HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah"

Transkripsi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah Kecamatan Jatitujuh yaitu sebelah utara Kecamatan Dawusari; sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ligung, dan sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Kertajati. Tipe iklim di Kecamatan Jatitujuh bervariasi, suhu berkisar antara 30 C sampai dengan 37 C dengan curah hujan rata-rata mm/tahun. Puncak curah hujan terjadi pada bulan maret. Luas wilayah Kecamatan Jatitujuh 73,56 Km 2, terbagi atas lahan pemukiman sawah, perkebunan, peternakan rakyat dan pemerintahan. Sebagian besar lahan di Kecamatan Jatitujuh digunakan untuk persawahan dengan luas Ha dengan terbagi menjadi 15 desa dengan jumlah mencapai jiwa dengan keluarga. Lokasi di Kecamatan Jatitujuh juga banyak menjadi peternak dengan berbagai jenis ternak unggas dan ruminansia seperti sapi, domba serta kambing, namun jumlah ternak yang paling dominan adalah domba dengan populasi ekor (Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Majalengka, 2016). 4.2 Gambaran Umum Responden Setiap rumah tangga peternak memiliki karateristik yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing rumah tangga dari peternakan. 32

2 33 Beberapa faktor yang mempengaruhi peternak dalam mengambil keputusan dalam beternak antara lain umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan dan pengalaman beternak. Umur peternak berhubungan dengan kemampuan fisik dalam melakukan segala aktivitas. Kemampuan fisik peternak yang tua (lebih dari 65 tahun) relatif lebih rendah daripada peternak yang berada pada kisaran umur produktif. Umur peternak pada usaha sapi perah tertinggi terletak pada kisaran Tahun. Gambaran umum responden yang diamati adalah usia, pendidikan, pengalaman bekerja terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Gambaran Umum Peternak di Kecamatan Jatitujuh A. Usia Responden (Peternak) No Usia Jumlah (Tahun) (Orang (Persen) ,46 2 > ,54 Jumlah ,00 B. Tingkat Pendidikan 1 Tidak Bersekolah 58 81,69 2 Sekolah Dasar 9 12, Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas 2 2 2,82 2,82 Jumlah 100,00 C. Pengalaman Beternak 1 Tahun 14 19,72 2 > 5 tahun 57 80,28 Jumlah 100,00 D. Mata Pencaharian Selain Usaha Domba 1 Petani 28 39, Perangkat Desa Buruh angon Buruh tani ,40 2,82 2, Buruh tebu Tidak sama sekali ,94 29,59 Jumlah ,00 Sumber: Data Primer yang Telah Diolah (2017)

3 34 Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat bahwa peternak lebih banyak pada usia produktif hal ini sesuai dengan pendapat (Suparmoko, 2002) bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara dalam memproduksi barang atau jasa, tenaga kerja yang dalam usia kerja yaitu antara tahun. Namun cukup banyak pula peternak yang sudah lanjut usia, hal ini mungkin akan berpengaruh pada efektifitas bekerja dalam menggembalakan domba. Karakteristik penduduk yang penting struktur umur mempengaruhi demografis dan sosial ekonomi daerah (Nurdin, 1981). Pada umumnya, peternak yang berusia muda dan sehat mempunyai kemempuan fisik yang lebih kuat dari pada peternak yang lebih tua serta peternak yang lebih muda juga lebih cepat menerima hal-hal yang baru dianjurkan (Kasim dan Sirajuddin,2008 Tingkat pendidikan berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa peternak di Kecamatan Jatitujuh mayoritas tidak bersekolah dan sangat sedikit peternak dengan tingkat pendidikan sekolah pertama (SMP) mapun sekolah menengah atas (SMA) sedangkan pendidikan merupakan upaya untuk mengadakan perubahan perilaku berdasarkan ilmu-ilmu dan pengalaman yang sudah diakui dan direstui oleh masyarakat, bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat pemahamannya terhadap sesuatu yang dipelajarinya (Wiraatmadja, 1990). Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan keterampilan/pendidikan yang dimilikinya menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja. (Ahmadi,2003) Pengalaman kerja peternak di Kecamatan Jatitujuh berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa peternak disana kebanyakan sudah menjalankan

4 35 usahaternaknya lebih dari 5 tahun sehingga Pengalaman kerja seseorang sangat mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Semakin lama pengalaman kerja atau semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh seseorang maka semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Simanjuntak, 2001). Mata pencaharian para peternak di Kecamatan Jatitujuh bukan hanya dengan usahaternak saja, namun ada juga yang memiliki usahatani, menjadi buruh pabrik tebu, buruh tani, dan juga perangkat desa. Namun tidak sedikit pula peternak yang tidak memiliki usaha sampingan maupun memnjadi buruh, sehingga usahaternak dijadikan sebagai penghasilan pokok keluarga, sedangkan peternak lainnya menjadikan beternak domba sebagai usaha sambilan yang bertujuan sebagai tabungan hidup yang sewaktu-waktu bisa dijual apabila peternak membutuhkan uang (Sodiq dan Abidin, 2008). 4.3 Skala Usaha dan Kepemilikan Domba Usahaternak domba di 4 Desa, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka merupakan usahaternak tradisional. Sebagian peternak memulai usahanya dari menggaduh/ maro, dan sebagian peternak memulai usahanya sejak adanya bantuan pemerintah. Usahaternak domba ini merupakan sumber emergency cash dan sifatnya sebagai tabungan yang akan dipakai apabila peternak membutuhkan uang tunai yang tergolong cukup besar. Struktur populasi ternak domba dapat dilihat pada tabel 2.

5 36 Tabel 2. Struktur Populasi Ternak Domba Mandiri dan Bagi Hasil No struktur populasi ternak jumlah milik sendiri bagi hasil...(ekor)......(st)......(ekor)......(st)... 1 Domba Jantan Dewasa 1,79 0,26 2,07 0,29 2 Domba Betina Dewasa 22,14 3,10 21,07 2,95 3 Domba Jantan Muda 2,93 0,21 3,64 0,255 4 Domba Betina Muda 6,40 0,45 4,50 0,315 5 Domba Jantan Anak 4,46 0,16 3,57 0,175 6 Domba Betina Anak 4,54 0,16 4,86 0,17 Total 42,26 4,32 39,71 4,11 Sumber : Data Primer yang Telah Diolah (2017) Domba yang dipelihara oleh peternak Kecamatan Jatitujuh adalah domba lokal. domba lokal mempunyai perdagingan yang sedikit dan disebut juga domba kampung atau domba negeri (Sumoprastowo, 1987). Domba lokal memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, lambat dewasa, hasil karkas relatif sedikit, warna bulu tidak seragam dari bercak putih, coklat, hitam atau warna polos putih dan hitam. Bobot badan dewasa dapat mencapai kg pada jantan dan betina kg dengan persentase karkas % (Tiesnamurti, 1992). Rata-Rata populasi domba di Kecamatan Jatitujuh adalah 42 ekor pada sistem mandiri dan 39 ekor pada sistem bagi hasil. Jumlah skala usaha mempengaruhi pendapatan usaha setiap peterna. Jika skala usaha nya besar maka akan mempengaruhi jumlah penjualan ternak setiap tahunnya. Pendapatan usaha ternak sangat di pengaruhi oleh banyaknya ternak yang dijual, sehingga semakin banyak jumlah ternak maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh (Soekartawi, 1995).

6 37 Skala usaha dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan usia ternak domba tersebut yaitu : anak domba usia 0 sampai 5 bulan, domba muda usia 6 sampai 12 bulan dan domba dewasa usia diatas 12 bulan. Tabel 3. Sistem Kepemilikan usahaternak sistem Usaha Jumlah...orang......(%)... Mandiri Bagi Hasil Jumlah Sumber :Data Primer yang Telah Diolah (2017) Sistem usaha yang dijalankan oleh peternak domba di kecamatan Jatitujuh tidak seluruhnya milik sendiri. Ada 14 peternak dengan sistem bagi hasil dan 57 usahaternak dengan sistem mandiri. Hal tersebuat disebabkan oleh modal yang tidak memadai untuk memulai usahaternak domba. Para peternak kebanyakan memulai usaha ternaknya dengan maro/gaduh dengan orang yang menanamkan modalnyda berupa domba dan nantinya hasil yang didapatkan bukan berupa uang tetapi bagi hasil jika domba tersebut beranak. 4.4 Curahan Tenaga Kerja Curahan tenaga kerja usahaternak domba di Kecamatan Jatitujuh berasal dari tenaga kerja keluarga, namun yang lebih banyak bekerja untuk menggembalakan domba adalah suami atau istri. Usahaternak domba dijadikan sebagai usaha pokok selain dari usaha pertanian an menjadi buruh dikebun tebu yang sifatnya musiman. Kondisi peternakan rakyat dalam pemeliharaan ternak pada umumnya merupakan suatu pemanfaatan yang nantinya diharapkan bisa memberikan keuntungan bagi petani yang nantinya diharapkan bisa memberikan

7 38 keuntungan bagi petani yang mengusahakannya (Atmadja, 1973). Keuntungan tersebut berupa kesempatan dalam memanfaatkan waktu luang, sebagai tabungan karena sewaktu-waktu bisa dijual jika membutuhkan uang dalam keadaan darurat, dan juga kesempatan kerja bagi buruh tani untuk mendapatkan upah buruh baik suami maupun istri. Curahan tenaga kerja peternak domba dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Peternak Domba No Tenaga kerja Curahan tenga kerja Mandiri Bagi Hasil (HKP/Hari) (HKP/Tahun).(HKP/Hari) (HKP/Tahun) 1 Pria 0,79 289,26 0,76 277,26 2 Wanita 0,64 234,64 0,05 17,11 Jumlah 1,43 523,9 0,81 294,37 Sumber : Lampiran 2. Curahan Tenaga Kerja Curahan tenaga kerja usahaternak domba di Kecamatan Jatitujuh relatif sama, karena jumlah ternak yang yang dimiliki peternak tidak mempengaruhi banyaknya peternak yang menggembalakan yaitu suami atau istri. Curahan tenaga kerja terbanyak didominasi oleh tenaga kerja pria (suami). Sedangkan yang paling sedikit adalah tenaga kerja anak, dimana kontribusinya hanya beberapa persen dalam usaha domba. Sumbangan tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak domba bersifat melengkapi. Suami adalah orang yang mempunyai tanggung jawab terbesar dalam kegiatan memelihara domba (Suradisastra, 1993). Tenaga anak-anak berumur kurang dari 15 tahun, dimanfaatkan untuk membantu tenaga pria dan tenaga wanita (Soehardjo dan patong, 1973). Namun di Kecamatan Jatitujuh tidak yang turut serta bekerja untuk menggembalakan domba.

8 39 Tenaga kerja luar keluarga dibutuhkan hanya pada saat keadaan mendesak saja seperti acara keluarga dan ketika peternak sakit dan tidak ada anggota keluarga yang dapat menggantikan peternak untuk menggembalakan domba sehingga, para peternak cukup jarang memakai tenaga kerja luar keluarga dan bahkan ada pula peternak yang tidak pernah memakai tenaga kerja luar keluarga selama 1 tahun dan hal ini akan sangat berpengaruh pada biaya tunai yang akan dikeluarkan oleh peternak. 4.5 Pendapatan Usahaternak Domba Pendapatan petani merupakan tujuan utama seseorang dalam melakukan usaha. Ukuran penghasilan yang diterima oleh petani ternak dari usahaternaknya. Dalam analisis usahatani, pendapatan petani peternak digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan seharihari. Pendapatan petani peternak merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Dalam penelitian ini biaya variabel yang diperhitungkan adalah biaya variabel tunai, biaya variabel tetap dan biaya penyusutan kandang Penerimaan, biaya produksi dan pendapatan usaha ternak domba dapat dilihat pada lampiran 6. Masyarakat peternak domba di Desa Pilangsari, Desa Babajurang, Desa Sumber Kulon, Desa Sumber Wetan menjalankan usahaternak domba ada yang dengan mandiri dan ada juga pola bagi hasil, sehingga pendapatan yang diperoleh pun berbeda. Dari tabel pada lampiran 6 diketahui Nett Fam Income usaha ternak dengan sistem mandiri sebesar /UU/Tahun sedangkan pendapatan sistem bagi hasil senilai Rp /UU/Tahun dan Family Farm Income usaha mandiri sebesar Rp ,26/UU/Tahun dan ,29/UU/Tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa sistem usahaternak

9 40 mandiri jauh lebih menguntungkan dibandinglan dengan sistem bagi hasil tidak menguntungkan sama sekali tetapi merugikan dikarenakan penjualan ternak yang sedikit dibandingkan dengan sistem mandiri. Rata-rata hasil dari penjualan ternak domba setiap tahunnya pada sistem mandiri sebesar Rp ,74/UU/Tahun dengan rata-rata penjualan 20/Ekor/UU/Tahun dan Rp ,14/UU/Tahun dengan rata-rata penjualan 17Ekor/UU/Tahun dengan penjualan domba anak, domba induk dan domba jantan. Jika di lihat pada lampiran 6 penjualan feses tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dikarenakan jumlah penjualan yang sedikit setiap tahunnya bahkan. beberapa dari peternak tidak menjual menjual feses ternak dikarenakan produksi yang sedikit dan tidak menentu sehingga para peternak memanfaatkan feses ternak tersebut untuk usahatani mereka dan bahkan ada yang membiarkan begitu saja Jumlah ternak yang dijual setiap tahunnya tidak konsisten. itu artinya produksi domba juga tidak menentu. Harga domba pada saat penjualan juga berbea tergantug waktu penjualan dan peforma domba. Pada saat hari Raya Idul Adha maka harga jual domba akan naik dan pada saat hari biasa harga domba akan kembali turun sesuai dengan jenis domba. serta bobot domba tersebut. Skala usaha merupakan salah satu faktor terbesar dari pendapatan. Semakin tinggi jumlah populasi ternak maka pendapatannya akan mengikuti pula. Harga jual ternak juga memberikan pengaruh yang nyata pada pendapatan. Kualitas ternak dilihat dari jenis domba. bobot semakin tinggi kualitas maka harga jualnya akan semakin tinggi dengan harga yang semakin tinggi otomatis total penerimaan yang akan diperoleh juga akan semakin meningkat Subandriyo.dkk (1997).

10 41 Biaya Variabel tunai yang dikeluarkan adalah biaya obat-obatan sebanyak Rp ,77/UU/Tahun untuk usahaternak sistem mandiri dan Rp /UU/Tahun pada sistem sistem bagi hasil hal ini dikarenakan harga obat-obatan yang cukup mahal dan jumlah penggunaan yang sering. Biaya variabel tetap yang paling besar dikeluarkan dalam adalah biaya sewa lahan sebesar ,86 Rp./UU/Tahun usahaternak sistem mandiri sedangkan biaya variabel dalam sistem bagi hasil hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp ,57/UU/Tahun.. Sistem usaha bagi hasil cenderung mengeluarkan biaya variabel yang sedikit. hal ini diakibatkan karena beberapa dari pemodal memberikan obat dan pakan tambahan kepada peternak bagi hasil. namun banyak juga yang tidak memberikan dana tambahan untuk kebutuhan produksi sehingga ada peternak bagi hasil tidak memberikan obat dan pakan tambahan untuk mengurangi pengeluaran. 4.6 Model Regresi Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahaternak Domba Hasil dari analisis regresi linear berganda dan dummy variabel faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak terdapat pada tabel 6. Tabel 6. Analisis Regresi Berganda dan Dummy Variabel Koefisien Variabel Std.Eroor Sig t-hitung t-tabel Regresi Konstanta -6,226,656,065 5,620,826,069 0,272-1, Biaya Tunai -2,419 1,577 0,130-1,534 Skala usaha 6,783,636,342 1,011,366,188 0,000 6,707 Pengalaman 29,976, ,386,121 0,843 0,199 Kerja Sistem Usaha 19,723,112,686 3,788,624,375 0,000 5,206 R square 0,504

11 42 Sumber : Data Primer yang Telah (Diolah 2017) Model persamaan regresi linear yang dapat dituliskan dari tabel di atas adalah sebagai berikut : Y = -6,226,656,065a- 2,419X 1 +6,783,636,342 X ,976,576X ,723,112,686D 1 Analisis regresi berganda adalah regresi linier untuk menganalisis hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua terhadap variabel dependen (Suharyadi dan Purwanto. 2004). Analisis regresi dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. yakni untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas (Biaya Tunai, skala usaha. dan pengalaman bekerja) terhadap variabel terikat pendapatan untuk menguji hipotesis. Dari data pada tabel 6 didapatkan hasil regresi variabel bebas dengan nilai positif yaitu variabel Skala Usaha (X 2 ),pengalaman kerja (X3) dan sistem usaha (D), sedangkan pada nilai regresi variabel Biaya Tunai (X 1 ) hasilnya negatif, artinya jika nilai regresi yang didapatkan positif maka pendapatan akan semakin rendah dan sebaliknya jika hasil regresi variabel bebas negatif maka pendapatan akan semakin tinggi dengan kata lain semakin tinggi biaya tunai maka pendapatan akan semakin rendah dan jika biaya tunai yang dikeluarkan maka pendapatan akan semakin tinggi. 4.7 Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali. 2012). Nilai determinasi yang digunakan untuk menginterpretasi hasil analisis adalah R 2 yang disesuaikan (Adjust R 2 ). Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjust R 2 sebagai

12 43 koefisien determinasi. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (hasil) perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6, didapatkan R 2 (koefisien determinasi) sebesar artinya pendapatan usahaternak domba di kecamatan Jatitujuh secara simultan dipengaruhi oleh faktor biaya tunai, skala usaha sebesar pengalaman kerja 50,4%. sedangkan 49,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model dan variabel lainnya. 4.8 Uji F Secara serempak dilakukan Uji F pada ke lima variabel yaitu Biaya Tunai. Skala usaha. Tenaga Kerja. Pengalaman bekerja dan sistem usaha. hasilnya dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Uji F (Uji Serempak) Model F hitung F tabel Sig. Regresion 18, Sumber : Data Primer yang Telah Diolah (2017) Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa F hitung > F tabel yaitu 18,788> 2.53 hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahaternak dengan taraf signifikansi dan pada taraf nyata 5% yang dilakukan dengan uji statistik Uji F melalui uji ANOVA (Analysis Of Variance). Dengan ketentuan jika hasil F hitung > F tabel. maka keputusannya adalah H 1 diterima dan H 0 ditolak (Sunjoyo dkk. 2013) Uji t Dari hasil uji t yang dilakukan pada variabel Biaya tunai (X 1 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap skala usahaternak domba. Berdasarkan Tabel 6 t-hitung pada variabel biaya tunai (X 1 ) sebesar (-1,534). dengan nilai t tabel sebesar (-1,534) Pada Uji t t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa biaya tunai tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

13 44 usaha ternak. Hal ini dipengaruhi oleh sistem pemeliharan dengan semi intensif. sehingga biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak untuk kebutuhan produksi tidak terlalu besar yaitu listrik, obat dan pakan tambahan dan biaya renovasi saja karena biaya yang paling besar untuk produksi adalah biaya pakan serta sangat jarang menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Biaya untuk membayar pekerja luar keluarga akan membutuhkan biaya yang besar jika peternak domba sering tidak dapat menggembalakan dombanya dikarenakan sakit atau ada kepentingan lainnya. Variabel bebas skala usaha (X 2 ) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y). berdasarkan tabel 6 t-hitung pada variabel skala usaha (X 2 ) sebesar 6,707 dengan nilai t tabel sebesar 1,998. Pada Uji t 6,707 > t hitung lebih besar dari t-tabel. maka dapat disimpulkan bahwa skala berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahaternak domba dikecamatan Jatitujuh. kabuapaten Majalengka. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skala usaha maka jual penjualan ternak akan semakin banyak. begitupun sebaliknya apabila para peternak ingin meningkatkan pendapatannya. maka harus menambah populasi ternak domba. Variabel pengalaman beternak (X 3 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahaternak (Y). Berdasarkan tabel 6 t-hitung pada variabel pengalaman beternak (X 3 ) sebesar dengan nilai t tabel sebesar Pada Uji t < t-hitung lebih kecil dari t-tabel. maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman beternak tidak berpengaruh terhadap skala usahaternak di Kecamatan Jatitujuh hal ini disebabkan karena pada umumnya pengalaman beternak diperoleh dari orang tuanya secara turun-temurun. Pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan

14 45 peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Namun di lapangan tidak diperoleh pengaruh seperti yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan banyak peternak yang memiliki pengalaman yang memadai namun masih mengelola usaha tersebut dengan kebiasaan-kebiasaan lama yang sama dengan sewaktu mereka mengawali usahanya sampai sekarang. Menurut Abidin dan Simanjuntak (1997). faktor penghambat berkembangnya peternakan pada suatu daerah tersebut dapat berasal dari faktor topografi. iklim. keadaan sosial. tersedianya bahan-bahan makanan rerumputan atau penguat. disamping itu faktor pengalaman yang dimiliki peternak masyarakat sangat menentukan pola perkembangan peternakan di daerah itu. Variabel Sistem usaha mandiri dan bagi hasil (D 1 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahaternak (Y). berdasarkan Tabel 6 t-hitung pada variabel sistem usaha D 1 sebesar 5,206 dengan nilai t tabel sebesar Pada Uji t diperoleh t-hitung lebih kecil dari t-tabel (5,206 > 1.998), maka dapat disimpulkan bahwa sistem usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y). Sistem usaha bagi hasil di Kecamatan Jatitujuh. Kabupaten Majalengka tidak berdasarkan pembagian uang hasil penjualan ternak, namun sistem bagi hasil yang dilakukan antara pemodal dengan pemelihara, sehingga sistem usaha berpengaruh terhadap pendapatan karena jumlah ternak yang akan dijual sedikit.

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usahaternak domba sistem mandiri dan usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah para peternak

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN mencapai ekor, tahun 2015 bertambah menjadi ekor

PENDAHULUAN mencapai ekor, tahun 2015 bertambah menjadi ekor I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi domba di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014 mencapai 16.091.838 ekor, tahun 2015 bertambah menjadi 17.024.685 ekor (Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identitas Responden dan Kepemilikan Ternak Milik Sendiri

Lampiran 1. Identitas Responden dan Kepemilikan Ternak Milik Sendiri 60 Lampiran 1. Identitas Responden dan Kepemilikan Ternak Milik Sendiri No Jenis Kelamin (L/P) Umur (thn) Anggota Keluarga (jiwa) Pendidikan Terakhir Pengalaman Beternak (thn) Populasi Domba Populasi Domba

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli domba dengan peternak di kawasan peternakan domba Amis, Bolang dan Loyang Kecamatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Prawirokusumo (1990) ilmu usaha tani memperlajari bagaimana membuat dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Prawirokusumo (1990) ilmu usaha tani memperlajari bagaimana membuat dan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Tani Usaha tani merupakan organisasi dari alam, kerja dan modal yang di tujukan bagi produksi di lapangan pertanian (Hermanto,1993). Menurut Prawirokusumo (1990) ilmu usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan ternak yang keberadaannya cukup penting dalam dunia peternakan, karena kemampuannya untuk menghasilkan daging sebagai protein hewani bagi masyarakat. Populasi

Lebih terperinci

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency M. Handayani, Mukson dan R. Yulianingsih Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Abstract The purpose of this study to determine

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Desa Sukoharjo 1 sejak tahun 2012 dicanangkan sebagai lokasi pengembangan

Lebih terperinci

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI Indikator yang relevan untuk melihat hubungan antara luas lahan dengan pendapatan adalah indikator luas pengusahaan lahan. Hal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain : TINJAUAN PUSTAKA Keadaan umum Kecamatan Percut Sei Tuan Kecamatan Percut Sei Tuan dapat digambarkan melalui beberapa pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain : a. Geografis Wilayah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu (Sumber : Suharyanto, 2007) Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Bengkulu. Luas wilayah administrasinya

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Sambas Mulyana 1 Intisari Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 107 22' - 108 5' Bujur Timur dengan ketinggian 500m-1.800m dpl

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT Dewi Hastuti, Renan Subantoro, Muammar Ismail Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1. Keadaan Geografis Watang Pulu adalah salah satu dari 11 kecamatan di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Wattang Pulu terletak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH Lintje Hutahaean, Saidah, dan Ferry. F. Munier Balai Pengkajian

Lebih terperinci

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri

Lebih terperinci

X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH

X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH Pada uraian sebelumnya telah dibahas tentang hubungan antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi. Dalam kenyataannya

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karateristik Sapi Bali Menurut Romans et al. (1994 : 6) sapi Bali mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mamalia

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak

Lebih terperinci

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN LAMPIRAN Lampiran 1. Form Kuesioner Wawancara Peternak Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN I. Identitas Responden

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

IV HASIL dan PEMBAHASAN

IV HASIL dan PEMBAHASAN IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum 4.1.1. Lokasi Penelitian Desa Sumber Lor merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon. Keadaan geografis Desa Sumber Lor berada di dataran rendah pada ketinggian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan. 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Utara pada koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

Lebih terperinci

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 93 VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09 Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Yunilas 1

I. Pendahuluan. Yunilas 1 Yunilas: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerja sama usaha ternak ayam broiler Perternak sebagai plasma Perusahaan sebagai inti Kecamatan Gunung Pati Menyediakan: Lahan, kandang, tenaga kerja,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten karena kemampuanya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan-lingkungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Semakin bertambahnya tingkat pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya kesadaran untuk merubah pola pemeliharaan secara tradisional (digembalakan)

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Economic Analysis on Dairy Cattle Scheme of Farmers in Pakem Sub-

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHATANI SAPI POTONG DI KELURAHAN PLALANGAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

ANALISIS EKONOMI USAHATANI SAPI POTONG DI KELURAHAN PLALANGAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG ANALISIS EKONOMI USAHATANI SAPI POTONG DI KELURAHAN PLALANGAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Dewi Hastuti *dan Shofia Nur Awami* *Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Unwahas * Email : dewi_uwh@yahoo.com

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki 15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya

PENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang beberapa puluh tahun terakhir populasinya menurun dan tergantikan oleh sapi. Kerbau merupakan salah satu ternak penghasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur Karakteristik pembudidaya ikan KJA di Jatiluhur dilihat dari umur, pengalaman dan pendidikan.

Lebih terperinci

KELAYAKAN BAGI HASIL USAHATERNAK DOMBA RAKYAT (Sensus di Kawasan Peternakan Domba Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu)

KELAYAKAN BAGI HASIL USAHATERNAK DOMBA RAKYAT (Sensus di Kawasan Peternakan Domba Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu) KELAYAKAN BAGI HASIL USAHATERNAK DOMBA RAKYAT (Sensus di Kawasan Peternakan Domba Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu) FEASIBILITY PROFIT SHARING OF THE SHEEP FARMING (Census in The Sheep Farming Region

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Tempat Penelitian Desa Candi merupakan salah satu desa yang banyak menghasilkan produksi jagung terutama jagung pipilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013.

BAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kualitas sumber daya manusia dan persaingan dalam memperoleh pekerjaan di Indonesia menuntut tiap orang untuk berusaha menciptakan lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA Domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan pemamahbiak dan merupakan hewan mamalia yang menyusui anaknya. Di samping penghasil daging yang baik,

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT 4.1. Deskripsi Wilayah Deskripsi mengenai karakteristik wilayah Kabupaten Bogor dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu: (1) keadaan geografi dan kependudukan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa yaitu Desa Gemawang, Desa Bedono, Desa Kelurahan, Desa Brongkol, Sebelah Selatan : Kecamatan Banyubiru

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa yaitu Desa Gemawang, Desa Bedono, Desa Kelurahan, Desa Brongkol, Sebelah Selatan : Kecamatan Banyubiru 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Kecamatan Jambu merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Jambu terdiri dari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci