BAB V ANALISA PEMBAHASAN
|
|
- Suharto Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO ) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua instrument baik yang digunakan untuk kepentingan pemantauan, pengukuran proses dan produk akhir serta pengembangan produk dijaga tingkat ketelitiannya (accuracy). Berikut adalah uraian hasil dari materi penelitian yang telah dilakukan : 5.1 Prosedur Kalibrasi Sistem pemeliharaan dimulai dari awal dengan memasukkan data data instrument kedalam suatu database Checklist kalibrasi. Database ini memuat semua data fisik instrument termasukinterval dan reference dari interval kalibrasi terbaik yang dimiliki. Tindakan pemeliharaan dilakukan dalam bentuk cek, kalibrasi atau tera dengan mempertimbangkan beberapa hal diatas 87
2 88 tanpa menyimpang dari tujuan akhir yang hendak dicapai dalam pemeliharaan keakurasian instrument ukur dan pantau. Secara garis besar Proses Kalibrasi yang diterapkan di PT Torabika Eka Semesta terbagi kedalam 2 kelompok bagian terbesar, yaitu : Kalibrasi Eksternal Kalibrasi ekternal adalah kalibrasi yang dilakukan dengan menggunakan jasa pihak luar yang telah tersertifikasi di karenakan keterbatasan alat pada perusahaan. a. Kalibrasi standard atau kalibrator Kalibrasi standar atau kalibrator ini dilakukan oleh pihak yang mempunyai standard yang lebih tinggi atau baik dari segi akurasi dan telah mendapatkan sertifikat nasional dan telah masuk kedalam anggota Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu suatu badan yang mengesahkan suatu perusahaan atau instansi untuk melakukan jasa layanan kalibrasi. Standar atau kalibrator memerlukan pengecekan oleh standar yang lebih tinggi untuk mengetahui apakah standar yang kita punya masih layak pakai atau tidak untuk dijadikan standar kalibrator internal untuk menjamin pengukuran yang kita lakukan dengan kalibrator tersebut mempunyai nilai kebenaran yang bias dipertanggungjawabkan.
3 89 Standar atau kalibrator yang dipunyai perusahaan yang memerlukan pengecekan oleh standar yang lebih tinggi antara lain standard / kalibrator suhu (temperature) dan standard/kalibrator massa (anak timbangan). b. Kalibrasi Metrologi Legal Kalibrasi metrologi legal ini berhubungan dengan metrologi legal, bisa kita sebut tera atau tera ulang.menera adalah hal menandai dengan tanda tera dahatau tera batal yang berlaku atau member keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku dan dialkukanoleh pegawai yang berhak melakukannya atas alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang baru dipakai/diproduksi. Tujuannya adalah dimaksudkan agar UTTP itu benar penunjukkannya sesuai denan standaryang tealh ditetapkan yang merupakan upaya preventive agar tidak ada pihak yang dirugikan baik produsen, konsumen, penerimaan barang maupun penjual barang. Dalam hal ini pegawai yang berwenang adalah balai metrology. Alat alat yang memerlukan peneraan daripihak metrology yang dipunyai perusahaan antara lain Timbangan Elektronik dan Mekanik, Flow meter dan Tanki.
4 90 c. Kalibrasi ukuran panjang Kalibrasi ukuran panjang ini untuk saat ini tidak bisa dilakukan secara internal karena belum adanya standar atau kalibrator yang dipunyai perusahaan. Jadi untuk menjamin kebenaran penunjukkan alat ukur panjang yang dimiliki memerlukan pengkalibrasian oleh pihak luar yang mempunyai standarnya. d. Alur proses Kegiatan Eksternal Kalibrasi Alur proses kegiatan kalibrasi dan pengecekan alat ukur secara eksternal melibatkan departemen teknik dalam pengiriman dan penerimaan barang yang akan dan telah dikalibrasi serta departemen pembelian (purchasing) dalam hal penawaran harga kalibrasi yang dilakukan lembaga pihak luar Kalibrasi Internal Kalibrasi internal adalah kalibrasi yang dilakukan secara internal atau dilakukan karyawan PT Torabika Eka Semesta sendiri. Kalibrasi internal ini sering juga disebit kalibrasi in house. Kalibrasi yang dilakukan ini berdasarkan pada acuan HACCP = (Hazardous Area Critical Control Point), yaitu titik tertentu dalam area pabrik yang perlu penanganan dan pengawasan khusus, biasanya daerah ini penghasil output produk. a. Kalibrasi Proses kalibrasi ini dilakukan terhadap beberapa titik pengukuran yang diperlukan. Titik pengukuran yang biasa
5 91 dilakukan adalah 5 titik pengukuran atau lebih secara berulang. Proses kalibrasi ini mempunyai dokumen catatan mutu. b. Pengecekan Proses pengecekan ini dialkukan hanya pada titik pemakaian saja secara berulang dan hanya mempunyai checklist kalibrasi. c. Alur proses kalibrasi internal Alur proses kalibrasi dan pengecekan alat ukur secara internal meliputi beberapa departemen yang ditangani oleh departemen teknik. 5.2 Analisa Kebutuhan Pengukuran Kalibrasi Analisa kebutuhan pengukuran dapat kita gambarkan dengan mencari berbagai faktor pendukung dan penyebab diperlukannya pengukuran terhadap alat ukur melalui kalibrasi sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan hasil pengukurannya dapat menjamin kepercayaannya. 5.3 Standard Operation Procedure (SOP) Perawatan dan Kalibrasi SOP adalah suatu petunjuk pelaksanaan kegiatan secara berurutan dan sistematis. Berdasarkan penelitian dihasilkan beberapa SOP yang efisien, baik dan benar antara lain SOPmengenai kalibrasi suhu (temperature) dan kalibrasi massa.berikut hasilnya:
6 Kalibrasi Suhu ( Temperature) SOP kalibrasi suhu (temperature) ini meliputi beberapa macam alat, antara lain Oven/Inkubator dan timbangan. a. Kalibrasi oven/ inkubator SOP oven/ inkubator meliputi dua aspek, yaitu perawatan dan kalibrasi. Perawatan menitikberatkan pada keamanan,pembersihan dan pemeriksaan untuk standard/ kalibrator untuk menjaga kestabilan dan ketelitiannya, sedangkan Kalibrasi menitikberatkan pada pemakaian standar/ kalibrator dalam proses kalibrasi sehingga hasil pelaksanaan kalibrasi optimum.
7 Kalibrasi Massa (Timbangan) a. Diagram Ketelusuran Definition of kg International Prototype of kg Pt. Ir Standard Weight Weights Grade E1 Weights Grade E2 Weights Grade F1.F2 Gambar 5.1 Diagram Ketelusuran Kalibrasi Massa b. Kalibrasi Timbangan Elektronik SOP Timbangan Elektronik meliputi dua aspek, yaitu perawatan dan kalibrasi. Perawatan menitikberatkan pada perawatan standar/ kalibrator untuk menjaga kestabilan dan ketelitiannya, sedangkan kalibrasi menitikberatkan pada pemakaian standar anak timbangan dalam proses kalibrasi timbangan elektronik sehingga hasil pelaksanaan kalibrasi optimum, meliputi kemampuan ulang pembacaan, pengaruh
8 94 penyimpangan anak timbanagn pada pinggan, pengaruh pengenolan beban (tare), keseragaman skala dan histerisis Cara Perhitungan Proses Kalibrasi Proses perhitungan secara garis besar meliputi 2 hal pokok, yaitu perhitungan kesalahan/ penyimpangan dan perhitungan ketidak pastian Kalibrasi Oven/ Inkubator Proses perhitungan kalibrasi oven/ inkubator meliputi 2 bagian yaitu cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan (error) dan cara perhitungan ketidakpastian. Cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan terdiri dari : a. Variasi suhu terbesar (Overall Variation/OV) = (max min) dari pembacaan Termometer Standar b. Nilai tengah (Measured Enclosure Temperature/ MET) dari pembacaan standar c. Perbedaan suhu ruang dengan suhu alat (Magnitude of Different/D) d. Faktor pengkelasan (f) e. Tentukan f, m, D, RM dan G sesuai table Sedangkan cara perhitungan ketidakpastian meliputi beberapa aspek, antara lain : a. Tipe A
9 95 a) Hitung standard deviasi dari rata rata pembacaan pada setting suhu dari n sensor b. Tipe B b) Ketidakpastian kalibrator c) Ketidakpastian Termokopel d) Ketidakpastian Indikator Indikator Digital Indikator Analog e) Hitung ketidakpastian gabungan f) Hitung ketidakpastian yang diperluas Latihan 2 : Sebuah oven digital merk binder no seri ED23 mempunyai karakteristik sebagai berikut : o Dimensi panjang 500 mm, tinggi 550 mm dan lebar 450 mm o Kapasitas c o Skala terkecil C o Ketidakpastian std sertifikat kalibrasi untuk recorder (U1) 0.1 dan termokopel (U2) 0.2 o Faktor cakupan alat sertifikat kalibrasi k (2) Alat tersebut digunakan untuk pengukuran temperature kadar air (suhu pengujian c +/- 2 0 C) dikalibrasioleh standar yang telah tersertifikasi.
10 96 Hitunglah berapa termokopel standar yang yang harus dijadikan standard kalibrator? Hitunglah berapa standar deviasinya? Berapa koreksi kesalahan alat? Serta berapa nilai ketidakpastiannya pada tingkat kepercayaan 95 % dengan k=2? Serta buat pula laporan kalibrasinya! Penyelesaian : Dalam menyelesaikan persoalan diatas maka langkah langkah yang harus dilakukan adalah : Tentukan kelas oven! Hitung volume oven untuk menentukan berapa sensor yang perlu dijadikan standar! Hitung nilai nilai rata rata pembacaan standar alat! Hitung nilai variasi suhu sementara! Hitung standard deviasinya! Hitung suhu ruang/ OV! Hitung variasi seluruh suhu / R! Hitung pula koreksi alat!
11 97 Hasil perhitungan beberapa langkah penyelesaian diatas adalah sebagai berikut : Kelas oven Karena toleransi +/- 2 0 C maka variasi maksimal temperaturenya adalah 4 dengan D 100, sehingga berdasarkan table pengkelasan termasuk kelas (G) 6 Volume oven Volume = Panjang X Lebar X Tinggi = (500 X 450 X 550) mm kubik = mm kubik = 0.1 mkubik Sensor minimal terpasang N = 3 + (3G0.6) V0.2 = Sensor minimal terpasang adalah atau dibulatkan menjadi 9 sensor Kalibrasi Massa (Timbangan) Proses perhitungan kalibrasi massa (timbangan) meliputi 3 bagian yaitu cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan (error), cara perhitungan ketidakpastian dan Batas Unjuk Kerja Timbangan ( Limit Performance of Balance).
12 98 Cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan terdiri : a) Kemampuan ulang pembacaan b) Pengaruh penyimpanan pada pinggan c) Pengaruh pengenolan beban d) Keseragaman skala e) Histerisis Cara perhitungan ketidakpastian meliputi beberapa aspek, antara lain : a) Hitung ketidakpastian resolusi timbangan b) Hitung ketidakpastian Repeatabilitas c) Hitung ketidakpastian Uji Histerisis Sedangkan batas unjuk kerja timbangan (limit performance of balance) meliputi batas kerja (f) dan ketidakpastian penimbangan Latihan 3 : Sebuah timbangan elektronik merk AND tipe Mempunyai karakteristik sbb : Kapasitas 220 g Skala terkecil g Resolusi 1 g Ketidakpastian std sertifikat kalibrasi (us) 0.12
13 99 Faktor cakupan alat sertifikat kalibrasi (k) 2 Alat tersebut digunakan untuk penimbangan sample analisa 120 g dikalibrasi oleh standar anak timbangan yang telah tersertifikasi. Hitung koreksi kesalahan alat pada 10 titik pengukuran? Berapakah batas kinerja timbangan? Serta berapa nilai ketidakpastiannya pada tingkat kepercayaan 95 % dengan k = 2?Serta buat pula laporan kalibrasinya! Penyelesaian : Dalam menyelesaikan persoalan diatas maka langkah langkah yang harus dilakukan adalah : Hitung kemampuan ulang pembacaan timbangan pada mendekati titik nol, setengah kapasitas dan kapasitas maksimum beserta standar deviasinya masing masing! Hitung pengaruh penyimpanan pada pinggan! Hitung pengaruh pengenolan beban! Hitung koreksi timbangan dengan penimbangan keseragaman skala! Hitung histerisisnya! Hitung batas kinerja timbangan! Hasil perhitungan beberapa langkah penyelesaian diatas adalah sebagai berikut :
14 100 Ulangan Pembacaan Selisih Z M M Z , , , , , , , , , , , ,100 Dari data diatas didapatkan bahwa : Rata rata selisih = g Standar deviasi = Maksimal perbedaan pembacaan berurutan = Analisa Data Lembar Kerja Maintenance (LKM) Lembar Kerja Maintenance adalah suatu permintaan kerja kepada departemen teknik sehubungan dengan adanya kerusakan dan ketidakstabilan instrument.
15 101 Departemen teknik mempunyai proses pengolahan data LKM masuk dari pihak departemen lain yang harus dikerjakan sesuai dengan jadwal dan persetujuan kepala bagian atan manajer. Bulan (2013) Frekuensi Permintaan Kalibrasi Maret 27 April 18 Mei 10 Juni 9 Juli 9 Agustus 7 Tabel diatas menunjukkan bahwa dari sejak Maret 2013 hingga Agustus 2013 permintaan LKM kalibrasi menurun. Terjadi peningkatan mutu ketahanan dan keakurasian alat atau sensor. Hal ini disebabkan karena semu alat ukur yang masuk prioritas pengecekan dan kalibrasi terdaftar dan terpantau.
BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO 9001 2008) di PT. X dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
Lebih terperinciTUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO DAN ISO / IEC DI PT X
TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001-2008 DAN ISO / IEC 17025 DI PT X Disusun Oleh: Nama : Yunita Ramadhani NIM : 4160411-089 Program Studi : Teknik Industri
Lebih terperinciPENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN
PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) 00 400 600 Nilai Titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TATA KERJA KALIBRASI Tata kerja dari pelaksanaan kalibrasi Dryer Oven dijelaskan pada bagan dibawah ini: Penentuan alat kalibrasi (Master) Penentuan Metode kalibrasi Metode
Lebih terperinciTera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia
Tera dan Kalibrasi dr. Naila Amalia 1. Pendahuluan Dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian masyarakat masih menganggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur mengukur. Kegiatan metrologi meliputi pengukuran, karakteristik alat ukur, metode pengukuran, dan penafsiran dari hasil
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA
PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang pengukuran. Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase kehidupan manusia
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB
1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran, alat ukur, serta satuan ukuran. Dalam metrologi terdapat ilmu tentang cara-cara pengukuran, kalibrasi,
Lebih terperinciLAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LK 063 IDN
Temperatur Termometer gelas -15 0 C ~ 0 0 C 0.023 0 C ASTM E 77 (1998) SPRT PT 100 0 0 C ~ 100 0 C 0.15 0 C Termometer analog 0 0 C ~ 100 0 C 0.35 0 C ASTM E 220 (1996) SPRT PT 100 Temperature sensor w
Lebih terperinciKajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025
Harsojo/Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 55 Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sekip
Lebih terperinci7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambaha
WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TERA DAN ATAU TERA ULANG ALAT UKUR, ALAT TAKAR, ALAT TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4.
WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TERA DAN ATAU TERA ULANG ALAT UKUR, ALAT TAKAR, ALAT TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciOleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung
Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT 1. PENDAHULUAN Perkembangan layanan kesehatan yang membutuhkan pengakuan oleh masyarakat maupun pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat ukur mempunyai peran yang sangat besar dalam hampir semua aktivitas kehidupan manusia. Dalam kegiatan pembangunan fasilitas umum, alat ukur selalu dipakai dari
Lebih terperinciBEJANA UKUR. Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 2010);
Eka Riyanto Tanggo BEJANA UKUR Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 010); Bejana ukur wajib memiliki Ijin Tanda Pabrik atau Ijin Tipe; Tidak ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan
Lebih terperinci2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2015 BMKG. Kalibrasi. Peralatan Pengamatan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 23 TAHUN
Lebih terperinciVerifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011
Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah yang mendefinisikan luang lingkup penelitian tugas akhir, metodologi yang
Lebih terperinciPEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011
PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran
Lebih terperinciPERTEMUAN KE -4 UNDANG UNDANG METROLOGI LEGAL RENCANA MEMBAHAS PASAL 12 SD 21 DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
PERTEMUAN KE -4 UNDANG UNDANG METROLOGI LEGAL RENCANA MEMBAHAS PASAL 12 SD 21 DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Pasal 12 UUML DENGAN PP DITETAPKAN UTTP YANG : a. WAJIB TERA DAN TERA ULANG b. DIBEBASKAN DARI
Lebih terperinciR adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,
Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.
Lebih terperinciInstrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.
Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN DTREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR fi/my/kr'e/t/2010 TENTANG SYARAT TEKNIS POMPA UKUR BAHAN BAKAR GAS
DEPARTE]U EN TIEPUBLII( AF PERDAGANGAN IND('NESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jalan N4.l Ridwan Rals No 5 Jakarta 10110 Ter. 0213440408, fil. 021-3858185 KEPUTUSAN DTREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciUJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG
UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG Budi Santoso, S.T. Maulana Putra, S.Si Dian Premana, S.Si GA. MonangLumbanGaol, S.Kom Pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Badan Meteorologi Klimatologi dan
Lebih terperinciBagian-bagian dari alat ukur Sensor Tranduser Penunjuk atau indikator
Bagian-bagian dari alat ukur Secara garis besar suatu alat dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu : 1. Sensor atau peraba 2. Pengubah /pengolah sinyal atau tranduser 3. Penunjuk atau indikator/ display
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan
PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan ABSTRAK Telah berhasil dibuat alat yang membantu memantau
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017
- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu tentang ukur-mengukur secara luas. Di Indonesia, metrologi dikelompokkan menjadi 3 kategori utama yaitu metrologi legal, metrologi industri dan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAT PERDAGANGAN DALAM NEGERI
DEPARTEMEN PERDAGANGAN. REPUBLIK IND('NESIA DIREKTORAT JENDERAT PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jaan l\,4.1 Ridwan Rais No.5 Jakarta 10110 Tel. 021-3440408, fa. 021-3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciPE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran
PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 3. Dasar Pengukuran Pengukuran Pengertian Pengukuran Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah
Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Perindustrian RI UNIT ORGANISASI : Badan Pengkajian Kebijakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno. b. Display : LCD karakter 16 x 2 c. Daya : +12 Volt DC d. Dimensi : P : 25 cm, L :
Lebih terperinciPeralatan Elektronika
Peralatan Elektronika Peralatan Elektronika adalah semua peralatan yang dipergunakan oleh manusia dengan mempergunakan prinsip kerja elektronika. Sebagai contoh : 1. Alat ukur 2. Alat kontrol industri
Lebih terperinciHAK DAN KEWAJIBAN KLIEN DAN PENGGUNAAN TANDA SERTIFIKASI
Hal. 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini menjelaskan hak dan kewajiban Klien yang telah memperoleh sertifikat kesesuaian sistem manajemen dari LSS-BBIA dan ketentuan yang berhubungan dengan penggunaan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN BALAI PENGELOLA LABORATORIUM METROLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA
50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii
DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciPengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1565, 2014 KEMENDAG. Alat Ukur. Takar. Timbang. Perlengkapan. Tera dan Tera Ulang. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG
Lebih terperinciBAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Kalibrasi Pengertian kalibrasi menurut ISO adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Maksud Dan Tujuan 1. Maksud Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang meter air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 14, 2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS METROLOGI LEGAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya
Lebih terperinciGambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital
Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2009
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TERA/TERA ULANG DAN KALIBRASI ALAT-ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya
Lebih terperinciKarakterisasi dan kalibrasi akuisisi data sensor load cell menggunakan ADC 16 BIT.
Karakterisasi dan kalibrasi akuisisi data sensor load cell menggunakan ADC 16 BIT. Oleh: Niswari Sulistyowati Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, MT Perancangan instrumentasi digital : 1.SENSOR LOAD
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI JASA PELAYANAN KEMETROLOG IAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI JASA PELAYANAN KEMETROLOG IAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Gubernur Sulewesi Tengah, Menumbang : a. Bahwa semakin
Lebih terperinciEVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL
EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL Joko Riyono Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1 Sistem Pengujian dan Pengukuran Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding thermohygrometer merk corona dan dilakukan pengukuran
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN TERA/TERA ULANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
- 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Tata Cara Tetap Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Pengamatan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara,
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN
ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka Bandara Soekarno-Hatta harus mengikuti dan memenuhi standar yang telah ditetapkan
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciII. Jenis Pelayanan Kalibrasi
Lampiran II Surat Keputusan Kepala Unit Pelayanan Publik Nomor 001/UPP.Kpts/BBKB/2016 Tanggal 1 April 2016 II. Jenis Pelayanan Kalibrasi NO KOMPONEN URAIAN A. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)
KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciSistem manajemen mutu Persyaratan
Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI METER AIR
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI METER AIR MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI METER AIR Spesifikasi Meter Air Cetakan 1-2014
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR ta /PDy{ llkvp h /2o1o TENTANG SYARAT TEKNIS METER GAS ROTA RY PISTON DAN TURBIN
DEPARTEInEN PERDAGANGAN FEPUBLIK IND('NESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jdtr l\.4.1 Ridwan Ras No.5 Jakarla 10110 Iel. 02.1-3440408, fd. 021-3858185 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124914 / Standardisasi Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu :
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element
KONSEP DASAR PENGUKRAN Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element PRIMARY SENSING ELEMENT Elemen pengindraan Utama adalah Tranduser. Tranduser adalah sebuah alat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perihal pengukuran dan alat ukur dalam Program Diploma Teknik Elektro adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari suatu objek dan kejadian di dunia nyata (Wikipedia). Bidang yang mempelajari perihal pengukuran
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 06 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA DAN TERA ULANG ALAT-ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinci1 P a g e SISTEM KONTROL
1 P a g e SISTEM KONTROL SISTIM KONTROL Alat ukur adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur besaran fisik pada suatu tempat yang tidak terjangkau oleh manusia. Instrument Mekanik DEFINISI-DEFINISI
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.674, 2017 KEMENDAG. Pengawasan Metrologi Legal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/M-DAG/PER/5/2017 TENTANG PENGAWASAN METROLOGI LEGAL
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.
BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur mengukur secara luas (UUML, 1981). Upaya melindungi kepentingan umum dengan adanya jaminan kebenaran pengukuran serta
Lebih terperinciRIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM
Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1985 TENTANG WAJIB DAN PEMBEBASAN UNTUK DITERA DAN/ATAU DITERA ULANG SERTA SYARAT-SYARAT BAGI ALAT-ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG, DAN PERLENGKAPANNYA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran besaran - besaran fisika. Metrologi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu metrologi legal, metrologi ilmiah dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat kebutuhan pengukuran di semua bidang tidak terlepas dari keberadaan alat ukur. Dalam dunia perdagangan, banyak sekali
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT GIA sebagai perusahaan perisa yang berlokasi di Cianjur. Waktu penelitian dimulai sejak Juli 2010 sampai Maret 2011.
Lebih terperinciMenteri Perdagangan Republik Indonesia
Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 50/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG UNIT KERJA DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tent
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1566, 2014 KEMENDAG. Alat Ukur. Takar. Timbang. Perlengkapannya. Satuan Ukur. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/M-DAG/PER/10/2014
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian Tinjauan pustaka Pengumpulan
Lebih terperinciMenteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM STANDAR NASIONAL SATUAN UKURAN MENTERI
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan mebandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang
Lebih terperinciSistem Pengecekan Water Meter Berbasis Internet Menggunakan Wemos D1
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Sistem Pengecekan Water Meter Berbasis Internet Menggunakan Wemos D1 Cicih Cahyati 1), Tri Yanti Nurochmah 2), Handri Santoso
Lebih terperinciSISTEM OPERASIONAL PROCEDURE (SOP) JASA PELAYANAN TEKNIS BBIA
SISTEM OPERASIONAL PROCEDURE (SOP) JASA PELAYANAN TEKNIS BBIA 1. Sistem dan Prosedur Sertifikasi ABI-HACCP Lembaga Sertifikasi ABI-HACCP merupakan lembaga yang melayani industri dalam pemberian sertifikat
Lebih terperinci