BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR
|
|
- Suparman Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor, Profil di Lingkungan BP4K Kabupaten Bogor dan Penyelenggaraan Programa an Pertanian Kabupaten Bogor. 5.1 Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem an Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (selanjutnya ditulis UU No.16 Tahun 2006 SP3K), khususnya pada Bab V Bagian Kesatu Pasal 8 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf c menyatakan bahwa salah satu kelembagaan penyuluhan adalah kelembagaan penyuluhan pemerintah dan bahwa kelembagaan penyuluhan pemerintah pada tingkat kabupaten/kota berbentuk badan pelaksana penyuluhan. Selanjutnya, pada pasal 13 ayat yang sama ayat 2 dinyatakan bahwa badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II yang bertanggung jawab kepada bupati yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati. Sebagaimana diamanatkan undang-undang tersebut, Badan Pelaksana an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor dibentuk pada bulan Maret 2009 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun Dalam Perda Nomor 15 Tahun 2008 Pasal empat dinyatakan bahwa BP4K bertugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan, khususnya dalam menyusun kebijakan, program dan kebijakan penyuluhan yang sejalan dengan program penyuluhan provinsi dan nasional, penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan penyuluhan yang mendukung kebijakan; program dan kegiatan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan daerah; pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan mekanisme, tata kerja, dan metode penyuluhan; pengumpulan, pengolahan, pengemasan, dan penyebaran materi penyuluhan bagi
2 33 pelaku utama dan pelaku usaha; pembinaan pengembangan kerjasama, kemitraan, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan; penumbuhkembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; dan peningkatan kapasitas Pegawai Negeri Sipil, swadaya, dan swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, BP4K berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan serta Dinas Peternakan dan Perikanan. Visi BP4K Kabupaten Bogor adalah Terwujudnya Pelaku Utama dan Pelaku Usaha yang Tangguh, Mandiri dan Berdaya Saing. 6 Adapun misi BP4K Kabupaten Bogor adalah meningkatkan kapabilitas sumberdaya manusia dan kelembagaan penyuluhan serta meningkatkan jejaring kerja dan alih inovasi teknologi. Adapun struktur organisasi BP4K disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Struktur Organisasi BP4K Kepala Badan Komisi an Sekretariat Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Jabatan Fungsional Umum Pertanian Kehutanan Peternakan Perikanan BP3K 6 Pelaku utama adalah petani, pekebun, dan peternak, beserta keluarga intinya sedangkan pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.
3 34 Sebagaimana terlihat pada Gambar 2, organisasi BP4K dipimpin oleh Kepala Badan (selanjutnya ditulis Kepala BP4K), Sekretariat, Pertanian, Kehutanan Peternakan, Perikanan Balai an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta Jabatan Fungsional Umum. Kepala BP4K bertugas membantu Bupati dalam memimpin, mengoordinasikan dan mengendalikan kebijakan teknis BP4K dalam melaksanakan urusan di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Dalam menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan Daerah, Bupati dibantu oleh Komisi an yang dikoordinasikan oleh BP4K. Komisi an mempunyai tugas memberikan masukan kepada Bupati melalui BP4K sebagai bahan penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan Daerah. Berikut ini disajikan bagan struktur organisasi BP4K Kabupaten Bogor. Kepala BP4K membawahi sejumlah subsistem, yang mencakup: Sekretariat, Pertanian, Kehutanan Peternakan, Perikanan Balai an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta Jabatan Fungsional Umum. Sekretariat bertugas membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala BP4K dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan BP4K. Adapun fungsi sekretariat adalah sebagai berikut: pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian BP4K, pengelolaan administrasi perencanaan dan keuangan Badan; pengelolaan pelaporan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Badan dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BP4K sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dibantu oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian serta Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian BP4K khususnya dalam pengelolaan administrasi program kerja BP4K, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi perlengkapan, hubungan masyarakat, penyiapan materi hukum, dan ketatalaksanaan BP4K;
4 35 pengelolaan administrasi kepegawaian, meliputi analisis kebutuhan pegawai, jenjang karir, usulan kenaikan pangkat, penghargaan, dan penilaian angka kredit jabatan fungsional; pengelolaan dan pengadaan sarana prasarana penyuluhan; serta pengendalian dan pelaporan administrasi umum dan kepegawaian BP4K. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan perencanaan dan administrasi keuangan BP4K yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program penyuluhan; pengelolaan data statistik penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan; pelaksanaan evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan penyuluhan; pengelolaan anggaran Badan; dan pengelolaan administrasi keuangan BP4K. dipimpin oleh seorang Koordinator yang bertugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengoordinasian penyuluhan pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan. Selanjutnya, BP4K membawahi sejumlah Balai an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di tingkat kecamatan-sebelumnya dikenal sebagai Balai an Pertanian (BPP)- yang dipimpin oleh seorang Kepala yang secara langsung bertanggung jawab kepada Kepala BP4K. Fungsi BP3K meliputi: penyusunan program penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan program penyuluhan daerah; pelaksanaan penyuluhan berdasarkan program penyuluhan; penyediaan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar; fasilitator pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; fasilitator peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan serta pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha. Meskipun di Kabupaten Bogor terdapat 40 kecamatan, namun jumlah BP3K di kabupaten ini hanya sebanyak 12 BP3K. Hal ini diduga berhubungan dengan distribusi sumberdaya penyuluh dan pertimbangan luas wilayah kerja yang dicakupnya. Data tentang kelembagaan BP3K di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 8.
5 36 Tabel 8 Distribusi Kelembagaan BP3K Menurut Wilayah Kerja dan Distribusi nya di Kabupaten Bogor, Tahun 2010 Jumlah Jumlah PNS THL 7 Total Nama BP3K Caringin Jonggol Gunung Putri Ciawi Wilayah Kerja Caringin, Cigombong, Cijeruk Jonggol, Sukamakmur, Cileungsi Gn. Putri, Citeureup, Klapanunggal Ciawi, Cisarua, Megamendung Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang, Sukaraja, Babakan Madang Cibungbulang, Pamijahan, Ciampea, Tenjolaya Leuwiliang, Rumpin, Leuwisadeng, Nanggung Jumlah desa lakilaki lakilaki lakilaki Cariu Cariu, Tanjungsari Dramaga, Ciomas, Tamansari Ciseeng, Parung, Gn. Sindur, Kemang, Rancabungur Cigudeg, Jasinga, Sukajaya Cibinong Cibungbulang Leuwiliang Dramaga Ciseeng Cigudeg Parung Parung Panjang, Panjang Tenjo Jumlah Keterangan: PNS: Pegawai Negeri Sipil THL: Tenaga Harian Lepas Sumber: Daftar Pegawai BP3K se-kabupaten Bogor Tahun Tenaga Harian Lepas merupakan penyuluh bukan PNS. Oleh karena terdapat perbedaan tugas dengan penyuluh PNS, maka THL tidak menjadi responden dalam penelitian kali ini.
6 37 Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa di Kabupaten Bogor terdapat 247 orang penyuluh pertanian yang terdiri dari 140 orang penyuluh PNS dan 107 orang penyuluh THL. Jumlah ini belum termasuk penyuluh PNS yang berkantor di BP4K Kabupaten Bogor sebanyak 30 orang dimana terdapat 20 orang penyuluh laki-laki dan 10 orang penyuluh perempuan. Sementara itu terdapat 426 desa yang menjadi wilayah sasaran penyuluhan. Dengan total penyuluh yang ada saat ini, satu orang penyuluh bertanggung jawab atas satu sampai dua desa binaan. Hal ini berarti bahwa target pemerintah yang menyatakan satu desa satu penyuluh belum tercapai. Lebih lanjut, baik pada penyuluh PNS maupun THL terlihat bahwa jumlah penyuluh laki-laki relatif lebih banyak dibandingkan dengan peyuluh perempuan. 5.2 Profil di Lingkungan BP4K Kabupaten Bogor Distribusi Menurut Jabatan dan Jenis Kelamin Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya penyuluh tersebar ke BP4K dan seluruh BP3K di Kabupaten Bogor. Berdasarkan Laporan BP4K (2009), penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor secara keseluruhan berjumlah 170 orang yang terdiri 141 orang penyuluh laki-laki (83 persen) dan 29 orang penyuluh perempuan (17 persen). Lebih tingginya jumlah dan persentase penyuluh laki-laki tampaknya berhubungan dengan masih adanya bias gender yang mengedepankan penyuluh laki-laki dalam rekrutmen penyuluh di kabupaten ini. Pada Tabel 8 ditunjukkan data distribusi penyuluh. Sebagaimana PERMENPAN Nomor 2 Tahun 2008 terdapat dua Jabatan Fungsional fungsional penyuluh yakni Terampil dan Ahli. Jabatan fungsional Pertanian Terampil meliputi empat jenjang jabatan, yaitu: Pertanian Pelaksana Pemula, Pertanian Pelaksana, Pertanian Pelaksana Lanjutan dan Pertanian Penyelia. Adapun jabatan fungsional Pertanian Ahli juga meliputi empat jenjang jabatan yakni, Pertanian Pratama Pertanian Muda, Pertanian Madya dan Pertanian Utama. Tabel 9 menyajikan data tentang distribusi penyuluh menurut Jabatan dan Jenis Kelamin. Diketahui bahwa dari total penyuluh PNS di Kabupaten Bogor, tidak terdapat mereka yang memiliki jenjang Pelaksana Pemula dan
7 38 Utama. Menurut Jabatan Fungsionalnya, mayoritas (57,8 persen) merupakan Pertanian Terampil. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi Menurut Jenjang Jabatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor, Tahun 2009 (dalam persen) Jabatan Laki-laki Total Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Pertanian Terampil Terampil Pelaksana 4 2,8 1 3,4 5 2,9 Terampil Pelaksana Lanjutan 33 23,4 2 6, ,6 Terampil Penyelia 52 36,9 8 27, ,3 Sub-total 89 63, , ,8 Pertanian Ahli Ahli Pratama 11 7,8 8 27, ,2 Ahli Muda 29 20,6 3 10, ,8 Ahli Madya 12 8,5 7 24, ,2 Sub total 52 36, , ,2 Jumlah Sumber: Daftar Pegawai BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, penyuluh laki-laki mayoritas merupakan penyuluh pertanian terampil, sedangkan penyuluh perempuan meskipun jumlahnya sedikit- mayoritas merupakan penyuluh pertanian ahli. Diduga, hal ini berhubungan dengan tingkat pendidikan penyuluh perempuan yang lebih tinggi dibandingkan penyuluh laki-laki. Perlu diketahui bahwa data pada Tabel 9 belum termasuk penyuluh THL. Sebagaimana terlihat pada Tabel 8, terdapat 107 orang THL yang terdiri dai 64 orang THL laki-laki dan 43 orang THL perempuan. Namun demikian, oleh karena THL memiliki tupoksi yang berbeda dengan penyuluh PNS maka tidak menjadi fokus penelitian ini Distribusi Menurut Umur Berikut ini akan dipaparkan mengenai distribusi penyuluh menurut kelompok umur. Sebagaimana terlihat pada Tabel 10, baik penyuluh laki-laki maupun perempuan, umumnya berada pada kelompok umur tahun. Tabel 10 juga menunjukkan bahwa persentase penyuluh pada kelompok umur tahun cukup tinggi. Merujuk pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 1986 Tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil yang Menjabat Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Pertanian dimana usia pensiun
8 39 Pertanian pada setiap jenjang adalah 60 tahun, diketahui bahwa 24 persen penyuluh di Kabupaten Bogor akan segera mencapai masa pensiun. Distribusi di Kabupaten Bogor Menurut umur, Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin selengkapnya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Distribusi Menurut Umur, Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor, Tahun 2009 (dalam persen) Pertanian Pertanian Total Terampil Ahli Umur (n=89) (n=11) (n=52) (n=18) (n=141) (n=29) ,0 0,0 1,4 0,0 1,4 0, ,0 0,0 0,7 10,3 0,7 10, ,0 0,0 0,7 13,8 0,7 13, ,1 6,9 0,7 10,3 2,8 17, ,1 3,4 7,1 3,4 19,1 6, ,2 17,2 16,3 10,3 47,5 27, ,3 10,3 8,5 13,8 24,8 24,1 60 1,4 0,0 1,4 0,0 2,8 0,0 Jumlah 63,1 37,9 36,9 62,1 100,0 100,0 Sumber: Daftar Pegawai BP4K Kabupaten Bogor Tahun Distribusi Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 11 mengemukakan distribusi penyuluh di Kabupaten Bogor menurut tingkat pendidikan formal yang mereka tamatkan. Tabel 11 Distribusi Menurut Tingkat Pendidikan, Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin Kabupaten Bogor, Tahun 2009 (dalam persen) Pertanian Pertanian Total Terampil Ahli Pendidikan Lakilaklaklaki Laki- Laki- Terakhir (n=11) (n=18) (n=29) (n=89) (n=52) (n=141) SPMA/Sederajat 24,1 13,8 0,0 0,0 24,1 13,8 DIII 31,2 24,1 3,5 6,9 34,8 31,0 DIV 0,0 0,0 4,3 0,0 4,3 0,0 S1 7,8 0,0 29,1 48,3 36,9 48,3 S2 0,0 0,0 0,0 6,9 0,0 6,9 Jumlah 63,1 37,9 36,9 62,1 100,0 100,0 Sumber: Daftar Pegawai BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Berdasarkan data pada Tabel 11 diketahui secara umum tingkat pendidikan penyuluh berada pada jenjang Strata 1, dimana persentase penyuluh perempuan
9 40 lebih tinggi sekitar sebelas persen dibandingkan penyuluh laki-laki. Tidak ditemukan lagi penyuluh yang berpendidikan SPMA/sederajat pada penyuluh perempuan. Hal ini menarik sebab justru perempuan lebih akses pada pendidikan. Berdasarkan Jabatan Fungsional fungsional, umumnya tingkat pendidikan penyuluh laki-laki adalah Diploma III, merupakan Pertanian Terampil. Adapun penyuluh perempuan umumnya merupakan lulusan S1 dan berada pada Jabatan Fungsional Ahli dengan jenjang Jabatan Petanian Pratama. Saat ini pemerintah telah menetapkan standar minimal pendidikan bagi penyuluh yaitu jenjang Strata 1. Sehubungan dengan hal tersebut maka pemerintah mewajibkan bagi seluruh penyuluh di BP4K dan BP3K yang belum menamatkan pendidikan hingga jenjang S1 untuk mengikuti tugas belajar Disitribusi Menurut Golongan Kepangkatan Distribusi penyuluh di Kabupaten Bogor menurut golongan kepangkatan, Jabatan Fungsionaldan jenis kelamin disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Distribusi Menurut Golongan Kepangkatan, Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor, Tahun 2009 (dalam persen) Pertanian Pertanian Golongan Kepangkatan Terampil (n=11) Ahli (n=18) (n=89) (n=52) (n=141) Total (n=29) II/c 1,4 0,0 0,0 0,0 1,4 0,0 II/d 1,4 0,0 0,0 0,0 1,4 0,0 III/a 2,8 6,9 4,3 31,0 7,1 37,9 III/b 19,9 3,4 3,5 0,0 23,4 3,4 III/c 25,5 10,3 8,5 3,4 34,0 13,8 III/d 12,1 17,2 9,2 6,9 21,3 24,1 IV/a 0,0 0,0 11,3 20,7 11,3 20,7 Jumlah 63,1 37,9 36,9 62,1 100,0 100,0 Sumber: Daftar Pegawai BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Umumnya penyuluh di Kabupaten Bogor berada pada golongan pangkat III/c. Hal ini sesuai dengan jenjang jabatan mayoritas penyuluh yakni Pertanian Penyelia. Merujuk pada Pasal 7 PERMENPAN Nomor 2 Tahun 2008 yang menjelaskan bahwa jenjang pangkat pada golongan ruang III/c antara lain merupakan Pertanian Penyelia. Dilihat dari jenis kelamin,
10 41 mayoritas penyuluh laki-laki berada pada golongan III/c, sedangkan perempuan dominan pada golongan III/a. Diduga hal ini berhubungan dengan tuntutan affirmative action bahwa seharusnya SDM perempuan dalam organisasi itu sedikitnya 30 persen Distribusi Menurut Bidang Keahlian Tabel 13 menyajikan distribusi penyuluh di di Kabupaten Bogor menurut bidang keahlian, Jabatan Fungsional dan jenis kelamin. Tabel 13 Distribusi Menurut Bidang Keahlian, Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor, Tahun 2009 (dalam persen) Pertanian Pertanian Total Ahli Terampil Bidang Keahlian (n=89) (n=11) (n=52) (n=18) (n=141) (n=29) Pertanian 44,0 34,5 32,6 58,6 76,6 93,1 Kehutanan 13,5 3,4 0,7 0,0 14,2 3,4 Perikanan/peternakan 5,7 0,0 3,5 3,4 9,2 3,4 Jumlah 63,1 37,9 36,9 62,1 100,0 100,0 Sumber: Daftar Pegawai BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Data sebagaimana terlihat pada Tabel 12 menunjukkan bahwa penyuluh pertanian sangat dominan. Hal ini tampaknya berhubungan dengan kondisi wilayah dan penduduk di Kabupaten Bogor. Luas lahan pertanian di Kabupaten Bogor yaitu seluas 159,2 hektar atau 53 persen dari total wilayah pertanian di Kabupaten Bogor, sedangkan luas kolam di Kabupaten Bogor sekitar hektar atau 1,5 persen dari total wilayah pertanian di Kabupaten Bogor. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa Bogor kekurangan tenaga penyuluh, hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se- Kabupaten Bogor mengeluhkan minimnya tenaga penyuluh pertanian ( 5.3 Relasi Gender di Badan Pelaksana an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, diketahui jumlah penyuluh perempuan di Kabupaten Bogor hanya sebesar 17 persen. Lebih tingginya jumlah dan persentase penyuluh tampaknya berhubungan dengan masih adanya bias
11 42 gender yang mengedepankan penyuluh laki-laki dalam rekrutmen penyuluh di kabupaten ini. Namun demikian, jika diamati penyuluh perempuan memiliki tingkat pendidikan yang jauh lebih baik. Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 11, tidak satupun penyuluh perempuan yang latar belakang pendidikannya SPMA. Lebih lanjut, terdapat penyuluh perempuan yang tingkat pendidikannya adalah S2 (6,9 persen), sementara umumnya tingkat penyuluh laki-laki merupakan tamatan Diploma III. Hal ini berdampak pada golongan pangkat penyuluh perempuan yakni IV/a dengan jabatan fungsional Pertanian Madya. Berdasarkan laporan diketahui bahwa dua posisi tertinggi di BP4K, yakni Kepala BP4K dan Wakil Kepala BP4K ditempati oleh perempuan. Selain itu perempuan juga menempati jabatan Koordinator Perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa siapapun, baik laki-laki maupun perempuan yang dinilai kompeten dan mampu dapat menjadi pemimpin. Merujuk pada definisi kesetaraan gender dari Menneg PP yang menyatakan bahwa kesetaraan gender adalah hasil dari ketiadaan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atas dasar kesempatan, alokasi sumberdaya atau manfaat dan akses terhadap pelayanan, dapat disimpulkan bahwa telah ada kesetaraan gender pada level BP4K. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kepala BP3K diangkat oleh Bupati atas usulan BP4K. Demikian halnya, saat BP4K belum dibentuk, calon ketua BPP diangkat oleh Bupati atas usulan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Belum ada syarat tertulis yang bagi calon ketua BP3K, namun minimal calon ketua BP3K harus senior dan terampil pada bidangnya. Mengingat bahwa 71 persen penyuluh baik laki-laki maupun perempuan sudah senior dan terdapat dua orang penyuluh perempuan yang tamat S2, sementara di BP3K seluruhnya dikepalai oleh laki-laki, dinilai belum ada kesetaraan gender pada level BP3K.
PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. 8.1 Kesimpulan
8.1 Kesimpulan BAB VIII PENUTUP Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor dibentuk pada bulan Maret 2009. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan
Lebih terperinciSekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 15 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciV. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor
V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II
Lebih terperinciDATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS
DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciPERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.
Lebih terperinciTABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun
Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Lebih terperinciANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,
Lebih terperinciBismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.
LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9
Lebih terperinciRumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor
SKPD : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor Rencana Tahun 2013 Program /Kegiatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS GENDER DALAM KINERJA PENYULUH DI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN BOGOR
BAB VII ANALISIS GENDER DALAM KINERJA PENYULUH DI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN BOGOR Bab berikut ini mendeskripsikan mengenai Akses, Kontrol, Partisipasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010
PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG TENTANG
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2013-2018 (per 27 Oktober 2014) PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BKP5K) 2014 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciRencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan
LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR
42 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 4.1. Keadaan Umum Tabloid Sinar Tani 4.1.1. Sejarah Tabloid Sinar Tani Tabloid Sinar Tani diterbitkan oleh PT. Duta Karya Swasta.
Lebih terperinciKABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008
Katalog BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2008 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia
HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial Sumberdaya Manusia Data yang diperoleh dari Factor Score sebanyak 11 data. Ada 3 faktor yang terkait dengan tingkat pendidikan guru mengajar
Lebih terperinciBUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012
BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DENGAN
Lebih terperinciREALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013
REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian
Lebih terperinciARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR
Arahan Pemanfaatan Daya Dukung Lahan Pertanian di Kabupaten Bogor... (Kurniasari dkk.) ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR (Direction of Using Carrying Capacity Agricultural
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAI'TUHAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang:
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN
QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN
Lebih terperinciSKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
: DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Kode Program/ Keluaran Hasil 2 URUSAN PILIHAN 2 03 BIDANG URUSAN ENERGI DAN SUMBER SUMBER DAYA MINERAL 2 03 01 Program Pelayanan - - 30,126,626,000 30,126,626,000
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA
13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH
1 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KETAHANAN PANGAN, PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN
Lebih terperinciRumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013
Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT
BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KEHUTANAN BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.
Menimbang : BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,
PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan ketentuan pasal 8
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 24 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA CIBINONG
PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN CIBINONG NOMOR
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BIMA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 2010 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa penyuluhan sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 01 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI MALUKU
Lebih terperinciDASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :
DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPrakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.
PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 01 Program Pelayanan Administrasi 1,264,847,100 - - 1,264,847,100 1,264,847,100
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,
PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN LUWU TIMUR Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciKATALOG BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2010 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2010 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT
19 BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja karena umur mempengaruhi kekuatan
Lebih terperinciB a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bogor, terdapat 80 desa yang tergolong pada desa tertinggal berdasarkan kriteria indeks desa tertinggal (IDT)
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur
34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG 2010 NO: 20 SERI: D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciGambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang
Lebih terperinciDRAFT ANTARA RANCANGAN AWAL DRAFT AWAL RANCANGAN
RANCANGAN AKHIR DRAFT AWAL RANCANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya, sehingga Dinas Pendapatan Daerah dapat menyelesaikan penyusunan Rancangan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BUNGO
PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah, visi misi, tugas pokok,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN. KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB.1/Menhut-IX/2014 NOMOR : 05 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR PB.1/Menhut-IX/2014 NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinci5. Badan adalah Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulungan. 6. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Lebih terperinci2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan
No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G
BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1096, 2013 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN DAN APARATUR NEGARA. Penyuluh Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 23 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERIZINAN TERPADU Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008
PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG
[ GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung
Lebih terperinciTARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA
Tabel 12. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman 2008 TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Lebih terperinci2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUARA ENIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGANN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciINFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN BOGOR
INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN BOGOR Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinci