HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam"

Transkripsi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu dari 42 Kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. Untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam 13 (tiga belas) desa, yaitu Desa Sinarjaya, Desa Tegalega, Desa Wangunjaya, Desa Mekarjaya, Desa Hanjuang, Desa Margalaksana, Desa Gunamekar, Desa Bungbulang, Desa Cihikeu, Desa Bojong, Desa Mekarbakti, Desa Gunung Jampang dan Desa Hegarmanah. Wilayah kecamatan ini meliputi 457 RT dan 121 RW, luas wilayah kecamatan ini kurang lebih adalah ,7 Ha dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa (Pemerintah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) Keadaan Geografi dan Topografi Desa Mekarjaya secara administratif terletak di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Berada 4 KM dari Ibukota Kecamatan Bungbulang, 80 KM dari Ibukota Kabupaten/Kota, dan 139 KM dari Ibukota Provinsi. Secara administratif Desa Mekarjaya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Desa Cihikeu : Desa Tegallega : Desa Bungbulang : Desa Wangunjaya

2 Keadaan Penduduk Wilayah Penelitian Penduduk di Kecamatan Bungbulang burjumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Mekarjaya adalah sebagai petani. Sebagian besar penduduk Desa Mekarjaya yang terdapat di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut memiliki mata pencaharian sebagai petani padi (usaha utama) dan peternak (usaha sampingan) karena merupakan usaha keluarga. Usaha dibidang pertanian dan peternakan berkembang secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang kemudian membentuk tradisi bertani dan beternak di masyarakat, faktor lain yang mendukung masyarakat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut mayoritas menjalankan usaha dibidang pertanian dan peternakan adalah karena keadaan wilayah dan kondisi tanah yang mendukung untuk dijadikan area pertanian dan peternakan Keadaan Peternakan Wilayah Penelitian Pemeliharaan ternak kerbau di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut pada umumnya banyak dijadikan penduduk sebagai mata pencaharian sampingan. Jenis ternak yang banyak dipelihara di Desa Mekarjaya adalah kerbau. Kebanyakan peternak didaerah Desa Mekarjaya hanya memelihara ternak rata-rata 3 ekor kerbau per kepala keluarga, hal ini disebabkan oleh keterbatasan peternak dari segi modal. Data populasi kerbau yang terdapat di Kecamatan Bungbulang dapat dilihat pada Tabel 2.

3 Tabel 2. Data Populasi kerbau di Kecamatan Bungbulang No Desa/Kelurahan Populasi Kerbau (ekor) Persentase (%) 1 Sinarjaya 100 5,78 2 Tegalega 96 5,55 3 Wangunjaya 160 9,25 4 Mekarjaya ,39 5 Hanjuang 47 2,72 6 Margalaksana 32 1,85 7 Gunamekar 49 2,83 8 Bungbulang 20 1,16 9 Cihikeu 63 3,64 10 Bojong 164 9,49 11 Mekarbakti ,62 12 Gunung Jampang ,18 13 Hegarmanah 61 3,53 Jumlah , Keadaan Fisik Wilayah Penelitian Luas wilayah Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut adalah 1518,00 Ha. Kondisi geografis desa tersebut berada pada ketinggian 500 mdpl, dengan curah hujan 76 mm. Desa Mekarjaya terdiri dari sebagian besar dataran tinggi (pegunungan) dengan suhu udara bekisar antara Celcius. Jarak dari desa ke Kecamatan Bungbulang 1 km, sedangkan jarak dari desa ke Ibu Kota Kabupaten adalah 75 km. Sebagian besar lahan di Desa Mekarjaya ini dijadikan sebagai lahan pertanian karena sangat mendukung bagi pengembangan sektor pertanian dan peternakan didukung cuaca dan lahan yang luas, sehingga memiliki sumber pakan yang mencukupi untuk kebutuhan ternak terutama kerbau Karakteristik Peternak Responden dalam penelitian ini sebanyak 54 orang berasal dari 7 kelompok tani ternak di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Penilaian

4 karakteristik responden dibagi dalam empat karakteristik yaitu umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman beternak dan jumlah kepemilikan kerbau Umur Responden Umur seseorang pada umumnya dapat mempengaruhi aktivitas petani dalam mengelola usahataninya, dalam hal ini mempengaruhi kondisi fisik dan kemampuan berpikir. Makin muda umur petani, cenderung memiliki fisik yang kuat dan dinamis dalam mengelola usahataninya, sehingga mampu bekerja lebih kuat dari petani yang umurnya tua, selain itu petani yang lebih muda mempunyai keberanian untuk menanggung resiko dalam mencoba inovasi baru demi kemajuan usahataninya (Syafrudin, 2003). Responden dalam penelitian ini sebanyak lima puluh empat orang dengan tingkat umur responden berkisar antara tahun. Responden tersebut merupakan anggota dari kelompok tani ternak yang terbagi kedalam tujuh kelompok tani ternak yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Tingkat umur akan mempengaruhi produktivitas seseorang dalam menjalankan suatu usaha. Pengelompokan tingkat umur responden di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Umur Responden No Usia (Tahun) Jumlah Orang % , ,74 3 > ,93 Jumlah ,00 Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut termasuk kedalam kategori umur penerima awal tahun (40,74%). Pada rentan umur tahun ini, para

5 responden cenderung lebih lambat dalam penyerapan teknologi dan informasi yang baru. Berbeda halnya dengan kelompok umur penerima dini yaitu dengan rentang usia antara tahun (33,33%), pada usia ini para responden lebih cepat dalam penyerapan teknologi dan informasi baru sehingga dapat lebih cepat dalam menerima setiap perubahan dan lebih terbuka dalam berkomunikasi. Umur mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja, hal ini sesuai dengan pendapat BPS (2013) bahwa golongan umur tahun merupakan usia produktif, namun umumnya seseorang dengan umur yang lebih muda akan lebih kuat secara fisik dan memiliki kemampuan untuk menerima hal-hal baru dengan mudah sehingga akan lebih efisien dalam menjalankan usahanya. Kelompok umur produktif akan dapat bekerja dengan baik sehingga keuntungan usaha yang diperoleh diharapkan bisa mencapai titik maksimal. Faktor umur yang dimiliki pekerja sangat berpengaruh sekali dalam menjalankan aktifitas kerjanya, sebagai contoh hal ini bisa kita ketahui pada jenis golongan pelopor dan penerima dini (Moekijad, 1992). Golongan pelopor umurnya antara tahun, dengan ciri-ciri antara lain adalah berfikiran maju, pandai, pengetahuan luas usahanya rata-rata maju, penghasilan tinggi, kaya dan memiliki produktifitas yang tinggi. Sifat keistimewaannya adalah selalu ingin tahu saja dan aktif mencari keterangan kemana-mana, tetapi mereka kurang memperdulikan orang-orang disekitarnya, tidak aktif menyebar luaskan pengetahuan dan pengalaman. Golongan penerima dini cirinya adalah gemar membaca buku atau surat kabar, memiliki faktor-faktor produksi, sehingga mudah mempraktikkan yang peternak butuhkan. Biasanya aktif dalam masyarakat dan oleh tetangganya disegani karena dianggap sebagai contoh atau trend mode. Prakarsanya besar dan

6 terbuka cepat untuk hal-hal baru dan suka membantu jawaban-jawaban yang bergerak dalam bidang pembangunan. Pekerja yang umurnya lebih dari 50 tahun biasanya cenderung statis, kelompok ini dimasukkan pada golongan penerima akhir dengan cirinya adalah keadaannya kurang mampu, sifatnya kurang giat untuk hal-hal baru, tapi jika sudah yakin dan dipengaruhi oleh contoh-contoh hasilnya golongan penerima awal, maka merekapun akan melaksanakan anjuran hal-hal yang baru itu, sedangkan golongan penolak memiliki ciri-ciri antara lain pendidikan kurang, keadaan sosial dan ekonominya juga kurang baik. Responden yang umurnya tahun (33,33%) termasuk kedalam golongan pelopor atau penerima dini yang merupakan golongan muda yang mudah menerima informasi sehingga dapat lebih cepat dalam menerima setiap perubahan dan lebih terbuka dalam berkomunikasi. Sesuai dengan pendapat Wiriaatmadja (1985) bahwa golongan umur <40 tahun termasuk kedalam golongan penerima dini yang prakarsanya lebih besar dan terbuka untuk hal-hal baru. Golongan umur tahun (40,74%) merupakan penerima awal, golongan ini lebih lambat dari golongan penerima dini dalam penyerapan teknologi maupun informasi yang baru. Golongan umur > 50 tahun (25,93%) merupakan penerima akhir, golongan ini termasuk golongan yang kurang giat dalam penerapan informasi dan baru melaksanakan ketika lingkungannya telah melakukan sehingga peternak pada umur ini agak lemah dalam menerima dan menerapkan informasi baru Tingkat Pendidikan Formal Responden Pendidikan formal merupakan upaya untuk mengadakan perubahan perilaku berdasarkan ilmu-ilmu dan pengalaman yang sudah diakui dan direstui oleh masyarakat, lebih lanjut Slamet menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang

7 mempengaruhi tingkat pemahamannya terhadap sesuatu yang dipelajarinya (Wiraatmadja, 1990). Pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting diperhatikan dalam melakukan suatu kegiatan, karena melalui pendidikanlah pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dapat dilakukan. Tabel 4. Tingkat Pendidikan Formal Responden No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang % 1 SD 36 66,67 2 SMP 15 27,78 3 SMA 3 5,56 Jumlah ,00 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan responden sebagian besar ada di tingkat SD (66,67%). Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir manusia, selain itu individu tersebut akan memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik. Hal ini menunjukan mayoritas pendidikan responden masih rendah, ini berpengaruh terhadap kecepatan penerimaan suatu informasi. Tingkat pendidikan peternak yang masih rendah kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam menyerap informasi yang diberikan, sedangkan sisanya terdiri dari responden yang menempuh pendidikan sampai tingkat SMP (27,78%) dan SMA (5,56%), pada tingkat pendidikan ini responden lebih mudah dalam menerima suatu informasi yang diberikan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh responden yang terdapat di Desa Mekarjaya walaupun rendah, namun dengan mengikuti kegiatan no formal seperti pelatihan ataupun penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan serta mempengaruhi cara berfikir peternak.

8 Menurut Mubyarto (1994), semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usaha akan semakin baik. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting diperhatikan dalam melakukan suatu kegiatan, karena melalui pendidikanlah pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dapat dilakukan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah dikhawatirkan akan kesulitan untuk menerima ilmu pengetahuan yang baru. Hal tersebut diungkapkan Dwijatmiko (2001) yaitu tingkat pendidikan rendah akan mengakibatkan lambatnya mengadopsi teknologi yang banyak berkembang dilapangan sedangkan semakin tinggi tingkat pendidikan tatalaksana akan menjadi lebh baik karena adopsi inovasi baru dalam teknik beternak serta cara berfikir dalam memecahkan masalah lebih matang, namun pendapat tersebut tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan sebab responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD, responden tersebut tetap dapat mengembangkan usahaternak kerbau. Tingkat pendidikan non formal berpengaruh terhadap penyerapan informasi dan pengetahuan serta cara berpikir peternak. Berdasarkan pendidikan non formal, semua responden pernah mengikuti berbagai penyuluhan koperasi. Materi penyuluhan yang diberikan berkaitan dengan manajemen pemeliharaan kerbau, tatacara melaksanakan inseminasi buatan dan motivasi untuk meningkatkan jumlah kepemilikan kerbau Pengalaman Beternak Pengalaman seseorang dapat mempelajari kemungkinan dan masalah yang terjadi berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman selama beternak dianggap sebagai ilmu yang berharga oleh sebagian peternak. Secara

9 logika, semakin lama peternak tersebut melakukan aktivitas didalam kegiatan ternak maka semakin mudah peternak tersebut melaksanakan kegiatan beternak. Peternak yang sudah lama beternak akan lebih mudah untuk menerapkan anjuran penyuluh dari pada peternak pemula. Responden telah memiliki ilmu pengetahuan tentang cara beternak yang diperoleh dari keluarga secara turun temurun, selain itu pengalaman menjadi salah satu guru dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman beternak diukur dari sejak dimulainya usahaternak kerbau sampai pada saat dilakukannya penelitian ini, pengalaman beternak responden merupakan lamanya responden dalam memelihara ternak. Tabel 5. Pengalaman Beternak Responden No Pengalaman Beternak Jumlah Orang % 1 10 Tahun 8 14, Tahun 32 59, Tahun 14 25,93 Jumlah ,00 Tabel 5 menunjukan bahwa pengalaman beternak responden yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabuapten Garut yaitu 59,26% peternak yang telah beternak selama tahun, dengan kata lain sebagian besar pengalaman peternak yang dimiliki oleh warga Desa Mekarjaya termasuk kedalam kategori baik dan telah memiliki pengalaman yang banyak karena mereka telah menjalankan usahaternak kerbau kurang lebih tahun. Pengalaman beternak kerbau responden yang terdapat di Desa Mekarjaya sangat bervariasi, hal ini bisa dilihat pada Tabel 4. Pengalaman dalam beternak kerbau berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan responden, sebagian besar responden masih mengandalkan pengetahuan dari pengalaman mereka sebelum berpatokan pada pedoman yang ada, hal ini berpengaruh terhadap kinerja

10 peternak belum tinggi. Pengalaman beternak berpengaruh terhadap pembentukan sikap, untuk mempelajari kemungkinan masalah yang terjadi sehingga dapat membantu dalam pelaksaan keberlangsungan beternak kerbaunya. Mosher (1978) menyatakan semakin tinggi pengalaman seseorang maka akan membantu meningkatkan keterampilan yang dimilikinya. Lamanya beternak akan memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang cara pemeliharaan ternak yang baik dan benar. Peternak yang memiliki pengalaman beternak yang lebih lama pada umumnya memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan peternak yang baru. Peternak yang memiliki pengalaman lama dan responsif akan lebih memiliki kemampuan dalam mengelola usaha ternaknya. Soeharjo dan Patong (1973) menyatakan bahwa pengalaman beternak merupakan lamanya seseorang peternak berkecimpung dalam dunia usaha peternakan. Pengalaman akan meningkatkan pengetahuan beternak terhadap segala sesuatu perubahan yang belum diketahui peternak dari sifat yang menguntungkan dan kurang menguntungkan dalam menjalankan usaha ternaknya Jumlah Kepemilikan Kerbau Jumlah kepemilikan kerbau per keluarga peternak yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut adalah 3 ekor per keluarga peternak, hal ini dikarenakan tujuan dari memiliki kerbau dari peternak itu sendiri hanya sebagai ternak pekerja yang nantinya akan dijual jika sudah tidak bisa dipekerjakan lagi atau bisa juga disebut sebagai ternak simpanan.

11 Tabel 6. Jumlah kepemilikan kerbau per keluarga Peternak No Jumlah Kerbau Jumlah Orang % ekor ekor 23 42, ekor 4 7,41 Jumlah ,00 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui mayoritas kepemilikan kerbau yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut adalah 1-2 ekor per keluarga peternak. Faktor yang mempengaruhi sedikitnya jumlah kepemilikan kerbau diantaranya adalah manajemen yang masih sangat tradisional dan tanpa sentuhan teknologi, kemudian sistem reproduksi yang tidak teratur dengan kurang berhasilnya penggunaan Inseminasi Buatan (IB) untuk memberikan keturunan dan kurangnya pengetahuan peternak tentang penyakit penyakit yang diderita oleh ternak. Beberapa faktor diatas menyebabkan jumlah kepemilikan dan harga jual kerbau rendah sehingga pendapatan yang diterima dari usahaternak kerbau sangat rendah. Usahaternak kerbau di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut bisa disebut berhasil walaupun besar persentase kontribusi penerimaan usahaternak kerbau relatif kecil yaitu sebesar 28%, namun masyarakat tetap melanjutkan usahaternak kerbau tersebut karena kontribusi usahaternak kerbau terhadap pemenuhan kebutuhan bersifat mendadak dan membutuhkan banyak uang, selain itu dilihat dari populasi kerbau yang semakin berkembang.

12 4.3. Penerimaan Keluarga Peternak dari Non Usahaternak Kerbau Untuk data penerimaan keluarga peternak yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut bisa dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Penerimaan Keluarga Peternak Per Bulan No Penerimaan Keluarga dari Non Usahaternak Jumlah Kerbau Per Bulan Orang % 1 < Rp ,85 2 Rp ,7 3 > Rp ,44 Jumlah ,00 Tabel 7 menunjukkan bahwa penerimaan keluarga peternak yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut mayoritas memiliki penerimaan keluarga kurang dari Rp /bulan yaitu sebanyak 28 orang atau 52% dari total responden 54 orang. Sebagian besar pekerjaan utama masyarakat Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut adalah dibidang pertanian. Pekerjaan utama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang bersifat primer. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, rata-rata penerimaan usaha dari non usahaternak kerbau selama satu periode analisis adalah Rp Untuk menunjang penerimaan keluarga selain bertani, para peternak yang terdapat di Desa Mekarjaya juga melakukan usaha lain untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari yaitu sebagai petani gula merah, tukang ojek dan lain-lain. Untuk ibu-ibu peternak yang tidak memiliki pekerjaan dibidang formal biasanya mereka ikut membantu suaminya untuk menambah penerimaan keluarga peternak dengan cara bekerja sebagai buruh cuci, pembantu rumah tangga dan lain-lain. Untuk anak dari anggota keluarga peternak yang sudah tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi mereka membantu menambah penerimaan keluarga

13 dengan cara bekerja sebagai buruh pabrik, karyawan minimarket dan kuli, selain melakukan pekerjaan bertani padi para responden juga melakukan pekerjaan lainnya seperti petani gula merah dan tukang ojeg dalam waktu senggangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Seluruh masyarakat Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut bekerja disektor informal, hal ini dikarenakan pendidikan dari peternak yang menjadi alasan peternak bekerja disektor informal. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, pendidikan merupakan salah satu pengeluaran terbesar setelah kebutuhan dasar yaitu kebutuhan pangan, ini dikarenakan masyarakat peternak di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut berkeinginan supaya anak-anaknya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya. Letak desa yang sangat jauh dan tidak adanya transportasi umum menuju tempat sekolah, menyebabkan peternak rela membeli motor untuk anaknya bersekolah. Anggota keluarga peternak kerbau juga ikut andil terhadap total penerimaan keluarga, hal ini bisa dilihat dari pekerjaan yang dilakukan oleh istri petani yaitu sebagai buruh cuci, wiraswasta dan pembantu rumah tangga. Bagi anak yang sudah tidak melanjutkan lagi sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi mereka ikut membantu perekonomian keluarga dengan cara bekerja sebagai kuli bangunan, buruh pabrik, dan karyawan minimarket Kontribusi Usahaternak Kerbau terhadap Penerimaan Keluarga Kontribusi usahaternak kerbau terhadap penerimaan keluarga peternak dihitung dalam persentase penerimaan usahaternak kerbau terhadap total penerimaan keluarga yang diterima selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 8.

14 Tabel 8. Rata-rata Penerimaan Usahaternak Kerbau dan Penerimaan Non Usahaternak Kerbau No Uraian Nilai Rp/Tahun Kontribusi (%) 1 Penerimaan Usahaternak Kerbau ,00 2 Penerimaan Non Usahaternak Kerbau ,00 Jumlah ,00 Penerimaan usahaternak kerbau dilihat berdasarkan nilai riil yang diterima peternak, untuk mengetahui besar persentase penerimaan dari usahaternak kerbau terhadap penerimaan total keluarga adalah dengan cara membagi hasil dari penerimaan usahaternak kerbau dengan total penerimaan keluarga dikalikan 100%, maka akan didapat hasil sebesar 28%. Usahaternak kerbau yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut memiliki kontribusi lebih sedikit dibandingkan dengan usaha di luar usahaternak kerbau. Kecilnya penerimaan dari usahaternak kerbau yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut karena jenis usaha ini merupakan usaha sampingan yang dijalankan oleh para responden. Para responden memilih melakukan non usahaternak kerbau karena penerimaan yang dihasilkan dari non usahaternak kerbau dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari para responden yang bersifat wajib. Penerimaan yang dihasilkan dari non usahaternak kerbau terdiri dari buruh tani, tukang ojeg, petani gula merah, pembantu rumah tangga dan lain-lain. Jika usahaternak kerbau di Desa Mekarjaya diklasifikasikan berdasarkan besar persentase penerimaan, maka usahaternak kerbau di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut termasuk kedalam usaha sambilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sodiq dan Abidin (2008), suatu usaha bisa termasuk kedalam usaha sambilan jika persentase penerimaan usaha tersebut dibawah 30%, berdasarkan besar persentase tersebut maka dapat dikatakan bahwa usahaternak

15 kerbau yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut termasuk kedalam usaha sambilan Kontribusi Karakteristik Peternak Kerbau terhadap Penerimaan Keluarga Kontribusi karakteristik peternak kerbau terhadap penerimaan keluarga dihitung dalam persentase per poin yang terdapat didalam karakteristik peternak kerbau terhadap penerimaan keluarga peternak dari usahaternak kerbau dan non usahaternak kerbau yang diterima selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kontribusi Karakteristik Peternak terhadap Penerimaan Keluarga No Karakteristik Peternak Usahaternak Kerbau Penerimaan Per Bulan % Non Usahaternak Kerbau 1 Umur Rp ,86 Rp , Rp ,85 Rp ,08 51 Rp ,29 Rp ,83 2 Pendidikan SD Rp ,14 Rp ,25 SMP Rp ,93 Rp ,49 SMA Rp ,93 Rp ,26 3 Pengalaman Beternak < 10 tahun Rp ,53 Rp , tahun Rp ,37 Rp ,78 > 21 tahun Rp ,1 Rp ,65 4 Kepemilikan Kerbau 1-2 ekor Rp ,48 Rp , ekor Rp ,89 Rp ,37 5 ekor Rp ,63 Rp ,14 Poin satu menunjukan bahwa usia responden yang berkisar antara tahun memiliki penerimaan dari usahaternak kerbau paling besar diantara usia tahun dan 51 tahun, dengan kata lain kategori usia tahun memberikan kontribusi paling besar terhadap penerimaan usahaternak kerbau yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut mempunyai persentase %

16 35, 85%. Umur tahun termasuk kedalam kategori usia produktif, dimana pada usia ini merupakan usia puncak yang paling matang dalam menjalankan suatu usaha karena pada usia ini para responden bisa dengan baik dan hati-hati dalam menerima setiap inovasi yang diberikan pada saat penyuluhan, ditambah dengan pengalaman yang cukup banyak sehingga para responden bisa mengetahui hal-hal apa saja yang menurutnya bisa menjadi penunjang sebagai keberlangsungan dan keberhasilan usaha yang sedang ditekuninya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rogers (1983) bahwa kategori pada usia ini merupakan Mayoritas awal atau (Early Majority) adalah orang-rang pengadopsi yang berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Untuk sumbangsih dari penerimaan non usahaternak kerbau terhadap total penerimaan keluarga responden terbanyak ada pada kategori usia tahun yaitu dengan rata-rata sebesar Rp (36,09%) per bulan. Hal ini disebabkan pada kategori usia ini responden masih termasuk kedalam usia produktif dan masih memiliki tenaga dan semangat yang besar untuk mengembangkan suatu usaha yang dijalankannya untuk mencapai penerimaan yang maksimal, selain itu pada usia ini juga pemikiran para responden lebih terbuka sehingga mereka mau mencoba inovasi-inovasi baru yang bisa memaksimalkan waktu yang mereka miliki untuk melakukan suatu pekerjaan yang bisa menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Poin dua tentang pendidikan formal yang ditempuh oleh para responden menunjukan bahwa responden yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut mayoritas hanya menyelesaikan sekolah sampai jenjang sekolah dasar (SD), namun untuk menjalankan usahaternak kerbau para

17 responden ini tidak perlu melaksanakan sekolah sampai ke jenjang SMA sebab mereka telah terbiasa melakukan usahaternak kerbau ini sejak kecil seperti membantu orangtuanya untuk mengurus dan memberi pakan kerbau diwaktu senggang mereka sepulang dari sekolah. Hal ini terlihat dimana persentasi penerimaan usahaternak kerbau dari Tabel 9 yang berdasarkan dari pendidikan formal mempunyai nilai persentase paling tinggi yaitu sebesar 34,14% atau memberikan sumbangsih terhadap total penerimaan keluarga peternak dengan ratarata Rp per bulan. Menurut para responden pendidikan formal tidak terlalu berpengaruh terhadap usahaternak kerbau yang mereka jalani, karena mereka lebih banyak mendapatkan pelajaran tentang melaksanakan usahaternak kerbau dari mengikuti kegiatan penyuluhan dan kebiasan yang telah mereka lakukan sejak kecil, karena didaerah ini usahaternak kerbau merupakan usaha yang telah dilakukan secara turun temurun. Untuk sumbangsih dari penerimaan non usahaternak kerbau terhadap total penerimaan keluarga responden terbanyak ada pada kategori pendidikan SMA yaitu dengan rata-rata penerimaan adalah Rp per bulan atau sebanyak 39,26%. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan bisa membuka wawasan responden lebih luas sehingga mereka mempunyai dan bisa membayangkan keinginan yang akan mereka lakukan agar mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih banyak dibandingkan dengan responden yang hanya menempuh pendidikan sampai tamat sekolah dasar (SD). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Risqina (2011) bahwa pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang, terutama dalam pengambilan keputusan dan pengaturan manajemen dalam mengelola atau menjalankan suatu usaha.

18 Poin tiga yang terdapat pada Tabel 9 adalah pengalaman beternak para responden, disini sangat terlihat jelas bahwa semakin lama responden tersebut menjalankan usahanya maka penerimaan yang dihasilkan dari usahaternak kerbau tersebut akan semakin besar. Hal ini bisa dilihat dari pengalaman beternak responden antara tahun mereka memberikan sumbangsih penerimaan usahaternak kerbau terhadap penerimaan keluarga peternak sebanyak Rp atau 36,37%. Pengalaman beternak seseorang akan sangat berpengaruh dengan penerimaan dari usahaternak kerbau yang dijalaninya, sebagaimana seperti yang di kemukakan oleh Sulistyati, dkk (2014) bahwa aspek yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak adalah pengalaman beternak, karena berdasarkan pengalaman maka seseorang dapat mempelajari kemungkinan dan masalah yang akan terjadi berdasarkan pengalaman yang dialami sehingga akan membantu dalam pengambilan keputusan. Untuk sumbangsih dari penerimaan non usahaternak kerbau terhadap total penerimaan keluarga responden terbanyak ada pada kategori pengalaman beternak tahun yaitu dengan rata-rata penerimaan sebanyak Rp per bulan (36,78%). Lama beternak akan mempengaruhi peternak dalam mengambil setiap keputusan yang berhubungan langsung dengan usaha ternaknya dan pada kategori pengalaman beternak tahun ini responden memiliki pola pikir dan pengalaman yang cukup banyak sehingga mereka bisa mengembang biakan usaha ternaknya dan memperluas jenis usaha di luar non usahaternak. Poin empat yang terdapat pada Tabel 9 tentang jumlah kepemilikan kerbau memiliki sumbangsih penerimaan usahaternak kerbau terbanyak pada kategori jumlah kepemilikan kerbau lebih besar sama dengan 5 ekor kerbau yaitu dengan penerimaan per bulan sebanyak Rp (38,63%) dari total tiga kategori kepemilikan kerbau yang telah dikelompokan oleh peneliti. Hal ini disebabkan

19 karena responden yang memiliki kerbau lebih dari sama dengan 5 ekor per keluarga peternak merupakan keluarga yang sejahtera dan bisa dikatakan telah mapan dari segi keuangan. Responden yang memiliki kerbau lebih dari sama dengan 5 ekor per keluarga peternak ini menjadikan usahaternak kerbau sebagai usaha sampingan atau hanya sekedar hobi dalam memelihara kerbau karena sebagaimana yang telah penulis sampaikan bahwa usahaternak kerbau ini merupakan usaha turun temurun dari nenek moyangnya, hal ini terlihat jelas karena penerimaan dari non usahaternak kerbau yang mencapai Rp per bulan. Hal ini disebabkan karena responden yang memiliki kerbau lebih dari sama dengan 5 ekor per kepala keluarga memiliki sawah yang cukup luas dibandingkan dengan responden yang memiliki kerbau kurang dari lima ekor per keluarga peternak, sehingga mereka biasanya mengupah para buruh tani untuk mengelola sawahnya dan responden ini memiliki usaha utama yang bergerak di bidang wiraswasta seperti membuka toko grosir di tempat mereka tinggal. Tanggungan Keluarga Peternak Kerbau yang terdapat di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut bervariasi, mulai dari 2 sampai 5 orang di setiap kepala keluarga. Sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2011) bahwa banyaknya tanggungan dari setiap keluarga, akan berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga tersebut. Semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan akan semaking tinggi tingkat kesejahteraannya. Selanjutnya diungkapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat (2011) suatu keluarga dapat dikatakan sejahtera jika jumlah tanggungan keluarga yaitu 3 orang. Jumlah peternak di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut dengan jumlah tanggungan keluarga lebih dari 3 orang yaitu sekitar 41% dari total 54 Responden, maka dapat dikatakan keluarga tersebut tidak sejahtera.

20 Pada umumnya pengeluaran untuk keluarga peternak dapat dikategorikan menjadi 4 macam yaitu pangan, sandang, papan dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian kategori jenis pengeluaran terbesar yang dikeluarkan oleh keluarga peternak di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut yaitu pangan dan pendidikan. Kebutuhan pangan sehari-hari dapat dipenuhi dengan kegiatan non usahaternak kerbau, kebutuhan pangan dengan jumlah pengeluaran yang lebih besar terjadi ketika Hari Raya Idul Fitri sehingga masyarakat peternak memenuhi kebutuhan pangan di hari raya idul fitri dengan cara menjual ternak. Bidang pendidikan menjadi sumber pengeluaran terbesar setelah kebutuhan pangan, ini disebabkan karena adanya suatu keinginan dari masyarakat Desa Mekarjaya supaya anak-anak di Desa Mekarjaya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya. Masyarakat Desa Mekarjaya memenuhi kebutuhan di pendidikan dengan usahaternak. Keluarga peternak di Desa Mekarjaya dalam memenuhi semua kebutuhan rumah tangga yaitu dengan cara bekerja dibidang usaha ternak, usaha tani dan usaha di luar usaha ternak dan usaha tani. Letak Desa yang sangat jauh dari perkotaan mebuat masyarakat bekerja dibidang peternakan dan peternakan. Sebanyak 65% atau 35 orang peternak dari total 54 peternak di Desa Mekarjaya Kecamatan Bungbulang merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD), hal ini menyebabkan potensi masyarakat untuk bekerja selain dibidang usaha ternak dan usaha tani sangat kecil.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi Desa Pendowoharjo terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro 61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1. Keadaan Geografis Watang Pulu adalah salah satu dari 11 kecamatan di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Wattang Pulu terletak

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan demografi Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Kapur IX adalah salah satu dari tiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19 BT IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Desa Baleagung Desa Baleagung terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 110 18'

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah Penelitian dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih dan Cihaurbeuti. Tiga kecamatan ini berada di daerah Kabupaten Ciamis sebelah utara yang berbatasan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi IV. KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi Desa Pendowoharjo terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang merupakan dataran rendah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah karakteristik peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah karakteristik peternak III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah karakteristik peternak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Cilacap Selatan berada dipusat kota Cilacap

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat 5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Cisurupan terletak kurang lebih 18 Km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Kecamatan Sayegan 1. Letak Geografis dan Topografi Seyegan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta TINJAUAN PUSTAKA Monokultur Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan data geografis, wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20' sampai dengan 108 40' Bujur Timur dan 7 40'20" Lintang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci