STRUKTUR INTI. Isoton : Nuklida-nuklida yang memiliki selisih nomor massa dengan nomor atom sama. Contoh : - 6C 12 dengan 5B 11

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRUKTUR INTI. Isoton : Nuklida-nuklida yang memiliki selisih nomor massa dengan nomor atom sama. Contoh : - 6C 12 dengan 5B 11"

Transkripsi

1 SRUKUR INI Dengan Diemukannya neuron oleh Chadwick seorang sarjana Inggris ahun 93, menambahkan perbendaharaan enang aom, maka ernyaa parikel penyusun Ini bukan hanya proon eapi juga neuron, yang memiliki massa hampir sama dengan proon, yaiu : Massa proon =,675 x 0-7 kg Massa neuron =,6748 x 0-7 kg Parikel penyusun ini ini disebu dengan isilah Nukleon yang erdiri dari Proon dan neuron. Ini Aom sendiri disebu dengan Nukleus. Unuk mengeahui jumlah parikel penyusun Ini suau Unsur kia gunakan Lambang Unsur. Yang dinyaakan : Z X A Dimana : X = Nama Unsur Z = nomor aom A = nomor massa Jumlah proon = jumlah elecron yang besarnya diunjukkan oleh Nomor aom. Jumlah massa ini aom diunjukkan oleh nomor massa dalam sauan sma ( sauan massa aom ) Jumlah neron = A Z Isoop, Isobar, dan Isoon : Nuklida = ini aom-ini aom dari suau unsure. Isoop : Nuklida nuklida dari suau unsur yang sama yang memiliki nomor aom ( Z ) sama eapi nomor massa ( A ) berbeda. Isoop isoop memiliki sifa kimia sama eapi sifa fisikanya berbeda. Conoh isoop : - Isoop Hidrogen : H, H, H 3. - Isoop Carbon : 6C, dan 6C 3 - isoop Oksigen : 8O 6, 8O 7, 8O 8 - Isoop Helium : He 3, He 4 - Isoop Lihium : 3Li 4, 3Li 5, 3Li 6, 3Li 7. - Isoop Neon : 0Ne 0, 0Ne Isobar : Nuklida-nuklida dengan nomor masssa sama eapi nomor aomnya berbeda. Conoh : - H 3 dengan He 3-93Np 39 dengan 94 Pu 39-4Si 3 dengan 6S 3 Isoon : Nuklida-nuklida yang memiliki selisih nomor massa dengan nomor aom sama. Conoh : - 6C dengan 5B Kesabilan ini : Sebagaimana dikeahui bahwa parikel penyusun ini erdiri dari proon dan neuron. Ini aom memiliki jari jari menuru persamaan : Aau :,x0 5. A / 3 r meer,. A / 3 r Fermi Dimana : A = Nomor massa aom Fermi = 0-5 meer imbul peranyaan : Mengapa proon proon yang sejenis dapa bersau dalam Ini aom yang seharusnya adalah saling olak-menolak? Jawabnya : Hal ersebu disebabkan adanya suau Gaya yang disebu dengan Gaya Ika Ini Didalam Ini aom erdapa dua Gaya yaiu Gaya olak Coulomb ( anar proon proon ) dan Gaya graviasi ( gaya arik anar benda bermassa) yaiu gaya anar nukleon dalam ini. Gaya garviasi ini sanga kecil sehingga idak cukup unuk mengimbangi gaya olak Coulomb. Sabilias ini ini diperkirakan adanya gaya lain yang mengimbangi gaya coulomb yaiu Gaya Ika Ini. Gaya Ika Ini ini bukanlah gaya lisrik dan bersifa Kua sehingga mampu mengimbangi Gaya olak Coulomb, dan bekerja pada jarak yang cukup deka pada jarak erenu seperi gaya pegas yang menghubungkan dua bola. Saa pegas diarik gaya pegas bersifa menarik bola dan saa pegas diekan gaya pegas bersifa menolak kedua bola, demikian halnya dengan Gaya Ika Ini. Grafik Gaya Ika Ini dinyaakan : F r

2 Defec massa dan Energi Ika Ini : Dari hasil perhiungan di dalam ini aom diperoleh kesimpulan : Massa sebuah ini sabil selalu lebih kecil dari gabungan massa nukleon-nukleon pembenuknya. Seharusnya Masa Ini sama dengan massa nukleon pembenuknya Kenyaaan ini menunjukkan bahwa ada massa yang hilang aau ada selisih massa anara mass Ini Nukleus dengan massa nulleon-nukleon, inilah yang dinamakan Massa Defec aau Defec Massa. (m). Gaya Ika ini menyebabkan nukelon nukleon bersau dalams ebuah Ini Sabil, sehingga unuk memisahkan Ini sabil ersebu menjadi proon proon dna neuron neuron pembenuknya diperlukan Energi, yang disebu dengan Energi Ika Ini aau Binding Energy. Energi Ika ini diperoleh dari defec massa (m). Sesuai dengan kesearaan massa energi oleh Einsein, maka Energi Ika Ini dirumuskan : E = m.c Besarnya Defec Massa dinyaakan : m Z. m Z. m ( A Z). m m sma Sauan massa aom dinyaakan dalam sma (sauan massa aom) aau ( aomic mass uni) disingka u. Maka Energi Ika Ini dinyaakan : E Z. m Z. m ( A Z). m m. c u.m.s - Jika sma aau u disearakan dengan energi dengan menggunakan kesearaan massa energi Einsein diperoleh : sma ( u) = 93 Mev ( Mega elekron vol) Maka diperoleh persamaan energi ika : Jika daa enang elekron idak diberikan persamaan menjadi : sma ( u) =,66 x 0-7 kg A = nomor massa aom p e p e E Z m Z. m ( A Z). m m 93. Mev. p e n i E Z m ( A Z). m m 93. Mev. p n i Energi Ika pernukleon : n n i E A i Sabilias Ini : Ini suau aom akan sabil jika memiliki jumlah neuron sama aau sediki lebih besar dari jumlah proonnya. Jika Ini suau aom jumlah neuron jauh lebih besar dari jumlah proon maka menjadi idak sabil, sehingga unuk menjadi sabil kemungkinan akan melepas neron aau menangkap proon. Sabilias Ini di lukiskan dalam Pia Kesabilan Ini seperi gambar beriku : N Pia kesabilan 6 0 N = Z 0 83 Z Dari Grafik Kesabilan Ini di simpulkan :. Ini Ini dengan 0 Z, Ini sabil erleak pada garis N = Z aau N/Z =. Unuk aom dengan Z 0, Ini sabil erleak diaas garis N = Z, berari jumlah neron lebih besar dari jumlah proon. Ini sabil erbesar adalah memiliki jumlah proon 83 dan nomor massa 6 yaiu Ini Aom Bismuh ( Bi ). 3. Semua Ini yang memiliki jumlah proon Z > 83, semuanya bersifa idak Sabil. Ini Ini Aom yang idak Sabil Unuk mensabilkan diri akan memancarkan Sinar sinar yang disebu dengan Sinar Radioakif. Ini Ini yang idak sabil semuanya bersifa Radioakif arinya dapa mengalami pemancaran Sinar radioakif secara Sponan unuk menjadi Ini yang Sabil. Ruherford mengamai Sinar Radioakif dengan melewakan sinar sinar ersebu pada medan magne yang arah medannya menjauhi pembaca / keras, dan menyimpulkan Ada 3 Jenis Sinar Radioakif yaiu :. Sinar : Sinar ini waku melewai medan magne dibelokkan ke Kiri ( Liha Gambar ). Unuk menenukan arah gerak ini digunakan Kaidah elapak angan Kanan pada Gaya Lorenz. Sinar ini bermuaan posiif yang besarnya sama dengan Unsur Helium ( He 4 ) aau 4

3 . Sinar : Sinar ini waku melewai medan magne dibelokkan ke Kanan ( Liha Gambar ). Sinar ini bermuaan negaif yang besarnya sama dengan elecron Sinar : Sinar ini waku melewai medan magne idak dibelokkan ( Liha Gambar ). Sinar ini bersifa neral ( idak Bermuaan ). Sinar merupakan sausaunya sinar radioakif yang ermasuk salah sau jenis Gelombang Elekro Magneik. x x x x x x x x x x x x x x x x x x Karena Sinar Radioakif bermuaan, maka juga akan dibelokkan di dalam medan lisrik. Dengan ilusrasi seperi gambar beriku : Dimana : a. Unsur-unsur di aas Pia kesabilan dengan jumlah proon Z < 83, unsure ini kelebihan neron sehingga unuk menjadi unsure sabil akan merubah neron menjadi proon dengan memancarkan sinar : n p + - b. Unsur-unsur di Bawah pia kesabilan dengan jumlah proon z < 83, unsure ini kelebihan Proon, sehingga unuk menjadi sabil akan merubah proon menjadi neron dengan memancarkan posiron : p n + + Posiron adalah parikel yang memiliki massa sama dengan elecron eapi bermuaan lisrik posiif. c. Unsur-unsur diaas pia kesabilan dengan Z > 83, unsure unsure ini kelebihan proon dan neron sehingga unuk menjadi sabil akan memancarkan sinar. Sinar Radioakif memiliki Daya embus dan kemampuan Mengionisasi yang memiliki uruan sebaga beriku : Daya embus erhadap suau bahan dari yang paling Kua ke paling lemah beruruan adalah : Sinar, sinar, dan sinar Daya Ionisasi dari yang paling Kua sampai paling lemah beruruan adalah : Sinar, sinar, dan sinar RADIO AKIVIAS Radioakivias adalah sifa sponan suau unsure yang memancarkan sinar sinar Radioakif erenu dalam prosesnya menjadi Unsur unsur yang sabil diserai dengan erjadinya disinegrasi aau peluruhan. Za za yang dapa mengalami Radioakivias disebu dengan Za Radioakif. Persamaan Ini unuk parikel yang mengalami peluruhan : a. Peluruhan : ZX A Z-Y A Energi b. Peluruhan : ZX A c. Peluruhan : ZX A Z+Y A Energi ZX A Energi Pasda peluruhan, erjadi pengurangan Energi dalam Ini, eapi unsurnya eap. Jika seberkas Sinar Radioakif dilewakan pada suau keping / lempengan benda, maka sinar ersebu akan mengalami Pelemahan, sehingga Inensiasnya berkurang yang memenuhi persamaan : I0 I dengan : I. e 0.X I0 = Inensias mula mula sebelum melewai keping. I = Inensias seelah melewai keeping X = ebal kepingnya. e = bilangan naural (,788 ) = koefisien pelemahan oleh bahan keping erenu. I 3

4 HVL ( Half Value Layer ) aau Lapisan harga Paroh yaiu suau lapisan yang menunjukkan ebal suau keping yang menyebabkan Inensias Sianr Radioakif menjadi inggal seengah nya dari inesias semula. Dirumuskan : Peluruhan adalah perisiwa erpecahnya suau Ini secara sponan membenuk ini baru yang lebih kecil. Konsana Disinegrasi ( ) yaiu kemungkinan suau ini unuk meluruh dalam sau sauan waku erenu. Jika Jumlah Ini mula mula N0 dan seelah megalami peluruhan jumlah Ini yang eringgal / sisa adalah N, maka akan erdapa hubungan : N N. e 0. dimana : N0 = Jumlah ini mula mula N = Jumlah ini seelah peluruhan = Konsana peluruhan = lamanya peluruhan erjadi e = bilangan naural (,788 ) Waku Paruh ( ) : Waku yang diperlukan dalam peluruhan sehingga jumlah ini sekarang inggal seengah dari ini mula-mula.. Maka jika =, berlaku N = ½.N0, dan persamaan diaas berubah menjadi : 0, 693 = waku paruh sauannya bisa dalam sekon, meni, jam, hari, ahun. = konsana peluruhan / disinegrasi. Dengan pemahaman waku paruh ( ), kia akan memperoleh persamaan baru : dengan : = lamanya ini mengalami peluruhan = Waku paroh. N N0. Karena erdapa kesebandingan anara massa dengan jumlah unsure yang menyusunnya, maka kia dapa menuliskan persamaan : m m HVL 0, Akivias Ini ( R ) adalah banyaknya ini yang berdisinegrasi dalam waku sau deik. Akivias ini sebanding dengan jumlah Ini, maka dinyaakan : R =.N Sehingga juga berlaku : R R Grafik Peluruhan Ini dinyaakan : N N0 ½.N0 Dere Radioakif : Merupakan kumpulan proses suau unsure ak sabil unuk menjadi unsure sabil yang erjadi secara sponan. Kia mengenal empa Dere Radioakif Alam yang diberi nama sesuai dengan Unsur perama Za radioakif nya, yaiu :. Dere horium. Unsure awalnya 90h 3, dan berakhir pada unsure sabil 8Pb 08.. Dere Nepunium. Unsure awalnya 93Np 37, dan berakhir pada unsure sabil 83Bi Dere Uranium., unsure awalnya 9U 38, dan berakhir pada unsure sabil 8Pb Dere Akinium, unsure awalnya 9U 35, dan berakhir pada unsure sabil 8Pb 07 Jika diringkas akan diperoleh Kesimpulan : Nomor massa Dere Radioakif 4.n horium 4.n + Nepunium 4.n + Uranium 4.n + 3 Akinium n = bilangan bula. 0. Induk 90h 3 93Np 37 9U 38 9U 35 akhir 8Pb Bi 09 8Pb 06 8Pb 07 ALA ALA DEEKSI SINAR RADIOAKIF. Sinar sinar Radioakif idak dapa diliha dengan maa, unuk iu unuk mengeahui keberadaanya diperlukan suau ala yang mampu Mendeeksi sinar sinar ersebu, dianara beberapa ala iu adalah : 4

5 . Emulsi Film : erbua dari sebuah pla film dengan emulsi khusus yairu yang mengandung perak inggi dilapiskan pada sekeping gelas. Parikel Radioakif yang melaluinya akan meninggalkan jejak, kemudian dapa diliha jejak ersebu seelah film dicuci dan dapa diamai karakerisik jejaknya sehingga dapa dikeahui jenis parkel yang melewainya, sedangkan parikelnya sendiri ak dapa di angkap.. Pencacah Geiger Muller : Ala ini erdiri dari abung kaca yang dindingnya dilapisi logam sehingga berfungsi sebagai Kaoda dan di engah abung dipasang kawa halus sebagai Anoda. Dalam abung dimmasukkan gas pada ekanan erenu, kemudian saa abung didekakan pada za Radioakif maka sinar Radioakif akan memancar melalui abung dan mengionisasi Gas dalam abung. Hasil Ionisasi akan menghasilkan Ion posiif akan menuju ke Kaoda dan Ion negaif ke Anoda sehingga akan menghasilkan pulsa lisrik, yang kemudian diperkua pulsa ersebu dengan sebuah Amplifier sehingga suaranya dapa didengar melalui speaker aau pulsa lisrik ini dihubungkan dengan ala pencacah / penghiung sehingga jumlah pulsa lisrik dapa dihiung. Makin banyak sinar radioakif yang masuk akan makin banyak pulsa lisrik yang dihiung. 3. Kamar Kabu Wilson : Ala in erdiri dari sebuah abung keeping gelas dilengkapi dengan pison penghisap. Dalam abung diisi udara jenuh dengan uap air. Jika penghisap diurunkan / diarik keluar dnegan cepa maka udara menjadi lebih dingin menjadi udara super jenuh. Jika didekakan pada za radioakif, maka sinar radioakif yang di hasilkan masuk abung menjadi Ini pengembunan sehingga menghasilkan ees-ees air. Dengan menerangi kamar kabu dengan cahaya lampu, maka jejak dari sinar ersebu dapa diliha. 4. Deekor Sinilasi : Sinilasi berari percikan cahaya. Ala ini memanfaakan za yang berpendar saa diembak dengan sinar radioakif ( bersifa Fluoresensi ), sehingga menghasilkan foo elecron. Cahaya dari layar fluoresensi diembakkan pada dinode dinode yang perperan sebagai Phoomuliplier. Dinode merupakan sebuah anoda yang dapa melipa gandakan fooelekron yang keluar dari kaoda sehingga hasil yang berlipaganda ini di deeksi dengan ala Pencacah aau speaker, dan lainnya. REAKSI INI Kia sudah mengeahui adanya Reaksi Kimia yaiu reaksi yang erjadi jika aom aom bergabung membenuk senyawa aau molekul baru, dimana pada reaksi ini ineraksi erjadi pada ingka awan elecron ( kuli aom ). Reaksi Ini merupakan suau perubahan yang erjadi di dalam Ini aom, dimana Suau aom dapa berubah menjadi aom lain karena diembak dengan suau parikel erenu sehingga erjadi perubahan komposisi di dalam Ini aom. Reaksi Ini selalu erjadi pada suhu yang inggi. Pada Reaksi Ini berlaku :. Hukum Kekekalan Nomor aom. Hukum Kekekalan Nomor massa. 3. Hukum Kekekalan Momenum. 4. Hukum Kekekalan Energi. Conoh reaksi Ini :. 7N O 7 + p +E. 4Be C + 0n + E 3. 3Li 7 + H He 4 + He 4 + E 4. 5B 0 + 0n 3Li 7 + He 4 + E p = H = sebuah proon. 0n = neron REAKSI FISI : Yaiu reaksi Ini yang erjadi jika sebuah Ini bera erpecah menjadi dua ini ringan yang nomor aom dan nomor massanya hampir sama, diserai dengan pemancaran radiasi dan energi. Pada reaksi ini sebuah aom bera diembak dengan neuron dengan energi erenu sehingga menghasilkan ini ringan dan beberapa neuron baru dan menghasilkan energi.. Neuron baru akan mengenai ini aom bera lainnya sehingga erjadi reaksi beranai yang dalam waku yang singka dapa menghasilkan Energi yang sanga inggi. Dalam reacor Aom Produksi neuron ini dapa di kendalikan sehingga Reaksi erkendali. Conoh Reaksi Fisi : 9U n 56Ba Kr n + E 54Xe Sr n + E 54Xe Sr n + E 57 La Br n + E 5

6 Reaksi Fusi : Reaksi ini yang erjadi jika dua ini ringan bergabung menjadi ini baru sambil melepaskan Energi. Reaksi ini hanya erjadi pada suhu yang sanga inggi. Reaksi Fusi merupakan Sumber Energi yang ada di Maahari dan Binang binang. Conoh Reaksi Fusi :. Reaksi Bom Hidrogen : H + H 3 He 4 + 0n + Energi Hasil Reaski ini idak bersifa Radioakif sehingga disebu Bom Bersih H = deuron = deuerium H 3 = rion = riium. Reaksi dalam Maahari dan Binang binang H + H H Energi H + H He 3 + He 3 He Energi He 4 +. H + Energi 3. Beberapa Reaski Fusi lain besera Energi yang di hasilkan. H + H He 3 + 0n + 3,7 Mev H + H H + H 3 H + He 3 H 3 + H + 4,03 Mev He 4 + 0n + 7,6 Mev He 4 + H + 83 Mev REAKOR NUKLIR AAU REAKOR AOM Reaksi Fisi perama kali diemukan ahun 939 oleh Oo Hahn dan Friz Sraussman yang kemudian iga ahun kemudian dapa dibua Reaksi Fisi yang erkendali di dalam suau empa yang disebu Reakor Aom, oleh Enrico Fermi. Bagan dari Reakor Nuklir dapa dilukiskan : 3 7 Keerangan :. Perisai Radiasi ( Shielding ) : Berfungsi menahan radiasi yang dihasilkan reaksi Fisi agar idak berbahaya bagi pekerja dan lingkungan. Moderaor / Pendingin : Berfungsi menurunkan energi neuron sekaligus sebagai pendingin. Dapa erbua dari bahan Air ringan ( HO ) aau air bera ( DO ), grafi dan berilium. 3. Baang Kendali : Berfungsi sebagai pengendali jumlah neuron / menyerap neuron sehingga reaksi Fisi dapa erkendali. erbua dari bahan yang memiliki kemampuan menyerap neuron inggi. 4. eras Reakor : Sebagai wadah / empa dari bahan Radioakif / aau bahan bakar. 5. Bahan Bakar : Berupa za radioakif. 6. Pemindah Panas : Panas yang dihasilkan dipindahkan melalui pipa dan kisi-kisi pemindah panas sehingga panas dapa diaur. 7. Pompa / Kipas : Mengalirkan Moderaor agar suhunya dapa diurunkan. Macam macam Reakor :. Reakor Daya : Reakor ini berfungsi menghasilkan energi seperi unuk PLN ( Pembangki Lisrik enaga Nuklir ). Reakor Peneliian : Reakor ini digunakan sebagai empa peneliian di berbagai bidang seperi fisika, kimia, biologi, kedokeran, peranian, indusri, dll 3. Reakor Produksi Isoop : Berfungsi menghasilkan radioisoop yaiu isoop yang bersifa radioakif, yang banyak berfungsi dibidang peranian, kedokeran, farmasi, biologi dan indusri. Di Indonesia baru memiliki Reakor Peneliian dan Produksi Isoop yaiu :. Di Bandung, dan di Yogyakara dengan nama riga Mark II. riga = raining Research and Isoop Producion by General Aomic. Daya yang dihasilkan di Bandung Mwa dan di Yogyakara 0,5 Mwa Di Serpong, dengan nama Reakor MPR 30 ( Muli Purpose Reacor ) dengan Daya 30 Mwa. 6

7 Manfaa Radioisoop :. Dalam bidang Indusri : Unuk mengeahui caca pada lempengan logam. Radioisoop yang sering dipakai Co- 60 dan Ir-9, juga unuk mengawekan makanan.. Dalam Bidang Hidrologi : - Dapa digunakan unuk menenukan kecepaan aliran debi aliran dengan cara memasukkan radioisoop pada aliran, kemudian dirunu / di deeksi dengan ala perunu. - Mendeeksi kebocoran pipa ( caranya sama diaas ), dengan Na-4 - Mengukur kandungan air anah. - Mengukur inggi permukaan cairan dalam wadah eruup. 3. Dalam Bidang Peranian :. Pemberanasan hama dengan eknik janan mandul, conoh : Hama kubis. Pemuliaan anaman/pembenukan bibi unggul, conoh : Padi 3. Penyimpanan makanan sehingga idak dapa berunas, conoh : kenang dan bawang. Mengonrol keebalan bahan, conoh : Keras film, lempeng logam 3. Pengawean bahan, conoh : kayu, barang-barang seni 4. Meningkakan muu eksil, conoh : mengubah srukur sera eksil 5. Unuk mempelajari pengaruh oli dan adiif pada mesin selama mesin bekerja 7. Bidang Arkeologi. Menenukan umur fosil dengan C-4 Beberapa Radioisoop hasil dari Pusa Peneliian eknologi Nuklir adalah : Na 4, P 3, Cr 5, c 99,I 3. ********* 4. Dalam bidang kedokeran :. I-3 erapi penyembuhan kanker iroid, mendeeksi kerusakan pada kelenjar gondok, hai dan oak. Pu-38 energi lisrik dari ala pacu janung 3. c-99 & i-0 Mendeeksi kerusakan janung 4. Na-4 Mendeeksi gangguan peredaran darah 5. Xe-33 Mendeeksi Penyaki paru-paru 6. P-3 Penyaki maa, umor dan hai 7. Fe-59 Mempelajari pembenukan sel darah merah 8. Cr-5 Mendeeksi kerusakan limpa 9. Se-75 Mendeeksi kerusakan Pankreas 0. c-99 Mendeeksi kerusakan ulang dan paru-paru. Ga-67 Memeriksa kerusakan geah bening. C-4 Mendeeksi diabees dan anemia 3. Co-60 Membunuh sel-sel kanker 5. Bidang Biologis. Mempelajari keseimbangan dinamis.. Mempelajari reaksi pengeseran. 3. Mempelajari mekanisme reaksi foosinesis. 6. Bidang Indusri. Pemeriksaan anpa merusak, conoh : Memeriksa caca pada logam 7

RINGKASAN INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

RINGKASAN INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS RINGKASAN INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS A. Sauan Massa Aom (Unified aomic mass uni) Sauan massa aom (disingka sma), sering disebu dalon aau Da, adalah sauan unuk mengukur sebuah massa aom, didefinisikan

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen, Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala

Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen, Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala Berdasarkan hasil peneliian W.C Rongen, Henry Becquerel pada ahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, eapi secara kebeulan ia menemukan gejala keradioakifan. Pada peneliiannya ia menemukan bahwa garam-garam

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN INI AOM A. SRUKUR INI Aom adalah bagian erkecil dari suau maeri yang masih memiliki sifa dasar maeri ersebu. Aom erdiri dari parikel-parikel subaom,

Lebih terperinci

Bab 8 Fisika Inti dan Radioaktivitas

Bab 8 Fisika Inti dan Radioaktivitas Bab 8 Fisika Ini dan dioakivias 8. Pendahuluan Sejauh ini ini aom dapa dianggap sebagai parikel yang memiliki massa dan bermuaan posiif. Sifa uama dari aom, molekul dan za pada semuanya dapa diliha dari

Lebih terperinci

D. RADIOAKTIFITAS. 1. Zat Radioaktif

D. RADIOAKTIFITAS. 1. Zat Radioaktif D. RADIOAKIFIAS. Za Radioakif Radio akifias adalah suau gejala yang menunjukan adanya akivias ini aom, yang disebabkan karena ini aom ak sabil. Gejala yang dapa diamai ini dinamakan sinar radio akif. Alamiah

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1995

Fisika EBTANAS Tahun 1995 Fisika TANAS Tahun 1995 TANAS-95-01 Sebuah pia diukur, ernyaa lebarnya 1,3 mm dan panjangnya 15,5 cm., maka luas mempunyai angka pening sebanyak A. 6. 5. 4 D. 3. TANAS-95-0 Di bawah ini erera 5 grafik

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1988

Fisika EBTANAS Tahun 1988 Fisika TANAS Tahun 1988 TANAS-88-01 Dua buah kapasior masing-masing mempunyai kapasias µf dan 4 µf dirangkai seri. Kapasias pengganinya A. 1 µf. 6 1 µf 3 µf 4 C. D. 4 µf 3. 6 µf TANAS-88-0 Gaya gerak lisrik

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA PAKET B. 1. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

SOAL UN FISIKA PAKET B. 1. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar! SOAL UN FISIKA 010-011 PAKET B 1. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperi gambar! 8 cm 9 cm Maka ebal balok adalah. a. 8,0 cm b. 8,5 cm c. 8,0 cm d. 9,00 cm e. 9,5 cm. 0 5 10 Perhaikan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v Tryou SBMPTN Fisika Doc. Name: TOSBMPTN1FIS Doc. ersion : 216-5 halaman 1 m v H 1/ 2m θ 1 2 v Dua meriam menembak bersamaan. Massa bola meriam yang diembakan dari anah seengah kali massa bola meriam yang

Lebih terperinci

adalah. A. 1,3 x 10-7 m D. 6,7 x 10-7 m B. 2;2 x lo -7 m E. 10,0 x lo -7 m C. 3,3 x lo -7 m

adalah. A. 1,3 x 10-7 m D. 6,7 x 10-7 m B. 2;2 x lo -7 m E. 10,0 x lo -7 m C. 3,3 x lo -7 m 1. Dalam suau percobaan celah ganda Young jarak pisah y anara pia erang ke sau dan pia erang pusa adalah 0,0240 m, keika cahaya yang digunakan mempunyai panjang gelombang 4800 A. Jarak pisah y keika cahaya

Lebih terperinci

Soal UN Fisika Paket A. 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

Soal UN Fisika Paket A. 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar! Soal UN Fisika 010-011Pake A 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperi gambar! 5cm 6 cm 0 5 10 Maka ebal balok adalah. A. 5,00 cm B. 5,05 cm C. 5,5 cm D. 6,00 cm E. 6,5 cm 0. Perhakan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran KISI-KISI SOAL Sauan Pendidikan Kelas Maa Pelajaran Maeri Waku : Sekolah Menengah Perama (SMP) : VIII C : IPA : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda : 2 jam pelajaran No Kompeensi Dasar Indikaor Soal Nomor

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR

SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR OLEH : Ir. ARIANTO PENGERTIAN SIFAT TERMAL ZAT PENGUKURAN SUHU MACAM TERMOMETER JENIS TERMOMETER PEMUAIAN PANJANG PEMUAIAN LUAS PEMUAIAN VOLUME ANOMALI AIR CONTOH SOAL 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979 Fisika Proyek Perinis I Tahun 1979 PPI-79-01 Tahanan paling yang dapa diperoleh dari kombinasi 4 buah ahanan yang masing-masing nya 10 ohm, 20 ohm, 25 ohm dan 50 ohm, adalah 4,76 ohm B. 20 ohm. 25 ohm

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC BAB III POWE MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK POSES PENEKUKAN ACYLIC 3.1. Gaya Usaha Dan Daya Lisrik Mesin Tekuk Acrylic Bila kia hendak memindahkan suau benda dari sau empa keempa yang lain, aau mengangkanya

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Maa Pelajaran : I P A Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, anggal : Kamis, 12 Juni 2008 Waku : 90 Meni PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah. Peranyaan 40-41 berhubungan dengan elekroskop yang diunjukan pada gambar di bawah. 41. Keika baang bermuaan posiif berada di deka kepala elekroskop, elekroskop dihubungkan dengan anah melalui sebuah kawa.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 KINETIK KIMI LJU DN MEKNISME DLM REKSI KIMI Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 03 Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana diulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah. Xpedia isika Kapia Seleka - Se 01 no 41-60 Doc. Name: XPIS9903 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 Peranyaan 40-41 berhubungan dengan elekroskop yang diunjukan pada gambar di bawah. 41. Keika baang bermuaan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI RADIOAKTIF Oleh : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF PANCARAN SINAR RADIOAKTIF SINAR,, HVL BAHAN STRUKTUR INTI ATOM ENERGI IKAT INTI KESTABILAN INTI ATOM HUKUM PERGESERAN WAKTU PARUH

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV. Hasan, Didi Gayani, Sudjatmi, Deden *

ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV. Hasan, Didi Gayani, Sudjatmi, Deden * ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV Hasan, Didi Gayani, Sudjami, Deden * ABSTRAK ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV. Telah dilakukan analisis

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Penyerapan Energi Radiasi

Penyerapan Energi Radiasi Penyerapan Energi Radiasi Devia Simon (190108), Esrisia ngu Bima (190105-601018), Ini Musika (1901007-601010), Isiyana Yumaroh (19010), Jayanri Paola (1901033) I. PENDHULUN ujuan dilakukannya eksperimen:

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

& RANGKAIAN RC M. Ishaq

& RANGKAIAN RC M. Ishaq HAND OUT FISIKA DASA /LISTIKMAGNET/ ELEKTODINAMIK /kkapasito LISTIK DINAMIK : KAPASITO & ANGKAIAN M. Ishaq KAPASITO Mdel Kapasir perama dicipakan di Belanda, epanya ka Leyden pada abad ke8 leh para eksperimenalis

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS 1 BAB MOMENTUM DAN IMPULS Conoh 8.1 Sebuah benda bermassa 5 kg yang bergerak dengan kecepaan 3 m/s ke arah imur dikenai gaya yang menyebabkan kecepaannya berubah menjadi 7 m/s dalam arah semula. Tenukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci