EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI"

Transkripsi

1 EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo dan Indah Kusmartini Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jln. Tamansari No. 71, Bandung, 40132, ABSTRAK EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI. Jaminan mutu suatu hasil pengujian kimia sangat ditentukan oleh kompetensi laboratorium penguji. Laboratorium Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri sebagai laboratorium pengujian kimia menerapkan sistem mutu yang menjamin hasil pengujian. Dalam suatu laboratorium pengujian, komponen pendukung berupa peralatan uji harus berada dalam kondisi operasional yang optimum. Neraca mikro sebagai salah satu peralatan di laboratorium pengujian kimia dievaluasi unjuk kerjanya secara berkala untuk menjaga kinerja alat agar berada dalam kondisi operasional yang optimum. Unjuk kerja yang diuji meliputi daya ulang pembacaan timbangan dan pengukuran ketidakpastian neraca. Pengukuran daya ulang pembacaan dilakukan dengan menimbang sepuluh kali massa yang sama dari anak timbangan standar yang terkalibrasi. Sedangkan pengukuran penyimpangan dari nilai skala nominalnya dan ketidakpastian penimbangan dilakukan dengan teknik penimbangan ganda untuk setiap pengukuran menggunakan satu set anak timbangan standar. Evaluasi unjuk kerja neraca mikro menunjukkan hasil kinerja yang baik sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Kata kunci: evaluasi, unjuk kerja, neraca mikro ABSTRACT PERFORMANCE EVALUATION OF MICRO BALANCES AS THE IMPLEMENTATION OF QUALITY ASSURANCE IN CENTER OF NUCLEAR TECHNOLOGY FOR MATERIALS AND RADIOMETRY LABORATORY. The quality assurance of chemical test results is defined by the competence of testing laboratories. Center Of Nuclear Material Technology and Radiometry laboratory as the chemicals testing laboratory is applying quality system that ensures the results. In a testing laboratory, the supporting equipment must be in optimum operating condition. The performance of micro balance as one of the equipment in chemical testing laboratory was evaluated regularly to keep the performance in the optimum operating conditions. The performances that were tested include the repeatability of micro balance reading and the uncertainty measurement of the balance. The reading repeatability was done by weighing ten times the same mass of calibrated standard weights. The determination of deviation from its nominal value and uncertainty weighing was conducted by double weighing technique for each measurement using a set of standard weights. The performance evaluation of micro balance showed good results in accordance with the requirements specified. Keywords: evaluation, performance, microbalances 178

2 1. PENDAHULUAN Jaminan mutu suatu hasil pengujian kimia sangat ditentukan oleh kompetensi laboratorium pengujian. Suatu laboratorium pengujian dikatakan memenuhi syarat dan kompeten apabila telah menerapkan sistem mutu yang mengacu pada standar nasional maupun internasional. Standar mutu laboratorium pengujian mengacu pada ISO/IEC Faktor-faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan/atau kalibrasi oleh laboratorium meliputi faktor manusia; metode pengujian, kalibrasi serta validasi metode; peralatan; ketertelusuran pengukuran; pengambilan contoh dan penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi [1]. Peralatan yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan harus sesuai dengan spesifikasi yang relevan dengan pengujian dan/atau kalibrasi yang dimaksud. Program kalibrasi harus ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari peralatan yang sifat-sifatnya mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil. Peralatan tersebut harus dicek dan/atau dikalibrasi sebelum digunakan. Neraca merupakan salah satu peralatan yang terdapat di laboratorium pengujian dan digunakan untuk penimbangan sebagai bagian dari proses pengukuran dan analisis. Laboratorium Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) sebagai laboratorium pengujian menggunakan neraca mikro untuk penentuan jumlah partikulat udara (Particulate Matter/PM) yaitu PM 2.5 (partikulat udara tersuspensi yang berukuran > 2.5 mikrometer) dan PM 10 (partikulat udara tersuspensi yang berukuran mikrometer) secara gravimetri. Terkait dengan renstra BATAN yaitu peningkatan peran teknik analisis nuklir dalam mendukung kualitas lingkungan khususnya dalam memperoleh distribusi polutan udara di pulau Jawa, maka kuantifikasi jumlah partikulat udara memegang peranan yang sangat vital karena diperolehnya data karakterisasi polutan udara yang valid dimulai dari akurasi data penentuan berat debu secara gravimetri. Karena jumlah sampel partikulat udara yang sangat sedikit (dalam skala mikrogram), maka diperlukan peralatan yang mampu mengkuantifikasi jumlah partikulat udara dengan ketelitian yang tinggi, seperti neraca mikro. Keakuratan dan keabsahan data berat debu sangat dipengaruhi oleh kinerja peralatan (neraca mikro). Oleh karena itu neraca mikro yang digunakan pada kegiatan tersebut harus bebas dari bias dan sesuai dengan spesifikasi pabrik [2]. Untuk menjamin bahwa neraca mikro bekerja sesuai dengan reliabilitas yang diperlukan untuk mutu hasil pengujian yang dikehendaki laboratorium harus memiliki program pemeliharaan peralatan, dalam hal ini neraca mikro. Pemeliharaan neraca mikro dapat berupa evaluasi unjuk kerja. Evaluasi unjuk kerja neraca mikro dilakukan tiga bulan sekali (quarterly) [3], dengan cara melakukan pengujian terhadap unjuk kerja neraca yang meliputi daya ulang pembacaan, penyimpangan dari nilai skala nominalnya dan ketidakpastian pengukuran, pengumpulan serta interpretasi data. Kegiatan evaluasi unjuk kerja neraca mikro ini dilakukan untuk menjaga kinerja alat agar senantiasa berada dalam kondisi operasional yang optimum. 2. TEORI Menurut Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology VIM 1993, yang dimaksud dengan kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu, antara nilai suatu besaran yang ditunjukkan oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang direpresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan, dengan nilai terkait yang direalisasikan oleh standar [4]. Pada kalibrasi neraca mikro, nilai yang ditetapkan hubungannya adalah nilai standar anak timbangan yang ditunjukkan oleh neraca dengan nilai sebenarnya yang tertera pada sertifikat anak timbangan melalui serangkaian kegiatan yang meliputi penentuan repeatability dan penyimpangan dari nilai skala nominalnya serta evaluasi ketidakpastian neraca. Neraca mikro diukur repeatability dan penyimpangan dari nilai skala nominalnya dengan metode dari buku The Calibration of Balances, DB Prowse, dan evaluasi ketidakpastian yang telah disesuaikan dengan ISO GUM (Guidance of Uncertainty Measurement) [5]. Model matematis dari pengukuran yang dilakukan adalah: Ci = Mi-ri-zi (1) Ci adalah koreksi yang dihitung untuk titik pengukuran ke-i. Mi adalah massa konvensional standar massa untuk titik pengukuran ke-i. 179

3 ri adalah rata-rata dari dua kali pembacaan berulang dengan beban untuk titik ke-i. zi adalah rata-rata pembacaan tanpa beban untuk titik ke-i Evaluasi komponen ketidakpastian Pengoperasian neraca dan desain elektromekanik dari suatu neraca memberikan pengaruh terhadap data hasil penimbangan sehingga komponen ketidakpastian dari neraca harus diperhitungkan [6]. Terdapat empat komponen ketidakpastian utama yang dihitung dalam evaluasi ketidakpastian dari koreksi terhadap skala timbangan, yaitu: 1. Ketidakpastian baku kalibrasi standar massa 2. Ketidakpastian baku dari resolusi neraca, yaitu daya baca neraca yang merupakan spesifikasi dari pabrik. 3. Ketidakpastian baku dari daya ulang pembacaan neraca, yaitu merupakan simpangan baku dari pembacaan berulang suatu penimbangan. 4. Ketidakpastian baku karena pengaruh buoyancy udara 2.2. Ketidakpastian baku kalibrasi standar massa Data yang relevan dengan proses kalibrasi ini adalah data dari sertifikat kalibrasi anak timbangan standar dengan ketidakpastian yang dinyatakan dalam tingkat kepercayaan 95 % Ketidakpastian baku dari resolusi neraca Resolusi neraca memiliki distribusi rectangular, sehingga ketidakpastian bakunya adalah: u2 = 0.5*resolusi neraca/(3)^0.5 (2) 2.4. Ketidakpastian baku repeatability 2.5. timbangan Untuk mengevaluasi koreksi terhadap skala nominal digunakan metode penimbangan ganda. Apabila digabungkan dengan data standar deviasi timbangan maka ketidakpastian bakunya dapat ditentukan dengan persamaan berikut: u3 = SD/(2)^0.5 (3) 2.6. Ketidakpastian baku dari pengaruh buoyancy udara Pada umumnya, neraca analitik elektronik tidak langsung mengukur massa cuplikan (m), namun mengukur gaya beratnya (w) sehingga nilai yang muncul pada tampilan neraca merupakan nilai berat. Pada umumnya, apabila kegiatan penimbangan dilakukan di udara terbuka akan memberikan hasil yang tidak sama apabila dilakukan berulangkali karena adanya pengaruh bouyancy udara. Massa anak timbangan yang digunakan pada kegiatan kalibrasi neraca juga memberikan kontribusi terhadap bouyancy udara karena terbuat dari bahan campuran logam yang memiliki densitas tertentu [6]. Pengaruh buoyancy udara terhadap pembacaan timbangan diasumsikan mempunyai semi-range 1 ppm, dengan distribusi rectangular, sehingga ketidakpastian bakunya adalah: u4 = (10-6 x massa anak timbangan)/(3 1/2 ) (4) 2.7. Ketidakpastian baku gabungan Ketidakpastian gabungan merupakan kombinasi dari empat faktor ketidakpastian utama neraca tersebut, yang dihitung menggunakan persamaan: uc = {u1 2 +u2 2 +u3 2 +u4 2 } 1/2 (5) 2.8. Ketidakpastian bentangan Dari perhitungan derajat kebebasan efektif diperoleh nilai derajat kebebasan 301, sehingga dapat digunakan faktor cakupan k = 2 sehingga ketidakpastian bentangan dapat ditentukan menggunakan persamaan: U = 2 uc (6) Ketidakpastian tersebut merupakan nilai yang dilaporkan pada sertifikat kalibrasi, dengan tingkat kepercayaan 95%. Evaluasi unjuk kerja neraca dilakukan dengan beberapa ketentuan sebagai berikut : 1. Koreksi + ketidakpastian bentangan = kesalahan 2. Kesalahan dibandingkan dengan 10 resolusi neraca 3. Apabila : Kesalahan < 10 resolusi TRUE (unjuk kerja alat masih baik) 4. Kesalahan > 10 resolusi FALSE (perlu dilakukan koreksi pada 180

4 pembacaan atau tindakan perbaikan lainnya) 3. TATA KERJA Spesifikasi neraca mikro yang dievaluasi unjuk kerjanya ditampilkan dalam Tabel 1. Pengamatan daya ulang pembacaan dilakukan dengan melakukan minimal sepuluh kali pengukuran berulang untuk massa yang sama [7]. Adjustment apapun terhadap seting nol timbangan, termasuk fasilitas autozero timbangan tidak dilakukan selama pengukuran ini. Perbedaan individual antara sepuluh kali pembacaan dengan beban dan tanpa beban dihitung, kemudian dilakukan perhitungan standar deviasi dari sepuluh perbedaan tersebut [5]. Penyimpangan dari nilai skala nominal diperoleh dengan melakukan penimbangan sebanyak dua kali untuk setiap titik pengukuran dengan menggunakan satu set anak timbangan yang telah dikalibrasi. Timbangan dipersiapkan dengan menjalankan sistem kalibrasi internal otomatis dan me-non-aktifkan sistem autozero. Urutan pengukuran meliputi catat pembacaan nol (tanpa beban), letakkan standar massa di atas pan, catat pembacaan dengan beban, angkat standar massa, tunggu sampai pembacaan timbangan stabil, kemudian letakkan kembali standar massa, catat pembacaan dengan beban, setelah itu angkat standar massa dari pan dan catat pembacaan timbangan saat tanpa. Prosedur ini dilakukan untuk serangkaian penimbangan pada interval yang sama untuk setiap 1/10 kapasitas timbangan [5]. Penentuan ketidakpastian neraca, analisis dan interpretasi data juga dilakukan pada kegiatan ini. Ketidakpastian bentangan diukur pada tingkat kepercayaan 95%. Pelaporan hasil dalam bentuk sertifikat kalibrasi. Dalam sertifikat ini ditampilkan konfirmasi apakah kinerja alat tersebut masih baik atau perlu dilakukan koreksi terhadap pembacaan hasil penimbangan dengan mencantumkan TRUE atau FALSE. Tabel 1. Spesifikasi neraca mikro Nama Alat Kapasitas Resolusi No.seri Merek / Pabrik Nama Standar Neraca Mikro 5,1 g 0,001 mg 5 MX Kelas F-1 4. HASIL KEGIATAN Mettler Toledo Anak Timbangan Neraca mikro merupakan neraca yang memiliki sensitifitas cukup tinggi sehingga untuk menjaga kestabilan selama melakukan kegiatan penimbangan, neraca tersebut diletakkan pada ruangan khusus yang selalu terjaga kondisi lingkungannya. Kondisi tersebut meliputi suhu dan kelembaban ruang timbang. Selain itu, posisi neraca dibuat sedemikian rupa sehingga harus bebas dari getaran. Kondisi tersebut diperlukan agar kegiatan kalibrasi maupun penimbangan dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang dapat dipercaya. Selain kondisi lingkungan, kondisi neraca itu sendiri juga harus senantiasa diperhatikan di antaranya kedudukan neraca yang biasanya ditunjukkan dengan waterpass serta kebersihan neraca sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penimbangan. Kalibrasi internal untuk mengevaluasi unjuk kerja neraca mikro dilakukan selama kurun waktu Januari Desember Standar anak timbangan yang digunakan untuk kalibrasi merupakan produksi dari Sartorius, dengan nilai sertifikat yang tertera pada Tabel 2. Telah dilakukan pengukuran daya ulang pembacaan neraca. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melihat presisi dari neraca mikro. Presisi juga menunjukkan kinerja personil dalam melakukan kegiatan pengukuran dan kalibrasi, dalam hal ini kalibrasi internal neraca mikro [8]. Beban anak timbangan yang digunakan untuk pengukuran daya ulang pembacaan neraca yaitu 10 dan 100 mg. Hasil pengukuran dari kalibrasi internal ditampilkan dalam Tabel 3. Nilai simpangan baku/standard Deviation (SD) akan semakin baik apabila mendekati nol. Nilai SD yang digunakan dalam perhitungan 181

5 ketidakpastian, yaitu pada komponen u1 diambil dari nilai yang terbesar. Pada umumnya, semakin besar beban yang digunakan memberikan nilai SD yang makin besar pula seperti tertera pada Tabel 3. Pengukuran penyimpangan dari nilai skala nominal anak timbangan standar dimaksudkan untuk memperoleh nilai koreksi neraca. Anak timbangan standar yang digunakan yaitu 1, 10, 20 dan 100 mg. Hasil pengukuran dari kalibrasi internal menghasilkan koreksi yang dihitung menggunakan rumus (1), ditampilkan dalam Tabel 4. Tabel 2. Data sertifikat anak timbangan Nominal Massa Konvensional Ketidakpastian (± mg) 1 0, , , , , , , ,00095 Tabel 3. Pengukuran daya ulang pembacaan neraca Beban Standar Deviasi Pengukuran Kalibrasi internal 1 (n) kali 10 mg 0, mg 0, Tabel 4. Pengukuran penyimpangan dari nilai skala nominal Berat nominal Mg Rata-rata pembacaan Koreksi (Massa konvensionalrata-rata pembacaan) 1 0,9965-0, ,004 0, ,001 0, ,012-0, Evaluasi komponen ketidakpastian Komponen ketidakpastian utama (u1, u2, u3 dan u4) yang diperhitungkan dalam evaluasi ketidakpastian dan koreksi terhadap skala neraca mikro dihitung menggunakan rumus (2), (3), (4) dan (5). Komponen ketidakpastian baku dari bouyancy udara (u4) memberikan kontribusi yang sangat kecil dibandingkan komponen yang lain sehingga dapat diabaikan. Hasil perhitungan tersebut ditampilkan dalam suatu tabel kontribusi ketidakpastian. Sebagai contoh, ditampilkan Tabel 5 yang berisi perhitungan masing-masing komponen ketidakpastian, ketidakpastian baku gabungan serta ketidakpastian bentangan dari kegiatan kalibrasi internal neraca mikro tahap 1 menggunakan beban anak timbangan 10 mg, yang dilakukan pada triwulan pertama. Hasil perhitungan ketidakpastian neraca mikro dari kalibrasi internal untuk masing-masing beban anak timbangan 1, 10, 20 dan 100 mg ditampilkan dalam Tabel 6. Nilai ketidakpastian bentangan (u95) diperoleh dari ketidakpastian baku gabungan yang dihitung menggunakan rumus (6). Nilai ini digunakan untuk mengevaluasi unjuk kerja neraca mikro. Nilai u95 dari kalibrasi internal neraca ditampilkan dalam Tabel Evaluasi kinerja neraca mikro Evaluasi terhadap kinerja neraca mikro dilakukan dengan menggabungkan keseluruhan hasil perhitungan selama proses kalibrasi, kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan 10 kali nilai resolusi neraca mikro. Pada kegiatan ini, verifikasi TRUE diberikan karena nilai keseluruhan hasil perhitungan selama proses kalibrasi lebih kecil dibandingkan dengan 10 kali nilai resolusi neraca. Sebagai contoh, ditampilkan hasil evaluasi neraca mikro pada kalibrasi internal 1 dalam Tabel 8. Hasil kalibrasi internal neraca mikro pada nilai skala nominal 1, 10, 20 dan 100 mg dilaporkan dalam suatu tabel. Contoh pelaporan hasil kalibrasi internal ditampilkan dalam Tabel

6 Tabel 5. Tabel kontribusi ketidakpastian dan perhitungan ketidakpastian gabungan serta ketidakpastian bentangan anak timbangan 10 mg kalibrasi internal Nominal : 10 mg Sumber Ketidakpastian Ketidakpastian Pembagi Koef. Sensitivitas Ketidakpastian baku (ui * ci) (ui * ci)2 Derajat kebebasan U (ki) (ci) (ui) (vi) Daya ulang Pembacaan 0, ,41 1 4,5E-04 4,5E-04 2,0E-07 9 Anak Timbangan standar 0,0007 1,96 1 3,6E-04 3,6E-04 1,3E Resolusi Timbangan 0,0005 1,73 1 2,9E-04 2,9E-04 8,3E Bouyancy udara 0, ,73 1 5,8E-06 5,8E-06 3,3E Jumlah 4,11E-07 Ketidakpastian gabungan, uc 6,4E-04 Derajat kebebasan efektif, v eff 34,4 Faktor cakupan, k (confidence level 95%) 2,01 Ketidakpastian bentangan, U 95 0,0013 mg Beban Massa terukur Tabel 6. Sumber ketidakpastian baku dan ketidakpastian bentangan kalibrasi internal Daya ulang pembacaan (u1) Anak timbangan standar (u2) Resolusi timbangan (u3) Bouyancy udara (u4) ketidakpastian baku gabungan (uc) 1 0,9965 4,5E-04 3,6E-04 2,9E-04 5,8E-07 6,4E ,004 4,5E-04 3,6E-04 2,9E-04 5,8E-06 6,4E ,001 4,5E-04 3,6E-04 2,9E-04 1,2E-05 6,4E ,012 4,5E-04 4,8E-04 2,9E-04 5,8E-05 7,2E-04 Tabel 7. Nilai ketidakpastian bentangan Beban Ketidakpastian bentangan (u95) mg Kal int 1 1 0, , , ,0014 u95=ketidakpastian bentangan diukur pada tingkat kepercayaan 95% Tabel 8. Evaluasi kalibrasi internal Berat nominal Koreksi Ketidakpastian mg mg Mg kesalahan e=10xd verifikasi 1-0,0015 0,0013 0,0028 TRUE 10 0,0019 0,0013 0,0032 0,01 TRUE 20 0,0054 0,0013 0,0067 TRUE 100-0,0040 0,0014 0,0054 TRUE 183

7 Tabel 9. Pelaporan hasil kalibrasi internal Nilai skala nominal Koreksi Ketidakpastian 1-0,0015 0, ,0019 0, ,0054 0, ,004 0, KESIMPULAN Dari evaluasi kalibrasi internal tersebut terlihat bahwa hasil verifikasi memberikan pernyataan TRUE, artinya unjuk kerja neraca mikro Mettler Toledo masih baik. Hasil evaluasi kinerja neraca mikro menunjukkan bahwa alat tersebut masih berada dalam kondisi baik dan dapat menjamin mutu hasil pengujian terutama pada kegiatan penimbangan cuplikan serta penentuan PM 2.5 dan PM 10 di laboratorium PTNBR. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. KAN, ISO/IEC (Versi Bahasa Indonesia): Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi (2005). 2. GONZALES, A.G., ERRADOR, M.A., The assessment of electronic balances for accuracy of mass measurement in the analytical laboratory, Accred. Qual. Assur., 12 (2007) KAN, SR 03: Jaminan Mutu Peralatan yng Digunakan oleh Laboratorium Pengujian Kimia dan Pengujian Biologi (2005). 4. KAN, Kalibrasi dan Ketertelusuran Pengukuran (2005). 5. KAN, Suplemen DPLP 13 rev 0: Pedoman Evaluasi dan Pernyataan Ketidakpastian Pengukuran (2005). 6. REICHMUT, A., WUNDERLI, S., WEBER, M. And MEYER, V.R., The uncertainty of weighing data obtained with electronic analytical balances, Microchimica Acta 148 (2004) GONZALES, A.G., HERRADOR, M.A. and ASUERO, A.G., Estimation of the uncertainty of mass measurement from inhouse calibrated analytical balances, Accred. Qual Assur., 10 (2005) REICHMUTH, A., Weighing Accuracy: Estimating Measurement Bias & Uncertainty of a Weighing, Mettler Toledo (2001). 7. DISKUSI Lilik Hasanah: Apakah proses kalibrasi internal diberlakukan pada neraca mikro? Bagaimana hasil kalibrasinya? Syukria Kurniawati: Kalibrasi internal diberlakukan pada neraca mikro setiap tiga bulan sekali dan menunjukkan hasil TRUE VALUE, ini berarti alat masih dalam kondisi baik. Lilik Hasanah: Apakah ada proses lain untuk pemantauan unjuk kerja neraca selain dengan menggunakan anak timbangan? Syukria Kurniawati: Tidak ada, karena standar untuk memantau unjuk kerja neraca mikro hanya dengan menggunakan anak timbangan. 184

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam

Lebih terperinci

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong, Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB 1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Chemical Science

Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 6 (2) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di Laboratorium Biologi FMIPA

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA Yohanes Susanto Begitu banyak keputusan-keputusan penting diambil berdasarkan hasil pengujian kimia kuantitatif. Hasil-hasil

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo/Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 55 Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sekip

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE

PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE Adindra Vickar Ega, R.Rudi Anggoro Samodro Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI TIMBANGAN DAN MISTAR TERHADAP KEBERTERIMAAN PENGUJIAN GRAMATUR KERTAS

STUDI ANALISIS KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI TIMBANGAN DAN MISTAR TERHADAP KEBERTERIMAAN PENGUJIAN GRAMATUR KERTAS Studi Analisis Ketidakpastian Hasil Kalibrasi Jurnal Selulosa Vol. 6 No. 2 Desember 206 Hal. 95-04 Timbangan dan Mistar terhadap... : Darmawan, dkk. JURNAL SELULOSA e-issn: 2527-6662 p-issn: 2088-7000

Lebih terperinci

PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK

PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK Peralatan yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi dan spesifikasi yang disyaratkan oleh metode pengujian. Peralatan pengujian (sebelum

Lebih terperinci

PENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI

PENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI PENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI Galih Setyawan 1 dan Pratiwi Indah Tri Lestari 2 1,2 Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi laboratorium yang berskala nasional

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 011 PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 Wijono, Gatot Wurdiyanto Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, Jl.Lebak Bulus No.49 Jakarta, 1440

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25 ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Mengetahui kondisi optimum parameter operasi alat uji SSA milik STTN- BATAN dalam menganalisis unsur Fe. 2. Menentukan sensitivitas,

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN

Lebih terperinci

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011 PERTEMUAN KE-5 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO 17025 : 2005 SEJARAH ISO 17025 : 2008 GLP 1. The New Zealand Testing Laboratory Registration Act of 1972 2. Mendirikan A Testing Laboratory Registration Council

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Aksioma dalam Pengukuran

PENGUKURAN. Aksioma dalam Pengukuran PENGUKURN... bila seseorang dapat memberikan ukuran kepada sesuatu yang dibicarakannya serta menyatakan dalam angka-angka, ia memang tahu tentang apa yang dibicarakannya; tetapi bila ia tidak mampu mengungkapkannya

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan ini digunakan sebagai persyaratan tambahan ISO/IEC

Lebih terperinci

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan

Lebih terperinci

Dokumen ini tidak dikendalikan jika diunduh/uncontrolled when downloaded

Dokumen ini tidak dikendalikan jika diunduh/uncontrolled when downloaded Lampiran KAN 01 Lampiran Daftar Dokumen Akreditasi KAN 1. Dokumen Umum No. Dokumen Judul Dokumen General KAN 01 Syarat dan Aturan Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi KAN 02 Syarat dan Aturan Registrasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi kedalam beberapa

Lebih terperinci

Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi. oleh: Fitri Dara

Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi. oleh: Fitri Dara Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi oleh: Fitri Dara Pengantar Pada tanggal 20 Mei 1908, di Indonesia telah berdiri sebuah organisasi yaitu Boedi Oetomo yang memiliki tujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC DAN ISO 13528

UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC DAN ISO 13528 UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC 17043 DAN ISO 13528 PROFICIENCY TESTING FOR GAS EMISSIONS USING GAS ANALYZER COMPLY WITH THE PRINCIPLES OF ISO/IEC 17043

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy

Lebih terperinci

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja Manajemen laboratorium by Djadjat Tisnadjaja 1 Praktek berlaboratorium yang benar (GLP) Penggunaan istilah Good Laboratory Practice (GLP) dalam suatu peraturan pertama kalai ditemukan dalam New Zealand

Lebih terperinci

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM)

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 213 ISSN 1978-176 KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Boybul, Yusuf Nampira

Lebih terperinci

EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M

EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUATION OF NATIONAL TORQUE STANDARD MACHINE IN THE RESEARCH CENTER FOR METROLOGY IN MEASUREMENT RANGE OF

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap

Lebih terperinci

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2015 BMKG. Kalibrasi. Peralatan Pengamatan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 23 TAHUN

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : ACUAN STANDAR METODE PENGUJIAN BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER 55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUJIAN KADMIUM DALAM PRODUK PERIKANAN MENGGUNAKAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUJIAN KADMIUM DALAM PRODUK PERIKANAN MENGGUNAKAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUJIAN KADMIUM DALAM PRODUK PERIKANAN MENGGUNAKAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY Christine Elishian, Willy Cahya Nugraha, dan Yohanes Susanto Ridwan Pusat

Lebih terperinci

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu : Dasar Teori Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM Verifikasi Pipet Volumetri 10 ml Disusun oleh : Kelompok 4/E 2 Luthfia Nurul Anwar 116 Muhammad Rizky Prasetyo 116165 Sakina Fidyastuti 116231 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KETERTELUSURAN. Surya Ridwanna

KETERTELUSURAN. Surya Ridwanna KETERTELUSURAN Surya Ridwanna BIO DATA 1. NAMA : SURYA RIDWANNA 2. ALAMAT : 0818618438 surya_blk@yahoo.com 1. PENDIDIKAN : AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989 2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY

Lebih terperinci

KIMIA ANALITIK I TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA

KIMIA ANALITIK I TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA KIMIA ANALITIK I TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA. METODA ILMIAH DALAM ANALISIS KIMIA Langkah langkah pokok metoda ilmiah Menetapkan masalah Melakukan kajian teoritik dan menarik hipotesa Melakukan

Lebih terperinci

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu- DI LABORATORIUM PTNBR Indah Kusmartini, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

Ketertelusuran Pengukuran

Ketertelusuran Pengukuran Ketertelusuran Pengukuran Oleh : Nuryatini PENDAHULUAN Ketertelusuran pengukuran dalam analisis kimia kini merupakan masalah yang sangat penting dalam kimia analitik. Sejak tahun 1990 dua organisasi dunia

Lebih terperinci

STANDAR INTERNASIONAL

STANDAR INTERNASIONAL STANDAR INTERNASIONAL ISO/IEC 17025 Edisi kedua 15-05-2005 ISO/IEC 17025 (Versi Bahasa Indonesia) Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi Diterjemahkan oleh Komite

Lebih terperinci

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak

Lebih terperinci

EVALUASI UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM AAN TERHADAP CUPLIKAN LINGKUNGAN. Saeful Yusuf, Rukihati, Iman Kuntoro

EVALUASI UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM AAN TERHADAP CUPLIKAN LINGKUNGAN. Saeful Yusuf, Rukihati, Iman Kuntoro EVALUASI UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM AAN TERHADAP CUPLIKAN LINGKUNGAN Saeful Yusuf, Rukihati, Iman Kuntoro Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Gedung 43, Tangerang

Lebih terperinci

NERACA. Neraca Ohauss

NERACA. Neraca Ohauss NERACA Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SInya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi

Lebih terperinci

OPTIMISASI APLIKASI AIR FILTER UNTUK PENGUKURAN UNSUR Co, Cr, DAN Ni PADA SPEKTROMETER ENERGY DISPERSIVE X-RAY FLUORESCENCE (EDXRF) EPSILON 5

OPTIMISASI APLIKASI AIR FILTER UNTUK PENGUKURAN UNSUR Co, Cr, DAN Ni PADA SPEKTROMETER ENERGY DISPERSIVE X-RAY FLUORESCENCE (EDXRF) EPSILON 5 OPTIMISASI APLIKASI AIR FILTER UNTUK PENGUKURAN UNSUR Co, Cr, DAN Ni PADA SPEKTROMETER ENERGY DISPERSIVE X-RAY FLUORESCENCE (EDXRF) EPSILON 5 Natalia Adventini, Dyah Kumala Sari, Diah Dwiana Lestiani Pusat

Lebih terperinci

Estimasi Ketidakpastian Pengukuran ph Larutan Bufer Sitrat Menggunakan Elektroda Gelas Dengan Metode Dua Titik Kalibrasi

Estimasi Ketidakpastian Pengukuran ph Larutan Bufer Sitrat Menggunakan Elektroda Gelas Dengan Metode Dua Titik Kalibrasi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran ph Larutan Bufer Sitrat Menggunakan Elektroda Gelas Dengan Metode Dua Titik Kalibrasi Ayu Hindayani Laboratorium Metrologi Kimia (LMK), Pusat Penelitian Metrologi-Lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai

BAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISTILAH dan DEFINISI Besaran [quantity (measurable quantity)] sifat dari suatu gejala, benda atau bahan yang dapat dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara kuantitatif

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER Penetapan Nilai Ketidakpastian Baku (Hadi Sardjono) VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER Aslina Br Ginting, Jan Setiawan, Sutri Indaryati Abstract

Lebih terperinci

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia Tera dan Kalibrasi dr. Naila Amalia 1. Pendahuluan Dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian masyarakat masih menganggap

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN METODA XRF

PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN METODA XRF Penafsiran Nilai Ketidakpastian Analisis Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti dan Ce Dalam Cuplikan Sedimen Dengan Metoda XRF (Sukirno, dkk.) PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata Satu ( S1 )

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata Satu ( S1 ) TUGAS AKHIR Pelaksanaan Akreditasi ISO 17025:2008 untuk Peningkatan Kualitas Hasil Pengujian Pada Laboratorium Pengembangan Analisa (LPA) DI PT. XY Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek

Lebih terperinci

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016 KAN-G-07 PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC Issue Number : 3 April 2016 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT Lantai 14 Jl. M. H. Thamrin No. 8, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat ukur mempunyai peran yang sangat besar dalam hampir semua aktivitas kehidupan manusia. Dalam kegiatan pembangunan fasilitas umum, alat ukur selalu dipakai dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Pengukuran Untuk mendapatkan produk yang berkualitas tidak hanya memerlukan rancangan produk yang bagus sesuai dengan fungsi namun juga memerlukan rancangan proses pembuatan

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN KOLOM PENENTUAN KANDUNGAN CaO PADA SEMEN DENGAN METODE GRAVIMETRIK

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN KOLOM PENENTUAN KANDUNGAN CaO PADA SEMEN DENGAN METODE GRAVIMETRIK Daftar isi: 1. Judul. Acuan 3. Prosedur Pengukuran 4. Besaran ukur ESTIMASI KETIDAKPASTIAN KOLOM PENENTUAN KANDUNGAN CaO PADA SEMEN DENGAN METODE GRAVIMETRIK 5. Identifikasi dan Kuantifikasi Sumber-sumber

Lebih terperinci

Kalibrasi Timbangan Elektronik

Kalibrasi Timbangan Elektronik Kalibrasi Timbangan Elektronik Reference : 1. The Calibration of Weight and Balance Edwin C.Morris And Kitty M.K.Fen Monograph 4: NMI Technology Transfer Series Third Edition 2007; 2. Suplemen 1 Pedoman

Lebih terperinci

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Bahan Ajar PANDUAN MUTU Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ]

Lebih terperinci

BAB II PT.UNILAB PERDANA

BAB II PT.UNILAB PERDANA BAB II PT.UNILAB PERDANA 2.1 Data Perusahaan Gedung Laboratorium PT Unilab Perdana. 2.1.1 Identitas Perusahaan Pelayanan secara profesional dan akurat pada laboratorium PT. Unilab Perdana ditangani oleh

Lebih terperinci

KAN-G-LK 06. Pedoman mengenai Kalibrasi Peralatan Volumetrik. Nomor terbit : 2 September 2011

KAN-G-LK 06. Pedoman mengenai Kalibrasi Peralatan Volumetrik. Nomor terbit : 2 September 2011 KAN-G-LK 06 Pedoman mengenai Kalibrasi Peralatan Volumetrik Nomor terbit : September 011 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl.

Lebih terperinci

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005 ISSN 1979-2409 Evaluasi Audit Internal LUB PTBN 2008-2011 Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/I 17025:2005 (Masripah) EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008-2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

PE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran

PE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 3. Dasar Pengukuran Pengukuran Pengertian Pengukuran Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Dadang Suryana, Hengki Wibowo. ABSTRAK

Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Dadang Suryana, Hengki Wibowo. ABSTRAK PENGUJIAN UNJUK KERJA SAMPLE HOLDER XRF EPSILON 5 Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Dadang Suryana, Hengki Wibowo. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jln. Tamansari No 71, Bandung 40132 Email:

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN. Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : Kelompok : IV.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN. Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : Kelompok : IV. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 1108105034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR Windi Kurnia Perangin-angin 1, A. Mohamad Boynawan 2, Ratnaningsih 3 1 Puslit KIM

Lebih terperinci

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Kalibrasi Pengertian kalibrasi menurut ISO adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan praktik o Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B 7502-1994 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Andry Kurnia 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Uji Kekuatan Tarik Kain Cara Pita Tiras (Saeful Islam dan Arif Wibi Sana)

Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Uji Kekuatan Tarik Kain Cara Pita Tiras (Saeful Islam dan Arif Wibi Sana) Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Uji Kekuatan Tarik Kain Cara Pita Tiras (Saeful Islam dan Arif Wibi Sana) EVALUASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKUATAN TARIK KAIN CARA PITA TIRAS MEASUREMENT UNCERTAINTY

Lebih terperinci

PENENTUAN LIMIT OF PERFORMANCE (LOP) TIMBANGAN ELEKTRONIK (DETERMINATION THE LIMIT OFPERFORIIG~NCE (LOP) OF ELECTRONIC BALANCES)

PENENTUAN LIMIT OF PERFORMANCE (LOP) TIMBANGAN ELEKTRONIK (DETERMINATION THE LIMIT OFPERFORIIG~NCE (LOP) OF ELECTRONIC BALANCES) PENENTUAN LIMIT OF PERFORMANCE (LOP) TIMBANGAN ELEKTRONIK (DETERMINATION THE LIMIT OFPERFORIIG~NCE (LOP) OF ELECTRONIC BALANCES) Nur Tjahyo Eka Darmayanti Puslit KIM-LIPI, Kompleks Puspiptek Serpong Tangerang

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III)

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III) LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II-2015 Bahan Uji: AIR LIMBAH III (ALDS III) PARAMETER UJI: Zat Padat Tersuspensi (TSS), Kebutuhan Oksigen Kimiawi

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT KALIBRASI PRESSURE GAUGE Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas Jakarta Timur 13740 Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE Amalia Rakhmawati, ST, MT Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat

Lebih terperinci

Nilai benar (true value)

Nilai benar (true value) Ilma Nugrahani I. KONSEP UMUM Pengukuran suatu proses yang melibatkan spesifikasi besaran ukur, metode dan prosedur pengukuran. Hasil pengukuran hakikatnya merupakan taksiran/pendekatan nilai besaran ukur.

Lebih terperinci

Tony Kristiantoro *, Novrita Idayanti, Nanang Sudrajat, Ardita Septiani, Dadang Mulyadi dan Dedi

Tony Kristiantoro *, Novrita Idayanti, Nanang Sudrajat, Ardita Septiani, Dadang Mulyadi dan Dedi Ketidakpastian Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet Permanen dengan Alat Ukur Permagraph Measurement Uncertainty on The Characteristic of Permanent Magnetic Materials by Permagraph Instrument

Lebih terperinci

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER Banawa Sri Galuh, Asminar, Rahmiati ABSTRAK PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI

Lebih terperinci

DP SNI : Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (Full Adoption of ISO/IEC 17025)

DP SNI : Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (Full Adoption of ISO/IEC 17025) DP.01.13 SNI 19 17025-2000 SNI 19-17025-2000: Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (Full Adoption of ISO/IEC 17025) Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian

Lebih terperinci