BAB 2 Materi Penunjang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 Materi Penunjang"

Transkripsi

1 BAB. MATERI PENUNJANG 4 BAB Maeri Penunjang. Vanilla Opion Derivaives adalah salah sau conoh dari insrumen keuangan, aau lebih sederhananya bisa dianggap sebagai perjanjian anara dua orang, yang nilainya dienukan oleh harga dari suau underlying asse. Opion, fuures, dan swaps adalah conoh-conoh dari derivaives. Opion adalah sebuah konrak dimana pemegangnya memiliki hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual suau underlying asse pada harga erenu dalam suau periode waku yang elah dienukan. Opion dapa juga dianggap sebagai suau perjanjian anara dua pihak yaiu wrier sebagai penyusun konrak opion dengan holder sebagai pembeli opion dengan harga yang elah disepakai. Secara umum opion dapa dibedakan menjadi dua yaiu call opion dan pu opion. Call opion adalah hak unuk membeli sebuah underlying asse S dengan harga yang elah dienukan K (srike price) pada waku jauh empo aau sebelumnya. Sedangkan pu opion adalah hak unuk menjual sebuah underlying asse S dengan harga yang elah dienukan K pada waku jauh empo aau sebelumnya. Seorang holder suau opion harus membua suau kepuusan apa yang akan ia lakukan erhadap hak opion ini. Kepuusan akan dienukan pada siuasi pasar dan ipe opion ini. Misalkan unuk kasus European call opion, seorang holder akan meng-eercise opion jika pada jauh empo nilai S > K. Dengan begiu ia akan mendapa keunungan sebesar S K yang diperoleh dari membeli ase seharga K, lalu menjualnya dengan harga S. Jika pada jauh empo opion nilai S < K maka seorang holder idak akan meng-eercise opion karena akan lebih baik

2 BAB. MATERI PENUNJANG 5 jika ia membeli saham di pasar dengan harga S daripada meng-eercise opion seharga K. Call opion dan pu opion yang idak memiliki fiur khusus ambahan biasa disebu juga vanilla opion. Berdasarkan waku eercise-nya, opion dapa dibedakan menjadi dua yaiu European opion dan American opion. Opion yang hanya bisa digagalkan aau di-eercise konraknya pada waku jauh emponya dinamakan European opion. Sedangkan American opion adalah opion yang bisa di-eercise selama masa berlaku opion ersebu yaiu dari waku awal pembelian opion sampai waku jauh emponya. Tipe eercise American opion disebu juga early eercise. Jika ST menyaakan harga saham di pasar pada waku T dan K adalah srike price, maka keunungan aau nilai payoff unuk kedua jenis vanilla opion diaas diberikan oleh CST (, T) ST Kjika ST > K jika ST K PST (, T) K ST jika ST < K jika ST K Sehingga payoff unuk kedua opion diaas adalah { } ( C ma S( T) K, aau C S( T) K { } ( P ma K S( T), aau P K S( T) ) ) Lemma Io Nilai dari suau opion, misalnya European call opion, merupakan fungsi dari harga saham S dan waku. Aau secara umum dapa dikaakan bahwa nilai dari suau derivaives berganung pada nilai dari suau underlying asse dan waku. Lemma Io memperlihakan hubungan anara perubahan nilai derivaives ini dengan perubahan underlying asse dan waku.

3 BAB. MATERI PENUNJANG 6 Misal G( X, ) merupakan fungsi dari underlying asse X dan waku, dimana X mengikui : (, ) (, ) dx a X d + b X db (..) dimana db ~ N(, d) adalah Proses Wiener Kia akan mencari dg yang merupakan perubahan dari G( X, ). Kia aplikasikan Dere Taylor orde unuk G( X, ). G( X, ) G + X + + X X G G (,) X + (,) X Dengan asumsi G( X, ) G G G (,) (,) (,) (,) dapa diurunkan maka G G G G G dg dx + d + dx + dxd + d X X X Subsiusikan.. ke.. sehingga didapa + (..) G G G dg ( ad + bdb) + d + ( ad + bdb) + X X G G ( ad + bdb) d + ( d) X G G G G G a d + b db + d + a ( d) + ab ddb + X X X X G G G G b ( db) + a ( d) + b dbd+ ( d) X X X Akan diambil suku-suku berorde sau dalam d sehingga G G G G dg a d + b db + d + b d X X X G G G G a + + b d b db + X X X Jadi Lemma Io mengungkapkan bahwa dg dapa diulis sebagai : G G G G dg a + + b d b db + X X X (..3)

4 BAB. MATERI PENUNJANG 7 Jika underlying asse X adalah saham S yang mengikui Gerak Brown Geomerik dengan ds μsd + σ SdB, maka Lemma Io pada persamaan..3 menjadi G G G G dg μs + + σ S d σs db + S S S (..4).. Gerak Brown Geomerik Misal S S( ) adalah harga saham S pada saa. Jika S mengikui Gerak Brown Geomerik, maka S dapa dinyaakan dalam benuk S S e μ σ σ + B dengan σ merupakan volailias dan μ merupakan drif. Sedangkan B zdimana z ~ N (,). Dengan menggunakan ekspansi Taylor kia dapa menuliskan ds sebagai: S S S S S ds db + d + db + dbd + d B B B S S S db + d + d B B σsdb + μ σ Sd + σ Sd μsd+ σsdb Jadi jika S mengikui Gerak Brown Geomerik maka ds μsd + σ SdB..3 Rumus Black Scholes Misalkan V V( S, ) menyaakan nilai dari opion yang merupakan fungsi dari harga saham S dan waku, dengan harga saham S mengikui Gerak Brown Geomerik ds μsd + σ SdB

5 BAB. MATERI PENUNJANG 8 Dengan menggunakan lemma Io dimana GS (, ) VS (, ) maka didapa V V V V dv + μs + σ S d σs db + S S S Pada saa, kia merancang porofolio dengan cara membeli sau opion dengan harga V dan menjual saham sebanyak Δ dengan harga S sehingga porofolio kia bernilai V Δ S Dalam suau d, nilai porofolio mengalami perubahan sebesar d, dimana d dv ΔdS V V V V + μs + σ S d S db Sd SdB + σ Δ μ + σ S S S V V V V + μs + σ S Δ μs d σs db + Δ S S S Unuk membua porofolio kia minimal resikonya, maka kia dapa meniadakan fakor acak dari nilai porofolio ersebu dengan memilih didapa : V d + σ S V Δ sehingga S V d (..5) S Di lain pihak, jika kia menginvesasikan dana di bank sebesar selama selang waku d dengan risk-free ineres rae r maka kia akan mendapa reurn d sebesar d r d (..6) Dengan menggunakan prinsip no-arbirage (idak unung maupun rugi) maka haruslah..5 sama dengan..6 sehingga V V S V V S V V V rv rs + σ S S S rd + σ S d rv ( Δ Sd ) + σ S d

6 BAB. MATERI PENUNJANG 9 Dan modifikasi dari benuk erakhir diaas yaiu V σ V V + + S S S rs rv disebu Persamaan Diferensial Parsial Black Scholes, dimana V( S, ) : nilai opion call/pu S : nilai underlying asse r : non-risk ineres rae σ : volailias dari underlying asse : waku Unuk melengkapi deskripsi dari Persamaan Diferensial Parsial di aas, kia akan menambahkan dua buah kondisi baas dan sau buah kondisi akhir dari persamaan diaas. Sebagai conoh kia akan menganalisa kondisi baas dan akhir dari call opion. Suau call opion akan menjadi idak berharga jika harga saham yang bersangkuan adalah nol, sebaliknya nilai dari suau call opion akan mendekai harga saham pada saa harga saham menuju ak hingga. Berdasarkan keadaan ersebu, maka kia mempunyai dua buah kondisi baas: C(, ) CS (, )~ SbilaS Pada saa mauriy ime, suau call opion akan idak berharga jika harga saham lebih rendah daripada srike price K, sebaliknya suau opion akan bernilai ( S K) jika harga saham lebih inggi daripada srike price K. Sehingga kia memperoleh kondisi akhir call opion sebagai beriku: CS (, ) ma SK, SK +

7 BAB. MATERI PENUNJANG..4 Masalah Cauchy Pandang sebuah masalah Cauchy unuk persamaan difusi pada inerval infinie beriku ini: v v a < <, > (..7) dengan a adalah konsana posiif. Syara awal v (,) f( ). Asumsi f ( ) memiliki ransformasi fourier dan vv, nilainya menuju nol saa,. Kemudian nyaakan iλ V( λ, ) e v(, ) d (..8) Kalikan persamaan (..7) dengan sampai maka diperoleh i e λ iλ iλ e vd a e vd iλ iλ e vd a ( λ ) e vd iλ e vd ( aλ) V( λ, ) kemudian inegralkan erhadap dari V( λ, ) + ( aλ) V( λ, ) Selanjunya persamaan akhir (..9) dapa dinyaakan sebagai masalah nilai awal V( λ, ) ( aλ) V( λ, ) iλ V( λ,) F( λ) e f( ) d Dapa dihasilkan solusi masalah nilai awal (..) adalah V( λ, ) e Ce ( aλ) + C ( aλ) (..9) (..)

8 BAB. MATERI PENUNJANG Dengan V( λ,) C F( λ) maka diperoleh ( aλ ) V( λ, ) F( λ) e (..) Selanjunya dapa diperoleh invers dari V( λ, ) adalah iλλ a v (, ) e F( λ) dλ Dapa diperoleh bahwa e iλ( s) λ a f() s dλds iλ( s) λ a iλ( s) λ a iλ( s) λ a e dλ e dλ+ e dλ a λ e cos[ λ( s)] dλ (..) (..3) Misalkan λ a d (..4) I ( α ) e cos[ λ( s)] λ maka diperoleh di( α ) dα a a λ λ e sin( αλ) dλ α λ a sin( αλ) d( e ) (..5) a I ( α ) dengan nilai awalnya adalah a λ I() e dλ a Solusi masalah nilai awal (..5) adalah I α 4 a ( α ) Ae (..6) dengan syara awalnya adalah I() A a

9 BAB. MATERI PENUNJANG Sehingga dapa diperoleh : a λ I( α) α s e cos( λ( s)) dλ (..7) ( s) ep a 4a Sehingga dari (..) dapa diperoleh solusi masalah Cauchy (..7) adalah iλ( s) λ a v (, ) e f( sd ) λds ( s) ep f ( sds ) a 4a ( s) ep f ( sds ) 4 a 4a (..8) Benuk ( G ( ε, ) ep 4 a 4 fundamenal/ fungsi green dari persamaan difusi. ε ) seringkali dikenal sebagai solusi a Di bagian berikunya pada subbab..4 ini akan dijelaskan langkah-langkah unuk menyelesaikan persamaan difusi unuk inerval semi-infinie. Pandang suau persamaan difusi unuk inerval semi-infinie sebagai beriku v v a >, > (..9) v (,) f( ) v(, ) g Kalikan persamaan (..9) dengan sampai maka diperoleh sin( λ) dan inegralkan erhadap dari sin( λvd ) a sin( λv ) d (..) Pandang ransformasi sinus beriku ini:

10 BAB. MATERI PENUNJANG 3 f"( )sin( λd ) f'( )sin( λ) λ f'( )cos( λd ) 'sin( λ ) λ cos( λ ) λ sin( λ ) f f f d (..) Asumsikan f ( ) dan f '( ) sama dengan nol saa, maka dapa diperoleh dengan Fs f "( )sin( λ) d λ f() λ F s ( λ ) (..) ( λ) sin( λ) f d (..3) Subsiusikan (..) ke persamaan (..) maka diperoleh sin( λvd ) a λ v(, ) λ Vs( λ, ) (..4) Vs( λ, ) + ( aλ) Vs( λ, ) a λ g( ) dengan Vs ( λ, ) sin( λ) v(, ) d Syara awal unuk V ( λ, ) adalah s Vs ( λ,) sin( λ) v(,) d sin( λ ) f ( ) d Fs ( λ ) Solusi dari masalah nilai awal (..4) dan (..5) adalah (..5) v (, ) Vs ( λ, )sin( λd ) λ λ a λ a ( τ) s F ( λ) e sin( λ) dλ+ λe g( τ)sin( λ) dτd λ

11 BAB. MATERI PENUNJANG 4 λ a λ a ( τ) v (,) e sin( λs)sin( λ) f() sdλds λe sin( λg )() τ d d + λ τ λ a e [ cos( λ( s)) cos( λ( + s)) ] f( s) dλds λ a ( τ) + e cos( λ) g( τ) dλdτ G (, τ ) [ G ( s, ) G ( + s, )] f( sds ) a g( τ) dτ dengan G ( s, ) menyaakan fungsi green dari persamaan difusi yaiu (..6) ( s) G ( s, ) ep a 4a (..7)..5 Penenuan Nilai Opion Persamaan diferensial parsial Black Scholes unuk call opion : C σ C C + + S S dengan ( S rs rc C S, T ma SK, ) (..8) Menenukan nilai dari suau opion C( S, ) sama dengan mencari solusi dari Persamaan Black Scholes. Langkah-langkah mencari solusi dari PDP..8 adalah sebagai beriku :. Mengubah ke dalam benuk sederhana ( S, ) ( τ, ) Gunakan hubungan : S S Ke ln K τ T τ T σ C S (, ) Kv(, τ )

12 BAB. MATERI PENUNJANG 5 dengan K adalah eercise price dan T adalah eercise dae. Sehingga : C v v τ v v ( Kv) K K K σ σ K τ τ τ C v v ( Kv) K K K v S S S S S C C K v K v K v + S S S S S S S S K v K v K v K v + + S S S S S S + S S K v K v Sehingga persamaan..8 menjadi : Misal v K v K v K v σ K + σ S + rs r Kv + τ S S S v v v v σ + σ + + r rv τ v v v v σ σ + σ + r rv τ v v v r v rv + + τ σ σ r k sehingga didapa σ v v v v + + k kv τ v v v ( k ) + kv (..9) τ Dengan nilai awal : CST (, ) v (,) ma ( SK,) K K ma K ma, ( Ke K ) ( e )

13 BAB. MATERI PENUNJANG 6. Menransformasi benuk dari v(, τ ) Misalkan α (, ) + βτ τ (, τ ) v e u (..3) dimana α dan β akan dienukan kemudian dengan eknik pendiferensialan. Perhaikan bahwa : v α+ βτ α+ βτ u α+ βτ u βe u(, τ) + e e βu+ τ τ τ v α+ βτ α+ βτ u α+ βτ v αe u(, τ) + e e αu+ v α+ βτ α+ βτ u αe u e + α+ βτ α+ βτ u α+ βτ u α+ βτ u α e u+ αe + αe + e u u α α α+ βτ e u+ + Sehingga persamaan..9 menjadi α+ βτ u α+ βτ u u e βu+ e α u+ α + τ u + ( ) α + α+ βτ α+ βτ k e u ke u u u + ( β + α + ( k) α k) u+ ( α + ( k) ) τ Suku-suku yang memua ( k ) α + α ( k ) u u dapa dihilangkan dengan memilih : Suku-suku yang memua u dapa dihilangkan dengan memilih : ( k ) ( k ) k β + α + α k β α α +

14 BAB. MATERI PENUNJANG 7 ( k ) ( k ) 4 k + 4 β sehingga persamaan..3 menjadi ( τ ) + 4 ( k ) ( k ) τ k ( τ ) v, e u, (..3) dengan u(, τ ) memenuhi PDP : Nilai awal : u u τ (,) ( e ) v ma ( k+ ) ( k) u(,) ma, e e f ( k) ( k) e e 3. Mencari u(, τ ) dengan memanfaakan solusi dari masalah Cauchy yaiu pada persamaan (..8) u u PDP : τ Syara awal : u, ma e e, f ( k + ) ( k ) Berdasarkan persamaan (..8), maka solusi dari PDP dengan syara nilai awal diaas adalah ( s) 4τ u (, τ ) e f( sds ) τ (..3) sehingga dapa diperoleh ( s) 4τ u (, τ ) e f( sds ) τ ( s) 4τ ( k+ ) s ( k) s e ma e e, τ ds

15 BAB. MATERI PENUNJANG 8 ( s) 4τ ( k+ ) s ( k) s u(, τ ) e e e ds τ ( s) + ( k+ ) sτ ( s) + ( k) sτ 4τ 4τ e ds τ τ + s( + ( k+ ) τ ) s + s( + ( k) τ ) s 4τ 4τ e ds τ τ s( + ( k+ ) τ ) + s s( + ( k ) τ ) + s τ τ e ds e ds τ τ I I e e ds ds Perhaikan I I e τ e τ e τ s ( ( k ) τ ) s τ ( ) s + k + τ ( ( k ) τ ) + + τ τ e ds ( k + ) τ ( k + ) τ ) s ( + ( k + ) τ ) τ τ Misalkan s ( + ( k+ ) τ ) ds m maka dm τ τ maka e ds ds I e e τ ( k + ) + ( k + ) τ 4 τ m + ( k + ) τ ( k ) ( k ) τ τ m 4 ( k + ) + ( k + ) 4 τ e N ( d) + ( k + ) τ τ e dm e dm dengan + ( k+ ) τ d τ

16 BAB. MATERI PENUNJANG 9 Dengan cara yang sama dapa dalam mengerjakan I dapa diperoleh: dengan ( k ) + ( k ) τ 4 I e N( d ) + ( k) τ d τ Jadi solusi u(, τ ) adalah (, τ ) u I I ( k+ ) + ( k+ ) τ ( k ) + ( k) τ 4 4 e N( d) e N( d) + ( k+ ) τ d τ + ( k) τ d τ 4. Mengembalikan ke persamaan semula dengan hubungan (..3) C Kv(,) τ ( k) ( k+ ) τ e 4 ( k+ ) + ( k+ ) τ ( k ) + ( k) τ 4 4 Ke e N( d) e ( k+ ) τ+ ( k) 4 4 Ke N() d Ke N() d τ N( d) Dikeahui S S Ke ln K τ T τ T σ C S (, ) Kv(, τ ) sehingga persamaan (..33) menjadi (..33)

17 BAB. MATERI PENUNJANG dengan ( k+ ) τ+ ( k) 4 4 C Ke N( d) Ke N( d) kτ Ke N( d) Ke N( d) r ( T ) σ σ ( ) SN d Ke N d rt SN d Ke N d S σ ln + r + K d σ T ( T ) S σ ln + r K d σ T ( T ) τ Jadi harga suau call opion jika harga saham S pada waku adalah dengan ( ) rt C SN d Ke N d (..34) ρ N( ) e dρ S σ ln + r + K d σ T ( T ) S σ ln + r K d σ T ( T ). Barrier Opion Barrier opion adalah salah sau jenis pah dependen opion. Sehingga barrier opion nilainya berganung pada harga underlying asse sepanjang periode opion ersebu. Secara lebih khusus, payoff dari barrier opion idak hanya berganung pada harga akhir dari suau underlying asse, namun juga berganung pada apakah

18 BAB. MATERI PENUNJANG harga underlying asse ersebu mencapai suau baas nilai barrier aau idak selama masa berlakunya opion ersebu. Secara umum barrier opion dapa dibedakan menjadi dua yaiu knock-in opion dan knock-ou opion. Knock-in barrier opion akan bernilai aau mempunyai nilai payoff posiif maks ( S K,) jika dan hanya jika harga saham mencapai suau nilai barrier dan sebaliknya unuk knock-ou barrier opion. Jika nilai barrier lebih inggi daripada harga saham S pada saa maka barrier opion ersebu beripe up sedangkan jika nilai barrier lebih rendah daripada harga saham S pada saa maka barrier opion ersebu beripe down. Jadi secara keseluruhan barrier opion dapa dibagi menjadi 4 jenis yaiu : a. Down and in: barrier opion dengan nilai barrier lebih kecil daripada harga saham S pada saa (barrier erleak di bawah harga saham S) dan baru dapa di-eercise jika selama masa berlaku opion, harga saham mencapai nilai barrier ersebu. b. Down and ou: barrier opion dengan nilai barrier lebih kecil daripada harga saham S pada saa (barrier erleak di bawah harga saham S) dan idak dapa di-eercise jika selama masa berlaku opion, harga saham mencapai nilai barrier ersebu. c. Up and in: barrier opion dengan nilai barrier lebih besar daripada harga saham S pada saa (barrier erleak di aas harga saham S) dan baru dapa di-eercise jika selama masa berlaku opion, harga saham mencapai nilai barrier ersebu. d. Up and ou: barrier opion dengan nilai barrier lebih besar daripada harga saham S pada saa (barrier erleak di aas harga saham S) dan idak dapa di-eercise jika selama masa berlaku opion, harga saham mencapai nilai barrier ersebu.

19 BAB. MATERI PENUNJANG Beriku ini conoh mekanisme up-and-in call opion dengan ilusrasi dua buah conoh pergerakan nilai saham K, B, S, S T 3 Gambar. Up-and-in call opion dengan Di kurva sebelah kiri pada gambar. erliha bahwa, keika mauriy ime (T), opion idak dapa di-eercise karena selama masa berlaku opion, saham idak pernah menyenuh barrier. Sebaliknya pada gambar yang sebelah kanan, keika mauriy ime (T), opion dapa di-eercise karena selama masa berlaku opion, saham pernah menyenuh barrier. Unuk meliha salah sau conoh penggunaan barrier opion, akan dibahas conoh penggunaan down-and-ou call. Dapa diobservasi bahwa seorang wrier aas sebuah call diharuskan unuk mencairkan assenya keika nilai asse jauh secara ajam. Kegunaan dari down-and-ou call adalah melindungi seorang wrier dari kerugian yang besar yaiu dengan mekanisme down-and-ou call yang akan gagal (idak bisa di-eercise) jika nilai asse jauh melewai suau baas erenu. Agar barrier opion eap bernilai walaupun nilai barrier elah dilampaui, maka diperlukan biaya khusus yang harus dibayarkan bila harga saham elah melampaui nilai barrier. Biaya khusus ini dikenal dengan isilah rebae yang juga dapa juga diarikan sebagai kompensasi yang diberikan kepada holder aas pembaalan opion.

20 BAB. MATERI PENUNJANG 3 Dengan argumen keuangan, diperoleh kesimpulan bahwa hanya ada sau dari dua ipe barrier opion (knock-ou dan knock-in) yang menghasilkan payoff posiif di akhir periode, dan payoff ersebu besarnya sama dengan payoff vanilla opion. Oleh karena iu, dengan mengasumsikan idak ada pembayaran rebae, maka diperoleh suau hubungan yang disebu ou-in barrier pariy yaiu sebagai beriku: c c + c vanilla downand ou downand in p p + p vanilla upand ou upand in (..).3 Meode Beda Hingga Meode beda hingga merupakan meode numerik yang paling dikenal dalam mencari suau solusi dari persamaan diferensial parsial. Pada dasarnya, meode beda hingga adalah mengubah seiap urunan dengan suau perbandingan selisih. Dalam meode beda hingga ada 3 jenis hampiran yang sudah cukup dikenal yaiu :. Forward difference (beda maju) Menuru dere aylor : u( +Δ ) u( ) + u' ( ) Δ + u'' ( ) Δ +... (.3.) sehingga u ( ) Δ u( +Δ) u( ) u ( ) Δ + u( +Δ) u( ) u' ( ) + O( Δ) Δ ' ''... Hampiran dengan forward difference memiliki akurasi O( Δ). Backward Difference (beda mundur) Menuru dere aylor : u( Δ ) u( ) u' ( ) Δ + u'' ( ) Δ +... (.3.) sehingga

21 BAB. MATERI PENUNJANG 4 u ( ) Δ u( ) u( Δ ) + u ( ) Δ + u( ) u( Δ) u' ( ) + O( Δ) Δ ' ''... Hampiran dengan backward difference memiliki akurasi O Δ. 3. Cenral difference (beda pusa) Cenral difference merupakan gabungan dari forward difference dan backward difference. Jika persamaan (.3.) diambah dengan persamaan (.3.) akan didapa : 3 u( +Δ) u( Δ ) u' ( ) Δ +. u'' ( ) Δ ! sehingga u ( ) Δ u( +Δ) u( Δ) u ( ) Δ + 3! u( +Δ) u( Δ) u' ( ) + O( Δ ) Δ 3 '. ''... Sebaliknya, jika persamaan (.3.) diambah dengan persamaan (.3.) akan didapa : u( +Δ ) + u( Δ ) u( ) + u ( ) Δ + u ( ) Δ + 4! sehingga : 4. ''. ''''... u ( ) Δ u( +Δ) u( Δ) u( ) u ( ) Δ + 4! u( +Δ ) + u( Δ) u( ) u'' ( ) + O ( Δ ) Δ 4 ''. ''''... Hampiran dengan cenral difference memiliki akurasi O Δ. Dalam mencari suau solusi dari persamaan diferensial parsial (PDP), peramaama akan dibenuk persaman beda hingga dari PDP ersebu. Persamaan beda hingga dibenuk unuk menghampiri PDP ersebu.

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

VALUASI COUPON BOND DENGAN COMPOUND OPTION CALL ON CALL

VALUASI COUPON BOND DENGAN COMPOUND OPTION CALL ON CALL PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: 978-60-4387-0- VALUASI COUPON BON ENGAN COMPOUN OPION CALL ON CALL i Asih I Maruddani, edi Rosadi, Gunardi 3, Abdurakhman 4 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Silabus : Aljabar Linear Elemener MA SKS Bab I Mariks dan Operasinya Bab II Deerminan Mariks Bab III Sisem Persamaan Linear Bab IV Vekor di Bidang dan di Ruang Bab V Ruang Vekor Bab VI Ruang Hasil Kali

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUHG/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 8 VEKTOR DAN NILAI EIGEN /5/7 9.9 Beberapa Aplikasi Ruang Eigen Uji Kesabilan dalam sisem dinamik Opimasi dengan SVD pada pengolahan Cira Sisem Transmisi dan lain-lain.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Nilai Eigen dan Vekor Eigen. Diagonalisasi. Diagonalisasi secara Orogonal 7. NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Definisi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option BAB 4. METODE CRANK-NICOLSON UNTUK EUROPEAN BARRIER OPTION 5 BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option 4. Persamaan Diferensial Parsial European Barrier Option Seperti yang telah dinyatakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT PELATIHA STOCK ASSESSMET Modul 5 PERTUMBUHA Mennofaria Boer Kiagus Abdul Aziz Maeri Pelaihan Sock Assessmen Donggala, 1-14 Sepember 27 DIAS PERIKAA DA KELAUTA KABUPATE DOGGALA bekerjasama dengan PKSPL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono Bulein Ilmiah Ma. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 5, No. 3 (216), hal 195 24. PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO Naufal Helmi, Mariaul

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH Pertemuan IX: Optimasi Pertumbuhan dan Aplikasinya

CATATAN KULIAH Pertemuan IX: Optimasi Pertumbuhan dan Aplikasinya CATATAN KULIAH Peremuan IX: Opimasi Perumbuhan dan Aplikasinya A. Fungsi Eksponensial Benuk Fungsi Eksponesial: y f() b di mana basis b >, adalah eksponen, f() R Noe: Isilah eksponen () berari pangka erhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Bab ini membahas suau vekor idak nol dan skalar l yang mempunyai hubungan erenu dengan suau mariks A. Hubungan ersebu dinyaakan dalam benuk A λ. Bagaimana kia memperoleh

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Kinematika Relativistik

Kinematika Relativistik 3 Kinemaika Relaiisik Tujuan Perkuliahan: Seelah mempelajari Bab 3 ini mahasiswa diharapkan dapa:. Menjelaskan rumusan-rumusan prinsip relaiias khusus.. Memahami menurunkan ransformasi Lorenz dan ransformasi

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKPASTIAN HARGA OUTPUT DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI OPTIMAL PERUSAHAAN ABSTRACT

PENGARUH KETIDAKPASTIAN HARGA OUTPUT DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI OPTIMAL PERUSAHAAN ABSTRACT PENGARUH KETIDAKPASTIAN HARGA OUTPUT DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI OPTIMAL PERUSAHAAN Tegun Jadida Efraim 1, Tumpal Parulian Nababan, Haposan Sirai 1 Mahasiswa Program Sudi S1 Maemaika

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci