UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG"

Transkripsi

1 UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG Budi Santoso, S.T. Maulana Putra, S.Si Dian Premana, S.Si GA. MonangLumbanGaol, S.Kom Pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Abstrak Uji Banding Laboratorium Kalibrasi (UBLK) merupakan suatu rangkaian proses pengendalian mutu menggunakan suatu prosedur untuk mengevaluasi kinerja laboratorium. Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat telah mengadakan uji banding kalibrasi termometer dan barometer. Uji banding diikuti oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I Medan, Wilayah II Tangerang, Wilayah III, Wilayah IV Makssar, dan Wilayah V Jayapura. Hasil pelaksanaan Uji Banding menunjukkan semua Laboratorium Kalibrasi di I sampai dengan V mempunyai nilai angka kesalahan En < 1 untuk semua titik ukur. Selain itu, nilai ketidakpastian hasil kalibrasi berada pada rentang nilai yang dapat diterima yaitu U ºC untuk termometer dan U mb untuk barometer. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Laboratorium Kalibrasi BMKG di telah mampu melakukan kalibrasi barometer dan termometer sesuai dengan Metode Kalibrasi Laboratorium Kalibrasi BMKG. Hasil Uji Banding ini juga melengkapi salah satu persyaratan teknis dalam dokumen SNI ISO/IEC 17025:2008 mengenai jaminan mutu hasil kalibrasi. Kata Kunci : UBLK, Laboratorium Kalibrasi BMKG, En 1. PENDAHULUAN Berdasarkan dokumen SNI ISO/IEC 17025:2008 tentang persyaratan kompetensi laboratorium kalibrasi, laboratorium kalibrasi harus memastikan kalibrasi yang dilakukan laboratorium tertelusur ke Sistem Satuan Internasional (SI). Laboratorium kalibrasi harus menetapkan ketertelusuran dari standar pengukuran dan peralatan ukurnya ke SI melalui suatu rantai yang tidak terputus dari kalibrasi atau uji banding yang menghubungkannya ke standar primer yang relevan dari satuan pengukuran SI. Salah satu upaya untuk menjamin mutu hasil kalibrasi, laboratorium kalibrasi dapat berpartisipasi dalam uji banding antar laboratorium. Laboratorium Kalibrasi BMKG telah mendapatkan Sertifikat ISO/IEC 17025:2008 sejak tahun Pada tahun 2015 Laboratorium Kalibrasi BMKG mengajukan penambahan ruang lingkup kalibrasi dan multilokasi. Laboratorium Kalibrasi BMKG berlokasi di BMKG Pusat Jakarta, Wilayah I Medan, Wilayah II Tangerang, Wilayah III, Wilayah IV Makassar, dan Wilayah V Jayapura. Hal ini memungkinkan Laboratorium Kalibrasi BMKG untuk melaksanakan uji banding antar laboratorium secara internal. Uji banding ini bertujuan untuk menjamin mutu hasil kalibrasi di masing-masing lokasi. Makalah ini membahas pelaksanaan uji banding Laboratorium Kalibrasi BMKG secara internal, dengan ruang lingkup kemampuan kalibrasi termometer dan barometer. Salah satu parameter tingkat keberhasilan pelaksanaan uji banding ini dapat dilihat dari nilai angka

2 kesalahan (error number) atau nilai En yang didapatkan untuk setiap titik pengukuran. Hasil kalibrasi dinyatakan baik apabila nilai angka kesalahan En < 1. Apabila terdapat titik ukur yang mempunyai nilai angka kesalahan En 1 maka perlu dilakukan investigasi untuk mencari sumber kesalahan yang bisa terjadi pada tahap proses kalibrasi maupun pada tahap pengolahan dan analisa data. Parameter lain yang menjadi parameter keberhasilan adalah nilai ketidakpastian. Sesuai dengan dokumen acuan WMO no.8 tahun 2010, nilai ketidakpastian yang dapat diterima untuk termometer adalah kurang 0.2 C, sedangkan untuk barometer adalah 0.3 mb. 2. METODOLOGI Pelaksanaan uji banding secara internal ini dilaksanakan disemua lokasi Laboratorium Kalibrasi BMKG. Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat menjadi koordinator dengan sistem loop menggunakan artefak. Artefak merupakan suatu alat yang akan dikalibrasi pada kegiatan UBLK. Artefak yang digunakan pada UBLK ini adalah 1 buah termometer dan 1 buah barometer. Setiap termometer dan barometer tersebut telah dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat sebagai koordinator sebelum uji banding dimulai untuk mengetahui kestabilannya. Kestabilan artefak merupakan hal penting dalam uji banding. Wil I Medan BMKG Pusat Wil II Tangera ng Wil V Jayapur a Wil III Wil IV Makassar Gambar.1 Alur Uji Banding Kalibrasi artefak pertama kali dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat kemudian oleh Laboratoium Kalibrasi di sesuai pada gambar.1 dan akhirnya dikalibrasi ulang oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat. Setiap Laboratorium Kalibrasi mempunyai waktu 2 hari untuk melakukan kalibrasi artefak. Beberapa petunjuk penanganan artefak yaitu : - Artefak harus diperiksa pada saat diterima baik secara visual maupun fungsional. Kondisi artefak pada saat diterima harus dilaporkan. - Artefak harus disimpan dalam ruang yang dikondisikan dan ditangani oleh personel yang kompeten untuk menjaga kondisinya. - Menjaga kebersihan artefak. Sebelum dan setelah pengukuran, pastikan kondisi artefak dalam kondisi bersih, dan masukkan artefak kedalam kotak penyimpanannya. - Tidak diperbolehkan melakukan adjustment / penyetelan apapun pada artefak. - Setiap laboratorium peserta bertanggungjawab atas pengiriman artefak ke laboratorium berikutnya sesuai jadwal yang telah ditetapkan. - Artefak diantar langsung oleh personel laboratorium peserta dan diterima oleh personel laboratorium berikutnya. Untuk pelaporan hasil UBLK, dilaporkan dengan mengisi tabel yang telah disediakan pada lembar laporan hasil. Selain mengisi dan mengirimkan lembar laporan yang telah disediakan, laboratorium diharuskan melampirkan rekaman data pengamatan asli, lembar perhitungan / budget ketidakpastian pengukuran, dan sertifikat hasil kalibrasi.

3 Laporan akhir (Final Report) akan diterbitkan pada akhir program uji banding laboratorium kalibrasi untuk masingmasing laboratorium peserta. Artefak yang digunakan dalam pelaksanaan UBLK adalah sebagai berikut : Nama Alat Merk Type : 5615 Nomor seri : Resolusi Rentang ukur Nama Alat Merk Type Nomor seri Resolusi : Termometer Digital : Fluke-Hart Scientific : 0,001ºC : -200 ~ +300ºC Gambar 2. Artefak Termometer Rentang ukur : Barometer Digital : Vaisala : PTB330 : D : 0,01 mb : 500 ~ 1100 mb Proses kalibrasi artefak dilakukan dengan menggunakan metode kalibrasi yang diterapkan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG. Untuk kalibrasi termometer ditetapkan set pointnya 0 C, 10 C, 20 C, 30 C, 40 C dan 50 C. Sedangkan untuk kalibrasi barometer ditetapkan set pointnya 700mb, 750mb, 800mb 850mb, 900mb, 950mb, 1000mb, dan 1050mb. Artefak dikalibrasi setiap laboratorium dengan menggunakan alat standar kerja yang dimiliki oleh masingmasing laboratorium. Data kalibrasi yang diperoleh Laboratorium Kalibasi di diolah dan dianalisis kemudian dilaporkan ke Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat. Nilai acuan diambil dari nilai yang diperoleh Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat. Ketidakpastian Nilai Standar dihitung berdasarkan Tingkat Kepercayaan (level of Confidence) 95% (k=1.96). Nilai En dihitung dengan rumus : dimana, En U LAB REF LAB U95REF En = nilai angka kesalahan (En number) LAB = nilai koreksi yang diperoleh dari laboratorium kalibrasi BMKG di Wilayah I s.d V REF = nilai koreksi yang diperoleh dari laboratorium kalibrasi BMKG di Pusat U 95LAB = nilai ketidakpastian dari laboratorium kalibrasi BMKG di Wilayah I s.d V U 95REF = nilai ketidakpastian dari laboratorium kalibrasi BMKG di Pusat Gambar 3. Artefak Barometer

4 Bila En 1 adalah hasil yang diharapkan, bila En 1 maka laboratorium harus melakukan investigasi untuk mencari kesalahan yang dilakukan pada proses kalibrasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel.1 Hasil kalibrasi artefak termometer Set Point Wilayah I Medan Wilayah II Tangerang Wilayah III Wilayah IV Makassar Wilayah V Jayapura Koreksi U 95 Koreksi U 95 Koreksi U 95 Koreksi U 95 Koreksi U 95 0 C C C C C C Tabel.2 Hasil kalibrasi artefak barometer Set Point Wilayah I Medan Wilayah II Tangerang Wilayah III Wilayah IV Makassar Wilayah V Jayapura Koreksi U 95 Koreksi U 95 Koreksi U 95 Koreksi U 95 Koreksi U mb mb mb mb mb mb mb mb

5 Chart.1 Hasil UBLK Suhu Set Poin 0 o C Chart.5 Hasil UBLK Suhu Set Poin 40 o C Chart.2 Hasil UBLK Suhu Set Poin 10 o C Chart.6 Hasil UBLK Suhu Set Poin 50 o C Chart.3 Hasil UBLK Suhu Set Poin 20 o C Chart.7 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 700mb Chart.8 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 750mb Chart.4 Hasil UBLK Suhu Set Poin 30 o C

6 Chart.9 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 800mb Chart.13 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 1000mb Chart.10 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 850mb Chart.11 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 900mb Chart.12 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 950mb Chart.14 Hasil UBLK Tekanan Set Poin 1050mb Tabel 1 dan 2 memperlihatkan hasil kalibrasi artefak termometer dan barometer semua Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I sampai dengan V. Hasil kalibrasi dilaporkan dalam bentuk nilai koreksi dan ketidakpastian untuk semua titik ukur artefak termometer maupun barometer. Setiap titik pengukuran dilakukan dengan metode kalibrasi Laboratorium Kalibrasi BMKG. Kondisi lingkungan juga harus dijaga sesuai dengan persyaratan pelaksanaan kalibrasi yang sudah ditetapkan pada metode kalibrasi Laboratorium Kalibrasi BMKG. Untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan kalibrasi, nilai angka kesalahan En untuk setiap Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I sampai dengan V dihitung dengan menggunakan nilai acuan sebagai referensi. Perhitungan nilai koreksi dan ketidakpastian referensi dari Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat didapat dua kali

7 yaitu sebelum dan sesudah artefak dikirim ke setiap Laboratorium Kalibrasi di Wilayah I sampai dengan V. Nilai yang pertama digunakan untuk menghitung nilai kesalahan En, sedangkan nilai kedua digunakan sebagai kontrol kestabilan peralatan artefak. Nilai koreksi terbesar kalibrasi artefak termometer yaitu pada titik ukur 50 C yang dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah V Jayapura, sedangkan nilai ketidakpastian terbesar yaitu pada titik ukur 30 C yang dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah V Jayapura. Untuk nilai koreksi terbesar kalibrasi artefak barometer yaitu pada titik ukur 950mb yang dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah V Jayapura, sedangkan nilai ketidakpastian terbesar yaitu pada titik ukur 900mb yang dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah V Jayapura. Tabel.3 Nilai angka kesalahan En untuk termometer Set Point Wilayah I Medan Wilayah II Tangerang Wilayah III Wilayah IV Makassar Wilayah V Jayapura En En En En En 0 C C C C C C Tabel.4 Nilai angka kesalahan En untuk barometer Set Point Wilayah I Medan Wilayah II Tangerang Wilayah III Wilayah IV Makassar Wilayah V Jayapura En En En En En 700 mb mb mb mb mb mb mb mb Dapat dilihat dari tabel 1 dan 2 bahwa nilai ketidakpastian dari kalibrasi termometer dan barometer di semua Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I sampai dengan V masih dalam toleransi yang ditentukan. Tabel 3 dan 4 juga menunjukan nilai angka kesalahan En di semua Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I sampai dengan V bernilai kurang dari 1

8 (satu).nilai angka kesalahan En kalibrasi termometer yaitu pada titik ukur 50 C yang dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah V Jayapura, sedangkan nilai angka kesalahan En kalibrasi barometer terbesar yaitu pada titik ukur 700mb yang dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah III Dengan demikian jaminan mutu proses dan hasil kalibrasi di semua Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I sampai dengan V dapat dicapai. 4. KESIMPULAN Dari uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa Laboratorium Kalibrasi BMKG Pusat telah mengadakan uji banding kalibrasi termometer dan barometer yang diikuti oleh Laboratorium Kalibrasi BMKG di Wilayah I Medan, Wilayah II Tangerang, Wilayah III, Wilayah IV Makssar, dan Wilayah V Jayapura dengan hasil yang memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai angka kesalahan En < 1, serta nilai ketidakpastian yang masih dalam batas kewajaran. DAFTAR PUSTAKA BSN. (2008). SNI ISO/IEC 17025:2008, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Jakarta. Fluke-Hart Scientific. (2006).5615 Platinum Resistance Thermometer User s Guide. Finlandia WMO. (2012). Guide to Meteorological Instruments and Methods of Observation WMO-No edition Updated in Vaisala. (2008).User s Guide Vaisala BAROCAP Digital Barometer PTB330. Finlandia..., (2016).Metode Kalibrasi Peralatan Meteorologi, Laboratorium Kalibrasi BMKG..., (2016).Instruksi Kerja Khusus, Laboratorium Kalibrasi BMKG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Kalibrasi Pengertian kalibrasi menurut ISO adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini

Lebih terperinci

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh (1) Leonard Lalumedja, (2) Derek Missy, (3) Dinna Kartika Pasha Putri, (4) Dinna Kartika Pasha

Lebih terperinci

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2015 BMKG. Kalibrasi. Peralatan Pengamatan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 23 TAHUN

Lebih terperinci

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011 PERTEMUAN KE-5 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO 17025 : 2005 SEJARAH ISO 17025 : 2008 GLP 1. The New Zealand Testing Laboratory Registration Act of 1972 2. Mendirikan A Testing Laboratory Registration Council

Lebih terperinci

Kelas Stasiun Pengamatan Meteorologi di Indonesia

Kelas Stasiun Pengamatan Meteorologi di Indonesia Kelas Stasiun Pengamatan Meteorologi di Indonesia Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir BAPETEN, 25 Mei 2016 ISI Standar Stasiun Meteorologi Dasar Hukum Pelaksanaan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR

STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR Cahya Swastika Populasi 1, Pariabti Palloan 2, Nasrul Ihsan

Lebih terperinci

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI Masdiana C Padaga Disampaikan pada Pelatihan Audit Laboratorium Berbasis ISO/IEC 17025-2008 untuk Audit Internal. Universitas Brawijaya, Malang 12-14 April 2016 Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Tata Cara Tetap Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Pengamatan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara,

Lebih terperinci

STUDI AWAL PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR SUHU KELEMBAPAN DAN TEKANAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

STUDI AWAL PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR SUHU KELEMBAPAN DAN TEKANAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32 STUDI AWAL PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR SUHU KELEMBAPAN DAN TEKANAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32 Andry Boy Prima Purba *, Agus Tri Sutanto, Jakarta Email : andry.purba@bmkg.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengukuran. Pengukuran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seharihari pada berbagai bidang. Bidang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR SUHU, KELEMBABAN DAN TEKANAN UDARA PORTABLE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR SUHU, KELEMBABAN DAN TEKANAN UDARA PORTABLE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR SUHU, KELEMBABAN DAN TEKANAN UDARA PORTABLE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Agusto Pramana Putera *1, Kanton Lumban Toruan 2 1 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5878 BMKG. Meteorologi. Klimatologi. Geofisika. Pelayanan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 87) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

Ghufron Zaid, Dwi Larassati, Suherlan Puslit KIM-LIPI Gedung 420 Komplek Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan

Ghufron Zaid, Dwi Larassati, Suherlan Puslit KIM-LIPI Gedung 420 Komplek Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan Jurnal Standardisasi Vol. 13 No. 3 Tahun 2011: 184-191 ANALISA HASIL UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM NASIONAL TINGKAT ASIA PASIFIK UNTUK TERMOMETER CAIRAN DALAM GELAS Analysis of Inter Comparison National

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN Halaman : 1 dari 7 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN Aktivitas Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Diperiksa oleh Ir. SUPRAPTONO Kasie Yantek Produksi 31 Oktober 2016 Disyahkan oleh Ir. TRI HARSI,

Lebih terperinci

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Sistem Alat Ukur Curah Hujan Otomatis Menggunakan Telemetri Radio Pada Frekuensi 433 MHz

Sistem Alat Ukur Curah Hujan Otomatis Menggunakan Telemetri Radio Pada Frekuensi 433 MHz Sistem Alat Ukur Curah Hujan Otomatis Menggunakan Telemetri Radio Pada Frekuensi 433 MHz Dinda Jaelani Hidayat 1, Faqih Indransyah 2, Muchammad Fadly 3, Nalindera Karismawati 4, Rizky Caturiantono Cahyadi

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN. Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian

BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN. Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian - 14 - BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian Pasal 30 (1) Pemenuhan terhadap persyaratan SNI dibuktikan melalui kegiatan Penilaian Kesesuaian. (2) Kegiatan Penilaian Kesesuaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT Kompleks Ruko Taman Tekno Boulevard, Blok A 20 Jl. Taman Tekno Widya, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO 9001 2008) di PT. X dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur (pengukuran). Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL

EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL Joko Riyono Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat AUDIT INTERNAL (SNI 19 17025) Nama Laboratorium Alamat Bagian 1 : Informasi Umum Beri tanda X pada kotak yang sesuai Keterangan (bila diperlukan) 1.1 Apakah laboratorium memiliki kegiatan lain selain pengujian

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

Penerapan Skema Sertifikasi Produk Penerapan Skema Sertifikasi Produk Barang Rumah Tangga Lainnya dan Peralatan Komersiel (21.06) Daftar isi 1 Ruang lingkup 2 Acuan Normatif 3 Sistem sertifikasi 4 Definisi 5 Proses sertifikasi 6 Persyaratan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1779, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. Pengelolaan. Data. Kebijakan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA TENTANG PENGOPERASIAN SISTEM PENGOLAHAN DATABASE BMKGSOFT.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA TENTANG PENGOPERASIAN SISTEM PENGOLAHAN DATABASE BMKGSOFT. 5. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor 9 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Stasiun Meteorologi; 6. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor 10

Lebih terperinci

ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DI PALU BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TAHUN

ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DI PALU BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TAHUN ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DI PALU BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TAHUN 1981-2010 Wenas Ganda Kurnia Stasiun Pemantan Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Palu Email: wenasbmkg@gmail.com ABSTRAK Curah

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan ini digunakan sebagai persyaratan tambahan ISO/IEC

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan

Lebih terperinci

PSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional

PSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016

Lebih terperinci

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang No. 1510, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Alat Konversi BBG. Skema Sertifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI ALAT KONVERSI BAHAN

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II-2015 Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2) PARAMETER UJI: Besi, Timbal, Tembaga, dan Daya Hantar Listrik

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi,

2 Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.424, 2015 BMKG. Informasi Cuaca. Penerbangan. Pengawasan. Pelaksanaan PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGELOLAAN LAYANAN V-SAT MANDIRI

PROSEDUR PENGELOLAAN LAYANAN V-SAT MANDIRI PROSEDUR PENGELOLAAN LAYANAN V-SAT MANDIRI PUSAT JARINGAN KOMUNIKASI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2013 DOKUMEN INI MERUPAKAN DOKUMEN YANG SENANTIASA DAPAT BERUBAH (LIVING DOCUMENT) SESUAI

Lebih terperinci

Menindaklanjuti Pengumuman Nomor2341/BSN/B0-b2/09/2016 tanggal 28 September

Menindaklanjuti Pengumuman Nomor2341/BSN/B0-b2/09/2016 tanggal 28 September BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA Jl. Angkasa I No. 2, Kemayoran, Jakarta 10610, Telp. : (021) 424 6321 Fax.: (021) 424 6703 P.O. Box 3540 Jkt, Website : http://www.bmkg.go.id BMKG Nomor Lampiran

Lebih terperinci

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia Tera dan Kalibrasi dr. Naila Amalia 1. Pendahuluan Dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian masyarakat masih menganggap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen-komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek, kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR MINUM DALAM KEMASAN I (AMDK I)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR MINUM DALAM KEMASAN I (AMDK I) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2015 Bahan Uji: AIR MINUM DALAM KEMASAN I (AMDK I) PARAMETER UJI: Nitrat, Sulfat, dan Klorida BMD Laboratory Provider

Lebih terperinci

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI PSN 306-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI Badan Standardisasi Nasional PSN 306-2006 Daftar isi Daftar isi i Prakata

Lebih terperinci

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Bahan Ajar PANDUAN MUTU Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ]

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor MANAJEMEN LAB LECTURE 3 By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor 1 KONSEP MUTU LABORATORIUM ISO 8402 : mutu adalah karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005 PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler 60 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat sterilisai botol susu bayi adalah alat yang digunakan untuk membunuh bakteri dan kuman. Adapun spesifikasi modul yang penulis buat adalah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.14 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.14 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN OPERASIONAL STASIUN KLIMATOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB 1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1 Sistem Pengujian dan Pengukuran Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding thermohygrometer merk corona dan dilakukan pengukuran

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: Air Limbah (ALDS I)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: Air Limbah (ALDS I) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2015 Bahan Uji: Air Limbah (ALDS I) Parameter Uji: Besi, Timbal, Tembaga, dan DHL BMD Laboratory Provider of Proficiency

Lebih terperinci

DPLI 01 Rev. 0 PEDOMAN PENERAPAN SNI : PERSYARATAN UMUM PENGOPERASIAN BERBAGAI TIPE LEMBAGA INSPEKSI (ILAC/IAF A4-2004)

DPLI 01 Rev. 0 PEDOMAN PENERAPAN SNI : PERSYARATAN UMUM PENGOPERASIAN BERBAGAI TIPE LEMBAGA INSPEKSI (ILAC/IAF A4-2004) DPLI 01 Rev. 0 PEDOMAN PENERAPAN SNI 19-17020-1999 : PERSYARATAN UMUM PENGOPERASIAN BERBAGAI TIPE LEMBAGA INSPEKSI (ILAC/IAF A4-2004) Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

Lebih terperinci

CERTIFICATION PROCEDURE. CHANGE HISTORY Rev. Effective Date Reason / Nature of Changes DCR # Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:

CERTIFICATION PROCEDURE. CHANGE HISTORY Rev. Effective Date Reason / Nature of Changes DCR # Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: of 5 CHANGE HISTORY Rev. Effective Date Reason / Nature of Changes DCR # 0 11.07.2007 - Dokumen dibuat - /- 1 12.12.2011 Revisi referensi Pedoman KAN - /- 2 3 4 5 Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disetujui

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

2011, No.81 2 Memperhatikan : 3. Keputusan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Nomor KEP.005 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bes

2011, No.81 2 Memperhatikan : 3. Keputusan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Nomor KEP.005 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bes No.81, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Aerodrome Climatological Summary. Prosedur Tetap. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II-2015 Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III) PARAMETER UJI: Zat Padat Tersuspensi (TSS), Kebutuhan Oksigen Kimiawi

Lebih terperinci

PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK

PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK Peralatan yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi dan spesifikasi yang disyaratkan oleh metode pengujian. Peralatan pengujian (sebelum

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1778, 2014 BMKG. Database. BMKGsoft. Sistem. Pengoperasian. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGOPERASIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.001 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN SANDI METAR DAN SPECI

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.001 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN SANDI METAR DAN SPECI PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.001 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN SANDI METAR DAN SPECI KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA, Menimbang

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

Pedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

Pedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Pedoman KAN 403-2011. Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Komite Akreditasi Nasional Pedoman KAN 403-2011 Daftar isi Kata pengantar...ii

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia DPLS 04 rev.3 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Menara Thamrin Lt. 11 Jl. MH Thamrin Kav.3,

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang

Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang A. Latar Belakang Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang (BPSMB Semarang) merupakan salah satu UPTD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT 1. PENDAHULUAN Perkembangan layanan kesehatan yang membutuhkan pengakuan oleh masyarakat maupun pemenuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR PERMUKAAN VI BATCH 1 (APDS VI-1)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I Bahan Uji: AIR PERMUKAAN VI BATCH 1 (APDS VI-1) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER I-2016 Bahan Uji: AIR PERMUKAAN VI BATCH 1 (APDS VI-1) PARAMETER UJI: Nitrat (NO 3 - ), Sulfat (SO 4 2- ), dan Klorida

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2012. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium

Lebih terperinci

Skema sertifikasi produk

Skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Skema sertifikasi produk Kategori produk tangki

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO DAN ISO / IEC DI PT X

TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO DAN ISO / IEC DI PT X TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001-2008 DAN ISO / IEC 17025 DI PT X Disusun Oleh: Nama : Yunita Ramadhani NIM : 4160411-089 Program Studi : Teknik Industri

Lebih terperinci

LAPORAN. HASIL EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN LABORATORIUM PENGUJIAN tekmira. SEMESTER 2 (DUA) Periode Juli - Desember 2015

LAPORAN. HASIL EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN LABORATORIUM PENGUJIAN tekmira. SEMESTER 2 (DUA) Periode Juli - Desember 2015 LAPORAN HASIL EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN LABORATORIUM PENGUJIAN tekmira SEMESTER 2 (DUA) Periode Juli - Desember 2015 Oleh : Laboratorium Pengujian tekmira PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER 55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

PSYCROMETER WIRLING/SLING

PSYCROMETER WIRLING/SLING PSYCROMETER WIRLING/SLING Ricky Daniel Aror NPT 13.07.1698 Jurusan Meteorologi IC Akademi Meteorologi Geofisika, Jakarta ABSTRAK Wirling atau psycrometer sling adalah salah satu mengukur. Berbeda psycrometer

Lebih terperinci