MODUL PRAKTIKUM OLAH DATA STATISTIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PRAKTIKUM OLAH DATA STATISTIKA"

Transkripsi

1 MODUL PRAKTIKUM OLAH DATA STATISTIKA Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1.Diana Ikasari 2.Tristyanti Yusnitasari 3.Heru Purnomo 4.Fendy Christian 5. Aditya 6.Yuliana Savitri Laboratorium Sistem Informasi Prodi Manajemen Informatika Direktorat Program D3-Teknologi Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA

2 Daftar Isi Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan

3 Pertemuan 1 Mengenal Software R-Programming Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui Software R-Programming 2. Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar instruksi Pada R-Programming 3. Mahasiswa dapat menggunakan dan menjalankan software R-Programming P1.1. Sejarah R-Programming Software R ialah suatu program analisis data statistika dan komputasi yang termasuk golongan software Open Source yang dibangun setelah paket program S-Plus dengan bahasa pemrograman S. Proyek pembuatan software R pertama kali dikerjakan oleh Robert Gentleman dan Ross Ihaka dari Departemen Statistika Universitas Auckland pada tahun Karena kedua perintisnya berinisial R, maka software ini diberi nama R. Sampai saat ini software R dikembangkan oleh semua penggunanya yang terhimpun dalam naungan R-core team yang merupakan pekerja keras dan sukarelawan (voulentir). R merupakan sebuah lingkungan interaktif untuk komputasi secara statistik dan grafik-grafik. Tutorial ini dianggap menggunakan R pada sebuah PC. R dapat berjalan pada Sistem Operasi Windows, UNIX dan mesin-mesin Macintosh. R dapat didownload secara gratis pada 3

4 Saat memasuki R akan mendapatkan jendela putih yang di dalamnya dapat diketikan perintah-perintah (seperti pada DOS) dengan prompt: >. Pada R menyebutnya sebagai Workspace atau ruang kerja. Untuk keluar dari R, ketik perintah ini: > q ( ) P1.2. Tipe Data pada R-Programming Dalam R-Programming tipe data tadi dikelompokkan menjadi : 1. numeric (vektor dan array) 2. character 3. list 4. logical 5. function Contoh : 1. Ketikan pada R a=c(1,2,3),kemudian enter a kemudian enter 4

5 Maka didapat [1] Ketikan pada R, mode(a) Maka hasilnya adalah [1] "numeric" 3. Ketikan pada R, b=array(1:4,dim=c(2,2)) b, kemudian enter 5

6 Maka hasil yang didapat adalah [,1] [,2] [1,] 1 3 [2,] Ketikan pada R, mode(b) Maka didapat [1] "numeric" 5. Ketikan pada R,c="Sistem Informasi" C, kemudian enter Maka hasilnya adalah [1] "Sistem Informasi" 6. Ketikan pada R mode(c) 6

7 Maka didapat hasilnya [1] "character" 7. Ketikan pada R, d=(f) d, kemudian enter Maka akan tampil seperti dibawah ini [1] FALSE 8. Ketikan pada R mode(d) 7

8 Maka hasilnya [1] "logical" 9. Ketikan pada R e=function(x) + { + (x^2)+(2*x)+19 + } e, kemudian enter Hasil 10. Ketikan pada R f=edit(data.frame()) f 8

9 Maka akan tampil window Isikan dengan Menu Harga 1 bakso ayam

10 3 nasi goreng soto ayam soto babat 4000 Klik pada var 1 seperti tampak dibawah ini Ketikan nama variabel yang diinginkan, kemudian close Kemudian isikan dengan isian yang diinginkan seperti tampak dibawah ini Maka setelah di ketikan f akan tampak seperti tampilan dibawah ini 10

11 Ketikan mode(f) Maka hasilnya [1] "list" 11

12 P1.3. Dasar-dasar Instruksi Pada R-Programming Sebelum masuk ke bahasan selanjutnya, maka perlu kami ingatkan bahwa R merupakan software yang mengusung pola CASE SENSITIVE pada setiap instruksi ataupun fungsi yang digunakan di dalamnya. 1. Bantuan yang disediakan Untuk mengetahui ada atau tidaknya instruksi yang kita inginkan atau apa saja yang disediakan oleh R, serta mengetahui cara penggunaannya, maka dapat mengetikkan instruksi ini pada prompt yang tersedia : a. > help( instruksi ) => untuk melihat keterangan dari sebuah instruksi yang >? instruksi disediakan oleh R. b. > example( instruksi ) => untuk melihat contoh penggunaan dari instruksi yang ada. c. > demo() => untuk melihat keterangan paket-paket tambahan (misalnya grafik, dsb) yang terdapat pada R. d. > demo( paket ) => untuk mendemokan paket-paket tambahan tersebut. Bantuan lainnya : a. > ls() => untuk melihat variabel-variabel yang pernah digunakan. b. > rm( variabel ) => untuk menghapus variabel yang disebut. c. CTRL+L => untuk membersihkan layar workspace atau ruang kerja 2. Untuk menginput data Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini : a. > var = c( data ) => menginput data langsung pada konsol R yang tersedia. Data yang diinput merupakan vektor, array atau karakter. b. > var =scan() => menginput data langsung pada konsol R yang tersedia dengan cara mengetik sendiri data yang akan dimasukkan. Data yang diinput merupakan vektor. c. > var =edit(data.frame()) => menginput data melalui data frame. Data yang diinput merupakan list. d. > var =scan( data.txt ) => menginput data dari luar melalui file notepad atau 12

13 word processor sederhana lainnya. File yang akan dipanggil sebaiknya disimpan satu folder program R yang telah terinstall. 3. Untuk mengedit data Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini : a. > var1 = edit( var2 ) => merubah variabel 2, kemudian disimpan ke variabel 1. b. > fix( variabel ) => merubah variabel yang disebutkan diantara (), kemudian disimpan otomatis ke variabel tersebut tanpa harus menyebutkannya lagi. Contoh : > fix(a) > a [1] c. > var1 = edit(data.frame( var2 )) => merubah variabel 2 melalui data frame, lalu disimpan ke variabel Untuk membuat fungsi Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini : a. > var = function( parameter ) => membuat sebuah fungsi, lalu disimpan ke dalam variabel yang telah disebutkan. Harap diingat, parameter yang disebutkan diantara () harus sama dengan parameter dalam fungsi yang akan dibuat. Contoh : > e=function(x) + { (x^2)+(2*x)+19 } > e function(x) { (x^2)+(2*x)+19 } b. > source( fungsi.r ) => memanggil fungsi yang telah dibuat 13

14 sebelumnya menggunakan notepad atau word processor sederhana lainnya. Perlu diingat, file tersebut harus disimpan bersama dengan program R yang telah terinstall. File tersebut juga harus berekstensi R. 5. Untuk mengedit fungsi Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini : a. > fix( var fungsi ) => sama seperti penjelasan 3 (b). Langkah-langkah pengerjaan untuk membuat sebuah array dimensi 3 dalam R 1. Buka workspace pada R 2.Tuliskan perintah dalam R untuk membuat array/matrik 3 dimensi 14

15 15

16 Pertemuan 2 Tabel Distribusi Frekuensi Dengan R-Programming (1) Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui Input data tersebar 2. Mahasiswa dapat menentukan Kelas, Tabel distribusi frekuensi dan titik tengah 3. Mahasiswa mampu membentuk tabel distribusi frekuensi Pada R-Programming Dalam suatu penelitian biasanya dilakukan suatu kegiatan pengumpulan data. Data-data ini digunakan untuk mendukung penelitian, dimana hasil dari penelitian ini bergantung pada banyak dan ketepatan data-data yang berhasil dikumpulkan. Untuk memudahkan penggunaan data-data itu dalam penelitian, maka data-data itu dapat diringkaskan atau disusun. Salah satu cara untuk mengatur atau menyusun data adalah dengan mengelompokan data-data berdasarkan ciri-ciri penting dari sejumlah besar data ke dalam beberapa kelas dan kemudian dihitung banyaknya pengamatan yang masuk ke dalam setiap kelas. Susunan demikian dalam bentuk tabel dinamakan Distribusi Frekuensi. Selain itu dapat disajikan dalam bentuk diagram dan grafik. Input Data Tersebar Data yang diambil dan digunakan untuk pengukuran statistika terdiri dari: 1. Sampel 2. Populasi 16

17 Data pada pengukuran statistika terdiri dari : 1. Data tersebar 2. Data berkelompok Contoh : 1. Data tersebar Data Jumlah Pengunjung Toko XIX Dalam 2 Bulan Terakhir Data Berkelompok Data Jumlah Pengunjung Toko XIX Dalam 2 Bulan Terakhir Kelas Frekuensi Σ 60 Pada pembahasan kali ini, hanya akan menggunakan data tersebar untuk membentuk data berkelompok. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menginput data tersebut ke variabel yang tersimpan di R. Metode yang dapat dilakukan dapat anda pilih sesuai dengan kebutuhan. Studi kasus : 17

18 1. Data Tersebar Data Jumlah Pengunjung Toko Maju Mundur Dalam 2 Bulan Terakhir adalah sbb : Tentukan kelas, tabel distribusi frekuensi dan titik tengah dari data diatas! Langkah-langkah Pengerjaan : 1. Input data ke variabel yang tersimpan di R Ketikan data= c(41,45,49,51,52,53,55,56,63,57,57,58,59,60,61,67,62,56,63,35,65,65,65,67, 67,73,61,69,69,96,69,70,71,71,77,79,73,93,73,81,75,75,77,77,89,67,79,79,81,59,83,83,87, 89,71,92,81,65,84, 73),enter 2.Ketikan data, enter 18

19 Maka didapat hasilnya adalah [1] [24] [47] Lakukan sortir data, penentuan nilai terbesar dan terkecil serta jumlah data untuk memudahkan pendokumentasian Ketikan sort(data) 19

20 Maka didapat hasilnya adalah [1] [24] [47] Mencari Nilai Max, Min, dan panjang (length) dari data Ketikan, max(data) kemudian tekan enter Ketikan min(data) kemudian tekan enter Ketikan length(data) kemudian tekan enter 20

21 Maka diperoleh hasilnya [1] 96 [1] 35 [1] 60 PENENTUAN KELAS, TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DAN TITIK TENGAH Dalam menentukan berapa buah kelas yang harus dibentuk hal ini tergantung pada keadaan dan banyaknya data, dimana harus dihindarkan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit terbentuknya kelas. Semakin sedikit banyaknya data semakin sedikit pula banyaknya kelas yang diambil. Untuk menentukan banyaknya kelas bisa digunakan aturan Strurges yaitu; K= log n..., Dimana k adalah banyaknya kelas dan n adalah banyaknya pengamatan. Sebelum membuat tabel distribusi frekuensi, maka harus dilakukan : 1. Menentukan Kelas dari Tabel Distribusi Frekuensi yang akan dibuat. a. Menentukan jumlah kelas Ketikan pada R 21

22 jmlkelas=1+(3.322*log10(length(data))) kemudian tekan enter Ketikan jmlkelas,kemudian tekan enter Maka diperoleh [1] b. Ketikan pada R untuk pembulatan jmlkelas=round(jmlkelas) kemudian enter Ketikan jmlkelas kemudian enter Maka hasilnya adalah [1] 7 c. Menentukan interval kelas Untuk menentukan interval kelas maka harus diperoleh nilai jangkauan dan 22

23 jumlah kelas. Ketikan pada R, jangkauan=max(data)-min(data) kemudian tekan enter Ketikan jangkauan, kemudian enter Maka diperoleh hasilnya [1] 61 Kemudian ketikan pada R interval=jangkauan/jmlkelas,kemudian tekan enter Ketikan interval Pembulatan Maka diperoleh [1]

24 Untuk pembulatan menggunakan round, maka diperoleh [1] 9 MEMBENTUK TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Setelah didapat data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah membentuk tabel distribusi frekuensi dengan terlebih dahulu membuat fungsi untuk menyeleksi data terhadap kelas yang tersedia. Fungsi yang dibuat dapat menggunakan metode-metode seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Caranya, ketikan pada R frek=function(x,y,z) + { + a=0 + for(i in 1:length(x)) + { + if(x[i]>=y && x[i]<=z) + { + a=a+1 + print(a) + } + } + } > frek function(x,y,z) { a=0 for(i in 1:length(x)) { if(x[i]>=y && x[i]<=z) { a=a+1 print(a) } } } 24

25 Kemudian jalankan fungsi tersebut pada konsol dengan memasukkan data yang akan diseleksi dengan mengetikan pada R; frek(data,35,43) frek(data,44,52) frek(data,53,61) frek(data,62,70) frek(data,71,79) frek(data,80,88) frek(data,89,97) [1] 2 25

26 [1] 4 [1] 12 [1] 15 [1] 15 [1] 7 [1] 5 Maka dapat dibuat tabel distribusi frekwensi sebagai berikut Kelas Frekuensi Σ 60 MENENTUKAN TITIK TENGAH Titik tengah kelas diperlukan untuk perhitungan-perhitungan lain yang berhubungan dengan penyebaran data pada tiap-tiap kelas. Dapat dilihat dengan ; Ketikan pada R median(35:43) median(44:52) median(53:61) median(62:70) median(71:79) median(80:88) median(89:97) 26

27 Maka hasilnya adalah [1] 39 [1] 48 [1] 57 [1] 66 [1] 75 [1] 84 [1] 93 Maka tabel distribusi yang terbentuk adalah Kelas Frekuensi Titik Tengah Σ 60 27

28 Pertemuan 3 Tabel Distribusi Frekuensi Dengan R-Programming (2) Objektif: 1. Mahasiswa dapat memahami Tabel distribusi frekuensi dalam bentuk histogram dan polygon 2. Mahasiswa mampu menggambarkan Tabel distribusi frekuensi dalam bentuk histogram pada R-Programming. 3. Mahasiswa mampu menggambarkan Tabel distribusi frekuensi dalam bentuk Polygon pada R-Programming. MENGGAMBAR TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DALAM BENTUK HISTOGRAM DAN POLYGON Berbeda dengan penyajian-penyajian sebelumnya, pada penyajian berikut ini, data tidak lagi disajikan dalam bentuk tabel-tabel, melainkan dalam bentuk diagram-diagram. Penyajian dalam bentuk diagram-diagram ini akan memudahkan setiap orang yang ingin membaca data 28

29 dengan cepat. Hanya saja, informasi yang diperoleh oleh pembaca tidak lagi jelas dan rinci. A. Histogram Histogram merupakan sekumpulan empat persegi panjang yang digambar dalam suatu bagan salib sumbu. Sumbu tegak histogram menggambarkan frekuensi data dan sumbu mendatarnya menggambarkan bilangan-bilangan data yang dinyatakan dalam kelas-kelas data. Langkah-langkah menampilkan data dalam bentuk Histogram 1. Pada workspace atau R konsol, ketikkan perintah-perintah ini : hist(data, main="data Pengunjung Toko Maju Mundur Dalam 2 Bulan Terakhir") 29

30 B. Polygon Sama seperti histogram. Perbedaannya terletak pada bentuk grafik yang digambarkan dengan garis yang menghubungkan tiap titik tengah kelas. Langkah-langkah menampilkan data dalam bentuk Polygon 1. Pada workspace atau R konsol, ketikkan perintah-perintah ini : ttktengah=c fi plot(ttktengah,fi,main="data Pengunjung Toko Maju Mundur Dalam 2 Bulan Terakhir") polygon(ttktengah, fi, col = "gray", border = "red") 30

31 31

32 32

33 Pertemuan 4 Ukuran Statistik (1) Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui maksud dari mean,median,dan modus 2. Mahasiswa dapat menentukan nilai mean,median,modus pada R-Programming 4.1. Rata-rata Hitung (Mean) Rata-rata hitung, atau lebih dikenal dengan rata-rata, merupakan ukuran pusat data yang paling sering digunakan, karena mudah dimengerti oleh siapa saja dan penghitungannya pun mudah. 1. Rata-rata hitung dari data yang belum dikelompokkan Keterangan : Xi = Data ke-i dari variabel acak X n = banyaknya data Contoh mencari rata-rata hitung (mean) dengan R : 1. Ketikan pada R, m=sum(data)/length(data) 2. Ketikan pada R, m 33

34 Maka nilai rata-rata hitung(mean) dengan R [1] Rata-rata hitung dari data yang telah dikelompokkan Keterangan : Xi = titik tengah kelas ke-i fi = frekuensi kelas ke-i n = banyaknya data Contoh mencari rata-rata hitung (mean) dengan R : 1. Ketikan pada R ttktengah<-c(39,48,57,66,75,84,93) 2. Ketikan pada R ttktengah 34

35 Maka rata-rata hitung (mean)dengan R didapat [1] Ketikan pada R, fi<- c(2, 4, 12, 15, 15, 7, 5) 2. Ketikan pada R, fi Maka diperoleh nilai fi [1] Ketikan z=ttktengah*fi, tekan enter Kemudian ketikan z, tekan enter 35

36 Maka hasilnya adalah [1] Ketikan z=sum(ttktengah*fi), kemudian enter Ketikan z, kemudian enter Maka hasilnya [1] 4122 Untuk length nilanya adalah [1] 68.7 NILAI TENGAH (Median) Median adalah ukuran pusat data yang nilainya terletak di tengah-tengah rangkaian data 36

37 yang terurut. 1) Median dari data yang belum dikelompokkan Contoh mencari median dengan R : Ketikan data[length(data)/2] Maka hasilnya adalah [1] 96 2) Median dari data yang telah dikelompokkan Keterangan : md = median Bm = Tepi batas kelas bawah pada kelas median i = interval kelas fkm= frekuensi kumulatif sebelum kelas median fm = frekuensi kelas median n = banyaknya data 37

38 Contoh mencari median dengan R : Ketikan ltkmedian=(length(data)+1)/2, kemudian enter Ketikan ltkmedian, kemudian enter Maka nilai yang diperoleh adalah [1] 30.5 NB: Bm = Batas bawah kelas median = 61,5 Fkm =frekuensi kumulatif sebelum kelas median =(2+4+12) = 18 Fm =frekuensi median = 15 Ketikan pada R, bm=61.5 fkm=18 fm=15 bm Maka diperoleh nilai [1] 61.5 Begitu juga diperoleh nilai untuk fkm [1] 18 Dan fm [1] 15 38

39 Kemudian ketikan pada R, interval, kemudian enter Ketikan md<-bm+(interval*(((length(data)/2)-fkm)/fm)), kemudian enter Ketikan md, kemudian enter Kemudian ketik round(md) untuk pembulatan [1] 9 [1] 68.7 [1] 69 NILAI YANG PALING SERING MUNCUL (Modus) Modus adalah suatu nilai yang terdapat dalam serangkaian data yang memiliki frekuensi 39

40 tertinggi. Keterangan : mo Bm i d1 d2 = modus = Tepi batas kelas bawah pada kelas modus = interval kelas = frekuensi kelas modus - frekuensi sebelum kelas modus = frekuensi kelas modus - frekuensi setelah kelas modus Perhatian, dari data yang sebelumnya : Karena ada 2 kelas yang memiliki frekuensi yang sama, maka kita tidak dapat menentukan modus dari data berkelompok tersebut!!! Rumus mencari modus dengan R : > mds<-bm+(interval*(d1/(d1+d2))) Modus dengan data berkelompok mempunyai keunggulan : 1. Seperti halnya pada median, modus dapat digunakan untuk data kualitatif sebaik penggunaannya untuk data kuantitatif. 2. Modus tidak dipengaruhi oleh adanya angka-angka ekstrim pada data yang tersedia. 3. Modus juga dapat dihitung untuk data yang telah dikelompokkan dengan kelas terbuka. Modus dengan data berkelompok mempunyai kelemahan : 1. Dalam kasus-kasus tertentu, modus tidak dijumpai dalam serangkaian data. Tentu saja sebagai nilai tunggal yang bertindak sebagai ukuran pusat data, tidak dapat digunakan. 2. Demikian juga jika modus yang ada justru lebih dari satu, modus tidak dapat digunakan sebagai ukuran pusat data (sebagai ukuran pusat data harus merupakan angka tunggal). 40

41 Pertemuan 5 Ukuran Statistik (2) Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui maksud dari quartil, decil 2. Mahasiswa dapat menentukan nilai quarti dan decil pada R-Programming QUARTIL Jika dalam menentukan titik letak median, sederetan data terurut dibagi menjadi dua, maka kuartil membagi sederetan data terurut menjadi empat bagian yang sama. Dengan demikian, nantinya akan terdapat tiga kuartil : yaitu kuatrtil pertama (Q1), kuartil kedua atau median, dan kuartil ketiga (Q3). Letak kelas ketiga kuartil (untuk data yang telah dikelompokkan) tersebut secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut : Letak kelas Q1 = n/4 Letak kelas Q2 = n/2 = median Letak kelas Q3 = 3n/4 Jika sudah mengetahui letak kelas masing-masing quartil, maka nilai quartil dapat dicari dengan rumus : 41

42 Keterangan : Bq i fkq fq = Tepi batas kelas bawah pada kelas quartil = interval kelas = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil = frekuensi kelas kuartil Contoh mencari quartil dengan R : Letak Kelas Quartil: Q1 = n/4 = 60/4 = 15 Q2 = n/2 = median Q3 = 3n/4 =(3*60)/4 = 45 Bq = Batas bawah kelas quartil - q1 =52,5 42

43 Fkq Fq - q3 =70,5 =frekuensi kumulatif sebelum kelas quartil - q1 = 2+4 = 6 - q3 = = 33 =frekuensi kelas quartil - q1 =12 - q3 =15 > lq1=15 > lq3=45 > bq1=52.5 > bq3=70.5 > fkq1=6 > fkq3=33 > fq1=12 > fq3=15 > q1<-bq1+(interval*(((length(data)/4)-fkq1))/fq1) > q3<-bq3+(interval*(((3*length(data)/4)-fkq3))/fq3) > lq1 [1] 15 > lq3 [1] 45 > bq1 [1] 52.5 > bq3 [1] 70.5 > fkq1 [1] 6 > fkq3 [1] 33 > fq1 [1] 12 > fq3 [1] 15 > q1 [1] > q3 [1]

44 DESIL Jika pada kuartil deretan data terurut dibagi menjadi empat, maka pada desil deretan data dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama. Perumusan yang digunakan pun tidak jauh berbeda. Yang berbeda hanya bagian rumus yang menentukan letak kelas desil. Letak kelas desil ke-1 = n/10 Letak kelas desil ke-2 = 2n/10 Letak kelas desil ke-3 = 3n/10 Letak kelas desil ke-4 = 4n/10 Letak kelas desil ke-5 = 5n/10 Letak kelas desil ke-6 = 6n/10 Letak kelas desil ke-7 = 7n/10 Letak kelas desil ke-8 = 8n/10 Letak kelas desil ke-1 = 9n/10 44

45 45

46 Pertemuan 6 Ukuran Statistik (3) Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui maksud dari persentil, deviasi rata-rata. 2. Mahasiswa dapat menentukan nilai persentil dan deviasi rata-rata pada R-Programming PERSENTIL Persentil membagi sederetan data menjadi seratus bagian yang sama. Sama pada desil, yang berbeda hanya menentukan letak kelas persentil. Letak kelas persentil ke-1 = n/ Letak kelas persentil ke-10 = 10n/ Letak kelas persentil ke-90 = 90n/ Letak kelas persentil ke-99 = 99n/100 46

47 DEVIASI RATA-RATA Deviasi rata-rata adalah rata-rata beda absolut antara data observasi secara individual dengan pusat datanya. 1. Deviasi rata-rata dari data yang belum dikelompokkan Keterangan : Xi = data ke-i dari variabel acak x X n = rata-rata (mean) = banyaknya data Contoh mencari deviasi rata-rata dengan R : Ketikan pada R, dev=function(x) + { + print((sum(abs(x-mean(x))))/length(x)) + } 47

48 dev function(x) { print((sum(abs(x-mean(x))))/length(x)) } dev(data) [1] Deviasi rata-rata dari data yang telah dikelompokkan Keterangan : Xi = titik tengah dari kelas ke-i fi = frekuensi kelas ke-i 48

49 Contoh mencari deviasi rata-rata dengan R : Ketikan deviasi<-function(x,y,z) + { + print(sum(abs(x-mean(y))*z)/length(y)) + } deviasi function(x,y,z) { print(sum(abs(x-mean(y))*z)/length(y) } deviasi(ttktengah,data,fi) Maka diperoleh hasilnya, [1] => Menurut Perhitungan, Deviasi rata-ratanya = 7,658 49

50 Pertemuan 7 Ukuran Statistik (4) Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui maksud darivarians, Simpangan Baku. 2. Mahasiswa dapat menentukan nilai varians dan Simpangan baku pada R-Programming VARIANS Varians adalah alat ukur variabilitas serangkaian data yang dihitung dengan mencari ratarata selisih/beda kuadrat antara data observasi dengan pusat datanya (biasanya menggunakan rata-rata). 1. Varians dari data yang belum dikelompokkan Keterangan : Xi = data ke-i dari variabel acak x X n = rata-rata (mean) = banyaknya data Contoh mencari varians dengan R : Ketikan pada R, v=function(x) + { 50

51 + sum((x-mean(x))^2)/(length(x)-1) + } v function(x) { sum((x-mean(x))^2)/(length(x)-1) } v(data) 51

52 Maka hasilnya adalah [1] Varians dari data yang telah dikelompokkan Keterangan : Xi = titik tengah dari kelas ke-i fi = frekuensi kelas ke-i Contoh mencari varians dengan R : Ketikan pada R, variasi<-function(x,y,z) + { + print(sum(((x-mean(y))^2)*z)/(length(y)-1)) + } variasi function(x,y,z) { print(sum(((x-mean(y))^2)*z)/(length(y)-1)) } variasi(ttktengah,data,fi) 52

53 Maka didapat hasilnya, [1] SIMPANGAN BAKU Dalam praktisnya, ukuran variabilitas yang sering digunakan adalah simpangan baku yang merupakan akar kuadrat dari varians. 1. Simpangan baku dari data yang belum dikelompokkan Contoh mencari simpangan baku dengan R : Ketikan pada R, sb function(x) 53

54 { sqrt(sum((x-mean(x))^2)/(length(x)-1)) } sb(data) Maka hasilnya adalah [1] Simpangan baku dari data yang telah dikelompokkan Contoh mencari simpangan baku dengan R : Ketikan pada R, smb function(x,y,z) { print(sqrt(sum(((x-mean(y))^2)*z)/(length(y)-1))) } smb(ttktengah,data,fi) 54

55 Maka didapat hasilnya adalah [1]

MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA 1

MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA 1 MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA 1 Versi 3.0 TahunPenyusunan 2011 Tim Penyusun 1.Diana Ikasari 2.Tristyanti Yusnitasari 3.Heru Purnomo 4.Fendy Christian 5. Aditya 6.Yuliana Savitri LaboratoriumSistem Informasi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA 1

MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA 1 MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA 1 Versi 3.0 TahunPenyusunan 2011 Tim Penyusun 1.Diana Ikasari 2.Tristyanti Yusnitasari 3.Heru Purnomo 4.Fendy Christian 5. Aditya 6.Yuliana Savitri LaboratoriumSistem Informasi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM OLAH DATA STATISTIKA

MODUL PRAKTIKUM OLAH DATA STATISTIKA MODUL PRAKTIKUM OLAH DATA STATISTIKA Versi 3.0 TahunPenyusunan 2011 Tim Penyusun 1.Diana Ikasari 2.Tristyanti Yusnitasari 3.Heru Purnomo 4.Fendy Christian 5. Aditya 6.Yuliana Savitri LaboratoriumSistem

Lebih terperinci

A.LOGIKA PROGRAM. Kelas yang akan dihasilakan adalah :

A.LOGIKA PROGRAM. Kelas yang akan dihasilakan adalah : A.LOGIKA PROGRAM Setelah kita membuka Program R, maka amasukan data yang akan kita proses dalam contoh kali ini akan kita gunaka data tinggi badan ebagai berikut: data = (171,175,181,190,182,171,181,170,185,184,183,183,177,176,179,180,180,182,1

Lebih terperinci

Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode. Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil. Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik

Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode. Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil. Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik Rata-rata Hitung = rata-rata sampel = rata-rata populasi 1. Rata-rata dari

Lebih terperinci

UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI

UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI UKURAN TENGAH Ukuran tengah nilai tunggal yang representatif untuk keseluruhan nilai data. Ukuran tendensi sentral nilainya cenderung terletak di urutan paling tengah

Lebih terperinci

BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN

BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI) UKURAN TENGAH Ukuran tengah nilai tunggal yang representatif untuk keseluruhan nilai data. Ukuran tendensi sentral nilainya cenderung terletak di urutan

Lebih terperinci

PENGUKURAN DESKRIPTIF

PENGUKURAN DESKRIPTIF PENGUKURAN DESKRIPTIF STATISTIK INDUSTRI I Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang 1 PENGUKURAN DESKRIPTIF Suatu pengukuran yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang data yang diperoleh

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA Beberapa bentuk penyajian data, sebagai berikut: Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.15 Memahami dan menggunakan berbagai ukuran

Lebih terperinci

Gejala Pusat - Statistika

Gejala Pusat - Statistika Gejala Pusat - Statistika Desma Eka Rindiani desmarindi@yahoo.co.id http://ladies-kopites.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di StatistikaPendidikan.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M.

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M. i KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin belajar MATLAB terutama bagi yang baru mengenal MATLAB. Buku ini sangat cocok untuk pemula terutama untuk pelajar yang sedang menempuh

Lebih terperinci

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA TUGAS II STATISTIKA Oleh Butsiarah / 15B20020 Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015 1. Penelitian terhadap nilai mahasiswa S1 Jurusan

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani    / Pengukuran Deskriptif 3 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi Pengukuran

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA

MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Intaglia Harsanti 2. 3. Laboratorium Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi UNIVERSITAS GUNADARMA Daftar Isi Daftar Isi...

Lebih terperinci

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi :

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi : PENYAJIAN DATA Cara Penyajian Data meliputi : 1. Tabel Tabel terbagi menjadi : - Tabel Biasa - Tabel Kontingensi - Tabel Distribusi Tabel Distribusi terbagi menjadi : Tabel Distribusi Mutlak Tabel Distribusi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan V-1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penulisan laporan akhir ini, maka dapat dibuat kesimpulan dari setiap modul. Berikut adalah kesimpulan dari masingmasing modul tersebut: 1. Distribusi Frekuensi

Lebih terperinci

Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN. Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data. Hugo Aprilianto, M.Kom

Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN. Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data. Hugo Aprilianto, M.Kom Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data UKURAN PEMUSATAN Adalah nilai tunggal yang mewakili suatu kumpulan data dan menunjukkan karakteristik dari

Lebih terperinci

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation) DISPERSI DISPERSI DATA Ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa konsep dan metode yang menjadi dasar penulisan tugas akhir ini. 2.1. Pengurutan 2.1.1. Pengertian Pengurutan Pengurutan data secara umum dapat

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif

Pengukuran Deskriptif Pengukuran Deskriptif 2.2 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi

Lebih terperinci

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1. Nama : NPM : Kelas : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa Dua

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1. Nama : NPM : Kelas : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa Dua LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 Nama : NPM : Kelas : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa Dua 1 UKURAN STATISTIK Pendahuluan Ukuran statistik merupakan ukuran yang menunjukkan bagaimana

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Tutorial ke : 1 Kode/ Nama Mata Kuliah : PAMA 3225 / Statistika Dasar

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Tutorial ke : 1 Kode/ Nama Mata Kuliah : PAMA 3225 / Statistika Dasar Tutorial ke : 1 : 3 Kompetensi Umum : Setelah mempelajari bahan ajar matakuliah ini diharapkan mahasiswa 1. Memahami pengetahuan dasar statistika. 2. Memahami tehnik penyajian data dalam bentuk tabel.

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN:

UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN: UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN: Mean merupakan ukuran rata-rata dari data. Dua metode yang akan dibahas untuk menentukan rata-rata adalah rata-rata hitung dan rata-rata harmonik. Rata-rata hitung Merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kelapa Dua, September Tim Litbang

KATA PENGANTAR. Kelapa Dua, September Tim Litbang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga modul praktikum Statistika 1 materi ukuran statistik ini dapat terselesaikan. Modul praktikum

Lebih terperinci

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN Tita Talitha, MT DISTRIBUSI FREKWENSI PENGERTIAN distribusi frekwensi adalah suatu tabel dimana banyaknya kejadian / frekwensi didistribusikan ke dalam kelas-kelas

Lebih terperinci

PENGENALAN SOFTWARE R

PENGENALAN SOFTWARE R PENGENALAN SOFTWARE R RIFKI NANDA 1008101010034 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH Maret, 2013 R adalah sebuah free software

Lebih terperinci

STATISTIKA 2 11/20/2015. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok. Peta Konsep. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok

STATISTIKA 2 11/20/2015. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok. Peta Konsep. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok /0/0 Peta Konsep Jurnal Datar Hadir Materi B Materi Umum STATISTIKA Kelas XI, Semester Pemusatan Statistika Letak Data Tunggal Penyebaran SoalLatihan B. Menghitung Data dari Data Berkelompok Pemusatan

Lebih terperinci

STATISTIKA KELAS : XI BAHASA SEMESTER : I (SATU) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

STATISTIKA KELAS : XI BAHASA SEMESTER : I (SATU) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip MODUL MATEMATIKA STATISTIKA 11.1. KELAS : XI BAHASA SEMESTER : I (SATU) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.1981.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI Jalan Mayjen Sungkono

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Analisis Data dan Ukuran Pemusatan. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Analisis Data dan Ukuran Pemusatan. Adam Hendra Brata Probabilitas dan Analisis dan Adam Hendra Brata Deskriptif Induktif Pembagian Deskriptif Metode guna mengumpulkan, menghitung, dan menyajikan suatu data secara kwantitatif sehingga memberikan informasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Mata Kuliah : Statistika Dasar/PAMA 3226 SKS : 3 SKS Tutorial : ke-1 Nama Tutor : Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd.

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Mata Kuliah : Statistika Dasar/PAMA 3226 SKS : 3 SKS Tutorial : ke-1 Nama Tutor : Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd. Tutorial : ke-1 Nama Tutor : a. Menjelaskan pengertian statistik; b. Menjelaskan pengertian statistika; c. Menjelaskan pengertian data statistik; d. Menjelaskan contoh macam-macam data; e. Menjelaskan

Lebih terperinci

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak 1. Ukuran Letak Agar kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai karakteristik data observasi dengan beberapa ukuran sentral, kita sebaiknya mengetahui beberapa ukuran lain, yaitu ukuran letak. Ada tiga

Lebih terperinci

PENS. Probability and Random Process. Topik 2. Statistik Deskriptif. Prima Kristalina Maret 2016

PENS. Probability and Random Process. Topik 2. Statistik Deskriptif. Prima Kristalina Maret 2016 Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 2. Statistik Deskriptif Prima Kristalina Maret 2016 1 Outline [2][1] 1. Penyajian Data o Tabel

Lebih terperinci

STK 571 KOMPUTASI STATISTIK. Perangkat Lunak Komputasi Statistik R

STK 571 KOMPUTASI STATISTIK. Perangkat Lunak Komputasi Statistik R STK 571 KOMPUTASI STATISTIK Perangkat Lunak Komputasi Statistik R RUANG LINGKUP MATERI Pendahuluan Manajemen Data Aritmetik, Alir Kendali dan Pengembangan Fungsi Statistik Dasar dalam R Pembangkitan Data

Lebih terperinci

STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA

STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA STATISTIKA Matematika Kelas XI MIA 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 East West North 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr Disusun oleh : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 2016

Lebih terperinci

Kenapa Data Harus Diringkas?

Kenapa Data Harus Diringkas? 1 Kenapa Data Harus Diringkas? Agar data berguna, pengamatan yang diperoleh harus disusun dalam bentuk yang lebih terorganisir. Peringkasan data akan memudahkan pengambilan kesimpulan Peringkasan data

Lebih terperinci

9. STATISTIKA. f u. X s = Rataan sementara, pilih x i dari data dengan f i terbesar. Ukuran Pemusatan Data A. Rata-rata. 1.

9. STATISTIKA. f u. X s = Rataan sementara, pilih x i dari data dengan f i terbesar. Ukuran Pemusatan Data A. Rata-rata. 1. 9. STATISTIKA Ukuran Pemusatan Data A. Rata-rata 1. Data tunggal: X = 2. Data terkelompok: x1 + x 2 + x3 +... + x n n Cara konvensional Cara sandi f = i xi X f u X Xs i i = + c f i f i Keterangan: f i

Lebih terperinci

Ukuran Letak (Kuartil, Desil dan Persentil)

Ukuran Letak (Kuartil, Desil dan Persentil) Ukuran Letak (Kuartil, Desil dan Persentil) Jika sekelompok data dibagi menjadi dua bagian yang sama, maka nilai yang berada di tengah (50%) disebut dengan median. Konsep median dapat diperluas yaitu kelompok

Lebih terperinci

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF POKOK BAHASAN 1. Konsep statistik deskriptif 2. Data dan variabel 3. Nilai Tengah (Ukuran Pusat), posisi dan variasi) pada data tunggal dan kelompok 4. Penyajian data 5.

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN MK. STATISTIK (MAM 4137) 3 SKS (3-0) Ledhyane Ika Harlyan

UKURAN PEMUSATAN MK. STATISTIK (MAM 4137) 3 SKS (3-0) Ledhyane Ika Harlyan UKURAN PEMUSATAN MK. STATISTIK (MAM 4137) 3 SKS (3-0) Ledhyane Ika Harlyan 1 DAFTAR ISI Mean Median Modus Kuartil, Desil dan Presentil Hubungan Mean-Median-Modus 2 Ukuran Statistik Untuk menjelaskan ciri-ciri

Lebih terperinci

STATISTIKA. SAMPOERNO, M.Pd. SMA mantan RSBI

STATISTIKA. SAMPOERNO, M.Pd. SMA mantan RSBI STATISTIKA SAMPOERNO, M.Pd. SMA mantan RSBI STATISTIKA Statistik, Populasi dan Sampel Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran dan ogive serta penafsirannya Menghitung ukuran

Lebih terperinci

STATISTIKA 4 UKURAN LETAK

STATISTIKA 4 UKURAN LETAK TUJUAN STATISTIKA 4 UKURAN LETAK MODUL 4 Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas, kreatifitas dalam memecahkan masalah serta mampu mengkomunikasikan ide dan

Lebih terperinci

STATISTIKA LINGKUNGAN

STATISTIKA LINGKUNGAN STATISTIKA LINGKUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DAN NILAI SENTRAL Minggu ke-2 PENGUMPULAN DATA Data yang terkumpul variabel Variabel sebuah karakteristik yang dapat bervariasi dari satu item ke item yang lain

Lebih terperinci

STATISTIKA LINGKUNGAN. DISTRIBUSI FREKUENSI DAN NILAI SENTRAL Minggu ke-2

STATISTIKA LINGKUNGAN. DISTRIBUSI FREKUENSI DAN NILAI SENTRAL Minggu ke-2 STATISTIKA LINGKUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI DAN NILAI SENTRAL Minggu ke-2 PENGUMPULAN DATA Data yang terkumpul variabel Variabel sebuah karakteristik yang dapat bervariasi dari satu item ke item yang lain

Lebih terperinci

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) Nama Mata Kuliah/ sks/ Kode : Statistika Dasar/ 3/ PAMA 3226 Nama Tutor/ NPP : Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd./088201206 Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Mata kuliah ini

Lebih terperinci

DIAGRAM SERABI S-2 dan S-3 SMU S-1

DIAGRAM SERABI S-2 dan S-3 SMU S-1 DIAGRAM SERABI S-2 dan S-3 SMU S-1 Dapat menyajikan berbagai pecahan dalam bentuk jumlah Setiap pecahan atau sektor memperlihatkan unsur tertentu Dapat dibuat pada bidang datar atau mirip tablet yang rebah

Lebih terperinci

Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif. 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan:

Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif. 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan: Nama : Purnomo Satria NIM : 1133467162 Evaluasi Pertemuan 4 dan 5 Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan: a. Rata-rata hitung, median,

Lebih terperinci

STATISTIK. dwipurnama2.blogspot.com

STATISTIK. dwipurnama2.blogspot.com STATISTIK dwipurnama2.blogspot.com adalah sebuah cabang ilmu dari matematika yang mempelajari cara cara : Mengumpulkan dan menyusun data,mengelolah dan menganalisa data,serta menyajikan dalam bentuk kurva

Lebih terperinci

PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014

PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014 PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014 Daftar Isi: 1. Definisi Statistik 2. Unit Analisis & Lingkup Analisis 3. Pengukuran Nilai Sentral 4. Pengukuran

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN MATLAB

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN MATLAB PETUNJUK PRAKTIKUM PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN MATLAB Oleh Ahmad Kamsyakawuni JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2009 MODUL 1 MENGENAL MATLAB A.

Lebih terperinci

5. STATISTIKA PENYELESAIAN. a b c d e Jawab : b

5. STATISTIKA PENYELESAIAN. a b c d e Jawab : b . STATISTIKA A. Membaca Sajian Data dalam Bentuk Diagram. UN 00 IPS PAKET A Diagram lingkaran berikut menunjukan persentase jenis pekerjaan penduduk di kota X. Jumlah penduduk seluruhnya adalah 3.600.000

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA UKURAN PEMUSATAN DATA MODUL 3 Oleh : Firmansyah, S.Kom A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Ukuran Pemusatan Data 2. Fokus : Pembahasan Materi Pokok 1. Arti dan manfaat ukuran pemusatan data

Lebih terperinci

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS :

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS : NAMA : KELAS : A. PENGERTIAN STATISTIKA Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisis data, serta menyajikan data. Statistik adalah hasil dari pengolahan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 Wijaya : Statistika 0 I. PENDAHULUAN Statistika adalah

Lebih terperinci

STATISTIK. Rahma Faelasofi

STATISTIK. Rahma Faelasofi STATISTIK Rahma Faelasofi 1 BAB 3 VARIABILITAS Pengertian Jangkauan Mean deviasi Standar deviasi 2 Pengertian Pengukuran penyebaran adalah pengukuran tingkat penyebaran nilai dalam suatu kumpulan data

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK Pengantar Dari setiap kumpulan data, terdapat tiga ukuran atau tiga nilai statistik yang dapat mewakili data tersebut, yaitu rataan (mean), median, dan modus. Ketiga nilai

Lebih terperinci

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Azimmatul Ihwah Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Ada cara yg lebih baik untuk menginterpretasi data yg

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENGENALAN MATLAB UNTUK STATISTIK

PERCOBAAN 1 PENGENALAN MATLAB UNTUK STATISTIK PERCOBAAN 1 PENGENALAN MATLAB UNTUK STATISTIK 1.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Memakai beberapa jenis fungsi khusus di Matlab untuk statistik Membuat pemrograman

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 12 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL I TNR 12 Space 2.0 STATISTIK

Lebih terperinci

SOAL STATISTIKA KELAS XI Oleh: Erni Kundiarsih

SOAL STATISTIKA KELAS XI Oleh: Erni Kundiarsih SOAL STATISTIKA KELAS XI Oleh: Erni Kundiarsih MATEMATIKANET.COM Data berikut untuk soal nomor 1 4 Nilai ulangan harian matematika dari 14 orang siswa yang diambil secara acak adalah 7, 5, 8, 6, 7, 8,

Lebih terperinci

STATISTIKA. A Pengertian Statistik dan Statistika. B Populasi dan Sampel. C Pengertian Data PENGERTIAN STATISTIKA, POPULASI, DAN SAMPEL

STATISTIKA. A Pengertian Statistik dan Statistika. B Populasi dan Sampel. C Pengertian Data PENGERTIAN STATISTIKA, POPULASI, DAN SAMPEL STATISTIKA PENGERTIAN STATISTIKA, POPULASI, DAN SAMPEL A Pengertian Statistik dan Statistika Statistik adalah kumpulan akta berbentuk angka yang disusun dalam datar atau tabel, yang menggambarkan suatu

Lebih terperinci

Pengumpulan & Penyajian Data

Pengumpulan & Penyajian Data Pengumpulan & Penyajian Data Cara Pengumpulan Data 1. Mengadakan penelitian langsung ke lapangan atau laboratorium terhadap obyek yang diteliti, hasilnya dicatat dan dianalisis 2. Mengambil atau menggunakan

Lebih terperinci

STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data

STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data Pertemuan 1 Tim Dosen: Prof. Dr. Khairil Anwar Notodiputro Dr. Ir. Aji Hamim Wigena Dr. Agus M Soleh PENDAHULUAN Pendahuluan Apa R? R adalah implementasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAN STATISTIKA

STATISTIK DAN STATISTIKA STATISTIK DAN STATISTIKA MAKNA DARI PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA DATA STATISTIK Pengertian : Data adalah keterangan atau fakta mengenai suatu persoalan bisa berupa kategori (rusak, baik senang,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB II STATISTIKA Dr. Djadir, M.Pd. Dr. Ilham Minggi, M.Si Ja faruddin,s.pd.,m.pd. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si Sahlan Sidjara, S.Si.,M.Si

Lebih terperinci

STAND N AR R K OMP M E P T E EN E S N I:

STAND N AR R K OMP M E P T E EN E S N I: Silabus Matematika Kelas XI IPS Smester 1 STANDAR KOMPETENSI: Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat- sifat peluang dalam pemecahan masalah. u Kompetensi Dasar 1.1 Membaca data dalam

Lebih terperinci

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26 BAB V UKURAN LETAK Selain ukuran pemusatan terdapat pula ukuran letak. Salah satu dari ukuran letak adalah median yang menunjukkan nilai skor tengah dalam susunan skor yang diurutkan mulai dari yang terkecil

Lebih terperinci

STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA. Tujuan Pembelajaran

STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 matematika K e l a s XI STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Dapat menentukan kuartil data

Lebih terperinci

7.1 ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIKA A.

7.1 ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIKA A. STATISTIKA Dalam statistika, angka dikumpulkan dan diatur sedemikian rupa sehingga orang dapat memahaminya, menarik kesimpulan, dan membuat perkiraan berdasarkan angka angka itu. 7.1 ISTILAH-ISTILAH DALAM

Lebih terperinci

DESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu:

DESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu: DESKRIPSI DATA A. Ukuran Pemusatan Ukuran pemusatan ini digunakan untuk memudahkan peneliti dalam membuat deskripsi sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu: rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS ITALIC 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS ITALIC 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN TNR 14 BOLD 1.1 Latar Belakang (1 halaman. min 4 paragraf.) TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang digunakan

Lebih terperinci

Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI

Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI Besral: Departemen Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012 SAP Statistika

Lebih terperinci

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik memberikan kemudahan bagi kita untuk menggambarkan data dan membuat kesimpulan terhadap sifat data. Namun tabel dan grafik belum

Lebih terperinci

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 Nama : NPM/Kelas : Fakultas/Jurusan : Hari dan Shift Praktikum : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa dua E531 1 UKURAN STATISTIK Pendahuluan Ukuran statistik

Lebih terperinci

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya BAB 2 Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya Misalnya seorang penjaga gudang mencatat berapa sak gandum keluar dari gudang selama 15 hari kerja, maka diperoleh distribusi data seperti berikut.

Lebih terperinci

STATISTIKA 3 UKURAN PENYEBARAN

STATISTIKA 3 UKURAN PENYEBARAN TUJUAN STATISTIKA UKURAN PENYEBARAN Melatih berfikir dan belajar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas, kreatifitas dalam memecahkan masalah serta mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN MATLAB

MODUL I PENGENALAN MATLAB MODUL I PENGENALAN MATLAB 1. Apa Matlab itu? Matlab merupakan bahasa pemrograman dengan kemampuan tinggi dalam bidang komputasi. Matlab memiliki kemampuan mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman.

Lebih terperinci

BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI

BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI Dalam pembicaraan yang lalu kita telah mempresentasikan data dalam bentuk tabel dan grafik yang bertujuan meringkaskan dan menggambarkan data kuantitatif, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Statistika Pendidikan

Statistika Pendidikan Statistika Pendidikan Statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisisan data, serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK Modul I

METODE NUMERIK Modul I LABORATORIUM KOMPUTASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS YARSI METODE NUMERIK Modul I a. Estimasi waktu: 100 menit b. Tujuan Istruksional Khusus: Mahasiswa dapat menggunakan Mathlab dengan baik

Lebih terperinci

Statistika I. Pertemuan 2 & 3 Statistika Dasar (Basic( Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Konsep Peubah

Statistika I. Pertemuan 2 & 3 Statistika Dasar (Basic( Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Konsep Peubah Statistika I Pertemuan & 3 Statistika Dasar (Basic( Statistic) Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta Konsep Peubah Definisi Peubah merupakan karakteristik dari objek yang sedang diamati,

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT Nilai tunggal yang dinilai dapat mewakili keseluruhan nilai dalam data dianggap sebagai rata-rata (averages). Nilai rata-rata dihitung bedasarkan keseluruhan nilai yang terdapat

Lebih terperinci

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Azimmatul Ihwah Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Ada cara yg lebih baik untuk menginterpretasi data yg

Lebih terperinci

Referensi : 1. Komputasi Statistik Dengan Software R, I Gede Nyoman Mindra, didi.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/13709/babv.

Referensi : 1. Komputasi Statistik Dengan Software R, I Gede Nyoman Mindra, didi.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/13709/babv. STATISTIKA DESKRIPTIF 2 Referensi : 1. Komputasi Statistik Dengan Software R, I Gede Nyoman Mindra, 2009 2. didi.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/13709/babv.pdf Ukuran Statistik 2.1 RATA RATA (MEAN)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa merupakan bidang yang menarik, melibatkan studi interaksi antar manusia, kelompok-kelompok orang, komputer dan organisasi. Yang digunakan dalam penelitian ini cara

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TA MATEMATIKA SMK PROGRAM KEAHLIAN PARIWISATA MGMP MATEMATIKA SMK KABUPATEN CIANJUR

KISI KISI SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TA MATEMATIKA SMK PROGRAM KEAHLIAN PARIWISATA MGMP MATEMATIKA SMK KABUPATEN CIANJUR KISI KISI SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TA.008 009 MATEMATIKA SMK PROGRAM KEAHLIAN PARIWISATA MGMP MATEMATIKA SMK KABUPATEN CIANJUR A. Sub Kompetensi : PERBANDINGAN. Untuk membuat sebuah rumah dengan waktu

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT HITUNG: KALKULATOR DAN FUNGSI KALKULATOR PADA PROGRAM R STATISTIKA

PENGENALAN ALAT HITUNG: KALKULATOR DAN FUNGSI KALKULATOR PADA PROGRAM R STATISTIKA Praktikum Perancangan Percobaan 1 PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ALAT HITUNG: KALKULATOR DAN FUNGSI KALKULATOR PADA PROGRAM R STATISTIKA A. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan mampu: a. Menggunakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN STATISTIK. Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd.

PENGERTIAN STATISTIK. Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd. PENGERTIAN STATISTIK Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd. PENGERTIAN STATISTIK Statistik adalah kesimpulan fakta

Lebih terperinci

Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi

Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi Oleh: Zulhan Widya Baskara FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN Mataram, September 2014 Statistika Statistika Deskriptif Statistika Inferensial Statistika Deskriptif

Lebih terperinci

PENGUKURAN VARIANS DAN SIMPANGAN BAKU

PENGUKURAN VARIANS DAN SIMPANGAN BAKU PEGUKURA VARIAS DA SIMPAGA BAKU Varians data yang belum dikelompokkan Pengertian varians mirip dengan deviasi rata-rata. Hanya saja, untuk memperoleh hasil perhitungan dalam bilangan positif tidak lagi

Lebih terperinci

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL DISTRIBUSI NORMAL CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL Berbentuk lonceng simetris terhadap x = μ distribusi normal atau kurva normal disebut juga dengan nama distribusi Gauss, karena persamaan matematisnya ditemukan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Membahas Silabus Perkuliahan Tujuan Umum : Mahasiswa Mengetahui Komponen Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Matakuliah Ini satu kali Tujuan 1 Menjelaskan tentang Mengakomodasi berbagai masukan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas A. Data Tunggal No. Jenis Rumus Rumus. Rata-rata (rataan) hitung _ x x x x n Median Me x, untuk n ganjil _ x : rata-rata x n : data ke-n n : banyaknya data. Modus Modus (Mo) merupakan data

Lebih terperinci

C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data

C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data. Ukuran Letak Data Tunggal a. Kuartil Pada data dengan banyak data n 4, Kuartil membagi data menjadi 4 bagian sama banyak, sehingga diperoleh tiga nilai yang

Lebih terperinci

UKURAN PENYEBARAN DATA

UKURAN PENYEBARAN DATA UKURAN PENYEBARAN DATA HERDIAN S.Pd., M.Pd. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) PRINGSEWU UKURAN PENYEBARAN DATA Selain ukuran pemusatan data dan ukuran letak data, ada juga yang

Lebih terperinci

STATISTIKA 2 UKURAN PEMUSATAN

STATISTIKA 2 UKURAN PEMUSATAN STATISTIKA 2 UKURAN PEMUSATAN TUJUAN Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta dapat mengembangkan aktifitas, kreatifitas dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide dan gagasannya.

Lebih terperinci

BAB II DISTRIBUSI FREKUENSI

BAB II DISTRIBUSI FREKUENSI BAB II DISTRIBUSI FREKUENSI 1. Pengertian Distribusi Frekuensi 1. Merupakan penyusunan data ke dalam kelas-kelas tertentu di mana setiap indiividu/item hanya termasuk ke dalam salah satu kelas tertentu.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB II STATISTIKA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB II STATISTIKA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB II STATISTIKA Dr. Djadir, M.Pd. Dr. Ilham Minggi, M.Si Ja aruddin,s.pd.,m.pd. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si Sahlan Sidjara, S.Si.,M.Si

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA.

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. STATISTIKA INDUSTRI I Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERTEMUAN-1 DATA Data Hasil pengamatan pada suatu populasi Untuk mendapatkan informasi yang akurat Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data

Lebih terperinci

Silabus NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika

Silabus NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika Silabus NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : XI STANDAR KOMPETENSI : Menentukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi dua KODE KOMPETENSI

Lebih terperinci

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan Pengantar Statistik Nanang Erma Gunawan nanang_eg@uny.ac.id Sekilas tentang sejarah Statistik Statistik: pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi mengenai pajak,

Lebih terperinci