Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Transkripsi

1 Direktori Putusan M P U T U S A N No. 85 K/Pdt.Sus/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam Tingkat Kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: PT. GEMILANG SUKSES GARMINDO, berkedudukan di Gedung CBD, Blok J-08, Pluit, Jakarta Utara, dalam hal ini memberi kuasa kepada EBEN ESER NAIBAHO, S.H. advokat pada EBEN ESER N & PARTNERS LAW OFFICE, beralamat di Gedung CBD Blok B 8J, Pluit, Jakarta Utara; Pemohon Kasasi dahulu Tergugat; m e l a w a n: NENENG SITI NINGRAT, bertempat tinggal di Kavling Taman Wisata, Blok D-21, No. 21, Rt.004, Rw. 039, Babelan Bekasi, Jawa Barat; Termohon Kasasi dahulu Penggugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung pada pokoknya atas dalil-dalil: OBYEK GUGATAN : Bahwa yang Menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah tindakan PHK dari Tergugat kepada Penggugat pada tanggal 8 Februari 2011; PROFIL PENGGUGAT : 1 Bahwa Penggugat mulai bekerja dan diangkat sebagai karyawan tetap di Perusahaan Tergugat per tanggal 8 Juni 2001 sebagai tenaga pramuniaga di toko milik Tergugat yang berlokasi di Metropolitan Mall Bekasi. Dengan upah terakhir per bulan sebesar Rp ,- (satu juta seratus lima puluh lima ribu rupiah). Upah ini masih di bawah ketentuan Upah Minimum Kota Bekasi di tahun 2011 yang besarnya Rp ,-; Hal. 1 dari 9 hal.put.no. 85 K/Pdt.Sus/2013 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan M 2 Bahwa Penggugat adalah anggota Serikat Pekerja Profesional Indonesia (SPPI) yang telah berafiliasi ke Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) berdasarkan surat permohonan SPPI ke Dewan Eksekutif Nasional OPSI tanggal 9 Agustus 2007 dan telah diterima menjadi anggota OPSI berdasarkan surat keputusan Dewan Eksekutif Nasional tanggal 16 Agustus 2007; DASAR GUGATAN : 1 Bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasal 82, gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu 1 tahun, terhitung sejak dinyatakannya Penggugat diphk oleh Tergugat pada tanggal 8 Februari 2011; 2 Bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasal 81, gugatan ini diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat sesuai wilayah hukum tempat Penggugat bekerja sejak awal 2009, yaitu di Toko Busana Jackerton, milik Tergugat di Metropolitan Mall, Jalan KH. Nor. Ali, Bekasi, Jawa Barat; ALASAN GUGATAN : 1 Bahwa kasus ini bermula ketika pada tanggal 8 Februari 2011 Penggugat dipanggil oleh Tergugat dan dinyatakan diphk dengan alasan performance/ kinerja Penggugat yang kurang bagus. Namun tidak dijelaskan, dalam hal apa kinerja yang kurang bagus tersebut serta bukti-bukti seperti apa yang dapat ditunjukkan atas penilaian kinerjanya yang kurang bagus tersebut. Tidak ada sama sekali. Lagi pula selama ini Penggugat tidak pernah menerima surat-surat peringatan pertama, kedua maupun ketiga secara berturut-turut untuk memenuhi syarat sahnya bagi Tergugat untuk melakukan PHK sebagaimana ketentuan pasal 161 Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003; Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, ketiga secara berturutturut; 2 Bahwa ketika itu Tergugat menawarkan kepada Penggugat kompensasi sebesar 9 bulan upah yang akan dibayar awal April Namun kemudian tawaran Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan M berubah-ubah menjadi 5 bulan upah dan terakhir sebesar ,- Namun hingga kini tawaran tersebut tidak jelas realisasinya; 3 Bahwa sejak bulan Maret 2011 Penggugat sudah tidak lagi menerima upah; 4 Bahwa Tergugat (PT. Gemilang Sukses Garmindo) adalah Perusahaan retail pakaian jadi merek JACKERTON yang memiliki toko di sejumlah Mall di Jakarta dan sekitarnya, salah satunya adalah di Metropolitan Mall Kota Bekasi, tempat Penggugat bekerja; 5 Bahwa Penggugat telah berupaya menyelesaikan kasus ini melalui jalan musyawarah, namun kurang mendapat tanggapan positif dari pihak Tergugat. Sampai akhirnya kasusnya Penggugat catatkan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bekasi pada tanggal 12 Mei 2011; 6 Bahwa pihak Mediator hubungan Industrial Disnakertrans Kota Bekasi telah memanggil secara patut kepada Tergugat sebanyak 3 (tiga) kali untuk menghadiri sidang-sidang mediasi, namun, panggilan-panggilan tersebut juga tidak direspon dengan baik. Sampai pada akhirnya Mediator hubungan Industrial yang menangani perkara ini mengeluarkan surat anjuran No. 567/ 1669-HIJS/ VII/2011 pada tanggal 28 Juli 2011 yang pada pokoknya menganjurkan agar Tergugat membayar kompensasi kepada Penggugat berupa uang pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak serta upah selama proses; 7 Bahwa atas anjuran tersebut, Penggugat telah memberikan jawaban pada tanggal 5 Agustus 2011 yang pada pokoknya dapat menerima anjuran dan siap melaksanakannya; 8 Bahwa mengingat tidak ada upaya yang sungguh-sungguh dari Tergugat untuk menyelesaikan perselisihan ini pasca dikeluarkannya surat anjuran, akhirnya Penggugat mengajukan gugatan ke PHI pada Pengadilan Negeri Bandung; 9 Bahwa mengingat PHK yang dilakukan Tergugat secara yuridis tanpa alasan yang jelas, kuat, dan berdasar, maka dapat dikatakan bahwa PHK terhadap Penggugat sesungguhnya adalah karena alasan efisiensi (pengurangan karyawan) sehingga cukup beralasan secara yuridis kepada Penggugat diberikan konpensasi sesuai ketentuan pasal 164 ayat (3), yaitu: Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturutturut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja Hal. 3 dari 9 hal.put.no. 85 K/Pdt.Sus/2013 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Rp. Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan M sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4); 10 Bahwa selain itu, mengingat sejak bulan Maret 2011 Tergugat sudah menghentikan pembayaran upah terhadap Penggugat padahal PHK tersebut secara yuridis belum sah, maka Penggugat berhak atas upah selama proses sampai dengan putusan ini dibacakan (diperkirakan pada bulan April 2012), yaitu sebesar 14 (empat belas) bulan upah; 11 Bahwa selain itu, Penggugat masih berhak atas Tunjangan Hari Raya (THR) yang tidak dibayarkan di tahun 2011 sebesar 1 (satu) bulan upah. Demikian pula dengan hak cuti tahun 2011 selama 12 hari yang belum diambil oleh Penggugat; 12 Bahwa berdasarkan ketentuan upah minimum tahun 2011, UMK yang berlaku di Kota Bekasi adalah sebesar Rp ,- dan untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp ,-. Maka berdasarkan ketentuan UMK tersebut, upah terakhir Penggugat adalah sebesar Rp ,-; 13 Bahwa oleh karenanya, maka secara keseluruhan Penggugat berhak atas kompensasi dengan perhitungan dan jumlah sebagai berikut : a Uang pesangon 2 x 9 Rp ,- Rp ,- b Uang penghargaan masa kerja 4 x Rp ,- Rp ,- c Uang penggantian hak (15% x Rp ) Rp ,- d Upah berjalan Tahun 2011 (Maret-Desember) :10 x Rp Rp ,- Tahun 2012 (Januari-April) : 4 x Rp ,- Rp ,- e Hak cuti 2011 : 12/25 x Rp ,- Rp ,- T o t a l : Rp ,- Terbilang : lima puluh lima juta tiga puluh tiga ribu sembilan ratus delapan puluh empat Rupiah; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung agar memberikan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat dengan alasan efisiensi terhitung sejak putusan ini dibacakan; 3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk membayar secara tunai kompensasi kepada Penggugat yang timbul atas pemutusan hubungan kerja tersebut sebesar Rp. Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan M ,- (lima puluh lima juta tiga puluh tiga ribu sembilan ratus delapan puluh empat Rupiah); 4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara; Demikian surat gugatan ini kami ajukan sesuai dengan fakta-fakta hukum yang sebenarnya. Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut Gugatan Penggugat Prematur - Bahwa gugatan Penggugat Prematur, karena Tergugat belum pernah Memutuskan Hubungan Kerja (PHK) kepada atau dengan Penggugat akan tetapi yang ada hanyalah rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pada sekitar bulan Februari 2011 Penggugat dipanggil untuk negosiasi Pesangon dan Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak, namun karena belum ada kesepakatan, maka Penggugat belum di Putuskan Hubungan Kerjanya oleh Tergugat dan Tergugat belum pernah menerbitkan Surat Pemutusan Hubungan Kerja untuk dan atas nama Penggugat. Oleh Karenanya gugatan Penggugat haruslah ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima; Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 11/G/2012/PHI/PN.BDG. tanggal 19 Juni 2012 yang amarnya sebagai berikut: DALAM EKSEPSI: Menolak Eksepsi Tergugat; DALAM POKOK PERKARA: 1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2 Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat sejak tanggal 8 Februari 2011; 3 Menghukum Tergugat untuk membayar sejumlah uang kepada Penggugat berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sebesar Rp ,- (tiga puluh dua juta dua ratus lima puluh tujuh ribu lima ratus Rupiah); 4 Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar Rp ,- (enam ratus sembilan belas ribu Rupiah); 5 Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya; Hal. 5 dari 9 hal.put.no. 85 K/Pdt.Sus/2013 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan M Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat pada tanggal 29 Agustus 2012 kemudian terhadapnya oleh Tergugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 29 Agustus 2012 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 11 September 2012 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 36/ KAS/G/2012/PHI/PN.BDG yang dibuat oleh Plt. Panitera Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung, permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasanalasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 25 September 2012; Bahwa setelah itu oleh Penggugat yang pada tanggal 24 Oktober 2012 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung pada tanggal 6 November 2012; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima; Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi / Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah: Bahwa Sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan Judex Facti atas kesalahan Penerapan Hukum yaitu penafsirannya tentang Dalam Eksepsi yang diajukan oleh sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi dalam Jawaban pada persidangan tingkat Pertama yaitu Pertimbangan Hukum pada Putusan Halaman 8 alinea 1 (pertama) yaitu dikutip kembali baris ke 3 (tiga) ----, bahwa sebagaimana yang belum tercapainya kata sepakat mengenai besarnya pesangon, yang mana pesangon adalah akibat telah terjadinya PHK adalah tidak dapat dibenarkan dan oleh karenanya dalil Penggugat yang menyatakan belum terjadinya PHK adalah tidak dapat dibenarkan dan oleh karena hal itu telah menyangkut pokok perkara, majelis hakim berpendapat bahwa eksepsi harus dinyatakan ditolak dst. Terhadap Pertimbangan ini, Sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi berpendapat bahwa faktanya memang demikian, karena pada waktu Pembicaraan Pesangon dan Penghargaan Masa Kerja, Penggugat memang belum di PHK dan hingga gugatan perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja a quo sedang diperiksa dan diputus, Penggugat belum di PHK oleh sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi, yang dengan catatan bahwa Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan M apabila Penggugat sudah menyetujui jumlah Pesangon, Penghargaan masa Kerja dan Penggantian hak pada waktu itu, sudah jelas Tergugat akan mem-phk Penggugat. Namun karena negosiasi Pesangon, penghargaan masa kerja dan Penggantian Hak belum ada kesepakatan maka PHK tidak dilaksanakan. Hanya saja ketika setelah Negosiasi tersebut belum ada kata sepakat, Penggugat langsung tidak hadir bekerja dan adapun Penggugat melakukan Stock Opname yang menjadi alasan Penggugat sebagai suatu gejala atau tanda akan di PHK juga adalah tidak benar, karena semua Sales Promotion Girl (SPG) yang bekerja pada sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi wajib melakukan Opname Stock pada akhir bulan atau pada waktu stock barang sudah berkurang atau habis karena terjual atau sebab lain; Demikian juga sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan kesalahan penerapan hukum penafsiran Judex Facti yang menyatakan bahwa hal sedemikian dalil sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi disebut telah menyentuh pokok perkara. Menurut hemat sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi bahwa Hal Prematur yang didalilkan adalah benar adanya dan tidak menyentuh pokok perkara, dimana alasan sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi menyebut gugatan sebelumnya Penggugat sekarang Pemohon Kasasi adalah Prematur adalah masa atau saat bagaimana jalannya komunikasi atau fakta yang terjadi antara sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi dengan sebelumnya Penggugat sekarang Termohon Kasasi dalam kerangka rencana Pemutusan Hubungan Kerja, sedangkan pokok perkara yang diajukan oleh sebelumnya Penggugat sekarang Termohon Kasasi pada gugatannya adalah Pemutusan Hubungan kerja dan konsekwensinya menurut undang undang yang mengaturnya. Sehingga adalah sangat tidak tepat jika Eksepsi sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi disebut telah menyentuh Pokok Perkara. Yang oleh karenanya patut dan layaklah jika Jawaban Dalam Eksepsi sebelumnya Tergugat sekarang Pemohon Kasasi dapat diterima dan oleh karenanya menyatakan gugatan sebelumnya Penggugat sekarang Termohon Kasasi ditolak atau setidaktidaknya tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard); berpendapat: Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung Mengenai alasan-alasan tersebut: Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti tidak salah atau tidak keliru dalam menerapkan hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut: Hal. 7 dari 9 hal.put.no. 85 K/Pdt.Sus/2013 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan M Bahwa PHK yang terjadi merupakan PHK yang digolongkan PHK karena efisiensi, berhak 2x Uang Pesangon sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 2, Uang Penghargaan Masa Kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 3 dan Uang Penggantian Hak Pasal 156 ayat 4, sesuai dengan ketentuan Pasal 164 ayat 3 Undang-Undang No. 13 tahun 2003; Bahwa gugatan tidak prematur karena telah terjadi perselisihan PHK sejak tanggal 8 Februari 2011, disebabkan ketidak sepakatan pengusaha dan pekerja mengenai besaran jumlah uang kompensasi; Telah terjadi serah terima barang berdasarkan Stock Opname (Vide Bukti P-2, P-3) dari Pekerja ke pengusaha; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau Undang-Undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. GEMILANG SUKSES GARMINDO tersebut harus ditolak; Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini kurang dari Rp ,- (seratus lima puluh juta rupiah), maka sesuai Pasal 58 Undang-Undang No. 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2004, Undang- Undang No. 13 Tahun 2003, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ; M E N G A D I L I: Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. GEMILANG SUKSES GARMINDO tersebut; Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Kamis tanggal 30 Mei 2013 oleh H. Mahdi Soroinda Nasution, S.H., M.Hum. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Arief Soedjito, S.H., M.H. dan Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. Hakim-Hakim Ad Hoc PHI pada Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Yuli Heryati, S.H., M.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak; Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan M Hakim-Hakim Anggota: K e t u a: Ttd/Arief Soedjito, S.H., M.H. Ttd/Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. H. Mahdi Soroinda Nasution, S.H., M.Hum. Biaya-biaya : Panitera Pengganti 1 M e t e r a i. Rp ,- Ttd 2 R e d a k s i... Rp ,- Yuli Heryati, S.H., M.H. 3. Administrasi Kasasi...Rp , Jumlah... Rp ,- UNTUK SALINAN MAHKAMAH AGUNG R.I A.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus Rahmi Mulyati, SH.MH. NIP h Agung Republi Ttd Hal. 9 dari 9 hal.put.no. 85 K/Pdt.Sus/2013 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9