LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

2 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja dimaksudkan untuk memenuhi dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu Presiden/Wakil Presiden, Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi, Bappenas, Menteri Dalam Negeri, BPKP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Kabupaten Bogor serta masyarakat. Kedua, sebagai sarana untuk mengevaluasi capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan umpan balik yang diperlukan guna perbaikan perencanaan dan upaya peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor pada masa yang akan datang. Cibinong, Maret 2018 Bupati Bogor, NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 i

4 RINGKASAN EKSEKUTIF Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun , Visi Kabupaten Bogor adalah Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan 5 (lima) misi, yaitu Misi Kesatu: Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Misi Kedua: Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Misi Ketiga: Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi Keempat: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Misi Kelima: Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk melaksanakan misi-misi yang ditetapkan tersebut telah dirumuskan Tujuan dan Sasaran. Dalam tahun 2017, telah dirumuskan berbagai Tujuan dan Sasaran strategis berikut indikator kinerjanya. Pencapaian Tujuan tercermin pada capaian indikator makro Kabupaten Bogor yang merupakan capaian kumulatif dari indikator manfaat (benefits) dan dampak (impacts) dari seluruh program/kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah maupun partisipasi dari masyarakat Kabupaten Bogor. Indikator makro Kabupaten Bogor sebagian telah dilakukan pengukuran melalui prosedur tertentu oleh Bappeda Litbang dan BPS Kabupaten Bogor. A. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) a) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) komposit Kabupaten Bogor tahun 2017 terealisasi mencapai 68,71 poin. IPM ini meningkat sebesar 0,76 poin atau 1,12% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar 67,95 poin. Hal ini disebabkan adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (pengeluaran per LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 ii

5 kapita per tahun). Angka IPM sebesar 67,95 poin di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera menengah atas, namun belum termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera atas; b) Angka Harapan Hidup (AHH) Salah satu indikator dalam bidang kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup atau Life Expectancy Rate merupakan salah satu nilai komposit dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2017 mencapai 70,68 tahun. AHH ini meningkat sebesar 0,09 tahun atau 1,13%, jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 70,59 tahun. c) Harapan Lama Sekolah (HLS) Harapan Lama Sekolah (HLS) menunjukkan rata-rata lamanya penduduk berumur 7 tahun ke atas yang bersekolah. Pencapaian Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2017 mencapai 12,22 tahun. HLS ini meningkat sebesar 0,37 tahun atau 3,12% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 11,85 tahun. d) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) menunjukkan rata-rata lamanya penduduk berumur 25 tahun ke atas pernah mengecap pendidikan. Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2017 mencapai 7,85 tahun. RLS ini meningkat sebesar 0,08 tahun atau 1,03% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 7,77 tahun. e) Pengeluaran per kapira per tahun Pengeluaran per kapita per tahun (Purchasing Power Parity = PPP) yaitu rata-rata pengeluaran penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebesar Rp9.714,-/kapita/bulan, lebih tinggi Rp261,/kapita/bulan atau 1,03% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar Rp9.453,-/kapita/bulan. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 iii

6 2. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebanyak jiwa, pencapaian jumlah penduduk meningkat sebanyak jiwa atau 2,28% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2016, yaitu sebanyak jiwa. 3. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor tahun 2017 meningkat sebesar 2,28% jika dibandingkan dengan tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja dari penduduk Kabupaten Bogor tahun 2017 sebesar 64,07%. Tingkat partisipasi angkatan kerja ini meningkat sebesar 0,43% jika dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebesar 63,64%. 5. Jumlah Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebanyak 8,57%. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor menurun sebanyak 0,41% dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebesar 8,98%. 6. PDRB Per Kapita Harga Berlaku Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Bogor pada tahun 2017, mencapai Rp201,93 triliun. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 9,34% dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebesar Rp184,68 triliun. 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator untuk mengukur perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah. Indikator ini menunjukkan naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi pada daerah tersebut. LPE Kabupaten Bogor pada tahun 2016 sebesar 6.10%. LPE Kabupaten Bogor meningkat sebesar 0,01% dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebesar 6.09%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 iv

7 B. Pencapaian Sasaran Strategis Untuk mendukung pencapaian indikator makro Kabupaten Bogor tersebut, pengukuran kinerja juga mencakup pengukuran tingkat capaian sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 yang menggambarkan kualitas capaian keluaran (output) atau hasil (outcome) dari program/ kegiatan yang dilaksanakan tahun Capaian indikator kinerja sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 pada masing-masing Misi, diikhtisarkan sebagai berikut: Misi Pertama : Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 pada Misi Pertama sebesar %. Misi Pertama dicapai dengan 3 Sasaran Strategis dan 8 indikator sasaran, dimana 3 indikator sasaran atau 37,50% berkategori sangat baik, 4 indikator sasaran atau 50% berkategori Baik Sekali, dan 1 indikator sasaran atau 12,50% berkategori baik. Misi Kedua: Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 pada Misi Kedua sebesar 104,28%. Misi Kedua dicapai dengan 3 Sasaran Strategis dan 14 Indikaror sasaran, dimana 10 indikator sasaran atau 71,42% berkategori sangan baik, 3 indikator sasaran atau 21,42% berkategori baik sekali, dan 1 indikator sasaran atau 7,16% berkategorii kurang. Misi Ketiga: Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 pada Misi Ketiga sebesar 112,21%. Misi Ketiga dicapai dengan 3 Sasaran Strategis dan 12 Indikaror sasaran, dimana 5 indikator sasaran atau 41,67% berkategori sangat baik, 6 indikator sasaran atau 50,00% berkategori baik sekali, dan 1 indikator sasaran atau 8,33% berkategorii kurang. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 v

8 Misi Keempat: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 pada Misi keempat sebesar 136,19%. Misi keempat dicapai dengan 2 Sasaran Strategis dan 7 indikator sasaran, dimana 2 indikator sasaran atau 28,57% berkategori sangat baik, 4 indikator sasaran atau 57,14% berkategori baik sekali, dan 1 indikator sasaran atau 14,29% berkategori kurang. Misi Kelima: Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 pada Misi Kelima sebesar 110,10%. Misi Kelima dicapai dengan 1 Sasaran Strategis dan 10 indikator sasaran, dimana 5 indikator sasaran atau 50% berkategori sangat baik, dan 5 indikator sasaran atau 50% berkategori baik sekali. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 vi

9 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Ringkasan Eksekutif... ii Daftar Isi... vii Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... ix Daftar Lampiran... xiii Bab I Pendahuluan Latar Belakang Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor Kondisi Ekonomi Gambaran Umum Demografis Sistematika Penyajian Bab II Perencanaan Kinerja Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Rencana Kinerja Tuhunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja Capaian Kinerja Organisasi Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja Pencapaian Target 25 Penciri Visi Termaju di Indonesia Pencapaian Indikator Makro Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Realiasasi Anggaran Akuntabilitas Keuangan Pengelolaan Pendapatan Daerah Pengelolaan Belanja Daerah Pembiayaan Daerah Prestasi Kabupaten Bogor Bab IV Penutup Lampiran LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 vii

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 tahun 2008)... 6 Gambar 1.2. LPE Kabupaten Bogor Tahun Dasar 2010, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, (%) Gambar 1.3. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2017 Berdasarkan Hasil Proyeksi Gambar 1.4. Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun Gambar 1.5. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Gambar 1.6. Alur Pikir Pengukuran Kinerja Gambar 3.1. Pertumbuhan Penduduk Provinsi se-indonesia diurutkan Berdasarkan Jumlah Penduduk Terbanyak Gambar 3.2. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun Gambar 3.3. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.4. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.5. Persentase Penduduk Usia Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan Kerja di Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.6. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun * Gambar 3.7. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun * Gambar 3.8. Proporsi Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 viii

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor Tabel 1.2. Pengembangan Zonasi Pertanian dan non Pertanian Tabel 1.3. Komoditas Unggulan Primer Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.4. Komoditi Unggulan per Kecamatan Tahun Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.6. Daya Tarik Wisata Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.7. PDBR Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun Tabel 1.8. PDBR Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun Tabel 1.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun Tabel Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamil di Kabupaten Bogor Tahun Tabel Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun Tabel 2.1. Misi Pertama : Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Tabel 2.2. Misi Kedua : Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata Tabel 2.3. Misi Ketiga : Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Tabel 2.4. Misi Keempat : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan 45 Tabel 2.5. Misi Kelima : Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah Dalam Kerangka Tatakelola Pemerintahan Yang Baik LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 ix

12 Tabel 2.6. Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor 46 Tabel 3.1. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Positif Tabel 3.2. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Negatif Tabel 3.3. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Tahun 2016 dan Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kesatu pada Tahun Tabel 3.5. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Hidup Beragama Pada Tahun 2016 dan Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kesejahteraan Penduduk Pada Tahun 2016 dan Tabel 3.7. Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin Kabupaten Bogor Pada Tahun Tabel 3.8. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Pada Tahun Tabel 3.9. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Prestasi dan Kualitas Olahraga Pada Tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kedua pada Tahun Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Bardaya Saing pada tahun 2016 dan Tabel Data Kelompok Tani Pelaksanan Kegiatan Penerapan Jajar Legowo Padi Hibrid pada Tahun Tabel Data Kelompok Tani Pelaksanan Kegiatan Penerapan Jajar Legowo Padi Hibrid pada Tahun Tabel Data Kelompok Tani Pelaksanan Kegiatan Penerapan Budidaya Jagung pada Lahan Tanaman Pangan Tahun Tabel Data Kelompok Tani Pelaksanan Kegiatan Penerapan Jagung di Lahan Perkebunan pada Tahun Tabel Data Kelompok Tani Pelaksanan Kegiatan Penerapan Budidaya Kedelai pada Tahun LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 x

13 Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan Serta Budaya Lokal pada tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Investasi dan Laju Pertumbuhan Investasi pada tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Ketiga pada Tahun Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu Pada Tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara dan Kerusakan Tanah Pada Tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas Pada Tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Keempat pada Tahun Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Meningkatnya Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidik Serta Pemerataan Akses Pendidikan Pada Tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk Pada Tahun 2016 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kelima pada Tahun Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi Pada Tahun 2015 dan Tabel Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Bogor Tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan Pengelolaan Pendapatan Daerah 154 Tabel Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 xi

14 Tabel Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran Tabel Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran Tabel Target dan Realisasi Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan Tahun Anggaran Tabel Realisasi Komponen Lin-lain PAD Yang Sah Tahun Tabel Realisasi Komponen Dana Perimbangan Tahun Tabel Realisasi Komponen Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran Tabel Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Tabel Realisasi Belanja Daerah Menurut Urusan Pemerintah Daerah dan Organisasi Tahun Anggaran Tabel Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tabel Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tabel Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Bogor Tahun LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 xii

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor L-1 Lampiran 2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun L-2 Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun L-3 Lampiran 4 Pengukuran Pencapaian Sasaran Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun L-4 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017 xiii

16 1

17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance. Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

18 pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Rencana Strategis (Renstra) organisasi, Rencana Kinerja Tahunan, dan Perjanjian Kinerja, dengan tetap berpegangan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam perspektif yang lain Laporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai media pertanggung-jawaban Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat Kabupaten Bogor. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) di Indonesia. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

19 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 ini berisikan mengenai pencapaian sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor berikut indikator kinerjanya, penjelasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja, serta memuat perbandingan pencapaian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor mengacu pada : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

20 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 14 Tahun 2016 Tanggal 30 Desember 2016 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 110 Tahun 2016 Tanggal 30 Desember 2016 tentang Penjabaran Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2017 Tanggal 19 Oktober 2017 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2017; dan 18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 58 Tahun 2017 Tanggal 19 Oktober 2017 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017; 1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor Amanah Konstitusi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dijabarkan lebih lanjut pada Pasal 2 bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi, dan Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Lebih lanjut dalam Pasal 3 nya menegaskan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

21 daerah dan masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) urusan Pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 ini, yaitu Urusan Pemerintahan Absolut, Konkuren dan Umum. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Urusan Umum adalah urusan yang menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi atau Kabupaten/Kota, Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah sehingga inilah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Urusan Konkuren dibagi menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Sedangkan Urusan Wajib dibagi menjadi Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan Dasar. Urusan pemerintahan Wajib dan menjadi Pelayanan Dasar ada 6 (enam) urusan, yaitu: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 Undang-Undang Pemerintah Daerah tersebut. Untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat Daerah Kabupaten Bogor terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Inspektorat, Badan Daerah, dan Dinas Daerah. Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor merupakan unsur staf dan mempunyai tugas melakukan penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

22 yang diperlukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan. Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan mempunyai tugas membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah. Dinas/Badan Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah daerah Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selain itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan yang disebut Camat, sementara Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya disajikan dalam Gambar 1.1. Gambar 1.1. Struktur Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIAT DAERAH INSPEKTORAT DINAS/BADAN DAERAH SEKRETARIAT DPRD KECAMATAN KELURAHAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

23 Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: 1. Bupati/ Wakil Bupati Bupati Bogor mempunyai kewajiban : 1) Mempertahankan dan memelihara ketentraman Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945; 2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 3) Menghormati kedaulatan rakyat; 4) Menegakan seluruh peraturan perundangan; 5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat; 6) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan 7) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan menetapkannya sebagai Peraturan Daerah bersama DPRD. Wakil Bupati Bogor mempunyai tugas : 1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewajibannya; 2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi pemerintah di daerah; dan 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor. 2. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; 2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; 3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

24 4) Pengkoordinasian staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintahan; 5) Pengkoordinasian tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; 6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang menyangkut tugas pemerintahan daerah; 7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan aparatur, organisasi dan tata laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat daerah; (8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan (9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat DPRD mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD; 2) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD; 3) Penyelenggaraan tata usaha DPRD; 4) Pengkajian produk peraturan perundangan; dan 5) Penyelenggaraan hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan. 4. Inspektorat Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Inspektorat mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam membina dan mengawasi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

25 pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah dan Pemerintahan Desa. Dalam menyelenggarakan tugas Inspektorat mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; 2) Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Bupati; 3) Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan; 5) Pelaksanaan administrasi Inspektorat; dan 6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. 5. Dinas/Badan Daerah Dinas/Badan Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas/Badan Daerah mempunyai fungsi : 1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan bidang tugasnya; 2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan 3) Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas/Badan dan Cabang Dinas/Badan. Dinas Daerah tahun 2017 terdiri dari : 1) Dinas Ketahanan Pangan; 2) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; 3) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; 4) Dinas Perdagangan dan Perindustrian; 5) Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan; 6) Dinas Perikanan dan Peternakan; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

26 7) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 9) Dinas Lingkungan Hidup; 10) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; 11) Dinas Perhubungan; 12) Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan; 13) Dinas Arsip dan Perpustakaan; 14) Dinas Komunikasi dan Informatika; 15) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; 16) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 17) Dinas Kesehatan; 18) Dinas Pemuda dan Olahraga; 19) Dinas Pendidikan; 20) Dinas Sosial; 21) Dinas Tenaga Kerja; 22) Satuan Polisi Pamong Praja; 23) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik. 24) Dinas Pemadam Kebakaran. Badan Daerah tahun 2017 terdiri dari : 1) Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; 2) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; 3) Badan Pengelolaan dan Aset Daerah; 4) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah; 5) Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 6. Kecamatan Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi : LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

27 1) Penyelenggaraan tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan kelurahan/desa; 2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; 3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kecamatan; 4) Penyelenggaraan pelayanan umum; 5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kecamatan; dan 6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pembagian wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2017 terdiri dari : 1) Kecamatan Babakan Madang, 2) Kecamatan Cariu, 3) Kecamatan Cibinong, 4) Kecamatan Cileungsi, 5) Kecamatan Citeureup, 6) Kecamatan Gunung Putri, 7) Kecamatan Jonggol, 8) Kecamatan Klapanunggal, 9) Kecamatan Sukamakmur, 10) Kecamatan Tanjungsari, 11) Kecamatan Bojonggede, 12) Kecamatan Ciomas, 13) Kecamatan Ciseeng, 14) Kecamatan Dramaga, 15) Kecamatan Gunung Sindur, 16) Kecamatan Kemang, 17) Kecamatan Parung, 18) Kecamatan Rancabungur, 19) Kecamatan Sukaraja, 20) Kecamatan Tajurhalang, LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

28 21) Kecamatan Caringin, 22) Kecamatan Ciampea, 23) Kecamatan Ciawi, 24) Kecamatan Cigombong, 25) Kecamatan Cijeruk, 26) Kecamatan Cisarua, 27) Kecamatan Megamendung, 28) Kecamatan Pamijahan, 29) Kecamatan Tamansari, 30) Kecamatan Tenjolaya, 31) Kecamatan Cibungbulang, 32) Kecamatan Cigudeg, 33) Kecamatan Jasinga, 34) Kecamatan Leuwiliang, 35) Kecamatan Leuwisadeng, 36) Kecamatan Nanggung, 37) Kecamatan Parung Panjang, 38) Kecamatan Rumpin, 39) Kecamatan Sukajaya, dan 40) Kecamatan Tenjo. 7. Kelurahan Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Camat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan; 2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; 3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kelurahan; 4) Penyelenggaraan pelayanan umum; dan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

29 5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan kemasyarakatan. Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor sebanyak 19 kelurahan, sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor pada Tahun 2017 Kecamatan Kelurahan 1 Cibinong 1 Pabuaran 2 Cibinong 3 Cirimekar 4 Ciriung 5 Nanggewer 6 Nanggewer Mekar 7 Sukahati 8 Tengah 9 Pakansari 10 Karadenan 11 Harapanjaya 12 Pondok Rajeg 13 Pabuaran Mekar Bojonggede 14 Pabuaran 2 Kemang 15 Atang Senjaya 3 Ciomas 16 Padasuka 4 Cisarua 17 Cisarua 5 Citeureup 18 Karang Asem Barat 19 Puspanegara Sumber : Lakip Sekretariat Daerah Kab. Bogor Kondisi Ekonomi Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2017 relatif stabil bahkan mengalami peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pengembangan potensi unggulan daerah maupun pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

30 a. Potensi Unggulan Daerah. Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten Bogor memiliki banyak sekali sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. Untuk itu potensi-potensi sumber daya alam tersebut harus selalu dikembangkan agar menjadi komoditi unggulan yang memiliki daya saing yang kuat, baik di tingkat kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan internasional. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah berkembang maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan, dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang Peningkatan Daya Saing Komoditas Kabupaten Bogor serta hasil-hasil kajian pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda Kabupaten Bogor, yang diantaranya memuat zonasi dan arah pengembangan sebagaimana tercantum pada tabel 1.2. Tabel 1.2. Pengembangan Zonasi Pertanian dan non Pertanian Zona Kecamatan Arah Pengembangan 1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Tenjo 2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan 3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga, Ciomas 4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Parung, Ciseeng, Gunung Sindur Agrosilvopastoral, yaitu pengembangan agroforestry yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan Agroekowisata yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis: agropolitan dan minapolitan Industri non-farm yang didukung dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan Industri perdesaan dan pengembangan UMKM, yang tetap berbasiskan pada LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

31 5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin 6 Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang 7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup, Cibinong, Bojonggede 8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol produk atau komoditas pertanian secara luas serta perikanan berbasis minapolitan Diversifikasi pertanian dan agroekowisata Ekowisata yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Pertanian perkotaan dan industri. Pengembangan urban agriculture bertitik tolak pada produk atau komoditas pertanian yang sudah diusahakan oleh warga. Pengembangan industri besar dikaitkan dengan ada rencana pengembangan Cibinong Raya Lumbung pangan melalui peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pemukinman 1) Pertanian Tanaman Pangan Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi unggulan tanaman pangan, antara lain : Talas, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Pengembangan Talas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi). Produksi Talas tahun 2017 mencapai ton, sentra komoditi ungulan talas di Kecamatan Cigombong dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Tamansari, Cijeruk, Dramaga, Caringin, Cibungbulang dan Pamijahan. Sedangkan produksi ubi kayu pada tahun 2017 mencapai ton, sentra komoditi terdapat di Babakan Madang dan Sukaraja dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Cibungbulang, Cibinong, Citeureup dan Sukamakmur. Varietas yang telah dikembangkan adalah Varietas bentul, bulkok, hijau dengan pertimbangan varietas tersebut mempunyai potensi hasil produksi yang cukup tinggi yaitu ton/ha dengan kadar pati %, sedangkan untuk varietas yang biasa ditanam oleh petani hanya mampu memproduksi sebesar ton/ha, sehingga peluang terjadinya peningkatan produksi cukup tinggi. Komoditi unggulan tanaman pangan lainnya adalah ubi jalar. Jenis yang dikembangkan adalah varietas AC kuning dan AC putih dengan pertimbangan bahwa varietas ini memiliki potensi produktivitas yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit boleng, dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Tamansari, Ciampea, Tenjolaya, Pamijahan, Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang dan Leuwisadeng. Produksi ubi jalar yang dihasilkan selama tahun 2017 sebanyak ton, hal ini dipengaruhi oleh jenis penggunaan varietas LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

32 unggul, bantuan sarana produksi (saprodi), dan tindakan pengamanan produksi selama masa panen hingga pasca panen. Belum terbentuk sentra ubi jalar, tetapi akan diarahkan di Kecamatan Ciomas. Penumbuhan agribisnis komoditas ubi jalar dan ubi kayu telah berhasil meningkatkan nilai ekonomis produk dari umbi segar menjadi tepung halus atau tepung tapioka setelah adanya bimbingan teknis dan bantuan alat pengolahan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Dengan kegiatan ini diharapkan para petani dapat meningkatkan nilai tambah dari komoditas sekaligus dapat meningkatkan pendapatan para petani. 2) Pertanian Hortikultura Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi unggulan hortikultura, antara lain : Jambu Biji, Pepaya, Rambutan, Manggis, Tanaman Obat, Tanaman Hias dan Nanas. Produksi Jambu Biji Kristal tahun 2017 mencapai ton, dengan sentra komoditi unggulan diarahkan ke Kecamatan Rancabungur dan Dramaga, sedangkan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Tamansari, Jasinga, Cigombong, Cigudeg dan Pamijahan. Sentra komoditi unggulan tanaman Pepaya dikembangkan di Kecamatan Rancabungur, sedangkan wilayah pengembangan meliputi Kecamatan Caringin, Jasinga, Cigudeg dan Tenjo, dengan produksi mencapai ton pada tahun Komoditas Rambutan banyak dikembangkan di Kecamatan Gunung Putri, Tenjo dan Rumpin, dengan produksi mencapai ton pada tahun Komoditas Manggis pemasarannya sampai ke mancanegara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan ke negara-negara Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural Practices dalam budidayanya. Lokasi sentra komoditi unggulan manggis terdapat di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Cigudeg Sukamakmur, dan Jasinga wilayah pengembangannya di Kecamatan Nanggung, dengan produksi mencapai 459 ton pada tahun LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

33 3) Perkebunan Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah : kopi, karet, pala, dan cengkeh. Produksi kopi pada tahun 2017 sebanyak ton. Sentra komoditi unggulan kopi ada di Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari dan Babakan Madang, wilayah pengembangannya terdapat di Kecamatan Megamendung, Cisarua dan Pamijahan merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap pada umur 5 tahun dengan masa produksi selama tahun. Pada tahun 2017 produksi karet rakyat sebesar 783 ton. Sentra komoditi unggulan karet adalah Kecamatan Jasinga, wilayah pengembangannya terdapat di Kecamatan Cigudeg dan Tanjungsari. Sentra komoditi unggulan pala diarahkan di Kecamatan Sukajaya, sedangkan sebagai wilayah pengembangannya adalah Kecamatan Leuwisadeng, Caringin, Cigombong, Ciawi, Cijeruk dan Tamansari. Produksi pala pada tahun 2017 sebesar 492 ton, daging pala banyak digunakan sebagai bahan manisan pala baik kering maupun basah. Selain itu biji pala juga mempunyai potensi ekonomis sebagai rempah-rempah untuk obat dan bumbu dapur. Sentra komoditi unggulan cengkeh diarahkan di Kecamatan Nanggung dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cijeruk, Caringin, dan Cijeruk adapun produksi cengkeh tahun 2017 sebesar 381 ton. Sentra komoditi unggulan tanaman obat diarahkan di Kecamatan Cileungsi dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Gunung Putri, Tenjo, Ciseeng, Nanggung dan Gunung Sindur. Sentra komoditi unggulan tanaman hias diarahkan di Kecamatan Tamansari dengan wilayah pengembangan meliputi Kecamatan Megamendung, Gunung Sindur, dan Ciseeng. 4) Perikanan Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi, pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan akan ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2017 produksi ikan konsumsi sebanyak ,84 ton dan Benih ikan konsumsi sebanyak RE, dengan komoditi unggulan ikan lele, ikan gurame LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

34 dan ikan mas. Komoditas lele dikembangkan di Kecamatan Ciseeng, Parung dan Kemang. Komoditas gurame merupakan unggulan yang dikembangkan di Dramaga dan Bojonggede. Selain itu daerah potensial lainnya adalah Parung. Sedangkan komoditas ikan mas merupakan unggulan yang dikembangkan di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang. Komoditas unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, sentra komoditi unggulan diarahkan di Kecamatan Ciampea dan Cibinong, dengan lokasi pengembangan di Kecamatan Parung. Produksinya pada tahun 2017 sebesar ,14 RE. 5) Peternakan Komoditas unggulan usaha peternakan pada tahun 2017 antara lain sapi perah. Sentra komoditi unggulan di Kecamatan Cisarua dan Megamendung,, dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Pamijahan, Cibungbulang dan Cijeruk. Produksi susu Kabupaten Bogor Tahun 2017 sebesar liter atau 133,99% dari target sebesar liter. Tingginya capaian produksi susu didukung oleh adanya peningkatan rataan produksi perhari sebesar 12,57%. Populasi sapi perah pada tahun 2017 sebanyak ekor. Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan lainnya. Komoditas peternakan lainnya yang dikembangkan sebagai komoditas unggulan tahun 2017 adalah sapi potong dengan populasi sebanyak ekor. Sentra komoditi unggulan terdapat di Kecamatan Jonggol dan Cariu, dengan daerah pengembangannya di Kecamatan Tanjungsari. Konsumsi protein hewani asal ternak Kabupaten Bogor sebesar 6,04 gram/kapita/hari. Konsumsi protein hewani salah satunya karena didukung oleh Produksi daging, susu dan produksi telur. Produksi telur di Kabupaten Bogor sebesar kg/tahun yang dominan didukung oleh produksi dari ayam ras petelur, pada Tahun 2017 populasi ayam ras petelur sebanyak ekor. Kondisi Potensi Unggulan Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.3. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

35 Tabel 1.3. Komoditas Unggulan Primer Kabupaten Bogor Tahun 2017 NO KEGIATAN/ USAHA/SEKTOR Usaha Tanaman Pangan Usaha Hortikultura Perkebunan Rakyat JENIS KOMODITI UNGGULAN DATA PRODUKSI / POPULASI KESELURUHAN Ubi Kayu (ton) Ubi Jalar (ton) Talas (ton) Pepaya (ton) Manggis (ton) Jambu Biji (Kristal) (ton) LOKASI DESA/KECAMATAN Cibungbulang, Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, dan Sukamakmur Tamansari, Ciomas, Ciampea, Tenjolaya, Pamijahan, Cibungbulang, Leuwiliang, dan Leuwisadeng Cijeruk, Tamansari, Dramaga, Caringin, Cibungbulang, Cigombong, dan Pamijahan Sukaraja, Caringin, Jasinga, Rancabungur dan Cigudegeg Sukaraja, Caringin, Jasinga, Rancabungur dan Cigudegeg Rancabungur, Tamansari, Tajur Halang, Dramaga, Caringin, Cibungbulang, Cigombong, dan Pamijahan Rambutan Gunung Putri Ciawi, Cigombong, Caringin, Pala (ton) 492 Cijeruk, Sukajaya,Tamansari, dan Megamendung Karet (ton) 783 Jasinga, Tanjungsari, Cigudeg Cengkeh (ton) 381 Nanggung, Pamijahan, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cijeruk, Caringin, dan Cariu Kopi (ton) 2,933 Sukamakmur, Tanjungsari 4 Usaha Perikanan a b c Budidaya Ikan Konsumsi dan Penangkapan di Perairan Umum Budidaya ikan hias Pembenihan 5 Usaha Peternakan Lele (ton) ,77 Ciseeng, Parung, Kemang. Mas (ton) 1.704,06 Pamijahan, Leuwiliang Gurame (ton) 1.061,87 Ikan hias air tawar (RE) Benih Ikan Konsumsi (RE) Dramaga, Bojonggede, Parung ,18 Cibinong, Ciampea ,74 Cibinong, Ciampea, Parung a Ternak Besar Sapi potong (ekor) Sapi perah (ekor) Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor 2017 Jonggol, Cariu, Tanjungsari Pamijahan, Cibungbulang, Cisarua, Ciawi, Megamendung, Cijeruk LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

36 Selanjutnya komoditi unggulan sekunder di 40 kecamatan tersaji pada tabel 1.4. Tabel 1.4. Komoditi Unggulan per Kecamatan Tahun No Kecamatan Komoditi unggulan Sekunder 1 Babakan Madang Aneka Minuman/Kopi/Jahe 2 Bojong Gede Aneka minuman/nata de coco 3 Caringin Alas kaki/sepatu bayi 4 Cariu Aneka Makanan 5 Ciampea Kerajinan/tas 6 Ciawi Aneka makanan/kue brownies 7 Cibinong Aneka minuman/nata de coco 8 Cibungbulang Alas Kaki 9 Cigombong Aneka Makanan 10 Cigudeg Aneka Makanan 11 Cijeruk Alas kaki 12 Cileungsi Aneka Minuman 13 Ciomas Alas kaki 14 Cisarua Aneka makanan/kue pelangi 15 Ciseeng Kerajinan Logam 16 Citeureup Kerajinan/logam 17 Dramaga Aneka minuman/minuman pala 18 Gunung Putri Kerajinan/sangkar burung 19 Gunung Sindur Aneka Makanan 20 Jasinga Kerajinan Kayu 21 Jonggol Aneka Makanan 22 Kemang Alas kaki 23 Klapa Nunggal Kerajinan/boneka 24 Leuwiliang Bahan bangunan/bata merah 25 Leuwi Sadeng Bahan bangunan/bata merah 26 Megamendung Aneka makanan/gemblong 27 Nanggung Kerajinan Logam 28 Pamijahan Aneka makanan/kue cincin 29 Parung Aneka Makanan 30 Parung Panjang Aneka Makanan 31 Rancabungur Aneka Makanan 32 Rumpin Aneka Makanan 33 Sukajaya Konveksi 34 Sukamakmur Aneka Minuman/Kopi 35 Sukaraja Aneka makanan/olahan ubi kayu LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

37 No Kecamatan Komoditi unggulan Sekunder 36 Tajur Halang Aneka Makanan 37 Taman sari Alas kaki 38 Tanjung sari Kerajinan Kayu 39 Tenjo Aneka Makanan 40 Tenjolaya Aneka makanan/cincau hitam Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2017 Dinas Tanaman Perkebunan dan Hortikultura, 2017 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian, ) Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah Sektor industri terdiri dari Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah. Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro dan industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Selain unggul dalam nilai investasi, kedua industri ini juga unggul dalam jumlah unit usaha yaitu sebesar 165 unit usaha untuk industri agro dan 278 unit usaha untuk industri logam. Industri menengah besar yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Potensi industri kecil menengah meliputi IKM hasil hutan dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dari 205 unit usaha, IKM agro dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dari 454 unit usaha serta IKM tekstil dan produk tekstil dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dari 405 unit usaha. Sedangkan untuk jumlah produksi berdasarkan lapangan usaha industri dapat dilihat pada Tabel 1.5. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

38 Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2017 KAPASITAS NO BIDANG USAHA JUMLAH SATUAN 1 Industri Barang dari Plastik untuk Pengemasan 5,000,000 pcs 2 Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih 110 dan Industri Trailer/Semi Trailer unit 3 industri pengolahansari buah dan sayuran 1,992 ton 4 Industri Minuman Ringan 22,200,000 liter 5 Industri Cat dan Tinta Cetak 1,200 ton 6 Jasa Industri untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan 2,880,000 Barang dari Logam pcs 7 Industri kabel listrik dan elektronik lainnya 900 set 8 Industri Furnitur dari Logam 192,000 unit 9 Industri Pengolahan Lainnya Ytdl 32,000,000 pcs 10 Industri Pakaian Jadi (konveksi) dari Tekstil 1,216,000 pcs 11 Industri Pengolahan Kopi, Teh dan Herbal (Herb Infusion) 12 Industri Air Minum dan Air Mineral 42,800,000 liter 13 Industri Barang Logam Siap Pasang untuk Bangunan 11,143,075 m2 14 Industri Kaca Lainnya 80,000 ton 15 Industri Pupuk Lainnya 16 Industri Barang daro Karet untuk Keperluan industri 4,000 unit 17 Industri Furnitur dari Kayu 9,000 unit Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan roda empat 18 atau lebih 1,200 ton 19 Industri Produk Roti dan Kue 2,395 ton 20 Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan 2,112 ton 21 Industri Sepeda Motor 5,088 unit Industri Peralatan Pengontrol dan Pendistribusian Listrik & 22 Industri Peralatan 4,800,000 pcs Komunikasi Lainnya 23 Industri Kimia Dasar 1,260 ton 24 Industri Percetakan 19,309,090 eksemplar 25 Industri Pompa Lainnya 2,575 pcs 26 Industri furnitur dan peralatan kedokteran 1,500 unit Industri Barang dari Kawat dan Paku, Mur dan Baut, Bukan 27 Kabel Logam 100 ton Industri sabun dan deterjen bahan pembersih dan pengilap 28,parfum 15,290 liter 29 Industri Mesin Pertanian dan Kehutanan 1,776 unit 30 Industri Kain Rajutan dan Sulaman 600,000 pcs 31 Industri Barang Logam Lainnya 440 ton 32 Aktivitas Binatu 14,000 pcs 33 Industri Pupuk dan bahan senyawa nitrogen 300,000 liter Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bogor, 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

39 7) Pariwisata Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan Puncak merupakan kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan. Berdasarkan dokumen RIPPARDA 2014 pengembangan pariwisata diarahkan menjadi 5 destinasi yaitu : 1) destinasi wisata perkotaan, 2) destinasi wisata MICE dan rekreasi, 3) destinasi wisata warisan budaya dan pendidikan, 4) destinasi wisata kreatif, dan 5) destinasi wisata ekowisata. Jumlah wisatawan pada tahun 2017 sebanyak orang. Daya tarik wisata Kabupaten Bogor menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional meliputi : a) Daya Tarik Wisata Alam Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara m diatas permukaan laut (dpl), sehingga memiliki udara yang sejuk dan segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati keindahan aneka obyek dan daya tarik wisata diantaranya: wisata Agro Gunung Mas, Telaga Warna, Curug Cilember, dan Taman Safari Indonesia. Selain itu banyak aktifitas wisata yang dapat dilakukan dengan setting alam diantaranya : tea walk, menunggang kuda, paralayang, outbond, fotografi dan lain-lain. Kawasan wisata dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk tersebut telah didukung fasilitas camping ground, taman rekreasi, hutan wisata, hotel bintang dan non-bintang, tempat pertemuan dan seminar, sarana olah raga dan rumah makan/restoran. b) Daya Tarik Wisata Buatan Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki potensi asli. Salah satu wisata buatan yang menjadi tujuan wisata terbesar di Kabupaten Bogor adalah Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan Cisarua Bogor. TSI merupakan taman satwa terbesar di Indonesia dengan jumlah spesies satwa asing dan lokal tidak kurang dari spesies. Jumlah kunjungan di TSI tahun 2017 tercatat orang. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

40 Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata buatan lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman Wisata Matahari, Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle Land Sentul, Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata Cinangneng, serta Museum Mobil dan Keramik Sentul. c) Wisata Budaya Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya tradisional yang digelar dalam event Helaran secara rutin setiap tahun. Acara ini merupakan ajang atraksi seni dan budaya yang merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan. Objek wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya adalah Kampung Budaya Sindang Barang. Selain Kampung Budaya Sindang Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan lainnya seperti : Situs Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di Kecamatan Sukajaya, Bellacampa, Kampung Cina, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta dan 65 Benda Cagar Budaya. Tabel 1.6. Daya Tarik Wisata Kabupaten Bogor Tahun 2017 NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS WISMAN JUMLAH A. Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Bodogol Caringin 1 Konservasi Alam Bodogol Caringin Jl. Babakan Kencana 35 Lido- Bogor Curug Cisuren Caringin Curug Cipadaranten Caringin Curug Cikaweni Caringin B. RPTN Cimande Curug Santa Monika Caringin Curug Cikaracak tutup C. RPTN Tapos Megamendung D. RPTN Cisarua Cisarua Curug Jaksa Cibeureum Curug Beret Megamendung Boru Bolang Megamendung E. Perhutani Asper Ciawi Bumi Perkemahan Citamiang Desa Tugu Utara, Kec. Cisarua Kab. Bogor LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

41 NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS WISMAN JUMLAH Desa 11 Megamendung, Wana Wisata Curug Panjang Kec. Perum Perhutani KPH Bogor Megamendung Kab. Bogor Desa 12 Curug Naga Megamendung, Kec. Cisarua Kab Bogor 13 Curug Kembar Batu Layang Desa Batu Layang, Kec. Cisarua Kab. Bogor Trek Sepeda Puncak Kondang 15 Curug Arca 16 Curug Cipamingkis 17 Curug Barong Leuwihejo 18 Curug Putri Kencana 19 Curug Ciherang 20 Taman Safari Indonesia 21 Telaga Warna 22 Wisata Agro Gunung Mas Desa Tugu Utara, Kec. Cisarua Kab. Bogor Desa Sukawangi, Kec. Sukamakmur Kab. Bogor Desa Warga Jaya, Kec. Sukamakmur Kab. Bogor Desa Karang Tengah, Kec. Babakan Madang Kab. Bogor Desa Karang Tengah, Kec. Babakan Madang Kab. Bogor Desa Warga Jaya, Kec. Sukamakmur Kab. Bogor Jl. Raya Puncak. No.601 Cisarua Bogor Jl. Raya Puncak KM. 36 Cisarua Bogor. Jl. Raya Puncak KM. 87 Cisarua Bogor Taman Wisata Riung Cisarua Gunung 24 Curug Cilember Cisarua Taman Rekreasi Lido Jl. Raya Bogor- Sukabumi KM.21, Desa Wates Jaya Kec. Cigombong Aldepos Tenjolaya LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

42 NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS WISMAN JUMLAH Taman Melrimba Jl. Raya Puncak KM. 87 Cisarua Bogor 28 Taman Wisata Matahari Jl. Megamendung No.37 Cipayung Wisata Alam Gunung Jl. Raya Puncak, Kencana Cisarua Curug Nangka Taman Sari Curug Sentul Paradise Babakan Madang Wisata Alam Baru Jeruk Ciapus Pemandian Air Panas GSE Kp. Ciparay, Gunung Salak Endah, Ke Pamijahan Kab. Bogor 34 Curug Cigamea Kp.Rawa Bogo Rt.01/09, Desa Gunung Sari Kec Pamijahan Kab. Bogor 35 Curug Seribu Kp.Rawa Bogo Rt.02/09, Desa Gunung Sari Kec Pamijahan Kab. Bogor 36 Curug Ngumpet Kp. Cimudal Loka Purna Rt.02/09, Desa Gunung Sari Kec. Pamijahan 37 Wana Wisata Buper Gunung Bunder Pamijahan Ekowisata Kawah Ratu Pamijahan Curug Cihurang Pamijahan Situs Batu Tulis Ciaruten Cibungbulang Kampung Wisata Cinangneng Ciampea Goa Gudawang Cigudeg Jl. Raya Gunung Pemandian Air Panas Tirta Kapur Cogreg, Sanita Kec. Parung Kampung Budaya Sindang Barang Taman Sari Museum Mobil & Keramik Jl. Siruit KM.42 Sentul Babakan Madang Sirkuit Sentul Jl. Siruit KM.42 Babakan Madang Kebun Wisata Pasir Mukti Jl. Raya Tajur Pasir Mukti KM TWA Gunung Pancar Babakan Madang Alam Fantasi / Taman Budaya Babakan Madang LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

43 NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS WISMAN JUMLAH Taman Wisata Mekarsari Jl. Raya Cileungsi Jonggol KM Desa Buana 51 Bogor Penagkalan Rusa / WW Girl Jaya, Kec. Jaya Tanjung Sari Kab Kp. Pasir Rengit 52 Curug Pangeran Loka Purna Rt.03/09, Desa Gung Sari 53 Cibalung Happyland Kp. Cibalung Rt.01/02, Desa Cibalung Kec Cijeruk Kab. Bogor 54 Jungleland Sentul Nirwana No.1 Babakan Water Park Kingdom 56 Kampung Wisata Rumah Joglo 57 Agrowisata Bukit Hambalang Madang Jl. Raya Cileungsi Jonggol KM.3 Cileungsi Kab. Bogor Ciampea - - Jl. Raya Hambalang Rt.14/05, Desa Hambalang Kec. Citeureup Kab. Bogor Linggih Alam Gua Citeuteup Telaga Malimping Cigombong Kelompok Arum Jeram Caringin Camp Hulu Cai Jl. Veteran III Desa Cibedug, Kec. Ciawi Kab Bogor 62 Curug Gua Lumut Pamijahan Air Panas Gunung Pancar Babakan Madang Curug Cibeureum Cibeureum RHU (Rekreasi Hiburan Umum) PSP Golf Citeureup Palm Hill Golf Babakan Madang Gelanggang Renang Tersebar Taman Rekreasi Tersebar Area Bernyanyi (karaoke) Tersebar Desa Wisata Tersebar Jumlah Total Kunjungan Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

44 b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor pada tahun 2017 diprediksi mencapai Rp.201,93 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 9,34 persen dari tahun 2016, yaitu sebesar Rp184,68 triliun. Tabel 1.7. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Triliun Rupiah) Berlaku Distribusi (%) Pertumbuhan (%) LAPANGAN USAHA Sem I Sem II *) 2017**) 2017**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) I SEKTOR PRIMER 15,13 7,92 8,39 16,31 8,19 8,08 9,67 7,81 1. PERTANIAN 9,95 5,26 5,41 10,66 5,39 5,28 9,50 7,15 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5,18 2,67 2,98 5,65 2,80 2,80 10,01 9,07 II SEKTOR SEKUNDER 118,00 61,53 66,76 128,30 63,89 63,54 9,39 8,73 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 99,94 53,61 54,82 108,43 54,12 53,70 8,64 8,49 4. PENGADAAN LISTRIK & GAS 0,24 0,14 0,13 0,26 0,13 0,13 4,12 10,23 5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH & DAUR ULANG 0,19 0,10 0,11 0,21 0,10 0,10 11,42 12,00 6. KONSTRUKSI 17,63 7,68 11,71 19,39 9,55 9,60 13,96 9,99 III SEKTOR TERSIER 51,56 27,14 30,18 57,32 27,92 28,39 11,03 11,18 7. PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR 24,18 13,32 13,51 26,83 13,09 13,29 10,51 10,97 8. TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 6,86 3,19 4,37 7,56 3,71 3,74 14,09 10,17 9. PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN MINUM 4,79 2,51 2,80 5,30 2,59 2,63 11,50 10, INFORMASI & KOMUNIKASI 3,08 1,88 1,67 3,55 1,67 1,76 10,51 15, JASA KEUANGAN & TRANSPORTASI 0,93 0,46 0,59 1,04 0,50 0,52 14,17 12, REAL ESTATE 1,44 0,78 0,79 1,57 0,78 0,78 8,98 8, JASA PERUSAHAAN 0,34 0,19 0,20 0,38 0,19 0,19 11,53 12, ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMINAN SOSIAL 2,99 1,33 1,98 3,31 1,62 1,64 9,73 10,71 WAJIB 15. JASA PENDIDIKAN 3,11 1,50 1,97 3,47 1,68 1,72 8,55 11, JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL 0,89 0,45 0,53 0,98 0,48 0,49 13,05 10, JASA LAINNYA 2,95 1,55 1,78 3,33 1,60 1,65 11,53 10,97 PDRB KABUPATEN BOGOR 184,68 96,60 105,33 201,93 100,00 100,00 9,87 9,34 Catatan: **) = Angka Sementara Sumber : LKPJ Kabupaten Bogor Tahun 2017 dari Tabel 1.7. sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp.108,43 triliun atau memiliki andil sebesar 53,70 persen terhadap total PDRB. Berikutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar Rp.26,83 triliun (13,29 persen). Sedangkan sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar Rp.0,21 triliun (0,10 persen). Pengelompokan tujuh belas sektor ekonomi dalam PDRB menjadi tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier, menunjukkan bahwa kelompok LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

45 sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bogor. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder pada tahun 2017 mencapai Rp.128,30 triliun, atau meningkat 8,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 11,18 persen yaitu dari Rp. 51,56 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp. 57,32 triliun pada tahun Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 7,81 persen atau dari Rp. 15,13 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp.16,31 triliun pada tahun Lapangan Usaha Tabel 1.8. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Triliun Rupiah) Konstan Distribusi (%) Pertumbuhan (%) 2016 Sem I 2017*) Sem II 2017**) 2017 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) I SEKTOR PRIMER 10,32 5,35 5,37 10,72 7,81 7,64 3,15 3,86 1. PERTANIAN 6,80 3,52 3,59 7,12 5,15 5,07 6,26 4,59 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,52 1,82 1,78 3,60 2,66 2,57 (2,38) 2,45 II SEKTOR SEKUNDER 84,55 43,67 45,86 89,53 64,01 63,84 6,00 5,90 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 71,93 37,88 38,09 75,97 54,46 54,17 5,41 5,61 4. PENGADAAN LISTRIK & GAS 0,20 0,10 0,10 0,20 0,15 0,14 (4,19) 0,48 5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH & DAUR ULANG 0,15 0,08 0,08 0,16 0,11 0,11 7,36 6,61 6. KONSTRUKSI 12,27 5,62 7,58 13,20 9,29 9,42 9,76 7,66 III SEKTOR TERSIER 37,21 19,29 20,71 40,00 28,17 28,52 7,19 7,50 7. PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR 8. TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 9. PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN MINUM 17,08 8,93 9,38 18,30 12,93 13,05 7,57 7,15 4,09 2,15 2,30 4,45 3,10 3,17 7,44 8,81 3,29 1,72 1,82 3,55 2,49 2,53 8,20 7, INFORMASI & KOMUNIKASI 3,05 1,55 1,81 3,35 2,31 2,39 8,86 9, JASA KEUANGAN & TRANSPORTASI 0,66 0,35 0,35 0,70 0,50 0,50 4,84 5, REAL ESTATE 1,11 0,56 0,58 1,15 0,84 0,82 6,42 3, JASA PERUSAHAAN 0,27 0,14 0,14 0,29 0,20 0,20 7,55 7, ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMINAN SOSIAL WAJIB 2,14 1,05 1,18 2,23 1,62 1,59 4,23 4, JASA PENDIDIKAN 2,46 1,22 1,48 2,69 1,87 1,92 4,08 9, JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL 0,70 0,36 0,38 0,74 0,53 0,52 6,40 5, JASA-JASA 2,36 1,15 1,20 2,36 1,78 1,82 PDRB KABUPATEN BOGOR 132,08 68,31 71,94 140,25 100,00 100,00 6,10 6,19 Catatan: **) = Angka Sementara Sumber : LKPJ Kabupaten Bogor Tahun ,83 8,32 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

46 Berdasarkan harga konstan 2010, PDRB atas dasar harga konstan tahun 2017 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 6,19 persen, yaitu dari Rp.132,08 triliun pada tahun 2016 naik menjadi Rp.140,25 triliun pada tahun Kinerja kelompok sektor primer tahun 2017 menunjukkan peningkatan sebesar 3,89 persen dari tahun sebelumnya, kelompok sektor sekunder meningkat 5,90 persen, dan kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 7,50 persen. Tabel 1.8. menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor beserta distribusi dan pertumbuhannya pada tahun 2016 dan 2017, yang menunjukkan bahwa kinerja perekonomian tertinggi dicapai oleh sektor informasi dan komunikasi yang mendorong pertumbuhan sebesar 9,87 persen. Hal ini didorong dari peningkatan jumlah pelanggan telepon seluler dan meningkatnya layanan data dan internet. Saat ini, pasar layanan seluler di Kabupaten Bogor seperti halnya di Indonesia pada umumnya, telah bergeser dari layanan suara dan SMS ke layanan database seperti internet dan berbagai aplikasi teknologi informasi. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah kategori jasa pendidikan yang mencapai 9,34 persen. Adapun kategori-kategori lainnya berturut-turut yang mencatat pertumbuhan yang cukup besar, diantaranya adalah kategori transportasi dan pergudangan sebesar 8,81 persen, kategori jasa lainnya sebesar 8,32 persen, kategori penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,78 persen, disusul oleh kategori konstruksi sebesar 7,66 persen. Pada tahun 2017, tidak ada kategori yang mengalami penurunan pertumbuhan. Dengan penerapan SNA 2008 dan tahun dasar 2010, berdasarkan time series dari tahun , terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 5-6 persen. Dari tahun 2012 sampai 2016, laju pertumbuhan ekonomi terus naik tetapi saat memasuki tahun 2014 pertumbuhan sempat melambat dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2014 adalah sebesar 6,01 persen,tahun 2015 meningkat kembali ke posisi 6,09 persen dan pada tahun 2016 meningkat sebesar 6,10 persen. Situasi pesta demokrasi baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden dan kenaikan BBM yang terjadi pada tahun 2014 membuat beberapa pelaku ekonomi hanya menunggu karena belum adanya kepastian kestabilan politik yang dibutuhkan untuk mewujudkan stabilitas ekonomi. Pada tahun 2015 dan 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

47 keadaan politik dan ekonomi semakin stabil. Perekonomian di Kabupaten Bogor mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik. Jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, LPE Kabupaten Bogor pada tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Barat dan Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode ditunjukkan pada Gambar 1.2. Gambar 1.2. LPE Kabupaten Bogor Tahun Dasar 2010, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, (%) Pengeluaran per Kapita per Tahun, terealisasi Rp ribu/kapita/tahun. Realisasi dari pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2017 berdasarkan data Indikator Ekonomi Daerah, PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga berlaku mencapai Rp trilyun. Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bogor (dihitung dari angka PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama), maka diperoleh tingkat pendapatan per kapita berdasarkan harga berlaku yaitu mencapai Rp juta; 1.4 Gambaran Umum Demografis Jumlah penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 sebanyak jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki jiwa dan penduduk perempuan jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 sebesar LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

48 jiwa, artinya jumlah penduduk pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 2,28 persen dibandingkan tahun Data sex ratio penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2017 adalah sebesar 105, artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki. Hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki sex ratio diatas 100, yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Namun terdapat satu kecamatan yang nilai sex rationya di bawah 100, yaitu Kecamatan Gunung Putri sebesar 98, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 98 orang laki-laki. Hal ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan sedang, tampaknya menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan bermukim di wilayah Kecamatan Gunung Putri. Kondisi demografis Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.9. Tabel 1.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun *) 2016*) (Juni) 2017* No Kecamatan Laki-laki Perempuan L+P Laki-laki Perempuan L+P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggung Leuwiliang Leuwisadeng Pamijahan Cibungbulang Ciampea Tenjolaya Dramaga Ciomas Tamansari Cijeruk Cigombong Caringin Ciawi Cisarua Megamendung Sukaraja Babakan Madang Sukamakmur LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

49 No Kecamatan 2016*) (Juni) 2017* Laki-laki Perempuan L+P Laki-laki Perempuan L+P 20 Cariu Tanjungsari Jonggol Cileungsi Kelapa Nunggal Gunung Putri Citeureup Cibinong Bojong Gede Tajur Halang Kemang Ranca Bungur Parung Ciseeng Gunung Sindur Rumpin Cigudeg Sukajaya Jasinga Tenjo Parung Panjang KABUPATEN BOGOR Sumber: BPS Keterangan : *) BPS, Angka Proyeksi Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok umur 5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk penduduk muda. Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang piramida kelompok umur 5-9 dan tahun lebih panjang dari pada kelompok umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari Gambar 1.3. dimana bentuk piramidanya cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat diartikan juga, ada kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan akan semakin didominasi oleh penduduk usia produktif. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

50 Gambar 1.3. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2017 Berdasarkan Hasil Proyeksi Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2017 Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal sebanyak 40 persen dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5 persen dari total penduduk secara keseluruhan; b. Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun maksimal 30 persen dan penduduk yang berusia tahun persentasenya lebih dari 60 persen. Tabel Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur MenurutJenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2017 Kelompok Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah L+P Persentase (%) (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , ,81 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

51 , , , , , ,18 Jumlah ,00 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010 Dari gambaran tabel dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 66,95 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak 29,25 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,80 persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius. Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk yang berusia tahun. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2017 sebesar 43,69 persen dan rasio ketergantungan lanjut usia sebesar 5,68 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 49,37 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 50 penduduk yang tidak/belum produktif. Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dan sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah. Tabel berikut menggambarkan jumlah prosentase penduduk Kabupaten Bogor yang bekerja (15 tahun ke atas) dirinci menurut lapangan usaha. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

52 Tabel Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2017 Lapangan Usaha 2017 Jumlah % (1) (2) (3) 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan ,27 2. Pertambangan & Penggalian ,48 3. Industri Pengolahan ,39 4. Listrik, Gas dan Air Minum ,49 5. Konstruksi ,81 6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi ,9 7.Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi ,03 8. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan ,72 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan ,92 J u m l a h ,00 Sumber : LKPJ Kabupaten Bogor Tahun 2017 Secara total, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari orang tahun 2015, estimasi tahun 2016 sebesar orang dan menjadi orang tahun 2017, meningkat 12,89 persen dari hasil survei sebelumnya yaitu tahun Dari sembilan lapangan usaha di Kabupaten Bogor, setidaknya ada 4 sektor lapangan usaha yang kini masih menjadi sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bogor, yaitu: sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi menyerap 31,9 persen, sektor industri pengolahan menyerap 19,39 persen, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan menyerap 18,92 persen, dan sebanyak 8,27 persen pekerja terserap di sektor pertanian. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

53 Gambar 1.4. Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun Sumber : LKPJ Kabupaten Bogor Tahun 2017 Struktur pendidikan penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum dapat dilihat pada gambar 1.4. Tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor masih sangat rendah. Persentase tertinggi (40,73 %) penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor berpendidikan SD ke bawah. Proporsi penduduk yang bekerja dengan pendidikan SD ke bawah mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 (45,47 %). Selain itu pekerja dengan pendidikan SMP dan Perguruan Tinggi juga mengalami penurunan dari tahun 2015 dengan pekerja pendidikan SMP pada tahun 2015 sebesar 20,45 persen turun menjadi 19,75 persen pada tahun 2017 dan pekerja pendidikan perguruan tinggi tahun 2015 sebesar 9,11 persen turun menjadi 8,94 persen pada tahun Dari pekerja menurut jenjang pendidikan yang ditampilkan, hanya pekerja dengan jenjang pendidikan SMA yang mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 24,97 persen pada tahun 2015 menjadi 30,59 persen pada tahun Sistematika Penyajian Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai program dan kegiatan tahunan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

54 Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten Bogor tahun 2017 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) disajikan dalam Gambar 1.5. Gambar 1.5. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA RPJMD KAB. BOGOR RENSTRA SKPD RKPD 2017 RENJA 2017 RAPBD 2017 RKA 2017 APBD 2017 DPA 2017 JANKIN PEMDA 2017 JANKIN SKPD 2017 LKPJ 2017 Laporan Kinerja PEMDA 2017 LKD 2009 KONSOLIDASI 2017 Laporan Kinerja SKPD 2017 LKSKPD 2017 Sumber : Hasil Analisis Tim, 2017 Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.6. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

55 Gambar 1.6. Alur Pikir Pengukuran Kinerja Sasaran Pem. Kab. Bogor Tahun 2017 Indikator Sasaran Pemda Pengukuran Pencapaian Sasaran Sasaran OPD Tahun2017 Indikator Sasaran OPD Laporan Kinerja Pemerintah Kab. Bogor Tahun 2017 Program Kegiatan IK : Input,Output /Outcome Pengukuran Kinerja Kegiatan Sumber : Hasil Analisis Tim, 2017 Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor, Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika Penyajian. BAB II PERENCANAAN KINERJA Berisi gambaran singkat mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten Bogor, menguraikan sasaran strategis Kabupaten Bogor tahun 2017, Indikatot Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Perjanjian Kinerja (PK) pada tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 25 (dua puluh lima) penciri, pencapaian indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas pencapaian sasaran tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 dan akhir RPJMD termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

56 keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu juga menyajikan realisasi keuangan yang memaparkankan alokasi dan realisasi APBD, juga Prestasi yang didapatkan Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun BAB IV PENUTUP Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan masalahnya. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

57 2

58 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 VISI DAN MISI Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun Berikut disajikan secara ringkas Pernyataan Visi, Pernyataan Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Program Pembangunan yang dimuat dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun A. Pernyataan Visi Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun , Visi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode Tahun adalah : Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia. Makna pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor di atas adalah : 1) Kabupaten Bogor adalah batas administrasi Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat yang di dalamnya berkumpul sejumlah manusia atau masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 2) Termaju adalah bahwa Kabupaten Bogor telah mencapai atau berada pada tingkat kemajuan yang lebih tinggi atau masyarakat telah menuju ke arah yang lebih baik maupun berkembang ke arah yang lebih baik. Termaju juga berarti bahwa Kabupaten Bogor sebagai suatu wilayah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

59 terus melakukan pengembangan diri untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar. 3) Indonesia adalah negara kesatuan yang berdaulat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). B. Pernyataan Misi Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan 5 (lima) Misi, yaitu: 1) Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. 2) Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. 3) Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. 4) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. 5) Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Penjelasan yang terkandung di dalam rumusan kelima misi Pemerintah Kabupaten Bogor tersebut di atas serta keselarasannya dengan rumusan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut : 1) Misi Pertama, yaitu Meningkatkan kesalehan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial dan keagamaan dengan menjamin sepenuhnya hak-hak dasar masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Kelima Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan melalui Peningkatan Peran Pemuda, Olah Raga, Seni, Budaya dan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. 2) Misi Kedua, yaitu Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta meningkatkan kemandirian yang berlandaskan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

60 persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan. Misi ini terkait dengan Misi Kedua Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. 3) Misi Ketiga, yaitu Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuatitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi ini merupakan upaya Kabupaten Bogor dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang mantap guna mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan swadaya masyarakat dalam memelihara dan membangun kualitas sarana dan prasarana publik. Misi ini terkait dengan Misi Keempat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. 4) Misi Keempat, yaitu Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam membangun sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang produktif, kompetitif, dan dilandasi akhlak mulia sebagai kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing. 5) Misi Kelima, yaitu Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam terus menjaga cita-cita dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta berorientasi pada penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Meningkatkan Kinerja Pemerintahan melalui Profesionalisme Tata Kelola dan Perluasan Partisipasi Publik. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

61 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan dan sasaran strategis merupakan perwujudan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun yang berkaitan dengan pelaksanaan masing-masing Misi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, diuraikan sebagai berikut : Tabel 2.1. Misi Pertama : Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Tujuan Strategis Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kesejahteraan masyarakat Sasaran Strategis 1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama; 2. Meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk; 3. Meningkatnya prestasi dan kualitas olahraga Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Tabel 2.2. Misi Kedua : Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata Tujuan Strategis Membangun Perekonomian Masyarakat yang maju dan berdaya saing melalui Pengembangan Usaha Berbasis Sumber Daya Alam dan Pariwisata Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Sasaran Strategis 1. Terwujudnya perekonomian masyarakat yang berdaya saing: 2. Terwujudnya perekonomian masyarakat yang berdaya saing; 3. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan menurunnya pengangguran. Tabel 2.3. Misi Ketiga : Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Tujuan Strategis Meningkatnya pengendalian tata ruang yang terpadu, pengelolaan lingkungan hidup, ketersediaan infrastruktur dan perhubungan yang berkualitas serta terintegrasi Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Sasaran Strategis 1. Terwujudnya pengendalian tata ruang terpadu; 2. Terwujudnya pengelolaan lingkungan yang bebas dari pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah; 3. Meningkatnya penyediaan infrastruktur yang berkualitas. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

62 Tabel 2.4. Misi Keempat : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Tujuan Strategis Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga pendidikan serta pemerataan akses pendidikan dengan dan Meningkatnya kualitas kesehatan penduduk dan kinerja pelayanan kesehatan Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Sasaran Strategis 1. Meningkatnya mutu pendidikan; 2. Meningkatnya kualitas kesehatan penduduk. Tabel 2.5. Misi Kelima : Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah Dalam Kerangka Tatakelola Pemerintahan Yang Baik Tujuan Strategis Meningkatnya kinerja tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien dan demokratis Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi. 2.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Tahun 2017 Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pelaksanaan reviu terhadap sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dokumen perencanaan terutama indikator yang diupayakan lebih baik dan berorientasi hasil. Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Bupati Bogor Nomor : 050/489/Kpts/PerUU/2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor, tanggal 9 Oktober LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

63 Tabel 2.6. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR NO SASARAN DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA Misi Pertama: Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat 1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama Indeks kualitas kehidupan beragama Persentase penduduk miskin 2. Meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk Indeks Gini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Gender (IPG) 3. Meningkatnya prestasi dan kualitas olahraga Jumlah Prestasi Olahraga Tingkat Nasional dan Provinsi Misi Kedua: Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata 1. Terwujudnya perekonomian masyarakat yang berdaya saing Persentase kebutuhan benih padi yang terpenuhi dari produk lokal Produksi Pertanian dan Perikanan : - Produksi padi dan palawija - Produksi hortikultura - Produksi tanaman hias - Produksi perkebunan - Daging - Telur - Susu Produksi Hasil Peternakan Skor Pola Pangan Harapan Produksi Hasil Perikanan Nilai Investasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku Tingkat penyerapan tenaga kerja UMKM dari total tenaga kerja 2. Berkembangnya pariwisata daerah yang berbasis pada Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB atas harga berlaku keindahan alam dan lingkungan serta budaya lokal 3. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan menurunnya pengangguran Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

64 Misi Ketiga: Meningkatkan integrasi, konektivitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan 1. Terwujudnya pengendalian tata ruang terpadu Persentase luas pemukiman yang tertata Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Wilayah ber HPL/HGB 2. Terwujudnya pengelolaan lingkungan yang bebas dari pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah Tingkat Pengawasan Pencemaran Status Mutu Air 3. Panjang Jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik Tingkat kelaikan sarana angkutan umum Persentase sarana angkutan umum yang menghubungkan antar wilayah Rasio Elektrifikasi (RE) Misi Keempat: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan 1. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga pendidikan serta pemerataan akses pendidikan Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan: - SD-MI-Paket A - SMP-MTs-Paket B Angka Partisipasi Murni : - SD-MI-Paket A - SMP-MTs-Paket B Angka Partisipasi Kasar : - SD-MI-Paket A - SMP-MTs-Paket B 2. Meningkatnya kualitas kesehatan penduduk Angka Harapan Hidup (AHH) Misi Kelima: Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola pemerintahan yang baik 1. Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi Indeks kepuasan masyarakat Indeks reformasi birokrasi Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah Nilai Akuntabilitas Kinerja "Baik" LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

65 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I. 2.4 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Derah (RPJMD) Kabupaten Bogor berisikan perencanaan yang bersifat makro sehingga perlu dijabarkan dalam perencanaan yang lebih mikro pada setiap tahunnya yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Oleh karena itu, maka RKT Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 ini disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2017 serta Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 dan sesuai dengan APBD Perubahan sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2017 Tanggal 19 Oktober 2017 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017 dan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 58 Tahun 2017 Tanggal 19 Oktober 2017 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Ringkasan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran II. 2.5 Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Pada tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan pernyataan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Bogor dalam rangka mewujudkan tekad dan janji untuk mencapai sasaran strategis dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan RKT Kabupaten Bogor Tahun 2017 yang telah disusun. Ringkasan Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 selengkapnya disajikan pada Lampiran III. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

66 3

67 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 ini merupakan rangkaian dan mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang diawali dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor Tahun 2017 dan Perjanjian Kinerja (Jankin) yang harus dipertanggungjawabkan tingkat pencapaian pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada akhir periode RPJMD Kabupaten Bogor tersebut. Pertanggungjawaban tingkat capaian kinerja pada tahun 2016 ini merupakan pengukuran kinerja dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , dengan standar pengukuran yang sesuai berdasarkan sasaran, indikator dan target yang telah ditetapkan untuk mengetahui tingkat capaian program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 ini berpedoman pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi setiap indikator sasaran strategis dengan target kinerja untuk mengetahui tingkat capaian atau selisih kinerja (Performance Gap). Tingkat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

68 capaian atau selisih kinerja tersebut menjadi acuan dalam penetapan kebijakan perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk peningkatan pencapaian kinerja di masa yang akan datang (Performance Improvement). Dalam pengukuran tingkat keberhasilan setiap indikator kinerja menggunakan 2 (dua) rumus, yaitu : 1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik (Progress Positif), maka digunakan rumus : % Capaian = Realisasi Target x 100% 2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja (Progress Negatif), maka digunakan rumus : % Capaian = Target (Realisasi Target) Target x 100% Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja dari setiap sasaran strategis, menggunakan skala pengukuran sebagaimana tertera dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Tabel 3.1. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Positif No Rentang Capaian Kategori Capaian 1 >100 Sangat Baik 2 85 s/d 100 Baik Sekali 3 70 s/d <85 Baik 4 55 s/d <70 Cukup 5 < 55 Kurang Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003 Tabel 3.2. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Negatif No Rentang Capaian Kategori Capaian 1 >100 Kurang 2 85 s/d 100 Cukup 3 70 s/d <85 Baik 4 55 s/d <70 Baik Sekali 5 < 55 Sangat Baik Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

69 3.1.2 Pencapaian Target 25 Penciri Visi Termaju di Indonesia Prioritas pembangunan selanjutnya diimplementasikan ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan dan OPD yang bertanggungjawab terhadap pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui program-program pembangunan beserta pagu pendanaannya. Selain dari pencapaian indikator kinerja dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bogor, adapula beberapa faktor yang dijadikan penciri khusus sebagai gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dirumuskan dalam KABUPATEN BOGOR TERMAJU. Penciri khusus tersebut merupakan Top Priority yang ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam, pertimbangan keuangan daerah, potensi kabupaten pembanding dan waktu pencapaian indikator, sehingga dihasilkan 25 (dua puluh lima) penciri termaju, sebagai berikut : 1) Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan; 2) Penduduk miskin turun menjadi 8,0 sampai 5,0 persen; 3) Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional; 4) Pelayanan perijinan berstandar ISO; 5) Laju Pertumbuhan Ekonomi melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional; 6) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia; 7) Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia; 8) Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan; 9) Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar termasuk terbanyak di Indonesia; 10) Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat; 11) Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia; 12) Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW); 13) Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang mantap; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

70 14) Tidak ada daerah terisolir; 15) Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH); 16) Tercapainya Rata-rata lama sekolah (RLS) 7,82 tahun; 17) Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia tahun; 18) Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia; 19) Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan; 20) Seluruh RSUD dan UPT Puskesmas terakreditasi; 21) Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); 22) Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia; 23) Seluruh masyarakat mempunyai KTP-el; 24) Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah; 25) Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa. Sebagai gambaran untuk melihat kondisi pencapaian penciri, berikut diuraikan alat ukur dan data pendukung tahun sebelumnya pada masing-masing penciri sebagai berikut : 1) Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan. a. Pada Tahun 2017 penanganan Mesjid Besar di setiap Kecamatan terealisasi sebanyak 20 Mesjid atau 100% dari target yang ditentukan. Sehingga akumulasi Mesjid besar yang sudah terbangun di setiap Kecamatan sampai dengan Tahun 2017 sejumlah 29 unit; b. Adapun sisanya sebanyak 11 mesjid yang harus ditangani sampai dengan tahun ) Penduduk miskin turun menjadi 8% - 5%. a. Berdasarkan data BPS sampai dengan Tahun 2017 Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor sebesar 8,57%, angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan Tahun 2016 sebesar 8,92%; b. Dengan demikian diperlukan akselerasi penurunan tingkat kemiskinan sebesar 1,57% sampai dengan tahun 2018 untuk mencapai penciri Penduduk miskin turun menjadi 8%-5%. 3) Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional. Pembangunan stadion olahraga berskala internasional di Tahun 2017 sudah terealisisai 100%, hal ini sesuai dengan target yang telah ditentukan. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

71 4) Pelayanan perijinan berstandar ISO. Pada tahun 2017 Pelayanan perijinan berstandar ISO terealisasi sebanyak 77 perizinan atau 113,24% dari target sebesar 68 perizinan yang telah ditetapkan. Pencapaian tersebut sudah memenuhi target penciri termaju yang telah ditentukan di akhir periode sebesar 77 Pelayanan Perizinan Berstandar ISO. 5) LPE melebihi LPE Provinsi dan Nasional. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada Tahun 2016 sebesar 6,10 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan LPE Provinsi Jawa Barat sebesar 5,67 persen, dan LPE Nasional sebesar 5,16 persen. Sedangkan Pada Tahun 2017 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor 6,19 dari target 5,20-6,50. Pencapaian tersebut sudah memenuhi target penciri termaju yang telah ditentukan di akhir periode sebesar 5,20-6,50%. 6) PDRB harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia. a. Nilai PDRB harga berlaku Tahun 2017 sebesar Rp. 201,93 Trilyun, meningkat dari Tahun 2016 sebesar Rp. 184,68 Trilyun; b. Pada Tahun 2018 harus meningkatkan PDRB sebesr Rp.13,04 Triliyun atau 6,46% agar mencapai target penciri termaju di akhir periode PDRB mencapai Rp.214,97 Triliyun. 7) Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia. a. Capaian Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2017 sebanyak orang, diperkirakan mampu mencapai 7,5 juta wisatawan pada tahun 2018; b. Pencapaian penciri tersebut sudah malampaui target penciri, di tahun 2016 jumlah kunjungan wisata mencapai jiwa, jauh di atas target akhir penciri termaju sebesar jiwa 8) Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan. Sampai dengan tahun 2016 telah dibangun 33 pasar Kecamatan, pada tahun 2017 telah dibangun 2 unit pasar di Kecamatan Kemang dan Leuwisadeng sehingga tinggal 3 Kecamatan yang harus di bangun pada tahun 2018 untuk mencapai target akhir sebanyak 40 kecamatan memiliki pasar. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

72 9) Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar termasuk terbanyak di Indonesia. Produksi benih ikan hias dan benih ikan air tawar Kabupaten Bogor pada tahun 2013 sebesar RE. Jumlah produksi tersebut terus bertambah setiap tahunnya, pada tahun 2017 Produksi benih ikan hias dan benih ikan air tawar Kabupaten Bogor mencapai RE atau terealisasi sebesar 100,21% dari target tahun Pada tahun 2018 ditargetkan sebesar RE. 10) Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat. a. Kebutuhan benih padi unggul bersertifikat di Kabupaten Bogor dalam 5 tahun sebanyak ton. Sampai dengan Tahun 2017 Produksi benih padi unggul bersertifikat mencapai 856,5 ton atau terealisasi sebesar 103,81% dari target 825 ton. b. Untuk mencapai target penciri termaju tersebut, pada tahun 2018 dibutuhkan minimal 277,5 ton benih padi unggul bersertifikat. 11) Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia. a. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2013 sebesar 82,65%, yakni di atas RE Provinsi Jawa Barat pada tahun yang sama sebesar 75% dan RE Nasional sebesar 65%. Pada tahun 2017 Rasio Elektrifikasi (RE) telah mencapai 98,76%. b. Pencapaian tersebut sudah melampaui target penciri termaju sebesar 98,00%. 12) Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah. Untuk itu dibutuhkan instrumen perencanaan sebagai berikut: a. Tersedianya dokumen RTRW; b. Tersedianya dokumen RTBL; c. Tersedianya RDTR Cibinong Raya; d. Percepatan pembangunan CBD di Cibinong Raya. e. Sampai dengan akhir tahun 2017 Sudah tercapai 1 dokumen RTRW, 9 dokumen RTBL, 2 dokumen RDTR, 1 Dokumen CBO. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

73 13) Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang mantap. Terbangunnya Poros Barat Utara Tengah Timur dan Infrastruktur yang Mantap, dari target 12,8 Km Poros Tengah-Timur, baru terealisasi sepanjang 0,5 Km. untuk Poros Utara, dari target 6 Km, belum terealisasi, dan Poros Barat, tidak ada target; 14) Tidak ada daerah terisolir. a. Daerah yang sulit dijangkau, yaitu daerah yang belum ada akses jalan dan jembatan karena faktor geografis, saat ini tercatat di 39 lokasi/kampung; b. Pencapaian pada tahun 2017 sudah tertangani 15 lokasi/kampung, atau 115,38% dari target 13 lokasi/kampung, direncanakan sampai dengan tahun 2018, tidak ada lagi daerah yang sulit dijangkau. Sehingga pada tahun 2018 harus dilakukan penanganan sebanyak 24 lokasi/unit. 15) Bebas rumah tidak layak huni (RTLH). a. Jumlah RTLH yang tertangani sampai dengan tahun 2017 sebanyak unit atau 100,84% dari target unit. b. Pada tahun 2018 RTLH ditargetkantertangani sebanyak unit, untuk mencapi penciri tersebut dibutuhkan unit. 16) Tercapainya Rata-rata lama sekolah 9 tahun. a. Pada tahun 2016 BPS mengubah metode perhitungan RLS, pada tahun tersebut RLS Kabupaten Bogor berada pada besaran 7,77 sedangkan untuk pencapaian pada tahun 2017 meningkat 0,08 menjadi 7,85. b. Pencapaian tersebut sudah melampaui target penciri termaju pada tahun 2018 sebesar; 17) Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia tahun. Tuntasnya Angka Melek Huruf bagi penduduk berusia tahun, pada tahun 2017 target kumulatif penanganan terhadap (Delapan Puluh Satu Ribu) Warga Belajar, terealisasi (Delapan Puluh Lima Ribu Delapan Ratus Lima Puluh) Warga Belajar atau terlampaui 5,99 persen dari target. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

74 18) Angka harapan hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia. a. Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebesar 70,68, pada tahun 2018 ditargetkan mampu mencapai 71,20 tahun. b. Untuk mencapai penciri termaju pada tahun 2018 harus meningkatkan 0,52 tahun. 19) Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan. a. total penduduk Kabupaten Bogor telah masuk dalam program perlindungan jaminan sosial di tahun 2017 sebanyak 74,15% hal ini masih mencapai target yang ditentukan sebesar 72-80%. b. Pada tahun 2018 ditargetkan total penduduk Kabupaten Bogor yang memiliki jaminan kesehatan sebesar %. Dibutuhkan peningkatan sebesar 5,85% untuk mencapai target penciri termaju. 20) Seluruh RSUD dan Puskesmas sudah terakreditasi. Pada tahun 2017 sebanyak 20 unit puskesmas terakreditasi dari target 14 unit yang telah ditentukan sehingga total akumulasi total RSUD dan Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 4 RSUD dan 26 Pusekesmas. Dengan demikian target yang harus dituntaskan pada tahun 2018 dalam pencapaian indikator penciri tersebut sejumlah 14 unit. 21) Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun 2016 Kabupaten Boger sudah memperoleh peringkat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), begitu pulan ditahun 2017 Kabupaten Bogor kembali mendapatkan predikat tersebut. Pada tahun 2018 Kabupaten Bogor kembali di targetkan untuk dapat mempertahankan predikat tersebut. 22) PAD termasuk tertinggi di Indonesia. a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor pada tahun 2017 mengalami peningkatan adapun Realisasi PAD sebesar Rp ,73,- melampaui target PAD pada perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun sebesar Rp ,00,- atau 117,44% sedangkan terhadap APBD Perubahan tahun 2017 sebesar Rp ,00,- atau 113,59%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

75 b. Pencapaian di tahun 2017 sudah melampaui target penciri termaju sebesar Rp ,00. c. Dengan mengoptimalkan pajak dan retribusi daerah, maka upaya menggenjot PAD menjadi tertinggi di Indonesia dapat tercapai hingga tahun akhir perencanaan. 23) Seluruh masyarakat mempunyai KTPel. a. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTPel) pada tahun 2017 terealisasi sebanyak orang dari target orang (sumber data Disduk); b. Pencapaian di tahun 2017 sudah melampaui target penciri termaju sebesar orang. 24) Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah. a. Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di 40 Kecamatan. b. Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK ) c. Sudah terbangun 80 jaringan sistem iformasi manajemen Pemerintah Daerah. d. Pencapain tersebt sudah mencapai target penciri termaju di tahun 2018 sebesar 80 jaringan. 25) Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa. Sampai dengan tahun 2017, sudah terdapat 36 OPD yang menyediakan unit layanan pengaduan, 40 Kecamatan dan 17 Kelurahan Pencapaian Indikator Makro Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Bogor Tahun yakni Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia menjadi sesuatu yang konkrit dan dapat diukur, maka perlu adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi dan misi secara makro. Indikator tersebut terdiri dari indikator ekonomi dan sosial makro yang bermuara pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Jumlah Penduduk Miskin, Pertumbuhan Ekonomi, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Berikut ini rincian penjelasan dari indikator makro Kabupaten Bogor: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

76 A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prediksi pencapaian dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor pada tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) komposit Kabupaten pada tahun 2017 mencapai angka estimasi sebesar 68,71 poin. Kondisi ini menunjukkan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar 68,32 poin. Hal ini disebabkan adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (pengeluaran per kapita per tahun). Angka IPM sebesar 68,71 poin di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera menengah atas, namun belum termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera atas; 2) Komponen pembentuk IPM berdasarkan estimasi BPS yaitu tahun 2017 : a) Angka Harapan Hidup (AHH) dengan estimasi sebesar 70,68 tahun, dari pencapaian tahun 2016 sebesar 70,65 tahun; b) Harapan Lama Sekolah (HLS) dengan estimasi sebesar 12,22 tahun, dari pencapaian tahun 2016 sebesar 12,05 tahun; c) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) ) dengan estimasi sebesar 7,85 tahun, dari pencapaian tahun 2016 sebesar 7,83 tahun; d) Pengeluaran per kapita per tahun ( Rp ribu), dengan estimasi sebesar 9.714, dari pencapaian tahun 2016 sebesar 9.537; 3) Indikator lainnya yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan adalah penurunan angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada Publikasi Tahun 2017 berjumlah jiwa atau 8,57 persen. Untuk lebih jelasnya, Realisasi dari Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 3.3 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

77 No Tabel 3.3. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Tahun 2016 dan 2017 Realisasi Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 67,95 68,71 Komponen IPM terdiri dari: a. Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun) 70,68 70,68 b. Harapan Lama Sekolah (HLS) (%) 11,85 12,22 c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (tahun) 7,77 7,85 d. Pengeluaraan perkapita pertahun (ribu/kapita/tahun) 9, Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 490,80 487,30 3 Persentase Penduduk Miskin (%) 8,83 8,57 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 59,75 64,07 5 Pengangguran Terbuka (orang) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 9,62 9,55 7 Upah Minimum Kabupaten Bogor (Rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Bogor *) Angka Prediksi B. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi sekaligus modal dasar pembangunan. Penduduk yang berkualitas akan membawa ke arah kemajuan pembangunan dan penduduknya tidak berkualitas akan menjadi beban dalam pembangunan. Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Bogor masih menunjukkan trend yang selalu meningkat. Kelahiran dan migrasi masuk nampaknya masih lebih besar daripada kematian dan migrasi keluar. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bogor jiwa atau menyumbang persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat dan sekitar 2,01 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2010 menduduki ranking ke- 12 terbesar dibandingkan jumlah penduduk antar provinsi seluruh Indonesia, hal tersebut disajikan pada Gambar 3.1. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

78 Gambar 3.1. Jumlah Penduduk Provinsi se-indonesia diurutkan Berdasarkan Jumlah Penduduk Terbanyak Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2017 adalah jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar jiwa dan penduduk perempuan sebesar jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor masih menunjukkan trend yang selalu meningkat. Kelahiran dan migrasi masuk nampaknya masih lebih besar daripada kematian dan migrasi keluar. Hasil Proyeksi Pertumbuhan Penduduk disajikan pada Gambar 3.2. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

79 Gambar 3.2. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebanyak jiwa, pencapaian jumlah penduduk meningkat sebanyak jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2016, yaitu sebanyak Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Guning Putri dengan pertumbuhan penduduk 5.19 persen, sedang pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan Cariu dengan jumlah penduduk yang mengalami penurunan sebesar 0.32 persen. Dari total penduduk Kabupaten Bogor terdapat 86 persen atau sebesar jiwa tinggal diwilayah perkotaan dan 14 persen atau sebesar jiwa tinggal di wilayah pedesaan. C. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa variabel kependudukan diantaranya lahir dan datang sebagai variabel penambah, sedangkan mati dan pindah sebagai variabel pengurang jumlah penduduk. Beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor merupakan wilayah industri dan pemukiman yang nyaman karena dekat dengan ibukota Jakarta, mengundang masuknya penduduk berdampak meningkatnya jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap oleh banyak pihak sebagai hal yang merisaukan karena menjadi beban pemerintah dalam penyediaan berbagai LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

80 kebutuhan yang diperlukan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi berarti akan terjadi pertambahan berbagai fasilitas pelayanan umum yang diperlukan seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun dalam pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan dan papan dan juga penyediaan lapangan pekerjaan. Perubahan jumlah penduduk antar tahun menggambarkan angka pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 naik sebesar 2,28 persen. Bila dicermati pertumbuhan penduduk antar kecamatan yang tercakup dalam wilayah Kabupaten Bogor, hasil proyeksi penduduk tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri, Bojonggede dan Cileungsi masing-masing sebesar 5,37 persen, 4,91 persen dan 4,77 persen. Sementara di Kecamatan Cibinong, sebagai ibukota Kabupaten Bogor, pertumbuhan penduduk mencapai 3,58 persen. Keempat kecamatan tersebut memiliki pertumbuhan penduduk lebih tinggi dibanding pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Bogor (2,28 %). Perkembangan penduduk di Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi dan Cibinong dapat dikatakan sangat pesat karena ketiga kecamatan tersebut merupakan pusat pengembangan usaha industri dan pemukiman. Berbagai jenis usaha industri besar maupun industri sedang berkembang cukup beragam, yang menyebabkan banyak masuknya penduduk dari luar kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan setempat. Adapun perkembangan penduduk di Kecamatan Bojonggede lebih disebabkan oleh bertumbuhnya pemukiman karena akses ke Jakarta sebagai ibukota negara lebih mudah dijangkau baik dari segi biaya maupun fasilitas transportasi umum yang murah dan cepat yaitu kereta listrik (KRL). Umumnya penduduk yang tinggal di Kecamatan Bojonggede bekerja di Jakarta yang merupakan pekerja ulang alik (commuter). Sebagian besar kecamatan (72,50 %) yang ada di Kabupaten Bogor memiliki pertumbuhan penduduk dibawah rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor (Gambar 3.3 dan Gambar 3.4). LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

81 Gambar 3.3. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Pertumbuhan penduduk tahun tingkat kecamatan disajikan pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 Ada 11 kecamatan dengan pertumbuhan penduduk di atas pertumbuhan rata-rata kabupaten Bogor (2,28 %) diantaranya Kecamatan Gunung Putri (5,37 %), Bojonggede (4,91 %), Cileungsi (4,77 %), Cibinong (3,58 %), Gunung Sindur (3,24 %), Klapanunggal (3,19 %), Parung (3,15 %), Tajur Halang (3,08 %), Ciomas (2,39 %), Babakan Madang (2,37 %) dan Kemang (2,33 %). Kecamatan Tajurhalang merupakan pemekaran dari Kecamatan Bojonggede yang menjadi tujuan sebagai pemukiman bertempat tinggal. Sementara Kecamatan Klapanunggal merupakan pemekaran dari Kecamatan Cileungsi yang merupakan daerah pengembangan usaha industri. Adapun Kecamatan Gunung Sindur merupakan daerah pertumbuhan baru sebagai imbas dari pertumbuhan Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Cibinong merupakan ibu kota Pemerintahan Kabupaten Bogor dan Parung merupakan kecamatan penyangga Kota Depok. Kecamatan Ciomas merupakan pusat industri kecil menengah. Kecamatan Babakan Madang merupakan wilayah industri dan pemukiman yang dikenal dengan kawasan Industri Sentul Selatan. Hal lain yang juga cukup menarik dari data pertumbuhan penduduk kecamatan adalah masih cukup banyak wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor yang pertambahan penduduknya hanya mencapai 1 persen, yaitu di wilayah Bogor Barat. Hal ini perlu menjadi pertanyaan: apakah wilayah Bogor Barat pertumbuhan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

82 ekonominya lambat atau banyak penduduk Bogor Barat yang keluar mencari pekerjaan di tempat lain? Jika memperhatikan kondisi umum wilayah kecamatan di Bogor Barat adalah sebagai daerah pengembangan usaha pertanian (perkebunan dan kehutanan), dimana usaha-usaha industri kurang berkembang menyebabkan penduduk dari wilayah ini banyak yang keluar dan bertempat tinggal di wilayah lain. Demikian juga halnya yang terjadi di Kecamatan Cariu yang mengalami pertumbuhan penduduk paling rendah di Kabupaten Bogor tahun 2016, dimana terjadi penurunan jumlah penduduk sebesar minus 0,64 persen. Secara umum sebagian besar wilayah Kecamatan Cariu adalah sebagai daerah pengembangan pertanian sawah dan usaha industri kurang berkembang menyebabkan wilayah ini kurang diminati oleh penduduk menjadi wilayah pemukiman. Gambar 3.4. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

83 D. Tingkat Pertisipasi Anggkatan Kerja (TPAK) Pembangunan ketenagakerjaan diantaranya dimaksudkan untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah; memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) total Kabupaten Bogor tahun 2017 diestimasikan sebesar 64,07% artinya terdapat 64,07% dari penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor terlibat dan berusaha terlibat dalam kegiatan produktif menghasilkan barang dan jasa. TPAK tahun 2017 (64,07%) mengalami kenaikan sebesar 0,43% jika dibandingkan TPAK tahun 2016 (63,64%). Gambar 3.5. Persentase Penduduk Usia Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan Kerja di Kabupaten Bogor Tahun 2017 Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Jumlah angkatan kerja Kabupaten Bogor pada tahun 2017 mencapai jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Hal ini memperlihatkan bahwa penduduk yang mengakses dunia kerja, baik dalam kondisi bekerja maupun mencari pekerjaan didominasi oleh penduduk laki-laki. Penduduk laki-laki yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 51,00%, sedangkan penduduk perempuan hanya berkontribusi sebanyak 49,00%. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor yang aktif bekerja sebanyak orang (90,45%). Jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka sebanyak orang (9,55%). Sebagian besar pekerja baik laki-laki maupun perempuan status LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

84 pekerjaannya adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai. Perempuan pekerja keluarga/tak dibayar enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Persentase penduduk bekerja yang berpendidikan SD tahun 2017 (40,73%) menurun dibanding tahun 2016 (45,47%). Persentase penduduk bekerja yang berpendidikan SMA tahun 2017 (30,59%) meningkat dibanding tahun 2016 (24,97%). E. Jumlah Penduduk Miskin Perkembangan persentase penduduk miskin pada periode tampak berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun terlihat adanya kecenderungan menurun pada periode (Gambar 3.6). Persentase jumlah penduduk miskin pada periode mengalami kenaikan dari 12,54 persen menjadi 13,83 persen, dan mengalami penurunan pada periode dari 13,83 persen menjadi 8,57 persen. Selama 10 tahun terakhir yaitu pada periode secara umum persentase penduduk miskin di Kabupaten Bogor mengalami penurunan sebesar lima persen (5 %) dari 13,83 persen di tahun 2006 turun menjadi 8,57 persen di tahun Hal ini sudah sejalan rencana pemerintah Kabupaten Bogor di dalam upayanya untuk melakukan penurunan angka kemiskinan dengan berbagai program pemerintah Kabupaten Bogor melalui APBD. Secara umum, kenaikan atau penurunan jumlah penduduk miskin seiring dengan kenaikan atau penurunan persentase jumlah penduduk miskin, kecuali pada periode Pada periode tersebut secara jumlah terjadi kenaikan penduduk miskin, akan tetapi secara persentase terjadi penurunan. Hal ini sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor yang masih tinggi (3,15 %) dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak jiwa. Fenomena ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah penduduk sedikit/banyak akan menaikkan jumlah penduduk miskin. Persentase penduduk miskin (P0) Kabupaten Bogor tahun 2017 (8,57 %) berada dibawah angka kemiskinan Provinsi Jawa Barat (8,71 %) dan angka kemiskinan nasional (10,64 %). LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

85 Gambar 3.6. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun * Sumber : BPS 2017 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebanyak (8,57%). Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor menurun sebanyak 0,41% dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebesar (8,98%). Dilihat sebaran kemiskinan antar kabupaten/kota se Jawa Barat tahun 2017, angka kemiskinan (P0) tertinggi terdapat di Kota Tasikmalaya (14,80%) kemudian Kabupaten Indramayu (13,67 %), dan Kabupaten Kuningan sebesar 13,27 persen. Adapun persentase kemiskinan terendah se- Provinsi Jawa Barat adalah Kota Depok sebesar 2,34 persen, kemudian Kota Bandung sebesar 4,17 persen dan Kabupaten Bekasi sebesar 4,73 persen Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Target-target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2017, diukur dan dianalis tingkat keberhasilan/kegagalan yang dituangkan dalam uraian Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 dengan menyajikan perbandingan tingkat capaian kinerja pada tahun 2017 dengan tingkat capaian kinerja pada tahun 2016 serta dibandingkan dengan akhir RPJMD. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

86 Hasil pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 ini selanjutnya disusun berdasarkan Misi Pemerintah Kabupaten Bogor yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun , sebagaimana diuraikan berikut : A. Pengukuran Capaian Kinerja Misi Kesatu Misi Kesatu Pemerintah Kabupaten Bogor adalah Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat. Misi Kesatu tersebut dilaksanakan dengan 3 (tiga) Sasaran Strategis sebagai berikut : 1) Meningkatnya kualitas kehidupan beragama; 2) Meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk; 3) Meningkatnya prestasi dan kualitas olahraga. Pengukuran capaian kinerja pada Misi Kesatu Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat dilakukan pada setiap indikator kinerja dan target kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja yang dicapai dalam misi tersebut selama kurun waktu tahun Dari hasi pengukuran capaian kinerja pada Misi Kesatu menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 pada Misi Kesatu tersebut diperoleh sebesar 180,11%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Berikut rincian masing-masing capaian sasaran strategis pada misi kesatu. No Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Misi Kesatu pada Tahun 2017 Sasaran Strategis Rata-Rata Capaian tahun Meningkatnya kualitas kehidupan beragama 85,72 2 Meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk 104,63 3 Meningkatnya prestasi dan kualitas olahraga 350,00 Rata-Rata Capaian Sasaran 180,11 Untuk melihat capaian kinerja tahun 2017 sebagai tahun keempat RPJMD Kabupaten Bogor , dapat dilihat pada rincian capaian sasaran kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung pencapaian sasaran pada Misi Kesatu tersebut diuraikan sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

87 Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Hidup Beragama Pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis meningkatnya kualitas hidup beragama menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 85,72%, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali.Berikut pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Pertama yaitu Meningkatkan kualitas hidup beragama pada tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat dalam Tabel 3.5. No Tabel 3.5. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Startegis Meningkatnya Kualitas Hidup Beragama Pada Tahun 2016 dan 2017 Indikator Kinerja Satuan Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi % Target Realisasi % Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD) % 1 Indeks Kualitas Kehidupan Beragama 2 Persentase Masjid Besar di setiap Kecamatan % , ,43 71,43 100,00 71,43 % ,00 72,5 72, ,00 72,50 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 100,00 85,72 71,97 Sumber : Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, 2017 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masingmasing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Hidup Beragama pada tahun 2017, sebagai berikut : Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas hidup beragama Kabupaten Bogor melalui 2 indikator, Indeks Kualitas Kehidupan Beragama dan Persentase Masjid Besar di setiap Kecamatan pada tahun 2017 adalah sebesar 85,72%, dan capaian pada tahun 2016 lebih tinggi sebesar 100% dibandingkan capaian tahun Capaian tersebut sangat dipengaruhi karena rendahnya indeks kualitas kehidupan beragama yang hanya mencapai 71,43% dari target sebesar 100% yang diperjanjikan. Pencapaian indikator Indeks Kualitas Kehidupan Beragama tahun 2017 sebesar 71,43% dari target 100% atau capaian kinerja sebesar 71,43% dan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

88 capaian pada tahun 2016 lebih tinggi sebesar 100%. Hal tersebut karena dari 14 konflik kehidupan beragama yang terjadi baru 10 konflik yang sudah ditangani, yaitu : 1. Yayasan Talicumi di Kecamatan Jonggol, dengan hasil kesepakatan yaitu merelolakasi yayasan ketempat yang lebih kondusif; 2. Rumah Ibadah dan Budha Tidur di Kecamatan Tajur Halang, dengan hasil kesepakatan memproses perijinan sesuai Peraturan Bersama Menteri (Mendagri, Menag dan Menkumham); 3. Kelenteng Hoktek Bio Budha di Kecamatan Parung, dengan hasil kesepakatan memproses perijinan; 4. Gereja Merata Jonggol dengan hasil kesepakatan bersedia bergabung di fasos Citra Indah; 5. Konflik FPI dengan GMBI di Kecamatan Ciampea, dengan hasil kesepakatan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku; 6. Pembangunan Masjid Raya di Taman Sari yang tidak sesuai konsep awal, dengan hasil kesepakatan musyawarah penetapan lokasi yang disepakati oleh semua pihak; 7. Permohonan Gereja HKBP di Kecamatan Cibinong, dengan hasil kesepakatan proses perijinan sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri (Mendagri, Menag dan Menkumham); 8. Permasalahan izin tempat ibadah Hindi Singh di Kecamatan Gunung Sindir, dengan hasil kesepakatan proses perijinan sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri (Mendagri, Menag dan Menkumham); 9. Izin Vihara di kecamatan Ciomas, dengan hasil kesepakatan proses perijinan sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri (Mendagri, Menag dan Menkumham); 10. Rumah tempat tinggal dijadikan Gereja di Kecamatan Parung Panjang, dengan hasil kesepakatan diputuskan dengan status quo dan relokasi. Adapun konflik kerukunan umat beragama yang belum terselesaikan yaitu: 1. Gereja Katolik Tulang Kuning di kecamatan Parung (masih dalam proses musyawarah) 2. Serbaguna dijadikan tempat ibadah rutin dikecamatan Cileungsi (masih dalam proses musyawarah); LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

89 3. Gereja HKBP di Kecamatan Ciampea pindahan dari Yasmin 4. Gereja Yehopa di Kecamatan Babakan Madang Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator tersebut sampai dengan saat ini baru mencapai 71,43%. Capaian indikator Persentase Masjid Besar di setiap Kecamatan di Kabupaten Bogor pada tahun 2017 sebesar 72,5% dari target 72,5% atau capaian kinerja sebesar 100%, sama dengan pada tahun target 40 unit masjid sudah terealisasi sebanyak 29 masjid sehingga menyisakan 11 masjid yang akan dibangun di tahun Terbangunnya masjid besar di kecamatan merupakan salah satu penciri dari 25 penciri termaju Kabupaten Bogor yang harus dituntaskan pada tahun Adapun masjid besar yang sudah dibangun yaitu: 1 Masjid Al- Falah Cariu 2 Masjid Al - Ittihad Ciampea 3 Masjid Al - Ihsan Cibinong 4 Masjid Al - Azhim Cigombong 5 Masjid Ash-Shohih Citeureup 6 Masjid At Tawakal Pamijahan 7 Masjid Al- Barkah Parung Panjang 8 Masjid Ar- Rohmah Rumpin 9 Masjid Hidayatul Ikhwan Tenjo 10 Masjid At - Taqwa Bojonggede 11 Masjid Al - Ansori Sukamakmur 12 Masjid Jabal Nur Babakan Madang 13 Masjid Quba Sukaraja 14 Masjid Riyadush Sholihin Parung 15 Masjid Al - Hikmah Gunung Putri 16 Masjid Al Alam Klapanunggal 17 Masjid Nurul Huda Megamendung 18 Masjid Miftahussa'adah Tanjung Sari 19 Masjid At Taqwa Lanud ATS Kemang 20 Masjid Al - Farhan Ciomas 21 Masjid Nurul Iman Taman Sari 22 MasjidAl Awwalien Lw.Liang LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

90 23 Masjid Baiturrahman Rancabungur 24 Masjid Husnul Ma'ab Tenjolaya 25 Masjid An Nur Dramaga 26 Masjid Al- Ijtihad Lw. Sadeng 27 Masjid Nurul Iman Cigudeg 28 Masjid Baiturrahman Ciawi 29 Masjid Agung Nurul Faidzin Jasinga Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator tersebut sampai dengan saat ini baru mencapai 72,5%, masih menyisakan target sebesar 27,5% yang akan dilaksanakan pada tahun Untuk mencapai indikator kinerja sasaran pertama yaitu Meningkatnya Kualitas Hidup Beragama dilaksanakan oleh 2 (dua) Perangkat Daerah, yaitu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dengan program utama sebagai berikut : 1. Program fasilitasi Kerukunan Umat Beragama. 2. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. 3. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Lingkungan. 4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Anggaran untuk mewujudkan sasaran tersebut sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 91,15% dengan efisiensi anggaran sebesar Rp ,00. Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kualitas Kesejahteraan Penduduk Pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk menunjukkan bahwa pada tahun 2017 rata-rata pencapaian kinerja sasaran sebesar 104,63%, pencapaian tersebut termasuk LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

91 dalam kategori Sangat Baik. Berikut pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Kedua yaitu Meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk pada tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat dalam Tabel 3.6. No Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kesejahteraan Penduduk pada Tahun 2016 dan 2017 Indikator Kinerja Satuan Tahun 2016 Target Realisasi % Tahun 2017 Target Realisasi % Tahun 2018 (Akhir RPJMD) % 1 Persentase Penduduk Miskin % 8,92 8, ,9-6 8, ,57 2 Indeks Gini % 0,42 0, ,34 0,40 117,65 0,34 117,65 3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) point 67,95 67, ,42 68,71 101,91 68,9 99,72 % 87,59 87, ,05 87,13 98,96 88,51 98,44 Rata-rata capaian Kinerja Sasaran , Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bogor, 2017 Bappeda Litbang Kabupaten Bogor, 2017 DP3AP2KB Kabupaten Bogor, 2017 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masingmasing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kesejahteraan Penduduk pada tahun 2017, sebagai berikut : Capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk tahun 2017 melalui 4 indikator, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Gini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah sebesar 104,63%. Meningkat 4,63 point dibandingkan dengan capaian tahun Peningkatan capaian tersebut dipengaruhi tingginya capaian Indeks Gini dengan capaian sebesar 117,65%. Sedangkan 3 indikator lainnya cukup stabil menunjang pencapaian sasaran. Pencapaian Persentase Penduduk Miskin pada tahun 2017 terealisasi sebesar 8,57% dengan capaian 100% atau sebanyak jiwa penduduk miskin meningkat lebih baik dari pada tahun 2016 dengan capaian 100% atau sebanyak jiwa penduduk miskin. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

92 Perkembangan persentase penduduk miskin pada periode tampak berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun terlihat adanya kecenderungan menurun pada periode (Gambar 3.7) Gambar 3.7. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun Sumber : BPS 2017 Persentase jumlah penduduk miskin pada periode mengalami kenaikan dari 12,54 persen menjadi 13,83 persen, dan mengalami penurunan pada periode dari 13,83 persen menjadi 8,57 persen. Selama 10 tahun terakhir yaitu pada periode secara umum persentase penduduk miskin di Kabupaten Bogor mengalami penurunan sebesar lima persen (5 %) dari 13,83 persen di tahun 2006 turun menjadi 8,57 persen di tahun Hal ini sudah sejalan rencana pemerintah Kabupaten Bogor di dalam upayanya untuk melakukan penurunan angka kemiskinan dengan berbagai program pemerintah Kabupaten Bogor melalui APBD. Penambahan penduduk dalam hal ini bersumber dari pertambahan penduduk alami (kelahiran-kematian) ataupun migrasi masuk ke Kabupaten Bogor yang relatif tinggi. Perubahan jumlah penduduk miskin per tahun periode dapat dilihat pada Tabel 3.7. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

93 Tahun Tabel 3.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Bogor pada Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase % Perubahan persentase penduduk miskin (%) (1) (2) (3) (4) ,3 12, ,4 12,56 0, ,4 11,94-0, ,7 12,50 0, ,4 13,83 1, ,5 13,10-0, ,4 12,11-0, ,0 10,81-1, ,1 9,97-0, ,5 9,65-0, ,0 8,83-0, ,1 9,54 0, ,1 8,91-0, ,1 8,96 0, ,8 8,83-0, ,3 8,57-0,26 Sumber: BPS Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintahan periode dalam menurunkan kemiskinan adalah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang intinya keberlanjutan dan penguatan lembaga khusus untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan yang dikenal dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator prosentase penduduk miskin sampai dengan saat ini telah mencapai 8,57%. Pencapaian Indikator Indeks Gini pada tahun 2017 sebesar 0,40% dari target 0,34% atau capaian kinerja sebesar 117,65% lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 100%. Hal tersebut karena Indeks Gini dengan nilai 0,40 sudah mendekati titik rawan, karena jika sudah berada pada level 0,5 gini ratio ini akan menimbulkan banyak kecemburuan sosial di masyarakat, bahkan bisa berpotensi terjadinya kerusuhan yang artinya ada ketidakstabilan politik dan imbasnya ke ekonomi. Indikator Gini Ratio tidak bisa ditetapkan menjadi target tahunan, sebab akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah koefisien gini ratio. Karena itu persentase penduduk di atas garis kemiskinan menjadi indikator yang bisa ditetapkan setiap tahun. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

94 Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator Indeks gini sampai dengan saat ini telah mencapai 117,65%. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor tahun 2017 sebesar 68,71 point dari target 67,42 point atau capaian kinerja sebesar 101,9 point, terjadi peningkatan yang baik dibandingkan dengan tahun 2016 yang capaiannya 100 point. Gambaran pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan atas fokus kesejahteraan sosial dapat diketahui melalui IPM. Realisasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor mencapai 68,32 point pada tahun Kondisi ini menunjukkan bahwa realisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 66,74 point. Hal ini disebabkan adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (pengeluaran per kapita per tahun). Angka IPM sebesar 68,32 point di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera sedang/menengah. Realisasi komponen pembentuk IPM berdasarkan data BPS yaitu (Tabel 3.8) : No Tabel 3.8. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor pada Tahun Indikator Realisasi Kinerja * Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) Komponen IPM terdiri dari; 66,74 67,36 67,77 68,32 68,71 a Angka Harapan Hidup (AHH) 70,47 70,49 70,59 70,65 70,68 b c Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk 7 th + Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk 25 th + 11,68 11,81 11,83 12,05 12,22 7,4 7,74 7,75 7,83 7,85 d Pengeluaran per kapita per tahun (Rp ribu) Sumber : IPM Kabupaten Bogor Tahun Indikator lainnya yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan adalah penurunan angka Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2017 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

95 diprediksi berjumlah jiwa atau sebesar 8,57 point, dimana angka tersebut mengalami penurunan sebesar 0,26 point dari tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator Indeks pembangunan manusia sampai dengan saat ini telah mencapai 99,72 point. Pencapaian Indikator Indeks pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2017 sebesar 87,13 dari target 88,05% atau capaian kinerja sebesar 98,96% dan tahun 2016 capaiannya sebesar 100%, hal tersebut karena BPS pada tahun 2017 belum melakukan pengukuran pada Indeks Pembangunan Gender (IPG). Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks komposit yang tersusun dari beberapa variable yang mencerminkan tingkat keterlibatan wanita dalam proses pengambilan keputusan dibidang politik dan ekonomi dan Indikator kinerja Kota Layak Anak merupakan Amanah Undang-Undang Permenneg PPPA No. 11 tentang Kebijakan Pengembangan Kab/Kota Layak anak, amanah RPJMD dan Kebijakan Strategis Daerah. Dalam rangka pencapaian Bandung sebagai Kota Layak Anak maka harus dibentuk Kelurahan Ramah Anak. Data Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) didapat dari Perkiraan sementara, kerena penghitungan IPG dilaksanakan BAPPEDA dan BPS dengan periodik 2 Tahunan, Sebagai salah satu alat ukur untuk melihat kesetaraan dan keadilan gender yang komprehensif dan representatif adalah angka Indeks Pembangunan Gender (IPG). Melalui IPG perbedaan pencapaian yang menggambarkan kesenjangan/ketimpangan pencapaian antara laki-laki dan perempuan dapat terjelaskan. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator Indeks pembangunan gender sampai dengan saat ini telah mencapai 98,44 point. Untuk mencapai indikator kinerja sasaran kedua yaitu Meningkatnya Kualitas Kesejahteraan Penduduk dilaksanakan oleh 6 (enam) Perangkat Daerah, yaitu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dinas Sosial, BAPPEDALITBANG, DP3AP2KB, BPBD dan DAMKAR, dengan program sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

96 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. 3. Program Pembinaan para Penyandang Kesejahteraan Sosial. 4. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. 5. Program Perencanaan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial. 6. Program Keluarga Berencana. 7. Program Pelayanan Kontrasepsi. 8. Program Pembinaan Keluarga Sejahtera. 9. Program Pengendalian Kesejahteraan Sosial. 10. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. 11. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. 12. Program Keserasian kebijakan kualitas anak dan perempuan. 13. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR 14. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam. 15. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. 16. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Kebakaran Anggaran untuk mewujudkan sasaran tersebut sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 95,22% dengan efisiensi anggaran sebesar Rp ,00. Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Prestasi dan Kualitas Olah Raga Pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis meningkatnya prestasi dan kualitas olah raga menunjukkan bahwa pada tahun 2017 rata-rata pencapaian kinerja sasaran sebesar 350%, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Berikut pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Ketiga yaitu Meningkatnya Prestasi dan Kualitas Olah Raga pada tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat dalam Tabel 3.9. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

97 Tabel 3.9. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Stratgis Meningkatnya Prestasi dan Kualitas Olah Raga pada Tahun 2016 dan 2017 Tahun 2016 No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Tahun 2017 Target Realisasi % Tahun 2018 (Akhir RPJMD) % 1 Jumlah Prestasi Olahraga Tingkat Nasional dan Provinsi 2 Persentase Pembangunan Stadion Olahraga Berskala Internasional Orang , , ,27 % , ,00 Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 91,92 350,00 138,64 Sumber : Dinas Pemuda dan OlahragaKabupaten Bogor, 2017 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masingmasing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kesejahteraan Penduduk pada tahun 2017, sebagai berikut : Capaian kinerja sasaran meningkatnya prestasi dan kualitas olah raga tahun 2017 melalui 2 indikator, Jumlah Prestasi Olahraga Tingkat Nasional dan Provinsi dan Persentase Pembangunan Stadion Olahraga Berskala Internasional adalah sebesar 350%. Meningkat secara signifikan dibandingkan dengan capaian tahun 2016 sebesar 91,92%. Peningkatan capaian tersebut dipengaruhi tingginya capaian Jumlah Prestasi Olahraga Tingkat Nasional dan Provinsi dengan capaian sebesar 600%. Sedangkan indikator lainnya cukup stabil menunjang pencapaian sasaran. Pencapaian Jumlah Prestasi Olahraga Tingkat Nasional dan Provinsi pada tahun 2017 sebesar 78 orang dari target 13 orang atau capaian kinerja sebesar 600% dari pada tahun 2016 capaiannya sebesar 83,85%, peningkatan jumlah prestasi olahraga tingkat nasional dan provinsi karena pada tahun 2017 Kabupaten Bogor mengirimkan kejuaraan nasional antar PPLP tingkat nasional, PORPEMDA, O2SN SD, SMP dan SMA, PORDA, POSPEDA. POPWILDA tingkat Provinsi Jawa Barat dan ASEAN Paragames. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator Jumlah Prestasi Olahraga Tingkat Nasional dan Provinsi sampai dengan saat ini telah mencapai 177,27% melebihi dari target RPJMD sejumlah 44 orang. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

98 Pencapaian Persentase Pembangunan Stadion Olahraga Berskala Internasional pada tahun 2017 sebesar 100% dari target 100% atau capaian kinerja sebesar 100% sama dengan tahun 2016 capaiannya sebesar 100%, namun realisasi prosentase pembangunan stadion olahraga berskala internasional pada tahun 2016 masih 94% dibanding tahun 2017 yang sudah mencapai 100% sesuai dengan rencana akhir RPJMD tahun Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD capaian indikator Persentase Pembangunan Stadion Olahraga Berskala Internasional telah sesuai dengan target RPJMD. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

99 B. Pengukuran Capaian Kinerja Misi Kedua Misi kedua Pemerintah Kabupaten Bogor adalah Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata, Misi kedua tersebut dilaksanakan dengan 3 sasaran Strategis sebagai berikut: 1. Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing; 2. Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal; 3. Meningkatnya Produktivitas Tenaga Kerja dan Menurunnya Pengangguran; Pengukuran capaian kinerja pada Misi kedua Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata dilakukan pada setiap indikator kinerja dan target kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja yang dicapai dalam misi tersebut selama kurun waktu tahun Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada Misi Kedua menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 adalah sebesar 104,28%, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung pencapaian sasaran pada Misi Kedua diuraikan sebagai berikut : No Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kedua pada Tahun 2017 Rata-Rata Sasaran Strategis Capaian tahun Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal Meningkatnya Produktivitas Tenaga Kerja dan Menurunnya Pengangguran Rata-Rata Capaian Sasaran Adapun rincian capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung pencapaian sasaran pada Misi Kedua tersebut diuraikan sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

100 Sasaran 1 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 99,88% Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Pertama yaitu Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel No Indilator Kinerja Satuan Persentase Kebutuhan Benih Padi yang terpenuhi dari Produk Lokal Produksi Pertanian dan Perikanan : a. Produksi Padi dan Palawija b. Produksi Hortikultura c. Produksi Tanaman Hias Tabel Hasil Pengukuran Capaian Sasaran Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing pada Tahun 2016 dan 2017 Tahun 2016 Tahun 2017 % Target Realisasi Target Realisasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN % Target Akhir RPJMD Tahun 2018 % ,27 Ton GKG , , , ,10 Ton , , , Tangkai ,150,786 5,110, , ,91 Pohon d. Produksi Perekbunan Ton , , ,12 3. Skor Pola Pangan Harapan % , ,34 4. Produksi Hasil Peternakan : Ton , , , , ,17 108,32 a. Daging Ton , , , ,69 b. Telur Ton , ,06 c. Susu Liter , ,89 5. Produksi Hasil Perikanan Ton , ,92 Produksi Benih Ikan Ribu/ Hias dan Konsumsi Ekor 6. Air Tawar : 3,558,608 3,558, ,434 4,546, ,279,673 86,12 a. Benih Ikan RE , ,46 b. Ikan Hias RE , ,71 7 Nilai Investasi Milyar , ,51 Tingkat Penyerapan 8. Tenaga Kerja UMKM dari Total Tenaga Kerja % , ,68 Persentase Kecamatan 9. yang Mempunyai % ,50 Pasar 10. Produk domestik Triliun Regional Bruto Rp (PDRB) Berlaku , ,92 Rata-Rata Capaian Kinerja ,22 Sumber : Diskanak Kabupaten Bogor, 2017 %

101 Dalam mewujudkan Sasaran Strategis Pemerintah Kabupaten Bogor yaitu Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing diperoleh melalui penjabaran indikator kinerja sebanyak (dua) indikator yaitu Presentase kebutuhan benih padi yang terpenuhi dari produksi local dan produksi pertanian dan perikanan yang terdiri dari produksi padi dan palawija, produksi hortikultura, produksi tanaman hias bunga, poduksi tanaman hias daun indah, dan produksi tanaman perkebunan. Dari table di atas dapat dilihat bahwa capaian kinerja tahun 2017 pada indikator pertama yaitu persentase kebutuhan benih padi yang terpenuhi dari produk local adalah sebesar 75,53% dari target 73,01% atau sebesar 103,45%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor termasuk Sangat Baik, pencapaian ini didukung dari kegiatan Pengembangan Perbenihan/Perbibitan Wilayah Timur seluas 15 ha di Kecamatan Tanjungsari dan Jonggol, Pengembangan Penangkar Benih Padi seluas 260 ha di Kecamatan Tajungsari, Cariu, Jonggol, Sukamakmur, Cijeruk, Parungpanjang, Dramaga, Ciampea, Cibungbulang, Caringin, Leuwiliang, kegiatan Pengadaan Alat Pasca Panen Padi sebanyak 252 unit di Kecamatan Caringin, Cariu, Parungpanjang, Tenjo, Jonggol, Nanggung, Klapanunggal, Gunung Putri, Tanjungsari, Sukamakmur, Cijeruk, Dramaga, Ciampea, Cibungbubulang, Leuwiliang. Dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, pencapaian kinerja tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 3,45% dari 100%, Hal ini tercapai adanya dukungan dari APBN TP dengan satker Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yaitu Kegiatan Fasilitasi Penerapan Budidaya Padi Inbrida dan Hibrida, dengan alokasi kegiatan penerapan teknologi Jajar Legowo seluas ha yang terdiri dari padi inbrida seluas ha dan padi hibrida seluas 750 ha, serta Kegiatan Fasiitasi Penerapan Budidaya Padi Organik, dengan alokasi kegiatan seluas 20 ha untuk kebutuhan benih padi, pupuk organik dan pestisida nabati, dilaksanakan di kelompok Tani Wiguna Tani Mukti Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya. Pada indikator kedua yaitu produksi pertanian dan perikanan yang terdiri dari produksi padi dan palawija terealisasi sebesar ton GKG dari target ton atau sebesar 103,82%, produksi hortikultura terealisasi sebesar ton dari target ton atau 137,45%, produksi tanaman hias bunga terealisasi sebesar tangkai dari target tangkai atau 123,13%, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

102 produksi tanaman hias daun indah terealisasi sebesar pohon dari target pohon atau 111,88%, dan produksi tanaman perkebunan terealisasi sebesar ton dari target ton atau 126,98%, berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor pada indicator kedua termasuk dalam skala kinerja sangat baik, hal ini tercapai adanya dukungan dari APBD pada: Pengembangan PTT Padi, dengan output terlaksananya rapat koordinasi dan pertemuan evaluasi sebanyak 70 orang, terlaksananya sosialisasi PTT Padi sebanyak 150 orang, terlaksananya ubinan padi sebanyak 5 lokasi, terlaksananya temu lapang sebanyak 130 orang, tersalurkannya sarana produksi seluas 125 ha, dan tersalurkannya alat-alat yang akan diserahkan kepada masyarakat berupa caplak sebanyak 125 unit dan gasrok 125 unit. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Sugih Tani Desa Cinagara Kecamatan Caringin, Kelompok Tani Sukatani desa Bojong Kecamatan Tenjo, Kelompok Tani Saluyu Desa Sukagalih Kecamatan Jonggol, Kelompok Tani Subur Makmur Desa Bantar Kuning Kecamatan Cariu, dan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari. Pengadaan Sarana Produksi Tanaman Pangan, dengan output bantuan handtraktor kecil dan kultivator sebanyak 25 unit dengan rincian Hand Traktor kecil 12 unit dan Kultivator sebanyak 13 unit, bantuan Hand Traktor jenis capung disampaikan pada 12 kelompok. Pengembangan Penangkaran Benih Padi, dengan output terlaksananya penangkaran benih padi seluas 260 Ha di kelompok tani berikut ini: No Kelompok Tani Ketua Desa Kecamatan Luas Kegiatan (Ha) 1. Subur Hasil Tani HM. Komery Cibadak Tanjungsari Tanjungrasa Sejahtera Karya Tanjungrasa Tanjungsari Berkah Mitra Sejahtera Suparman Babakan Raden Cariu 5 4. Jaya Harapan Mulya Anas Cikutamahi Cariu Putra Subur Tani Amen Suparman Weinggalih Jonggol Albasiah Sukagalih Nengsih Sukagalih Jonggol 5 7. Sinar Fajar Wargajaya Deden Hidayat Warga Jaya Sukamakmur Famili Tani Sejahtera Yayan Royani, SE Cijeruk Cijeruk Mitra Tani Barokah H. Lamsuni Situ udik Cibungbulang Bina Sejahtera Situ Udik Cibungbulang Bina Mekarsari Muhamad Suhanda Purwasari Dramaga Kompak Tani Tetap Maju H. Mamad Boni Gorowong Parung Panjang Mitra Tani H. Satiri Karehkel Leuwiliang Rancabelut Muhaemin Cibunar Parung Panjang Karya Mukti H. Ahmad Danu Sukamakmur Sukamakmur Sami Jaya Cecep Sudrajat Harkat Jaya Sukajaya 10 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

103 17. Mukti Tani Jaya Abadi Emang Purwabakti Pamijahan Rukun Tani H. Soleh Ciampea Ciampea Cakra Buana Sejahtera Saepudin Cikutamahi Cariu 10 Pengembangan Perbenihan/Perbibitan Wilayah Timur, dengan output luas lahan untuk pengembangan benih padi seluas 30 ha, karung sebanyak 1400 lembar, benih padil label putih sebanyak 750 kg, pupuk dan obat-obatan sebanyak 7 jenis, dan konstruksi jaringan irigasi sebanyak 1 unit. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Jonggol. Pengadaan Alat Pasca Panen Padi, dengan output terlaksananya temu teknis pasca panen sebanyak 1 kali, terfasilitasinya pengadaan alat pasca panen 6 jenis (power tresher sebanyak 13 unit, terpal sebanyak 217 unit, seed cleaner sebanyak 4 unit, sealer sebanyak 5 unit, troli/gerobak dorong sebanyak 5 unit, dan moisture tester sebanyak 8 unit. Selain itu, tercapainya indikator ini juga didukung dari APBN TP dengan satker Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat: Kegiatan Fasilitasi Penerapan Budidaya Padi Inbrida dan Hibrida, dengan alokasi kegiatan penerapan teknologi Jajar Legowo seluas ha yang terdiri dari padi inbrida seluas ha dan padi hibrida seluas 750 ha. Adapun data kelompok tani pelaksana kegiatan penerapan jajar legowo padi hibrida dan inbrida tahun 2017 sebagai berikut: Tabel Data Kelompok Tani Pelaksana Kegiatan Penerapan Jajar Legowo Padi Hibrida pada Tahun 2017 No Kecamatan Desa Nama Kelompok Tani Nama Ketua Ha 1 Sukamakmur Wargajaya Mujur Tani Jajang 40 2 Sukamakmur Wargajaya Hurip Hj Munajiah 30 3 Sukamakmur Wargajaya Sejahtera H Supyan 35 4 Sukamakmur Sukaharja Daun sejati Jaya Andi Marjoko 42 5 Sukamakmur Sukaharja Cimenteng Jaya Dasep 41 6 Sukamakmur Sukaharja Akar Berkah Mulia M Hariri 45 7 Sukamakmur Sukawangi Mekar Wangi Jaya Budi Irawan 70 8 Sukamakmur Sukawangi Perdana Karya Tani Iyos 35 9 Jongggol Balekambang Giri Mekar Jaenim Dilar Jongggol Balekambang Hurip Berkah Dace Jongggol Balekambang Giri Mukti Sana Cayaka Jongggol Sukamanah Budi Asih Komarudin 25 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

104 13 Jongggol Sukamanah Tawekal 1 R Padil Jongggol Singasari Mekartani 1 Inan Jongggol Singasari Karya Tani Nandang Jongggol Jonggol Tirta Jaya 1 H. Hasbulloh Leuwisadeng Sibanteng Mekongga Jaya Abadi Dadun Leuwisadeng Sibanteng Bunga Tanjung I Iip Leuwisadeng Sadengkolot Harapan Jaya Matin Leuwisadeng Lwsadeng Sumber Rejeki Soleh Cariu Sukajadi Setia Karya I Rokim Cariu Kutamekar Karya Bersama Tarma Tanjungsari Sukarasa Sinar Sugih Mukti Ahmad Royani Parungpanjang Pingku Rahayu Panghelar H Tatang Parungpanjang Pingku Sri Asih Karehkel Sada 13 Tabel Data Kelompok Tani Pelaksana Kegiatan Penerapan Jajar Legowo Padi Hibrida pada Tahun 2017 No Kecamatan Desa Nama Kelompok Tani Nama Ketua Ha Sukamakmur Pabuaran Subur Tani Otoh 40 2 Sukamakmur Pabuaran Sari Tani Oma K 36 3 Sukamakmur Pabuaran Tani Jaya Deden 39 4 Sukamakmur Pabuaran Makmur Jaya Uloh 40 5 Jasinga Sipak Tulus Rahayu Najmudin Sutrisna 25 6 Jasinga Jasinga Subur Endar Sudarni 20 7 Jasinga Setu Motekar Dedy Mulyadi 20 8 Jasinga Neglasari Parungkembang A Mustari 20 9 Jasinga Koleang Kadongdong H Narhawi Cigudeg Sukamaju Sukaasih Edih Cigudeg Bunar KWT Doa Restu Bersama Ida Farida Cigudeg Argapura Barokah Harapan Kita Jamian Cigudeg Bangunjaya Bintang Raya Bara A Murji Leuwiliang Karehkel Harkat Tani Abdurahman Leuwiliang Karehkel Mekar Tani Arsali Leuwiliang Karacak Bahagia Tani Karacak Amir Syarifudin Leuwiliang Leuwiliang Laksana Varietas Ai Nurjaman Sukajaya Sipayung Gunung Payung Mustopa Sukajaya Sipayung Sari Tani H Ahmad Sukajaya Harkat Jaya Cidurian Munir Sukajaya Harkat Jaya Aneka Tani Jajat Sukajaya Kiarasari Tunas Mekar Sari Rusdi Sukajaya Cisarua Suka Asih Nana Sukajaya Pasir Madang Tani Maju Emed 10 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

105 No Kecamatan Desa Nama Kelompok Tani Nama Ketua Ha 25 Nanggung Nanggung Tani Mukti Yana Nanggung Parakanmuncang Cikuda H Bisri Nanggung Batu Tulis Harapan Subur Amar Nanggung Parakanmuncang Kabayan Jayadi Nanggung Pangkal Jaya Beringin E Sutaryat Nanggung Pangkal Jaya Wates Bahri Nanggung Bantar Karet Mulyasari H Sama Nanggung Sukaluyu Kadaek Rohi Nanggung Sukaluyu Lamping Mihad Nanggung Hambaro Bhakti Wanita Tani Z.Y. Melda Nanggung Curugbitung Parikesit Alam Sejahtera M Sukarma Nanggung Curugbitung Tarunatani Bersih Airnya Kiki Komarudin Parungpanjang Gintung Cilejet Arjani Samawi Parungpanjang Kabasiran Sepakat Adih Parungpanjang Jagabita Rahongjaya K Nasirin Parungpanjang Jagabaya Wahana Sejahtera Rasman Parungpanjang Pingku Pabuaran Hatimi Parungpanjang Lumpang Cilangkap II Sujana Parungpanjang Lumpang Cijapar Sarhali Parungpanjang Cikuda Rabak Hopip Parungpanjang Dago Al amin Subrata Tenjo Ciomas Sukatani Madsarip Tenjo Tapos Mugirahayu Sukanta Tenjo Babakan Barokah H Sariman Tenjo Batok Kurnia Alam Asong Tenjo Singabangsa Harapan Mulya Pading Tenjo Cilaku Nurul janah Sutar Tenjo Cikadu Parungjaya Edis Kemang Pabuaran Naga Bangkit Ulung Kegiatan Fasiitasi Penerapan Budidaya Padi Organik, dengan alokasi kegiatan seluas 20 ha dalam bentuk uang disalurkan ke rekening kelompok tani untuk kebutuhan benih padi, pupuk organik dan pestisida nabati, dilaksanakan di kelompok Tani Wiguna Tani Mukti Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya. Produksi palawija tahun 2017 dari target sebesar ton, terealisasi sebesar ton, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 118,49%. Kondisi tersebut mengalami kenaikan sebesar 71,37% dari tahun 2016 sebesar 80,88% menjadi 118,49% pada tahun Hal ini disebabkan adanya LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

106 penerapan teknologi baru dengan varietas manggo dengan memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi palawija. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, produksi palawija di tahun 2017 tercapai ton dari target sebesar ton atau sebesar 117,31%. Pencapaian indikator ini sebesar 118,49% termasuk Sangat Baik, hal ini dampak dari dukungan APBD melalui program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan berikut ini: Intensifikasi Tanaman Talas, dengan output terlaksananya intensifikasi tanaman talas seluas 15 Ha dan tersalurkannya bantuan sarana produksi berupa bibit tanam talas sebanyak batang, pupuk dan obat-obatan untuk luasan 3 Ha. Kegiatan dilaksanakan di kelompok Cempaka Desa Tanjungsari Kecamatan Cijeruk, kelompok Amanah Karya Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari, dan kelompok Tunas Mekar Sari Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya. Pengembangan Perbenihan/Perbibitan Wilayah Barat, dengan output belanja alat pertanian (handspayer sebanyak 2 buah, palet sebanyak 4 buah, tampah sebanyak 10 buah), benih kacang tanah sebanyak 240 kg, benih kacang kedelai sebanyak 60 kg, belanja obat-obatan sebanyak 8 jenis, traktor roda 4 sebanyak 1 unit, terpal untuk alat jemur sebanyak 3 unit, motor roda tiga sebanyak 1 unit, selang sebanyak 2 roll, thorn sebanyak 1 unit, menara air sebanyak 1 unit. Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Dramaga. Selain dukungan dari APBD, juga adanya dukungan dari APBN TP melalui program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, dengan kegiatan berikut ini: Kegiatan Penerapan Budidaya Jagung merupakan Satker Propinsi Jawa Barat untuk alokasi anggaran seluruhnya berada di Propinsi dengan output benih jagung sebanyak kg dan pupuk urea dengan fasilitas yang diberikan dalam bentuk uang yang disalurkan ke rekening masing-masing kelompok tani, dengan 2 sub kegiatan yaitu : a) Sub kegiatan Penerapan Budidaya Jagung pada lahan Tanaman Pangan, dengan lokasi untuk kegiatan ini seluas 480 ha di 7 kecamatan yaitu; Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Cariu, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

107 Cigombong, Rumpin, Jonggol, Tenjo, Cigudeg dan Parungpanjang dan dilaksanakan oleh 16 kelompok tani sebagai berikut: Tabel.3.14 Data Kelompok tani Pelaksana Kegiatan Penerapan Budidaya Jagung pada Lahan Tanaman Pangan Tahun 2017 No Kecamatan Desa Kelompok Tani Nama Ketua Kelompok Luas (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Sukamakmur Sukawangi Wahana bakti Saripudin Sukamakmur Sukawangi Mandiri H. Oman Sukamakmur Sukadamai Cimenyan Mahenim Sukamakmur Wargajaya Hurip Munajiah Sukamakmur Wargajaya Perdana Karya Tani Iyos Sukamakmur Wargajaya Darma Melati Jaya Solehudin Sukamakmur Sukaresmi Rahajo Sejati Mahpud Jonggol Cibodas Mekar Wangi Bana.S Rumpin Mekarsari Tunas Muda Tarogong Masudi Rumpin Mekarsari Mekar Jaya Mahpudin Tanjung Sari Suka Rasa Sinar Sugimukti A. Royani Cariu Cariu Tanggul Jaya Otim Juned Tenjo Babakan Harapan Jaya Yakub Parungpanjang Jagabaya Wahana Sejahtera Rasman Cigombong Tugu Jaya Cibogo Permadani Abadi Empud Cigudeg Argapura Barokah Jamian Jumlah Sub kegiatan Penerapan Jagung di Lahan Perkebunan, dengan lokasi untuk kegiatanini seluas 55 ha di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Jasinga, Tanjungsari dan Cigombong dan dilaksanakan oleh 4 (empat) kelompok tani sebagai berikut: Tabel Data Kelompok Tani Pelaksana Kegiatan Penerapan Jagung di Lahan Perkebunan Pada tahun 2017 No Kecamatan Desa Kelompok Tani Nama Ketua Kelompok (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Jasinga Pangaur Mekar Sukacai Sukroni 5.00 Luas (Ha) 2 Jasinga Cikopomayak Biotani Basuki Tanjung Sari Buana Jaya Mekar Jaya Ojim Cigombong Tugu Jaya Cibogo Permadani Mandiri Empud Jumlah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

108 Kegiatan Fasilitasi Penerapan Budidaya Kedelai merupakan Satker Provinsi Jawa Barat untuk alokasi anggaran seluruhnya berada di Propinsi yang disalurkan langsung ke rekening kelompok tani unuk kebutuhan benih kedelai, rhizobium maupun pupuk organik, dengan alokasi kegiatan seluas 500 ha dan dilaksanakan seluas 340 ha di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Sukamakmur, Jonggol, Gunungsindur, Nanggung, Cariu, Sukajaya, Caringin, Kemang, Rumpin dan Cibungbulang dengan rincian sebagai berikut : Tabel Data Kelompok Tani Pelaksana Kegiatan penerapan Budidaya Kedelai pada Tahun 2017 No Kecamatan Desa Nama Kelompok Tani Luas (Ha) 1 Leuwisadeng Sibanteng LMDH Bumi Mandiri 45 2 Leuwisadeng Sadeng Pala Gunung Seureuh 5 3 Leuwiliang Karyasari Mekar Jaya 5 4 Sukamakmur Sukawangi Warga tani sejati ganda 25 5 Sukamakmur Sukawangi Mekar Wangijaya 25 6 Sukamakmur Sukaharja Cimenteng Jaya 25 7 Sukamakmur Sukawangi Sumber sejahtera Abadi 25 8 Jonggol Cibodas Mandiri 20 9 Gunungsindur Jampang Bangkit Tani Cariu Bantarkuning Suburmakmur Cariu Bantarkuning Tawakal Cariu Bantarkuning Tanah Kering Cariu Kuta mekar Mandiri I Nanggung Sukaluyu Lamping 5 15 Nanggung Nanggung Jasa Harja 5 16 Sukajaya Pasirmadang Wana Raksa 5 17 Sukajaya Pasirmadang Karya Sari Cibarani 5 18 Caringin Lemah Duhur Bina Mandiri 5 19 Kemang Bojong Lestarijaya 5 20 Rumpin Mekar Sari Tunas Muda Tarogong Cariu Kuta mekar Mulya Tani Cibungbulang Dukuh Karya Bakti 5 Jumlah Total : 340 Produksi Hortikultura tahun 2017 dari target sebanyak Ton terealisasi sebanyak Ton atau sebesar 137,4%, Kondisi tersebut mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dikarenakan adanya bantuan APBN Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian Dirjen Hortikultura dimana Pemerintah Kabupaten LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

109 Bogor mendapatkan alokasi untuk penanaman cabai seluas 77 hektar di Kecamatan Megamendung, Cisarua, Pamijahan, Parungpanjang, Tenjo, Sukamakmur, Dramaga, Caringin, Tajurhalang, Ciampea, Sukajaya, Tamansari, Jasinga, Cijeruk dan Cigombong. Selain itu tahun 2017 sangat didukung oleh faktor musim kemarau yang cukup panjang di awal tahun sehingga berdampak positif. Pencapaian indikator Tahun 2017 ini termasuk Sangat Baik, hal ini dampak dari dukungan APBD melalui program Peningkatan Produksi Hortikultura dengan kegiatan Pengembangan Sayuran, dengan output tersosialisasinya kegiatan Pengembangan Sayuran (penerapan GAP/SOP), terealisasinya bantuan bibit cabai merah, bibit cabai rawit, pupuk kandang, pupuk NPK, Kapur pertanian, pestisida, mulsa plastik cultivator, handsprayer dan chopper. Kegiatan pengembangan sayuran dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan aneka cabai di Kelompok Tani Lestari Jaya Desa Bojong Kecamatan kemang, kelompok Tani Bakti Mandiri Sukajadi Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, dan Kelompok Tani Karya sari ciberani Desa Pasir madang Kecamatan Sukajaya, serta Fasilitasi bantuan alat dan mesin pada lanjutan kegiatan desa organi berbasis sayuran di Kelompok Tani Tunas Muda Bersemi Desa Cipayung Kecamatan Megamendung dan Kelompok Tani Cadas Gantung Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang. Selain dari dukungan APBD, juga adanya dukungan dari APBN TP dari Kementerian Pertanian RI Ditjen Hortikultura dengan Satuan Kerja (Satker) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat untuk Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura dengan kegiatan yaitu Kegiatan Kawasan Aneka Cabai, alokasi kegiatan pengembangan kawasan cabai seluas 77 ha, dan melalui program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan Pengembangan Kawasan Buah, dengan output jumlah bibit tanaman jambu kristal sebanyak polybag, jumlah bibit tanaman durian sebanyak polybag, jumlah bibit tanaman nanas sebanyak polybag, Chopper sebanyak 2 unit, Power Sprayer sebanyak 4 unit, Mesin Pemotong Rumput sebanyak 4 unit, terlaksananya sosialisasi pengembangan buah sebanyak 4 kali, terlaksananya temu teknis LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

110 pengembangan kawasan buah sebanyak 8 hari, jumlah pupuk kandang sebanyak kg, jumlah pupuk NPK kg dan jumlah kapur pertanian kg. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Mulyasari Desa Selawangi Kecamatan Tanjungsari, Kelompok Tani Bina Tani Putra Desa Wirajaya Kecamatan Jasinga, Kelompok Tani Taruna tani Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung, Kelompok Tani Maju Cipulus Mandiri Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk kelompok tani Maju Cipulus Mandiri Desa Tajurhalang. Produksi tanaman hias bunga tahun 2017 dari target sebesar tangkai, terealisasi sebesar tangkai, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 123,13%. Kondisi tersebut bila dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahun 2016 mengalami kenaikan, dimana capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 117,87% naik sebesar 5,26% dibandingkan tahun Hal ini disebabkan adanya dukungan dari APBD berupa bantuan bibit anggrek di Kecamatan Gunung Sindur dan Cieeng, selain itu meningkatnya permintaan pasar terhadap tanaman hias serta meningkatnya keinginan kelompok tani dalam berusaha tanaman hias dibandingkan dengan Tahun Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini produksi tanaman hias bunga di tahun 2017 telah tercapai tangkai dari target sebesar tangkai atau telah tercapai sebesar 121,91 %. Pencapaian indikator tahun anggaran 2017 ini sebesar 123,13% termasuk Sangat Baik, hal ini didukung dari APBD melalui program peningkatan produksi pertanian/perkebunan dengan kegiatan Pengembangan Tanaman Hias, dengan output jumlah bibit anggrek sebanyak batang direalisasikan sebanyak batang. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Gunung Sindur dan Ciseeng. Produksi tanaman hias daun indah tahun 2017 dari target sebesar pohon, terealisasi sebesar pohon, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 111,88 %. Kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana capaian pada tahun 2016 sebesar 159,82 % turun sebesar 47,94 % pada tahun 2017 sebesar 111,88%. Hal ini disebabkan karena meningkatnya permintaan pasar terhadap tanaman hias serta meningkatnya keinginan kelompok tani dalam LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

111 berusaha tanaman hias. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini produksi tanaman hias daun indah ditahun 2016 tercapai 650,953 pohon dari target sebesar 415,494 pohon atau tercapai sebesar %. Pencapaian indikator tahun anggaran 2017 ini sebesar 111,88 % termasuk Sangat Baik, hal ini didukung melalui APBD. Produksi tanaman perkebunan tahun 2017 dari target sebesar ton, terealisasi sebesar ton, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 126,98%. Kondisi tersebut mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana capaian pada tahun 2016 sebesar 90,60 % naik sebesar 36,38% pada tahun Hal ini disebabkan karena dampak penanaman tanaman perkebunan yang dilaksanakan sejak 3-8 tahun lalu, selain itu adanya dukungan APBN berupa bibit kopi. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini produksi tanaman perkebunan ditahun 2017 telah tercapai ton dari target sebesar ton atau telah tercapai sebesar 120,93 %. Pencapaian indikator tahun anggaran 2017 ini sebesar 126,98% termasuk Sangat Baik, hal ini dampak dari dukungan APBD melalui program peningkatan produksi pertanian/perkebunan dengan kegiatan-kegiatan berikut: Rehabilitasi Cengkeh Rakyat dengan output terlaksananya sosialisasi kegiatan sebanyak 1 kali, terlaksananya temu teknis rehabilitasi cengkeh rakyat sebanyak 1 kali, bibit cengkeh sebanyak pohon, pupuk kandang sebanyak kg, dan pestisida sebanyak 925 kg. Kegiatan rehabilitasi cengkeh dilaksanakan kelompok tani Daun Sejati Jaya Desa Sukaharja Kecamatan Sukamakmur, kelompok tani Cibereum Makmur Desa Cibadak Kecamatan Sukamakmur, kelompok tani Wates Desa Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung, dan kelompok tani Lebak Tegal Sari Desa Jugalajaya Kecamatan Jasinga. Pengembangan Komoditas Pala, dengan output luas lahan yang ditanami pala dari rencana pengembangan seluas 105 Ha dengan ditanami bibit pala sebanyak pohon, pupuk kandang sebanyak kg, dan pestisida sebanyak kg. Kegiatan dilaksanakan di 4 Kecamatan yaitu Kelompok tani Bukit Tani Mandiri Desa Cisarua Kecamatan Sukajaya, kelompok tani Aneka Tani Desa Harkat Jaya LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

112 Kecamatan Sukajaya, kelompok tani Mukti Desa Sukamulih Kecamatan Sukajaya, kelompok tani Sumber Tani Desa Urug Kecamatan Sukajaya, kelompok tani Kuntum Mekar Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng, kelompok tani Babakan Surya Tani Desa Sukaharja Kecamatan Cijeruk, dan kelompok tani Arca Wangi Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur. Pengembangan Kopi Rakyat, dengan output luas lahan pengembangan kopi dari rencana sebanyak 100 ha. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Gunung Batu Desa Sukaharja Kecamatan Sukamakmur, Kelompom Tani Daun Sejati Jaya Desa Sukaharja Kecamatan Sukamakmur, Kelompok Tani Mekar Wangi Jaya Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur, Kelompok Tani Mukti Tani Jaya Abadi Desa Purwabakti Kecamatan Pamijahan, dan Kelompok Tani Guna Tani Abadi Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari. Pembibitan Tanaman Perkebunan, dengan output temu teknis pengamatan pala, temu teknis penetapan kebun entres karet, jumlah biji karet sebanyak buah untuk persemaian, bantuan pupuk dan obat-obatan sebanyak kg, dan bantuan alat pertanian sebanyak 8 jenis, terealisasi sebesar 100%. Kegiatan penetapan Kebun Entres Karet dilaksanakan di kelompok Tani Kuningsari Raya Desa Jugalajaya Kecamatan Jasinga, kegiatan pembuatan persemaian biji karet dilaksanakan di kelompok tani Kuningsari Raya Desa Jugalajaya Kec. Jasinga, kegiatan pelepasan varietas unggul pala Bogor dilaksanakan di kelompok tani Pala Gunung Seureuh Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng, kelompok tani Cita Tani Mandiri Desa Tamansari Kecamatan Tamansari dan kelompok tani Saluyu Desa Sukajadi Kecamatan Tamansari. Berdasarkan kelimpahan sumber daya atau produksi yang dihasilkan, komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura lainnya adalah anggrek potong dan tanaman hias berdaun indah. Komoditi yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah padi sawah dan padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, jambu biji, tanaman obat, melati, sedap malam, krisan, gladiol serta mawar. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

113 Dalam mewujudkan Sasaran pertama pada Misi Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata melalui program dan kegiatannya dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Tanaman Pangan Hortukultura dan Perkebunan dengan 2 (dua) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 90,83%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (9,17%). Skor Pola Pangan Harapan Dalam rangka mendukung pencapaian IKU Skor PPH, pihak Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor melalui Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan melakukan beberapa strategi diantaranya adalah melalui langkah operasional 14 Program dan 70 Kegiatan. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tidak mencapai target dan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun yang lalu, di tahun 2017 Skor Pola Pangan Harapan ditargetkan sebesar 78.00% teraelisasi sebesar 76.90% atau sebesar 98,59%. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD baru mencapai 76,90%. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor menjadi hambatan yaitu : 1. Masih rendahnya pemahaman/pola pikir dan preferensi masyarakat terhadap keseimbangan pola konsumsi pangan dan gizi; 2. Makin merambahnya sektor non pertanian secara umum yang telah mengalihfungsikan lahan produktif pertanian, perikanan dan lahan konservasi kehutanan, baik sektor untuk mengembangkan skala usaha dalam pemenuhan target produksi dan jasanya, yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari;; 3. Sustainibilitas ketersediaan pangan bersumber pertanian, peternakan dan perikanan serta kelestarian daya dukung lahan konservasi dan hutan lindung melalui pemberdayaan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha masih harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan kesinambungannya; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

114 4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam mendukung kinerja ketahanan pangan (belum terpenuhinya kelengkapan perlengkapan dan peralatankantor penunjang kinerja aparatur, serta alat uji laboratorium portable sebagai upaya penjaminan keamanan pangan atas produk yang dihasilkan di tingkat produsen dan beredar di tingkat konsumen); 5. Belum optimalnya jejaring kerja sinergis diantara Perangkat Daerah terkait dalam mendukung Ketahanan Pangan (Belum terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bagi oftimalitas fokus kinerja aparatur dalam pelaksanaan tugas fokok dab fungsi pelayanan ditingkat wialyah binaan), sinergitas program/kegiatan dalam mendukung pembangunan disetiap zona; 6. Keterbatasan SDM aparatur penyelenggaraan ketahanan pangan (Belum terdapatnya Aparatur Fungsional khusus Analis Ketahanan Pangan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian, yang berperan sebagai inisiator serangkaian proses dan implementasi hasil analisis ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan); 7. Keterbatasan anggaran untuk mendukung kegiatan ketahanan pangan di Kabupaten Bogor; Produksi hasil Peternakan Dalam rangka mendukung pencapaian IKU Produksi Hasil Peternakan Pihak Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor yang berkaitan dengan tujuan Meningkatnya Produksi Perikanan dan Peternakan dalam tahun anggaran 2017 menunjukan bahwa capaian indikator produksi Hasil Peternakan mengalami peningakatan yang melebihi target yang direncanakan. Capaian Indikator Produksi Daging, Telur dan Susu pada tahun 2017 memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani. Penyediaan produksi yang diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten Bogor terhadap produk hasil peternakan menyebabkan peningkatan konsumsi protein hewani masyarakat Kabupaten Bogor pada tahun 2017 adalah 6,04 gr/kapita/hari (meningkat 3,42 % LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

115 dari capaian konsumsi pada Tahun 2016 yaitu 5,84 gr/kapita/hari) atau mencapai target konsumsi protein hewani yang ditetapkan. Pada Tahun 2017 Dinas Perikanan dan Peternakan kabupaten Bogor memberikan kontribusi terhadap pencapaian kebijakn prioritas pembnangunan Daerah.Kontribusi pencapaian tersebut di tandai dengan capaian indicator kinerja RPJMD Kabupaten Bogor dengan Predikat Sangat Tinggi, uraian capaian kinerja tersebut adalah sebagai berikut : - Produksi Daging dari rencana sebesar Ton terealisasi sebesar Ton atau sebesar 137,83%. Realisasi yang tinggi tersebut di dukung oleh kenaikan populasi dan produksi pada ayam ras pedaging. - Produksi Telur dari rencana sebesar Ton terealisasi sebesar Ton atau sebesar 88,07%. Realisasi tersebut tidak mencapai target karena terjadi alih fungsi lahan terhadap sentra usaha ayam ras petelur. - Produksi Susu dari rencana sebanyak Liter terealisasi sebanyak Liter atau sebesar 133,99%. Tingginya capian produksi didukung oleh adanya peningkatan rataan produksi perhari sebesar 12,57%. Produksi Hasil Perikanan Produksi Hasil Perikanan yaitu produksi ikan konsumsi sebesar ton yang terdiri dari produksi perikanan budidaya air tawar dan produksi perikanan tangkap di perairan umum. Produksi ikan konsumsi di kabupaten bogor didominasi oleh produksi perikanan budidaya air tawar yaitu sebesar 97,56% dari produksi total. Produksi ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar a. Pencapaian produksi benih ikan konsumsi pada tahun 2017 mencapai RE atau 101,02% dari target tahun 2017 ( RE). Pencapaian sebesar ini didukung oleh meningkatnya aktifitas pembudidaya ikan di sektor perbenihan dan adanya dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah berupa bantuan sarana dan prasarana serta induk ikan kepada pembudidaya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Kabupaten Bogor untuk mewujudkan misi Kabupaten Bogor sebagai salah satu Kabupaten Termaju di Indonesia. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

116 b. Produksi ikan hias di Kabupaten Bogor pada tahun 2017 mencapai RE atau 102,56% dari target tahun 2017 ( RE). Pencapaian produksi ikan hias setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini didukung oleh adanya animo yang positif dari masyarakat untuk melakukan aktifitas budidaya ikan hias. Budidaya ikan hias memberikan peluang usaha yang menggiurkan apabila ditekuni dengan baik. Peningkatan produksi ini tidak lepas dari dukungan pemerintah, asosiasi dan dewan ikan hias. Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi, pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan akan ikan konsumsi, bibit ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Untuk pencapaian indikator kinerja tersebut di wujudkan dalam 9 (sembilan) program utama yaitu : a. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan b. Program Pengembangan Budidaya Perikanan c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Peternakan d. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan e. Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit Ternak f. Program Pembinaan SDM dan Kelembagaan Perikanan g. Program Penerapan Teknologi Perikanan h. Program Pembinaan SDM dan Kelembagaan Peternakan i. Program Penerapan Teknologi Peternakan Program ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan produksi tujuan pengembangan juga diarahkan agar dilakukan secara efektif dan efisien serta mempunyai daya jual yang tinggi atau mempunyai daya saing yang tinggi sesuai amanat Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang Peningkatan Daya Saing Produk Kabupaten Bogor. Periode tahun ke depan setiap kecamatan didorong untuk mengembangkan satu komoditi unggulan primer (pertanian, peternakan dan perikanan). LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

117 Dalam mewujudkan Sasaran pertama pada Misi Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata melalui program dan kegiatannya dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Perikanan dan Peternakan dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 93,04%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (6,94%). Nilai Investasi Jumlah nilai investasi dihitung dengan menjumlahkan jumlah realisasi nilai pryek investasi berupa PMDN dan nilai proyek investasi PMA yang telah di setujui Badan Koordinasi Pananaman Modal (BKPM). Banyaknya investasi PMDN berskala nasional dengan banyaknya investasi PMA berskala nasional dihitung dari total nilai proyek yang telah terealisasi pada suatu periode tahun pengamatan. Pada tahun 2017 jumlah investasi ditargetkan sebesar milyar terealisasi Milyar atau sebesar 44,51%, jika dibandingakan dengan capaian kinerja pada tahun 2016 lebih tinggi sebesar 100%. Sedangkan jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD nilai investasi capaian kinerja sebesar Milyar atau sebesar 44,51% dari target Milyar. Kondisi ini menunjukan bahwa di Kabupaten Bogor capaian kinerja khususnya pada indikator Nilai Investasi dikarenakan oleh beberapa kendala yaitu : 1. Masalah Politik dan Perekonomian bangsa yang belum stabi; 2. Terbatasnya peruntukan ruang untuk kegiatan Industri/Kawasan industry atau lahan yang semakin sempit; 3. Pembukaan lahan untuk industri yang masih terkendala dengan Masyarakat sekitar; 4. Makin meningkatnya persaingan antar daerah dalam menarik investor. Dengan hasil terget tersebut Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya untuk mendorong dalam rangka peningkatan melalui persaingan antar Pemerintah Daerah untuk menarik investor di tahun yang aklan datang. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

118 Program dan Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung Nilai Investasi di Kabupaten Bogor adalah : 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 3. Program Perumusan Kebijakan Penanaman Modal dan Perizinan 4. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya Sarana dan Prasarana 5. Program Pelayanan Perizinan 6. Program Pengembangan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal dan Perizinan Dalam mewujudkan Sasaran pertama pada Misi Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata melalui program dan kegiatannya dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan 1 (satu) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 98,36%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (1,64%). Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dari Total Tenaga Kerja Capaian kinerja Tingkat penyerapan Tenaga Kerja dari Total Tenaga Kerja dari target 87.50% pada tahun 2017 capaiannya adalah kurang dari target, tahun 2016 penyerapan tenaga kerja sebesar 87.63% atau sebesar 100%, sedangkan tahun 2017 sebesar 87.50% atau sebesar 98,68%. Namun apabila dilihat dari capaiannya terjadi penurunan dari % Tingkat penyerapan Tenaga Kerja dari Total Tenaga Kerja yang diserap pada tahun 2017 turun menjadi 98.68%, atau terjadi penurunan sebesar 1,32 %, kondisi ini disebabkan oleh melambatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi baik secara nasional maupun regional dan di Kabupaten Bogor itu LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

119 sendiri selama kurun waktu akhir tahun 2016 sampai dengan akhir tahun 2017 yang tentunya berdampak pada lesunya aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor perekonomian. Adapun program dan kegiatan yang mendukung penyerapan tenaga kerja antara lain: 1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yanh Kondusif 2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan Pembinaan dan Pengawasan UKM berprestasi, Pelatihan Diversifikasi Usaha Bagi UMKM, Pendataan UMKM, Penerapan Kebijakan UMKM, dan Peningkatan Kemampuan UMKM dalam Penyusunan Kelayakan Usaha. Persentase Kecamatan yang Mempunyai Pasar Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masingmasing indikator kinerja dalam sasaran strategis Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing pada tahun 2017 sebagai berikut : Persentase Kecamatan yang mempunyai pasar yang ditargetkan 92.50% terealisasi 92.50% sehingga capaiannya sebesar 100%. Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capaian LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

120 kinerja tahun Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD Persentase Kecamatan yang Mempunyai Pasar baru mencapai sebesar 92,50 atau 33 Pasar yang terbangun. Dikarenakan Kecamatan yang ada di wilayah Pemerintah Kabupaten Bogor terdapat 40 Kecamatan, sehingga capaian sampai dengan akhir tahun 2017 baru terbangun sebanyak 33 pasar di wilayah Pemerintah Kabupaten Bogor. Untuk mewujudkan pasar di 40 kecamatan hingga saat ini terasa berat bagi Pemerintah Kabupaten Bogor karena terkendala lahan dan terbatasnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dari 40 Kecamatan setidaknya 7 Kecamatan hingga akhir 2017 yang belum memiliki pasar rakyat seperti Kecamatan Tanjungsari, Sukamakmur, Sukajaya, Cijeruk, Megamendung, Klapanungggal, dan Gunung Putri. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB harga berlaku Pada Tahun 2017 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2017 ditargetkan Rp ,- terrealisasi Rp ,- sehingga capaian kinerja sebesar 86,55%. Capaian kinerja tahun 2017 lebih tinggi sebesar 16.73% apabila dibandingkan dengan tahun Hal ini terjadi karena pada tahun 2017 terdapat peningkatan pada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang relative lebih tinggi dibandingkan tahun Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD nilai ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 193,68 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten Bogor adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor. PDRB berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar harga berlaku Untuk pencapaian indikator kinerja tersebut di wujudkan dalam 6 (enam) program utama yaitu : 1. Program Perencanaan Pengembangan Industri 2. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi 3. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 4. Program Pengelolaan, Pengendalian dan Pengawasan Industri 5. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

121 6. Program Penataan Struktur Industri 7. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial 8. Program Pengelolaan, Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan 9. Program Perlindungan Konsumen dan Perdagangan 10. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 11. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan 12. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima/Asongan 13. Program Pembangunan Pegelolaan dan Pembinaan Sarana Distribusi Perdagangan 14. Program Promosi dan Pencitraan Produk Ekspor Daerah Dalam mewujudkan Sasaran pertama pada Misi Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata melalui program dan kegiatannya dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Perdagangan dan Peribdustrian dengan 2 (dua) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 96,23%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (3,77%). Sasaran 2 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 101,41% Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Kedua yaitu Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

122 Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal pada tahun 2016 dan 2017 No Indilator Kinerja Satuan Jumlah Kunjungan 1. Wisatawan 2. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB atas Harga Berlaku Tahun 2016 Tahun 2017 % Target Realisasi Target Realisasi % Target Akhir RPJMD Tahun 2018 Orang , ,34 % ,50 Rata-Rata Capaian Kinerja sasaran ,41 97,92 % Capaian kinerja sasaran berkembangnya Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal pada tahun 2017 sebesar 102,82%. Kinerja tersebut dicapai melalui indikator jumlah kunjungan wisatawan yang merealisasikan sebanyak orang, melebihi target yang diperjanjikan sebanyak orang. Capaian Indikator Kinerja pada Tahun 2016 lebih besar dari capaian kinerja pada tahun 2017 sebesar 2,66%. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD yang di perjanjikan baru mencapai 97,34%. Sedangkan Rata-rata capaian pada indikator di tahun 2017 sampai dengan akhir RPJMD sudah melebihi target yang di perjanjikan. Upaya Pemerintah Kabupaten Bogor untuk Mengembangkan Pariwisata Daerah yang Berbasis pada Keindahan Alam dan Lingkungan serta Budaya Lokal melalui Program Pengelolaan Kekayaan Budaya yaitu dengan peningkatan Pariwisata yang ada di Kabupaten Bogor. Pariwisata di Kabupaten Bogor sangat dipengaruhi oleh bentukan bentang alam yang sebagian besar wilayahnya berada pada kasawan perbukitan dan pegunungan yang membentang di selatan Kabupaten Bogor ke arah barat, yang menyebabkan terbentuknya karakteristik wisata alam yang khas yang terdiri dari pemandangan alam pegunungan, perbukitan, hutan pinus, kawasan setu dan danau, air terjun, sungai, waduk, gua, perkebunan, sumber air panas, kawah hingga hutan hujan tropis. Selain wisata alamnya yang khas. Kabupaten Bogor memiliki seni budaya dan adat istiadat yang khas yang terus dipertahankan keberadaannya. Berbagai peninggalan warisan budaya mulai dari jaman prasejarah terdapat di Kabupaten Bogor, diantaranya adalah Situs Cibalay merupakan peninggalan jaman pra sejarah serta berbagai prasasti LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

123 (batu bertulis) yang termasuk prasasti nasional Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kolengkak/Jambu dan Prasasti Kebon Kopi. Oleh karena itu pariwisata menjadi salah satu faktor pendorong utama pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor. Dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Bogor dilakukan dengan mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Bogor yang disusun pada tahun Secara aspek keruangan, rencana pengembangan kepariwisataan akan dibagi menjadi 5 wilayah destinasi, kelima destinasi tersebut mencerminkan klasifikasi kesamaan tiap objek wisatanya dan potensi objek wisata utamanya. Berbagai penghargaan juga diperoleh pemerintah Kabupaten Bogor dari sektor pariwisata. Pada Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten menerima penghargaan Top 10 Indeks Pariwisata, atau Kabupaten dengan Indeks Pariwisata Tertinggi. Pada tahun 2017 kembali mendapatkan penghargaan Bupati Enterpreneur Award 2017 dalam ajang Tahunan Forum Kellog Innovation Network Asean (KIN ASEAN) Tahun Sementara itu di tingkat asia-pasific mendapatkan penghargaan sebagai Destinasi Wisata Olahraga Terbaik, khususnya cabang olah raga golf, dari Asia Pasific Golf Group (APGG) yang berlangsung di Vietnam. Untuk pencapaian indikator kinerja tersebut di wujudkan dalam 6 (enam) program utama yaitu : 1. Program Pengembangan Pemasaran Wisata 2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 3. Program Pengembangan Kemitraan 4. Program Pengembangan Nilai Budaya 5. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 6. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB atas Harga Berlaku Keberhasilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor yang dilaksanakan pada tahun 2017 dalam peningkatan kunjungan wisatawan dari rencana orang, terealisasi orang atau 102,82% disebabkan oleh bertambahnya objek wisata yang ada di Kabupaten Bogor. Kondisi ini mempengaruhi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

124 Dalam mewujudkan Sasaran kedua pada Misi Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata melalui program dan kegiatannya dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 94,97%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (5,03%). Sasaran 3 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Produktivitas Tenaga Kerja dan Menurunnnya Pengangguran Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya Produktivitas Tenaga Kerja dan Menurunnnya Pengangguran menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 111,57% Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Ketiga yaitu Meningkatnya Produktivitas Tenaga Kerja dan Menurunnnya Pengangguran pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktivitas Tenaga Kerja dan Menurunnnya Pengangguran pada tahun 2016 dan 2017 No Indilator Kinerja Satuan 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2. Tingkat Pengangguaran Terbuka Tahun 2016 Tahun 2017 % Target Realisasi Target Realisasi % Target Akhir RPJMD Tahun 2018 % , , % Rata-Rata Capaian Kinerja sasaran , Sumber : Dinas Koperasi, UKM Kabupaten Bogor 2017 Dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa kondisi capaian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dari target 65.95% di tahun 2017 tercapai 64.07% atau sebesar 97,15% dibandingkan dengan capaian pada tahun 2016 tercapai 100%, kondisi ini disebabkan masih banyak penduduk usia kerja yang belum terlibat dan berusaha dalam kegiatan produktif menghasilkan barang atau jasa % LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

125 Tingkat Pengangguran Terbuka Dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa kondisi capaian Tingkat Pengangguran Teerbuka dari target 7.58% di tahun 2017 tercapai 9.55% atau sebesar 125,99% dibandingkan dengan capaian pada tahun 2016 tercapai 100%, kondisi ini disebabkan jumlah pencari kerja lebih besar dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD Tingkat Pengangguaran Terbuka pada tahun 2017 telah melebihi target mencapai 9,55% atau 125,99% Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara penduduk usia kerja yang menganggur terhadap angkatan kerja. TPT Kabupaten Bogor tahun diprediksi mengalami penurunan hingga 7,41 persen di tahun Untuk pencapaian indikator kinerja tersebut di wujudkan dalam 3 (tiga) program utama yaitu : 1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja 3. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Dalam mewujudkan Sasaran kedua pada Misi Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata melalui program dan kegiatannya dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Dinas Tenaga Kerja dengan 2 (dua) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 95,62%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (4,38%). LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

126 C. Pengukuran Capaian Kinerja Misi Ketiga Misi Ketiga Pemerintah Kabupaten Bogor adalah Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan. Misi Ketiga tersebut dilaksanakan dengan 3 Sasaran Strategis sebagai berikut : a. Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu; b. Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Tanah; c. Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas. Pengukuran capaian kinerja pada Misi Ketiga Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan dilakukan pada setiap indikator kinerja dan target kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja yang dicapai dalam misi tersebut selama kurun waktu tahun Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada Misi Ketiga menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 pada Misi Ketiga tersebut diperoleh sebesar 112,21%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Berikut rincian masing-masing capaian sasaran strategis pada misi ketiga. Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Ketiga pada Tahun 2017 No Sasaran Strategis Rata-Rata Capaian tahun Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu; 95,5% 2 Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Tanah; 147,78% 3 Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas 93,35% Rata-Rata Capaian Sasaran 112,21% Adapun rincian capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung pencapaian sasaran pada Misi Ketiga tersebut diuraikan sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

127 SASARAN PENGUKURAN KINERJA SASARAN STRATEGIS 1 Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 95,5%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Pertama yaitu Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel No Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu Pada Tahun 2016 dan 2017 Indikator Kinerja Satu an Tahun 2016 Tahun 2017 Target Tahun 2018 Target Realisa Capaian Target Realisasi Capaian si (%) (%) (Akhir RPJMD) % 1 Persentase Luas Pemukiman yang Tertata % 8,05 8, ,46 24, ,841 94,66 2 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Wilayah ber HPL/HGB % 0,2604 0, ,2831 0, , ,66 Rata-Rata Capaian 95,5 Sumber : Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan 2017, Dinas Lingkungan Hidup 2017, Dinas Pekrjaan Umum dan Penataan Ruang Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masingmasing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Terwujudnya Pengendalian Tata Ruang Terpadu pada tahun 2017 sebagai berikut : 1) Persentase Luas Permukiman yang tertata tahun 2017 dari rencana sebesar 24,46%, realisasinya mencapai 24,46%, atau 100%. Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%, Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 24,46%. Atau sebesar 100% Dari target sebesar 25,841% atau telah melebihi target 94,66%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

128 2) Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Wilayah ber HPL/HGB pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 0,2831%, terealisasi sebesar 0,2604%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 91,%. Kondisi tersebut lebih samai apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 100% dari target 0,2604%, terealisasi sebesar 0,2604%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, di tahun 2017 telah mencapai sebesar 0,2604% dari target 0,3189 atau telah melebihi target sebesar 81,66%. Hal ini terjadi karena Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), menghadapi permasalahan sebagai berikut : 1. Pada Kegiatan Sosialisasi Kebijakan, Norma, Standar Prosedur dan Manual Pengelolaan RTH terdapat permasalahan yaitu, Pemahaman masyarakat tentang Ruang Terbuka Hijau masih kurang; 2. Kegiatan Penyusunan dan Analisis Data/Informasi Pengelolaan RTH, masalah yang dihadapi adalah belum terpenuhinya data inventaris RTH yang akurat sehingga berdampak pada permasalahan manajemen pengelolaan RTH melalui tabulasi data atau penyusunan data secara sistematis serta sulitnya menentukan nilai aset inventarisasi pertamanan; 3. Permasalahan yang dihadapi pada Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian RTH adalah adanya pengalihfungsian dan kerusakan area-area RTH lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) terutama pada area RTH publik (area yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah) seperti : Taman Adipura, pohon keras di pinggir jalan banyak yang hilang; 4. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Program RTH, masalah yang dihadapi adalah mesin operasional pertamanan berumur relatif pendek, masih terbatasnya sarana prasarana dalam mendukung kegiatankegiatan pada Program Pengelolaan RTH; 5. Kegiatan Penataan RTH Kawasan Perkotaan Taman Kota, masalah yang dihadapi adalah masih kurangnya RTH publik taman kota untuk estetika; 6. Kegiatan Pemeliharaan RTH Kawasan Perkotaan Taman Kota, masalah yang dihadapi adalah adanya kerusakan area RTH Taman Kota akibat faktor alam, faktor manusia dan lain-lain; 7. Kegiatan Penataan RTH Kawasan Perkotaan Jalur Hijau, masalah yang dihadapi adalah masih kurangnya RTH publik Jalur Hijau, banyaknya area RTH Jalur Hijau yang dibangun oleh pihak provinsi/pusat sehingga ada kesulitan dalam hal pengelolaan RTH Jalur Hijau, 8. Kegiatan Pemeliharaan RTH Kawasan Perkotaan Jalur Hijau, masalah yang dihadapi adalah adanya kerusakan area RTH Jalur Hijau akibat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

129 faktor alam, faktor manusia dan lain-lain; 9. Kegiatan Perencanaan RTH Kawasan Perkotaan, masalah yang dihadapi adalah belum tersedianya perencanaan tentang RTH yang dijadikan pedoman dalam Program Pengelolaan RTH. Solusi yang akan dilaksanakan untuk pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan, yaitu : 1. Kegiatan Sosialisasi Kebijakan, Norma, Standar Prosedur dan Manual Pengelolaan RTH, solusi yang diambil adalah : a. Mensosialisasikan bagaimana permasalahan dalam lingkungan di daerah perkotaan dapat terjadi, menjaga ekosistem yang ada serta betapa pentingnya peran Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam berbagai aspek bagi kelangsungan hidup masyarakat kota; b. Melaksanakan bimbingan teknis untuk pemeliharaan RTH; 2. Kegiatan Sosialisasi Kebijakan, Norma, Standar Prosedur dan Manual Pengelolaan RTH, solusi yang diambil adalah : a. Mensosialisasikan bagaimana permasalahan dalam lingkungan di daerah perkotaan dapat terjadi, menjaga ekosistem yang ada serta betapa pentingnya peran Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam berbagai aspek bagi kelangsungan hidup masyarakat kota; b. Melaksanakan bimbingan teknis untuk pemeliharaan RTH; c. Mensosialisasikan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada masyarakat. Peraturan Daerah tersebut disosialisasikan pada masyarakat. 3. Kegiatan Penyusunan dan Analisis Data/Informasi Pengelolaan RTH, solusi yang diambil adalah : a. Mendata existing aset pertamanan yang akurat secara terus menerus yang dituangkan dalam suatu database sehingga manajemen pengelolaan RTH melalui tabulasi data atau penyusunan data secara sistematis dapat terlaksana dengan baik; b. Melakukan input data terkait dengan aset-aset baru sehingg diharapkan ke depannya dapat dikelola dengan menggunakan system dan menjadikan aset tersebut data yang bergerak atau di update. 3. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian RTH, solusi yang diambil adalah melakukan monitoring terhadap lahan yang akan dialihfungsikan, pengrusakan RTH, pengendalian terhadap gulma dan hama; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

130 4. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Program RTH, alat operasional taman dan berusaha untuk menyediakan alat-alat yang memadai dalam mendukung kegiatan kegiatan pada Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); 5. Kegiatan Penataan RTH Kawasan Perkotaan Taman Kota, solusi yang diambil adalah mengusulkan dan mengajukan lahan-lahan idle milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor untuk dijadikan area RTH sehingga diharapkan ketersediaan taman kota dapat menyebar di Seluruh Kabupaten Bogor dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi, olah raga atau interaksi sosial lainnya. Hal tersebut penting karena dengan tersebarnya taman kota di Seluruh Kabupaten Bogor otomatis akan memecah keramaian dan menyebar roda perekonomian; 6. Kegiatan Pemeliharaan RTH Kawasan Perkotaan Taman Kota, solusi yang diambil adalah adanya pemeliharaan, perawatan, pembersihan taman / land sekap, komponennya berupa soft material dan hard material yang berada di taman kota serta sarana prasarana pendukung lainnya sehingga taman-taman tersebut dapat dikategorikan menjadi RTH Taman Kota dalam kondisi baik; 7. Kegiatan Penataan RTH Kawasan Perkotaan Jalur Hijau, solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan pihak provinsi dalam rangka pengelolaan RTH pada lahan yang terbangun tersebut; 8. Kegiatan Pemeliharaan RTH Kawasan Perkotaan Jalur Hijau, solusi yang diambil adalah adanya pemeliharaan, perawatan, pembersihan taman / land sekap, komponennya berupa soft material dan hard material yang berada di jalur hijau serta sarana prasarana pendukung lainnya sehingga tanaman dan pohon pada jalur hijau tersebut dapat dikategorikan menjadi RTH Jalur Hijau dalam kondisi baik; 9. Kegiatan Perencanaan RTH Kawasan Perkotaan, solusi yang diambil adalah mengusulkan pembiayaan dalam rangka pembuatan masterplan RTH sehingga dalam melakukan perencanaan RTH dapat smart, measurable, achievable, relevan, timebound. Dalam mewujudkan Sasaran Pertama pada Misi Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuatitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan tersebut dilaksanakan oleh 3 (tiga) OPD, yaitu Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

131 (DPKPP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dengan 2 (dua) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini, sebesar Rp 7,771623,65 dengan realisasi sebesar Rp. 7,187,118,09 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 92,50%. Sasaran Pertama tersebut diwujudkan dalam 15 (lima belas) program utama, yaitu : a. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah dengan capaian 95,25% b. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah dengan capaian 95,08% c. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat tumbuh dengan capaian 93,01% d. Program Penataan Lingkungan Permukiman dengan capaian 91,42% e. Program Pengelolaan Area Pemakaman dengan capaian 97,41% f. Program Pengendalian dan Penataan Reklame dengan capaian 95,53% g. Program Lingkungan Sehat Perumahan dengan capaian 95,38% h. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan capaian 94,67% i. Program Pembangunan Drainase Lingkungan dengan capaian 82,96% j. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah 95,25% k. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 95,08% l. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 97,28% m. Program Perencanaan Tata Ruang 73,52% n. Program Pemanfaatan Ruang 90,54% o. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 83,78%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

132 PENETAPAN MENGENAI PENAMBAHAN LOKASI RTH PUBLIK TAHUN 2017 TITIK TITIK LOKASI LOKASI RUANG RUANG TERBUKA TERBUKA HIJAU HIJAU PUBLIK PUBLIK Taman Warga Semesta Mas Data Lokasi : Desa / Kelurahan : Desa Tajurhalang Kecamatan : Tajurhalang Koordinat : , , Luas Lahan : ± 100 m 2 Status Lahan : Fasos Fasum Perum TSM Peruntukan Ruang : Permukiman Perkotaan Kepadatan Tinggi (Pp1) (Perda Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor ) Penggunaan Lahan : LahanKosong Rencana Pemanfaatan : Taman Lingkungan Lokasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

133 TITIK LOKASI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK Taman Kandang Roda Peta RTRW Data Lokasi : LOKASI Desa / Kecamatan : Desa Cimandala Kecamatan : Sukaraja Koordinat : , Luas Lahan : ± m 2 Status Lahan : Milik Masyarakat GOOGLE EARTH PeruntukanRuang PenggunaanLahan : Permukiman Perkotaan Kepadatan Tinggi (Pp1) (Perda Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor ) : Tanah Kosong SASARAN PENGUKURAN KINERJA SASARAN STRATEGIS 2 Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Tanah; Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Tanah menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

134 rata-rata sebesar 97,17%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Kedua yaitu Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Tanah pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara dan Kerusakan Tanah Pada Tahun 2016 dan 2017 No Indikator Kinerja Satuan 1 2 Tingkat Pengawasan Pencemaran Status Mutu AIr Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2016 Tahun 2017 Target Tahun % Realisa Capaian 2018 Target Target Realisasi Capaian si (%) (%) (Akhir RPJMD) 93,00 1,025 % 86,83 86, ,00 92,13 101,24 Unit 27,106 27, ,106 8,477 93,09 Rata-Rata Capaian 97,17% 0 8,477 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup (DLH), 2017 dan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Terwujudnya Pengelolaan Lingkungan yang Bebas dari Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Tanah pada tahun 2017 sebagai berikut : 1) Tingkat Pengawasan Pencemaran Status Mutu Air pada Tahun 2017 dari rencana sebesar 91,00%, realisasinya mencapai 92,13%, atau 101,24%. Kondisi tersebut mengalami kenaikan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian 2) pada tahun 2016 sebesar 86,83% dengan realisasi mencapai 86,83%, Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, di tahun 2017 telah tercapai sebesar 93,00% atau telah tercapai sebesar 1,025%. Faktor yang menghambat, antara lain masih adanya pembuangan limbah cair secara illegal ke badan sungai baik yang berasal dari rumah tangga maupun aktivitas usaha, limbah peternakan, limbah permukiman dan limbah Pabrik sehingga kondisi kualitas air sungai khususnya parameter kandungan bakteri masih tinggi. Selain itu penyediaan sarana dan prasarana pengolahan limbah menghadapi kendala terkait dengan penyediaan lahan di sekitar bantaran sungai. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

135 Dalam upaya mempercepat tercapainya target yang telah ditetapkan, beberapa rencana aksi yang akan dilakukan ke depan yaitu pendampingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat penghuni sempadan sungai agar tidak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah, Serta komitmen Pemda Kabupaten Bogor untuk melakukan penataan kawasan sungai secara terintegrasi baik di badan sungai maupun bantaran sungai melalui Program Restorasi Sungai. Peningkatan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan merupakan upaya yang perlu terus dilakukan karena merupakan salah satu pilar penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam prakteknya pembangunan sering kali berdampak negatif terhadap kondisi lingkungan secara umum. Untuk menjaga kualitas lingkungan digunakan indikator Persentase Peningkatan Kualitas Lingkungan yang diperoleh dari peningkatan kualitas udara ambien dan peningkatan kualitas air sungai. Saat ini dan ke depan, tantangan terhadap ancaman pengelolaan lingkungan semakin besar khususnya yang disebabkan oleh beberapa pencemaran dan kerusakan lingkungan. Peristiwa alam semakin banyak terjadi, diantaranya banjir, longsor, kekeringan dan perubahan iklim sehingga sangat diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Upaya penegakan hukum dan sosialisasi yang belum efektif terkait dengan persoalan-persoalan lingkungan, termasuk kaitannya dengan pencemaran udara dan air menjadi tanggungjawab pemerintah daerah kepada masyarakat. 3) Rumah Tidak Layak Huni pada Tahun 2017 dari rencana sebanyak 9,106 Unit realisasinya mencapai 8,477 Unit atau 93,09%. Kondisi tersebut mengalami penurunan, tetapi indikator RTLH tersebut termasuk indikator negatif sehingga jika realisasi semakin kecil maka capaiannya semakin bagus. Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%, Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, di tahun 2017 sebesar 8,477%, dengan capaian 93,09%, Data dasar RTLH sebanyak unit, adapun sisa RTLH yang belum terealisasi sampai tahun 2017 sebanyak unit yang berasal dari penanganan rehabilitasi RTLH dari APBD Kabupaten Bogor sebanyak unit, APBD LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

136 Provinsi Jawa Barat sebanyak unit, Kementerian Sosial sebanyak 932 unit, Kementerian Perumahan Rakyat sebanyak unit, CSR Bank Jabar Banten (BJB) sebanyak 979 unit, CSR Bank Syariah Mandiri sebanyak 15 unit, baladah imah sebanyak 2 unit, rereongan sarumpi sebanyak 60 unit, bantuan Dewan sebanyak 1 unit dan Budha Tzu Chi 38 unit, sehingga total penanganan rehabilitasi RTLH sampai tahun 2017 adalah sebanyak unit dan sisa penanganan rehabilitasi RTLH adalah unit dikurangi unit menjadi sebanyak unit. Dalam mewujudkan Sasaran Kedua pada Misi Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuatitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan tersebut dilaksanakan oleh 2 (dua) OPD, yaitu Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan 2 (dua) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini, sebesar Rp 7,689,575,79 dengan realisasi sebesar Rp. 5,965,059,88 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 77,57%. Sasaran Kedua tersebut diwujudkan dalam 10 (sepuluh) program utama, yaitu : a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 97,40% b. Program Perlindungan dan Konservasi SDA 90,73% c. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA 94,30% d. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup 94,08% e. Program Pengendalian Polusi 99,64% f. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim g. Program Lingkungan Sehat Perumahan 95,38% h. Program Penataan Lingkungan Permukiman 91,42% i. Program Pembangunan Infrastruktur Air Minum 74,96% j. Program pengembangan kinerja pengelolaan Air Minum dan Air 74,56% LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

137 SASARAN PENGUKURAN KINERJA SASARAN STRATEGIS 3 Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran Meningkatnya Penyediaan yang Berkualitas menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja Infrastruktur sasaran tersebut rata-rata sebesar 93,35%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Ketiga yaitu Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas Pada Tahun 2016 dan 2017 No Indikator Kinerja Satuan Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5) Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik Panjang jalan Poros Barat-Utara- Tengah-Timur dan Infrastruktur yang mantap Persentase keterpenuhan syarat Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Tingkat kelaikan Sarana Angkutan Umum (Uji Kir) 6 Tidak ada Daerah Terisolir 7 Persentase sarana Angkutan Umum yang menghubungkan antar wilayah (Ijin Trayek) Target Tahun 2016 Tahun 2017 Target Tahun Realisasi Capaian 2018 Target Realisasi Capaian (%) (%) (Akhir RPJMD) % 23,79 23, , ,98 23,18 % 0,7397 0, ,8250 0, ,88 % 27,00 27, ,80 0,50 3,90 69,30 % 13,43 13, ,29 14, ,29 % 77,09 77, ,56 76,43 97,28 % ,38 % 65,97 65, ,92 63,15 94,36 67,87 8 Rasio Elektrifikasi (RE) 97,50 97, ,75 98,76 101,03 98,00 % 129,42 0, , ,05 95, ,50 93, Sumber : Rata-Rata Capaian 93,35 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP), Dinas Perhubungan (DISHUB), Dinas LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

138 Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah ( Bappeda Litbang), 2017 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masingmasing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Penyediaan Infrastruktur yang Berkualitas pada tahun 2017 sebagai berikut : 1) Panjang Jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) dari rencana 22,73%, realisasinya mencapai 30%, atau 132%, Kondisi tersebut mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 30%, dari target sebesar 23,18% atau telah tercapai sebesar 129,42%. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran Pembuangan air (minimal 1,5m) Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor pada tahun 2017 menetapkan target panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air sebesar 22,73%. Dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor tersebut, melalui Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong dengan kegiatannya antara lain : 1) Pembangunan Drainase Jalan Babakan Madang - Sukamantri (Sta Sta ), sepanjang 400m; 2) Pembangunan Saluran Drainase Jalan Bojonggede - Kedung Waringin, sepanjang 446 m; 3) Pembangunan Drainase Jalan Lingkar Citeureup, sepanjang m; 4) Pembangunan Saluran Drainase Pada Ruas Jalan Parung - Putat Nutug, sepanjang 220 m; 5) Pembuatan Trotoar Jalan Lingkar Kota Jonggol, sepanjang 700 m. Sehubungan dengan selesainya kegiatan tersebut maka pada tahun 2017, maka terdapat penambahan panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase sepanjang 3,01 Km yang kemudian dijumlahkan dengan data panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase tahun 2016 sepanjang 521,69 Km (gorong-gorong 12,50 Km, saluran 496,70 Km dan Bangunan Penahan Tanah 12,49 Km). sehingga panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

139 seluruhnya 524,71 Km di bagi panjang jalan kabupaten seluruhnya 1.748,915 Km atau sebesar 30% sehingga capaian kinerjanya sebesar 131,99%. 2) Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik dari rencana 0,8250%, realisasinya mencapai 0,8488%, atau 102,88%, Kondisi tersebut mengalami kenaikan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 0,7397% dengan realisasi mencapai 0,7397%. Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 0,8488%. Atau sebesar 102,88 Dari target sebesar 0,8250% atau telah tercapai sebesar 100%. Indikator Kinerja : Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik Penyediaan jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat diutamakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan jalan yang sudah ada (eksisting) sesuai dengan kewenangan penyelenggaraan jalan berdasarkan status jalan kabupaten. Adapun Arah kebijakan pelaksanaan strategi (1) yaitu Pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan jalan dan jembatan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, difokuskan pada dua hal yaitu : (1) Peningkatan kondisi jalan dan jembatan dalam kondisi baik; serta (2) Pengembangan infrastruktur wilayah dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan investasi swasta demi peningkatan kuantitas dan kualitas ketersediaan infrastruktur di wilayah Kabupaten Bogor. Arah kebijakan dan pelaksanaan strategi ini termasuk ke dalam urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Perangkat Daerah yang bertanggung jawab mengimplementasikan urusan, program, strategi dan arah kebijakan tersebut adalah Dinas Bina Marga dan Pengairan (tahun ) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (tahun 2017). Sasaran yang ingin dicapai dari indikator penyediaan jalan yang berkualitas adalah proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik adalah meningkatnya penyediaan infrastruktur yang berkualitas dengan strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan dengan didukung oleh program/kegiatan peningkatan, rehabilitasi/pemeliharaan jalan. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

140 Indikator proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor tersebut berkaitan dengan indikator sasaran yang terdapat dalam Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Adapun rumus perhitungannya adalah panjang jalan dalam kondisi baik dibagi panjang jalan seluruhnya. Selain itu, Indikator tersebut juga memiliki keterkaitan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 01/PRT/M/2014, tanggal 24 Februari 2014, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yaitu persentase tingkat kondisi jalan kabupaten baik dan sedang. Sehingga terdapat beberapa perbedaan yaitu antara rasio dengan persentase dan yang menjadi ukuran dalam standar pelayanan minimal adalah kondisi mantap/kondisi baik dan sedang. Pada tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan target untuk proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 0,8250. Berdasarkan rekapitulasi kondisi jalan kabupaten bogor status bulan desember 2017 panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 1.210,438 Km dan kondisi sedang 274,042 Km. Sehingga panjang jalan kabupaten bogor dalam kondisi mantap/kondisi baik dan sedang adalah 1.484,48 Km terhadap panjang seluruh jalan kabupaten bogor sepanjang 1.748,915 Km atau terealisasi 0,8488 sehingga capaian kinerjanya adalah sebesar 102,88%. 3) Panjang jalan Poros Barat-Utara-Tengah- Timur dan Infrastruktur yang mantap dari rencana 12,80km, realisasinya mencapai 0,50km, atau 3,90%, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 27,00km dengan realisasi mencapai 27,00km dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 0,50, atau sebesar 3,90 Dari target sebesar 69,30 atau telah tercapai sebesar 0,75%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

141 4) Persentase keterpenuhan syarat Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dari rencana 14,29%, realisasinya mencapai 14,29%, atau 100%, Kondisi tersebut mengalami kesamaan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 13,43% dengan realisasi mencapai 13,43% Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 14,29%. Dari target sebesar 14,29% atau telah tercapai sebesar 100%. 5) Tingkat Kelaikan Sarana Angkutan Umum dari rencana 78,56%, realisasinya mencapai 76,43%, atau 97,30%, Kondisi tersebut mengalami penurunan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 77,09% dengan realisasi mencapai 77,09% Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 76,43, atau sebesar 97,28% Dari target sebesar 80,05 atau telah tercapai sebesar 95,47%. Tingkat Kelaikan Sarana Angkutan Umum tidak terealisasi sesuai rencana disebabkan sebagai berikut: a) Kurangnya kesadaran pemilik kendaraan angkutan umum dalam melakukan pengujian kendaraan bermotor; b) Tidak terlaporkanya kendaraan angkutan umum pada Dinas Perhubungan,yang tidak beroperasi karena rusak, hilang dll, sehingga tidak melakukan pengujian kendaraan bermotor. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Tingkat Kinerja Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di tahun 2017 telah tercapai sebesar 76,43% dari target sebesar 80,05% atau telah tercapai sebesar 95,48%. 6) Tidak ada daerah terisolir dari rencana 13 Kp realisasinya mencapai 15 Kp atau 115%, Kondisi tersebut mengalami kenaikan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 0 Kp dengan realisasi mencapai 0 Kp, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

142 sebesar 15, atau sebesar 115,38% Dari target sebesar 39 atau telah tercapai sebesar 38,50%. Adapun Rincian Nama-nama Kampung, Desa, Kegiatan, Volume dan Besaran Sumber Pembiayaan Penanganan Daerah Terisolir Tahun Anggaran 2017 : No Kecamatan Desa Lokasi Jenis Kegiatan Volume 7Bankeu Sumber Biaya (Rp) APBDes a Leuwisadeng 1.Sadeng 15Mx2,5M 375,000,000 Kolot Kp. Sindangwangi/ Kp.Sukarakyat 2. Tanjungsari 2. Sirnarasa Kp.Parenggon g Kp. Garogol 1. Sukara Kp. Cigarugag sa Kp. Cibuyutan 2. Sukara Karangseta sa 3. Sukamakmur 3. Sukawan gi Kp. Lengkong Jaya Kp. Bayur 1.Pembangunan Jembatan 2.Pembangunan Jembatan 3.Peningkatan Jalan Desa 4. Pembangunan Jembatan Cigadung 5.Pembukaan dan Pengerasan 4. Peningkatan Jalan Desa 4. Rumpin 6.Rabak Kp. Cijantur 5. Peningkatan Jalan Desa Kp. Haniwung 6. Peningkatan Jalan Desa 5. Sukajaya 7. Cisarua Kp. 7. Perkerasan Jalan Leuwijamang Desa Kp. Ciear 6. Cariu 8. Kuta Mekar Kp. Cikole 8. Pembangunan Jembatan 7. Cijeruk 9. Cipelang Kp. Cipelang 9. Betonisasi Jalan Lingkungan 12Mx2,5M 3316Mx3 M 300,000,000 1,297,000,000 6Mx2M 148,000, Mx3 M 1464Mx1, 5M 3000Mx1, 5M 1000Mx1, 5M 3150Mx3 M 750,000, ,000, ,000, ,000, ,000, 000 APB D Mx6M 4,580, 899,00 0 4,25Mx1M 60,755,00 0 Jumlah : 3,820,000, ,755,0 00 4,899, 000 7) Persentase sarana angkutan umum yang menghubungkan antar wilayah dari rencana 66,92%, realisasinya mencapai 63,15%, atau 94,37%, Kondisi tersebut mengalami penurunan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 65,97% dengan realisasi mencapai 65,97% kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana persentase pada tahun 2016 sebesar 95,31%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 63,15, Atau sebesar 94,36% Dari target sebesar 67,87 atau telah tercapai sebesar 93,05%. persentase sarana angkutan umum yang menghubungkan antar wilayah tidak terealisasi sesuai rencana disebabkan sebagai berikut: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

143 a) Mengingkatnya pengunaan dan kepemilikan kendaraan pribadi khususnya Kondisi sepeda motor; b) Meningkatnya penomena transportasi berbasis daring (online) sehingga menggeser penggunaan angkutan umum yang resmi, sehingga pengusaha angkutan umum tidak memperpanjang perijinan angkutan umum; c) Masih rendahnya kualitas pelayanan angkutan umum di wilayah Kabupaten Bogor sehingga masyarakat beralih ke kendaraan pribadi dan angkutan daring. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Persentase sarana angkutan umum yang menghubungkan antar wilayah di tahun 2017 telah tercapai sebanyak 63,15% dari target sebanyak 67,87% atau telah tercapai sebesar 93,05%. 8) Rasio Elektrifikasi (RE) dari rencana 97,75%, realisasinya mencapai 98,76%, atau 101,05%, Kondisi tersebut mengalami kenaikan dengan capaian kinerja pada tahun 2016, dimana target capaian pada tahun 2016 sebesar 97,50% dengan realisasi mencapai 97,50% Kondisi tersebut mengalami kesamaan, Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, ditahun 2017 telah mencapai sebesar 98,76%. Atau sebesar 101,03% dari target sebesar 98,00% atau telah melebihi target 100%. Dalam mewujudkan Sasaran Ketiga pada Misi Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuatitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan tersebut dilaksanakan oleh 6 (enam) OPD, yaitu Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Perhubungan (DISHUB), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan Bappeda Litbang dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini, sebesar Rp.1,392,249,27 dengan realisasi sebesar Rp. 1,003,241,52 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 72,05%. Sasaran Pertama tersebut diwujudkan dalam 20 (lima belas) program utama, yaitu : a. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong- gorong 81,83% b. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 71,52% c. Program Rehabilitasi/Pemeliharaa n Jalan & Jembatan 76,07% d. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan 88,16% LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

144 e. Program Pengembangan Sistem Informasi Data Base Jalan dan Jembatan 32,68% f. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 91,62% g. Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 83,97% h. Program Pengendalian Banjir 92,29% i. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 71,52% j. Program Perencanaan Tata Ruang 73,52% k. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA 98,72% l. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim m. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor 82,67% n. Program Pembinaan Dan Pengelolaan Keuangan Desa dan Aset Desa 95,96% o. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 258,59% p. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 3,95% q. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 85,15% r. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 190,44% s. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu lintas 264,61% t. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan 98,53% Rasio Elektrifikasi (RE) Rasio Elektrifikasi tahun 2017 dari rencana sebesar 97,75%, realisasinya mencapai 98,76%, atau 101,03%. Realisasi tersebut berasal dari jumlah rumah berlistrik sebanyak rumah dibagi jumlah rumah seluruh yaitu rumah. Capaian indikator tersebut melebihi target karena pekerjaan penyambungan listrik pedesaan (lisdes) selain dari APBD Kabupaten Bogor juga berasal dari anggaran Provinsi Jawa Barat. Pencapaian indikator sasaran tersebut ditunjang oleh Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi dan Ketenagalistrikan dengan kegiatan sebagai berikut: a. Pengembangan Jaringan Listrik Pedesaan, dengan persentase capaian 100% b. Perencanaan Teknis Detail Kegiatan Lisdes, dengan persentase capaian 100% LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

145 D. Pengukuran Capaian Kinerja Misi Keempat Misi keempat Pemerintah Kabupaten Bogor adalah : Meningkatkan Aksesibilitas Dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan. Misi Keempat tersebut dilaksanakan dengan 2 (dua) sasaran, yaitu : 1. Meningkatnya Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan serta Pemerataan Akses Pendidikan. 2. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk. Pengukuran capaian kinerja pada Misi Keempat Meningkatkan Aksesibilitas Dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan dilakukan pada setiap indikator kinerja dan target kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja yang dicapai dalam misi tersebut selama kurun waktu tahun Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada Misi Keempat menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 pada Misi keempat tersebut diperoleh sebesar 136,19%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Berikut rincian masing-masing capaian sasaran strategis pada misi keempat. Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Keempat pada Tahun 2017 Rata-Rata No Sasaran Strategis Capaian tahun Meningkatnya Mutu Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan 96,39 2 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk 199,88 Rata-Rata Capaian Sasaran 136,19 Adapun rincian capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung pencapaian sasaran pada Misi Keempat tersebut diuraikan sebagai berikut : Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Mutu Pendidikan Dan Tenaga LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

146 Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya Mutu Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut ratarata sebesar 88,79%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis kesatu yaitu Meningkatnya Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerarataan Akses Pendidikan pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel Tabel 3.24 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Meningkatnya Mutu Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan Pada Tahun 2016 dan 2017 No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2016 Tahun 2017 % Target Realisasi Target Realisasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN % Target Akhir RPJMD Tahun 2018 Jumlah masyarakat Wajib Buta Huruf yang Belajar diintervensi 22,000 22, , , ,43 Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan - SD-MI-Paket A % 100,00 100,00 100,00 100,00 99,83 99,83 99,81 100,02 - SMP-MTs-Paket B % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,99 100,01 Angka Partisipasi Murni: - SD-MI-Paket A % 87,47 87,47 100,00 99,80 88,17 88,35 99,02 89,04 - SMP-MTs-Paket B % 94,21 72,23 76,67 97,10 82,96 85,44 85,53 97,00 Angka Partisipasi Kasar: - SD-MI-Paket A % 98,14 98,14 100,00 109,51 99,49 90,85 108,71 91,52 - SMP-MTs-Paket B % 94,26 94,26 100,00 99,09 93,24 94,10 95,43 97,71 Rata-Rata Capaian 96,67 88,79 96,39 Sumber : Dinas Pendidikan tahun, 2017 Dalam mewujudkan Sasaran Strategis Pemerintah Kabupaten Bogor yaitu Meningkatnya Mutu Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan diperoleh melalui penjabaran indikator kinerja sebanyak 4 (empat) indikator yaitu sebagai berikut 1. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja tahun 2017, pada indikator pertama yaitu persentase Jumlah Masyarakat Buta Huruf Yang Diintervensi adalah sebesar wajib belajar dari target sebesar wajib belajar atau sebesar 75.00%. hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Baik Dibandingkan dengan capain kinerja tahun 2016, capaian tahun 2016 masih tinggi apabila dibandingkan dengan %

147 capaian Tahun 2017, dimana capaian tahun 2016 sebesar dari target sebesar atau sebesar 100,00% atau lebih tinggi sebesar 25,00%. Hal ini dikarenakan, terbatasnya anggaran yang disiapkan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam melayani penduduk yang belum melek aksara. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, target RPJMD sampai dengan Tahun 2017 sebesar 3.155,407 Wajib Belajar dari target RPJMD sebesar Wajib Belajar atau baru tercapai sebesar 99,36%. Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Persentase Jumlah Masyarakat Buta Huruf Yang Diintervensi tersebut diwujudkan dalam 1 (satu) Program Kegiatan, yaitu Program Pendidikan Non-Formal. 2. Capaian indikator Angka Pendidikan yang ditamatkan/angka Lulusan SD/Mi Paket A adalah sebesar 99,83% dari target 100,00% atau sebesar 99,33%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Baik Sekali. Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, dimana capaian 2016 sebesar 100,00%, dari target sebesar 100,00% atau sebesar 100,00%, dibandingkan dengan tahun 2017, capaian tahun 2016 masih tinggi sebesar 0,67% apabila dibandingakan dengan tahun Hal ini dikarenakan, terdapat peserta didik kelas VI (enam) sudah didaftarkan menjadi peserta ujian, mereka karna satu dan lain hal yang bersangkutan tidak mengikuti ujian, yang secara otomatis peserta didik tersebut tidak lulus/tamat pada jenjang pada jenjang SD/MI. Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan SD/Mi/Paket A Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 100,02% dari target RPJMD sebesar 99,81% atau telah melebih target sebesar 0,19%. Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Angka Pendidikan Yang Ditamatkan/Angka Lulusan tersebut diwujudkan dalam 1 (satu) Program Kegiatan, yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Capaian indikator Angka Pendidikan yang ditamatkan/angka lulusan SMP/MTs/Paket B adalah sebesar 100,00% dari target sebesar 100,00% atau sebesar 100,00%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Sangat Baik. dibandingkan dengan tahun 2016, dimana LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

148 capaian 2016 sebesar 100,00% dari target sebesar 100% atau sebesar 100,00% capaian ini masih sama dengan dengan capaian Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan SMP/MTs/Paket B Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 100,00% dari target RPJMD sebesar 99,99% atau telah tercapai sebesar 100,01%. Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan tersebut diwujudkan dalam 1 (satu) Program Kegiatan, yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. 3. Capaian indikator Angka Partisipasi Murni SD/Mi/Paket A adalah sebesar 88,17% dari target 99,80% atau sebesar 88,35%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Baik Sekali. Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, dimana capai tahun 2016 terealisasi sebesar 87,47% dari target sebesar 87,47% atau sebesar 100,00%. Maka capai 2016 masih tinggi sebesar 11,65% dibandingkan dengan tahun Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Partisipasi Murni SD/Mi/Paket A Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 88,17% dari target RPJMD sebesar 99,02% atau telah tercapai sebesar 89,04%. Capaian indikator Angka Partisipasi Murni SD/Mi/Paket B adalah sebesar 82,96% dari target sebesar 97,10% atau sebesar 85,44%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Baik Sekali. Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, dimana capai tahun 2016 terealisasi sebesar 72,23% dari target sebesar 94,21% atau sebesar 76,67%. Maka capai 2017 masih tinggi sebesar 8,77% dibandingkan dengan tahun Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Partisipasi Murni SD/Mi/Paket B Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 82,96% dari target RPJMD sebesar 85,53% atau telah tercapai sebesar 11,47%. Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Angka Partisipasi Murni diwujudkan dalam 1 (satu) Program Kegiatan yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

149 4. Capaian indikator Angka Partisipasi Kasar SD/Mi/Paket A adalah sebesar 99,49% dari target sebesar 109,51% atau sebesar 90,85%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Baik Sekali, dibandingkan dengan tahun 2016, dimana capaian tahun 2016 terealisasi sebesar 98,14% dari target sebesar 98,14. Atau sebesar 100,00%, maka capaian 2016 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 9,15%. Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 99,49% dari target RPJMD sebesar 108,71% atau telah tercapai sebesar 91,52%. Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Angka Partisipasi Kasar diwujudkan dalam 1 (satu) Program Kegiatan yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Capaian indikator Angka Partisipasi Kasar SD/Mi/Paket B adalah sebesar 93,24% dari target sebesar 99,09% atau sebesar 94,10%, hal ini menunjukan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Baik Sekali, dibandingkan dengan tahun 2016, dimana capaian tahun 2016 terealisasi sebesar 94,26% dari target sebesar 94,26% atau sebesar 100,00%, maka capaian 2016 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 9,15%. Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 93,24% dari target RPJMD sebesar 95,53,% atau telah tercapai sebesar 97,71%. Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Angka Partisipasi Kasar diwujudkan dalam 1 (satu) Program Kegiatan yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Untuk mewujudkan Sasaran Meningkatnya Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan indikatornya sebagaimana digambarkan di atas. Anggaran yang disiapkan oleh pemerintah daerah untuk dinas pendidikan dalam mewujudkan misi tersebut pada belanja langsung tahun anggaran 2017 sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp , atau sebesar 95.68%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

150 Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya Mutu Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan Serta Pemerataan Akses Pendidikan tersebut diwujudkan dalam 2 (dua) Program Kegiatan yaitu Program Pendidikan Non- Formal dan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 111,90%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis kedua yaitu Meningkatnya kuantitas dan kualitas serta kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat dalam Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk Pada Tahun 2016 dan 2017 No Indikator Kinerja Satuan 1 2 Tahun 2016 Tahun 2017 % Target Realisasi Target Realisasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN % Target Akhir RPJMD Tahun 2018 Angka Harapan Hidup (AHH) % 71,20 70,68 99,26 70,94 70,68 99,63 71,20 141,93 Persentase RSUD dan UPT PUSKESMAS terakreditasi - RSUD % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 133,33 - UPT Puskesmas % 15,00 22,5 150,00 50,00 72,50 145,00 15,00 79,31 4 Persentase Masyarakat memiliki Jaminan Kesehatan % 70,00 71,96 102, ,15 102,98 70,00 261,37 Rata-Rata Capaian 112,82 111,90 96,13 Sumber : Dinas Kesehtan tahun, 2017 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam sasaran strategis Meningkatnya kuantitas Kesehatan Penduduk pada tahun 2017, sebagai berikut: 1. Capaian kinerja Angka Harapan Hidup (AHH) pada tahun 2017 ditargetkan 70,94% terealisasi sebesar 70,68%, sehingga capaian kinerja sebesar 99,63%, %

151 hal ini menunjukan capai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Baik Sekali dibandingkan dengan tahun 2016 capaian tahun 2017 lebih tinggi. Dimana capaian tahun 2016 terealisasi 70.68% dari target 71,20% atau sebesar 99,27%, capaian Tahun 2017 sebesar 0,36% apabila dibandingkan dengan capaian tahun Hal ini dikarenakan adanya beberapa upaya di bidang kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat antara lain dengan adanya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang sudah mulai digalakkan di Kabupaten Bogor. Germas dapat dilakukan dengan cara : Melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok,tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksaan kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban. Pada Tahap awal germas secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan (1) Melakukan aktifitas fisik 30 menit perhari, (2) Mengkonsumsi buah dan sayur dan (3) Memeriksakan kesehatan secara rutin. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Angka Harapan Hidup (AHH) pada Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 99,27% dari target RPJMD sebesar 71,20% atau telah tercapai sebesar 99,27%. Dalam mewujudkan Indikator Kinerja Sasaran Angka Harapan Hidup (AHH) dilaksanakan oleh 1 (satu) PD, yaitu Dinas Kesehatan dengan 1 (satu) indikator kinerja Sasaran. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 33,79%. Terdapat efisiensi realisasi pengugunaan anggaran sebesar Rp ,00 atau 66,21%, dan untuk Program Kegiatan Jaminan Persalinan untuk 4 RTK/ kasus dengan anggaran sebesar Rp ,00 atau 0,00% anggaran tersebut dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak direalisasi penggunaan anggarannya atau tidak diserap dikarenakan tidak adanya standar harga untuk sewa kendaraan dan sewa rumah singgah dalam Satuan Harga Tertinggin (SHT) tingkat Kabupaten Bogor. Pelaksanaan Indikator Kinerja Sasaran Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2017 diwujudkan dalam 7 (tujuh) Program Kegiatan, yaitu : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

152 a. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak; b. Program Perbaikan Gizi Masyarakat; c. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat; d. Program Pengembangan Lingkungan Sehat; e. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular; f. Program Peningkatan Pelayanan Lansia; g. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur kualitas hidup masyarakat, yang dalam pengukurannya mencakup sejumlah komponen dasar kualitas hidup melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. 2. Persentase Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pada tahun 2017 terealisasi sebesar 100,00% dari target sebesar 100,00%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%, hal ini menunjukan capai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Sangat Baik karena capian kinerja tahun 2017 masih sama dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana capaian tahun 2016 yaitu sebesar 100,00% dari target capai 100%. Hal ini karenakan RSUD yang ada di Kabupaten Bogor pada 2016 sudah terakreditasi semua, jadi untuk tahun 2017 senantiasa terus mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD. Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pada Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 100,00% dari target RPJMD sebesar 100,00% atau telah tercapai sebesar 100,00%. Persentase UPT Puskesmas pada tahun 2017 terealisasi sebesar 74,15% dari target sebesar 50,00% sehingga capaian kinerjanya sebesar 148,30%, hal ini menunjukan capai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Sangat Baik capian kinerja tahun 2017 masih tinggi dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, dimana capaian tahun 2016 yaitu sebesar 15,00% dari target capai 15,00% sehingga capai kinerja sebesar 100,00%. Hal ini karenakan UPT Puskesmas yang ada di Kabupaten Bogor pada 2016 sudah terakreditasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

153 semua, jadi untuk tahun 2017 senantiasa terus mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD. Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini UPT Puskesmas pada Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 74,15% dari target RPJMD sebesar 15,00% atau telah tercapai sebesar 494,33%. Dalam mewujudkan Indikator Kinerja Sasaran Persentase Rumah Sakit Umum Daerah dan UPT Puskesmas Terakreditasi dilaksanakan oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Kesehatan dengan 1 (satu) indikator kinerja Sasaran. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini, sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 87,12%. Oleh karena realisasi anggaran lebih kecil dari besarnya anggaran maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 atau 12,88%. Faktor efisiensi yang menunjang terhadap sasaran ini di dukung oleh 5 (lima) Program Kegiatan, yaitu sebagai berikut : a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat; b. Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan; c. Pengadaan Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas / Pustu Dan Jaringannya; d. Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya; e. Program Pengadaan Standarisasi Pelayanan Kesehatan. Infrastruktur kesehatan utama yang tersedia di Kabupaten Bogor mencakup rumah sakit, rumah bersalin, balai pengobatan, dan apotek baik swasta maupun milik pemerintah. Tenaga kesehatan yang dimiliki terdiri dari dokter, bidan, perawat, mantra, tabib, dan lainnya. Sampai akhir tahun 2015 tercatat jumlah rumah sakit sebanyak 28 Rumah Sakit yang terdiri dari 4 rumah sakit pemerintah dan 24 swasta, Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tuntutan penyediaan rumah sakit maupun kapasitas tempat tidur menjadi sebuah keharusan untuk menjaga standar pelayanan kepada masyarakat. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah rumah sakit bertambah secara nyata. Demikian pula dengan kapasitas tempat tidur di rumah sakit juga meningkat secara nyata selama beberapa tahun terakhir. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

154 3. Persentase Masyarakat yang Memiliki Jaminan Kesehataan pada tahun 2017 dari target sebesar antar 72-80% terealisasi sebesar 74,15%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 102,98%, hal ini menunjukan capai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Sangat Baik Dibandingkan dengan capai pada tahun 2016 teralisasi sebesar 71,96% dari target sebesar 70,00% atau sebesar 102,80%, dibandingkan dengan capaian tahun Hal ini dikarenakan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dengan cara : (1) Peningkatan sistem penyelenggaraan jamkesda di Tingkat Kabupaten, (2) Penyempurnaan Peraturan Bupati dan sosialisasi program Jamkesda ke 40 kecamatan, (3) Koordinasi yang lebih intens dengan perangkat daerah terkait. Jika dibandingkan dengan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Persentase Masyarakat yang Memiliki Jaminan Kesehataan pada Tahun 2017 sudah teralisasi sebesar 74,15% dari target RPJMD sebesar 70,00% atau telah tercapai sebesar 105,93%. Dalam mewujudkan Persentase Masyarakat yang Memiliki Jaminan Kesehataan dilaksanakan oleh 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu Dinas Kesehatan dengan 1 (satu) indikator kinerja Sasaran. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini, sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,091,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 99,99%. Terdapat efisiensi anggaran penunjang Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin sebesar Rp ,00 atau 0,01%. Faktor pendukung tercapainya sasara ini adalah Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin. Jaminan pelayanan kesehatan daerah dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (PBI) sumber dana Bantuan Provimsi Jawa Barat, program ini diwujudkan dalam pelaksanaan Pelayanan Operasi Katarak dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di Luar Kuota Jamkesmas. E. Pengukuran Capaian Kinerja Misi Kelima Misi Kelima Pemerintah Kabupaten Bogor adalah Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik Misi Kelima tersebut dilaksanakan dengan 1 (satu) Sasaran Strategis, sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

155 Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi. Pengukuran capaian kinerja pada Misi Kelima Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik dilakukan pada setiap indikator kinerja dan target kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja yang dicapai dalam misi tersebut selama kurun waktu tahun Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada Misi Kelima menunjukkan bahwa pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2017 pada Misi Kelima tersebut diperoleh sebesar 110,10%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun pencapaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran pada Misi Kelima di capai dalam 1 (satu) sasaran Strategis, yaitu sebagai berikut : Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kelima pada Tahun 2017 No Sasaran Strategis 1 Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi Rata-Rata Capaian tahun ,10 Rata-Rata Capaian Sasaran 110,10 Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2017 yang membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran adalah, sebagai berikut : Sasaran 1 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

156 terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi menunjukkan bahwa pada tahun 2017 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 110,10 %. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi pada tahun 2017 dapat dilihat dalam Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi pada Tahun 2016 dan 2017 No Indikator Kinerja Sasaran 1. Persentase Layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD 2. Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah 3. Indeks reformasi birokrasi Satuan Tahun 2016 Tahun 2017 Capaian Kinerja Target Realisasi Target Realisasi thn 2016 Capaian kinerja thn 2017 Target akhir RPJMD thn 2018 opd 78,00 78,00 100,00 78,00 78,00 100,00 100,00 100,00 jaring an -80,00 80,00 100,00 80,00 80,00 100, ,00 % , ,13 40, (%) 4. Pelayanan Perizinan berstandar ISO 5. Indeks kepuasan masyarakat 6. Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah 7. Pendapatan Asli Daerah 8. Nilai Akuntabilitas Kinerja "Baik 9. Persentase penduduk yang mempunyai KTP-el 10. Persentase pemilihan kepala desa yang dilakukan secara demokratis izin/n on izin ,00 49,18 68,00 77, ,00 100,00 % , ,99 102,73 Opini BPK Rp WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 2,292,17 5,674, ,207,85 9,554,00 0 2,592,83 8,501, Nilai CC CC 100,00 CC B B B B 115,74 % 90,63 87, ,00 110,57 110,57 100, % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Rata-Rata Capaian ,10 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

157 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam 1 (satu) Sasaran Strategis yaitu Meningkatnya kualitas tata pemerintahan daerah di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi Pada tahun 2017, sebagai berikut: 1) Capaian Kinerja untuk Persentase Layanan Pengaduan Masyarakat di seluruh OPD pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 78 OPD, terealisasi sebesar 78 OPD atau sebesar 100,00%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan yang sama jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, yaitu sebesar 100,00%. Hal ini disebabkan: - Pada Tahun 2014 target Indikator tersebut 38 OPD dengan realisasi 38 OPD atau 100%. Layanan Pengaduan Masyarakat di mulai Tahun 2014 dengan membangun Aplikasi Sistem Aspirasi Masyarakat dan sudah terkoneksi di 38 OPD melalui website Kabupaten Bogor dengan nama Laras Online untuk menampung pengaduan masyarakat; - Pada Tahun 2015 target indikator ini 78 OPD dengan realisasi 78 OPD atau 100%. Target pembangunan aplikasi ini terealisasi pada Tahun 2015 di 78 OPD yang kemudian dikenal dengan SMS Center yakni system aplikasi pengaduan masyarakat berbasis daring atau online. Fasilitas ini untuk mengelola pengaduan masyarakat baik menggunakan SMS atau Submitbox. Layanan Pengaduan Masyarakat di Tahun 2015 akan lebih ditingkatkan dengan adanya Juknis tentang Layanan Pengaduan Masyarakat dan Aplikasi Aspirasi Masyarakat akan selalu diperbaharui sesuai kebutuhan. - Pada Tahun 2016 Indikator Tersedianya Layanan Pengaduan Masyarakat diseluruh OPD dan Desa dengan target 78 OPD dengan realisasi 78 OPD atau 100%, dan - Pada Tahun 2017 Indikator Tersedianya Layanan Pengaduan Masyarakat diseluruh OPD dan Desa dengan target 76 PD dengan realisasi 76 PD atau 100% dengan Terbangunnya Media Center sebagai pusat Layanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat. Layanan Pengaduan Masyarakat juga diperkuat dengan terbitnya Peraturan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

158 Bupati Bogor Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai saat ini capaian kinerja untuk Persentase Layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD telah tercapai 100% dari target 78 OPD, 2) Capaian Kinerja Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah pada tahun 2017 ditargetkan 80,00 jaringan dengan realisasi 80,00 jaringan atau sebesar 100,00%, Kondisi tersebut mengalami peningkatan yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, yaitu sebesar 100,00%. Hal ini disebabkan: - Pada Tahun pertama pembangunan Jaringan Komunikasi dimulai Tahun 2014 dengan membangun Jaringan melalui sistem FO di 33 Titik, yaitu 29 OPD dan 4 Perkantoran, yaitu sebagai berikut: 1. Bappeda 18. BKPP 2. DTRP 19. BPT 3. Disbudpar 20. DBMP 4. KLPBJ 21. DKP 5. Disdik 22. DTBP 6. Disperindag dan UKM 23. Dinas Kesehatan 7. Dinas Pol PP 24. Dispenda 8. DPKBD 25. DESDM 9. Disdukcapil 26. Diskominfo 10. Disnakertrans 27. RS. Cibinong 11. Distanhut 28. BPMPD 12. Disnakan 29. Kesbangpol 13. KAPD 30. Kantor Bupati 14. BPPKB 31. Rumah Dinas Bupati 15. Inspektorat 32. Gedung Perpustakaan 16. Setwan 33. Taman Perpustakaan 17. Setda LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

159 - Pada Tahun 2015 target Indikator tersebut yaitu 80 Jaringan dengan realisasi 80 jaringan atau 100%, yaitu: a. Pembangunan Jaringan Komunikasi di Tahun 2015 dengan membangun Jaringan melalui Kombinasi di 51 Titik, yaitu 49 OPD dan 2 Perkantoran. - Dengan sistem FO dibangun di 5 Titik, yaitu Dispora, Korpri, DPBD, DLLAJ dan Kec. Cibinong. - Dengan sistem 3G dibangun di 4 Titik, yaitu Kec. Tenjolaya, Tenjo, Sukamakmur, Tanjungsari. - Dengan sistem Point To Point Tunneling (PPTP) dibangun 40 Titik, yaitu RS. Ciawi, RS.Cileungsi, RS. Leuwiliang, BKP5K, BLH, dan 35 Kecamatan. b. Dengan dibangunnya Jaringan Intranet mulai Tahun 2014 sudah terkoneksi di 29 OPD dan mulai Tahun 2015 terkoneksi pada 78 OPD (38 OPD Teknis, 40 Kecamatan). c. Sistem Informasi yang sudah menggunakan Jaringan Intranet ini mulai Tahun 2014 adalah SIPKD, RKPD Online, Atisisbada, Layanan Pengaduan Masyarakat, SiRup, E-Monev. - Tahun 2016 target Indikator tersebut 80 Jaringan dengan realisasi 80 jaringan atau 100%, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan pembangunan jaringan intranet pada tahap ketiga untuk 101 Puskesmas dan 17 kelurahan dengan target penyelesaian pada awal Desember Jaringan Intranet menggunakan dua alat yang berbeda, untuk pembangunan jaringan di 38 OPD lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor. Adapun pembangunan jaringan di Kecamatan Cibinong menggunakan serat optic, sementara pembangunan jaringan intranet di 40 Kecamatan 17 Kelurahan dan 101 Puskesmas menggunakan Tunneling yang tersambung dengan Menara milik Telkom dan; - Tahun 2017 target Indikator tersebut pada Renstra dan RPJMD 80 Jaringan dengan realisasi 80 jaringan atau sebesar 100% pada tahun 2017, tidak ada penambahan dalam pembangunan hanya pengelolaan jaringan di 76 Perangkat Daerah. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

160 Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah telah tercapai sebesar100% dari target 80 jaringan. 3) Capaian Kinerja Indeks Reformasi Birokrasi merupakan Unsur Pelayanan Publik capaian kinerja pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 40,00% dengan realisasi 59,25% sehingga pencapaian kinerjanya telah tercapai sebesar 148,13%, Indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2016, Hal ini karena digunakan sebagai pendukung perhitungan Indeks Reformasi Birokrasi pada tingkat kabupaten Bogor, Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran bahwa indikator kinerja yang ditetapkan menghasilkan capaian kinerja yang mencapai target yaitu Indeks reformasi birokrasi bermakna sangat baik. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Indeks Reformasi Birokrasi telah tercapai sebesar 59,25% dari target sebesar 40,00% atau sebesar 148,13%. 4) Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan berstandar ISO pada tahun 2017 ditargetkan 68 Jenis izin/non izin perusahaan terealisasi sebesar 77 Jenis izin/non izin perusahaan yang berstandar ISO artinya capaian kinerja sebesar 113,24% mengalami peningkatan jika dibandingkat dengan capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 49,18%, menjadi sebesar 113,24% tahun Hal ini dikarenakan pada tahun 2016 Perizinan berstandar ISO ditargetkan sebanyak 61 Jenis izin terealisasi sebanyak 30 Jenis izin sehingga capaian kinerja sebesar 49.18%, tingginya target sebanyak 61 jenis izin berdasarkan perubahan pada target Renstra Perubahan DPMPTSP Tahun untuk kinerja tahun 2017 dan 2018 dan mengacu pada perubahan RPJMD Kab. Bogor tahun , dan pada tahun 2017 Perizinan berstandar ISO ditargetkan untuk pelayanan 68 Jenis izin dan terealisasi sebanyak 77 Jenis izin yang berstandar ISO artinya capaian kinerja sebesar 113,23%. Jika Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Perizinan berstandar ISO telah tercapai 113,24% dari target 77 izin/non izin perusahaan atau sebesar100,00%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

161 5) Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Layanan masyarakat terhadap Pelayanan Perizinan ditargetkan sebesar 74,96% terealisasi sebesar 76,11% sehingga pencapaian kinerjanya dapat dicapai sebesar 101,53%, melebihi target yang sudah ditetapkan, hal tersebut mengalami peningkatan apabila di bandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, yaitu sebesar 100,00%. Hal ini dikarenakan dengan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah karena tersedianya data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang dilakanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor melalui nilai survey kepaan masyarakat (SKM), atribut layanan yang dianggap penting oleh masyarakat serta saran-saran masyarakat untuk perbaikan pelayanan. Adapun Maksud dan tujuan dari kegiatan pengukuran survey kepuasan masyarakat (SKM), adalah: i. Untuk mengetahui dan mempelajari tingkat kinerja pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor, survey kepuaan masyarakat (SKM) adalah merupakan gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan yang dapat dijadikan sebagai bahan unruk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. ii. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan melalui hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik; iii. Untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan daripada pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor sebagai salah satu unit penyelenggaraan pelayanan publik; iv. Untuk mengetahui kinerja aparatur penyelenggaraan pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor; v. Adanya data dan informasi untuk bahan pertimbangan kebijakan yang perlu diambil pada waktu yang akan datang dan memacu peraingan poitif, antar unit penyelenggara pelayanan dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

162 vi. Sebagai saran pengawasan bagi masyarakat terhadap kinerja penyelenggara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor; vii. Untuk mengetahui dan mempelajari segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogorebagai upaya pemenuhan kebutuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundangundangan. Manfaat daripada penyusunan survey kepuasan masyarakat (SKM) merupakan kegiatan yang sangat penting karena hasilnya dapat bermanfaat, yaitu: 1. Survey Kepuasan Masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor; 2. Diketahuinya tingkat kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik; 3. Adanya perbandingan antara harapan dan kebutuhan dengan pelayanan melalui informasi tentang kepuaan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaraan pelayanan publik; 4. Diketahuinya tingkat kepuasan pelayanan melalui hail pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik; 5. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unur dalam penyelenggaran pelayanan publik; 6. Diketahui gambaran umum tentang kinerja unit pelayanan oleh mayarakat 7. Memudahkan pihak berwenang dalam mempertimbangkan guna penetapan kebijakan pada masa yang akan datang; 8. Munculnya persaingan positif, antar unit penyelenggaran pelayanan dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

163 9. Sebagai sarana pengawasan bagi masyarakat terhadap kinerja pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor; Adapun jenis kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Perizinan yang dilaksanakan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor yaitu kegiatan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Perizinan. Anggaran yang tersedia untuk kegiatan Survey Kegiatan Masyarakat terhadap Pelayanan Perizinan sebesar Rp ,00 yang terjadi menjadi Belanja Pegawai dan Belanja Barang Jasa. Tempat Pelaksanaan kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Perizinan yaitu di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor dilaksanakan selama 1 tahun anggaran yang dimulai pada bulan Januari s.d Desember Daya dukung personil untuk kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan perizinan berjumlah 10 (sepuluh) orang. Pelaksanaan kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan terpadu, yaitu: 1. Penyusunan kerangka acuan kerja; 2. Inventarisasi Data Primer Pendukung Survey Kepasan Masyarakat; 3. Pembahasan dan Pembuatan Laporan; 4. Pembahasan dan Pembuatan Laporan Akhir. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Indeks Kepuasan Layanan masyarakat terhadap Pelayanan Perizinan telah tercapai 101,53% dari target 74,96% atau 102,73%. 6) Capaian Kinerja Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada 4 kriteria yakni kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaen Bogor tahun 2016 yang diperiksa pada tahun 2017 mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini ini diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

164 salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian. Indikator Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah merupakan Indikator kinerja yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Bogor, indikator tersebut merupakan indikator konkuren antara Inspektorat Kabupaten Bogor sebagai lembaga pengawasan dan BPKAD Kabupaten Bogor sebagai lembaga pengelola keuangan daerah dan sekaligus lembaga yang melakukan pembinaan atas penatalaksanaan keuangan daerah. Indikator kinerja tersebut dapat diukur dari hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bogor oleh Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan sebagai pengawas eksternal melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah guna menilai sejauhmana penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan memberikan Opini atas pengelolaan Laporan Keuangan Daerah terutama dalam pengelolaan asset daerah, piutang dan persediaan dari keterukurannya, dapat ditelusuri, dan pengakuannya. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, dalam laporan BPK Nomor 25A/LHP/XVIII.BDG/05/2017 tanggal 29 Mei 2017 Juni 2015, BPK menyatakan Opini, Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan memperbaiki kelemahan sistem pengendalian intern dalam penyusunan laporan keuangan dan semakin memperhatikan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Kabupaten Bogor telah memberikan solusi dalam upaya pengawalan Opini sebagai berikut : 1. Laporan keuangan yang disebut diatas telah disajikan sesuai dengan SAP; 2. Telah menyajikan semua data material dan informasi yang diperlukan; 3. Semua transaksi yang material sudah dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan; 4. Semua rekening semua pejabat terkait dengan jabatannya dalam pemerintahan sudah dicatat atau diungkapkan dalam laporan keungan; 5. Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki hak penuh atas aset yang dimiliki, dan tidak terdapat gadai atau penjaminan atas aset tersebut; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

165 6. Sampai saat ini tidak mengetahui adanya tindakan pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang dampaknya perlu diungkapkan dalam laporan; 7. Semua kewajiban material sudah dicatat atau di ungkapkan dalam laporan keuangan; 8. Tidak terdapat tagihan yang belum dinyatakan dan harus dinyatakan tetapi belum diungkapkan; 9. Pemerintah Kabupaten Bogor telah memenuhi semua aspek perjanjian kontrak yang akan mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan jika terjadi pelanggaran; 10. Tidak terdapat peristiwa atau transaksi material yang terjadi setelah tanggal 31 Desember yang belum dicatat dan ungkapkan dalam capaian laporan keuangan; 11. Tidak terdapat kecurangan material (kesalahan disengaja, penghilangan jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan) dan keuangan lain yang melibatkan pimpinan atau pegawai yang memiliki peran penting dalam pengendalian intern; 12. Menilai efektifitas sistem pengendalian intern dalam hal: a. Kendala pelaporan keuangan transaksi-transaksi telah dicatat, diproses, dan diringkas secara memadai untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku oleh pengambialihan, penggunaan atau pelepasan hak yang tidak sah; b. Ketaatan pada peraturan yang belaku transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berdampak langsung dan material terhdapa laporan keuangan. 13. Semua kelemahan signifikan yang ada pada perancangan dan pelaksanaan pengendalian intern yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan Pemerintah Kabupaten Bogor dalam mencapai tujuan pengendalian intern dan mengindikasikan kelemahankelemahan yang material; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

166 14. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan sistem pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang keuangan negara dan SAP; 15. Mengidentifikasikan dan mengungkapkan semua peraturan dan undang-undang yang berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah dalam laporan keuangan; 16. Telah menyampaikan semua kejadian ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya upaya-upaya tersebut diharapkan jumlah yang dikecualikan menurun, berkurangnya SKPD yang menyebabkan pengecualian, dan berkurangnya jumlah pengecualian berdasarkan nilai, sehingga Pemerintah Kabupaten Bogor dapat mempertahankan Opini BPK atas pengelolaan keuangan daerahnya. 7) Indikator Kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2017 ditargetkan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 117,44%. Kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 sebesar %. Hal ini dikarenakan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah di tahun 2017 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 051/1092-Prolap tentang Perubahan Indikator Kinerja Utama dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor. Indikator kinerja Presentase Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah dan Presentase Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah, lebih kecil jika dibandingkan dengan target yang dihitung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran Hal tersebut dikarenakan penetapan target pada Surat Keputusan Kepala BAPPENDA Nomor 051/1092-Prolap tentang Perubahan Indikator Kinerja Utama dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor menggunakan data APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017 sebelum perubahan anggaran, yaitu jumlah pendapatan daerah sebesar Rp ,00 dan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,00 atau persentase sebesar Presentase Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

167 Daerah sebesar 36.37%. Jumlah Pendapatan Daerah tersebut belum memperhitungkan dana alokasi cukai hasil tembakau, hibah BOS serta bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, sedangkan target indikator kinerja berdasarkan penetapan APBD Perubahan Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017, seluruh komponen pendapatan daerah mengalami peningkatan dari anggaran sebelumnya dan telah mengakomodir target pendapatan dari dana alokasi cukai hasil tembakau, hibah BOS serta bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya sehingga unsur penyebut pada perhitungan persentase menjadi lebih besar, yaitu jumah pendapatan daerah menjadi sebesar Rp ,00 dengan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,00, maka perhitungan Presentase Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah menjadi lebih kecil yaitu sebesar 33.42%. Realisasi Pendapatan Daerah per 31 Desember 2017, menunjukkan capaian yang tinggi yaitu sebesar Rp ,73 capai tersebut dikontribusi oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,00 atau Realisasi Indikator Kinerja Presentase Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah sebesar 37.17%. Persentase tersebut menujukkan bahwa Indikator Kinerja Presentase Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah melebihi target kinerja yang ditetapkan sebesar %. Dan adapun keberhasil pencapaian, sebagai berikut: - Obyek pajak daerah bekerja sama dengan Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor dalam penagihan piutang ke para wajib pajak yang bernilai tinggi; - PBB dilakukan optimalisasi dengan mobil Banking dengan harapan lebih mendekatkan lagi khususnya pelayanan ke obyek pajak/wajib pajak dan UPT; - BPHTB di akhir tahun 2017 dilakukan oleh amnesty sekarang dapat menarik/memungut pajak; Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai saat Indikator Kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD) telah tercapai sebesar Rp ,00 dari target sebesar Rp ,00, atau sebesar 115,74%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

168 8) Indikator Kinerja Nilai Akuntabilitas Kinerja Baik dengan target nilai AKIP minimal nilai CC, meningkat menjadi nilai B tahun 2017, dan untuk penilaian Hasil Evaluasi AKIP tahun 2016 yang sebelumnya hanya memperoleh nilai CC, saat dilakukan evaluasi nilainya naik menjadi satu tingkat dari tahun 2016 yakni memperoleh nilai minimal CC, menjadi minimal nilai B tahun hal ini dikarenakan indikator tersebut dilaksanakan setelah perubahan RPJMD Kabupaten Bogor pada tahun Jika dibandingkan dengan Kondisi Akhir RPJMD Kabupaten Bogor sampai dengan saat ini Persentase Perangkat Daerah dengan Nilai AKIP minimal B, 9) Capaian Kinerja Persentase penduduk yang mempunyai KTP-Elektronik tahun 2017 dari rencana target sebesar 100% terealisasi sebesar %, Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 yaitu sebesar 96.77%, hal ini dikarenakan pengadaan blanko yang di distribusikan oleh pusat sudah relatif lancar dan dengan adanya penambahan kuota bandwith 3 (tiga) jaringan internet menjadikan proses rekam dan penerbitan lebih cepat, selain itu tahun 2017 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor menerapkan sistem undangan rekam KTP Elektronik kepada penduduk dengan bekerja sama dengan Kantor Kecamatan- Kecamatan dan Kelurahan/Desa se-kabupaten Bogor. Sehingga keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , sangat tergantung dari kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara pemangku kepentingan di Kabupaten Bogor. Sebagai bentuk dukungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor untuk tercapainya visi misi Bupati yang dituangkan dalam 25 (dua puluh lima) penciri tersebut yaitu dengan melakukan program/kegiatan inovasi pada pelayanan dokumen kependudukan sehingga diharapkan seluruh masyarakat Kabupaten Bogor pada akhir periode tahun 2018 mempunyai KTP-Elektronik sesuai dengan penciri ke 19 (sembilan belas). 10) Capaian Kinerja Persentase Pemilihan Kepala Desa yang dilakukan secara demokratis tahun 2017 dari rencana target sebesar 100,00% terealisasi sebesar 100,00%, Kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun Hal ini dikarenakan pelaksanaan pemilihan kepala Kepala Desa adalah sebagai upaya untuk LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

169 meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga masyarakat dalam berdemokrasi untuk memilih calon Kepala Desa yang mampu sebagai pemimpin yang dapat mengayomi masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu menjalani roda pemerintahan di desa dalam bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, bidang pembangunan, bidang Pembinaan Kemasyarakatan dan bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan, tujuan dilaksanakannya pemilihan Kepala Desa, sebagai berikut: 1. Memberikan hak dan kewajiban warga masyarakat untuk berperan aktif berdemokrasi dalam hal memilih calon kepala desa dan dipilih sebagai calon kepala desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Memberikan kesempatan dan peluang terhadap warga masyarakat untuk menjadi putra terbaik sebagai pemimpin di desanya. 3. Terpilihnya seorang pimpinan di desa (Kepala Desa) untuk diberikan kepercayaan dari masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan dalam kurun waktu 6 (enam) tahun periodisasi/masa bhakti. Dasar hukum: 1. Undang-Undang 6 Tahun 2014 tentang Desa; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa; 6. Peraturan Bupati Bogor Nomor 29 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2016 tentang Perubahan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

170 Atas Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemilihan Dan Pemberhentian Kepala Desa; Adapun sasaran pelaksanaan pemilihan kepala desa adalah merupakan desa yang akan melaksanakan pemilihan kepala desa secara serentak gelombang I tahun 2017sebanyak 36 (tiga puluh enam) Desa di 26 (dua puluh enam) kecamatan dan Desa yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu sebanyak 3 (tiga) di 3 (tiga) kecamatan, dan peserta pelaksanaan pemilihan kepala desa adalah warga masyarakat hak pilih, Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pengurus kelembagaan di desa dan Panitia Pemilihan Kepala Desa, dan mengusulkan pengesahan dan pelantikan terhadap Calon Kepala Desa Terpilih dari Kepala DPMD Kabupaten Bogor kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dengan proses penerbitan Surat Keputusan Bupati dan Pelantikan/Sumpah dan Janji Kepala Desa Terpilih, yang dilaksanakan dengan 2 (dua) tahapan, yaitu : 1. Pelantikan/Sumpah dan Janji Kepala Desa Terpilih tahap I sebanyak 32 Kepala Desa dari 24 Kecamatan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017 bertempat di Gedung Serbaguna I Setda Kabupaten Bogor; 2. Pelantikan/Sumpah dan Janji Kepala Desa Terpilih tahap II sebanyak 4 Kepala Desa dari 4 Kecamatan yang dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2017 bertempat di Pendopo Bupati Bogor. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Capaian Kinerja Persentase Pemilihan Kepala Desa telah tercapai 100,00%. Dalam mewujudkan Sasaran tersebut pada Misi Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik dilaksanakan oleh 8 (delapan) Perangkat Daerah, yaitu: 1. Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bogor; 2. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor; 3. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpatu Satu Pintu Kabupaten Bogor; 4. Badan Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bogor; 5. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

171 6. Inspektorat Kabupaten Bogor; 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor; 8. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bogor. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diwujudkan dengan 16 (tujuh belas) Program Utama, yaitu : 1. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa; 2. Program Kerjasama Informasi dan Media Massa; 3. Program Optimalisasi Penanganan Pengaduan Masyarakat; 4. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur; 5. Program Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal; 6. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Program Keuangan Daerah; 8. Program Peningkatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah; 9. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH; 10. Program Peningkatan Profesionalisme; 11. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan; 12. Program Penataan Administrasi Kependudukan; 13. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa; 14. Program Pembinaan Kelembagaan Pemerintahan Desa; 15. Program Pembinaan Kelembagaan Masyarakat Perdesaan; 16. Program Pembinaan dan Pengembangan Kerjasama Desa. Dengan 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Sasaran, Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini sebesar Rp ,00 yang terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 98,20%, maka diperoleh efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp ,00 (1,80%). 3.2 Realisasi Anggaran Akuntabilitas Keuangan Akuntabilitas keuangan Kabupaten Bogor dapat digambarkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Kabupaten Bogor tahun anggaran LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

172 Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Bogor tahun 2017 sebesar Rp ,73,- atau 102,12% dari Anggarannya sebesar Rp ,- dan realisasi belanja daerah sebesar Rp ,00,- atau 92,51% dari Anggaran sebesar Rp ,- sehingga pada tahun 2017 anggaran APBD Kabupaten Bogor surplus sebesar Rp ,73,-. Realisasi pembiayaan daerah dari sisi penerimaan daerah pada tahun 2017 sebesar Rp ,33,- yang merupakan rincian dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu Rp ,33,-, Pembentukan Dana Cadangan Rp ,- dan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Rp ,-. Pada tahun 2016 realisasi pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp ,- yang digunakan untuk Pembentukan Dana Cadangan sebesar Rp ,- dan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp ,-. Realisasi pendapatan daerah sebesar Rp ,73,- dari jumlah tersebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor memberikan kontribusi sebesar Rp ,73,- terhadap total pendapatan daerah. realisasi PAD ini melebihi target yang telah direncanakan sebelumnya yaitu Rp ,-. atau sebesar 113,59 %. Realisasi belanja daerah pada tahun 2017 sebesar Rp ,- Pemerintah Kabupaten Bogor berhasil melakukan penghematan Rp ,- dari anggaran belanja daerah yang telah direncanakan sebesar Rp ,-. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

173 3.2.2 Pengelolaan Pendapatan Daerah A. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Perkembangan pendapatan maupun belanja daerah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jika dibandingkan tahun anggaran 2016, pada tahun anggaran 2017 mengalami peningkatan yaitu : untuk realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2016 sebesar Rp ,00,- meningkat menjadi sebesar Rp ,73,- pada tahun angaran Realisasi Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2017 dapat digambarkan berikut ini. NO Tabel Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Bogor Tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan Pengelolaan Pendapatan Daerah U R A I A N JUMLAH Anggaran dan Realisasi Tahun 2017 Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % Realisasi Tahun I PENDAPATAN DAERAH , Pendapatan Asli Daerah , Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah , Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d tanggal 31 Desember 2017 ( per tanggal 6 maret 2018) Target pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017, secara keseluruhan dapat direalisasikan sebesar Rp ,- atau 102,12% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,- dengan rincian capaian kinerja pendapatan berdasarkan jenis penerimaan sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat direalisasikan sebesar Rp ,- atau 113,59% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,-. PAD tersebut terdiri dari Penerimaan dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain PAD yang Sah. Realisasi PAD melebihi target yang ditetapkan disebabkan hal sebagai berikut : 1) Optimalisasi penagihan dan peningkatan frekuensi pemeriksaan Pajak Daerah; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

174 2) Koordinasi dan sinergi dengan intansi vertikal serta OPD pengelola penerimaan pendapatan; 3) Sosialisasi terhadap wajib pajak antara lain melalui pelaksanaan Gebyar Pajak sebagai wujud apresiasi terhadap Wajib Pajak yang taat; 4) Peningkatan penyediaan sarana pendukung guna lebih mendekatkan pelayanan kepada wajib pajak pajak dan wajib retribusi; 5) Peningkatan kemudahan pembayaran pajak daerah bagi wajib pajak melalui penyetoran lewat ATM; 6) Peningkatan penerimaan pendapatan daerah sebagai dampak dari peningkatan nilai jual obyek pajak (NJOP) PBB dan BPHTB karena kegiatan analisa zona nilai tanah b. Dana Perimbangan dapat direalisasikan sebesar Rp ,- atau 94,55% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Pendapatan Dana Perimbangan, terdiri dari pendapatan Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Realisasi dana perimbangan mendekati target yang ditetapkan disebabkan hal-hal sebagai berikut : 1) Meningkatkan koordinasi yang intensif dengan pemerintah pusat serta Instansi vertikal yang ada di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor; 2) Penyediaan data dasar perhitungan dana perimbangan; c. Lain-lain Pendapatan yang Sah dapat direalisasikan sebesar Rp ,- atau 99,57% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Lain-lain pendapatan daerah, terdiri dari Pendapatan Hibah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah, Dana Alokasi Cukai Tembakau serta Dana Transfer Lainnya. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

175 Sementara itu, apabila diperhatikan berdasarkan proporsi dari realisasi masing-masing komponen pendapatan daerah terhadap total realisasi pendapatan daerah sebagai berikut : 1) PAD proporsinya sebesar 37,17%; 2) Dana Perimbangan proporsinya sebesar 39,33%; dan 3) Lain-lain Pendapatan yang Sah proporsinya sebesar 23,50%. Berdasarkan hasil penelitian dari Kementerian Dalam Negeri bahwa rata-rata kontribusi PAD Kabupaten/Kota di Indonesia yang hanya sekitar 8%, hal tersebut menunjukkan komposisi Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor sudah cukup baik berada jauh diatas rata-rata kontribusi PAD Kabupaten/Kota di Indonesia. Tabel Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2017 No Uraian Realisasi (Rp) Proporsi (%) PENDAPATAN DAERAH ,73 100,00 I PENDAPATAN ASLI DAERAH ,17 II DANA PERIMBANGAN ,33 III LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH ,50 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) Selanjutnya, secara terperinci capaian kinerja dari masing-masing jenis pendapatan daerah pada setiap komponen pendapatan dijelaskan sebagai berikut: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a) Hasil Pajak Daerah Realisasi Hasil Pajak Daerah memberikan kontribusi sebesar 68,89% terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Dari 10 jenis pajak daerah yang ada, secara keseluruhan dapat melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu Rp ,00 yang secara kumulatif terealisasi sebesar 117,16% atau Rp ,00 Realisasi BPHTB menunjukkan persentase tertinggi dibandingkan dengan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

176 9 jenis pajak daerah lainnya yaitu mencapai 144,2%, hal tersebut disebabkan karena adanya kebijakan tax amnesty pada akhir tahun 2017 sehingga banyak terjadi transaksi yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam target. Sedangkan realisasi pajak hotel walauun melebihi 100% namun persentase realisasinya terendah jika dibandingkan dengan 9 jenis pajak daerah lainnya yaitu sebear 102. hal ini disebabkan karena terdapat hotel besar yang sebelumnya memberi kotribusi pajak hotel yang cukup besar sedang melakukan renovasi sehingga tidak dapat beroperasi, selain itu kebijakan pemerintah pusat untuk mengurangi kegiatan rapat di hotel pun berdampak pada menurunnya pajak hotel, khususnya hotel-hotel di wilayah Kecamatan Megamendung dan Cisarua yang sebelumnya banyak melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Rincian realisasi pada masing-masing komponen Pajak Daerah disajikan pada tabel Tabel Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2017 ANGGARAN TAHUN 2016 NO. URAIAN PENERIMAAN TARGET (setelah perubahan) REALISASI A PAJAK DAERAH ,16 % 1 Pajak Hotel ,03 2 Pajak Restoran ,79 3 Pajak Hiburan ,14 4 Pajak Reklame ,30 5 Pajak Penerangan Jalan ,15 6 Pajak Parkir ,83 7 Pajak Air Tanah ,70 8 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ,19 9 Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan ,46 10 Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ,43 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

177 b) Hasil Retribusi Daerah Jenis retribusi daerah di Kabupaten Bogor adalah sebanyak 16 jenis retribusi. Sementara itu, apabila dikelompokkan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, jenis retribusi daerah dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu : (1) Retribusi Jasa Umum sebanyak 7 jenis; (2) Retribusi Jasa Usaha sebanyak 5 jenis; dan (3) Retribusi Perizinan Tertentu sebanyak 4 jenis. Apabila dirinci berdasarkan Perangkat Daerah pengelola, dari 16 jenis retribusi daerah, terdapat 2 (dua) jenis retribusi yang ditangani lebih dari 1 (satu) Perangkat Daerah, yaitu : (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang dan RSUD Cileungsi; (2) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Realisasi Retribusi Daerah memberikan kontribusi sebesar 5,80% terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Secara total, retribusi daerah tersebut dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 105,21% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,00 Pada Tahun 2017, retribusi daerah yang dapat direalisasi sebanyak 14 jenis retribusi daerah, sedangkan 2 jenis retribusi daerah tidak terdapat target dan realisasi. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi karena pada Tahun 2017 masih dalam pembahasan peraturan daerah tentang tarif retribusi sehingga belum dapat direalisasi sedangkan Retribusi Tempat Khusus Parkir dikarenakan Pemerintah Kabupaten Bogor tidak menarik retribusi tersebut. Namun terdapat 4 jenis retribusi daerah yang realisasinya dibawah 100% antara lain retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus sebesar 53.70%, retribusi tempat rekreasi dan olahhraga sebesar 81%, retribusi ijin gangguan sebesar 44.09% dan retribusi ketenagakerjaan sebesar 9.80%. Tidak tercapainya target retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang semula dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan pada Tahun 2016, menjadi dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada Tahun 2017 dikarenakan kurangnya sarana dan prasana LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

178 NO pendukung dan sumber daya yang mengelola retribusi tersebut. Sedangkan retribusi tempat rekreasi dan olahhraga yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan destinasi wisata Goa Gudawang belum banyak menarik perhatian wisatawan karena masih belum memadainya sarana dan prasarana pendukung di area wisata dan promosi dilakukan. Adapun tidak tercapainya target retrisbusi ijin gangguan disebabkan pada pertengahan Tahun 2017 dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan yang merupakan amanat Presiden RI karena terkait dengan ease of doing business dan daya saing, namun hal tersebut berdampak pada pencapaian target retribusi daerah. Selain itu retribusi ketenagakerjaan tidak mencapai target dikarenakan terdapatnya tenaga kerja asing yang telah habis masa kontrak kerja dan kembali ke negaranya.rincian realisasi pada masing-masing komponen Retribusi Daerah disajikan pada tabel 3.31 di bawah ini. Tabel Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2017 URAIAN PENERIMAAN ANGGARAN TAHUN 2017 TARGET REALISASI % B RETRIBUSI DAERAH , ,00 105,21 I. Retribusi Jasa Umum , ,00 109,46 1. Retribusi Pelayanan Kesehatan , ,00 120,00 a. Dinas Kesehatan , ,00 114,40 c. Puskesmas , ,00 120,04 2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan , ,00 100,88 3. Ret. Pel. Pemakaman/Pengabuan Mayat , ,00 109,22 4. Ret. Parkir Tepi Jalan Umum , ,00 101,25 5. Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor , ,00 100,01 6. Ret. Penyediaan dan/atau Penyedotan kakus , ,00 53,70 7. Ret. Pengendalian Menara Telekomunikasi II. Retribusi Jasa Usaha , ,00 129,28 1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ,00 139,69 a. Bagian Umum Setda - - b. BPKAD , ,00 132,52 c. DPUPR , ,00 145,89 2. Retribusi Terminal , ,00 104,70 3. Reribusi Tempat Khusus Parkir Retribusi Rumah Potong Hewan , ,00 101,08 5. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga , ,00 81,00 III. Retribusi Perijinan Tertentu , ,00 102,80 1. Ret. Ijin Mendirikan Bangunan , ,00 105,45 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

179 2. Ret. Ijin Gangguan , ,00 44,09 3. Ret. Ijin Trayek , ,00 100,06 4. Ret. Ketenagakerjaan , ,00 91,80 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Realisasi PAD dari komponen Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara kumulatif adalah Rp ,- atau sebesar 100,21% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,- Rincian target dan realisasi Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, disajikan pada Tabel NO 1. Tabel Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2017 URAIAN PENERIMAAN Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kahuripan ANGGARAN TAHUN 2017 TARGET REALISASI , ,00 100, , ,00 100,35 2. BUMD Bank Jabar banten , ,00 100,00 3. PD. Perkreditan Kecamatan PD. Bank Perkreditan Rakyat , ,00 100,41 5. PD. Pasar Tohaga , ,00 100,00 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) % d) Lain-Lain PAD yang Sah Realisasi dari komponen Lain-lain PAD yang Sah secara kumulatif adalah sebesar Rp ,- atau 107,20% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp ,- Rincian target dan realisasi Komponen Lain-lain PAD Yang Sah, disajikan pada Tabel LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

180 Tabel Realisasi Komponen Lain-lain PAD Yang Sah Tahun 2017 NO URAIAN PENERIMAAN ANGGARAN TAHUN 2017 TARGET REALISASI D LAIN-LAIN PAD YANG SAH Hasil Penjualan Aset Daerah yg tdk dipisahkan ,00 103,900, ,17 2.Penerimaan Jasa Giro ,00 14,696,747, ,26 3.Pendapatan Bunga Deposito ,00 57,887,652, ,91 4.Tuntutan Ganti Kerugian Daerah ,00 24,690, ,39 Pendapatan Denda atas Keterlambatan 5. Pelaksanaan Pekerjaan ,00 6,249,328, ,59 6.Pendapatan Denda Pajak ,00 25,398,853, ,89 7.Pendapatan Denda Retribusi - - 0,00 8.Pendapatan BLUD ,00 347,605,003, ,15 9.Pendapatan Kontribusi (KSO) ,00 317,000, ,23 10.Pendapatan Dana Kapitasi JKN ,00 130,287,324, ,70 11.Dana Penerimaan Lainnya ,00 29,158,435, ,42 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) % 2) Dana Perimbangan Realisasi Dana Perimbangan secara keseluruhan telah mencapai Rp ,- atau 94,55% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp ,-. Total pencapaian realisasi Dana Perimbangan tersebut dikontribusikan oleh Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar 3,48%, Bagi Hasil Pajak sebesar 6,35%, Dana Alokasi Umum sebesar 63,34%, dan Dana Alokasi Khusus sebesar 20,83%. Rinciannya disajikan pada Tabel 3.34 berikut ini. No Tabel Realisasi Komponen Dana Perimbangan Tahun 2017 ANGGARAN TAHUN 2017 URAIAN PENERIMAAN TARGET REALISASI % II DANA PERIMBANGAN , ,00 94,55 1. Bagi Hasil Pajak , ,00 78,25 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

181 No URAIAN PENERIMAAN TARGET ANGGARAN TAHUN 2017 REALISASI % 2. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber , ,00 114,55 daya 3. Dana Alokasi Umum , ,00 100,00 4. Dana Alokasi Khusus , ,00 82,42 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Secara kumulatif Realisasi Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah sebesar Rp ,00 atau 99,57,32%, dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp ,00 Total pencapaian realisasi Lainlain Pendapatan Daerah yang sah dikontribusi oleh Pendapatan Hibah sebesar 0,33%, Pendapatan Hibah BOS sebesar 27,37%, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya sebesar 40,24%, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 23,15% dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 8,89%. Adapun Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah disajikan pada Tabel 3.35 berikut ini. Tabel Realisasi Komponen Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017 ANGGARAN TAHUN 2017 No URAIAN PENERIMAAN % TARGET REALISASI III LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH , ,00 99,57 1. Pendapatan Hibah , ,00 22,00 2. Pendapatan Hibah Program BOS , ,00 10, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya , ,00 102,97 4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , ,00 100,00 5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau , ,00 92,88 Pemerintah Daerah Lainnya Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 s/d 31 Desember 2017 (pertanggal 6 maret 2018) Pendapatan hibah pada tahun 2017 yang bersumber dari dana hibah terusan pemeintah pusat diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur sanitasi masyarakat.. Meknisme penyerapan dana tersebut bersifat reimburse, dalam dalam pelaksanaannya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada Tahun 2017 telah membangun infrastruktur sanitasi masyarakat sebesar Rp ,00. Namun yang dapat dibiayai dari pendapatan hibah hanya sebesar Rp ,00 atau 22% dari target pendapatan hibah yang telah dialokasikan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

182 pada Tahun Sedangkan Rp ,563 dibiayai dari silpa pendapatan asli daerah. Dilihat dari Tabel 3.83 bahwa realisasi pendapatan hibah BOS pada Tahun 2017 melebihi target atau sebesar %. Hal tersebut dikarenakan penerimaan dana BOS berdasarkan tahun ajaran bukan tahun anggaran. Sehingga pembelanjaan dana BOS tersebut diantaranya menggunakan saldo dari Dana BOS pada Tahun 2016 yang diakui sebagai pendapatan. B. Permasalahan dan Solusi Secara keseluruhan bahwa realisasi pendapatan daerah telah melampaui target yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan umum, yaitu : a. Belum terintegrasinya sistem pengelolaan pendapatan daerah baik mengenai Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah; b. Belum optimalnya koordinasi secara sinergis dalam hal intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor maupun lembaga vertikal yang ada di Kabupaten Bogor, instansi vertikal serta stakeholder tingkat desa/kelurahan dan kecamatan; c. Belum optimalnya kontribusi Badan Usaha Milik Daerah terhadap Pendapatan Daerah; d. Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia pengelola pendapatan daerah; e. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak; f. Target yang ditetapkan masih belum sesuai dengan potensi real; g. Masih belum memadainya sarana dan prasarana pendukung dalam upaya mengoptimalkan pendapatan daerah khususnya pajak daerah dan retribusi daerah; h. Dinamisnya perubahan kebijakan pemerintah pusat yang berpengaruh baik dalam pengelolaan pajak dan retribusi daerah maupun dana transfer. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

183 a. Meningkatkan pengembangan integrasi sistem pengelolaan pendapatan daerah, salah satu diantaranya melalui penyiapan sistem informasi managemen pelaporan data wajib pajak secara on line; b. Meningkatkan koordinasi secara sinergis dengan Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor maupun lembaga vertikal yang ada di Kabupaten Bogor, instansi vertikal serta stakeholder tingkat desa/kelurahan dan kecamatan antar instansi terkait dalam hal intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, melalui pembentukan tim optimalisasi pendapatan daerah yang meliputi unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah; c. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah agar dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah; d. Mempersiapkan kualitas dan kompetensi tenaga pengelola pendapatan daerah, seperti pemeriksa pajak daerah, juru penilai dan juru sita melalui pelatihan, bimbingan teknik dan in house training; e. Melakukan sosialisasi di berbagai media, memberikan apresiasi kepada wajib pajak dan sosialisasi tatap muka dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pendapatan daerah, khususnya mengenai pajak daerah dan retribusi daerah agar dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak secara tepat waktu dan tepat jumlah; f. Optimalisasi updating data base objek dan wajib pajak serta potensi retribusi daerah; g. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung peningatan dan pencapaian target pendapatan daerah; h. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait perubahan kebijakan, megantisipasi dan menyusun langkah-langkah strategis yang cepat dan tepat terhadap merespon perubahan kebijakan pemerintah pusat agar pengelolaan maupun peningkatan pendapatan daerah dapat tetap optimal Pengelolaan Belanja Daerah A. Target dan Realisasi Belanja LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

184 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017 terealisasi sebesar 92,51%, dari target yang direncanakan sebesar Rp baru terealisasi sebesar Rp sebagaimana ditunjukkan pada Tabel No. Tabel Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 URAIAN Anggaran Tahun 2017 Target Realisasi III BELANJA DAERAH , ,00 92,51 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG , ,00 96,32 a BELANJA PEGAWAI , ,00 98,80 b BELANJA HIBAH , ,00 92,58 c BELANJA BANTUAN SOSIAL , ,00 91,09 d e BELANJA BAGI HASIL KEPADA PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA (%) , ,00 99, , ,00 91,76 f BELANJA TIDAK TERDUGA , ,00 97,42 2 BELANJA LANGSUNG , ,00 89,54 a BELANJA PEGAWAI , ,00 97,41 b BELANJA BARANG DAN JASA , ,00 91,65 c BELANJA MODAL , ,00 84,97 Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 (DPKBD -31 Desember 2017 in-progres 6 Maret 2018) Pada Tabel dapat dilihat bahwa capaian kinerja anggaran belanja berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,00 atau 96,32% dari anggaran yang telah ditetapkan, yaitu Rp ,00 b. Belanja Langsung sebesar Rp ,00 atau 89,54% dari anggaran yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp ,00 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

185 Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan komposisinya terhadap total realisasi belanja, maka proporsi realisasi dari Belanja Tidak Langsung adalah 45,61%, sementara Belanja Langsung sebesar 54,39%. Gambar 3.7. Proporsi Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 []; []% Belanja Daerah []; []% Capaian realisasi Belanja Daerah, Blanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat pula dilihat berdasarkan Perangkat Daerah dan Urusan Pemerintahan. Hal ini guna memudahkan dalam menganalisis mengenai fungsi belanja dari masing-masing Perangkat Daerah dan Urusan Pemerintahan. Berdasarkan realisasi Anggaran Perangkat Daerah dapat dilihat pada capaian Belanja Daerah berdasarkan Perangkat Daerah dan Urusan Pemerintahan. Capaian realisasi belanja Perangkat Daerah dapat dilihat sebagai berikut : a. Capaian realisasi belanja daerah OPD LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2017 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2015 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ir. SITI NURIANTY, MM Jabatan : Kepala

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014-2018 SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN KETERANGAN 1 2 3 4 5 1 Tercapainya peningkatan 1 Program

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013 Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.130,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT,

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 7 2016 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016 PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016 PENATAAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOGOR Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG n BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA STAF AHLI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... ii i BAGIAN I 1. Kondisi Geografis DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO 2. Pemerintahan Tabel 1 Jumlah dan Luas

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.107,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Lembaran Daerah

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci