HASIL KALI TRANSFORMASI
|
|
- Yenny Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Definisi : Andaikan F dan G dua transformasi, denan F : V V G : V V HASIL KALI TRANSFORMASI Maka komposisi dari F dan G yan ditulis sebaai Go F didefinisikan sebaai: (Go F) (P) = G[F(P)], P V Teorema : Jika F : V V dan G : V V masin-masin suatu transformasi maka asil kali H = Go F : V V adala jua suatu transformasi. Bukti : Akan dibuktikan H = Go F suatu transformasi. Untuk ini arus dibuktikan dua al yaitu H surjektif dan H injektif. 1) Akan dibuktikan H surjektif. Karena F transformasi maka daera nilai F adala seluru bidan V, dan daera asal G jua seluru V sebab G suatu transformasi. Ambil y V, apaka ada x seina H(x) = y? Akan dibuktikan y = H(x). Karena G transformasi maka y V z V y Karena F suatu transformasi maka pada Maka y = G[F(x)] atau y = Go F (x). Jadi y = H(x). Jadi H surjektif. ) Akan dibuktikan H injektif. = G(z). z x V z = F(x). Artinya, Jika P Q maka H(P) H(Q) P,Q ε V. Ambil P,Q ε V dan P Q. Karena F injektif maka F(P) F(Q). Jelas G(F(P)) G(F(Q)) karena G injektif. Diperole, Jika P Q maka G(F(P)) G(F(Q)) P,Q ε V. Jadi H injektif. Karena H surjektif dan H injektif maka H suatu transformasi. Jadi H = Go F suatu transformasi.
2 Catatan : Denan jalan yan serupa dapat pula dibuktikan bawa asil kali Fo G jua suatu transformasi. Soal-soal 1). Diketaui : aris-aris dan dan titik-titik P,Q dan K. Lukisla : a). A = M [M (P)] b). B = M [M (P)] c). C = M [M (P)] d). D = M [M (K)] e). R seina M [M (R)] = Q f). Apaka M o M = M o M? Jawab: A a). P Q M (P) b). P M (P) B P = M [M (P)] c). M (P)
3 d). K = D P Q e). R P Q M (Q) f). Tidak, sebab terliat pada nomor (a) dan (b), diperole M [M (P)] M [M (P)]. ). Diketaui : T dan S isometri Selidiki : a). TS sebua isometri b). TS = ST c). Jika sebua aris maka = (TS)() jua sebua aris. d). Jika // dan = (TS)(), = (TS)() maka // Jawab : a). T dan S adala isometri-isometri seina T dan S adala suatu transformasi Berdasarkan teorema Jika F : V V dan G : V V masin-masin suatu transformasi, maka asil kali H = Go F : V V adala jua suatu transformasi, maka TS jua transformasi. Adb apaka TS isometri Ambil sebaran titik A, B V
4 S(A) = A, S(B) = B Karena S isometri seina AB = A B T(A ) = A, T(B ) = B Karena T suatu isometri seina A B = A B Denan demikian AB = A B = A B TS(A) = T[S(A)] TS(A) = T[S(A)] = T(A ) = T(B ) = A = B Karena AB = A B seina TS sebua isometri. Jadi TS adala suatu isometri. b). Adb TS = ST c). Apabila sebua aris maka = TS() jua sebua aris Tela diketaui bawa TS sebua isometri Berdasarkan teorema sebua isometri memetakan aris menjadi aris Maka = TS() adala sebua aris Jadi pernyataan jika sebua aris maka = TS() jua sebua aris benar. d). Apabila // dan = TS(), = TS() maka // Karena TS sebua isometri, berdasarkan teorema sebua isometri menawetkan kesejajaran dua aris Seina diperole // denan = TS(), = TS(), // Jadi pernyataan Apabila // dan = TS(), = TS() maka // benar. 3). Diketaui : aris-aris dan, A, B, C Lukisla : a). M [M ( ABC)] b). M [M ( ABC)] c). K seina M [M (K)] = K d). R seina M [M (R)] = D
5 Jawab: a). A C B A B C C A b). M (A) = A M (B) = B (karena B maka M (B) = B ) M (C) = C M (A ) = A M (B ) = B M (C ) = C Jadi, M [M ( ABC)] = A B C B C A = A B C A B C
6 M (A) = A = A (karena A ) M (B) = B M (C) = C M (A ) = A M (B ) = B M (C ) = C Jadi, M [M ( ABC)] = A B C c). Akan dilukis K seina M [M (K)] = K M [M (K)] = K (M M )(K) = K Hasil kali persamaan (M M )(K) = K anya akan terjadi pada titik poton antara aris dan aris. Ole karena itu K adala titik poton aris dan aris. K d). Akan dilukiskan titik R seina M [M (R)] = D Karena D maka D = M (D) = D Seina diperole M (R) = D Jadi, R adala prapeta D ole M R D 4). Diketaui : aris-aris,, k denan // k Lukisla : a). = M [M ()] b). = M [M ()] c). k = M [M (k)]
7 Jawab: a). = M [M ()] ' k b). = M [M ()] M () k ' c). k = M [M (k)] M (k) k k' 5). Diketaui : dua aris dan yan berpotonan Lukisla : a). k seina M [M (k)] = b). m seina M [M (m)] =
8 c). n seina M [M (n)] membai sama besar sudut lancip antara dan Jawab: 6). Diketaui : padanan S dan T sebaai berikut Ditanyakan : a). TS(P) Daera asal S adala, S(X) adala titik tena AX Daera asal T adala daera di luar linkaran l dan T(X) = b). Daera asal dan daera nilai TS c). R seina (TS)(R) = Q denan Q l d). Apaka ST ada? Jika ya, tentukan daera asal dan daera nilainya Jawab: a). Ambil P seina S(P) pertenaan AP TS(P) = T[S(P)] TS(P) perpotonan linkaran l denan S(P) B BX l A S(P) TS(P) B l P b). Karena TS(X) = T[S(X)] berarti daera asal T adala S, sementara daera asal c). S adala. Jadi, daera asal TS di. Daera nilai S adala S(X) yaitu pertenaan AX. Daera nilai T(X) adala BX l, dan untuk TS(X) maka BS(X) l = l Jadi, daera nilai TS adala pada linkaran l. d). Ambil sebaran titik P Maka T(P) di l karena daera asil T di l. S[T(P)] tidak ada karena T(P) l, sementara daera asal S di.
9 Jadi, ST tidak ada. 7). Diketaui : aris adala sumbu X sebua sumbu ortoonal dan ( x y) Ditanyakan : a). Persamaan aris M [M ()] b). P = M [M (P)] denan P = (0,3) c). Q = M [M (Q)] denan Q = (3,-1) d). R = M [M (R)] denan R = (x, y) e). Besarnya ROR apabila O titik asal Jawab: a). M [M ()] = M () = M ({( x, 0), x R} ) = {( 0, y), y R} { y x} =, =. Jadi, diperole M [M ()] adala sumbu-y sebua sistem sumbu ortoonal. Persamaan aris M [M ()] adala x = 0. b). Akan ditentukan P = M [M (P)] denan P = (0,3) M [M (P)] = M [M (0,3)] = M [(0,-3)] = (-3,0) Jadi P = (-3,0). c). Akan ditentukan Q = M [M (Q)] denan Q = (3,-1) M (Q) = M (3,-1) = (-1,3) Jadi, Q = M [M (Q)] = M (-1,3) = (-1,-3) d). Akan ditentukan R = M [M (R)] denan R = (x, y) R = M [M (R)] = M [M (x, y)] = M (y, x) = (y,-x)
10 e). m( ROR ) =...? O(0,0) α) R(x,y) R (y,-x) Misalkan m( ROR ) = α RR" = OR + OR" ( x y) + ( y + x) = x + y + y + ( x) ( x + y )( y + ( x) ) x xy + y + y + xy + x = x + y + y + x ( x + y ) cosα ( x + y ) cosα = 0 cosα = 0 α = 90 atau α = 70 adi, m( ROR ) = 90 OR OR" cosα cosα J 8). Diketaui : dua aris dan yan berbeda berpotonan di P Buktikan : M [M (A)] = P jika dan anya jika A = P Bukti : Garis dan berpotonan di titik P, maka P dan P (1) ( ) Diketaui M [M (A)] = P...(i) Akan dibuktikan jika M [M (A)] = P maka A = P Karena P, menurut definisi pencerminan, M (P) = P...(ii) Dari (i) dan (ii) diperole M [M (A)] = P = M (P) M (A) = P...(iii) Karena P, menurut definisi pencerminan, M (P) = P...(iv) Dari (iii) dan (iv) diperole M (A) = P = M (P) A = P Jadi, jika M [M (A)] = P maka A = P (terbukti) () ( ) Diketaui A = P Akan dibuktikan jika A = P maka M [M (A)] = P Karena A = P dan P, menurut definisi pencerminan,
11 M (A) = M (P) = P Karena P, menurut definisi pencerminan, M (P) = P = M [M (A)] seina M [M (A)] = P Jadi, jika A = P maka M [M (A)] = P (terbukti) Dari (1) dan () diperole : Jika dua aris dan yan berbeda berpotonan di P, maka M [M (A)] = P jika dan anya jika A = P (terbukti) 9). Diketaui : andaikan sumbu X dan = (, y) { x y = x} S adala padanan yan didefinisikan sebaai berikut : Jika P maka S(P) = P, jika P maka S(P) adala titik tena ruas aris teak lurus dari P pada Ditanyakan : a). Buktikan S suatu transformasi! b). Jika P = (x,y) sebua titik sembaran, tentukan koordinat-koordinat titik S[M(P)]! c). Selidiki apaka S M = M S? d). Selidiki apaka S M = M S? Jawab: a). S : V V Akan dibuktikan S bijektif (i). Akan dibuktikan S surjektif (1). Untuk P Ambil sebaran P V Jelas prapeta P = P sebab S(P) = P (). Untuk P Ole karena V bidan euclide maka terdapat denan tunal P denan P PT dimana T dan PT Seina PX = XT Karena PX = XT maka X merupakan titik tena PT Jadi, X adala titik tena ruas aris teak lurus dari P pada atau X = S(P), karena X = S(P) maka P prapeta dari X.
12 Dari (1) dan () diperole S surjektif. (ii). Akan dibuktikan S injektif b). P = (x, y) Ambil sebaran P, Q V denan P Q (1). Untuk P, Q Jelas S(P) = P dan S(Q) = Q Karena P Q maka S(P) S(Q) (). Untuk P dan Q Jelas S(P) = P dan S(Q) = X, dimana X titik tena ruas aris teak lurus dari Q pada, maka X Karena P dan X maka P X atau S(P) S(Q) (3). Untuk P, Q Jelas S(P) = Y, dimana Y titik tena ruas aris teak lurus dari P pada dan S(Q) = X titik tena ruas aris teak lurus dari Q pada. Andaikan S(P) = S(Q) atau Y = X Karena Y titik tena ruas aris teak lurus dari P pada, misalkan ruas aris tersebut dinamakan PT dimana T. Maka Y PT dan PY = YT Karena X = Y maka X PT dan PX = XT...(*) Karena S(Q) = X maka X titik tena ruas aris teak lurus dari Q pada, maka X UQ dan QX = XU...(**) Dari (*) dan (**) diperole PT dan UQ berimpit. Karena T dan U maka T = U dan P = Q, al ini kontradiksi denan P Q. (i). Untuk P M (P) = P maka S[M (P)] = P (ii). Untuk P M (P) = (x,-y) 1 S[M (P)] = ( x, y)
13 c). Ambil sebaran P = (x, y) (i). Untuk P M (P) = P maka S[M (P)] = S(P) = P S(P) = P maka M [S(P)] = M (P) = P S[M (P)] = M [S(P)] (ii). Untuk P Jadi, 1 M (P) = ( x, y) maka S[M (P)] = S(P) = ( x, y) 1 1 S(P) = ( x, y) maka M [S(P)] = M ( x, y) S[M (P)] = M [S(P)] S[M (P)] = M [S(P)] d). Ambil sebaran P = (x, y) (i). Untuk P 1 M (P) = (0, x) maka S[M (P)] = (0, x) S(P) = ( x,0) maka M [S(P)] = (0, x) (ii). Untuk P Jadi, M [S(P)] S[M (P)] 1 M (P) = ( y, x) maka S[M (P)] = ( y, x) M [S(P)] S[M (P)] 1 1 S(P) = ( x, y) maka M [S(P)] = ( y, x) M[S(P)] S[M (P)] { } 10). Diketaui : = ( x, y) y = 0 dan = (, y) { x y = x} S transfomasi (yan didefinisikan seperti nomor 9) A = (,-8) dan P = (x, y) Tentukan koordinat-koordinat titik-titik berikut : a). M M S(A) d). M S M (A) b). M S M (A) e). S M (A) c). S M S(A) f). S M (A) Jawab: a). A = (, -8) A = S(A)
14 Sesuai definisi S (jika P maka S(P) adala titik tena ruas aris teak lurus dari P pada ) maka A adala titik tena aris yan melalui A dan ( 8) A = (, ) = (, 4) Jadi, S(A) = (,-4) A = M S(A) = M (,-4) Sesuai definisi pencerminan, maka aris adala aris sumbu titik (, -4) dan A. Misal: A = (a, b), maka: + a 4 + b a b (,0) = (, ) (,0) = (1 +, ) a =, b = 4 Jadi, A = M S(A) = M (,4) A = M (A ) = M M S(A) = M (,4) Sesuai definisi pencerminan, maka aris adala aris sumbu titik (,4) dan A. Misal A = (a, b ), maka: Untuk mencari titik tena A dan A Misal titik tena A dan A adala W, maka W Karena adala aris y = x, maka nilai absis sama denan ordinat, radien = 1 Misal W = (m,m) Persamaan aris melalui A dan W: y = 1( x 4) y = x + 6 (denan radien(m) = 1) Subtitusikan W(m,m) pada y = x + 6 maka m = m + 6 m = 6 m = 3 Jadi, W(3,3). 11). Diketaui : andaikan dan dua aris yan teak lurus A, B, C adala tia bua titik, seina M (A) = B dan M (A) = C Ditanyakan : tentukan titik-titik a). M 3 (A) c). M M M M M (A) b). M M M (A) d). M M 3 (A) Jawab: Misalkan seperti ambar berikut:
15 A(-x,y) B(x,y) C(-x,-y) D(x,-y) a). M 3 (A) = (M M M )(A) c). M M M M M (A) = (M M )[M (A)] = (M M M )[M (A)] = (M M )(B) = (M M M )(B) = M [M (A)] = (M M )[M (B)] = M (A) = (M M )(B) = B = M [M (B)] = M (A) = C b). (M M M )(A)= (M M )[M (A)] d). M M 3 (A) = (M M )[M (A)] = (M M )(C) = (M M )(A) = M [M (C)] = M [M (A)] = M (D) = M (C) = B = C 1). Diketaui : dua aris, //, titik-titik P dan Q, P dan P Ditanyakan : a). Lukisla P = M M (P) dan Q = M M (Q)! b). Berbentuk apaka seiempat PP QQ? c). Buktikan pendapat anda!
16 Jawab: a). M M (Q) = Q Q Q = M (Q) M M (P) = P P = M (P) P b). Seiempat PP Q Q berbentuk jajarenjan c). //, P = M M (P), dan Q = M M (Q) Jadi, P" Q" = M M ( PQ ) Karena pencerminan suatu isometri, maka P" Q" // PQ dan P" Q" = PQ, denan demikian seiempat PP Q Q suatu jajarenjan (berdasarkan teorema seiempat yan memiliki sepasan sisi yan sejajar dan sama panjan adala jajarenjan ). { }, 13). Diketaui : = ( x, y) y = 3 = ( y) { x, y = 1}, dan k sebua aris yan melalui A = (1,4) dan B = (-1,-) Tentukanla : a). Persamaan k = M M (k) b). Luas seiempat AA BB apabila A = M M (A) dan B = M M (B) c). Koordinat P = M M (P), P = M M (P) apabila P = (x, y) d). Nilai α dalam persamaan aris = {( x, y) y =α} apabila = {( x, y) x = }, A = (5,1), dan A = M M (A) = (-3,1) Jawab: a). k = M M (k) Karena A k dan B k, seina A =M M (A) k dan B =M M (B) k. A = (1,1), B = (-1,6). Misal A = x, ) dan B = x, ). ( 1 y1 ( y
17 Persamaan aris k : y y y1 y 1 = x x1 x x 1 y 1 = 6 1 x y 1 x 1 = 6 y 1 = 3( x 1) y 1 = 3x 3 y = 3x + 9 Jadi, persamaan aris k ': y = 3x + 9 b). AA B B membentuk banun jajarenjan denan alas(a) = dan tini(t) = 8. Luas = a x t = x 8 = 16 Jadi, luas AA B B = 16 satuan luas. c). P ( x, y). Pencerminan titik P teradap aris M (P) = P ( x ', y' ) Karena aris merupakan sumbu PP, seina -1 merupakan titik tena dari y dan y : y y' = 1 y y' = Jadi, koordinat titik P (x, -y ) y' = y dan Pencerminan titik P teradap aris M [M (P)] = P ( x ", y" ) Karena aris merupakan sumbu P P, seina 3 merupakan titik tena dari y dan y : y' y" = 3 Dan x " = x' = x y' y" = 6 y" = 6 y' x ' = x y" = 6 ( y ) y" = y + 8 Jadi, koordinat titik P (x, y + 8) = { x, y y =α}, = {( x, y) x = }, A = (5,1), dan A = M M (A) = (-3,1), d). ( ) berapa α? Pencerminan titik A teradap aris ( x y) {, = } = x : M (A) = A ( x ', y' ) Karena aris merupakan sumbu AA (dari definisi pencerminan), seina x = merupakan titik tena 5 dan x sedankan y = 1 (tetap). 5 + x' = 5 + x' = 4 x' = 1
18 Jadi, A = M (5,1) = (-1,1) Pencerminan titik A teradap aris ( x y) {, =α} = y : A = M (A ) = M (-1,1) = (-3,1) Karena aris merupakan sumbu A A (dari definisi pencerminan), seina x = α merupakan titik tena -1 dan -3 sedankan y = y = ( 3) = α α = Jadi, persamaan aris ( x y) {, = } = y 14). Diketaui : dua aris,, Q =, dan sebua titik P, dan P Ditanyakan : Jawab: e). Lukisla A = M M (P) f). Selidiki apaka Q titik tena AP? ). Lukisla B = M M (P) a). A = M M (P) M (P) S A R Q P b). Misalkan M(P) = P Maka PP' memoton di titik R dan P' A memoton di titik S Karena P adala pencerminan dari P maka PR = RP dan PP' Karena A adala pencerminan dari P maka P S = SA dan Karena PP' dan maka PP'// seina RP = QS Karena P' A dan maka P' A // seina P S = RQ Peratikan PRQ dan QSA P' A
19 PR = RP dan RP = QS maka PR = QS m( PRQ) = m( QSA) = 90 RQ = P S dan P S = SA maka RQ = SA Berdasarkan sistem aksioma kekonruenan Maka PRQ QSA denan aturan S Sd S Seina PQ = QA Karena PQ = QA dan PQ PA dan QA PA maka Q tena-tena PA Jadi, titik Q pada pertenaan PA c). A = M M (P) B P M (P) 15). Diketaui : adala sumbu-x dan sumbu-y sebua sistem sumbu ortoonal A = (4,-3) dan P = (x,y) Tentukanla : a). Koordinat-koordinat M M (A) dan M M (A) b). Koordinat-koordinat M M (P) c). Apaka M M dan M M? Jawab: a). M M (A) = M [M (A)] = M [M (4,-3)] = M (-4,-3) = (-4,3) M M (A) = M [M (A)] = M [M (4,-3)] = M (4,3) = (-4,3)
20 b). M M (P) = M [M (x, y)] = M (-x, y) = (-x,-y) c). M M (P) = M [M (x, y)] = M (x,-y) = (-x, -y) Ternyata M M (P) = (-x,-y) = M M (P) Jadi, M M (P) = M M (P)
ISOMETRI DAN HASIL KALI TRANSFORMASI
ISOETRI DN HSIL KLI TRNSFORSI DI SUSUN OLEH : KELOPOK II. ri neraini 4007 ). Elftria 40070 ). aryana 400744 ) 4. Sudar si 400705 ) 5. Ibnu Harlis Firmansa 40070 ) 4. Samini 40076 ) PROGR STUDY PENDIDIKN
Lebih terperinciGESERAN (TRANSLASI) S = M M. Dalam Bab ini akan dibahas. hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.
GESERN TRNSLSI Ketentuan dan Sifat-sifat Dalam Bab setena putaran, bawa setena putaran dapat ditulis sebaai asil kali dua pencerminan, aitu kalau sebua titik an diketaui dan dan dua aris an teak lurus
Lebih terperinciSumber gambar: https://kartopo.weebly.com/blog/kursi-kantor-dan-caramerawatnya
Modul darin 4.4.3. Setena Putaran Istila setena putaran serin kita denar, denan unkapan yan sedikit berbeda. Misalkan berputar setena saja, berputar setena, setena berputar. Na, berputar serin jua diunkapan
Lebih terperinciGEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA
OMI LM UN IMNSI I (l. rismanto, M.Sc.) I. UUN II, IS, N IN. II, IS N IN itik merupakan unsur ruan yan palin sederana, tidak didefinisikan, tetapi setiap pembaca diarapkan dapat memaaminya. Yan dimaksud
Lebih terperinciMAKALAH OLEH KELOMPOK II
MKLH OLEH KELOMOK II NM : 1. MRIS (4007059) 2. NOV LUKIT (4007215). SYMSURI (4007194) 4. SUDRYNTI (4007055) 5. CMELLI (4007062) ROGRM STUDI : ENDIDIKN MTEMTIK MT KULIH : GEOMETRI TRNSFORMSI DOSEN ENGMU
Lebih terperinciGEOMETRI TRANSFORMASI MATERI
GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI TRANSFORMASI BALIKAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV 1. Retno Fitria Pratiwi ( 2010 121 179 ) 2. Nanda Wahyuni Pritama ( 2010 121 140 ) 3. Verawati (2010 121 173 ) KELAS : 5 D Dosen
Lebih terperinciTransformasi Balikan
Tranformai Balikan Suatu tranformai pada uatu bidan adala uatu funi an bijektif denan daera aal dan daera ailna jua Jika ebua ari dan refleki pada ari maka Kita tuli jua Jadi adala uatu tranformai an memetakan
Lebih terperinciTRANSFORMASI. Suatu transfornmasi pada bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga.
1 TRANSFORMASI Suatu transfornmasi pada bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Sebuah fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat: 1.
Lebih terperinciPROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
MAKALAH OLEH KELOMPOK DUA NAMA : GIYATNI ( 40077 ) SEPTI PRATIWI ( 400796 ) 3HARI YADI (400763 ) PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA MATA KULIAH : GEOMETRI TRANSFORMASI DOSEN PENGAMPU : PADLI MPd SEKOLAH
Lebih terperinci1 P E N D A H U L U A N
1 P E N D A H U L U A N Pemetaan (fungsi) f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu hubuungan yang memasangkan setiap unsur di A dengan tepat satu unsur di B. Jika a A dan pasangannya b B, maka ditulis
Lebih terperinciTRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah
TRNSFORMSI Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat : juga V.
Lebih terperinciMAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI TENTANG GESERAN (TRANSLASI)
MAKALAH EOMETRI TRANSFORMASI TENTAN ESERAN (TRANSLASI) I SUSUN OLEH : KELOMPOK VI (ENAM) 1. IIN MARLINA Npm. 4006082 2. SITI RUSNAWATI Npm. 4006082 3. ARYENTI Npm. 4006087 4. IWA SUSILA Npm. 40066119 5.
Lebih terperinciMAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI
KLH GEOETRI TRNFORI TERI ETENGH UTRN IUUN OLEH : Nama : Listiana aputri Rini uji stuti Ridu Novriansya ewi usiana uprayitno rsi roram tudi : end atematia osen enampu : Fadli, i,d EKOLH TINGGI KEGURUN N
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
MATERI : TRANSFORMASI BALIKAN (VI.C) Disusun Oleh: 1. KARMILA 2. NURMALINA 3. DWINDA JANUARTI 4. YUYUN MARNITA 5. ROVELI 6. MIKA MARDASARI 7. IKA NURSINTA 8. LISA MAYANI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
Lebih terperinciTRANSFORMASI BALIKAN
TRANSFORMASI BALIKAN Disusun Oleh : Nama : Dodi Sunhaji (4007017) Esty Gustina (4007199) Indah Sri (4007015) Warnitik (4007009) Oryza Sativa Kelas : VIA Prodi : Matematika Mata Kuliah : Geometri Transformasi
Lebih terperinciJARAK DUA TITIK KEGIATAN BELAJAR 2
1 KEGIATAN BELAJAR 2 JARAK DUA TITIK Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menghitung jarak dua titik di bidang, 2. menghitung jarak dua titik di ruang, 3. menentukan
Lebih terperinci4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1
4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Sinun Kemirinan tali busur PQ adala : m PQ Jika à, maka tali busur PQ akan beruba menjadi
Lebih terperinciRelasi, Fungsi, dan Transformasi
Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian
Lebih terperinciGEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN
GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN Disusun Oleh : Kelompok Empat (V1 A) 1. Purna Irawan (4007178 ) 2. Sudarsono (4007028 p) 3. Mellyza Vemi R. (4007217 ) 4. Kristina Nainggolan (4007013 ) 5. Desi Kartini
Lebih terperinciMAKALAH HASILKALI TRANSFORMASI
MAKALAH HASILKALI TRANSFORMASI Dosen Pengampu HERDIAN, S.Pd., M.Pd. DI SUSUN OLEH : 1. PITRIYANI : 10030130.P 2. ANGGI FEBRIYANTI : 10030149.P 3. ERIKA HESLIATI : 10030064.P 4. SABIYAH : 06030101 5. PRIYO
Lebih terperinciMODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
1 MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis)
Lebih terperinciFUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi
FUNGSI DAN GRAFIK Deinisi Funsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan nilai ya diperoleh
Lebih terperinciISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI
ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI MATA KULIAH : GEOMETRI TRANNSFORMMASI DISUSUN OLEH : 1. ASMERI : 4007118 2. NITA FITRIA.N : 4007501 SEMESTER / KELAS : VI (ENAM). C PRODI : PEND. MATEMATIKA DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciTRANSFORMASI DAN PENCERMINAN
TRANSFORMASI DAN PENCERMINAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 (SATU) 1.AISYAH (4007005) 2.WIWIN AGUSTINA (4007018) 3.MARTINI (4007024) 4.TUKIJO (4007009) Dosen Pengampu : Fadli, S.Si, M.Pd. SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciMAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY
MAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY PROGRAM STUDI MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : PENDIDIKAN MATEMATIKA : GEOMETRI TRANSFORMASI : FADLI,
Lebih terperinciMODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang
Lebih terperinciM A K A L A H GEOMETRI TRANFORMASI ( TRANFORMASI BALIKAN )
M A K A L A H GEOMETRI TRANFORMASI ( TRANFORMASI BALIKAN ) D I S U S U N O L E H : 1. NOPITA SARI ( 4007213 ) 2. MULYATI ( 4007152 ) 3. ROHIM ( 4007142 ) 4. RUSMINI ( 4007222 ) 5. MARYANA ( ) 6. ARY WIJAYA
Lebih terperinciMatematika ITB Tahun 1975
Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y
Lebih terperinciGerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif
Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan erak dalam bidan datar Contoh erak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melinkar Gerak relatif Posisi, Kecepatan, Percepatan r i = vektor posisi partikel di A
Lebih terperinciR E S U M E TRANSFORMASI
R E S U M E TRNSFORMSI Transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan arah asalnya V dan daerah nilainya V juga Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang : 1 Surjektif 2
Lebih terperinciB. Hubungan Dua Lingkaran
/8/05 Peta onsep Jurnal Peta onsep Daftar Hair aterib ateri IPA LIGAA elas XI, Semester 3 Berpusat i O(0, 0) Linkaran Berpusat i P(a, b) B Hubunan Dua Linkaran euukan Titik an Garis paa Linkaran Hubunan
Lebih terperinciLingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak
4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,
Lebih terperinciKEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG
KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG 1. Penertian Titik, Garis Dan Bidan Tia unsur dasar dalam eometri, yaitu titik, aris, dan bidan. Ketia unsur tersebut, dapat jua disebut sebaai tia unsur
Lebih terperinciTRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani
TRANSFORMASI Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Geometri Transformasi Dosen Pengampu Mata Kuliah HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1 Hayatun Nupus 08030121 Rina Ariyani 08030057
Lebih terperinciBUKU AJAR MATAKULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI TINJAUAN MATAKULIAH
BUKU JR TKULIH GOTRI TRNFORI TINJUN TKULIH. Desripsi inat ata Kulia ata ulia ini membaas tentan eometri dari sudut pandan rup transformasi onsep-onsep rup sebaai unsur dari strutur aljabar diterapan melalui
Lebih terperinciMATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E)
MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E) Disusun Oleh: 1. ARI SUKA LESMANA 2. YULAIMA SUPRIHATIN 3. HERVI MARDIANA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS LURUS
PERSAMAAN GARIS LURUS A. Menggambar grafik garis lurus Langkah langkah mengambar grafik persamaan garis lurus sama dengan langkahlangkah membuat grafik pada sistim koordinat. Gambarlah grafik persamaan
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 8/9. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut
Lebih terperinciSOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2009
1. 1. Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara. 2. Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh ikut bertanding. Ingkaran dari kesimpulan kedua premis diatas adalah... A. Saya giat belajar dan
Lebih terperinciOleh: Tjandra Satria Gunawan
Soal dan Solusi (S 2 ) untuk: Olimpiade Sains Nasional Bidan Matematika SMA/MA Seleksi Tinkat Kota/Kabupaten Tahun 2010 Tanal: 14-29 April 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan 1. Diketahui bahwa ada yepat
Lebih terperinciSistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus
Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan menenai teori teori yan berhubunan denan penelitian sehina dapat dijadikan sebaai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah dalam
Lebih terperinciGEOMETRI RUANG 1 11/21/2015. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Peta Konsep. Nomor W5201
Jurnal Materi Umum eometri Ruan Peta Konsep Peta Konsep aftar adir Materi OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2 Kedudukan titik, aris dan bidan dalam ruan. Menambar dan Menhitun Sudut Menambar dan Menhitun Jarak
Lebih terperinciB. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 11/14/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
Jurnal Materi Umum eometri Ruan Peta Konsep Peta Konsep aftar air Materi OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2 Keuukan titik, aris an bian alam ruan. Keuukan Titik, aris an ian alam Ruan Menambar an Menitun
Lebih terperinciHand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan
Hand-Out Geometri Transformasi Bab I. Pendahuluan 1.1 Vektor dalam R 2 Misalkan u = (x 1,y 1 ), v = (x 2,y 2 ) dan w = (x 3,y 3 ) serta k skalar (bilangan real) Definisi 1. : Penjumlahan vektor u + v =
Lebih terperinciA. PERSAMAAN GARIS LURUS
A. PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus adalah hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus serta dapat di tulis px + qy = r dengan p, q, r bilangan real dan p, q 0. Persamaan dalam
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh
Lebih terperinciMAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI
MAKALAH GEOMETRI TRANSFORMASI MATERI SETENGAH PUTARAN DISUSUN OLEH : Nama : Bing Ahmad (4006071) Budi Sutrisno (4006077) Chandra (4007159) Dessi Alsury (4007131) Melia Sartika (4007146) Rahmawati (4006151)
Lebih terperinciBAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK
BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI 9/16/008 1 FUNGSI FUNGSI ADALAH SUATU HUBUNGAN DIMANA SETIAP ELEMEN DARI WILAYAH (DOMAIN) SALING BERHUBUNGAN DENGAN SATU DAN HANYA SATU ELEMEN
Lebih terperinciSUKU BANYAK. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a
SUKU BANYAK A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a b ) 3) F(x) : [(x a)(x b)], maka S(x) = (x a)s 2 + S 1, dengan S 2 adalah sisa pembagian pada
Lebih terperinciLINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran
LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR SISWA
KEGIATAN BELAJAR SISWA Bidang studi : Matematika Satuan Pendidikan: SLTP Kelas: 3 (tiga) Caturwulan: 1 (satu) Pokok Bahasan: Transformasi Subpokok Bahasan: Refleksi Waktu: 150 Menit Endang Mulyana 2003
Lebih terperinciB. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 7/3/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan. bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan. Bidang dalam Ruang
Jurnal Peta Konsep aftar air Materi Soal LKS Materi 9a OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2. Keuukan Titik, aris an bian alam Ruan (1) Keuukan Titik an titik Titik berimpit enan titik. SoalLatian. Keuukan Titik,
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI
TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI Dosen Pengampu HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 3 Nama : NPM : 1. Ahmad Muslim 08030007 2. Ivo ayu Septiana 08030159 3. Elsa Fitriana 08030200 SEKOLAH
Lebih terperincih maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum
GEK PELUU eori Sinkat : Y y 0 y o sin α o maks α x o cos α maks Gerak parabola terdiri dari dua komponen erak yaitu :. Gerak orisontal berupa GL. Gerak vertikal berupa GL.Gerak orisontal (seara sumbu-x)
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5
TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a
Lebih terperinciMembangun Kode Golay (24, 12, 8) dengan Matriks Generator dan Menggunakan Aturan Kontruksi. Ikhsan Rizki K 1 dan Bambang Irawanto 2
Membanun Kode olay (2, 2, 8) denan Matriks enerator Menunakan Aturan Kontruksi Iksan Rizki K Bamban Irawanto 2, 2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jln Prof H Soedarto, SH, Tembalan, Semaran Abstract : Te
Lebih terperinciBAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI
BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai aplikasi, korespondensi/hubunan antara dua himpunan serin terjadi. Sebaai contoh, volume bola
Lebih terperinciBAB 6 RANGKAIAN KUTUB EMPAT
BAB 6 ANGKAAN KUTUB EMPAT 6. Pendauluan Sepasan terminal an dilalui ole arus (menuju atau meninalkan terminal disebut sebaai rankaian kutub dua (misalna pada resistor, induktor dan kapasitor). Gambar 6.
Lebih terperinciMBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari
MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi
Lebih terperinciTUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI. Tentang. Isometri dan Sifat-sifat Isometri. Oleh : EVI MEGA PUTRI : I. Dosen Pembimbing :
TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI Tentang Isometri dan Sifat-sifat Isometri Oleh : EVI MEGA PUTRI : 412. 35I Dosen Pembimbing : ANDI SUSANTO, S. Si, M.Sc TADRIS MATEMATIKA A FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA
Lebih terperinciFUNGSI DAN GRAFIK KED
FUNGSI DAN GRAFIK 1.1 Pendahuluan Deinisi unsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan
Lebih terperinci19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b
PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang
Lebih terperinciNAMA : KELAS : SMA TARAKANITA 1 JAKARTA theresiaveni.wordpress.com
1 NAMA : KELAS : 2 KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan
Lebih terperinciFrance title. Handy of transformation of Geometry. Tangkas Geometri Transformasi
France title Handy of transformation of Geometry Tangkas Geometri Transformasi i TANGKAS GEOMETRI TRANSFORMASI Meyta Dwi Kurniasih Isnaini Handayani Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinci4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )
4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung
Lebih terperinci1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x 2 3x + 1 = 0 adalah
1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x 3x + 1 0 adalah A. imajiner B. kompleks C. nyata, rasional dan sama D. nyata dan rasional E. nyata, rasional dan berlainan. NOTE : D > 0, memiliki akar-akar riil dan berbeda
Lebih terperinciKALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia
KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka
Lebih terperinciKomposisi Transformasi
Komposisi Transformasi Setelah menyaksikan tayangan ini anda dapat Menentukan peta atau bayangan suatu kurva hasil dari suatu komposisi transformasi Transformasi Untuk memindahkan suatu titik atau bangun
Lebih terperinciuntuk i = 0, 1, 2,..., n
RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi
Lebih terperinciMATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT
MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait
Lebih terperinciPENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)
PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan
Lebih terperinci4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1
4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba
Lebih terperinci1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.
1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6-2 -4 Kunci : E -6-8 2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan Nilai 6x 0.y 0 =... A. 1 Kunci : C 6 36 3. Absis titik
Lebih terperinciBEBERAPA FUNGSI KHUSUS
BEBERAPA FUNGSI KHUSUS ). Fungsi Konstan ). Fungsi Identitas 3). Fungsi Modulus 4). Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Fungsi genap jika f(x) = f(x), dan Fungsi ganjil jika f(x) = f(x) 5). Fungsi Tangga dan
Lebih terperinciTURUNAN (DIFERENSIAL) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
TURUNAN DIFERENSIAL Ole: Mega Inayati Ri a, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta TURUNAN Turunan suatu ungsi berkaitan dengan perubaan ungsi yang disebabkan adanya perubaan kecil dari
Lebih terperinciTurunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi
8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala
Lebih terperinciPENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015
PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,
Lebih terperinciSoal Ulangan Umum Semester 1 Kelas VIII
Soal Ulangan Umum Semester 1 Kelas VIII A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar! 1. Salah satu factor dari x - xy 4y adalah cm a. (x - 4y)(x + 3y) b. (x + 4y)(x
Lebih terperinciMATEMATIKA TURUNAN FUNGSI
MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim 0 f ( x ) f( x) KELAS : XI IPA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Taun Pelajaran 04-05 XI IPA Semester Taun Pelajaran 04 05 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul ini kami
Lebih terperinciRINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)
RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Matematika15.wordpress.com NAMA: KELAS: RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut
Lebih terperinciPENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON
PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MT.,MS. Salman_as_saleh@yahoo.co.id POLYGON Definisi Polygon : Polygon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran lapangan.
Lebih terperinciSUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah
BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi
Lebih terperinciIII. FUNGSI POLINOMIAL
III. FUNGSI POLINOMIAL 3. Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat:. menuliskan bentuk umum fungsi polinomial;. menghitung nilai fungsi polinomial; 3. menuliskan
Lebih terperinciRINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)
NAMA: KELAS: PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut yang dipotong oleh sebuah bidang datar. RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Macam-macam Irisan Kerucut: 1. Parabola 2.
Lebih terperinciPersamaan dan Pertidaksamaan
I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 009 Persamaan dan Pertidaksamaan GY A Y O M AT E M A T AK A R Markaban, M.Si. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING
BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel
Lebih terperinciMADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012
MODUL MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 0 TAHUN AJARAN 0/0 MATERI PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT UNTUK KALANGAN MA AL-MU AWANAH MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 0 Jalan RH. Umar
Lebih terperinciGESERAN atau TRANSLASI
GESERAN atau TRANSLASI Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Geometri Transformasi Dosen Pembimbing : Havid Risyanto, S.Si., M.Sc. D I S U S U N O L E H 1. AMILIA 1111050031 2. HAIRUDIN 1111050153 3.
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI PENCERMINAN
RINGKSN MTERI PENCERMINN Definisi: Suatu encerminan (reflei) ada sebuah garis s adalah suatu fungsi M s ang didefinisikan untuk setia titik ada bidang V sebagai berikut: a. jika P s maka M s (P) = P b.
Lebih terperinciKB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK
KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan
Lebih terperinciKOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS
1 KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan
Lebih terperinciPersamaan Garis singgung Melalui titik (x 1, y 1 ) diluar lingkaran. Pusat Lingkaran (a, b) Persamaan Garis singgung. Jari Jari r.
PERSAMAAN LINGKARAN Pusat Lingkaran (0, 0) Melalui titik (x, y ) pada lingkaran Jika diketahui gradient m xx y mx r yy r m x y r Persamaan Garis singgung Melalui titik (x, y ) diluar lingkaran Jari Jari
Lebih terperinciBAB 1. FUNGSI DUA PEUBAH
BAB. FUNGSI DUA PEUBAH. PENDAHUUAN Pada baian ini akan dibahas perluasan konsep pada unsi satu peubah ke unsi dua peubah atau lebih. Setelah mempelajari bab ini anda seharusna dapat: - Menentukan domain
Lebih terperinciCatatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I
Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka
Lebih terperinciA. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:
Geometri Netral? Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi
TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk
Lebih terperinci