BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan bersama unuk memudahkan aliran informasi, maeri aau energi. Sisem adalah beberapa komponen yang saling berhubungan, bekerja sama unuk mencapai ujuan dengan menerima inpu dan menghasilkan oupu. Dari definisi sisem diaas, dapa disimpulkan bahwa sisem adalah suau jaringan yang saling berhubungan dan saling memiliki keerkaian anara bagian dan prosedur-prosedur yang ada erkumpul dalam sau organisasi unuk melakukan kegiaan unuk mencapai suau ujuan erenu. 2.2 Perencanaan Menuru Usman (2011), perencanaan adalah kegiaan yang akan dilaksanakan di masa yang akan daang unuk mencapai ujuan dan dalam perencanaan iu mengandung beberapa unsur, dianaranya sejumlah kegiaan yang dieapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangku masa depan dalam waku erenu. Adapun ujuan dari perencanaan sebagai beriku: 1. Unuk memberikan pengarahan baik unuk manajer maupun karyawan non manajerial. 2. Unuk mengurangi keidakpasian. Keika seorang manajer membua rencana, manajer dipaksa unuk meliha jauh ke depan, meramalkan perubahan, 9

2 10 memperkirakan efek dari perubahan ersebu, dan menyusun rencana unuk menghadapinya. 3. Unuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang erarah dan erencana, karyawan dapa bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain iu, dengan rencana, seorang manajer juga dapa mengidenifikasi dan menghapus hal-hal yang dapa menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. 4. Unuk meneapkan ujuan dan sandar yang digunakan dalam fungsi selanjunya, yaiu proses pengonrolan dan evaluasi. Proses pengevaluasian aau evaluaing adalah proses membandingkan rencana dengan kenyaaan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer idak akan dapa menilai kinerja perusahaan Persediaan Menuru Herjano (2008), persediaan adalah bahan aau barang yang disimpan yang akan digunakan unuk memenuhi ujuan erenu. Persediaan dapa berupa bahan menah, bahan pembanu, barang dalam proses, barang jadi, aaupun suku cadang. Bisa dikaakan idak ada perusahaan yang beroperasi anpa persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suau sumber dana menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berari dana yang erkai di dalamnya idak dapa digunakan unuk keperluan lain. Beberapa fungsi pening persediaan bagi perusahaan, sebagai beriku: 1. Menghilangkan risiko keerlambaan pengiriman bahan baku aau barang yang dibuuhkan perusahaan. 2. Menghilangkan risiko jika maerial yang dipesan idak baik sehingga harus dikembalikan.

3 11 3. Menghilangkan risiko erhadap kenaikan harga barang aau inflasi. 4. Unuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan idak akan kesulian jika bahan ersebu idak erdapa dipasaran. 5. Mendapakan keunungan dari pembelian berdasarkan diskon dipasaran. 6. Mendapakna keunungan dari pembelian berdasarkan diskon kuanias. 7. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan ersedianya barang yang diperlukan Perencanaan Persediaan Menuru Prawisenono (2001), perencanaan persediaan adalah kegiaan memperkirakan kebuuhan persediaan baik secara kualiaif maupun kuaniaif. Adapun ujuan perencanaan sebagai beriku: 1. Agar jumlah persediaan kebuuhan yang disediakan idak erlalu sediki dan idak erlalu banyak, arinya dalam jumlah yang cukup efekif. 2. Operasional perusahaan dapa berjalan secara efekif dan efisien. 3. Implemenasi penyediaan kebuuhan demi unuk kelancaran proses produksi dapa disediakan dengan invesasi modal dalam jumlah yang memadai. 1.3 Peramalan Menuru Gasperz (2002), Peramalan adalah meode unuk memperkirakan suau nilai di masa depan dengan menggunakan daa masa lalu. Peramalan juga dapa diarikan sebagai seni aau ilmu unuk memperkirakan kejadian pada masa yang akan daang, sedangkan akivias peramalan merupakan suau fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produkproduk iu dapa dibua dalam kuanias yang epa.

4 Pola Daa Pola daa dapa dibedakan menjadi empa jenis, yaiu: 1. Pola Horizonal (H) erjadi apabila nilai daa berflukuasi di sekiar raa-raa yang konsan. Hal ini erjadi pada suau produk yang penjualannya idak meningka aau menurun selama waku erenu. Grafik pola horizonal disajikan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Pola Daa Horizonal (H) 2. Pola Musiman (S) erjadi apabila daa erliha berfluuasi, namun flukuasi ersebu erliha berulang dalam suau inerval erenu. Hal ini erjadi karena dipengaruhi oleh fakor musiman seperi fakor cuaca, musim libur panjang yang akan berulang secara periodik seiap ahunnya. Grafik pola musiman disajikan pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Pola Daa Musiman (S)

5 13 3. Pola Siklis erjadi apabila flukuasi perminaan jangka panjang membenuk sinusoid aau gelombang / siklus. Biasanya pola ini dipengaruhi oleh siklus bisnis. Grafik pola daa siklis disajikan pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Pola Daa Siklis (C) 4. Pola Trend erjadi apabila daa perminaan menunjukkan pola kecenderungan naik aau urun aau bahkan konsan unuk jangka waku yang panjang. Grafik pola rend disajikan pada gambar 2.4. Gambar 2.4 Pola Daa Trend (T) Ukuran Hasil Peramalan Menuru Nasuion & Praseyawan (2008), ukuran hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran enang ingka

6 14 perbedaan anara hasil peramalan dengan perminaan yang sebenarnya erjadi. Ada 3 ukuran yang biasa digunakan, yaiu: a. Raa-raa Deviasi Mulak (Mean Absolue Deviaion = MAD) MAD merupakan raa-raa kesalahan mulak selama periode erenu anpa memperhaikan apakah hasil peramalan lebih besar aau lebih kecil dibandingkan kenyaaannya. Secara sisemais MAS dirumuskan sebagai beriku: MAD = n 1 ( Y Yˆ )...(1) n Keerangan: Y = Perminaan akual pada periode Yˆ = Peramalan perminaan (forecas) pada periode n = Jumlah periode peramalan yang erliba b. Raa-raa Kuadra Kesalahan (Mean Square Error = MSE) MSE dihiung dengan menjumlahkan kuadra semua kesalahan peramalan pada seiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara maemais, MSE dirumuskan sebagai beriku: MSE = n 1 ( Y Yˆ ) n 2...(2) c. Raa-raa Presenase Kesalahan Absolu (Mean Absolue Percenage Error = MAPE) MAPE merupakan ukuran kesalahan relaif. MAPE biasanya lebih berari dibandingkan MAD karena MAPE menyaakan presenase kesalahan hasil peramalan erhadap perminaan akual selama periode erenu yang akan

7 15 memberikan informasi presenase kesalahan erlalu inggi aau erlalu rendah, Secara sisemais, MAPE dinyaakan sebagai beriku: n Y Yˆ 1 Y MAPE = 100%...(3) n 1.4 Meode Perhiungan Peramalan Meode Eksponensial Smoohing Winers Meode eksponensial smoohing dari winer merupakan salah sau meode dari berbagai macam meode eksponensial smoohing unuk jenis daa kuaniaif dan runu waku. Menuru Arsyad (2001), pengerian dari daa runu waku adalah daa yang dikumpukan, dicaa dan diobservasi sepanjang waku secara beruruan. Meode eksponensial smoohing winers menggunakan persamaan ambahan yang digunakan unuk mengesimasi adanya pengaruh fakor musim. Esimasi ersebu dinyaakan dalam suau indeks musiman dan dihiung dengan persamaan pemulusan eksponensial. Perumusan ersebu memperlihakan bahwa esimasi indeks musiman (Y /A) dikalikan dengan σ. alasan mengapa Y dibagikan A adalah menyaakan nilainya sebagai suau indeks, agar dapa dihiung raa-raanya dengan indeks musiman yang dihaluskan sampai periode -1. Keempa persamaan yang digunakan dalam model winer adalah sebagai beriku: Eksponensial Smoohing A Y ( 1 )( A 1 T 1 )...(4) S L

8 16 Esimasi Trend T...(5) ( A A 1 ) (1 ) T 1 Esimasi Musiman S Y ( 1 ) A S L...(6) Ramalan pada periode p di masa daang Yˆ p ( A T p) S L p...(7) Keerangan: A = nilai smoohing yang baru α = konsana smoohing unuk daa (0 α 1) Y = daa yang baru aau yang sebenarnya pada periode β = konsana smoohing unuk esimasi rend (0 β 1) T = esimasi rend µ = konsana smoohing unuk esimasi musiman (0 µ 1) S p L Y-p = esimasi musiman = periode yang diramalkan = panjangnya musim = ramalan pada periode p Persamaan 4 memperbarui nilai-nilai pemulusan. Dalam persamaan ersebu Y dibagi dengan S-L, dan hal ini akan menghilangkan pengaruh musiman dalam daa asli Y- seelah esimasi musiman dan esimsi rend dimuluskan dalam persamaan 5 dan 6, peramalan dilakukan dengan persamaan 7. Unuk

9 17 meminimimkan MSE (Mean Squared Error), eknik winer lebih baik dari Brown dan Hold, sehingga eknik ini dapa dikaakan lebih baik dari kedua model ersebu. Eksponensial smoohing adalah eknik yang sudah umum dipakai unuk peramalan jangka pendek, keunungan uama penggunaan eknik ini adalah biaya yang rendah dan kemudahan pemakainya. Dasar dalam eksponensial smoohing adalah raa-raa erimbang pengukuran-pengukuran pada masa lalu. Dasar perimbangannya adalah bahwa raa-raa masa lalu mengandung informasi mengenai apa yang akan erjadi dimasa yang akan daang. Oleh karena daa masa lalu mengandung flukuasi random dan informasi mengenai pola variable, maka diperlukan usaha unuk memuluskan daa-daa ini. Pendekaan ini mengasumsikan bahwa flukuasi-flukuasi eksrem menyaakan ingka pengaruh random dalam rangkaian daa Meode ARIMA (Auoregressive Inegreaed Moving Average) Menuru Whien (2007), ARIMA perama kali dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins unuk pemodelan analisis dere waku. ARIMA sering juga dipanggil Box-Jenkins models. ARIMA mewakili iga pemodelan yaiu dari auoregressive model (AR), moving average(ma), dan auoregressive dan moving average model (ARMA). Tahapan pelaksanaan dalam pencarian model yaiu: 1. Idenifikasi model semenara dengan menggunakan daa masa lalu unuk mendapakan model dari ARIMA.Tahap idenifikasi dilakukan dengan mengamai pola esimasi ACF (Auocorellaion Funcion) dan PACF (Parial

10 18 Auocorellaion Funcion) yang diperoleh dari daa yang selanjunya digunakan unuk mendapakan dugaan model yang sesuai dengan pola daa. 2. Penafsiran aau esimasi parameer dari model ARIMA dengan menggunakan daa masa lalu. 3. Pengujian diagnosik unuk menguji kelayakan model. Bila model idak layak maka lakukan langkah idenifikasi, esimasi, pengujian diagnosik hingga mendapa model yang layak. 4. Penerapan, yaiu peramalan nilai daa dere berkala yang akan daang menggunakan meode yang elah diuji Pemilihan Meode Peramalan Terbaik Menuru Hanke dan Wichern (2005), meode eksponensial smoohing winers adalah meode yang populer digunakan karena ingka keakuraan yang baik dan murah dalam pengaplikasiannya. Meode ini juga lebih mudah unuk dimengeri dan dierapkan ada suau kasus jika dibandingkan dengan meode lain seperi meode ARIMA dari Box Jenkins. Selain iu, penggunaan meode ini juga dibuuhkan dalam bisnis dengan skala kecil hingga menengah aau dalam bisnis yang idak mempunyai saf khusus di bidang saisika. Beriku perbandingan meode anara meode eksponensial smoohing winers dengan meode ARIMA dari Box Jenkins pada abel 3. Tabel 2.1 Perbandingan meode peramalan Meode ARIMA 1. Daa yang digunakan adalah daa sasioner 2. Perlu uji keacakan daa dengan meliha koefisien auokorelasi Meode Eksponensial Smoohing Winers 1. Daa yang digunakan dapa bersifa sasioner maupun idak sasioner 2. Tidak perlu

11 19 3. Berdasar analisis pemilihan model rend musiman ARIMA 3. Berdasarkan analisis model regresi dere waku sederhana 1.5 Re-order Poin (Tiik Pemesanan Kembali) Menuru Sofyan (2004), iik aau ingka pemesanan kembali aau re-order poin adalah suau iik aau baas dimana persediaan yang ada pada suau saa dimana pemesanan harus diadakan kembali. Persamaan maemais unuk menghiung ROP mengasumsikan perminaan selama waku unggu dan waku unggu iu sendiri adalah konsan. Besarnya penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum dierima, dienukan oleh 3 fakor, yaiu: 1. Lead ime 2. Tingka penggunaan raa-raa 3. Safey Sock Dalam menghiung re-order poin menggunakan rumus sebagai beriku: ROP ( DxT) SS...(8) Keerangan: ROP SS D T = Pemesanan kembali (re-order poin) = Safey Sock = Hasil perhiungan peramalan perminaan barang = Lead ime Dalam menenukan pemesanan kembali ersebu, ada empa sisem yang umumnya digunakan dengan beberapa variasi, yaiu sisem injauan erus-menerus, sisem injauan periodik, sisem jumlah eap dan sise epa waku, secara singka dapa dijelaskan sebagai beriku:

12 20 a. Sisem injauan erus menerus (perpeual review sysem) Dalam sisem ini penunjauan dilakukan erus-menerus, yang berari seiap kali perlu dipesan, amak harus dipesan. Perhiungan kapan perlu dipesan adalah apabila jumlah persediaan sudah mencapai jumlah aau ingka erenu. Jumlah erenu ini disebu iik pemesanan kembali. Namun, pendekaan dengan menggunakan iik pemesanan kembali ini idak hanya digunakan dalam sisem ini, eapi juga digunakan dalam sisem dalam jumlah eap. b. Sisem injauan periodik (periodic review sysem) Dalam sisem ini injauan aau perhiungan pemesanan kembali dilakukan seiap waku erenu, misalnya seiap 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan aau seiap periode waku erenu yang dieapkan. Penenuan ini didasarkan aas beberapa perimbangan seperi jenis barang, kepeningan barang ersebu dalam perusahaan, dan sebagainya. Tidak peduli persediaan masih banyak aau idak, seiap waku erenu harus dihiung kembali. Proses perhiungan pemesanan kembali ini idak berari berakiba harus memesan kembali, jadi ada iga kemungkinan yaiu memesan kembali, idak memesan lagi karena persediaan masih banyak aau membaalkan persediaan yang sedang berjalan karena persediaan kebanyakan. c. Sisem jumlah eap (fixed quaniy sysem) Dalam sisem ini yang menonjol adalah seiap kali memesan, jumlah yang dipesan selalu sama dan apabila harga sauannya sama, amak harga yang

13 21 dipesan juga sama. Mengenai kapan dipesan, erganung frekuensi yang paling ekonomis. d. Sisem epa waku (jus in ime) Dalam sisem ini andalan dileakkan pada konsep epa waku, yang diberlakukan pada semua kegiaan yang berhubungan dengan produksi yaiu epa waku pemesanan, epa waku pembelian, epa waku kedaangan barang, epa waku produksi dan sebagainya. 1.6 Economic Order Quaniy (EOQ) Menuru Heizer & Render (2015), EOQ adalah sebuah eknik konrol persediaan yang meminimalkan biaya oal dari pemesanan dan penyimpanan sera berdasar pada beberapa asumsi: a. Jumlah perminaan dikeahui, konsan, dan independen. b. Waku unggu yakni waku anara pemesanan dan penerimaan pesanan dikeahui dan konsan. c. Penerimaan persediaan bersifa insan dan selesai seluruhnya. d. Biaya variabel hanya biaya unuk menyiapkan aau melakukan pemesanan (biaya penyeelan) dan biaya menyimpan persediaan dalam waku erenu (biaya penyimpanan dan membawa). e. Kehabisan aau kekurangan persediaan dapa sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waku yang epa. Beriku rumus yang digunakan dalam perhiungan persediaan: 2CR EOQ...(9) H

14 22 Keerangan: EOQ = jumlah/nilai EOQ (uni). C = biaya pemesanan per pesanan. R = perminaan per periode (uni). H = biaya penyimpanan. 1.7 Sysem Developmen Life Cycle (SDLC) Menuru Pressman (2015), di dalam sofware developmen life cycle erdapa beberapa model dianaranya adalah model waerfall, erkadang disebu sebagai siklus hidup klasik, menunjukkan sisemais, pendekaan sekuensial unuk penyebaran perangka lunak yang dimulai dengan proses communicaion kemudian berlangsung melalui planning, modelling, consrucion, dan deploymen yang berakhir pada dukungan yang berkelanjuan dari erselesainya sofware. Gambar 2.5 Tahapan Sysem Developmen Life Cycle model waerfall a. Communicaion

15 23 Langkah ini merupakan analisis erhadap kebuuhan sofware dan ahap unuk mengadakan pengumpulan daa dengan melakukan peremuan dengan cusomer, maupun mengumpulkan daa-daa ambahan baik yang ada di jurnal, arikel maupun dari inerne. b. Planning Proses ini merupakan lanjuan dari proses communicaion (analysis requiremen). Tahapan ini menghasilkan dokumen user requiremen aau bisa dikaakan sebagai daa yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuaan sofware, ermasuk rencana yang akan dilakukan. c. Modelling Proses ini menejermahkan syara kebuuhan ke sebuah perancangan sofware yang dapa diperkirakan sebelum dibua coding. Proses ini berfokus pada rancangan srukur daa, arsiekur sofware, represenasi inerface, dan deail (algorima) prosuderal. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebu sofware requiremen. d. Consrucion Proses pembuaan kode. Coding aau pengkodean merupakan penerjemah desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh kompuer. Programmer akan menerjemahkan ransaksi. e. Deploymen Tahapan ini bisa dikaakan akhir dalam pembuaan sebuah sofware aau sisem. Seelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sisem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian sofware yang elah dibua harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

16 Black Box Menuru Romeo (2003), black box esing merupakan esing yang dilakukan anpa pengeahuan deil srukur inernal dari sisem aau komponen yang dies. Black box esing juga disebu sebagai behavioral esing, spesificaion-based esing, inpu/oupu esing aau funcional esing. Black box esing berfokus pada kebuuhan fungsional pada sofware, berdasarkan pada spesifikasi kebuuhan dari sofware. Kaegori error yang akan dikeahui dengan menggunakan black box esing ini adalah sebagai beriku: 1. Fungsi yang hilang aau idak benar. 2. Error dari inerface. 3. Error dari srukur daa aau akses exernal daabase. 4. Error dari kinerja aau ingkah laku sisem. 5. Error dari inisialisasi dan erminasi. Tak seperi whie box esing, yang dipakai pada awal proses esing. Black box esing digunakan pada ahap akhir dan berfokus pada domain informasi. Tes didisain unuk menjawab peranyaan sebagai beriku: 1. Bagaimana validasi fungsi yang akan dies? 2. Bagaimana ingkah laku dan kinerja sisem dies? 3. Kaegori masukan apa saja yang bagus digunakan unuk es cases? 4. Apakah sebagian sisem sensiif erhadap suau nilai masukan erenu? 5. Bagaimana baasan suau kaegori masukan dieapkan? 6. Sisem mempunyai oleransi jenjang dan volume daa apa saja? 7. Apa saja akiba dari kombinasi daa erenu yang akan erjadi pada operasi sisem?

17 25 Dengan menerapkan eknik black box, dapa dibua sekumpulan es cases yang memuaskan krieria-krieria sebagai beriku [MYE79]: a. Tes case yang mengurangi jumlah es cases (lebih dari sau) yang didisain unuk mencapai esing yang masuk akal. b. Tes cases yang dapa memberikan informasi enang kehadiran kelas-kelas dari error. 1.9 Skala Liker Menuru Riduwan (2005), Angke aau kuisioner adalah dafar peranyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan perminaan pengguna. Tujuan dari angke adalah mencari informasi dari responden anpa khawair bial responden memberikan jawaban yang idak sesuai dengan kenyaaan. Perhiungan skor penilaian unuk seiap peranyaan (QS) didapakan dari jumlah pengguna (PM) dikalikan dengan skala nilai (N). Jumlah skor eringgi (STo) didapakan dari skala eringgi (NT) dikalikan dengan jumlah peranyaan (QTo) dikalikan oal pengguna (Po). Sedangkan nilai presenase akhir (Pre) diperoleh dari jumlah skor hasil pengumpulan daa (JSA) dibagi jumlah skor eringgi (So) dikalikan 100%. Beriku rumus dari skala liker sebagai beriku: QS (n) = PM x N...(10) STo = NT x Qo x Po...(11) Pre = JSA / STo x 100%...(12) Keerangan: QS(n) = Skor Peranyaan ke-n PM = Jumlah Pengguna

18 26 N STo NT Qo Po = Skala Nilai = Toal Skor Teringgi = Skala Nilai Teringgi = Toal Perayaan = Toal Pengguna Pre = Persenase Akhir (%) JSA = Jumlah Skor Akhir Menuru Husain (2008), ada dua benuk pernyaaan yang menggunakan skala liker yaiu benuk pernyaaan posiif dan benuk pernyaaan negaif. Benuk jawaban skala liker adalah sanga layak, layak, kurang layak, idak layak dan sanga idak layak. Skala pengukuran nilai persenase dapa diliha pada abel 2.1. Tabel 2.2 Keerangan Persenase Nilai Nilai Keerangan 0%-20% Sanga Layak 21%-40% Tidak Layak 41%-60% Kurang Layak 61%-80% Layak 81%-100% Sanga Layak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).

Lebih terperinci

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR i MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR ii Judul: EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU DI INDUSTRI MANUFAKTURING PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MEDAN SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA 050803021 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Persediaan Persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal bagi perusahaan, mencerminkan oal 40% dari oal modal yang diinvesasikan (Render dan Heizer, 997, p34). Oleh karena

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Peramalan 3.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan kemampuan dan keerampilan unuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa akan daang (Heizer, 1991, p138). Menuru

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci