KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG"

Transkripsi

1 KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG 1. Penertian Titik, Garis Dan Bidan Tia unsur dasar dalam eometri, yaitu titik, aris, dan bidan. Ketia unsur tersebut, dapat jua disebut sebaai tia unsur yan tak didefinisikan. a. Titik Menurut Stanley R. Clemens et al., (1984: 10-11), Point : location, no lenht, width or heiht. A point as a part of a a physical object. A point as the smallest dot you can draw. A point is an idea, or abstraction. Since a point cannot be defined usin simpler terms, it is an undefined term. Sebuah titik hanya dapat ditentukan oleh lokasi/letaknya, tidak mempunyai ukuran (panjan, lebar, dan tini). Sebuah titik merupakan titik terkecil yan bisa diambar. Titik merupakan sebuah ide atau abstraksi. Karena titik tidak dapat didefinisikan denan istilah sederhana, maka sebuah titik diambarkan menunakan noktah dan ditulis menunakan huruf kapital seperti P, Q, M, N, atau O. Titik merupakan komponen banun ruan yan tidak berbentuk dan tidak mempunyai ukuran. Suatu titik diambarkan atau dimodelkan sebaai noktah dan penamaannya menunakan huruf besar. Contoh : Titik A A Titik M M b. Garis Menurut Stanley R. Clemens et al., (1984: 10-11), Line : unlimited lenth, straiht, no thickness, no endpoints. A line as part of a physical situation. A line as the thinnest streak you can draw. A line is an idea or abstraction. Since a line cannot be defined usin simpler term it is an undefined term. Sebuah aris mempunyai panjan tak terbatas, lurus, tidak tebal, tidak ada titik akhir. Namun meninat terbatasnya bidan tempat ambar, sebuah aris hanya dilukiskan sebaian saja/sanat tipis. Baian ini disebut wakil aris. Garis hanya mempunyai ukuran panjan tetapi tidak mempunyai ukuran lebar. Garis merupakan sebuah aasan atau abstraksi. Karena titik tidak dapat didefinisikan denan istilah sederhana, maka nama sebuah aris dapat dinyatakan denan menyebutkan wakil dari aris tersebut menunakan huruf kecil: l,, k atau menyebutkan nama semen aris dari titik pankal ke titik ujun. Garis merupakan komponen banun ruan yan hanya mempunyai ukuran panjan. Garis dapat dipandan sebaai himpunan titik-titik. 1

2 Selain itu untuk memberi nama sebuah aris, dapat memanfaatkan dua buah titik pada aris tersebut, atau denan sebuah huruf kecil. Cara menuliskannya:,,,, atau. Misalnya seperti ambar berikut: A B Gambar 1 C Pada ambar di atas aris dapat dinyatakan sebaai aris,,,,, karena aris melalui titik A, titik B, dan titik C. Lamban, artinya aris yan melalui titik A dan titik B, atau aris yan memuat titik A dan titik B. Lamban artinya aris yan melalui titik A dan titik C, atau aris yan memuat titik A dan titik C. Lamban artinya aris yan melalui titik B dan titik C, atau aris yan memuat titik B dan titik C. Lamban dan lamban maknanya sama, yaitu aris yan melalui titik A dan titik B, atau aris yan memuat titik A dan titik B. c. Bidan Menurut Stanley R. Clemens et al., (1984: 10-11), Plane : no boundary, continues in all directions, flat, not thickness. A plane as a part of a physical object. A plane as the thinnest slice you can cut. Sebuah bidan dapat diperluas seluas-luasnya/tidak ada batas, terus keseala arah, datar, tidak tebal. Pada umumnya sebuah bidan hanya dilukiskan sebaian saja yan disebut sebaai wakil bidan. Wakil suatu bidan mempunyai ukuran panjan dan lebar. Gambar dari wakil bidan dapat berbentuk persei atau bujur sankar, persei panjan, atau jajarenjan. Nama dari wakil bidan dituliskan di sudut bidan denan memakai huruf α, β, γ atau H, U, V, W atau denan menyebutkan titik-titik sudut dari wakil bidan itu. U Sebuah bidan difikirkan sebaai suatu himpunan titik berderet dan berjajar secara rapat dan tak terbatas, tetapi tidak memiliki ketebalan. Sebuah bidan direpresentasikan denan ambar sebuah jajarenjan, dan nama sebuah bidan dapat menunakan sebuah huruf kapital atau huruf Yunani. Bidan merupakan komponen banun ruan yan mempunyai luas. Bidan dapat dipandan sebaai himpunan titik-titik. Yan disebut bidan di sini adalah bidan datar, yaitu banun yan dapat diambarkan sebaai suatu yan datar dan mempunyai luas tidak terbatas. Bidan

3 diambarkan denan model terbatas yan mewakilinya. Bidan tersebut dinamakan bidan α atau bidan ABC. Harus diinat, penamaan bidan denan titik-titik yan dilaluinya minimal menunakan tia titik. Gambar Pada ambar di atas bidan α memuat titik-titik A, B, C, D, E, F, G, (dikatakan ketujuh titik tersebut terletak pada bidan-α); dan keduanya pada bidan- α dan berpotonan di F. memoton (menembus) bidan- α di titik D. Dari Gambar tersebut, dapat dituliskan antara lain: artinya titik A pada bidan- α ; F, artinya titik F pada ; artinya pada bidan- ; F =, artinya titik F adalah titik poton ; D =, artinya titik D adalah titik poton (titik tembus) pada bidan ; = bidan(, ), artinya bidan adalah bidan yan memuat dan, dan sebaainya.. Aksioma dan Teorema Garis dan Bidan Aksioma 1 Melalui dua buah titik sebaran hanya dapat dibuat sebuah aris lurus Aksioma Jika sebuah aris dan sebuah bidan mempunyai dua buah titik persekutuan, maka aris itu seluruhnya terletak pada bidan. K L 3

4 Aksioma 3 R Melalui tia buah titik sebaran hanya dapat dibuat sebuah bidan P Q Teorema 1 Sebuah bidan ditentukan oleh tia titik sebaran. R P Q Teorema Sebuah bidan ditentukan oleh sebuah aris dan sebuah titik (titik tidak terletak di aris). Teorema 3 Sebuah bidan ditentukan oleh dua buah aris berpotonan. Teorema 4 Sebuah bidan ditentukan oleh dua buah aris sejajar. h h 3. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidan a. Kedudukan Titik Terhadap Garis dan Titik Terhadap Bidan 1. Kedudukan Titik Terhadap Garis i). Titik terletak pada aris Jika titik S dilalui oleh aris, S maka titik S dikatakan terletak pada aris. ii). Titik tidak terletak pada aris Titik T tidak dilalui oleh aris h, maka titik T dikatakan tidak terletak pada aris h. T. Kedudukan Titik Terhadap Bidan i) Titik terletak pada bidan Jika titik A dilalui oleh bidan U, maka dikatakan titik A terletak A pada bidan U. B ii) Titik tidak terletak pada bidan Jika Titik B tidak dapat dilalui oleh bidan V, maka dikatakan titik B tidak terletak pada bidan V. V 4

5 b. Kedudukan Garis Terhadap Garis dan Garis Terhadap Bidan 1. Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain i) Berpotonan Dua buah aris dikatakan berpotonan jika kedua aris itu terletak pada sebuah bidan dan mempunyai tepat satu titik persekutuan. ii) Berimpit Garis berimpit denan aris h jika tiap titik di aris jua terletak di aris h, dan sebaliknya. A h Syarat cukup untuk dua aris berimpit adalah memiliki dua titik persekutuan. iii) Sejajar Dua buah aris dikatakan sejajar jika kedua aris itu terletak pada satu bidan dan tidak mempunyai satupun titik persekutuan. h h iv) Bersilanan Dua aris dikatakan bersilanan (tidak berpotonan dan tidak sejajar) jika kedua aris tersebut tidak terletak pada suatu bidan. h Aksioma dua aris sejajar Aksioma 4 Melalui sebuah titik yan tidak terletak pada sebuah aris hanya dapat dibuat sebuah aris yan sejajar denan aris itu. Teorema-teorema tentan dua aris sejajar Teorema 5 Jika aris k sejajar denan aris l, aris l sejajar denan aris m, maka aris k sejajar denan aris m. Teorema 6 Jika aris k sejajar denan aris l dan memoton aris, aris l sejajar aris k dan jua memoton aris, maka aris-aris k, l dan terletak pada sebuah bidan. h 5

6 Teorema 7 Jika aris k sejajar denan aris l dan aris l menembus bidan α, maka aris k jua menembus bidan α. a) Kedudukan Garis Terhadap Bidan 1. Garis terletak pada bidan Sebuah aris dikatakan terletak pada bidan α, jika aris dan bidan α sekuran-kurannya mempunyai dua titik persekutuan.. Garis sejajar bidan Sebuah aris m dikatakan sejajar pada bidan β, jika aris m dan bidan β tidak mempunyai satupun titik persekutuan. 3. Garis memoton atau menembus Sebuah aris l dikatakan memoton atau menembus bidan γ, jika aris l dan bidan γ tersebut hanya mempunyai sebuah titik persekutuan. b) Kedudukan Dua Bidan 1. Dua bidan berimpit Bidan α dan bidan β dikatakan berimpit, α, β jika setiap titik yan terletak pada bidan α jua terletak pada bidan β, atau sebaliknya.. Dua bidan sejajar Bidan α dan bidan β dikatakan sejajar jika kedua bidan itu tidak mempunyai satu pun titik persekutuan. 3. Dua bidan berpotonan Bidan α dan bidan β dikatakan berpotonan jika kedua bidan itu tepat memiliki sebuah aris persekutuan. (, ) 6

7 Teorema-teorema bidan terhadap bidan lain 1. Jika dua aris berpotonan, yan terletak pada suatu bidan, sejajar denan dua buah aris berpotonan pada bidan lain, maka kedua bidan itu adalah sejajar.. Suatu bidan yan memoton salah satu dari dua bidan yan sejajar, maka bidan tersebut memoton bidan yan satu lai. 3. Suatu bidan yan memoton dua bidan yan sejajar, maka aris aris poton bidan tersebut adalah sejajar. a Teorema-teorema dalam kesejajaran Teorema 1 Jika aris a sejajar denan aris b V dan aris b terletak pada bidan V, b maka aris a sejajar denan bidan α. Teorema Jika bidan α melalui aris a dan aris a sejajar bidan V, maka aris a sejajar denan aris perpotonan bidan α denan bidan V. α a (α,v V Teorema 3 Jika bidan U dan bidan V sejajar denan aris a, maka aris perpotonan kedua bidan tersebut sejajar denan aris a. U a (U,V) V Teorema 4 Jika aris a berpotonan denan aris b, aris c berpotonan denan aris d, dan aris a sejajar aris c, aris b sejajar aris d, maka bidan (a,b) sejajar bidan (c,d). a c b α d β 7

8 Teorema 5 Jika bidan U sejajar bidan V dan keduanya dipoton oleh bidan α, maka aris (α,u) sejajar aris (α,v). U V α (α,u) (α,v) a Teorema 6 Jika aris a menembus bidan U yan sejajar denan bidan V, maka aris a jua menembus bidan V. U V 4. Garis Teak Lurus pada bidan Definisi: Jika aris h teak lurus pada bidan α maka aris h teak lurus denan semua aris yan terletak pada bidan α. m Teorema: sebuah aris teak lurus pada sebuah bidan jika aris itu teak lurus pada dua buah aris berpotonan dan U l k Syarat aris k bidan k a. Ada dua buah aris yan terletak pada bidan α (misal aris m dan l) b. Dua aris tersebut salin berpotonan c. Masin-masin aris teak lurus m denan aris k ( m k dan l k ) l Akibat: α 1. Untuk membuktikan aris teak lurus aris diusahakan salah satu aris itu teak lurus pada bidan yan menandun aris lain.. Untuk melukiskan aris teak lurus aris kita pertama-tama melukis bidan teak lurus yan diketahui. 8

9 Contoh : H G E F D C A B Diketahui kubus ABCD.EFGH. Tentukan : a. Titik yan berada pada aris DF b. Titik yan berada diluar bidan BCHE c. Garis yan sejajar denan CF d. Garis yan berpotonan denan BE e. Garis yan bersilanan denan FG f. Bidan yan sejajar denan bidan BDG Jawab : a. Titik D dan F b. Titik A, D, F, G c. DE d. EA, EF, ED, EH e. AB, DC, AE, DH f. AFH 5. Proyeksi pada Banun Ruan 1) Proyeksi titik pada aris P Titik adalah proyeksi titik P pada aris. P ) Proyeksi aris pada aris Q P adalah proyeksi pada aris. Q 9

10 3) Proyeksi titik pada bidan P Proyeksi titik P pada bidan adalah titik tembus aris yan teak lurus dari P pada bidan (Titik P adalah hasil proyeksi titik P). P U 4) Proyeksi aris pada bidan a) Jika aris sejajar bidan B A merupakan proyeksi pada bidan. α A B b) Jika aris teak lurus bidan P teak lurus terhadap bidan. Proyeksi pada bidan merupakan sebuah titik yaitu titik Q. Jadi, titik Q adalah proyeksi pada bidan. Q c) Jika aris memoton bidan N memoton bidan di M. Proyeksi pada bidan adalah. M N 6. Jarak Pada Banun Ruan (1) Jarak Titik ke Titik Menentukan jarak titik A ke titik B dalam suatu ruan denan cara menhubunkan titik A dan titik B denan ruas aris AB. Panjan ruas aris AB adalah jarak titik A ke titik B. () Jarak Titik ke Garis Jarak titik ke suatu aris ada jika titik tersebut terletak di luar aris. Lankah-lankah menentukan jarak titik A ke aris (titik A tidak terletak pada aris ) adalah sebaai berikut: a. Buatlah bidan α yan melalui titik A dan aris 10

11 b. Buatlah aris AP yan teak lurus denan aris pada bidan α c. Panjan ruas aris AP = jarak titik A ke aris. (3) Jarak Titik ke Bidan Jarak titik ke suatu bidan ada jika titik tersebut terletak di luar bidan. Lankah-lankah menentukan jarak titik A ke bidan α (titik A tidak terletak pada bidan α) adalah sebaai berikut. a. Buatlah aris melalui titik A dan teak lurus bidan α b. Garis menembus bidan α di titik D c. Panjan ruas aris AD = jarak titik A ke bidan α. (4) Jarak dua aris sejajar Jarak antara dua aris sejajar (misal aris dan aris h) dapat diambarkan sebaai berikut. 1. Buatlah bidan α yan melalui aris dan aris h (Teorema 4). Buatlah aris l yan memoton teak lurus terhadap aris dan aris h, misal titik potonnya berturut-turut di titik A dan B 3. Panjan ruas aris AB = jarak antara aris dan aris h yan sejajar. α l h (5) Jarak aris dan bidan yan sejajar Jarak antara aris dan bidan yan salin sejajar adalah panjan ruas aris yan masinmasin teak lurus terhadap aris dan bidan tersebut. Jarak antara aris dan bidan V yan sejajar dapat diambarkan sebaai berikut: 1. Buatlah titik O pada aris. O. Buatlah aris l yan melalui titik O dan teak lurus bidan V. 3. Garis l memoton atau menembus bidan V di titik P. 4. Panjan ruas aris OP = Jarak antara P aris dan bidan V yan sejajar. V l 11

12 (6) Jarak dua bidan sejajar Jarak antara bidan U dan bidan V yan sejajar dapat diambarkan sebaai berikut. A B k 1. Buatlah titik A pada bidan V.. Buatlah aris k yan melalui titik A dan teak lurus bidan V. 3. Garis k menembus bidan V di titik B. 4. Panjan ruas aris AB= Jarak antara bidan U dan bidan V yan sejajar. (7) Jarak dua aris bersilanan Jarak antara dua aris yan bersilanan (misal aris a dan aris b) dapat diambarkan sebaai berikut. Cara I 1. Buatlah aris a, aris yan sejajar a dan memoton aris b.. Melalui aris a dan aris b dapat dibuat sebuah bidan, yaitu bidan α. 3. Menentukan titik A yan terletak pada aris a. 4. Buatlah ruas aris AB yan teaklurus denan aris a dan bidan α, titik B terletak pada bidan α. 5. Panjan ruas aris AB merupakan jarak aris a ke bidan α. 6. Buatlah ruas aris A B yan sejajar ruas aris AB, titik A terletak pada aris a dan titik B terletak pada bidan α. 7. Panjan ruas aris A B merupakan jarak aris a ke aris b. Cara II 1. Buatlah aris b, aris yan sejajar b dan memoton aris a, sehina melalui aris b dan aris a dapat ditentukan satu bidan, yaitu bidan α.. Buatlah aris a, aris yan sejajar a dan memoton aris b, sehina melalui aris a dan aris b dapat ditentukan satu bidan, yaitu bidan β. 3. Garis a sejajar aris a, aris b sejajar aris b, sehina bidan α sejajar denan bidan β. 4. Buatlah ruas aris PQ yan teaklurus terhadap bidan α dan bidan β, titik P terletak pada bidan α, sedankan titik Q terletak pada bidan β. 5. Panjan ruas aris PQ merupakan jarak bidan α ke bidan β. 6. Buatlah ruas aris P Q yan sejajar ruas aris PQ, titik P terletak pada aris a dan titik Q terletak pada aris b. 7. Panjan ruas aris P Q merupakan jarak aris a ke aris b. a α b b a P Q Q P A b P B α Q β a a 1

13 CONTOH Diketahui kubus ABCD.EFGH denan panjan rusuk 10 cm. Hitunlah jarak antara : a. Titik A ke H b. Titik A ke P (P adalah perpotonan diaonal ruan) c. Titik A ke aris CE d. Titik A ke bidan BCGF e. Titik A ke bidan BDHF f. Titik A ke bidan BDE. Garis AE ke aris CG h. Garis AE ke aris CG i. Bidan ABCD ke EFGH Jawab : H G E A D 10 P R B F C a. Jarak titik A ke H = AH AH = AD DH = = 00 = 10 cm b. Jarak titik A ke P = AP = ½ AG 10 = 3 cm c. Jarak A ke CE = AK E A K G C Pada seitia siku-siku CAE L CAE = ½.AC.AE = ½.CE.AK AK AK AK 3 10 AK 6 3 d. Jarak titik A ke bidan BCGF = AB = 10 cm e. Jarak titik A ke bidan BDHF = AR (R titik tenah aris BD) 13

14 AR = ½ AC = ½ 10 = 5 cm. Jarak titik A ke bidan BDE H G E F D T C R A B Perhatikan persei panjan ACGE sbb : E A T R G C Garis AG berpotonan teak lurus denan Garis ER dititik T, sehina jarak A ke Bidan BDE adalah AT. ER = AR AE = = 150 = 5 6 cm. L. ARE = ½. AR. AE = ½. RE. AT ½ = ½ AT 50 = 5 6. AT AT = = 3 3 cm h. Jarak AE ke CG = AC = 10 3 i. Jarak ABCD dan EFGH = AC = 10 cm Tuas I 1. Diketahui kubus ABCD.EFGH denan panjan rusuk 6 cm. Hitunlah jarak antara : a. Titik H ke aris AC b. Titik B ke aris AG c. Titik C ke BDG 14

15 d. aris AE dan CG e. aris AB dan CDHG f. bidan HFC dan DBE. Diketahui balok PQRS.TUVW denan PQ = 4 cm, QR = 3 cm, PT = 6 cm Hitun jarak antara : a. V ke RSTU b. Q ke PRVT 3. Diketahui limas beraturan T.ABCD denan AB = 10 cm, TA = 1 cm. Hitun jarak antara : a. titik B ke AT b. titik T ke ABCD c. titik A ke TBC 4. Diketahui bidan empat beraturan T.ABC denan panjan rusuk 8 cm. Tentukan jarak T ke bidan ABC. C. PROYEKSI 1. Proyeksi titik pada bidan Jika titik A diluar bidan H, maka proyeksi A pada bidan H ditentukan sebaai berikut : a. Dari titik A dibuat aris yan teak lurus bidan H b. Tentukan titik tembus aris terhadap bidan H, misalnya titik B. Proyeksi titik A pada bidan H adalah B. A B. Proyeksi aris pada bidan Menentukan proyeksi aris pada bidan sama denan menentukan proyeksi dua buah titik yan terletak pada aris ke bidan itu, dan proyeksi aris tadi pada bidan merupakan aris yan ditarik dari titik-titik hasil proyeksi. a. Jika sebuah aris teak lurus pada bidan maka proyeksi aris ke bidan itu berupa titik. b. Jika aris sejajar bidan maka proyeksi aris ke bidan merupakan aris yan sejajar denan aris yan diproyeksikan. 15

16 Contoh : Diketahui limas beraturan T. ABCD denan AB = 5 cm dan TA = 8 cm. Hitunlah panjan proyeksi : a. TB pada bidan ABCD b. TB pada bidan TAC T D C O A B a. Proyeksi T pada bidan ABCD adalah titik O. Jadi proyeksi TB pada bidan ABCD = BO BO = ½.AC = ½ AB BC = ½ 5 5 = ½ 5 5 = cm b. Proyeksi TB pada bidan TAC = TO TO = = TB 5 64 BO = = 06 cm Tuas II 1. Diketahui kubus ABCD.EFGH denan rusuk 10 cm. Tentukan dan hitun panjan proyeksi : 16

17 a. BG pada EFGH b. HF pada ACH c. GO pada BDE (O titik poton AC dan BD). Diketahui limas beraturan T.ABCD denan AB = 10 cm dan tini limas 8 cm. Tentukan dan hitun panjan proyeksi : a. TC pada ABCD b. TA pada TBD 3. Diketahui bidan empat beraturan T.ABC denan panjan rusuk 6 cm. Titik P ditenah-tenah AB. Hitun panjan proyeksi : a. TB pada ABC b. TP pada ABC c. TB pada TPC D. SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG 1. Sudut antara dua aris berpotonan Sudut antara dua aris berpotonan diambil sudut yan lancip. Garis berpotonan denan aris h di titik A, sudut yan dibentuk adalah. A h. Sudut antara dua aris bersilanan Sudut antara dua aris bersilanan ditentukan denan membuat aris sejajar salah satu aris bersilanan tadi dan memoton aris yan lain dan sudut yan dimaksud adalah sudut antara dua aris berpotonan itu. h h 1 Garis bersilanan d h Garis h 1 sejajar denan h Memoton Sudut antara dan h sama d Sudut antara dan h 1 3. Sudut antara aris dan bidan Sudut antara aris dan bidan hanya ada jika aris menembus bidan. 17

18 Sudut antara aris dan bidan adalah sudut antara aris dan proyeksinya pada bidan itu. 1 A Garis menembus bidan H dititik A. Proyeksi aris pada bidan H adalah 1 Sudut antara aris denan bidan H Adalah sudut yan dibentuk aris d 1 H 4. Sudut antara bidan denan bidan Sudut antara dua bidan terjadi jika kedua bidan salin berpotonan. Untuk menentukannya sbb : a. Tentukan aris poton kedua bidan b. Tentukan sebaran aris pada bidan pertama yan teak lurus aris poton kdua bidan c. Pada bidan kedua buat pula aris yan teak lurus aris poton kedua bidan dan berpotonan denan aris pada bidan pertama tadi. d. Sudut antara kedua bidan sama denan sudut antara kedua aris tadi G (G,H) H h Bidan G dan H berpoton pada aris (G,H). Garis pada G teak lurus ais (G,H). Garis h pada H teak lurus aris (G,H) Sudut antara bidan G dan H sama denan sudut antara aris dan h Contoh : Diketahui kubus ABCD.EFGH denan panjan rusuk 5 cm. Tentukan : a. Besar sudut antara BG dan bidan ABCD H G b. Cosinus sudut antara BH dan ABCD Jawab : E F a. Sudut antara BG denan ABCD adalah sudut CBG = 45 0 b. Cosinus sudut antara BH denan ABCD D C BD 5 adalah Cos DBH = = BH 5 3 = 6 3 A 5 cm B 18

19 Tuas III 1. ABCD.EFGH adalah sebuah balok. Nyatakan dan ambarkan kemudian beri nama sudut antara: a. CH dan ABCD b. AG dan EFGH c. BH dan CDHG. T. ABCD adalah limas teak beraturan. Panjan rusuk alas 4 cm dan panjan rusuk teak 8 cm. Hitunlah : a. Tan sudut antar TC dan ABCD b. Cos sudut antara TQ dan ABCD dimana Q titik tenah AD 3. Diketahui limas beraturan T. ABCD denan AB = 6 cm dan TC = 3 5 cm. Hitun : a. Cosinus sudut antara bidan ABCD dan TDC b. Sinus sudut antara TAB dan TCD 4. Diketahui limas seitia T.ABC. TA teak lurus bidan alas. Seitia ABC siku-siku di B. Panjan AB = 6 cm, BC = 8 cm. Panjan TA = 4 cm. O titik tenah BC. Hitunlah : a. Panjan AC, TC, AO b. tan sudut antara TO dan bidan ABC 19

20 LEMBAR KERJA SISWA Kelompok: JARAK TITIK KE TITIK DALAM BANGUN RUANG Masalah diatas merupakan salah satu contoh soal problem solvin dalam menentukan jarak titik ke titik. Baaimanakah menentukan jarak titik ke titik? Untuk menetahui baaimana menentukan jarak titik ke titik lenkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Jarak Titik ke Titik 1. Tentukan dua titik sebaran pada bidan, misalkan titik-titik tersebut adalah titik. dan.. Gambarlah beberapa aris/jalur yan menhubunkan kedua titik tersebut. 3. Garis/jalur manakah yan menurutmu mewakili jarak antara titik.. dan titik...? Menapa? Jadi, apa yan dimaksud denan jarak titik ke titik? 0

21 Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun jarak titik ke titik. Perhatikan contoh berikut! 6 cm Suatu kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk denan panjan 6 cm. Tentukan: a. Jarak C ke D b. Jarak F ke H c. Jarak E ke C 6 cm 6 cm Penyelesaian: a. Jarak C ke D sama denan panjan.. kubus =. cm b. Jarak F ke H sama denan panjan... kubus, yaitu: FH = + = = =.. =... cm Jadi, jarak F ke H adalah. cm c. Jarak E ke C sama denan panjan... kubus, yaitu: Perhatikan! EC = + = = =.. =... cm Jadi, jarak E ke C adalah. cm LATIHAN 1. Diketahui sebuah kubus denan alas ABCD.EFGH Panjan rusuknya 6 cm. K dan L berturut-turut titik poton diaonal sisi ABCD dan EFGH. M adalah titik tenah rusuk BC. Tunjukkan dan hitunlah jarak antara: a. K dan L b. L dan C 1

22 LEMBAR KERJA SISWA Kelompok: JARAK TITIK KE GARIS DAN TITIK KE BIDANG DALAM BANGUN RUANG

23 Masalah diatas merupakan salah satu contoh soal problem solvin dalam menentukan jarak titik ke aris dan jarak titik ke bidan. Baaimanakah menentukan jarak titik ke aris dan jarak titik ke bidan? Untuk menetahui baaimana menentukan jarak titik ke aris dan jarak titik ke bidan lenkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Jarak Titik ke Garis 1. Gambarlah aris dan titik P pada bidan. Titik P terletak di luar aris.. Tentukanlah kedudukan titik R, S, dan T pada aris. Titik S dan T masin-masin terletak di ujun dan pankal aris, sedankan titik R merupakan proyeksi titik P pada aris. 3. Gambarlah aris yan melalui titik P dan titik R, titik P dan titik S, titik P dan titik T. 4. Garis manakah yan menurutmu mewakili jarak antara titik P denan aris? menapa? Jadi, apa yan dimaksud denan jarak titik ke aris? Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun jarak titik ke aris. Perhatikan contoh berikut! Suatu kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk denan panjan 6 cm. Titik P terletak ditenah-tenah rusuk CG. Tentukan: a. Jarak titik P ke aris FB b. Jarak titik B ke aris EG 6 cm 6 cm Penyelesaian: a. Jarak titik P ke aris FB sama denan panjan ruas aris.. =. cm b. Jarak titik B ke aris EG 3

24 Lankah-lankah: 1) Tentukan kedudukan titik B dan aris EG. ) Tentukan titik O yan merupakan titik tenah aris EG. 3) Tariklah aris dari titik B yan melalui titik O. Maka jarak titik B ke aris EG adalah panjan ruas aris Perhatikan siku-siku di O, maka untuk mencari panjan ruas aris diunakan rumus pythaoras, yaitu:.. = = = =.. = cm Jadi, jarak titik B ke aris EG adalah. cm Jarak Titik ke Bidan 1. Gambarlah titik P yan terletak di luar bidan.. Tentukanlah kedudukan titik A, B, dan C pada bidan α. Titik A dan C merupakan titik sebaran pada bidan α, sedankan titik B merupakan proyeksi titik P pada bidan α. 3. Hubunkanlah aris yan melalui titik P dan A, titik P dan B, titik P dan C. 4. Garis manakah yan menurutmu mewakili jarak antara titik P denan bidan α? Menapa?..... Jadi, apa yan dimaksud denan jarak titik ke bidan? 4

25 Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun jarak titik ke bidan. Perhatikan contoh berikut! Diketahui limas seiempat beraturan T.ABCD denan panjan rusuk bidan alas AB = 8 cm dan panjan rusuk sisi TA = 9 cm. Tentukan jarak titik puncak T ke bidan alas ABCD! Penyelesaian: Lankah-lankah: 1) Gambarlah aris yan melalui titik T dan menembus bidan ABCD. ) Tentukan titik poton dari diaonal sisi AC dan BD. Maka jarak titik T ke bidan ABCD adalah panjan ruas aris. 3) Tentukanlah seitia siku-siku mana yan akan diunakan untuk mencari panjan ruas aris Kemudian cari nilai panjan ruas aris itu denan menunakan rumus Pythaoras seperti pada contohcontoh sebelumnya. LATIHAN 1. Berapa meter tini tuu yan direncanakan denan ambar khusus seperti pada Gambar 4. jika setiap bola berdiameter 50 cm?. Berapa jarak terjauh dari permukaan air ke dasar air dalam bejana pada Gambar 4.3 jika ukuran bejana dan kemirinan serta air penisi yan di dalamnya diketahui banyaknya? 5

26 LEMBAR KERJA SISWA Kelompok: JARAK GARIS KE GARIS, DAN GARIS KE BIDANG DALAM BANGUN RUANG Petunjuk: Lenkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Jarak Garis ke Garis a) Jarak antara dua aris sejajar 1. Gambarlah dua aris dan h yan sejajar.. Gambar aris k yan teak lurus aris dan h dan memoton dan h masin-masin di titik... dan titik.. 3. Maka jarak antara aris dan aris h adalah panjan ruas aris Jadi, apa yan dimaksud denan jarak antara dua aris sejajar? b) Jarak antara dua aris bersilanan Dua aris dikatakan bersilanan apabila aris tersebut tidak sejajar dan terletak pada dua bidan yan berbeda. Perhatikan kubus ABCD.EFGH! 1. Tentukan aris AE dan HB yan salin bersilanan, sehina ada jarak antara aris AE dan HB.. Buatlah bidan yan melalui HB dan sejajar AE sehina diperoleh bidan. 3. Proyeksikan AE pada bidan.. sehina diperoleh aris 4. Maka jarak antara AE dan HB adalah jarak antara AE dan aris.. yaitu panjan ruas aris. 6

27 Jadi, apa yan dimaksud denan jarak antara dua aris bersilanan? Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun jarak aris ke aris. Perhatikan contoh berikut! ABCD.EFGH adalah kubus denan panjan rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara: a. CD dan EF b. AE dan CH Penyelesaian: a. Jarak antara CD dan EF Garis CD dan EF terletak pada bidan. Sehina CD dan EF merupakan aris yan. Maka jarak CD dan EF diwakilkan denan ruas aris atau Ruas aris merupakan. kubus Sehina jarak antara CD dan EF adalah. cm b. Jarak antara AE dan CH Garis AE dan CH adalah aris yan.. AE sejajar denan aris dan memoton CH di titik H dan membentuk bidan.. Garis teak lurus denan aris CH, sehina aris mewakili jarak AE dan CH. Jadi, jarak antara AE dan CH adalah cm Jarak antara Garis dan Bidan yan Sejajar 1. Gambarlah aris yan sejajar bidan. Tentukan sebaran titik P pada aris. Kemudian tariklah aris teak lurus yan melalui titik P di dan teak lurus denan bidan. 3. Misalkan titik tersebut menembus bidan di titik.. 4. Maka jarak antara aris dan bidan adalah ruas aris. Jadi, apa yan dimaksud denan jarak antara aris dan bidan yan sejajar? 7

28 LEMBAR KERJA SISWA Kelompok: JARAK BIDANG KE BIDANG DALAM BANGUN RUANG Petunjuk: Lenkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Jarak antara Dua Bidan yan Sejajar 1. Gambarlah bidan yan sejajar denan bidan.. Pilih sebaran titik di, misalkan titik. 3. Gambarlah aris yan melalui titik.. dan teak lurus bidan di titik.. 4. Maka panjan ruas aris adalah jarak antara bidan dan bidan Jadi, apa yan dimaksud denan jarak antara dua bidan yan sejajar? Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun jarak antara aris ke bidan dan bidan ke bidan. Perhatikan contoh berikut! Balok ABCD.EFGH memiliki panjan 1 cm, lebar 4 cm, da tini 8 cm. Tentukan: a. Jarak FC denan bidan ADHE b. Jarak bidan ABCD denan bidan EFGH Penyelesaian: a. Jarak FC denan bidan ADHE Garis FC sejajar denan aris. pada bidan ADHE Maka jarak antara FC denan bidan ADHE diwakilkan oleh panjan aris.. atau. =. cm b. Jarak bidan ABCD denan bidan EFGH ABCD dan EFGH merupaka bidan yan Maka jarak antara bidan ABCD dan bidan EFGH diwakilkan oleh panjan aris. =.. cm 8

29 Kelompok: LEMBAR KERJA SISWA BESAR SUDUT ANTARA DUA GARIS DAN GARIS DENGAN BIDANG DALAM BANGUN RUANG Petunjuk: Lenkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Sudut antara Dua Garis 1. Gambarlah aris dan aris h yan berpotonan di titik O. Titik P terletak pada aris dan titik Q terletak pada aris h.. Sudut apa saja yan terbentuk oleh aris dan aris h? Sudut manakah yan menurutmu merupakan besar sudut antara dua aris yan bersilanan? Menapa?.... Jadi, apa yan dimaksud denan besar sudut antara dua aris? Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun besar sudut antara dua aris. Perhatikan contoh berikut! Diketahui kubus ABCD.EFGH. Tentukan besar sudut antara aris-aris: a. AB denan BG b. AH denan AF c. AB denan DG Penyelesaian: a. Besar sudut antara aris AB dan aris BG 1) Tentukan kedudukan aris AB dan BG pada kubus ABCD.EFGH ) Garis AB dan BG merupakan aris yan teak lurus dan berpotonan di titik.. Denan demikian, besar sudut antara aris AB dan BG =.. b. Besar sudut antara aris AH dan AF 1) Tentukan kedudukan aris AH dan AF pada kubus ABCD.EFGH ) Gambarlah aris FH, sehina aris AH, AF dan FH 9

30 membentuk bidan seitia AFH Denan demikian, besar sudut antara aris AH dan AF =. c. Besar sudut antara aris AB dan DG 1) Tentukan kedudukan aris AB dan DG pada kubus ABCD.EFGH ) Garis AB dan DG adalah dua aris yan 3) DG sejajar denan aris pada bidan ABFE Denan demikian, sudut antara aris AB dan DG =.. Sudut antara Garis dan Bidan 1. Pada ambar di sampin, aris menembus bidan di titik Q. Titik P terletak pada aris dan berada di luar bidan.. Tentukan kedudukan titik P` pada bidan yan merupakan proyeksi dari titik P. 3. Maka sudut antara aris dan bidan adalah sudut.. Menapa?... Jadi, apa yan dimaksud denan sudut antara aris dan bidan? Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun besar sudut antara aris dan bidan. Perhatikan contoh berikut! Diketahui kubus ABCD.EFGH denan panjan rusuk 4 cm. Hitunlah sudut antara ACGE denan aris BG. Penyelesaian: 1) Tentukan kedudukan bidan ACGE dan aris BG ) Proyeksikan titik B pada bidan ACGE denan cara mencari titik poton antara aris AC dan BC. Misalkan titik poton itu adalah titik O. 3) Maka besar sudut antara aris BG dan bidan ACGE adalah besar sudut... = Perhatikan siku-siku di O, = =.. = cm BG = diaonal sisi kubus =.cm maka sin = =.. 30

31 = Jadi, (, ) = =. 1. Ali, seoran atlet panahan yan sedan mempersiapkan dirinya untuk menikuti satu pertandinan besar pada akhir tahun 013. Pada satu sesi latihan di sport center pencatat dan penhitun ketepatan menunjukkan bahwa anak panah Ali meleset dari sasaran yan seharus berjarak 100 m menjadi 110 m. Kemudian Ali menulani tembakannya, tetapi masih meleset menjadi 105 m. Hasil antara tembakan pertama, tenah taret dan tembakan kedua pada papan taret membentuk aris lurus a. Gambarkanlah posisi Ali, jaraknya dan tembakannya beserta ukurannya b. Berilah tanda pada sudut antara jarak tembakan pertama denan jarak tembakan kedua denan nama c. Berilah tanda pada sudut antara jarak tembakan pertama denan jarak yan tepat sasaran denan nama. Pada suatu hari ditemukan sebuah piramida yan alasnya berbentuk persei denan ukuran 15 m dan tininya 10 m. Setelah diselidiki ternyata piramid itu peninalan pada zaman purbakala berupa kuburan kuno untuk para bansawan. Rudi inin menetahui sudut yan terbentuk antara sisi yan berhadapan yan bertemu pada puncaknya. Dapatkah kamu membantu Rudi? Jelaskan baaimana kamu menemukan sudut tersebut! 31

32 LEMBAR KERJA SISWA Kelompok: BESAR SUDUT BIDANG DENGAN BIDANG DALAM BANGUN RUANG Petunjuk: Lenkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Sudut antara Bidan dan Bidan 1. Pada ambar di sampin, bidan dan bidan β berpotonan di aris. Pilihlah sebaran titik pada aris, misalkan titik tersebut adalah titik... Lukislah aris h pada bidan α yan teak lurus aris dan melalui titik P. 3. Lukislah aris k pada bidan β yan teak lurus aris dan melalui titik P. 4. Sehina (, ) =.. 5. Sudut antara aris h dan aris k disebut sudut tumpuan, sedankan bidan yan melalui aris h dan aris k adalah bidan tumpuan. β α Jadi, apa yan dimaksud denan sudut antara aris dan bidan? Untuk lebih memahami dan terampil dalam menhitun besar sudut antara dua bidan. Perhatikan contoh berikut! Kubus ABCD.EFGH memiliki rusuk 5 cm. Titik O merupakan titik poton antara aris AC dan BD. Tentukan sudut yan terbentuk antara bidan ABCD denan bidan BDG! Penyelesaian: Bidan ABCD beririsan denan BDG di aris Garis pada ABCD yan teak lurus adalah aris. Garis pada BDG yan teak lurus BD adalah aris.. Jadi, (, ) =. = Perhatikan seitia. siku-siku di C tan =. 3

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG 1. Pengertian Titik, Garis Dan Bidang Tiga unsur dasar dalam geometri, yaitu titik, garis, dan bidang. Ketiga

Lebih terperinci

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut.

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Materi W9c GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester C. Menggambar dan Menghitung Sudut www.yudarwi.com C. Menggambar dan Menghitung Sudut Sudut dalam dimensi tiga adalah sudut antara garis dan garis, garis dan

Lebih terperinci

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang. Materi W9a GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang www.yudarwi.com A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang (1) Kedudukan Titik dan titik Titik berimpit

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) 5. Diagonal Ruang adalah Ruas garis yang menghubungkan dua titik : sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. : Kompetensi Dasar (KURIKULUM

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

LEMBAR KERJA SISWA KE-3 LEMBAR KERJA SISWA KE-3 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Dimensi Tiga Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan Ke : 4 dan 5 Alokasi Waktu : 4 jam ( 4 x 45 menit ) C. Menggambar Kubus dan Balok 01.

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN) Nama Siswa Kelas : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN) 3. Bidang Bidang (Bidang datar) merupakan kumpulan titik yang membentuk suatu luasan (bidang) datar

Lebih terperinci

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI I JAKARTA 2009 Dimensi 3 Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI

Lebih terperinci

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak. Materi W9b GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 B. Menggambar dan Menghitung jarak www.yudarwi.com B. Menggambar dan Menghitung Jarak Jarak dua objek dalam dimensi tiga adalah jarak terpendek yang ditarik

Lebih terperinci

GEOMETRI RUANG 1 11/21/2015. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Peta Konsep. Nomor W5201

GEOMETRI RUANG 1 11/21/2015. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Peta Konsep. Nomor W5201 Jurnal Materi Umum eometri Ruan Peta Konsep Peta Konsep aftar adir Materi OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2 Kedudukan titik, aris dan bidan dalam ruan. Menambar dan Menhitun Sudut Menambar dan Menhitun Jarak

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama) Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR : Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan : mewakili garis yang sama) A. PENGERTIAN TITIK, GARIS DAN BIDANG Titik,

Lebih terperinci

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Gambar 1.1 Kubus Sifat-sifat Kubus 1. Semua sisi kubus berbentuk persegi. Kubus mempunyai 6 sisi persegi

Lebih terperinci

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol 1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang a. Defenisi Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol Titik digambarkan dengan sebuah noktah dan penamaannya menggunakan

Lebih terperinci

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA OMI LM UN IMNSI I (l. rismanto, M.Sc.) I. UUN II, IS, N IN. II, IS N IN itik merupakan unsur ruan yan palin sederana, tidak didefinisikan, tetapi setiap pembaca diarapkan dapat memaaminya. Yan dimaksud

Lebih terperinci

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga Modul Matematika Semester Dimensi Tiga Tahun Pelajaran 07 08 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. Bandung Peta Konsep Pengertian titik, garis, dan bidang Titik terhadap garis Dimensi Tiga Kedudukan titik,

Lebih terperinci

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga Modul Matematika X IPA Semester Dimensi Tiga Tahun Pelajaran 0 05 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. Bandung Dimensi Tiga X IPA Sem /0-05 Peta Konsep Pengertian titik, garis, dan bidang Titik terhadap garis

Lebih terperinci

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP!

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP! SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA Soal Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP! Lihat gambar! Panjang EP didapat dengan rumus Pythagoras

Lebih terperinci

Geometri (bangun ruang)

Geometri (bangun ruang) Geometri (bangun ruang) 9.1 BENTUK DASAR BANGUN RUANG 1. Kubus Luas = 6s2 Vol = s3 (s = panjang sisi) 2. Balok Luas = 2 x (p.l + p.t + l.t) Vol = p.l.t 3. Prisma Luas = 2 x l. alas + selimut Vol = luas

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5. MAKALAH BANGUN RUANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5. Ayu YAYASAN PENDIDIKAN TERPADU PONDOK PESANTREN MADRASAH THASANAWIYAH

Lebih terperinci

(Dengan Pendekatan Vektor) Oleh: Murdanu, M.Pd.

(Dengan Pendekatan Vektor) Oleh: Murdanu, M.Pd. (Dengan Pendekatan Vektor) Oleh: Muru, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI MATEMATIKA TAHUN AKADEMIK /. Diberikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 97 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/II (Genap) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Luas Permukaan Bangun Ruang Luas daerah permukaan bangun ruang adalah jumlah luas daerah seluruh permukaannya yaitu luas daerah bidang-bidang

Lebih terperinci

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN KENAIKAN KELAS Jenis Sekolah Penulis Mata Pelajaran Jumlah Soal Kelas Bentuk Soal AlokasiWaktu Acuan : SMP/MTs : Gresiana P : Matematika : 40 nomor : VIII (delapan)

Lebih terperinci

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i i GEOMETRI RUANG Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i GEOMETRI RUANG Penulis: Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Isi diluar tanggungjawab penerbit Hak Cipta 2018 pada Penulis

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG

KEGIATAN BELAJAR II SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG KEGIATAN BELAJAR II SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG A. Pengantar g h 1 h 3 h 2 H Gambar 2.1 Pada Gambar 2 (ii) mana yang dimaksud sudut antara garis g dan bidang H? Sudut antara g dengan h 1, h 2, h 3, atau

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Matematika

Antiremed Kelas 12 Matematika Antiremed Kelas Matematika 04- Diagonal Ruang, Diagonal Bidang, Bidang Diagonal. Doc. Name: KARMATWJB040 Version : 0-09 halaman 0. Diketahui kubus ABCD,EFGH dengan panjang rusuk. Jika P titik HG,Q titik

Lebih terperinci

Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang)

Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang) Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang) Sudut terbentuk karena dua sinar garis bertemu pada suatu titik. Dalam bangun ruang, ada banyak titik yang dapat menjadi pertemuan dua sinar garis. Sudut pada bangun

Lebih terperinci

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA GEOMETRI DLM RUNG DIMENSI TIG GEOMETRI DLM RUNG DIMENSI TIG (l. Krismanto, M.Sc.) I. KEDUDUKN TITIK, GRIS, DN IDNG. TITIK, GRIS DN IDNG Titik merupakan unsur ruang yang paling sederhana, tidak didefinisikan,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika K Revisi Antiremed Kelas Matematika Geometri Bidang Ruang - Latihan Soal Doc. Name: RKARMATWJB00 Version : 0-0 halaman 0. Diketahui kubus ABCD,EFGH dengan panjang rusuk. Jika P titik HG,Q titik tengah

Lebih terperinci

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok 8 KUBUS DAN BALOK Perhatikan benda-benda di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memanfaatkan benda-benda seperti gambar di samping, misalnya kipas angin, video cd, dan kardus bekas mainan.

Lebih terperinci

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Geometri Ruang (Dimensi 3) Geometri Ruang (Dimensi 3) Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung volume = a³ luas = 6a² rusuk kubus = a panjang diagonal = a 2 panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume =

Lebih terperinci

TRYOUT UAS SMT GANJIL 2015

TRYOUT UAS SMT GANJIL 2015 TRYOUT UAS SMT GANJIL 201 1. Himpunan penyelesaian dari SPLDV dibawah ini adalah... 3x 2y = x + 3y = 2 A. (, -2 ) B. ( 2, - ) C. ( -2, ) D. ( -2, - ) E. ( -, 2 ) 2. Tentukan himpunan penyelesaian SPL TV

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena buku ini dapat diselesaikan. Buku ini penulis hadirkan sebagai panduan bagi siswa dalam mempelajari salah satu materi matematika.

Lebih terperinci

A B. Kedudukan titik, Garis dan bidang dalam bangun ruang. Pengertian titik

A B. Kedudukan titik, Garis dan bidang dalam bangun ruang. Pengertian titik Pengertian titik Kedudukan titik, Garis dan bidang dalam bangun ruang Suatu titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai besaran. Sebuah titik dilukiskan dengan noktah dan biasanya dinotasikan dengan

Lebih terperinci

Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN

Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada beberapa pendapat yang disampaikan para ahli mengenai definisi dari istilah matematika. Matematika didefinisikan

Lebih terperinci

Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya (1)

Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya (1) Modul 1 Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya (1) Drs. A. Sardjana, M.Pd. PENDAHULUAN G eometri merupakan cabang Matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya

Lebih terperinci

Geometri. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Geometri. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Geometri A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa mampu: 1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin,

Lebih terperinci

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo. No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo. No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi 1 Selasa, 31 Mei 2016 3 4 X-4 Pretest 2 Selasa, 31 Mei

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 12

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 12 SMA IPA Kels KUBUS Kubus dlh bngun rung yng dibtsi enm sisi yng berbentuk persegi yng kongruen. Nm lin dri kubus dlh heksder (bidng enm berturn). E A D H F B G C Kubus ABCEFGH mempunyi : sisi yng berbentuk

Lebih terperinci

Matematika Semester V

Matematika Semester V Created By Nur Zakyah Muin,S.Pd Page 1 DIMENSI TIGA KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi bangun ruang dan unsur-unsurnya Menghitung luas permukaan bangun ruang Menerapkan konsep volum bangun ruang Menentukan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA. Geometri Dimensi Tiga. Maylisa Handayani,S.Pd. Penyusun: MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga

MODUL MATEMATIKA. Geometri Dimensi Tiga. Maylisa Handayani,S.Pd. Penyusun: MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga MODUL MATEMATIKA Geometri Dimensi Tiga Penyusun: Maylisa Handayani,S.Pd MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga i Kata Pengantar Puji sukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunianya, sehingga

Lebih terperinci

DIMENSI TIGA. 3. Limas. Macam-macam Bangun Ruang : 1. Kubus : 1 luas alas x tinggi. Volume Limas = 3. = luas alas + luas bidang sisi tegak

DIMENSI TIGA. 3. Limas. Macam-macam Bangun Ruang : 1. Kubus : 1 luas alas x tinggi. Volume Limas = 3. = luas alas + luas bidang sisi tegak DIMENSI TIA Macam-macam angun Ruang :. Limas. Kubus : Volume Limas luas alas x tinggi Kubus AD. EH di atas mempunyai rusuk-rusuk yang panjangnya a. Panjang diagonal bidang (AH) a Panjang diagonal ruang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP & PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOLO/SUPERITEM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP & PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOLO/SUPERITEM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP & PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOLO/SUPERITEM (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X Salah Satu SMA di Bandung)

Lebih terperinci

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan 34 35 Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti 60 80 Tuntas 2 Nuri Safitri 60 45 Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan 60 75 Tuntas 4 Anggi Septiana 60 70 Tuntas 5 Desi

Lebih terperinci

Geometri. Bab. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Geometri. Bab. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Geometri A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa mampu: 1. memiliki motivasi internal dan merasakan keindahan dan keteraturan matematika

Lebih terperinci

Lampiran B1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) dimensi tiga.

Lampiran B1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) dimensi tiga. Lampiran B1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA Negeri 1 Wundulako : Matematika : X / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. DIMENSI TIGA 1 Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. Kompetensi Dasar: 1. Menentukan kedudukan titik, garis,

Lebih terperinci

>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER 2 << ( 100 SOAL MATEMATIKA )

>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER 2 << ( 100 SOAL MATEMATIKA ) >> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER > Pilihlah jawaban yang benar! Soal nomor samai 60 tentang Trigonometri:. Cos 0 o senilai dengan. cos 0 o cos 0 o sin 0 o cos 0 o sin

Lebih terperinci

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

Oleh: Tjandra Satria Gunawan Soal dan Solusi (S 2 ) untuk: Olimpiade Sains Nasional Bidan Matematika SMA/MA Seleksi Tinkat Kota/Kabupaten Tahun 2010 Tanal: 14-29 April 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan 1. Diketahui bahwa ada yepat

Lebih terperinci

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung rusuk kubus = a volume = a³ panjang diagonal bidang = a 2 luas = 6a² panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume = π r² t luas = 2πrt Prisma

Lebih terperinci

MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga

MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga i Kode MAT. 06 Geometri Dimensi Tiga BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

M O D U L 3 Dimensi Tiga

M O D U L 3 Dimensi Tiga M O D U L 3 Dimensi Tiga Standar Kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel Kompetensi Dasar 3.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan

Lebih terperinci

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 11/14/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 11/14/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang Jurnal Materi Umum eometri Ruan Peta Konsep Peta Konsep aftar air Materi OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2 Keuukan titik, aris an bian alam ruan. Keuukan Titik, aris an ian alam Ruan Menambar an Menitun

Lebih terperinci

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA Lampiran 1 79 CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 2 Banyudono

Lebih terperinci

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya Bab 7 Bangun Ruang Sisi Datar Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar 4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian

Lebih terperinci

Bangun Ruang. 2s = s 2. 3s = s 3. Contoh Soal : Berapa Volume, luas dan keliling kubus di bawah ini?

Bangun Ruang. 2s = s 2. 3s = s 3. Contoh Soal : Berapa Volume, luas dan keliling kubus di bawah ini? SD - Bangun Ruang. Kubus H G E F D C s A s B Cii-cii Kubus :. Jumlah bidang sisi ada 6 buah yang bebentuk buju sangka (ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE,). Mempunyai 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN WINGEOM 3-DIM

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN WINGEOM 3-DIM BAB 5 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN WINGEOM 3-DIM Setelah mempelajari bab 5 ini, diharapkan: 1. Pembaca dapat menggunakan Program Wingeom 3-dim untuk topik kubus dan balok. 2. Pembaca dapat menggunakan

Lebih terperinci

BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 5

BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 5 BAHAN BELAJAR MANIRI 5 BANGUN RUANG PENAHULUAN untuk membantu calon guru dan guru Sekolah dasar dalam memahami konsep geometri bangun ruang, bidang empat (limas), bidang enam (prisma), dan bangun ruang

Lebih terperinci

we w lcom lc e om Tu T rn u O rn n O

we w lcom lc e om Tu T rn u O rn n O welcome Turn On Diagonal bidang 1. Inamaratus solikhah 2. Muhammad Asbi Sukandar Exit HOME Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, Bidang Diagonal, Dan Penerapannya Latihan 1 Materi Latihan 2 Latihan 3 Latihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Belajar Matematika Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai belajar yaitu: Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior

Lebih terperinci

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI ANGKET KEPERCAYAAN DIRI 45 46 Angket Kepercayaan Diri Nama : Nomer Absen : Kelas : Jenis Kelamin : Petunjuk Pengisian Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan tentang diri Anda yang berkaitan dengan kepercayaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN YAYASAN VIDATRA R-SMA-BI YPVDP

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN YAYASAN VIDATRA R-SMA-BI YPVDP Jl. Raya Badak No., Kompleks PT Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur 75 Telepon: (058) 559, 5598, 5515 Faksimile: (058) 5591 Contoh Soal Ulangan Umum Semester II Tahun Pelajaran 011/01 Mata Pelajaran Kelas

Lebih terperinci

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E. 1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6-2 -4 Kunci : E -6-8 2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan Nilai 6x 0.y 0 =... A. 1 Kunci : C 6 36 3. Absis titik

Lebih terperinci

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK A. Model Problem Based Learning 1. Pengertian Model Problem Based Learning Wena mendefinisikan problem

Lebih terperinci

b = dan a b= 22. Jika sudut antara a dan b adalah a, maka

b = dan a b= 22. Jika sudut antara a dan b adalah a, maka 1. Jika vektor p = i + 4j + 9k, q = 2i + 5 j 3k, p = 3i + j 2k dan, a = p 2q + 3r maka panjang vektor a =... 2. Diketahui vektor a 4i 5 j 3k = + dan titik ( 2, 1,3) P. Jika panjang PQ sama dengan panjang

Lebih terperinci

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75 Here is the Problem and the Answer. Diketahui premis premis berikut! a. Jika sebuah segitiga siku siku maka salah satu sudutnya 9 b. Jika salah satu sudutnya 9 maka berlaku teorema Phytagoras Ingkaran

Lebih terperinci

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI Gambar Teknik i halaman ini sengaja dibiarkan kosong Gambar Teknik ii Daftar Isi Daftar Isi... iii... 1 1 Pendahuluan... 1 2 Sumbu, Garis, dan Bidang Isometri... 2 3 Skala

Lebih terperinci

6. Jika diketahui fungsi f ( x) 5 putaran sama dengan.. 1. Besar sudut 6. maka nilai. f adalah. a. 150 o b. 180 o c. 210 o d. 240 o e. 300 o. b.

6. Jika diketahui fungsi f ( x) 5 putaran sama dengan.. 1. Besar sudut 6. maka nilai. f adalah. a. 150 o b. 180 o c. 210 o d. 240 o e. 300 o. b. KERJAKAN SECARA JUJUR DAN MANDIRI Page of. Besar sudut putaran sama dengan.. 0 o 0 o 0 o 0 o 00 o. Jika ABC sama kaki dan siku-siku di B maka nilai cos A 0. Jika diketahui sin x = untuk π < x < π maka

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika K Revisi Antiremed Kelas Matematika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RKARMATWJB0PAS Version : 0- halaman 0. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk. Jika P titik tengah

Lebih terperinci

HASIL KALI TRANSFORMASI

HASIL KALI TRANSFORMASI Definisi : Andaikan F dan G dua transformasi, denan F : V V G : V V HASIL KALI TRANSFORMASI Maka komposisi dari F dan G yan ditulis sebaai Go F didefinisikan sebaai: (Go F) (P) = G[F(P)], P V Teorema :

Lebih terperinci

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979 Matematika Proyek Perintis I Tahun 979 MA-79-0 Irisan himpunan : A = { x x < } dan himpunan B = { x < x < 8 } ialah himpunan A. { x x < 8 } { x x < } { x < x < 8 } { x < x < } { x < x } MA-79-0 Apabila

Lebih terperinci

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

LEMBAR PERAGA DENGAN CD FORMAT JOINT PHOTOGRAPHIC EXPERT GROUP (JPEG) A. Latar Belakang Hasil rekayasa dalam bidang teknologi informasi dan teknologi

LEMBAR PERAGA DENGAN CD FORMAT JOINT PHOTOGRAPHIC EXPERT GROUP (JPEG) A. Latar Belakang Hasil rekayasa dalam bidang teknologi informasi dan teknologi LEMBAR PERAGA DENGAN CD FORMAT JOINT PHOTOGRAPHIC EXPERT GROUP (JPEG) A. Latar Belakang Hasil rekayasa dalam bidang teknologi informasi dan teknologi komunikasi dimaksudkan agar manusia lebih mudah dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 1 Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 1.3 Surat Permohonan Validasi (Validator I) Lampiran 1.4 Surat Permohonan Validasi (Validator

Lebih terperinci

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001 1. Notasi pembentuk himpunan dari B = {1, 4, 9} adalah... A. B = {x x kuadrat tiga bilangan asli yang pertama} B. B = {x x bilangan tersusun yang kurang dari 10} C. B = {x x kelipatan bilangan 2 dan 3

Lebih terperinci

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GENAP STANDAR KOMPETENSI: 4. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR Andi Pujo Rahadi FKIP Universitas Advent Indonesia Abstrak Materi utama dalam bab Geometri

Lebih terperinci

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E.

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E. PAKET 4 Jumlah Soal : 0 soal Kompetensi :. Bangun Datar. Trigonometri. Bangun Ruang 4. Barisan dan Deret Compile By : Syaiful Hamzah Nasution No Soal Jawaban Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

DAFTAR ISI KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN DAFTAR ISI KEGIATAN 1.1... 2 KEGIATAN 1.2... 4 KEGIATAN 2.1... 9 KEGIATAN 2.2...10 KEGIATAN 2.3...12 KEGIATAN 3.1...15 KEGIATAN 3.2...16 KEGIATAN 4.1...19 KEGIATAN 4.2...21 KEGIATAN 5.1...24 KEGIATAN 5.2...25

Lebih terperinci

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 7/3/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan. bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan. Bidang dalam Ruang

B. A . A . P GEOMETRI RUANG 1 7/3/2015. A. Kedudukan Titik, Garis dan. bidang dalam Ruang. A. Kedudukan Titik, Garis dan. Bidang dalam Ruang Jurnal Peta Konsep aftar air Materi Soal LKS Materi 9a OMTRI RUN 1 Kelas X, Semester 2. Keuukan Titik, aris an bian alam Ruan (1) Keuukan Titik an titik Titik berimpit enan titik. SoalLatian. Keuukan Titik,

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12 Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12 Tim Pembahas : Th. Widyantini Untung Trisna Suwaji Wiworo Choirul Listiani Estina Ekawati Nur Amini Mustajab PPPPTK Matematika Yogyakarta

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N) Faktorisasi Suku Aljabar A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 1. Pada bentuk aljabar 2x2 + 3xy y2

Lebih terperinci

Diktat. Edisi v15. Matematika SMP/MTs Kelas VIII-B. Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd

Diktat. Edisi v15. Matematika SMP/MTs Kelas VIII-B. Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd KTSP MAT SMP/MTs Kelas VIII-B P a g e Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd Diktat Matematika SMP/MTs Kelas VIII-B Edisi v5 + Ringkasan Materi + Soal dan Pembahasan + Soal Uji Kompetensi Siswa + Soal Latihan

Lebih terperinci

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4 1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4 C. 6 B. 5 D. 7 Kunci : B B = (bilangan prima kurang dan 13) Anggota himpunan B = (2, 3, 5, 7, 11) Sehingga banyaknya

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui

Lebih terperinci

Bab 1. Logika Matematika Uji Kompetensi 1

Bab 1. Logika Matematika Uji Kompetensi 1 ab. Logika Matematika Uji Kompetensi. Nilai kebenaran dari ~p q adalah. p q. C. E.. Nilai kebenaran dari ~p q adalah. p q. C. E.. Nilai kebenaran dari ~p q adalah. p q. C. E.. Negasi dari pernyataan x

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N)

Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N) Faktorisasi Suku Aljabar A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 1. Pada bentuk aljabar 2x 2 + 3xy y 2 terdapat... variabel. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 2. Suku dua terdapat pada bentuk aljabar... a. 2x 2 +

Lebih terperinci

D. 90 meter E. 95 meter

D. 90 meter E. 95 meter 1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x

Lebih terperinci

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN Proyeksi isometri(k) dapat digolongkan sebagai gambar piktorial. Ketiga bidang pada sebuah objek 3D digambar dan tampak jelas. Dimensi objek gambar pun dapat diukur langsung

Lebih terperinci

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA 1) Sebuah barisan baru diperoleh dari barisan bilangan bulat positif 1, 2, 3, 4, dengan menghilangkan bilangan kuadrat yang ada di dalam barisan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara

BAB II KAJIAN TEORI. berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika di SMP Menurut Sugihartono (2012: 81), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu

Lebih terperinci

TRY OUT MATEMATIKA SMP - 03

TRY OUT MATEMATIKA SMP - 03 1. Dari 50 soal ujian, jawaban benar diberi nilai 4, salah diberi nilai 1, dan tidak dijawab diberi nilai 0. Jika Anto dapat menjawab 32 soal dengan benar, 10 soal tidak terjawab dan sisanya salah, maka

Lebih terperinci

A. 3 B. 1 C. 1 D. 2 E. 5 B. 320 C. 240 D. 200 E x Fungsi invers dari f x ( 1. adalah.

A. 3 B. 1 C. 1 D. 2 E. 5 B. 320 C. 240 D. 200 E x Fungsi invers dari f x ( 1. adalah. . Diketahui premis premis : () Jika Badu rajin belajar dan, maka Ayah membelikan bola basket () Ayah tidak membelikan bola basket Kesimpulan yang sah A. Badu rajin belajar dan Badu patuh pada orang tua

Lebih terperinci

BAB I FUNGSI. 1.1 Definisi Fungsi

BAB I FUNGSI. 1.1 Definisi Fungsi BAB I FUNGSI 1.1 Definisi Fungsi Anggap masing masing unsur di himpunan A dapat dipasangkan dengan tepat suatu unsur di himpunan B. Pernyataan ini disebut suatu fungsi. Bila pernyataan itu dinyatakan dengan

Lebih terperinci

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR - - GEOMETRI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian empat8geometri Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan dasar-dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Tinjauan yang dilakukan dengan memaparkan definisi mengenai unsur-unsur kajian geometri, aksioma kekongruenan,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika K Revisi Antiremed Kelas Matematika Persiaan UTS Semester Ganjil Doc. Name : RKARMATWJB0UTS Version : 06-09 halaman 0. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan anjang rusuk. Jika titik tengah HG, Q titik tengah

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 015 CALON TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 016 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Disusun oleh : 1. 015 = 5 13 31 Banyaknya faktor

Lebih terperinci

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010 PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh

Lebih terperinci