BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses jalan yang menghubungkan Ibu Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi oleh Sungai Bone. Luas wilayah Kecamatan Kabila adalah sebesar 193,45 KM atau 13,94% dari luas wilayah Kabupaten Bone Bolango, Desa Terluas adalah Desa Poowo. Dilihat dari letak geografisnya, Kecamatan Kabila ini terletak pada garis Lintang antara 0,30 0 LU 1,00 0 LS, 121,00 0 BT 123,30 0 BB. Batas wilayah Kecamatan Kabila sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Kecamatan Tilong Kabila, Sebelah Timur dengan Kecamatan Suwawa, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Botupingge, Sebelah Barat dengan Kota Gorontalo Dilihat dari morfologi permukaan bumi, yang terluas adalah daerah pegunungan dan dataran rendah. Kecamatan Kabila terdiri dari 12 Desa / Kelurahan, yaitu Desa Desa Dutohe, Desa Tanggilingo, Kelurahan Padengo, Kelurahan Oluhuta, Kelurahan Tumbihe, Kelurahan Pauwo, Desa Toto Selatan, Desa Poowo, Desa Talango, Desa Poowo Barat, Desa Dutohe Barat, Desa Oluhuta Utara. Secara keseluruhan Kecamatan Kabila dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat seperti sepeda motor dan mobil, sebab prasarana jalan telah

2 mengalami pengaspalan. Kecamatan Kabila memiliki salah satu sungai terbesar di Provinsi Gorontalo, yaitu Sungai Bone, sehingga Desa yang berada dipinggir sungai relative subur. 2. Iklim Kecamatan Kabila keadaan iklim selama tahun 2011, secara panas dengan suhu udara berkisar antara 23 0 C. Temperatur terendah terjadi di Bulan Februari dan tertinggi terjadi pada Bulan Mei. Kelembaban udara berkisar antara 72 89%. Terendah pada Bulan Februari dan tertinggi pada Bulan Maret. Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi pada Bulan Desember yaitu sebanyak 23 hari (BPS Bone Bolango, 2011). 3. Penggunaan Lahan Tataguna lahan dapat di definisikan sebagai lahan yang di manfaatkan oleh manusia. Penggunaan lahan biasanya sebagai taman, kehutanan, sarana peternakan, dan lahan pertanian. Suratman (2008) menjelaskan bahwa lahan dan pakan ternak adalah dua sumber daya penting dalam pengoperasian peternakan sapi potong. Lahan di gunakan untuk memproduksi sumber pakan bagi ternak sapi potong. Interaksi antara ternak dengan lahan dan tanaman berpengaruh nyata terhadap konservasi dan pembangunan sumber daya tersebut. Pengunaan lahan di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango terdiri dari lahan pemukiman, sawah, perkebunan, pekarangan, dan perkantoran. Dapat dilihat luas lahan menurut penggunaannya yang ada di kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

3 Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun No Luas Lahan Jumlah (ha) Persentase (%) 1 Sawah ,48 2 Perkebunan ,20 3 Bangunan ,90 4 Empang 6 0,52 5 Pekarangan ,0 Jumlah Sumber : Data Kecamatan Kabila, 2012 Kecamatan Kabila merupakan wilayah pertanian terbesar dengan berbagai jenis bentuk pengusahaan, antara lain sawah, dan perkebunan, yang memiliki persentase 55,68%. Hal ini yang dapat berkontribusi positif terhadap ketersediaan pakan hijauan selain itu juga petani memanfaatkannya sebagai padang pengembalaan sapi Bali. Faktor sumber daya lahan berkaitan erat dengan usaha pengemabangan ternak ruminansia sebagai tempat hidup dan sebagai penghasil hijauan makanan ternak. Pemanfaatan lahan untuk peternakan didasarkan pada kriteria anatara lain : Lahan adalah sumber pakan untuk ternak, semua jenis lahan cocok sebagai sumber pakan, pemanfaatan lahan untuk tempat usaha peternakan. 4. Keadaan Penduduk Kepadatan penduduk secara umum di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2011 sebesar 20,69 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki laki jiwa dan

4 penduduk perempuan jiwa. Penduduk Kecamatan Kabila memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, sekaligus memiliki pekerjaan yang berbeda beda pula sesuai masing masing bidang. Penggunaan tenaga kerja di suatu usaha peternakan mutlak di perlukan baik tenaga kerja sebagai teknis budidaya, manajemen, maupun dalam pengelolaan hasil peternakan, pada umumnya pengguanaan tenaga kerja bisa banyak di ambil dari anggota keluarga sendiri maupun tenaga kerja dari luar keluarga. Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Kabila dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 3. Jumlah penduduk menurut kelompok umur Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) , , , , , , , , , , , ,47 Total Sumber : Data Sekunder Kecamatan Kabila 2013

5 Pada Tabel 3. terlihat bahwa penduduk di Kecamatan Kabila masih di katakan produktif sebanyak orang atau 61,4 % dari umur tahun sebanyak orang atau 10,07 %, umur tahun sebanyak orang atau 9,93%, umur tahun sebanyak orang atau 9,53%, umur tahun sebanyak orang atau 8,05%, umur tahun sebanyak orang atau 7,21%, umur tahun sebanyak orang atau 5,72%, umur tahun sebanyak 990 orang atau 4,78%, umur tahun sebanyak 772 orang atau 3,73%, umur tahun sebanyak 500 orang atau 2,41%, sedangkan non produktif sebanyak orang atau 38,5% dari umur 0 4 tahun sebanyak atau 11,72%, umur 5 9 tahun sebanyak orang atau 11,87%, umur tahun sebanyak orang atau 9,46%, dan umur >60 tahun sebanyak orang atau 5,47%. Hal ini menunjukan bahwa rata rata penduduk yang siap melakukan usaha tani atau ternak sapi Bali yang memiliki umur produktif antara tahun untuk bekerja di bidang pertanian dan peternakan. Menurut Kasim dan Sirajudin (2008), usia non produktif berada pada rentan umur 0 14 tahun, usia produktif tahun dan usia lanjut >60 tahun. Semakin tinggi umur seseorang maka lebih cendrung untuk berpikir lebih matang dan bertindak lebih bijaksana. Secara fisik akan mempengaruhi produktifitas usaha ternak, dimana semakin tinggi umur peternak maka kemampuan kerjanya relative menurun. Pada umumnya peternak yang berusia muda dan sehat mempunyai

6 kemampuan fisik yang lebih besar dari pada peternak yang lebih tua, serta peternak yang berusia muda juga lebih cepat menerima hal hal yang baru di anjurkan. 5. Jenis Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak, dimana antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya (Sutardji, 2009). Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Mata pencaharian di bedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencahariaan pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada yang dilakukan sehari hari dan mata pencaharian utamauntuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencahariaan adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber sumber daya yang ada, sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Petani merupakan jenis mata pencaharian yang mayoritas di geluti penduduk Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Tabel 4. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Petani ,54 2 Peternakan 136 2,56 3 Nelayan 22 0,41

7 4 Perkebunan 208 3,94 5 Kehutanan Pegawai Negeri Sipil ,53 7 Pedagang ,18 8 Pertambangan 18 0,34 9 Tabama ,83 10 Lain lain 217 4,11 Total Sumber : Data Kecamatan Kabila Tahun 2013 Berdasarkan keterangan tersebut dan data Kecamatan Kabila total penggunaan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel di atas menunjukan pekerjaan utama penduduk Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu 22,52% yaitu petani sawah 15,54%, Peternakan 2,56%, Nelayan 0,41%, perkebunan 3,94%, kehutanan 0,07% sedangkan yang non pertanian sebanyak 73,88% diantaranya yaitu Pegawai Negeri Sipil 17,53%, Pedagang 11,18%, pertambangan 0,34% dan tabama 44,83% dan sektor lainnya 4,11%. 6. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang di maksudkan adalah pendidikan formal yang pernah di tempuh oleh petani, sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Tingkat pendidikan petani sampel menggambarkan daya pikir petani dalam mengelola usaha taninya, sehingga tingkat pendidikan petani sampel juga merupakan salah satu variabel yang perlu di perhatikan dalam suatui usaha tani. Menurut Ihsan, ( 2011) bahwa tingkat pendidikan pemilik usaha mempengaruhi keputusan pembiayaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan pemilik

8 usaha akan semakin mudah dan cepat orang akan menerima suatu inovasi dan pinjaman dari pihak luar di dalam membiayai usahanya. Hal ini sama dengan hasil penelitian Mayangsari, (2000) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kemampuanya untuk memperoleh modal atau pinjaman dari luar. Tabel 5. Tingkat Pendidikan Peternak Responden No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Tamat SD 18 47,37 2 Tamat SMP 12 31,58 3 Tamat SMA 8 21,05 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Data pada tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden di Kecamatan Kabila sudah pernah duduk di bangku sekolah dengan rincian berikut, tamat SD sebanyak 18 orang atau 47,37%, tamat SMP sebanyak 12 orang atau 31,58%, tamat SMA sebanyak 8 atau 21,05 %, dengan demikian dapat diartikan peternak dapat menulis dan membaca serta menjalankan usahanya tidak mengandalkan orang lain. B. Karakteristik Responden Sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas merupakan salah satu faktor utama perlu diperhatikan dalam proses produksi pertanian secara kuantitas, sumber daya manusia yang terlibat dapat berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga / tenaga upahan, sedangkan secara kualitas sangat di

9 pengaruhi oleh keadaan keluarga terutama umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, pekerjaan dan jumlah kepemilikan ternak. 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan aktivitas aktivitasnya. Sektor peternakan adalah sektor yang erat kaitannya dengan kemampuan fisik terutama dalam proses produksi baik sebagai tenaga kerja maupun sebagai pengelola peternakan itu sendiri. Selain itu juga bila di tinjau dari segi umur merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam meningkatkan produktivitas ternak. Umur merupakan salah satu variabel yang menentukan di dalam melakukan salah satu usaha. Umur ini berkaitan erat dengan kemampuan fisik dan daya pikir peternak. Makin muda umur petani denderung memiliki fisik yang kuat dan dinamis dalam mengelola usaha taninya, sehingga mampu bekerja lebih kuat dari petani yang umurnya tua. Semakin tinggi umur seseorang maka semakin rendah tergantung sama orang lain. Menurut Chamdi, (2003) dalam Pebrina (2008), bahwa umur produktif berkisar tahun, sedangkan umur 0 15 tahun dan >70 tahun termasuk non produktif. Karakteristik umur peternak sapi Bali di Kecamatan Kabila dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Tingkat Umur Peternak Responden Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

10 ,36 >70 1 2,63 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Berdasarkan data pada tabel 5 di atas, hampir semua dari umur responden berada di rentang umur tahun yaitu sebanyak 37 orang atau 97,36% di kategorikan produktif. Untuk umur yang non produktif hanya berjumlah 1 orang atau 2,63% dalam artian bahwa peternak sapi potong Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango umumnya berada padsa umur produktif. 2. Lama Usaha Beternak Selain faktor pendidikan yang dapat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas dan kemampuan kerja seseorang, faktor pengalaman kerja juga merupakan salah satu indikator yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan menjalankan pekerjaan. Pengalaman kerja seseorang dapat di lihat dari lamanya seseorang tersebut menggeluti usaha atau pekerjaan tersebut. Umumnya mereka memiliki pengalaman banyak (Armin, 2011). Lama usaha beternak sapi Bali di Kecamatan Kabila berdasarkan data responden dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 7. Pengalaman Usaha Responden Lama Usaha (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) , ,26

11 >10 1 2,63 Jumlah Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013 Tabel 7. Menunjukan bahwa jumlah responden yang memiliki pengalaman beternak 1-5 tahun 35 orang atau 92,10%, 6-9 tahun sebanyak 2 orang atau 5,26%, dan lebi dari 10 tahun hanya 1 orang atau 2,36%. Responden pada umumnya telah memiliki pengalaman beternak yang cukup lama. Pengalaman memelihara sapi Bali adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas usaha sapi Bali Semakin lama usaha sapi Bali yang diusahakan peternak, akan berpengaruh pada semakin terampilnya peternak dalam menghadapi masalah. 3. Pekerjaan Utama Kegiatan ekonomi rumah tangga yang ditekuni di pedesaan sangat beraneka ragam. Rahmat (2011) menyatakan bahwa di pedesaan masih banyak anggota rumah tangga yang bekerja lebih dari satu jenis pekerjaan artinya mereka mempunyai pekerjaan pokok dan sampingan. Pekerjaan pokok atau pekerjaan utama merupakan mata pencaharian yang membutuhkan waktu curahan kerja yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan pekerjaan sampingan. Jenis pekerjaan utama peternak dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Mata Pencaharian Responden No Mata Pencaharian Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan (Orang) (Orang) 1 Petani (Peternak) 28 -

12 2 Tukang Kayu/petani Pedagang(wiraswasta)/petani Menjahit/petani - 1 Total Sumber : Data Primer diolah 2013 Tabel 8 menunjukan bahwa pekerjaan utama dari responden di Kecamatan Kabila adalah sebagai petani atau peternak sebanyak 28 orang dengan presentasi sebesar 100% sedangkan yang mempunyai mata pencaharian sampingan sebanyak 10 orang atau 26,31% dari total responden. Besarnya jumlah responden yang bermata pencaharian dalam bidang pertanian merupakan satu kekuatan untuk pengembangan peternakan di masa yang akan datang. Usaha yang digeluti responden adalah pertanian dan peternakan. Menurut Sariubang (2001) bahwa pertanian dan peternakan saling mengisi dan berkaitan, peternak dapat memanfaatkan hasil pertanian sebagai makanan ternak dan dapat memberikan sumbangan pupuk bagi tanaman pertanian terutama bagi tanaman sayur -sayuran. 4. Kepemilikan Ternak Jumlah ternak sapi yang dipelihara hasil yang di dapat semakin banyak akan menyebabkan seseorang peternak menyediakan waktu lebih banyak untuk mengelola usahanya, sehingga lebih banyak kesempatan baginya untuk memperhatikan perkembangan atau kelemahan kelemahan yang terdapat dalam usahanya.

13 Pemilikan ternak berdasarkan responden di Kecamatan Kabila bervariasi antara 1 5 ekor, pengelompokan berdasarkan junlah ternak sapi yang dimiliki responden dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 9. Kepemilikan Ternak Responden Kepemilik Ternak Jumlah (orang) Persentase (%) , ,63 >6 - - Total Sumber : Data Primer 2013 Dari tabel 9 di atas yang menunjukan tingkat kepemilikan ternak berbeda beda 1 4 sebanyak 37 orang atau 97,36 %, pemilikan ternak 5 6 ekor sebanyak 1 orang atau 2,63 %. Berdasarkan hasil yang di peroleh bahwa tingkat pemilikan ternak memiliki hubungan terhadap pendapatan peternak, hal ini di sebabkan karena dengan banyaknya ternak sapi yang di miliki petani / peternak, keuntungan yang diperoleh akan semakin banyak (Ihsan, 2011). 5. Luas Lahan Usaha Tani Menurut Saleh, (2011) rendahnya tingkat pendapatan petani tidak terlepas dari luas lahan yang dimiliki oleh petani karena dengan modal lahan yang cukup usaha pertanian dan peternakan akan semakin mudah di jalankan, petani menyadari untuk mendapatkan kebutuhan sehari hari terasa masih kurang, maka petani harus

14 berusaha dari mata pencaharian sampingan yang di kerjakan sebagai profesi buruh tani dan peternakan maupun dari usaha non pertanian. Adapun luas lahan kepemilikan responden di Kecamatan Kabila dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Luas Lahan kepemilikan Usaha Responden Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentasi (%) , ,63 >2 6 15,78 Total Sumber : Data Primer diolah 2013 Lahan merupakan modal dasar dalam melaksanakan usahatani atau ternak, luas lahan yang digunakan untuk usaha menentukan besar faktor produksi lain yang digunakan. Selain itu juga lahan yang menentukan besarnya dan pendapatan peternak. Dalam data responden di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang memiliki lahan kurang dari 2 Ha sebanyak 6 orang atau 15,78 %, 1 Ha sebanyak 20 orang atau %, sedangkan kepemilikan 0.5 Ha sebanyak 12 orang atau %. 6. Biaya Produksi Biaya produksi terbagi atas dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (varabel cost). Biaya tetap adalah yang dikeluarkan untuk beberapa kali proses produksi bahkan harus dikeluarkan walaupun tidak berlangsung proses produksi.

15 Biaya tidak tetap yaitu biaya operasional artinya biaya yang berubah tergantung pada besa kecilnya produksi yang dihasilkan Kamiludin, (2002). Biaya tetap rata-rata yang dikeluarkan peternak di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango meliputi, penyusutan kandang, listrik, tenaga kerja, bibit, pakan, vitamin dan obat-obatan. a. Biaya tetap/investasi Biaya tetap atau investasi yang dikeluarkan terdiri dari biaya penyusutan kandang, instalasi listrik dan tenaga kerja. Total investasi dari masing-masing kelompok sebagai berikut: a) Kelompok Ratu Wangi Redis 1 Rp b) Kelompok Mutiara Redis 1 Rp c) Kelompok Bangkit Redis 1 Rp b. Biaya Variabel Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian bibit, pakan, inseminasi buatan dan obat-obatan. Adapun total biaya variabel dari masing-masing kelompok sebagai berikut: a) Kelompok Ratu Wangi Redis 1 Rp b) Kelompok Mutiara Redis 1 Rp c) Kelompok Bangkit Redis 1 Rp Bahwa besarnya biaya produksi masing-masing anggota kelompok, kelompok ratu wangi redis 1 sebesar Rp , kelompok mutiara redis 1 sebesar Rp dan kelompok bangkit redis 1 sebesar Rp pertahun perhitungan penyusutan kandang menggunakan metode straight line method yaitu

16 dengan rumus harga awal dikurangi harga akhir dibagi daya tahan (tahun). Biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh peternak meliputi biaya pakan, tenaga kerja, inseminasi buatan dan obat-obatan. 7. Penerimaan Penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan, total penerimaan hasil perkalian antara out put dengan harga jual produksi (Boediono, 2002). Penerimaan tunai peternak berasal dari hasil penjualan sapi hidup dengan harga perekor berkisar antara Rp Rp harga sapi tergantung harga permintaan pasar dan bulan-bulan tertentu seperti hari raya Idul Adha dan Idul Fitri dimana permintaan sapi cenderung meningkat. Penerimaan responden pada masing-masing kelompok yaitu : a) Kelompok Ratu Wangi Redis 1 Rp b) Kelompok Mutiara Redis 1 Rp c) Kelompok Bangkit Redis 1 Rp Besarnya penerimaan dari usaha peternakan usaha ternak sapi tergantung jumlah produksi sapi yang diterima oleh kelompok ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga sapi perekor yang diterima oleh petani sebesar Rp Profit Keuntungan yang diperoleh peternak merupakan hasil dari penjualan ternak sapi bali dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa produksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Danial (2002), yang menyatakan bahwa pada setiap

17 akhir panen petani akan menghitung hasil bruto yang diperolehnya. Hasil itu harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya. Setelah semua biaya tersebut dikurangi barulah petani memperoleh apa yang disebut dengan hasil bersih atau keuntungan. Usaha peternakan sapi potong dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya yaitu banyaknya produksi dan pendapatan. Nirwana (2003). Besar pendapatan atau keuntungan usaha sapi Bali dapat dilihat dibawah ini: Tabel 11. Keuntungan Usaha Ternak Sapi Bali Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Keuntungan(Rp) Sumber : Data Primer diolah 2013 Besarnya keuntungan dari usaha peternakan usaha ternak sapi tergantung jumlah produksi sapi yang diterima oleh kelompok ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga sapi perekor yang diterima oleh petani sebesar Rp Analisis fungsi keuntungan digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh pada usahatani ternak sapi Bali, dengan rumus keuntungan yaitu total penerimaan dari masing-masing kelompok, kelompok ratu wangi redis 1 sebesar Rp dikurangi dengan total biaya Rp sehingga diperoleh keuntungan Rp per tahun, kelompok mutiara redis 1 sebesar Rp dikurangi dengan total biaya Rp diperoleh keuntungan Rp

18 dan kelompok bangkit redis 1 sebesar Rp dikurangi dengan total biaya Rp diperoleh keuntungan Rp R/C Ratio Untuk mengukur keberhasilan usaha adalah dengan analisis R/C ratio yang merupakan hubungan pembagian antara penerimaan dengan biaya produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha. Besar kecilnya nilai R/C ratio tergantung pada penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha. Berdasarkan hasil penelitian R/C ratio menunjukkan hasil yang baik hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 12. R/C Ratio Usaha Ternak Sapi Bali Nama Kelompok Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) R/C ratio Ratu Wangi Redis ,7 Mutiara Redis ,7 Bangkit Redis ,7 Total ,7 Sumber : Data primer diolah 2013 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai R/C ratio usahatani ternak sapi Bali di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp 1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7, sedangkan dari kelompok Mutiara Redis 1 yaitu 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp 1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7 dan kelompok Bangkit redis 1 yaitu 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7.

19 Menurut Yuzaria (2010), nilai R/C Ratio sama dengan >1 menunjukkan bahwa usaha mendapatkan keuntungan, R/C ratio sama dengan 1 tidak mengalami keuntungan maupun kerugian (impas), usaha akan merugi bila R/C ratio lebih kecil <1. Analisis R/C ratio digunakan untuk mengetahui apakah usahatani ternak sapi Bali petani responden menguntungkan atau tidak. Dengan digunakan analisis R/C Ratio, diperoleh hasil kelompok ratu wangi redis 1 sebesar 1,7, kelompok mutiara redis 1 sebesar 1,7 dan kelompok bangkit redis 1 sebesar 1,7. Nilai R/C Ratio dari usahatani ternak sapi Bali adalah 1.5. berdasarkan kriterianya nilai R/C ratio > 1 berarti suatu usahatani menguntungkan. Nilai tersebut memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan masing-masing kelompok sebesar 1,7, 1,7, dan 1,7 rupiah. Dengan demikian usahatani ternak sapi Bali responden yang ada di Desa Poowo, Desa Talango, dan Keluraha Oluhuta Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango layak dikembangkan. 10. Analisis Titik Impas Titik impas diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Tapi analisis break event point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break event point saja, akan tetapi titik impas mampu memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan (Munawir, 2002).

20 Analisis titik impas dapat digunakan untuk mengetahui berapa kuantitas produk yang di produksi oleh petani responden pada saat mulai mendapatkan keuntungan. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 13. Analisis Titik Impas Usaha Ternak Sapi Bali BEP BEP harga BEP No Nama Kelompok biaya/penerimaan biaya/unit Produksi (Rp) (Rp) (Rp) 1 Ratu Wangi Redis Mutiara Redis Bangkit Redis Sumber : Data diolah 2013 Berdasarkan hasil penelitian yang ada di Desa Poowo, Desa Talango, dan Kelurahan Oluhuta, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, rata-rata produksi dari usahatani adalah 1 ekor. Berarti petani yang ada di Desa Poowo, Desa Talango dan Kelurahan Olohuta Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango sudah dapat melewati titik impas dengan produksi diatas dari masing-masing kelompok ratu wangi redis 1 = 3 ekor, mutiara redis 1 = 2 ekor dan bangkit redis 1= 2 ekor berarti usahatani ternak sapi bali tersebut sudah layak dikembangkan. Jadi pada saat petani menghasilkan ternak dari masing-masing kelompok dengan biaya penerimaan dari masing-masing kelompok ratu wangi redis 1 sebesar Rp perkelompok, mutiara redis 1 sebesar Rp perkelompok dan bangkit redis 1 sebesar Rp perkelompok akan mengalami titik impas.

21 Analisis biaya per unit digunakan untuk mengetahui keuntungan setiap eker sapi dengan membandingkan harga jual dengan biaya produksi dari tiap ekor sapi. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil: BEP Harga Kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor BEP Harga Kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor BEP Harga Kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor Petani responden berada pada titik impas dengan harga masing-masing kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor, kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor, dan kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor. Namun apabila petani responden ingin mengalami keuntungan, maka petani responden tersebut harus menjual dengan harga masing-masing kelompok diatas dari kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor, kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor, dan Kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor. Tetapi apabila harganya dibawah dari harga tersebut maka petani tersebut akan mengalami kerugian. Selanjutnya dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Poowo, Desa Talanggo dan Kelurahan Oluhuta, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango diperoleh harga dari tiap ekor sapi masing-masing kelompok adalah kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor, kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor, dan kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor. Jadi petani yang da di Desa Poowo, Desa Talango dan Kelurahan Oluhuta Kecamatan kabila Kabupaten

22 Bone Bolango tersebut sudah dapat melewati titik impas dengan harga diatas dari masing-masing kelompok tersebut.

ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI BALIDI KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI BALIDI KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO 1 ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI BALIDI KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH Yurnaningsih Limonu 1, Abdul Hamid Arsyad 2, Sri Yenny Pateda 3 JURUSAN PETERNAKAN Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni 2013 di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. B. Metode Penelitian Metode

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan. 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan. Peternakan memiliki peran yang strategis terutama dalam penyediaan sumber pangan. Salah satu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang, 18 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis sebagai pusat akses lintas daerah karena posisinya berada di titik tengah wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro 61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Pulubala merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Secara Geografis Kecamatan ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Kecamatan Balik Bukit merupakan 1 dari 25 Kecamatan lain

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Keberhasilan usahatani tanaman kacang kapri sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis dan Topografi Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1. Keadaan Geografis Watang Pulu adalah salah satu dari 11 kecamatan di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Wattang Pulu terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis 30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Kecamatan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN OLEH AMELIA 07 114 027 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 i ANALISIS

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, 25 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Desa Buana Sakti Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Desa Buana

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari 54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19 BT IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Desa Baleagung Desa Baleagung terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 110 18'

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling TINJAUAN PUSTAKA Kambing Etawa Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu

Lebih terperinci