EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M
|
|
- Herman Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUATION OF NATIONAL TORQUE STANDARD MACHINE IN THE RESEARCH CENTER FOR METROLOGY IN MEASUREMENT RANGE OF 5 N M 50 N M Dinar Nurcahyono 1, Hafid 1, Koji Ogushi 2, Atsuhiro Nishino 2 1 Pusat Penelitian Metrologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kompleks Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan National Metrology Institute of Japan (NMIJ), AIST, Tsukuba, Jepang dinar@kim.lipi.go.id ABSTRAK Evaluasi terhadap mesin standar torsi Puslit Metrologi LIPI pada rentang 5 50 N m telah dilakukan dengan melakukan uji banding secara bilateral dengan National Metrology Institute of Japan (NMIJ). Uji banding ini dilakukan pada sepuluh titik ukur dari 5 50 N m untuk torsi searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam dengan menggunakan torque transducer sebagai artefak. Tujuan dari uji banding ini adalah untuk mengevaluasi ketidakpastian mesin standar torsi deadweight Puslit Metrologi pada rentang 5 50 N m yang ditetapkan sebesar 0,04 %. Hasil uji banding menunjukkan kesesuaian hasil pengukuran Puslit Metrologi dengan hasil pengukuran NMIJ dengan En terbesar untuk torsi searah jarum jam adalah 0,17 dan untuk torsi berlawanan arah jarum jam adalah 0,26. Kata kunci: evaluasi, ketidakpastian, mesin standar torsi, uji banding, En number ABSTRACT Evaluation of Research Center for Metrology s torque standard machine in measurement range of 5 50 N m has been done by conducting bilateral comparison with the National Metrology Institute of Japan (NMIJ). Comparison conducted on ten measuring points from 5 50 N m for clockwise and counterclockwise torque using torque transducer as the artefact. The purpose of this comparison is as supporting evidence of the reliability of the RCM s deadweight torque standard machine uncertainty in the range of 5 50 N m that has been declared with 0,04%. The comparison results showed that the measurement results of Research Center for Metrology LIPI was in accordance with the measurement results of NMIJ, with the biggest En for clockwise torque was 0.17 and for counter clockwise was Keywords: evaluation, uncertainty, torque standard machine, comparison, En number A. PENDAHULUAN Puslit Metrologi LIPI merupakan Lembaga Metrologi Nasional atau National Metrology Institute (NMI) Indonesia, yang memegang peranan penting sebagai pengelola teknis Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU). Dalam lingkup pengukuran torsi, Puslit Metrologi memiliki mesin torsi yang merupakan standar nasional tertinggi. Peranan pengukuran torsi dalam mendukung peningkatan daya saing produk dan standar keselamatan sangat penting karena aplikasi utama dari pengukuran torsi adalah untuk uji material serta standar pengencangan dalam industri manufaktur, perakitan, dan konstruksi. Standar nasional torsi Puslit Metrologi berupa mesin standar torsi deadweight N m. Mesin standar torsi ini tertelusur ke PTB Jerman dengan menggunakan transfer standar berupa dua buah torque transducer yang masing-masing berkapasitas 500 N m ( N m) dan N m ( N m). Dengan menggunakan torque transducer tersebut, titik kalibrasi yang dapat dicakup hanya dari N m sehingga penetapan ketidakpasti an mesin untuk rentang di bawah 50 N m me mer lukan validasi tersendiri yang dapat di lakukan melalui uji banding. Hal ini sesuai dengan ISO/IEC 17025:2005 tentang jaminan mutu hasil pengukuran. 91
2 Gambar 1. Mesin Standar Torsi Puslit Metrologi Dalam makalah ini disampaikan hasil evaluasi berdasarkan proses uji banding bilateral torsi antara Puslit Metrologi dan lembaga metrologi nasional Jepang, yaitu NMIJ, untuk rentang kapasitas 5 50 N m dengan torsi searah jarum jam (clockwise, CW) dan berlawanan arah jarum jam (counterclockwise, CCW). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan prosedur kalibrasi masing-masing NMI. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Desember 2015 hingga Februari Hasil uji banding ini kemudian dianalisis meng gunakan metode Error Normalized number (En number). B. TINJAUAN PUSTAKA Mesin standar torsi deadweight merupakan mesin standar torsi yang menghasilkan torsi dengan menggunakan gaya berat, yaitu dengan memanfaatkan gaya gravitasi yang bekerja pada massa standar yang terletak pada panjang lengan tertentu dengan mempertimbangkan efek buoyancy. Mesin standar torsi Puslit Metrologi (Gambar 1) berupa mesin standar torsi deadweight N m dengan rentang ukur N m. Ketidakpastian mesin standar torsi dibagi menjadi tiga rentang, yaitu untuk rentang 1 5 N m ditetapkan sebesar 0,1%, rentang Gambar 2. Mesin Standar Torsi NMIJ N m sebesar 0,04%, dan rentang N m sebesar 0,03%, di mana ketidakpastian rentang N m ditetapkan berdasarkan hasil kalibrasi torque transducer ke PTB. Sementara itu, penetapan ketidakpastian mesin untuk rentang di bawah 50 N m dilakukan dengan menggunakan metode gabungan sesuai prosedur I.MM.5.00 Puslit Metrologi [1] dengan mengacu pada hasil kalibrasi rentang N m. Uji banding yang disampaikan dalam makalah ini digunakan untuk validasi penetapan ketidakpastian mesin standar torsi pada rentang 5 50 N m sebesar 0,04%. Uji banding ini sekaligus dapat digunakan sebagai data dukung klaim kemampuan kalibrasi dan pengukuran (Calibration and Measurement Capability, CMC) pada rentang N m. Puslit Metrologi juga telah melakukan uji banding bilateral dengan NMIJ untuk titik ukur N m dan N m dengan identifier APMP.M.T-S1 [2] untuk mendukung klaim kemampuan kalibrasi dan pengukuran pada rentang N m. Mesin standar torsi yang digunakan oleh NMIJ dalam uji banding ini adalah mesin standar torsi deadweight 1 kn m dengan ketidakpastian 0,0034% (Gambar 2). Mesin Gambar 3. Torque Transducer DmTN 50 N m Gambar 4. Indikator DMP 40 dan BN 100A 92 Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016
3 ini telah digunakan dalam uji banding torsi CCM.T-K1 [3] dan beberapa uji ban ding lain, antara lain dengan KRISS (Korea) [4]. Kedua mesin ini memiliki sistem pembebanan yang berbeda, di mana mesin standar torsi NMIJ menggunakan sistem pembebanan otomatis, sedangkan mesin standar torsi Puslit Metrologi masih menggunakan pembebanan manual. Evaluasi kesesuaian hasil pengukuran kedua NMI dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan angka kesalahan atau En number dengan persamaan sebagai berikut:... (1) dengan: X P2M = Nilai yang dihasilkan oleh Puslit Metrologi LIPI X NMIJ = Nilai yang dihasilkan NMIJ W P2M = Nilai ketidakpastian bentangan yang dihasilkan oleh Puslit Metrologi LIPI W NMIJ = Nilai ketidakpastian yang dihasilkan NMIJ Hasil yang baik ditunjukkan jika nilai En 1. C. METODE Pada uji banding ini, artefak yang digunakan adalah torque transducer kapasitas 50 N m tipe DmTN dengan nomer seri #52641 (Gambar 3). Torque transducer ini memiliki shaft ber diameter Ø 20 mm. Pengambilan data pertama kali dilakukan oleh Puslit Metrologi sebelum dilakukan pengambilan data oleh NMIJ. Selanjutnya, pengambilan data dilakukan kembali oleh Puslit Metrologi untuk menentukan drift torque transducer selama rentang waktu uji banding. Pengambilan data dilakukan dengan meng gunakan indikator DMP 40 setiap NMI (Puslit Metrologi sn: # , NMIJ sn: # ). Kedua indikator ini kemudian dikalibrasi dengan menggunakan bridge calibration unit BN100A Puslit Metrologi (sn: #17152) untuk menentukan deviasi di antara keduanya (Gambar 4). Pengujian indikator DMP 40 dilakukan pada rasio tegangan yang merepresentasikan output dari torque transducer, yaitu dari -2 mv/v hingga + 2 mv/v. Titik pengujian dilakukan pada +0.1 mv/v, +0.2 mv/v, +0.4 mv/v, +0.6 mv/v, +0.8 mv/v, +1.0 mv/v, +1.2 mv/v, +1.6 mv/v, +2.0 mv/v serta -0.1 mv/v, -0.2 mv/v, -0.4 mv/v, -0.6 mv/v, -0.8 mv/v, -1.0 mv/v, -1.2 mv/v, -1.6 mv/v, dan -2.0 mv/v. Setting filter pada DMP 40 yang digunakan adalah Bezzel filter 0,1 Hz dan setting auto calibration Acal Off. Prosedur pembebanan yang digunakan adalah prosedur kalibrasi torque transducer setiap NMI dengan beberapa penyesuaian yang dilakukan untuk uji banding (Gambar 5). Step pembebanan yang dilakukan ditampilkan pada Gambar 6. Pengambilan data dilakukan dalam tiga sudut rotasi, yaitu 0, 120, dan 240 dengan sepuluh titik pembebanan naik dan turun. Pegambilan data torsi searah jarum jam (CW) dan berlawan an arah jarum jam (CCW) dilakukan secara ter pisah. Gambar 5. Skema Uji Banding Evaluasi Mesin Standar... 93
4 Gambar 6. Prosedur Pembebanan Puslit Metrologi dan NMI Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa Puslit Metrologi dan NMIJ mempunyai sistem pembebanan berbeda. Hal ini menyebabkan per be daan waktu yang diperlukan untuk men ca pai titik pembebanan dan kestabilan. NMIJ menggunakan waktu tunggu untuk pengambilan data 30 detik setelah mencapai titik pembebanan, sedangkan Puslit Metrologi menggunakan waktu tunggu 60 detik. Suhu ruang yang dipersyaratkan untuk pengambilan data adalah 20 C ± 0,2 C, sedangkan kelembapan pada rentang 45% ± 5%. Kesesuaian hasil pengukuran Puslit Metrologi dan NMIJ dievaluasi dengan menggunakan En number. Selain itu, dilakukan pula evaluasi terhadap besarnya perbedaan repeatability (b diff ), reproducibility (b diff ), dan hysteresis (h diff ) yang dihasilkan untuk memvalidasi proses pengambilan data yang dilakukan Puslit Metrologi. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan selama pengambilan data ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa kondisi lingkungan yang dipersyaratkan dapat terpenuhi selama pengambilan data. Tabel 1. Suhu dan Kelembapan NMI P2M NMIJ Arah CW CCW CW CCW Suhu ( C) Ave. 20,0 20,0 20,1 20,0 Max. 20,1 20,1 20,2 20,1 Min. 20,0 19,9 20,1 19,9 Kelembapan (%) Ave. 43,8 43,7 45,0 44,7 Max. 44,7 44,4 45,2 45,3 Min. 43,0 42,9 44,7 44,4 2. Perbedaan Rentang Rasio Tegangan Indikator Berdasarkan pengujian indikator DMP40 dengan menggunakan BN 100A, perbedaan rentang rasio tegangan antara DMP40 Puslit Metrologi dan NMIJ adalah kurang dari 0,001% (kecuali untuk -0,1 mv/v dan -0,2 mv/v). Perbedaan ini relatif kecil sehingga pengaruh penggunaan indikator yang berbeda dapat diabaikan. 3. Deviasi Perhitungan deviasi hasil pengukuran antara kedua NMI dilakukan dengan menggunakan data rata-rata pembebanan naik yang pertama pada tiap sudut. Hasil pengambilan data kedua NMI ditampilkan pada Tabel 2 dan 3. Hasil pengambilan data menunjukkan bahwa deviasi yang diperoleh relatif cukup kecil jika dibandingkan ketidakpastian mesin standar torsi Puslit Metrologi sebesar 0,04%. Deviasi 94 Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016
5 maksimum untuk torsi searah jarum jam adalah -0,0074% dan untuk torsi berlawanan arah jarum jam adalah -0,011%. Tabel 2. Hasil Pengambilan Data Torsi Searah Jarum Jam Torsi Defleksi P2M NMIJ Deviasi N m mv/v mv/v % 5 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0031 Tabel 3. Hasil Pengambilan Data Torsi Berlawanan Arah Jarum Jam Torsi Defleksi P2M NMIJ Deviasi N m mv/v mv/v % -5-0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , En number Kesesuaian antara data yang dihasilkan oleh Puslit Metrologi dan NMIJ diperhitungkan dengan En number seperti pada persamaan (1). Ketidakpastian pengukuran Puslit Metrologi (W P2M ) dihitung dengan memperhitungkan ketidakpastian mesin standar torsi (W std1 ), repeatability (W b 1 ), reproducibility (W b1 ), resolusi (W r1 ), creep (W cr1 ), dan drift (W d1 ). Keti dakpastian pengukuran NMIJ (W NMIJ ) dihitung dengan memperhitungkan ketidakpastian mesin standar torsi (W std2 ), repeatability (W b 2 ), dan reproducibility (W b2 ) dan resolusi (W r2 ). W P2M..(2) (%) = k wstd 1 + wb '1 + wb 1 + wr + wcr1 + wd (%) = W k w w w w...(3) NMIJ std 2 b'2 b2 r dengan k = 2 dan tingkat kepercayaan 95%. Ketidakpastian relatif creep (w cr1 ) ditambahkan dalam perhitungan W P2M untuk mengompensasi perbedaan profil pembebanan dan waktu tunggu. Berdasarkan hasil pengujian, perbedaan keluaran torque transducer antara detik adalah kurang dari 0,003%. Ketidakpastian relatif drift (w d1 ) diperhitungkan dari perbedaan data prakalibrasi dan pascakalibrasi Puslit Metrologi untuk mengompensasi perubahan yang terjadi pada torque transducer selama uji banding. Drift torque transducer berkisar antara 0,0051 0,014% untuk torsi searah jarum jam dan 0,001 0,0081% untuk torsi berlawanan arah jarum jam. Hasil perhitungan ketidakpastian dan nilai En yang diperoleh dalam uji banding ditampilkan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa pada seluruh titik pengujian nilai En yang didapatkan kurang dari 1 dengan En terbesar torsi searah jarum jam adalah 0,17 dan torsi berlawanan arah jarum jam adalah 0,26. Dengan demikian, kesesuaian antara mesin standar torsi Puslit Metrologi dan Tabel 4. Ketidakpastian Bentangan dan Nilai En Torsi Searah Jarum Jam Torsi W P2M W NMIJ En N m % % 5 0,043 0,011-0, ,041 0,010-0, ,041 0,008-0, ,041 0,007-0, ,040 0,008-0, ,040 0,008-0, ,040 0,007-0, ,040 0,008-0, ,040 0,007-0, ,040 0,008-0,08 Evaluasi Mesin Standar... 95
6 Tabel 5. Ketidakpastian Bentangan dan Nilai En Torsi Berlawanan Arah Jarum Jam Torsi W P2M W NMIJ En N m % % -5 0,042 0,009-0, ,041 0,009-0, ,041 0,008-0, ,040 0,008-0, ,041 0,008-0, ,040 0,007-0, ,041 0,008-0, ,041 0,008-0, ,041 0,008-0, ,040 0,008-0,21 Gambar 7. Kesesuaian antara Hasil Puslit Metrologi dan NMIJ (CW) NMIJ telah dibuktikan. Hasil tersebut dapat diringkas dalam Gambar 7 dan 8. Derajat kesesuaian pengukuran torsi antara Puslit Metrologi dan NMIJ sangat tinggi dan digambarkan dengan nilai En yang kecil kurang dari 1. Walaupun ketidakpastian pengukuran Puslit Metrologi jauh lebih besar dari NMIJ, ketidakpastian pengukuran Puslit Metrologi masih sangat mungkin untuk diperkecil jika dilihat dari deviasi yang dihasilkan. Namun, ketidakpastian mesin Puslit Metrologi sebesar 0,04% saat ini masih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai standar torsi nasional. Kebutuhan terhadap ketidakpastian mesin standar torsi dapat ditinjau dari batas toleransi yang diizinkan untuk torque wrench yang merupakan alat ukur torsi terendah. ISO 6789:2003 mensyaratkan deviasi maksimum torque wrench adalah 4% dan 6% (tergantung tipe dan kelas torque wrench) sehingga ketidakpastian torque wrench tester yang diperlukan idealnya kurang dari 1%. [5] Selanjutnya, ketidakpastian reference torque wrench yang diperlukan untuk kalibrasi torque wrench tester idealnya kurang dari 0,4% dan ketidakpastian mesin standar torsi yang diperlukan untuk kalibrasi reference torque wrench idealnya kurang dari 0,2%. Hal ini secara tersirat terdapat pada prosedur EURAMET cg-14: Guidelines on the Calibration of Static Torque Measuring Devices, tabel C.1 tentang klasifikasi alat ukur torsi. [6] Dalam appendix C BIPM, yang merupakan daftar kemampuan kalibrasi dan pengukuran Gambar 8. Kesesuaian antara Hasil Puslit Metrologi dan NMIJ (CCW) Gambar 9. Perbedaan Repeatability, Reproducibility, dan Hysteresis dari Data yang Dihasilkan Kedua NMI (CMC) dari berbagai negara yang telah diakui kebenarannya, 11 dari 27 item CMC torsi besarnya antara 0,05 0,2% [7]. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengukuran Puslit Metrologi masih cukup baik. Selain analisis nilai En dan ketidakpastian mesin, analisis hasil uji banding juga dilakukan terhadap besarnya perbedaan repeatability, reproducibility, dan hysteresis yang dihasilkan dalam uji banding ini. Gambar 9 menunjukkan bahwa perbedaan repeatability (b diff ), reproducibility (b diff ), dan hysteresis (h diff ) yang dihasilkan oleh Puslit Metrologi dan NMIJ dari titik N m cukup kecil, yakni di bawah 0,006%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas 96 Instrumentasi, Vol. 40 No. 2, 2016
7 mesin dan kompetensi teknis yang dimiliki Puslit Metrologi cukup baik meskipun masih menggunakan sistem pembebanan manual. E. KESIMPULAN Hasil uji banding torsi kapasitas 5 50 N m yang dilakukan antara Puslit Metrologi LIPI dan NMIJ menunjukkan kesesuaian di antara keduanya dengan nilai En maksimum yang diperoleh untuk arah searah jarum jam dan berlawan arah jarum jam adalah sebesar 0,26. Hal ini menunjukkan ketidakpastian yang ditetapkan untuk rentang 5 50 N m sebesar 0,04% telah dapat dijamin kebenaran pengukurannya. Hasil ini selanjutnya dapat digunakan sebagai data pendukung bagi Pusat Penelitan Metrologi LIPI untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kemampuan pengukuran dan kalibrasinya (CMC) di rentang N m. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada staf laboratorium gaya dan torsi Puslit Metrologi LIPI dan NMIJ yang telah bekerja sama dalam kegiatan uji banding ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Pusat Penelitian Metrologi LIPI I.MM.5.00 Calibration of Deadweight Torque Standard Machine. [2] Ogushi, K., A. Nishino, D. Nurcahyono, dan Hafid Report on the APMP.M.T-S1 Supplementary Comparison. Metrologia 35. [3] Roske, D Final Report on the Torque Key Comparison CCM.T-K1. Metrologia 46. [4] Ogushi, K., dkk Inter-laboratories Comparison between NMIJ and KRISS for Calibration Capabilities of Torque Measuring Devices in the Range from 50 N m to 2 kn m. APMF. [5] International Organization for Standardization ISO 6789: Assembly Tools for Screws and Nuts Hand Torque Tools Requirements and Test Methods for Design Conformance Testing, Quality Conformance Testing, and Recalibration Procedure. [6] EURAMET EURAMET/cg-14/version 2.0: Guidelines on the Calibration of Static Torque Measuring Devices. [7] BIPM Calibration and Measurement Capabilities CMCs. Terakhir dimodifikasi pada Mei exalead_kcdb/ exa_kcdb.jsp?_p=appc&_ q=torque&x=0&y=0. Evaluasi Mesin Standar... 97
EVALUASI UNJUK KERJA KALIBRATOR TORSI STATIK HASIL RANCANG BANGUN MELALUI UJI BANDING KALIBRASI
Evaluasi Unjuk Kerja Kalibrator Torsi Statik Hasil Rancang Bangun Melalui Uji Banding Kalibrasi (Hilman Syaeful Alam) EVALUASI UNJUK KERJA KALIBRATOR TORSI STATIK HASIL RANCANG BANGUN MELALUI UJI BANDING
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS
Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI
Lebih terperinciRIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM
Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE
PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE Adindra Vickar Ega, R.Rudi Anggoro Samodro Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN DIMENSIONAL
KODE JUDUL : I. 216 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN DIMENSIONAL UNTUK REALISASI STANDAR NASIONAL TORSI DAN ALIRAN KEMENTERIAN/LEMBAGA:
Lebih terperinciSTUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK
Studi Metode Kalibrasi Higrometer Elektrik (Arfan Sindhu Tistomo) STUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK Study on Electrical Hygrometer Calibration Method Arfan Sindhu Tistomo Pusat Penelitian Kalibrasi,
Lebih terperinciPENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR
PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR Windi Kurnia Perangin-angin 1, A. Mohamad Boynawan 2, Ratnaningsih 3 1 Puslit KIM
Lebih terperinciPengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati
Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat terbang merupakan salah satu alat transportasi yang penting pada era sekarang ini. Fasilitas dan mesin yang digunakanpun dituntut harus serba canggih dan benar
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN
ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciGhufron Zaid, Dwi Larassati, Suherlan Puslit KIM-LIPI Gedung 420 Komplek Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
Jurnal Standardisasi Vol. 13 No. 3 Tahun 2011: 184-191 ANALISA HASIL UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM NASIONAL TINGKAT ASIA PASIFIK UNTUK TERMOMETER CAIRAN DALAM GELAS Analysis of Inter Comparison National
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah
Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta
Lebih terperinciUJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG
UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG Budi Santoso, S.T. Maulana Putra, S.Si Dian Premana, S.Si GA. MonangLumbanGaol, S.Kom Pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Badan Meteorologi Klimatologi dan
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25
ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Lebih terperinciUJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC DAN ISO 13528
UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC 17043 DAN ISO 13528 PROFICIENCY TESTING FOR GAS EMISSIONS USING GAS ANALYZER COMPLY WITH THE PRINCIPLES OF ISO/IEC 17043
Lebih terperinciREDUKSI KESALAHAN KOSINUS PADA KALIBRASI UNIVERSAL MEASURING MACHINE DENGAN MENGGUNAKAN DISPLACEMENT LASER INTERFEROMETER
REDUKSI KESALAHAN KOSINUS PADA KALIBRASI UNIVERSAL MEASURING MACHINE DENGAN MENGGUNAKAN DISPLACEMENT LASER INTERFEROMETER COSINE ERROR REDUCTION ON THE UNIVERSAL MEASURING MACHINE CALIBRATION USING DISPLACEMENT
Lebih terperinciEVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI
EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo dan Indah
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciMETODE ANALISIS HASIL KALIBRASI DEW POINT
INTISARI METODE ANALISIS HASIL KALIBRASI DEW POINT Melati Azizka Fajria, Arfan Sindhu Tistomo Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, 15314 mela004@lipi.go.id
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 011 PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 Wijono, Gatot Wurdiyanto Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, Jl.Lebak Bulus No.49 Jakarta, 1440
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)
KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciPengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER
55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi
Lebih terperinciBAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat
Lebih terperinciLAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM LK 074 IDN
Temperatur 1 Temperature sensor 0 C ~ 500 C 0.37 C with display unit 2 Temperature enclosure (oven) 50 C ~ 100 C 0.67 C 100 C ~ 200 C 0.74 C 200 C ~ 300 C 0.82 C 300 C ~ 400 C 0.92 C 400 C ~ 500 C 1.0
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB
1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.
Lebih terperinciKajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025
Harsojo/Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 55 Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sekip
Lebih terperinciPERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA
PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL
STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL Ardison Gutama 1), Alex Kurniawandy 2), Warman Fatra 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, 1,2) Teknik Sipil, 3) Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinci[BADAN STANDARISASI NASIONAL] 2012
[G.1] KAJIAN KEBUTUHAN STANDAR NASIONAL SATUAN UKURAN DI INDONESIA Tim Peneliti: Untari Pudjiastuti Rahman Mustar I Nyoman Supriyatna Dohana Viskhurin Femina [BADAN STANDARISASI NASIONAL] 2012 LATAR BELAKANG.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TATA KERJA KALIBRASI Tata kerja dari pelaksanaan kalibrasi Dryer Oven dijelaskan pada bagan dibawah ini: Penentuan alat kalibrasi (Master) Penentuan Metode kalibrasi Metode
Lebih terperinciPEMBANDINGAN KEKUATAN TARIK TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BRINEL DAN MENGGUNAKAN UTM (UNIVERSAL TEST MACHINE)
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 212 PEMBANDINGAN KEKUATAN TARIK TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BRINEL DAN MENGGUNAKAN (UNIVERSAL TEST MACHINE) Rinawati, Fiki Priansyah dan Indra Bachtiar Jurusan
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA
PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian
Lebih terperinciKalibrasi Daya AC pada Power Quality Analyzer dengan Menggunakan Multiproduct Calibrator
Kalibrasi Daya AC pada Power Quality Analyzer dengan Menggunakan Multiproduct Calibrator AC Power Calibration on Power Quality Analyzer Using a Multiproduct Calibrator Hayati Amalia 1 dan Agah Faisal 2
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139
252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto
Lebih terperinciDaftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6
RENCANA STRATEGIS PUSAT AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka
Lebih terperinciANALISA PERGESERAN NILAI PENGUKURAN TURBIN GAS FLOW METER MENGGUNAKAN STANDAR BELL PROVER
ANALISA PERGESERAN NILAI PENGUKURAN TURBIN GAS FLOW METER MENGGUNAKAN STANDAR BELL PROVER INTISARI Jalu A. Prakosa, Bernardus H. Sirenden, Nur Tjahyo Eka D. Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO 9001 2008) di PT. X dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat
Lebih terperinciPENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN
PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi laboratorium yang berskala nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran besaran - besaran fisika. Metrologi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu metrologi legal, metrologi ilmiah dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu pengerjaan dengan tahapan kegiatan
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN TARIK BESI BETON STRUKTUR BETON JEMBATAN WAIHATTU (PERHITUNGAN MANUAL-MINITAB.13)
Volume 12, No. 1, Oktober 2012: 11-17 ANALISA KEKUATAN TARIK BESI BETON STRUKTUR BETON JEMBATAN WAIHATTU (PERHITUNGAN MANUAL-MINITAB.13) Steanly R.R Pattiselanno, Nanse H Pattiasina Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciEstimasi Ketidakpastian Pengukuran ph Larutan Bufer Sitrat Menggunakan Elektroda Gelas Dengan Metode Dua Titik Kalibrasi
Estimasi Ketidakpastian Pengukuran ph Larutan Bufer Sitrat Menggunakan Elektroda Gelas Dengan Metode Dua Titik Kalibrasi Ayu Hindayani Laboratorium Metrologi Kimia (LMK), Pusat Penelitian Metrologi-Lembaga
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang
Lebih terperinciManajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja
Manajemen laboratorium by Djadjat Tisnadjaja 1 Praktek berlaboratorium yang benar (GLP) Penggunaan istilah Good Laboratory Practice (GLP) dalam suatu peraturan pertama kalai ditemukan dalam New Zealand
Lebih terperinciPENGUKURAN TEKNIK TM3213
PENGUKURAN TEKNIK TM3213 KULIAH 2: KARAKTERISTIK PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala Isi Kesalahan pengukuran Definisi statik Karakteristik statik Kalibrasi
Lebih terperinciDISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT
DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT Sagino, Dedy Haryanto, Riswan Djambiar, Darlis Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat
Lebih terperinciVERIFIKASI SISTEM PENGUKURAN TEGANGAN STANDAR AC BERBASIS METCAL 7,20 BERKETELITIAN MENCAPAI 2 PPM
Jurnal Standardisasi Vol., No. Tahun 0: - VERIFIKASI SISTEM PENGUKURAN TEGANGAN STANDAR AC BERBASIS METCAL 7,0 BERKETELITIAN MENCAPAI PPM Verification of The AC Voltage Standard Measurement Based on METCAL
Lebih terperinciAER SAMPLING SDN BHD Masai, Malaysia
AERHQWW-17025-id Revision 0, Page 1 of 6 Asosiasi Akreditasi Laboratorium Amerika (A2LA) Laboratorium Terakreditasi A2LA telah memberikan akreditasi kepada AER SAMPLING SDN BHD Masai, Malaysia Untuk kompetensi
Lebih terperinciPengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT
KALIBRASI PRESSURE GAUGE Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas Jakarta Timur 13740 Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE Amalia Rakhmawati, ST, MT Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210
ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA
Lebih terperinciPENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA
Pengujian Bantalan Beton untuk Track Jalan Kereta Api (Dwi Purwanto) PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA Dwi Purwanto Abstract This paper discuss
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI TIMBANGAN DAN MISTAR TERHADAP KEBERTERIMAAN PENGUJIAN GRAMATUR KERTAS
Studi Analisis Ketidakpastian Hasil Kalibrasi Jurnal Selulosa Vol. 6 No. 2 Desember 206 Hal. 95-04 Timbangan dan Mistar terhadap... : Darmawan, dkk. JURNAL SELULOSA e-issn: 2527-6662 p-issn: 2088-7000
Lebih terperinciKALIBRASI SENSOR PADA MESIN UJI PUNTIR SEDERHANA (SENSOR CALIBRATION FOR SIMPLE TORSION TESTER MACHINE)
KALIBRASI SENSOR PADA MESIN UJI PUNTIR SEDERHANA (SENSOR CALIBRATION FOR SIMPLE TORSION TESTER MACHINE) Christopher Manorek, Cahyo Budi Nugroho, Wowo Rosbandrio Prodi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENGUKURAN CYLINDER HEAD DENGAN MENGGUNAKAN GAGE REPEATABILITY DAN REPRODUCIBILITY PADA PT. ASTRA HONDA MOTOR Disusun Oleh : Nama : Ghina
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi kedalam beberapa
Lebih terperinciKETERTELUSURAN. Surya Ridwanna
KETERTELUSURAN Surya Ridwanna BIO DATA 1. NAMA : SURYA RIDWANNA 2. ALAMAT : 0818618438 surya_blk@yahoo.com 1. PENDIDIKAN : AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989 2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY
Lebih terperinciKarakterisasi dan kalibrasi akuisisi data sensor load cell menggunakan ADC 16 BIT.
Karakterisasi dan kalibrasi akuisisi data sensor load cell menggunakan ADC 16 BIT. Oleh: Niswari Sulistyowati Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, MT Perancangan instrumentasi digital : 1.SENSOR LOAD
Lebih terperinciDISEMINASI RESISTOR STANDAR 1 KΩ KE STANDAR KERJA
Diseminasi Resistor Standar 1 KΩ Ke Standar Kerja ( Muhammad Azzumar dan Agah Faisal) DISEMINASI RESISTOR STANDAR 1 KΩ KE STANDAR KERJA Dissemination of A 1 KΩ Standrad Resistor To Working Standards Muhammad
Lebih terperinciPeran Laboratorium Uji & Kalibrasi LIPI Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional
Peran Laboratorium Uji & Kalibrasi LIPI Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian - LIPI Disampaikan oleh: Ihsan Supono, Ph.D Fungsi LIPI memiliki fungsi:
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API. Enda Permana* )
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API Enda Permana* ) ABSTRAK PERANCANGAN DAN PEMBUTAN ALAT PENGUKUR BEBAN RODA KERETA API. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat suatu disain alat
Lebih terperinciDESAIN AWAL SISTEM PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN DEBIT AIR PADA SALURAN TERBUKA BERBASIS V-NOTCH WEIR MENGGUNAKAN PRESSURE TRANMITTER
DESAIN AWAL SISTEM PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN DEBIT AIR PADA SALURAN TERBUKA BERBASIS V-NOTCH WEIR MENGGUNAKAN PRESSURE TRANMITTER Dadang Rustandi Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung
Lebih terperinciPENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI
PENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI Galih Setyawan 1 dan Pratiwi Indah Tri Lestari 2 1,2 Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah
Lebih terperinciVERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM
VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai 1. Identifikasidan Perumusan Masalah 2. Pengumpulan Data 3. Pembuatan Sketsa Gambar Alat Pemindah Bahan 4. Perancangan Sistem Kerja Alat dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S.
PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN Ishak Nandika G., Adri Maldi S. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profil sudut ketirusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN NILAI LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA JEMBATAN PCI-GIRDER DENGAN PROGRAM MIDAS CIVIL TERHADAP HASIL PENGUKURAN DI LAPANGAN
ANALISA PERBANDINGAN NILAI LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA JEMBATAN PCI-GIRDER DENGAN PROGRAM MIDAS CIVIL TERHADAP HASIL PENGUKURAN DI LAPANGAN Moh. Reshki Maulana 1 dan Made Suangga 2 1 Universitas Bina
Lebih terperinciTORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal
PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 20 Juli sampai 19 Oktober 2012 di Laboratorium Group THz-photonics bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang
BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang diharapkan berdasarkan metode VDI 2221. Maka pada bab ini akan dijelaskan
Lebih terperinciINTER-LABORATORY COMPARISONS TEST FOR MULTIMETER REFERENCE IN GUARANTEE QUALITY STANDARD OF CALIBRATION LABORATORY
JMI Vol. 39 No. 2 Desember 2017 METAL INDONESIA Journal homepage: http://www.jurnalmetal.or.id/index.php/jmi p-issn : 0126 3463 e-issn : 2548 673X UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM UNTUK REFERENCE MULTIMETER
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : LRFD, beban, lentur, alat bantu, visual basic.
ABSTRAK Dewasa ini baja sudah mulai banyak digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia, hal ini mendorong perencanaan desain konstruksi baja yang semakin berkembang terutama dengan dikeluarkannya
Lebih terperinciSTUDI KECERMATAN ALAT UKUR KEBULATAN (ROUNDNESS TESTER MACHINE) PRODUKSI LABORATORIUM PENGUKURAN UNIVERSIATAS RIAU
STUDI KECERMATAN ALAT UKUR KEBULATAN (ROUNDNESS TESTER MACHINE) PRODUKSI LABORATORIUM PENGUKURAN UNIVERSIATAS RIAU Indro Parma 1, Adhy Prayitno 2, Dodi Sofyan Arief 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciKARAKTERISASI TINGKAT GETARAN LATAR RUANGAN KALIBRASI VIBRATION METER
KARAKTERISASI TINGKAT GETARAN LATAR RUANGAN KALIBRASI VIBRATION METER Ninuk Ragil Prasasti, Denny Hermawanto Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, 15314
Lebih terperinciLaporanKinerja (LKj) Eselon III Tahun 2016
LaporanKinerja (LKj) Eselon III Tahun 2016 Bidang Akreditasi Laboratorium Kalibrasi Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi Badan Standardisasi Nasional Gd. Menara Thamrin Lt. 11 Ikhtisar Eksekutif
Lebih terperinciPERBANDINGAN NILAI HASIL KALIBRASI SOUND CALIBRATOR DI RUANG TERBUKA DAN DI DALAM KOTAK INSULASI BUNYI
PERBANDINGAN NILAI HASIL KALIBRASI SOUND CALIBRATOR DI RUANG TERBUKA DAN DI DALAM KOTAK INTISARI INSULASI BUNYI Chery Chaen Putri Denny Hermawanto, Dodi Rusjadi Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks
Lebih terperinciPENETAPAN SISTEM ACUAN DAYA AC UNTUK LABORATORIUM STANDAR NASIONAL BERDASARKAN STANDARD WATT CONVERTER
Penetapan Sistem Acuan Daya AC untuk Laboratorium Standar Nasional Berdasarkan Standard Watt Converter (Agah Faisal) PENETAPAN SISTEM ACUAN DAYA AC UNTUK LABORATORIUM STANDAR NASIONAL BERDASARKAN STANDARD
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini adalah sebuah prototip Tricopter dengan bentuk dasar berupa segitiga sama sisi dengan panjang sisi 20 cm. Pada tiap-tiap sudut segitiga tersebut terdapat perpanjangan
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK
JURNAL TUGAS AKHIR UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK Oleh : MUHAMMAD ASRUL ANSAR D 0 258 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 6 UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE
Lebih terperinciSISTEM KENDALI PENGUNGKIT TUTUP PADA PROSES RECYCLE TINTA SPIDOL WHITEBOARD
SISTEM KENDALI PENGUNGKIT TUTUP PADA PROSES RECYCLE TINTA SPIDOL WHITEBOARD M. Khairudin, R.A. Widakdo Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo no.1
Lebih terperinciPENGUKURAN TEKNIK TM3213
PENGUKURAN TEKNIK TM3213 KULIAH 2: KARAKTERISTIK STATIK DALAM PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala 2014 Isi Definisi statik Karakteristik statik Kalibrasi statik
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Pengukuran Untuk mendapatkan produk yang berkualitas tidak hanya memerlukan rancangan produk yang bagus sesuai dengan fungsi namun juga memerlukan rancangan proses pembuatan
Lebih terperinciPerancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer
Perancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer Harda Elnanda 1,Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing,
Lebih terperinciPengujian Ketelitian Pada Flexible Fixture Tanpa Beban Pemesinan
1 Pengujian Ketelitian Pada Flexible Fixture Tanpa Beban Pemesinan Ditta Kurniawati, Sampurno Teknik Mesin, Fakultas Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciBAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
PENGUKURAN TEKNIK KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN Mochamad Safarudin Teknik Mesin STTM 2014 Isi Peningkatan ketidakpastian Komponen ketidakpastian sistematik dan acak Sumber kesalahan dasar Ketidakpastian pada
Lebih terperinciPRINSIP KERJA ALAT UKUR GAYA, TORSI, DAN DAYA
PRINSIP KERJA ALAT UKUR GAYA, TORSI, DAN DAYA 1. ALAT UKUR GAYA Alat ukur gaya yang paling sederhana dan dapat mengukur secara langsung adalah dinamometer. Dalam laboratorium fisika, nama lain dari dinamometer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur (pengukuran). Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase
Lebih terperinci