gimana sudah bisa? 84. S 3 = Bingung bu. 85. G = Bingungnya dimana? Ayo coba kita hitung bersama 16:2. Yuk diambil balok dan pionnya. 86. S 6 = 10 dan 6, sama 2 pion. 87. G = Ya. sekarang baloknya kita bagikan. 88. S 6 = Cuma satu bu, gak cukup. 89. G = Ya, karena tidak cukup kita tukarkan. Kita tukarkan ke? 90. S 3 = ke satuan? 91. G = Iya, dapat berapa satuan? 92. S 6 = Sepuluh. 93. G = Pintar, yuk ditukarkan. Balok sepuluhnya dikembalikan ke tempatnya. Eh, yang 6 satuan jangan ikut dikembalikan. Disimpan disini dulu, yang balok sepuluhan saja. Sudah? 94. S 3 = Sudah. 95. G = Kalau sudah dibagikan ke pion. S 8 ikutan membagi yuk. Sebentar, simpanannya tadi dikeluarkan dulu yang 6 digabung tidak apa-apa. 96. S 3 = Jadi baloknya ada G = Betul. Nah, sekarang dibagi. Sudah? 98. (Siswa membagi balok satuan ke pion). 99. S 6 = Sudah. Hasilnya G = Ya, berarti 16 : 2 adalah? 101. S 3 = G = 16: 2 berapa S 8? 103. S 8 = 8 bu G = Selanjutnya dihitung bersama ya? 105. S 6 = ya S 1 = Bu, kesini bu G = Ya, gimana? 108. S 4 = Nomor 2 gini bu? 109. G = Iya.

236 S 4 = Tapi ini kok kurang bu. (S 4 menunjukkan balok yang telah dibagi) 111. G = Tadi yang simpanan balok satuan yang 4 sudah dikeluarkan? Kan tadikamu punya 24 terus 20-nya ditukar, nah kan masih ada 4. 4-nya disimpan terus ditambahkan ke 20 yang sudah ditukarkan tadi. Berarti jumlah baloknya tetap S 1 = Oh iya, tadi dikembalikan G = Sekarang diambil 4 untuk dibagikan, nanti kalau membagi lagi ingat ya disimpan terus nanti ditambahkan dengan balok yang sudah ditukar S 4 = Ya, ini pas bu. Sudah ketemu (S 1 dan S 4 menghitung bersama, S 10 dan S 2 tidak ikut menghitung menggunakan alat) G = Ada berapa tiap pionnya S 10? 117. S 10 = G = S 2? 119. S 2 = G = S 10 dan S 2 coba ikut menghitung bersama S 1 dan S 4 ya, dibantuin menghitungnya biar kalian juga bisa S 9 = Bu, kesini G = Ya. Yang mana? 123. S 9 = Nomor 4 gimana bu? 124. G = 36:9, 36-nya sudah diambil? Balok puluhannya dibagi cukup tidak? 125. S 5 = Tidak, kurang bu G = Berarti harus ditukar, yuk ditukar. S 7 bantu menukar yuk S 7 = Sudah G = Yang 6 tadi kan tidak ditukar sekarang ditambahkan ke situ, jadi semua balok satuannya ada , ada 36 balok. Sekarang kalian bagikan satu-satu (Siswa membagi balok satuan ke dalam papan) 130. G = Apakah sudah? 131. S 5 = Sudah dapat G = Ya, seperti itu ya. Jangan lupa yang balok satuan yang tidak ditukar jangan dikembalikan tapi nanti ditambahkan ke balok yang sudah ditukar. Oke? 133. S 7 = Oke (Siswa mengerjakan latihan soal dalam kelompok, guru berkeliling melihat kinerja siswa) S 5 = Bu, sini G = Ya, sudah nomor berapa? 137. S 5 = Nomor G = Ya 139. S 7 = Banyak banget ini bu G = Sebentar. Ini kalian langsung ditukar ya? 141. S 7 = Iya G =Tadi jangan langsung ditukar dulu ya, coba yuk kita ulang dikembalikan lagi kita ulang menghitungnya S 9 = Sudah G = Sekarang ambil 48 : 3, balok sebanyak 48 dan 3 pion. Sudah? 145. S 9 = Sudah G = Nah, kalau sudah kita bagi yuk, puluhannya dulu. Bisa tidak? 147. S 5 = Bisa, tapi ini masih satu bu. Kalo ditaruh tidak cukup G = Nah itu, yang lebih kita tukar agar bisa dibagi berarti ditukar berapa? 149. S 9 = G = Ya, lalu ditambahkan yang balok satuan 8 tadi yang diawal. Totalnya jadi ada 18 balok. Sekarang dibagikan.

237 S 5 = Sudah ada 16 bu G = Ya, ada berapa nas? 153. S 9 = G = Ya, coba dilihat. Ini lebih singkat kan daripada tadi pas kalian menukar semuanya. Nah, makanya nanti sebelum ditukar yang puluhan coba dibagikan ke pion dulu cukup atau tidak, kalo seperti yang ini kan cukup dan ada lebihnya. Nah, yang ditukar yang lebihnya saja `jangan semuanya. Biar menghemat waktu juga. Mengerti? 155. S 9 = Ya 156. G = Gimana S 7, bisa? 157. S 7 = Bisa S 8 = Bu, nomor lima bu G = Gimana nomor 5? 160. S 6 = Seperti ini bu? 161. G = Ya, sekarang dibagikan S 3 = Sudah G = Setiap pion dapat berapa? 164. S 8 = G = Yuk dilanjut nomor 6, nanti puluhannya dibagi dulu cukup atau tidak baru ditukar ya? 166. S 6 = Ya G = Kelompok kalian gimana? (bertanya ke kelompok S 4 ) 168. S 1 = Nomor 6 bu G = Ada kesulitan tidak? 170. S 4 = Ini gimana bu? 10-annya tinggal G = Nah kan tadi sudah dibagi terus tinggal 1 dibagi lagi tidak cukup kan? Jadi harus ditukar S 4 = Nih ditukar G = Ya, ayo diambil balok satuannya. Sudah? Kalo sudah yang delapannya tadi digabung disitu. Jumlahnya jadi berapa?10 balok yang ditukar ditambah 8 yang tadi? 174. S 4 = G = Ya, sekarang dibagikan ke 3 pion S 1 = Sudah bu G = Berapa setiap pionnya? 178. S 5 = G = Berapa S 10? 180. S 10 = Ha? 181. G = Ayo S 10 dihitung, 10, 11,12,13, S 10 = 14, 15, Bu G = Ya, S 10 memperhatikan ya, temannya dibantu biar S 10 juga mengerti. S 10 juga ya (Guru mendatangi kelompok Riko) 185. S 8 = Begini bu? 186. G = Ya, 10nya ditukar S 3 = Sudah, ini dibagi bu G = Ya S 6 = Sudah. Ada G = Ya, dilanjutkan ya. Sudah bisa (Guru kemudian menghampiri kelompok Putra) 192. G = Ya bagus, sudah mau selesai (Guru berkeliling melihat kinerja siswa dalam kelompok).

238 S 5 = Bu, sudah selesai. Yes! 195. S 7 = Yeye Selesai, selesai S 9 = Yee Selesai G = Ya, bagus. Tos dulu. Sekarang boleh dicek menggunakan kartu G = Kelompok lainnya gimana? Sudah mau selesai? 199. S 6 = Sudah bu, dikit lagi S 1 = Saya 1 nomor lagi G = Ya, bagus. Yuk dilanjutkan S 6 = Saya sudah selesai S 3 = Saya juga bu S 8 = Saya sudah G = Ya, tos dulu. Yang sudah dicek dengan kartu ya S 5 = Bu, benar semua S 7 = Hore! Benar semua S 9 = Benar semua G = Ya, bagus! Pintar! 210. S 4 = Bu, sudah selesai S 1 = Saya juga sudah G = Ya, Bagus. S 10 sama S 2 sudah? 213. S 10, S 2 = Belum bu, sebentar G = Ya masih ditunggu. Nanti kalau sudah dicek dengan kartu ya S 6, S 3, S 8 = Benar semua bu, yes benar semua G = Ya bagus, pintar. S 1 dan S 4 masih mengecek? 217. S 4 = Iya bu G = Ya nanti kalau sudah gantian dengan S 2 dan S 10 ya S 1 = Ya S 4 = Sudah, benar semua bu, yee S 1 = Saya juga benar semua 222. G = Bagus, pintar semuanya. S 2 sama S 10 kalau sudah dicek ya (S 2 dan S 10 menyelesaikan soal dan mengeceknya dengan kartu) G = Nah, karena sudah selesai semua, alatnya boleh dibereskan. Yuk dirapikan lagi seperti semula. Kita belajar bertanggung jawab (Siswa membereskan alat peraga) G = Yang sudah, Coba yuk sekarang kita lihat jawaban kalian. Nomor 1, jawabannya berapa? Yang mau menjawab tunjuk tangan (S 9 menunjuk tangan dan guru menuliskan soal dan bersiap menuliskan jawaban siswa di papan tulis) S 9 = G = Ya 8. Nomor 2? (S 3 menujuk tangan guru mempersilahkan S 3 untuk menjawab) 230. S 3 = G = Ya 3. Nomor 3? (S 7 menujuk tangan guru mempersilahkan S 7 untuk menjawab) S 7 = G = Betul 4. Nomor 4? (S 4 menujuk tangan guru mempersilahkan S 4 untuk menjawab) S 4 = G = Ya.Nomor 5? (S 1 menujuk tangan guru mempersilahkan S 1 untuk menjawab) S 1 = 6 bu G = Ya, Nomor 6? (S 6 menujuk tangan guru mempersilahkan S 6 untuk menjawab).

239 S 6 = G = Sip. Nomor 7? (S 5 menujuk tangan guru mempersilahkan S 5 untuk menjawab) S 5 = G = Sip, Nomor 8? (S 8 menujuk tangan guru mempersilahkan S 8 untuk menjawab) S 8 = G = Ya, kalian semua hebat. Sudah pada bisa. Nah anak-anak bagaimana belajarnya hari ini? Bisa kan? 244. SS = Bisa G = Pakai alatnya sudah lebih bisa? Mudah atau sulit? 246. S 5 = Bisa S 4 = Lumayan mudah bu S 5 = Gampang G = Ya, sekarang alatnya boleh dikembalikan ke depan kelas yuk. Satu persatu (Siswa mengembalikan alat ke depan kelas) G = Kalau sudah mengembalikan silahkan duduk ditempat duduknya masingmasing. Sekarang bu Guru ingin mengecek semangat kalian nih,masih semangat untuk belajar selanjutnya atau tidak. Siap? Tepuk Semangat! 252. SS = Se ma ngat! Semangat yes! 253. G = Ya bagus, luar biasa. Terimakasih. Sekarang kita belajar pelajaran IPS ya. Buku Matematikanya dibereskan, kita siapkan buku IPS-nya SS = Ya bu guru.

240 220 Lampiran 30 Transkrip Video Pertemuan IV TRANSKRIP VIDEO PERTEMUAN IV Kamis, 04 Februari 2016 Keterangan : G = Guru S = Siswa S n = Siswa ke-n : 1, 2, 3,..., 10 SS = Semua siswa BS = Beberapa siswa 1. G = Selamat pagi anak-anak! 2. SS = Selamat pagi bu guru. 3. G = Ya, kok sepertinya kurang semangat nih. Sudah sarapan belum tadi? 4. SS = Sudah. 5. G = Kurang semangat. ya, biar semangatnya bertambah kita Tepuk Beat dahulu yuk. Siap? 6. S 3 = Bu, sampai lima ya. 7. G = Ya. Siap ya? Everybody beat one... (Siswa dan guru melakukan tepuk beat bersama). 8. G = Ya sudah ya, semuanya perhatian kesini dulu. Hari ini kita akan belajar tentang pembagian lagi, pembagiannya berbentuk soal cerita. Sudah siap belajar? 9. SS = Sudah. 10. G = Ini duduknya sudah seperti kelompok yang kemarin? 11. SS = Sudah. 12. S 1 = Bu, S 4 tidak masuk. 13. G = Oh iya kurang S 4, S 4 sedang sakit jadi tidak masuk. Tidak apa-apa. Yuk, sekarang kita ambil alat peraga yang ada di depan, dibawa ke kelompoknya masing-masing. 14. (Siswa mengambil alat lalu duduk di tempat duduk masing-masing). 15. G = Ya, sekarang bu guru akan membagikan LKS untuk kalian. Kalian akan mengerjakan latihan soal pembagian dengan soal cerita. 16. (Guru membagikan LKS kepada siswa). 17. G = Masih ingat caranya menggunakan alat seperti kemarin? Yang ditukartukar? 18. SS = Masih. 19. G = Kalau masih, sekarang akan bu Guru cek dulu. Bu guru akan bercerita. Bu Tasia membeli 24butir telur di warung. Telur itu akan butasia goreng selama 8 hari. Pokoknya harus habis dalam 8 hari. Berarti pembagiannya gimana? Tadi punya berapa telur? 20. S 1 = 24 telur. 21. G = 24 telur harus habis selama 8 hari, berarti 24 dibagi? 22. S 5 = G = Ya, 24 telur dibagi 8 hari, 24:8. (Guru menuliskannya di papan tulis).ya, sekarang dihitung menggunakan alat. 24. S 3 = Bu ini gimana tho bu? 25. G = Seperti kemarin, ambil 24 dulu, pionnya ada 8. Lalu 24nya dibagi ke pion. (Guru mengarahkan kelompok S 3 ). Kalau tidak cukup maka harus di? 26. S 3 = Tukar. 27. G = Ya ditukar. 28. S 10 = Bu, Bu guru.

241 G = Ya, gimana? 30. S 10 = Ini diambil 24 dulu terus dibagi ke delapan pion ya? 31. G = Ya, seperti itu. 32. G = Nah, anak-anak ini kan 24, puluhannya ada berapa? Ada dua, kita bagi ke pion, cukup atau tidak? 33. SS = Tidak. 34. G = Nah kalau tidak cukup berarti kita harus tukarkan terlebih dahulu. 35. S 7 = Nah ditukar ki. 36. G = Yang 4 balok biru tadi disimpan ya, jangan dikembalikan. Berarti semuanya ada , ada berapa? 37. S 5 = S 3 = Bu, semuanya jadi 24? 39. G = Iya, kan tadi kamu menyimpan 4 terus ditambah yang ditukarkan tadi 20 jadi ya 24. Semua sudah? Langsung dibagikan saja ya. 40. S 3 = Sudah dibagi. 41. G = Hasilnya berapa? 42. BS = 3 bu. 43. G = Ya, mari kita lihat di balik kartunya, hasilnya 3. Sudah mengerti? Masih ingat caranya? 44. BS = Masih 45. G = Oke, kalau sudah bisa kita lanjut mengerjakan soal. Nah, karena ini soal cerita maka seperti biasanya, bu guru meminta kalian untuk membacanya satu persatu agar membacanya lebih lancar. 46. S 6 = Bu urut ya, urut bacanya. 47. G = Ya, kalian sudah bisa menyederhanakan soalnya sendiri kan? 48. SS = Ya. 49. S 6 = Bu, mau tanya ini nanti misale langsung 16 dibagi lapan gitu bu? 50. G = Ya tapi dibaca dulu ceritanya, jangan langsung seperti itu ya. 51. S 6 = Haiyo. 52. G = Yuk dibaca, nomor 1. Siapa? Tunjuk tangan. 53. (S 1 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 1 untuk membaca soal). 54. S 1 = Niki mempunyai 16 buah permen. Permennya ia bagikan kepada 8 orang temannya. Berapakah permen yang didapatkan oleh masing- masing temannya? 55. G = Terimakasih S 1. Siapa yang bisa menyederhanakannya? 56. S 1 = 16 dibagi 57. G = 16 dibagi berapa? 58. S 1 = 8 orang temannya 59. G = Ya, jadi 16 dibagi? 60. S 6 = G = Ya, 16 : 8. Sekarang nomor dua, siapa yang ingin membaca? 62. (S 3 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 3 untuk membaca soal). 63. S 3 = Nomor dua kan? Nenek memiliki 18 manggis. Seluruh manggis itu dibagikan kepada 9 orang cucunya. Setiap anak mendapat bagian yang sama. Berapa banyak manggis yang diterima setiap anak? 64. G = Terimakasih S 3. Siapa yang tau kalau soalnya disederhanakan menjadi seperti apa? 65. S 6 = 18:9 66. G = Ya, nomor tiga siapa yang mau membaca? 67. (S 7 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 7 untuk membaca soal).

242 S 7 = Ada 24 siswa mengikuti lomba cerdas cermat. Cerdas cermat adalah lomba beregu. Setiap regu terdiri dari 3 siswa. Berapa regu yang mengikuti lomba cerdas cermat. 69. G = Terimakasih S 7. Soalnya jadinya gimana kalau disederhanakan? 70. S 7 = 24 : G = Ya. Selanjutnya nomor (S 6 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 6 untuk membaca soal). 73. S 6 = Elsa ingin membagikan 34 buah mainannya. Ia akan memberikan mainannya kepada kedua adiknya. Berapa buah mainan yang diterima oleh tiap adiknya? 74. G = Ya, terimakasih S 6. Berarti soalnya sederhananya gimana? 75. SS = 34 : G = Selanjunya nomor 5 siapa? 77. (S 9 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 9 untuk membaca soal). 78. S 9 = Endro memiliki 35 kelereng. Kelereng itu akan ia bagikan kepada 5 anak. Setiap anak mendapat kelereng yang sama. Berapa banyak kelereng yang diterima setiap anak? 79. G = Terimakasih S 9. Soalnya berapa? 80. S 5 = 35:5 81. G = Ya, yo nomor 6. Siapa yang belum baca? 82. (S 5 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 5 untuk membaca soal). 83. S 5 = Jumlah siswa kelas dua ada 45 orang dan akan dibentuk kelompok kerja. Setiap 9 orang membentuk 1 kelompok kerja. Berapa kelompok yang terbentuk? 84. G = Terimakasih S 5. Soalnya, 45 dibagi? 85. S 6 = G = Ya. Nomor 7 siapa yang ingin membaca? Bu guru ingin mendengar S 10 membaca. Ayo S 10 biar lancar membacanya. Baca nomor S 10 = Marbun dan Abid memetik 48 buah mangga. Mangga-mangga itu dimasukkan ke dalam 8 keranjang. Tiap keranjang berisi buah mangga yang sama banyak. Berapa banyaknya buah mangga dalam setiap keranjang? 88. G = Terimakasih S 10. Soalnya berapa? 89. S 3 = 48 : G = Ya, Nomor 8 yuk. 91. (S 8 menunjuk tangan, guru mempersilahkan S 8 untuk membaca soal). 92. S 8 = Nana membeli 56 ekor kelinci. Kelinci tersebut akan ditempatkan ke dalam 4 kandang. Berapa kelinci yang terdapat dalam masing-masing kandang? 93. G = Ya, Terimakasih S 8.Soalnya berapa? 94. S 8 = 56 : G = Ya. Sekarang boleh dikerjakan. 96. S 10 = Bu 16 itu gimana? 97. G = 16 itu kalian ambil 10 dan? 98. S 10 = G = Ya. S 2 ikut menghitung juga ya, biar tidak tertinggal temannya S 2 = Ya S 1 = Ini yang ini baloknya G = Sstt. Coba S 1, S 2 dan S 10 perhatikan dulu, ini yang disebelah kiri itu jumlah baloknya, yang sebelah kanan itu pionnya. Gitu ya? 103. S 10 = Oh ya S 3 = Bu, sini bu. Ini gimana?

243 G = Ya, nomor berapa? Satu? Nah, kan 16:8. 16-nya dibagi, puluhannya cukup tidak? 106. S 3 = Tidak cukup G = Karena tidak cukup kita tukarkan mendapat 10. Sudah ingat? 108. S 6 = Sudah G = Ya, coba setelah ini dibagikan S 1 = Bu, sini bu. Ini gimana bu? 111. (Guru mendatangi kelompok S 1 ) G = Ya, kan ini akan dibagi. Lho temannya kok tidak mendapat, maka harus kita tukar S 1 = Ditukar G = Nah sekarang, setelah ditukar ini dibagikan ke pionnya sampai habis. Semua baloknya ada 16 ya (Guru kemudian mendatangi kelompok S 5 ) 116. G = Kelompok sini gimana? Bisa? 117. S 5 = Bisa S 9 = Sudah sampai nomor G = Wah pintar sekali kalian. Gampang? 120. S 5 = Gampang G = S 7 sudah bisa? Gampang? 122. S 7 = Sudah. Lumayan gampang bu G = Ya, bagus (Guru beralih ke kelompok S 1 ) 125. G = Sudah dibagi? Setiap pion mendapat berapa? 126. S 10 = G = Ya, sudah bisa ya. Dilanjut S 3 = Bu, nomor 3 bu G = Nomor 3? Oke. Kita ambil 24 dan 8 pion. Sudah? 130. S 3 = Sudah G = Ya sudah dibagi. Kalau tidak cukup yang puluhan ditukar S 6 = Bu ini ditukar 20 tho bu? 133. G = Iya (Siswa sibuk mengerjakan soal dalam kelompok, guru berkeliling untuk melihat kinerja siswa) S 8 = Bu, nomor G = Gimana nomor 4 tidak bisa? 137. S 6 = Bisa banget G = Wah S 6 bilang bisa banget, berarti bisa minta diajari S 6 ya S 6 = Ya S 1 = Bu, begini? 141. G = Ya, sip. Hasilnya? 142. S 1 = G = Ya S 6 = Bu, ini kok gini? 145. G = Gimana, lho ini 24 atau 34? 146. S 8 = 34 ya S 6 = Oh iya G = Ya, kurang 10 berarti, lebih teiti lagi ya ko S 6 = Ya G = Yuk dilanjut S 9 = Bu, kesini G = Gimana?

244 S 5 = Nomor lima tidak ketemu G = Ya, mau menghitung nomor 5 bersama? 155. S 7 = Ya G = Yuk kita bereskan dulu. Setelah itu kalian ambil 35 dan pionnya juga S 5 = Sudah (Siswa menghitung dengan alat peraga, guru memperhatikan) G = Sudah dibagi? Cukup tidak? Kalau tidak berarti S 7 = Harus ditukar G = Yuk ditukar. Kalau sudah langsung dibagi. Dibaginya urut ya biar tidak bingung S 5 = Sudah G = Ya sudah dihitung hasilnya (Guru berkeliling kelas kembali) 165. S 1 = Bu, kesini G = Kenapa? 167. S 10 =Ini kok kurang? 168. G = Tadi 4 nya sudah ditambahkan belum? 169. S 1 = Oh belum G = Ya ditambah yuk S 1 = Bisa. Hasilnya (S 3 datang menghampiri guru) S 3 = Bu, ngitungnya ilang ditengah-tengah bu G = Ya coba kita hitung kembali (sambil mendatangi kelompok S 3 ). Nah di sini sudah 30, kalian lanjutkan sampai berapa? 175. S 8 = G = Ya, baloknya ditaruh di sini dilanjutkan S 3 = Oh iya G = Coba kalian ngitungnya bareng-bareng, pelan-pelan pasti nanti bisa. Semangat ya! 179. S 6 = Ya S 5 = Bu, Bu guru G = Ya. Gimana? 182. S 9 = Gini bu. Ini menghitungnya banyak banget G = Yuk semangat. Kalian menghitungnya bergantian, satu-satu ya biar tidak hilang nanti ditengah-tengah. Bisa ya? 184. S 1 = Bu, lihat sini G = Ya, sudah benar. Dilanjut S 6 = Bu, sini G = Ya, ini coba dicek lagi yuk. Kita hitung bersama S 6 = Oh ini kelebihan G = Iya. Ya, sudah tau ya hasilnya? 190. S 3 = Sudah (Guru kembali berkeliling mengunjugi kelompok yang lain) G = Gimana kelompok sini sudah bisa? 193. S 2 = Sudah bu G = Wah bagus! Lanjutkan ya S 5 = Bu, nomor terakhir bu. Gimana? 196. G = 56 : 4? Ini akan lebih mudah kalau kamu teliti. Coba yang dibagi puluhannya dahulu, jangan langsung ditukar semua tapi coba dibagi dulu S 5 = Ini sisa satu yang 10. Ditukar bu? 198. G = Ya, yang itu baru ditukar. Kalau sudah nanti dibagikan lagi seperti biasanya.

245 S 9 = Sudah S 5 = Uwis rampung, uwis rampung. Bu, Tos! 201. S 7, S 9 = Bu, tos! 202. G = Ya (Guru beralih ke kelompok Riko) G = Yuk nomor terakhir yuk. Ambil 56, kalau sudah dibagi ke pionnya ya S 5, S 7 = Bu, betul kabeh sudah dicek di kartu G = Ya bagus (Kelompok S 5 membereskan alat peraga tanpa diperintah oleh guru. Siswa yang belum selesai sibuk mengerjakan soal, guru berkeliling melihat-lihat dan mengarahkan siswa) 208. G = Semuanya sudah selesai? Sudah dicek? 209. S 1 = Sebentar bu, baru akan dicek S 6 = Sudah bu, sekarang kami membereskan ini dulu G = Ya bagus. Sudah di cek? Semuanya benar? 212. SS = Iya G = Yuk kita cek lagi. Nomor 1 hasilnya? 214. SS = G = Nomor 2? 216. SS = G = Nomor 3? 218. SS = G = Nomor 4? 220. SS = G = Nomor 5? 222. SS = G = Nomor 6? 224. SS = G = Nomor 7? 226. SS = G = Nomor 8? 228. SS = G = Yuk, tos dulu yang benar semua. Kalian semua sudah bisa, Bu guru senang kalau kalian semua sudah bisa SS = Yee 231. G = Nah, sekarang LKSnya dikumpulkan. Alatnya yang sudah kalian bereskan dikembalikan ke depan yuk S 3 = Ya, sebentar bu G = Gimana anak-anak belajarnya hari ini? 234. SS = Senang G = Apakah sudah semakin mengerti? 236. SS = Ya S 5 = Lumayan gampang bu G = Ya, terimakasih ya anak-anak sudah belajar dengan bu guru. Hari ini pelajaran matematika selesai. Setelah ini, kita belajar pelajaran selanjutnya, yaitu Bahasa Jawa SS = Ya bu G = Bukunya dipersiapkan yuk SS = Ya.

246 226 Lampiran 31 Transkrip Wawancara Guru Transkrip Wawancara Guru Kelas II Keterangan : P = Pewawancara G = Guru P G P G P G P G = Selamat siang bu! = Selamat siang! = Saya ingin bertanya bu, mengenai pembelajaran anak-anak kemarin bersama saya saat menggunakan alat peraga Montessori. = Oh iya. = Ya, saat Ibu melihat kemarin, bagaimana keterlibatan siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran di kelas? = Baik, keterlibatan siswa pada pada saat pembelajaran di kelas, saya lihat seluruh siswa itu aktif terlibat menggunakan alat peraga papan pembagian tersebut. Mereka juga memiliki motivasi yang tinggi untuk bisa terlibat. Setiap kelompoknya itu mau saling berbagi dan bekerja sama dengan temannya. = Ya, siswa kan terlihat aktif, lalu bagaimana ekspresi siswa saat belajar menggunakan alat peraga pembagian? = Kalau ekspresinya siswa pada saat menggunakan alat tersebut, mereka terlihat sangat antusias dan sangat gembira. Gembiranya karena dia bisa memahami materi pembagian itu tanpa disadari menggunakan alat itu sambil bermain. Mereka juga senang dapat belajar menemukan hasil operasi hitung pembagian dari dia memainkan alat-alat tersebut. P = Ya, kalau saat pembelajaran tersebut bagaimana konsentrasi dan perhatian siswa pada saat pembelajaran berlangsung? G P Oh ya, kalau itu siswa ada yang terlihat berkonsentrasi saat guru menjelaskan, namun ada juga siswa yang karena terlalu apa eh heran eh aneh atau baru kali ini menggunakan alat tersebut jadi ada rasa kagum juga dengan menggunakan alat tersebut. Mereka juga setelah guru di kelas menjelaskan bagaimana cara menggunakan dan langkah-langkahnya, mereka mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran dan memiliki konsentrasi ketika mengerjakan dengan alat peraga pembagian tersebut. = Pada saat pembelajaran itu sendiri, apakah mereka aktif dalam bertanya dengan guru, ataupun teman? G = Oh iya, kalau keaktifan siswa dalam bertanya itu sangat terlihat sekali. Apalagi kalau mereka terlihat sedikit kebingungan tetapi mereka ingin tahu

247 227 caranya menggunakan alat tersebut, mereka langsung seperti berlomba-lomba bertanya pada guru. Mereka juga keingintahuannya sangat tinggi sekali. P G = Ya, setuju bu. Nah, kalau untuk latihan soalnya sendiri, pada saat pembelajaran apakah mereka menyelesaikan soalnya atau justru karena menggunakan alat menjadi lama saat menyelesaikan atau bahkan tidak selesai? = Kalau ketika mengerjakan soal itu mereka malah justru setiap anak itu ingin cepat-cepat menyelesaikan soal dengan menggunakan alat tersebut. Terlihat juga satu kelompok yang terdapat anak yang kurang aktif dalam kelompok itu terlihat seperti ketinggalan. Tapi yang lainnya, secara keseluruhan saya lihat soal-soal yang diberikan mereka selesaikan dengan baik. Kalau misalnya tidak mengerti dan belum paham akan segera bertanya dan ingin segera menyelesaikan. Kalau saya lihat, secara keseluruhan mereka sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. P = Ya, terimakasih bu. Saya sudah mendapat banyak informasi dari Ibu. Terimakasih banyak. G = Ya, sama-sama.

248 228 Lampiran 32 Dokumentasi Foto Saat Penelitian

249 229 Lampiran 33 Surat Ijin Penelitian

250 230 Lampiran 34 Surat Keterangan Penelitian

251 CURRICULUM VITAE Anastasia Putranti Sidharta lahir di Sleman, 17 Oktober Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Cempaka Putih Barat 09 Pagi Jakarta Pusat, tamat pada tahun Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 76 Jakarta, tamat pada tahun Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 30 Jakarta, tamat pada tahun Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan sebagai mahasiswa, penulis mengikuti berbagai kegiatan di luar perkuliahan. Penulis menjadi salah satu anggota dari Montessori Club di PGSD. Penulis juga mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa-Masyarakat (PKM-M) yang didanai oleh Kemenristekdikti pada tahun 2013 dan Pada tahun 2013, kelompok PKM-M penulis lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXVI di Lombok, NTT dan menjadi kelompok presentasi terfavorit serta mendapatkan medali perunggu pada kategori poster. Pada tahun 2013, penulis menjadi peserta dalam konferensi Internasional Embracing Montessori yang diadakan oleh Association of Indonesian Montessori Schools. Pada tahun 2014, Penulis juga menjadi peserta dalam konferensi Internasional 2014 Annual Conference on Children, Women, and Social Studies (ACCAWS) di Seoul, Korea Selatan. 231

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGGUNAAN ALAT PERAGA MONTESSORI PAPAN PEMBAGIAN DALAM MEMBANTU KESULITAN SISWA PADA PEMAHAMAN KONSEP PEMBAGIAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN SKRIPSI IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MENYELESAIKAN SOAL PELUANG DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Ajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOCK DIENES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

: AYU PERDANASARI K

: AYU PERDANASARI K UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh : AYU PERDANASARI K7413024

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

: ARNIKA ANDRIANI K

: ARNIKA ANDRIANI K PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAJASTO 02 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ARNIKA ANDRIANI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: TRI NURUL KHOMIDAH K7411161 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN Oleh : JUNITA SARI NIM 12321583 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA 8 Surakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG Oleh: IIS INDAH WIJAYANTI NIM. 13321698 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi

Lebih terperinci

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS V SLB C IMMANUEL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : TRI ESTU HAYUNINGTYAS

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN SKRIPSI Oleh: DWI HASTUTI K7412060 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013. PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN

Lebih terperinci

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : BAYU DWI CAHYO K PENJASKESREK

SKRIPSI. Oleh : BAYU DWI CAHYO K PENJASKESREK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 2 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : BAYU DWI CAHYO K4609022 PENJASKESREK

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENULIS KATA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IX SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh : AULIA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION

PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS LEARNING COMMUNITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS X 1 SMA N 3 BOYOLALI SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA SDN NGADIROYO 2012/2013 SKRIPSI Oleh: HARYANI K7109090 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA Oleh: ROFIQOH AWATISYAHARA NIM. 13321659 Skripsi ini ditulis untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN

PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PECAHAN UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS III SD DI SLB NEGERI UNGARAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : HAKSARI WIJAYANTI S K5109023 FAKULTAS

Lebih terperinci

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA ASPEK KOGNITIF MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: Maida Khoirina

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING SKRIPSI OLEH : ANISA ZAHRA HERMAYANI K4311010 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 Peningkatan Hasil Belajar... (Lilik Endang Dewani) 1.353 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 IMPROVING MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MIND MAPPING BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD N Setono No. 95 Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL KONTEKSTUAL INTERAKTIF BERBASIS WEBSITE OFFLINE DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM EXE LEARNING V-1.04.0 UNTUK SMA KELAS XI POKOK MATERI FLUIDA Skripsi Oleh : Utik Rahayu

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER i DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh:

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN i PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun oleh: ARI AGUSTIANI K7111020

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEMBARAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEMBARAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEMBARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN 2007-2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIAWAN K4610015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENSOMOTORIK MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SEMESTER I SLB/C YPCM BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP IMPLEMENTASI METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISC

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISC PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISC INTERAKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SAYIDAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 TESIS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA NEGERI 1 PONOROGO KELAS X-8 PADA MATERI OPTIKA TAHUN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN MEDIA ANIMASI POWTOON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK 2 SMK NEGERI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh: NURIDA YUSRIANI K8111057 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: DYAH DWI HAPSARI K7109065 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAGIAN-KESELURUHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURUHKALANG 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TGB.B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS POKOK BAHASAN FLUIDA DINAMIS UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MENINGKATKAN

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 PURWOKERTO SKRIPSI

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GANTIWARNO KECAMATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GANTIWARNO KECAMATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GANTIWARNO KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMPN 2 BADEGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Oleh: AKROUN NAFIANI NIM Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: AKROUN NAFIANI NIM Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINAT KELAS VIII MTSN SAMPUNG Oleh: AKROUN NAFIANI NIM. 13321747 Skripsi ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART SKRIPSI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART MONOPOLI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMENGGUNGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: AHMAD JAWANDI NIM K3109006 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: TITIK RAHAYU K 8408101 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTOR DAN KOGNITIF FISIKA SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIK KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 PRACIMANTORO Skripsi Oleh: Dwi Waryanti

Lebih terperinci

BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI. Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI.

BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI. Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI. BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI (Penelitian pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri Tegalmulyo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI PM SMK MURNI 2 SURAKARTA

PENGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI PM SMK MURNI 2 SURAKARTA PENGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI PM SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH: AHMAD MASHURI K4612008 FAKULTAS

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : DIANITA ARLIYANTI K3112021 FAKULTAS

Lebih terperinci

TESIS. oleh NUNUNG ESTININGRUM NIM

TESIS. oleh NUNUNG ESTININGRUM NIM i TESIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER 2 DI SD NEGERI 3 KARANGKLESEM, KECAMATAN PURWOKERTO

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ESTY SETYARSIH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh LAILATUS SURUR NIM

Oleh LAILATUS SURUR NIM PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA BERBANTU FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MEDINI 2 DEMAK Oleh LAILATUS SURUR NIM 201033257 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI Oleh DWI PUJIASTUTI 12321570 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RINI MUKTI HADIATI NIM K8409055 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K EFEKTIVITAS METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: NADIA

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Oleh: HERI KURNIAWAN K4610043 FAKULTAS

Lebih terperinci

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA EFEKTIVITAS METODE PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM (PECS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT BERBASIS EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIb SLB-B YRTRW SURAKARTA

Lebih terperinci

UMMU MUSLIHAH K

UMMU MUSLIHAH K PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATERI ELASTISITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 6 SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI Disusun oleh: NOVIA LINAWATI K5110044 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR FORMAL DAN LITERASI SAINS PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : DYAH PUSPITARINI K4310023

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SEMI X7111525 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN KENITEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN KENITEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN KENITEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR UNDER THE BASKET SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN DAN DAUR ULANG LIMBAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IPS 1 SMA N 2 BOYOLALI SKRIPSI Oleh : GILANG AKBAR NUGROHO K4313034

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS DUA BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS VI SLB ABC GIRI WIYATA DARMA WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP WARNA SEKUNDER PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTHANUL ATHFAL GULON JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Madu

Lebih terperinci