BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER
|
|
- Ade Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi dua hal, yaitu pengujian frekuensi yang diterima oleh telinga pasien dan pengujian intensitas suara yang dihasilkan oleh alat audiometer ini. 4.1 Metode Pengujian 1. Tujuan Metode pengujian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian Audiometer (selanjutnya disebut DUT) dengan cara membandingkan dengan Audiometer Tester (selanjutnya disebut STANDARD). 2. Ruang Lingkup Metode pengujian ini digunakan untuk melakukan pengujian Audiometer yang mempunyai rentang ukur intensitas db : +60 db s/d +120 db. 3. Peralatan yang digunakan 1. Audiometer Tester merk Larson Davis dengan rentang ukur : Intensitas db : 60 db s/d +142 db. 2. Audio Chamber. 3. Scope meter dengan resolusi 0,01 Hz.
2 56 4. Thermohygrometer ketelitian 0,1 C, 0,1 % RH. 4. Dokumen acuan 1. Buku pengoperasian alat Audiometer Tester. 2. Spesification for Audiometer BS Pure Tone Air Conduction, Canadian Standard, Can M IEC Mechanical Coupler for the Calibration of Tone Vibrator Hearing a Spesified Contact area and being Applied with a specified static area. 5. Guide to Expression of Uncertainty in Measurement, First Edition 1993, International Organisation for Standardisation, Switzerland. 5. Kondisi lingkungan 1. Suhu ruang : 23 ºC ± 2 ºC 2. Kelembaban relative : 55 % RH ± 10 % RH 6. Prosedur pengujian 1. Pendataan administrasi Lakukan pendataan administrasi meliputi pemilik, alamat, data alat medik, tanggal dan ruangan/lokasi pengujian. 2. Lakukan Pengukuran Kondisi Lingkungan meliputi : Suhu dan Kelembaban lingkungan. Data diambil pada ruang pengujian. pada awal dan pengukuran alat. 3. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi alat a. Periksa kondisi fisik dari audiometer meliputi : selungkup alat, tombol knob, display, earphone dan bone conductor. b. Catat kondisi- kondisi tersebut pada lembar kerja. 4. Kinerja a. Pengukuran Sound Pressure Level (db) dan frekuensi. a.1. Hidupkan DUT, tunggu 5 s/d 10 menit untuk pemanasan, a.2. Install STANDARD seperti gambar dibawah ini
3 57 Gambar 4.1 Alat Audiometer Tester a.3. Pasangkan Microphone STANDARD pada Earphone yang berada di dalam Audio Chamber, hindari noise gangguan masuk ke microphone melalui udara (dengan menutup pintu chamber) maupun yang melalui lantai (dengan memasang peredam getaran/busa di bawah earphone), catat type dan nomor seri earphone DUT. a,4. Jauhkan peralatan yang mempunyai medan magnet dari STANDARD karena medan magnet akan mempengaruhi hasil pengukuran. a,5. Atur DUT pada mode continue, aktifkan earphone yang diuji, berikan sinyal dengan :
4 58 Pengukuran masing-masing earphone No Frekuensi (Hz) Intensitas (db) a.6. Catat pembacaan pada STANDARD, lakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada masing-masing pengukuran. 7. Perhitungan 1. Rata-rata, koreksi, standar deviasi dan ketidakpastian. a. Nilai rata-rata (Mean) n Vi i = 1 V1+ V 2 + V 3... Vn = = n n b. Standar deviasi (Stdv) = ( Vi Mean) n n 1 i= 1 c. Koreksi = Setting pada DUT Penunjukan d. Perhitungan ketidakpastian 1 STANDARD i. Ketidakpastian kemampuan daya ulang pembacaan ( Ua) Ua Stdev = n 1 2 ii. Ketidakpastian kemampuan baca STANDARD ( Ub1)
5 59 1. Ketidakpastian kemampuan baca STANDARD diestimasi mempunyai semi range a = 0,5 resolusi STANDARD 2. Dengan asumsi distribusi rectangular maka ketidakpastian kemampuan daya baca STANDARD adalah : a Ub 1 = 3 e. Ketidakpastian bentangan ( Uexp) Ketidakpastian baku gabungan ( Uc) DUT adalah : 2 ( Ua Ub1 2 ) Uc = + Dengan asumsi distribusi normal, maka ketidakpastian bentangan (Uexp) dengan cakupan k = 2, sehingga : Uexp = 2 Uc 4.2 Pengujian Alat Audiometer Dengan Audiometer Tester Pada proses ini simulasi alat audiometer akan dibandingkan dengan alat standard yaitu audiometer tester merk Larson davis. Adapun prosedur pengujian seperti telah ditulis di atas. Dari hasil pengujian alat simulasi tersebut diperolah data seperti tabel 4.1 berikut, dengan mengambil sampling pengujian pada tiap tingkatan frekuensi dengan intensitas suara sebesar 70 db.
6 60 Tabel 4.1 Hasil pengukuran hearing level 1. Hearing level earphone kiri Model earphone : TDH 39P Serial Number : 5584 Setting Data Pengukuran Frekuensi Intensitas Hearing Level (db) Hertz db ,2 60,9 61,3 60,8 60, ,7 63,6 63,9 63,8 63, ,3 65,3 65,4 65,4 65, ,0 67,1 67,0 67,0 67, ,3 67,2 67,3 67,2 67, ,8 70,0 70,0 70,0 69, ,8 73,9 73,8 73,7 73, ,3 76,7 76,6 76,6 76,6 2. Hearing level earphone kanan Model earphone : TDH 39P Serial Number : 5502 Setting Data Pengukuran Frekuensi Intensitas Hearing Level (db) Hertz db ,2 63,2 63,2 63,2 63, ,4 66,3 66,4 66,4 66, ,2 68,2 68,2 68,2 68, ,9 69,6 69,6 69,5 69, ,9 68,9 68,7 68,7 68, ,3 71,3 71,4 71,5 71, ,0 75,5 76,0 75,9 76, ,8 73,0 72,8 72,4 72,8
7 61 Dari data di atas kemudian dihitung hasil rata-rata, kemampuan daya baca ulang alat (repeatability), nilai penyimpangan (deviasi) dan ketidakpastian pengukuran simulasi alat audiometer. Seperti terlihat pada tabel 4.2. dibawah ini. Tabel 4.2 Pengolahan data dan analisa hasil pengukuran hearing level 1. Hearing level earphone kiri Ketidak Pastian Pengolahan Data Repeat Larson Davis Gabungan Mean Deviasi Stdev Ua Ub1 Uc 61,0-12,8% 0,2 0,11 0,03 0,2 63,8-8,9% 0,1 0,07 0,03 0,1 65,3-6,7% 0,1 0,03 0,03 0,1 67,0-4,3% 0,0 0,02 0,03 0,1 67,2-3,9% 0,1 0,03 0,03 0,1 69,9-0,1% 0,1 0,05 0,03 0,1 73,8 5,4% 0,1 0,04 0,03 0,1 76,6 9,4% 0,2 0,08 0,03 0,2 2. Hearing level earphone kanan Ketidak Pastian Pengolahan Data Repeat Larson Davis Gabungan Mean Deviasi Stdev Ua Ub1 Uc 63,2-9,7% 0,0 0,02 0,03 0,1 66,4-5,2% 0,0 0,02 0,03 0,1 68,2-2,6% 0,0 0,00 0,03 0,1 69,6-0,5% 0,2 0,08 0,03 0,2 68,8-1,7% 0,1 0,05 0,03 0,1 71,4 1,9% 0,1 0,04 0,03 0,1 75,9 8,4% 0,2 0,11 0,03 0,2 72,8 3,9% 0,2 0,11 0,03 0,2
8 62 Demikian halnya dengan pengukuran frekuensi, diukur pada masingmasing step frekuensi dengan intensitas suara sebesar 80 db. Dan hasil pengukuran seperti tercantum pada table 4.3. di bawah ini. Tabel 4.3 Hasil pengukuran frekuensi 1. Frekuensi earphone kiri Setting Data Pengukuran Frekuensi Intensitas Frekuensi (Hertz) Hertz db ,0 125,0 125,0 125,0 125, ,0 250,0 250,0 250,0 250, ,0 534,0 534,0 534,0 534, ,3 973,3 973,3 973,7 973, ,0 1891,0 1892,0 1891,0 1891, ,0 3585,0 3589,0 3585,0 3589, ,0 5210,0 5200,0 5210,0 5210, ,0 6490,0 6510,0 6490,0 6510,0 2. Frekuensi earphone kanan Setting Data Pengukuran Frekuensi Intensitas Frekuensi (Hertz) Hertz db ,0 125,0 125,0 125,0 125, ,0 250,0 250,0 250,0 250, ,0 534,0 534,0 534,0 534, ,9 973,2 973,3 973,9 973, ,0 1891,0 1891,0 1892,0 1893, ,0 3585,0 3585,0 3589,0 3585, ,0 5200,0 5210,0 5200,0 5210, ,0 6490,0 6510,0 6490,0 6490,0
9 63 Tabel 4.4 Pengolahan data dan analisa hasil pengukuran Frekuensi 1. Frekuensi earphone kiri Ketidak Pastian Pengolahan Data Repeat Larson Davis Gabungan Mean Deviasi Stdev Ua Ub1 Uc 125,0 0,0% 0,0 0,00 0,03 0,1 250,0 0,0% 0,0 0,00 0,03 0,1 534,0 6,8% 0,0 0,00 0,03 0,1 973,5-2,7% 0,2 0,22 0,03 0,4 1891,4-5,4% 0,5 0,55 0,03 1,1 3586,4-10,3% 2,4 2,41 0,03 4,8 5208,0-13,2% 4,5 2,24 0,03 4,5 6502,0-18,7% 11,0 5,48 0,03 11,0 3. Frekuensi earphone kanan Ketidak Pastian Pengolahan Data Repeat Larson Davis Gabungan Mean Deviasi Stdev Ua Ub1 Uc 125,0 0,0% 0,0 0,00 0,03 0,1 250,0 0,0% 0,0 0,00 0,03 0,1 534,0 6,8% 0,0 0,00 0,03 0,1 973,3-2,7% 0,4 0,18 0,03 0,4 1891,6-5,4% 0,9 0,45 0,03 0,9 3585,6-10,4% 1,9 0,97 0,03 2,0 5206,0-13,2% 5,5 2,74 0,03 5,5 6498,0-18,8% 11,0 5,48 0,03 11, Pengujian Frekuensi Dengan Menggunakan Scope Meter Pada proses pengujian frekuensi, scope meter sebagai alat ukur untuk mencari nilai deviasi dari frekuensi yang dihasilkan oleh simulasi alat audiometer. Pengukuran frekuensi pada jangkauan frekuensi dari 125 Hertz sampai dengan
10 Hertz dengan intensitas 100 db. Nilai frekuensi pada tampilan LCD dibandingkan dengan hasil pengukuran pada scope meter. Dari proses ini diperoleh data seperti pada gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2 Hasil pengukuran frekuensi dengan scope meter. Tampilan pada frekuensi 125 Hertz 100 db. Tampilan pada frekuensi 250 Hertz 100 db.
11 65 Tampilan pada frekuensi 500 Hertz 100 db.. Tampilan pada frekuensi 1000 Hertz 100 db. Tampilan pada frekuensi 2000 Hertz 100 db.
12 66. Tampilan pada frekuensi 4000 Hertz 100 db. Tampilan pada frekuensi 6000 Hertz 100 db. Tampilan pada frekuensi 8000 Hertz 100 db.
13 67 Gambar 4.2 di atas merupakan hasil photo pengambilan data frekuensi dari 125 Hz sampai dengan 8000 Hz dengan menggunakan alat ukur yaitu scope meter. Adapun hasil pengukuran tersebut di atas didapatkan data seperti pada tabel 4.5 di bawah ini : Tabel 4.5 Hasil pengukuran dan analisa dengan scope meter Frekuensi Tampilan Terukur Pada Koreksi % Deviasi Audiometer (Hertz) LCD Scope meter ,0% ,0% ,8% ,3-19,7-2,0% ,5% ,4% ,2% ,8% Di mana : Koreksi = hasil ukur scope meter tampilan LCD. % Deviasi = koreksi/tampilan LCD 100 %
DAFTAR PUSTAKA. 1. Coughlin, R. F., Frederick F Driscoll, 1994, Penguat Operasional dan. 2. Usman, 2008, Teknik Antarmuka + Pemrograman Mikrokontroler
DAFTAR PUSTAKA 1. Coughlin, R. F., Frederick F Driscoll, 199, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear, Institut Teknologi Wentworth, Penerbit Erlangga, Jakarta.. Usman, 00, Teknik Antarmuka +
Lebih terperinciRIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM
Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB
1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN III.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kawasan Industri Kota Tangerang, khususnya di Kecamatan Jatiuwung (Gambar 4) dan dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei
Lebih terperinciR adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,
Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.
Lebih terperinciMetoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja
Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja ICS 13.140 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo dan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Waktu penelitian
Lebih terperinciAudiometri. dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL
Audiometri dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL Definisi Audiogram adalah suatu catatan grafis yang diambil dari hasil tes pendengaran dengan menggunakan alat berupa audiometer, yang berisi grafik batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1 Sistem Pengujian dan Pengukuran Pengujian modul inkubator bayi dilakukan menggunakan alat pembanding thermohygrometer merk corona dan dilakukan pengukuran
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25
ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Lebih terperinciDi bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.
1. Jangkauan respon frekuensi speaker. Pertama-tama yang harus diketahui bahwa speaker mereproduksi suara dari perangkatperangkat elektronik yang menyertainya( CD player, amplifier, processor dan lain-lain.),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis Penelitian ini adalah explanatory research, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang telah ditetapkan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi kedalam beberapa
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai risiko kesehatan paparan bising pada pekerja di PT X yang terpapar dan tidak terpapar kebisingan. III.1. Kerangka Kerja
Lebih terperinciMENGOLAH SUARA DENGAN SOUND FORGE
MENGOLAH SUARA DENGAN SOUND FORGE 1. Merekam suara dari microphone 2. Mengedit hasil rekaman 3. Menyimpan suara 4. Menggunakan file suara dengan beberapa software I. Merekam suara dari microphone Untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Elekto Medis, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu mulai bulan Januari 2012-Juli 2012.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Instrumentasi Medis, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN ALAT
47 BAB IV PEMBAHASAN ALAT 4.1 Spesifikasi alat Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1. 1 2 3 4 6 8 5 7 Gambar 4.1. Spesifikasi alat Keterangan : 1. Indikator heater ON/OFF. 2.
Lebih terperinciDEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PENETAPAN PERSYARATAN TEKNIS ALAT/PERANGKAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Alat hot plate magnetic stirrer adalah alat yang di gunakan untuk mengaduk atau mencampur dua larutan berbeda (heterogen) menjadi satu (homogen). Berikut
Lebih terperinciAUDIOMETRI NADA MURNI
AUDIOMETRI NADA MURNI I. Definisi Audiometri Audiometri berasal dari kata audire dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengujian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan
41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,
Lebih terperinciSTUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA. Nur Muflihah*)
STUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA Nur Muflihah*) ABSTRAK Fototerapi unit merupakan alat kesehatan yang memberikan pancaran cahaya dengan spektrum tertentu dengan fungsi menurunkan
Lebih terperinciANALISIS KALIBRASI ELECTROSURGICALDI RSU Dr H.KUMPULAN PANE TEBING TINGGI
ANALISIS KALIBRASI ELECTROSURGICALDI RSU Dr H.KUMPULAN PANE TEBING TINGGI Feriyanta Purba * Yulizam ** Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan fery_charo@yahoo.com ABSTRAK Telah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) 00 400 600 Nilai Titik
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN
ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian, yang didalamnya terdapat uraian mengenai metode penelitian, instrumen penelitian, perancangan penelitian, tempat,dan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hardware Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup pengujian terhadap custom RFID reader dan pengujian tag. Pengujian custom RFID
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA ALAT CONDUCTIVITY METER LUTRON
INSTRUKSI KERJA ALAT CONDUCTIVITY METER LUTRON Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2015 Instruksi Kerja Conductivity Meter Lutron Laboratorium Sains Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan teknologi dewasa ini semakin meningkat seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini menuntut penggunaan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PENETAPAN PERSYARATAN TEKNIS ALAT/PERANGKAT
Lebih terperinciDesain Sumber Bunyi Titik
Desain Sumber Bunyi Titik Yogo Widi Prakoso 1, Made Rai Suci Santi 1,2, Adita Sutresno 1,2* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA ALAT INDOOR ENVIRONMENT QUALITY LABORATORIUM ENVIRONMENT, INFRASTRUCTURE & INFORMATION SYSTEM (EIIS)
INSTRUKSI KERJA ALAT INDOOR ENVIRONMENT QUALITY LABORATORIUM ENVIRONMENT, INFRASTRUCTURE & INFORMATION SYSTEM (EIIS) JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012) yaitu pengambilan kesimpulan dilakukan
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE
BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE 4.1 EVALUASI PROTOTYPE Setelah selesai pembuatan prototype, maka dilakukan evaluasi prototipe untuk mengetahui apakah prototipe tersebut telah memenuhi
Lebih terperinciAkustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT
Akustik By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Bunyi Bunyi merupakan suatu gelombang. Banyaknya gelombang yang dapat diterima bunyi antara 20-20.000 Hz Dapat merambat melalui MEDIA media disini bisa berupa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISTILAH dan DEFINISI Besaran [quantity (measurable quantity)] sifat dari suatu gejala, benda atau bahan yang dapat dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara kuantitatif
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Pembahasan Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk merealisasikan perangkat keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol suhu dan kelembaban
Lebih terperinciEvaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS
Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS Ir. Wiratno Argo Asmoro, MSc. NIPN. 196002291987011001 Latar Belakang Akustik Ruang
Lebih terperinciPURE TONE AUDIOMETER DENGAN TEKNIK BEKESY AUDIOMETRY BERBASISKAN PC
PURE TONE AUDIOMETER DENGAN TEKNIK BEKESY AUDIOMETRY BERBASISKAN PC Doni Hendriansyah¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Achmad Rizal³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Audiometry digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring kemajuan zaman, kebutuhan manusia semakin banyak dan untuk memenuhi semua itu orang-orang berupaya menyediakan pemenuh kebutuhan dengan melakukan proses
Lebih terperinciData hasil pengukuran RTA speaker SS 29 agus 2011
Data hasil pengukuran RTA speaker SS 29 agus 2011 Alat ukur : Phonic RTA PAA3 (RTA = real time analyzer) Resolusi : 1/3 oktaf Sumber suara : Pink noise dari PAA3 Amplifier : SS paket 4, tone control flat
Lebih terperinciMENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3
MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Akustik Jurusan Fisika 3 Bidang Material Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Perancangan Perangkat Keras 3.1.1. Alat dan Bahan 1. Alat 1) Solder listrik. 2) Gergaji. 3) Tool set. 4) Bor PCB. 5) Multimeter. 6) Downloader. 2. Bahan 1) Sensor lm535 digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler
60 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat sterilisai botol susu bayi adalah alat yang digunakan untuk membunuh bakteri dan kuman. Adapun spesifikasi modul yang penulis buat adalah
Lebih terperinciESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN/PENGUJIAN DALAM PENGUKURAN/PENGUJIAN KIMIA Yohanes Susanto Begitu banyak keputusan-keputusan penting diambil berdasarkan hasil pengujian kimia kuantitatif. Hasil-hasil
Lebih terperinciEVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL
EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL Joko Riyono Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciTes pendengaran rutin untuk diagnosis gangguan pendengaran Rinne, Weber, Schwabah test. Test penala nada tinggi dan nada rendah
TEST PENALA & AUDIOMETRI NADA MURNI Yusa Herwanto Departemen THT-KL FK USU/ Rs.Adam Malik Medan GARPU PENALA (Turning Fork) Tes pendengaran rutin untuk diagnosis gangguan pendengaran Rinne, Weber, Schwabah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan.
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian akan diuraikan pada bab IV yang berisi spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan. 4.1. Spesifikasi Modul Speed range Temperature
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciPenyehatan Udara. A. Sound Level Meter
Penyehatan Udara Penyehatan udara merupakan upaya yang dilakukan agar udara yang ada disekeliling kita sebagai makhluk hidup tidak mengalami cemaran yang dapat berdampak pada kesehatan. Penyehatan udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju, sehingga memberikan dampak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui
Lebih terperinciPENGUKURAN GETARAN DAN SUARA
PENGUKURAN GETARAN DAN SUARA ISI: PENDAHULUAN GETARAN MENGUKUR GETARAN ACCELEROMETER KALIBRASI PENGUKURAN AKUSTIK TEKANAN SUARA DAN TINGKAT TEKANAN SUARA ALAT PENGUKUR SUARA METODE KALIBRASI WHAT IS VIBRATION?
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Rudhi Andreas Komang ), Aryo Sasmita 2), David Andrio 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram
BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Alat a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16 b. Range pengukuran : 0-2000 ppm c. Display : LCD 2x16 d. Daya : +5 Volt DC e. Sensor :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian
Lebih terperinciKALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI
KALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI Cecep Sulaeman, Kusnadi Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Email : cecep_pnj@yahoo.com ABSTRACT PT 00 temperature sensor
Lebih terperinciTrouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER
Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN
PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Lebih terperinciInstruksi Kerja Penggunaan Inkubator Memmert INE500
Instruksi Kerja Penggunaan Inkubator Memmert INE500 Laboratorium Kesmavet Program kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 Instruksi Kerja Penggunaan Inkubator Memmert INE500 Laboratorium Kesmavet Program
Lebih terperinciBab II Dasar Teori (2.1)
Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan
Lebih terperinciTPI 440 SCOPE PLUS. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus
TPI 440 SCOPE PLUS 1. Tujuan Untuk memberi petunjuk cara penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus dengan benar, dan fungsi peralatan terjaga dengan baik 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup
Lebih terperinciSEBARAN PENARIKAN CONTOH
STATISTIK A (MAM 4137) SEBARAN PENARIKAN CONTOH By Syarifah Hikmah Julinda Outline Sebaran Penarikan Contoh Sebaran Penarikan Contoh Bagi Nilai Tengah Sebaran t Sebaran Penarikan contoh bagi beda dua mean
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)
KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciKeadaan Akustik Ruang TVST 82
Keadaan Akustik Ruang TVST 82 TVST merupakan salah satu gedung di Insititut Teknologi Bandung (ITB) yang rutin dipakai untuk kuliah. Kebanyakan mahasiswa ITB dari jurusan manapun pasti pernah mengalami
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring Detak Jantung. f. Sensor : Finger sensor dan sensor suhu LM 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring b. Jenis : Alat Terapi c. Daya : + 2 Volt DC d. Display : LCD karakter 6x2 e. Dimensi : P : 5
Lebih terperinciDETEKSI TERDISTRIBUSI ROBUST DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR AKUSTIK
Company LOGO DETEKSI TERDISTRIBUSI ROBUST DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR AKUSTIK Oleh : Lusia Tuties Kristianingrum (2206100627) Dosen Pembimbing : Dr. Ir Wirawan, DEA Januari 2011 1 Topik Pembahasan Pendahuluan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan. Stirring bar length
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian akan diuraikan pada bab IV yang berisi spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan. 4.1. Spesifikasi Modul Speed range Timer range
Lebih terperinciPERANCANGAN PERANGKAT AUDIOMETER PENGUKURAN TINGKAT DERAJAT KETULIAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
PERANCANGAN PERANGKAT AUDIOMETER PENGUKURAN TINGKAT DERAJAT KETULIAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Anton Ratrianto *), Ajub Ajulian Zahra, and Darjat Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciAQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER
Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEVISI SIARAN SISTEM ANALOG DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Menimbang
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah fisiologi khususnya fisiologi pendengaran serta fisiologi kerja 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai komponen utamanya. Berikut adalah spesifikasi dari alat waterbath terapi: 1. Tegangan
Lebih terperinciKEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN
KEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN Raissa Caecilia 1, Monica Papricilia 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciEVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M
EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUATION OF NATIONAL TORQUE STANDARD MACHINE IN THE RESEARCH CENTER FOR METROLOGY IN MEASUREMENT RANGE OF
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode analitik observasional dengan cara pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mencari hubungan
Lebih terperinciPENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK
VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan
Lebih terperinciRANCANGAN PELINDUNG TELINGA PEKERJA YANG ERGONOMIS UNTUK LINGKUNGAN KERJA YANG BISING DI PT. APINDOWAJA AMPUHPERSADA RAGANDA SILALAHI
RANCANGAN PELINDUNG TELINGA PEKERJA YANG ERGONOMIS UNTUK LINGKUNGAN KERJA YANG BISING DI PT. APINDOWAJA AMPUHPERSADA T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV. Perancangan Dan Realisasi Antena Horn
BAB IV Perancangan Dan Realisasi Antena Horn Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi doubleridged horn antena tanpa adanya aperture horn secara horisontal. Mulai dari perhitungan frekuensi,
Lebih terperinciInstruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite
Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran
Lebih terperinciUJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG
UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG Budi Santoso, S.T. Maulana Putra, S.Si Dian Premana, S.Si GA. MonangLumbanGaol, S.Kom Pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Badan Meteorologi Klimatologi dan
Lebih terperinciELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM
ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi pendengaran. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian, proses pengumpulan data dan pengolahan data menjadi informasi yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Suryana (2010, hlm 18) Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS
1 Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS Ferry Setyo Kurniawan, Wiratno Argo Asmoro Jurusan Teknik Fisika- Fakultas Teknologi
Lebih terperincikali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting
27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan (perinatal) dan sesudah lahir (postnatal) (Suhardiyana, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Telinga adalah organ pengindraan dengan fungsi ganda dan kompleks yaitu fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan (Hermanto, 2010). Rentang frekuensi
Lebih terperinciKALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR
KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR Seta Samsiana, Fitrah Ramdani Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia
Lebih terperinci2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length
dilakukan penggandaan jarak antara pendengar dengan sumber bunyi [4]. Dalam kehidupan sehari-hari sumber bunyi garis menjadi tidak menguntungkan karena hanya mengalami penurunan sebesar 3 db saat penggandaan
Lebih terperinciCOMPUTER TROUBLESHOOTING VOSCO PEREIRA. Prepared by Vosco
COMPUTER TROUBLESHOOTING BY VOSCO PEREIRA Prepared by Vosco Input Device Adalah bagian PC yang bertugas memberikan masukan perintah untuk diolah oleh bagian CPU. Ada beberapa komponen Input yang umum pada
Lebih terperinci