Aplikasi mangosteen 1.0
|
|
- Herman Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 75
2 Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan pemakaian program mangosteen 1.0 Aplikasi mangosteen 1.0 Program aplikasi mangosteen 1.0 merupakan program yang berbasis stand alone, artinya dapat diinstal dengan mudah digunakan secara dinamis pada setiap PC (Personal Computer). Sistem dalam mangosteen 1.0 membutuhkan suatu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) dengan spesifikasi tertentu. Kebutuhan Minimal Perangkat Keras 1. Prosesor Intel Pentium IV, 2. Memori (RAM) sebesar 512 megabytes, 3. VGA 1 MB, 4. CD-Room, 5. Monitor ukuran 600 x 800 pixels, 6. Menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP/Vista/ 7 (seven) 7. Ruangan harddisk kosong sebesar 1 Gigabyte. Kebutuhan Minimal Perangkat Lunak 1. Sistem operasi Windows XP/Vista/ 7 (seven) 2. Microsoft Office 2003/ Expert Choice 2000 Prosedur Instalasi Petunjuk Instalasi Untuk memulai program mangosteen 1.0, sebaiknya di dalam komputer telah terinstal program aplikasi Expert Choice 2000, sebab di dalam program mangosteen 1.0 terdapat model-model analisis yang terintegrasi dengan Expert Choice 2000 tersebut. Apabila belum terinstal, pengguna diminta untuk melakukan proses instalasi terlebih dahulu. 1. Klik icon set up ec pada folder master program Expert Choice Setelah icon tersebut diklik, pengguna diminta mengikuti petunjuk penginstalan. 3. Masukkan serial number yang disertakan pada CD ketika proses instalasi memintanya. 4. Apabila proses instalasi telah berhasil dilakukan, maka akan muncul tampilan sebagai berikut: 76
3 Pendahuluan Untuk menjalankan program mangosteen 1.0, pengguna tidak harus melakukan proses instalasi rumit seperti program aplikasi lain. Pengguna hanya diminta untuk memindahkan folder program mangosteen 1.0 yang terdapat dalam CD, kedalam komputer dan folder tersebut dapat ditempatkan dimana saja di dalam komputer tersebut. Hal ini merupakan kemudahan tersendiri bagi pengguna dalam menjalankan program mangosteen 1.0. Tampilan awal dan login Agar program mangosteen 1.0 dapat dioperasikan, maka pengguna harus mengklik icon. Project mangosteen 1.0 yang terdapat dalam folder tersebut seperti gambar berikut ini: mangosteen 1.0.ico Setelah icon tersebut diklik maka, akan muncul tampilan splash screen seperti gambar berikut: Setelah progress bar selesai maka akan muncul tampilan login seperti gambar brikut Pada menu tersebut, pengguna diminta untuk memasukkan nama dan memilih login sebagai user. Apabila pengguna memilih login sebagai user, maka pengguna tidak perlu memasukkan password, sebab password tersebut hanya diperlukan oleh administrator untuk melakukan perubahan (editing) sistem dan memperbaharui (updating) data statis dalam sistem. 77
4 Menu Utama. Pada menu utama ini terdapat beberapa menu didalamnya yang meliputi model yang terdiri dari enam model dan menu informasi. Model Penentuan Produk Prospektif KLIK 2 KLIK 3 KLIK 1 Klik 1 : untuk mengubah penilaian produk Klik 2 : untuk mengubah bobot kriteria Klik 3 : menganalisis prioritas dengan MPE 78
5 Model Strategi Pengembangan Agroindustri Model ini menggunakan teknik Analitical Hierarchy Process (AHP). Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pengguna, yaitu: 1. Memasukkan jumlah pakar 2. Membuat hierarki model AHP pada form yang tersedia. 3. Menentukan goal dari model tersebut. 4. Menentukan masing-masing elemen pada setiap level hirarki tersebut. 5. Menentukan alternatif lokasi yang dianalisis. 6. Masukkan bobot masing- masing elemen berdasarkan pendapat setiap pakar. 7. Melakukan revisi pembobotan bila terdapat nilai inconsistency ratio yang lebih besar dari 0, Nilai prioritas setiap elemen dan prioritas alternatif didapatkan secara otomatis. Icon penentuan jumlah pakar Goal hierarki Input alternatif Bobot alternatif Apabila hirarki telah selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengisian bobot (matriks) elemen pada setiap level, dan pengisian bobot alternatif. Untuk melakukan pembobotan elemen serta alternatif, pengguna harus mengklik icon untuk pembobotan, sampai muncul tampilan seperti pada gambar. 79
6 Setelah itu, pengguna langsung dapat memasukkan bobot nilai setiap elemen dengan skala penilaian 1-9 dengan perbandingan berpa-sangan dari dua elemen yang diperbandingkan. Bobot nilai yang berwarna hitam berarti elemen horizontal lebih penting daripada elemen vertikal, sedangkan bobot nilai yang berwarna merah berarti sebaliknya Pengguna diminta untuk memasukkan bobot semua elemen pada tiap levelnya. Selanjutnya, pengguna dapat melihat prioritas dari setiap elemen atau alternatif dalam bentuk grafik batang agar lebih mudah dalam pembacaannya. Tampilannya dapat dilihat pada gambar di samping. Selain grafik batang, nilai inconsistency ratio dari setiap levelnya ditampilkan pada form tersebut Setelah semua bobot dari masing-masing pakar dimasukkan, maka akan muncul nilai bobot alternatif di bagian pojok kanan dari tampilan program 80
7 Lampiran 2. Peta sebaran daerah sentra produksi manggis di Kabupaten Bogor 81
8 Lampiran 3. Hasil penilaian pakar terhadap kriteria yang berpengaruh dalam penentuan lokasi agroindustri pengolahan manggis Pakar No. Kriteria Kemudahan akses bahan baku Ketersediaan infrastruktur dan transportasi Ketersediaan sarana utilitas Kemudahan akses bahan penunjang Ketersediaan tenaga kerja Kondisi sosial budaya Kemudahan akses pemasaran Nilai rata-rata Skala Penilaian Nilai Keterangan 1 Tidak penting 3 Kurang penting 5 Penting 7 Sangat Penting 9 Ekstrim Penting 2,4,6,8 Nilai tengah di antara dua nilai yang berdekatan 82
9 Lampiran 4. Jarak lokasi dengan sumber bahan baku No. Kecamatan Jarak dengan sumber bahan baku (km) 1 Leuwiliang 0 2 Sukamakmur 0 3 Cibungbulang 3 4 Ciampea 6 5 Leuwisadeng 7 6 Pamijahan 8 7 Nanggung 11 8 Dramaga 14 9 Cigudeg Kemang Jonggol Ciomas Rumpin Sukajaya Jasinga Sukaraja Babakan Madang Klapanunggal Ciawi Gunung Sindur Cariu Cileungsi Caringin Cibinong Bojonggede Cijeruk Megamendung Tenjo Cisarua Citeureup Parung Gunung Putri Tanjung Sari Parung Panjang 50 83
10 Lampiran 5. Data kuantitatif BPS untuk kriteria pemilihan lokasi No. Kecamatan Jarak dengan sumber bahan penunjang (km) Jumlah pencari kerja Jumlah kasus kriminalitas 1 Bogor Babakan Madang Bojonggede Caringin Cariu Ciampea Ciawi Cibinong Cibungbulang Cigudeg Cijeruk Cileungsi Ciomas Cisarua Citeureup Dramaga Gunung Putri Gunung Sindur Jasinga Jonggol Kemang Klapanunggal Leuwiliang Leuwisadeng Megamendung Nanggung Pamijahan Parung Parung Panjang Rumpin Sukajaya Sukamakmur Sukaraja Tanjung Sari Tenjo
11 Lampiran 6. Hasil perhitungan MPE pada sub model penentuan lokasi unggulan No. Alternatif Lokasi kedekatan dgn ketersediaan sarana akses bahan ketersediaan kondisi sosial kemudahan bahan baku infrasturktur utilitas penunjang tenaga kerja budaya akses pemasaran Nilai MPE 1 Babakan Madang Bojonggede Caringin Cariu Ciampea Ciawi Cibinong Cibungbulang Cigudeg Cijeruk Cileungsi Ciomas Cisarua Citeureup Dramaga Gunung Putri Gunung Sindur Jasinga Jonggol Kemang Klapanunggal Leuwiliang Leuwisadeng Megamendung Nanggung Pamijahan Parung Parung Panjang Rumpin Sukajaya Sukamakmur Sukaraja Tanjung Sari Tenjo
12 Lampiran 7. Biaya investasi budidaya manggis No. Komponen Jumlah satuan harga/unit total umur ekonomis nilai sisa penyusutan 1 tanah 1 ha Bibit stek sambung 125 batang tangga 3 unit Keranjang 250 unit Cangkul 10 unit Hand sprayer 2 unit Timbangan duduk 1 unit galah panen 5 unit bangsal panen 30 m Pupuk kandang 3 ton 3 ton Urea 50 kg 50 kg SP kg 25 kg KCl 20 kg 20 kg Pembuatan lubang tanam 10 HKP Penanaman 5 HKP Total 375,025, ,135, ,403, Biaya tak terduga 10% 37,502, TOTAL INVESTASI 412,527,
13 Lampiran 8. Biaya operasional budidaya manggis a. Biaya operasional tahun ke-1sampai dengan tahun ke-6 No. Komponen Jumlah satuan harga/unit total 1 Pupuk Urea 375 kg SP kg KCl 240 kg Pestisida Insektisida 120 kg Fungisida 120 liter Tenaga kerja Penyiangan 60 HKP Pemupukan 90 HKP Penyemprotan 480 HKP Panen/pasca panen pertama 50 HKP Penyusutan Sub Total 41,418, Biaya tak terduga 10% 4,141, TOTAL 45,559, b. Biaya operasional tahun ke-7sampai dengan tahun ke-20 No. Komponen Jumlah satuan harga/unit total 1 Pupuk Urea 875 kg SP kg KCl 560 kg NPK 350 kg Pupuk kandang 42 ton Pestisida Insektisida 140 kg Fungisida 140 liter Tenaga kerja Penyiangan 140 HKP Pemupukan 210 HKP Penyemprotan 1120 HKP Panen/pasca panen pertama HKP penyusutan Sub Total 221,793, Biaya tak terduga 10% 22,179, TOTAL 243,972,
14 Lampiran 9. Proyeksi laba rugi budidaya manggis Deskripsi Tahun ke a. jumlah tanaman/ha b. produktivitas rata-rata (buah/pohon) c. harga per buah (Rp) d. persentasi keberhasilan A.Total Penerimaan (Rp) ,800,000 12,000,000 48,000,000 54,000,000 90,000,000 biaya operasional 7,593,300 7,593,300 7,593,300 7,593,300 7,593,300 7,593,300 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 B. Total Pengeluaran (Rp) 7,593,300 7,593,300 7,593,300 7,593,300 7,593,300 7,593,300 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 C. Laba (Rp) -7,593,300-7,593,300-7,593,300-7,593,300 7,593,300-5,793,300-5,426,593 30,573,407 36,573,407 72,573,407 Deskripsi Tahun ke a. jumlah tanaman/ha b. produktivitas rata-rata (buah/pohon ) c. harga per buah d. persentasi keberhasilan A. Total Penerimaan (Rp) 122,500, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 biaya operasional 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 B. Total Pengeluaran (Rp) 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 17,426,593 C. Laba (Rp) 105,073, ,573, ,573, ,573, ,573, ,573, ,573, ,573, ,573, ,573,407 88
15 Lampiran 10. Kriteria kelayakan investasi budidaya manggis Tahun ke- Bt - Ct Akumulasi DF 6,75 % PV NPV kumulatif (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 0 (412,527,500) (412,527,500) (412,527,500) (412,527,500) 1 (5,415,300) (417,942,800) (5,378,992) (417,906,492) 2 (5,415,300) (423,358,100) (5,342,927) (423,249,419) 3 (5,415,300) (428,773,400) (5,307,104) (428,556,523) 4 (5,415,300) (434,188,700) (5,271,521) (433,828,044) 5 (5,415,300) (439,604,000) (5,236,177) (439,064,221) 6 (3,615,300) (443,219,300) (3,472,278) (442,536,500) 7 (3,248,593) (446,467,893) (3,099,159) (445,635,658) 8 32,751,407 (413,716,486) ,035,365 (414,600,293) 9 38,751,407 (374,965,079) ,474,784 (378,125,509) 10 74,751,407 (300,213,671) ,888,061 (308,237,448) ,251,407 (192,962,264) ,601,293 (208,636,155) ,751,407 (68,210,857) ,076,275 (93,559,880) ,751,407 56,540, ,304,718 20,744, ,751, ,291, ,538, ,283, ,751, ,043, ,777, ,060, ,751, ,794, ,980, ,040, ,751, ,546, ,108, ,148, ,751, ,297, ,242, ,391, ,751, ,048, ,782, ,174, ,886,407 1,321,935, ,370,031 1,143,544,536 Kriteria Nilai NPV (Rp) NPV > 0 IRR (%) 10% IRR > discount rate (6.75%) PBP (Tahun) 12 tahun 5 bulan PBP < Umur Proyek Net B/C 3.56 Net B/C > 1 LAYAK 89
16 Lampiran 11. Data sentra produksi manggis beserta bulan panennya No. Daerah Sentra Provinsi/Kabupaten Produks Jarak Bulan_Panen Puncak_Panen i (ton) (km) Limapuluh kota Sumatera Barat 1429 Nov - Mei Jan - Feb Kota Agam Sumatera Barat 1627 Nov - Mei Mar - Apri Banyuwangi Jawa Timur 410 April - Juli Juni Blitar Jawa Timur 451 Jan - Mei Juni Ciamis Jawa Barat 2721 Jan - Mei Mar - Apri Cigudeg Bogor 161 Nov - Januari Januari 29 7 Jasinga Bogor 1243 April - Juni Juni 29 8 Kampar Riau 350 Juni - Sep Agustus Kerinci Jambi 335 Agustus - Okt September lahat Sumatera Selatan 1768 Agus - Des Okt - Nov Leuwiliang Bogor 723 Jan - Maret Feb - Mar Leuwisadeng Bogor 500 Okt - Jan Nov - Des lombok barat Nusa Tenggara 82 Nov - Feb Desember sawahlunto Sumatera Barat 4343 Nov - Mei Jan - Feb Merangin Jambi 285 Agustus - Okt September Nanggung Bogor 44 Okt - Jan Nov - Des Pasaman Sumatera Barat 1214 Nov - Mei Jan - Feb purwakarta Jawa Barat 2290 Nov - Apr Feb - Mar purworejo Jawa Tengah 389 Nov - Mar Jan - Feb Subang Jawa Barat 2113 Jan - Mei Mar - Apri Sukabumi Jawa Barat 559 Okt - Jan Nov - Des Sorolangun Jambi 76 Agustus - Okt September Sukajaya Bogor 135 Nov - Januari Desember Sukamakmur Bogor 200 Des - Feb Februari tabanan Bali 1499 Mei - Sep Juli - Sep Tanggarhus Lampung 80 Mei - Sep Juli - agustus tasikmalaya Jawa Barat Jan - Mei Mar - Apri Tapanuli Sumatera Utara 3234 Juni - Sep Agustus
17 Lampiran 12. Kuisioner AHP penentuan strategi pengembangan agroindustri TIN-IPB Institut Pertanian Bogor Peneliti : Andri Fauzan Rachman KUISIONER PROSES HIERARKI ANALITIK PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI XANTHONE MANGGIS (Garcinia Mangostana L) Studi kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Identitas Responden Nama : Sugiyono Telepon : Pekerjaan Instansi : sugiyono.bisa@yahoo.com : Peneliti/Dosen jurusan TMB IPB : IPB Tanggal Wawancara : 16 Juni 2011 Disusun oleh: Nama : Andri Fauzan Rachman andri.fauzan11@yahoo.com Telepon : Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
18 PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER A. Petunjuk Umum 1. Isi kolom identitas yang terdapat di halaman depan kuisioner. 2. Berikan penilaian terhadap hierarki Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Xanthone Manggis dengan cara mengisi Lembar Penilaian. 3. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen-komponen dalam 1 level hirarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya menggunakan Skala Penilaian yang terdapat pada Petunjuk Khusus 4. Penilaian dilakukan dengan mengisi titik-titik pada kolom yang telah disediakan. B. Petunjuk Khusus Penilaian yang diberikan menggunakan skala penilaian berikut: Perbandingan Skala Penilaian A sama prioritas dengan B 1 A sedikit lebih prioritas dari B 3 B sedikit lebih prioritas dari A 1/3 A jelas lebih prioritas dari B 5 B jelas lebih prioritas dari A 1/5 A sangat jelas lebih prioritas dari pada B 7 B sangat jelas lebih prioritas dari pada A 1/7 A mutlak lebih prioritas dari pada B 9 B mutlak lebih prioritas dari pada A 1/9 Nilai skala 2,4,6,8 atau ½, ¼, 1/6, 1/8 diberikan bila terdapat sedikit saja perbedaan tingkat prioritas dengan patokan (sebagai nilai tengah) Contoh Pengisian : Faktor A Faktor B X Y Z X 1 3 (a) 5 (b) Y 1 1/7 (c) Z 1 Keterangan : Nilai (a) : Faktor X sedikit lebih penting dari faktor Y Nilai (b) : Faktor X jelas lebih penting dari faktor Z Nilai (c) : Faktor Z sangat jelas lebih penting dari faktor Y SELAMAT MENGISI! 92
19 Model Hierarki Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis dengan PHA Fokus Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis Faktor Harga bahan baku dan bahan penunjang Kebijakan Pemerintah Kontinuitas Produksi Distribusi dan pemasaran produk Harga jual produk Aktor Pemerintah Investor Pemasok Bahan Baku Pelaku Industri Industri terkait lain Tujuan Memaksimalkan keuntungan (profit) Memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga yang minimum Memenuhi kebutuhan pasar agroindustri manggis Alternatif Menjalin kerja sama dengan instansi lain sebagai pemasok bahan baku Promosi, penyuluhan dan pembangunan distribusi langsung ke petani Menjalin kemitraan dengan instansi lain sebagai industri penyalur produk olahan 1. Membandingkan tingkat kepentingan elemen-elemen FAKTOR dalam Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis Faktor yang dipertimbangkan dalam rangka strategi pengembangan agroindustri xanthone manggis adalah sebagai berikut : a. Harga Bahan Baku dan Bahan Penunjang Harga bahan baku dan bahan penunjang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengembangan agroindustri manggis. Faktor ini dapat mempengaruhi biaya produksi dan kelayakan agroindustri manggis. b. Kebijakan Pemerintah Berkembangnya suatu industri tidak terlepas dari kebijakan/regulasi pemerintah yang berlaku. Kebijakan pemerintah ini meliputi peraturan dan perundang-undangan mengenai komoditi manggis, produk olahan (pangan) dan peraturan lain terkait agroindustri xanthone manggis. 93
20 c. Kontinuitas Produksi Kontinuitas produksi yang dimaksud adalah kelangsungan produksi yang dipengaruhi berbagai hal seperti ketersediaan bahan baku, bahan penunjang, pemasaran dan pemeliharaan pabrik d. Distribusi dan Pemasaran Produk Distribusi dan pemasaran produk termasuk salah satu faktor yang cukup penting mengingat produk yang dipasarkan merupakan produk yang terbilang baru. Distribusi pada konsumen secara tepat juga mempengaruhi pengembangan agroindustri manggis agar didapatkan konsumen yang sesuai target. e. Harga Jual Produk Harga jual produk dipengaruhi oleh beberapa hal seperti biaya produksi, pendapatan, pemasukan, tingkat inflasi dan berbagai hal lain berkaitan dengan produksi dan agroindustri xanthone manggis. Elemen A Harga bahan baku dan bahan penunjang Elemen B Kontinuitas Distribusi dan Kebijakan produksi pemasaran produk pemerintah Harga bahan baku dan penunjang Harga Jual produk Kontinuitas produksi 1 1/2 3 2 Distribusi dan pemasaran produk Kebijakan pemerintah 1 1/2 Harga Jual produk 1 2. Membandingkan tingkat kepentingan elemen-elemen AKTOR dalam Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis Aktor yang dipertimbangkan dalam rangka strategi pengembangan agroindustri xanthone manggis adalah sebagai berikut : a. Pemerintah Organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undangundang, antara lain adalah hukum dan undang-undang pendirian agroindustri manggis di daerah tertentu. b. Investor Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki agroindustri manggis ini dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapat kan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Pada umumnya keuntungan ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. c. Pemasok Bahan Baku Pemasok bahan baku ialah pihak yang yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bahan baku untuk kelangsungan agroindustri xanthone manggis. Pemasok bahan baku ini dapat berupa petani, tengkulak atau instansi lain yang memasok bahan baku ke industri. 94
21 d. Pelaku Industri Pihak yang berperan dan bertanggung jawab dalam pengembangan agroindustri xanthone manggis. e. Industri lain yang terkait Industri lain yang terkait ini meliputi industri bahan baku, industri bahan-bahan pembantu produksi (kemasan, filler, alat tulis dan perkantoran), media massa dan elektronik, dan sebagainya. Keberadaan industri ini membantu menyelesaikan kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh agroindustri manggis secara mandiri. 1) Dalam kaitannya dengan faktor Harga bahan baku dan bahan penunjang, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Elemen A Elemen B Investor Pelaku Industri Pemerintah Pemasok bahan baku Industri terkait lain Investor 1 1/2 2 1/3 1/2 Pelaku Industri 1 3 1/2 1 Pemerintah 1 1/4 1/3 Pemasok bahan baku 1 2 Industri terkait lain 1 2) Dalam kaitannya dengan faktor Kontinuitas produksi, bandingkanlah besarnya peranan aktoraktor berikut ini : Elemen A Elemen B Investor Pelaku Industri Pemerintah Pemasok bahan baku Industri terkait lain Investor Pelaku Industri Pemerintah 1 1/3 1 Pemasok bahan baku 1 5 Industri terkait lain 1 3) Dalam kaitannya dengan faktor Distribusi dan pemasaran produk, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Elemen A Elemen B Investor Pelaku Industri Pemerintah Pemasok bahan baku Industri terkait lain Investor 1 1/ /3 Pelaku Industri Pemerintah 1 1/3 1/6 Pemasok bahan baku 1 1/2 Industri terkait lain 1 95
22 4) Dalam kaitannya dengan faktor Kebijakan pemerintah, bandingkanlah besarnya peranan aktoraktor berikut ini : Elemen A Investor Pelaku Industri Elemen B Pemerintah Pemasok bahan baku Industri terkait lain Investor 1 1 1/2 2 1 Pelaku Industri 1 1/2 2 1 Pemerintah Pemasok bahan baku 1 1 Industri terkait lain 1 5) Dalam kaitannya dengan faktor Harga jual produk, bandingkanlah besarnya peranan aktoraktor berikut ini : Elemen A Elemen B Investor Pelaku Industri Pemerintah Pemasok bahan baku Industri terkait lain Investor Pelaku Industri Pemerintah 1 1/3 1/2 Pemasok bahan baku 1 1 Industri terkait lain 1 3. Membandingkan tingkat kepentingan elemen-elemen TUJUAN dalam Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis Tujuan yang ingin didapatkan dalam penerapan strategi pengembangan agroindustri xanthone manggis adalah sebagai berikut : a. Memaksimumkan keuntungan (profit). Hal ini merupakan tujuan dari setiap perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada sebaik mungkin dengan berbagai strategi yang dijalankannya. b. Memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga yang minimum. Pasokan bahan baku diharapkan dapat terus ada secara kontinu agar tidak menggangu jalannya produksi di industri. Selain itu diharapkan harga dan kualitas dapat terus terjaga. c. Memenuhi kebutuhan pasar agroindustri manggis. Permintaan pasar yang baik harus diusahakan untuk selalu terpenuhi dan tetap dijaga agar tidak menjadi hal yang dapat merugikan bagi agroindustri manggis itu sendiri. 1) Dalam kaitannya dengan aktor Investor, bandingkanlah tujuan-tujuan yang ingin dicapai berikut ini : Elemen B Elemen A pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Memaksimalkan keuntungan Memenuhi kebutuhan pasar pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum 1 1/3 2 Memaksimalkan keuntungan 1 5 Memenuhi kebutuhan pasar 1 96
23 2) Dalam kaitannya dengan aktor Pelaku Industri, bandingkanlah tujuan-tujuan yang ingin dicapai berikut ini : Elemen A pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Elemen B Memaksimalkan keuntungan Memenuhi kebutuhan pasar Memaksimalkan keuntungan 1 2 Memenuhi kebutuhan pasar 1 3) Dalam kaitannya dengan aktor Pemerintah, bandingkanlah tujuan-tujuan yang ingin dicapai berikut ini : Elemen B Elemen A pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Memaksimalkan keuntungan Memenuhi kebutuhan pasar pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Memaksimalkan keuntungan 1 1/2 Memenuhi kebutuhan pasar 1 4) Dalam kaitannya dengan aktor Pemasok Bahan Baku, bandingkanlah tujuan-tujuan yang ingin dicapai berikut ini : Elemen B Elemen A pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Memaksimalkan keuntungan Memenuhi kebutuhan pasar pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Memaksimalkan keuntungan 1 3 Memenuhi kebutuhan pasar 1 5) Dalam kaitannya dengan aktor industri terkait lain, bandingkanlah tujuan-tujuan yang ingin dicapai berikut ini : Elemen B Elemen A pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum Memaksimalkan keuntungan Memenuhi kebutuhan pasar pasokan bahan baku kontinu dengan harga minimum 1 1/2 1/2 Memaksimalkan keuntungan 1 1 Memenuhi kebutuhan pasar 1 97
24 4. Membandingkan tingkat kepentingan elemen-elemen ALTERNATIF dalam Penentuan Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis Alternatif strategi pengembangan agroindustri manggis yang dapat diambil adalah sebagai berikut: a. Menjalin kerja sama dengan instansi lain sebagai pemasok bahan baku. Kerja sama dengan pemasok bahan baku diharapkan dapat menjamin pasokan bahan baku yang akan dijadikan produk olahan. Selain itu harga bahan baku dapat dijaga kualitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri. b. Promosi, penyuluhan, dan pembangunan sistem distribusi langsung ke petani. Xanthone manggis merupakan produk yang dapat dikatakan sebagai produk baru di Indonesia. Jika ingin membangun pasar dan industri secara mandiri, industri dapat membangun sendiri jaringan distribusi, promosi percontohan, dan pemberian penyuluhan kepada petani. c. Menjalin kemitraan dengan instansi lain sebagai industri penyalur produk olahan manggis. Kemitraan dengan industri penyalur dapat menjamin pendistribusian produk dan diharapkan dapat menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk olahan. 1) Dalam kaitannya dengan tujuan Memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga yang minimum, bandingkanlah alternatif-alternatif berikut ini : Elemen B Elemen A Kerjasama dengan pemasok Promosi, pembangunan distribusi Kemitraan dengan industri penyalur Kerjasama dengan pemasok Promosi, pembangunan distribusi 1 1/5 Kemitraan dengan industri penyalur 1 2) Dalam kaitannya dengan tujuan Memaksimumkan keuntungan (profit), bandingkanlah alternatif-alternatif berikut ini : Elemen B Elemen A Kerjasama dengan pemasok Promosi, pembangunan distribusi Kemitraan dengan industri penyalur Kerjasama dengan pemasok Promosi, pembangunan distribusi 1 1/6 Kemitraan dengan industri penyalur 1 3) Dalam kaitannya dengan tujuan Memenuhi kebutuhan pasar agroindustri manggis, bandingkanlah alternatif-alternatif berikut ini : Elemen B Elemen A Kerjasama dengan pemasok Promosi, pembangunan distribusi Kemitraan dengan industri penyalur Kerjasama dengan pemasok Promosi, pembangunan distribusi 1 1/3 Kemitraan dengan industri penyalur TERIMAKASIH ATAS KERJASAMANYA
25 Lampiran 13. Verifikasi perhitungan AHP Hasil pembobotan level satu Harga Bahan Baku Kontinuitas Produksi Distribusi dan Pemasaran Kebijakan pemerintah Harga Jual HASIL PEMBOBTAN LEVEL DUA Investor pelaku industri pemerintah pemasok bahan baku industri terkait Pembobotan tujuan dari Pelaku Pemasok Industri Investor Pemerintah Harga Bahan Baku Industri Bahan Baku terkait HASIL PEMBOBOTAN Hasil pembobotan memaksimumkan keuntungan (profit) memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga minimum memenuhi kebutuhsan pasar agroindustri manggis Pembobotan tujuan dari Pelaku Pemasok Industri Investor Pemerintah Kontinuitas Produksi Industri Bahan Baku terkait HASIL PEMBOBOTAN Hasil pembobotan memaksimumkan keuntungan (profit) memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga minimum memenuhi kebutuhsan pasar agroindustri manggis Pembobotan tujuan dari Pelaku Pemasok Industri Investor Pemerintah Distribusi Pemasaran Industri Bahan Baku terkait HASIL PEMBOBOTAN Hasil pembobotan memaksimumkan keuntungan (profit) memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga minimum memenuhi kebutuhsan pasar agroindustri manggis
26 Pembobotan tujuan dari Pelaku Pemasok Industri Investor Pemerintah Kebijakan Pemerintah Industri Bahan Baku terkait HASIL PEMBOBOTAN Hasil pembobotan memaksimumkan keuntungan (profit) memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga minimum memenuhi kebutuhsan pasar agroindustri manggis Pembobotan tujuan dari Pelaku Pemasok Industri Investor Pemerintah Harga Jual Industri Bahan Baku terkait HASIL PEMBOBOTAN Hasil pembobotan memaksimumkan keuntungan (profit) memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga minimum memenuhi kebutuhsan pasar agroindustri manggis MATRIKS GABUNGAN Tujuan 1 Tujuan 2 Tujuan 3 Tujuan 4 Tujuan 5 HASIL Hasil pembobotan level dua memaksimumkan keuntungan (profit) memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu dengan harga minimum memenuhi kebutuhsan pasar agroindustri manggis PEMBOBOTAN LEVEL TIGA
27 Lampiran 14. Biaya investasi agroindustri xanthone manggis No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Nilai Total (Rp) Umur ekonomis Nilai sisa (Rp) Penyusutan (Rp) Pemeliharaan (Rp) 1 Biaya prainvestasi Perizinan 1 paket 30,000,000 30,000,000 Transportasi dan komunikasi 1 paket 2,000,000 2,000,000 Total 1 32,000,000 2 Tanah dan bangunan Tanah 1000 m 2 300, ,000, ,000,000 1,000,000 Bangunan 500 m 2 400, ,000, ,000,000 18,000,000 1,000,000 Total 2 500,000,000 3 Mesin dan peralatan mesin penghancur (ekstraktor) 1 unit 6,200,000 6,200, , , ,000 mixing and filling tank 2 unit 25,000,000 50,000, ,000,000 4,500,000 1,000,000 alat sterilisasi air 1 paket 15,000,000 15,000, ,500,000 1,350, ,000 Alat Penyaring 2 unit 125, , ,000 45,000 5,000 alat pemisah buah 10 unit 25, , ,000 45,000 5,000 wadah maserasi 15 unit 100,000 1,500, , ,000 30,000 keranjang 25 unit 125,000 3,125, , ,500 62,500 alat laboratorium 1 paket 20,000,000 20,000, ,000,000 1,800, ,000 Perlengkapan utilitas 1 Paket 10,000,000 10,000, ,000, , ,000 Total 3 106,325,000 4 Fasilitas penunjang instalasi listrik 1 paket 15,000,000 15,000, ,500,000 1,350, ,000 instalasi air 1 paket 5,000,000 5,000, , , ,000 instalasi peralatan 1 paket 10,000,000 10,000, ,000, , ,000 Total 4 30,000,
28 Lampiran 14. Biaya Investasi Agroindustri xanthone manggis (lanjutan) No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Nilai Total (Rp) Umur ekonomis Nilai sisa (Rp) Penyusutan (Rp) Pemeliharaan (Rp) 5 Alat Kantor Kursi dan meja tamu 1 set 2,000,000 2,000, , ,000 40,000 Lemari arsip 3 Unit 750,000 2,250, , ,500 45,000 Komputer 4 Unit 3,000,000 12,000, ,200,000 2,160, ,000 Kursi & meja kerja 7 pasang 1,200,000 8,400, , , ,000 Sarana komunikasi (Fax dan Telepon) 3 unit 200, , ,000 54,000 12,000 Perlengkapan kebersihan 4 set 100, , ,000 72,000 8,000 Total 5 25,650,000 6 Sarana Distribusi Mobil box 1 Unit 110,000, ,000, ,000,000 9,900,000 2,200,000 Total 6 110,000,000 Total ,975,000 Kontingensi 10% 80,397,500 Total investasi tetap 884,372, ,197,500 44,055,000 6,439,500 Modal Kerja 4,209,894,750 TOTAL BIAYA MODAL 5,094,267,
29 Lampiran 15. Biaya operasional agroindustri xanthone manggis No Komponen Jumlah Satuan Biaya satuan (Rp) Total Biaya per tahun (Rp) A. Biaya Tetap 1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung a. Direktur 1 orang/ bulan 4,000,000 48,000,000 b. Manajer Produksi dan QC 1 orang/ bulan 3,000,000 36,000,000 c. Manajer Pemasaran 1 orang/ bulan 3,000,000 36,000,000 d. Manajer Administrasi dan Keuangan 1 orang/ bulan 3,000,000 36,000,000 e. Staff pemasaran 2 orang/ bulan 2,000,000 48,000,000 f. Staff produksi 2 orang/ bulan 2,000,000 48,000,000 g. Staff administrasi 1 orang/ bulan 2,000,000 24,000,000 h. Staff keuangan 1 orang/ bulan 2,000,000 24,000,000 i. karyawan produksi 60 orang/ bulan 1,500,000 1,080,000,000 j Sopir 1 orang/ bulan 1,300,000 15,600,000 k. Security 2 orang/ bulan 1,300,000 31,200,000 l. Laboran 1 orang/ bulan 1,500,000 18,000,000 Total 1 1,444,800,000 2 Biaya Administrasi a. Listrik dan air 1 per bulan 6,000,000 72,000,000 b. Bahan bakar 1 per bulan 2,500,000 30,000,000 c. Telepon & internet 1 per bulan 1,000,000 12,000,000 d. Transportasi 1 per bulan 2,000,000 24,000,000 Total 2 138,000,000 3 Promosi & pemasaran 1 per bulan 2,000,000 24,000,000 4 Penyusutan 44,055,000 5 Pemeliharaan 6,439,500 6 Pajak 12,500,000 Total Biaya Tetap 1,669,794,500 B. Biaya Variabel 1 Bahan Baku a. manggis kg/ bulan 13,000 1,560,000,000 b. ekstrak rosella 1500 kg/ bulan 25, ,000,000 c. madu 6000 liter/ bulan 35,000 2,520,000,000 Total 4,530,000,000 2 Bahan utilitas Kemasan Botol 52,000 bungkus/ bulan 2,000 1,248,000,000 Segel 52,000 bungkus/ bulan ,200,000 Kemasan kardus 52,000 bungkus/ bulan ,000,000 Total 2,059,200,000 Total Biaya Variabel 6,589,200,000 Total Biaya Tetap + Biaya Variabel 8,258,994,
30 Lampiran 16. Proyeksi laba rugi agroindustri xanthone manggis A B Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 PENDAPATAN tingkat produksi 60% 80% 100% 100% 100% produksi xanthone 360, , , , ,000 harga xanthone penjualan xanthone Rp 8,280,000,000 Rp 1,040,000,000 Rp 3,800,000,000 Rp 3,800,000,000 Rp 3,800,000,000 PENGELUARAN biaya tetap Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 biaya variabel Rp 3,953,520,000 Rp 5,271,360,000 Rp 6,589,200,000 Rp 6,589,200,000 Rp 6,589,200,000 Pengeluaran Rp 5,623,314,500 Rp 6,941,154,500 Rp 8,258,994,500 Rp 8,258,994,500 Rp 8,258,994,500 C LABA SEBELUM PAJAK Rp 2,656,685,500 Rp 4,098,845,500 Rp 5,541,005,500 Rp 5,541,005,500 Rp 5,541,005,500 D PAJAK PENGHASILAN Rp 664,171,375 Rp 1,024,711,375 Rp 1,385,251,375 Rp 1,385,251,375 Rp 1,385,251,375 E LABA SETELAH PAJAK Rp 1,992,514,125 Rp 3,074,134,125 Rp 4,155,754,125 Rp 4,155,754,125 Rp 4,155,754,125 A B Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 PENDAPATAN tingkat produksi 100% 100% 100% 100% 100% produksi xanthone 600, , , , ,000 harga xanthone penjualan xanthone Rp 3,800,000,000 Rp 3,800,000,000 Rp 3,800,000,000 Rp 3,800,000,000 Rp 3,800,000,000 PENGELUARAN biaya tetap Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 Rp 1,669,794,500 biaya variabel Rp 6,589,200,000 Rp 6,589,200,000 Rp 6,589,200,000 Rp 6,589,200,000 Rp 6,589,200,000 Pengeluaran Rp 8,258,994,500 Rp 8,258,994,500 Rp 8,258,994,500 Rp 8,258,994,500 Rp 8,258,994,500 C LABA SEBELUM PAJAK Rp 5,541,005,500 Rp 5,541,005,500 Rp 5,541,005,500 Rp 5,541,005,500 Rp 5,541,005,500 D PAJAK PENGHASILAN Rp 1,385,251,375 Rp 1,385,251,375 Rp 1,385,251,375 Rp 1,385,251,375 Rp 1,385,251,375 E LABA SETELAH PAJAK Rp 4,155,754,125 Rp 4,155,754,125 Rp 4,155,754,125 Rp 4,155,754,125 Rp 4,155,754,
31 Lampiran 17. Proyeksi arus kas agroindustri xanthone manggis A Keterangan tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 KAS MASUK (Rp) laba bersih 1,992,514,125 3,074,134,125 4,155,754,125 4,155,754,125 4,155,754,125 penyusutan 44,055,000 44,055,000 44,055,000 44,055,000 44,055,000 nilai sisa modal sendiri modal pinjaman sub total 2,036,569,125 3,118,189,125 4,199,809,125 4,199,809,125 4,199,809,125 B KAS KELUAR (Rp) investasi 884,372,500 modal kerja 4,129,497,250 angsuran pinjaman 559,046, ,046, ,046, ,046, ,046,477 sub total 5,013,869, ,046, ,046, ,046, ,046, ,046,477 aliran kas bersih (5,013,869,750) 1,477,522,648 2,559,142,648 3,640,762,648 3,640,762,648 3,640,762,648 TOTAL KAS AWAL TAHUN (5,013,869,750) (3,536,347,102) (977,204,454) 2,663,558,194 6,304,320,842 TOTAL KAS AKHIR TAHUN (5,013,869,750) (3,536,347,102) (977,204,454) 2,663,558,194 6,304,320,842 9,945,083,
32 Lampiran 17. Proyeksi arus kas agroindustri xanthone manggis (Lanjutan) A keterangan tahun 6 tahun 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 KAS MASUK (Rp) laba bersih 4,155,754,125 4,155,754,125 4,155,754,125 4,155,754,125 4,155,754,125 penyusutan 44,055,000 44,055,000 44,055,000 44,055,000 44,055,000 nilai sisa 347,197,500 modal sendiri modal pinjaman sub total 4,199,809,125 4,199,809,125 4,199,809,125 4,199,809,125 4,547,006,625 B KAS KELUAR (Rp) investasi modal kerja angsuran pinjaman 559,046, ,046, ,046, ,046, ,046,477 sub total 559,046, ,046, ,046, ,046, ,046,477 aliran kas bersih 3,640,762,648 3,640,762,648 3,640,762,648 3,640,762,648 3,987,960,148 TOTAL KAS AWAL TAHUN 9,945,083,489 13,585,846,137 17,226,608,785 20,867,371,433 24,508,134,081 TOTAL KAS AKHIR TAHUN 13,585,846,137 17,226,608,785 20,867,371,433 24,508,134,081 28,496,094,
33 Lampiran 18. Kriteria kelayakan investasi agroindustri manggis Bt - Ct Akumulasi DF 18 % PV NPV kumulatif Tahun ke- (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 0-5,013,869,750-5,013,869, ,013,869,750-5,013,869, ,477,522,648-3,536,347, ,252,137,837-3,761,731, ,559,142, ,204, ,837,936,403-1,923,795, ,640,762,648 2,663,558, ,215,880, ,085, ,640,762,648 6,304,320, ,877,864,871 2,169,949, ,640,762,648 9,945,083, ,591,410,908 3,761,360, ,640,762,648 13,585,846, ,348,653,311 5,110,014, ,640,762,648 17,226,608, ,142,926,535 6,252,940, ,640,762,648 20,867,371, ,581,809 7,221,522, ,640,762,648 24,508,134, ,832,042 8,042,354, ,987,960,148 28,496,094, ,957,480 8,804,311,994 Kriteria Nilai NPV (Rp) 8,804,311,994 NPV > 0 IRR (%) 52% IRR > discount rate (18%) PBP (Tahun) 3 tahun 3 bulan PBP < Umur Proyek Net B/C 2.76 Net B/C > 1 LAYAK 107
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 PROGRAM UTAMA mangosteen 1.0 Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dalam sebuah paket program bernaman mangosteen 1.0. Model mangosteen
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL
VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciIV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01
IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan
Lebih terperinciLampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan
LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan Cokelat batangan Kemasan cokelat batangan Kemasan tanpa cokelat batangan Tampak depan dengan cokelat batangan Tampak
Lebih terperinciTabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau
Lampiran 3. Luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2009. Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara Kabupaten Luas Areal (Ha) Labuhan Batu 85527 Tapanuli Selatan 57144 Simalungun
Lebih terperinciSekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan
Lebih terperinciTABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun
Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Lebih terperinciANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,
Lebih terperinciLampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah
LAMPIRAN 76 Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah hari kerja per tahun Hari 338 5 Nilai sisa
Lebih terperinciLampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun
LAMPIRAN 144 Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2005-2009 No Provinsi Tahun 2005 2006 2007 2008 2009* 1 NAD 124,303 157,962 203,489 157,881 184,757 2 Sumut 271,314
Lebih terperinciV. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor
V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010
PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG TENTANG
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA
13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial
Lebih terperinciBAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR
BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA CIBINONG
PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN CIBINONG NOMOR
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi program adalah tahap implementasi analisis dan perancangan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi program adalah tahap implementasi analisis dan perancangan yang telah dibuat sebelumnya agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Rancang Bangun Aplikasi
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model
PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,
Lebih terperinciDATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS
DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah
Lebih terperinciLampiran 1. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program Letulet melalui localhost
LAMPIRAN 67 Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program Letulet melalui localhost Instalasi program letulet membutuhkan seperangkat PC dengan speksifikasi minimal sebagai berikut : 1. Satu
Lebih terperinciV. IMPLEMENTASI EssDSS 01
V. IMPLEMENTASI EssDSS 01 A. Program Utama EssDSS 01 Paket program EssDss 01 merupakan paket dari sistem program yang mengintegrasikan beberapa model yang berkaitan di dalamnya. Model-model ini membantu
Lebih terperinciARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR
Arahan Pemanfaatan Daya Dukung Lahan Pertanian di Kabupaten Bogor... (Kurniasari dkk.) ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR (Direction of Using Carrying Capacity Agricultural
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciRencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan
LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciVI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5
VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bogor, terdapat 80 desa yang tergolong pada desa tertinggal berdasarkan kriteria indeks desa tertinggal (IDT)
Lebih terperinciLampiran 1. Rugi Laba
LAMPIRAN Lampiran 1. Rugi Laba Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 PENERIMAAN Kapasitas Pengolahan (kg buah) 480,000 480,000 480,000 480,000 480,000
Lebih terperinciRumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013
Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan
Lebih terperinciPrakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.
PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 01 Program Pelayanan Administrasi 1,264,847,100 - - 1,264,847,100 1,264,847,100
Lebih terperinciLampiran 2. Jumlah kamar hotel berbintang dan melati yang terjual di kota Semarang Kamar terjual
L A M P I R A N Lampiran 1. Jumlah kunjngan wisatawan di kota Semarang Tahun Jumlah wisatawan Pertumbuhan (%) 2003 807.702-2004 690.964-14,45 2005 640.316-7,33 2006 650.316 1,56 2007 1.016.177 56,26 2008
Lebih terperinciANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR Isnina Wahyuning Sapta Utami (isnina@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT The aims of this study
Lebih terperinciSKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
: DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Kode Program/ Keluaran Hasil 2 URUSAN PILIHAN 2 03 BIDANG URUSAN ENERGI DAN SUMBER SUMBER DAYA MINERAL 2 03 01 Program Pelayanan - - 30,126,626,000 30,126,626,000
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan
Lebih terperinciSistem Manajemen Basis Data
85 KONFIGURASI MODEL Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pengembangan Agrokakao bersifat kompleks, dinamis, dan probabilistik. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya pelaku yang terlibat dalam
Lebih terperinciKELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG
LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciREALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013
REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor B. Pembangunan Sistem Informasi 1. Investigasi Sistem
IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Barat. Luas Kabupaten Bogor adalah 2301.95 km 2 yang terbagi dalam 40 kecamatan. Daerah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi 4.1.1 Tanpa Peubah Penyerta Hasil simulasi untuk kasus data yang menyebar Gamma dan tanpa peubah penyerta diperoleh hasil nilai-nilai panjang selang prediksi (average
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR
42 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 4.1. Keadaan Umum Tabloid Sinar Tani 4.1.1. Sejarah Tabloid Sinar Tani Tabloid Sinar Tani diterbitkan oleh PT. Duta Karya Swasta.
Lebih terperinciRumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor
SKPD : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor Rencana Tahun 2013 Program /Kegiatan
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program adalah implementasi dari analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi ini
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR
Lebih terperinciV. ANALISIS SISTEM 5.1. ANALISIS SITUASIONAL Profil Kabupaten Bogor Potensi Manggis Kabupaten Bogor
V. ANALISIS SISTEM 5.1. ANALISIS SITUASIONAL 5.1.1. Profil Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan secara geografis terletak pada posisi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin pendingin ruangan (toshiba). Website ini terdiri
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut :
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Program Simulasi Dari keseluruhan perangkat lunak yang dibuat pada skripsi ini akan dilakukan implementasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan simulasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia
HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial Sumberdaya Manusia Data yang diperoleh dari Factor Score sebanyak 11 data. Ada 3 faktor yang terkait dengan tingkat pendidikan guru mengajar
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan Hardware dan software untuk menggunakan program Sistem Informasi
BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Implementasi sistem merupakan prosedur pemakaian program. Selain itu dibutuhkan Hardware dan software untuk menggunakan program Sistem Informasi
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala
50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta
Lebih terperinciGambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.
25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan
Lebih terperinciVII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL
VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian
36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah
Lebih terperinciBismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.
LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Sistem
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sistem Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan Gapoktan PUAP atau disingkat SIPK-GP 1.13 adalah sistem informasi manajemen untuk pengelolaan kinerja gapoktan
Lebih terperinciLampiran 1. Format Laporan Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Kelompok Tani LAPORAN PENYALURAN DANA BLM-PUAP KEPADA KELOMPOK TANI
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Format Laporan Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Kelompok Tani Bulan : Tahun : Nama Gapoktan : Nama Ketua : Desa : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : LAPORAN PENYALURAN DANA
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Taksi PT. PARA
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dan uji coba dari aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA Surabaya. Implementasi sistem
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
75 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin hoisting crane. Website ini terdiri dari
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur
Lebih terperinciAGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 103 PENENTUAN LOKASI INDUSTRI PALA PAPUA BERDASARKAN PROSES HIERARKI ANALITIK (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ) DAN APLIKASI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK) DI KABUPATEN
Lebih terperinciLampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual
Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual Jenis mutu Pengikisan Asal kulit Warna Rasa Panjang Vera AA Bersih dan licin Batang, diameter Kuning atau Tidak terlalu Min. 10 cm dengan gulungan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data
Lebih terperinciPERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.
Lebih terperinciPENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA
PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA Hilda Lestiana 1 dan Sukristiyanti 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II
Lebih terperinciVII. RENCANA KEUANGAN
VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan
Lebih terperinciGambar 3. Kerangka pemikiran kajian
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Penerimaan dan Pembayaran Siswa/Siswi Baru yaitu: Software yang mendukung aplikasi ini, yaitu:
BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan Aplikasi Penerimaan dan Pembayaran Siswa/Siswi Baru yaitu: A. Software
Lebih terperinciRUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2013 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2014 KABUPATEN BOGOR
RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2013 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2014 KABUPATEN BOGOR SKPD : DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN PERUMAHAN 04 01 01 PROGRAM PELAYANAN
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA Agustian Noor Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A Yani Km 6 Pelaihari Tanah Laut Kalimantan
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT
19 BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja karena umur mempengaruhi kekuatan
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Pendaftaran Atlet Pekan Olahraga Daerah yaitu: Software yang mendukung aplikasi ini, yaitu:
BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan Aplikasi Pendaftaran Atlet Pekan Olahraga Daerah yaitu: A. Software
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Aksi Agraris Kanisius Bercocok Tanam Lada. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius. 980. Bercocok Tanam Lada. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Asrini, D. 06. Analisis Daya Saing dan Integrasi Pasar Lada Indonesia di Pasar Internasional [skripsi]. Sekolah
Lebih terperinciVI. IMPLEMENTASI MODEL
45 VI. IMPLEMENTASI MODEL Pengembangan model investasi fuzzy memerlukan perangkat keras dan mendukung perangkat lunak yang digunakan sehingga sistem ini dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Perangkat
Lebih terperinciLampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur
113 Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran Tujuan Kajian Kegiatan Kajian Tipe dan Sumber Data Teknik Pengolahan Data Target Output (Keluaran) Tujuan 1 Menganalisis kelayakan sederhana dan
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN PROGRAM
BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM 4.1 Spesifikasi Sistem Tentunya untuk merancang program, penulis membutuhkan seperangkat komputer. Komputer yang digunakan untuk merancang program memiliki spesifikasi tertentu
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciVII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut
Lebih terperinciKABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008
Katalog BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2008 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Dibawah ini merupakan tampilan hasil yang dirancang. 1. Form Login Form Login merupakan tampilan pertama yang akan muncul pada sistem informasi pengendalian
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur
34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu:
5. BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu: a. Software
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
94 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Konfigurasi Model Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri bersifat kompleks, dinamis, dan
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PENGAJUAN KREDIT USAHA RAKYAT PETANI SUTERA ALAM PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG BOGOR (Studi Kasus : Petani Plasma Rumah Sutera
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan program Sistem Informasi Koperasi pada PT. Tong Prima Jaya Lestari,
BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan program Sistem Informasi Koperasi pada PT. Tong Prima Jaya Lestari,
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor Pos Hujan : PLTA Karacak, Leuwiliang 1991 365 322 430 444 336 251 170 129 534 436 701 545 4663 1992 289 289 405 326 412 668 168 221 316 339 605 208
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Analisis kelayakan pendirian industri bioinsektisda Bta di Bogor merupakan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari tahap pra invetasi pada proyek pembangunan industri
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. pada SMA Negeri 15 Surabaya. Penjelasan yang diberikan yaitu mengenai
72 BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil desain program sistem informasi perpustakaan pada SMA Negeri 15 Surabaya. Penjelasan yang diberikan yaitu mengenai spesifikasi hardware
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini masyarakat membutuhkan layanan perbankan dalam kesehariannya. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang mempertemukan masyarakat pemilik dana dan pengguna
Lebih terperinci