Pelatihan Feedforward Neural Network Menggunakan PSO untuk Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pelatihan Feedforward Neural Network Menggunakan PSO untuk Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm Pelatihan Feedforward Neural Networ Menggunaan PSO untu Predisi Jumlah Pengangguran Terbua di Indonesia Bayu Septyo Adi 1, Dian Ea Ratnawati 2, Marji 3 Program Studi Teni Informatia, 1 bayusa69@gmail.com, 2 dian_ilom@ub.ac.id, 3 marji@ub.ac.id Abstra Pengangguran terbua merupaan permasalahan yang dihadapi Indonesia setiap tahunnya. Jumlah pengangguran terbua di Indonesia masih cuup tinggi. Banya fator yang mempengaruhi jumlah penganggura terbua, salah satunya adalah tida sebandingnya jumlah lapangan erja dengan jumlah angatan erja. Semain tinggi jumlah pengangguran, maa aan berdampa pula pada setor lainnya, terutama setor eonomi arena jumlah pengangguran yang tinggi menyebaban penurunan pendapatan nasional dan emisiinan juga meningat. Dengan mempredisian jumlah pengangguran terbua, data hasil predisi diharapan dapat membantu pemerintah dan instansi terait untu membuat program untu mengurangi jumlah pengangguran terbua di Indonesia. Feedforward Neural Networ merupaan salah satu model dari jaringan saraf tiruan yang dapat diimplementasian untu melauan predisi. Algoritme Particle Swarm Optimization (PSO) dapat menggantian algoritme Bacpropagation untu melatih Feedforward Neural Networ. Hasil pengujian pada penelitian ini, nilai rata-rata error yang dihitung menggunaan Average Forecast Error Rate (AFER) sebesar %. Dari nilai AFER yang dihasilan dapat disimpulan bahwa Feedforward Neural Networ yang dilatih dengan PSO dapat digunaan untu predisi jumlah pengangguran terbua di Indonesia dengan tingat aurasi yang bai. Kata unci: pengangguran terbua, feedforward neural networ (FFNN), particle swarm optimization (PSO), average forecasting error rate (AFER) Abstract Open unemployment is a problem who faced by Indonesia in every year. In Indonesia, the number of an open unemployment is still in the high level. There are many factors influence the number of open unemployment, the one of that factor is the number of employement not comparable with the number of labor force. When the number of unemployment at the high level, it can influence the other sector, especially at the economy sector. Because of the number of unemployment is high, national income getting decrease and poorness getting increase. Prediction the number of open unemployment, can be expect to help government and other agence to decreasing the number of open unemployment in Indonesian. Feedforward Neural Networ is model from artificial neural networ which can be implemented for prediction. Bacpropagation algorithm can be replaced by Particle Swarm Optimization Algorithm (PSO) for training Feedforward Neural Networ. The result in this research, average value of error which is calculated by Average Forecast Error Rate (AFER) is %. Based on value of AFER in this reaserch, Feedforward Neural Networ trained by PSO method can be using for predicting the number of open unemployment in Indonesia with better accuracy. Keywords: open unemployment, feedforward neural networ (FFNN), particle swarm optimization (PSO), average forecasting error rate (AFER) 1. PENDAHULUAN Indonesia merupaan salah satu negara berembang di dunia dan juga salah satu negara yang memilii pendudu terbesar didunia. Namun semain banyanya jumlah pendudu, semain banya pula permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyaraat, terutama masalah pengangguran. Pengangguran merupaan permasalahan di mana angatan erja yang tersedia tida sebanding dengan lapangan erja yang ada Faultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1260

2 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer 1261 (HM, 2016). Pada tahun 2015 lalu, survei yang dilauan Badan Pusat Statisti (BPS) pada bulan Februari dan Agustus mencatat jumlah pengangguran terbua mengalami enaian, dari 7.45 juta menjadi 7.56 juta jiwa (BPS, 2017). Kenaian jumlah pengangguran aan berdampa pada berbagai setor. Setor yang paling terasa adalah setor eonomi, arena secara langsung, jumlah pengangguran aan menurunan pendapatan nasional dan juga meningatan anga emisinan (Harjanto, 2014). Jumlah pengangguran terbua dari tahun e tahun tentu tida dapat dipastian sebelum adanya survei yang dilauan oleh piha terait di mana prosesnya juga memaan watu yang cuup lama. Permasalahan yang ada pada proses survei, dapat diatasi dengan menggunaan metode predisi. Dengan mempredisian jumlah penganggruan terbua di Indonesia, data hasil predisi dapat digunaan oleh pemerintah sebagai data acuan untu membuat ebijaan mengatasi jumlah pengangguran terbua di Indonesia. Predisi merupaan sebuah cara untu memperiraan ejadian dimasa depan berdasaran data dimasa lalu dengan menggunaan model matematia (Heizer dan Barry, 2009). Salah satu model matematia yang dapat digunaan untu predisi data time series adalah model feedforward neural networ. Feedforward neural networ harus melalui proses pelatihan agar jaringan dapat menghasilan data predisi yang aurat. Dari beberapa penelitian, ebanyaan pelatihan feedforward neural networ menggunaan algoritme bacpropagation. Bacpropagation merupaan algoritme yang berbasis gradient, sehingga permasalahan yang sering muncul di dalam penggunaan algoritme ini adalah sering terjeba di dalam loal optimum (Bisi dan Goyal, 2015). Untu mengatasi elemahan tersebut, pelatihan feedforward neural networ dapat digantian dengan algoritme particle swarm optimization (PSO) di mana algoritme ini termasu di dalam algoritme ecerdasan berelompo (swarm intelligence). Penelitian yang menggunaan algoritme PSO untu pelatihan feedforward neural networ sudah banya dilauan. Rashid et al. (2015) menggunaan feedforward neural networ yang dilatih dengan PSO untu mempredisian energi untu menanaman silus daya gabungan. Saat proses pelatihan, nilai MSE yang diperoleh sebesar 1.019e-04 dan saat predisi, nilai MSE yang diperoleh sebesar Penelitian lainnya untu predisi sistem metering gas yang dilauan oleh Rosli et al. (2016) juga menggunaan PSO untu pelatihan feedforward neural networ. Penelitian ini menghasilan tingat error yang dihasilan jaringan urang dari 1%. Berdasaran dari permasalahan yang sudah disebutan, fous penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasian algoritme PSO untu pelatihan feedforward neural networ untu mempredisian jumlah pengangguran terbua di Indonesia. 2. DASAR TEORI 2.1. Pengangguran Terbua Pengangguran terbua merupaan pengangguran yang muncul diarenaan angatan erja yang tinggi namun esempatan erja yang ada rendah. Di dalam pereonomian, dampa yang diaibatan adalah banyanya tenaga erja yang tida mendapatan peerjaan, sehingga dalam janga watu yang lama, tenaga erja ini aan menganggur secara watu penuh (Harjanto, 2014) Predisi Predisi merupaan ilmu untu memperiraan apa yang terjadi dimasa mendatang dengan memproyesian data yang ada pada masa lalu. Teni pendeatannya ada dua, yaitu secara uantitatif dan ualitatif (Heizer dan Render, 2009) Feedforwad Neural Networ (FFNN) Jaringan saraf tiruan adalah neuron yang saling teronesi berdasaran model omputasional. Secara sederhana, jaringan saraf tiruan terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu lapisan input, lapisan tersembunyi dan lapisan output. Jumlah neuron pada lapisan input selalu sama dengan jumlah fitur yang digunaan namun jumlah neuron pada lapisan output tergantung dari output yang diinginan (Rashid et al., 2015).

3 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer 1262 dalam optimum loal, namun jia terlalu besar juga aan menurunan performansi algoritme. Tida ada aturan husus terait uuran swarm. Tetapi umunya, jia permasalahan yang dihadapi besar, maa uuran swarm dapat diperbesar. Gambar 1. Arsitetur Feedforward Neural Networ Proses pelatihan maupun testing pada feedforward neural networ adalah sebagai beriut (Siang, 2005): 1. Inisialisasian bobot Wj dan bias Vij secara aca. 2. Hitung eluaran pada hidden unit Zj, menggunaan Persamaan 1 dan 2. Z net V j0 n _ (1) X V i1 i ji Z _ j f ( Z _ net) 1 z _ net (2) j 1 e 3. Hitung eluaran jaringan Y, menggunaan Persamaan 3 dan 4. p Y _ net W Z W (3) 0 j j1 j Y f ( y _ net ) 1 y _ net 1 e (4) 2.4. Particle Swarm Optimization (PSO) Particle Swarm Opitimization (PSO) adalah teni optimasi yang menganalogian perilau seawanan burung dan pembelajaran ian yang diembangan oleh Eberhart dan Kennedy pada tahun 1990-an. Di dalam PSO, setiap individu aan menuar pengalaman hasil pembelajaran sebelumnya. PSO termasu di dalam ranah penelitian ecerdasarn berelompo (swarm intelligence). PSO memanfaatan beberapa titi pencarian di dalam ruang solusi. Penggunaan PSO ditujuan untu mengatasi permasalahan non-linier di mana variabel awalnya bersifat ontinyu. Di dalam pengembangannya, selain dapat mengatasi permasalahan ontinyu, PSO juga dapat mengatasi permasalahan disret (Fuuyama, 2008). Di dalam menyelesaiaan permasalahan menggunaan PSO, parameter-parameter yang digunaan adalah sebagai beriut (Jordehi dan Jasni, 2013): 1. Swarm Size Uuran swarm sangat berpengaruh pada performa PSO. Uuran swarm yang terlalu ecil aan menyebaban algoritme terjeba di 2. Teni Inisialisasi Hasil penelitian membutian bahwa inisialisasi partiel secara aca dapat memfasilitasi esplorasi yang efetif dari berbagai ruang pencarian. 3. Nilai Kecepatan Masimum Nilai ecepatan masimum aan mempengaruhi inerja PSO. Jia ecepatan terlalu besar, partiel aan bergera ta menentu dan aan mudah terjeba di dalam optimum global. Namun disisi lain, jia ecepatan partiel terlalu ecil, pergeraan partiel aan terlalu dibatasi yang mana dalam hal ini peningatan watu omputasi juga mungin terjadi. 4. Koefisien Aselerasi Nilai oefisien aselerasi merepresentasian bobot aselerasi stochastic. Jia nilai ini terlalu besar, partiel aan bergera terlalu cepat dan dapat terjeba di dalam optimal palsu. Sebalinya jia nilainya terlalu ecil, partiel aan terlalu lambat bergera dan dan watu omputasi juga aan meningat. Bila nilai oefisien aselerasi ognitif (C1) meningat, maa aan meningatan daya tari partiel terhadap PBest dan aan mengurangi daya tari terhadap GBest. Dari penelitian yang membahas tentang nilai oefisien aselerasi, dietahui bahwa nilai C1 = C2 = 2 umumnya dapat diterima untu menyelesaian permasalahan. 5. Kondisi Berhenti Kriteria ondisi berhenti tergantung dari permasalahan yang dihadapi. Bisa jadi dengan iterasi yang ecil, algoritme sudah memberian solusi, disisi lain tida menutup emunginan jumlah iterasi yang diberian lebih besar diarenaan jumlah iterasi yang ecil belum memberian solusi Penerapan Algoritme PSO 1. Kecepatan dan Posisi Partiel Di dalam ruang pencarian D, swarm memilii N partiel. Partiel e i-th pada iterasi

4 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer 1263 e t-th merupaan posisi partiel saat ini dan ecepatan saat ini. Posisi partiel disimbolan dengan X dan ecepatan partiel disimbolan dengan V (Li dan Liu, 2016). Xi( t) ( Xi1( t), Xi2( t),..., XiD( t)) (5) Vi t) ( V ( t), V ( t),..., V ( )) (6) ( i1 i2 id t 2. PBest dan GBest PBest (Personal Best) adalah posisi terbai partiel yang disimpannya disebut juga dengan local best position. Sementara GBest (Global Best) adalah posisi terbai eseluruhan partiel, disebut juga dengan global position. PBest dapat dinotasian dengan Persamaan 7 sedangan GBest dapat dinotasian dengan Persamaan 8 (Li dan Liu, 2016). Pi ( t) ( Pi 1( t), Pi 2( t),..., PiD( t)) (7) G t) ( G ( t), G ( t),..., G ( )) (8) ( 1 2 D t 3. Update Kecepatan dan Posisi Partiel Disetiap iterasi, ecepatan partiel dan posisi partiel aan terus di-update. Proses update ecepatan menggunaan Persamaan 9 sedangan proses update posisi partiel menggunaan Persamaan 10 (Juneja dan Nagar, 2016). V ( id Vid c r pbest id xid 2 ( c2r gbest id xid ) (9) 1 1 X X V (10) id V dan id pbest id c 1 dan r 1 dan X id dan c 2 r 2 id id = Kecepatan dan posisi partiel saat iterasi e-i. gbest id = Pbest dan Gbest iterasi e-i. = Bobot inersia iterasi e-i. = Merupaan nilai oefisien aselerasi. = Nilai aca di dalam range [0, 1]. 4. Nilai Bobot Inersia Bobot inersia berfungsi untu mengendalian efe yang diberian oleh ecepatan partiel. Jia nilai ω cenderung besar, maa algoritme aan meningatan emampuan pencarian global. Sementara jia nilainya ecil, maa aan meningatan emampuan pencarian parsial (Juneja dan Nagar, 2016). ) Pada umumnya, algoritme PSO menggunaan peneatan linier decreasing inertia weight (LDIW) untu mencari nilai ω. Namun, LDIW memilii elemahan, antara lain (Li dan Liu, 2016): 1. Di dalam tahap awal, emampuan pencarian loal tida bai. Bahan jia partiel sudah terlalu deat dengan solusi optimal global, patiel selalu ehilangan solusi. Hal ini diarenaan ecepatan partiel terlalu cepat. 2. Di dalam tahap ahir, emapuan pencarian global menjadi buru. Pada saat ini, algoritme dengan mudah terjeba di dalam optimum loal. Berdasaran elemahan dari LDIW, nilai bobot inersia pada penelitian ini dihitung menggunaan pendeatan non-linier decreasing inertia weight yang ditunjuan pada Persamaan 11 (Li dan Liu, 2016). t 1 max min (11) max t max 1 = Nilai bobot inersia. max = Nilai ω masimum. = Nilai ω minimum. = Iterasi masimum. = Iterasi saat ini. min t max t 2.6. Normalisasi Data Normalisasi data diperluan untu untu mempercepat pelatihan di dalam jaringan saraf tiruan (Haviluddin et al., 2016). Normalisasi data di dalam penelitian ini mengubah data e dalam range [0.1, 0.9], yang mana prosesnya berdasaran Persamaan 12 (Siang, 2005). 0.8X a X (12) ' b a 0.1 X = Data normalisasi. X = Data asli. a = Data minimum. b = Data masimum Denormalisasi Data Proses denormalisasi data adalah proses untu mengubah data yang ada di dalam range [0.1, 0.9] e dalam nilai riil. Proses denormalisasi data menggunaan Persamaan 13 (Siang, 2005).

5 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer 1264 X X ' 0.1 x.max x.min x.min (13) 0.8 X = Data denormalisasi. X = Data normalisasi. x.max = Nilai masimum data atual. x.min = Nilai minimum data atual Perhitungan Kesalahan Predisi Besarnya error yang dihasilan oleh suatu metode merupaan riteria penolaan terhadap metode predisi yang digunaan. Di dalam perhitungan error ini pula, dapat dilihat goodness of fit, yaitu emampuan sebuah metode seberapa jauh dapat melauan predisi pada data yang sudah dietahui (Syuriyawati, 2015). Di dalam penelitian ini, perhitungan esalahan predisi menggunaan AFER (Average Forecasting Error Rate). Perhitungan AFER menggunaan Persamaan 14 (Syuriyawati, 2015). Dari Gambar 2 dijelasan bahwa di dalam arsitetur jaringan saraf tiruan pada penelitian ini, lapisan input memilii jumlah neuron yang disesusaian dengan pola data yang digunaan. Satu buah neuron pada lapisan input mewaili data pengangguran 1 tahun. Bias pada lapisan input dan lapisan tersembunyi yang digunaan sama-sama Alur Penyelesaian Masalah Menggunaan PSO-Feedforward Neural Networ Secara umum, proses penyelesaian permasalahan pelatihan feedforward neural networ untu predisi jumlah pengangguran terbua ditunjuan pada Gambar 3. Ai Fi / Ai AFER 100% (14) n AFER = Nilai Average Forecasting Error Rate. Ai Fi n = Data atual e-i. = Data hasil predisi e-i. = Jumlah data. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Arsitetur Jaringan Saraf Tiruan Di dalam penelitian ini, arsitetur jaringan saraf tiruan yang digunaan terdiri dari 1 buah lapisan input, 1 buah lapisan tersembunyi dan satu 1 buah lapisan output. Secara umum, arsitetur jaringan saraf tiruan yang digunaan ditunjuan pada Gambar 2. Gambar 2. Arsitetur Jaringan Saraf Tiruan Penelitian Gambar 3. Diagram Alir Pelatihan Feedforward Neural Networ Menggunaan PSO Sebelum proses pelatihan dilauan, ada dua hal yang harus terdefinisi terlebih dahulu. Dua hal tersebut adalah sebagai beriut: 1. Representasi partiel Representasi partiel berupa real code particle swarm optimization. Nilai-nilai yang ada di dalam partiel digunaan sebagai bobot dan bias jaringan. Besarnya dimensi partiel dihitung menggunaan Persamaan 15 (Asriningtias, Dachlan dan Yudaningtias, 2015). w ( m1) n ( n 1) q (15) w = Bobot dan bias jaringan. m = Jumlah unit input.

6 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer 1265 n q = Jumlah unit hidden. = Jumlah unit output. Berdasaran arsitetur jaringan yang ditunjuan pada Gambar 2, representasi partiel yang didapatan adalah sebagai beriut: w ( m 1) n ( n 1) q (5 1) 2 (2 1) 1 15 Keterangan: Bias dari lapisan input e lapisan tersembunyi. Bobot dari lapisan input e lapisan tersembunyi. Bias dari lapisan tersembunyi e lapisan output. Bobot dari lapisan tersembunyi e lapisan output. 2. Fungsi fitness Selama proses pelatihan, setiap partiel membawa satu solusi. Untu melihat seberapa bai solusi yang dibawa setiap partiel, maa harus dilauan evaluasi partiel melalui fungsi fitness (Asriningtias, Dachlan dan Yudaningtias, 2015). Fungsi fitness yang digunaan selama pelatihan menggunaan ditunjuan pada Persamaan 16 (Rashid et al., 2015). 1 1 Fitness (16) MSE N 1 2 i; x y i n i1 Fitness = Nilai fitness. ( i ; x) = Target atual. y i = Data predisi. n = Jumlah data latih. Setelah representasi partiel dan fungsi fitness sudah jelas terdefinisi, proses pelatihan feedforward neural networ menggunaan PSO sudah dapat dilauan. Langah-langah pelatihan feedforward neural networ menggunaan PSO (PSO+FFNN) adalah sebagai beriut (Rashid et al., 2015): 1. Inisialisasi semua parameter PSO dan juga jumlah lapisan input dan lapisan tersembunyi pada jaringan saraf tiruan. 2. Inisialisasi posisi partiel sebagai bobot dan bias jaringan. Selain itu, inisialisasian juga ecepatan partiel. 3. Hitung nilai fitness setiap partiel menggunaan Persamaan 16. Nilai fitness didapatan dari proses feedforward neural networ. 4. Update PBest dan GBest berdasaran nilai fitness yang dihasilan setiap partiel. 5. Jia ondisi berhenti belum tercapai, ulangi langah 3 dan Jia ondisi berhenti terpenuhi, gunaan GBest hasil pelatihan pada iterasi terahir sebagai bobot dan bias jaringan saraf tiruan. 7. Lauan proses predisi menggunaan feedforward neural networ Data Penelitian Pada penelitian ini, data yang digunaan adalah data jumlah pengangguran terbua di Indonesia dari tahun yang diambil dari website Badan Pusat Statisti (BPS). 4. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengujian Jumlah Neuron Pada Lapisan Input. Pengujian ini bertujuan untu mengetahui jumlah neuron pada lapisan input yang menghasilan nilai AFER terecil. Jumlah neuron yang diuji dimulai dari 4 sampai 10 sedangan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi adalah 2. Jumlah partiel yang digunaan 20, iterasi 150, nilai C1=C2= 2, ω max 0.9, nilai ω min 0.4, data latih 32 dan data uji 9. Pengujian dilauan sebanya 10 ali. Gambar 4. Grafi Pengujian Jumlah Neuron pada Lapisan Input Gambar 4 menunjuan bahwa jumlah neuron pada lapisan input dari 4 sampai 10 nilai AFER yang dihasilan jaringan cenderung

7 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer 1266 mengalami enaian. Kenaian nilai AFER secara signifian terjadi saat jumlah neuron pada lapisan input sebesar 7 sampai 10 dengan enaian nilai AFER disetiap jumlah neuron sebesar 0.4. Hal ini diarenaan semain besar jumlah neuron pada lapisan input, maa jaringan urang dapat memproses informasi yang diberian dengan bai. Selain itu, jaringan juga urang dapat merepresentasian pola predisi sehingga nilai AFER yang dihasilan mangalami enaian cuup besar sehingga hasil predisi urang mendeati nilai atual. Sementara itu, etia jaringan menggunaan jumlah neuron pada lapisan input sebesar 4 sampai 6, nilai AFER yang dihasilan jaringan mengalami enaian namun tida terlalu siginifian. Dengan ata lain, jumlah neuron pada lapisan input di dalam rentang 4 sampai 6 di dalam penelitian ini dapat memproses informasi dengan lebih bai dan juga dapat merepresentasian pola predisi sehingga hasil predisi dapat mendeati nilai atual Hasil Pengujian Jumlah Neuron Pada Lapisan Tersembunyi. Pengujian ini bertujuan untu mengetahui jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang menghasilan nilai AFER terecil. Jumlah neuron yang diuji dimulai dari 1 sampai 10 sedangan jumlah neuron pada lapisan input yang digunan adalah 4. Jumlah partiel yang digunaan 20, iterasi 150, nilai C1=C2= 2, ω max 0.9, nilai ω min 0.4, data latih 32 dan data uji 9. Pengujian dilauan sebanya 10 ali. seluruh sinyal pada seumpulan data yang rumit (Karsoliya, 2012). Demiian juga etia jumlah neuron lebih besar dari 5, rata-rata nilai AFER yang dihasilan tida lebih ecil saat jumlah neuron sama dengan 5, namun nilai rata-rata AFER cenderung ecil. Kondisi ini disebut dengan overfitting. Hal ini diarenaan jaringan dapat mendetesi seluruh sinyal pada seumpulan data yang rumit, namun hanya pada saat proses pelatihan saja. Sementara etia proses predisi, pola data predisi sulit didetesi. Agar jaringan tida mengalami ondisi underfitting maupun overfitting, maa perlu dilauan uji coba untu mencari jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang menghasilan nilai AFER terecil. Hal ini diarenaan sampai saat ini tida ada persamaan untu menghitung berapa banya jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang bai untu jaringan (Karsoliya, 2012) Hasil Pengujian Jumlah Partiel Pengujian ini bertujuan untu mengetahui jumlah partiel yang menghasilan nilai AFER terecil. Jumlah partiel yang diujian dimulai dari 15 sampai 50 dengan elipatan 5. Jumlah neuron pada lapisan input yang digunaan 4, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang digunaan adalah 5. Jumlah iterasi 150, nilai C1=C2= 2, ω max 0.9, nilai ω min 0.4, data latih 32 dan data uji 9. Pengujian dilauan sebanya 10 ali. Gambar 6. Grafi Pengujian Jumlah Partiel Gambar 5. Grafi Pengujian Jumlah Neuron pada Lapisan Tersembunyi Gambar 5 menunjuan bahwa etia jumlah neuron urang dari 5, rata-rata nilai AFER yang dihasilan jaringan cuup tinggi. Kondisi ini disebut dengan underfitting. Underfitting adalah ondisi di mana neuron pada lapisan tersembunyi terlalu sediit sehingga jaringan esulitan untu mendetesi Gambar 6 menunjuan bahwa saat jumlah partiel sebesar 15 sampai 30, nilai AFER yang dihasilan cenderung menurun. Hal ini menunjuan bahwa pencarian solusi sudah didapat berdasaran jumlah partiel di dalam rentang tersebut. Saat proses pelatihan, semain besar jumlah partiel yang diberian, maa calon solusi yang diberian juga aan semain banya (Eliantara, Cholissodin dan Indriati, 2016). Namun, saat jumlah partiel 35 sampai

8 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer , nilai rata-rata AFER nai secara signifian. Kemudian embali turun saat jumlah partiel yang diberian sebesar 45 sampai 50. Hal ini menunjuan bahwa pada jumlah partiel tertentu, nilai rata-rata AFER yang dihasilan jaringan aan tinggi, mesipun jumlah partiel yang digunaan cuup besar Hasil Pengujian Iterasi Pengujian ini bertujuan untu mengetahui jumlah iterasi yang menghasilan nilai AFER terecil. Jumlah iterasi yang diujian dimulai dari 50 sampai 300 dengan elipatan 50. Jumlah neuron pada lapisan input yang digunaan 4, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang digunan adalah 5. Jumlah partiel 30, nilai C1=C2= 2, ω max 0.9, nilai ω min 0.4, data latih 32 dan data uji 9. Pengujian dilauan sebanya 10 ali. Gambar 7. Grafi Pengujian Jumlah Iterasi Gambar 7 menunjuan bahwa pengaruh jumlah iterasi terhadap nilai AFER tida memilii pola dan juga jumlah iterasi yang diberian semain besar, belum tentu menghasilan nilai rata-rata AFER yang ecil. Hal ini dapat dilihat saat iterasi sebesar 50, 150, 200 dan 300, nilai rata-rata AFER yang dihasilan cenderung besar, sementara saat iterasi sebesar 100 dan 250, nilai rata-rata AFER cenderung ecil. Pada proses pelatihan dengan menggunaan PSO, proses yang ada di dalamnya melibatan proses global optimization. Proses global optimization adalah proses yang mana sifatnya aca. Sehingga, setiap ali proses pelatihan, nilai error yang dihasilan aan selalu berbeda mesipun jumlah iterasinya sama (Asriningtias, Dachlan dan Yudaningtyas, 2015) Hasil Pengujian Nilai Bobot Inersia Pengujian ini bertujuan untu mengetahui nilai bobot inersia yang menghasilan nilai AFER terecil. Nilai bobot inersia yang diujian berada di dalam range [0.4, 0.9]. Jumlah neuron pada lapisan input yang digunaan 4, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang digunan adalah 5. Jumlah partiel 30, jumlah iterasi 100, nilai C1=C2= 2, data latih 32 dan data uji 9. Pengujian dilauan sebanya 10 ali. Gambar 8. Grafi Pengujian Jumlah Iterasi Gambar 8 menunjuan bahwasannya nilai AFER saat nilai bobot inersia hasil ombinasi dari ω max 0.5 dan ω min 0.4 dan ω max 0.6 dan ω min 0.4 cenderung besar. Hal ini diarenaan rentang ω max dan ω min saat ombinasinya 0.4 dan 0.5 atau 0.4 dan 0.6 cenderung ecil, maa nilai bobot inersia juga aan ecil sehingga menyebaban ecepatan partiel menurun. Diarenaan ecepatan partiel menurun, daerah esplorasi swarm menjadi ecil dan solusi optimal aan lebih cepat ditemuan. Sementara itu, nilai rata-rata AFER saat nilai hasil ombinasi dari ω max 0.7, 0.8, 0.9 dan ω min 0.4 cenderung ecil. Hal ini diarenaan nilai bobot inersia hasil ombinasi dari nilai-nilai tersebut cenderung besar. Jia nilai bobot inersia besar, maa ecepatan partiel juga aan meningat sehingga daerah esplorasi swarm menjadi lebih besar Hasil Pengujian Jumlah Data Latih dan Data Uji Pengujian ini bertujuan untu mengetahui nilai jumlah data latih dan data uji yang menghasilan nilai AFER terecil. Jumlah data latih dan data uji yang diujian berada di dalam range [5, 36]. Jumlah neuron pada lapisan input yang digunaan 4, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang digunan adalah 5. Jumlah partiel 30, jumlah iterasi 100, nilai C1=C2= 2, nilai ω max 0.9 dan ω min 0.4 Pengujian dilauan sebanya 10 ali.

9 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer Rata-Rata Gambar 9. Grafi Pengujian Jumlah Iterasi Gambar 9 menunjuan bahwasannya nilai rata-rata AFER cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat saat jumlah data latih yang digunaan sebanya 24, 28 dan 32. Nilai AFER yang tadinya % saat data latih yang digunaan sebanya 24 data, turun secara signifian menjadi % saat data latih yang digunaan sebanya 32. Namun, saat data latih yang digunaan sebanya 36 data, nilai rata-rata AFER nai namun tida signifian. Berdasaran hal tersebut, dapat dietahui bahwa jumlah data latih dan data uji yang proporsional dapat menghasilan nilai AFER yang ecil Analisis Hasil Berdasaran hasil pengujian, Tabel 1 menunjuan nilai yang optimal untu setiap parameter yang digunaan di dalam pelatihan feedforward neural networ menggunaan PSO untu predisi jumlah pengangguran terbua di Indonesi. Tabel 2 menunjuan hasil pengujian parameter optimal. Tabel 1. Parameter Optimal Hasil Pengujian No Parameter Nilai 1 Jumlah neuron lapisan input 4 2 Jumlah neuron lapisan tersembunyi 5 3 Jumlah partiel 30 4 Jumlah Iterasi ω max 0.9 ω min Jumlah data latih 32 7 Jumlah data uji 9 Tabel 2. Hasil Pengujian Parameter Optimal Uji Coba Ke - AFER (%) Watu Eseusi Berdasaran Tabel 1, nilai AFER terecil didapat pada uji coba e-6 dengan nilai AFER sebesar % dan watu omputasi sebesar deti. Sementara nilai AFER terbesar didapat pada uji coba e-10 dengan nilai AFER sebesar % dan watu omputasi sebesar deti. Secara umum, pelatihan feedforward neural networ menggunaan PSO memberian hasil predisi yang cuup bai dan juga tida memaan watu yang cuup lama saat proses pelatihan. Dengan menggunaan ombinasi nilai disetiap parameter yang tepat, maa hasil predisi juga aan semain bai. Hal ini ditunjuan dengan nilai AFER yang dihasilan jaringan dari 10 ali pengujian, nilai AFER yang dihasilan berisar antara 2.1% sampai 3.7% Hasil Predisi Berdasaran Data Uji Setelah didapat seluruh parameter optimal dan mengetahui rata-rata esalahan predisi, terahir adalah melihat hasil predisi pada data uji. Hasil predisi berdasaran data uji ditunjuan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Predisi Berdasaran Data Uji Tahun 2012 Februari 2012 Agustus 2013 Februari 2013 Agustus 2014 Februari 2014 Agustus 2015 Februari 2015 Agustus 2016 Februari Data Atual Hasil Predisi Selisih

10 Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Algoritme PSO dapat diimplementasian untu pelatihan feedforward neural networ. Proses pelatihan terjadi saat perhitungan nilai fitness setiap partiel, diarenaan perhitungan fitness menggunaan langah-langah yang ada pada feedforward neural networ. 2. Dari pengujian setiap parameter yang diperluan untu pelatihan feedforward neural networ menggunaan PSO, didapatan nilai-nilai parameter yang optimal, antara lain jumlah neuron pada lapisan input sebesar 4, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi sebesar 5, jumlah partiel sebesar 30, jumlah iterasi sebesar 100, nilai ω max 0.9, nilai ω min 0.4 dan nilai C1 = C2 = 2, jumlah data latih 32 dan jumlah data uji Hasil pengujian berdasaran parameter optimal didapatan nilai AFER terecil sebesar % dan nilai AFER terbesar sebesar %. Secara rata-rata, nilai AFER yang dihasilan algoritme sebesar %. 6. DAFTAR PUSTAKA Asriningtias, S. R., Dachlan, H.S. & Yudaningtias E., Optimasi Training Neural Neural Networ Menggunaan Hybrid Adaptive Mutation PSO-BP. Jurnal EECCIS. 9 (1) Badan Pusat Statisti., [data] Jumlah Pengangguran Terbua di Indonesia (online). Tersedia di: s/view/id/972. Bisi M. & Goyal N. K., Predicting Cummulative Number of Failures in Software using an ANN-PSO based approach. IEEE, pp Eliantara F., Cholissodin I., Indriati., Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Gizi Keluarga Menggunaan Particle Swarm Optimization. Prosiding Seminar Nasional Riset Terapan (SNRT), 9-10 Nopember, Politeni Negeri Banjarmasin. Fuuyama, Y., Modern Heuristic Optimization Techniques. Institute of Electrical an Electronics Engineers Inc. Harjanto, T., 2014.Pengangguran dan Pembangunan Nasional..Jurnal Eonomi, 2 (2). Heizer, J. & Reizer B., Manajemen Operasi. Jaarta:Salemba Empat. HM, Muhdar., Potret Ketengaerjaan, Pengangguran dan Kemisinan di Indonesia:Masalah dan Solusi. Al- Buhuts, 11 (1) Jordehi, A. R. & Jasni J., Parameter Selection in Particle Swarm Optimization:A survei. Journal of Experimental & Theoritical Artificial Intelligence. 25 (4) Juneja M. & Nagar S.K., Particle Swarm Optimization Algorithm and Its Parameters:A review. International Conference on Control, Computing, Communication and Materials (ICCCCM). Karsoliya S., Approximating Number of Hidden Layer Neurons in Multiple Hidden Layer BPNN Architecture. International Journal of Enginnering Trends and Technology. 3 (6) Li C. & Liu X., An Improved PSO-BP Neural Networ and Its Application to Earthquae Prediction. 28 th Chinese Control and Decision Conference pp Rashid et al., Energy Prediction of a Combined Cycle Power Plant Using a Particle Swarm Optimization Trained FeedForward Neural Networ. International Conference on Mechanical Engineering, Automation and Control Systems (MEACS). Rosli N. S., Ibrahim R., & Ismail I., Neural Networ Model with Particle Swarm Optimization for Prediction in Gas Metering Systems. IEEE. Syuriyawati G., Implementasi Metode Average-Based Fuzzy Time Series Models Pada Predisi Jumlah Pendudu Provinsi DKI Jaarta. S1. Universitas Brawijaya. Siang, J. J., Jaringan Saraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunaan MATLAB. Yogyaarta:Andi.

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu:

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu: 2.4 Artificial Neural Networ 2.4.1 Konsep dasar Neural Networ Neural Networ (Jaringan Saraf Tiruan) merupaan prosesor yang sangat besar dan memilii ecenderungan untu menyimpan pengetahuan yang bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI METODE PERAMALAN PADA PERHITUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA PINJAMAN DI INDONESIA Nurmalasari Rusmiati 1 Sistem Informasi, Faultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA

AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA Aris Puji Widodo, Suhartono 2, Eo Adi Sarwoo 3, dan Zulfia Firdaus 4,2,3,4 Departemen Ilmu Komputer/Informatia,

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Ihwannul Kholis, 2 Ahmad Rofii. 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jaarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer SISTEM PENGENALAN AJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS FACE RECOGNITION SYSTEM USING BACKPROPAGATION ARTIFICIAL

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA METODE K-HARMONIC MEANS UNTUK DATA CLUSTERING

PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA METODE K-HARMONIC MEANS UNTUK DATA CLUSTERING PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA METODE K-HARMONIC MEANS UNTUK DATA CLUSTERING Yoe Ota a, Ahmad Saihu, S.Si,MT. b Jurusan Teni Informatia, Faultas Tenologi Informasi, Institut Tenologi

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Amethis Otaorora 1, Bilqis Amaliah 2, Ahmad Saihu 3 Teni Informatia, Faultas Tenologi

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA

JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA Giri Dhaneswara 1) dan Veronica S. Moertini 2) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katoli Parahyangan, Bandung Email: 1) rebirth_82@yahoo.com,

Lebih terperinci

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation Seminar Nasional e 9: Reayasa Tenologi Industri dan Informasi Sistem Penduung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunaan Metode Bacpropagation Teti Rohaeti 1, Yoyon Kusnendar Suprapto 2, Eo Mulyanto 3

Lebih terperinci

Pengaruh Proses Stemming Pada Kinerja Analisa Sentimen Pada Review Buku

Pengaruh Proses Stemming Pada Kinerja Analisa Sentimen Pada Review Buku Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Januari 2018, Vol. 03, No. 01, hal 55-59 jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jhp17 E-ISSN : 2502-8308 P-ISSN : 2579-7980 Pengaruh Proses Stemming Pada Kinerja Analisa

Lebih terperinci

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Ansari Predisi Kelulusan Mahasiswa Dengan Jaringan Syaraf Tiruan PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Rudy Ansari STMIK Indonesia Banarmasin e-mail: rudy.ansari@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Peramalan Jumlah Produsi Air PDAM Samarinda Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Anindita Septiarini 1 dan Nur Sya baniah 2 1 Program Studi Ilmu Komputer FMIPA, Universitas Mulaarman

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 341-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG Oleh : M.Rizi.H.S, Andri Heryandi,S.T, Bambang Siswoyo,Ir,M.Si Jl. Dipati Uur Bandung Teni Informatia Universitas

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik Jangka Panjang di Kabupaten Jember Menggunakan JST Backpropagation

Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik Jangka Panjang di Kabupaten Jember Menggunakan JST Backpropagation 1 Sistem Informasi Peramalan Beban Listri Janga Panang di Kabupaten Jember Menggunaan JST Bacpropagation Dodi Setiabudi Abstra Kebutuhan energi listri sebagai salah satu infrastrutur penting sangat diutamaan.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

Dany Candra Febrianto ) dan Hindayati Mustafidah )

Dany Candra Febrianto ) dan Hindayati Mustafidah ) Penerapan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Pembelaaran Bacpropagation untu Mengetahui Tingat Kualifiasi Calon Siswa pada Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru di MAN 2 Banarnegara (Application of Artificial

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES. : Agus Sumarno NRP :

APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES. : Agus Sumarno NRP : APLIKASI WAELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Nama : Agus Sumarno NRP : 06 00 706 Jurusan : Matematia Dosen Pembimbing : Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si Abstra Model time series

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

Aplikasi Neural-Fuzzy pada Regresi Interval untuk Data Time Series

Aplikasi Neural-Fuzzy pada Regresi Interval untuk Data Time Series Apliasi Neural-Fuzzy paa Regresi Interval untu Data Time Series Sri Kusumaewi Jurusan Teni Informatia, Universitas Islam Inonesia, Yogyaarta Jl. Kaliurang K, 4, Yogyaarta (04 E-mail : cicie@fti.uii.ac.i

Lebih terperinci

Prediksi Perilaku Pola Pengunjung Terhadap Transaksi Pada Toko Buku Gramedia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Back Propagation

Prediksi Perilaku Pola Pengunjung Terhadap Transaksi Pada Toko Buku Gramedia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Back Propagation Predisi Perilau Pola Pengunjung Terhadap Transasi Pada Too Buu Gramedia Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Bac Propagation Iriansyah BM Sangadji Teni Informatia STT PLN Jl Lingar Luar Duri Kosambi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR) Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM Seminar Nasional Sistem dan Informatia 2007; Bali, 16 November 2007 PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM Fajar Saptono 1) I ing Mutahiroh

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION

KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 29; Bali, November 14, 29 KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION Sofyan Tan, Lie Hian Universitas Pelita Harapan,

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING Hendra William *), Achmad Hidayatno, and Aub Aulian Zahra Jurusan Teni Eletro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB Wirda Ayu Utari Universitas Gunadarma utari.hiaru@gmail.com ABSTRAK Program pengenalan pola ini merupaan program yang dibuat

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Simulasi Deployment Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Algoritma Particle Swarm Optimization

Simulasi Deployment Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Algoritma Particle Swarm Optimization JNTETI, Vol. 1, No. 3, November 2012 21 Simulasi Deployment Jaringan Sensor Nirabel Berdasaran Algoritma Particle Swarm Optimization Zawiyah Saharuna 1, Widyawan 2, Sujoo Sumaryono 3 Abstract Deployment

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET

ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tenologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET 1 John Maspupu 1 Pussainsa LAPAN, Jl Dr Dundunan No 133 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI

PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION Wellie Sulistanti Abstract- Tuuan dari penelitian ini untu mengapliasian cara era aringan syaraf tiruan dengan menggunaan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI JARINGAN BASIS RADIAL DAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSK UNTUK PENYELESAIAN CURVE FITTING

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI JARINGAN BASIS RADIAL DAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSK UNTUK PENYELESAIAN CURVE FITTING STUDI KOPARASI IPEENTASI JARINGAN BASIS RADIA DAN FUZZY INFERENCE SYSTE TSK UNTUK PENYEESAIAN CURVE FITTING Sri Kusumadewi Teni Informatia Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyaarta cicie@fti.uii.ac.id

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Feedforward Bacpropagation Sorihi *, Wahyudi **, Iwan Setiawan ** Abstra - Jaringan syaraf bacpropagation merupaan aringan syaraf yang telah

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR) SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Sutino 1, Helmie Arif Wibawa 2, Priyo Sidi Sasongo 3 123 Jurusan Ilmu Komputer/Informatia, FSM,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK. Tesis

APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK. Tesis APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Tesis Program Studi Teni Eletro Jurusan Ilmu-ilmu Teni disusun oleh : Wiwien Widyastuti 8475/I-/820/02 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT, TEKSTUR DAN BACKPROPAGATION

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT, TEKSTUR DAN BACKPROPAGATION UPN Veteran Yogyaarta, 30 Juni 2012 CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT, TEKSTUR DAN BACKPROPAGATION Ni G.A.P Harry Saptarini 1), Rocy Yefrenes Dilla 2) 1) Politeni Negeri Bali 2)

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Jadwal Secara Umum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jadwal adalah pembagian watu berdasaran rencana pengaturan urutan erja, daftar atau tabel egiatan

Lebih terperinci

Prediksi Volume Impor Beras Nasional dengan Metode Multi-Factors High-Order Fuzzy Time Series

Prediksi Volume Impor Beras Nasional dengan Metode Multi-Factors High-Order Fuzzy Time Series Jurnal Pengembangan Tenologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol., No. 2, esember 207, hlm. 77-778 http://j-ptii.ub.ac.id Predisi Volume Impor eras Nasional dengan Metode Multi-Factors High-Order

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON

PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teni Sipil ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

TRANSFORMASI KOORDINAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT (Studi Kasus: Daerah Jawa Bagian Barat) SUPRIYANTI

TRANSFORMASI KOORDINAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT (Studi Kasus: Daerah Jawa Bagian Barat) SUPRIYANTI TRANSFORMASI KOORDINAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT (Studi Kasus: Daerah Jawa Bagian Barat) SUPRIYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Peramalan Kebutuhan Beban Janga Pende Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Oleh : Dinar Atia Sari (L2F002572) Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Studi Kasus daerah Kab. Sleman, Provinsi DIY)

Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Studi Kasus daerah Kab. Sleman, Provinsi DIY) Jurnal PROte Vol. 3 No. 1, 216 Predisi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Iis Hamsir Ayub Wahab Program Studi Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Khairun Email: hamsir@unhair.ac.id

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci