ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)"

Transkripsi

1 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Sudi Kasus : Home Indusry Arwana Food Tembilahan) Sii Wardah *), Iskandar Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer, Universias Islam Indragiri, Tembilahan (Received: January 21, 2016 / Acceped: Augus 15, 2016) ABSTRAK Peramalan adalah meode unuk memperkirakan suau nilai dimasa depan dengan menggunakan daa masa lalu. Peneliian ini dilakukan pada Home Indusry Arwana Food. Pada peneliian ini, penulis membahas mengenai analisis peramalan penjualan produk kripik pisang unuk jenis kemasan bungkus. Peramalan yang dilakukan mengggunakan iga meode yaiu meode Moving Average, meode Exponenial Smoohing wih Trend dan meode Trend Anayisis dengan membandingkan ingka kesalahan (error) erkecil, maka meode peramalan yang erpilih yaiu meode Trend Analysis, dengan nilai MAD sebesar 161,3539, MSE sebesar 55744,16, dan sandar error sebesar 242,947. Dari analisis pengolahan daa yang elah dilakukan berdasarkan meode peramalan yang erpilih, peramalan penjualan erhadap produk kripik pisang jenis kemasan bungkus adalah sebanyak 1121,424 aau 1122 bungkus/bulan, arinya pihak Home Indusry Arwana Food Tembilahan harus menyediakan produk kripik pisang kemasan bungkus adalah sebanyak 1122 bungkus unuk iap bulannya. Kaa kunci : peramalan penjualan; kripik pisang; meode moving average; meode exponenial smoohing wih rend; meode rend analysis ABSTRACT Forecasing is a mehod o esimae a value of he fuure using pas daa. This research was conduced a he Home Indusry Arowana Food. In his sudy, he auhors discuss he analysis of produc sales forecasing banana chips for his ype of packaging wrap. Forecasing ha do use radiional hree mehods are mehods Moving Average, Exponenial Smoohing mehod wih Trend and Trend Anayisis mehod by comparing he level of errors (error) he smalles, hen he seleced forecasing mehod is he mehod of Trend Analysis, wih a value of MAD, MSE of 55744, 16, and he sandard error of From he analysis of daa processing ha has been carried ou based on he mehod chosen forecasing, sales forecasing for producs banana chips are as many ypes of packaging wrap or packs / monh, meaning he Home Indusry Arowana Food Tembilahan mus provide producs banana chips wrapped packs is as much as 1122 wrap for each monh. Keywords : sales forecasing, banana chips, mehods moving average, exponenial smoohing mehods wih rend, rend analysis mehod Pendahuluan Suau perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penjualan aau pendisribusian produk, selalu menginginkan keberhasilan dalam akifiasnya dimasa yang akan daang. Ini menunjukkan bahwa seiap perusahaan selalu berusaha unuk eap dapa berkembang dalam bidang usahanya di masa depan *) Penulis Korespondensi. siiwardahs@yahoo.co.id pimpinan yang memiliki kemampuan unuk dapa meneapkan kepuusan yang epa dalam menghadapi masa depan yang penuh keidak pasian, agar perusahaan dapa meraih apa yang menjadi ujuannya. Salah sau hal yang paling pening unuk mewujudkan hal ersebu adalah memperkirakan aau meramal (forecasing) besarnya penjualan aau perminaan pelanggan akan barang aau jasa yang dihasilkan. Seorang manejer selalu berkeinginan unuk dapa memperkirakan aau memprediksikan besarnya seluruh Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

2 perminaan jangka pendek aau jangka panjang sekalipun unuk masing - masing produknya. Dalam kaiannya dengan penyusunan rencana penjualan, informasi yang diperoleh dari peramalan penjualan akan memberikan gambaran berguna enang prospek perminaan produk ersebu di pasar. Baik aau idaknya prospek penjualan suau produk pada dasarnya idak hanya berdasarkan kemampuan aaupun penggunaan meode peramalan yang epa. Namun yang idak kalah peningnya adalah proses perencanaan produksi yang menenukan erhadap muu aau kualias produk, penilaian pasar yang menenukan jenis pasar, kebijakan promosi dan pemasaran yang menenukan cerahnya prospek produk kedepannya. Hal ini secara langsung aaupun idak, akan berpengaruh erhadap manajemen persediaan perusahaan dan ini menunjukkan keerkaian di anara fakor-fakor ersebu. Hasil peramalan dalam prakeknya hampir idak pernah secara mulak epa. Hal ini karena keadaan maupun kejadian di masa depan idak menenu. Walaupun demikian, apabila semua fakor pening yang mempengaruhi elah diperhiungkan dan model hubungan dari fakor-fakor ersebu dienukan dengan baik, maka hasil peramalan akan mendekai kondisi yang sebenarnya, maka harus dilakukan dengan haihai eruama pemilihan meode unuk digunakan dalam suau kasus erenu. Hal ini diperimbangkan kerena idak ada saupun meode dari perkiraan aau peramalan yang dapa dipergunakan secara universal unuk seluruh keadaan aau siuasi. Hampir semua bagian perusahaan membuuhkan hasil ramalan penjualan. Hasil peramalan lingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi pada umumnya mempunyai implikasi pada ramalan penjualan. Karena iu peramalan penjualan dalam sebuah perusahaan sanga dibuuhkan idak hanya unuk jangka pendek saja melainkan juga unuk jangka panjangnya. Di Tembilahan, banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan aaupun disribusi produkproduk kebuuhan sehari-hari unuk para pelanggan aau konsumen. Perusahaan-perusahaan ini enunya mempuyai pangsa pasar ersendiri. Unuk dapa memperahankan keberadaannya aaupun posisinya di pasar, maka perusahaan-perusahaan ersebu mempunyai sraegi-sraegi aaupun meode-meode yang dierapkan dalam rangka mengembangkan usahanya. Hal ini enunya dapa dilakukan aau dierapkan apabila elah dilakukan survey aaupun melakukan peramalan unuk mewujudkan ujuan mereka baik di segi peramalan pasar, peramalan produksi, maupun peramalan penjualannya. Home Indusry Arwana Food adalah salah sau usaha yang bergerak dalam bidang indusri produk makanan ringan. Indusri ini berdiri pada ahun 1994 yang beralama di Jalan Tanjung Harapan No. 15 Tembilahan. Permasalahan yang erjadi di Home Indusry Arwana Food sering erjadi kekurangan persediaan produk makanan keripik pisang kemasan bungkus seperi pada Gambar 1 karena pada indusri ersebu idak melakukan peramalan sebelum melakukan produksi. Kondisi seperi ini dapa membua indusri kehilangan pelanggan dan urunya laba. Oleh sebab iu dibuuhkan suau meode peramalan penjualan produk pada Home Indusry Arwana Food unuk mengeahui berapa besar kebuuhan produk yang disediakan agar dapa memenuhi kebuuhan konsumen di ahun yang akan daang dan idak erjadi kekosongan persediaan. Gambar 1. Grafik Perminaan dan Penjualan Produk Pada Tahun 2012 Tinjauan Pusaka Peramalan Peramalan adalah meode unuk memperkirakan suau nilai dimasa depan dengan menggunakan daa masa lalu. Peramalan juga dapa diarikan sebagai seni dan ilmu unuk memperkirakan kejadian pada masa yang akan daang, sedangkan akivias peramalan merupakan suau fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan suau produk sehingga produk-produk iu dapa dibua dalam kuanias yang epa (Gaspersz, 2002). Peramalan yang dibua selalu diupayakan agar dapa : 1. Meminimumkan pengaruh keidak pasian erhadap perusahaan. 2. Peramalan berujuan mendapakan peramalan (forecas) yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecas error) yang biasanya diukur dengan MSE(Mean Squared Error), MAE (Mean Absolue Error ), dan sebagainya (Subagyo, 1986). Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikui langkah-langkah aau prosedur penyusunan yang baik yang akan menenukan kualias aau muu dari hasil peramalan yang disusun. Pada dasarnya ada 3 langkah peramalan yang pening, yaiu (Assauri,1984) : 1. Menganalisa daa yang lalu, ahap ini berguna unuk pola yang erjadi pada masa lalu. 2. Menenukan daa yang dipergunakan. Meode yang baik adalah meode yang memberikan hasil ramalan yang idak jauh berbeda dengan kenyaaan yang erjadi. 3. Memproyeksikan daa yang lalu dengan menggunakan meode yang dipergunakan, dan memperimbangkan adanya beberapa fakor perubahan(perubahan kebijakan-kebijakan yang mungkin erjadi, ermasuk perubahan kebijakan pemerinah, perkembangan poensi masyaraka, Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

3 perkembangan eknologi dan penemuan-penemuan baru). Sedangkan prinsip prinsip peramalan yang perlu diperimbangkan adalah : 1. Peramalan melibakan kesalahan (error), peramalan akan hanya mengurangi keidakpasian eapi idak menghilangkannya. 2. Peramalan sebaiknya memakai olak ukur kesalahan peramalan, pemakai harus ahu besar kesalahan, yang dapa dinyaakan dalam sauan uni aau persenase (probabiliy) perminaan akual akan jauh dalam inerval peramalan. 3. Peramalan famili produk lebih akura dari pada peramalan produk individu (iem). 4. Peramalan jangka pendek lebih akura dari pada peramalan jangka panjang, karena peramalan jangka pendek, kondisi yang mempengaruhi perminaan cenderung eap aau berubah lamba, sehingga peramalan jangka pendek lebih akura. 5. Jika memungkinkan coba melakukan perhiungan perminaan dari pada meramalkan perminaan. Adapun karakerisik peramalan yang baik adalah : 1. Accuracy 2. Low Rupiah Cos Of Sofware Purchase Or Developmen 3. Low Compuer Time Requiremens 4. Low Compuer Sorage Requiremens 5. On-line Capabiliies Meode Peramalan Meode Moving Average Moving average merupakan meode yang paling sering digunakan dan paling sandar. Moving average adalah suau meode peramalan umum dan mudah unuk menggunakan ala-ala yang ersedia unuk analisis ekniks. Moving average menyediakan meode sederhana unuk pemulusan daa masa lalu. Meode ini beguna unuk peramalan keika idak erjadi ren, gunakan esimasi berbeda unuk memperimbangkanya. Hal ini disebu dengan bergerak karena sebgai daa baru yang ersedia, daa yang erua idak digunakan lagi (Makridakis dkk, 1999). Tujuan uama dari penggunaaan raa-raa bergerak adalah unuk menghilangkan aau mengurangi acakan dalam dere waku. Teknik raa-raa bergerak dalam dere waku erdiri dari pengambilan suau kumpulan nilai-nilai yang diobservasi, mendapakan raa-raa dari nilai ini, dan kemudian menggunakan nilai raa-raa ersebu sebagai ramalan unuk periode yang akan daang (Assauri, 1984). Peramalan dengan eknik moving average melakukan perhiungan erhadap nilai daa yang paling baru sedangkan daa yang ua/lama akan dihapus. Nilai raa-raa dihiung berdasarkan jumlah daa, yang angka raa-raa bergeraknya dienukan dari harga 1 sampai nilai N daa yang dimiliki. moving average dihiung dengan menggunakan rumus sebagai beriku :.(1) Di mana adalah nilai yang paling akhir dan +1 adalah priode berikunya, unuk priode mana suau ramalan dibua. F +1 = ramalan unuk priode beriku, +1 X,-1,-2 = nilai observasi/sebenarnya dari variabel iu pada priode,-1,-2,... N = jumlah observasi yang digunakan dalam menghiung raa-raa bergerak. Dalam model moving average dapa diliha bahwa bahwa semua daa observasi memiliki bobo yang sama yang membenuk raa-raanya. Padahal daa observasi erbaru seharusnya memiliki bobo yang lebih besar dibandingkan dengan daa observasi dimasa lalu. Hal ini dipandang sebagai kelemahan dalam meode moving average. Nilai Tengah Diberikan sekumpulan daa yang melipui N periode, waku erakhir dan dienukan T iik daa perama sebagai kelompok kelompok inisialisasi dan sisanya sebagai kelompok pengujian. Meode raa raa sederhana adalah mengambil raa raa dari semua daa dalam kelompok inisialisasi ersebu T i I T FT i1 1.(2) Sebagai ramalan unuk periode (T + 1) kemudian bila mana daa periode (T+1) ersedia, maka dimungkinkan unuk menghiung nilai kesalahannya. e T+1 = X T+1 - F T+1.(3) Dalam kelompok daa hisoris masa lalu erdapa sau lagi iik daa sehingga, nilai raa raanya yang baru adalah : T 1 i I T i1 ( T 1) F 2.(4) Dan unsur gala yang baru, jika X T+2 adalah e T+2 = X T+2 - F T+2.(5) Raa raa bergerak sederhana aau unggal (Simple Moving Average) Salah sau cara unuk mengubah pengaruh masa lalu erhadap nilai engah sebagai ramalan adalah dengan menenukan sejak awal berapa jumlah nilai pengamaan masa lalu yang akan dimasukkan unuk menghiung nilai engah. Unuk menggambarkan prosedur ini digunakan isilah raa raa bergerak karena seiap muncul pengamaan nilai yang baru, nilai raa raa yang baru dapa dihiung dengan membuang nilai observasi yang paling ua dan dimasukkan nilai pengamaan yang erbaru. Raa raa bergerak berganda Unuk mengurangi gala sisemais yang erjadi bila raa raa bergerak dipakai pada daa berkecendrungan maka dikembangkan meode raa raa bergerak linear. Dasar meode ini adalah menghiung Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

4 raa raa bergerak berganda, merupakan raa raa bergerak dan menuru simbol diuliskan sebagai MA (M x N) dimana MA adalah M periode dari MA N-periode. Prosedur peramalan raa raa bergerak melipui iga aspek : 1. Penggunaan raa raa bergerak unggal pada waku (s ). 2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan anara raaraa bergerak unggal dan ganda pada waku (S S ). 3. Penyesuaian unuk kecendrungan dari periode keperiode +1 (aau ke periode +m). Penyesuain dua paling efekif bila rend bersifa linear dan komponen gala acaknya idak begiu kua. Penyesuaian ini efekif karena adanya kenyaaan bahwa MA unggal eringgal (lags) di belakang dere daa yang menunjukkan rend. Apabila dere daa menunjukkan rend, maka MA unggal akan menghasilkan sesuau yang menyerupai gala sisimais dan gala sisemais ini dapa dikurangi dengan menggunakan perbedaan anara nilai raa raa bergerak unggal dan nilai bergerak ganda. Prosedur raa raa bergerak linear secara umum dapa dierangkan melalui persamaan beriku : X X 1 X 2... X N1 S' (6) N S S' 1 S2... S' N 1 S".(7) N a = S + (S S ) = 2S S.(8) 2 b ( S' S" ).(9) N 1 F +m = a + b m.(10) Meode Exponenial Smoohing Meode exponenial smoohing adalah meode yang menunjukkan pemboboan menurun secara eksponensial erhadap nilai pengamaan yang lebih lama. Terdapa sau aau lebih parameer penulisan yang dienukan secara eksplisi, dan hasil pilihan ini menenukan bobo yang dikenakan pada nilai observasi. (Makridakis dkk, 1999). Meode pemulusan eksponensial unggal (Singel Exponensial Smooing/SES)minimal membuuhkan dua buah daa unuk meramalkan nilai yang akan erjadi pada masa yang akan daang (Makridakis dkk, 1999). Kasus yang paling sederhana dari pemulusan (smoohing) eksponensial unggal (SES), dengan persamaan sebagai beriku : Misalkan pengamaan yang lama X -N idak ersedia sehingga harus diganikan dengan nilai pendekaan. Salah sau penggani yang mungkin adalah nilai peramalan periode sebelumnya F. Persamaan umum yang digunakan dalam menghiung peramalan dengan meode pemulusan eksponensial adalah : F +1 = X ( 1) F.(11) = F + e ).(13) ( Meode Trend Analisis Meode Memisahkan iga komponen iga komponen erpisah dari pola dasar yang cendrung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah facor rend, siklus dan musiman. Pencocokan suau garis lurus erhadap daa saioner (horizonal) dapa dilakukan dengan cara meminimumkan MSE menggunakan: n i X 1 n X i.(14) garis rend linear unuk daa dere berkala : X = a + b Nilai a dan b yang meminimumkan MSE dapa diperoleh dengan menggunakan persamaan beriku : nx X.(15) b 2 n 2 X a b.(16) n n a = inersep b = kemiringan (slope) Ukuran Hasil Peramalan Ukuran akurasi hasil pengukuran peramalan yang merupakan ukuran kesalahan enang ingka perbedaan anara hasil peramalan dengan perminaan yang sebenarnya erjadi, ada 4 ukuran yang biasa digunakan, yaiu : 1. Raa raa deviasi mulak (Mean Absolue Deviaion = MAD) MAD merupakan raa raa kesalahan mulak selama periode waku erenu anpa memperhaikan apakah hasil peramalan lebih besar aau lebih kecil dibandingkan dengan fakanya. Secara sisemais, MAD dirumuskan sebagai beriku : A F MAD.(17) n A = Perminaan Akual pada Periode F = Peramalan perminaan (forecas) pada periode- n = Jumlah periode peramalan yang erliba 2. Raa raa kuadra kesalahan (Mean Square Error = MSE) MSE dihiung dengan menjumlahkan kuadra semua kesalahan peramalan pada seiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara sisemais, MSE dirumuskan sebagai beriku: 2 ( A F ) MSE n.(18) A = Perminaan Akual pada Periode F = Peramalan perminaan (forecas) pada periode- n = Jumlah periode peramalan yang erliba =F + ( X F ).(12) 3. Raa raa kesalahan peramalan (Mean Forecas Error = MFE) Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

5 MFE sanga efekif unuk mengeahui apakah suau hasil peramalan selama periode waku erenu erlalu inggi aau erlalu rendah. Bila hasil peramalan idak bias, maka nilai MFE akan mendekai nol. MFE dihiung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode peramalan, secara sisemais, MFE dinyaakan sebagai beriku: ( A F ) MFE.(19) n A = Perminaan akual pada periode F = Peramalan perminaan (forecas) pada periode- n = Jumlah periode peramalan yang erliba 4. Raa raa persenase kesalahan absolu (Mean Absolue Persenage Error = MAPE) MAPE merupakan ukuran kesalahan relaif, MAPE biasanya lebih berari bila dibandingkan dengan MAD karena MAPE menyaakan persenase kesalahan hasil peramalan erhadap perminaan akual selama periode erenu yang akan memberikan informasi persenase kesalahan erlalu inggi aau erlalu rendah. Secara sisemais, MAPE dinyaakan sebagai beriku: 100 F.(20) MAPE A n A A = Perminaan akual pada periode F = Peramalan perminaan (forecas) pada periode- n = Jumlah periode peramalan yang erliba konrol peramalan yang mirip dengan pea konrol kualias. Pea konrol peramalan ini dapa dibua dengan kondisi daa yang ersedia minim. Meodologi Peneliian Langkah-langkah yang dilakukan pada peneliian ini adalah sebagai beriku : 1. Pendahuluan Sebelum melakukan peneliian, maka silakukan peneliian pendahuluan unuk mengeahui permasalahan yang ada pada Home Indusry Arwana Food. 2. Pengumpulan Daa Tahap pengumpulan daa pada peneliian ini menggunakan daa primer dan daa sekunder. Daa sekunder merupakan daa yang diperoleh langsung dari perusahaan yang berbenuk dokumen aau caaan perusahaan. Adapun daa sekunder yang dibuuhkan dalam peneliian ini adalah sebagai beriku : 1. Daa profil Home Indusry Arwana Food, srukur organisasi, lokasi perusahaan, jumlah karyawan dan jadwal kerja karyawan. 2. Daa penjualan keripik pisang kemasan bungkus selama 3 ahun. 3. Pengolahan Daa Seelah daa diperoleh, maka langkah selanjunya adalah mengolah daa dengan menggunakan program aplikasi kompuer yaiu sofware QM (Quaniaive Mehodes) for Windows 2.1. Pengolahan daa ini berujuan agar daa menah yang diperoleh bisa dianalisa dan memudahkan mengambil kesimpulan aau menjawab permasalahan yang sedang dielii dengan menggunakan meode moving average, exponenial smoohing whi rend dan rend analysis. 4. Analisis Analisa yang penulis lakukan berujuan unuk mempelajari masalah-masalah yang ada dan mengambil kesimpulan dari hasil peneliian. Unuk keperluan ersebu penulis menggunakan meode kuaniaf yaiu dengan menggunakan rumus-rumus yang berhubungan dengan meeode-meode yang digunakan. 5. Kesimpulan Dari hasil pengolahan daa dan analisa, maka dapa diarik kesimpulan yang dapa menjawab rumusan masalah. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan Langkah pening seelah peramalan dibua adalah melakukan verifikasi peramalan sedemikian rupa sehingga hasil peramalan ersebu benar benar mencerminkan dari daa masa lalu dan sisem sebab akiba dari sisem ersebu. Sepanjang akualias peramalan ersebu dapa dipercaya, hasil peramalan akan erus digunakan, jika selama proses verifikasi ersebu mengalami keraguan validias meode peramalan yang digunakan, maka harus mencari meode lain yang lebih cocok. Validias ersebu harus dienukan dengan uji saisik yang sesuai. Seelah peramalan dibua, selalu imbul keraguan mengenai kapan kia harus meode peramalan yang baru. Peramalan harus selalu dibandingkan dengan perminaan akual secara eraur, maka pada suau saa harus diambil indakan revisi ramalan jika diemukan Hasil Dan Pembahasan adanya buki perubahan pola perminaan yang Daa Penjualan menyakinkan selain sebab iu perubahan perminaan Sebelum pengolahan daa dilaksanakan, sebaiknya harus dikeahui, maka penyesuaian meoda peramalan melakukan plo daa erlebih dahulu. Karena dari plo perlu dilakukan segera seelah perubahan pola daa kia dapa mengeahui pola aliran daa yang akan perminaan dikeahui. kia ramal sehingga memudahkan kia dalam melakukan Banyak ala yang dapa digunakan unuk peramalan. Berdasarkan plo daa dari daa penjulan memverifikasi peramalan dan mendeeksi perubahan akual dapa disimpulkan bahwa daa berdisribusi sisem sebab akiba melaarbelakangi perubahan pola bersifa musiman. Hal ini berdasarkan plo daa yang perminaan. Benuk yang paling sederhana adalah pea elah dilakukan cenderung urun-naik. Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

6 Tabel 2. Forecasing Resul Moving Average Periode 2 Gambar 2. Grafik Penjualan Produk Keripik Pisang Kemasan Bungkus Analisa Peramalan Seiap Meode Meode Moving Average Unuk mendapakan hasil peramalan yang lebih ekekif, maka kia menggunakan meode raa-raa bergerak sebanyak 2 periode, yaiu periode 1 dan periode ke 2. Moving Average dengan Periode I Berdasarkan pada Tabel 1, didapa nilai forecas perminaan unuk periode berikunya sebesar 1368 bungkus, nilai MAD sebesar 212,6286, MSE sebesar 86399,14, dan Bias sebesar 12 sedangkan sandar error sebesar 302,7135. Berdasarkan oupu ersebu maka dapa kia arikan bahwa ingka kesalahan penggunaan meode ini sebesar 212,6286 unuk MAD dan 86399,14 unuk MSE. Tabel 1. Forecasing Resul Moving Average Periode I Measure Value Error Measures Bias (Mean Error) 12 MAD (Mean Absolue Deviaion) 212,6286 MSE (Mean Squared Error) 86399,14 Sandard Error 302,7135 Forecas nex period 1368 Moving Average dengan Periode II Berdasarkan Tabel 2, didapa nilai forecas penjualan unuk periode berikunya sebesar 1269,5 bungkus, nilai MAD sebesar 219,7794, MSE sebesar 89357,98, dan Bias sebesar 18,8971 sedangkan sandar error sebesar 308,128. Berdasarkan oupu ersebu maka dapa kia arikan bahwa ingka kesalahan penggunaan meode ini sebesar 219,7794 unuk MAD dan 89357,98 unuk MSE. Namun unuk menenukan kepuusan menggunakan meode ini aau idak, maka kia akan membandingkan dengan meode lainnya. Measure Value Error Measures Bias (Mean Error) 18,8971 MAD (Mean Absolue Deviaion) 219,7794 MSE (Mean Squared Error) 89357,98 Sandard Error 308,128 Forecas nex period 1269,5 Sebagai bahan perbandingan awal dapa kia bandingkan di anara kedua model raa-raa bergerak periode 1 dan 2. Dari pengolahan daa didapa nilai MAD 1(212,6286) < MAD 2 (219,7794) dan nilai MSE 1 (86399,14) < MSE 2 (89357,98). Sehingga dapa disimpulkan unuk semenara bahwa model raa-raa bergerak periode 1 lebih baik dibandingkan periode 2 karena nilai MAD dan MSE perioe 1 lebih kecil dibandingkan periode 2. Di samping iu, jika kia liha pola disribusi daa peramalan periode ke perama berbeda dengan periode kedua. Pola disribusi daa peramalan penjualan periode ini mempunyai simpangan yang besar dari pada periode perama. Meode Exponenial Smoohing Wih Trend α = 0,5 dan β = 0,5 Dari oupu pada Tabel 3 didapa bahwa nilai forecas unuk periode berikunya, yaiu sebesar 1321,469, nilai MAD sebesar 263,2664, nilai MSE sebesar , dan Bias (Mean Error) sebesar 14,2113 dan Sandar Error sebesar 345,8221. Berdasarkan oupu ersebu dapa kia arikan bahwa ingka kesalahan peramalan penjualan sebesar 263,2664 unuk MAD dan unuk MSE. Tabel 3. Forecasing Resul Exponensial Smooing Wih Ternd α = 0,5 dan β = 0,5 Measure Value Error Measures Bias (Mean Error) 14,2113 MAD (Mean Absolue Deviaion) 263,2664 MSE (Mean Squared Error) Sandard Error 345,8221 Forecas nex period 1321,469 Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

7 Meode Trend Analysis Dari oupu Tabel 4 didapa bahwa nilai forecas unuk periode berikunya, yaiu sebesar 1121,424, nilai MAD sebesar 161,3539, nilai MSE sebesar 55744,16, Bias (Mean Error) sebesar 0 dan sandar error = 242,947. Berdasarkan oupu ersebu dapa kia arikan bahwa ingka kesalahan peramalan sebesar 161,3539 unuk MAD dan 161,3539 unuk MSE. Unuk pola diribusi grafik peramalan erliha bahwa meode ini mempunyai simpangan yang kecil dibandingkan dengan meode moving average dan exponenial smoohing wih rend. Tabel 4. Forecasing Resul Trend Analysis Measure Value Fuure Period Forecas Error Measures ,424 Bias (Mean Error) ,086 MAD (Mean Absolue Deviaion) 161, ,749 MSE (Mean Squared Error) 55744, ,411 Sandard Error (denom = n-2=34) 242, ,074 Regression line ,736 Peramalan(bungkus) = 911, , * Time (x) ,062 Saisics ,724 Correlaion coefficien 0, ,387 Coefficien of deerminaion (r^2) 0, , , ,374 membandingkan kumulaif nilai pemboboan pada seiap meode peramalan penjualan ersebu. Penilaian diberikan dengan memberikan nilai erkecil unuk seiap fakor penilaian pada seiap meode. Proses penilaian dilakukan dengan cara memberi nilai 1 dan seerusnya hingga 4 pada seiap meode dengan meliha sau fakor, yaiu nilai MAD, seelah nilai MAD dinilai barulah nilai MSE yang diliha begiu juga dengan nilai Sandar Error dan Bias. Sehingga dari proses pemboboan ersebu didapakan hasil akhir pada seiap meode dan dapa dipilih meode mana yang mempunyai nilai yang paling kecil. Berdasarkan analisa di aas dan pengolahan daa pada Bab IV maka dapa kia bandingkan bahwa dari segi ingka kesalahan, meode Trend Analysis mempunyai ingka kesalahan yang lebih kecil dibandingkan meode yang lainnya, Nilai Biasnya adalah 0 maka meode yang erpilih dan yang sanga mendekai nilai nol adalah pada meode Trend Analysis ini. Analisa Penenuan Peramalan Jumlah Penjualan Produk Keripik Pisang Jenis Kemasan Bungkus Seelah dilakukan perhiungan peramalan, maka meode yang erpilih adalah meode peramalan rend analysis karena mempunyai ingka kesalahan lebih kecil dibandingka dengan meode yang lain. Peramalan penjualan erhadap produk kripik pisang jenis kemasan bungus adalah sebanyak 1121,424 aau 1122 bungkus/bulan, arinya pihak Home Indusry Arwana Food Tembilahan harus menyediakan produk kripik pisang unuk kemasan bungkus adalah sebanyak 1122 bungkus/bulan agar idak mengalami kekurangan aau kelebihan persediaan produk kripik pisang unuk kemasan bungkus, dan dapa memenuhi semua perminaan konsumen erhadap penjualan kripik pisang kemasan bungkus sehingga bisa memperoleh keunungan sesuai dengan yang diharapkan. Analisa Meode Peramalan Terpilih Seelah keiga meode peramalan digunakan, maka Kesimpulan ahap selanjunya adalah menenukan meode mana Unuk melakukan forcasing kia dapa yang lebih efekif dan mempunyai ingka kesalahan menggunakan meode Moving Average, Exponenial yang kecil eapi mempunyai nilai peramalan yang smoohing wih rend dan Trend Analysis unuk besar. mendapakan nilai erkecil dari peramalan. Parameer yang digunakan unuk menenukan Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan daa meode yang erbaik adalah meliha nilai MAD, MSE, sera analisa yang sudah dilakukan maka dapa kia sandar error dan bias yang paling mendekai nol, bandingkan bahwa dari segi ingka kesalahan sera Berdasarkan parameer ersebu, kia dapa menenukan perangkingan rend analysis mempunyai ingka meode yang erbaik dari beberapa meode yang ada kesalahan yang lebih kecil dibandingkan dengan meode unuk kasus peramalan penjualan dengan daa yang lainnya. Meode rend analysis mempunyai nilai MAD bersifa musiman. sebesar 161,3539, MSE sebesar 55744,16, dan sandar Unuk seiap meode pada peneliian ini erdapa error sebesar 242,947, maka dapa disimpulkan bahwa variasi nilai MAD, MSE, Sandar Error dan Bias meode erpilih adalah meode Trend Analysis. sehingga unuk menenukan meode mana yang erbaik Berdasarkan analisa peneuan peramalan jumlah maka cara yang digunakan adalah memberikan penjualan produk kripik pisang kemasan bungkus pemboboan nilai pada fakor MAD, MSE, sandar adalah sebanyak 1121,424 aau 1122 bungkus/bulan error dan bias. Seelah pemberian bobo nilai pada iap agar idak mengalami kekurangan aau kelebihan fakor dilakukan, langkah selanjunya adalah persediaan produk kripik pisang unuk kemasan bungkus. Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

8 Dafar Pusaka Assauri, Sofyan Teknik dan Meode Peramalan. Penerbi Fakulas Ekonomi Universias Indonesia: Jakara Baroo, T. Perencanaan dan Pengendalian produksi. Jakara : Ghalia Indonesia, Makridakis, dkk Meode dan Aplikasi Peramalan. Bina Rupa Aksara: Jakara Nasuion A.H, dan Praseyawan Y.P. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Perama, Yogyakara : Graha Ilmu, Pujawan IN, Supply Chain Managemen. Surabaya: Penerbi Guna Widya, Subagyo, Pangesu Forcesing Konsep and Aplikasi. BPEE UGM: Yogyakara Surjasa D. Rancang Bangun Model Sisem Penunjang Kepuusan Cerdas Unuk Sisem Ranai Pasokan Beras di Propinsi DKI Jakara. Diserasi dierbikan. Bogor : Insiu Peranian Bogor, Tersine Ricard J. Principles Of Invenory and Maerials Managemen. USA:Prenice Hall, Inc Vincen Gaspersz Producion Planing and Invenory Conrol. PT. Gramedia Pusaka Uama: Jakara Jurnal Teknik Indusri, Vol. XI, No. 3, Sepember

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) Arseo Pramono 1) 1) S1/Jurusan Sisem Informasi, STIKOM Surabaya, email: oejayaraya@gmail.com

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped Pemulusan Eksponensial dengan Meode Hol Winer Addiive Damped Hurul in 1),Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si 2), Andi Kresna Jaya, S.Si., M.Si 3) Program Sudi Saisika Jurusan Maemaika FMIPA Unhas Jln. Perinis

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Exponential smoothing

Exponential smoothing Exponenial smoohing This is a widely used forecasing echnique in reailing, even hough i has no proven o be especially accurae, www,cl,asae,edu/crbrown/smoohing07,pp 1 Exponenial Smoohing n Period Moving

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY Ruli Uami 1, Suryo Amojo 2 1, Universias Wijaya Pura 2 e-mail: ruli.uami@ias.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Komparasi Meode Peramalan (Beik E.) KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Beik Endaryai 1, Rober Kurniawan 2 1,2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN Peramalan 93 BAB IX TEKNIK PERAMALAN Kepuusan persediaan yang dihasilkan dari pembelian cenderung bersifa jangka pendek dan hanya unuk produk yang khas. Peramalan yang mengarah pada kepuusan ini harus

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR i MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR ii Judul: EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES

PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES SKRIPSI Diajukan unuk Memenuhi Syara Tugas Akhir Program Sraa Sau (S1) Teknik Indusri Oleh : JOKO SUPRIYANTO NIM : 41605110059 JURUSAN

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci