BAB III PEMBAHASAN. Dalam bab III ini, akan dibahas mengenai bentuk umum model

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. Dalam bab III ini, akan dibahas mengenai bentuk umum model"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAASAN Dalam bab III n, akan dbahas mengena bentuk umum model Autoregressve Condtonal Duraton (ACD), model Autoregressve Condtonal Duraton dengan error berdstrbus Eksponensal (EACD), beserta langkah-langkah perumusan model dan penerapan model EACD pada data runtun waktu fnansal. A. Model Autoregressve Condtonal Duraton Berkembangnya pasar fnansal menyebabkan semakn banyak transaks yang terjad, sehngga data yang tercatat pun mempunya frekuens yang tngg. Model duras dkembangkan untuk menganalss data transaks yang mempunya nterval waktu yang sangat pendek atau data transaks yang dcatat dalam frekuens tngg (ultra hgh frequency data). Model ACD n dperkenalkan pertama kal oleh Robert F. Engle dan Jeffrey R. Russell pada tahun 998. Msalkan t, 0, t, t, t n menunjukkan saat terjadnya transaks dan n adalah banyaknya transaks, serta merupakan nterval antara dua waktu kedatangan (duras). Dengan demkan t t. Model ACD dtentukan oleh konds dmana ψ merupakan ekspektas bersyarat dar duras ke- dengan dberkannya waktu kedatangan sebelumnya, yang dnyatakan pada persamaan dbawah n: 8

2 9 ψ E ( ), (3.) Model umum ACD (Tsay, 005: 7) ddefnskan sebaga berkut: ψ ε (3.) dengan { ε } adalah barsan peubah acak yang berdstrbus sama dan salng bebas ( ) dan E ε. Dasumskan ψ (Tsay, 005: 7) berbentuk: r α s ψ ω j j β jψ j j j (3.3) Persamaan (3.3) menunjukan suatu ekspektas bersyarat dar duras ke- yang bergantung pada r langkah dar duras dan s langkah dar ekspektas duras. Oleh karena tulah model tersebut dnamakan model ACD(r,s). Apabla error dalam persamaan (3.) berdstrbus eksponensal maka model d atas dsebut model Exponental Autoregressve Condtonal Durtaon (EACD). Bentuk umum model EACD(r,s) (Tsay, 005: 8) dapat dnyatakan sebaga berkut: ψ ε r ψ ω β ψ dengan α j j j j j j s

3 30 ( ) dan ε ~ EP. Model palng sederhana dar model EACD(r,s) adalah EACD(,), dapat dnyatakan ψ ε ψ ψ ω α β. B. Nla arapan dan Varans dar Duras Model EACD Msalkan terdapat model EACD(r,s) sebaga berkut: ψ ε ( ) ; ε ~ EP (3.4) r α s ψ ω j j β jψ j j j dengan. (3.5) Nla harapan dar duras ( ) untuk model EACD(r,s) dapat dperoleh dengan mengambl ekspektas pada kedua ruas persamaan (3.4) dan (3.5) yatu E E E ( ) E( ψ ) E( ε ) E( ) E( ψ ) ( ψ ) E( ω ) E( α ) E( β ψ ) ( ψ ) ω α E( ) β E( ψ ) ( ) ( ) dengan menggunakan sfat stasoner yatu E E ( ) ( ) dan E ψ E ψ dperoleh:

4 3 E E ( ) ω α E( ) β E( ψ ) ψ ( ) ω α E( ψ ) β E( ψ ) ψ ( ψ ) α E( ψ ) β E( ψ ) ω E E ( ψ )( α β ) ω E ( ψ ) ω α β E ( ψ ) µ x ω α β (3.6) ( ) karena E ε ( ) ( ) maka: E E ψ ε ( ) ( ) dan E E ψ (3.7) Kuadratkan kedua ruas pada persamaan (3.5) dan dperoleh: ψ ( ω α βψ ) ψ ψ ( α ) α βψ ( β ψ ) ω ωα ω ( α ) ( β ψ ) ωα α βψ ωβ ψ ωβψ (3.8) Dengan mengambl ekspektas pada persamaaan (3.8) ddapat

5 3 E E ( ψ ) E( ω ) E E ( α ) β ψ ( ψ ) ω α E ( α ) E( β ψ ) E ωβ ψ ( [( ) ] ( ) β E ψ ) [ ] E ωα ( ( ) ωα E ) ( ) ( ) α βe E ψ ( ) ωβe ψ ( ) ( ) Menggunakan sfat stasonertas yatu E E (3.9) ( ) ( ) dan E ψ E ψ maka persamaan (3.9) menjad E E E ( ψ ) ω α E ( ) ωβ E ψ [( ) ] ( ) β E ψ [( ) ] ψ ) α E E ( ψ ) ( [ ] [ ] β [( ) ] ψ ) α E ψ E ( ψ ) ( [ ] ( ) ωα E ω ωα E( ) ( ) ( ) α β E E ψ β E( ) E( ψ ) ( ) α β ωα µ x α β µ x µ x ω ωβ E ψ ωβ µ x ( ψ ) [ α β ] ω ωα µ x α βµ x ωβ x E µ E ω ωα µ x α βµ x ( ψ ) α β ωβ µ x

6 33 E µ x[ωα α βµ x ( ψ ) α ωβ] ω β (3.0) Akan dtentukan Varans untuk dengan menggunakan persamaan (3.6) dan (3.0) yatu Var [ ] ( x ) E( ) E( ) ψ ( ) E( ) [ ] E ( ωα α β µ ωβ ) ϖ µ Var ( ) µ x x x α β (3.) ω µ x dengan α β. C. Langkah-langkah Perumusan Model ACD Untuk menganalss data runtun waktu fnansal yang mempunya waktu antar transaks yang pendek dengan menggunakan model ACD dlakukan langkahlangkah sebaga berkut:. Menghtung duras Tahap awal dalam pengujan model ACD adalah dengan menghtung

7 34 duras atau nterval antara dua waktu kedatangan yatu t t, dengan adalah duras ke-, t adalah saat terjadnya transaks ke- dan t adalah saat terjadnya transaks sebelumnya.. Menyelaraskan data. Setelah dperoleh data duras, langkah selanjutnya adalah menyelaraskan data. Sepert halnya pada volatltas, laju kedatangan dar transaks dalam suatu pasar saham, pada umumnya akan terdapat suatu pola haran yatu duras pada waktu pembukaan dan pada waktu mendekat penutupan akan mempunya duras yang pendek jka dbandngkan dengan waktu-waktu yang lan (Tsay, 005: ). Engle & Russel (998) mengusulkan untuk memasukkan suatu hubungan tambahan pada ss kanan persamaan (3.) yatu dengan memperhtungkan pola haran duras dar suatu saham, sehngga duras ke- dapat dnyatakan sebaga berkut: φψ ε (3.) Dengan demkan, ψ merupakan ekspektas dar duras setelah memsahkan bentuk determnstk. Ekspektas yang belum d standardsaskan n dnyatakan oleh merupakan komponen stokastk. φ ψ, dengan φ merupakan komponen determnstk dan Pola haran tersebut dapat destmas dengan metode smoothng splne ψ

8 35 (Tsay, 005: 5) untuk memodelkan bentuk determnstk. Tujuan dar penyelarasan data n adalah untuk membuang pola haran dar efek har, yatu dengan mengambl nla raso dar duras terhadap nla penyesuaannya. Dar penyelarasan data n, akan dperoleh data duras yang sudah dselaraskan. Duras yang sudah dselaraskan dapat dtuls sebaga berkut: ~ φ (3.3) Duras yang telah dselaraskan n dharapkan akan bebas dar pola haran (Durnal Pattern). 3. Menguj adanya efek ACD Langkah selanjutnya yatu pengujan adanya efek ACD dengan menggunakan correlogram maupun uj Ljung-Box. Pengujan ada tdaknya efek ACD dapat dlhat melalu correlogram. Jka tdak ada efek ACD maka ACF dan PACF seharusnya adalah nol pada semua lag atau secara statstk tdak sgnfkan. Uj Ljung-Box mengkut dstrbus kh-kuadrat ( χ ) dengan derajat kebebasan (db) sebesar m (lag maksmum). Jka nla statstk LB lebh kecl dar nla krts statstk dar tabel dstrbus kh-kuadrat maka tdak ada efek ACD dalam data. Sebalknya jka nla statstk Ljung-Box lebh besar dar nla krts statstk dar tabel dstrbus kh-kuadrat maka data

9 36 mengandung efek ACD. Adapun langkah-langkah hpotess uj Ljung-Box adalah a). merumuskan hpotess 0 : ρ ε ( k) 0 untuk semua nla k, yatu nla semua koefsen ACF tersebut sampa dengan lag tertentu sama dengan nol. : Mnmal ada lag dengan ρ ε ( k) 0. atau 0 : tdak terdapat efek ACD pada data. : terdapat efek ACD pada data. b). menentukan taraf sgnfkans Taraf sgnfkans (α ) 5%. c). statstk uj statstk uj yang dgunakan adalah uj Ljung-Box. Rumus yang dgunakan untuk uj dar Ljung-Box (Wdarjono, 005: 39) adalah LB htung n( n ) ˆ m ρ ε ( k n k) k (3.4) dengan n m : ukuran sampel : lag maksmum

10 37 ˆ ρ ε ( k) : autokorelas, untuk k,,, p Penentuan besaran m basanya dtetapkan sebanyak dua musm atau secara umum sebanyak 0 perode (Artonang, 00: 04). d). menentukan krtera pengujan Uj Ljung-Box mengkut dstrbus kh-kuadrat ( χ ) dengan derajat kebebasan (db) sebesar m (lag maksmum). 0 dtolak jka LBhtung > LB tabel dar tabel dstrbus χ, artnya terdapat efek ACD sampa lag p. e). melakukan perhtungan Menghtung LB htung berdasarkan rumus (3.4) dan LBtabel berdasarkan tabel dstrbus χ. f). menark kesmpulan Kesmpulan hpotess dperoleh berdasarkan krtera pengujan yatu jka 0 dtolak maka terdapat efek ACD sampa lag p. 4. Estmas Parameter Model EACD(r,s) Untuk mendapatkan estmas parameter, akan dcar fungs lkelhood yatu dengan menggunakan fungs denstas model EACD(r,s) yang dnyatakan berkut n. ψ ε

11 38 ψ ω β ψ dengan r α j j j j j j s ( ) dan ε ~ EP. Fungs denstas peluang untuk ~ EP( ) adalah f ( x) e x, atau f ( x) exp( x), x > 0 dengan transformas peubah acak yang dnyatakan dengan rumus d dx ( x) f ( g ( x) ) g ( x) f dan g ( x) x ε ψ dperoleh f x ( x ; θ ) exp ψ ψ. Msalkan L menyatakan fungs lkelhood untuk pengamatan ke- dan ukuran sampel dnyatakan dengan T, maka

12 ( ) ;θ log x f L x L ψ ψ exp log x L ψ ψ log ( ) x L ψ log ψ Fungs lkelhood untuk denstas bersamanya adalah ( ) T x L log ψ ψ Setelah dperoleh beberapa model, selanjutnya adalah dplh model yang bak sebaga alat untuk estmas. Metode pemlhan model antara lan dengan melhat nla AIC (Akake Informaton Crteron), dan SC (Schwarz Crteron). Selanjutnya setelah dperoleh persamaan model EACD(r,s) yang tepat untuk estmas, langkah berkutnya adalah pemerksaan dagnostk yatu dengan memerksa apakah data runtun waktu mash mengandung korelas 39

13 40 seral atau tdak. 5. Pemerksaan Dagnostk Model EACD(r,s) Pemerksaan dagnostk dlakukan untuk mengetahu apakah data runtun waktu tersebut mash mengandung korelas seral atau tdak. al tersebut dapat dlakukan dengan menggunakan analss resdual yatu dengan menggunakan uj ndependens resdual. Uj ndependens resdual dar autokorelas sekumpulan resdual yang telah dperoleh dgunakan untuk mendeteks ada tdaknya korelas resdual antar lag. Langkah-langkah yang dapat dlakukan dalam melakukan uj ndependens resdual adalah a) merumuskan hpotess : ε } 0 { t merupakan suatu barsan yang ndependent yatu tdak terdapat korelas seral terssa d dalam resdual antar lag. : ε } { t merupakan suatu barsan yang dependent yatu terdapat korelas seral terssa d dalam resdual antar lag. b) menetapkan taraf sgnfkans Taraf sgnfkans (α ) yang dgunakan adalah 5%. c) statstk uj Uj dlakukan dengan menggunakan Q-statstk yatu uj Ljung-Box. Statstk uj dar Ljung-Box (Wllam, 994: 49-50) adalah:

14 4 LB htung n ˆ ρ ( k) k m ε ( n ) k n (3.5) dengan n m ˆ ( k) ρ ε : ukuran sampel : lag maksmum : autokorelas dar nla ssa untuk k,,,m Penentuan besaran m basanya dtetapkan sebanyak dua musm atau secara umum sebanyak 0 perode (Artonang, 00: 04). d) menentukan krtera pengujan Uj Ljung-Box mengkut dstrbus kh-kuadrat ( χ ) dengan derajat kebebasan (db) sebesar m (lag maksmum). 0 dtolak jka LBhtung > LB tabel dar tabel dstrbus dependent. χ { ε }, artnya t merupakan suatu barsan yang e) melakukan perhtungan Pada langkah n, dhtung LB htung berdasarkan rumus (3.3) dan LB tabel berdasarkan tabel dstrbus χ. f) menark kesmpulan Kesmpulan dperoleh berdasarkan krtera pengujan yatu jka 0 dtolak maka { ε t } merupakan suatu barsan yang dependent atau terdapat

15 4 korelas seral terssa ddalam resdual antar lag. D. Krtera Pemlhan Model Krtera pemlhan model EACD menggunakan AIC dan SC.. Krtera pemlhan model dengan AIC (Akake Informaton Crteron) Pada tahun 974 seorang ahl statstk dar jepang yatu Profesor rotugu Akake mengusulkan suatu metode untuk menguj ketepatan suatu model, yang kemudan dsebut dengan AIC (Akake Informaton Crteron). Metode AIC (Wdarjono, 005: 45) ddefnskan sebaga berkut: AIC e log n k n dengan e k n : resdual kuadrat : jumlah parameter : jumlah data.. Krtera pemlhan model dengan SC (Schwarz Crteron) Krtera pemlhan model dengan SC (Wdarjono, 005: 45) ddefnskan dengan: SC e log n k n log n dengan

16 43 e k n : resdual kuadrat : jumlah parameter : jumlah data. Model yang bak adalah model dengan nla AIC, dan SC yang lebh kecl. Setelah dperoleh persamaan model EACD(r,s) yang tepat untuk estmas, langkah berkutnya adalah menguj apakah error dar model EACD benar-benar berdstrbus Eksponensal standar atau tdak. Untuk model Exponental Autoregerssve Condtonal Duraton (EACD), error akan berdstrbus Eksponensal. Untuk menguj asums tersebut dlakukan uj kecocokan model (Goodness Of Ft) dar dstrbus Eksponensal yatu dengan menggunakan plot probabltas (Engle & Russel, 998: 9), dengan sumbu menyatakan error dar data pengamatan dan sumbu Y adalah persentase jumlah data error. Apabla ttk-ttk error dar data pengamatan mengkut suatu gars lurus maka error dapat dkatakan berdstrbus Eksponensal. Suatu peubah acak ~ EP( ) mempunya fungs dstrbus kumulatf sebaga berkut : F ( x) exp( x) Plot probabltas dar peubah acak ~ EP( ) (3.6) dengan fungs dstrbus kumulatf sepert pada persamaan (3.6) adalah berdasarkan hubungan antara error dan fungs dstrbus kumulatfnya yang dapat djelaskan sebaga berkut: F ( ε ) exp( ε )

17 44 F ( ε ) exp( ε ) (3.7) dengan mengambl nla log untuk kedua ruas pada persamaan (3.4) dperoleh : (3.8) (3.9) log ( F ( ε ) ) ε ε log F ( ) ε. Dengan demkan, berdasarkan persamaan (3.9) dapat dlhat adanya hubungan log F lnear antara ε dan ( ε ) suatu gars lurus. E. Penerapan Model EACD, sehngga apabla dgambarkan akan membentuk Untuk lebh memaham model EACD sepert yang telah durakan datas, penuls akan memberkan dua contoh penerapannya dalam data transaks saham.. Penerapan Model EACD Pada Data Transaks Saham IBM Corporaton Data yang dgunakan pada contoh n merupakan data transaks saham IBM Corporaton perode November 990 sampa 7 November 990. Data berasal dar Trades, Order Report, and Quotes (TORQ) yang dambl dar NYSE (New York Stock Exchange). Waktu transaks yang terjad dcatat dalam

18 45 satuan detk dan terlampr pada Lampran I. Data transaks saham IBM Corporaton perode November 990 sampa 7 November 990 merupakan data yang mempunya frekuens yang tngg oleh karena tu dgunakan model ACD dengan error berdstrbus eksponensal (EACD). Dar data tersebut, akan dtentukan model EACD yang bak sehngga dperoleh estmas waktu kedatangan transaks perode berkutnya dengan tepat? Langkah-langkah untuk mendapatkan model EACD yang terbak adalah sebaga berkut: a. Langkah pertama yang dlakukan adalah menghtung duras yatu dengan mengambl selsh antara waktu kedatangan transaks pada saat ke- ( t ) dengan waktu kedatangan transaks sebelumnya ( t ), dperoleh plot data duras dan rngkasan statstk data duras sebaga berkut Gambar 3. : Plot Data Duras Transaks Saham IBM Corporaton

19 46 Tabel 3.: Rngkasan Statstk Data Duras Transaks Saham IBM Corporaton Statstk Nla Mean 3.38 Medan 6.00 Maksmum Mnmum.00 Std. Dev Dar Tabel 3. terlhat bahwa rata-rata duras transaks saham IBM Corporaton pada perode November 990 sampa 7 November 990 adalah 3.38 dengan duras tertngg dan terendah.00. Sedangkan medan atau nla tengahnya adalah 6.00 dengan smpangan baku b. Penyelarasan Data Setelah dperoleh data duras, langkah selanjutnya adalah dengan menyelaraskan data (Durnally adjusted) yatu dengan membuang pola

20 47 haran dar efek har. al tersebut dlakukan dengan menggunakan metode smoothng splne yatu dengan mengambl nla raso dar duras terhadap nla penyesuaannya. Dar penyelarasan data n, akan dperoleh data duras yang sudah dselaraskan. Penyelarasan data n dlakukan dengan menggunakan program dar Evews 4.0. Terdapat 3534 data transaks yang telah dselaraskan. Adapun plot dan rngkasan statstk data duras transaks saham IBM yang telah dselaraskan adalah Gambar 3. : Plot Data Duras yang Dselaraskan Transaks Saham IBM Corporaton Tabel 3.: Rngkasan Statstk Data Duras yang Dselaraskan Transaks Saham IBM Corporaton Statstk Nla Mean Medan

21 48 Maksmum Mnmum Std. Dev Dar data duras yang telah dselaraskan dperoleh nla rata-rata sebesar dengan duras tertngg adalah dan terendah Sedangkan medan atau nla tengahnya adalah dengan smpangan baku c. Pengujan adanya Efek ACD Sebelum melakukan estmas model ACD, akan lebh tepat jka dperksa terlebh dahulu apakah efek ACD benar-benar muncul dalam data. Pengujan ACF dar duras yang telah dselaraskan dapat dgunakan untuk mengambl kesmpulan mengena keberadaan efek ACD dalam data. Untuk mendeteks ada tdaknya efek ACD, dapat dlakukan dengan menganalss correlogram maupun uj statstk dar Ljung-Box. Tabel 3.3: Nla AC dan PAC data duras yang dselaraskan Transaks Saham IBM Corporaton

22 49 Langkah-langkah Uj Statstk Ljung-Box untuk mendeteks ada tdaknya efek ACD pada data adalah ) merumuskan hpotess : ( k) 0 0 ρ ε untuk semua nla k, yatu nla semua koefsen ACF tersebut sampa dengan lag tertentu sama dengan nol. : Mnmal ada lag dengan ρ ε ( k) 0. atau 0 : tdak terdapat efek ACD pada data. : terdapat efek ACD pada data. ) menetapkan taraf sgnfkans α 0,05 3) statstk uj

23 50 Uj dlakukan dengan menggunakan statstk uj Ljung-Box. 4) menentukan krtera pengujan 0 dtolak jka LBhtung > LB tabel dar tabel dstrbus χ 5) melakukan perhtungan Dar tabel 3.3 terlhat bahwa nla probabltasnya sgnfkan sampa lag 0. Selanjutnya nla Q-Stat (LB) sampa lag ke 0 dapat dhtung menggunakan rumus sebaga berkut LB n( n ) m k ˆ ρ ( k) n k (3536) ( 3536) ( ) 3534 (3536) ( ) 7.46 Perhtungan secara manual menghaslkan LB htung 7.46

24 5 dan berdasarkan output Evews 4.0 pada tabel 3.3 dperoleh LB htung 7. Tabel dstrbus bahwa nla χ dengan α dan db 0 menunjukkan LB tabel 3.40 Perhtungan secara manual dan dengan menggunakan Evews 4.0 menghaslkan pembulatan. LBhtung yang hampr sama, perbedaan hanya karena 6) menark kesmpulan Kesmpulan dperoleh berdasarkan krtera pengujan yatu 0 dtolak jka LB htung > LB tabel. Karena LB htung > LBtabel yatu 7.46 > 3.40, maka 0 dtolak. Artnya terdapat efek ACD dalam data. d. Estmas Model EACD Dar plot Autokorelas data yang sudah dselaraskan akan dcoba pemodelan data transaks yang mempunya nterval waktu kedatangan yang pendek dan takregular untuk beberapa model. Dengan menggunakan prnsp parsmony yatu model yang bak adalah model yang mempunya parameter yang sedkt selanjutnya akan dbandngkan model EACD(,)

25 5 dengan EACD(,). Untuk dapat mengestmas model EACD n adalah dengan membuat suatu program estmas dobjek logl Evews 4.0 yang terdapat pada lampran. Model EACD dapat dtuls sebaga berkut ψ ε r ψ ω β ψ α j j j j j j s dengan error berdstrbus Eksponensal. ).Model EACD(,) Berkut n adalah hasl dar estmas untuk model EACD(,) Tabel 3.4: Estmas Parameter Untuk Model EACD(,) Transaks Saham IBM Corporaton LogL: EACD Method: Maxmum Lkelhood (B) Sample: 3534 Included observatons: 3533 Evaluaton order: By observaton Convergence acheved after 5 teratons ω Coeffcent Std. Error z-statstc Prob α β Log lkelhood Akake nfo crteron Avg. log lkelhood Schwarz crteron Number of Coefs. 3 annan-qunn crter Secara statstk model datas sudah sgnfkan, dan ddapat persamaan hasl estmas sebaga berkut

26 53 ψ ε ψ ψ ).Model EACD(,) Berkut n adalah hasl dar estmas untuk model EACD(,) Tabel 3.5: Estmas Parameter Untuk Model EACD(,) Transaks Saham IBM Corporaton LogL: EACD Method: Maxmum Lkelhood (B) Sample: 3534 Included observatons: 3533 Evaluaton order: By observaton Convergence acheved after 6 teratons ω Coeffcent Std. Error z-statstc Prob α β Log lkelhood Akake nfo crteron Avg. log lkelhood Schwarz crteron Number of Coefs. 3 annan-qunn crter Model Dar tabel 3.5 datas terlhat bahwa nla ω tdak sgnfkan yatu sebesar 0.89>0.05. Berkut n akan dtamplkan rangkuman hasl estmas. Tabel 3.6: Rangkuman asl Estmas Model Log Lkelhood AIC SIC ACF/PACF Standardzed Resdual ECAD(,) Tdak ada korelas EACD(,) Tdak ada

27 54 korelas Dar tabel 3.6 datas tampak bahwa model dengan nla AIC dan SIC yang kecl serta dengan nla log lkelhood yang besar adalah model EACD(,), sehngga model yang dapat dpertmbangkan untuk mengestmas waktu kedatangan transaks perode berkutnya adalah model EACD(,). Dar penjelasan sebelumnya dketahu bahwa untuk model EACD, error akan berdstrbus Eksponensal. Untuk menyeldk asums bahwa error berdstrbus Eksponensal akan dbuat plot probabltasnya dengan menggunakan software mntab. Gambar 3.3: Plot Probabltas error Model EACD(,) Data Transaks Saham IBM Corporaton Dar Gambar 3.3 d atas terlhat adanya hubungan lnear antara ε dan log F ( ε ), dan ttk-ttk dar error mengkut suatu gars lurus.

28 55 Berdasarkan Probabltasnya:. hpotess 0 : error berdstrbus Eksponensal : error tdak berdstrbus Eksponensal. taraf sgnfkans ( ) α daerah penolakan 0 dtolak jka p-value < α. 4. kesmpulan Dar gambar 3.6 dperoleh p-value sebesar 0.69, dengan demkan karena p-value > α (0.69 > 0.05) maka 0 dterma. Jad error model EACD untuk data transaks saham IBM Corporaton berdstrbus Eksponensal. Dar model EACD(,) datas, dapat juga dlakukan estmas untuk ratarata dan varans dar duras dengan menggunakan rumus (3.6) dan (3.). Persamaan hasl estmas model EACD(,) adalah sebaga berkut ψ ε ψ ψ Estmas untuk rata-rata

29 56 E ( ψ ) µ x ω α β µ x µ x Estmas untuk Varans ( ωα α β µ ωβ ) ω µ Var ( ) µ x x x α β Var ( ) ( ) ( 3.344) Var ( ). 834 Var( ). 63 e. Pemerksaan Dagnostk Setelah dperoleh estmas parameter untuk model EACD(,), langkah selanjutnya adalah melakukan pemerksaan dagnostk. Pemerksaan dagnostk n adalah untuk mengetahu ada tdaknya korelas

30 57 seral terssa dalam resdual yang menggunakan uj Statstk Ljung Box. Tabel 3.7: Nla AC dan PAC Resdual Model EACD(,) Transaks Saham IBM Corporaton ) merumuskan hpotess 0 : { ε t } merupakan suatu barsan yang ndependent yatu tdak terdapat korelas seral terssa ddalam resdual antar lag. : { ε } t merupakan suatu barsan yang dependent yatu terdapat korelas seral terssa ddalam resdual antar lag. ) menetapkan taraf sgnfkans α 0,05 3) memlh statstk uj yang sesua Uj dlakukan dengan menggunakan statstk uj Ljung-Box. 4) menentukan krtera pengujan 0 dtolak jka LBhtung > LB tabel dar tabel dstrbus χ.

31 58 5) melakukan perhtungan yang dperlukan Selanjutnya nla Q-Stat (LB) sampa lag ke 0 dapat dhtung menggunakan rumus sebaga berkut LB n ( n ) m k ˆ ( k ) ρ n k (3536) (3536) ( (3536)( ) 0.87 Perhtungan secara manual menghaslkan LB htung 0.87 dan berdasarkan output Evews 4.0 pada tabel 3.7 dperoleh LB htung Tabel dstrbus bahwa nla χ dengan α dan db 0 menunjukkan LB tabel 3.40

32 59 Perhtungan secara manual dan dengan menggunakan Evews LBhtung 4.0 menghaslkan yang hampr sama, perbedaan hanya karena pembulatan. 6) menark kesmpulan Kesmpulan dperoleh berdasarkan krtera pengujan yatu 0 dtolak jka LB htung > LB tabel. Karena LB htung < LBtabel yatu 0.87 < 3.40, 0 tdak dtolak. Jad { ε t } merupakan suatu barsan yang ndependent atau tdak terdapat korelas seral terssa d dalam resdual antar lag. f. Estmas Dengan menggunakan model EACD(,) yang dperoleh datas, akan d predks duras ke 3535, sebaga berkut: ψ ψ ( 89) ( 3.344) 8.95 Sehngga dar hasl predks datas, transaks akan terjad 8.95 detk setelah transaks terakhr terjad. Karena transaks terakhr terjad pada detk ke 4488, maka transaks berkutnya dpredks akan terjad pada detk ke

33 60. Penerapan Model EACD Pada Data Transaks Saham Intel Corporaton Data yang dgunakan pada contoh n merupakan data transaks saham Intel Corporaton perode Januar 006, yang dambl dar NASDAQ(Natonal Assocaton of Securtes Dealers Automated Quotatons). Waktu transaks yang terjad dcatat dalam satuan detk dan terlampr pada Lampran 3. Data transaks saham Intel Corporaton perode Januar 006 merupakan data yang mempunya frekuens yang tngg oleh karena tu dgunakan model ACD dengan error berdstrbus eksponensal (EACD). Dar data tersebut, akan dtentukan model EACD yang terbak sehngga dperoleh estmas waktu kedatangan transaks perode berkutnya dengan tepat? Langkah-langkah untuk mendapatkan model EACD yang terbak adalah sebaga berkut: a. Langkah pertama yang dlakukan adalah menghtung duras dar data. Plot dan rngkasan statstk data durasnya adalah sebaga berkut Gambar 3.4 : Plot Data Duras Transaks Saham Intel Corporaton

34 6 Tabel 3.8: Rngkasan Statstk Data Duras Transaks Saham Intel Corporaton Statstk Nla Mean Medan 6.00 Maksmum Mnmum.00 Std. Dev 5.07 Dar Tabel 3.8 terlhat bahwa rata-rata duras transaks saham Intel Corporaton pada Januar 006 adalah dengan duras tertngg dan terendah.00. Sedangkan medan atau nla tengahnya adalah 6.00 dengan smpangan baku b. Penyelarasan Data Setelah dperoleh data duras, langkah selanjutnya adalah dengan menyelaraskan data (Durnally adjusted) yatu dengan membuang pola haran dar efek har. al tersebut dlakukan dengan menggunakan metode smoothng splne yatu dengan mengambl nla raso dar duras terhadap

35 6 nla penyesuaannya. Dar penyelarasan data n, akan dperoleh data duras yang sudah dselaraskan. Penyelarasan data n dlakukan dengan menggunakan program dar Evews 4.0. Terdapat 500 data yang telah dselaraskan. Adapun plot dan rngkasan statstk data duras transaks saham Intel Corporaton yang telah dselaraskan adalah Gambar 3.5 : Plot Data Duras yang Dselaraskan Transaks Saham Intel Corporaton Tabel 3.9: Rngkasan Statstk Data Duras yang Dselaraskan Transaks Saham Intel Corporaton Statstk Nla Mean Medan.3436 Maksmum Mnmum Std. Dev.6669 Dar data duras yang telah dselaraskan dperoleh nla rata-rata sebesar dengan duras tertngg adalah dan terendah Sedangkan medan atau nla tengahnya adalah.3436 dengan smpangan baku.6669.

36 63 c. Pengujan adanya Efek ACD Sebelum melakukan estmas model ACD, akan lebh cocok untuk memerksa apakah efek ACD benar-benar muncul dalam data. Pengujan ACF sampel dar duras yang telah dselaraskan dapat dgunakan untuk mengambl kesmpulan mengena keberadaan efek ACD dalam data. Untuk mendeteks ada tdaknya efek ACD, dapat dlakukan dengan menganalss correlogram maupun uj statstk dar Ljung Box. Tabel 3.0: Nla AC dan PAC data duras yang dselaraskan Transaks Saham Intel Corporaton Langkah-langkah Uj Statstk Ljung-Box untuk mendeteks ada tdaknya

37 64 efek ACD pada data adalah a. merumuskan hpotess : ( k) 0 0 ρ ε untuk semua nla k, yatu nla semua koefsen ACF tersebut sampa dengan lag tertentu sama dengan nol. : Mnmal ada lag dengan ρ ε ( k) 0. atau 0 : tdak terdapat efek ACD pada data. : terdapat efek ACD pada data. b. menetapkan taraf sgnfkans α 0,05 c. statstk uj Uj dlakukan dengan menggunakan statstk uj Ljung-Box. d. menentukan krtera pengujan 0 dtolak jka LBhtung > LB tabel dar tabel dstrbus χ. e. melakukan perhtungan Dar tabel 3.0 terlhat bahwa nla probabltasnya sgnfkan sampa lag 0. Selanjutnya nla Q-Stat (LB) sampa lag ke 0 dapat dhtung menggunakan rumus sebaga berkut

38 65 LB n( n ) m k ˆ ρ ( k) n k (50) ( 0.036) ( 0.03) ( ) 500 (50) 500(50)( ) Perhtungan secara manual menghaslkan LB htung dan berdasarkan output Evews 4.0 pada tabel 3.0 dperoleh LB htung Tabel dstrbus bahwa nla χ dengan α dan db 0 menunjukkan LB tabel 3.40 Perhtungan secara manual dan dengan menggunakan Evews 4.0 menghaslkan pembulatan. LBhtung yang hampr sama, perbedaan hanya karena

39 66 f. menark kesmpulan Kesmpulan dperoleh berdasarkan krtera pengujan yatu 0 dtolak jka LB htung > LB tabel. Karena LB htung > LBtabel yatu > 3.40, maka 0 dtolak. Artnya terdapat efek ACD dalam data. d. Estmas Model EACD Dar plot Autokorelas data yang sudah dselaraskan akan dcoba pemodelan data transaks yang mempunya nterval waktu kedatangan yang pendek dan takregular untuk beberapa model. Dengan menggunakan prnsp parsmony yatu model yang bak adalah model yang mempunya parameter yang sedkt selanjutnya akan dbandngkan model EACD(,) dengan EACD(,). Untuk dapat mengestmas model EACD n adalah dengan membuat suatu program estmas dobjek logl Evews 4.0 yang terdapat pada lampran 4. Model EACD drepresentaskan sebaga ψ ε r ψ ω β ψ α j j j j j j s dengan error berdstrbus Eksponensal. Berkut n adalah hasl dar estmas untuk model EACD(,)

40 67 Tabel 3.: Estmas Parameter Untuk Model EACD(,) Transaks Saham Intel Corporaton LogL: EACD Method: Maxmum Lkelhood (B) Sample: 500 Included observatons: 499 Convergence acheved after 30 teratons ω Coeffcent Std. Error z-statstc Prob α β Log lkelhood Akake nfo crteron Avg. log lkelhood Schwarz crteron Number of Coefs. 3 annan-qunn crter Dar tabel 3. datas terlhat bahwa nla ω tdak sgnfkan yatu sebesar > 0.05, oleh karena tu dperlukan estmas ulang untuk model EACD(,). Berkut n adalah hasl dar estmas untuk model EACD(,) Tabel 3.: Estmas Parameter Untuk Model EACD(,) Transaks Saham Intel Corporaton LogL: EACD Method: Maxmum Lkelhood (B) Sample: 500 Included observatons: 499 Convergence acheved after 35 teratons Coeffcent Std. Error z-statstc Prob. ω α β Log lkelhood Akake nfo crteron Avg. log lkelhood Schwarz crteron Number of Coefs. 3 annan-qunn crter

41 68 Secara statstk model datas sudah sgnfkan. Dar tabel 3. ddapat persamaan hasl estmas sebaga berkut ψ ε ψ ψ Model Berkut n akan dtamplkan rangkuman hasl estmasnya adalah Tabel 3.3: Rangkuman asl Estmas Model Log Lkelhood AIC SIC ACF/PACF Standardzed Resdual ECAD(,) Tdak ada korelas EACD(,) Tdak ada korelas Dar tabel 3.3 datas tampak bahwa model yang nla AIC dan SICnya kecl serta dengan nla log lkelhood yang besar adalah model EACD(,), sehngga model yang dapat dpertmbangkan untuk mengestmas waktu kedatangan transaks perode berkutnya adalah model EACD(,). Dar penjelasan sebelumnya dketahu bahwa untuk model EACD, error akan berdstrbus Eksponensal. Untuk menyeldk asums bahwa error berdstrbus Eksponensal akan dbuat plot probabltasnya dengan menggunakan software mntab. Gambar 3.6: Plot Probabltas error Model EACD(,)

42 69 Data Transaks Saham Intel Corporaton Dar Gambar 3.6 d atas terlhat adanya hubungan lnear antara ε dan log F ( ε ), dan ttk-ttk dar error mengkut suatu gars lurus. Berdasarkan Probabltasnya:. hpotess 0 : error berdstrbus Eksponensal : error tdak berdstrbus Eksponensal. taraf sgnfkans ( ) α daerah penolakan 0 dtolak jka p-value < α.

43 70 4. kesmpulam Dar gambar 3.6 dperoleh p-value sebesar 0.50, dengan demkan karena p-value > α (0.50 > 0.05) maka 0 dterma. Jad error model EACD untuk data transaks saham Intel Corporaton berdstrbus Eksponensal. Dar model EACD(,) datas, dapat juga dlakukan estmas untuk rata-rata dan varans dar duras dengan menggunakan rumus (3.6) dan (3.). Persamaan hasl estmas model EACD(,) adalah sebaga berkut ψ ε ψ ψ Estmas untuk rata-rata E ( ψ ) µ x ω α β µ x µ x.5 Estmas untuk varans

44 7 ( ωα α β µ ωβ ) ω µ Var ( ) µ x x x α β Var ( ) ( ) (.5) Var ( ) Var( ) e. Pemerksaan Dagnostk Setelah dperoleh estmas untuk model EACD(,), langkah selanjutnya adalah melakukan pemerksaan dagnostk. Pemerksaan dagnostk n adalah untuk mengetahu ada tdaknya korelas seral terssa dalam resdual yang menggunakan uj Statstk Ljung Box. Tabel 3.4: Nla AC dan PAC Resdual Model EACD(,) Transaks Saham Intel Corporaton

45 7. merumuskan hpotess : ε } 0 { t merupakan suatu barsan yang ndependent yatu tdak terdapat korelas seral terssa ddalam resdual antar lag. : ε } { t merupakan suatu barsan yang dependent yatu terdapat α 0,05 korelas seral terssa ddalam resdual antar lag.. menetapkan taraf sgnfkans

46 73 3. memlh statstk uj yang sesua Uj dlakukan dengan menggunakan statstk uj Ljung-Box. 4. menentukan krtera pengujan 0 dtolak jka LBhtung > LB tabel dar tabel dstrbus χ. 5. melakukan perhtungan yang dperlukan Selanjutnya nla Q-Stat (LB) sampa lag ke 0 dapat dhtung menggunakan rumus sebaga berkut LB n ( n ) m k ˆ ( k ) ρ n k ( 0.00) 500(50) 499 ( 0.04) 498 ( 0.050) 497 (0.00) (50)( ) 500(50)( ) Perhtungan secara manual menghaslkan LB htung dan berdasarkan output Evews 4.0 pada tabel 3.4 dperoleh LB htung 5.63

47 74 Tabel dstrbus χ dengan α dan db 0 menunjukkan bahwa nla LB tabel 3.40 Perhtungan secara manual dan dengan menggunakan Evews 4.0 menghaslkan pembulatan. LBhtung yang hampr sama, perbedaan hanya karena 6. menark kesmpulan Kesmpulan dperoleh berdasarkan krtera pengujan yatu 0 dtolak jka LB htung > LB tabel. Karena LB htung < LBtabel yatu < 3.40, 0 tdak dtolak. Jad { ε t } merupakan suatu barsan yang ndependent atau tdak terdapat korelas seral terssa d dalam resdual antar lag. f. Estmas Dengan menggunakan model EACD(,) yang dperoleh datas, akan d predks duras ke 50, sebaga berkut: ψ ψ ( 96) (.5)

48 75 Sehngga dar hasl predks datas, transaks akan terjad 5.0 detk setelah transaks terakhr terjad. Karena transaks terakhr terjad pada detk ke 57646, maka transaks berkutnya dpredks akan terjad pada detk ke

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB LANDASAN TEORI Unverstas Sumatera Utara . Pengertan Regres Istlah regres pertama kal dperkenalkan oleh Francs Galtom. Menurut Galtom, analss regres erkenaan dengan stud ketergantungan dar satu varael

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline. METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians Uj Homogentas Varans I. DUA VARIANS Pengujan hpotess dua varans dlakukan untuk mengetahu varans dua populas sama (homogen atau tdak (heterogen. S dan S merupakan penduga σ dan σ Rumus varans : x ( x S

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi Al-Jabar: Jurnal Penddkan Matematka Vol. 8, No., 07, Hal 63-7 Uj Park Dan Uj Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksan Heteroskedaststas Pada Analss Regres Sska Andran UIN Raden Intan Lampung: sskaandran@radenntan.ac.d

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Analss Peubah Respon Bner... (Ksmantn) ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Abstrak Pada regres lner klask, peubah respon dasumskan merupakan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci