BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN"

Transkripsi

1 BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat perancangan alat di dalam penggunaan dan pemasangan motor stepper yang berbasis Programmable Logic Controller (PLC) yang tertuang dalam bentuk aplikasi mekanis yang disebut Robot Pendorong. Persyaratan awal yang paling utama dalam menjalankan Motor stepper adalah menentukan berapa banyaknya pulsa step yang diberikan kepada motor stepper, dalam hal ini pengaturannya terdapat di dalam kontrol motor stepper yaitu SG8030J. Untuk menghitung berapa banyaknya besaran pulsa step yang diberikan harus mengetahui terlebih dahulu jarak tempuh yang diberikan oleh motor stepper tersebut dan harus mengetahui besarnya diameter Gear mekanis yang digunakan. Jika diketahui pada konstruksi mesin jarak tempuhnya yaitu di mulai dari jarak posisi awalan menuju tempat pemberhentiannya adalah 250mm, secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut: Robot Pusher 250mm Gear d 36mm Gambar 4.1 Jarak Tempuh Pendorong. 58

2 59 Diketahui Motor Stepper yang digunakan memiliki sudut putar per pulse step sebesar 0,72 dan besarnya diameter Gear mekanis yang digunakan sebesar 36mm. Jarak tempuh yang harus di capai berjarak 250mm, maka pulse yang didapatkan adalah dengan melakukan perhitungan menggunakan Rumus Keliling Lingkaran dan Rumus Perbandingan, seperti berikut ini: Sudut Putar Motor Stepper dalam 1-step adalah ,72 = 1 Pulse Maka banyaknya pulse step untuk menempuh 360 atau 1 putaran penuh adalah: 0,72 = 1 Pulse 360 =...? Pulse step (360 ) = = 500 pulse step 0.72 Untuk 1 putaran penuh dapat menempuh jarak, yaitu: Keliling Lingkaran = 2 π r = π D = 3,14 x 36mm = 113,04 mm Maka 1 putaran penuh menggunakan Gear berdiameter 36mm adalah: 360 = 500 Pulse = 113,04mm Setelah diketahui 1 putaran penuh sama dengan 500 Pulse dan menempuh jarak 113,04mm, maka dapat diketahui besarnya nilai jarak yang akan di tempuh dengan jarak 250mm yaitu dengan menggukan rumus perbandingan seperti berikut: 113,04mm = 500 Pulse 250mm =...? 250 x 500 Pulse = 113,04 = 1105, 8 pulse step Maka banyaknya pulse adalah dibulatkan menjadi 1110 pulse step.

3 Pengaturan Kontrol Motor Stepper Pengaturan ini dapat dilakukan apabila Tegangan masukan sudah dinyalakan atau dalam kondisi ON, maka selanjutnya pengaturan kontrol motor stepper dapat dimasukkan data-data pemrograman. Setelah didapatkan nilai pulse step yang diberikan untuk motor stepper maka dilakukan pengaturan data input terhadap kontrol motor stepper. Ada beberapa kategori yang penting di dalam pengaturan data, seperti: 1. Pengaturan Data Umum. 2. Pengaturan Data Pulsa Kecepatan untuk Awalan Posisi. 3. Pengaturan Data Posisi (Positioning Data). VS: Starting pulse speed Tr: Acceleration/decleration rate VR: Operating pulse speed Number of operating pulse: Positioning feed distance Gambar 4.2 Grafik Pengaturan Pengaturan Data Umum Di dalam pengaturan ini terdapat beberapa Hal yang harus di Setting sebagai acuan terhadap operasi kerja motor stepper, yaitu: 1. Pengaturan Sistem Output Pulsa (Pulse Output System). 2. Pengaturan Type Operasi (Position Operating Pulse). 3. Pengaturan Pola Accelaration/Decleration. 4. Pengaturan Tingkat Kecepatan Accelation/Decleration. 5. Pengaturan Kecepatan Pulse Data.

4 Pengaturan Sistem Output Pulsa Mode ini berfungsi sebagai pengaturan data untuk fungsi kerja dari Kontrol motor stepper di dalam Hal menentukan jumlah pulsa-1 atau pulsa-2. Pada pengerjaannya data yang digunakan adalah pulsa Pulsa 1 adalah pengaturan dengan satu perintah input pulsa dan motor akan berputar sampai dengan selesai hanya dengan satu kali pulsa Trigger Start. 2. Pulsa 2 adalah pengaturan dengan dua kali perintah pulsa Trigger Start maka motor berputar secara bertahap, pulsa pertama untuk arah putaran CW dan pulsa kedua untuk arah putaran CCW. Adapun cara untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Masuk dalam perintah Program dengan menekan tombol Mode sebanyak satu kali. 2. Tekan tombol Atas dan tombol Bawah secara bersamaan selama satu detik atau lebih dan pada Display akan tampil PULSE. 3. Tekan tombol SET untuk masuk ke dalam pengaturan menu dan akan tampil menu pilihan pulse-1 atau pulse-2. Untuk mengubah pilihan menu pulsa gunakan tombol Atas atau Bawah. 4. Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan kembali ke menu awal. Gambar 4.3 Display Pilihan Pulse.

5 Pengaturan Type Operasi Pengaturan ini berfungsi sebagai perintah operasi kerja kontrol motor stepper dengan pilihan pengaturan Type-d atau Type-s. Pada pengerjaannya data yang digunakan adalah Type-d. 1. Type-d adalah operasi secara pilihan (selection position). 2. Type-s adalah operasi secara urutan (sequential position). Adapun cara untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Masuk dalam perintah Program yaitu dengan menekan tombol Mode sebanyak satu kali. 2. Tekan tombol Atas dan tombol Bawah secara bersamaan selama satu detik atau lebih dan pada Display akan tampil PULSE. 3. Tekan tombol ke Atas untuk masuk ke pengaturan Type dan pada Display akan tampil Type. 4. Tekan tombol SET untuk masuk ke dalam pengaturan pilihan Type-d atau Type-s yaitu dengan menekan tombol Atas. 5. Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan menekan sebanyak dua kali untuk kembali ke menu awal P.no-1. Gambar 4.4 Display Pilihan Type.

6 Pengaturan Pola Accelation/Decleration Pengaturan pola accelaration/decleration pada saat motor stepper berputar memiliki dua plihan tipe operasi yaitu tr-1 untuk pilihan operasi Linier dan tr-2 untuk pilihan mode opreasi Jerk controlled yaitu respon terhadap getaran. Pilihan perintah yang digunakan adalah pilihan Type tr-2. Adapun cara untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Masuk dalam perintah Program yaitu dengan menekan tombol Mode sebanyak satu kali. 2. Tekan tombol Atas dan tombol SET secara bersamaan selama satu detik atau lebih dan pada Display akan tampil tr. 3. Tekan tombol SET dan pada Display akan tampil menu pilihan tr-1. Untuk mengubah pilihan menu pulsa gunakan tombol Atas. 4. Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan menekan sebanyak dua kali untuk kembali ke menu awal P.no-1. Gambar 4.5 Display Pilihan Tr.

7 Pengaturan Tingkat Kecepatan Accelaration/Decleration Pengaturan ini berfungsi sebagai pengaturan tingkat kecepatan yang digunakan pada type operasi pengaturan pilihan tr-1 atau tr-2 dan sebagai lanjutan pengaturan sebelumnya. Adapun cara untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Setelah tampil pada Display tr-1 atau tr-2 tekan tombol SET. Satuan yang dipakai dalam kecepatan ini dalam ms/khz dan pengaturan disetting pada nilai 15. Untuk mengubah nilai gunakan tobol Atas atau Bawah. 2. Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan menekan sebanyak dua kali untuk kembali ke menu awal P.no-1. Gambar 4.6 Pengaturan Nilai Accelaration/Decleration Pengaturan Kecepatan Pulse Data Pengaturan dasar accelaration/decleration dan kecepatan pulse (vs) pada saat start semuanya adalah sama untuk tiap-tiap mode operasi dan sebagai lanjutan pengaturan sebelumnya. Adapun cara untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Setelah menekan tombol SET dari pengaturan sebelumnya maka akan tampil pada Display adalah vs. 2. Kemudian tekan tombol SET, untuk mengubah nilainya tekan dan tahan tombol Atas atau Bawah, pada pengerjaannya nilai yang digunakan adalah 008Hz. Pengaturan pulse kecepatan pada data standar aktual adalah 1/008, sehingga untuk nilai 008Hz adalah 1.

8 65 3. Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan menekan sebanyak dua kali untuk kembali ke menu awal P.no-1. Gambar 4.7 Pengaturan Kecepatan (vs) Pengaturan Data Pulsa Kecepatan untuk Awalan Posisi Mode perintah ini berfungsi untuk menentukan kecepatan pada saat motor berputar di dalam pencarian posisi ke tempat permulaan atau disebut dengan Home Position. Adapun cara untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Masuk dalam perintah Program yaitu dengan menekan tombol Mode sebanyak satu kali. 2. Tekan tombol Naik dan tombol SET secara bersamaan selama satu detik atau lebih dan pada Display akan tampil tr. 3. Tekan tombol ke Atas sebanyak dua kali untuk masuk ke pengaturan Home Position dan pada Display akan tampil Ho. Ur. 4. Kemudian tekan tombol SET, untuk mengisi limit kecepatan gunakan tekan dan tahan tombol Atas atau Bawah, pada pengerjaannya nilai yang digunakan adalah 1kHz. Pengaturan pulse kecepatan pada data standar aktual adalah 1/008, sehingga untuk nilai 1kHz adalah Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah dimasukkan dan menekan sebanyak dua kali untuk kembali ke menu awal P.no-1. Di dalam pengaturan ini jika arah searah jarum jam (CW) pengaturan limit yang diberikan besarnya nilai bukan minus dan sebaliknya jika arah yang disetting berlawanan arah jarum jam (CCW) maka besarnya nilai yang diberikan adalah minus.

9 66 Gambar 4.8 Display Arah Putaran Home Position Pengaturan Data Penempatan Pada aplikasi ini banyaknya operasi langkah hanya mengalami dua gerakan saja yaitu maju (CW) dan mundur (CCW), sehingga pada aplikasi ini dipilih hanya dua langkah pengoprasian yaitu Data-1 dan Data-2. Gambar 4.9 Skema bagian operasi kerjanya. Adapun caranya untuk memasukkan datanya ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut : 1. Tekan MODE sebanyak 1 kali maka pada Display akan tampil pilihan Mode program No Masukkan Data Pulse pada Parameter P-No.1 dengan menekan tombol SET, mode ini untuk menentukan besarnya posisi langkah dan jarak pada posisi Data-1. Pada Display akan tampil jumlah data yang akan disetting dan untuk menentukan Limit Data yang di gunakan tekan dan tahan tombol Atas atau Bawah untuk mengisi limitnya. Data yang disetting adalah Untuk mengubah nilai gunakan tombol Atas

10 67 dan tombol Bawah, besarnya limit pada position data adalah dari 0 sampai dengan Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah di masukkan. 4. Setelah Point ke-3 Maka akan masuk ke pengaturan Operating pulse speed (VR), sebagai penentu kecepatan dari putaran motor dan menentukan arah putaran gerak motor. Untuk menentukan Limit Data yang di gunakan tekan dan tahan tombol Atas atau Bawah, pada pengerjaannya nilai yang digunakan adalah 1kHz. Pengaturan pulse kecepatan pada data standar aktual adalah 1/008, sehingga untuk nilai 1kHz adalah Tekan tombol SET untuk menyimpan data yang telah di masukkan. Setelah menekan tombol SET yang ke-2 maka akan tampil pada Display mode program No-2. Mode ini untuk menentukan besarnya posisi langkah dan jarak posisi Data Langkah berikutnya mengikuti proses seperti no.2 s/d no Kembali atau selesai Tekan Tombol SET. Di dalam pengaturan ini jika arah searah jarum jam (CW) pengaturan limit yang diberikan besarnya nilai bukan minus dan sebaliknya jika arah yang disetting berlawanan arah jarum jam (CCW) maka besarnya nilai yang diberikan adalah minus. Gambar 4.10 Pengaturan Positioning Data.

11 Pengujian Proses Kerja Motor Stepper dan Pemrograman PLC Setelah pemasangan rangkaian dan pemrograman telah selesai, selanjutnya pengoprsian dapat dijalankan menurut fungsinya, syarat awal dalam pengoprasiannya adalah jarak tempuh dari motor stepper haruslah tepat sesuai dengan perkiraan perancangan. Pengujian operasi motor stepper dilakukan terhadap mesin Pre Discharge dan pada Representasi perancangan alat yang dibuat dengan proses kerja berdasarkan pemrogaman PLC. Telah diketahui bahwa hasil dari perancangan yang dibuat adalah sama di dalam proses kerjanya. Untuk mengetahui tentang sinkronisasi antara pemrograman PLC dengan sistem proses kerja, maka dilakukan beberapa tahapan urutan pengujian, yaitu: 1. Proses Awalan (Home Position). 2. Proses Manual. 3. Proses Auto Start dan Auto Stop. 4. Pengujian Kesalahan Sebagai Pengaman Proses Awalan (Home Position) Putaran motor dari pengaturan kontrol motor stepper di dalam mencari posisi awalannya (HOMELS) yaitu sesuai dengan pengaturan arah terhadap control motor stepper SG8030J yaitu bergerak berlawanan arah jarum jam (CCW), lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 4.11 tentang Karakteristik proses putaran dari motor stepper seperti berikut: Gambar 4.11 Karakteristik Gerak Motor Menuju Home Position.

12 69 Proses Homels diperlihatkan dari gambar diatas, apabila posisi motor berada pada bukan tempat Homels (X009) maka pada saat perintah Trigger Start ON motor akan berputar berlawanan arah jarum jam (CCW) dari posisi no.1 menuju posisi no.2 dan akan melewati posisi no.4 homels (X009) maka putaran motor akan berbalik arah putaran yaitu searah jarum jam (CW) sampai dengan posisi no.3 dan akan melewati kembali posisi no.4 homels (X009), kemudian putaran motor akan mengalami perubahan kembali yaitu berlawanan jarum jam (CCW) sampai dengan posisi no.4 homels (X009), setelah motor menempeti posisi no.4 untuk yang ke-3 kalinya maka proses selesai. Adapun hasil pengujian eksekusi proses awalan (Homels) berdasarkan perancangan pemrogaman PLC dan perancangan sistem proses kerja adalah sebagai berikut: 1. Arahkan pilihan Switch Auto/Manual ke arah Manual (X004 = OFF). 2. Tekan tombol Origin (X005 = ON). 3. Output (Y210 = ON) maka fungsi Operasi MODE yaitu pencarian tempat Awalan (HOME) pada kontrol motor stepper akan bekerja dan pada Display akan tampil Ho.. 4. Output (Y211 = ON) maka operasi motor stepper akan bergerak (Start) CCW dan pada Display tampillan Ho akan berkedip. 5. Geraknya motor untuk Home Position termonitor pada indikator lampu indikator Origin (Y203) akan berkedip. 6. Pada kontrol motor stepper akan memberikan sinyal Input Busy (X008 = ON). 7. Motor akan berputar sesuai dengan karakteristik gerak motor di dalam proses awalan yang diperlihatkan oleh Gambar 4.16 di atas. 8. Ketika Sensor Homels (X009 = OFF) setelah motor menempeti posisi no.4 yaitu Home Position untuk yang ke-3 kalinya maka proses selesai. 9. Proses selesainya Homels akan termonitor pada lampu indikator origin (Y203) dengan status selalu ON dan pada Display kontrol motor stepper menunjukkan Ho.END.

13 Operasi awalan selesai akan tersimpan status ON pada memori dengan pemberian alamat Out (60.06 = ON) dan akan memberikan input kepada program Manual dan Auto. 11. Status ini akan kembali OFF jika proses Awalan dilakukan berulang seperti pada proses no.1 di atas dan jika terjadi kesalahan terhadap posisi Awalan Home Position Proses Manual Proses ini diperlukan jika suatu kondisi diperlukan kerja secara manual, seperti keadaan pada waktu perbaikan tentang pengaturan ataupun jika terjadi ketidaksesuaian terhadap fungsi kerja mesin. Proses ini dapat bekerja apabila proses Awalan telah selesai dan tersimpan pada Output (60.06 = ON). Adapun hasil pengujian eksekusi proses Manual berdasarkan perancangan pemrogaman PLC dan perancangan sistem proses kerja adalah sebagai berikut: 1. Status Origin Finish Output memori (60.06 = ON) dan lampu indikator (Y203 = ON). 2. Arahkan pilihan Switch Auto/Manual ke arah Manual (X004 = OFF). 3. Tekan tombol Manual Step (X007 = ON) untuk yang pertama, maka langkah motor akan bergerak maju (CW) dan pada lampu indikator Output (Y208) akan ON secara berkedip. 4. Output (Y211 = ON) maka operasi motor stepper akan bergerak (Start) CCW dan pada Display kontrol motor stepper akan tampil Pno.1 secara berkedip. 5. Motor berhenti sesuai pulsa step yang disetting dan telah sampai pada posisi sensor FWD (X010 = OFF) maka lampu indikator (Y208) akan terus ON. 6. Tekan tombol Manual Step (X007) untuk yang kedua maka langkah motor akan bergerak mundur (CCW) dan akan pada lampu indikator Output (Y208) akan ON secara berkedip.

14 71 7. Output (Y211 = ON) maka operasi motor stepper akan bergerak (Start) CCW dan pada Display kontrol motor stepper akan tampil Pno.2 secara berkedip. 8. Motor berhenti sesuai pulsa step yang disetting dan telah sampai pada posisi sensor Home (X009 = OFF) maka lampu indikator (Y208) akan terus ON selama beberapa saat kemudian akan OFF Proses Auto Start dan Auto Stop Proses gerak maju (CW) atau mundurnya (CCW) motor stepper ini dapat dikerjakan secara otomatis berdasarkan proses pemrograman terhadap operasi mesin mengenai Triger Start yang diberikan bukan lagi atas dasar perintah dari seorang Operator. Proses ini dapat bekerja apabila proses Awalan telah selesai dan tersimpan pada Output (60.06 = ON). Adapun hasil pengujian eksekusi proses Manual berdasarkan perancangan pemrogaman PLC dan perancangan sistem proses kerja adalah sebagai berikut: 1. Status Origin Finish Output memori (60.06 = ON) dan lampu indikator (Y203 = ON). 2. Arahkan pilihan Switch Auto/Manual ke arah Auto (X004 = ON). 3. Tekan tombol Auto Start (X002 = ON) dan pada lampu indikator (Y201) akan selalu ON. 4. Output Buzzer (Y204 = ON) akan berdering dengan sekali dering. 5. Pada mesin Pre Discharge akan memberikan Triger Robot Pendorong Start FWD dengan Output Memori ( = ON), sedangkan pada representasi simulasi perancangan alat apabila sensor detect material (X011 = ON), maka langkah motor akan bergerak maju (CW). 6. Output (Y211 = ON) maka operasi motor stepper akan bergerak (Start) CW dan pada Display kontrol motor stepper akan tampil Pno.1 secara berkedip. 7. Motor berhenti sesuai pulsa step yang disetting dan telah sampai pada posisi sensor FWD (X010 = OFF).

15 72 8. Fungsi timer akan bekerja (Tim 51 = ON ) selama 5 detik maka Robot Pendorong akan bergerak mundur (CCW). 9. Output (Y211 = ON) maka operasi motor stepper akan bergerak (Start) CCW dan pada Display kontrol motor stepper akan tampil Pno.2 secara berkedip. 10. Motor akan berhenti sesuai pulsa step yang disetting dan telah sampai pada posisi sensor Home (X009 = OFF). 11. Pada mesin Pre Discharge akan melanjutkan ke proses berikutnya. 12. Tekan tombol Auto Stop (X001) untuk menghentikan semua operasi kerja mesin. Mesin dapat berhenti berdasarkan tempat awalannya yang ditentukan. 13. Jika masih dalam urutan proses maka Output lampu indikator akan menyala berkedip (Y200). 14. Jika operasi sudah pada tempat pemberhentian yang ditentukan maka operasi ini akan Stop atau Finish dan pada lampu indikator (Y200) akan selalu ON Pengujian Kesalahan Sebagai Pengaman Pemrograman tambahan untuk kesalahan hanya dibutuhkan kepada proses kesahan posisi Robot Pendorong tersebut, seperti pada saat operasi Awalan ataupun pada saat operasi Auto Start. Sebagai input kesalahan hanya digunakan dua buah sensor Photo (Omron EE-SX671A) diletakkan pada posisi Awalan Home Posiition dengan Alamat Input Home CW (X009) dan posisi di depan CCW (X010). Proses kerja dari pemrograman kesalahan hanya ditambahkan proses kerja Waktu (Timer) dengan alamat timer (T104) untuk status Robot Pendorong Position ABN dan alamat timer (T105) untuk status Robot pendorong Origin ABN. Adapun hasil pengujian eksekusi proses pengujian kesalahan sebagai pengaman terhadap status Robot Pendorong Position ABN (T104) berdasarkan perancangan pemrogaman PLC dan perancangan sistem proses kerja adalah sebagai berikut:

16 73 1. Jika kedua sensor REV/HOME (X009) dan sensor FWD (X010) dalam keadaan OFF atau ON selama beberapa waktu. 2. Timer (T104) akan bekerja menghitung waktu dengan pengaturan waktu kesalahan selama 5 detik. 3. Output (80.00 = ON) sebagai memori output jika terjadi kesalahan. 4. Output lampu indikator (Y206 = ON). 5. Output Buzzer (Y204 = ON ) akan berdering secara flicker. Adapun hasil pengujian eksekusi proses pengujian kesalahan sebagai pengaman terhadap status Robot Pendorong Origin ABN (T105) berdasarkan perancangan pemrogaman PLC dan perancangan sistem proses kerja adalah sebagai berikut: 1. Jika Output (Y210 = ON) maka fungsi Operasi MODE yaitu pencarian tempat Awalan (HOME) bekerja. 2. Saat bersamaan (T105) akan menghitung selama 10 detik proses Awalan tidak selesai maka (T105 = ON). 3. Output (80.00 = ON) sebagai memori output jika terjadi kesalahan. 4. Output lampu indikator (Y206 = ON). 5. Output Buzzer (Y204 = ON ) akan berdering secara flicker. Untuk menghilangkan masalah ketidaksesuaian gerak motor terhadap program yaitu dengan membenarkan terlebih dahulu posisi Robot Pendorong sesuai pada tempatnya, adapun cara-caranya adalah sebagai berikut: 1. Tekan tombol Reset (003) dan dengan lampu indikator (Y202). 2. Output (80.00 = OFF) sebagai memori output jika terjadi kesalahan. 3. Output lampu indikator (Y206 = OFF). 4. Kembali ke proses Home Position. Selanjutnya dapat dilakukan proses Auto Start atau Auto Stop dari operasi kerja mesin tersebut.

17 Proses Kerja Alat Secara Keseluruhan Pada dasarnya mesin dirancang bahkan hingga menggunakan prinsip kerja dan penggunaan komponeen Aktuator yang berbeda dapat saja terjadi, maka perlu dipertimbangkan masalah prinsip kerja dari perubahan terhadap komponen yang digunakan, tentunya agar diperoleh kondisi yang lebih baik secara kualitas, lebih aman bagi operatornya dan juga lebih efisien. Berikut ini adalah pembahasan mengenai proses kerja alat secara keseluruhan dari hasil suatu perancangan mesin yang mengalami perubahan di dalam penggunaan jenis Aktuator yaitu dari Air Cylinder menjadi Motor Stepper Proses Kerja Alat Terhadap Mesin Pre Discharge Adapun proses kerja alat terhadap mesin Pre Discharge adalah: 1. Terdapatnya material pada jalur Conveyor Supply dan membawa material tersebut sampai pada Lifter Supply, maka conveyor akan berhenti dan Lifter Supply akan mendeteksi adanya material, maka Lifter akan naik sampai pada posisi yang ditentukan. 2. Robot Servo Linear X-Y akan turun untuk mengambil material tersebut dan membawa ke atas sampai pada tiap-tiap Rak yang akan diisinya, di mana jumlah tiap-tiap Rak yang akan diisi sebanyak 30 Rak dan dikerjakan secara bergantian. 3. Pengisian tiap-tiap Rak dilakukan oleh Robot Pendorong ke-1 yang posisinya berada di sebelah kiri dari Robot Servo Linear X-Y, maka Robot Pendorong akan mendorong maju material kedalam Rak. 4. Pengisian Rak telah selesai maka Rak dalam satu menara akan tertutup secara bersamaan dan Rak akan terbuka sesuai dengan fungsi Timer yang diberikan. 5. Rak dalam satu menara telah terbuka maka Robot Servo Linear X-Y akan bergerak menuju tiap-tiap Rak yang terbuka secara bergantian. 6. Pengambilan Material yang ada di dalam Rak dilakukan oleh Robot Pendorong Ke-2 yang posisinya berada pada sebelah kanan dari Robot Servo Linear X-Y

18 75 7. Material yang sudah diambil akan ditempatkan oleh Robot Servo Linier X-Y pada Lifter Exit, dimana posisi lifter sudah ada di atas. 8. Lifter Exit mendeteksi material sudah pada tempatnya maka Lifter Exit akan turun dan meletakkan material ke conveyor. 9. Conveyor Exit akan berputar dengan mengeluarkan material tersebut, proses ini adalah proses terakhir dari proses kerja Proses Kerja Alat Simulasi Proses kerja alat simulasi adalah hasil perancangan alat yang dilakukan sebagai representasi tentang penggunaan motor stepper terhadap aplikasi Robot Pendorong yang dilakukan Oleh Mesin Pre Discharge. Adapun proses kerja terhadap Alat Simulasi pada posisi AUTO adalah: 1. Lakukan proses Origin. 2. Posisikan switch pada posisi Auto. 3. Adanya Material pada jalur conveyor. 4. Robot Pendorong yang digerakkan oleh Motor Stepper akan bergerak maju sampai kepada posisi yang ditentukan. 5. Dengan selang beberapa waktu Robot Pendorong akan kembali ke posisi Awalan dan akan menunggu material yang berikutnya, atau Proses dapat dikatakan telah selesai. Adapun proses kerja terhadap Alat Simulasi pada posisi MANUAL adalah: 1. Lakukan proses Origin. 2. Posisikan Switch pada posisi Manual. 3. Penekanan pada Tombol Manual Step yang pertama akan membuat Robot Pendorong bergerak maju sampai kepada posisi yang ditentukan. 4. Penekanan pada Tombol Manual Step yang kedua akan membuat Robot Pendorong bergerak kembali sampai kepada posisi Awalan, atau Proses dapat dikatakan telah selesai.

19 Data Output Produksi Mesin Pre Discharge Dapat dinyatakan setelah dilakukan Improvisasi sebagai langkah perbaikan terhadap mesin PRE Discharge selama Dua bulan terakhir mengalami perbaikan kwantitas output produksi dan mutu yang terjaga, sehingga dapat menurunkan jumlah Klaim dari Pelanggan mengenai produk yang rusak ataupun kotor. Adapun statistik grafik Output produksi dan statistik grafik Trouble Time terhadap mesin PRE Discharge adalah sebagai berikut: "Output Pre Discharge (Sebelum Improvement)" (%) Januari Februari Maret 2010 Effisiensi (%) Target (%) (a) Sebelum Improvement "Output Pre Discharge (Sesudah Improvement)" (%) Apr-10 Mei 2010 Effisiensi (%) Target (%) (b) Sesudah Improvement Gambar 4.12 Grafik Output Produksi Sebelum dan Sesudah Improvement. (min) Trouble Time Record Sebelum Improv. Sesudah Improv. Maret 2010 April 2010 Sebelum Improv. Sesudah Improv. Gambar 4.13 Grafik Trouble Time Record.

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkembangnya di dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini, berbagai macam kebutuhan di dunia industri sangat diperlukan suatu alat kontrol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai optimal dalam mengurangi waste akibat overlap dan alarm pada mesin. Pengujian meliputi pengujian sensitifitas sensor

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PENGUJIAN ALAT

BAB IV. ANALISA dan PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA dan PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan disampaikan pengujian disertakan teori perhitungan pergerakkan motor DC, motor stepper, interpolasi motor stepper, input digital fotosensor, barcode

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

Timer : teori dan aplikasi. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

Timer : teori dan aplikasi. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Timer : teori dan aplikasi Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Materi Cara kerja timer Macam macam timer Aplikasi Timer pada sistem Macam macam sequence (urutan) sistem 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

Materi. Siswa Mampu :

Materi. Siswa Mampu : Pemrograman PLC Materi Siswa Mampu : Menjelaskan langkah langkah pengendalian sistem dengan proram di PLC Menjelaskan prinsip pemrograman PLC dengan Ladder Diagram Menjelaskan komponen komponen LD dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN Rancang bangun robot kontur kartesian ini melibatkan beberapa unsur sistem yang digabung menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut:

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut: 1. Diagram ladder aplikasi PLC Lampu lalu lintas. Lampu lalulintas atau trafight light dapat dibuat menggunakan PLC. dengan memanfaatkan timer yang terdapat pada PLC kita bisa membuat lampu lalulintas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pendahuluan Setelah pembuatan alat serta mendownlaod program ke arduino, maka langkah selanjutnya adalah pengujian alat tersebut. Pengujian dimaksudkan untuk: Mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Perancangan perangkat keras (hardware) meliputi perancangan desain mekanik, bagan alur kerja alat, diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Hybrid Powder Spray CNC 2 Axis dengan pengendali software Artsoft Mach3. Mulai Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya.

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya. BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dan sipil dapat dikontrol

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING

SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING Daftar isi 1. PENGENALAN MESIN 2. MENGHIDUPKAN DAN REFERENSI MESIN 3. SETUP DATA 4. MODE OPERASI MANUAL 5. MODE OTOMATIS 1. PENGENALAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 4.1 Pengujian Output PIO Dengan cara memberikan data output pada ketiga alamat PIO, kemudian dilakukan pengukuran level output tegangan pada kondisi high 1 dan low

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Prinsip Kerja Robot Prinsip kerja robot yang saya buat adalah robot lego mindstorm NXT yang menggunakan sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai mata pada robot dengan tambahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian yang dilakukan pada mesin CNC adalah pertama memerintahkan motor untuk bergerak ke kanan dan ke kiri (STEP LEFT dan STEP RIGHT). Kedua adalah pengujian memerintahkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL 28 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL D. L. Zariatin *, E. H. O. Tambunan, A. Suwandi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila * Email:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkah langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC Nama Mahasiswa : Alifa Rachma Husaeni 2208 039 006 Alvian 220803033 Nama Pembimbing : Suwito, ST, MT. Program Studi D3 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI 3.1. Perencanaan Alat Simulasi Simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja system pengendalian escalator otomatis menggunakan programmable logic controller (PLC).

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (PPSE) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Untuk memudahkan belajar PLC Omron secara umum, menurut saya perlu dimulai dengan sesuatu yang mudah baru kemudian menggunakan atau mempelajari yang lebih kompleks.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN 4.1. Pengujian Alat Sebelum menjalankan atau melakukan pengoprasian robot yang telah dibuat, maka penulis akan melakukan pengujian pada robot yang telah dibuat untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : sugipoli@gmail.com Abstrak Pemisahan produk cacad di industri sangat diperlukan

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

Lebih terperinci

8 pin DIP 14 pin DIP

8 pin DIP 14 pin DIP PENDAHULUAN Dengan berkembangnya elektronika yang demikian cepatnya, maka makin ditinggallah peralatan elektronika dengan rangkaian-rangkaian transistor, dimana rangkaian-rangkaian tersebut sudah direncanakan

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

GOLDENSUN TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN

GOLDENSUN  TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN GOLDENSUN www.ptgoldensun.com TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN Copyright Information Copyright 2015 by PT Golden Sun Indonesia All rights reserved. This book or any portion thereof may not be reproduced

Lebih terperinci

SPC Application Note

SPC Application Note SPC Application Note AN152 GUI Oleh: Tim IE Artikel berikut ini membahas aplikasi Graphical User Interface (GUI) untuk dengan menggunakan bantuan program Visual Basic 6.0, serta tambahan komponen MSCOMM

Lebih terperinci

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Hardware yang dibangun merupakan mekanisme perancangan sistem kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan memanfaatkan media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Thiang, Edwin Sugiarta Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: thiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. SISTEM KONTROL MESIN SILO PADA AUTOMATIC MIXING Setiap mesin yang menggunakan pengontrolan PLC, membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

de KITS Application Note AN18 - How 2 Use de KITS SPC Stepper Motor with StarTech PPI Card

de KITS Application Note AN18 - How 2 Use de KITS SPC Stepper Motor with StarTech PPI Card de KITS Application ote A18 - How 2 Use de KITS SPC Stepper Motor with StarTech PPI Card oleh: Tim IE Mengikuti A17 (How 2 Use de KITS Relay Board with StarTech PPI Card), Application ote (A) ini disusun

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM. JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20 Disusun Oleh: Totok Heru TM. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2004 hal-0 P. MKT 2004,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci