PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE"

Transkripsi

1 PENGARUH PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP NILAI TEKANAN YANG DIBANGKITKAN OLEH STANDAR PRESSURE BALANCE Adindra Vickar Ega, R.Rudi Anggoro Samodro Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, INTISARI Kondisi lingkungan masuk kedalam salah satu aspek persyaratan teknis laboratorium pengujian dan kalibrasi yang perlu dijaga, sebagai upaya untuk menjamin mutu pengukuran yang dilakukan, sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025: 2008 Klausul 5.3 tentang Kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi variasi parameter kondisi lingkungan terhadap perhitungan nilai tekanan standar Pressure Balance pada saat estimasi dan kalibrasi RPM4 A280M pada rentang 100 MPa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui parameter kondisi lingkungan yang memiliki kontribusi terbesar terhadap deviasi nilai tekanan standar. Analisis dilakukan dengan menghitung deviasi nilai tekanan standar terhadap perubahan tiap-tiap parameter kondisi lingkungan, pada kondisi maksimum dan minimumnya, berdasarkan data pengukuran. Selain itu, dilakukan evaluasi terhadap korelasi antar parameter parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu piston dan suhu ruang merupakan parameter kondisi lingkungan yang memberi kontribusi terbesar terhadap deviasi nilai standar tekanan, Pressure Balance, yakni masing-masing sebesar 9 x 10-6 (baca ppm- parts per million) dan 0,57 x 10-6 (baca ppm parts per million) of reading per derajat Celcius. Selain kondisi lingkungan, pengaruh suhu piston juga dievaluasi, dan menghasilkan deviasi sebesar 9 ppm per derajat Celcius. Tingkat korelasi suhu piston terhadap suhu ruangan adalah sebesar 0,98 dan 0,95, hal ini meandakan bahwa ada parameter yang mempengaruhi perubahan suhu piston, selain dari perubahan suhu ruangan. Dari hasil kalibrasi, dapat disimpulkan bahwa perubahan densitas udara sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan bukan merupakan komponen utama yang berkontribusi terhadap deviasi tekanan standar Pressure Balance, karena ada korelasi antar parameter lain dengan kondisi lingkugan, sehingga kondisi lingkungan perlu dijaga sesuai dengan persyaratan untuk menjamin hasil pengukuran yang dilakukan. Kata kunci: kondisi lingkungan, variasi, deviasi, tekanan standar, pressure balance ABSTRACT Environmental condition is the technical requirements for testing and calibration laboratory that need to be controlled, as the effort to assure the measurement quality, according to the SNI ISO/IEC 17025:2008 Clause 5.3 for Accommodation and environmental conditions. In this study, variation of environmental conditions has been done for the pressure standard calculation, during the estimation and during the calibration of RPM4 A280M Range 100 MPa, to investigate which parameter gives the largest contribution to the deviation of the pressure standard. Analysis has been done by calculating the deviation of the pressure standard, when every parameter is changed into its maximum and minimum value, and also how its correlation. The results shows that piston temperature and room temperature is the environmental condition parameter that gives the largest contribution to the pressure standard deviation, with 9 ppm and 0,57 ppm (parts per million) per degree Celcius, respectively with the correlation value of 0,98 and 0,95 when the piston is not working and working respectively. From the calibration results, it can be concluded that air density change as the result of environmental condition change is not the main component that gives the largest contribution to the pressure deviation standard. However, the parameters must be controlled as its requirement, to ensure the measurement results. Keywords: environmental condition, variation, deviation, pressure standard, pressure balance

2 1. PENDAHULUAN Kondisi lingkungan merupakan salah satu persyaratan teknis bagi laboratorium pengujian dan kalibrasi untuk diimplentasikan sebagai upaya untuk menjamin mutu tiap pengukuran yang dilakukan, sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025: 2008 Klausul 5.3 tentang Kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan. Dalam proses implementasinya, laboratorium harus memantau, mengendalikan, merekam, dan menetapkan toleransi kondisi lingkungan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh spesifikasi peralatan, metode dan prosedur yang relevan bila kondisi tersebut mempengaruhi mutu hasil pengukuran [1]. Di dalam lingkup kalibrasi tekanan, Pressure Balance sebagai standar primer tekanan, merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipengaruhi oleh parameter kondisi lingkungan. Perubahan kondisi ruang kalibrasi akan mengakibatkan perubahan nilai komponen gaya dan luasan efektif piston-silinder, sehingga nilai tekanan yang dihasilkan Pressure Balance akan berubah. Perubahan kondisi ruang kalibrasi juga dapat mengakibatkan perubahan nilai estimasi massa tambahan yang perlu ditambahkan pada massa pembeban Pressure Balance, untuk mendapatkan tekanan aktual standar yang mendekati tekanan nominal dalam proses kalibrasi dengan tingkat keakurasian yang tinggi. Perbedaan nilai tekanan aktual standar dan nominal akibat perubahan kondisi lingkungan pada proses kalibrasi, akan menyebabkan error atau koreksi hasil pengukuran menjadi besar, sehingga pengaruh kondisi lingkungan tersebut perlu diinvestigasi lebih dalam, mengingat kondisi ruangan selalu berubah sewaktu proses kalibrasi. Makalah ini akan menjelaskan pengaruh masing-masing parameter kondisi lingkungan (suhu ruang, kelembaban relatif, tekanan atmosfer) dan suhu piston, terhadap perubahan nilai tekanan standar yang dihasilkan Pressure Balance, parameter kondisi lingkungan yang paling signifikan terhadap perubahan nilai tekanan standar sehingga dapat dilakukan pengendalian khusus untuk parameter kondisi lingkungan tersebut, kecuali parameter tekanan atmosfer. 2. TEORI DASAR Pressure Balance merupakan standar primer tekanan yang memiliki komponen piston-silinder, massa pembeban dan massa tambahan, sistem pembangkit tekanan, serta medium tekanan. Dalam pengoperasiannya, tekanan yang dihasilkan melalui medium tekanan yang dibangkitkan, akan disetimbangkan oleh gaya yang bekerja pada luasan efektif piston-silinder seperti pada Gambar 1.

3 Gambar 1. Standar Primer Tekanan Pressure Balance [2] Nilai tekanan yang dibangkitkan oleh Pressure Balance, untuk tipe Hidraulik mode Gauge, akan mengikuti Persamaan 1: p ( M m added ( A )(1 ) 1 a m bp ) g. C 1 0,20 n p t ( f 20 a ). g. V (1) Dimana adalah jumlah massa total yang bekerja pada piston-silinder (piston, beban DWT, bell carrier), m added merupakan massa tambahan, (1- a mi ) merupakan efek buoyansi udara dengan a merupakan densitas udara dan mi merupakan densitas masingmasing massa (piston, beban DWT, bell carrier, massa tambahan), g merupakan nilai gravitasi lokal, merupakan tegangan permukaan cairan medium pada dinding permukaan piston-silinder, merupakan keliling piston, V merupakan volume buoyansi piston, A 0,20 merupakan luasan piston-silinder pada tekanan nol dan pada suhu referensi 20 C, kemudian b piston-silinder, tp merupakan suhu piston-silinder saat operasi [3],[4]. ) berkontribusi dalam efek buoyansi udara pada massa pembeban dan massa tambahan yang memberi gaya pada luasan efektif pistonsilinder, serta efek volume buoyansi untuk piston memiliki bentuk khusus, misalkan piston yang memiliki stopper di bagian dasarnya. Perhitungan nilai densitas udara dengan menggunakan formula BIPM, seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2 berikut ini. a 348,48 p atm ( bar) 0, ,15 t r H(%) e 0,0612 tr (2)

4 Dari Persamaan 2, tampak bahwa nilai densitas udara dipengaruhi oleh tekanan atmosfer (p ), kelembaban relatif (H(%)), serta suhu ruang (t ). Dalam menjaga kondisi lingkungan laboratorium, suhu ruang dan kelembaban relatif dapat dikendalikan dengan menggunakan air conditioner (AC) dan humidifier / dehumidifier. Parameter tekanan atmosfer tidak dapat dikendalikan, karena bergantung pada jumlah molekul udara yang berubah seiring dengan perubahan ketinggian permukaan laut akibat pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari dengan bumi. ) berkontribusi didalam efek volume buoyansi serta koreksi tekanan terhadap perbedaan ketinggian level acuan antara standar dengan UUT (Unit Under Test). Medium tekanan pada Pressure Balance ) masing-masing, tergantung jenis fluida yang digunakan. Untuk medium tekanan berupa oli Sebacate pada Pressure Balance Hidraulik, memiliki nominal densitas 914 kg/m pada suhu ruang 20 C dan tekanan atmosfer 1 bar. Namun, seiring dengan perubahan kondisi lingkungan, nilai densitas fluida akan berubah sesuai dengan Persamaan 3 berikut ini. f f ( 20 C,1bar) [1 0,00078 {( t t ) / 2 20}] [1 0,00008 p' ] p r (3) (20 C,1bar) adalah nilai nominal densitas fluida oli pada suhu ruang 20 C dan tekanan atmosfer 1 bar, t merupakan suhu piston-silinder ( C), t merupakan suhu ruang ( C), dan p merupakan estimasi tekanan dalam satuan bar. 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan cara mengestimasi tekanan melalui perhitungan nilai tekanan aktual standar menggunakan software kalibrasi tekanan sesuai dengan prosedur I.MM.3.04 Laboratorium Tekanan Puslit Metrologi LIPI yang mengacu pada DKD-R 6-1:2003 dan EURAMET/cg-17/v.01, untuk kalibrasi alat ukur tekanan (Pressure Measuring Device) [6],[7],[8].

5 Gambar 2. Estimasi Tekanan dengan Software Kalibrasi I.MM.3.04 [6] Estimasi perhitungan nilai tekanan aktual standar dilakukan pada kondisi lingkungan yang ideal di laboratorium tekanan Puslit Metrologi LIPI yakni pada suhu ruang (tr) 20 C, kelembaban relatif (H(%)) 55%, dan suhu piston (t ) 20 C, dari toleransi kondisi lingkungan, untuk suhu (20 C ± 2 C), dan kelembaban relatif (55% ± 10%). Estimasi perhitungan nilai tekanan aktual standar kemudian dilakukan pada kondisi lingkungan ekstrim maksimum hingga minimum sebagai perbandingan terhadap kondisi lingkungan ideal dan kondisi lingkungan aktual saat pengambilan data. Titik ukur yang digunakan sesuai dengan rentang ukur UUT yang hendak dikalibrasi, dimana dalam penelitian ini diambil tiga titik ukur, yaitu 10 MPa, 50 MPa, dan 100 MPa. Gambar 3. Setup kalibrasi RPM4 A280M dan pencatatan kondisi lingkungan Pencatatan kondisi ruang kalibrasi dan suhu piston dilakukan pada pagi dan sore hari, untuk mengetahui perubahan kondisi lingkungan selama proses kalibrasi. Dengan demikian, dapat diketahui perbedaan nilai tekanan aktual standar pada kondisi lingkungan ideal dengan kondisi lingkungan pada saat proses kalibrasi, serta pengaruh dari masingmasing parameter kondisi lingkungan (tr, H(%), pamb, tp) terhadap perbedaan nilai tekanan aktual standar tersebut. Pengamatan antara suhu ruang dan suhu piston juga dilakukan dalam penelitian ini, untuk mengetahui korelasi antara keduanya, sehingga dapat diambil kesimpulan, khususnya bagi laboratorium yang tidak mengukur suhu ruang atau tidak mengukur suhu piston.

6 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil estimasi yang dilakukan melalui variasi parameter kondisi lingkungan dari toleransi minimum hingga maksimum, didapatkan hasil sebagai berikut ini: Gambar 4. Variasi suhu ruang kalibrasi terhadap beda Pstd dan Densitas Udara Gambar 4 menunjukkan variasi perubahan suhu ruangan kalibrasi terhadap beda tekanan aktual dengan nominal, dan nilai densitas udara. Perubahan relatif beda tekanan aktual-nominal yang dihasilkan DWT akibat beda suhu ruang kalibrasi sebesar 4 derajat adalah 2,3 ppm pada seluruh rentang tekanan Mpa (2,3 ppm of reading), sehingga tekanan berubah 0,57 ppm per derajat celcius. Sedangkan, untuk perubahan relatif densitas udara akibat beda suhu ruang kalibrasi sebesar 4 derajat adalah 1,6 % pada seluruh rentang tekanan Mpa, sehingga densitas udara berubah 0,4 % per derajat celcius Gambar 5. Variasi kelembaban relatif ruang terhadap beda Pstd dan Densitas Udara Gambar 5 menunjukkan variasi perubahan kelembaban relatif ruangan kalibrasi terhadap beda tekanan aktual dengan nominal, dan nilai densitas udara. Perubahan relatif tekanan yang dihasilkan DWT akibat perubahan kelembaban relatif ruang kalibrasi sebesar

7 20% adalah 0,26 ppm pada seluruh rentang tekanan Mpa (of reading), sehingga tekanan berubah 0,013 ppm per %RH. Perubahan relatif densitas udara akibat perubahan kelembaban ruang kalibrasi sebesar 20% adalah 0,18 % pada seluruh rentang tekanan Mpa, sehingga densitas udara berubah 0,009% per %RH Gambar 6. Variasi tekanan atmosfer ruang terhadap beda Pstd dan Densitas Udara Gambar 6 menunjukkan variasi perubahan tekanan atmosfer ruang kalibrasi terhadap beda tekanan aktual dengan nominal, dan nilai densitas udara. Perubahan relatif tekanan yang dihasilkan DWT akibat perubahan tekanan ruang kalibrasi sebesar 9 hpa adalah 1,35 ppm pada seluruh rentang tekanan Mpa, sehingga tekanan berubah 0,15 ppm per hpa. Perubahan relatif densitas udara akibat perubahan tekanan ruang kalibrasi sebesar 9 hpa adalah 0,9% pada seluruh rentang tekanan Mpa, sehingga densitas udara berubah 0,1% per hpa Gambar 7. Variasi suhu piston terhadap beda Pstd Gambar 7 menunjukkan variasi perubahan tekanan atmosfer ruang kalibrasi terhadap beda tekanan aktual dengan nominal. Perubahan relatif tekanan yang dihasilkan

8 DWT akibat perubahan suhu piston sebesar 2 derajat adalah 18 ppm pada seluruh rentang tekanan Mpa, sehingga tekanan berubah 9 ppm per derajat celcius. Dari hasil analisis mengenai variasi kondisi ruangan terhadap nilai tekanan yang dibangkitkan oleh standar Pressure Balance diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa parameter Suhu Piston memiliki kontribusi terbesar terhadap perubahan nilai tekanan standar sebesar 9 ppm of reading per derajat celcius, disusul oleh parameter suhu ruang sebesar 0,57 ppm of reading per derajat celcius, parameter tekanan atmosfer ruang sebesar 0,15 ppm of reading per hpa, dan parameter kelembaban relatif dengan 0,013 ppm of reading per %RH. Hasil tersebut bersesuaian dengan parameter yang berkontribusi terbesar di dalam perhitungan nilai densitas udara, yakni parameter suhu ruang sebesar 0,4% per derajat celcius, parameter tekanan ruang sebesar 0,1% per hpa, kemudian parameter kelembaban relatif sebesar 0,009% per %RH. Korelasi parameter suhu piston dengan suhu ruang akan di investigasi lebih lanjut di bagian akhir makalah ini. Dalam proses pengambilan data pada penelitian ini, kondisi ruangan cenderung berubah ubah, namun tidak melebihi toleransi kondisi ruangan laboratorium sesuai yang dipersyaratkan (suhu ruang (20 C ± 2 C), dan kelembaban relatif (55% ± 10%), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Kondisi Ruangan dan Hasil Kalibrasi RPM4 A280M Cycle 3

9 Dari Tabel 1, didapatkan informasi bahwa suhu ruang dan suhu piston cenderung meningkat, dengan deviasi maksimum suhu masing-masing sebesar 0,93 C dan 0,66 C. Kelembaban udara cenderung menurun dengan deviasi maksimum sebesar 5,33 %RH, dan tekanan atmosfer ruang kalibrasi cenderung menurun dengan deviasi maksimum sebesar 3,82 hpa. Tampak bahwa deviasi maksimum nilai tekanan yang dihasilkan standar Pressure Balance terhadap nominal tekanan ), serta deviasi maksimum penunjukan alat UUT terhadap nilai tekanan standar, terjadi pada titik tekanan maksimum 100 MPa, walaupun suhu piston dan suhu ruang masih cenderung naik ketika proses kalibrasi tekanan menurun. Dapat disimpulkan bahwa, perubahan densitas udara bukan merupakan parameter utama yang memberikan kontribusi terbesar didalam deviasi tekanan standar. Namun demikian, perubahan densitas udara sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan, memiliki kontribusi cukup signifikan terhadap perhitungan nilai gaya yang bekerja pada luasan efektif piston-silinder, sehingga parameter kondisi lingkungan perlu dijaga sedapat mungkin. Dari hasil karakterisasi suhu piston dan suhu ruang selama 8 jam dengan kondisi piston tidak bekerja, didapatkan korelasi suhu piston dengan suhu ruang kalibrasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8. Korelasi Suhu Piston dan Suhu Ruang saat piston tidak beroperasi

10 Tampak bahwa seiring dengan bertambahnya waktu, suhu piston dan suhu ruang cenderung meningkat dengan laju peningkatan yang relatif sama. Tingkat korelasi antara suhu piston dan suhu ruang adalah 0,98 yang berarti kedua parameter tersebut saling memiliki keterkaitan atau berkorelasi. Rata-rata perbedaan suhu piston dan suhu ruang yaitu sebesar 0,4 C. Metode investigasi ini dapat diterapkan oleh laboratorium untuk mengetahui parameter suhu piston atau suhu ruang, khususnya jika laboratorium tidak mengukur suhu piston atau suhu ruang. Gambar 9. Korelasi Suhu Piston dan Suhu Ruangan pada saat piston beroperasi Dalam keadaan piston beroperasi, suhu piston dan suhu ruang cenderung meningkat dengan laju peningkatan yang sama setelah kondisi ruangan stabil pada saat kalibrasi tekanan naik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Namun, pada saat tekanan menurun, suhu piston cenderung menurun akibat dekompresi fluida dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Berbeda dengan suhu ruang yang terus naik seiring dengan lamanya proses kalibrasi dilakukan. Tingkat korelasi suhu piston dan suhu ruang pada saat piston beroperasi ini adalah 0,95 yang berarti kedua parameter tersebut juga memiliki keterkaitan saat kondisi piston bekerja. Perlu kehati-hatian bagi laboratorium di dalam mengestimasi suhu piston dari parameter suhu ruang ketika tekanan menurun, karena suhu piston terpengaruh oleh efek dekompresi fluida serta suhu ruang kalibrasi yang terus meningkat. 5. KESIMPULAN Dari hasil estimasi dan analisis mengenai variasi kondisi ruangan terhadap nilai tekanan yang dibangkitkan oleh standar Pressure Balance, dapat diambil kesimpulan bahwa parameter suhu piston dan suhu ruang memiliki kontribusi terbesar terhadap

11 perubahan nilai tekanan standar masing-masing sebesar 9 ppm dan 0,57 ppm (parts per million) of reading per derajat celcius dengan variasi suhu sesuai persyaratan kondisi ruang kalibrasi. Hasil karakterisasi suhu piston dengan suhu ruang pada saat kondisi piston tidak bekerja dan piston bekerja menunjukkan keterkaitan dengan tingkat korelasi masing-masing 0,98 dan 0,95 dengan rata-rata deviasi suhu ruang dan suhu piston sebesar 0,4 C, sehingga metode ini dapat digunakan untuk laboratorium yang tidak mengukur suhu ruang atau suhu piston di ruang kalibrasinya. Namun demikian, hasil kalibrasi menunjukkan bahwa perubahan densitas udara sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan, bukan merupakan komponen utama yang memberikan kontribusi terbesar pada deviasi nilai tekanan yang dibangkitkan oleh standar, tetapi cukup berpengaruh pada perhitungan komponen gaya sehingga kondisi ruang kalibrasi perlu dijaga. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada manajemen Puslit Metrologi LIPI yang telah memfasilitasi peralatan di laboratorium tekanan, kepada rekan-rekan Sub Bidang Metrologi Massa, khusunya rekan-rekan laboratorium tekanan, yang telah banyak memberi saran dan masukan, serta kepada panitia PPI-KIM 42 yang telah memfasilitasi untuk publikasi hasil penelitian ini. 7. DAFTAR PUSTAKA [1] -, 2008, SNI ISO/IEC-17025:2008 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi, BSN, Jakarta. [2] Tokihiko Kobata, 2009, Improved methods for comparing gas and hydraulic pressure balances, Metrologia 46 (2009) [3] Adindra Vickar Ega dan Rudi A.S., 2014, Pengecekan Antara Pressure Balance Standar Sebagai Implementasi Jaminan Mutu Laboratorium Tekanan Puslit Metrologi LIPI sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008, Prosiding PPI Standardisasi 2014 hal , Jakarta. [4] Adindra Vickar Ega dan Rudi A.S., 2015, Pengaruh Sensitifitas Massa Tambahan Terhadap Balancing Mass Pada Metode Cross Float Pressure Balance, Prosiding PPI- KIM Ke-41 hal. 1-10, Jakarta.

12 [5] Lewis, S. and Peggs, G., 1992, The Pressure Balance Theory and Practice, National Physical Laboratory, UK. [6] -, 2014, I.MM Software for Pressure Measuring Device Calibration, Puslit Metrologi LIPI, Tangerang Selatan. [7] Publication Reference DKD, DKD-R 6-1: Guidelines of Calibration of Pressure Gauges. [8] Publication Reference EURAMET, EURAMET/cg-17/v.01 Guidelines on the Calibration of Electromechanical Manometers. HASIL DISKUSI Tidak ada diskusi.

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR Windi Kurnia Perangin-angin 1, A. Mohamad Boynawan 2, Ratnaningsih 3 1 Puslit KIM

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

Lebih terperinci

EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M

EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUASI MESIN STANDAR TORSI NASIONAL PUSLIT METROLOGI - LIPI PADA RENTANG UKUR 5 N M 50 N M EVALUATION OF NATIONAL TORQUE STANDARD MACHINE IN THE RESEARCH CENTER FOR METROLOGY IN MEASUREMENT RANGE OF

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT KALIBRASI PRESSURE GAUGE Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas Jakarta Timur 13740 Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE Amalia Rakhmawati, ST, MT Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB 1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

STUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK

STUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK Studi Metode Kalibrasi Higrometer Elektrik (Arfan Sindhu Tistomo) STUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK Study on Electrical Hygrometer Calibration Method Arfan Sindhu Tistomo Pusat Penelitian Kalibrasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini

Lebih terperinci

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TINGKAT GETARAN LATAR RUANGAN KALIBRASI VIBRATION METER

KARAKTERISASI TINGKAT GETARAN LATAR RUANGAN KALIBRASI VIBRATION METER KARAKTERISASI TINGKAT GETARAN LATAR RUANGAN KALIBRASI VIBRATION METER Ninuk Ragil Prasasti, Denny Hermawanto Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, 15314

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI

Lebih terperinci

PENGETAHUAN ALAT UKUR TEKANAN DAN KALIBRASI : PRESSURE GAUGE. AMALIA RAKHMAWATI, ST, MT

PENGETAHUAN ALAT UKUR TEKANAN DAN KALIBRASI : PRESSURE GAUGE. AMALIA RAKHMAWATI, ST, MT PENGETAHUAN ALAT UKUR TEKANAN DAN KALIBRASI : PRESSURE GAUGE. AMALIA RAKHMAWATI, ST, MT KALIBRASI PRESSURE GAUGE 06 Desember 2011 Lembaga Pelatihan PPMB Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas Jakarta Timur 13740

Lebih terperinci

EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo dan Indah

Lebih terperinci

METODE UJI TIUPAN ANGIN KOMPOR GAS SATU TUNGKU BERDASARKAN SNI 7368:2011

METODE UJI TIUPAN ANGIN KOMPOR GAS SATU TUNGKU BERDASARKAN SNI 7368:2011 Metode Uji Tiupan Angin Kompor Gas Satu Tungku Berdasarkan SNI 7368 :2011 (Himma Firdaus) METODE UJI TIUPAN ANGIN KOMPOR GAS SATU TUNGKU BERDASARKAN SNI 7368:2011 Wind Test Method of Single burner Gas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran besaran - besaran fisika. Metrologi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu metrologi legal, metrologi ilmiah dan

Lebih terperinci

EVALUASI UNJUK KERJA KALIBRATOR TORSI STATIK HASIL RANCANG BANGUN MELALUI UJI BANDING KALIBRASI

EVALUASI UNJUK KERJA KALIBRATOR TORSI STATIK HASIL RANCANG BANGUN MELALUI UJI BANDING KALIBRASI Evaluasi Unjuk Kerja Kalibrator Torsi Statik Hasil Rancang Bangun Melalui Uji Banding Kalibrasi (Hilman Syaeful Alam) EVALUASI UNJUK KERJA KALIBRATOR TORSI STATIK HASIL RANCANG BANGUN MELALUI UJI BANDING

Lebih terperinci

Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335

Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335 Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335 Iwan SETIAWAN #1, Budi SETIYONO #2, Tri Bagus SUSILO #3 # Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi kedalam beberapa

Lebih terperinci

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo/Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 55 Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sekip

Lebih terperinci

Farmaka Volume 15 Nomor 2 67

Farmaka Volume 15 Nomor 2 67 Farmaka Volume 15 Nomor 2 67 PENENTUAN LIMIT ALERT DAN LIMIT ACTION BERDASARKAN DATA PEMANTAUAN SUHU LABORATORIUM PENGAWASAN MUTU PT. HOLI PHARMA SELAMA TAHUN 2016 Septiyani Mustikawati, Rani Dwi Hariyati

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3837 RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES DESIGN AND CONSTRUCTION OF TEMPORARY AIR

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : Nama : Rina Martsiana Nim : Pembimbing

TESIS. Oleh : Nama : Rina Martsiana Nim : Pembimbing PENGUKURAN MODULUS RESILIEN CAMPURAN BETON ASPAL YANG MENGANDUNG ROADCEL-50 DENGAN BEBAN STATIS DAN BEBAN BERULANG TESIS Oleh : Nama : Rina Martsiana Nim : 250 99 100 Pembimbing PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016

Lebih terperinci

Metode pengukuran Tekanan Blow by Engine

Metode pengukuran Tekanan Blow by Engine Metode pengukuran Tekanan Blow by Engine Setiap kali kita melakukan PPM unit, khususnya pada engine, untuk mengetahui performance sebuah engine, salah satu item pengukuran yang dilakukan adalah mengukur

Lebih terperinci

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan: ENTROPI PERUBAHAN ENTROPI GAS IDEAL Untuk satu mol atau unit massa suatu fluida yang mengalami proses reversibel dalam sistem tertutup, persamaan untuk hukum pertama termodinamika menjadi: [35] Diferensiasi

Lebih terperinci

STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota Cianjur)

STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota Cianjur) Nomor Urut: 1103 / 0304 / P LAPORAN TUGAS AKHIR TL-40Z0 PENELITIAN STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota

Lebih terperinci

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Chemical Science

Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 6 (2) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di Laboratorium Biologi FMIPA

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI. Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh /09/2016 Penerbitan pertama /06/2017 Perubahan format MT MM

RIWAYAT REVISI. Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh /09/2016 Penerbitan pertama /06/2017 Perubahan format MT MM Dibuat oleh: Halaman 1 dari 5 Disahkan oleh: (Manajer Teknis) (Manajer Mutu) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 07/09/2016 Penerbitan pertama

Lebih terperinci

Perbandingan Akurasi Backpropagation Neural Network dan ANFIS Untuk Memprediksi Cuaca

Perbandingan Akurasi Backpropagation Neural Network dan ANFIS Untuk Memprediksi Cuaca NATURALA Journal of Scientific Modeling & Computation, Volume 1 No.1 2013 7 ISSN 23030135 Perbandingan Akurasi Backpropagation Neural Network dan ANFIS Untuk Memprediksi Cuaca Candra Dewi 1, M. Muslikh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manometer Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan fluida. Manometer tabung bourdon adalah instrument yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas atau cairan) dalam

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT

STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT Noek Sulandari, Roi Milyardi, Yosafat Aji Pranata Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR

KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.09 KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR Zulfiah Ayu Kurnia

Lebih terperinci

Kelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016

Kelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016 Kelembagaan Metrologi Nasional donny@bsn.go.id - Jakarta, 20 Oktober 2016 1 Perjalanan Sejarah Lembaga Pengelola Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) di Indonesia Stichting Fonds voor de Normalisatie

Lebih terperinci

Studi Kehandalan Meter Air Reliability Study of Water Meter

Studi Kehandalan Meter Air Reliability Study of Water Meter Studi Kehandalan Reliability Study of Water Nasta Rofika a*, Loufzarahma T. Nazar b, Eddy S. Soedjono c Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI HASIL KALIBRASI SOUND CALIBRATOR DI RUANG TERBUKA DAN DI DALAM KOTAK INSULASI BUNYI

PERBANDINGAN NILAI HASIL KALIBRASI SOUND CALIBRATOR DI RUANG TERBUKA DAN DI DALAM KOTAK INSULASI BUNYI PERBANDINGAN NILAI HASIL KALIBRASI SOUND CALIBRATOR DI RUANG TERBUKA DAN DI DALAM KOTAK INTISARI INSULASI BUNYI Chery Chaen Putri Denny Hermawanto, Dodi Rusjadi Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25 ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

Sifat-sifat Penting Fluida

Sifat-sifat Penting Fluida Sifat-sifat Fluida Sifat-sifat Penting Fluida Berat jenis Rapat massa (mass density) Volume spesifik (specific volume) Gravitasi spesifik (specific gravity) Kompresibilitas rata-rata Elastisitas (elasticity)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENINGKAT KELEMBAPAN UDARA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENINGKAT KELEMBAPAN UDARA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENINGKAT KELEMBAPAN UDARA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun Oleh: ILHAM SETYA HERMAWAN

Lebih terperinci

DESAIN AWAL SISTEM PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN DEBIT AIR PADA SALURAN TERBUKA BERBASIS V-NOTCH WEIR MENGGUNAKAN PRESSURE TRANMITTER

DESAIN AWAL SISTEM PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN DEBIT AIR PADA SALURAN TERBUKA BERBASIS V-NOTCH WEIR MENGGUNAKAN PRESSURE TRANMITTER DESAIN AWAL SISTEM PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN DEBIT AIR PADA SALURAN TERBUKA BERBASIS V-NOTCH WEIR MENGGUNAKAN PRESSURE TRANMITTER Dadang Rustandi Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder)

PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder) PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu metrologi sebagai ilmu yang tertua di dunia memiliki banyak pembahasan mengenai permasalahan yang muncul di sekitar kehidupan manusia, di atas tempat makhluk hidup

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KESTABILAN LUBANG BUKAAN PADA TEROWONGAN HEADRACE PLTA SINGKARAK MENGGUNAKAN ANALISIS BALIK TESIS MAGISTER

PERHITUNGAN KESTABILAN LUBANG BUKAAN PADA TEROWONGAN HEADRACE PLTA SINGKARAK MENGGUNAKAN ANALISIS BALIK TESIS MAGISTER PERHITUNGAN KESTABILAN LUBANG BUKAAN PADA TEROWONGAN HEADRACE PLTA SINGKARAK MENGGUNAKAN ANALISIS BALIK TESIS MAGISTER OLEH : RUDY SETYAWAN NIM. 25094040 BIDANG PENGUTAMAAN GEOTEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN ASUPAN PANAS KOMPOR GAS BERDASARKAN SNI 7638:2011 DAN SNI 7469:2013

METODE PENGUKURAN ASUPAN PANAS KOMPOR GAS BERDASARKAN SNI 7638:2011 DAN SNI 7469:2013 Metode Pengukuran Asupan Panas Kompor Gas Berdasarkan SNI 7638:2011 dan SNI 7469:2013 (Nanang Kusnandar) METODE PENGUKURAN ASUPAN PANAS KOMPOR GAS BERDASARKAN SNI 7638:2011 DAN SNI 7469:2013 Measurement

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PENYIMPANGAN NILAI TEGANGAN DC DARI SEBUAH GRUP STANDAR DIODA ZENER

KARAKTERISASI PENYIMPANGAN NILAI TEGANGAN DC DARI SEBUAH GRUP STANDAR DIODA ZENER KARAKTERISASI PENYIMPANGAN NILAI TEGANGAN DC DARI SEBUAH GRUP STANDAR DIODA ZENER THE DRIFT CHARACTERIZATION OF THE DC VOLTAGE VALUE FROM A GROUP OF ZENER DIODE STANDARDS Agah Faisal, M. Syahadi dan R.

Lebih terperinci

Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang

Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang A. Latar Belakang Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang (BPSMB Semarang) merupakan salah satu UPTD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi Instrumentasi

Lebih terperinci

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

MECHANICAL PROPERTIES OF CONCRETE USING COARSE AND FINE RECYCLED CONCRETE AGGREGATES Buen Sian 1, Johannes Adhijoso Tjondro 1 and Sisi Nova Rizkiani 2 1 Department of Civil Engineering, Parahyangan Catholic

Lebih terperinci

METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN

METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN JENIS METER GAS INDUSTRI Meter gas industri yang umum digunakan dalam transaksi perdagangan adalah : Positif Displacement ( yang banyak digunakan adalah tipe rotary piston

Lebih terperinci

SR-04 PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN KELISTRIKAN JANUARI 2004

SR-04 PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN KELISTRIKAN JANUARI 2004 DP.01.18 SR-04 PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN KELISTRIKAN JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DETERMINASI LUAS-PENAMPANG EFEKTIP PISTON PRESSURE-BALANCE SECARA DIMENSIONAL MENGGUNAKAN MESIN 3-KOORDINAT

DETERMINASI LUAS-PENAMPANG EFEKTIP PISTON PRESSURE-BALANCE SECARA DIMENSIONAL MENGGUNAKAN MESIN 3-KOORDINAT DETERMINASI LUAS-PENAMPANG EFEKTIP PISTON PRESSURE-BALANCE SECARA DIMENSIONAL MENGGUNAKAN MESIN 3-KOORDINAT Oleh: Entjie Mochamad Sobbich Puslit KIM-LIPI Puspiptek Seprong ABSTRAK Pengukuran diameter dari

Lebih terperinci

F L U I D A TIM FISIKA

F L U I D A TIM FISIKA L U I D A TIM ISIKA 1 Materi Kuliah luida dan enomena luida Massa Jenis Tekanan Prinsip Pascal Prinsip Archimedes LUIDA luida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir.

Lebih terperinci

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh : Rahman NRP : 2406 100 081 Pembimbing I: Imam Abadi ST, MT. NIP. 19761006 199903 1002 Pembimbing II: Ir. M.Ilyas H. S. NIP. 19490919 197903 1002 Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC DAN ISO 13528

UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC DAN ISO 13528 UJI PROFISIENSI EMISI GAS MENGGUNAKAN GAS ANALYZER SESUAI PRINSIP-PRINSIP ISO/IEC 17043 DAN ISO 13528 PROFICIENCY TESTING FOR GAS EMISSIONS USING GAS ANALYZER COMPLY WITH THE PRINCIPLES OF ISO/IEC 17043

Lebih terperinci

PENAMBAHAN SUDUT 75 o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR

PENAMBAHAN SUDUT 75 o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR PENAMBAHAN SUDUT 75 o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR Boedi Soesatyo Peneliti Utama bidang Teknik Interdisiplin Laboratorium Metrologi Radiometri Fotometri Puslit KIM LIPI Kompleks

Lebih terperinci

SISTEM PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG LASER 633 nm DI PUSLIT KIM LIPI

SISTEM PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG LASER 633 nm DI PUSLIT KIM LIPI SISTEM PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG LASER 633 nm DI PUSLIT KIM LIPI Windi Kurnia Perangin-angin Puslit KIM LIPI, Kompleks Puspiptek Setu, Tangerang Selatan windi@kim.lipi.go.id INTISARI Laser semakin banyak

Lebih terperinci

KERAGAMAN PEMBACAAN TERMOMETER BALIK ABSTRACT

KERAGAMAN PEMBACAAN TERMOMETER BALIK ABSTRACT Oseana, Volume X, Nomor 3:113-119,1985. ISSN 0216-1877 KERAGAMAN PEMBACAAN TERMOMETER BALIK oleh Dharma Arief 1 ) Idjin Suryana 1 ) dan Hadikusumah 1 ) ABSTRACT VARIATION IN REVERSING THERMOMETER READING.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR

STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR Cahya Swastika Populasi 1, Pariabti Palloan 2, Nasrul Ihsan

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu syarat yang perlu dipenuhi sebuah laboratorium kalibrasi adalah terpeliharanya suhu ruangan pada nilai tertentu. Hal ini diperlukan karena suhu berpengaruh

Lebih terperinci

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi Revisi SNI 03-3421-1994 Rancangan Standar Nasional Indonesia Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi ICS Badan Standarisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN

BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN 30 BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN Data data hasil penelitian mencakup semua data yang dibutuhkan untuk penentuan laju korosi dari metode metode yang digunakan (kupon, software, dan metal loss). Pengambilan

Lebih terperinci

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap

Lebih terperinci

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

PSN Pedoman Standardisasi Nasional PSN Pedoman Standardisasi Nasional Adopsi Standar ISO/IEC menjadi Standar Nasional Indonesia BADAN STANDARDISASI NASIONAL Daftar Isi Daftar Isi...i Kata Pengantar...ii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Acuan Normatif...

Lebih terperinci

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS Indonesia sebagai negara tropis, oleh karena itu kelembaban udara nya sangat tinggi yaitu sekitar 70 90% (tergantung lokasi - lokasi nya). Sedangkan, menurut

Lebih terperinci

PADA DEGRADASI SAMPAH KOTA SECARA ANAEROBIK AKIBAT PENGARUH KELEMBABAN DAN UMUR SAMPAH TES1S MAGISTER. Oleh. Tina Mulya Gantina

PADA DEGRADASI SAMPAH KOTA SECARA ANAEROBIK AKIBAT PENGARUH KELEMBABAN DAN UMUR SAMPAH TES1S MAGISTER. Oleh. Tina Mulya Gantina No. Urut : 102/S2-TL/TPL/1998 KINETIKA PRODUK51 CH 4 PADA DEGRADASI SAMPAH KOTA SECARA ANAEROBIK AKIBAT PENGARUH KELEMBABAN DAN UMUR SAMPAH TES1S MAGISTER Oleh Tina Mulya Gantina 253 95 013 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi laboratorium yang berskala nasional

Lebih terperinci

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. MODUL II VISKOSITAS Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang praktikum

Lebih terperinci

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM SKRIPSI YANG DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG Capaian Pembelajaran: Setelah mempelajari sub bab 1 Pengenalan Beton bertulang diharapkan mahasiswa dapat memahami definisi beton bertulang, sifat bahan, keuntungan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian

Lebih terperinci

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong, Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PLATFORM VALIDASI INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) TUGAS AKHIR DIMAS BIMO NUGROHO L2E

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PLATFORM VALIDASI INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) TUGAS AKHIR DIMAS BIMO NUGROHO L2E UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PLATFORM VALIDASI INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) TUGAS AKHIR DIMAS BIMO NUGROHO L2E 006 029 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG JUNI 2012 i TUGAS

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy

Lebih terperinci

KEANDALAN FORMULA KEKUATAN TEKAN RATA-RATA PERLU BETON NORMAL BERDASARKAN SNI

KEANDALAN FORMULA KEKUATAN TEKAN RATA-RATA PERLU BETON NORMAL BERDASARKAN SNI KEANDALAN FORMULA KEKUATAN TEKAN RATA-RATA PERLU BETON NORMAL BERDASARKAN SNI 03-2847-2002 Muhamad Abduh, Yoyo Lukiman 1 PENDAHULUAN Peraturan atau code yang digunakan saat ini sebagai acuan dalam perencanaan

Lebih terperinci

Model Regresi Linear Produksi Padi di Indonesia dengan Estimasi-M

Model Regresi Linear Produksi Padi di Indonesia dengan Estimasi-M J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 1, May 2007, 39 46 Model Regresi Linear Produksi Padi di Indonesia dengan Estimasi-M Hasih Pratiwi, Yuliana Susanti, dan Monaluvy Septiningrum Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Diagram Alir Perancangan Mounting Pole dan Reflektor RLG

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Diagram Alir Perancangan Mounting Pole dan Reflektor RLG BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Diagram Alir Perancangan Mounting Pole dan Reflektor RLG Mulai Parameter Data : Spesifikasi tangki timbun minyak bumi tipe floating roof tanpa pipa stilling well

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG

UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG Budi Santoso, S.T. Maulana Putra, S.Si Dian Premana, S.Si GA. MonangLumbanGaol, S.Kom Pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Badan Meteorologi Klimatologi dan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI

Lebih terperinci

CV. ARMOYO KREASI MANDIRI

CV. ARMOYO KREASI MANDIRI CV. ARMOYO KREASI MANDIRI KATALOG DATA LOGGER SUHU, KELEMBABAN DAN KARBONDIOKSIDA Edy Sucipto 085289616255 / 083805110880 (Telp & SMS) edy@armoyo.id sales@alatuji.id Data Logger Suhu, Kelembaban dan Suhu,

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KESTABILAN DENGAN ANALISIS BALIK PADA RUMAH PEMBANGKIT BAWAH TANAH PROYEK PLTA SINGKARAK SUMATERA BARAT TESIS MAGISTER

PERHITUNGAN KESTABILAN DENGAN ANALISIS BALIK PADA RUMAH PEMBANGKIT BAWAH TANAH PROYEK PLTA SINGKARAK SUMATERA BARAT TESIS MAGISTER PERHITUNGAN KESTABILAN DENGAN ANALISIS BALIK PADA RUMAH PEMBANGKIT BAWAH TANAH PROYEK PLTA SINGKARAK SUMATERA BARAT TESIS MAGISTER OLEH : ACHMAD FAUZI NIM. 25094042 BIDANG PENGUTAMAAN GEOTEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO 9001 2008) di PT. X dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH ENERGI KOMPAKSI PADA UJI STANDARD PROCTOR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

PENGARUH ENERGI KOMPAKSI PADA UJI STANDARD PROCTOR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK PENGARUH ENERGI KOMPAKSI PADA UJI STANDARD PROCTOR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE Jimmy Glorius Dwi Saputra NRP: 1021019 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc. ABSTRAK Kestabilan tanah perlu diperhatikan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab IV Pengujian dan Analisis 47 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Dalam melakukan pengujian menggunakan BOCLE, diperlukan perangkat data akuisisi. Perangkat ini akan mengambil data dan memindahkannya ke komputer

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA MENGGUNAKAN MODUL RF (RADIO FREQUENCY) XBEE

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA MENGGUNAKAN MODUL RF (RADIO FREQUENCY) XBEE Jurnal Fisika. Volume 3 Nomor 3 Tahun 214, hal 31-36 PERANCANGAN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA MENGGUNAKAN MODUL RF (RADIO FREQUENCY) XBEE Hanif Baskara, Endah Rahmawati Jurusan Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan ABSTRAK SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Aliran panas pada pelat

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 Aditya Sanjaya Putra aditya.2012ts001@civitas.ukrida.ac.id

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK Fluida statik adalah fluida dalam keadaan diam. Sudah kita ketahui bahwa fluida tidak mampu menahan perubahan bentuk karena tidak sanggup menahan shear stress atau gaya

Lebih terperinci