BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Devi Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim di Desa Sumber Makmur memiliki curah hujan yaitu mm dengan bulan hujan 7-8 bulan dan suhu rata-rata harian 28 C. tempat di desa tersebut yaitu 28 mdpl dengan bentang wilayah datar. Beberapa kegunaan lahan di Desa Sumber Makmur yaitu untuk lahan perkebunan seluas 588 hektare, pemukiman 301 hektare, dan sisanya adalah untuk fasilitas umum. Jenis perkebunan di Desa Sumber Makmur yaitu berupa perkebunan sawit seluas 235 hektare dan perkebunan karet seluas 353 hektare. Selain perkebunan, terdapat juga lahan untuk tanaman pangan yaitu berupa jagung seluas 2 hektare dan singkong seluas 10 hektare. Pemeliharaan peternakan di Desa Sumber Makmur berupa sapi, ayam, kambing, dan bebek dengan total populasi secara keseluruhan sebanyak ekor. Jumlah penduduk Desa Sumber Makmur ada sebanyak jiwa, dengan komposisi penduduk lelaki ada sebanyak 958 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak jiwa. Adapun kepadatan penduduk desa adalah 228 orang / km 2. Batas Desa Sumber Makmur yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Desa Catur Karya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Penawar Rejo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Agung Dalem, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Penawar Jaya. Jenis mata pencaharian penduduk di Desa Sumber Makmur dapat dilihat pada tabel 4.1. Pekerjaan warga Desa Sumber Makmur terbanyak adalah berprofesi sebagai buruh swasta sebanyak 536 jiwa (26%), dalam hal ini pekerjaan buruh swasta yang dimaksud adalah yang bekerja pada sektor hilirisasi pabrik pengolahan hasil perkebunan. Sedangkan pekerjaan lain-lain yang dimaksud adalah yang bekerja sebagai wirausaha seperti tukang cukur, tukang jahit, montir bengkel, dan lainnya. 15
2 Tabel 4.1. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sumber Makmur No. Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Buruh Swasta ,6 2 Buruh Tani 80 10,2 3 Pedagang 50 6,4 4 Petani 24 3,1 5 Peternak 20 2,6 6 PNS 17 2,2 7 Guru Bidan 1 0,1 9 Pekerjaan lainnya 45 5,8 Jumlah Sumber : Data Mata Pencaharian Kelurahan Sumber Makmur Tahun 2015 Pengambilan 40 responden berasal dari 3 (tiga) perusahaan perkebunan karet milik swasta yang berada di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang. Nama ketiga perusahaan tersebut adalah CV.SINTUA, CV.KEMI JAYA, dan CV.STP. Luas lahan di CV.SINTUA adalah 50 hektare (ha), dimana TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 40 ha dan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) seluas 10 ha. Usia pohon TM di perusahaan tersebut berusia 25 tahun. Luas lahan di CV.KEMI JAYA adalah 46 ha, dimana TM seluas 40 ha dan TBM seluas 6 ha. Usia pohon TM di perusahaan tersebut berusia 20 tahun. Luas lahan di CV.STP adalah 24 ha, dimana TM seluas 20 ha dan TBM seluas 4 ha. Usia pohon TM di perusahaan tersebut berusia 25 tahun. Sistem alur pekerjaan di semua perusahaan karet di Desa Sumber Makmur sama, yaitu yang pertama adalah absen kehadiran, kemudian mulai menyadap getah di blok areal masing-masing, setelah menyadap getah dikumpulkan kedalam wadah plastik atau ember tampungan yang sudah dibawa oleh setiap buruh, kemudian getah dibawa ke area titik kumpul untuk ditimbang hasil sadapan terlebih dahulu, setelah itu karet kemudian dicetak kedalam wadah yang sudah disiapkan, kemudian setelah dicetak karet kembali ditimbang hasil cetakannya karena untuk mengetahui susutnya, setelah itu karet disimpan didalam gudang sampai seminggu kemudian dijual oleh pihak perusahaan. 16
3 4.2. Gambaran Responden Dalam penelitian ini menampilkan hasil penelitian tentang produktivitas buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur dimana gambaran variabel yang diteliti meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, tingkat upah, dan insentif yang akan dibahas. Apakah variabel-variabel yang dimaksud diatas berpengaruh nyata terhadap produktivitas pekerjaannya sebagai buruh sadap karet. Dalam penelitian ini jumlah responden adalah sebanyak 40 responden yang diambil dari 3 (tiga) perusahaan perkebunan karet milik swasta yang berada di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang. Pengukuran pendapatan upah berasal dari hasil getah karet yang didapat dalam kilogram (kg) dikalikan dengan standar upah masing-masing perusahaan dalam rupiah (Rp), sedangkan pengukuran pendapatan insentif berasal dari yaitu yang pertama dari tingkat kehadiran, yaitu jika hadir setiap hari selama sebulan mendapat bonus sebesar Rp ,-/bulan, tetapi jika tidak hadir akan dikurangi sebesar Rp.5.000,-/hari. Yang kedua yaitu kebersihan getah dalam wadah, apabila kebersihan getah dijaga setiap hari, akan mendapatkan bonus tambahan sebesar Rp ,-/bulan, tetapi jika tidak bersih tidak mendapat bonus. Sedangkan pengukuran pendapatan berasal dari penjumlahan tingkat upah ditambah insentif Produktivitas Responden Tingkat produktivitas responden dapat dilihat pada tabel 4.2. Produktivitas buruh sadap karet adalah perbandingan hasil sadapan yang dicapai buruh sadap per bulan. Keberhasilan operasi perusahaan akan tergantung pada produktivitas kerja dari tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut langsung berhubungan dengan operasi perusahaan dan pemanfaatan waktu sepenuhnya, juga tergantung pada mereka. Berdasarkan perhitungan matematis, jenis tingkat produktivitas responden dapat dikategorikan menjadi 6 (enam) kelas, yaitu sangat rendah ( kg), cukup rendah ( kg), rendah ( kg), sedang ( kg), cukup tinggi ( kg), dan tinggi ( kg). Rata-rata produktivitas kerja buruh sadap adalah 484,2 kg/bulan. 17
4 Tabel 4.2. Tingkat Produktivitas Responden Produktivitas No. Kg Tingkat Produktivitas Sangat Sedang Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Umur Untuk mendapatkan gambaran distribusi produktivitas buruh sadap berdasarkan umur responden, maka akan diuraikan dengan menggunakan tabulasi jenjang umur dan jenjang produktivitas seperti yang tersaji pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3. Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Umur No. Umur (Th) Sangat ( ) ( ) Produktivitas Buruh Sadap (Kg) Sedang ( ) Jumlah ( ) ( ) ( ) Jumlah Dari tabel 4.3, terlihat pada kelompok umur tahun, dari sebanyak 6 buruh terdapat 2 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup rendah dan rendah. Pada kelompok umur tahun, dari sebanyak 10 buruh terdapat 4 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas sedang. Pada kelompok umur tahun, dari sebanyak 14 buruh terdapat 4 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi. Pada kelompok umur tahun, dari sebanyak 7 buruh terdapat 3 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup rendah. Pada kelompok umur tahun, dari sebanyak 1 buruh terdapat 18
5 1 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi. Pada kelompok umur tahun, dari sebanyak 2 buruh terdapat 1 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas sangat rendah dan rendah. Rata-rata umur buruh sadap karet adalah 36,4 tahun. Dari tabel diatas tidak terlihat pola distribusi yang menunjukkan hubungan antara umur dengan produktivitas buruh sadap, dimana terlihat pola mengacak (tidak teratur) antara umur dan produktivitas buruh sadap pada tabel Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Pendidikan Untuk mendapatkan gambaran distribusi produktivitas buruh sadap berdasarkan pendidikan responden, maka akan diuraikan dengan menggunakan tabulasi jenjang pendidikan dan jenjang produktivitas seperti yang tersaji pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4. Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan (Th) Sangat ( ) ( ) Produktivitas Buruh Sadap (Kg) Sedang ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah Jumlah Dari tabel 4.4, terlihat pada kelompok pendidikan 1-2 tahun, dari sebanyak 2 buruh terdapat 2 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi. Pada kelompok pendidikan 3-4 tahun, dari sebanyak 5 buruh terdapat 2 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas sangat rendah dan cukup rendah. Pada kelompok pendidikan 5-6 tahun, dari sebanyak 12 buruh terdapat 4 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi. Pada kelompok pendidikan 7-8 tahun, dari sebanyak 7 buruh terdapat 3 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas rendah. Pada kelompok pendidikan 9-10 tahun, dari sebanyak 10 buruh terdapat 3 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas sedang. Pada 19
6 kelompok pendidikan tahun, dari sebanyak 4 buruh terdapat 2 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup rendah. Rata-rata pendidikan buruh sadap karet adalah 7,025 tahun atau setara dengan jenjang pendidikan SMP. Dari tabel diatas terlihat pola distribusi yang menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan produktivitas buruh sadap, dimana terlihat pola antara pendidikan dan produktivitas buruh sadap pada tabel Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Pengalaman Kerja Untuk mendapatkan gambaran distribusi produktivitas buruh sadap berdasarkan pengalaman kerja responden, maka akan diuraikan dengan menggunakan tabulasi jenjang pengalaman kerja dan jenjang produktivitas seperti yang tersaji pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5. Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Pengalaman No Pengalaman (Th) Kerja Sangat ( ) ( ) Produktivitas Buruh Sadap (Kg) Sedang ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah Jumlah Dari tabel 4.5, terlihat pada pengalaman kerja (3-4 tahun), dari sebanyak 2 buruh terdapat 1 buruh sadap yang memiliki tingkat produktivitas cukup rendah dan rendah. Pada pengalaman kerja (5-6 tahun), dari sebanyak 11 buruh terdapat 6 buruh sadap dengan produktivitas cukup rendah. Pada pengalaman kerja (7-8 tahun), dari sebanyak 8 buruh terdapat 3 buruh sadap dengan produktivitas sangat rendah dan sedang. Pada pengalaman kerja (9-10 tahun), dari sebanyak 6 buruh terdapat 2 buruh sadap dengan produktivitas rendah dan cukup tinggi. Pada pengalaman kerja (11-12 tahun), dari sebanyak 5 buruh terdapat 3 buruh sadap 20
7 dengan produktivitas cukup tinggi. Pada pengalaman kerja (13-14 tahun), dari sebanyak 5 buruh terdapat 2 buruh sadap dengan produktivitas rendah dan cukup tinggi. Pada pengalaman kerja (15-16 tahun), dari sebanyak 3 buruh terdapat 1 buruh sadap dengan produktivitas rendah, cukup tinggi, dan tinggi. Rata-rata pengalaman kerja buruh sadap karet adalah 8,8 tahun. Dari tabel diatas mulai terlihat pola distribusi yang menunjukkan hubungan antara pengalaman kerja dengan produktivitas buruh sadap, dimana terlihat pola yang teratur antara pengalaman kerja dengan produktivitas buruh sadap karet Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Tingkat Upah Untuk mendapatkan gambaran distribusi produktivitas buruh sadap berdasarkan tingkat upah responden, maka akan diuraikan dengan menggunakan tabulasi jenjang tingkat upah dan jenjang produktivitas seperti yang tersaji pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6. Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Tingkat Upah No. Tingkat Upah (Ribu Rp) Sangat ( ) ( ) Produktivitas Buruh Sadap (Kg) Sedang ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah Jumlah Dari tabel 4.6, terlihat pada tingkat upah (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 6 buruh terdapat 6 buruh sadap dengan produktivitas sangat rendah. Pada tingkat upah (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 9 buruh terdapat 7 buruh sadap dengan produktivitas cukup rendah. Pada tingkat upah (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 8 buruh terdapat 6 buruh sadap dengan produktivitas rendah. Pada tingkat upah (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 8 buruh terdapat 5 buruh sadap dengan produktivitas sedang. Pada tingkat upah (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 7 buruh terdapat 5 21
8 buruh sadap dengan produktivitas cukup tinggi. Pada tingkat upah (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 2 buruh terdapat 1 buruh sadap dengan produktivitas cukup tinggi dan tinggi. Rata-rata tingkat upah buruh sadap karet adalah Rp ,-/bulan. Dari tabel diatas terlihat pola distribusi yang menunjukkan hubungan antara tingkat upah dengan produktivitas buruh sadap, dimana terlihat pola yang teratur antara tingkat upah dengan produktivitas buruh sadap karet Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Insentif Untuk mendapatkan gambaran distribusi produktivitas buruh sadap berdasarkan insentif responden, maka akan diuraikan dengan menggunakan tabulasi jenjang insentif dan jenjang produktivitas seperti yang tersaji pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7. Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Insentif No. Insentif (Ribu Rp) Sangat ( ) ( ) Produktivitas Buruh Sadap (Kg) Sedang ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah Jumlah Dari tabel 4.7, terlihat pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 3 buruh terdapat 2 buruh sadap dengan produktivitas sangat rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 1 buruh terdapat 1 buruh sadap dengan produktivitas cukup rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 4 buruh terdapat 2 buruh sadap dengan produktivitas sangat rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 4 buruh terdapat 2 buruh sadap dengan produktivitas rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 14 buruh terdapat 4 buruh sadap dengan produktivitas cukup tinggi. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), 22
9 dari sebanyak 14 buruh terdapat 4 buruh sadap dengan produktivitas cukup rendah dan sedang. Rata-rata insentif buruh sadap karet adalah Rp ,-/bulan. Dari tabel diatas terlihat pola distribusi yang menunjukkan hubungan antara insentif dengan produktivitas buruh sadap, dimana terlihat pola yang teratur antara insentif dengan produktivitas buruh sadap karet Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Pendapatan Untuk mendapatkan gambaran distribusi produktivitas buruh sadap berdasarkan pendapatan responden, maka akan diuraikan dengan menggunakan tabulasi jenjang pendapatan dan jenjang produktivitas seperti yang tersaji pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8. Distribusi Produktivitas Buruh Sadap Berdasarkan Pendapatan No. Pendapatan (Ribu Rp) Sangat ( ) ( ) Produktivitas Buruh Sadap (Kg) Sedang ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah Jumlah Dari tabel 4.8, terlihat pada pendapatan (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 3 buruh terdapat 3 buruh sadap dengan produktivitas sangat rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 6 buruh terdapat 4 buruh sadap dengan produktivitas sangat rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 9 buruh terdapat 5 buruh sadap dengan produktivitas cukup rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 8 buruh terdapat 4 buruh sadap dengan produktivitas rendah. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 6 buruh terdapat 3 buruh sadap dengan produktivitas sedang dan cukup tinggi. Pada insentif (Rp ,- s/d Rp ,-), dari sebanyak 8 buruh terdapat 5 buruh sadap dengan produktivitas cukup tinggi. Rata-rata pendapatan buruh sadap karet adalah 23
10 Rp ,-/bulan. Dari tabel diatas terlihat pola distribusi yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan produktivitas buruh sadap, dimana terlihat pola yang teratur antara produktivitas dengan pendapatan buruh sadap karet Hasil Analisis Regresi Berganda Dan Pembahasan Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis dan pembahasan terhadap penelitian yang telah dilakukan dengan menguraikan model dari analisis regresi berganda dan model dari analisis regresi sederhana. Analisis terhadap regresi berganda ini menunjukan pengaruh dari variabel bebas: umur (X 1 ), pendidikan (X 2 ), pengalaman kerja (X 3 ), tingkat upah (X 4 ), insentif (X 5 ) terhadap variabel tidak bebas : produktivitas buruh sadap (Y), dengan persamaan sebagai berikut : Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 Y = -4, ,141 X 1-1,304 X 2 + 1,345 X 3 + 0,589 X 4 + 0,367 X 5 Analisis secara serempak pada model regresi berganda ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R 2 adjusted), nilai F hitung, dan nilai signifikansi masing-masing variabel bebas (t hitung). Hasil dari pendugaan parameter model regresi berganda menunjukan nilai koefisien determinasi (R 2 adjusted) 0,969. Ini menunjukan sekitar 96,90% variasi dari variabel produktivitas buruh sadap (Y) dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang meliputi : umur, pendidikan, pengalaman kerja, tingkat upah, dan insentif, sedangkan sisanya 3,1% variasi dari produktivitas buruh sadap (Y) dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lainnya yang tidak dimasukan kedalam model regresi berganda diatas. Adapun signifikansi model regresi berganda ini menunjukan nilai yang signifikan pada taraf uji (α) 5% yang ditunjukan dengan nilai F hitung (242,115) > F tabel (2,49), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh nyata antara variabel bebas terhadap Produktivitas (Y). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Dengan melihat hipotesis didalam bab sebelumnya terdapat hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Umur (X 1 ) berpengaruh nyata terhadap produktivitas (Y) 2. Pendidikan (X 2 ) berpengaruh nyata terhadap produktivitas (Y) 3. Pengalaman (X 3 ) berpengaruh nyata terhadap produktivitas (Y). 24
11 4. Upah (X 4 ) berpengaruh nyata terhadap produktivitas (Y). 5. Insentif (X 5 ) berpengaruh nyata terhadap produktivitas (Y). 6. Produktivitas (Y) berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Z) Untuk mengetahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak, maka nilai koefisien regresi dari variabel akan diuji signifikansinya : H 0 = Variabel (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y) H 1 = Variabel (X) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y). Dasar pengambilan keputusan : H 0 diterima dan H 1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel pada taraf uji 5% (α=0,05) atau jika tingkat signifikansi 95%. H 0 ditolak dan H 1 diterima jika nilai t hitung > t tabel pada taraf uji 5% (α=0,05) atau jika tingkat signifikansi 95%. Tabel 4.9. Hasil Uji Komputasi Regresi Berganda No Variabel Parameter Dugaan (b) Nilai t hitung Taraf Uji (α=0,05) Tingkat Signifikansi 1 Konstanta (b 0 ) -4,184-0,170 0,866-2 Umur (X 1 ) 0,141 0,637 0,528 Tidak signifikan 3 Pendidikan (X 2 ) -1,304 (2,428) 0,021 Signifikan 4 Pengalaman kerja (X 3 ) 1,345 2,046 (*) 0,049 Signifikan 5 Tingkat upah (X 4 ) 0,589 19,766 (*) 0,000 Signifikan 6 Insentif (X 5 ) 0,367 2,685 (*) 0,011 Signifikan R 2 adjusted = 0,969 F hitung = 242,115 F tabel = 2,49 t tabel = 2,032 Keterangan : (*) signifikan pada tingkat kepercayaan 95% Pengaruh Umur Terhadap Produktivitas Buruh Sadap Variabel umur (X 1 ) nilai t hitung sebesar 0,637 < t tabel 2,032 dan nilai signifikansinya adalah 0,528 > 0,05. Sedangkan nilai b 1 umur adalah sebesar 0,141 artinya jika umur bertambah 1 satuan, maka produktivitas akan bertambah 0,141 satuan. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang artinya usia (X 1 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y). Jadi hipotesis tentang umur yang diajukan dalam bab sebelumnya dalam penelitian ini 25
12 ditolak, karena umur tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur. Umur buruh sadap di Desa Sumber Makmur cukup beragam, mulai dari yang termuda berumur 23 tahun dan tertua berumur 56 tahun. Seperti pada tabel 4.3, menunjukkan distribusi umur terhadap produktivitas tidak berpola teratur (mengacak), sehingga menyebabkan umur tidak mempengaruhi secara nyata terhadap produktivitas. Hal ini diduga karena umur tidak menjadi tolak ukur untuk meningkatkan produktivitas karena keuletan individu setiap buruh sadap di lapangan berbeda-beda. Menurut Rahmawati (2012), semakin tua umur tenaga kerja maka produktivitas semakin menurun. Menurut pengalaman di lapangan, umur tidak selamanya terkait dengan produktivitas, biasanya yang dibutuhkan produktivitas adalah pengalaman kerja dan teknis faktor pohon. Umur yang tinggi tidak selalu mempunyai pengalaman yang tinggi, begitu juga umur yang lebih muda tidak selalu mempunyai pengalaman yang rendah Pengaruh Pendidikan Terhadap Produktivitas Buruh Sadap Variabel pendidikan (X 2 ) nilai t hitung sebesar (2,428) > t tabel (2,032) dan nilai signifikansinya adalah 0,021 < 0,05. Sedangkan nilai b 2 pendidikan adalah sebesar -1,304, artinya jika pendidikan bertambah 1 satuan, maka produktivitas akan berkurang -1,304 satuan. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya pendidikan (X 2 ) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y). Jadi hipotesis tentang pendidikan dalam penelitian ini diterima, karena pendidikan berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur. Pendidikan buruh sadap di Desa Sumber Makmur cukup beragam, mulai dari yang terendah berpendidikan 2 tahun dan tertinggi berpendidikan 12 tahun. Hal ini diduga walaupun pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas namun pada dasarnya produktivitas buruh sadap karet tidak memerlukan pendidikan yang tinggi karena itu hasil regresinya menunjukkan arah yang negatif. Menurut pengamatan di lapangan didalam pekerjaan sebagai buruh sadap karet, secara dominan hanya memerlukan kekuatan tenaga fisik karena buruh sadap pada umumnya adalah pekerjaan kasar. Berdasarkan pandangan Rahmawati (2012), pekerjaan kasar yang mengandalkan fisik yang kuat tidak memerlukan pendidikan 26
13 secara khusus, pendidikan kecenderungan negatif, artinya pendidikan yang tinggi justru menurunkan produktivitas tenaga kerja. Tetapi jika ada perbaikan produktivitas didalam perbaikan teknologi, pendidikan menjadi sangatlah penting, karena penggunaan teknologi didalam pekerjaan membutuhkan kecerdasan intelektual buruh sadap karet Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Buruh Sadap Variabel pengalaman (X 3 ) nilai t hitung sebesar 2,046 > t tabel 2,032 dan nilai signifikansinya adalah 0,049 < 0,05. Sedangkan nilai b 3 pengalaman kerja adalah sebesar 1,345, artinya jika pengalaman kerja bertambah 1 satuan, maka produktivitas akan bertambah 1,345 satuan. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya pengalaman (X 3 ) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y). Jadi hipotesis tentang pengalaman kerja dalam penelitian ini diterima, karena pengalaman kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur. Pengalaman kerja buruh sadap di Desa Sumber Makmur cukup beragam, mulai dari yang termuda berpengalaman 3 tahun dan tertua berpengalaman 15 tahun. Seperti pada tabel 4.5, menunjukkan distribusi pengalaman kerja terhadap produktivitas berpola teratur sehingga menyebabkan pengalaman kerja mempengaruhi secara nyata terhadap produktivitas. Menurut Nasir (2008), masa kerja juga dapat dilihat dari berapa lama tenaga kerja mengabdikan dirinya untuk perusahaan, dan bagaimana hubungan antara perusahaan dengan tenaga kerjanya. Dalam hubungan ini untuk menjalin kerjasama yang lebih serasi maka masingmasing pihak perlu untuk meningkatkan rasa tanggung jawab, rasa ikut memiliki, keberanian, dan mawas diri dalam rangka kelangsungan perusahaan maka tenaga kerja dapat dengan tenang untuk berproduksi sehingga produktivitasnya tinggi Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Produktivitas Buruh Sadap Variabel tingkat upah (X 4 ) nilai t hitung sebesar 19,766 > t tabel 2,032 dan nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Sedangkan nilai b 4 tingkat upah adalah sebesar 0,589, artinya jika tingkat upah bertambah 1 satuan, maka produktivitas akan bertambah 0,589 satuan. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya tingkat upah (X 4 ) berpengaruh signifikan terhadap 27
14 produktivitas (Y). Jadi hipotesis tentang tingkat upah dalam penelitian ini diterima, karena tingkat upah berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur. Tingkat upah buruh sadap di Desa Sumber Makmur cukup beragam, mulai dari yang upah terkecil Rp ,- dan upah terbesar Rp ,-. Seperti pada tabel 4.6, menunjukkan distribusi tingkat upah terhadap produktivitas berpola teratur sehingga menyebabkan tingkat upah mempengaruhi secara nyata terhadap produktivitas. Menurut Adhadika (2013), besar kecilnya upah yang diberikan perusahaan kepada para pekerjanya akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan Saat seorang pekerja merasa nyaman dengan upah yang diterima maka produktivitasnya dalam bekerja diharapkan akan meningkat. Upah yang nyaman dalam hal ini dapat diartikan upah yang wajar, yakni dapat memungkinkan pekerja untuk memenuhi kebutuhannya secara manusiawi. Sehingga ketika tingkat penghasilan cukup, akan menimbulkan konsentrasi kerja dan mengarahkan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas Pengaruh Insentif Terhadap Produktivitas Buruh Sadap Variabel insentif (X 5 ) nilai t hitung sebesar 2,685 > t tabel 2,032 dan nilai signifikansinya adalah 0,011 < 0,05. Sedangkan nilai b 5 insentif adalah sebesar 0,367, artinya jika insentif bertambah 1 satuan, maka produktivitas akan bertambah 0,367 satuan. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya insentif (X 5 ) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y). Jadi hipotesis tentang insentif dalam penelitian ini diterima, karena insentif berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur. Insentif buruh sadap di Desa Sumber Makmur tidak terlalu beragam, mulai dari insentif Rp ,- Rp ,-. Seperti pada tabel 4.7, menunjukkan distribusi insentif terhadap produktivitas berpola teratur sehingga menyebabkan insentif mempengaruhi secara nyata terhadap produktivitas. Menurut Tasunane (2003), insentif adalah penghargaan yang dirancang untuk mendorong dan memotivasi pegawai untuk berusaha melampaui performansi normal yang diharapkan. Sedangkan menurut Govindarajan dan Anthony (2004), sistem 28
15 insentif didesain agar dapat mempengaruhi perilaku untuk menefektifkan strategi organisasi, dan memberi dampak pada kinerja organisasi Hasil Analisis Regresi Sederhana Dan Pembahasan Analisis terhadap regresi sederhana ini menunjukan pengaruh dari variabel bebas: produktivitas buruh sadap (Y) terhadap variabel tidak bebas : pendapatan buruh sadap (Z). Analisis model regresi sederhana ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R 2 adjusted), nilai F hitung, dan nilai signifikansi variabel bebas (t hitung). Hasil dari pendugaan parameter model regresi sederhana menunjukan nilai koefisien determinasi (R 2 adjusted) 0,950. Ini menunjukan sekitar 95,00% variasi dari variabel pendapatan buruh sadap (Z) dijelaskan oleh variabel produktivitas buruh sadap (Y), sedangkan sisanya 5,0% variasi dari pendapatan buruh sadap (Z) dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lainnya yang tidak dimasukan kedalam model regresi sederhana diatas. Adapun signifikansi model regresi sederhana ini menunjukan nilai yang signifikan pada taraf uji (α) 5% yang ditunjukan dengan nilai F hitung (748,592) > F tabel (4,10), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh nyata antara produktivitas buruh sadap (Y) terhadap pendapatan buruh sadap (Z), dengan persamaan regresi sederhana sebagai berikut : Z = b 0 + b 1 Y Z = 109, ,563Y Tabel Hasil Uji Komputasi Regresi Sederhana No Variabel Parameter Dugaan (b) Nilai t hitung Taraf Uji (α=0,05) Tingkat Signifikansi 1 Konstanta 109,109 3,926 0,000 2 Produktivitas (Y) 1,563 27,360 (*) 0,000 Signifikan R 2 adjusted = 0,950 F hitung = 748,592 F tabel = 4,10 t tabel = 2,024 Keterangan : (*) signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Produktivitas (Y) nilai t hitung sebesar 27,360 > t tabel 2,024 dan nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Sedangkan nilai b produktivitas adalah sebesar 1,563, artinya jika produktivitas bertambah 1 satuan, maka pendapatan akan bertambah 1,563 satuan. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 29
16 diterima, yang artinya produktivitas buruh sadap karet (Y) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan buruh sadap karet (Z). Jadi hipotesis tentang produktivitas yang diajukan dalam bab sebelumnya dalam penelitian ini diterima, karena produktivitas berpengaruh nyata terhadap pendapatan buruh sadap karet di Desa Sumber Makmur. Oleh sebab itu, produktivitas buruh sadap yang semakin tinggi menyebabkan pendapatan buruh sadap semakin tinggi pula. Menurut Purwanti (2014), pendapatan yang seimbang dengan beban kerja yang disumbangkan buruh adalah sangat penting, karena pendapatan buruh sadap karet yang mencukupi bagi buruh akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi sehingga pada akhirnya akan memberikan dorongan bagi buruh didalam bekerja dan melakukan aktifitas di perusahaan, yang pada akhirnya juga akan berdampak pada pencapaian tujuan perusahaan yaitu produksi dan pendapatan bersih perusahaan. Pada dasarnya pendapatan yang meningkat bagi buruh juga akan memberikan peningkatan pendapatan bersih bagi perusahaan, sesuatu yang bersifat saling menguntungkan bagi buruh dan perusahaan. 30
BAB II TELAAH TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengertian dan Penalaran Konsep Produktivitas
BAB II TELAAH TEORI 21 Tinjauan Pustaka 211 Pengertian dan Penalaran Konsep Produktivitas Keberhasilan operasi perusahaan akan tergantung pada produktivitas kerja dari tenaga kerja, karena tenaga kerja
Lebih terperinciModel Summary b. a. Predictors: (Constant), insentif, pengalaman, pendidikan, umur, upah b. Dependent Variable: produktivitas.
LAMPIRAN Hasil Uji SPSS :. Hasil Uji SPSS Regresi Berganda : Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson,986 a,973,969 8,474 2,022 a. Predictors: (Constant),
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI
55 BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI A. Kondisi Geografis Desa Gemeksekti Kondisi geografis, sosial dan ekonomi, sedikit banyak memberikan terhadap daya kreatif dan imajinasi pada suatu komunitas masyarakat.
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa
Lebih terperinciIV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah
40 IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Sumber Bahagia Desa Sumber Bahagia merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM TRIONO HERMANSYAH NPM. 0710 4830 0671 ABSTRAK Berbedanya kemampuan petani
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Desa Lebuh Dalem Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala Timur yang merupakan kecamatan pemekaran dari sebagian
Lebih terperinci(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3
61. a. Topografi dan Jenis Tanah Topografi Desa Ngijo adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian 105 m dpal dengan curah hujan 10 mm/tahun. Jenis tanah di Desa Ngijo adalah jenis tanah Mediteran coklat.
Lebih terperinciBAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari
54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Bogor Barat Wilayah administrasi Kecamatan Bogor Barat hingga akhir Desember 2008 yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki
65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009
33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan
47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah
BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah Penelitian dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih dan Cihaurbeuti. Tiga kecamatan ini berada di daerah Kabupaten Ciamis sebelah utara yang berbatasan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian
60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciIV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di
40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS
V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda
31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis
59 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Rawa Pitu yang menjadi lokasi penelitian merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis 04
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kelurahan Tugusari Kelurahan Tugusari adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bireuen adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Menjadi kabupaten otonom sejak tahun 2000 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT
41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani
Lebih terperinciBAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bendungan Way Rarem terletak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi
61 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Daerah Irigasi Way Rarem Bendungan Way Rarem terletak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, mengambil air dari Way (sungai) Rarem dan Way Galing melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pembangunan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan prioritas pada pembangunan sektor pertanian, karena sektor pertanian di Indonesia sampai
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana
Lebih terperinciV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi
V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah
BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian 4.1.1 Sejarah Desa Bale Desa Bale terletak diwilayah timur Indonesia tepatnya di wilayah Maluku Utara. Pada tahun 1800an kesultanan ternate berkunjung
Lebih terperinciProfil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan
1 A. GAMBARAN UMUM 1. Nama Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 2. Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Terletak di Kawasan a. Jumlah Transmigran (Penempatan) Penempata 2009 TPA : 150 KK/563
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kecamatan tulang bawang Tengah merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU
BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non
IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian ditabulasi dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10
Lebih terperinciDESKRIPSI PETANI KEBUN KARET DI DESA MENANGA JAYA KECAMATAN BANJIT KABUPATEN WAY KANAN
1 DESKRIPSI PETANI KEBUN KARET DI DESA MENANGA JAYA KECAMATAN BANJIT KABUPATEN WAY KANAN M.Seftia Rosa Kenamon 1, I Gede Sugiyanta 2, Sudarmi 3 This research aims to describe rubber groves farmers in the
Lebih terperinci