PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA"

Transkripsi

1 PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA Hilda Lestiana 1 dan Sukristiyanti 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI hilda.lestiana@lipi.go.id Abstrak Perbedaan waktu pemutakhiran antara data spasial dan tabular dapat mengakibatkan ketidaksinkronan kedua macam data tersebut. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan dalam pencarian lokasi geografis desa dan kecamatan tertentu. Tulisan ini membahas bagaimana ketidaksinkronan data tersebut dapat diatasi. Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur sebagai salah satu lokasi kejadian longsor pada tanggal 23 Januari 2014, merupakan kecamatan baru hasil pemekaran. Pada saat dilakukan penelusuran lokasi kejadian, desa tersebut tidak dapat ditemukan pada data spasial tahun 1999, sedangkan pada data tabular tahun 2013 lokasi tersebut dapat ditemukan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan analisis dengan pendekatan spasial. Pendekatan spasial yang dipilih adalah analisis yang menekankan pada matra pola, proses, dan organisasi dalam sistem keruangan. Penelusuran diawali dengan pemilahan desa di Kecamatan Sukamakmur berdasarkan data BPS tahun Dari nama-nama kecamatan yang tersaring, kecamatan terpilih adalah kecamatan yang memiliki probabilitas terbesar sebagai kecamatan yang mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Sukamakmur. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan silang antara sebaran lokasi desa Cibadak di Kabupaten Bogor dengan lokasi kecamatan Sukamakmur untuk menentukan lokasi yang tepat. Hasil menunjukkan pendekatan spasial sangat membantu mengatasi ketidak-sinkronan pada data administrasi wilayah secara cepat dan tepat. Desa Cibadak, kecamatan Sukamakmur dapat ditemukan sebagai hasil pemekaran Kecamatan Jonggol. Kata kunci: sinkronisasi data, administrasi wilayah, pemekaran wilayah, pendekatan spasial. ABSTRACT The time difference updating between spatial with tabular data, caused un-synchronize of both data. That can make a problems to search the village and sub-district geographic location. This paper discusses about how to resolve the un-synchronize between spatial data with tabular data.cibadak Village, Sukamakmur Sub-district is one of the landslide happened at January 23th, 2014, is a new subdisctrict as a result of regional expansion. The location query unsuccessfull when using the spatial data (1999) but the location can find at tabular data on The analysis using spatial approach was chose to handle that problems. The spatial approach will appointed on the patterns, processes, and organization in spatial systems. Finding the name villages in Sukamakmur based on BPS s data 2013 is the first step of analysis process. The selected sub-districts are the location that have a high probabilities. Then, the location will found after selected sub-district location cross-checked with Cibadak villages distribution at Bogor District. The result shows that the spatial approach can solve the un-synchronize on the region administrative data quickly and accurately. Cibadak village, at Sukamakmur Sub-districts has found as Jonggol sub-districts expansion. Keywords: synchronize data, regional administration, regional growth, spatial approach PENDAHULUAN Data administrasi wilayah terdiri atas dua macam, data tabular dan data spasial. Data tabular adalah informasi atau keterangan dari suatu obyek yang disampaikan secara naratif maupun tabel Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas Dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah III - 43

2 sedangkan data spasial adalah data yang terkait dengan lokasi dan koordinat geografis. Data spasial pada umumnya disampaikan dalam bentuk peta. Kedua macam data administrasi wilayah tersebut telah disediakan oleh pemerintah secara periodik, ada pun Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai penyedia data tabular dan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyedia data spasial. BPS menyediakan pula data spasial dalam bentuk sketsa untuk memberikan gambaran spasial kepada pengguna data tabular, seperti yang terdapat dalam Buku Peta Indeks Wilayah 2010 (BPS, 2011). Periode pemutakhiran data tabular dan data spasial tidak selaras. Pemutakhiran data administrasi wilayah dalam bentuk tabular disampaikan oleh BPS setiap satu tahun sekali dalam bentuk wilayah dalam angka, sedangkan pemutakhiran data spasial membutuhkan waktu dan dana yang jauh lebih besar sehingga data spasial tidak semutakhir data tabular. Data spasial wilayah administrasi level desa terakhir diproduksi oleh BIG pada tahun Sejak diberlakukannya Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangannya lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah, daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung dengan daerah lain. Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah, yang ditetapkan dengan undang-undang. Fenomena ini semakin menimbulkan ketimpangan serta perbedaan antara data administrasi wilayah dalam bentuk data tabular dan data spasial. Secara geografi permasalahan timbul pada saat diperlukan informasi keberadaan suatu lokasi penting, namun data pendukungnya tidak dapat memberikan informasi yang mencukupi. Informasi secara geografis tersebut menjadi penting untuk analisis kebencanaan, potensi sumberdaya alam, bahkan analisis ekonomi. Seperti dalam analisis kebencanaan, pencarian lokasi geografis terjadinya bencana sangat diperlukan untuk proses mitigasi dan evakuasi bencana. Tulisan ini merupakan kajian yang akan membahas bagaimana suatu lokasi bencana dapat ditemukan melalui metode pendekatan spasial. Kejadian longsor di Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur yang pernah terjadi pada tanggal 23 Januari 2014, dipilih sebagai studi kasus dalam kajian ini. Kajian dilakukan untuk menentukan lokasi geografis Desa Cibadak di kecamatan Sukamakmur. Sebagai informasi, kejadian longsor tersebut menyebabkan 55 rumah rata dengan tanah, 131 lainnya terancam roboh, dan 530 orang harus diungsikan karena rumahnya tertimbun dan rusak (Tempo, 2014). Permasalahan timbul ketika dilakukan pencarian lokasi desa Cibadak menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia tahun Desa Cibadak ditemukan di empat kecamatan di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Jonggol, Kecamatan Cariu, Kecamatan Semplak dan Kecamatan Ciampea. Sedangkan Kecamatan Sukamakmur tidak ditemukan pada peta RBI pada tahun tersebut. Akan tetapi nama Kecamatan Sukamakmur, terdapat dalam daftar kecamatan di Kabupaten Bogor pada tahun Diperkirakan Kecamatan Sukamakmur adalah kecamatan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 1999 sampai dengan Oleh karena itu kajian ini akan membahas bagaimana Desa Cibadak di Kecamatan Sukamakmur dapat ditemukan melalui metode pendekatan spasial. III - 44 Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah

3 Kecamatan Desa Linear (Desa) Sumber: Peta RBI (1999), Master File Desa ( ), dan Kabupaten Bogor dalam Angka (tahun ) Gambar 1. Dinamika jumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Bogor ( ) Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang mengalami pemekaran cukup intensif. Hampir setiap dua tahun sekali, Kabupaten Bogor mengalami pemekaran. Hal ini menimbulkan ketimpangan data tabular dan spasialnya. Data tabular yang selalu dimutakhirkan setiap tahun tidak selaras dengan data spasial terbaru yang diterbitkan tahun Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia tahun 1999 (Bakosurtanal, 1999), Kabupaten Bogor dalam angka (BPS Kab. Bogor, 2002; 2004/2005; 2006), Peta Indeks Wilayah (BPS, 2010), dan Master File Desa Jawa Barat (BPS Prov. Jawa Barat, 2010; 2011; 2012; 2013), pada kurun waktu tahun 1999 sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Bogor bertambah 200 desa menjadi 434 desa dan jumlah kecamatan bertambah dari 24 menjadi 40 buah (Gambar 1). LOKASI PENELITIAN Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara, DKI Jakarta. Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang cukup cepat dipicu oleh lokasinya yang strategis yang mendapat dampak langsung dari melubernya penduduk Ibu Kota ke daerah-daerah di sekitarnya. Kabupaten Bogor secara geografis berada pada 6,19 o 6,47 o LS dan 106,1 o 107,103 o BT. Sebelah utara, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kota Depok, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta, sebelah timur laut berbatasan dengan Kabupaten Bekasi, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, sebelah tenggara berbatasan dengan kabupaten Cianjur, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak, dan sebelah barat daya berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas Dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah III - 45

4 Gambar 2. Lokasi penelitian di Kabupaten Bogor METODE Menurut Yunus (2008) dan BIG (2012), pada setiap program pembangunan yang berbasis pada kewilayahan (regional based development) selalu berkaitan dengan wilayah, lingkungan, manusia, sumber daya, dan ruang. Kajian Geografi harus selalu mengacu pada tiga tema utama studi geografi yaitu: (1) pendekatan keruangan dengan mengangkat ruang sebagai variabel (spatial approach), (2) inter-relasi antara hubugan manusia dengan lingkungannya (ecological approach), dan (3) sintesis antara pendekatan spasial dan pendekatan ekologi (regional complex approach). Masalah perubahan data wilayah administrasi adalah masalah yang cukup sederhana dikarenakan belum melibatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Dalam permasalahan pada tulisan ini, yang menjadi acuan adalah penekanan pada pendekatan secara spasial, dimana masalah ruang dianggap sebagai variabel utama di samping variabel lainnya. Pendekatan spasial telah diterapkan dalam beberapa bidang, diantaranya untuk kajian sosial politik dalam pembangunan berkelanjutan (Karsidi, 2012), kajian ekonomi dan model untuk energi (Cruz, 2013), kebijakan untuk kota pintar (Angelidou, 2014). Pendekatan spasial atau keruangan merupakan metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) sebagai wadah untuk mengakomodasikan kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer. Untuk menganalisisnya maka digunakan matra antara lain: (1) pola, (2) struktur, (3) proses, (4) interaksi, (5) organisasi dalam sistem keruangan, (6) asosiasi, (7) kecenderungan atau tren, (8) perbandingan, dan (9) sinergisme keruangan (Yunus, 2008). Pengaplikasian pendekatan spasial pada permasalahan ini, analisis dilakukan dengan tidak mengkaitkan dengan semua matra. Analisis hanya akan menekankan pada tiga matra yaitu: pola, proses, dan organisasi dalam sistem keruangan, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Analisis berdasarkan matra pola akan menekankan pada sebaran elemen pembentuk ruang. Dalam kasus ini, maka akan dilihat bagaimana sebaran dari data wilayah administrasi seiring dengan waktu. Untuk data wilayah yang dikeluarkan oleh BIG, elemen pembentuk ruang yang tidak berubah adalah elemen desa, sehingga nama desa akan menjadi kunci untuk pencarian lokasi terpilih. 2. Analisis proses akan menekankan pada proses keruangan yang biasanya divisualisasikan pada perubahan ruang. Dimensi temporal mempunyai peranan utama. Setiap analisis III - 46 Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah

5 perubahan keruangan ini tidak dapat dilaksanakan tanpa mengemukakan dimensi waktunya. Dari analisis proses, dalam kurun waktu tahun 1999 sampai tahun 2013 telah terjadi pemekaran wilayah yang menghasilkan kecamatan baru. Penamaan kecamatan biasanya memakai nama kecamatan lama dan ditambahkan nama kecamatan baru. Akan tetapi, terdapat kecamatan yang tidak memakai nama kecamatan lama, sehingga secara tabular akan sulit dalam penelusuran asal-usul kecamatan yang baru tersebut. 3. Analisis organisasi dalam sistem keruangan menekankan pada keterkaitan dan hubungan antar elemen dan hirarki peranan elemen secara individual. Pada proses pemekaran wilayah, yang terjadi bukan saja pembagian wilayah satu kecamatan menjadi beberapa kecamatan, akan tetapi menyangkut pula perluasan wilayah suatu kecamatan, yang tentu akan berakibat pada pengurangan wilayah di kecamatan lain. Dengan demikian perlu diperhatikan desadesa yang berpindah ke kecamatan baru hasil pemekaran atau ke kecamatan yang sudah ada sebelumnya. Data yang dipakai pada penelitian ini adalah daftar nama desa dan kecamatan di Kabupaten Bogor tahun 2013, serta peta wilayah administrasi dan data tabular level desa Kabupaten Bogor tahun Data desa dan kecamatan adalah informasi terkini, sementara peta wilayah administrasi desa yang dimiliki belum mutakhir. Sejak diberlakukannya UU no 23 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Kabupaten Bogor mengalami perkembangan jumlah desa dan kecamatan dalam kurun waktu tersebut. Pertambahan jumlah desa dan kabupaten pada kurun waktu tersebut telah menimbulkan ketimpangan antara data spasial dan data tabularnya. Studi kasus akan dilakukan pada penentuan lokasi geografis desa Cibadak, kecamatan Sukamakmur dan menyeleksi kecamatan mana yang merupakan kecamatan asal dari kecamatan Sukamakmur. Dikarenakan desa merupakan elemen ruang yang tidak berubah, maka penelusuran diawali dengan pencarian nama-nama desa di Kecamatan Sukamakmur menggunakan data BPS tahun Dari nama-nama desa yang diperoleh, selanjutnya akan dicari kecamatan-kecamatan mana saja yang memiliki peluang besar menjadi asal-usul Kecamatan Sukamakmur. Dari nama-nama kecamatan yang tersaring, kecamatan terpilih adalah kecamatan yang memiliki peluang besar sebagai kecamatan yang memiliki desa di Kecamatan Sukamakmur. Secara umum metodologi dapat dilihat dalam diagram alir pada Gambar 3. Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas Dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah III - 47

6 Data BPS 2013 Data administrasi tahun 1999 Pencarian namanama desa di Kecamatan Sukamakmur Pengumpulan nama kecamatan yang kemungkinan menjadi asal-usul kecamatan Sukamakmur Perhitungan persentase probabilitas asal nama kecamatan Sukamakmur Lokasi Kecamatan asal yang mengalami pemekaran menjadi kecamatan Sukamakmur Pencarian lokasi nama desa Cibadak di Kabupaten Bogor Lokasi Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur Gambar 3. Diagram alir penentuan lokasi Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur dengan metode pendekatan spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Dari perkembangan wilayah administrasi, perubahan yang terjadi adalah pecahnya kecamatan lama menjadi beberapa kecamatan baru dan biasanya salah satu kecamatan baru memakai nama kecamatan lama. Namun perkembangan wilayah tidak hanya bertambahnya luas wilayah, dikarenakan luas kabupaten tidak bertambah, maka ada juga kecamatan yang menjadi lebih kecil luas wilayahnya. Akibatnya pada saat wilayah administrasi terpisah, penamaan kecamatan baru tidak lagi mengacu pada nama kecamatan lama, sehingga ada kecamatan yang secara administrasi menjadi hilang (Tabel 1). Analisis pola pada pendekatan spasial menekankan pada sebaran elemen pembentuk ruang serta melihat bagaimana sebaran dari data wilayah administrasi seiring dengan waktu. Untuk data batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh BIG, maka elemen pembentuk ruang yang terkecil adalah elemen desa. Dengan demikian nama desa menjadi kunci untuk pencarian lokasi terpilih. Sebagai langkah awal untuk mengetahui lokasi kejadian longsor pada tanggal 23 Januari 2014, maka dilakukan pencarian lokasi berdasarkan elemen ruang yang terkecil, yaitu pencarian data desa Cibadak di seluruh Kabupaten Bogor. Hasil pencarian dengan menggunakan peta administrasi tahun 1999, ditemukan bahwa Desa Cibadak terdapat pada empat kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu di Kecamatan Ciampea, Jonggol, Cariu dan Semplak. Hal ini menunjukkan bahwa nama suatu desa, kemungkinan akan ditemukan pada beberapa kecamatan pada kabupaten yang sama. Sehingga untuk menentukan suatu lokasi terpilih, informasi yang didapat haruslah lengkap, jika tidak, maka akan terjadi kesalahan dalam analisis penentuan lokasi terpilih. Permasalahan selanjutnya timbul ketika kecamatan Sukamakmur tidak ditemukan pada peta administrasi tahun Maka perlu dilakukan langkah untuk dapat menelusuri lokasi yang pasti dimanakah Kecamatan Sukamakmur III - 48 Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah

7 setelah pemekaran wilayah. Untuk mengetahui lokasi Kecamatan Sukamakmur, perlu diketahui desa apa saja yang membentuk ruang Kecamatan Sukamakmur tersebut. Berdasarkan data BPS tahun 2013, diketahui bahwa terdapat sepuluh desa yang berada di Kecamatan Sukamakmur (Tabel 2). Tabel 1. Perubahan jumlah kecamatan di Kabupaten Bogor ( ) No Kecamatan 1999 No Kecamatan Parung panjang 1 Tenjo 2 Jasinga 2 Parung panjang 3 Cigudeg 3 Jasinga 4 Rumpin 4 Cigudeg 5 Leuwiliang 5 Sukajaya 6 Nanggung 6 Rumpin 7 Gunung Sindur 7 Leuwisadeng 8 Parung 8 Leuwiliang 9 Cibungbulang 9 Nanggung 10 Ciampea 10 Gunung Sindur 11 Ciomas 11 Parung 12 Semplak 12 Ciseeng 13 Bojong Gede 13 Cibungbulang 14 Cibinong 14 Pamijahan 15 Kedunghalang 15 Ciampea 16 Cijeruk 16 Tenjolaya 17 Caringin 17 Dramaga 18 Ciawi 18 Ciomas 19 Citeureup 19 Taman Sari 20 Cisarua 20 Kemang 21 Gunung Putri 21 Rancabungur 22 Cileungsi 22 Tajur Halang 23 Jonggol 23 Bojong Gede 24 Cariu 24 Cibinong 25 Sukaraja 26 Cijeruk 27 Cigombong 28 Caringin 29 Ciawi 30 Citeureup 31 Babakan Madang 32 Cisarua 33 Megamendung 34 Gunung Putri 35 Cileungsi 36 Kelapanunggal 37 Jonggol 38 Sukamakmur 39 Cariu 40 Tanjungsari Sumber: Peta RBI tahun 1999 dan Meta File Desa Jawa Barat tahun 2013 Matra proses menekankan pada proses keruangan yang divisualisasikan pada perubahan ruang, serta dimensi temporal yang menjadi peranan utamanya. Dalam kurun waktu tahun 1999 sampai tahun 2013 telah terjadi pemekaran wilayah yang menghasilkan enam belas kecamatan baru. Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas Dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah III - 49

8 Beberapa kecamatan memakai nama kecamatan lama dan hasil pemekarannya memakai nama kecamatan baru. Akan tetapi, kemungkinan terdapat kecamatan yang tidak memakai nama kecamatan lama. Jika hanya melihat pada data tabular pada Tabel 1, cukup sulit untuk dapat menelusuri dan menentukan keberadaan kejadian longsor yang terjadi pada tanggal 23 Januari Kecamatan Sukamakmur yang tidak ditemukan pada data sebelum pemekaran merupakan nama baru kecamatan baru hasil pemekaran wilayah. Matra organisasi dalam sistem keruangan menekankan pada keterkaitan dan hubungan antar elemen dan hirarki peranan elemen secara individual. Pada proses pemekaran wilayah, yang terjadi bukan saja pembagian wilayah satu kecamatan menjadi beberapa kecamatan, akan tetapi menyangkut pula perluasan wilayah suatu kecamatan, yang tentu akan berakibat pada pengurangan wilayah di kecamatan lain. Sehingga desa-desa yang berpindah ke kecamatan baru hasil pemekaran atau ke kecamatan yang sudah ada sebelumnya perlu menjadi perhatian. Dengan melakukan pencarian nama-nama desa yang berada pada Kecamatan Sukamakmur berdasarkan data dari BPS tahun 2013, maka diperoleh nama-nama kecamatan yang memiliki peluang besar menjadi kecamatan asal dari kecamatan Sukamakmur (Tabel 2). Tabel 2. Nama kecamatan yang memiliki peluang menjadi kecamatan asal dari Kecamatan Sukamakmur No Nama Desa Peluang Nama Kecamatan asal 1 Sukawangi Jonggol 2 Sukaharja Ciomas, Cijeruk, Jonggol 3 Sirnajaya Jonggol 4 Sukawmulya Jonggol, Rumpin 5 Sukamakmur Ciomas, Jonggol 6 Sukadamai Ciomas, Jonggol, Semplak 7 Sukaresmi Ciomas, Cisarua. Jonggol, Semplak 8 Cibadak Jonggol, Cariu, Semplak, Ciampea 9 Wargajaya Jonggol, Wargajaya 10 Pabuaran Jonggol, Cibinong, Semplak, Bojong Gede, Gunung Sindu Dengan penyeleksian berdasarkan nama kecamatan yang sering muncul pada daftar nama desa di Kecamatan Sukamakmur, yang memiliki peluang besar adalah kecamatan Jonggol sebanyak 10 kali (100%), Kecamatan Ciomas 4 kali (40%) dan Kecamatan Semplak 4 kali (40%). Jika dibandingkan dengan lokasi desa Cibadak di empat kecamatan terpilih, maka yang memiliki peluang besar adalah Kecamatan Jonggol dan Kecamatan Semplak. Hal ini diperkuat dengan menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis, pemilihan lokasi terpilih lebih mudah terlihat. Sebaran nama-nama desa yang berada di Kecamatan Sukamakmur dapat terlihat dengan baik. Batas wilayah Kecamatan Sukamakmur dapat terlihat dengan mudah, berdasarkan banyaknya desa yang terkumpul di Kecamatan Jonggol. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Sukamakmur adalah hasil pemekaran dari Kecamatan Jonggol (Gambar 4). Untuk daerah yang memiliki data administrasi wilayah spasial yang tidak mutakhir, dan membutuhkan waktu analisis yang cepat dalam mengambil keputusan, terutama untuk kasus yang mendesak, pemakaian analisis pada metode pendekatan spasial dapat digunakan untuk mensinkronkan data secara cepat dan tepat. Metode ini adalah metode yang sangat sederhana namun belum banyak diungkap dalam banyak kajian. Masalah ketimpangan data spasial dan tabular akan sering terjadi sehingga metode untuk mengatasi ketimpangan tersebut sangat penting untuk dicari. Metode yang sudah dibuat memiliki 100% kebenaran, sehingga dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah sejenis. III - 50 Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah

9 Gambar 4. Peta lokasi Desa Cibadak beserta nama-nama desa lain di Kecamatan Sukamakmur berdasarkan penyeleksian kecamatan menggunakan analisis pada pendekatan spasial di Kabupaten Bogor KESIMPULAN Pendekatan spasial dapat digunakan untuk mensinkronkan data administrasi wilayah secara cepat dan tepat. Metode ini adalah metode yang sangat sederhana namun belum banyak diungkap dalam banyak kajian. Masalah ketimpangan data spasial dan tabular akan sering terjadi sehingga metode untuk mengatasi ketimpangan tersebut sangat penting untuk dicari. Metode yang sudah dibuat memiliki 100% kebenaran, sehingga dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah sejenis. Dengan pendekatan spasial, Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur yang merupakan bagian dari pemekaran Kecamatan Jonggol dapat ditemukan dengan cepat. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Kelompok Penelitian Teknologi Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Pusat Penelitian Geoteknologi serta Panitia Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi tahun 2015 yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk dapat mempresentasikan hasil kajian ini dalam acara tersebut. Juga kepada penelaah prosiding dan Bapak Sudaryanto, MT yang telah memberikan masukan positif pada tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Angelidou, M., 2014, Smart City Policies: A Spatial Approach, Cities Vol. 41, supplement 1, July 2014, pp. S3-S11, doi: /j.cities Badan Informasi Geospasial (BIG), 2012, Atlas bentanglahan edisi Pulau Jawa, Pusat Atlas dan Tata Ruang, Penerbit BIG Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas Dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah III - 51

10 BPS Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor dalam Angka Tahun BPS Kabupaten Bogor, Bogor. BPS Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor dalam Angka Tahun 2004/2005. BPS Kabupaten Bogor, Bogor. BPS Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor dalam Angka Tahun BPS Kabupaten Bogor, Bogor. BPS Provinsi Jawa Barat, Master File Desa Jawa Barat BPS Provinsi Jawa Barat, Bandung. BPS Provinsi Jawa Barat, Master File Desa Jawa Barat BPS Provinsi Jawa Barat, Bandung. BPS Provinsi Jawa Barat, Master File Desa Jawa Barat BPS Provinsi Jawa Barat, Bandung. BPS Provinsi Jawa Barat, Master File Desa Jawa Barat BPS Provinsi Jawa Barat, Bandung. BPS Provinsi Jawa Barat, Peta Indeks Wilayah BPS Provinsi Jawa Barat, Bandung. Bakosurtanal Peta Rupa Bumi Indonesia tahun Bakosurtanal, Cibinong. Cruz, J.M. et al. 2013, Spatial Approach to Energy Economic, NBER Working Paper No , issued in March DOI: /w Karsidi, A., 2012, Penerapan Spatial Approach dalam kajian sosial-politik dan pembangunan berkelanjutan, Majalah Ilmiah Globe, Bakosurtanal Tempo, Longsor di Bogor, 55 Rumah Tertimbun, /24/ /longsor-di-bogor-55- rumah-tertimbun Yunus, H. S Konsep dan Pendekatan Geografi Memaknai Hakekat Keilmuannya. Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Januari Yogyakarta. III - 52 Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015 Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR Isnina Wahyuning Sapta Utami (isnina@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT The aims of this study

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010 PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG TENTANG

Lebih terperinci

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Kode Program/ Keluaran Hasil 2 URUSAN PILIHAN 2 03 BIDANG URUSAN ENERGI DAN SUMBER SUMBER DAYA MINERAL 2 03 01 Program Pelayanan - - 30,126,626,000 30,126,626,000

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi 4.1.1 Tanpa Peubah Penyerta Hasil simulasi untuk kasus data yang menyebar Gamma dan tanpa peubah penyerta diperoleh hasil nilai-nilai panjang selang prediksi (average

Lebih terperinci

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Arahan Pemanfaatan Daya Dukung Lahan Pertanian di Kabupaten Bogor... (Kurniasari dkk.) ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR (Direction of Using Carrying Capacity Agricultural

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial Sumberdaya Manusia Data yang diperoleh dari Factor Score sebanyak 11 data. Ada 3 faktor yang terkait dengan tingkat pendidikan guru mengajar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian

Lebih terperinci

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Daftar Kecamatan yang mengalami pemecahan dan perubahan wilayah Tahun 1996 Tahun 1999 Tahun 2003 Tahun 2006 Kode Kecamatan Kode Kecamatan Kod Kecamatan Kode Kecamatan e 020 Leuwiliang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang paling hangat dibicarakan secara global belakangan ini. Meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer adalah pertanda iklim

Lebih terperinci

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 Hasil pengolahan Podes 2003, 2005, 2008 dan 2011 ditampilkan secara rinci dalam peta tematik klasifikasi, tipologi dan kategori desa pada Lampiran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bogor, terdapat 80 desa yang tergolong pada desa tertinggal berdasarkan kriteria indeks desa tertinggal (IDT)

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA CIBINONG

PENGADILAN AGAMA CIBINONG PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN CIBINONG NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 42 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 4.1. Keadaan Umum Tabloid Sinar Tani 4.1.1. Sejarah Tabloid Sinar Tani Tabloid Sinar Tani diterbitkan oleh PT. Duta Karya Swasta.

Lebih terperinci

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor B. Pembangunan Sistem Informasi 1. Investigasi Sistem

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor B. Pembangunan Sistem Informasi 1. Investigasi Sistem IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Barat. Luas Kabupaten Bogor adalah 2301.95 km 2 yang terbagi dalam 40 kecamatan. Daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data

Lebih terperinci

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 Katalog BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2008 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT DATA DASAR PROVINSI JAWA BARAT KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI JAWA BARAT KAB/KOTA RAWAT INAP

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur 34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota

Lebih terperinci

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013 Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang

Lebih terperinci

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor

LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor Pos Hujan : PLTA Karacak, Leuwiliang 1991 365 322 430 444 336 251 170 129 534 436 701 545 4663 1992 289 289 405 326 412 668 168 221 316 339 605 208

Lebih terperinci

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 : DINAS PENDIDIKAN Kode Program/ TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 01 BIDANG URUSAN PENDIDIKAN 1 01 01 Program Pelayanan Peningkatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 19 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 57 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 298.838,304 Ha,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 82 BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 5.1 Landasan Hukum Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman. Dari ujung barat hingga ujung timur masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan tidak sama

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18 0-6º47 10 Lintang Selatan dan 106º 23 45-107º 13 30 Bujur

Lebih terperinci

KATALOG BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2010 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2010 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan. PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 01 Program Pelayanan Administrasi 1,264,847,100 - - 1,264,847,100 1,264,847,100

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 16 BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 3.1 GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN 3.1. 1. Situasi Keadaan Umum Kabupaten Bogor termasuk dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor SKPD : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor Rencana Tahun 2013 Program /Kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan

Lebih terperinci

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 BIDANG URUSAN KETAHANAN 1,000,000,000 13,943,550,000 20,318,465,000 35,262,015,000 38,788,216,500 PANGAN 1 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014 SKPD : DINAS KOPERASI UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Indikator Rencana Tahun 2013 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode Kinerja Program Target Capaian Kebutuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... ii i BAGIAN I 1. Kondisi Geografis DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO 2. Pemerintahan Tabel 1 Jumlah dan Luas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018 2.1.1. Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan

Lebih terperinci

SKPD : DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN

SKPD : DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN : DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 03 BIDANG URUSAN PEKERJAAN UMUM 1 03 01 Program Pelayanan Meningkatnya 1 tahun 3,989,215,000 3,989,215,000 3,557,159,210 Administrasi

Lebih terperinci

TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN E ISSN

TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN E ISSN TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, 40-52 2017 BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN 0852-7458- E ISSN 2356-0266 T A T A L O K A ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN DAN ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 65 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Fisik dan Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA Tabel 12. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman 2008 TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

SKPD : DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

SKPD : DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN : DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Kode Program/ Keluaran 1 URUSAN WAJIB 1 15 BIDANG URUSAN KOPERASI, - - 8,165,125,000 8,165,125,000 8,165,125,000 USAHA KECIL DAN MENENGAH 1 15 01 Program

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2013-2018 (per 27 Oktober 2014) PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BKP5K) 2014 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN 2.1 Daerah Penelitian Daerah studi penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota Bogor (Gambar 2.1). Secara geografis Kabupaten Bogor terletak di Propinsi Jawa Barat bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa merupakan unit terkecil dalam sistem pemerintahan di Indonesia namun demikian peran, fungsi dan kontribusinya menempati posisi paling vital dari segi sosial dan

Lebih terperinci

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN PERIURBAN DI KABUPATEN BOGOR

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN PERIURBAN DI KABUPATEN BOGOR J. Tanah Lingk., 17 (2) Oktober 2015: 69-74 ISSN 1410-7333 POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN PERIURBAN DI KABUPATEN BOGOR Potencial and Strategic Development of Peri-Urban Agriculture in Bogor

Lebih terperinci

Arwana (Schleropages formosus)

Arwana (Schleropages formosus) LAMPIRAN 124 Lampiran 1. Jenis-Jenis Ikan Hias Air Tawar Unggulan Indonesia Sumber : O-Fish Forum (2010) Sumber : O-Fish Forum (2010) Cupang (Beta splendens) Arwana (Schleropages formosus) Sumber : O-Fish

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada

Lebih terperinci

KOTA DEPOK KAB. SUKABUMI

KOTA DEPOK KAB. SUKABUMI POTENSI IKAN HIAS DI KABUPATEN BOGOR SERTA PERAN BKP5K DALAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA PELAKU UTAMA PEMBUDIDAYA IKAN HIAS DI KABUPATEN BOGOR Oleh : Ricky Arsenapati, S.Pi Penyuluh Perikanan

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Pagu Indikatif

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Pagu Indikatif PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode APBN APBD I APBD II URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,884,311,000

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DI LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DI LOKASI PENELITIAN 29 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DI LOKASI PENELITIAN 4.1 Koperasi di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kabupaten Bogor, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

1 Pengembangan Pembinaan Bidang PNF/Seksi - 1,1 Satuan Paud Sejenis (SPS) PAUD

1 Pengembangan Pembinaan Bidang PNF/Seksi - 1,1 Satuan Paud Sejenis (SPS) PAUD . PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.3 Sasaran Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.3 Sasaran Penelitian 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Bogor Barat, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Bogor Barat terdiri dari 13 kecamatan, yaitu: Kecamatan Parung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN.. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun LAMPIRAN 144 Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2005-2009 No Provinsi Tahun 2005 2006 2007 2008 2009* 1 NAD 124,303 157,962 203,489 157,881 184,757 2 Sumut 271,314

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2017 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, mencakup semua kecamatan dan desa yang ada yaitu 35 kecamatan dan 425 desa. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni

Lebih terperinci

DRAFT ANTARA RANCANGAN AWAL DRAFT AWAL RANCANGAN

DRAFT ANTARA RANCANGAN AWAL DRAFT AWAL RANCANGAN RANCANGAN AKHIR DRAFT AWAL RANCANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya, sehingga Dinas Pendapatan Daerah dapat menyelesaikan penyusunan Rancangan

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 32001 BOGOR 1201260 NANGGUNG 32001101 MALASARI 0,5105 Tertinggal 32001 BOGOR 1201260 NANGGUNG 32001102 BANTAR KARET 0,5708 Tertinggal 32001 BOGOR 1201260 NANGGUNG 32001103 CISARUA 0,5143 Tertinggal 32001

Lebih terperinci

Aplikasi mangosteen 1.0

Aplikasi mangosteen 1.0 LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan pemakaian program mangosteen 1.0 Aplikasi mangosteen 1.0 Program aplikasi mangosteen 1.0 merupakan program yang berbasis stand alone, artinya dapat diinstal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini masyarakat membutuhkan layanan perbankan dalam kesehariannya. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang mempertemukan masyarakat pemilik dana dan pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tentang

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun Kabupaten Bogor SKPD : Dinas Kesehatan Kode Indikator Program 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.02 Urusan Kesehatan 1.02 01 Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Simpulan dan Saran. Simpulan

Simpulan dan Saran. Simpulan Simpulan dan Saran Simpulan Secara umum, Kabupaten Bogor bagian barat relatif masih belum berkembang yang dicirikan dengan hanya satu kecamatan yang mempunyai desa pada hiraki I dari 24 desa yang berhirarki

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN LIMBAH TANAMAN PANGAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN POPULASI SAPI PERAH DI KABUPATEN BOGOR FEBRIANTI INDAH MARYANI

KETERSEDIAAN LIMBAH TANAMAN PANGAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN POPULASI SAPI PERAH DI KABUPATEN BOGOR FEBRIANTI INDAH MARYANI 1 KETERSEDIAAN LIMBAH TANAMAN PANGAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN POPULASI SAPI PERAH DI KABUPATEN BOGOR FEBRIANTI INDAH MARYANI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN TRANSFORMASI LOGARITMA UNTUK PENDUGA SPATIAL EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION PADA PENDUGAAN AREA KECIL HAZAN AZHARI ZAINUDDIN

KAJIAN TRANSFORMASI LOGARITMA UNTUK PENDUGA SPATIAL EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION PADA PENDUGAAN AREA KECIL HAZAN AZHARI ZAINUDDIN KAJIAN TRANSFORMASI LOGARITMA UNTUK PENDUGA SPATIAL EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION PADA PENDUGAAN AREA KECIL HAZAN AZHARI ZAINUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan adalah suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuah dasar, sementara lingkungan pendukungnya kurang memberikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Puskemas Lokasi puskesmas yang menjadi bahan penelitian berada di Kabupaten Bogor dan tersebar di kecamatan yang berbeda-beda, yaitu Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN I. PENDAHULUAN A. PENYAKIT KAKI GAJAH (FILARIASIS) Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filarial dan

Lebih terperinci

PROPORSI KEMISKINAN DI KABUPATEN BOGOR THE PROPORTION OF POVERTY IN BOGOR DISTRICT. Titin Suhartini. Kusman Sadik. Indahwati.

PROPORSI KEMISKINAN DI KABUPATEN BOGOR THE PROPORTION OF POVERTY IN BOGOR DISTRICT. Titin Suhartini. Kusman Sadik. Indahwati. PROPORSI KEMISKINAN DI KABUPATEN BOGOR THE PROPORTION OF POVERTY IN BOGOR DISTRICT Titin Suhartini Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti Wing 22 Level 4 Kampus IPB Dramaga Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat pelayanan merupakan titik-titik pertumbuhan yang terjadi dibeberapa tempat tertentu saja karena adanya kekuatan penggerak pembangunan, dimana kekuatan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SKPD : DINAS KESEHATAN

SKPD : DINAS KESEHATAN : DINAS KESEHATAN Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 02 BIDANG URUSAN KESEHATAN 1 02 01 Program Pelayanan Peningkatan 1. Optimalisasi Terpenuhinya 100 % - - 15,021,845,000 15,021,845,000 16,524,027,000

Lebih terperinci