HASIL KALI TRANSFORMASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL KALI TRANSFORMASI"

Transkripsi

1 Definisi : Andaikan F dan G dua transformasi, denan F : V V G : V V HASIL KALI TRANSFORMASI Maka komposisi dari F dan G yan ditulis sebaai Go F didefinisikan sebaai: (Go F) (P) = G[F(P)], P V Teorema : Jika F : V V dan G : V V masin-masin suatu transformasi maka asil kali H = Go F : V V adala jua suatu transformasi. Bukti : Akan dibuktikan H = Go F suatu transformasi. Untuk ini arus dibuktikan dua al yaitu H surjektif dan H injektif. 1) Akan dibuktikan H surjektif. Karena F transformasi maka daera nilai F adala seluru bidan V, dan daera asal G jua seluru V sebab G suatu transformasi. Ambil y V, apaka ada x seina H(x) = y? Akan dibuktikan y = H(x). Karena G transformasi maka y V z V y Karena F suatu transformasi maka pada Maka y = G[F(x)] atau y = Go F (x). Jadi y = H(x). Jadi H surjektif. ) Akan dibuktikan H injektif. = G(z). z x V z = F(x). Artinya, Jika P Q maka H(P) H(Q) P,Q ε V. Ambil P,Q ε V dan P Q. Karena F injektif maka F(P) F(Q). Jelas G(F(P)) G(F(Q)) karena G injektif. Diperole, Jika P Q maka G(F(P)) G(F(Q)) P,Q ε V. Jadi H injektif. Karena H surjektif dan H injektif maka H suatu transformasi. Jadi H = Go F suatu transformasi.

2 Catatan : Denan jalan yan serupa dapat pula dibuktikan bawa asil kali Fo G jua suatu transformasi. Soal-soal 1). Diketaui : aris-aris dan dan titik-titik P,Q dan K. Lukisla : a). A = M [M (P)] b). B = M [M (P)] c). C = M [M (P)] d). D = M [M (K)] e). R seina M [M (R)] = Q f). Apaka M o M = M o M? Jawab: A a). P Q M (P) b). P M (P) B P = M [M (P)] c). M (P)

3 d). K = D P Q e). R P Q M (Q) f). Tidak, sebab terliat pada nomor (a) dan (b), diperole M [M (P)] M [M (P)]. ). Diketaui : T dan S isometri Selidiki : a). TS sebua isometri b). TS = ST c). Jika sebua aris maka = (TS)() jua sebua aris. d). Jika // dan = (TS)(), = (TS)() maka // Jawab : a). T dan S adala isometri-isometri seina T dan S adala suatu transformasi Berdasarkan teorema Jika F : V V dan G : V V masin-masin suatu transformasi, maka asil kali H = Go F : V V adala jua suatu transformasi, maka TS jua transformasi. Adb apaka TS isometri Ambil sebaran titik A, B V

4 S(A) = A, S(B) = B Karena S isometri seina AB = A B T(A ) = A, T(B ) = B Karena T suatu isometri seina A B = A B Denan demikian AB = A B = A B TS(A) = T[S(A)] TS(A) = T[S(A)] = T(A ) = T(B ) = A = B Karena AB = A B seina TS sebua isometri. Jadi TS adala suatu isometri. b). Adb TS = ST c). Apabila sebua aris maka = TS() jua sebua aris Tela diketaui bawa TS sebua isometri Berdasarkan teorema sebua isometri memetakan aris menjadi aris Maka = TS() adala sebua aris Jadi pernyataan jika sebua aris maka = TS() jua sebua aris benar. d). Apabila // dan = TS(), = TS() maka // Karena TS sebua isometri, berdasarkan teorema sebua isometri menawetkan kesejajaran dua aris Seina diperole // denan = TS(), = TS(), // Jadi pernyataan Apabila // dan = TS(), = TS() maka // benar. 3). Diketaui : aris-aris dan, A, B, C Lukisla : a). M [M ( ABC)] b). M [M ( ABC)] c). K seina M [M (K)] = K d). R seina M [M (R)] = D

5 Jawab: a). A C B A B C C A b). M (A) = A M (B) = B (karena B maka M (B) = B ) M (C) = C M (A ) = A M (B ) = B M (C ) = C Jadi, M [M ( ABC)] = A B C B C A = A B C A B C

6 M (A) = A = A (karena A ) M (B) = B M (C) = C M (A ) = A M (B ) = B M (C ) = C Jadi, M [M ( ABC)] = A B C c). Akan dilukis K seina M [M (K)] = K M [M (K)] = K (M M )(K) = K Hasil kali persamaan (M M )(K) = K anya akan terjadi pada titik poton antara aris dan aris. Ole karena itu K adala titik poton aris dan aris. K d). Akan dilukiskan titik R seina M [M (R)] = D Karena D maka D = M (D) = D Seina diperole M (R) = D Jadi, R adala prapeta D ole M R D 4). Diketaui : aris-aris,, k denan // k Lukisla : a). = M [M ()] b). = M [M ()] c). k = M [M (k)]

7 Jawab: a). = M [M ()] ' k b). = M [M ()] M () k ' c). k = M [M (k)] M (k) k k' 5). Diketaui : dua aris dan yan berpotonan Lukisla : a). k seina M [M (k)] = b). m seina M [M (m)] =

8 c). n seina M [M (n)] membai sama besar sudut lancip antara dan Jawab: 6). Diketaui : padanan S dan T sebaai berikut Ditanyakan : a). TS(P) Daera asal S adala, S(X) adala titik tena AX Daera asal T adala daera di luar linkaran l dan T(X) = b). Daera asal dan daera nilai TS c). R seina (TS)(R) = Q denan Q l d). Apaka ST ada? Jika ya, tentukan daera asal dan daera nilainya Jawab: a). Ambil P seina S(P) pertenaan AP TS(P) = T[S(P)] TS(P) perpotonan linkaran l denan S(P) B BX l A S(P) TS(P) B l P b). Karena TS(X) = T[S(X)] berarti daera asal T adala S, sementara daera asal c). S adala. Jadi, daera asal TS di. Daera nilai S adala S(X) yaitu pertenaan AX. Daera nilai T(X) adala BX l, dan untuk TS(X) maka BS(X) l = l Jadi, daera nilai TS adala pada linkaran l. d). Ambil sebaran titik P Maka T(P) di l karena daera asil T di l. S[T(P)] tidak ada karena T(P) l, sementara daera asal S di.

9 Jadi, ST tidak ada. 7). Diketaui : aris adala sumbu X sebua sumbu ortoonal dan ( x y) Ditanyakan : a). Persamaan aris M [M ()] b). P = M [M (P)] denan P = (0,3) c). Q = M [M (Q)] denan Q = (3,-1) d). R = M [M (R)] denan R = (x, y) e). Besarnya ROR apabila O titik asal Jawab: a). M [M ()] = M () = M ({( x, 0), x R} ) = {( 0, y), y R} { y x} =, =. Jadi, diperole M [M ()] adala sumbu-y sebua sistem sumbu ortoonal. Persamaan aris M [M ()] adala x = 0. b). Akan ditentukan P = M [M (P)] denan P = (0,3) M [M (P)] = M [M (0,3)] = M [(0,-3)] = (-3,0) Jadi P = (-3,0). c). Akan ditentukan Q = M [M (Q)] denan Q = (3,-1) M (Q) = M (3,-1) = (-1,3) Jadi, Q = M [M (Q)] = M (-1,3) = (-1,-3) d). Akan ditentukan R = M [M (R)] denan R = (x, y) R = M [M (R)] = M [M (x, y)] = M (y, x) = (y,-x)

10 e). m( ROR ) =...? O(0,0) α) R(x,y) R (y,-x) Misalkan m( ROR ) = α RR" = OR + OR" ( x y) + ( y + x) = x + y + y + ( x) ( x + y )( y + ( x) ) x xy + y + y + xy + x = x + y + y + x ( x + y ) cosα ( x + y ) cosα = 0 cosα = 0 α = 90 atau α = 70 adi, m( ROR ) = 90 OR OR" cosα cosα J 8). Diketaui : dua aris dan yan berbeda berpotonan di P Buktikan : M [M (A)] = P jika dan anya jika A = P Bukti : Garis dan berpotonan di titik P, maka P dan P (1) ( ) Diketaui M [M (A)] = P...(i) Akan dibuktikan jika M [M (A)] = P maka A = P Karena P, menurut definisi pencerminan, M (P) = P...(ii) Dari (i) dan (ii) diperole M [M (A)] = P = M (P) M (A) = P...(iii) Karena P, menurut definisi pencerminan, M (P) = P...(iv) Dari (iii) dan (iv) diperole M (A) = P = M (P) A = P Jadi, jika M [M (A)] = P maka A = P (terbukti) () ( ) Diketaui A = P Akan dibuktikan jika A = P maka M [M (A)] = P Karena A = P dan P, menurut definisi pencerminan,

11 M (A) = M (P) = P Karena P, menurut definisi pencerminan, M (P) = P = M [M (A)] seina M [M (A)] = P Jadi, jika A = P maka M [M (A)] = P (terbukti) Dari (1) dan () diperole : Jika dua aris dan yan berbeda berpotonan di P, maka M [M (A)] = P jika dan anya jika A = P (terbukti) 9). Diketaui : andaikan sumbu X dan = (, y) { x y = x} S adala padanan yan didefinisikan sebaai berikut : Jika P maka S(P) = P, jika P maka S(P) adala titik tena ruas aris teak lurus dari P pada Ditanyakan : a). Buktikan S suatu transformasi! b). Jika P = (x,y) sebua titik sembaran, tentukan koordinat-koordinat titik S[M(P)]! c). Selidiki apaka S M = M S? d). Selidiki apaka S M = M S? Jawab: a). S : V V Akan dibuktikan S bijektif (i). Akan dibuktikan S surjektif (1). Untuk P Ambil sebaran P V Jelas prapeta P = P sebab S(P) = P (). Untuk P Ole karena V bidan euclide maka terdapat denan tunal P denan P PT dimana T dan PT Seina PX = XT Karena PX = XT maka X merupakan titik tena PT Jadi, X adala titik tena ruas aris teak lurus dari P pada atau X = S(P), karena X = S(P) maka P prapeta dari X.

12 Dari (1) dan () diperole S surjektif. (ii). Akan dibuktikan S injektif b). P = (x, y) Ambil sebaran P, Q V denan P Q (1). Untuk P, Q Jelas S(P) = P dan S(Q) = Q Karena P Q maka S(P) S(Q) (). Untuk P dan Q Jelas S(P) = P dan S(Q) = X, dimana X titik tena ruas aris teak lurus dari Q pada, maka X Karena P dan X maka P X atau S(P) S(Q) (3). Untuk P, Q Jelas S(P) = Y, dimana Y titik tena ruas aris teak lurus dari P pada dan S(Q) = X titik tena ruas aris teak lurus dari Q pada. Andaikan S(P) = S(Q) atau Y = X Karena Y titik tena ruas aris teak lurus dari P pada, misalkan ruas aris tersebut dinamakan PT dimana T. Maka Y PT dan PY = YT Karena X = Y maka X PT dan PX = XT...(*) Karena S(Q) = X maka X titik tena ruas aris teak lurus dari Q pada, maka X UQ dan QX = XU...(**) Dari (*) dan (**) diperole PT dan UQ berimpit. Karena T dan U maka T = U dan P = Q, al ini kontradiksi denan P Q. (i). Untuk P M (P) = P maka S[M (P)] = P (ii). Untuk P M (P) = (x,-y) 1 S[M (P)] = ( x, y)

13 c). Ambil sebaran P = (x, y) (i). Untuk P M (P) = P maka S[M (P)] = S(P) = P S(P) = P maka M [S(P)] = M (P) = P S[M (P)] = M [S(P)] (ii). Untuk P Jadi, 1 M (P) = ( x, y) maka S[M (P)] = S(P) = ( x, y) 1 1 S(P) = ( x, y) maka M [S(P)] = M ( x, y) S[M (P)] = M [S(P)] S[M (P)] = M [S(P)] d). Ambil sebaran P = (x, y) (i). Untuk P 1 M (P) = (0, x) maka S[M (P)] = (0, x) S(P) = ( x,0) maka M [S(P)] = (0, x) (ii). Untuk P Jadi, M [S(P)] S[M (P)] 1 M (P) = ( y, x) maka S[M (P)] = ( y, x) M [S(P)] S[M (P)] 1 1 S(P) = ( x, y) maka M [S(P)] = ( y, x) M[S(P)] S[M (P)] { } 10). Diketaui : = ( x, y) y = 0 dan = (, y) { x y = x} S transfomasi (yan didefinisikan seperti nomor 9) A = (,-8) dan P = (x, y) Tentukan koordinat-koordinat titik-titik berikut : a). M M S(A) d). M S M (A) b). M S M (A) e). S M (A) c). S M S(A) f). S M (A) Jawab: a). A = (, -8) A = S(A)

14 Sesuai definisi S (jika P maka S(P) adala titik tena ruas aris teak lurus dari P pada ) maka A adala titik tena aris yan melalui A dan ( 8) A = (, ) = (, 4) Jadi, S(A) = (,-4) A = M S(A) = M (,-4) Sesuai definisi pencerminan, maka aris adala aris sumbu titik (, -4) dan A. Misal: A = (a, b), maka: + a 4 + b a b (,0) = (, ) (,0) = (1 +, ) a =, b = 4 Jadi, A = M S(A) = M (,4) A = M (A ) = M M S(A) = M (,4) Sesuai definisi pencerminan, maka aris adala aris sumbu titik (,4) dan A. Misal A = (a, b ), maka: Untuk mencari titik tena A dan A Misal titik tena A dan A adala W, maka W Karena adala aris y = x, maka nilai absis sama denan ordinat, radien = 1 Misal W = (m,m) Persamaan aris melalui A dan W: y = 1( x 4) y = x + 6 (denan radien(m) = 1) Subtitusikan W(m,m) pada y = x + 6 maka m = m + 6 m = 6 m = 3 Jadi, W(3,3). 11). Diketaui : andaikan dan dua aris yan teak lurus A, B, C adala tia bua titik, seina M (A) = B dan M (A) = C Ditanyakan : tentukan titik-titik a). M 3 (A) c). M M M M M (A) b). M M M (A) d). M M 3 (A) Jawab: Misalkan seperti ambar berikut:

15 A(-x,y) B(x,y) C(-x,-y) D(x,-y) a). M 3 (A) = (M M M )(A) c). M M M M M (A) = (M M )[M (A)] = (M M M )[M (A)] = (M M )(B) = (M M M )(B) = M [M (A)] = (M M )[M (B)] = M (A) = (M M )(B) = B = M [M (B)] = M (A) = C b). (M M M )(A)= (M M )[M (A)] d). M M 3 (A) = (M M )[M (A)] = (M M )(C) = (M M )(A) = M [M (C)] = M [M (A)] = M (D) = M (C) = B = C 1). Diketaui : dua aris, //, titik-titik P dan Q, P dan P Ditanyakan : a). Lukisla P = M M (P) dan Q = M M (Q)! b). Berbentuk apaka seiempat PP QQ? c). Buktikan pendapat anda!

16 Jawab: a). M M (Q) = Q Q Q = M (Q) M M (P) = P P = M (P) P b). Seiempat PP Q Q berbentuk jajarenjan c). //, P = M M (P), dan Q = M M (Q) Jadi, P" Q" = M M ( PQ ) Karena pencerminan suatu isometri, maka P" Q" // PQ dan P" Q" = PQ, denan demikian seiempat PP Q Q suatu jajarenjan (berdasarkan teorema seiempat yan memiliki sepasan sisi yan sejajar dan sama panjan adala jajarenjan ). { }, 13). Diketaui : = ( x, y) y = 3 = ( y) { x, y = 1}, dan k sebua aris yan melalui A = (1,4) dan B = (-1,-) Tentukanla : a). Persamaan k = M M (k) b). Luas seiempat AA BB apabila A = M M (A) dan B = M M (B) c). Koordinat P = M M (P), P = M M (P) apabila P = (x, y) d). Nilai α dalam persamaan aris = {( x, y) y =α} apabila = {( x, y) x = }, A = (5,1), dan A = M M (A) = (-3,1) Jawab: a). k = M M (k) Karena A k dan B k, seina A =M M (A) k dan B =M M (B) k. A = (1,1), B = (-1,6). Misal A = x, ) dan B = x, ). ( 1 y1 ( y

17 Persamaan aris k : y y y1 y 1 = x x1 x x 1 y 1 = 6 1 x y 1 x 1 = 6 y 1 = 3( x 1) y 1 = 3x 3 y = 3x + 9 Jadi, persamaan aris k ': y = 3x + 9 b). AA B B membentuk banun jajarenjan denan alas(a) = dan tini(t) = 8. Luas = a x t = x 8 = 16 Jadi, luas AA B B = 16 satuan luas. c). P ( x, y). Pencerminan titik P teradap aris M (P) = P ( x ', y' ) Karena aris merupakan sumbu PP, seina -1 merupakan titik tena dari y dan y : y y' = 1 y y' = Jadi, koordinat titik P (x, -y ) y' = y dan Pencerminan titik P teradap aris M [M (P)] = P ( x ", y" ) Karena aris merupakan sumbu P P, seina 3 merupakan titik tena dari y dan y : y' y" = 3 Dan x " = x' = x y' y" = 6 y" = 6 y' x ' = x y" = 6 ( y ) y" = y + 8 Jadi, koordinat titik P (x, y + 8) = { x, y y =α}, = {( x, y) x = }, A = (5,1), dan A = M M (A) = (-3,1), d). ( ) berapa α? Pencerminan titik A teradap aris ( x y) {, = } = x : M (A) = A ( x ', y' ) Karena aris merupakan sumbu AA (dari definisi pencerminan), seina x = merupakan titik tena 5 dan x sedankan y = 1 (tetap). 5 + x' = 5 + x' = 4 x' = 1

18 Jadi, A = M (5,1) = (-1,1) Pencerminan titik A teradap aris ( x y) {, =α} = y : A = M (A ) = M (-1,1) = (-3,1) Karena aris merupakan sumbu A A (dari definisi pencerminan), seina x = α merupakan titik tena -1 dan -3 sedankan y = y = ( 3) = α α = Jadi, persamaan aris ( x y) {, = } = y 14). Diketaui : dua aris,, Q =, dan sebua titik P, dan P Ditanyakan : Jawab: e). Lukisla A = M M (P) f). Selidiki apaka Q titik tena AP? ). Lukisla B = M M (P) a). A = M M (P) M (P) S A R Q P b). Misalkan M(P) = P Maka PP' memoton di titik R dan P' A memoton di titik S Karena P adala pencerminan dari P maka PR = RP dan PP' Karena A adala pencerminan dari P maka P S = SA dan Karena PP' dan maka PP'// seina RP = QS Karena P' A dan maka P' A // seina P S = RQ Peratikan PRQ dan QSA P' A

19 PR = RP dan RP = QS maka PR = QS m( PRQ) = m( QSA) = 90 RQ = P S dan P S = SA maka RQ = SA Berdasarkan sistem aksioma kekonruenan Maka PRQ QSA denan aturan S Sd S Seina PQ = QA Karena PQ = QA dan PQ PA dan QA PA maka Q tena-tena PA Jadi, titik Q pada pertenaan PA c). A = M M (P) B P M (P) 15). Diketaui : adala sumbu-x dan sumbu-y sebua sistem sumbu ortoonal A = (4,-3) dan P = (x,y) Tentukanla : a). Koordinat-koordinat M M (A) dan M M (A) b). Koordinat-koordinat M M (P) c). Apaka M M dan M M? Jawab: a). M M (A) = M [M (A)] = M [M (4,-3)] = M (-4,-3) = (-4,3) M M (A) = M [M (A)] = M [M (4,-3)] = M (4,3) = (-4,3)

20 b). M M (P) = M [M (x, y)] = M (-x, y) = (-x,-y) c). M M (P) = M [M (x, y)] = M (x,-y) = (-x, -y) Ternyata M M (P) = (-x,-y) = M M (P) Jadi, M M (P) = M M (P)

ISOMETRI DAN HASIL KALI TRANSFORMASI

ISOMETRI DAN HASIL KALI TRANSFORMASI ISOETRI DN HSIL KLI TRNSFORSI DI SUSUN OLEH : KELOPOK II. ri neraini 4007 ). Elftria 40070 ). aryana 400744 ) 4. Sudar si 400705 ) 5. Ibnu Harlis Firmansa 40070 ) 4. Samini 40076 ) PROGR STUDY PENDIDIKN

Lebih terperinci

GESERAN (TRANSLASI) S = M M. Dalam Bab ini akan dibahas. hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.

GESERAN (TRANSLASI) S = M M. Dalam Bab ini akan dibahas. hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar. GESERN TRNSLSI Ketentuan dan Sifat-sifat Dalam Bab setena putaran, bawa setena putaran dapat ditulis sebaai asil kali dua pencerminan, aitu kalau sebua titik an diketaui dan dan dua aris an teak lurus

Lebih terperinci

Sumber gambar: https://kartopo.weebly.com/blog/kursi-kantor-dan-caramerawatnya

Sumber gambar: https://kartopo.weebly.com/blog/kursi-kantor-dan-caramerawatnya Modul darin 4.4.3. Setena Putaran Istila setena putaran serin kita denar, denan unkapan yan sedikit berbeda. Misalkan berputar setena saja, berputar setena, setena berputar. Na, berputar serin jua diunkapan

Lebih terperinci

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA OMI LM UN IMNSI I (l. rismanto, M.Sc.) I. UUN II, IS, N IN. II, IS N IN itik merupakan unsur ruan yan palin sederana, tidak didefinisikan, tetapi setiap pembaca diarapkan dapat memaaminya. Yan dimaksud

Lebih terperinci

MAKALAH OLEH KELOMPOK II

MAKALAH OLEH KELOMPOK II MKLH OLEH KELOMOK II NM : 1. MRIS (4007059) 2. NOV LUKIT (4007215). SYMSURI (4007194) 4. SUDRYNTI (4007055) 5. CMELLI (4007062) ROGRM STUDI : ENDIDIKN MTEMTIK MT KULIH : GEOMETRI TRNSFORMSI DOSEN ENGMU

Lebih terperinci

GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI

GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI TRANSFORMASI BALIKAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV 1. Retno Fitria Pratiwi ( 2010 121 179 ) 2. Nanda Wahyuni Pritama ( 2010 121 140 ) 3. Verawati (2010 121 173 ) KELAS : 5 D Dosen

Lebih terperinci

Transformasi Balikan

Transformasi Balikan Tranformai Balikan Suatu tranformai pada uatu bidan adala uatu funi an bijektif denan daera aal dan daera ailna jua Jika ebua ari dan refleki pada ari maka Kita tuli jua Jadi adala uatu tranformai an memetakan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI. Suatu transfornmasi pada bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga.

TRANSFORMASI. Suatu transfornmasi pada bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. 1 TRANSFORMASI Suatu transfornmasi pada bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Sebuah fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat: 1.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA MAKALAH OLEH KELOMPOK DUA NAMA : GIYATNI ( 40077 ) SEPTI PRATIWI ( 400796 ) 3HARI YADI (400763 ) PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA MATA KULIAH : GEOMETRI TRANSFORMASI DOSEN PENGAMPU : PADLI MPd SEKOLAH

Lebih terperinci

1 P E N D A H U L U A N

1 P E N D A H U L U A N 1 P E N D A H U L U A N Pemetaan (fungsi) f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu hubuungan yang memasangkan setiap unsur di A dengan tepat satu unsur di B. Jika a A dan pasangannya b B, maka ditulis

Lebih terperinci

TRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah

TRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah TRNSFORMSI Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat : juga V.

Lebih terperinci

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI TENTANG GESERAN (TRANSLASI)

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI TENTANG GESERAN (TRANSLASI) MAKALAH EOMETRI TRANSFORMASI TENTAN ESERAN (TRANSLASI) I SUSUN OLEH : KELOMPOK VI (ENAM) 1. IIN MARLINA Npm. 4006082 2. SITI RUSNAWATI Npm. 4006082 3. ARYENTI Npm. 4006087 4. IWA SUSILA Npm. 40066119 5.

Lebih terperinci

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI KLH GEOETRI TRNFORI TERI ETENGH UTRN IUUN OLEH : Nama : Listiana aputri Rini uji stuti Ridu Novriansya ewi usiana uprayitno rsi roram tudi : end atematia osen enampu : Fadli, i,d EKOLH TINGGI KEGURUN N

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU MATERI : TRANSFORMASI BALIKAN (VI.C) Disusun Oleh: 1. KARMILA 2. NURMALINA 3. DWINDA JANUARTI 4. YUYUN MARNITA 5. ROVELI 6. MIKA MARDASARI 7. IKA NURSINTA 8. LISA MAYANI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

Lebih terperinci

TRANSFORMASI BALIKAN

TRANSFORMASI BALIKAN TRANSFORMASI BALIKAN Disusun Oleh : Nama : Dodi Sunhaji (4007017) Esty Gustina (4007199) Indah Sri (4007015) Warnitik (4007009) Oryza Sativa Kelas : VIA Prodi : Matematika Mata Kuliah : Geometri Transformasi

Lebih terperinci

JARAK DUA TITIK KEGIATAN BELAJAR 2

JARAK DUA TITIK KEGIATAN BELAJAR 2 1 KEGIATAN BELAJAR 2 JARAK DUA TITIK Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menghitung jarak dua titik di bidang, 2. menghitung jarak dua titik di ruang, 3. menentukan

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Sinun Kemirinan tali busur PQ adala : m PQ Jika à, maka tali busur PQ akan beruba menjadi

Lebih terperinci

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Relasi, Fungsi, dan Transformasi Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian

Lebih terperinci

GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN

GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN Disusun Oleh : Kelompok Empat (V1 A) 1. Purna Irawan (4007178 ) 2. Sudarsono (4007028 p) 3. Mellyza Vemi R. (4007217 ) 4. Kristina Nainggolan (4007013 ) 5. Desi Kartini

Lebih terperinci

MAKALAH HASILKALI TRANSFORMASI

MAKALAH HASILKALI TRANSFORMASI MAKALAH HASILKALI TRANSFORMASI Dosen Pengampu HERDIAN, S.Pd., M.Pd. DI SUSUN OLEH : 1. PITRIYANI : 10030130.P 2. ANGGI FEBRIYANTI : 10030149.P 3. ERIKA HESLIATI : 10030064.P 4. SABIYAH : 06030101 5. PRIYO

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS 1 MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis)

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi

FUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi FUNGSI DAN GRAFIK Deinisi Funsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan nilai ya diperoleh

Lebih terperinci

ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI

ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI MATA KULIAH : GEOMETRI TRANNSFORMMASI DISUSUN OLEH : 1. ASMERI : 4007118 2. NITA FITRIA.N : 4007501 SEMESTER / KELAS : VI (ENAM). C PRODI : PEND. MATEMATIKA DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

TRANSFORMASI DAN PENCERMINAN

TRANSFORMASI DAN PENCERMINAN TRANSFORMASI DAN PENCERMINAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 (SATU) 1.AISYAH (4007005) 2.WIWIN AGUSTINA (4007018) 3.MARTINI (4007024) 4.TUKIJO (4007009) Dosen Pengampu : Fadli, S.Si, M.Pd. SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

MAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY

MAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY MAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY PROGRAM STUDI MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : PENDIDIKAN MATEMATIKA : GEOMETRI TRANSFORMASI : FADLI,

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang

Lebih terperinci

M A K A L A H GEOMETRI TRANFORMASI ( TRANFORMASI BALIKAN )

M A K A L A H GEOMETRI TRANFORMASI ( TRANFORMASI BALIKAN ) M A K A L A H GEOMETRI TRANFORMASI ( TRANFORMASI BALIKAN ) D I S U S U N O L E H : 1. NOPITA SARI ( 4007213 ) 2. MULYATI ( 4007152 ) 3. ROHIM ( 4007142 ) 4. RUSMINI ( 4007222 ) 5. MARYANA ( ) 6. ARY WIJAYA

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan erak dalam bidan datar Contoh erak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melinkar Gerak relatif Posisi, Kecepatan, Percepatan r i = vektor posisi partikel di A

Lebih terperinci

R E S U M E TRANSFORMASI

R E S U M E TRANSFORMASI R E S U M E TRNSFORMSI Transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan arah asalnya V dan daerah nilainya V juga Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang : 1 Surjektif 2

Lebih terperinci

B. Hubungan Dua Lingkaran

B. Hubungan Dua Lingkaran /8/05 Peta onsep Jurnal Peta onsep Daftar Hair aterib ateri IPA LIGAA elas XI, Semester 3 Berpusat i O(0, 0) Linkaran Berpusat i P(a, b) B Hubunan Dua Linkaran euukan Titik an Garis paa Linkaran Hubunan

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG 1. Penertian Titik, Garis Dan Bidan Tia unsur dasar dalam eometri, yaitu titik, aris, dan bidan. Ketia unsur tersebut, dapat jua disebut sebaai tia unsur

Lebih terperinci

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani TRANSFORMASI Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Geometri Transformasi Dosen Pengampu Mata Kuliah HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1 Hayatun Nupus 08030121 Rina Ariyani 08030057

Lebih terperinci

BUKU AJAR MATAKULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI TINJAUAN MATAKULIAH

BUKU AJAR MATAKULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI TINJAUAN MATAKULIAH BUKU JR TKULIH GOTRI TRNFORI TINJUN TKULIH. Desripsi inat ata Kulia ata ulia ini membaas tentan eometri dari sudut pandan rup transformasi onsep-onsep rup sebaai unsur dari strutur aljabar diterapan melalui

Lebih terperinci

MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E)

MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E) MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E) Disusun Oleh: 1. ARI SUKA LESMANA 2. YULAIMA SUPRIHATIN 3. HERVI MARDIANA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS PERSAMAAN GARIS LURUS A. Menggambar grafik garis lurus Langkah langkah mengambar grafik persamaan garis lurus sama dengan langkahlangkah membuat grafik pada sistim koordinat. Gambarlah grafik persamaan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 8/9. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut

Lebih terperinci

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009 1. 1. Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara. 2. Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut bertanding. Ingkaran dari kesimpulan kedua premis diatas adalah... A. Saya giat belajar dan

Lebih terperinci

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

Oleh: Tjandra Satria Gunawan Soal dan Solusi (S 2 ) untuk: Olimpiade Sains Nasional Bidan Matematika SMA/MA Seleksi Tinkat Kota/Kabupaten Tahun 2010 Tanal: 14-29 April 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan 1. Diketahui bahwa ada yepat

Lebih terperinci

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan menenai teori teori yan berhubunan denan penelitian sehina dapat dijadikan sebaai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah dalam

Lebih terperinci

GEOMETRI RUANG 1 11/21/2015. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Peta Konsep. Nomor W5201

GEOMETRI RUANG 1 11/21/2015. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Peta Konsep. Nomor W5201 Jurnal Materi Umum eometri Ruan Peta Konsep Peta Konsep aftar adir Materi OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2 Kedudukan titik, aris dan bidan dalam ruan. Menambar dan Menhitun Sudut Menambar dan Menhitun Jarak

Lebih terperinci

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 11/14/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 11/14/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang Jurnal Materi Umum eometri Ruan Peta Konsep Peta Konsep aftar air Materi OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2 Keuukan titik, aris an bian alam ruan. Keuukan Titik, aris an ian alam Ruan Menambar an Menitun

Lebih terperinci

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan Hand-Out Geometri Transformasi Bab I. Pendahuluan 1.1 Vektor dalam R 2 Misalkan u = (x 1,y 1 ), v = (x 2,y 2 ) dan w = (x 3,y 3 ) serta k skalar (bilangan real) Definisi 1. : Penjumlahan vektor u + v =

Lebih terperinci

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

A. PERSAMAAN GARIS LURUS A. PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus adalah hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus serta dapat di tulis px + qy = r dengan p, q, r bilangan real dan p, q 0. Persamaan dalam

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI

MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI SETENGAH PUTARAN DISUSUN OLEH : Nama : Bing Ahmad (4006071) Budi Sutrisno (4006077) Chandra (4007159) Dessi Alsury (4007131) Melia Sartika (4007146) Rahmawati (4006151)

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI 9/16/008 1 FUNGSI FUNGSI ADALAH SUATU HUBUNGAN DIMANA SETIAP ELEMEN DARI WILAYAH (DOMAIN) SALING BERHUBUNGAN DENGAN SATU DAN HANYA SATU ELEMEN

Lebih terperinci

SUKU BANYAK. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a

SUKU BANYAK. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a SUKU BANYAK A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a b ) 3) F(x) : [(x a)(x b)], maka S(x) = (x a)s 2 + S 1, dengan S 2 adalah sisa pembagian pada

Lebih terperinci

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR SISWA

KEGIATAN BELAJAR SISWA KEGIATAN BELAJAR SISWA Bidang studi : Matematika Satuan Pendidikan: SLTP Kelas: 3 (tiga) Caturwulan: 1 (satu) Pokok Bahasan: Transformasi Subpokok Bahasan: Refleksi Waktu: 150 Menit Endang Mulyana 2003

Lebih terperinci

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 7/3/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan. bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan. Bidang dalam Ruang

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 7/3/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan. bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan. Bidang dalam Ruang Jurnal Peta Konsep aftar air Materi Soal LKS Materi 9a OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2. Keuukan Titik, aris an bian alam Ruan (1) Keuukan Titik an titik Titik berimpit enan titik. SoalLatian. Keuukan Titik,

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI

TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI Dosen Pengampu HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 3 Nama : NPM : 1. Ahmad Muslim 08030007 2. Ivo ayu Septiana 08030159 3. Elsa Fitriana 08030200 SEKOLAH

Lebih terperinci

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum GEK PELUU eori Sinkat : Y y 0 y o sin α o maks α x o cos α maks Gerak parabola terdiri dari dua komponen erak yaitu :. Gerak orisontal berupa GL. Gerak vertikal berupa GL.Gerak orisontal (seara sumbu-x)

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

Membangun Kode Golay (24, 12, 8) dengan Matriks Generator dan Menggunakan Aturan Kontruksi. Ikhsan Rizki K 1 dan Bambang Irawanto 2

Membangun Kode Golay (24, 12, 8) dengan Matriks Generator dan Menggunakan Aturan Kontruksi. Ikhsan Rizki K 1 dan Bambang Irawanto 2 Membanun Kode olay (2, 2, 8) denan Matriks enerator Menunakan Aturan Kontruksi Iksan Rizki K Bamban Irawanto 2, 2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jln Prof H Soedarto, SH, Tembalan, Semaran Abstract : Te

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai aplikasi, korespondensi/hubunan antara dua himpunan serin terjadi. Sebaai contoh, volume bola

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN KUTUB EMPAT

BAB 6 RANGKAIAN KUTUB EMPAT BAB 6 ANGKAAN KUTUB EMPAT 6. Pendauluan Sepasan terminal an dilalui ole arus (menuju atau meninalkan terminal disebut sebaai rankaian kutub dua (misalna pada resistor, induktor dan kapasitor). Gambar 6.

Lebih terperinci

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi

Lebih terperinci

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI. Tentang. Isometri dan Sifat-sifat Isometri. Oleh : EVI MEGA PUTRI : I. Dosen Pembimbing :

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI. Tentang. Isometri dan Sifat-sifat Isometri. Oleh : EVI MEGA PUTRI : I. Dosen Pembimbing : TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI Tentang Isometri dan Sifat-sifat Isometri Oleh : EVI MEGA PUTRI : 412. 35I Dosen Pembimbing : ANDI SUSANTO, S. Si, M.Sc TADRIS MATEMATIKA A FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK KED

FUNGSI DAN GRAFIK KED FUNGSI DAN GRAFIK 1.1 Pendahuluan Deinisi unsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : SMA TARAKANITA 1 JAKARTA theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : SMA TARAKANITA 1 JAKARTA theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : 2 KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan

Lebih terperinci

France title. Handy of transformation of Geometry. Tangkas Geometri Transformasi

France title. Handy of transformation of Geometry. Tangkas Geometri Transformasi France title Handy of transformation of Geometry Tangkas Geometri Transformasi i TANGKAS GEOMETRI TRANSFORMASI Meyta Dwi Kurniasih Isnaini Handayani Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x 2 3x + 1 = 0 adalah

1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x 2 3x + 1 = 0 adalah 1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x 3x + 1 0 adalah A. imajiner B. kompleks C. nyata, rasional dan sama D. nyata dan rasional E. nyata, rasional dan berlainan. NOTE : D > 0, memiliki akar-akar riil dan berbeda

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

Komposisi Transformasi

Komposisi Transformasi Komposisi Transformasi Setelah menyaksikan tayangan ini anda dapat Menentukan peta atau bayangan suatu kurva hasil dari suatu komposisi transformasi Transformasi Untuk memindahkan suatu titik atau bangun

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait

Lebih terperinci

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E. 1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6-2 -4 Kunci : E -6-8 2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan Nilai 6x 0.y 0 =... A. 1 Kunci : C 6 36 3. Absis titik

Lebih terperinci

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS BEBERAPA FUNGSI KHUSUS ). Fungsi Konstan ). Fungsi Identitas 3). Fungsi Modulus 4). Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Fungsi genap jika f(x) = f(x), dan Fungsi ganjil jika f(x) = f(x) 5). Fungsi Tangga dan

Lebih terperinci

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

TURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,

Lebih terperinci

Soal Ulangan Umum Semester 1 Kelas VIII

Soal Ulangan Umum Semester 1 Kelas VIII Soal Ulangan Umum Semester 1 Kelas VIII A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar! 1. Salah satu factor dari x - xy 4y adalah cm a. (x - 4y)(x + 3y) b. (x + 4y)(x

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami

Lebih terperinci

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Matematika15.wordpress.com NAMA: KELAS: RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut

Lebih terperinci

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MT.,MS. Salman_as_saleh@yahoo.co.id POLYGON Definisi Polygon : Polygon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran lapangan.

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

III. FUNGSI POLINOMIAL

III. FUNGSI POLINOMIAL III. FUNGSI POLINOMIAL 3. Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat:. menuliskan bentuk umum fungsi polinomial;. menghitung nilai fungsi polinomial; 3. menuliskan

Lebih terperinci

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) NAMA: KELAS: PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut yang dipotong oleh sebuah bidang datar. RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Macam-macam Irisan Kerucut: 1. Parabola 2.

Lebih terperinci

Persamaan dan Pertidaksamaan

Persamaan dan Pertidaksamaan I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 009 Persamaan dan Pertidaksamaan GY A Y O M AT E M A T AK A R Markaban, M.Si. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012 MODUL MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 0 TAHUN AJARAN 0/0 MATERI PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT UNTUK KALANGAN MA AL-MU AWANAH MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 0 Jalan RH. Umar

Lebih terperinci

GESERAN atau TRANSLASI

GESERAN atau TRANSLASI GESERAN atau TRANSLASI Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Geometri Transformasi Dosen Pembimbing : Havid Risyanto, S.Si., M.Sc. D I S U S U N O L E H 1. AMILIA 1111050031 2. HAIRUDIN 1111050153 3.

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI PENCERMINAN

RINGKASAN MATERI PENCERMINAN RINGKSN MTERI PENCERMINN Definisi: Suatu encerminan (reflei) ada sebuah garis s adalah suatu fungsi M s ang didefinisikan untuk setia titik ada bidang V sebagai berikut: a. jika P s maka M s (P) = P b.

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS

KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS 1 KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan

Lebih terperinci

Persamaan Garis singgung Melalui titik (x 1, y 1 ) diluar lingkaran. Pusat Lingkaran (a, b) Persamaan Garis singgung. Jari Jari r.

Persamaan Garis singgung Melalui titik (x 1, y 1 ) diluar lingkaran. Pusat Lingkaran (a, b) Persamaan Garis singgung. Jari Jari r. PERSAMAAN LINGKARAN Pusat Lingkaran (0, 0) Melalui titik (x, y ) pada lingkaran Jika diketahui gradient m xx y mx r yy r m x y r Persamaan Garis singgung Melalui titik (x, y ) diluar lingkaran Jari Jari

Lebih terperinci

BAB 1. FUNGSI DUA PEUBAH

BAB 1. FUNGSI DUA PEUBAH BAB. FUNGSI DUA PEUBAH. PENDAHUUAN Pada baian ini akan dibahas perluasan konsep pada unsi satu peubah ke unsi dua peubah atau lebih. Setelah mempelajari bab ini anda seharusna dapat: - Menentukan domain

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti: Geometri Netral? Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci