Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped"

Transkripsi

1 Pemulusan Eksponensial dengan Meode Hol Winer Addiive Damped Hurul in 1),Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si 2), Andi Kresna Jaya, S.Si., M.Si 3) Program Sudi Saisika Jurusan Maemaika FMIPA Unhas Jln. Perinis Kemerdekaan, Makassar in.hurul195@gmail.com, Ridhas801@gmail.com ABSTRAK Penghalusan eksponensial adalah suau ipe eknik peramalan raa-raa bergerak yang melakukan penimbangan erhadap daa masa lalu dengan cara eksponensial sehingga daa paling akhir mempunyai bobo aau imbangan lebih besar. Dalam peneliian ini digunakan meode pemulusan eksponensial Hol Winer Addiive dan Hol Winer Addiive Damped unuk meramalkan daa Inflasi Bank Indonesia, Dengan membandingkan kedua meode ersebu digunakan Mean Square Error (MSE) dan Akaike Informaion Crieria (AIC). Hasil diperoleh adalah peramalan yang erbaik pemulusan eksponensial dengan meode Hol Winer Addiive dibandingkan dengan meode Hol Winer Addiive Damped karena memiliki nilai MSE dan AIC lebih kecil. Kaa Kunci :Pemulusan eksponensial, Hol Winer Addiive, Hol Winer Addiive Damped, Mean square error (MSE) dan Akaike Informaion Crieria (AIC). ABSTRACT Exponenial smoohing is a ype of echnic moving average forecasing weighing are agains he pas by use exponenial of he laes daa has a weighing or scales he langer. In his research use mehods exponenial smoohing Hol Winer Addiive and Hol Winer Addiive Damped for Indonesian Bank prediced inflaion daa. Wih compire he wo mehods use Mean Square Error (MSE) and Akaike Unformaion Crieria (AIC). Resuls oained forecasing he bes is exponenial smoohing is using Hol Winer Addiive be compared wih Hol Winer Addiive Damped because MSE and AIC smuller value. Key Word: Exponenial smoohing, Hol Winer Addiive, Hol Winer Addiive Damped, Mean square error (MSE) dan Akaike Informaion Crieria (AIC) PENDAHUUAN Peramalan merupakan pendugaan masa depan yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suau variabel. Peramalan sering dierapkan dalam bidang pariwisaa, invesigasi (saham), klimaologi produksi peranian, dan sebagainya. Peramalan merupakan bagian pening bagi seiap organisasi bisnis unuk pengambilan kepuusan manajemen yang sanga signifikan. Ada banyak jenis-jenis peramalan, salah saunya adalah meode Penghalusan Exponensial (Mulyana, 2004).. Model pemulusan eksponensial direkomendasikan sebagai suau eknik yang idak kompleks dan ekonomis dengan hasil ramalan yang cukup baik dalam variasi aplikasi yang luas. Meode ini erdiri dari beberapa macam, dianaranya penghalusan eksponensial unggal dan penghalusan eksponensial ganda. Meode penghalusan eksponensial unggal digunakan jika daa runun waku idak

2 mengandung unsur rend dan musiman sedangkan meode penghalusan eksponensial ganda digunakan jika daa runun waku mengandung unsur rend dan idak mengandung unsur musiman (makridakis, 1999). Permasalahan yang muncul kemudian adalah jika suau daa idak hanya mengandung unsur musiman melainkan mengandung unsur rend dan unsur musiman sekaligus. Karena penghalusan eksponensial ganda hanya dapa digunakan pada daa yang mengandung unsur rend, maka diperkenalkanlah meode penghalusan eksponensial Hol-Winer yang digunakan unuk peramalan jika daa memiliki unsur rend dan musiman (Mulyana, 2004). TINJAUAN PUSTAKA Forecasing Peramalan merupakan suau eknik unuk memperkirakan suau nilai pada masa yang akan daang dengan memperhaikan daa masa lalu maupun daa saa ini. Akan eapi, idaklah berari bahwa seelah mempelajari eknik ini, dapa meramal apa saja dengan epa. Melainkan hanya mempelajari eknik erenu yang dapa diaplikasikan pada siuasi erenu juga (Aswi dan Sukarna, 2006). Menuru Makridakis,dkk. (2003), langkah pening dalam memilih suau meode peramalan adalah dengan memperimbangkan jenis pola daa, sehingga meode yang paling epa dengan pola ersebu dapa diuji. Jenis pola daa ersebu anara lain: 1. Pola Horizonal 2. Pola Trend 3. Pola Musiman 4. Pola Siklis. Smoohing Suau daa runun waku yang mengandung pola rend, pola musiman, aau mengandung pola rend dan musiman sekaligus, maka meode raa raa sederhana idak dapa digunakan unuk menggambarkan pola daa ersebu. Peramalan pada daa ersebu dapa dilakukan dengan meode smoohing. Smoohing adalah mengambil raa raa dari nilai nilai pada beberapa ahun unuk menaksir nilai pada suau ahun (Subagyo, 1986: 7). Meode smoohing diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaiu (Makridakis, 1999: 63): 1. meode peraaan (Average) a. Nilai Tengah (Mean) b. Raa-raa Bergerak Tunggal (Single Moving Average) c. Raa-raa Bergerak Ganda ( Double Moving Average) d. Kombinasi Raa-raa Bergerak ainnya. 2. meode pemulusan eksponensial (exponenial smoohing) a. pemulusan Eksponensial Tunggal b. Pemulusan Eksponensial Ganda c. Pemulusan Eksponensial Triple Exponensial smoohing Penghalusan eksponensial (exponenial smoohing) adalah suau ipe eknik peramalan raa-raa bergerak yang melakukan penimbangan erhadap daa masa lalu dengan cara eksponensial sehingga daa paling akhir mempunyai bobo aau imbangan lebih besar dalam raa-raa bergerak (Handoko, 1984). Apabila daa dipengaruhi oleh pola rend maupun musiman, meode peraaan idak dapa digunakan unuk peramalan. Peramalan pada daa yang dipengaruhi pola rend maupun musiman dilakukan dengan menggunakan meode exponenial smoohing. Meode exponenial smoohing menggunakan bobo yang menurun secara geomeri pada daa sebelumnya. Oleh karena iu, bobo ini mempunyai ciri menurun. Bobo yang digunakan adalah θ unuk daa yang paling baru, θ (1 θ) digunakan unuk daa yang agak lama, θ (1 θ). 2 unuk daa yang lebih lama lagi dan seerusnya. Dalam benuk yang mulus, ramalan yang baru (unuk waku ( + 1) dapa dianggap sebagai raa-raa yang diberi

3 bobo erhadap daa erbaru (pada waku ) dan ramalan yang lama (unuk waku ) bobo θ diberikan pada daa erbaru, dan bobo (1 θ) diberikan pada daa ramalan yang lama, dimana 0 < θ < 1. Dengan demikian : Ramalan baru = θ x (daa baru) + (1 θ) x (ramalan yang lama) Secara maemais, persamaan pemulusan eksponensial dapa diulis : S = θx + (1 θ)s Dimana : S = Nilai penghalusan peramalan θ = Parameer penghalusan unuk rend (0 < θ < 1) X = Nilai akual pada periode S = Nilai penghalusan peramalan unuk periode sebelumnya Meode exponenial smoohing merupakan meode prediksi yang cukup baik unuk prediksi jangka panjang dan jangka menengah, eruama unuk operasional suau perusahaan. Kelebihan uama dari meode exponenial smoohing dapa diliha dari kemudahan dalam operasi, dengan kaa lain mudah dalam penerapannya (Nurmaida, 20). Meode yang ermasuk dalam meode exponenial smoohing, anara lain: 1. Pemulusan eksponensial unggal (single exponenial smoohing). 2. Pemulusan eksponensial ganda (double exponenial smoohing) digunakan unuk menangani pola rend pada daa. 3. Pemulusan eksponensial ripel (riple exponenial smoohing) Meode single exponenial Rumus unuk penghalusan eksponensial unggal adalah sebagai beriku S = αx + (1 α)s 1 Dimana : S = Nilai penghalusan peramalan unuk periode α = Parameer penghalusan unuk rend X = Nilai akual pada periode Double exponenial smoohing, meode ini digunakan keika daa memua rend. Ada dua meode dalam Double exponenial smoohing, yaiu: 1. Meode inier Sau parameer dari Brown s. Meode ini dikembangkan oleh Brown s unuk mengaasi perbedaan yang muncul anara daa akual dan nilai peramalan apabila ada rend pada plonya. 2. Meode inier Dua parameer dari Hol. Meode ini nilai rend idak dimuluskan dengan pemulusan secara langsung, eapi proses pemulusan rend dilakukan dengan parameer berbeda dengan parameer pada pemulusan asli. Meode Hol Meode pemulusan ganda Hol dalam prinsipnya serupa dengan meode Brown kecuali bahwa Hol idak menggunakan rumus pemulusan ganda secara langsung. Sebagai ganinya Hol memuluskan nilai rend dengan parameer yang berbeda dari parameer yang digunakan pada dere asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial liner Hol didapa dengan menggunakan dua konsana pemulusan (dengan nilai anara 0 dan 1) (Makridakis, 1993: 91). S = αx + (1 α)(s 1 + b 1 ) b = β(s S 1 ) + (1 β)b 1 Y +m = S + b m Dimana X = Nilai akual pada periode S = Nilai pemulusan peramalan b = Nilai pemulusan ren m = Jumlah periode yang akan diramalkan α = Parameer penghalusan unuk rend γ = Parameer penghalus unuk rend Meode Hol damped Gardner dan McKenzie ( 1985) mengusulkan modifikasi meode Hol unuk memungkinkan " damped" rend. Model ini merupakan modifikasi Hol linear mehod yang memperbolehkan adanya efek damping rend pada daa. Dimana diambahkan parameer φ unuk memodifikasi komponen rend dalam meode rend Hol linier. Persamaan unuk meode ini adalah : S = αx + (1 α)(s 1 + φb 1 ) b = β(s S 1 ) + (1 β) φb 1

4 Y +m = S + m 1=1 φ i b Dimana : - Jika 0 < φ < 1, maka rend eredam dan nilai peramalan akan mendekai nilai asimo S + φ 1 φ b - Jika φ = 1, maka akan menjadi meode Hol biasa - Jika φ = 0, maka akan menjadi simple exponenial smoohing - Jika φ > 1, maka fungsi peramalan mempunyai rend eksponensial Meode Winer Meode ini merupakan penghalusan eksponensial juga, dan digunakan jika daa memiliki komponen musiman, eapi idak memiliki komponen rend. Meode ini digunakan jika daa adalah daa bulanan, sebab musiman hanya didekskripsikan pada daa bulanan. Secara umum yang dimaksud dengan musiman adalah komponen siklis dengan periode bulan. Konsep perhiungan meode winers idenik dengan meode Hol, yaiu penghalusan eksponensial dengan dua kali pemboboan. Misalkan x 1, x 2,,,,,, x n, sampel daa dere waku yang memiliki kemponen musiman, eapi idak memiliki komponen rend. Jika didifinisikan (Mulyana,2004): Winer Addiive S = α (X I 1 ) + (1 α)(s 1 ) I = γ(x S ) + (1 γ)i 1 Y +m = S + I +m Winer Muliplicaive S = α X I + (1 α)(s 1 ) X I = γ + (1 γ) I (S 1 ) 1 Y +m = (S I +m ) Meode Hol Winer Meode Hol-Winers merupakan gabungan dari meode Hol dan Winer, dimana nilai rend pada meode Hol digabungkan dengan nilai musiman pada meode winer, sehingga meode Hol Winer dapa menangani fakor musiman dan rend yang muncul secara sekaligus pada sebuah daa ime series Meode Hol Winer dapa digunakan unuk daa sasioner maupun daa nonsasioner,(kalekar, 2004). Meode ini didasarkan aas iga unsur peramalan yaiu peramalan keseluruhan, rend dan musiman unuk seiap periode dan memberikan iga pemboboan dalam prediksinya, yaiu α, β,dan γ. Pemboboan α memberikan pemboboan pada peramalan keseluruhan, β memberikan pemboboan pada rend, dan γ memberikan pemboboan pada efek musiman. Besarnya koefisien α, β, γ, memiliki jarak (range) dianara 0 dan 1 yang dienukan secara subjekif aau dengan meminimalkan nilai kesalahan dari esimasi ersebu (Makridakis, 1999). Meode ini erbagi menjadi dua yakini: 1. Hol-Winers Addiif 2. Hol Winer Muliplicaive Meode Hol-Winers Addiive Menuru Mongomery (2009) Model musiman addiive dengan meode penambahan musiman cocok unuk prediksi dere berkala (ime series) dengan ampliudo (aau keinggian) pola musiman yang idak erganung pada raa-raa level aau ukuran daa sehingga bersifa konsan. Tiga persamaan yang digunakan dalam meode Hol-Winers Addiive adalah (Makridakis, 1999): S = α (X I 1 ) + (1 α)(s 1 + b 1 ) b = β(s S 1 ) + (1 β) b 1 I = γ(x S ) + (1 γ)i 1 Y +m = S + mb + I +m Dimana : S = Nilai pemulusan peramalan unuk periode X = Nilai akual pada periode ke b = Nilai pemulusan rend I = Komponen musiman pada periode Y +m = Ramalan unuk m periode ke depan dari.

5 m = jumlah periode yang akan diramalakan kedepan α= Parameer penghalusan unuk rend (0 < α < 1) γ= parameer penghalusan unuk rend ( 0< γ < 1) β = Parameer penghalusan unuk rend (0 < β < 1) = Panjang Musiman β = Parameer penghalusan unuk rend (0 < β < 1) = Jumlah periode dalam sau siklus musim Meode Hol Winer Addiive Damped Gardner dan McKenzie ( 1985) juga mengusulkan modifikasi meode Hol winer unuk memungkinkan " damped" rend. Model ini merupakan modifikasi Hol winer linear mehod yang memperbolehkan adanya efek Meode Hol Winer Muliplicaive damping rend pada daa. Dimana efek Model musiman muliplicaive dengan damping rend dengan menambahkan meode perkalian musiman cocok unuk parameer φ unuk memodifikasi komponen prediksi dere berkala (ime series) yang rend. Adapun persamaannya sebagai beriku : dimana ampliudo (aau keinggian) dari pola musimannya proporsional dengan raa-raa S = α(x I 1 ) + (1 α)(s 1 + φb 1 ) level aau ingkaan dari dere daa (Mongomery, 2009). Dengan kaa lain, pola musiman membesar seiring meningkanya ukuran daa. Seperi halnya pada meode Hol- b = β(s S 1 ) + (1 β) φb 1 I = γ(x S ) + (1 γ)i 1 Winers addiive, meode Hol-Winers Muliplicaive juga memiliki iga persamaan Y +m = S + i=1 φ i b + I +m dengan sediki perbedaan. Tiga persamaan Dimana : yang digunakan dalam meode Hol-Winers - Jika 0 < φ < 1, maka rend eredam dan Muliplicaive adalah (Makridakis, 1999).: nilai peramalan akan mendekai nilai asimo S = α X S + (1 α)(s I 1 + b 1 ) + φ 1 φ (2.17) 1 - Jika φ = 1, maka akan menjadi meode Hol b = β(s S 1 ) + (1 β) b 1 (2.18) I = γ X Winer biasa + (1 γ) I S 1 (2.19) 1 - Jika φ = 0, maka akan menjadi simple Y +m = (S + b m) I +m exponenial smoohing (2.20) Dimana: S = Nilai pemulusan peramalan unuk periode X = Nilai akual pada periode ke b = Nilai pemulusan rend I = Komponen musiman pada periode Y +m = Ramalan unuk m periode ke depan dari. m = jumlah periode yang akan diramalakan kedepan α= Parameer penghalusan unuk rend (0 < α < 1) γ= parameer penghalusan unuk rend ( 0< γ < 1) - Jika φ > 1, maka fungsi peramalan mempunyai rend eksponensial Pemilihan Model Terbaik. Dalam pemodelan Time series, sebagian daa yang dikeahui dapa digunakan unuk meramlkan sisa daa berikunya sehingga memungkinkan orang unuk mempelajari keepaan peramalan (Makridakis e al. 1995). Model yang memiliki nilai kesalahan hasil peramalan erkecil yang akan dianggap sebagai model yang cocok, dimana nilai kesalahan iu adalah: a. Raa-raa penyimpangan (Mean Square Error)

6 Cara yang sering digunakan unuk mengevaluasi hasil peramalan yaiu dengan meode Mean square error (MSE). Dengan menggunakan MSE, error yang ada menunjukan seberapa besar perbedaan hasil esimasi dengan hasil yang akan dieseimasi (Makridakis, 1999). Adapun persamaan unuk menghiung nilai MSE yaiu: MSE = 1 n (e n dimana: e = X Ŷ = Sisa aau kesalahan ramalan X = Nilai daa ime series pada periode ke- Ŷ = Nilai ramalan dari Y n= Jumlah daa Semakin kecil nilai MSE berari nilai aksiran semakin mendekai nilai sebenarnya. secara sembarang beberapa nilai awal yang elah dieapkan yakni: Unuk model addiive : S = 1 (X 1 + X X ) b = 1 K ((X +1 X 1 ) (X +k X k ) ) (2.27) + (X +2 X 2 ) + + I k = X k - S Dimana k = 1, 2, 3, =1 ) 2 Pada dasarnya nilai awal (2.25) unuk model muliplicaive sama dengan nilai awal unuk addiive, namun unuk penghalusan musiman menggunakan: I k = X k I k METODOOGi PENEITIAN b. AIC ( Akaike Informaion Crieria) Meode AIC adalah meode yang dapa digunakan unuk memilih model erbaik yang diemukan oleh Akaike (Grasa, 1989). Unuk menghiung nilai AIC digunakan rumus sebagai beriku: n 2 2. k i=1 u i. AIC = + ln ( ) n n Dimana k = Jumlah parameer yang diesimasi di model n = Banyak daa u i = X Ŷ = Sisa aau kesalahan ramalan 2.11 Penenuan Nilai Awal Dalam pemulusan eksponensial, nilai awal sanga dibuuhkan, karena peramalan unuk 1 belum ersedia. Arinya nilai ramalan S 1 belum ada. Menuru (Makridakis, 1993) rumus meode pemulusan eksponensial dari Hol- Winers dapa digunakan dengan mengambil

7 HASI DAN PEMBAHASAN Penghalusan Dikeahui daa akual yang dinyaakan dengan y, dan penghalusan dari y T sebagai beriku : y T + θy T 1 + θ 2 y T 2 +θ 3 y T 3 + +θ T 1 y 1 T 1 = θ y T =0 y T = λy T + (1 λ). y T 1 Penghalusan Eksponensial Tunggal Model umum eksponensial unggal dapa dinyaakan sebagai beriku : y = f(; β) + ε Dimana β adalah vekor dari parameer yang idak dikeahui dan ε adalah error yang idak berkolerasi. Jadi model umum dari proses konsan dapa dinyaakan sebagai beriku: y = β + ε Diperoleh rumus pemghalusan eksponensial unggal : y T = λy T + (1 λ). y T 1 Penghalusan Ekponensial Ganda Model umum proses rend linier : y T = β O + β 1 + ε kia memiliki aksiran dari y T Sebagai beriku: y T = β 0.T + β 1.T T = 2 y T(1) y T(2). Penghalusan Eksponensial Triple Model umum eksponensial riple dapa dinyaakan sebagai beriku : X = f(; β; S) + ε (4.26) Dimana β adalah vekor dari parameer yang idak dikeahui dan ε adalah error yang idak berkolerasi. Jadi model umum dari proses consan dapa dinyaakan sebagai beriku: X = β + S + ε Dimana =1 S = 0 Sehingga diperoleh : S I = γ(x T β 1 ) + (1 γ)i 1 Pengolahan Daa Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa inflasi di Indonesia empa ahun erakhir sejak ahun 2011 hingga ahun 2014 dari web resmi Bank Indonesia (hp:// faul.aspx ahun ). Secara sederhana Inflasi dapa diarikan sebagai meningkanya harga-harga secara umum dan erus menerus. Akan eapi inflasi yang mengalami kenaikan erus menerus dan kenaikan idak sabil maka akan memberikan dampak negaif pada kondisi sosial ekonomi masyaraka. Bardasarkan daa inflasi yang diperoleh dari web resmi Bank Indonesia sejak bulan Januari ahun 2011 hingga Desember 2014 yang akan diramalkan dengan meode Hol Winer addiive damped ini akan menggunakan 48 daa runun waku selama 48 bulan dan menggunakan parameer α, β, dan γ. 1.Penghalusan eksponensial Hol Winer dengan model addiive Dengan mengambil acak nilai parameer α, β dan γ. Dalam peneliian ini nilai α yang digunakan adalah 0.2, β = 0.1 dan γ = 0.5. kemudian dilakukan proses inisialisasi diperoleh : S = 1 (X 1 + X X ) = 1 ( ) = 5.38 b = 1 K ((X +1 X 1 ) + + (X +k X k ) ) = 1 (( ) ( ) ) + (X +2 X 2 ) + ( ) + + = Unuk nilai awal bulan Januari dari musimannya menggunakan rumus: I k = X k - S I 0 = X 1 - S = = 1.64

8 dan unuk k = 0,1,2,, ( hasil diliha dilampiran 4) Seelah dilakukan proses Inisialisasi maka diperoleh nilai awal, sehingga selanjunya kia menghiung nilai penghalusan unuk daa keseluruhan, rend dan musiman berdasarkan rumus penghalusan eksponensial Hol Winer, maka diperoleh : S 1 = α (X I 1 ) + (1 α )(S 1 + b 1 ) = 0,2 (7,02 1,64) + (1 0,2)(5,38 + ( 0,09181)) = b 1 = β (S S 1 ) + ( 1 β)b 1 = 0,1 (5, ,38) + ( 0,09181) = I 1 = γ (X S ) + (1 γ)i 1 = 0,5 (7,02 5,306556) + (1 0,5) (1,64) = 1, Y +m = S + mb + I +m = 5, ( ) + 1, = dan unuk =1,2,.48 (diliha dilampiran 2) Seelah diperoleh hasil peramalan unuk ahun 2011 hingga ahun 2014, maka selanjunya kia meramalkan unuk periode yang akan daang yaiu ahun 2015 menggunakan rumus Y +m = S + mb + I +m, maka diperoleh: Y +m = S + mb + I +m Y 48+1 = S (b 48 ) + I 48 = ( ) = hasil ramalan selanjunya (diliha dilampiran 2) Seelah semua daa diramalkan dengan penghalusan eksponensial Hol Winer. Dari hasil peramalan yang diperoleh erliha bahwa Inflasi paling inggi erjadi pada bulan Januari 2011, bulan juni 2013 dan bulan November 2014, sedangkan inflasi paling rendah juga erjadi pada bulan Sepember Penghalusan eksponensial Hol Winer dengan model addiive damped. Penghalusan eksponensial dengan meode Hol Winer Addiive damped nilai Parameer yang digunakan dalam meode Hol Winer Addiive damped sama dengan nilai dalam meode Hol Winer addiive yaiu α = 0.2, β = 0.1 dan γ = 0.5. dalam meode ini juga diambahkan parameer φ =0.5. kemudian dilakukan proses inisialisasi diperoleh :. kemudian dilakukan proses inisialisasi diperoleh : S = 1 (X 1 + X X ) = 1 ( ) = 5.38 b = 1 K ((X +1 X 1 ) (X +k X k ) ) = 1 (( ) ( ) ) + (X +2 X 2 ) + ( ) = Unuk nilai awal bulan Januari dari musimannya menggunakan rumus: I k = X k - S I 0 = X 1 - S = = 1.64 dan unuk k = 0,1,2,, ( hasil diliha dilampiran 4) Seelah dilakukan proses Inisialisasi maka diperoleh nilai awal, sehingga selanjunya kia menghiung nilai penghalusan unuk daa keseluruhan, rend dan musiman berdasarkan rumus penghalusan eksponensial Hol Winer, maka diperoleh : S 1 = α (X I 1 ) + (1 α )(S 1 + φb 1 ) = 0,2 (7,02 1,64) + (1 0,2)(5,38 + ((0,5) 0,09181)) = b 1 = β (S S 1 ) + ( 1 β)φb 1

9 I 1 = 0,1 ( ,38) + ((0,5) 0,09181)) = = γ (X S ) + (1 γ)i 1 = 0,5 (7, ) + (1 0,5) (1,64) = Y +m = S + m i=1 φ i b + I +m = [S 1 + (1)b 1 ]I 1 = ( ) = dan unuk =1,2,.48 (diliha dilampiran 3) Seelah diperoleh hasil peramalan unuk ahun 2011 hingga ahun 2014, maka selanjunya kia meramalkan unuk periode yang akan daang yaiu ahun 2015 menggunakan rumus Y +m = S + m i=1 φ i b + I +m, maka diperoleh: Y +m = S + φ i b + I +m m i=1 Y 48+1 = S (b 48 ) + I 48 = ((1) ) + ( ) = hasil ramalan selanjunya (diliha dilampiran 3) Seelah semua daa diramalkan dengan penghalusan eksponensial Hol Winer. Dari hasil peramalan yang diperoleh erliha bahwa Inflasi paling inggi erjadi pada bulan Januari 2011, bulan juni 2013 dan bulan November 2014, sedangkan inflasi paling rendah juga erjadi pada bulan Sepember Pemilihan Model a.mse dihiung dari raa-raa kuadra error hasil peramalan, maka diperoleh : 48 n MSE = 1 n (Y Ŷ ) 2 =1 = ( (X 1 Ŷ 1 )2 + + (X 2 Ŷ 2 )2 ) 2 ) 48 =1 Dari persamaan di aas, maka diperoleh MSE unuk model Hol Winer addiive yaiu dan unuk addiive damped. Uraian nilai dari MSE (dilampiran 6). a. AIC ( Akaike Informaion Crieria) Maka diperoleh : n 2 2. k i=1 u i. AIC = + ln ( ) n n Dari persamaan di aas, maka diperoleh MSE unuk model Hol Winer addiive yaiu dan unuk addiive damped. Uraian nilai dari MSE (dilampiran 7). Hasil Peramalan Dari nilai MSE erliha bahwa model addiive memiliki error lebih kecil dibandingkan model addiive damped unuk daa ingka Inflasi di Bank Indonesia yang diperoleh yaiu : Table 4.1. Hasil peramalan Hol winer addiive damped Periode Y+m Addiive Y+m addiive damped Seelah meramalkan daa dengan model addiive dan addiive damped maka hasil peramalan diplo dan dibandingkan erhadap daa akual maka diperoleh plo sebagai beriku:

10 Addiive damped Daa akual Addiive Gambar 4.2 plo daa akual, peramlan Hol winer addiive dan Hol winer addiive damped. KESIMPUAN Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapa disimpulkan sebagai beriku: Peramalan ingka Inflasi di Bank Indonesia lebih bagus menggunakan meode Hol Winer Addiive dibanding dengan meode Hol Winer Addiive Damped. Dengan nilai MSE Hol Winer Addiive yaiu dan unuk Hol Winer Addiive Damped. Sedangkan nilai AIC unuk Meode Hol Winer Addiive adalah dan unuk Hol Winer Addiive Damped. Saran Pada ulisan ini digunakan meode penghalusan eksponensial Hol Winer Addiive damped unuk meramlkan daa yang hanya mengandung unsur rend yaiu daa Inflasi di Bank Indonesia ahun Oleh karena iu penulis menyarankan agar menggunakan daa yang mengandung unsur rend dan musiman menggunakan meode Hol winer addiive Damped. DAFTAR PUSTAKA Aswi dan Sukarna Analisis Dere Waku: Teori dan Aplikasi. Andira Publisher: Makassar. Gardner, Jr, E. S. and E. McKenzie (1985) Forecasing rends in ime series, Managemen Science, 31(10), [15, 290]. Handoko, T. Hani Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakara: BPFE UGM Yogyakara. hp:// aul.aspx ahun Heizer, Jay and Render, Barry Manajemen Operasi. Edisi Keujuh Salemba Empa. Jakara. Kalekar, P Time series Forecasing using Hol-Winers Exponenial Smoohing. Kanwal Rekhi School of Informaion Technology, India. Makridakis, Spyros dan Wheelwrigh, Seven C. 1999, Meode dan Aplikasi ` Peramalan. Jakara :Binarupa Aksara. Makridakis, Spyros Meode dan Aplikasi Peramalan. Jakara: Erlangga Makridakis, S., Wheelwrigh, Seven C., McGee, Vicor E Meode dan Aplikasi Peramalan. Jilid 1. Edisi Revisi. Binarupa Aksara: Jakara. Mongomery, C. Douglas Saisical Qualiy Conrol (6h ed). Asia :JohnWiley &Sons (Asia) Pe. d. Mulyana, 2004, Analisis Daa Time series. Universias Padjadjaran:Bandung. Nurmaida, A. 20. Penerapan Meode Exponenial Smoohing Hol-Winer Dalam Sisem Peramalan Curah Hujan. Tugas Akhir. Bandung, Indonesia: Universias Pendidikan

11 Indonesia.ros Meode dan Aplikasi Peramalan. Jakara: Erlangga. Subagyo, P Forecasing Konsep dan Aplikasi. BPFE UGM. Yogyakara Taylor.J.W.,2003, Exponenial Smoohing wih a Damped Muliplicaive Trend, 19,

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY Ruli Uami 1, Suryo Amojo 2 1, Universias Wijaya Pura 2 e-mail: ruli.uami@ias.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

S 9 Peramalan Volume Penjualan Calana Panjang di Boyolali dengan Menggunakan Model Variasi Kalender

S 9 Peramalan Volume Penjualan Calana Panjang di Boyolali dengan Menggunakan Model Variasi Kalender 9 Peramalan Volume Penjualan Calana Panjang di Boyolali dengan Menggunakan Model Variasi Kalender Wahyuni uryaningyas Dosen FKIP Universias Muhammadiyah urabaya e-mail: ma_ums @yahoo.com ABTRAK Bisnis

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Komparasi Meode Peramalan (Beik E.) KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Beik Endaryai 1, Rober Kurniawan 2 1,2

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

PERAMALAN PADA DATA IRREGULAR SINUSOIDAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HOLT-WINTERS. Gumgum Darmawan Departemen Statistika FMIPA UNPAD

PERAMALAN PADA DATA IRREGULAR SINUSOIDAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HOLT-WINTERS. Gumgum Darmawan Departemen Statistika FMIPA UNPAD Prosiding eminar Nasional Maemaika dan Terapannya 06 p-n : 550-0384; e-n : 550-039 PERAMAAN PADA DATA RREGUAR NUODA DENGAN MENGGUNAKAN MODE HOT-WNTER Gumgum Darmawan Deparemen aisika FMPA UNPAD gumsa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Tujuan Surabaya-Malang

Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Tujuan Surabaya-Malang Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Api Penaaran Tujuan Surabaya-Malang Oleh. Andria Prima Diago 08.00.0 Dosen Pembimbing. r. Dwiamono Agus, M.komp Andria Prima Diago 08.00.0 nsiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit Kombinasi Fiing Sinusoids dan Meode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Perminaan Kredi (Sudi Kasus: Koperasi Simpan Pinjam X Salaiga, Jawa Tengah) Rahayu Prihanini Fakulas Teknologi Informasi Universias

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan) ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Sudi Kasus : Home Indusry Arwana Food Tembilahan) Sii Wardah *), Iskandar Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer, Universias

Lebih terperinci

Exponential smoothing

Exponential smoothing Exponenial smoohing This is a widely used forecasing echnique in reailing, even hough i has no proven o be especially accurae, www,cl,asae,edu/crbrown/smoohing07,pp 1 Exponenial Smoohing n Period Moving

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PERAMALAN EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN BOX- JENKINS (ARIMA) UNTUK DERET WAKTU MUSIMAN SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PERAMALAN EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN BOX- JENKINS (ARIMA) UNTUK DERET WAKTU MUSIMAN SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PERAMALAN EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN BOX- JENKINS (ARIMA) UNTUK DERET WAKTU MUSIMAN SKRIPSI Oleh : ANJANI YUNIARTI NIM.6544 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci